i
STRATEGI DINAS PERHUBUNGAN KOTA JAMBI
DALAM MENGATASI KEMACETAN
DI KECAMATAN ALAM BARAJO
Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1)
Dalam Ilmu Syariah
Oleh:
FIRMANSYAH
NIM: SIP. 151968
JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDINJAMBI
1440 H/ 2020M
ii
iii
iv
v
MOTTO
( 14: الروم)
Artinya: telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena
perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka
sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke
jalan yang benar). (QS. Ar-Ruum: 41).
vi
ABSTRAK
Firmansyah; NIM. SIP.151968; Strategi Dinas Perhubungan Kota Jambi Dalam
Mengatasi Kemacetan Di Kecamatan Alam Barajo.
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan Strategi Dinas Perhubungan
Kota Jambi Dalam Mengatasi Kemacetan Di Kecamatan Alam Barajo. sebagai
tujuan diantaranya untuk untuk mengetahui Bagaimana Kondisi Lalu Lintas Kota
Jambi . Apa Faktor Pendukung dan Penghambat Dinas Perhubungan Kota Jambi
Dalam Mengatasi Kemacetan Di Kecamatan Alam Barajo Kota Jambi. Bagaimana
Strategi Dinas Perhubungan Kota Jambi Dalam Mengatasi Kemacetan Di
Kecamatan Alam Barajo Kota Jambi. skripsi menggunakan pendekatan kualitatif
dengan metode pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan
dokumentasi. berdasarkan penelitian yang dilakukan diperoleh hasil dan
kesimpulan sebagai berikut: pertama, Kondisi lalu lintas Kota Jambi khususnya di
Kecamatan Alam Barajo tergolong macet, hal ini dikarenakan jumlah kendaraan
umum di Kota Jambi saat ini mencapai 9.445 unit, terdiri dari 5.092 unit
kendaraan umum, 3.412 unit truk, 861 unit angkutan umum antar kota dan 80 unit
taksi. Kendaraan di kota itu masih ditambah lagi mobil pribadi, mobil online, dan
kendaraan roda dua yang jumlahnya diperkirakan mencapai belasan ribu unit.
Sedangkan panjang jalan raya di Kota Jambi hanya sekitar 624,66 kilometer (km).
Kedua Faktor pendukung Dinas Perhubungan Kota Jambi Dalam Mengatasi
Kemacetan Di Kecamatan Alam Barajo Kota Jambi di antaranya : 1) adanya
kekompakan team personil Dinas Perhubungan Kota Jambi Dalam Mengatasi
Kemacetan Di Kecamatan Alam Barajo Kota Jambi; 2) Masyarakat Kota Jambi
masih tergolong taat berlalu lintas; 3) didukung dengan jalan yang lumayan lebar;
4) Personil kepolisian lalu lintas ikut andil dalam meminimalisir kemacetan di
Kecamatan Alam Barajo Kota Jambi. Ketiga Strategi Dinas Perhubungan Kota
Jambi Dalam Mengatasi Kemacetan Di Kecamatan Alam Barajo Kota Jambi,
diantaranya : 1. Menerapkan manajemen lalu lintas (traffic management) yang
tepat dan efektif; 2. Keberpihakan kepada transportasi umum; 3. Peningkatan
kapasitas jalan; 4. Perbaikan daya dukung jaringan jalan; 5. Pembatasan
kendaraan pribadi
Kata Kunci : Strategi, Dinas Perhubungan dan Mengatasi Kemacetan
vii
PERSEMBAHAN
Segala puji bagi Allah, yang telah memberikan
Rahmat dan kasih sayang-Nya kepada setiap makhluk yang ada di dunia.
Sujud syukur pada-Mu ya Rabb karena telah
Melimpahkan rahmat yang luar biasa pada hamba-Nya
Sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan izin-Mu.
Shalawat dan salam untuk Nabi Muhammad SAW,
Sebagai pemimpin Terbesar di dunia ini, serta para sahabat dan tabi’in.
Untuk kedua orang tuaku sebagai inspirasi hidup selama ini.
Yang tercinta Ayahanda (Lukman) dan Ibunda (Suryati)
Yang telah menjadikan putranya hal yang terpenting dalam hidupnya,
Karena dengan kegigihan dalam bekerja dan doa yang selalu Ia panjatkan
kepada Allah untuk kesuksesan anak- anaknya.
Serta nasehat yang tak henti-hentinya Ia berikan kepada Ananda.
Tak lupa kepada kakakku Suspriansyah serta adikku Hendra Saputra yang selalu
memberikan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.
Dan seluruh keluarga besarku yang selalu mendo’akan,
serta sahabat- sahabat yang seperjuangan
Hanya kepada Allah Ananda meminta balasan atas kebaikan yang mereka
diberikan
selama ini. Amin
viii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana
dalam penyelesaian skripsi ini penulis selalu diberikan kesehatan, kekuatan dan
hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik sesuai dengan
yang diharapkan. Shalawat dan salam tidak lupa pula penulis sampaikan kepada
junjungan Nabi besar yaitu Muhammad SAW, yang mana atas jasa-jasa
perjuangan beliau sehingga kita sampai saat ini masih menikmati nikmatnya
Islam.
Skripsi ini diberi judul “Strategi Dinas Perhubungan Kota Jambi Dalam
Mengatasi Kemacetan Di Kecamatan Alam Barajo”, merupakan suatu penelitian
tentang studi pengakajian lapangan secara langsung.
Dalam proses penyelesaian skripsi ini, penulis akui tidak sedikit hambatan
dan rintangan yang penulis temui baik dalam proses pengumpulan data maupun
dalam penyusunannya namun berkat adanya bantuan dari berbagai pihak terutama
bantuan dan bimbingan yang diberikan oleh dosen pembimbing maka skripsi ini
dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu,
hal yang pantas penulis ucapkan adalah ucapan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang turut membantu penyelesaian skrpsi ini
terutama kepada yang terhormat:
1. Bapak Prof. Dr. Suaidi Asy’ari, MA, Ph.D selaku Rektor UIN STS Jambi.
2. Ibu DR. Rafika selaku wakil Rektor I Bidang Akademik dan Pengembangan
Pendidikan, Bapak Dr. As’ad Isman, M.Pd.I selaku Wakil Rektor II Bidang
ix
Administrasi Umum, Perencanaan dan Keuangan, dan Bapak Dr. Bahrul Ulum
selaku Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama UIN STS
Jambi.
3. Bapak Dr. Sayuti Una, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Syari’ah UIN STS
Jambi.
4. Bapak H. Agus Salim, M. Pol, Ph.D, selaku Wakil Dekan bidang Akademik
Fakultas Syari’ah UIN STS Jambi.
5. Ibu Irmawati Sagala, S.IP., M.Si, selaku Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan di
Fakultas Syari’ah UIN STS Jambi.
6. Bapak Yudhi Armansyah, M.Hum selaku Sekretaris Jurusan Ilmu
Pemerintahan di Fakultas Syari’ah UIN STS Jambi.
7. Ibu Dr. Yuliatin, S.Ag., M.HI selaku Pembimbing I, Bapak Irsyadunnas
Noveri, SH.,MH selaku pembimbing II Fakultas Syari’ah UIN STS Jambi.
8. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Syariah UIN STS Jambi yang telah
memberikan pengetahuan kepada penulis.
9. Bapak dan Ibu karyawan dan karyawati di lingkungan Fakultas Syari’ah UIN
STS Jambi
10. Sahabat-sahab jurusan Ilmu Pemerintahan Angkatan 2015
11. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini, baik secara langsung
maupun tidak langsung.
