Download - Studi Kadar Hemoglobin Pada Pecandu Tuak
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hemoglobin adalah molekul yang terdiri atas zat besi yang
merupakan pembawa 02. Kadar Hemoglobin yang tinggi terjadi karena
keadaan hemokonsentrasi akibat dari dehidrasi. Kadar hemoglobin yang
rendah berkaitan dengan berbagai masalah klinis. Jumlah sel darah
merah dan kadar hemoglobin tidak selamanya meningkat atau
menurun secara bersamaan. Sebagai contoh, penurunan sel darah
merah disertai kadar hemoglobin yang sedikit meningkat atau normal
terjadi pada kasus anemia pernisiosa, serta kadar hemoglobin dan sel
darah merah yang sedikit meningkat atau normal disertai kadar
hemoglobin yang menurun, terjadi pada anemia defisiensi zat besi
(Kee, L.J, 1997).
Prevalensi anemia di dunia sangat tinggi, data World Health
Organization (WHO) menyebutkan bahwa 2 milyar penduduk dunia
terkena anemia. Anemia adalah suatu keadaan tubuh yang ditandai
dengan defisiensi pada ukuran dan jumlah eritrosit atau pada kadar
hemoglobin yang tidak mencukupi untuk fungsi penukaran 02 dan C02
TERIMA KASIH TELAH MENDOWLOAD… Jika bermanfaat… dan jika berkenan, sedekahkan pulsa Anda seberapa aja ke nomor kami : 0813 4209 2137 hehehehe.. ajak teman2 anda kunjungi terus http://tugas2kuliah.wordpress.com untuk mendapatkan kebutuhan dokumen anda lainnya secara GRATISS…!!! atau tolong sebarkan website ini… : see u at the top…!!!Ingat…!!! Hidup ini adalah memberi… bukan menerima…!!!
2
diantara jaringan dan darah. Banyaknya penderita anemia ini terutama
di negara-negara yang sedang berkembang termasuk Indonesia. Satu
dari dua orang penduduk menderita anemia yang disebabkan karena
kurangnya kepedulian masyarakat terhadap kesehatan. Prevalensi
penyakit anemia masih tinggi, terutama kelompok resiko tinggi seperti
pecandu alkohol dan perokok berat.
Salah satu penyebab anemia adalah konsumsi alkohol yang
terlalu banyak. Karena pecandu alkohol kronis sangat mudah
menderita gastristis dan sangat peka terhadap hilangnya protein dan
plasma darah selama meminum alcohol. Alkohol juga secara reversible
dapat merusak usus, menyebabkan diare, menurunkan berat badan
dan definisi berbagai macam vitamin. Alkohol secara tidak langsung
mempengaruhi hematopoiesis melalui efek-efek metabolik dan nutrisi juga
mungkin secara langsung menghambat proliferasi semua elemen seluler
di dalam sum-sum tulang. Gangguan hematologis yang terlihat pada
peminum kronis adalah berupa anemia ringan yang diakibatkan oleh
defisiensi asam folat terkait alkohol. Anemia kekurangan zat besi
mungkin disebabkan oleh pendarahan gastrointestinal. Alkohol juga dapat
menjadi penyebab dari beberapa sindroma hemolitik, beberapa
diantaranya berkaitan dengan hiperlipidemia dan penyakit hati yang
parah (Bertron, 2002).
3
Secara umum di Indonesia sekitar 20% wanita, 50% wanita
hamil dan 3% pria menderita anemia. Bahkan anemia merupakan
penyumbang terbesar jumlah angka kematian ibu (AKI) (Depkes
,2004). Pada tahun 2002-2003, AKI mencapai 307 per 100.000
kelahiran hidup. Ini merupakan AKI tertinggi di negara-negara Association
of South East Asian Nation (ASEAN) (Anonim, 2000).
Tuak adalah air nira yang berwarna putih seperti susu encer dan
sedikit rasa manis yang diperoleh melalui proses penyadapan yang
telah mengalami proses fermentasi (Lutony,1993). Kebiasaan yang
dilakukan orang-orang di Kelurahan Sukaria Kecamatan Panakukang
Kota Makassar, bagi kaum pria melakukan sesuatu kegiatan secara
bergotong royong harus didahulukan dengan mengkonsumsi tuak,
dengan alasan bahwa tanpa mengkonsumsi tuak, pekerjaan yang mau
dikerjakan akan terhambat, tetapi dengan mengkonsumsi tuak
pekerjaan seberat apapun pasti dikerjakan dengan semangat. Dari
kebiasaan tersebut yang mendorong mereka untuk setiap hari harus
mengkonsumsi tuak.
Dari uraian tersebut perlu dilakukan Studi Kadar Hemoglobin
Pada Pecandu Tuak di Kelurahan Sukaria Kecamatan Panakukang
Kota Makassar.
4
B. Rumusan Masalah.
Berdasarkan latar belakang diatas maka yang menjadi rumusan
masalah pada usulan proposal ini adalah berapakah kadar hemoglobin
pada pecandu tuak di Kelurahan Sukaria Kecamatan Panakukang Kota
Makassar ?
C. Tujuan Penelitian.
Untuk menentukan kadar hemoglobin pada pecandu tuak di
Kelurahan Sukaria Kecamatan Panakukang Kota Makassar.
D. Manfaat Penelitian
1. Masyarakat
Diharapkan menjadi bahan informasi kepada masyarakat khususnya
pecandu tuak agar tidak mengkonsumsi tuak secara berlebihan.
2. Institusi.
Sebagai bahan referensi untuk mahasiswa Jurusan Analis Kesehatan
Mega Rezky Makassar khususnya pada bidang hematologi.
3. Peneliti
Sebagai bahan atau aplikasi ilmu pengetahuan yang diperoleh selama
masa perkuliahan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Hemoglobin
1. Pengertian
Hemoglobin merupakan gabungan dari heme dan globin
sebagai istilah generik untuk protein globular. Berat molekul
hemoglobin 67.000. Pembentukan hemoglobin terjadi di normoblast di
mana 4 gugus heme di gabungkan ke dalam 1 molekul globin.
