STRATEGI PEMASARAN PRODUK GADAI EMAS (RAHN) PADA
BPRS PNM AL-MA’SOEM DALAM MENINGKATKAN
PENDAPATAN BANK
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI)
Oleh:
Atep Misbahudin
NIM: 104046101671
KOSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAH
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1429 H / 2008 M
KATA PENGANTAR
Puji syukur yang mendalam penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang
telah memberikan rahmat, ridho, dan petunjuk-Nya, kepada penulis dalam
menyelesaikan penulisan skripsi ini, untuk memenuhi persyaratan mencapai gelar
Sarjana Ekonomi Islam pada Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada penerang bagi kehidupan
yaitu Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat dan umatnya sampai akhir
zaman.
Selama proses pembuatan skripsi ini, penulis menyadari tidaklah terlepas dari
segala bantuan, bimbingan, dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini penulis ingin memberikan penghargaan dan mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM, Dekan Fakultas
Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag, dan Bapak Ah. Azharuddin Latif, M.Ag, MH, Ketua
dan Sekretaris Program Studi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Dr. H. Mujar Ibnu Syarif, M.Ag dan Ibu Ela Patriana, MM, AAAIJ, atas
kesedianya memberikan waktu luang kepada penulis untuk membimbing,
mengarahkan, dan memberikan berbagai petunjuk sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
4. Kepala Perpustakaan Utama dan Fakultas Syariah dan Hukum beserta para
stafnya yang telah banyak membantu penulis meminjamkan buku-buku yang telah
diperlukan selama melakukan penelitian.
5. Se
genap Bapak dan Ibu dosen yang telah memberikan berbagai bekal ilmu kepada
penulis sejak penulis duduk di bangku kuliah hingga lulus dari kampus tercinta
ini.
6. Kepada seluruh staf dan karyawan BPRS PNM al-Ma’soem, khususnya Bapak
Teguh Sakti Pratikso, Bapak Hendra Syuhada, Bapak Arif, dan Ibu Rere, yang
telah membantu penulis dalam melengkapi data dalam menyelesaikan penulisan
skripsi ini.
7. Kedua orangtuaku Ibu Omay dan Bapak Uya yang tiada henti selalu memberikan
dukungan serta kasih sayang, dan motivasi kepada penulis baik secara moril
maupun materil, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
8. A
dik-adikku tercinta sebagai motivasi dan inspirasi hidupku, Dede Udaya dan si
bungsu Linda Bunga Lestari yang telah membantu penulis lewat doa-doanya.
9. Seluruh sanak keluarga yang telah membantu tercapainya studi ini, yang
memberikan semangat bagi selesainya penulisan skripsi ini, khususnya Paman
Ujang dan Bibi Ria, Paman Suryata dan Bibi Ratna, Paman Ujang dan Bibi Ocih,
Bapak Udin dan Bibi Epong, Paman Deni, Caci dan lainya yang penulis tidak
sebutkan satu-persatu.
10. Untuk penyemangat hidupku sekaligus calon istriku dan keluarganya yang selalu
setia membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
11. Keluarga Besar Mahasiswa (KBM) Galuh Jaya dan Fokus Al-Paci Jaya, Kanda
Uef, Adhe, Asep, Amin, Apep, Billy, Irfan Hilmy, Ramdhani, Uchok, Erma,
Omen dan yang lainya atas bantuan dan motivasinya. Semoga kebersamaan kita
dapat dilanjutkan dalam mengawal pembangunan daerah tercinta (Tatar Galuh
Ciamis). Teman-teman, kanda Jamil, kanda Adil, Kanda Opik, Kanda Pedrik,
Kanda Jeni dan yang lainya yang selalu memberikan saran dan bimbinganya
dalam menyelesaikan skripsi ini.
12. Teman-teman seperjuangan khususnya kelas PS D, dan semua angkatan 2004,
yang selama perkuliahan ini banyak membantu dan memberikan saran demi
kelancaran penulisan skripsi ini.
Besar harapan penulis, skripsi ini dapat memberikan kontribusi yang positif
bagi khazanah Ilmu Ekonomi Islam dan perkembangan perbankan Islam dalam
memerangi Riba.
Jakarta, 24 November 2008
Penulis
ABSTRAKSI
Peranan perbankan syariah dalam perekonomian relatif masih sangat kecil, ada
beberapa kendala dalam target pemasaran. Berangkat dari beberapa permasalahan
tersebut, maka diperlukan strategi usaha yang fokus dengan suatu core competance
tertentu sebagai daya saing serta memperkuat basis sistem oprasional untuk
memperluas sistem distribusi penyaluran kredit.
Berbagai upaya yang dilakukan perbankan dalam meningkatkan kualitas
produknya. BPRS PNM Al-Ma’soem pada bulan Maret tahun 2005 mengeluarkan
produk Gadai Emas, yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat serta
meningkatkan kinerja bank itu sendiri.
Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk mengetahuai bagaimana
BPRS PNM Al-Ma’soem melakukan strategi pemasaran produk gadai emas.
Penelitian ini menggunakan data primer dengan teknik pengumplan data melalui
observasi langsung ke BPRS PNM Al-Ma’soem dan melakukan wawancara secara
sistematis untuk mendapatkan data dan informasi, serta melakukan study kepustakaan
yaitu menelaah buku-buku literatur yang berhubungan dengan penelitian yang
dibahas.
Dari hasil penelitian ini, diketahui bahwa strategi pemasaran produk gadai
emas BPRS Al-Ma’soem cukup baik, ini dilihat dari pendapatan dan perkembangan
nasabah yang meningkat, sehingga mempengaruhi pendapatan bank.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
ABSTRAKSI iv
DAFTAR ISI v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 6
D. Review Study Terdahulu 7
E. Metode Penelitian 9
F. Sistematika Penulisan 12
BAB II STRATEGI PEMASARAN DAN GADAI (RAHN)
A. Pengertian Strategi Pemasaran 14
B. Tujuan Strategi Pemasaran 19
C. Perumusan Strategi Pemasaran 20
D. Pengertian dan Dasar Hukum Gadai 26
E. Syarat dan Rukun Gadai 30
BAB III GAMBARAN UMUM BPRS PNM AL-MA’SOEM
A. Sejara
h Pendirian BPRS PNM Al-Ma’soem 34
B. Visi, Misi dan Tujuan BPRS PNM Al-Ma’soem 36
C. Struktur organisasi 37
D. Produk BPRS Al-Ma’soem 41
BAB IV STRATEGI PEMASARAN PRODUK GADAI EMAS DI
BPRS AL- MA’SOEM
A. Strategi Pemasaran Produk Gadai Emas 45
B. Pelaksanaan Gadai Emas 53
C. Analisa SWOT Produk Gadai Emas 62
D. Perhitungan Margin Keuntungan 66
E. Analisa Perkembangan Produk Gadai Emas 69
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan 73
B. Saran 75
DAFTAR FUSTAKA 76
LAMPIRAN 78
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Di Indonesia, ekonomi Islam diakui eksistensinya ketika krisis moneter
memukul rata setiap kehidupan bangsa. Hal ini yang kemudian menjadi keterkaitan
banyak orang untuk beralih kepada sistem ekonomi yang berazaskan halalan
thayyiban dan bersumber pada al-Qur’an dan Sunnah Rasul. Hal ini di tandai dengan
mulai berdirinya lembaga-lembaga keuangan yang dalam oprasionalnya berdasarkan
prinsip syariah Islam. Salah satunya adalah lembaga keuangan perbankan syariah
yang mulai eksis sejak berlakunya UU No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan dan
Peraturan Pemerintah no. 72 tahun 1992.
Dalam menghadapi perkembangan ekonomi nasional yang mengalami
perubahan secara cepat dan tantangan yang terlalu berat diperlukan perbankan
nasional yang dapat melayani masyarakat golongan ekonomi lemah dan pengusaha
kecil menengah secara optimal, diperlukan pemberdayaan perbankan Indonesia
termasuk BPR yang melakukan kegiatan perbankan berdasarkan prinsip syariah.
Pada tahun 2007 data BPRS di Indonesia meningkat, yaitu sebanyak 11
BPRS, sehingga jumlah BPRS di Indonesia pada tahun 2007 sebanyak 114 BPRS.
Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) juga memperlihatkan peningkatan kinerja
sebagaimana bank umum dan unit usaha syariah. Sepanjang tahun 2007, volume
usaha BPRS mengalami ekspansi 33,2% sehingga pangsa BPRS dalam industri BPR
nasional menjadi 4,2%. Pertumbuhan tersebut antara lain ditunjang oleh peningkatan
jumlah DPK yang dihimpun sebesar 34,2%. Disamping itu, sepanjang tahun 2007
industri BPRS mampu memperbaiki kualitas pembiayaan yang terlihat dari
penurunan nilai NPF (gross) dari 8,3% pada tahun 2006 menjadi 8,0% pada akhir
20071.
Berdirinya BPRS di Indonesia selain didasari oleh tuntunan ber-muamalah
secara Islam yang merupakan keinginan kuat dari sebagaian besar umat Islam di
Indonesia, juga sebagai langkah aktif dalam rangka restrukturisasi perekonomian
Indonesia yang dituangkan dalam berbagai paket kebijaksanaan keuangan, moneter
dan perbankan secara umum. Secara khusus adalah mengisi peluang terhadap
kebijaksanaan yang membebaskan bank dalam penetapan singkat suku bunga (rate
interest), yang kemudian dikenal bank tanpa suku bunga.
Dalam rangka mensosialisasikan berbagai kegiatan, tentunya bank syariah
pada umumnya dan BPRS pada khususnya perlu mengkomunikasikan setiap produk-
produk yang ditawarkan. Hal ini dilakukan agar masyarakat mengetahui dan
memiliki minat membeli manfaat dari produk bank syariah yang ditawarkan sesuai
dengan kebutuhan dan keinginan. Oleh karena itu, bank syariah harus melakukan
strategi pemasaran.
Beberapa lembaga keuangan mungkin mempunyai tujuan yang sama akan
tetapi strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut sudah tentu berbeda.
Pada umumnya semua jajaran manajemen suatu lembaga keuangan akan selalu
membuat rencana-rencana yang baik dan tepat. Jadi jelaslah masalah strategi bagi
1 Bambang Sutrisno, “Asbisindo Dorong Linkage Program BPRS dan Bank
Syariah”, artikel ini di akses pada tanggal 13 Desember 2008, dari http://www.republika.co.id
suatu lembaga keuangan sangatlah penting sebab strategi tersebut merupakan
penentuan tercapainya tujuan yang telah direncanakan.
Suatu lembaga keuangan yang berorientasi terhadap perolehan laba
(keuntungan) sudah pasti membutuhkan apa yang yang disebut Strategi Pemasaran
bank, pengertian pemasaran bank itu sendiri yaitu suatu proses untuk menciptakan
dan mempertukarkan produk atau jasa bank yang ditunjukan untuk memenuhi
kebutuhan dan keinginan nasabah dengan cara memberikan kepuasan2.
Sedangkan pemasaran berpangkal pada kebutuhan pembeli yang belum
terpenuhi dalam hal produk, kualitas, harga dan sebagainya. Produk bukan satu-
satunya penjamin kepuasan konsumen, akan tetapi ada beberapa variabel lain yang
mempengaruhi kepuasan konsumen yakni harga produk, lokasi dan distribusi.
Undang-undang No. 10 tahun 1998 tentang perubahan Undang-undang No.7
tahun 1992 tentang perbankan, merupakan sumber hukum yang utama bagi
pengaturan kehidupan perbankan Islam, dan secara khusus peraturan pelaksanaan
Bank Perkriditan Rakyat Syariah (BPRS) diatur oleh surat keputusan Direksi Bank
Indonesia No. 32/36/Kep/Dir tentang BPR yang berdasarkan prinsip syariah tanggal
12 Mei 1999 dan secara lebih khusus diatur berdasarkan PBI 8/25/PBI/2006 dari
perubahan PBI 06/17/2004 tentang BPR berdasarkan prinsip syariah.3
PT. BPRS PNM al-Ma’soem merupakan Lembaga Keuangan Mikro Syariah
(LKMS) yang berada di Jl. Raya Rancaekek No. 1 Bandung. BPRS PNM al-
Ma’soem melayani jasa keuangan berupa simpanan dan pembiayaan yang
2 Kasmir, Pemasaran Bank, (Jakarta: Kencana, 2005), Cet ke-1, h. 63 3 Burhanudin Abdullah, “Peraturan Bank Indonesia” artikel diakses pada 5
Agustus 2008 dari http://www.bi.go.id/NR/rdonlyres
berdasarkan prinsip syariah. Sumber dana yang dikelola BPRS PNM al-Ma’soem
berasal dari dana sendiri serta dana pihak ketiga.
Kebutuhan akan pemasaran tidak dapat dielakan karena perkembangan pasar
dan persaingan yang semakin berat. Pemasaran dibutuhkan tidak hanya oleh
perusahan-perusahan akan tetapi digunakan oleh lembaga keuangan misalnya
lembaga keuangan mikro syariah pada BPRS PNM al-Ma’soem dalam
pengembangan produk-produknya khususnya produk Gadai Emas (Rahn).
Produk gadai emas pada BPRS PNM Al-Ma’soem memberikan fasilitas
pinjaman kepada masyarakat dengan jaminan berupa emas dengan menggunakan
pinsip gadai yang sesuai dengan syariah. tercantum dalam Fatwa DSN No.26/DSN-
MUI/III/2002.4
Dampak demikian tampak jelas bahwa bagi perbankan pada umumnya
khususnya pada BPRS yang berlokasi di garis terdepan di pedesaan menghadapi
tantangan dan peluang yang cukup besar. Kualitas pemberian kredit yang tinggi dan
pemberian kredit yang sehat adalah jalan keluar yang paling tepat untuk menghadapi
tantangan tersebut. Untuk itu kita harus menyusun strategi pemasaran yang
komprehensif, sehingga upaya pemasaran yang kita lakukan bisa optimal. Dengan
demikian kita harus mengkaji lebih jauh mengenai pemasaran bank itu sendiri dalam
upaya meningkatkan pendapatan bank.
Dalam penelitian ini, penulis berusaha membahas mengenai Strategi
pemasaran yang di lakukan BPRS PNM al-Ma’soem dalam meningkatkan
4 Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia, Himpunan Fatwa Dewan
Syariah Nasional, (Ciputat: CV Agung Persada, 2006), Cet. Ke 3
profitabilitas bank. Dengan judul ” Strategi Pemasaran Produk Gadai Emas
(Rahn) Pada BPRS PNM al-Ma’soem dalam Meningkatkan Pendapatan Bank”.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latarbelakang masalah di atas, terlihat banyak faktor
yang mempengaruhi pendapatan bank dalam strategi produk gadai emas yang
digunakan oleh BPRS PNM al-Ma’soem, di antaranya:
a. Strategi apa yang tepat dilakukan oleh BPRS PNM al-Ma.soem dalam
memasarkan produknya?
b. Apakah ada pengaruh yang signifikan setelah penerapan strategi gadai emas
kepada calon nasabah?
c. Apakah dengan pinjaman melalui produk gadai emas dapat menambah
membantu pertumbuhan ekonomi rakyat?
d. Bagaimana cara mengantisipasi pesaing dalam upaya mempertahankan
nasabah?
e. Bagaimana pelaksanaan gadai emas pada BPRS PNM al-Ma’soem?
f. Bagaimana aplikasi pelaksanaan gadai emas pada BPRS PNM al-Ma’soem?