Di samping itu penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan layaknya sebuah karya tulis ilmiah,oleh karena itu diharapkan
kepada semua pihak untuk dapat memberikan saran dan kritik yang bersifat
x
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
LEMBAR PERNYATAAN ............................................................................. ii
NOTA DINAS ................................................................................................. iii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN.................................................................. iv
MOTTO............................................................................................................ v
ABSTRAK ....................................................................................................... vi
PERSEMBAHAN ............................................................................................ vii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii
DAFTAR ISI .................................................................................................... xi
DAFTAR SINGKATAN ................................................................................. xiii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xvi
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................ 5
C. Batasan Masalah .............................................................................. 5
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ..................................................... 6
E. Kerangka Teori ................................................................................ 7
F. Tinjauan Pustaka.............................................................................. 26
BAB II METODE PENELITIAN .................................................................... 29
A. Pendekatan Penelitian ...................................................................... 29
B. Jenis dan Sumber Data .................................................................... 29
C. Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 30
D. Unit Analisis ................................................................................... 32
E. Teknik Analisis Data ....................................................................... 33
F. Sistematika Penulisan ...................................................................... 34
G. Jadwal Penelitian ............................................................................. 36
BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN .............................. 38
A. Sejarah ............................................................................................ 38
B. Visi dan Misi , Moto dan Maklumat................................................ 39
C. Citra Manusia Perhubungan ............................................................ 41
D. Sekretariat ........................................................................................ 41
E. Struktur Organisasi .......................................................................... 42
F. Tugas dan Fungsi ............................................................................. 43
BAB IV PEMBAHASAAN ............................................................................. 49
A. Kondisi Lalu Lintas Kota Jambi ...................................................... 49
B. Faktor Pendukung dan Penghambat Dinas Perhubungan Kota
Jambi Dalam Mengatasi Kemacetan Di Kecamatan Alam Barajo
Kota Jambi ....................................................................................... 58
xii
C. Strategi Dinas Perhubungan Kota Jambi Dalam Mengatasi
Kemacetan Di Kecamatan Alam Barajo Kota Jambi ...................... 51
BAB V PENUTUP ........................................................................................... 62
A. Kesimpulan ...................................................................................... 62
B. Saran-Saran ...................................................................................... 63
C. Kata Penutup .................................................................................... 64
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xiii
DAFTAR SINGKATAN
HLM : Halaman
UIN : Universitas Islam Negeri
KHI : Komfilasi Hukum Islam
PETI : Penambangan Emas Tanpa Izin
L/P : Laki-Laki/Perempuan
NO : Nomor
SWT : Subhanallahuta’ala
SAW : Sollallahua’laihiwasallam
UU : Undang-Undang
UUD : Undang-Undang Dasar
HUMAS : Hubungan Masyarakat
OPEC : Organization Petroleum Exportir Countries
LPG : Liquified Petrolium Gas
KUHP : Kitab Undang-undang Hukum Pidana
KUHPer : Kitab Undang-undang Hukum Perdata
MUI : Majelis Ulama Indonesia
MoU : Memorandum Of Understanding
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 : Jadwal Penelitian
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 : Bagan Struktur Dinas Perhubungan Kota Jambi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu fungsi utama kota-kota besar yaitu menyelenggarakan
sistem transportasi dengan pelayanan yang efektif dan efisien. Oleh karena
itu transportasi perkotaan merupakan sektor penunjang utama terhadap
mobilitas masyarakat dan angkutan barang yang merupakan unsur penting
dalam kegiatan perekonomian dan pembangunan perkotaan. Namun
dengan seiring bertumbuhnya jumlah penduduk disebuah perkotaan karena
laju pertumbuhan yang relatif tinggi dan adanya urbanisasi yang cukup
deras maka hal tersebut menimbulkan bertambahnya jumlah kendaraan
bermotor sebagai penunjang aktifitas masyarakat yang berakibat semakin
menumpuknya alat transportasi pribadi.1
Keadaan tersebut dihadapkan oleh fakta bahwa jumlah kendaraan
bermotor di Indonesia secara keseluruhan setiap tahunnya bertambah 10%
sedangkan pembangunan jalan baru sangat lamban hanya 0,05% per tahun
hingga memunculkan dampak negatif yang sangat serius yaitu kemacetan
lalu lintas kendaraan bermotor. Kemacetan lalu lintas terjadi di setiap kota
besar seperti Jakarta, Surabaya, Medan, Makassar dan lainnya. Sebagai
1Rizki Dendy Arifiyananta, Strategi Dinas Perhubungan Kota Surabaya Untuk
Mengurangi Kemacetan Jalan Raya Kota Surabaya, (tanpa tahun) hlm. 3
1
2
salah satu kota besar di Indonesia, Surabaya Salah satu tantangan yang
patut dikhawatirkan ialah kemacetan yang bisa menjadi masalah besar.2
Kemacetan adalah situasi atau keadaan terhentinya lalulintas yang
disebabkan oleh banyaknya jumlah kendaraan melebihi kapasitas jalan.
Kemacetan banyak terjadi dikota-kota besar terutama yang tidak memiliki
sarana transportasi publik dengan baik atau memadai ataupun juga tidak
seimbangnya kebutuhan jalan dengan kepadatan penduduk. Jaringan jalan
memiliki fungsi yang sangat penting yaitu sebagai prasarana untuk
memindahkan/transportasi orang dan barang, dan merupakan urat nadi
untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, sosial, budaya dan stabilitas
nasional, serta upaya pemerataan dan penyebaran pembangunan. Dalam
dimensi yang lebih luas, jaringan jalan mempunyai peranan yang besar
dalam pengembangan suatu wilayah, baik wilayah secara nasional,
provinsi, maupun kabupaten/kota sesuai dengan fungsi dari jaringan jalan
tersebut.3
Sektor transportasi di Kota Jambi juga turut mengikuti gejala tersebut
dimana pertumbuhan kendaraan bermotornya cukup berfluktuasi, yaitu
mencapai 1,25% per tahun. Komposisi terbesar adalah sepeda motor yaitu
87,18% dari jumlah kendaraan bermotor pada periode 2018-2019 dan tingkat
pertumbuhannya mencapai 5% dalam lima tahun terakhir. Rasio jumlah
sepeda motor dan penduduk di Kota Jambi mencapai 1:10 pada akhir tahun
2019.
2Ibid,.
3 Hara Eka Triguna, Koordinasi Mengatasi Kemacetan Lalulintas Di Kota Pekanbaru, Jom
FISIP Volume 2 No. 1. Februari 2015, hlm. 1
3
Setiap tahun jumlah kendaraan roda dua bertambah sekitar 1,25%
sedangkan kendaraan roda empat sebesar 8,63%. Jumlah kendaraan bermotor
yang tercatat di Kantor Samsat Kota Jambi diperkirakan sebanyak 55.380 unit
pada tahun 2019. Disamping itu kemacetan juga dapat mempengaruhi
berbagai macam kegiatan masyarakat karena disamping berdampak pada
kelancaran kegiatan masyarakat dan tak kalah pentingnya pada dampak
pendapatan masyarakat. Banyaknya waktu yang hilang akibat kemacetan
cukup berpengaruh pada berkurangnya kesempatan untuk mendapatkan
pendapatan masyarakat. Begitu pula jika dilihat dari aspek lain seperti dengan
adanya kemacetan bisa diakibatkan oleh aksesibilitas dari jalan yang pada
akhirnya berdampak pada pendapatan masyarakat.4
Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Dinas Perhubungan Kota
Jambi bahwa :
Saat ini di kota Jambi terdapat beberapa titik kemacetan lalu lintas.
Biasanya terjadi pada sore hari atau pada sabtu dan minggu dan
berlangsung cukup lama, kemacetan biasanya terjadi di beberapa
lokasi.5
beberapa kekurangan dalam hal koordinasi antara kepala dinas dan
Kepala Seksi dan Kepala Bagian, Kepala Bidang, Kepala Sub Bagian,
Kepala Seksi dan Kepala UPT yang tidak melaksanakan prinsip-prinsip
koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplikasi secara vertikal dan
horizontal baik dilingkungan masing-masing maupun antar suatu
organisasi sesuai dengan tugas masing-masing.6
Didepan terminal Alam Barajo pada saat pagi hari sering mengalami
kemacetan di ruas Jalintim Sumatera wilayah Kota Jambi itu terjadi akibat
4 Mangatur, Edison dan Suandi, Analisis Dampak Kemacetan Lalu Lintas Terhadap
Pendapatan Masyarakat dan Aksesibilitas Di Kota Jambi, Jurnal Pembangunan Berkelanjutan
eISSN: 2622-2310 (p); 2622-2302 (e), Volume 1. no (1) 2019, hlm. 1 5 Di akses di https://jambi-independent.co.id/read/2018/07/30/26161/20-titik-macet-di-kota-
jambi/ 6 Wawancara dengan Kepala Dinas Perhubungan Kota Jambi, pada 28 Januari 2020
4
kehadiran pasar di pinggir jalan persis di samping terminal. Selain itu jarak
terminal dengan lampu merah dan stasiun pengisian bahan bakar untuk
umum (SPBU) sangat dekat. Beberapa loket bus juga terdapat di sepanjang
ruas Jalintim Sumatera dekat terminal. Kemudian arus lalu lintas dari
terminal menuju pusat kota dan menuju Kabupaten Batanghari, Riau,
Sumatera Barat dan Sumatera Utara juga relatif padat.7
Dari sana penulis tertarik untuk mengkaji lebih jauh bagaimana
strategi dinas perhubungan kota jambi dalam mengatasi kemacetan di
Kecamatan Alam Barajo. Dalam melakukan penelitian ini penyusun
menggunakan pendekatan kualitatif, yang bersifat dekriptif analitik, yaitu
dengan mendeskripsikan proses-proses pelaksanaan tadi.
Berdasarkan pemaparan pada latar belakang di atas, maka penulis
tertarik untuk menyusun skripsi tentang Keluarga Berencana dengan judul
“Strategi Dinas Perhubungan Kota Jambi Dalam Mengatasi Kemacetan Di
Kecamatan Alam Barajo.”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis jelaskan
sebelumnya, rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Apa saja masalah kemacetan yang terjadi di Kecamatan Alam Barajo?
7 Berita Satu, Pemudik Perlu Waspadai Macet di Jalintim Sumatera Kota Jambi diakses
pada 13 Desember 2019 di https://www.beritasatu.com/nasional/496502/pemudik-perlu-waspadai-
macet-di-jalintim-sumatera-kota-jambi.
5
2. Bagaimana Strategi Dinas Perhubungan Kota Jambi Dalam Mengatasi
Kemacetan Di Kecamatan Alam Barajo Kota Jambi?
3. Apa Faktor Pendukung dan Penghambat Dinas Perhubungan Kota Jambi
Dalam Mengatasi Kemacetan Di Kecamatan Alam Barajo Kota Jambi?
C. Batasan Masalah
Untuk menghindari adanya perluasan masalah yang dibahas
menyebabkan pembahasan ini menjadi tidak konsisten dengan rumusan
masalah yang telah penulis buat sebelumnya maka penulis memberikan
batasan masalah ini hanya membahas mengenai strategi Dinas Perhubungan
Kota Jambi dalam mengatasi kemacetan di Kecamatan Alam Barajo, serta
Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Strategi Dinas
Perhubungan Kota Jambi Dalam Mengatasi Kemacetan Di Kecamatan Alam
Barajo Kota Jambi khususnya tahun 2019.
D. Tujuan dan 0Kegunaan Penelitian.
1. Tujuan Penelitian
Dengan adanya semua perumusan masalah di atas, diharapkan
adanya suatu kejelasan yang dijelaskan dan dijadikan tujuan bagi penulis
dalam skripsi ini. Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan ini adalah
sebagai berikut:
a. Mengetahui apa saja masalah kemacetan yang terjadi di Kecamatan
Alam Barajo.