Hemoglobin adalah molekul yang terdiri dari 4 kandungan haem
(berisi zat besi) dan 4 rantai globin, berada didalam eritrosit dan
berfungsi untuk mengangkut 02. Kualitas darah dan warna darah
ditentukan oleh kadar hemoglobin (Sutedja, 2006)
Hemoglobin terdiri atas zat besi yang merupakan pernbawa 02.
Kadar hemoglobin yang tinggi dan abnormal terjadi karena keadaan
hemokonsentrasi akibat dari dehidrasi. Hemoglobin yang rendah
berkaitan dengan berbagai masalah klinis. Jumlah sel darah merah
dan kadar molekul hemoglobin tidak selamanya meningkat atau
menurun secara bersamaan, misalnya, penurunan sel darah merah
disertai kadar hemoglobin yang sedikit meningkat atau normal terjadi
pada kasus anemia pemisiosa, serta kadar hemoglobin sel darah
merah, yang sedikit meningkat atau normal disertai kadar
5
6
hemoglobin yang menurun, terjadi pada anemia defisiensi
zat besi (Kee J. L, 1997).
2. Sintesis Hemoglobin
Fungsi utama sel darah merah adalah mengangkut 02 ke
jaringan dan mengembalikan C02 dari jaringan ke paru-paru, untuk
mencapai pertukaran gas ini, sel darah merah memiliki protein
khusus yang mengandung hemoglobin. Setiap sel darah merah
mengandung sekitar 640 juta molekul hemoglobin dan setiap
molekul hemoglobin dewasa normal (HbA) terdiri atas 4 rantai
polipeptida a2b2, masing-masing dengan gugus hemenya sendiri.
Berat molekul HbA adalah 68.000. Sintesis hemoglobin banyak
terjadi di dalam mitokondria oleh sederet reaksi biokimia yang di
mulai dengan kondensasi glisin dan suksinil koenzim A di bawah aksi
enzim kunci delta amino laevulinic acid (ALA). Akhimya protopirin
bergabung dengan besi untuk membentuk heme yang masing-masing
molekulnya bergabung dengan rantai globin yang terbuat pada
poliribosom, kemudian tetramer 4 rantai globulin dengan masing-
masing gugus haemnya sendiri terbentuk dalam molekul hemoglobin
(Hoffbrand AM, 1989).
3. Macam-macam Hemoglobin
Pada manusia telah di kenal 14 macam hemoglobin dengan
bantuan elektroforesis. Hemoglobin diberi nama dengan tombol
7
alfabetik misainya Hb A, Hb C, Hb D, Hb E, Hb F, hb G, Hb 1, Hb M,
Hb S. Kadang-kadang hemoglobin di beri nama tempat di
temukannya. Jenis hemoglobin menurut nama orang yang
menemukan misalnya: Hb New York, Hb Sidney, Hb Bad, Hb Gower.
Hemoglobin mulai diproduksi pada usia 5-6 bulan kehidupan
intra uterin janin, pada usia 6 bulan post natal konsentrasi Hb A
mencapai 99% hemoglobin terdiri dari 2 rantai α dan β. Hb F (fetus
janin) mulai ditemukan dalam darah pada minggu ke 20 usai
kehamilan. Pada bayi yang baru lahir masih dapat dijumpai 55-85%
Hb F dan sebelum usia 2 tahun jumlah Hb F tinggal sedikit di gantikan
oleh Hb A. Karena sifatnya resisten terhadap alkali, Hb F ini masih
mudah di pisahkan (Anonim, 2001).
4. Struktur Hemoglobin
Struktur molekul heme, molekul hemoglobin pada manusia
terdapat 4 sub unit protein berbentuk globul. Oleh karena itu 1 unit
dapat membawa 1 molekul 02, maka secara efektifnya setiap molekul
hemoglobin dapat membawa 4 molekul 02, setiap unit pula tediri dari 1
rantai polipeptida yang mengikat kuat molekul lain, struktur heme
terdiri dari I molekul protein berbentuk cincin yang di namai porphyrin
dan I atom besi yang terletak di tengah. Hemoglobin dalam keadaan
normal membawa ion di oksidasikan kepada Fe3+. Struktur hemoglobin
dapat dilihat pada gambar 1.1.
8
Gambar 1. Struktur Hemoglobin
Sumber : Hofbrand, 1989
Gambar 1. Struktur HemoglobinSumber : Hofbrand, 1989
B. Tinjauan Umum Tentang Pemeriksaan Hemoglobin.
Penetapan kadar hemoglobin dapat ditentukan dengan bermacam-
macam cara yang banyak dipakai di laboratorium klinik ialah cara
fotoelektrik dan kalorimetrik visual. Kadar hemoglobin dinyatakan dalam
gr/dl darah. Pada pria memiliki rata-rata sedikit lebih tinggi dari pada
wanita. Kadar hemoglobin dapat diukur dengan menggunakan dua cara
terbaik ialah dengan teknik kalorimetri atau fotometri (Anonim, 2004).
Macam-macam cara penetapan kadar hemoglobin:
1. Cara Tallquist
Prinsip : Membandingkan darah asli dengan suatu skala warna
yang bertingkat-tingkat mulai dad warna merah muda
sampai warna merah tua. Cara ini hanya mendapat kesan
9
dari kadar hemoglobin saja, sebagai dasar diambil adalah
100%=15,8 gram hemoglobin per 100 ml darah. Tallquist
mempergunakan skala warna dalam satu buku mulai dari
merah muda 10%. Ditengah-tengah ada lowong di mana
darah yang akan dibandingkan secara langsung sehingga
kesalahan dalam melakukan pemeriksaan antara 25-50%.