2. Perumusan masalah
Berawal dari uraian yang telah dipaparkan di atas, melihat luasnya
pembahasan mengenai Strategi produk gadai emas, maka penulis memfokuskan
penelitian hanya pada pengaruh strategi yang dikembangkan oleh BPRS PNM
al- Ma’soem dalam meningkatkatkan pendapatan bank.
Selanjutnya untuk mempermudah pembahasan, maka permasalahannya
dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana strategi pemasaran produk gadai emas yang digunakan oleh
BPRS PNM al-Ma’soem?
2. Bagaimana pelaksanaan gadai emas di BPRS PNM al-Ma’soem?
3. Bagaimana analisa SWOT produk gadai emas pada BPRS PNM al-
Ma’soem?
C. Tujuan Penulisan dan Manfaat Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah
1. Untuk mengetahui bagaimana strategi pemasaran produk gadai emas yang di
gunakan oleh BPRS PNM al-Ma’soem.
2. Untuk mengetahui pelaksanaan gadai emas pada BPRS PNM al-Ma’soem.
3. Untuk mengetahui analisa SWOT produk Gadai Emas BPRS PNM al-Ma’soem.
Adapun manfaat penulisan ini sebagai berikut:
1. Manfaat untuk penulis
Untuk memperdalam wawasan dan pengetahuan penulis dalam hal strategi
pemasaran dalam pengembangan produk gadai emas khususnya yang dilakukan
oleh BPRS PNM al-Ma’soem.
2. Manfaat untuk ilmu pengetahuan
Memberikan kontribusi bagi perkembangan BPRS sehingga dengan strategi
pemasaran produk tersebut akan lebih berkembang dan berjalan sesuai dengan
syariah.
3. Manfaat untuk BPRS PNM al-Ma’soem
Dengan adanya Strategi pemasaran tersebut, diharapkan BPRS PNM Al-
Ma’soem. akan terus berupaya untuk terus melakukan perubahan kearah yang
lebih baik, dalam hal menarik nasabah khususnya produk gadai emas sehingga
bisa meningkatkan kesejahtraan ekonomi umat Islam terutama masyarakat
golongan ekonomi lemah.
D. Review Studi Terdahulu
Dalam peneletian ini penulis menemukan beberapa hasil penelitian yang
membahas topik sejenis dalam rangka meningkatkan strategi pemasaran pada produk
lembaga keuangan syariah.
1. Siti Arfah, Prodi. Perbankan Syariah, Jurusan Muamalat, Fakultas Syariah dan
Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2003.
”Strategi pemasaran produk pembiayaan murabahah dan pengaruhnya
terhadap pendistribusian dana BMT El-Syifa Ciganjur-Jagakarsa”. Hasil
penelitian ini mengatakan bahwa, strategi pemasaran yang dilakukan oleh BMT
El-Syifa pada produk pembiayaan murabahah membawa pengaruh terhadap
pendistribusian dana pembayaran. Hal ini dilihat dari meningkatnya dana yang di
salurkan pada tahun 2003 dengan jumlah sebesar Rp. 145.917.000,-. Sedangkan
pada tahun 2004 mengalami peningkatan yaitu sebesar Rp. 160.917.000,-. Dan
tahun 2005 mengalami peningkatan juga yaitu sebesar Rp. 207.720.000,-.
Dalam memasarkan produk pembiayaan murabahah, BMT El-Syifa , strategi yang
digunakan yaitu, produk, harga, distribusi, dan promosi.
2. Ibnu Hamim, Prodi. Perbankan Syaiah, Jurusan Muamalat, Fakultas Syariah dan
Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006.
”Strategi Pemasaran Produk pembiayaan Musyarokah Dalam Upaya
Menarik Minat Nasabah (studi kasus pada BMT Al-Fath Pamulang)”. Hasil
penelitian ini mengatakan bahwa, dalam mencapai pasar sasaran, BMT al-Fath
menerapkan strategi pemasaran Pembiayaan Musarakah yang Meliputi empat
komponen yaitu produk, harga, promosi dan distribusi.
Namun perkembangan pembiayaan musyarakah BMT al-Fath mengalami
penurunan dari tahun 2004-2005, hal ini disebabkan kurangnya kepercayaan
masyarakat terhadap produk pembiayaan musyarakah, dan tidak adanya tim
khusus untuk menawarkan produk musyarakah.
3 Nuraeni, Prodi. Perbankan Syariah, Jurusan Muamalat, Fakultas Syariah dan
Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2004.
”Konsep dan Aplikasi Gadai emas Pada Bank Syariah (Studi kasus pada
PT. Bank Danamon Syariah)”. Hasil penelitian ini adalah mekanisme gadai emas
syariah pada bank danamon syariah meliputi; barang jaminan yang dibawa
nasabah akan taksir oleh spesialis gadai untuk mengetahui besar pinjaman dan
biaya penitipan yang ditanggung nasabah. Biaya penitipan di dasarkan pada nilai
taksir marhun, yaitu 2,2% perbulan sebagai antisipasi terhadap resiko kerusakan
dan kehilangan atas barang yang digadaikan.
Pada penelitian ini, penulis mencoba membahas tentang strategi
pemasaran yang diterapkan oleh BPRS al-Ma’soem pada produk gadai emas
sebagai upaya untuk meningkatkan pendapatan bank dan hal-hal yang menjadi
faktor pemicu kesuksesan yang dikerjakan oleh pihak bank.
Yang membedakan penelitian ini dengan penelitian terdahulu bahwa
penelitian ini di fokuskan pada strategi pemasaran yang digunakan oleh BPRS
PNM al-Ma’soem dalam mengembangkan produk gadai emas, baik dari segi
produk maupun penyaluran, dalam menghadapi pesaingnya sekaligus
mempertahankan keunggulanya, maka bank menerapkan analisa SWOT, dengan
demikian pihak bank bisa membaca pangsa pasar dengan sempurna. Ini terbukti
dari laporan usaha gadai emas BPRS PNM al-Ma’soem dari tahun 2005-2007
meningkat sangat pesat. Dengan pelayanan yang maksimal melalui strategi
pemasaran yang mengarah, dan peran nama baik al-Ma’soem menjadi andalan
utama bagi kesuksesan gadai emas BPRS PNM Al-Ma’soem.
E. Metode Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang diteliti, metode yang dilakukan adalah
metode deskriptif analisis yaitu mendeskripsikan sesuatu pada satuan analisis secara
utuh sebagai satuan yang integrasi.5 Pendapat lainnya mengatakan bahwa metode ini
”metode deskriptif bertujuan untuk menggambarkan sifat sesuatu yang tengah
berlangsung pada saat riset dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari gejala
tertentu.”6
1. Jenis dan Sumber Data
5 Cik Hasan Bisri, Penuntunan Penyusunan Dalam Penelitian dan Penulisan
Skrips, (Bandung :Rajawali Press, 1999), hal. 57 6 Husein Umar, Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, (Jakarta :
Rajawali Press, 2004), h. 22.
a. Data Primer : Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data
primer yaitu data bulanan laporan perkembangan usaha gadai emas dari tahun
2005-2007.
b. Data Sekunder : Wawancara langsung kepada manajer gadai emas BPRS
PNM al-Ma’soem.
2. Teknik Pengumpulan Data
Dengan menggunakan penelitian deskriptif, maka teknik pengumpulan data
digunakan penulis adalah sebagai berikut:
a. Teknik Observasi dan Pengamatan
Penulis melaksanakan observasi selama 2 hari yaitu pada tanggal 15-16
Agustus 2008, yang bertempat di BPRS al-Ma’soem Rancaekek-Bandung
untuk mengambil data-data yang diperlukan dalam melakukan penelitian.
b. Teknik Wawancara
Penulis melakukan wawancara dengan Bapak Teguh selaku Manajer Gadai
Emas, dengan cara tanya jawab secara langsung dan dilaksanakan secara
sistematis dengan tujuan untuk memperoleh informasi.
c. Studi Kepustakaan
Pengumpulan data dengan menelaah buku-buku literatur yang berhubungan
dengan penelitian yang dibahas.
3. Teknik Pengolahan Data
a. Seleksi Data: setelah memperoleh data dan bahan-bahan baik melalui library
research maupun field research, data diperiksa kembali satu persatu agar
tidak terjadi kekeliruan.
b. Klasifikasi Data: setelah data diperiksa lalu diklasifikasikan dalam bentuk
dan jenis tertentu, kemudian diambil suatu kesimpulan.
4. Analisis Data
Penulis, menganalisa data dengan menggunakan penelitian kualitatif. Dalam
pelaksanannya penganalisaan dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah
sebagai berikut:
a. Menelaah semua data yang diperoleh baik dari sumber primer mapun sumber
sekunder.
b. Melakukan klasifikasi terhadap data yang terkumpul sesuai dengan masalah
yang diteliti.
c. Menghubungkan data yang terpilih dengan teori yang sudah dikemukakan
dalam kerangka pemikiran.
d. Penarikan kesimpulan dari data-data yang dianalisis.
F. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika dalam penulisan ini, penulis membagi pembahasan
menjadi lima bab, dan tiap-tiap bab terdiri dari beberapa sub bagian.
Sistematika ini diuraikan sebagai berikut:
BAB I: PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan tentang latar belakang masalah, pembatasan dan
perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kajian pustaka,
metode penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II STRATEGI PEMASARAN DAN GADAI (RAHN)
Bab ini menjelaskan tentang pengertian, tujuan, perumusan strategi
pemasaran dan pengertian, dasar hukum gadai, syarat hukum Gadai (Ar-
Rahn).
BAB III GAMBARAN UMUM BPRS PNM AL-MA’SOEM
Bab ini menjelaskan sejarah berdirinya BPRS PNM Al-Ma’soem, Visi
Misi dan tujuan BPRS PNM Al-Ma’soem, struktur organisasi dan produk
BPRS PNM Al-Ma’soem.
BAB IV STRATEGI PEMASARAN PRODUK GADAI EMAS PADA BPRS
PNM AL-MA’SOEM
Bab ini mejelaskan tentang strategi pemasaran produk gadai emas,
pelaksanaan gadai emas dan analisa SWOT produk gadai emas yang
dilakukan BPRS PNM Al-Ma’soem. Serta membahas perhitungan margin
keuntungan dan analisa perkembangan produk gadai emas.
BAB V PENUTUP
Pada bab ini penulis membuat kesimpulan pada bab-bab sebelumnya dan
memberikan saran-saran yang kiranya bagi pihak yang berkepentingan
dilengkapi dengan daftar pustaka dan lampiran-lampiran yang di perlukan.
BAB II
SEKILAS MASALAH PEMASARAN DAN GADAI (RAHN)
A. Strategi Pemasaran
1. Pengertian Strategi
Secara etimologis, strategi berasal dari bahasa yunani Strategos yang
berati Jendral.7 Strategi pada mulanya berasal dari peristiwa peperangan, yaitu
sebagai suatu siasat untuk mengalahkan musuh. Namun pada akhirnya strategi
berkembang untuk kegiatan organisasi termasuk keperluan ekonomi, sosial,
budaya dan agama.
Dalam Kamus Istilah Manajemen, strategi adalah rencana yang cermat
mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus dan saling hubungan dalam
waktu dan ukuran.8 Dalam sebuah perusahan, strategi merupakan salah satu faktor
terpenting agar perusahan dapat berjalan dengan baik. Strategi menggambarkan
arah bisnis yang mengikuti lingkungan yang dipilh dan merupakan pedoman
untuk mengalokasikan sumber daya usaha suatu organisasi.9
Dari definisi di atas, peneliti dapat mengambil kesimpulan tentang
strategi, yaitu:
7 Goerge Stainer dan John Miller, Manajemen Stratejik,(Jakarta:Erlangga ),
h.20 8 Panitia Istilah Manajemen Lembaga PPM, Kamus Istilah Manajemen,
(Jakarta:Balai Aksara), cet Ke-2 h. 245 9 Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran, (Yogyakarta: Andi,2002), edisi Ke-2,
h.3
a. Strategi merupakan suatu kesatuan rencana yang terpadu yang diperlukan
untuk mencapai tujuan organisasi.
b. Dalam menyusun strategi perlu dihubungkan dengan lingkungan organisasi,
sehingga dapat disusun kekuatan strategi organisasi.
c. Dalam pencapaian tujuan organisasi perlu alternative startegi yang
dipertimbangkan dan harus dipilih.
d. Stategi yang dipilih akan di implementasikan oleh organisasi yang akhirnya
memerlukan evaluasi terhadap strategi tersebut.
2. Pengertian Pemasaran
Pemasaran suatu faktor penting dalam siklus yang bermula dan berakhir
dalam kebutuhan konsumen, dimana pemasaran harus dapat menafsirkan
kebutuhan-kebuthan konsumen dan mengkombinasikanya dengan data pasar.
Kebanyakan orang mengatakan bahwa pemasaran adalah serangkaian kegiatan
ekonomi yang mencakup penjualan, permintaan atau pembelian dan harga.
Padahal pemasaran tidak hanya mencakup itu, tetapi pemasaran lebih luas dari
kegiatan penjualan. Oleh karena itu pemasaran adalah kegiatan vital dalam
beberapa organisasi baik organisasi profit maupun non profit yang didalamnya
menyedikan barang dan pelayanan. Maka keberhasilanya tergantung sekali pada
kemampuan dari organisasi tersebut dalam memahami dan menemukan segala
yang dibutuhkan pelangganya.