6
b. Mengetahui konsep Strategi Dinas Perhubungan Kota Jambi Dalam
Mengatasi Kemacetan Di Kecamatan Alam Barajo Kota Jambi.
c. Faktor Pendukung dan Penghambat Dinas Perhubungan Kota Jambi
Dalam Mengatasi Kemacetan Di Kecamatan Alam Barajo Kota
Jambi
2. Kegunaan penelitian.
a. Penelitian ini sebagai studi awal yang dapat menjadikan suatu
pengalaman tentang Strategi Dinas Perhubungan Kota Jambi Dalam
Mengatasi Kemacetan Di Kecamatan Alam Barajo Kota Jambi, serta
Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Faktor Pendukung
dan Penghambat Pelaksanaan Strategi Dinas Perhubungan Kota
Jambi Dalam Mengatasi Kemacetan Di Kecamatan Alam Barajo Kota
Jambi.
b. Sebagai salah satu persyaratan untuk mendapatkan gelar sarjana Strata
Satu (S1) di di Fakultas Syari’ah, Universitas Islam Negeri Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi.
c. Penelitian ini dapat menjadi bahan bacaan untuk di Fakultas Syari’ah
khususnya jurusan Ilmu Pemerintahan dan dosen-dosen Fakultas
Syari’ah lainnya.
d. Sebagai sumber referensi dan saran pemikiran bagi kalangan akademisi
dan praktisi masyarakat di dalam menunjang penelitian selanjutnya
yang akan bermamfaat sebagai bahan perbandingan bagi penelitian
yang lain.
7
E. Kerangka Teori
Setiap penelitian membutuhkan kejelasan dan titik tolak atau landasan
berfikir dalam memunculkan masalah atau menyoroti sebuah masalah.
Oleh karena itu perlu menyusun kerangka teori yang memuat pokok-pokok
pikiran yang menggambarkan dari sudut pandang mana masalah penelitian
akan disoroti. Berkaitan dengan pernyataan tersebut, maka dalam hal ini akan
dikemukakan tentang:
1. Strategi
Strategi sesungguhnya merupakan pengertian dalam bidang militer.
Istilah strategi berasal dari kata Yunani strategos atau strategus dengan
kata jamak strategi. Strategos berarti jenderal tetapi dalam Yunani kuno
sering berarti perwira negara (state officer) dengan fungsi yang luas.
Dalam artian yang sempit, menurut Matloff strategi berarti the art of the
general (seni jenderal).8
Menurut J. Salusu strategi ialah suatu seni menggunakan kecakapan
dan sumber daya suatu organisasi untuk mencapai sasarannya melalui
hubungannya yang efektif dengan lingkungan dalam kondisi yang paling
menguntungkan.9
Strategi menurut Chandler adalah penetapan tujuan dasar jangka
panjang dan sasaran perusahaan, dan penerapan serangkaian
8 J. Salusu..Pengambilan Keputusan Strategik : Untuk Organisasi Publik dan Non Profit.
Jakarta : PT. Grasindo, 2003, hlm..85 9 Ibid, hlm. 101
8
tindakan serta alokasi sumber daya yang penting untuk melaksanakan
sasaran ini.10
Pendapat yang hampir sama juga diungkapakan oleh Andrews
dalam buku Mudrajad Kuncoro mengungkapkan strategi adalah pola
sasaran, tujuan, dan kebijakan atau rencana umum yang untuk
meraih tujuan yang telah ditetapkan, yang dinyatakan dengan
mendefinisikan apa bisnis yang dijalankan oleh perusahaan, atau yang
seharusnya dijalankan perusahaan.11
Itami juga mengungkapkan bahwa strategi menentukan kerangka
kerja dari aktivitas bisnis perusahaan dan memberikan pedoman untuk
mengkoordinasikan aktivitas, sehingga perusahaan dapat menyesuaikan
dan mempengaruhi lingkungan yang selalu berubah. Strategi mengatakan
dengan jelas lingkungan yang diinginkan oleh perusahaan dan jenis
organisasi seperti apa yang hendak dijalankan.12
Dari uraian diatas penullis menemukan banyak kesamaan
mengenai definisi strategi yaitu adanya tujuan jangka panjang dan
kebijakan umum, dimana strategi seharusnya berkaitan dengan keputusan
besar yang dihadapi organisasi dalam menentukan kegagalan dan
kesuksesan organisasi. Ada tiga tokoh yang memiliki persamaan konsep
mengenai strategi yakni Chandler, Andrews dan Istami. Meskipun dalam
lingkup bisnis, konsep mereka dapat diterapkan di organisasi non-bisnis
10
Michael Armstrong, Strategic Human Resource Management : A Guide To Action
(Terjemahan : Ati Cahayani). Jakarta: Buana Ilmu Populer, 2003. Hlm. 38 11
Mudrajad Kuncoro. Strategi : Bagaimana Meraih Keunggulan kompetitif?. Jakarta :
Erlangga. 2005, hlm. 1 12
Ibid
9
karena setiap organisasi sama-sama mempunyai suatu cara, pola, prioritas
dalam mencapai suatu tujuan dengan memperhatikan faktor pendukung
dan penghambat.
Menurut Coulter juga mengungkapkan bahwa strategi merupakan
sejumlah keputusan dan aksi yang ditujukan untuk mencapai tujuan dan
menyesuaikan sumber daya organisasi dengan peluang dan tantangan
yang dihadapi dalam lingkungan industrinya.13
Pendapat hampir sama juga disampaikan oleh Johnson dan Scholes
yang menyatakan strategi adalah arah dan cakupan organisasi yang secara
ideal untuk jangka yang lebih panjang, yang menyesuaikan sumber
dayanya dengan lingkungan yang berubah, dan secara khusus dengan
pasarnya, dengan pelanggan dan kliennya untuk memenuhi harapan
stakeholders.14
Strategi merupakan suatu keputusan untuk melakukan perubahan
dan mencapai kondisi yang diinginkan organisasi di masa depan.
Sehingga organisasi harus mampu menyesuaikan sumber daya organisasi
dengan peluang dan tantangan yang akan dihadapi. Dengan demikian ciri
utama strategi adalah Pertama, goal directed actions, yaitu aktivitas yang
menunjukkan apa yang diinginkan organisasi dan bagaimana
mengimplementasikannya. Kedua, mempertimbangkan semua kekuatan
13
Ibid, hlm. 2 14
Michael Armstrong,.. opcit. hlm. 38
10
internal (sumber daya dan kapabilitas), serta memperhatikan peluang
dan tantangan.15
Strategi memiliki dua perspektif yang berbeda (James dan
Charles dalam Delimiana, 33) antara lain, (1) Apa yang hendak dilakukan
oleh organisasi. Strategi didefinisikan sebagai program yang luas
untuk menentukan dan mencapai tujuan organisasi dan melaksanakan
misinya.16
Disini kata “program” mengacu pada peranan yang aktif, sadar, dan
rasional yang dimainkan oleh manajer dalam merumuskan strategi
organisasi. Dan (2) Apa yang sesungguhnya dilakukan oleh sebuah
organisasi, baik tindakannya sejak semula memang disengaja atau tidak.
Startegi adalah pola tanggapan organisasi yang dilakukan terhadap
lingkungannya sepanjang waktu.
Michael Armstrong dalam tulisannya menyimpulkan bahwa strategi
adalah pernyataan cita-cita organissasi, ke mana akan pergi dan
secara luas bagaimana mencapai arah yang dituju. Pernyataan tersebut
dilengkapi dengan pernyataan Michael Allison dan Jude Kayeyang
menyatakan bahwa strategi adalah prioritas atau arah keseluruhan yang
luas yang diambil oleh organisasi: strategi adalah pilihan-pilihan tentang
bagaimana cara terbaik untuk mencapai misi organisasi.17
Hadari Nawawi sendiri mengungkapkan strategi dalam manajemen
sebuah organisasi dapat diartikan sebagai kiat, cara, dan taktik utama
15
Mudrajad Kuncoro, opcit, hlm. 12 16
Ibid 17
Michael Armstrong,.. opcit. hlm. 39
11
yang dirancang secara sistematik dalam melaksanakan fungsi-fungsi
manajemen, yang terarah pada tujuan strategik organisasi. Paula
Jarzabkowski dan Andreas Paul Spee dalam International Journal of
Management Reviews mengemukakan: “From an strategy as practice
perspective, strategy has been defined „as situated, socially accomplished
activity, while strategizing comprises those actions, interactions and
negotiations of multiple actors and the situated practices that they
draw upon in accomplishing that activity‟”18
Dalam jurnal diatas, dalam sudut pandang strategi sebagai
tindakan, strategi didefinisikan sebagai pelaksanaan aktivitas sosial,
sementara pengorganisasian terdiri dari tindakan-tindakan, interaksi-
interaksi dan negoisasi-negosiasi dari banyak pelaku dan dalam
prakteknya digambarkan dalam menyelesaikan aktivitas tersebut.
Mahmood Samadi Largani, Mohammad Taleghani, Azita Sherej
Sharifi dalam Journal of Basic and Applied Scientific Research yang
mengemukakan :19
“After strategy formulation, its implementation must be
programmed. Best formulated strategies without correct
implementation don‟t have practical value. For strategy
implementation the following tools should be utilized:
Organizational structure appropriate to strategies, Coordination of
organization‟s skills, resources and capabilities in the executive
level, Create an organizational culture appropriate to the
organization's new strategy, Cooperation and sympathy among
18
Hadari Nawawi,.Manajemen Strategis Organisasi Non Profit di Bidang Pemerintahan.
Yogayakarta: Gajah Mada University Press. 2005, hlm. 147 19
Mahmood Samadi Largani, *Mohammad Taleghani, Azita Sherej Sharifi. 2011.