2. Cara Sahli
Prinsip : Hemoglobin diubah menjadi hematin asam, kemudian
warna yang terjadi dibandingkan secara visual dengan
standar dalam alat. Cara sahli ini banyak dipakai di
Indonesia, walaupun cara ini tidak tepat 100%, akan tetapi
masih dianggap cukup baik untuk mengetahui apakah
seseorang kekurangan darah. Kesalahan dalam
melakukan pemeriksaan ini kira-kira 10%. Kelemahan cara
sahli ini adalah hematrin asam itu bukan merupakan
larutan sejati dan juga alat hemoglobinometer sukar
distandarisasi. Selain itu, tidak semua macam hemoglobin
dapat di ubah menjadi hematin, misalnya karboxy
hemoglobin, methemoglobin dan suffhemoglobin (Anonim,
1989).
10
3. Cara cupri sulfat
Prinsip : Cara ini hanya dipakai untuk menetapkan kadar
hemoglobin dari donor yang diperlukan untuk transfuse
darah. Hasil metode ini adalah persen hemoglobin. Kadar
hemoglobin dari seorang donor cukup kira-kira 80%
hemoglobin. Kadar minimum ini ditentukan dengan setetes
darah yang tenggelam dalam larutan cupri sulfat dengan
berat jenis 1,053 (Anonim, 1989).
4. Cara Photo Elektrik kalorimetri
Prinsip : Hemoglobin diubah menjadi sianmethemoglobin dalam
larutan drabkin yang berisi kalium sianida dan kalium
ferisianida. Absorbansi larutan diukur pada panjang
gelombang 540 nm. Larutan drabkin dipakai untuk
mengubah hemoglobin. Cara ini sangat bagus untuk
laboratorium rutin dan sangat dianjurkan untuk penetapan
kadar hemoglobin dengan teliti karena standar
sianmethemoglobin kadamya stabil dan dapat dibeli.
Larutan drabkin terdiri dari natrium biokarbonat 1 gram,
kalium sianida 50 mg, kalium ferisianida 200 mg, aquadest
1000 ml (Gandasoebrata, 1999).
11
C. Tujuan umum Cara Penetapan Kadar Hemoglobin
Pada pemeriksaan di laboratorium klinik, kadar hemoglobin dapat
ditentukan dengan berbagai metode diantaranya dengan metode
kalorimetrik seperti Cyanmethemoglobin (HICN) (Anonim, 1996).
Metode cyanmethemoglobin adalah yang paling popular karena
metode ini secara praktis mengukur seluruh hemoglobin, selain
sulfohemoglobin. Kelebihan dari metode ini adalah standar yang
digunakan tetap stabil untuk waktu yang lama. Menurut metode ini, darah
dicampur dengan larutan Drabkin untuk memecah hemoglobin menjadi
cyanmethemoglobin, daya serapnya kemudian diukur pada panjang
gelombang 540 nm dalam kalorimeter fotoelektrik atau spektrofotometer.
Penggunaan HbCN dalam menentukan kadar hemoglobin yaitu dengan
mengencerkan darah sebanyak 250 kali dalam volumenya dengan larutan
drabkin (Ronardy dkk, 1995).
Penentuan nilai hemoglobin tergantung pada kemampuan untuk
mengabsorbsi cahaya pada ratio kuning hijau yang merupakan spectrum
sinar tampak. Darah diencerkan dengan menggunakan larutan yang
mengandung kalium sianida dan kalium ferisianida yang akan mengubah
semua jenis hemoglobin. Dalam pemeriksaan kadar hemoglobin metode
cyanmethemoglobin digunakan photometer 5010 dengan menggunakan
larutan Drabkin (Anonim, 2001).
12
D. Tinjauan Umum Tuak Dan Minuman Beralkohol
1. Tuak
Tuak termasuk minuman yang mengandung alkohol karena
selama proses penyadapan terjadi proses fermentasi yang disebabkan
karena proses penyadapan yang tidak memperhatikan kebersihan
lumbung bambu yang digunakan pada saat penampungan sehingga
terbentuk senyawa alkohol yang mudah menguap. Jika fermentasi
dibiarkan secara terus menerus berlangsung sampai beberapa hari,
maka akan menjadi asam cuka. Setelah pengambilan jika tuak
dibiarkan dalam batang bambu atau jerigen dalam waktu yang cukup
lama akan mengalami proses fermentasi karena adanya kontaminasi
oleh mikroorganisme khususnya khamir dan bakteri jenis
Saccharonyces sp dan Acetobacter sp. Nira yang telah mengalami
proses fermentasi.oleh mikroorganisme disebut dengan tuak (Lutony,
1993).
Komponen utama yang terdapat dalam tuak selain air, yaitu
karbohidrat dalam bentuk sukrosa, yang mengakibatkan air nira terasa
manis, tetapi kadang-kadang terasa asam. Komponen lain yang
terdapat di dalamnya adalah protein, lemak, vitamin dan mineral, tetapi
dalam jumlah yang sedikit. Dari komponen yang terkandung dalam
tuak tersebut memungkinkan untuk direkayasa lebih lanjut untuk
menjadi berbagai ragam produk baru, seperti pemanis, minuman
13
beralkohol, asam cuka, alkohol dan juga sebagai media pertumbuhan
yang baik untuk mikroorganisme terutama seperti bakteri dan khamir
(Lutony, 2007).
2. Minuman Beralkohol
Menurut catatan arkeologik minuman beralkohol sudah dikenal
sejak kurang lebih 5000 tahun yang lalu (Joewana, 1989). Sampai
sekarang sudah beragam macam minuman beralkohol yang
dikonsumsi manusia. Adapun alkohol yang terkandung dalam
minuman keras adalah etanol dengan rumus strukturnya CH3CH2OH
yang diperoleh dari proses fermentasi (Joewana, 1989).
