Download - Teknik Pemboran-windy Dwi a-115090700111009
-
TEKNIK PEMBORAN
TUGAS GEOLOGI MINYAK BUMI
Oleh: Windy Dwi Ariyanto - 115090700111009
Selain untuk keperluan produksi minyak dari reservoir ke permukaan, kegiatan pemboran
juga digunakan untuk eksplorasi suatu area yang diperkirakan mengandung minyak bumi
sehingga dilakukan pemboran eksplorasi (wild cat).
Tujuan pada suatu proyek pemboran ada dua hal pokok (goals) yaitu;
1. Melaksanakan pemboran dengan sukses dan aman
2. Melakukan pemboran dengan cost yang seminim mungkin (minimum cost)
Berikut Tahapan Pemborang Sumur baik untuk sumur minyak maupun sumur gas yaitu:
1. PEMBORAN EKSPLORASI
a. Pemboran eksplorasi adalah pemboran sumur-sumur yang dilakukan untuk
membuktikan ada tidaknya hidrokarbon serta untuk mendapatkan data-data bawah
permukaan sebanyak mungkin. Langkah-langkah di dalam pemboran eksplorasi
adalah sebagai berikut: pembuatan rencana pemboran : titik koordinat, elevasi,
perkiraan lithologi dan tekanan formasi, program lumpur, konstruks i sumur, program
coring, analisa cutting, logging dan testing.
b. Persiapan pemboran : Pembuatan jalan, jembatan, pemilihan menara bor dan peralatan
yang sesuai, pemasangan alat pembantu (jaringan telekomunikasi, air, listrik dsb),
perhitungan perkiraan biaya pemboran.
c. Pemboran eksplorasi sekaligus mengumpulkan data-data formasi melalui coring dan
pemeriksaan cutting.
d. Test produksi dengan Drill Stem Test (DST) dan survey lubang bor dengan logging.
2. PEMBORAN DELINIASI
Pemboran deliniasi adalah pemboran sumur-sumur yang bertujuan untuk mencari batas-
batas penyebaran migas pada lapisan penghasilnya. Langkah-langkah pada pemboran
deliniasi adalah sebagai berikut:
a. Pemboran deliniasi (biasanya 3 atau 4 buah sumur, masing-masing disebelah utara,
selatan, timur, barat dari antiklinnya).
b. Analisa data
c. Perhitungan perkiraan besarnya cadangan dengan metoda volumetrik.
d. Perencanaan jumlah dan letak sumur pengembangan yang harus dibor untuk
mengeksploitasi lapisan tersebut.
-
3. PEMBORAN PENGEMBANGAN
Pemboran pengembangan adalah pemboran sumur yang akan difungsikan sebagai
sumur-sumur produksi. Pada awal pengembangan jarak/spasi sumur masih lebar yang
selanjutnya diperkecil sesuai kemampuan pengurasannya. Langkah-langkah di dalam
pemboran pengembangan adalah:
a. Perencanaan dan persiapan pemboran.
b. Pemboran sumur-sumur pengembangan.
c. Penyelesaian sumur-sumur pengembangan.
d. Perencanaan dan persiapan pemasangan fasilitas produksi.
e. Kegiatan memproduksikan dan transportasi.
4. PEMBORAN SUMUR-SUMUR SISIPAN
Pemboran sumur sisipan (Infill Well) adalah pemboran sumursumur yang letaknya
diantara sumur-sumur yang telah ada, dengan tujuan untuk mengambil hidrokarbon dari
area yang tidak terambil oleh sumursumur yang sebelumnya telah ada. Fungsi sumur-
sumur sisipan ini adalah sebagai projek percepatan pengurasan reservoar.
Selama melakukan pemboran sumur kita harus memperhatikan relevansi kaitan antara
tekanan dan kegiatan pemboran. Tekanan tekanan tersebut diantaranya:
Pore pressure,
Formation fracture gradient.
Overburden pressure,
Gas behaviour.
Mempelajari mengenai pori (Pore), Fracture Gradient dan Overburden akan membantu kita
dalam mendesain lumpur pemboran (Mud Design), Casing (Casing Design), Pengendalian
-
Semburan Liar (Well Control), menghindari terjepit atau terjebaknya rangkaian pipa
pemboran (Avoid Stuck Drill String) dan menentukan laju pemboran (Rate of Penetration).