Industrial Strategic Planning and its Effects in Performance Improvement of Industrial Enterprises
and Economical Development. Journal of Basic and Applied Scientific Research. Volume 7. Issue
1. pp 569- 578. (www.textroad.com). (diakses pada 11 April 2020, 12:41)
12
managers and employees of all sections and units of organization.
Also successful implementation of these strategies will depend on
suitable support from the planning systems.”
Berdasarkan jurnal di atas dikatakan bahwa setelah dirumuskan
strategi, pelaksanaannya harus diprogram. Untuk mengimplementasikan
strategi ada alat-alat yang digunakan antara lain struktur organisasi harus
sesuai dengan strategi, koordinasi organisasi sumber daya
keterampilan dan kemampuan ditingkat eksekutif, menciptakan budaya
organisasi yang tepat untuk strategi baru, kerja sama dan simpati diantara
manager dan karyawan dari semua bagian dan unit organisasi. Selain hal
tersebut, keberhasilan implementasi strategi juga ditentukan oleh sistem
perencanaan.
Menurut beberapa konsep diatas mengenai strategi, konsep
strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah suatu cara atau upaya
yang digunakan oleh organisasi melalui pengoptimalan sumber daya
yang ada untuk mencapai suatu tujuan. Konsep tersebut sesuai dengan
konsep strategi oleh Hadari Nawawi yakni strategi dalam jangka pendek.
Strategi juga dapat diartikan sebagai suatu perluasan misi yang
menghubungkan suatu organisasi dengan lingkungannya. Oleh karena itu,
strategi perlu dikembangkan untuk mengatasi isu-isu strategis, melalui
perencanaan garis besar dari respon suatu organisasi terhadap pilihan
kebijakan pokok. Selain itu strategi juga merupakan pola tujuan,
kebijakan dari suatu program, tindakan atau alokasi sumber daya yang
13
mendefinisikan bagaimana organisasi tersebut, apa yang dikerjakan, dan
mengapa organisasi tersebut melaksanakannya.
Dalam penerapan strategi, ada beberapa strategi yang dapat dipilih
oleh organisasi non profit, menurut Hadari Nawawi strategi tersebut
antara lain:20
a. Strategi Agresif, dilakukan dengan membuat program-program
dan mengatur langkah-langkah atau tindakan (action) yang sifatnya
mendobrak (penghalang, tantangan dan ancaman) untuk mencapai
keunggulan atau prestasi yang ditargetkan.
b. Strategi Konservatif, dilakukan dengan membuat program-program
dan mengukur tindakan (action) dengan hati-hati serta disesuaikan
dengan kebiasaan yang berlaku.
c. Strategi Difensif, dilakukan dengan membuat program-program
dan mengatur langkah-langkah untuk mempertahankan keunggulan
prestasi yang sudah dicapai.
d. Strategi Kompetitif, tindakan atau program untuk mewujudkan
keunggulan yang melebihi organisasi non profit lainnya yang
sejenjang atau sama posisisnya.
e. Strategi Inovatif, program-program yang dibuat atau tindakan
agar organisasi non profit tampil sebagai pelopor pembaharuan dalam
tugas pokoknya, sebagai keunggulan atau prestasi.
f. Strategi Diversifikasi, program-program dan tindakan (action) berbeda
dengan apa yang telah dilakukan atau berbeda dengan organisasi
lainnya dalam memberikan pelayanan umum dan melaksanakan
pembangunan.
g. Strategi Prefentif, program-program yang dilakukan dan tindakan
untuk memperbaiki atau mengoreksi kekeliruan sebelumnya, baik
yang dilakukan oleh organisasi itu sendiri maupun oleh organisasi
atasannya.
h. Strategi Reaktif, program-program atau tindakannya menunggu
dan hanya memberi tanggapan jika telah diberi petunjuk atau
perintah, pengarahan, pedoman pelaksanaan, manajemen tidak
berusaha membuat dan menetapkan program-program dan
proyek secara proaktif.
i. Strategi Oposisi, program-program atau tindakannya bersikap
menolak dan menantang atau menunda pelaksanaan pengarahan,
perintah, petunjuk atau bahkan mungkin peraturan perundang-
undangan dari organisasi atasan, yang dinilai atau sekiranya kurang
menguntungkan atau mempersulit untuk melaksanakan.
20
Hadari Nawawi,.opcit, hlm. 179-179
14
j. Strategi Adaptasi, strategi ini hampir sama dengan strategi
difensif, yaitu melakukan adaptasi dengan organisasi lain dan
menyesuaikan dengan aturan, petunjuk, pengarahan dan pedoman dari
sumber lainnya.
k. Strategi Ofensif, semua tindakan atau program yang berusaha
memanfaatkan peluang, baik sesuai maupun tidak sesuai dengan
aturan, pedoman dan pengarahan.
l. Strategi Menarik Diri, dilakukan dengan kecenderungan menghindari
untuk membuat program-program atau tindakan yang sesuai dengan
aturan karena suatu sebab.
m. Strategi Kontijensi, sebagai cara pemecahan masalah yang memilih
alternatif yang paling menguntungkan atau yang terbaik diantara yang
terbaik, serta sesuai dengan petunjuk dan pedoman organisasi atasan
dan bahkan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
n. Strategi Pasif, membuat semua program-program dan tindakan
menjalankan tugas sesuai aturan dan lebih dominan pada pelaksanaan
pekerjaan tugas rutin.
Dari berbagai macam strategi diatas, maka strategi yang
dapat diterapkan oleh Dinas Perhubungan Kota Surakarta dalam penerapan
APILL- ITS untuk mengatasi tingkat kemacetan dan kecelakan berfokus
pada strategi kontijensi, dimana dalam pemecahan masalah Dinas
Perhubungan Kota Surakarta akan memilih alt ling menguntungkan
atau yang terbaik diantara yang terbaik, serta sesuai dengan petunjuk
dan pedoman organisasi atasan dan berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Suatu strategi dituntut untuk dapat dilaksanakan dalam pencapaian
tujuan suatu organisasi. Menurut Hatten & Hatten dalam J. Salusu
memberi beberapa petunjuk bagaimana suatu strategi yang dibuat bisa
sukses yaitu:21
1. Strategi haruslah konsisten dengan lingkungannya.
21
J. Salusu, opcit, hlm.108
15
2. Setiap organisasi tidak hanya membuat satu strategi.
3. Strategi yang efektif hendaknya memfokuskan dan menyatukan semua
sumber daya dan tidak menceraiberaikan satu dengan yang lain.
4. Strategi hendaknya memusatkan perhatian pada apa yang merupakan
kekuatannya dan tidak pada titik-titik yang justru adalah
kelemahannya.
5. Sumber daya adalah sesuatu yang kritis.
6. Strategi hendaknya memperhitungakan risiko yang tidak terlalu besar.
7. Strategi hendaknya disusun diatas landasan keberhasilan yang telah
dicapai.
Dinas Perhubungan Kota Jambi dapat memperhatikan beberapa
petunjuk yang diampaikan Hax dan Majluf yang menawarkan rumusan
yang komprehensif tentang strategi yang dibuat dapat berhasil, sebagai
berikut:22
a. Suatu pola keputusan yang konsisten, menyatu, dan integral.
b. Menentukan dan menampilkan tujuan organisasi dalam artian sasaran
jangka panjang, program bertindak, dan prioritas alokasi sumber daya.
c. Menyeleksi bidang yang akan digeluti atau akan digeluti organisasi.
d. Mencoba mendapatkan keuntungan yang mampu bertahan
lama, dengan memberikan respon yang tepat terhadap lingkungan
internal dan eksternal organisasi.
22
Ibid, hlm.100
16
e. Melibatkan semua tingkat hirarki dari organisasi.
Strategi pada dasarnya disusun untuk merespons perubahan
eksternal yang relevan dari suatu organisasi. Perubahan eksternal akan
direspon dengan memperlihatkan kemampuan internal dari organisasi yang
dapat memanfaatkan peluang dan meminimumkan ancaman.
Ketidakmampuan merespons perubahan lingkungan eksternal memberikan
masalah baru bagi suatu organisasi. Dengan demikian strategi dapat
berguna untuk menjaga, mempertahankan, dan meningkatkan kinerja dan
daya saing suatu organisasi.
2. Karakteristik Jasa Transportasi yang Efektis dan Efisien
Salah satu fungsi kota-kota besar adalah pelayanan
transportasi.Transportasi perkotaan merupakan sektor penunjang utama
terhadap mobilitas penduduk perkotaan dan amgkutan barang yang
merupakan unsur penting dalam penyelengaraan kegiatan perekonomian
dan pembangunan perkotaan.
Jasa transportasi perkotaan yang dilaksanakan untuk melayani
berbagai kegiatan ekonomi, sosial, administrasi pemerintahan dan politik
agar diupayakan terselenggara secara efektif dan efesien. Jasa transportasi
perkotaan yang efektif dan efisien menurut Rahardjo Adisasmita & Sakti
Adisasmita (2011:26) yaitu :
17
a. Lancar atau Cepat (Speed)
Karakteristik jasa transportasi yang pertama adalah lancar atau
cepat.Lancar berarti pelayanan transportasi dilaksanakan tanpa banyak
hambatan,perjalanan dilaksanakan secara cepat atau memerlukan
waktu perjalanan yang singkat sampai di tempat tujuan.Dengan
perjalanan yang cepat sampai akan memberikan kepuasan tersendiri
bagi masyarakat karena tidak banyak waktu yang terbuang di jalan.