Kandungan alkohol pada berbagai minuman keras berbeda-
beda. Ada 3 golongan minuman beralkohol, yaitu golongan A; dengan
kadar etanol 1%-5% (Bir, golongan B; dengan kadar etanol 5%-20%
(Anggur/ Wine) dan golongan C; dengan kadar etanol 20%-50%
(Whiskey, Vodka, Mansonhouse, Johnywalker, kemput), mustakel
berkadar alcohol 20% (httpa/ Tumoutou.net, 2008).
Alkohol mempunyai sifat mudah menguap, berwarna kuning,
berbau khas. Alkohol mempunyai sifat beracun, artinya apabila
dikonsumsi dalam batas yang tidak normal atau berlebih, mempunyai
dampak terhadap kesehatan manusia dan lingkungan sosial. Hal ini
tidak berbeda antara minuman beralkohol yang pengolahannya oleh
perusahaan maupun tradisional. Sifat alcohol adalah larut sempurna
14
dalam air, tetapi dalam tubuh manusia alkohol dapat menekan saraf
pusat dan gangguan pada organ yang lain (http;lfindosiar.com//
culture, 2008)
a. Pengertian Alkohol
Alkohol adalah etil alkohol atau etanol dengan rumus umum
CnH2n+1-OH atau R-OH. Alkohol merupakan zat cair yang jernih
seperti air dan dapat bercampur dengan air (Anonim, 1989). Alkohol
merupakan suatu cairan tak berwarna, bening, mudah menguap
dan berbaur merangsang (Anonim, 1995)
b. Kegunaan Alkohol.
Alkohol selain sebagai pelarut, antiseptic, minuman
(Dreisbach, 1971) juga sebagai bahan makanan, dalam industry
farmasi dan sebagai bahan bakar (Adiwisastra, 1987
http:lltumoutou.net, 2008).
c. Sifat Alkohol
Secara fisika sifat-sifat alkohol diantaranya memiliki titik didih
78°C, higroskopis, baunya enak, tekanan uap 44 mmHg pada
temperatur 20°C, disamping itu alkohol merupakan cairan jernih tak
berwarna, rasanya pahit, mudah menguap, larut sempuma dalam
air dalam semua perbandingan, terbakar dengan nyala warna
kuning, dan bersifat hipnotik (Riawan, S,1989).
15
d. Efek Alkohol.
Efek yang ditimbulkan setelah mengkonsumsi alkohol dapat
dirasakan segera dalam waktu beberapa menit tetapi efeknya
berbeda-beda, tergantung dari jumlah alkohol atau kadar alkohol
yang dikonsumsi.
Kadar alkohol dalam jumlah yang kecil dapat menimbulkan
perasaan santai, dan pengguna akan lebih mudah
mengekspresikan emosi seperti rasa senang, rasa sedih dan
kemarahan (http;//www.kapanlagi.com, 2008) akan tetapi pada
umumnya alkohol dapat menimbulkan hilangnya kesadaran, merasa
lebih tegar berhubungan secara sosial (tidak menemui masalah),
merasa senang dan banyak tertawa, menimbulkan kebingungan
dan tidak mampu berjalan.
http://bombemipitpipit.wordpres.com,2008).
Bila dikonsumsi berlebihan akan muncul efek seperti :
Merasa lebih bebas mengekspresikan did, tanpa ada perasaan
terhambat, menjadi lebih emosional (sedih, senang, marah secara
beriebihan). Hal ini berakibat pada fungsi fisik motorik, yaitu bicara
cadel, pandangan menjadi kabur, sempoyongan, dan biasanya
sampai tidak sadarkan diri. Kemampuan mental mengalami
hambatan, yaitu gangguan untuk memusatkan perhatian dan daya
ingat terganggu. Akan tetapi pada kenyataannya mereka tidak
16
mampu mengendalikan diri. Oleh sebab itu banyak ditemukan
kecelakaan mobil yang disebabkan karena mengendarai mobil
dalam keadaan mabuk (Sadikin M, 2002).
Pemabuk atau pengguna alkohol yang berat dapat terancam
masalah kesehatan yang serius seperti radang usus, penyakit liver,
dan kerusakan otak. Kadang-kadang alkohol digunakan dengan
kombinasi obat-obatan berbahaya lainnya sehingga efeknya jadi
lebih berbahaya (anonim, 2004)
E. Tinjauan Umum Anemia
Anemia adalah kumpulan gejala yang ditandai dengan kulit dan
membran mukosa pucat, dan pada test laboratorium didapatkan hitung
hemoglobin, hematokrit (Hm), dan eritrosit kurang dari normal. Insidennya
30% pada setiap individu diseluruh dunia, prevalensinya terutama tinggi di
negara berkembang karena faktor defisiensi diet atau kehilangan darah
akibat infeksi parasit (Hardjoeno.H, 2006).
Anemia adalah penyakit yang banyak dijumpai dan disebabkan
oleh berbagai hal. Meskipun penyebab anemia bermacam-macam
sehingga jenis anemia beragam, ada gejala umum yang sama yang
menimbulkan dugaan seseorang menderita penyakit ini Gejala yang
paling umum ialah pucat, yang mudah dilihat pada wajah penderita.
17
Gejala ini akan tampak jelas lagi pada selaput lendir, yang mudah
dilihat pada mulut dan bagian dalam kelopak mata (M.Sadikin, 2002).
Untuk menjabarkan definisi anemia maka perlu diterapkan batas
hemoglobin atau hematokrit yang kita anggap sudah terjadi anemia.
Dinyatakan anemia bila kadar hemoglobin pada laki-laki kurang dari 13
g/dl sedangkan pada perempuan kadar hemoglobin kurang dari 12 g/dl.