Tekanan formasi yang dihitung diantaranya:
Hidrostatic Pressure:
HP (psi) = 0.052 x TVD (ft) x MW (ppg)
MW = Mud Weight
0.052 is a conversion factor
MW of 1 ppg has a gradient of 0.052 psi/ft
Sedangkan tekanan pori (pore pressure) didefinisikan sebagai tekanan yang terjadi pada
fluida didalam ruang pori batuan. Tekanan pori normalnya sebesar 0.465 psi/ft. Fracture
gradien (gradien rekah) adalah tekanan dimana formasi akan pecah/retak (rusak).
Fracture Gradient
Tekanan Overburden adalah tekanan yang diberikan oleh berat total formasi diatasnya. Selain
tekanan formasi dan tekanan overburden kelakuan sifat dari gas juga perlu mendapat
perhatian karena selama masa pemboran mungkin saja melalui formasi formasi gas yang
bila tidak mendapat perhatian serius dapat berakibat terjadinya kick dan blow up.
Overburden Pressure
-
Dalam pembuatan sumur dalam dunia perminyakan tidak dapat dilepaskan dari alat yang
dinamakan dengan Rig. Rig itu sendiri merupakan serangkaian peralatan khusus yang
digunakan untuk membor suatu sumur atau pengakses sumur. Rig itu dicirikan dengan
adanya menara yang terbuat dari baja yang dapat digunakan untuk menaikan dan menurunkan
pipa-pipa tubular pada sumur.
Berdasarkan lokasiny, rig itu sendiri terbagi atas dua macam, yaitu:
1. Rig Darat (Land Rig), merupakan rig yang beroperasi di daratan dan dibedakan atas
rig besar dan rig kecil. Pada rig kecil biasanya hanya digunakan untuk pekerjaan
sederhana seperti Well Service atau Work Over. Sementara itu, untuk rig besar bisa
digunakan untuk operasi pemboran, baik secara vertikal maupun direksional. Rig
darat ini sendiri dirancang secara portable sehingga dapat dengan mudah untuk
dilakukan pembongkaran dan pemasangannya dan akan dibawa menggunakan truk.
Untuk wilayah yang sulit terjangkau, dapat menggunakan heliportable.
2. Rig Laut (Offshore Rig), merupakan rig yang dioperasikan di atas permukaan air
seperti laut, rawa-rawa, sungai, danau, maupun delta sungai.
Dari Rig Laut (Offshore Rig) sendiri terbagi atas berbagai macam jenis berdasarkan
kedalaman air yaitu:
Swamp Barge: merupakan jenis rig laut yang hanya pada kedalaman maksimum 7
meter. Dan, sangat sering dipakai pada daerah rawa-rawa dan delta sungai. Rig jenis
ini dilakukan dengan cara memobilisasi rig ke dalam sumur, kemudian
ditenggelamkan dengan cara mengisi Ballast Tanksnya dengan air. Pada rig jenis ini,
proses pengeboran dilakukan setelah rig duduk didasar dan Spud Cannya tertancap
didasar laut.
Tender Barge, merupakan jenis rig laut yang sama dengan model Swamp Barge,
namun dipakai pada kedalaman yang lebih dalam lagi.
Jack Up Rig, rig jenis ini menggunakan platform yang dapat mengapung dengan
menggunakan tiga atau empat kakinya. Kaki-kaki pada rig ini dapat dinaikan dan
diturunkan, sehingga untuk pengoperasiannya semua kakinya harus diturunkan hingga
ke dasar laut. Kemudian, badan dari rig ini diangkat hingga di atas permukaan air
dan memiliki bentuk seperti platform. Untuk melakukan perpindahan tempat, semua
kakinya harus dinaikan dan badan rignya akan mengapung dan ditarik menggunakan
kapal. Pada operasi pengeboran menggunakan rig jenis ini dapat mencapai kedalaman
lima hingga 200 meter.
-
Drilling Jacket, merupakan jenis rig yang menggunakan platform berstruktur baja.
Pada umumnya memiliki bentuk yang kecil dan sangat cocok berada di laut dangkal
maupun laut tenang. Rig jenis ini sering dikombinasikan dengan RigJack
Up maupun Tender Barge.