Perjalanan yang dilaksanakan secara lancar dilihat dari aspek
lalu lintas akan mengurangi terjadinya kepadatan dan kemacetan lalu
lintas.Semakin cepat perjalanan waktu dapat dihemat berarti konsumsi
bahan bakar dapat dihemat yang akan mengurangi pengeluaran untuk
pembelian bahan bakar.
b. Selamat atau Aman (Safety)
Karakteristik jasa transportasi yang kedua adalah selamat atau
aman. Selamat berarti pelayanan transportasi dilaksanakan tanpa
mengalami kecelakaan selama dalam perjalanan. Kecelakaan
menimbulkan kerugian keuangan, jiwa dan raga. Kecelakaan lalu lintas
merugikan kelancaran lalu lintas dan menimbulkan kerugian yang
diderita oleh pihak pengendara kendaraan.
Keselematan dan keamanan untuk sekarang ini juga dititik
beratkan kepada kaum wanita yang mengalami pelecahan seksual di
dalam transportasi umum seperti di Angkot atau Bus maka dari itu
18
kemananan harus ditingkatkan agar fasilitas transportasi umum ini bisa
di nikmati oleh semua kalangan masyarakat.
c. Berkapasitas (Capacity)
Pelayanan transportasi yang berkapasitas dimaksudkan bahwa
jumlah dan kapasitas moda transportasi yang disediakan adalah cukup
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan jasa transportasi, dalam
arti tidak berlebihan dan kekurangan. Berlebihan dalam kapasitas
transportasi akan menimbulkan pemborosan karena sebagaian dari
kapasitas transportasi tidak dimanfaatkan. Pemborosan berarti kerugian
bagi perusahaan transportasi. Sebaliknya, bila terjadi kekurangan
dalam kapasitas transportasi yang tersedia akan berakibat sebagian dari
penumpang yang tidak terangkut dan menunggu lama yang akan
berarti kerugian waktu.
d. Frekuensi (Frequency)
Karakteristik pelayanan transportasi selanjutnya ialah frekuensi,
dalam pelayanan transportasi diartikan sebagai seberapa banyak
pelayanan transportasi dilakukan dalam suatu waktu tertentu. Semakin
sering pelayananan transportasi dilakukan dalam suatu waktu tertentu
berarti kapasitas angkut yang tersedia semakin besar, maka muatan
(manusia dan barang) yang membutuhkan pengangkutan seluruhnya
dapat diangkut.
Frekuensi pelayanan yang jarang dilakukan berarti kapasitas
angkut yang tersedia relatif kurang dibandingkan dengan jumlah
19
barang yang memerlukan pengangkutan maka banyak diantara barang
yang seharusnya diangkut terpaksa tidak terangkut yang bisa
menyebabkan kerusakan barang tersebut.
e. Keteraturan (Regularity)
Keteraturan dalam pelayanan transportasi dimaksudkan bahwa
kegiatan pelayanan transportasi dilaksanakan secara teratur (reguler).
Penyelenggaraan pelayananan transportasi secara teratur akan
memudahkan bagi penumpang dalam mengatur jadwal perjalanan yang
akan dilakukan.
Pelayananan transportasi perkotaan yang diselenggarakan secara
teratur akan menunjang terlaksananya berbagai kegiatan ekonomi,
sosial, administrasi pemerintahan dan politik secara terus menerus
yang berkesinambungan. Pelayanan perkotaan dan pembangunan
perkotaan dapat berlangsung secara efektif dan efisien,selanjutnya
akan mampu melayani pertumbuhan kota yang multi aspek dan multi
dimensional.
f. Komprehensif (Comprehensive)
Transportasi secara komprehensif berarti pelayanan transportasi
melayani dari tempat asal ke tempat tujuan akhir dilaksanakan secara
utuh ataupun harus transit melalui terminal antara menggunkan satu
macam moda transportasi (misalnya bus antar kota) ataupun
menggunakan lebih dari satu macam moda transportasi tergantung
pada jenis rute yang dilalui, apakah rute utama ataukah rute
20
pengumpan. Untuk rute utama pada umumnya dilayani oleh kendaraan
besar dan rute pengumpan dilayani oleh kendaraan berukuran kecil.
Meskipun berganti moda transportasi (jenis dan ukurannya) namun
pelayananan transportasi dari tempat asal menuju ke tempat tujuan
akhir dilaksanakan secara utuh.
g. Tanggung Jawab (Responsibility)
Pelayananan transportasi yang bertanggung jawab diartikan
bahwa pelayanan transportasi yang diselenggarakan harus memberikan
ganti rugi terhadap kerugian kepada pengguna jasa transportasi (yaitu
penumpang atau barang yang dimuat). Kerugian yang dialami dalam
perjalanan dapat berupa kerusakan barang,kehilangan barang,
kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan luka (parah) ataupun
kematian.
Karekteristik pelayanan transportasi beranggungjawab adalah
terkait dan menjamin terlaksananya pelayanan yang selamat.Pelayanan
transportasi yang mengalami kecelakaan lalu lintas harus diberikan
ganti rugi yang diderita penumpang, dengan demikian pihak
perusahaan yang menyelenggarakan pelayanan transportasi harus
berhati-hati, menjaga keselamatan dan keamanan penumpang dan
barang yang diangkutnya.
21
h. Biaya Rendah (Acceptable Cost) atau Harga Terjangkau (Affordable
Price)
Pada dasarnya karakteristik biaya rendah dan harga terjangkau
hampir sama yaitu biaya rendah dilihat dari pihak perusahaan
transportasi yang menyelenggarakan pelayanan transportasi sedangkan
harga terjangkau dilihat dari kepentingan pengguna dari jasa
transportasi tersebut. Hal ini dilakukan karena penyelenggaraan
transportasi umum itu merupakan pelayanan publik, yaitu sektor usaha
untuk kepentingan masyarakat banyak, sehingga tidak layak untuk
mencari keuntungan yang besar. Meskipun tingkat keuntungannya
yang rendah namun bila jumlah penumpang yang dilayani sangat
banyak maka usaha pelayanan transporatasi umum (perkotaan) yang
dilakukan akan meghasilkan volume keuntungan yang cukup memadai.
Dengan biaya yang rendah maka fasilitas transportasi bisa
dinikmati berbagai kalangan masyarakat baik kalangan atas maupun
bawah bisa merasakan transportasi umum. Apabila biaya rendah pada
transportasi umum maka di harapkan masyarakat mau beralih dari
kendaraan pribadi berpindah ke transportasi umum.
i. Nyaman (Comfort)
Karakteristik pelayanan transportasi untuk angkutan penumpang
adalah kenyamanan. Penumpang yang melakukan perjalanan
membutuhkan suasana yang nyaman, nikmat, terhindar dari suasana
berdesakan antar para penumpang, sesak dan pengap. Masyarakat tentu
22
mengidamkan transportasi umum yang bisa menghadirkan
kenyamanan sehingga masyarakat bisa betah dan tidak ragu untuk
menggunakan transportasi umum.
j. Sasaran Sistem Transportasi Nasional (Sistranas)
Peraturan menteri perhubungan No.KM. 49 tahun 2005
menyatakan bahwa pelayanan transportasi yang efektif dan efisisien
sebagai sasaran sistranas adalah meliputi berbagai karakeristik seperti
selamat, aksebilitas tinggi, terpadu, kapasitas mencukupi, teratur,
lancar dan cepat, mudah di capai, tepat waktu nyaman, tarif terjangkau,
tertib, aman, serta polusi rendah.
Terselenggaranya pelayanan transportasi ditentuakan oleh
tersedianya unsur-unsur transportasi utama yaitu (1) prasarana
transportasi (jalan), (2) sarana transportasi (kendaraan umum), (3)
terminal (angkutan perkotaan) dan (4) muatan (penumpang).
Keseluruhannya didikung oleh peraturan perundangan yang jelas,
kebijakan yang terarah, perencanaan yang tepat dan dinamis yang
diperkuat oleh manajemen lalu lintas yang komprehensif, kesadaran
masyarakat lalu lintas dan pemberian sanksi yang tegas. Ketertiban lalu
lintas perkotaan menjadi tanggungjawab bersama yaitu pemerintah,
operator, pengguna jasa transportasi dan masyarakat dalam arti luas.23
23
Ibid.,
23
3. Kemacetan
a. Pengertian Kemacetan
Kemacetan lalulintas terjadi bila ditinjau dari tingkat pelayanan
jalan yaitu pada kondisi lalu lintas mulai tidak stabil, kecepatan operasi
menurun relatif cepat akibat hambatan yang timbul dan kebebasan
bergerak relatif kecil. Kemacetan mulai terjadi jika arus lalu lintas
mendekati besaran kapasitas jalan. Kemacetan semakin meningkat
apabila arus begitu besarnya sehingga kendaraan sangat berdekatan
satu sama lain. Kemacetan total terjadi apabila kendaraan harus
berhenti atau bergerak sangat lambat. 24
Kemacetan merupakan suatu masalah yang dirasakan dan dapat
diliihat langsung oleh masyarakat akibat tidak seimbangnya jumlah
kebutuhan perjalanan masyarakat dengan pengadaan pelayanan sistem
transportasi.25
Kemacetan disebabkan oleh adanya suatu proses pemenuhan
kebutuhan yang harus dilakukan setiap hari, setiap jam bahkan setiap
menit, seperti pemenuhan kebutuhan perjalanan menuju lokasi
pekerjaan, pendidikan, rekreasi dan lain-lain. Bentuk kegiatan tersebut
akan sangat menentukan pola pergerakan pada suatu sistem, apalagi
dikaitkan dengan zona atau wilayah, dimana pegerakan individu
24
Tamin, Ofyar Z., Opcit. Hlm. 99 25
Miro F. 2011. Pengantar Sistem Transportasi. Jakarta : Erlangga. Hlm. 41
24
pada suatu zona akan berbeda dengan zona lainnya dan juga
sangat dipengaruhi oleh karakteristik dari masing-masing pelaku.26
Kemacetan lalu lintas terjadi saat kendaraan-kendaraan
yang berada pada satu ruas jalan harus memperlambat laju
kendaraannya, kemacetan lalu lintas akan berhubungan dengan
pergerakan kendaraan di suatu ruas jalan.27
Kemacetan identik dengan kepadatan (density), yang
didefinisikan sebagai jumlah kendaraan yang menempati suatu
panjang jalan tertentu, dari lajur atau jalan rata-rata terhadap waktu,
dimana kemacetan sangat merugikan bagi para pengguna jalan, karena
akan menghambat waktu perjalanan mereka. Kemacetan lalu lintas
telah menjadi rahasia umum di daerah perkotaan, beberapa
faktor spesifik seperti jumlah penduduk, urbanisasi, penambahan
pemilikan kendaraan, dan penambahan jumlah perjalanan juga turut
menambah masalah kemacetan lalu lintas. Mobilitas penduduk
meningkatkan kebutuhan akan angkutan umum,sehingga
menghasilkan lebih banyak kebutuhan akan fasilitas dan pelayanan
alat transportasi.28
Kondisi jalan yang kurang memadai juga menjadi masalah di
Kota-kota besar, kondisi jalan yang tidak mendukung, pertambahan
kendaraan bermotor, dan pertambahan penduduk sangat memperburuk
26
Ismadarni. Opcit.. Hlm. 54 27
Ibid 28
Aulia, Meidianisa. 2016. Analisis Dampak Sosial Ekonomi Pengguna Jalan Akibat
Kemacetan Lalu Lintas Di Banda Aceh. Aceh: Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Publik. Vol.3,
No.1:26-33
25
situasi kota dalam mengatasi kemacetan. Kemacetan merupakan
kondisi yang sering kali terjadi di kota-kota besar dimana jumlah
penduduknya setiap tahun semakin bertambah yang mengakibatkan
besarnya jumlah volume kendaraan.