Gejala umum anemia disebut juga sebagai sindrome anemia atau anemic
syndrome adalah gejala yang timbul pada semua jenis anemia pada
kadar hemoglobin yang sudah menurun sedemikian rupa. Gejala ini timbul
karena anoksia organ target dan mekanisme kompensasi tubuh terhadap
penurunan hemoglobin. Gejala-gejala tersebut antara lain: lesu, cepat
lelah, palpitasi, takikardi sesak waktu kerja, sakit kepala, pusing, telinga
mendenging, mata berkunang-kunang, kelemahan otot (Bakta, 2006).
F. Tinjauan Umum Tentang Alat Sprektrofotometer 5010
Photometer 5010 adalah suatu jenis spektrofotometer yang
merupakan suatu instrument untuk mengukur transmitan atau absorben
dari suatu contoh sebagai fungsi dari panjang gelombang.
Prinsip dasar dari spektrofotometer adalah banyaknya zat yang
menyerap cahaya dalam wilayah spectrum yang dapat dilihat atau
spectrum ultraviolet.
Cahaya Monokromator Kuvet Detektor Hasil
18
Komponen-komponen dari spektrofotometer
1. Sumber cahaya
Sumber cahaya termasuk radiasi optik yang ideal untuk
pengukuran serapan harus menghasilkan spektrum kontinyu
dengan intensitas serapan seragam pada keseluruhan kisaran
panjang gelombang yang sedang dipelajari. Sumber cahaya dapat
berupa lampu halogen, tungsten dan deuterium.
2. Monokromator
Dalam spektrofotometer radiasi polikromatik diubah
menjadi monokromatik merupakan serangkaian alat optik yang
menguraikan radiasi polikromatik yang menjadi jalur jalur yang
efektif dan panjang gelombang tunggal. Ada 2 macam
monkromator yang dikenal berdasarkan jenis penyerapan yaitu
yang berdasarkan efek penyerapan / transmisi menggunakan filter
dan yang berdasarkan efek penguraian I dispersi cahaya
menggunakan prisma dan grating.
3. Tempat Cuplikan / Kuvet
Larutan diletakkan dalam sel atau kuvet. Untuk daerah
visible digunakan gelas biasa atau quarts. Kuvet untuk larutan
mempunyai panjang sekitar 10 cm, sebelum kuvet dipakai harus
19
dibersihkan dengan air suling atau jika dikehendaki dicuci dengan
larutan asam kromat.
4. Detector
Detector penyerap tenaga foton yang mengenai cuplikan
dan mengubah tenaga tersebut untuk diukur secara kuantitatif
seperti sebagai arus listrik atau perubahan-perubahan panas.
Kebanyakan detector menghasilkan sinyal listrik yang dapat
mengaktifkan meter atau pencatat.
Pada pengukuran hemoglobin metode
cyanmethemoglobin dipergunakan photometer 5010 5 V+ tipe
semiautomatik dengan sumber cahayanya adalah lampu halogen,
daerah panjang gelombang yang dapat terukur 340 nm - 800 nm,
monokromatornya adalah filter, sistim kuvet atau tempat cuplikan
adalah single - beam, volume sampel dapat diukur miimum 250 NI
(Anonim, 2004).
A B C D E F G
Gambar 2.2. Serapan cahaya Photometer
Keterangan :
A = Sumber Cahaya E = Kuvet
Tuak
Gambar 2. Skema Kerangka Pikir
Pecandu Tuak
Alkohol
Dalam Tubuh
Menghambat sintesis Hemoglobin
Menghambat sintesis Hemoglobin
20
B = Celah masuk F = Detector
C = Monokromator G = Meter
D = Celah Keluar
G. Kerangka Pikir
Hemoglobin merupakan sel darah merah yang sangat penting
bagi kelangsungan reaksi metabolisme dalam tubuh dimana hemoglobin
berfungsi mengangkut 02 dari paru-paru keseluruh jaringan tubuh
sebagai bahan bakar dan mengeluarkan C02 ke paru-paru.
Pecandu tuak dalam setiap harinya mengkonsumsi tuak
sehingga secara langsung tuak yang mengandung alkohol tersebut
akan masuk kedalam tubuh dan akan menghambat sintesis
hemoglobin sehingga akan mempengaruhi kadar hemoglobin.
21
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan observasi deskriptif laboratorik
untuk mengetahui kadar hemoglobin pada pecandu tuak.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah pecandu tuak di Sukaria
Kecamatan Panakukang Kota Makassar.
2. Sampel dan besar sampel
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah darah pecandu
tuak sebanyak 20 sampel dengan metode purposive sampling.
C. Variabel Penelitian
1. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pecandu tuak
2. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kadar Hemoglobin
D. Defenisi Operasional
1. Hemoglobin adalah suatu senyawa protein dengan besi (Fe) yang
dinamakan konjugeted protein dengan rangka prtoporphyrin dan globin
menyebabkan warna darah merah.
22
2. Pecandu tuak adalah orang yang mempunyai kebiasaan untuk
mengkonsumsi tuak secara terus menerus minimal tiga kali dalam
sehari.
3. Kadar hemoglobin adalah jumlah hemoglobin yang terdapat dalam
darah.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan adalah fotometer 5010, mikropipet,
tabung reaksi, rak tabung, tip, tisue.
F. Bahan Penelitian
Bahan yang digunakan adalah darah EDTA, larutan drabkin
alkohol 70%, kapas.
G. Prosedur Kerja
1. Cara pengambilan Sampel Darah Vena
Cara pengambilan sampel darah vena adalah sebagai berikut:
Basahi lengan pasien dengan alkohol 70% dan dibiarkan sampai
kering, kemudian tangan dibendung dengan tourniquet, kemudian
ditegangkan dengan jari telunjuk dan ibu jari kiri di atas pembuluh
darah kemudian ditusuk jarum dengan sisi miring dengan tangan kiri,
pengisap semprit diisap perlahan-lahan sehingga darah masuk ke
dalam semprit. Kemudian kepalan tangan dibuka dan ikatan
23
pembendung di renggangkan atau dilepas sampai didapat sejumlah
darah yang dibutuhkan, diletakkan kapas kering pada tempat tusukan,
jarum ditarik kembali. Kemudian pasien disuruh menekan bekas
tempat tusukan dengan kapas kering (Soebrata G, 2004).