Drs. Bashu Swasto M. A dan Irawan mengungkapkan bahwa “pemasaran
sebagai suatu sistem dari kegiatan-kegiatan yang saling berhubungan, ditunjukan
untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan
barang dan jasa kepada pembeli”.10
Menurut Philip Kotler mengatakan bahwa pemasaran adalah “suatu
peroses sosial dan manajerial yang didalamnya individu dan kelompok untuk
mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan,
menawarkan dan mempertukar produk yang bernilai dengan pihak lain”.11
Pemasaran juga dapat dipahami sebagai suatu rencana untuk memperbesar
pengaruh terhadap pasar, baik jangka pendek maupun jangka panjang, yang
didasarkan pada riset pasar, penilaian, perencanaan produk, promosi, perencanaan
penjualan dan distribusi. Secara spesifik pengertian pemasaran bagi lembaga
keuangan adalah:
a. Mengidentifikasi pasar yang paling menguntungkan sekarang dan masa yang
akan datang.
b. Menilai kebutuhan nasabah atau anggota saat ini dan masa yang akan datang.
c. Menciptakan sasaran pengembangan bisnis dan membuat rencana untuk
mencapai sasaran tersebut.
d. Promosi untuk mencapai sasaran. 12
3. Pengertian Strategi Pemasaran
Dalam Kamus Besar Ilmu Pengetahuan, strategi pemasaran merupakan
proses pemasaran yang mencakup beberapa hal analisis atas kesempatan-
10 Bashu Swasta, Manajemen Pemasaran Modern, (Yogyakarta:Liberty, 1990),
cet. Ke-2, h. 5 11 Philip Kotler, Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan, Implementasi
dan Pengendalian,(Jakarta:Salemba Empat, 1995), h.8
12 Muhammad, Manajemen Bank Syariah, (Yogyakarta:UPP AMP YKPN, 2002), h. 194
kesempatan, pemilikan sasaran-sasaran, pengembangan strategi, perumusan
rencana implementasi serta pengawasan.13
Strategi pemasaran dapat dipahami sebagai logika pemasaran yang
dengannya unit usaha dapat mencapai tujuan pemasaranya.14
Strategi pemasaran
juga merupakan pernyataan mengenai bagaimana suatu merek atau lini produk
dapat memenuhi keinginan dan dapat memuaskan pelanggan. Selain itu
pemasaran sendiri dapat diartikan sebagai seleksi atas pasar sasaran, menentukan
posisi bersaingan dan pengembangan suatu bauran pemasaran yang efektif untuk
mencapai dan melayani klien yang dipilih.15
Beberapa strategi pemasaran diterapkan akan mampu menembus pasar,
mengembangkan pasar, mengembangkan produk, diversifikasi, biaya murah dan
pemfokusan pasar.16
Dengan penjelasan sebagai berikut:
a. Menembus Pasar
Strategi ini digunakan apabila diketahui bahwa masih ada sasaran yang belum
mengetahui atau memakai produk (barang maupun jasa) disebabkan karena
pesaing lebih agersif sehingga belum mempunyai kesempatan membeli.
b. Mengembangkan Pasar
13 Save M. Dagum, Kamus Besar Ilmu Pengetahuan, (Yogyakarta:BPFE, 1994),
Edisi Pertama, h. 124. 14 Philip Kotler dan Paul N. Blomm, Teknik dan Strategi Pemasaran Jasa
Profesional, (Jakarta:Intermedia, 1995), h. 27 15Kotler dan Amstrong, Prinsip-Prinsip Pemasaran, (Jakarta:Erlangga, 1997),
Edisi Ke-2, jilid 1, h.3
16 Bastio Swasta, Manajemen Pemasaran Modern, (Yogyakarta:Liberty, 1990), cet. Ke-2, h.32-40
Strategi ini apabila sasaran pembeli lama telah dapat dicapai baik oleh produk kita
maupun oleh produk pesaing, sehingga perlu mencari sasaran pembeli baru,
sementara produk lama masih berjalan dengan cara memperluas daerah
pemasaran.
c. Pengembangan Produk
Strategi ini mencakup usaha perubahan produk, tetapi menggunakan cara
produksi sebelumnya.
d. Diversifikasi
Strategi ini merupakan pengembangan produk baru yang masih berhubungan
dengan produk lama untuk ditawarkan kepada pasar yang baru juga. Strategi ini
sangat efektif untuk mengisi sasaran yang terabaikan atau kosong, sehingga
mereka mengikuti pesaing.
e. Biaya Murah
Strategi ini didasarkan pada input rendah, sehingga dapat menghasilkan produk
yang murah pula, namun dengan kualitas dan standar yang tinggi. Hal ini bisa
dilakukan dengan pemilikan modal yang besar serta teknologi tinggi maupun
bergabung dengan wadah koperasi misalnya.
f. Pemfokusan Pasar
Strategi ini dilakukan dengan memberikan pelayanan yang sangat terbatas,
kelompok pembeli ditentukan dengan jelas agar pelayanan lebih efektif dan
efisien.
B. Tujuan Strategi Pemasaran
Setiap tindakan yang dilakukan apakah oleh perusahaan atau badan usaha
tentu mengandung suatu maksud dan tujuan tertentu. Penetapan tujuan ini
disesuaikan dengan keinginan pihak manajemen itu sendiri. Badan usaha yang dalam
menetapkan tujuan yang hendak dicapai dilakukan dengan berbagai pertimbangan
matang. Kemudian ditetapkan cara-cara untuk menetapkan tujuan tersebut.
Dalam hal menjalankan kegiatan pemasaran suatu perusahaan memiliki
banyak kepentingan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Secara umum tujuan
pemasaran bank adalah:
a. Memaksimumkan konsumsi atau dengan kata lain memudahkan dan
merangsang konsumsi, sehingga dapat menarik nasabah dalam membeli
produk yang ditawarkan bank secara berulang-ulang.
b. Memaksimumkan konsumen melalui berbagai pelayanan yang diinginkan
nasabah.
c. Memaksimumkan pilihan (ragam produk) dalam arti bank menyediakan
berbagai jenis produk bank sehingga nasabah memiliki pilihan pula.
d. Memaksimumkan mutu hidup dengan memberikan berbagai kemudahan
kepada nasabah dan menciptakan iklim yang efisien. 17
Dengan demikian tujuan pemasaran bukan saja tercapainya kepuasan
konsumen namun juga bagi perusahaan. Tujuan kegiatan pemasaran bukanlah
sederhana dan sepihak (untuk kepuasan konsumen saja), tetapi tujuan sebenarnya
adalah demi kepentingan perusahaan juga. Konsumen yang puas karena
17 Kasmir, Manajemen Perbankan, (Jakarta: PT. Raja Grapindo Persada,
2001), cet. Ke-2, h. 171
kebutuhanya terpenuhi akan menguntungkan perusahaan. Dengan kata lain, tujuan
perusahaan akan dicapai melalui pencapaian tujuan konsumen.
C. Perumusan Strategi Pemasaran
1. Segmentasi Pasar
Segmentasi pasar adalah proses membagi pasar keseluruhan suatu produk
atau jasa yang semula bersifat hetrogen ke beberapa segmen yang cendrung
bersifat homogen dalam segala aspek atau proses pengelompokkan dari
keseluruhan prilaku pasar yang beragam menjadi bagian-bagian pasar yang
berprilaku sama.18
Segmentasi Lebih singkatnya segmentasi pasar merupakan
proses mengidentifikasi bagian-bagian yang ada dalam suatu pasar menjadi sub-
sub pasar (segmen-segmen yang lebih homogen).19
Segmentasi
pasar ini merupakan suatu falsafah yang berorientasi pada konsumen.
Tujuan utama melakukan segmentasi pasar adalah berusaha untuk
melokalisasi pesaing pada segmentasi pasar yang lebih kecil. Lebih jelasnya,
berikut ini di antara beberapa tujuan segmentasi pasar:
a. Agar kegiatan pemasaran lebih terarah, sehingga dapat menentukan segmen
mana yang harus diprioritaskan.
b. Agar sumber daya yang ada dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin dengan
tingkat efisiensi yang tinggi, dengan istilah lain yaitu the right man on the
right place.
18. Kasmir, Ibid, h.156 19 Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran, (Yogyakarta: Andi,2002), edisi Ke-2, h.
72
c. Agar perusahaan dapat lebih kompetitif. 20
Bashu Swasto DH mengemukakan beberapa alasan bagi perusahan
mengadakan segmentasi pasar, yaitu:
a. Pasar bersifat dinamis. Hal ini bahwa pasar selalu terjadi perubahan secara
terus menerus tentang sikap, keadaan keluarga, jumlah pendapatan, pola
konsumsi dan lain-lain.
b. Pasar untuk suatu produk berusaha sesuai dengan siklus kehidupan produk
tersebut dari harapan penurutan keuntungan. 21
Dalam pengelompokan konsumen ke dalam segmen tertentu, ada beberapa
acuan yang dapat dipergunakan, yaitu:
a. Segmentasi Geografis
Segmentasi geografis dilakukan dengan cara pengelompokan konsumen yang
tersebar diberbagai wilayah ke dalam kelompok konsumen tertentu atas dasar
unit geografis, misalnya: kabupaten, kota, kecamatan, arah mata angin atau
bahkan kawasan tertentu.
b. Segmentasi Demografis
Segmentasi ini dilakukan dengan cara mengelompokan konsumen atas
variabel demografis, seperti usia, jenis kelamin, penghasilan, pekerjaan,
pendidikan agama, ras dan kewarganegaraan.
c. Segmentasi Psikografis
20 Ibid.,h. 73 21 Bashu Swasto DH, Asas-Asas Marketing, (Yogyakarta: Liberty, 1983), h. 66
Segmentasi ini dilakukan dengan cara mengelompokan konsumen kedalam
beberapa kelompok atas dasar kelas sosial, gaya hidup atau kareakteristik
kepribadian mereka.
d. Segmentasi Prilaku
Dalam segmentasi prilaku, konsumen dikelompokan atas dasar pengetahuan,
sikap, tingkat penggunaan, manfaat dan tanggapan yang diberikan terhadap
suatu produk.
e. Segmentasi Institusional
Segmentasi ini dipergunakan oleh perusahaan untk memasarkan produk
kepada perusahaan lainya yang bukan merupakan konsumen akhir.
f. Segmentasi Manfaat
Segmentasi yang menunjukan pada penggolongan pasar dalam bentuk
manfaat utama dari suatu produk yang berhubungan erat dan dicari kelompok
yang berbeda. 22
2. Bauran Pemasaran
Bauran pemasaran (Marketing Mix) merupakan kegiatan pemasaran yang
dilakukan secara terpadu. Artinya kegiatan ini dilakukan secara bersama di antara
elemen-elemen yang ada dalam bauaran pemasaran itu sendiri. Oleh karena itu
setiap elemen membutuhkan strategi tersendiri, namun tetap akan terkait dengan
strategi lainya.23
Untuk itu ada empat konsep yang harus dilibatkan dalam
pemasaran tersebut, yaitu:
a. Produk (Product)
22 Fandy Tjiptono, op. Cit., h. 72
23 Kasmir, Manajemen Pemasaran, (Jakarta: PT. Raja Grapindo Persada, 2003), edisi. 1, Cet. Ke-4, h. 186
Produk secara umum diartikan sebagai suatu yang dapat memenuhi
kebutuhan dan keinginan nasabah. Produk yang diinginkan pelanggan, baik
berwujud maupun yang tidak berwujud adalah produk yang berkualitas tinggi.
Artinya produk yang ditawarkan oleh bank kepada nasabahnya memiliki nilai
yang lebih baik dibandingkan produk bank pesaing.
Produk yang berkualitas tinggi yang berhasil diciptakan oleh bank akan
memberi keuntungan baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang,
keuntungan produk ini. Banyak faktor yang harus dipertimbangkan dan sangat
tergantung dari berbagai pihak yang terkait antara lain sebagai berikut:
1. Pelayanan yang prima.
2. Pegawai yang profesional.
3. Sarana prasarana yang menunjang dengan produk tersebut.
4. Lokasi, lay out gedung dan ruangan.
5. Nama baik bank.24
Untuk menerapkan strategi produk, bank juga harus memahami daur hidup
produk. Hal ini disebabkan masing-msing produk daur hidup produk (Product
Life Circle), dalam hal ini bank perlu mengembankan produk baru untuk
mengantisipasi terhadap produk yang lama dan timbulnya produk pesaing.
b. Harga (price)
Harga salah satu aspek penting dalam kegiatan marketing mix, karena
mengingat harga sangat menentukan laku dan tidaknya produk perbankan.
Penetapan harga seyogyanya dilakukan setelah memonitoring harga yang
24 Ibid, h. 138
ditetapkan pesaing agar harga yang ditentukan kompetitif, ada sejumlah cara yang
dilakukan untuk menentukan harga yang tepat, yaitu:
1. Strategi harga cost-plus, yakni harga dihitung dari biaya ditambah margin
keuntungan yang diinginkan (persentasi dari biaya).
2. Strategi harga mark-up, yakni harga dihitung sebagai sutau persentase dari
harga jual.
3. Strategi harga break-even (impas), yaitu harga dihitung dengan menggunakan
tingkat penjualan yang diperlukan untuk menutup seluruh biaya tetap dan
variabel.
4. Strategi harga going-rate, berarti harga ditetapkan sama dengan harga
pesaing. 25
c. Distribusi dan Tempat
Distribusi merupakan kegiatan ekonomi yang menjembatani kegiatan
produksi dan konsumsi. Berkat distribusi barang dan jasa dapat sampai ke tangan
konsumen. Dalam sektor jasa distribusi didefinisikan sebagai setiap sarana yang
meningkatkan keberadaan atau kenikmatan suatu jasa yang menambah
pengunaanya atau pendapatan dari penggunanya. Baik dengan mempertahankan
pemakai yang ada, maupun meningkatkan nilai kegunanya di antara pemakai
yang ada ataupun menarik pemakai yang baru.26
d. Promosi (Promotion)
Promosi adalah merupakan kegiatan yang ditunjukan untuk
mempengaruhi konsumen agar mereka dapat menjadi kenal akan produk yang
25 Muhammad Ismail Yusanto dan Muhammad Karebet Widjajakusuma,
Menggagas Bisnis Islam, (Jakarta: Gema Insani Press, 2002), Cet. 1, h. 172 26 Murti Sumarni, Marketing Perbankan, (Yogyakarta:liberti), h. 299
ditawarkan oleh perusahaan kepada mereka dan kemudian mereka akan menjadi
senang lalu membeli produk yang ditawarkan tersebut. Adapun alat-alat yang
dapat dipergunakan dalam mempromosikan produk itu adalah melalui:
1. Advertensi (iklan).
2. Promosi penjualan (sales promotion).
3. Personel selling.
4. Publisitas (Publication)27
.
Menurut murti sumarni, promosi merupakan cara langsung atau tidak
langsung untuk mempengaruhi konsumen. Kegiatan promosi mempunyai
beberapa tujuan antara lain:
1. Modifikasi tingkah laku, artinya melakukan promosi dengan tujuan untuk
merubah tingkah laku dan pendapat.
2. Memberi tahu, artinya memberitakan tentang apa roduk apa yang dijual.
3. Membujuk, mempengaruhi konsumen dalam jangka waktu yang lama.
4. Meningkatkan kualitas dengan tujuan mempertahankan produk di hati
masyarakat.28
D. Pengertian dan Dasar Hukum Gadai (Rahn)
1. Pengertian Gadai (rahn)
Seperti halnya transaksi gadai yang sudah sejak lama dikenal masyarakat
Indonesia, transaksi gadai juga ditemukan dalam fikih, ini berarti bahwa pinjam-
meminjam dalam hukum gadai juga telah dikenal dan dipraktekkan oleh generasi
27 Kasmir, Pemasaran Bank, (Jakarta: Kencana, 2005), Cet ke-1, h. 75 28 Ibid, h. 300
muslim awal, bahkan oleh Rasulullah SAW sebagai pembawa risalah Islam.