Kemacetan lalu lintas jalan menimbulkan tantangan bagi
setiap daerah perkotaan besar dan berkembang. Hal ini disebabkan
karena sebagian besar orang lebih memilih untuk menggunakan
kendaraan pribadi daripada transportasi masa. Selain itu juga karena
kapasitas prasarana lalu lintas yang tidak memadai.29
Kemacetan adalah keadaan di mana kendaraan mengalami
berbagai jenis kendala yang mengakibatkan turunnya kecepatan
kendaraan di bawah keadaan normal. Kemacetan akan sangat
merugikan bagi para pengguna jalan, karena akan menghambat waktu
perjalanan mereka.30
Kemacetan merupakan kondisi dimana arus lalu lintas yang
lewat pada ruas jalan yang ditinjau melebihi kapasitas rencana jalan
tersebut yang mengakibatkan kecepatan bebas ruas jalan tersebut
mendekati atau melebihi 0 km/jam sehingga menyebabkan
terjadinya antrian. Pada saat terjadinya kemacetan, nilai derajat
29
Hidayat, Rahmat, Diana Sapha. 2017. Dampak Kemacetan Terhadap Sosial Ekonomi
Pengguna Jalan di Kota Banda Aceh. Banda Aceh: Jurnal Ilmiah Mahasiswa. Vol.2,
No.1:176-186 30
Aris, Azhar. 2013. Analisis Dampak Sosial Ekonomi Pengguna Jalan Akibat Kemacetan
Lalu lintas (Studi Kasus Area Universitas Brawijaya Malang). Malang: Jurnal Ilmiah.
Hlm. 78
26
kejenuhan pada ruas jalan akan ditinjau dimana kemacetan akan
terjadi bila nilai derajat kejenuhan mencapai lebih dari 0,5.31
Kemacetan lalu lintas terjadi karena beberapa faktor, seperti
banyak pengguna jalan yang tidak tertib, pemakai jalan melawan
arus, kurangnya petugas lalu lintas yang mengawasi, adanya mobil
yang parkir di badan jalan, permukaan jalan tidak rata, tidak ada
jembatan penyeberangan, dan tidak ada pembatasan jenis
kendaraan. Banyaknya pengguna jalan yang tidak tertib, seperti
adanya pedagang kaki lima yang berjualan di tepi jalan, dan parkir
liar. Selain itu, ada pemakai jalan yang melawan arus.32
Kemacetan adalah suatu keadaan atau situasi yang terjadi di
satu atau beberapa ruas lalu lintas jalan dimana arus kendaraan
bergerak sangat lambat tidak semestinya hingga stagnan/terhenti hal ini
di sebabkan oleh ketidak seimbangan antara jumlah penduduk dengan
pertambahan jumlah kendaraan bermotor dengan ketersedian jalan
raya yang tersedia, sehingga menyebabkan terganggunya aktifitas dan
pergerakan pemakai dan pengguna jalan.33
31
Ibid 32
Boediningsih, W. 2011. Dampak Kepadatan Lalu Lintas Terhadap Polusi Udara
Kota Surabaya. Jurnal, Surabaya, vol.20, No.20:119-134. Budiharjo, Eko .2005. Tata Ruang
Perkotaan, P.T.Alumni, Bandung. Hlm. 75 33
Mustikarani, Wini, Suherdiyanto. 2012. Analisis Faktor-Faktor Penyebab
Kemacetan Lalu Lintas Di Sepanjang Jalan H Rais A Rahman (Sui Jawi) Kota Pontianak.
Pontianak: Jurnal Edukasi. Vol.14, No.1:143-155.
27
Kemacetan menurut Adisasmita, berdasarkan waktu
kemacetan lalu lintas akan mengurangi kelancaran lalu lintas
perkotaan, sehingga waktu tempuh perjalanan lebih lama.34
Kemacetan lalu lintas menurut Budiharjo ialah kondisi
tersendatnya atau terhentinya lalu lintas yang disebabkan oleh
banyaknya jumlah kendaraan yang melebihi kapasitas jalan.
Pemerintah bertujuan untuk mewujudkan lalu lintas dan angkutan
jalan yang aman, cepat, tertib, teratur, nyaman, efisien, lancar dan
yang terpenting selamat. Pemerintah mempunyai manajeman lalu lintas
dan rekayasa lalu lintas untuk mengatasi kemacetan lalu lintas yang
terjadi.35
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kemacetan
adalah arus lalu lintas yang ditinjau melebihi kapasitas rencana jalan,
sehingga mengurangi kelancaran lalu lintas bahkan mengakibatkan
tersendatnya kendaraan bahkan dapat mengakibatkan terhentinya
kendaraan.
Kemacetan lalu lintas telah menjadi rahasia umum di daerah
perkotaan, beberapa faktor spesifik seperti jumlah penduduk,
urbanisasi, penambahan pemilikan kendaraan, dan penambahan jumlah
perjalanan juga turut menambah masalah kemacetan lalu lintas.
Mobilitas penduduk meningkatkan kebutuhan akan angkutan
34
Adisasmita, Rahardjo, opcit, hlm. 36 35
Ibid
28
umum,sehingga menghasilkan lebih banyak kebutuhan akan
fasilitas dan pelayanan alat transportasi.
Masalah kemacetan lalu lintas seringkali terjadi pada
kawasan yang memiliki intensitas kegiatan, penggunaan lahan serta
jumlah penduduk yang sangat tinggi. Kemacetan lalu lintas sering
terjadi karena volume lalu lintas tinggi, yang disebabkan oleh
percampuran lalu lintas yang terjadi secara terus menerus (through
traffic). Sifat kemacetan lalu merupakan kejadian yang rutin,
dimana biasanya berpengaruh terhadap penggunaan sumber daya,
selain itu kemacetan lalu lintas juga dapat mengganggu kegiatan di
lingkungan sekelilingnya. Dampak luasnya yakni berpengaruh
terhadap kelancaran kegiatan sosial ekonomi serta budaya di suatu
daerah.36
Kemacetan lalu lintas di sebabkan oleh ketidak seimbangan
antara jumlah penduduk dengan jumlah kendaraan yang semakin
bertambah dari tahun ketahun dengan jumlah ruas jalan yang ada
atau tersedia di suatu tempat tersebut. Kemacetan memiliki dampak
sosial, biasanya dampak dari kemacetan ini menimbulkan stress,
kesal, lelah yang dialami pengemudi/pengendara bahkan secara
luasnya berpengaruh terhadap psikologi penduduk yang ada di
sekitar wilayah tersebut.37
36
Mustikarani, Opcit 37
Ibid
29
Menurut Soesilowati secara ekonomis, masalah kemacetan
lalu lintas akan menciptakan biaya sosial, biaya operasional yang
tinggi, hilangnya waktu, polusi udara, tingginya angka kecelakaan,
bising, dan juga menimbulkan ketidaknyamanan bagi pejalan kaki.38
b. Upaya Mengatasasi Kemacetan Lalu Lintas
1) Menciptakan Kebijakan Transportasi Perkotaan yang Komprehensif
2) Melakasanakan Manajemen Lalu lintas yang Efektif
3) Mengoperasikan Sarana Angkutan Umum yang Tepat
Kapasitas
F. Tinjauan Pustaka
Terdapat penelitian yang memiliki kesamaan tema dengan penelitian
yang peneliti lakukan, yaitu;
Pertama, penelitian ini dilakukan oleh Rizki Dendy Arifiyananta,
Strategi Dinas Perhubungan Kota Surabaya Untuk Mengurangi Kemacetan
Jalan Raya Kota Surabaya, S1 Ilmu Administrasi Negara, FIS, UNESA, Hasil
penelitian menunjukkan Dinas Perhubungan Kota Surabaya telah melakukan
berbagai upaya dan memiliki stratetegi ke depan dalam mengurangi
kemacetan di Kota Surabaya. Hal tersebut dapat di ketahui dengan dari
kebijakan transportasi perkotaan yang komprehensif sehingga nantinya akan
mengedepankan pelayanan yang baik bagi masyarakat.Dalam melaksanakan
38
Soesilowati, Etty, 2008. Dampak Pertumbuhan Ekonomi Kota Semarang
Terhadap Kemacetan Lalu Lintas di Wilayah Pinggiran dan Kebijakan yang Ditempuhnya.