2. Prosedur pemeriksaan
Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan, kedalam
tabung reaksi dimasukan 5 ml larutan drabkin, dengan klinipet diambil
20 µI darah EDTA, sebelah luar ujung pipet dibersihkan, lalu darah
dimasukan kedalam tabung reaksi dengan membilasnya beberapa
kali, kemudian dicampur isi tabung dengan membalikanya beberapa
kali, dan dibaca dalam fotometer 5010 pada panjang gelombang 540
nm, sebagai blanko digunakan larutan drabkin, kadar hemoglobin
ditentukan dalam perbandingan absorbansi sampel dengan
absorbansi standar Cyanmethemoglobin dikali kadar standar.
H. Waktu Penelitian
Penelitian telah dilakukan pada bulan Mey 2011
I. Lokasi Penelitian
Sampel diambil di Kantor Lurah Sukaria dan pemeriksaan di
lakukan di Laboratorium Rumah Sakit Umum Haji Makassar.
Gambar 3. Skema Operasional
Pecandu Tuak
Pecandu EDTA
Pemerikasaan Kadar Hb metode Cyanmethemoglobin
Analisa Data
Hasil
Pembahasan
Kesimpulan
24
J. Kerangka Pikir
25
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Setelah dilakukan penelitian terhadap 20 sampel darah, hasil
pengukuran kadar hemoglobin pada pecandu tuak di Desa Benihading II
Kec. Buyasuri Kab. Lembata NTT yang dilakukan secara
spektrofotometer, dengan menggunakan metode cyanmethemoglobin
selama 3 had di Laboratorium Rumah Sakit Umum Daerah Lembata NTT
diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel : Hasil Pengamatan Kadar Hemoglobin Pecandu Tuak Di
desaBenihading II Kec. Buyasuri Kab. Lembata NTT Tahun 2008
No Kode Sampel Hasil (gr/dl) Keterangan1 A 12,2 grldl < normal2 B 11,4 gr/dI < normal3 C 13,6 gr/dl < normal4 D 12,2 gr/dl < normal5 E 14,4 gr/dI normal6 F 15,5 gr/dI normal7 G 16,6 grldl normal8 H 12,2 grldl < normal9 I 13,7 gr/dl < normal
10 J 13,3 gr/dl < normal11 K 13,6 grldl < normal12 L 12,7 grldl < normal13 M 14,0 gr/dI normal14 N 12,6 gr/dI < normal15 0 15,7 grldl Normal16 P 12,2 gr/dI < normal17 Q 13,4 gr/dl < normal18 R 14,2 gr/dl normal19 S 12,2 gr/dl < normal
26
26
20 T 13,7 gr/dI < normalRata-rata = 13,4 gr/dl
Pada tabel 1 menunjukkan bahwa kadar hemoglobin pada pecandu
tuak di desa Benihading I! Kec. Buyasuri Kab. Lembata NTT, hasil
terendah 11,4 gr.dl dan tertinggi 16,6 grldl, dan rata-rata hasil penelitian
kadar hemoglobin pada pecandu tuak di desa Benihading II Kec. Buyasuri
Kab. Lembata NTT adalah 13,4 gr/dl.
Tabel 2 : Hasil Pengukuran Distribusi Responder Menurut Tingkat Kadar
hemoglobin
No Kadar hemoglobin Jumlah Persen
1 < Dari Normal 14 Orang 70
2 Normal 6 Orang 30
Jumlah 20 Orang 100
Tabel 2 menunjukkan bahwa sebagian besar kadar hemoglobin
pada pecandu tuak di desa Benihading II Kec. Buyasuri Kab. Lembata
NTT kurang dan normal sebanyak 14 orang (70%) dan normal sebanyak
6 orang (30%).
27
B. Pembahasan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap 20 sampel
yang tPlah diteliti menunjukkan adanya perbedaan antara 14 sampel
alam Batas kurang dari normal dan 6 sampel menunjukkan hasil normal.
Hasil normal membuktikan bahwa di samping kondisi tubuh yang
sehat, gizi yang terpenuhi, istirahat yang cukup, kondisi psikis yang
menopang. Hasil hemoglobin menurun disebabkan karena terpapar
alkohol, kurang istirahat setelah bekerja keras, gizi yang tidak terpenuhi,
kondisi tubuh kurang tidur, pada masa penyembuhan setelah sakit,
kondisi psikis yang kurang mendukung.
Dalam pemeriksaan ini pula didapatkan 14 sampel dengan kadar
hemoglobin menurun, hal ini disebabkan karena terpapar alcohol dimana
alkohol secara tidak langsung mempengaruhi hematopoesis melalui efek-
efek metabolik dan nutrisi juga mungkin secara langsung menghambat
poliferasi semua elemen seluler di dalam sum-sum tulang sehingga dapat
menurunkan kadar hemoglobin di dalam tubuh (Bertron, 2002).
Hemoglobin adalah suatu molekul protein yang terdapat di dalam
eritrosit, yang berfungsi untuk mengikat dan mempermudah transportasi
gas C02 yang terbentuk di seluruh jaringan untuk melakukan metabolisme
dan di bawa ke jaringan yang berbentuk gas. Jadi orang yang kekurangan
zat besi, jumlah hemoglobin juga akan berkurang sehingga jumlah 02
28
yang dibawa berkurang pula dan keadaan seperti ini dapat menimbulkan
kekurangan darah.
Dari penelitian yang telah dilakukan menunujukkan bahwa
pemeriksaan kadar hemoglobin sangat penting dilakukan untuk
mengetahui lebih dini bagi kesehatan seseorang. Pemeriksaan kadar
hemoglobin dapat dilakukan dengan berbagai macam cara yang banyak
dilakukan dalam lab klinik adalah secara fotoelektrik.