Perjanjian gadai dalam fiqh Islam disebut al-rahn, yaitu jenis perjanjian menahan
suatu barang sebagai tanggungan hutang.29
Pengertian gadai menurut bahasa ar-rahn yaitu; tetap dan lestari, seperti
juga dikatakan: Ni’matun Rahinah, artinya “karunia yang tetap lestari.30
Sebagaimana firman Allah SWT:
���( ��� ��� آ��� ره�� آ���� ) 38 :74 :ا
Artinya:
Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya,
(QS.al-Mudatsir 74:38)31
Dari pengertian bahasa tersebut, dapat dipahami bahwa pada dasarnya
rahn mempunyai pengertian sebagai jaminan dari hutang-piutang, dan juga
dalam pengertian-pengetian tersebut setidaknya ada dua unsur penting yang
menunjukan bahwa rahn sebenarnya merupakan suatu aktifitas atau akad yang
lain yaitu akad hutang-pitang dan akad pinjam-meminjam.
Rahn dalam hukum positif disebut sebagai barang jaminan, agunan dan
rungguhan.32
Dan rahn ini juga dikenal dengan sebutan gadai. Berikut definisi
29 Rahmad Syafei, Konsep Gadai (ar-arhn Dalam Fikih Islam: antara nilai
sosial dan nilai komersial), Dalam “Problematika Hukum Islam Kontemporer III”, (Jakarta: Lembaga Studi Islam dan Kemasyarakatan, 1995), Cet. Ke-2, h.59
30 Sayyid Sabiq, fikih Sunnah, diterjemahkan oleh Kamaludin A. Marzuki,
(Bandung: PT. Al-Ma’arif, 1997), Jilid 12, h. 187 31 Al-Qur an dan Terjemahanya, (Jakarta: Departemen Agama Republik
Indonesia, 1984), h. 995
32 Subekti dan Tjitro Sudibio, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata,(Jakarta: Pradaya Paramita, 1996), cet. Ke-28, h. 296
gadai dalam kitab undang-undang hukum perdata yaitu pada pasal 1150 KUH
Perdata yang berbunyi, gadai adalah:
“Suatu hak yang diperoleh seorang berpiutang atas suatu barang yang bergerak
yang diserahkan kepadanya oleh seseorang yang berhutang atau oleh seseorang
lain atas namanya dan yang memberi kekuasaan kepada si berhutang itu untuk
mengambil dari barang tersebut secara didahulukan dari pada orang-orang
yang berpitang lainya.”33
Sesungguhnya diadakan perjanjian ini adalah untuk memberikan
ketenangan bagi para pemilik uang dan jaminan keamanan uang yang
dipinjamkan, rahn pada prisipnya merupakan suatu kegiatan utang piutang
yang murni berfungsi sosial, dalam hukum fikih muamalah akad ini merupakan
akad tabarru’ atau akad derma yang diwajibkan adanya imbalan.
2. Dasar Hukum Gadai (Rahn)34
Akad rahn dalam fikih Islam dikatagorikan sebagai perbuatan jaiz atau
yang diperbolehkan menurut al-Qur’an, al-Hadits dan Ijma’ulama.
a. Al-Quran
Dasar hukum kebolehanya terdapat dalam firman Allah SWT yaitu:
9م أن7 1(>;: 9�م أن7، 3�45�1 م�نه�� 1��تا آو�/ ت(� و��- س+ *() آنإو
)283 :2: ا���3ة(...ؤت9� أم��)C،ى اAا�@ د<=�+� 1;: �(>;:�
Artinya:
“Jika kamu dalam perjalanan (dan bermu'amalah tidak secara tunai)
sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, Maka hendaklah ada
barang tanggungan yang dipegang (oleh yang berpiutang)... “(Q.S. Al-
Baqarah (2) : 283).
b. Al-Hadits
33 Ibid, h. 297 34 Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah: dari Teori Ke Praktek, (Jakarta:
gema Insani Press, 2001), Cet.Ke-1, h. 129
�HI�* 9*Jا K5م� م9 ر�:L وس+@( اش)�ى C�+* Jا -@+N @K�@� *�O أن@ ا
P4ديOی��یS 9در*� م Cأج� وره -� )رواV ا���Uرى وم�+(. ( إ
Artinya:
“Aisyah r.a berkata bahwa Rasullah membeli makanan dari seorang dan
menjaminkan kepadanya baju besi”(HR Bukhari Muslim).
9** Jا K5ل أ�� ر�X C :�3��C ره9 ا�@N @K�+@- ا+* J�C وس+@( درو �*
��ی� *���4Oی �رواV ا���Uرى وا���I- وا�C+) . 9�ا ZهC ش:�ديP وأخA م
35 )م�ج�
Artinya:
Anas r.a berkata, “ Rasullah mengadaikan baju besinya kepada yahudi di
Madinah dan mengambil darinya gandum untuk keluarga beliau.” (HR.
Bukhari, kitab al-Buyu, kitab Nasa’i dan Ibnu Majah).
3. Sedangkan menurut ijtihad para ulama
Ayat al-Qur’an dan aL-Hadits di atas menjelaskan bahwa rahn pada
hakekatnya merupakan salah satu bentuk dari konsep muamalah di mana
sikap tolong menolong dan sikap amanah sangat ditonjolkan. Fungsi rahn
adalah untuk memberikan pertolongan kepada orang yang membutuhkan
dengan bentuk barang yang digadaikan sebagai jaminan. Konsesus para fukaha
dalam peristiwa Rasul SAW merahnkan baju besinya itu, merupakan peristiwa
yang pertama kali dalam Islam yang dilakukan sendiri oleh Rasullah. Hadis di
atas juga menjelaskan bahwa gadai hanya mempunyai hak menahan barang
gadai, sedangkan hak kepemilkan masih ditangan penggadai. Oleh sebab itu ia
tidak boleh mengambil manfaat dari barang gadai itu kecuali hanya untuk
memelihara dan penjagaan barang gadai.
35 Ahmad Ibnu Ali Ibnu Hajar, Fathul Bari, (Beirut:Dar al-Fikr, 1996), Jilid 4,
h. 426
E. Rukun dan Syarat Rahn
Di antara rukun dan syarat gadai adalah sebagai berikut:
1. Rahin
a. Harus baligh dan berakal sehat, karena itu tidak sah rungguhan anak kecil,
orang gila, dan lain-lain. Adapaun wali dibolehkan menggadai harta untuk
kepentingan atau kemaslahatan orang-orang yang berada dibawah perwalianya.
b. Harus layak untuk melakukan transaksi pemilikan. Setiap orang yang sah
melakukan jual beli, ia juga sah untuk melakukan gadai seperti juga jual beli
yang merupakan pengelolaan harta. Rahin juga hendaknya ahli tasharruf
(berhak membelanjakan harta).
c. Harus kehendak sendiri tanpa paksaan orang lain.
2. Sighat (Akad)
1. Sighat tidak boleh terikat dengan syarat tertentu dan juga suatu waktu dimasa
depan.
2. Mempunyai sisi pelepasan barang dan pemberian hutang seperti halnya akad
jual beli. Maka tidak boleh diikat dengan syarat tertentu atau dengan suatu
waktu tertentu atau dengan waktu di masa depan.
3. Marhun Bih (Hutang)
1. Harus merupakan hak yang wajib diberikan atau diserhakan pemiliknya.
2. Memungkinkan pemanfaatanya. Bila sesuatu yang menjadi hutang itu tidak
bisa dimanfaatkan, maka tidak sah.
3. Harus dikuantifikasikan atau dapat dihitung jumlahnya. Bila tidak dapat diukur
atau tidak dapat dikuantifikasi, rahn ini tidak sah.
4. Marhun (Barang)
Para ulama sepakat, syarat yang berlaku pada barang yang bisa diperjual-
belikan. Syarat-syarat barang rahn antara lain:
1. Harus bisa diperjual-belikan.
2. Harus berupa barang yang bernilai.
3. Marhun, harus bisa dimanfaatkan secara syariah tidak berbentuk barang yang
diharamkan.
4. Harus diketahui keadaan fisiknya.
5. Harus dimiliki oleh rahin. 36
Mengenai syarat sah gadai dijelaskan oleh Ibnu Rusyd dalam bukunya
Bidayatul Mujtahid. Menurutnya syarat sah gadai ada dua macam, yakni pertama,
syarat sah yang disepakati pada garis besarnya para ulama, dan kedua, syarat yang
keperluaya masih diperselisihkan. Mengenai syarat yang disepakati pada garis
besarnya, Ibnu Rusyd menyatakan bahwa syarat itu ialah penguasaan atas
barang.37
Hal tersebut berdasarkan firman Allah SWT:
)2:283 :ا���3ة(...4��5 م13�ه�ن...
Artinya:
‘’.......maka hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang (oleh orang
yang berpiutang). “(Q.S. Al-Baqarah (2) : 283)
36 Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah Suatu Pengenalan Umum,
(Jakarta: Tazkia Institut, 2000), h. 215 37 Ibnu Rusyd, Bidayatul Mujtahid, diterjemahkan oleh M.A. Abdurahman
dan A. Haris, (Semarang: Asy-Syifa, 1990), Jilid 3, h. 308
Sedangkan syarat yang diperselisihkan oleh para ulama, berikut ini
pendapat mereka beserta dalilnya:
1. Fuqaha Zahiri
Mereka berpendapat bahwa di antara syarat gadai ialah gadai yang telah gadai
tersebut dilaksanakan dalam keadaan tidak didapatkan penulis. Mereka
berpendapat bahwa gadai itu dibolehkan kecuali dalam keadaan tidak
didapatkan penulis.
Dalinya adalah firman Allah SWT:
... )� ) 283 : 2 :ا���3ة...( �ه�ن م54�3�ت/�وا آ�ت�� 1و
Artinya:
“.......sedang kamu tidak mendapati seorang penulis, maka hendaklah ada
barang tanggungan yang dipegang (oleh orang yang berpiutang)...” (Q.S.
Al-Baqoroh (2) :283)
2. Imam Malik
Ia berpendapat bahwa syarat sah gadai adalah kelangsungan penguasaan
barang, artinya penerima gadai berhak menguasai barang gadai selama rahin
belum melunasi hutangnya. Jika barang gadai kembali beralih kepada
kekuasaan orang yang menggadaikan dengan jalan peminjaman (ariyah),
penitipan atau lainya, maka akad gadai tersebut tidak mengikat lagi, sedangkan
imam Syafii berpendapat bahwa kelangsungan penguasaan tidak menjadi
syarat sahnya gadai.38
38 Ibid., h. 310
BAB III
GAMBARAN UMUM BPRS PNM AL-MA’SOEM
A. Sejarah Singkat BPRS Al-Ma’soem
PT. Bank Perkriditan Rakyat al- Ma’soem Syariah atau disingkat PT. BPR al-
Ma’soem Syariah didirikan pada tanggal 30 September 1993 dengan akta No. 23
Notaris Gina Riswara, SH, di Bandung serta mendapat pengesahan Departemen
Kehakiman tertanggal 3 Nopember 1993 No C2-11751. HT. 01. th 1993 dan
mendapat izin usaha dari Departemen Keuangan Republik Indonesia No.
Kep/130/km.17/1994, tertanggal 30 Mei 1994.39
Ruang lingkup oprasional PT. BPRS al-Ma’soem bermula hanya meliputi
pembiayaan dan penerimaan simpanan dana pihak ketiga berupa tabungan dan
deposito, dengan tata letak ruangan di sebagian lantai II gedung PT BPRS al-
Ma’soem serta dalam pengadministrasian masih dilakukan secara manual. Dalam
kurun waktu tiga tahun bank terus menunjukan kinerja yang membaik terbukti
dengan pembenahan dan pelayanan kepada nasabah yang berbasis komputer,
terjalinya kerjasama dengan PT. Telkom yaitu dalam hal penerimaan pembayaran
telepon, serta kerjasama pembayaran gaji seluruh karyawan al-Ma’soem group.40
Sejalan dengan perubahan dan perkembangan, pada tahun 2000 bank
syariah al-Ma’soem berhasil menarik seluruh investor untuk menanamkan modalnya
dalam bentuk penyertaan yaitu Permodalan Nasional Madani (PNM) persero dan PT
Bank Muamalat Indonesia (BMI), Tbk. Dengan adanya penyertaan tersebut maka
39 PT. BPRS PNM Al-Ma’soem, Profil Singkat, Bandung, 2007, h. 1 40 Ibid, h. 1
berdasarkan akta berita acara Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tertanggal 26
Februari 2001, nama perseroan diubah menjadi PT. Bank Perkeriditan Rakyat
Syariah PNM al-Ma’soem yang kemudian diaktakan dengan akta No. 7 tertanggal 24
Juli 2002. Notaris Heni Rohimah, SH. Persetujuan akta perubahan anggaran dasar
perusahaan telah mendapat pengesahaan dari Departemen Kehakiman Republik
Indonesia No. C-22635. HT. 01. 04. th 2002.41
BPRS PNM al-Ma’soem diharapkan mampu meningkatkan kualitas
kehidupan ekonomi umat dalam berbagai hal khususnya tarap hidup yang lebih
layak, sehingga akan mengurangi kesenjangan sosial, mempererat serta memperluas
tali silaturahmi kepada masyarakat dengan cara meningkatkan hubungan kerjasama
dalam bidang usaha untuk kemaslahatan bersama.
Semua jenis taransaksi perbankan baik tabungan maupun pembiayaan,
dirancang tanpa unsur bunga akan tetapi prinsip kerjasama didasarkan pada bagi
hasil dan jual beli. Dengan sistem seperti ini maka praktek bunga yang selama ini
tetap menjadi perbedaan pendapat dikalangan kaum muslimin dapat dihindari tanpa
meninggalkan prinsip selaing menguntungkan.
B. Visi, Misi dan Tujuan
1. Visi dan Misi
BPRS PNM al-ma’soem menjalankan muamalatnya dalam perbankan
berdasarkan syariah Islam. Dengan sistem yang bebas riba, namun tetap
menguntungkan serta memberikan kenyamanan, keamanan dan keadilan kepada
penyimpan maupun pengguna dana.
