Download - Study Tour Bengkulu
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, puja dan
puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya
kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan karya tulis yang berjudul “ STUDY TOUR
Karya tulis ini telah sya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan karya tulis ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan karya tulis
ini.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki karya tulis ini.
Akhir kata saya berharap semoga karya tulis tentang “ STUDY TOUR ini dapat
memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................
DAFTAR ISI.......................................................................................................................
LAPORAN PERJALANAN................................................................................................
1. Museum Negeri Bengkulu.......................................................................................
2. Pantai Panjang.........................................................................................................
3. Benteng Marlborough..............................................................................................
4. Rumah Bung Karno.................................................................................................
KESIMPULAN...................................................................................................................
LAPORAN PEJALANAN
1. Museum Negeri Bengkulu
Jl. Pembangunan No. 8, Padang Harapan,
Kecamatan Gading Cempaka, Bengkulu ( 38223 )
Telp. : (0736) 22098
Faks. : (0736) 28550 Museum Bengkulu mulai dibangun pada tahun 1978. Namun, museum ini baru difungsikan pada 3 Mei 1980. Pada awalnya, Museum Negeri Bengkulu bertempat di Benteng Marlborough. Tiga tahun kemudian, tepatnya 3 Januari 1983, museum ini menempati gedung baru di Jalan Pembangunan No.8 Padang Harapan. Museum yang diresmikan oleh Drs. GBPH Poeger, Dirjen Kebudayaan pada waktu itu, memiliki dua ruangan pameran, yakni ruang Pameran Tetap dan Pameran Temporer. Di kedua ruang pameran inilah, pengunjung dapat melihat 3.660 koleksi yang meliputi bidang biologika, etnografika, arkeologika, historika, numismatika/heraldika, filologika dan keramologika. Museum ini merupakan tempat penyimpanan koleksi benda-benda bersejarah dan adat budaya masing-masing suku yang terdapat di Bengkulu. Di antaranya adalah koleksi pakaian pengantin dan pakaian adat, alat-alat rumah tangga, senjata tradisional, bentuk-bentuk rumah adat, tulisan huruf “ Ka ga nga” dan peninggalan-peninggalan masa prasejarah mulai dari masa peradaban batu sampai perunggu. Demikian juga peninggalan kerajinan kain tenun terdiri dari kain tenun masyarakat Enggano dan aneka jenis motif kain besurek.
2. Pantai Panjang
Bengkulu memiliki keindahan wisata bahari yang tidak bisa dilewatkan. Pasir putih
sepanjang 7 km dan air laut yang jernih jadi andalan Pantai Panjang. Pantai ini siap jadi tujuan
wisata baru Anda.
Pantai panjang di Kota Bengkulu adalah salah satu objek wisata dengan hamparan pasir
putih yang masih alami dan dapat membuka inspirasi akan kebesaran tuhan yang maha kuasa.
Pantai ini tepatnya berada disisi barat Kota Bengkulu. Untuk mencapai lokasi yang hanya
berjarak 1.5 km dari pusat kota ini dapat ditempuh dengan naik angkutan umum di Kota
Bengkulu.
Terletak 1,5 km dari barat Bengkulu, pantai ini telah terkenal sebagai objek wisata paling
diminati di Bengkulu. Bagaimana tidak, pasirnya putih, pantainya landai dan airnya pun jernih.
Terlebih, pantai ini memiliki garis yang panjangnya tidak main-main, 7 km! Sambil menyelusuri
pantai kita dapat menikmati semilir angin yang sejuk di siang hari dan pemandangan matahari
terbenam (Sunset) pada sore hari. Berjalan kaki menyelusuri bulir pasir putihnya sangat halus,
yang tidak akan mengotori kaki Anda. Berbagai fasilitas mulai dibangun di kawasan Pantai
Panjang. Salah satunya jogging track, Anda dapat menikmati indahnya pantai sambil ber-jogging
ria dan menghirup udara pantai yang sangat sejuk di kala pagi dan sore.
Pantai Panjang memiliki jarak titik pasang dan titik surut yang lumayan jauh, yaitu 500
meter. Hal ini tentu membuat pantai ini lebih indah saat surut karena hamparan pasir putihnya
jadi semakin luas.
3. Benteng Marlborough
Benteng Marlborough (Fort Marlborough) adalah peninggalan sejarah yang ada di kota
Bengkulu. Benteng terletak di pusat kota di daerah yang disebut Kampung. Namanya memang
Kampung, tetapi lokasinya dekat rumah dinas Gubernur yang megah dan beberapa lokasi yang
terkenal dengan pertokoan dan wisata kuliner serta wisata pantai Tapak Paderi.