Pada penelitian ini digunakan sampel darah yang diambil secara
aksidental pada pecandu tuak di desa Benihading II Kec. Buyasuri Kab.
Lembata NTT Tahun 2008 untuk mengetahui seberapa besar kadar
hemoglobin pada pecandu tuak.
Penetapan kadar hemoglobin cara cyanmethemoglobin sangat
mudah dilakukan mempunyai standar yang stabil dan dapat mengukur
semua jenis hemoglobin kecuali sulfhemoglobin. Standar yang digunakan
tetap stabil untuk waktu yang lama menurut cara ini, darah dicampurkan
dengan larutan drabkin untuk memecah hemoglobin menjadi
cyanmethemoglobin, daya serapnya kemudian diukur pada 540 nm dalam
spektrofotometer (Gandasoebrata, 2004).
Salah satu penyebab anemia adalah konsumsi alkohol yang terlalu
banyak, karena pecandu alkohol kronis sangat mudah menderita gastritis
dan sangat peka terhadap hilangnya protein dan plasma darah selama
meminum minuman beralkohol. Alkohol juga secara reversibel dapat
29
merusak usus, menyebabkan diare, menurunkan berat badan, dan
defesiensi berbagai macam vitamin (Bertron, 2002).
30
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian terhadap 20 sampel darah yang
dilakukan dapat ditarik kesimpulan :
1. Kadar hemoglobin pada pecandu tuak di Desa Benihading II Kec.
Buyasuri Kab. Lembata NTT dengan hasil normal sebanyak 6 sampel
(30%) dari 20 sampel.
2. Kadar hemoglobin pada pecandu tuak di Desa Benihading II Kec.
Buyasuri Kab. Lembata NTT dengan hasil kurang dari normal
14 sampel (70 %) dari 20 sampel.
B. Saran
Dari hasil penelitian yang dilakukan di atas diharapkan sebagai
bahan masukan kepada pecandu tuak dengan cara :
1. Diharapkan agar pecandu tuak mengkonsumsi tuak jangan terlalu
banyak.
2. Untuk penelitian berikutnya hendaknya menggunakan variabel lain
yang berhubungan dengan kadar hemoglobin.
31
31
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2004, Pedoman Pelayanan Transfusi Darah, Makassar. Anonim, 2001, Hematologi Dasar, Makassar, FKUH.
Anonim, 1989, Hematologi, Jakarta, Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan Departemen Kesehatan RI.
Artono, 2001, Racun Dan Keracunan, Jakarta, Widya Medika.Bakta, 2006, Hematologi Klinik Ringkas, Jakarta, Buku kedokteran. Bakta, 2006. Hematologi Sederhana, Jakarta, buku kedokteran Gandasoebrata, 1992, Penuntun Lab Klinik, Dian Rakyat.Hardjoeno, 2002, Interprestasi hasil lab dan diagnostic, Makassar, FKUH. Hoffbrand, A. V, 1989, Hematologi, Jakarta, Buku Kedokteran. http:/IGooqIe.com.Bahan Cemaran Terhadap Hemoglobin.Januari 2008 httpa/ms.Wikipedia,Orq/Hemoqlobin/maret 2008-04-14
Kee, L.J, 1997, Pemeriksaan Lab Dan Diagnostik, Jakarta, Buku Kedokteran.
Lutony, L.T. 1993, Tanaman Sumber Pemanis. Penerbit Penebar Swadaya. Jakarta
Ronardy, 2002, Penetapan Kadar Hemoglobin, Jakarta, buku kedokteran.
Ruqiah, GPP. 2003. http://tumoutou.net. Bahaya Gagal Hamil Yang Diakibatkan Minuman Beralkohol. 2 Mei 2008.
Sadikin, M, 2002, Biokimia Darah, Jakarta, Widya Medika.
Sutedja, Y.A, 2006, Mengenal Penyakit Melalui Hasil Pemeriksaan Lab, Jakarta, Amara Books.
Waterbury, L, 2001, House Ofl9cerSeries Hematologi, Jakarta, Buku Kedokteran.
32
UCAPAN TERIMA KASIH
Syallom in cristo....
Puji syukur yang terdalam penulis panjatkan kehadirat Yesus
karena atas berkat dan bimbingan-Nya, penulis dapat
menyelesaikan pendidikan di Politeknik Kesehatan Makassar
Jurusan Analis Kesehatan dengan menyelesaikan penyusunan
Karya Tulis Ilmiah (KT-1) tepat pada waktu yang telah direncanakan.
Karya tulis ilmiah ini merupakan salah satu syarat
untuk menyelesaikan studi pada Politeknik Kesehatan
Makassar Jurusan Analis Kesehatan.
Suatu kebanggaan tersendiri bagi penulis dapat
mempersembahkan karya tulis ilmiah ini, penulis menyadari bahwa
sebagai mahluk sosial, penulis tidak berjalan sendiri dalam,
merampungkan karya tulis ilmiah ini. Oleh karena itu dengan segala
kerendahan hati perkenankan penulis dan lubuk hati yang paling`
dalam menyampaikan ucapan terima kasih dengan sebesar-besamya
kepada :
Mengawali ucapan terima kasih ini perkenankan
menyampaikan rasa hormat dan penghargaan setinggi-tingginya
kepada kedua orang tuaku tersayang, Ibunda Katharina Kewa yang
telah melahirkan membesarkan, mendidik, anak-anknya dengan
penuh kasih saying, doa yang tanpa kenal rasa jenuh dan tetesan
iv
33
keringat dan air mata yang selama ini mengiringi setup langkah ku,
walaupun di tahun 2005 saya melakukan kesalahan yang sangat
besar yang membuat seluruh anggota keluarga ku merasa jengkel,
dan sampai tidak mengakui saya sebagai Keluarga kandungnya, tapi
usaha mama tidak berhenti, mengambil jalan keluar buat saya,
akhimya pada pertengahan Agustus ini saya boleh memetik hasil
seperti yang diharapkan mama, TERIMA KASIH MAMA KU ...YESUS
PASTI AKAN MEMBALAS KEBAIKAN MU...semoga jasa baik mu
dapat juga aku balas. Tak lupa pula buat Ayahanda ALM
LAURENSIUS LEDO LEU NAMANG, Anak doakan semoga arwah-
Mu diterima disisi Tuhan.