Semi-Submersible Rig, jenis rig yang sering disebut semis ini merupakan model rig
yang mengapung (Flooded atau Ballasted) yang menggunakan Hullatau semacam
kaki. Rig ini dapat didirikan dengan menggunakan tali mooringdan jangkar agar
posisinya tetap diatas permukaan laut. Dengan menggunakanThruster (semacam
baling-baling) yang berada disekelilingnya, dan Ballast Control System, sistem ini
dijalalankan dengan menggunakan komputer sehingga rig ini mampu mengatur
posisinya secara dinamis dan pada level diatas air sesuai keinginan. Rig ini sering
dipakai jika Jack Up Rig tidak mampu menjangkau permukaan dasar laut. Karena
jenis rig ini sangat stabil, maka rig ini sering dipakai pada lokasi yang berombak besar
dan memiliki cuaca buruk, dan pada kedalaman 90 hingga 750 meter.
Drill Ship, merupakan jenis rig yang bersifat mobile dan diletakan di atas kapal laut,
sehingga sangat cocok untuk pengeboran di laut dalam (dengan kedalaman lebih dari
2800 meter). Pada kapal ini, didirikan menara dan bagian bawahnya terbuka ke laut
(Moon Pool). Dengan sistem Thruster yang dikendalikan dengan komputer, dapat
memungkinkan sistem ini dapat mengendalikan posisi kapalnya. Memiliki daya muat
yang lebih banyak sehingga sering dipakai pada daerah terpencil maupun jauh dari
daratan.
Berdasarkan fungsi-fungsi dari rig itu sendiri, dapat terbagi menjadi dua macam, yaitu:
1. Drilling Rig, merupakan rig yang digunakan untuk melakukan proses pemboran pada
sumur, baik sumur baru, cabang sumur baru, maupun memperdalam sumur lama.
2. Workover Rig, rig ini memiliki fungsi untuk melakukan penutupan sesuatu terhadap
sumur yang telah ada, misalnya berupa perawatan, perbaikan, penutupan, dan
sebagainya.
Komponen-komponen pada rig itu sendiri pada umumnya terbagi menjadi lima dalam bagian
besar, yaitu:
1. Hoisting System, secara umum komponen terdiri dari Drawworks (kadang
disebut Hoist), Mast atau Derrick, Crown Block, Traveling Block, dan Wire
Rope(Drilling Line). Hoisting System berfungsi untuk menurunkan dan menaikan
-
tubular (pipa pemboran, peralatan completion, atau pipa produksi) untuk keluar dan
masuk lubang sumur.
2. Rotary System, merupakan komponen dari rig yang berfungsi sebagai pemutar pipa-
pipa di dalam sumur. Pada pemboran konvesional, pipa pemboran (Drill Strings)
memutar mata-bor (Drill Bit) untuk penggalian sumur.
3. Circulation System, komponen ini memiliki fungsi berupa mensirkulasikan fluida
pemboran untuk keluar dan masuk ke dalam sumur dan menjaga agar properti lumpur
seperti yang diinginkan. Sistem sirkulasi ini meliputi antara lain: pompa tekanan
tinggi untuk memompakan lumpur keluar dan masuk ke dalam sumur, dan pompa
rendah digunakan untuk mensirkulasikan lumpur di permukaan. Kemudian, peralatan
untuk mengkondisikan lumpur: Shale Shaker: berfungsi untuk memisahkan solid
hasil pemboran (Cutting) dari lumpur, Desander: berfungsi untuk memisahkan
pasir, Degasser: berfungsi untuk mengeluarkan gas, Desilter: berfungsi untuk
memisahkan partikel padat berukuran kecil.
4. Blowout Prevention System, komponen ini berfungsi untuk mencegah
terjadinyaBlowout (meledaknya sumur di permukaan dikarenakan adanya tekanan
tinggi dari dalam sumur). Pada komponen ini bagian yang utama adalah BOP (Blow
Out Preventer) yang terdiri atas berbagai macam katup (Valve) dan dipasang di kepala
sumur (Wellhead).
-
5. Power System, komponen ini berupa sumber tenaga yang berfungsi untuk
menggerakan semua sistem di atas dan juga untuk suplai listrik. Sebagai sumber
tenaga, biasanya menggunakan mesin diesel berkapasitas besar. Pada sebuah rig
untuk Power Systemnya, tergantung dari ukuran dan kedalaman sumur yang akan di
capai, biasanya akan membutuhkan satu atau lebih Prime Mover. Pada rig besar
biasanya memiliki tiga atau empat buah, bersama-sama mereka membangkitkan
tenaga sebesar 3000 atau lebih Horsepower. Dan, tenaga yang dihasilkan juga harus
dikirim ke komponen rig yang lain.