Marlborough adalah sebutan dan nama resminya, tetapi masyarakat setempat menyebutnya
Malabro, (kabarnya Malioboro berasal dari kata Marlborough juga, benarkah?). Nama benteng
ini menggunakan nama seorang bangsawan dan pahlawan Inggris, yaitu John Churchil, Duke of
Marlborough I.
Benteng dibangun oleh usaha dagang dari Inggris, East Indian Company awal abad 18
(1713 – 1719). Gubernurnya pada waktu itu bernama Joseph Callet. Bangunan benteng
menyerupai kura-kura ini berdiri di atas lahan seluas sekitar 44.100 meter persegi dan
menghadap ke arah selatan.
Pemerintahan kolonial Inggris menguasai Propinsi Bengkulu selama lebih kurang 140 tahun
(1685 – 1825). Sehingga benteng ini pun masih memiliki bentuk yang sesuai dengan desain asli
bangunan abad ke-17. Bentuk benteng ini mirip dengan gambaran benteng di film-film barat
yang dikelilingi parit dan ada jembatannya, terletak di pinggir laut. Pada awalnya benteng ini
untuk kepentingan militer, tetapi kemudian berfungsi juga untuk perdagangan dan pengawasan
jalur perdagangan yang melewati Selat Sunda.
Pada masa pemerintahan Thomas Stamford Raffles pada 1818 – 1824 Bengkulu menjadi
terkenal. (Bunga bangkai, Rafflesia arnoldi, mengambil nama dari Raffless yang sekarang
menjadi lambang propinsi Bengkulu). Pada 1825 Inggris yang menguasai Bengkulu melakukan
tukar menukar dengan Belanda yang menguasai Malaysia dan Singapura. Belanda selanjutnya
menempati benteng Malborough sampai perang dunia II yang pada akhirnya semua wilayah
Sumatera diduduki tentara Jepang sampai Jepang menyerah kalah pada 1945. Setelah
kemerdekaan RI tahun 1945 benteng tersebut digunakan oleh TNI dan polisi sampai tahun 1970.
Setelah kemerdekaan RI Bengkulu merupakan salah satu Keresidenan di Provinsi Sumatera
Selatan, baru pada tahun 1968 Bengkulu terwujud menjadi Provinsi yang berdiri sendiri dan
lepas dari Provinsi Sumatera Selatan.
Benteng inipun pernah dipakai sebagai tempat penahanan Bung Karno.
Di sini juga dipakai sebagai tempat tinggal petinggi militer Inggris, sehingga mirip kota kecil,
terlihat dari catatan yang tertinggal yang masih tersimpan terkait dengan perkawinan,
pembaptisan dan kematian.
Kondisi Benteng Marlborough Memprihatinkan
Benteng Marlborough adalah sebuah bangunan benteng pertahanan tentara Inggris yang
terletak di pesisir pantai Tapak Paderi-Kota Bengkulu. Benteng ini dibangun oleh kolonial
Inggris pada tahun 1914-1719 di bawah pimpinan Gubernur Jendral Josef Colin.
Semasa pendudukan mereka di Wilayah Bengkulu benteng Marlborough adalah benteng
terbesar pernah dibangun oleh Bangsa Inggris semasa kolonialismenya di Asia Tenggara.
Benteng Marlborough adalah sebuah bangunan benteng pertahanan yang terletak di pesisir
pantai Tapak Paderi - Kota Bengkulu. Benteng Marlborough ini dibangun oleh kolonial Inggris
pada tahun 1914 – 1719 dibawah pimpinan Gubernur Jendral Josef Colin semasa pendudukan
mereka di Wilayah Bengkulu. Benteng Marlborough adalah benteng terbesar yang pernah
dibangun oleh Bangsa Inggris semasa kolonialismenya di Asia Tenggara.
Konstruksi bangunan benteng Benteng Marlborough ini memang sangat kental dengan corak
arsitektur Inggris Abad ke-20 yang ‘megah’ dan ‘mapan’. Bentuk keseluruhan komplek
bangunan benteng yang menyerupai penampang tubuh ‘kura-kura’ sangat mengesankan
kekuatan dan kemegahan. Detail-detail bangunan yang European Taste menanamkan kesan
keberadaan bangsa yang besar dan berjaya pada masa itu. Dari berbagai peninggalan Benteng
Marlborough yang masih terdapat di dalam bangunan benteng dapat pula diketahui bahwa pada
masanya bangunan ini juga berfungsi sebagai pusat berbagai kegiatan termasuk perkantoran,
bahkan penjara.