41 Ibid, h. 2
Selain itu keberadaan BPRS PNM al-Ma’soem diharapkan mampu
meningkatkan kualitas kehidupan ekonomi umat sehingga akan mengurangi
kesenjangan sosial, mempererat serta memperluas tali silaturahmi dengan cara
menciptakan dan meningkatkan hubungan kerja sama dalam bidang usaha untuk
kemaslahatan bersama.42
2. Tujuan
Adapun tujuan didirikanya BPRS PNM al-Ma’soem yaitu:
a. Membantu dan membinan umat, khususnya pengusaha muslim, melalui
berbagai jenis pembiayaan.
b. Untuk meningkatkan kualitas hidup umat dengan jalan membuka peluang
berusaha yang lebih besar terutama kelompok muslim, yang diarahkan
kepada kegiatan usaha yang produktif, menuju tercitanya kemandirian umat.
c. Mengarahkan kegiatan ekonomi umat untuk ber-muamalat secara Islam,
khusunya muamalat yang berhubungan dengan perbankan agar terhindar dari
praktek-praktek riba atau jenis usaha yang mengandung unsur gharar.
d. Mengelola dana umat yang ingin terbebas dari riba sesuai syariah Islam.
e. Membina dan meningkatkan semangat ukhuwah Islamiyah dalam
pemberdayaan ekonomi.
f. Untuk menyelamatkan ketergantungan umat Islam terhadap bank non-
syariah.43
C. Struktur Organisasi
42 Ibid, h. 3 43 Ibid, h. 3
Struktur organisasi dapat diartikan sebagai salah satu langkah kerja, dimana
tugas manajemen dan oprasi perusahaan dilaksanakan, juga pembiayaan dan
penggolongan tugas harus menuju kearah tercapainya tujuan perusahaan. (struktur
organisasi terlampir).
Berikut penulis sampaikan ringkasan pekerjaan tugas dari masing-masing
bagian didalam struktur organisasi BPRS.
1. Dewan Pengawas Syariah
Dewan Pengawas Syariah bertugas melakuakn penilaian dan pengawasan atas
produk-produk yang akan ditawarkan dalam rangka menghimpun dan
menyalurkan dana dari dan untuk masyarakat, agar berjalan sesuai dengan syariat
Islam yang dituangkan dalam bentuk keputusan atau fatwa.
2. Dewan Komisaris
Dewan Komisaris yang terdiri dari tiga orang atau lebih yang dipinpin oleh
seorang Komisaris Utama bertugas dalam pengawasan intern BPRS,
mengarahkan pelaksanaan yang dijalankan oleh direksi agar tetap mengikuti
kebijakan perseroan dan ketentuan yang berlaku.
3. Dewan Direksi
Direksi yang terdiri dari seorang direktur utama dan seorang atau ;lebih direktur,
bertugas dan memimpin dan mengawasi kegiatan BPRS sehari-hari sesuai dengan
kebijaksanaan umum yang telah disetujui Dewan Komisaris dalam RUPS.
4. Manajer Marketing
Fungsi bidang marketing adalah membatu direksi dalam melayani tugas-tugas
khusunya yang menyangkut bidang marketing dan pembiayaan. Mengontrol,
memeriksa, meneliti dan mempertimbangkan setiap pengajuan pembiayaan yang
diproses oleh Account Office dari segi kelayakan, kelengkapan administrasi,
karakter dan lain-lain untuk diajukan dalam kredit komite.
5. Account Officer
Bertanggung jawab dalam memasarkan produk bank sesuai syariah dan
melaksanan pelayanan yang prima sehingga memberikan kontribusi terhadapa
laba perusahaan dengan memperhatikan kelancaran dan keamanan atas
pembiayaan yang telah diberikan.
6. Administrasi Pembiayaan
Mengatur, mengawasi dan melaksanakan kegiatan administrasi dan dokumentasi
pemberian pembiayaan serta melakukan pembiayaan utnuk mengamankan posisi
BPRS dalam memberikan pembiayaan sesuai dengan hukum yang berlaku.
7. Manajer Oprasional
Fungsi bidang oprasional adalah sebagai aparat manajemen yang ditugaskan
membantu direksi dalam melakukan tugas-tugas dibidang oprasional bank. Fungsi
tersebut meliputu aspek-aspek kualitatif dan quantitatife secara efisien dan efektif
dalam rangka pelaksanaan dan pengamanan pelayanan jasa-jasa perbaankan
berdasarkan sistem dan prosedur oprasional perusahaan yang telah ditetapkan
serta sesuai dengan kebijaksanaan manajemen.
8. Teller
Melaksanakan seluruh aktifitas yang berhubungan dengan kas, mengatur dan
bertanggung jawab atas semua pelaksanaan administrasi dan laporan perincian
kas setiap hari.
9. Bagian Deposito
Bertanggung jawab atas semua pengadministrasian deposito yang baru maupun
yang lama dan memantau rekening deposito yang akan jatuh tempo. Bertanggung
jawab atas kecocokan pencatatan transaksi dengan transaksi tunai yang terjadi
dibagian teller.
10. Bagian Pembukuan
Bertanggung jawab atas kelengkapan data, bukti-bukti mutasi dan kebenaran
pencatatan transaksi sesuai dengan prinsip akuntasi syariah serta membuat
laporan keuangan utnuk internal bank maupun pihak luar ( Bank Indonesia,
Kantor Pajak dan lain-lain) tepat pada waktunya.
11. Customer Service
Melayani nasabah atau calon nasabah dalam memberikan informsi yang
diperlukan untuk bisa lebih mengetahui tentang BPRS tersebut dan tentang
produk-produk yang ditawarkan ( tabungan, deposito, pembiayaan) dan informasi
lainya yang diperlukan ( misalnya saldo tabungan).
12. Suport Pembiayaan dan Administrasi Personalia
Fungsi bagian Suport dan Pembiyaaan dan Administrasi Personalia adalah
pembantu direksi dibidang kepegawaian dan melaksankan kegiatan yang
berhubungan dengan aspek hukum berkenaan dengan pembiayaan antara lain
legalitas jaminan, bertanggung jawab atas keamanan jaminan serta melakukan
peningkatan akad pembiayaan. Fungsi tersebut meliputi administrasi personalia,
perlengkapan dan layanan lainya dibidang legalitas dan personalia.
13. Bagian sarana dan Umum
Mencatat semua penerimaan dan pengeluaran persedian kantor ke dalam kartu
persediaan berdasarkan bukti-bukti penerimaan dan pengembalian untuk
mengetahui serta membuat laporan akhir bulan. Mengurus dan menyediakan atau
membeli barang untuk keperlua kantor atau pegawai yang meliputi barang-barang
cetakan atau tulis-menilis, perlatan listrik, air, kendaran dan lain-lain.
14. Internal Control Audit
Menjaga kekayaan bank melalui pengawasan, pemeriksaan maupun sistem
monitoring yang telah diprogramkan dan melaporkan jalanya sistem prosedur
pada semua bagian apakah telah sesuai dengan kebijakan bank.44
D. Produk BPRS PNM Al-Ma’soem
1. Tabungan dan Deposito
a. Tabungan Ma’soem
Tabungan Ma’soem adalah sarana untuk menyimpan dana pribadi,
keluarga, pondok pesantren, sekolah perusahaan, organisasi. Dari hasil
tersebut akan memperoleh kadar bagi hasil (mudharabah) setiap bulanya.
b. Tapal Mas (Tabungan Pelajar Ma’soem)
Tabungan ini diperuntukan bagi pelajar TK, SD, SLTP dan SMA.
c. Tabungan Haji
Tabungan ini adalah simpanan yang diperuntukan bagi mereka yang akan
melaksanakan ibadah haji. Penarikan hanya dapat dilakukan jika nasabah
hendak melunasi ongkos naik haji (ONH) atau sesuai kesepakatan antara
BPR dengan nasabah.
44 Ibid, h. 4
d. Tabungan Qurban
Tabungan ini adalah untuk melaksanakan ibadah qurban pada hari raya
Iedul Adha. Penarikan hanya dapat dilakukan juka nasabah hendak
melakukan ibadah qurban atau sesuai kesepakatan antara pihak BPRS
dengan nasabah.
e. Tabungan Wadiah
Tabungan wadiah merupakan titipan murni tanpa mengharapkan bagi
hasil.
f. Deposito Mudharabah
Deposito mudarabah melakukan simpanan berjangka dengan sistem bagi
hasil, BPR akan mengelola secara syariah setiap rupiah deposito anda
sehingga akan menghasilkan keuntungan yang maksimal.
g. Deposito Siswa
Deposito siswa merupakan simpanan dana siswa dengan jumlah tertentu,
untuk digunakan pembayaran SPP pada tingkat SD, SLTP, SMU baik
negri maupun swasta.
2. Simpanan Amanah
Simpanan amanah merupakan titipan dari masyarakat berupa zakat, infaq,
shadaqah, yang selanjutnya akan disalurkan kepada yang berhak menerimanya:
a. Dalam bentuk Qordul Hasan meminjamkan tanpa mengharapkan imbalan
kepada debitur yang berhak menerimanya.
b. Debitur atau pengguna dana tidak disyaratkan memberikan tambahan dari
pokok pembiyaan, namun bila ikhlas akan langsung menambah simpanan
amanah.
3. Pembiayaan Usaha
Produk penyaluran dana BPRS PNM al-Ma’soem berupa pembiayaan
yang didasarkan atas pembiayaan yang sesuai dengan tuntutan Islam. Pembiayaan
diutamakan untuk tambahan modal kerja dan investasi dalam rangka
pengembangan usaha.
a. Mudharabah merupakan kerjasama dengan sistem bagi hasil dan resiko
menjadi tanggungan pengelola atau pemakai dana.
b. Murabahah merupakan jual beli dengan sistem pembayaran secara
angsuran atau sekaligus.
c. Musyawarah merupakan kerjasama dengan sistem bagi hasil dan resiko
menjadi tanggungan bersama.
d. Bay as-Salam merupakan kerjasama dengan sistem talang dana.
e. Izarah merupakan kerjasama dengan menggunakan sistem sewa.
f. Izarah Muntahiya Bitamlik (IMBT) merupakan kerjasama dengan sistem
leasing (sewa beli).
4. Gadai Emas Syariah
Produk gadai emas adalah produk pelengkap artinya sebagai akad
tambahan (jaminan) terhadap produk lain, merupakan salah satu jasa pelayan
pembiayaan atau pinjaman perbankan syariah yang diberikan oleh BPRS al-
Ma’soem kepada nasabah dengan jaminan berupa emas dengan prinsip gadai
sesuai dengan syariah. 45
Produk ini diluncurkan pada tanggal 1 April 2005 dengan maksud dan
tujuan membantu pembangunan ekonomi nasional secara umum melalui aktifitas
dan jasa perbankan atau lembaga keuangan syariah, khususnya Usaha Mikro
Kecil Menengah (UMKM), memberantas praktek ribawi, rentenir, ijon atau
sejenisnya yang memberatkan masyarakat dalam jumlah tertentu atas dasar
hukum gadai (rahn) yang berlandaskan prinsip syariah dengan skim Qardh dan
Ijarah atau sewa (penitipan barang jaminan) Manfaat dan kemudahan yang
didapat dari produk ini terhadap nasabah yaitu:
Ketentuan dari produk gadai emas ini, nasabah mengajukan pinjaman
dengan jaminan berupa emas minimal 2 gram dengan jumlah pinjaman sebesar
80% dari nilai taksiran, dengan menfaat dan kemudahan sebagai berikut:
1. Proses pencairan dana relatif singkat (30 menit cair).
2. Sesuai syariah (bebas dari riba).
3. Barang jaminan aman dan di asuransikan secara syariah.
4. Biaya relatif murah, Rp. 1000,- / gram/ 15 hari, Rp. 2000,-/gram /bulan.
5. Jangka waktu pinjaman fleksibel (paling lama dua bulan) dan dapat di
perpanjang.
45 Wawancara pribadi dengan Teguh, sebagai Manajer gadai emas BPRS Al-
ma’soem. Bandung 15 Agustus 2008
BAB IV
STRATEGI PRODUK GADAI EMAS PADA BPRS AL-MA’SOEM
A. Strategi Pemasaran Produk Gadai Emas
Syariat merupakan nilai utama yang menjadi payung strategis maupun teknis
organisasi bisnis. Dengan kendali syariat, bisnis bertujuan untuk mencapai empat
hal utama yaitu:
1. Target hasil: profit-materi dan benefit-nonmateri.
Tujuan perusahan harus tidak hanya untuk mencari profit ( qimah madiyah
atau nilai materi) setinggi-tinginya, tetapi harus dapat memperoleh dan
memberikan benefit (keuntungan atau manfaat) nonmateri. Benefit yang
dimaksudkan tidaklah semata memberikan manfaat kebendaan, tetapi juga dapat
bersifat non materi. Dengan kata lain, ketika melakukan suatu aktivitas harus
disertai dengan kesadaran hubungannya dengan Allah SWT.
2. Pertumbuhan terus meningkat.
Jika profit materi dan benefit nonmateri telah diraih sesuai dengan target,
perusahaan akan mengupayakan pertumbuhan atau kenaikan terus menerus dari
setiap profit dan benefitnya.
3. Keberlangsungan dalam waktu selama mungkin.
Belum sempurna orientasi manajeman suatu perusahan bila hanya berhenti
pada pencapaian target hasil dan pertumbuhan. Perlu diupayakan terus agar
pertumbuhan target hasil dapat dijaga dalam kurun waktu lama.
4. Keberkahan atau keridhaan Allah SWT.
Faktor keberkahan atau orientasi untuk menggapai ridha Allah SWT
merupakan puncak kebahagian hidup manusia muslim. Para pengelola bisnis
perlu mematok orientasi senantiasa berada di dalam koridor syariat yang
menjamin diraihnya keridhaan Allah SWT. 46
BPRS PNM al-Ma’soem sebagai salah satu bank yang berdasarkan prinsip
Islam pasti tidak akan lepas dari persaingan antar bank. Melihat tingginya minat
masyarakat terhadap perbankan syariah, maka bank harus menyikapinya dengan
baik. Bank syariah dapat melakukan pengembangan pengenalan produk-produk yang
ditawarkan sehingga memiliki daya tarik dan nilai jual yang dapat memberikan
pengaruh kepada nasabah maupun calon nasabah untuk mengetahui lebih jauh
tentang produk-produk syariah.
Secara garis besar, strategi pemasaran produk gadai emas pada BPRS PNM
al-Ma’soem diantaranya yaitu membina dan menekan pertumbuhan kaum dhu’afa
sehingga terbentuk dasar yang kuat, melakukan penyebarluasan informasi tentang
BPRS melalui tokoh masyarakat dan nama yayasan al-Ma’soem itu sendiri yang
sudah terkenal dikalangan masyarakat Jawa Barat khususnya Bandung dan
sekitarnya. 47
Layaknya sebuah perusahaan yang menawarkan produk dan jasa, BPRS
PNM al-Ma’soem juga memilki langkah-langkah untuk memasarkan dan
mengembangkan produk-produknya. Khususnya produk gadai emas yang nantinya
46 Muhammad Ismail Yusanto dan Muhammad Karebet Widjajakusuma,
Menggagas Bisnis Islam, (Jakarta: Gema Insani Press, 2002), Cet. 1, h. 18 47 Wawancara pribadi dengan Teguh, sebagai Manajer gadai emas BPRS Al-
Ma’soem. Bandung 15 Agustus 2008
diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan BPRS itu sendiri
dan pencitraan yang baik dari masyarakat, yaitu:
1. Strategi Produk
a. Pelayanan yang prima
1) Karyawan BPRS selalu menjaga etika dan keramahan sehingga nasabah
merasa nyaman.