Secara lebih rinci, komponen rig dapat dijelaskan sebagai berikut:
-
2. Sistem Tenaga
Sebagian besar sistem tenaga dibutuh pada dua sistem utama pemboran yaitu untuk
pengangkatan (Hoisting System), dan sirkulasi lumpur pemboran (Circulation
System) selain itu juga digunakan untuk sistem penerangan disekitar lokasi pemboran.
Total tenaga yang dibutuhkan pada sebuah rig pemboran secara umum berkisar dari
1000 3000Hp.
Karakteristik performance dari sistem tenaga secara umum dinyatakan dengan
Output Horse Power, torsi (torque) dan konsumsi bahan bakar (fuel consumption)
untuk berbagai kecepatan mesin.
Tenaga yang dihasilkan dari prime mover atau power system (output horse power)
dihasilkan dari Angular Velocity () dan Torsi (T).
P = .T
-
Sistem tenaga dalam suatu operasi pemboran terdiri dari dua sub komponen utama,
yaitu :
POWER SUPPLY EQUIPMENT
Tenaga yang dibutuhkan pada suatu operasi pemboran dihasilkan oleh mesin-
mesin besar, yang dikenal dengan prime mover unit (penggerak utama).
DISTRIBUTION (TRANSMISSION) EQUIPMENT
Berfungsi untuk meneruskan atau menyalurkan tenaga dari
penggerak utama, yang diperlukan untuk suatu operasi pemboran.
Sistim distribusi (transmisi) yang biasa digunakan ada dua macam, yaitu
sistim transmisi mekanis dan sistim transmisi listrik (electric). Rig tidak
akan berfungsi dengan baik bila distribusi tenaga yang diperoleh tidak
mencukupi. Oleh sebab itu diusahakan tenaga yang hilang karena adanya
transmisi atau distribusi tersebut dikurangi sekecil mungkin, sehingga kerja
mesin akan lebih efisien.
-
3. Sistem Sirkulasi
Pada dasarnya sistem sirkulasi sangat erat kaitannya dengan fluida pemboran (drilling
fluids) yang fungsi utamanya adalah mengangkat material pahatan (cutting) hasil dari
mata bor (drillbits) dari dasar sumur ke atas permukaan melalui anulus, selain itu
fluida pemboran juga berfungsi untuk menjaga keseimbangan antara tekanan
hidrostatik (hidrostatic pressure) dengan tekanan formasi (formation pressure) agar
fluida reservoir tidak masuk kedalam lubang bor selama kegiatan pemboran.
Berikut ini adalah beberapa fungsi utama lainnya dari fluida pemboran yaitu:
Membersihkan lubang bor dari fragmen hasil dari pahatan (bit) kemudian
membawanya ke permukaan
Menjaga stabilitas dari dinding lubang pemboran
Mendinginkan dan melumasi drillstring dan bit selama kegiatan pemboran
Komponen Sistem Sirkulasi
(1) mud pumps,
(2) flowlines,
(3) drillpipe,
(4) nozzles,
(5) mud pids and tanks (settling tank, mixing tank, suction tank),
(6) mud mixing equipment (mud mixing hopper) and
(7) contaminant removal equipment (shale shaker, desander, desilter, degasser)
Fluida Pemboran
Fluida pemboran adalah merupakan suatu campuran cairan (liquid) dari beberapa
komponen yang terdiri dari : air(tawar atau asin), minyak, tanah liat(clay), bahan-
-
bahan kimia(chemical additives), gas, udara, busa maupun detergen. Di lapangan,
fluida pemboran dikenal sebagai lumpur (mud).
Ada tiga jenis fluida pemboran :
Waterbased mud, lumpur pemboran yang paling banyak digunakan adalah
water-base mud(80%). Komposisi lumpur ini terdiri dari air tawar atau air asin,
clay dan chemical additives. Komposisi ini ditentukan oleh kondisi lubang bor.
Oilbased mud, digunakan pada pemboran dalam, hotholes, formasi shale dan
sebagainya. Lumpur ini lebih mahal, tetapi mengurangi terjadinya korosi pada
rangkaian pipa bor, dsb.