Semarang. Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang, Vol. 1, No.1:9-18.
30
manajemen lalu lintas yang efektif telah dilakukan dengan melaksanakan
pengaturan lalu lintas yang bertujuan untuk meningkatkan kelancaran lalu
lintas.Mengoperasikan sarana angkutan umum yang tepat kapasitas sangat
diperlukan dalam upayanya mengurangi kemacetan,Dinas Perhubungan
Surabaya telah memiki rencana dengan mengoperasikan trunk dan feeder
ditambah mengoperasikan angkutan umum massal cepat seperti monorel,trem
dan MRT.Untuk mendukung sarana transportasi dibutuhkan pula Prasarana
yang tepat kapasitas,Dinas Perhubungan Kota Surabaya telah melakukan
perawatan dan mempercantik halte di Surabaya dan mempunyai rencana
membangun halte,terminal dan gedung parkir baru.39
Kedua, Penelitian yang dilakukan oleh Hara Eka Triguna, Koordinasi
Mengatasi Kemacetan Lalulintas Di Kota Pekanbaru 2015, hasil penelitian
menunjukkan Pelaksanaan Koordinasi Mengatasi Kemacetan Lalulintas di
Kota Pekanbaru sudah berjalan dengan cukup baik. Walaupun dalam
pelaksanaannya masih ada koordinasi yang dilakukan belum maksimal
dikerjakan. Salah satu pelaksanaan koordinasi yang belum berjalan optimal
adalah kegiatan rapat atau pertemuan dan pembagian tugas. Karena dalam
koordinasi yang dilakukan, rapat koordinasi jarang sekali dilakukan dan tidak
memiliki jadwal tetap. Dan juga pembagian tugas yang kurang jelas antara
kedua instansi yaitu Dinas Perhubungan dan Satlantas. Padahal dengan adanya
rapat-rapat yang dilakukan dapat memunculkan ide-ide atau gagasan baru
dalam penyelesaian permasalahan kemacetan lalulintas yang terjadi. Jika
39
Rizki Dendy Arifiyananta, Strategi Dinas Perhubungan Kota Surabaya Untuk
Mengurangi Kemacetan Jalan Raya Kota Surabaya, tanpa tahun dan halaman
31
pembagian tugas jelas maka tidak akan terjadi tumpang tindih pekerjaan
antara kedua instansi untuk mengatasi kemacetan lalulintas di kota Pekanbaru.
Dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti menemukan faktor-faktor
yang mempengaruhi Koordinasi Mengatasi Kemacetan Lalulintas di Kota
Pekanbaru yaitu jumlah anggota, volume kendaraan, pasar tumpah, parkir liar
dan kesadaran masyarakat. Karena dalam realitanya, beberapa faktor seperti
volume kendaraan, pasar tumpah, parkir liar termasuk kedalam kesadaran
masyarakat, hal yang sangat penting dalam proses koordinasi mengatasi
kemecetan lalulintas di kota Pekanbaru, Dan juga kekurangan jumlah anggota
menjadi kelemahan dalam menjalani koordinasi tersebut. Padahal jika faktor
tersebut sudah sesuai dengan harapan, maka proses mengatasi kemacetan
lalulintas di kota Pekanbaru akan berjalan lancar dan akan terciptanya
kelancaran lalulintas yang dikehendaki setiap individu. 40
Adapun yang membedakan penelitian yang dilakukan oleh peneliti
dengan penelitian-penelitian terdahulu yaitu perbedaan pada Penelitian ini
mengestimasi dampak sosial dari kemacetan serta kerugian masyarakat akibat
kemacetan serta faktor penghambat dan pendukung berjalannya tertib lalu
lintas. dan adapun yang menjadi persamaan dalam penelitian ini ialah analisis
deskriptif yang mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah
terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang
berlaku untuk umum.tempat dan waktu Sedangkan penelitian yang dilakukan
oleh penelititi lebih memfokuskan pada lokasi Alam Barajo Kota Jambi.
40
Hara Eka Triguna, Koordinasi Mengatasi Kemacetan Lalulintas Di Kota Pekanbaru 2015,
hlm. 9
32
BAB II
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif yaitu
untuk mengetahui atau menggambarkan kenyataan dari kejadian yang
diteliti.41
Sehingga memudahkan penulis untuk mendapatkan data yang
objektif dalam rangka mengetahui Strategi Dinas Perhubungan Kota Jambi
Dalam Mengatasi Kemacetan Di Kecamatan Alam Barajo Kota Jambi.
Menurut Sugiyono menyatakan bahwa “Metode penelitian kualitatif adalah
metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang
alamiah, (sebagai lawanya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai
instrument kunci”.42
Sesuai dengan kasus yang terjadi, maka pendekatan
penelitian ini menggunakan jenis penelitian kelapangan (Field Research).
B. Jenis dan Sumber Data
Dalam Penelitian ini penulis menggunakan dua jenis sumber data yaitu:
a. Data Primer
Dalam penelitian ini digunakan data Primer yaitu Strategi Dinas
Perhubungan Kota Jambi Dalam Mengatasi Kemacetan Di Kecamatan
Alam Barajo Kota Jambi dan hasil wawancara bersama dengan Pihak
Dinas Perhubungan Kota Jambi.
41
Umar, Metode Penelitian Untuk Sekripsi dan Tesis Bisnis, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2011), hlm. 22. 42
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, (Bandung: Alfabeta,
2009) hlm. 9.
32
33
b. Data Sekunder
Data sekunder yaitu catatan atau sejumlah keterangan yang
diperoleh secara tidak langsung dari pihak pertama. Adapun data sekunder
berupa literatur-literatur seperti buku-buku, kitab-kitab, sumber-sumber
lain nya yang berkaitan dengan materi skripsi, kemudian data sekunder
diperoleh dari laporan-laporan atau data-data yang dikeluarkan oleh kantor
Dinas Perhubungan Kota Jambi.
C. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah :
a. Observasi
Observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuan hanya
dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan
yang diperoleh melalui observasi.43
Metode observasi disebut juga dengan
pengamatan kegiatan pemuatan perhatian semua objek dengan
menggunkan seluruh indera.44
dalam penelitian ini metode observasi
digunakan untuk melihat situasi langsung dilapangan tentang Strategi
Dinas Perhubungan Kota Jambi Dalam Mengatasi Kemacetan Di
Kecamatan Alam Barajo Kota Jambi., serta Faktor Pendukung dan
Penghambat Pelaksanaan Strategi Dinas Perhubungan Kota Jambi Dalam
Mengatasi Kemacetan Di Kecamatan Alam Barajo Kota Jambi.
43
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif dan R&D, (Bandung : ALfabeta, 2013), hlm. 226. 44
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), hlm. 234.
34
b. Wawancara
Wawancara adalah sebuah dialog yang dilaksanakan oleh
pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara.45
Dalam
mengumpulkan informasi peneliti mengajukan sejumlah pertanyaan secara
lisan, interview ini dilakukan untuk memperoleh data yang maksimal.
Dengan cara ini pun peneliti akan berusaha untuk memperoleh data yang
dapat dipercaya dan dipertanggung jawabkan akan kebenarannya.
Wawancara atau interview ini penulis gunakan untuk mengumpulkan data
Strategi Dinas Perhubungan Kota Jambi Dalam Mengatasi Kemacetan Di
Kecamatan Alam Barajo Kota Jambi., serta Faktor Pendukung dan
Penghambat Pelaksanaan Strategi Dinas Perhubungan Kota Jambi Dalam
Mengatasi Kemacetan Di Kecamatan Alam Barajo Kota Jambi.
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah data sekunder yang diperoleh dari dokumen
pemerintah, dan dokumen lainnya.46
Sedangkan tujuan dari penggunaan
dalam ilmu sosial (Ilmu Pemrintahan) terutama ditentukan oleh sifatnya
sebagai ilmu yang nomotesis yang artinya yang melukiskan gambaran
umum.47
Dokumentasi penulis gunakan untuk memperoleh semua data-
data berupa bahan-bahan atau arsip yang berhubungan dengan penelitan.
Dan sumber lainnya yang berkaitan dengan penelitian sebagai bahan
penunjang dalam penganalisisan data yang ada di lapangan. Dokumentasi
45
Ibid., hlm. 236. 46
Sayuti Una (ed)), Pedoman Penulisan Skripsi, (Jambi: Fakultas Syari’ah IAIN STS
Jambi, 2012), hlm. 41 47
Koentjaraningrat. Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta. PT.Gramedia. 1985,
hlm. 47
35
ini berasal dari sumber-sumber media massa maupun dari staf dan
masyarakat di lingkungan Dinas Perhubungan Kota Jambi.
D. Unit Analisis
Unit analisis dalam penulisan skripsi perlu dicantumkan apabila
penelitian tersebut adalah penelitian lapangan yang tidak memerlukan
populasi dan sampel. Unit analisis dapat berupa organisasi, baik itu organisasi
pemerintah maupun organisasi swasta atau sekelompok orang.48
Dalam skripsi ini penulis menggunakan unit analisis dengan analisis
Strategi Dinas Perhubungan Kota Jambi Dalam Mengatasi Kemacetan Di
Kecamatan Alam Barajo Kota Jambi, serta Faktor Pendukung dan
Penghambat Pelaksanaan Strategi Dinas Perhubungan Kota Jambi Dalam
Mengatasi Kemacetan Di Kecamatan Alam Barajo Kota Jambi. Penelitian ini,
unit analisisnya adalah Strategi Dinas Perhubungan Kota Jambi Dalam
Mengatasi Kemacetan Di Kecamatan Alam Barajo Kota Jambi. Penetapan unit
analisis tersebut, karena penelitian yang dilakukan tidak menggunakan
populasi dan sampel, namun hanya menggunakan dokumen-dokumen dari
Masyarakat dan pihak terkait dan informasi-informasi yang berasal dari
masyarakat atau pihak pelaksana dinas perhubungan serta informasi yang
didapat melalui wawancara dari narasumber jadi keseluruhan informannya
berjumlah 9 orang.