Berbagai catatan sejarah pernah terjadi di Benteng Marlborough ini, diantaranya tentang
berbagai kejadian dalam kehidupan bangsa Inggris di Bengkulu saat itu, beberapa pesta
perkawinan diantara mereka, berbagai kisah perniagaan rempah-rempah, peperangan-peperangan
yang terjadi, hingga kisah gugurnya Hamilton, gugurnya Thomas Parr dan penundukan /
penguasaan benteng ini selama lebih kurang enam bulan oleh perlawanan Tobo Bengkulu
dengan Rajo Lelo-nya.
Dalam usia yang sudah mencapai tiga abad, nilai Benteng Marlborough ini tentu lebih dari
sekedar bangunan bersejarah yang berada di Bumi Bengkulu ini. Tetapi Benteng Marlborough
juga merupakan ‘prasasti’ yang mengisahkan tentang jalinan interaksi dua bangsa yang berbeda,
yaitu bangsa Inggris dan bangsa Melayu Bengkulu’. Benteng Marlborough bagaikan ‘permata
sejarah’ yang menyatukan kenangan manis dari dua bangsa yang berbeda dalam sebuah untaian
kalung ‘kehormatan peradaban’-nya masing-masing. Benteng Marlborough adalah situs yang
tiada boleh dilewatkan ketika wisatawan mengunjungi Bengkulu.
4. Rumah Bung karno
Salah satu tempat pengasingan Soekarno berada di Kota Bengkulu. Selama pengasingannya
di Bengkulu, Bung Karno ditempatkan di sebuah rumah yang awalnya adalah tempat tinggal
orang Cina yang bernama Tan Eng Cian. Tan Eng Cian adalah pengusaha yang menyuplai bahan
pokok untuk kebutuhan pemerintahan kolonial Belanda. Soekarno menempati rumah tersebut
dari tahun 1938 hingga tahun 1942. Rumah ini berjarak sekitar 1,6 km dari Benteng Malborough.
Rumah yang berada pada koordinat 0,3o 47l 85,1ll Lintang Selatan dan 102o15l 41,7ll Bujur
Timur ini berada di ketinggian 64 m di atas permukaan laut.
Rumah yang dibangun pada awal abad ke-20 ini berbentuk empat persegi panjang. Bangunan
ini tidak berkaki dan dindingnya polos. Pintu masuk utama berdaun ganda, dengan bentuk
persegi panjang. Bentuk jendela persegi panjang dan berdaun ganda. Pada ventilasi terdapat kisi-
kisi berhias. Rumah dengan halaman yang cukup luas ini memiliki atap berbentuk limas. Luas
bangunan rumah ini adalah 162 m2, dengan ukuran 9 x 18 m.
Dulu luas keseluruhan rumah ini mencapai 4 hektar. Selain rumah utama, ada beberapa
bangunan lain. Dengan berjalannya waktu, oleh Pemerintah Propinsi Bengkulu lahan yang ada
kemudian dibagi-bagi untuk rumah penduduk dan sebagian untuk gedung instansi pemerintah
daerah setempat.
Di dalam rumah pengasingan ini tersimpan benda-benda peninggalan Bung Karno yang
memiliki nilai sejarah. Benda-benda tersebut merupakan saksi bisu yang menemani sang
Proklamator dalam menyusun strategi-strategi perjuangan selama di pengasingan. Meskipun
rumah ini tidak terbilang besar, namun pembagian ruang dan penataan benda-benda berharga
tersebut cukup rapi dan teratur.
Di teras, selain meja dan kursi, ada dua lemari kecil, satu untuk menyimpan berbagai jenis
suvenir dan satu lagi menjadi tempat menyimpan makanan khas Bengkulu dan berbagai jenis kue
lainnya. Bergeser sedikit ke dalam rumah, pengunjung dapat menjumpai sepasang kursi tua. Di
sisi kanan terdapat tiga buah kamar dan di sisi kiri terdapat dua kamar tidur. Di dalam kamar
tidur terdapat ranjang besi yang merupakan tempat tidur Bung Karno saat ia menghuni rumah
ini. Di dalam satu dari tiga kamar lainnya, yang terletak di bagian depan, terpajang duplikat
sepeda tua, kendaraan yang biasa dipakai Bung Karno untuk bepergian ketika itu.
Di kamar paling tengah ditempatkan sebuah lemari gandeng berukuran 2 x 1,5 meter, tempat
buku koleksi Bung Karno dipajang. Sebuah lemari pakaian menyimpan pakaian serta beberapa
benda bekas pemain sandiwara ketika itu, seperti kebaya dan payung tua terbuat dari kertas.