Air or gasbased mud, keuntungan dari lumpur jenis ini terutama adalah dapat
menghasilkan laju pemboran yang lebih besar. Karena digunakan kompressor,
kebutuhan peralatan dan ruang lebih sedikit.
4. Sistem Pemutar
Seluruh peralatan yang digunakan untuk mentranmisikan putaran dari permukaan
(mejaputar/rotary table) hingga ke dasar sumur (matabor/bit) disebut dengan rotary
system.
Komponen komponen yang termasuk sistem pemutar diantaranya (dari atas ke
bawah) :
Swivel,
Kelly and accessories,
Rotary table and components,
Drillstring tubulars (drill pipe, drill collars, etc.),
Drill bit
5. Sistem Pengangkat
-
Hoisting System atau Sistem pengangkat adalah sistem katrol besar yang digunakan
untuk menurunkan dan menaikkan peralatan masuk dan keluar dari sumur. Secara
khusus, sistem pengangkat digunakan untuk menaikan dan menurunkan drillstring dan
casing ke dalam dan keluar dari sumur. Berikut ini gambaran dari hoisting system:
6. Sistem Pengendalian Semburan Liar
Fungsi utama dari sistim pencegahan semburan liar (BOP System)adalah untuk
menutup lubang bor ketika terjadi kick. Blowout terjadi karena masuknya aliran
fluida formasi yang tak terkendalikan ke permukaan.
Blowout biasanya diawali dengan adanya kick yang merupakan suatu intrusi fluida
formasi bertekanan tinggi kedalam lubang bor. Intrusi ini dapat berkembang menjadi
blowout bila tidak segera diatasi. Rangkaian peralatan sistim pencegahan semburan
liar (BOP System) terdiri dari tiga sub komponen utama yaitu Rangkaian BOP Stack,
Accumulator dan Sistim Penunjang.
-
1. RANGKAIAN BOP STACK
Rangkaian BOP Stack ditempatkan pada kepala casing atau kepala sumur langsung
dibawah rotary table pada lantai bor. Rangkaian BOP Stack terdiri dari peralatan
sebagai berikut :
a. Annular Preventer.
Ditempat paling atas dari susunan BOP Stack. Annular preventer berisi rubber
packing element yang dapat menutup lubang annulus baik lubang dalam keadaan
kosong ataupun ada rangkaian pipa bor.
b. Ram Preventer.
Ram preventer hanya dapat menutup lubang annulus untuk ukuran
pipa tertentu, atau pada keadaan tidak ada pipa bor dalam lubang.
Jenis ram preventer yang biasanya digunakan antara lain adalah :
1. Pipe ram
Pipe ram digunakan untuk menutup lubang bor pada waktu rangkaian pipa bor
berada pada lubang bor.
2. Blind or Blank Rams
Peralatan tersebut digunakan untuk menutup lubang bor pada waktu rangkaian
pipa bor tidak berada pada lubang bor.
3. Shear Rams
Shear rams digunakan untuk memotong drill pipe dan seal sehingga lubang
bor kosong (open hole), digunakan terutama pada offshore floating rigs.
c. Drilling Spools.
Drilling spools adalah terletak diantara preventer. Drilling spools berfungsi
sebagai tempat pemasangan choke line (yang mensirkulasikan kick keluar dari
lubang bor) dan kill line (yang memompakan lumpur berat). Ram preventer pada
sisa-sisanya mempunyai cutlets yang digunakan untuk maksud yang sama.
d. Casing Head (Well Head).
Merupakan alat tambahan pada bagian atas casing yang berfungsi sebagai fondasi
BOP Stack.
2. ACCUMULATOR
Biasanya ditempatkan pada jarak sekitar 100 meter dari rig. Accumulator bekerja
pada BOP stack dengan high pressure hydraulis (saluran hidrolik bertekanan
tinggi). Pada saat terjadi kick Crew dapat dengan cepat menutupblowout
-
preventer dengan menghidupkan kontrol pada accumulator atau pada remote panel
yang terletak pada lantai bor.
Unit accumulator dihidupkan pada keadaan darurat yaitu untuk menutup BOP
Stack. Unit ini dapat dihidupkan dari remote panel yang terletak pada lantai bor
atau dari accumulator panel pada unit ini terdiri dalam keadaan crew harus
meninggalkan lantai bor.