2) Membuka layanan istimewa pada hari Sabtu yang dikhususkan untuk
produk gadai emas.
3) Memiliki rasa toleransi yang tinggi dalam menghadapi setiap nasabah.
b. Mengembangkan SDM yang berkualitas
1) Staf ahli yang berkopeten di bidang gadai, sehingga bisa bekerja dengan
maksimal.
2) Pengiriman karyawan untuk mengikuti pelatihan dan seminar untuk
menjadi anggota pada asosiasi profesional, bekerjasama dengan pihak
pegadaian setempat.
c. Sarana dan prasarana yang mendukung
1) Mempunyai ruang tersendiri khusus produk gadai emas, sehingga
nasabah merasa aman dan nyaman.
2) System komputerisasi yang berbasis komputer dengan system on-line.
3) Barang jaminan di simpan dengan baik di tempat khusus yaitu
Khasanah, dan menggunakan sistem penomoran, sehingga barang tidak
akan tertukar dengan yang lainya dan terhindar dari pengaruh cuaca
atau binatang pengerat sehingga barang jaminan akan utuh.
4) Barang jaminan di asuransikan sehingga nasabah akan merasa aman
dan terjamin.48
2. Strategi Harga
Penentuan harga mrupakan salah satu aspek penting dalam kegiatan
pemasaran. Strategi harga yang digunakan oleh BPRS PNM al-Ma’soem antara
lain:
a. Penentuan harga yang didasarkan kepada harga pokok, biaya tetap biaya
variabel.
1) Nasabah gadai emas al-Ma’soem bisa mengajukan pinjaman dengan
nilai jaminan berupa emas minimal 2 gram emas.
2) Pemberian pinjaman sebesar 80% dari nilai taksiran.
b. Jangka waktu dan besaran pinjaman yang berfariatif
1) Jangka waktu 15 hari = 0,9% x nilai taksiran.
2) Jangka waktu 30 hari = 1,7% x nilai taksiran.
3) Jangka waktu 60 hari = 3.4% x nilai taksiran.
c. Pemberian diskon sebesar 5% dari nilai taksiran dengan tujuan untuk
menarik volume nasabah.
1) Jangka waktu 15 hari dibayar sebelum hari ke 10 dari jatuh tempo.
2) Jangka waktu 30 hari dibayar sebelum hari ke 20 dari jatuh tempo.
3) Jangka waktu 60 hari dibayar sebelum hari ke 40 dari jatuh tempo49
3. Strategi Lokasi dan layout
48 Ibid,
49 Ibid,
Penetapan layout yang baik dan benar akan menambah kenyamanan
nasabah dalam berhubungan dengan bank. Pada akhirnya lokasi dan layout
merupakan dua hal yang tidak terpisahkan. Strategi lokasi dan layout produk
gadai emas BPRS PNM al-Ma’soem antara lain:
a. Menentukan faktor lokasi yang tepat.
1) Dekat dengan kawasan industri atau pabrik, yang berasa di rancaekek.
2) Pusat kota cicalengka sehingga sarana dan prasarana (transportasi,
listrik dan lainya lengkap.
3) Dekat dengan wilayah pendidikan dan pesantren yaitu wilayah
Jatinangor dan Cicalengka.
b. Menentukan lokasi yang tepat untuk kantor pusat dan kantor cabang.
1) Kantor pusat gadai emas BPRS PNM al-M’aoem terletak di
Rancaekek-Bandung.
2) Kantor cabang gadai emas BPRS PNM al-M’aoem berada di tiga
tempat yaitu, Kopo dan Majalaya untuk daerah kabupaten Bandung,
dan Jatiwangi untuk daerah Kabupaten Sumedang.
c. Menentukan layout yang sesuai dengan standar keamanan, keindahan dan
kenyamanan bagi nasabahnya.
1) Ruangan gadai emas terpisah yang bertempat di lantai 2 dengan
produk lainya yang ada pada BPRS PNM al-Ma’soem, sehingga
nasabah lebih nyaman dalam melakukan transaksi.
2) Lokasi parkir luas dan aman, hal ini memudahkan nasabah untuk
melakukan transaksi dengan prasaan aman.
3) Tersedia tempat ibadah yang luas dan nyaman yang khusus disediakan
oleh pihak BPRS.
4. Strategi Promosi
Produk sudah diciptakan, harga sudah ditetapkan, dan tempat (lokasi
dan layout sudah disediakan), artinya produk sudah benar-benar siap untuk
dijual. Promosi merupakan kegiatan marketing mix yang terakhir. Kegiatan
ini merupakan kegiatan yang sama pentingnya dengan ketiga kegiatan
diatas, baik produk, harga dan lokasi. Oleh karena itu, promosi merupakan
sarana yang paling ampuh untuk menarik dan mempertahankan nasabahnya.
Sarana promosi yang digunakan oleh BPRS PNM al-Ma’soem
dalam memasarkan produk gadai emas adalah sebagai berikut:
1. Media Cetak
media yang statis dan mengutamakan pesan-pesan visual dalam
melaksanakan fungsunya sebagai media penyampaian informasi. Media
cetak yang digunakan oleh BPRS PNM Al-Ma’soem adalah melalui
koran, yaitu koran PR, Tribun dan lain-lain.
2. Media elektronik
BPRS PNM Al-Ma’soem hanya menggunakan radio lokal saja
dalam rangka mengiklankan produk gadai emas. Mengingat anggaran
yang dibutuhkan dalam iklan tersebut sangat besar dan dapat
menimbulkan pemborosan.50
3. Media luar ruang
50 Ibid,
BPRS PNM Al-Ma’soem menggunakan spanduk yang dipasang di
tempat-tempat yang banyak dikunjungi masyarakat seperti di pusat kota,
sekolahan, perguruan tinggi dan SPBU, karena mengingat yang menjadi
sasaran utama adalah para pelajar dan masyarakat umum seperti,
pedagang baik pengusaha kecil, menengah dan pedagang besar.
Sedangkan brosur diberikan kepada setiap nasabah yang datang ke bank,
bentuk brosur harus tampil semenarik mungkin yaitu dengan susunan lay
out brosur yang menggunakan tata warna, disain, kata-kata dan grafis
yang baik agar menimbulkan kesan ekslusif sehingga konsumen tertarik
untuk membacanya. Brosur tersebut memuat tentang persyaratan,
produk, keuntungan dan keistimewaan serta pasilitas-pasilitas yang
diberikan. Dengan demikian para nasabah dan calon nasabah dapat
mengenal dan mengetahui produk yang akan dipilihnya berdasarkan
informasi yang didapatkan dari brosur tersebut.
Peranan brosur untuk mempromosikan produk gadai emas cukup
terlihat efisien, karena keberadaan brosur dalam strategi pemasaran yang
dilakukan oleh BPRS PNM Al-Ma’soem cukup berperan bagi
peningkatan volume nasabah dan pendapatan.51
4. Penjualan Pribadi (Personal Selling)
Cara inilah yang paling efektif dalam memasarkan produk, karena
intinya apabila nasabah puas akan pelayanan pihak bank maka nasabah
tersebut akan lebih bisa yakin dan tidak bisa dipungkiri bahwa nasabah
tersebut memberikan informasinya juga kepada tetangganya sehingga
51 Ibid,
efek yang ditimbulkan akan lebih menguntungkan, pelaksananya yaitu
sebagai berikut:
a. Pihak bank langsung bertatap muka dengan nasabah atau calon
nasabah, sehingga calon nasabah bisa menjelaskan produk gadai
emas kepada nasabah secara rinci.
b. Dapat memperoleh langsung informasi langsung dari nasabah tentang
kelemahan produk gadai emas langsung dari nasabah.
c. Memungkinkan hubungan terjalin akrab antara bank dengan nasabah.
d. Membuat situasi seolah-olah mengharuskan nasabah mendengarkan,
memperhatikan, dan menggapapai bank.
5. Publisitas
Kegiatan publisitas yang dilakukan oleh BPRS PNM Al-
Ma’soem dengan cara mengundang masyarakat baik nasabah langsung
atau tidak yang diselengarakan oleh BPRS PNM Al-Ma’soem dengan
tujuan dapat menambah wawasan bagi nasabah dan calon nasabah.
Dengan kegiatan tersebut, nasabah akan selalu mengingat produk gadai
emas BPRS PNM al-Ma’soem, kegiatan nasabah kegiatan publisitas
dapat dilakukan melalui:
a. Mengikuti kegiatan amal di daerah sekitar lokasi BPRS.
b. Mengikuti acara kegiatan sosial dengan masyarakat setempat supaya
terjalin kebersamaan yang erat.
c. Ikut serta sebagai sponsorsip kegiatan contohnya perayaan peringatan
HUT RI dan acara peringatan hari besar Islam seperti maulid nabi
Muhammad SAW.
B. Pelaksanaan Gadai Emas Pada BPRS PNM Al-Ma’soem
BPRS PNM Al-Ma’soem adalah bank komersil yang menggunakan prinsip
syariah. Sebagai bank komersil, BPRS PNM Al-Ma’soem memiliki berbagai produk
yang bertujuan untuk mencari keuntungan dalam kegiatan usahanya. Untuk
memperoleh keuntungan tersebut, selain memiliki produk yang bersifat
penghimpunan dana (funding) dan produk yang berupa penyaluran dana (landing),
BPRS PNM Al-Ma’soem memilki produk pelengkap yang tujuanya untuk
memperoleh keuntungan.52
Salah satu produk pelengkap tersebut adalah Gadai (rahn). Produk gadai yang
diterapkan di BPRS PNM Al-Ma’soem berupa gadai emas, dimana bank
memberikan fasilitas pinjaman kepada nasabah dengan jaminan berupa barang atau
harta nasabah (emas) yang bersangkutan dengan mengikuti prinsip gadai.
1. Sistem Oprasional Prosedur
Rangkaian alur kerja dari transaksi gadai yang terdri dari :
a. Transaksi pencairan pembiayaan:
1. Nasabah.
2. Appraisal/spesialis atau pegawai Rahn.
3. Back Office atau administrasi atau pembukuan.
4. Komite pembiayaan.
52 Ibid,
5. Teller/kasir.
6. Custodian.
b. Transaksi pelunasan pembiayaan:
1. Nasabah.
2. Appraisal/spesialis atau pegawai Rahn.
3. Back Office atau administrasi atau pembukuan.
4. Komite pembiayaan.
5. Teller/kasir.
6. Custodian.
c. Transaksi penjualan/Eksekusi/Lelang Jaminan
Panitia penjualan jaminan.
2. Ketentuan Dan Karakterisitik Produk
a. Akad yang digunakan yaitu akad ijaroh (sewa).
b. Agunan atau barang jaminan.
1. Barang yang bisa dijadikan agunan atau jaminan gadai yaitu EMAS
berupa perhiasan emas, koin emas (uang emas), dan emas batangan
kadar emas murni mininal 17 karat.
2. Jenis warna emas meliputi emas merah, emas kuning dan emas
putih.
c. Besarnya pinjaman
Besaran pinjaman yang dberikan oleh pihak penerima gadai (murtahin)
kepada pemberi gadai (rahin) dengan batasan flapond tertentu
berbanding nilai jaminan (marhun). Penentuan batas maksimal
pembiayaan (dalam prosentase tertentu) berbanding nilai jaminan,
dengan memperhatikan:
1. Maksimal pinjaman yang diberikan sebesar 80% dari nilai taksiran
agunan emas sesuai harga pasar.
2. Minimal pinjaman setara agunan emas seberat 2 gram.
3. Kondisi harga jual setempat.
4. Kondisi dan ketahanan fisik jaminan terhadap iklim dan cuaca.
5. Nilai penyusutan jaminan.
d. Jangka waktu pembiayaan
Waktu yang dtentukan oleh pihak bank/lembaga keuangan kepada
nasabah untuk melunasi hutangnya, dengan memperhatikan:
1. Jangka dalam beberapa kelompok, yaitu berdasarkan hari,
mingguan ataupun bulanan. Yaitu maksimal 2 bulan dan minimal
15 hari.
2. Besaran pembiayaan terhadap nilai jaminan berpengaruh terhadap
penetapan jangka waktu, hal ini sehubungan dengan harga pasar
nilai jaminan pada saat jatuh tempo.
3. Masa tenggang atau masa leluasa yaitu 3 hari sejak tanggal jatuh
tempo.
4. Dilakukan penilaian ulang saat perpanjangan jangka waktu
pembiayaan.
5. Besaran biaya penitipan, sehingga pada saat jatuh tempo tidak
menggangu liquiditas nasabah.
e. Biaya yang Harus Dibayar
Ketentuan bank yang harus dibayar oleh nasabah dalam biaya
pemeliharan dan biaya lainya yang telah disepakati di akad, yaitu
sebagai berikut:
1. Biaya sewa atas penitipan barang dan asuransi dalam setiap satu
gram per bulan yang harus dibayar yaitu sesuai dengan ketentuan
sebagai berikut53
:
a. 15 hari = 09% x nilai taksiran.
b. 30 hari = 1,7% x nilai taksiran.
c. 60 hari = 3,4% x nilai taksiran.
2. Biaya masa tenggang yang ditentukan sesuai dengan besaran
barang jaminan, yaitu sebagai berikut:
a. 1/15h x biaya penitipan.
b. 1/30h x biaya penitipan.
c. 1/60h x biaya penitipan.
3. Biaya materai sesuai besarnya nilai taksiran (> Rp.5.000.000,-).
f. Aspek teknis
Persyaratan pengajuan permohonan pembiayaan gadai syariah antara
lain:
1. Perorangan (WNI) dan badan hukum Indonesia.
2. Cakap hukum indentitas diri (KTP/SIM/Passport.
3. Bukti kepemilkan untuk barang yang akan jadi jaminan.
53 Ibid,
4. Menyampaikan NPWP untuk pinjaman yang memiliki nilai plafon
tertentu sesuai ketentuan yang berlaku.
3. Realisasi Pembiayaan Gadai
Syarat administratif pengajuan baku bagi nasabah dalam pengajuan
permohonan pembiayaan atau pinjaman meliputi:
a. Pengisian formulir permohonan pembiayaan gadai syariah.
b. Penaksiran pembiayaan gadai.
Tabel: 4.1
Proses nilai Persetujuan pembiayaan gadai54
No Wewenang Nilai Persetujuan
1 Penaksir. Rp. 200.000 s/d Rp.14.000.000
2 Penaksir,
Dir. Oprasional
Rp. 15.000.000 s/d Rp. 24.000.000
3 Penaksir, Dir.
Oprasional,
Dir. Marketing
Rp. 25.000.000 s/d Rp. 100.000.000
4 Penaksir,
Dir. Oprasional,
Dir. Marketing,
Dirut,
Komisaris
>Rp. 100.000.000,-
c. Menyerahkan kepada penaksir:
1. Formulir permohonan gadai syariah yang telah dilengkapi dan
ditandatangani.