Penulls juga menghaturkan rasa terima kasih dan
penghargaan setinggi-tingginya kepada Tata Petrus Naya & Yuliana,
yang telah memberikan motivasi, perhatian, bantuan materi, dan
dorongan moril selama penulis menuntut ilmu. Saat saya hampir
kandas cita-cita ku, tata berdua masih bisa membantu aku, sehingga
studi saya ini akhirnya selesai juga, saya hanya berdoa semoga
Yesus memberkati segala usaha dan jerih payah mu, dan terima kasih
juga buat saudara-saudara ku : Tata Tina, tata Meri, tata Fin, tata
Paulina, tata Tesi, dan Ade Eman, juga Dovan, terima kasih atas
motivasi dan dukungan-Mu selama saya menjalankan studi ini.
34
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima
kasih dan penghargaan kepada ibu Widarti, S.Si, Apt selaku
Pembimbing Pertama dan Bapak Mursalim, S.Pd, M. Biomed selaku
Pembimbing Kedua yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran
untuk membimbing dan mengarahkan penulis sehingga berbagai
kendala yang dihadapi dalam penelitian ini dapat teratasi, dan kepada
Bapak Rahman, S.Si, M.Si selaku penguji yang banyak memberikan
masukan dan dorongan sampai selesainya karya tulis ilmiah ini.
Ucapan terima kasih sedalam-dalamnya kepada :
1. Ibu Nani Russa, SKM, M.Si, M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Makassar.
2. Bapak Herman Rachman S.Pd, M.Kes, selaku Ketua Jurusan Analis
Kesehatan Politeknik Kesehatan Makassar.
3. Seluruh Dosen dan Staf Pengajar Jurusan Analis Kesehatan Politeknik
Kesehatan Makassar yang telah mendidik dan membimbing pada masa
penerimaaan hingga penyelesaian studi.
4. Laboratorium Rumah Sakit Umum Daerah Lewoleba Lembata NTT
yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian serta seluruh Staf
khususnya Bapak Alexander Amo, Ibu Fauzia, Kak Ampi, Kak Wili dan
Kak Rudi yang telah memberikan bimbingan serta kesempatan untuk
melakukan penelitian.
35
5. Fransiska, Elkriswan, Yudis, Anton Lelang Rian, Khairul yang telah
membantu penulis dalam penelitian, penyusunan, serta pengetikan
proposal.
6. Rekan-rekan mahasiswa Jurusan Analis Kesehatan Politeknik
Kesehatan Makassar Angkatan 2005.
7. Sahabat-sahabatku yang setia, Kak Markus, Siska, Martin, Anton,
Jidan, Ertin, Merly, Widie, Imelda, novie dan Eka yang telah
memberikan dukungan, menjadi tempat berkeluh kesah di saat susah dan
menjadi teman tertawa di saat gembira sehingga penulis dapat
menyelesaikan studi dan penulisan karya tulis ilmiah.
8. Teman-teman PKL PKMD angkatan 2005 di Rumah sakit tkt II Pelamonia
dan Puskesmas Kassi-Kassi.
9. Teruntuk yang tersayang, Merly Bunga yang telah memberikan motivasi
kepada penulis, segala perhatian dan kasih sayang, selama penulis
melaksanakan studi, sebagai teman dalam memecahkan masalah, dan
membantu penulis dalam usaha untuk membiayai pendidikan, terima
kasih sayang atas pengorbanan mu, YESUS akan memberkati usaha mu
10. Kak Beni dan Mache, Ade Ryanto, terima kasih atas kebaikan dan
perhatian yang telah diberikan kepada penulis selama berada di kost.
11. Teman-teman kostku, Asdar, Rahman, Firman, Wahid, Yudi,
Mulawarman, Akbar, terima kasih atas kekompakan selama ini.
36
Segala sesuatu di dalam dunia ini tidak pemah luput dari
ketidak sempumaan, besar harapan penulis, semoga apa yang tertulis
di dalam karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat ke depart bagi semua
pihak dan dalam ilmu pengetahuan, khususnya di bidang kesehatan.
Makassar, Juli 2008
Penulis
37
ABSTRAK
YOHANES PATI, "Studi kadar Hemoglobin pada pecandu tuak di Desa Benihading II Kecamatan Buyasuri Kabupaten Lembata NTT" (Widarti & Mursalim)
Hemoglobin adalah suatu molekul protein kompleks yang terdapat di dalam eritrosit, dan berfungsi untuk mengangkut O2 dari paru-paru menuju berbagai jaringan tubuh dan membawa C02 dari jaringan tubuh keparu-paru sebagai hasil metabolisme untuk dibuang.
Pemeriksaan hemoglobin sangat penting untuk menegakkan, diagnose suatu penyakit. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kadar hemoglobin pada pecandu tuak di desa Benihading II Kecamatan Buyasuri Kabupaten Lembata NTT. Metode penelitian ini adalah observasi laboratorium dengan pendekatan deskriptif, pengambilan sampe dilakukan secara aksidental sampling sebanyak 20 sampel.
Hasil penelitian ini adalah 20 sampel, 6 sampel dalam batas normal (30%) dan 14 sampel kurang : dari normal (70%). Dari hasil penelitian diharapkan agar pecandu tuak tidak mengkonsumsi tuak terlalu banyak.
Daftar Pustaka : 18 (1989-2008)
Kata Kunci : Kadar Hemoglobin, Pecandu Tuak
ix