3. SISTIM PENUNJANG (SUPPORTING SYSTEM)
Peralatan penunjang yang terpasang rangkaian peralatan sistim pencegahan
semburan liar (BOP System) meliputi choke manifold dan kill line.
a. Choke Manifold.
Choke Manifold merupakan suatu kumpulan fitting dengan beberapa outlet yang
dikendalikan secara manual dan atau otomatis. Bekerja pada BOP Stack dengan
high presure line disebut Choke Line. Bila dihidupkan choke manifold
membantu menjaga back pressure dalam lubang bor untuk mencegah terjadinya
intrusi fluida formasi. Lumpur bor dapat dialirkan dari BOP Stack kesejumlah
valve (yang membatasi alirandan langsung ke reserve pits), mud-gas
separator atau mud conditioning area back pressure dijaga sampai lubang bor
dapat dikontrol kembali.
b. Kill Line.
Kill Line bekerja pada BOP Stack biasanya berlawanan berlangsung dengan
choke manifold (dan choke line). Lumpur berat dipompakan melalui kill line
kedalam lumpur bor sampai tekanan hidrostatik lumpur dapat mengimbangi
tekanan formasi.
Tujuan dari rangkaian pipa pemboran (drillstring) adalah meneruskan atau mentransmit
tenaga mekanik (rotary table), hydrolic power (pressure & flowrate), dan weight on bit
(WOB).
Komponen utama dari drillstring adalah sebagai berikut:
Drill Pipe
Heave Drill Pipe
Drill Collar
Beberapa peralatan khusus.
-
1. Drillpipe
Rangkaian drillpipe diletakan setelah (dibawah) kelly, bentuk drillpipe hampir sama dengan
bentuk pipa pada umumnya dengan diameter luar (Outside Diameter) berkisar antara 2.375
Inch 6.625 Inch. Rangkaian drillpipe harus lebih ringan namun kuat, dibuat dengan
menggunakan besi baja dengan kualitas tinggi. API membuat grade untuk kualitas baja untuk
pipa pemboran menjadi empat kelas yaitu: E75,X95, G105, dan S135. sedangkan untuk
panjang tiap drillpipe dibagi menjadi 3 range yaitu: Range I (18ft 22 ft), Range II (27ft
30ft) paling banyak digunakan saat ini, Range III (38ft 45ft).
2. Drill Collar
Drill collar ditempatkan diatas mata bor (bit) dan setelah heavy drillpipe. Bentuk drillcolar
hampir mirip dengan drillpipe hanya saja memiliki ketebalan dinding pipa yang lebih besar
dan diameter dalam (Inside Diameter) yang lebih kecil. Tujuan pemasangan drillcollar adalah
untuk memberikan tenaga axial (beban) kepada bit. Selain memiliki bentuk yang mirip pipa
drill collar juga ada yang bentuknya spiral seperti yang terlihat pada gambar berikut ini.
-
3. Heavy Wall Drillpipe
Merupakan rangkaian pipa yang terletak diantara drillpipe dengan drill collar. HWDP
memiliki bentuk yang mirip dengan drillpipe tapi dengan tool joint yang lebih panjang.
4. Peralatan Khusus
Beberapa peralatan khusus yang digunakan pada rangkaian pipa pemboran adalah stabillizer,
reamer dan hole openers.
Stabillizer pada pemboran vertikal berfungsi untuk mencegah getaran (vibrasi) pada
rangkaian pipa selama melakukan pemboran.
Reamer berfungsi untuk menjaga diameter lubang bor sesuai dengan hasil penggalian oleh
mata bor (bit). Hal ini dikarenakan selama kegiatan pemboran kemungkinan akan terjadi
penyempitan lubang bor akibat swelling formation dan juga berkurangnya ukuran mata bor
(bit) akibat formasi yang keras.
hole-openers digunakan untuk memperbesar lubang bor dikarenakan menggunakan bit yang
lebih kecil sedangkan ukuran lubang akhir yang direncanakan lebih besar.
Berikut ini gambar dari peralatan khusus tersebut:
-
Making a Trip adalah kegiatan menarik dan menyambungkan rangkaian pipa kedalam lubang
bor dalam kegiatan pemboran.