54 ibid,
2. Fookopi bukti indentitas diri.
3. Barang jaminan yang akan ditaksir dan bukti pendukungnya (bila
diperlukan).
d. Penerimaan bukti penyerahan barang jaminan dan penaksir.
e. Penandatanganan surat akad gadai syariah yang diserahkan oleh
penaksir.
f. Menerima pinjaman (pencairan dana) secara tunai atau melalui
pemindah bukuan.
Gambar 4.1
Pemberian Pinjaman oleh Bank Dengan Syarat Nasabah Memberikan
Jaminan.
1. Penyerahan barang jaminan
2. Pemberian pinjaman
4. Penyimpanan Barang Gadai
a. Nomerisasi barang jaminan yaitu untuk mempermudah dalam hal
penyimpanan dan pengambilan, proses kontrol atau pengaksesan
administrasi. Ketentuanya sebagai berikut:
1. Tempat penyimpanan disesuaikan dengan jenis, bentuk ukuran, dan
sifat fisik jaminan serta faktor keamanan (misalnya penyimpanan emas
dalam brangkas khusus).
2. Jaminan dikemas, dibungkus dan disegel, diberi nomor urut dalam kode
nomerisasi barang jaminan, sehingga tidak tertukar atau ditukar atau
Bank Syariah Nasabah
terlindungi dari faktor cuaca dan rusak akibat faktor biologis
(tikus,rayap dll).
3. Setiap jaminan keluar atau masuk tempat penyimpanan harus disertai
berita acara serah terima.
4. Penyimpanan jaminan dilakukan dengan sistem dual custody.
5. Mutasi jaminan dicatat dalam buku tertentu (buku stock).
6. Apaila perlu, bisa dipasangi alat sensor berupa alarm.55
b. Segel
Untuk mengidentifikasi pihak-pihak yang berhubungan dengan
barang jaminan, maka setiap segel harus teridentifikasi
penanggungjawabanya (terdapat tanda khusus atau matris). Penyegelan
dilakukan oleh pejabat cabang terakhir sesuai dengan tingkat kewenangan
persetujuan.
c. Penyimpanan
Barang jaminan disimpan ke dalam ruang khasanah, penyimpanan
dilakukan berdasarkan katagori jangka waktu perbulan transaksi
berjalan dan nomor barang jaminan. Dalam hal tersebut harus
disimpan pada kelompok bulan saat perpanjangan.
5. Barang jaminan bermasalah
a. Merupakan barang jaminan yang pada saat, dalam waktu atau pada
akhir periode dianggap atau dikatagorikan bermasalah secara finansial
maupun secara legal.
b. Barang dalam perkara sengketa/barang bukti/barang polisi.
55 Ibid,
c. Barang jaminan palsu atau salah dalam penilaian (under estimate).
d. Barang jaminan sisa penjualan yang tidak laku dijual akibat adanya
penurunan harga (penurunan harga, gejolak ekonomi dan
penyusutan).56
6. Perpanjangan Gadai
Nasabah dapat saja diberikan kesempatan untuk memperpanjang kembali
jangka waktu pinjaman setelah jatuh tempo. Berkaitan dengan hasil penaksiran
(harga taksir) didalam permohonan gadai syariah, maka hal-hal yang perlu
menjadi perhatian adalah sebagai berikut:
a. Penilaian ulang jaminan yang di up date dengan harga pasar pada saat
waktu perpanjangan pembiayaan.
b. Perpanjangan dapat saja ditolak apabila ternyata dari hasil penilaian ulang,
nilai jaminan mengalami penurunan nilai secara signifikan sehingga tidak
layak untuk dilakukan perpanjangan jangka waktu, atau nasabah menambah
atau membayar selisih penurunan nilai jaminan tersebut.
c. Dalam perlakuan akuntansi, account untuk akad/ perjanjian terdahulu (akad
lama) lunas secara administratif, kemudian dimunculkan acount yang baru
dengan perjanjian/ akad yang telah diperbaharui.57
C. Analisa SWOT Produk Gadai Emas
Analisa SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk
merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat
56 Ibid,
57 Ibid,
memaksimalkan kekuatan (Strenghts) dan peluang (Opportunities) namun secara
bersamaan dapat menimbulkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threaths).58
Sebelum kita melakukan analisis lingkungan dengan analisis SWOT, paling tidak
ada lima yang harus diperhatikan, yang acapkali merupakan
problem dalam mengimplementasikan analisa SWOT di lapangan, yaitu:
1. Hati-hati, jangan sampai salah dalam menghubungkan faktor internal dan
external.
2. Jangan terpukau hanya pada faktor kekuatan saja, sedangkan kelemahan yang
sangat sensitif justru dilupakan.
3. Jangan meremehkan faktor tantangan, betapapun kecilnya dia.
4. Sebaliknya, juga jangan berlebihan atau terlalu memperhatikan kelemahanya.
5. Jangan meletakan kereta di depan kuda, artinya jangan bersikap ”kerjakan
dulu, strategic planing belakang”. 59
Selanjutnya, akan di jelaskan tenik analisa SWOT yang di lakukan oleh
BPRS PNM al-Ma’soem, yaitu:60
1. Strenght (kekuatan)
Dalam hal ini persuhaan perlu melihat terlebih dahulu kekuatan yang
dimiliki, sekalipun kekuatan ini tidak sepenuhnya merupakan keunggulan
bersaing, yang penting bagi perusahaan adalah memiliki kekuatan yang relatif
58 Fereddy Rangkuti, Analisis Swot Teknik Membedah Kasus Bisnis, jakarta:
PT. Gramedia Pustaka Utama, 2001, Cet. Ke-8, h. 18 59 Muhammad Ismail Yusanto dan Muhammad Karebet Widjajakusuma,
Menggagas Bisnis Islam, (Jakarta:Gema Insani Press), Cet.1, h. 79 60 Wawancara pribadi dengan Teguh, sebagai Manajer gadai emas BPRS al-
Ma’soem. Bandung 15 Agustus 2008.
besar untuk faktor mikro dibanding pesaingnya. Adapun kekuatan yang dimiliki
produk BPRS PNM al-Ma’soem dalam memasarkan produk gadai emas yaitu
sebagai berikut:
a. Pelayangan yang maksimal yang akan berpengaruh pada respon dan minat
masyarakat atau nasabah karena mereka menjadi puas dan percaya, karena
sebagai bank, hal yang paling penting harus ditonjolkan adalah pelayanan.
b. Jaringan Yayasan al-Ma’soem yang sangat luas dari tingkat kecamatan,
kabupaten, kota, bahkan sampai propinsi mempunyai kantor cabang,
sehingga memudahkan untuk masyarakat melakukan transaksi.
c. Produk yang ditawarkan adalah produk syariah dan sistem pengelolaanya adil
dan jujur.
d. Mempunyai nama besar sehingga tingkat kepercayaan masyarakat tinggi.
e. Penawaran akad yang menarik dan variatif, sehingga dapat menarik minat
nasabah.61
2. Weakness (kelemahan)
Selama ini belum terlihat secara jelas kelemahanya, karena sampai saat ini
masih mengalami perkembangan nasabah gadai emas. Walaupun pencapaian
kemajuan yang dicapai belum sepenuhya sesuai dengan yang diharapkan
perusahaan.62
Adapun kelemahan yang sudah diprediksi yaitu masih kurangnya SDM
yang kopentens dan sosialisasi, sehingga masyarakat kurang begitu mengetahui
61 Wawancara pribadi dengan Teguh, sebagai Manajer gadai emas BPRS Al-
Ma’soem. Bandung 15 Agustus 2008 62 Ibid
tentang produk gadai emas ini, dan ini kemungkinan yang menghambat kemajuan
yang belum maksimal.
3. Opportunity (Peluang)
Peluang pemasaran adalah arena yang menarik untuk kegiatan pemasaran
perusahaan, dimana perusahaan tersebut akan mempunyai keunggulan dalam
bersaing. Peluang-peluang yang ada pada produk gadai emas pada BPRS PNM al-
Ma’soem adalah:
a. Banyaknya masyarakat yang membutuhkan dana cepat, terutama pada tahun
ajaran baru sekolah dan menjelang bulan ramadhan dimana perlu biaya
mendadak dan tanpa harus banyak prosedural yang rumit, sehingga hal ini
menjadi peluang besar dalam mengembangkan produk gadai emas ini.
b. Semakin tingginya harga emas, sehingga masyarakat enggan menjualnya, dan
lebih memilih untuk menggadaikanya, karena jumlah pinjaman akan lebih
besar. Walaupun tidak semua masyarakat tertarik dengan hal ini, namun paling
tidak ini akan menjadi sebuah peluang besar terhadap perkembangan
pembiayaan gadai emas ini.
c. Meningkatnya kesadaran kaum muslimin dalam melakukan akses pada
perbankan syariah, sehingga ini dapat menjadi peluang dalam mengembangkan
produk gadai emas ini.63
4. Treatment (Ancaman)
Dalam mengembangkan keunggulan atau kekuatanya untuk meraih
kesempatan perusahaan akan menghadapi tantangan ataupun hambatan, yaitu
berupa kecenderungan yang tidak menguntungkan dan dapat mengancam
63 Ibid,
kedudukan perusahaan apabila tidak diantisipasi dengan aktivitas pemasaran yang
terpadu. Ancaman yang dihadapi BPRS al-Ma’soem antara lain:
a. Banyak muncul pesaing produk gadai emas di bank lain ataupun di lembaga
pegadaian sendiri.
b. Harga pembiayaan produk gadai emas yang ditawarkan oleh bank/pegadaian
lebih rendah dari pada harga yang ditawarkan BPRS al-Ma’soem.
c. Promosi Produk gadai emas lain lebih ramai dan canggih.
D. Perhitungan Gadai Emas Pada BPRS al-Ma’soem
1. Harga Dasar Penjualan
Harga dasar penjualan adalah harga yang ditetapkan oleh bank terhadap
barang jaminan yang akan dijual. Harga dasar penjualan tersebut meliputi:
a. Sumber harga dari pihak yang berkompenten (misalnya harga emas sumber
PT. Aneka Tambang, AKH Bisnis Indonesia.
b. Disusun secara statistik untuk membuat prediksi atau perkiraan nilai jaminan
dengan memperhatikan kondisi ekonomi secara makro contoh: harga emas
berbanding niali tukar rupiah, gejolak politik dsb.
c. Biaya-biaya yang mungkin muncul (seperti biaya pemeliharaan masa
tenggang) dan biaya bank dalam proses penjualan barang jaminan.
d. Disusun secara periodik (harian, mingguan atau bulanan).64
Tabel 4.2
Perkembangan Harga Emas Bulanan
Harga Emas (Rata-rata) No Bulan
Th. 2007 Th.2008 Keterangan
64 Ibid,
1. Januari Rp. 183.627 Rp. 267.486 Naik
2. Februari Rp. 193.775 Rp. 274.695 Naik
3. Maret Rp. 194.162 Rp. 292.139 Naik
4. April Rp. 198.403 Rp. 275.932 Naik
5. Mei Rp. 198.414 Rp. 273.800 Naik
6. Juni Rp. 190.675 Rp. 271.214 Naik
7. Juli Rp. 194.369 Rp. 280.096 Naik
8. Agustus Rp. 200.934 - -
9. September Rp. 212.743 - -
10. Oktober Rp. 219.082 - -
11. November Rp. 240.255 - -
12. Desember Rp. 242.376 - -
Jumlah Rata-rata: Rp. 205.735 Rp. 276.480 -
2. Kelebihan atau kekurangan hasil
a. Hasil penjualan > harga dasar penjualan, maka sisa kelebihan setelah
dikurangi dengan biaya lelang akan dikredit sebagai uang kelebihan
penjualan ke rekening nasabah.
b. Hasil penjualan < harga dasar penjualan, maka sisa kekuranganya akan
menjadi beban cabang sebagai kerugian bank.65
3. Cara perhitungan
Cara perhitungan produk gadai emas pada BPRS PNM al-Ma’soem adalah
sebagai berikut:
a. Contoh kasus : nasabah menggadaikan emas 24 karat sebesar 10 gram
kepada BPRS PNM al-Ma’soem untuk mengajukan sejumlah pinjaman.
Perhitunganya yaitu:
1. Barang agunan berupa emas sebesar 10 gram.
65 Ibid,
2. Asumsi harga yang berlaku dipasaran yaitu Rp. 250.000/gram.
3. Jumlah pinjaman yang dapat diterima oleh nasabah dihitung dengan cara:
(Nilai emas x harga taksiran emas x 80%).
10 gram x 24 x Rp. 250.000 x 80% = Rp.2.000.000,-.
24
Jadi jumlah pinjaman dana yang dapat diterima oleh nasabah sebesar
Rp.2.000.000.
4. Jangka waktu pinjaman yaitu 2 bulan.
5. Penentuan biaya sewa selama 2 bulan yaitu 3,4% X nilai taksiran
3,4% x Rp. 2.000.000,- = Rp. 68.000,-.
Dengan demikian keuntungan yang diperoleh pihak BPRS PNM al-Ma’soem
dalam bentuk biaya sewa yaitu: Rp. 68.000,-.
b. Contoh kasus 2: Nasabah menggadaikan emas 17 karat sebesar 52 gram kepada
BPRS PNM al-Ma’soem untuk mengajukan sejumlah pinjaman.
Perhitungannya yaitu:
1. Barang agunan berupa emas sebesar 52 gram.
2. Asumsi harga emas yang berlaku dipasaran yaitu Rp. 200.000,-.
3. Jumlah pinjaman yang dapat diterima oleh nasabah dihitung dengan cara:
Nilai emas x harga taksiran emas x 80%.
52 gram x 17 x Rp. 200.000 x 80% = Rp. 5.893.000,-
24
4. Jangka waktu pinjaman 1 bulan,
5. Biaya sewa dapat dihitung dengan cara:
1 bulan = 1,7% X nilai taksiran + biaya materai.
1,7 x Rp. 5.893.000 + 6000 = Rp. 106.200,-
Jadi biaya sewa yang harus dibayar oleh nasabah yaitu sebesar
Rp. 106.200,-
6. Jumlah keuntungan yang diperoleh oleh pihak bank dalam bentuk biaya sewa
yaitu sebesar Rp. 106.200,-
E. Analisis Perkembangan Produk Gadai Emas
Perkembangan dana dan peningkatan jumlah nasabah pada produk gadai
emas ini tidak terlepas dari strategi pemasaran yang dilakukan oleh BPRS PNM al-
Ma’soem. pihak bank tidak menetapkan target kelompok, artinya semua kalangan
bisa ikut serta dalam pengembangan produk gadai emas ini.