Semuanya telah tampak usang dan pudar warnanya.
Kamar terakhir, pada bagian belakang, tampak kosong, tapi pada setiap bagian dinding
terpajang bingkai-bingkai foto berukuran besar; tampak foto-foto Bung Karno beserta Ibu Inggit
dan keluarga serta kerabatnya yang lain, termasuk foto Fatmawati yang ketika itu baru beranjak
dewasa.
Pada bagian belakang rumah terdapat beranda dengan sepasang kursi santai. Pada bagian
kanan terdapat bangunan memanjang ke belakang, terdiri atas lima petak, di antaranya
merupakan kamar kecil atau kamar mandi, sedangkan yang lainnya berfungsi sebagai gudang
dan dapur.
Namun, koleksi peninggalan yang sebenarnya paling berharga di dalam rumah ini adalah
buku-buku Bung Karno yang jumlahnya mencapai ratusan buah. Deretan buku-buku tebal
tersebut meliputi pelbagai jenis, seperti karya sastra klasik, ensiklopedia, data kepemimpinan
Jong Java, hingga Alkitab Pemuda Katolik. Sayang sekali, buku-buku yang sebagian besar
berbahasa Belanda itu sudah dalam keadaan rapuh dan hancur termakan usia. Jika
diprosentasikan, sekitar 60 persen dari semua buku yang ada di Rumah Pengasingan Bung Karno
ini rusak parah.
Sampul buku sebagian besar berlubang atau hancur. Warna buku pun sudah memudar dan
rapuh. Tidak ada alat pengatur suhu atau sarana penjaga keawetan buku, seperti layaknya sebuah
museum.
Selain buku koleksi Bung Karno, puluhan seragam kelompok Tonil Monte Carlo juga
disimpan di rumah ini. Sungguh disayangkan, di dalam lemari penyimpanan ini juga tidak
dilengkapi dengan pengatur suhu dan cahaya untuk mencegah kerusakan akibat pelapukan dan
berbagai faktor lain.
KESIMPULAN
Museum Bengkulu mulai dibangun pada tahun 1978. Namun, museum ini baru
difungsikan pada 3 Mei 1980. Pada awalnya, Museum Negeri Bengkulu bertempat di Benteng
Marlborough. Tiga tahun kemudian, tepatnya 3 Januari 1983, museum ini menempati gedung
baru di Jalan Pembangunan No.8 Padang Harapan.
Museum ini merupakan tempat penyimpanan koleksi benda-benda bersejarah dan adat
budaya masing-masing suku yang terdapat di Bengkulu.
Pantai Panjang memiliki jarak titik pasang dan titik surut yang lumayan jauh, yaitu 500
meter. Hal ini tentu membuat pantai ini lebih indah saat surut karena hamparan pasir putihnya
jadi semakin luas.
Benteng Marlborough (Fort Marlborough) adalah peninggalan sejarah yang ada di kota
Bengkulu. Benteng terletak di pusat kota di daerah yang disebut Kampung.
Dalam usia yang sudah mencapai tiga abad, nilai Benteng Marlborough ini tentu lebih
dari sekedar bangunan bersejarah yang berada di Bumi Bengkulu ini. Tetapi Benteng
Marlborough juga merupakan ‘prasasti’ yang mengisahkan tentang jalinan interaksi dua bangsa
yang berbeda, yaitu bangsa Inggris dan bangsa Melayu Bengkulu’. Benteng Marlborough
bagaikan ‘permata sejarah’ yang menyatukan kenangan manis dari dua bangsa yang berbeda
dalam sebuah untaian kalung ‘kehormatan peradaban’-nya masing-masing.
Salah satu tempat pengasingan Soekarno berada di Kota Bengkulu. Selama
pengasingannya di Bengkulu, Bung Karno ditempatkan di sebuah rumah yang awalnya adalah
tempat tinggal orang Cina yang bernama Tan Eng Cian.
Rumah yang dibangun pada awal abad ke-20 ini berbentuk empat persegi panjang. Bangunan
ini tidak berkaki dan dindingnya polos. Pintu masuk utama berdaun ganda, dengan bentuk
persegi panjang. Bentuk jendela persegi panjang dan berdaun ganda. Pada ventilasi terdapat kisi-
kisi berhias. Rumah dengan halaman yang cukup luas ini memiliki atap berbentuk limas. Luas
bangunan rumah ini adalah 162 m2, dengan ukuran 9 x 18 m.