Tripping Out Tripping In
Setting Slips
Breaking Out and Setting Back the Kelly
Attaching Elevators to the Elevator Links
Latching Elevators to Pipe
Working on the Monkeyboard
Breaking Out Pipe
Maneuvering Pipe to Racking Area
Elevators raised
Tripping In Latching Elevators to Top of
Stand
Moving pipe to rotary
Pipe is made up
Slips are pulled
Slips are set
Elevators are unlatched
Process repeated for all stands
Pickup kelly and attach to drill string
Break circulation, and
Resume drilling
-
Menarik Rangkaian Pipa Pemboran (Tripping-Out)
Menyambung Rangkaian Pipa Pemboran (Tripping In)
Fungsi utama dari penyemenan pada sumur baik sumur gas maupun minyak adalah sebagai
berikut:
1. Memberikan zona isolas
2. Mendukung beban aksial casing string
3. Memberikan perlindungan terhadap fluida korosi pada casing
-
4. Memberikan dukungan/penahan lubang sumur
Semen yang digunakan pada saat penyemenan lubang sumur adalah semen jenis portland
dimana semen tersebut terdiri dari batu gamping dna lempung yang mengandung Kalsium
Karbonat (CaCO3) yang tinggi.
Secara umum penyemenan dapat dibagi menjadi dua yaitu:
a. Primary Cementing
Merupakan penyemenan pertama kali yang dilakukan setelah pipa selubung diturunkan
kedalam sumur.
Penyemenan antara formasi dengan pipa selubung bertujuan untuk :
Melindungi formasi yang akan dibor dari formasi sebelumnya dibelakang pipa
selubung yang mungkin bermasalah.
Mengisolasi formasi tekanan tinggi dari zona dangkal sebelumnya.
Melindungi daerah produksi dari water-bearing sands.
b. Squeeze Cementing
Untuk menyempurnakan dan menutup rongga-rongga yang masih ada setelah primary
cementing, dapat dilakukan squeeze cementing.
Aplikasi pokok untuk squeeze cementing antara lain adalah :
Menyempurnakan primary cementing ataupun untuk perbaikan terhadap hasil
penyemenan yang rusak.
Mengurangi water-oil ratio, gas-oil ratio dan water-gas ratio.
Menutup kembali zona produksi yang diperforasi apabila pemboran mengalami
kegagalan dalam mendapatkan minyak.
Memperbaiki kebocoran pada pipa selubung.
Menghentikan lost circulation yang terjadi pada saat pemboran berlangsung.
Mud logging adalah pekerjaan mengumpulkan, menganalisis dan merekam semua informasi
dari partikel solid, cairan dan gas yang terbawa ke permukaan oleh lumpur pada saat
pemboran. Tujuan utamanya adalah untuk mengetahui berbagai parameter pemboran dan
formasi sumur yang sedang dibor. Well logging, sebuah teknik yang digunakan di industri
migas untuk merekam sifat fluida dan batuan untuk mencari zona hidrokarbon dibawah
permukaan bumi, menghadapi banyak kendala. Salah satu yang terbesar adalah
mentransmisikan data dari dasar sumur ke permukaan dimana dapat dianalisis dan keputusan
pengeboran bisa dibuat. Sedangkan coring merupakan pengintian pada sumur dengan tujuan
-
untuk pengambilan material dari dinding sumur sehingga dapat digunakan sebagai evaluasi
formasi sumur.
Coring adalah suatu usaha untuk mendapatkan contoh batuan (core) dari formasi di bawah
permukaan untuk dianalisa sifat fisik batuan secara langsung.
Sedangkan analisa core adalah kegiatan pengukuran sifat-sifat fisik batuan
yang dilakukan di laboratorium terhadap contoh batuan.Pada prinsipnya ada dua metoda
coring yang umum dilakukan di lapangan, yaitu :
Bottom Hole Coring
Sidewall Coring
1.Bottom Hole Coring yaitu cara pengambilan core yang dilakukan pada waktu pemboran
berlangsung. Pada metoda bottom hole coring mempergunakan core bit, sejenis pahat yang
ditengahnya terbuka dan mempunyai sejenis pemotong pahat.
2.Sidewall Coring yaitu cara pengambilan core yang dilakukan setelah operasi pemboran
selesai atau pada waktu pemboran berhenti. Pengambilan core dengan teknik sidewall coring
dilakukan pada dinding dari lubang bor.