Semua rencana startegis yang telah dibuat programnya tersebut telah berjalan
dengan baik kalau dilaksanan desuai dengan anggaran dan prosedur yang telah
ditetapkan. Untuk menghindari pesaing maka pihak bank selalu lebih agresif dalam
merebut konsumen untuk mempertahankan market share. 66
Penerapan produk gadai emas pada BPRS PNM al-Ma’soem dinilai cukup
baik. Hal ini dilihat dari jumlah nasabah yang diperoleh sejak pertama kali produk
ini diluncurkan hingga saat ini. berdasarkan laporan perkembangan usaha gadai emas
syariah BPRS PNM al-Ma’soem terus meningkat.
Tabel: 4.3
66 Fereddy Rangkuti, Analisis Swot Teknik Membedah Kasus Bisnis, jakarta:
PT. Gramedia Pustaka Utama, 2001, Cet. Ke-8, h. 177
Perkembangan Usaha Gadai Emas BPRS al-Ma’soem Periode 2005-200767
.
PERIODE 2005 (dalam ribuan rupiah)
Bulan Jmlh
akad Nilai
Jaminan Nilai
pembiayaan Biaya
penitipan Biaya
denda Biaya
discount Total
pendapatan
April 63 213.195 170.075 4.856,00 - - 4.856,00
Mei 248 397.738 314.753 8.042,00 - - 8.042,00
Juni 228 729.071 577.134 11.313,00 - - 11.313,00
Juli 278 743.552 582.307 12.156,50 - - 12.156,50
Agustus 355 963.736 757.312 15.193,00 - - 15.193,00
September 402 1.139.680 893.789 18.509,50 - - 18.509,50
Oktober 455 1.297.962 1.011.897 20.045,50 - - 20.045,50
November 467 1.275.611 1.002.285 20.381,00 - - 20.381,00
Desember 668 1.705.606 1.335.021 29.027,50 - - 29.027,50
Jumlah
Total 3.064 8.466.151 6.643.553 139.524,00 139.524,00
*Ket: launching 1 April 2005
PERIODE 2006 (dalam ribuan rupiah)
Bulan Jumlah
akad Nilai
Jaminan Nilai
pembiayaan Biaya
penitipan Biaya
denda Biaya
discount Total
pendapatan Januari 775 1.830.232 1.430.191 31.267,50 - - 31.267,50
Februari 879 2.076.829 1.622.714 36.479,00 - 44,40 36.434,60
Maret 1.078 2.402.336 1.883.123 43.178,00 - - 43.178,00
April 1.123 2.777.727 2.182.240 46.066,90 6,00 - 46.072,90
Mei 1.293 3.029.939 2.372.344 50.817,20 - - 50.817,20
Juni 1.464 3.319.553 2.601.261 56.494,80 - 46,80 56.448,00
Juli 1.581 3.683.577 2.893.548 60.267,20 148,80 - 60.414,00
Agustus 1.704 3.953.713 3.090.314 66.155,80 - - 66.155,80
September 1.713 4.042.883 3.155.353 66.265,30 87,00 - 66.265,30
Oktober 1.555 3.938.017 3.077.114 65.270,30 60,30 - 65.357,30
November 1.761 4.189.126 3.272.757 71.708,10 105,30 32,00 71.736,40
Desember 1.980 4.628.286 3.658.123 78.409,00 19,20 78.495,00
Jumlah
Total 16.906 39.926.218 31.239.082 627.379,10 402,40 142,40 672.642,10
PERIODE 2007 (dalam ribuan rupiah )
Bulan Jumlah
akad
Nilai
Jaminan
Nilai
pembiayaa
Biaya
penitipan
Biaya
denda
Biaya
discout
Total
Biaya
Penitipan
Jan 2.211 5.219.256 4.065,404 86.343,40 1.442,70 63,60 87.722,50
Feb 2.108 4.921.622 3.821.622 80.725,35 1.164,10 21,60 81.867,85
Maret 2.316 5.216.897 4.055.297 85.886,15 1.906,90 88,80 87.703.25
April 2.337 5.068.112 3.398.491 83.084,45 2.687,60 25,50 85.746,85
Mei 2.423 5.311.264 4.127.292 86.893,35 2.389,30 53,40 89.229,25
Juni 2.349 5.073.635 3.951.293 81.475,85 2.234,40 33,60 83.676,65
67 BPRS PNM al-Ma’soem, Laporan Perkembangan Usaha Gadai Emas,
Bandung:2008)
Juli 2.608 5.608.201 4.372.997 90.973,75 2.835,90 38,40 93.771,25
Agus 2.668 5.701.190 4.447.336 90.888,70 2.716,50 19,20 93.686,00
Sept 2.477 5.116.420 4.029.722 81.900,10 2.764,90 - 84.655,00
Okto 2.655 5.592.017 4.364.152 90.601,50 3.191,50 - 94.521,00
Nov 2.736 5.529.378 4.631.008 98.228,50 2.622,10 140,40 100.710,20
Des 2.724 5.994.127 4.707.674 100.808,65 3.010,60 70,30 103.748,95
Jmlah
Total 29.612 64.802.121 50.512.568 1.057.808,75 29.694,50 554,50 1.086.948,75
Berdasarkan tabel diatas, dari periode 2005-2007, dimana bulan April-
Desember 2005 yaitu, pertama produk gadai emas diluncurkan oleh BPRS PNM
al-Ma’soem, jumlah akad tercatat 3.064 dengan total pembiayaan sebesar Rp.
6.643.553.000,- dengan nilai jaminan sebesar Rp. 8.466.151.000,- maka hasil dari
biaya penitipan yang menjadi pendapatan bank yaitu sebesar Rp. 139.524.000,-.
tidak menutup kemungkinan bahwa pembiayaan ini akan berkembang pesat
apabila BPRS PNM al-Ma’soem melakukan inovasi secara terus menerus.
Dengan meningkatkan profesionalitas kerjanya, maka terbukti pada tahun
2006 pendapatan bank meningkat 349.85 % yaitu sebesar Rp. 672.642.010, dan
Pada tahun 2007 mengalami kenaikan 73.18 % yaitu sebesar Rp. 1.086.948.075,
kenaikan ini cukup pesat dari tahun pertama, ini disebabkan banyaknya
masyarakat yang menggunakan jasa gadai emas ini, terutama pada saat menjelang
lebaran dan menjelang tahun ajaran baru sekolah, karena nasabah memilih dana
cepat dan tidak perlu ribet dalam masalah persyaratan.
Dilihat dari jumlah nasabah, BPRS al-Ma’soem yang memperoleh
predikat tingkat kesehatan bank dengan kategori sehat dari Bank Indonesia(BI)
selama 5 periode berturut-turut,mengalami peningkatan yang pesat dari tahun ke
tahun pada tahun 2005, tercatat hanya 200 nasabah yang menjadi nasabah Gadai
Emas Syariah dan pada akhir tahun 2007 meningkat menjadi 5.000 nasabah.
Kenaikan perolehan dana ini menandakan bahwa telah meningkatnya
kepercayaan masyarakat terhadap BPRS al-Ma’soem. Serta peran dari strategi
pemasaran itu sendiri yang diterapkan oleh pihak bank dalam upaya
memperkenalkan produknya untuk mengikuti perkembangan zaman dengan cara
melakukan penyempurnaan produk-produknya dan profesionalitas.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Dalam mencapai sasaran, BPRS PNM Al Ma’soem menerapkan strategi
segmenting, tergeting dan positioning dengan mengembangkan marketing mix
terdiri dari empat unsur yaitu produk, harga, distribusi dan promosi. Stratetgi
produk yang telah dilakukan oleh BPRS PNM Al Ma’soem adalah dengan
memberikan ketentuan kepada nasabah dengan menyerahkan KTP/SIM/Kartu
pelajar, pencairan dana hanya butuh waktu lima menit dan khusus produk gadai
emas di buka pelayanan transaksi pada hari sabtu. Selain itu juga BPRS PNM Al-
Ma’soem menerapkan bauran pemasaran atau marketing mix dalam
mengembangkan produk gadai emas.
2. Pembiayaan Gadai emas (rahn) adalah produk perbankan syariah yang ditawarkan
oleh BPRS PNM Al Ma’soem dengan menggunakan akad ijarah. Pihak bank akan
menaksir suatu barang jaminan berupa emas dengan harga standar yang berlaku
dipasaran, dengan nilai taksiran itu bank bisa memberikan pembiayaan sebesar
80% dari nilai taksiran agunan. Dengan sistem pembiayaan jangka pendek yaitu
maksimal 2 bulan dan minimal 15 hari, maka Keuntungan dari usaha ini pihak
bank akan memperoleh dari biaya penyimpanan dan pemeliharaan yang
disesuaikan dengan jumlah jaminan dan lama waktu pembiayaan, dengan cara
perhitungan yang telah disesuaikan dengan kebijakan pihak bank. Selain itu juga
pihak bank menawarkan bonus sebesar 15% apabila nasabah telah melunasinya
sebelum jatuh tempo.
3. Setelah mengetahui analisa SWOT produk gadai emas BPRS PNM al-Ma’soem
maka dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu:
a. Strenght (Kekuatan)
Peran dari nama al-Ma’soem yang cukup terkenal di daerah Bandung menjadi
kekuatan yang cukup tinggi, selain itu juga mengedepankan pelayanan yang
baik sehingga produk gadai emas bisa berkembang dengan pesat.
b. Weakness (Kelemahan)
Adapun kelemahan yang ada pada BPRS al-Ma’soem yaitu masih kurangnya
sosialisasi kepada masyarakat, hal ini menyebabkan terhambatnya kemajuan
yang belum maksimal.
c. Opportunity (Peluang)
Peluang yang dimiliki oleh BPRS PNM al-Ma’soem yaitu makin banyaknya
masyarakat yang membutuhkan dana cepat tanpa prosedural yang rumit, serta
makin tingginya harga emas sehingga masyarakat lebih memilih
menggadaikan dari pada menjualnya.
d. Treatment (Ancaman)
Ancaman yang dihadapai BPRS al-Ma’soem yaitu banyak muncul pesaing
produk gadai emas di bank lain, dan promosi produk gadai emas pihak
pesaing lebih besar dan canggih.
B. Saran
1. BPRS PNM al-Ma’soem perlu diadakan evaluasi terhadap pelaksanaan aktifitas
promosi dan sosialisasi secara terus menerus untuk mengetahui seberapa efektif
keberhasilan strategi pemasaran yang dilakukan, hal ini dilakukan untuk
menetukan arah kegiatan pemasaran yang terkonsentrasi pada produk tersebut,
agar terhindar dari berbagai kendala yang timbul dan sebagai bahan acuan
perencanaan promosi dan sosialisasi di masa mendatang. Dengan demikian
pendapatan produk gadai emas akan lebih maksimal.
2. Dengan melihat analisa SWOT, maka BPRS PNM Al-Ma’soem bisa lebih
memanfaatkan peluang dan kekuatan, tetapi tidak mengesampingkan kelemahan
dan ancaman, sehingga dalam menempati tahapan pertumbuhan pihak bank dapat
mempertahankan kedudukan ini, dan produk gadai emas bisa lebih berkembang.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Burhanudin. “Peraturan Bank Indonesia” artikel diakses pada 5 Agustus 2008 dari http://www.bi.go.id/NR/rdonlyres
Antonio, Syafi’i, Muhammad. Bank Syariah Suatu Pengenalan Umum.
Jakarta: Tazkia Institut. 2000 Bisri, Cik Hasan. Penuntunan Penyusunan Dalam Penelitian dan
Penulisan Skrips. Rajawali Press. Bandung. 1999 Budiarto, Teguh. Dasar Pemasaran. Jakarta: Gunadarma. 1993 Departemen Agama Republik Indonesia. Al-Qur an dan Terjemahnya.
Jakarta: 1987 Hajar, Ahmad Ibnu Ali, Ibnu. Fathul Bari. Beirut:Dar al-Fikr. 1996. Jilid
4 Kasmir. Manajemen Pemasaran. edisi. 1. Jakarta: PT. Raja Grapindo
Persada. 2003. Cet. Ke-4 --------, Manajemen Perbankan. Jakarta: PT. Raja Grapindo Persada.
2001. cet. Ke-2 --------, Pemasaran Bank. Jakarta: kencana. 2005. Cet ke-1 Kotler, Philip dan Amstrong. Prinsip-Prinsip Pemasaran.
Jakarta:Erlangga. 1997. Edisi Ke-2. jilid 1 Kotler, Philip dan Paul N. Blomm. Teknik dan Strategi Pemasaran Jasa
Profesional. Jakarta:Intermedia. 1995 Kotler, Philip. Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan,
Implementasi dan Pengendalian. Jakarta:Salemba Empat. 1995 Muhammad. Manajemen Bank Syariah. Yogyakarta:UPP AMP YKPN. 2002
Panitia Istilah Manajemen Lembaga PPM. Kamus Istilah Manajemen. Jakarta:Balai Aksara. cet Ke-2
Rafiudin dan Maman Abdul Djaliel. Prinsip dan Strategi Dakwah.
Bandung: Pustaka Setia
Rangkuti, Fereddy. Analisis Swot Teknik Membedah Kasus Bisnis. jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. 2001. Cet. Ke-8
Rusyd, Ibnu, Bidayatul Mujtahid. diterjemahkan oleh M.A. Abdurahman dan A.
Haris. Semarang: Asy-Syifa. 1990. Jilid 3
Sabiq, Sayyid. Fikih Sunnah. diterjemahkan oleh Kamaludin A. Marzuki, Bandung: PT. Al-Ma’arif. 1997. Jilid 12
-------, Bank Syariah: dari Teori Ke Prakte. Jakarta: gema Insani Press.
2001. Cet.Ke-1 Save, M. Dagum. Kamus Besar Ilmu Pengetahuan. Edisi Pertama
Yogyakarta:BPFE. 1994 Stainer, Goerge dan John Miller. Manajemen Stratejik.
Jakarta:Erlangga Subekti dan Tjitro Sudibio. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
Jakarta: Pradaya Paramita. 1996. cet. Ke-28 Sumarni, Murti. Marketing Perbankan. Yogyakarta:liberti Swasta, Bashu DH. Asas-Asas Marketing. Yogyakarta: Liberty. 1983 Swasta, Bashu. Manajemen Pemasaran Modern. Yogyakarta:Liberty.
1990. Cet. Ke-2 Syafei, Rahmad. Konsep Gadai (ar-arhn Dalam Fikih Islam: antara nilai
sosial dan nilai komersial). Dalam “Problematika Hukum Islam Kontemporer III”, Jakarta: Lembaga Studi Islam dan Kemasyarakatan. 1995. Cet. Ke-2
Tim Penulis Fakultas Syariah dan Hukum. Pedoman Penulisan Skripsi.
Jakarta: Fakultas Syariah dan Hukum. 2007. Cet.1 Tjiptono, Fandy. Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Andi. 2002. edisi Ke-2 Umar, Husen. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis.
Rajawali Press. Jakarta. 2004 Yusanto, Muhammad Ismail dan Muhammad Karebet Widjajakusuma.
Menggagas Bisnis Islam. Jakarta: Gema Insani Press. 2002. Cet. 1