48
Sayuti Una (ed), Pedoman Penulisan Skripsi, (Jambi: Fakultas Syari’ah IAIN STS Jambi,
2012), hlm. 62.
36
E. Teknik Analisis Data
Menurut Bogdan sebagaimana di kutip oleh Sugiyono analisis data
adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh
dari wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan lain.49
Sehingga mudah
dipahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.
Aktivitas analisis data yaitu reduksi data, penyajian data, dan mengambil
kesimpulan lalu diverifikasi.
a. Reduksi Data
Reduksi data, diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan
perhatian pada penyederhanaan dan transformasi data kasar yang muncul
dari catatan-catatan tertulis di lapangan.
b. Penyajian Data
Langkah selanjutnya setelah data direduksi adalah data display atau
menyajikan data. Dalam penulisan kualitatif, penyajian data bisa dilakukan
dengan bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori dan
sejenisnya, tetapi yang paling sering digunakan adalah teks yang bersifat
naratif dan di dalam skripsi ini peneliti menggunakan teks yang bersifat
naratif. Penyajian data dilakukan dengan mengelompokkan data sesuai
dengan sub bab-nya masing-masing. Data yang telah didapatkan dari hasil
wawancara, dari sumber tulisan maupun dari sumber pustaka. Dalam
penelitian ini penulis menggunakan teks yang bersifat naratif.
49
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, hlm. 90.
37
c. Kesimpulan/Verifikasi
Langkah yang terakhir dilakukan dalam analisis data kualitatif adalah
penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan
masih bersifat sementara, dan akan berubah apabila tidak ditemukan bukti
yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.50
Kesimpulan dalam penulisan kualitatif merupakan temuan baru yang
sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau
gambaran suatu obyek yang sebelumnya kurang jelas sehingga menjadi
jelas setelah diteliti.
Dari ketiga metode analisis data di atas penulis menyimpulkan bahwa,
ketiga metode ini yang meliputi reduksi data, penyajian data dan kesimpulan
akan penulis lakukan setelah semua data telah diperoleh melalui wawancara
catatan lapangan, dan juga memudahkan penulis di dalam mengetahui dan
menarik kesimpulan terhadap Strategi Dinas Perhubungan Kota Jambi Dalam
Mengatasi Kemacetan Di Kecamatan Alam Barajo Kota Jambi., serta Faktor
Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Strategi Dinas Perhubungan Kota
Jambi Dalam Mengatasi Kemacetan Di Kecamatan Alam Barajo Kota Jambi..
F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan berisi tentang deskripsi daftar isi karya tulis bab
perbab uraian dibuat dalam bentuk esai yang menggambarkan alur logis dan
50
Ibid, hlm. 252.
38
struktur pembangunan bahasan skripsi. Bentuk sistematika penulisan secara
lengkap dapat dilihat sebagai berikut:
BAB I : pada bagian bab ini pendahuluan hakekatnya menjadi pijakan
bagi penulis skripsi baik mencakup background, pemikiran tentang tema yang
dibahas, dengan sub latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan
kegunaan penelitin, kerangka teori, serta tinjauan pustaka.
BAB II : pada bagian bab ini metode penelitian yang berisikan yang
mencakup tempat dan waktu penelitian, pendekatan penelitian, jenis dan
sumber data, unit analisis, instrument pengumpulan data, teknik analisis data,
sistematika penulisan, dan jadwal penelitian.
BAB III : pada bagian bab ini berisikan tentang gambaran umum atau
pendeskripsian tempat atau lokasi penelitian yang mencakup sejarah tempat,
struktur organisasi, visi dan misi, serta tugas dan fungsi.
BAB IV : bab ini merupakan pusatnya penulisan skripsi di mana pada
bab ini akan membahas tentang hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis
skripsi.
BAB V : bab ini merupakan penutup dari akhir penulisan skripsi
dimana dalam bab ini mencakup dari kesimpulan dari penulisan skripsi serta
saran dari hasil dari penelitian
39
G. Jadwal Penelitian
Agar peneliti ini lebih terarah dari segi wajtu dan kegiatan, untuk itu
peneulis membuat jadwal kegiatan yang dilaksanakan secara 3 tahap yaitu:
1. Tahap pertama
Tahap ini meliputi kegiatan penyusunan proposal, seminar proposal,
penyusunan instrumen penelitian dan pengajuan izin riset (penelitian)
2. Tahap kedua
Tahap ini meliputi pengumpulan data lapangan, analiss data dan
penyusunan data.
3. Tahap ketiga
Tahap ini meliputi penyusunan skripsi, perbaikan dan penggandaan skripsi.
40
Penelitian ini dimulai dari Oktober 2018 sampai April 2019 dan dapat di
lihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 2.1: Jadwal Penelitian
No
Kegiatan
Tahun 2018-2019
November Desember Januari Februari Maret April
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan
Judul
x
2 Pembuatan
Proposal
x X
3 Seminar
danPerbaikan
Proposal
x x x
4 SuratIzinRiset x
5 Pengumpulan
Data
x x x
6 Analisis Data
7 Bimbingan
8 Agenda dan
Ujian Skripsi
9 Perbaikan dan
penjilidan
41
BAB III
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Sejarah
Kota Jambi adalah ibu kota Propinsi Jambi dan merupakan salah satu
dari 10 daerah kabupaten/kota yang ada dalam Propinsi Jambi. Secara historis,
Pemerintah Kota Jambi dibentuk dengan Ketetapan Gubernur Sumatera
No.103/1946 sebagai Daerah Otonom Kota Besar di Sumatera, kemudian
diperkuat dengan Undang-undang No.9/1956 dan dinyatakan sebagai Daerah
Otonom Kota Besar dalam lingkungan Propinsi Sumatera Tengah.
Dengan dibentuknya Propinsi Jambi tanggal 6 Januari 1948, maka sejak
itu pula Kota Jambi resmi menjadi Ibukota Propinsi, dengan demikian Kota
Jambi sebagai Daerah Tingkat II pernah menjadi bagian dari tiga Propinsi
yakni Propinsi Sumatera, Propinsi Sumatera Tengah dan Propinsi Jambi
sekarang. Salah satu tuntutan era reformasi yang berkembang saat ini,
memberikan kekuasaan bagi pemerintah daerah untuk pelaksanaan otonomi
daerah. Perubahan paradigma pemerintahan yang semula sentralistik menjadi
desentralistik membutuhkan komitmen birokrat dalam mengelola institusi
publik. Dalam pelaksanaannya pejabat publik harus mampu memberikan
pelayanan kepada masyarakat dengan prinsip Good Governance antara lain
mengedepankan prinsip keadilan, akuntabilitas, transparansi dan responbilitas
dalam mewujudkan tercapainya tujuan pembangunan nasional.
41
42
Selanjut nya Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
Nomor PER/18/M.P AN/l1/2008 tentang Pedoman Organisasi Unit Pelaksana
Teknis (UPT) Kementerian dan Lembaga Pemerintah Non Kementerian, dan
pembentukkan Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor 14 Tahun 2016 tentang
Pembentukkan dan Susunan Perangkat Daerah, Pada awal tahun 2017
Penggabungan dari Kantor Pengelola Parkir ke Kantor Dinas Perhubungan
Kota Jambi, dan menjadi Bidang Pengelola Parkir Dinas Perhubungan Kota
Jambi adapun juga dalam pembentukkan Unit Pelaksana Teknis terdiri dari
UPT Terminal Barang, UPT Terminal Penumpang serta UPT Pengujian
Kendaraan Beromotor. Berdasarkan penjelasan diatas dapat diketahui bahwa
pelayanan publik merupakan kegiatan untuk pemenuhan kebutuhan setiap
masyarakat sebagai penerima pelayanan yang dilakukan oleh penyelenggara
Negara sesuai dengan Undang-Undang agar mendapatkan sebuah pelayanan
publik yang baik.
B. Visi dan Misi , Moto dan Maklumat
Visi Dinas Perhubungan Kota Jambi Menjadikan sistem transportasi
yang handal dan terjangkau oleh masyarakat
Misi Dinas Perhubungan Kota Jambi adalah sebagai berikut :
i. Meningkatkan pelayanan jasa transportasi melalui peningkatan kualitas
dan kuantitas sumber daya manusia.
ii. Meningkatkan kualitas lingkungan hidup melalui peningkatan sarana dan
prasarana transportasi yang berorientasi terbentuknya ramah lingkungan.
43
iii. Menciptakan faktor penunjang mobilitas masyarakat melalui peningkatan
pelayanan transportasi dalam mencapai pusat-pusat kegiatan dan
pelayanan perkotaan secara aman dan nyaman.
iv. Meningkatkan produktifitas ekonomi masyarakat melalui penyediaan jasa
dan prasarana transportasi secara terpadu, tertib, lancar dan efisien.
v. Meningkatkan sumber pendapatan asli daerah dalam rangka memenuhi
kebutuhan penyediaan dana pembangunan prasarana transportasi darat dan
sungai.
Moto Dinas Perhubungan Kota Jambi
Mendengar (menerima keluhan dan saran dari masyarakat)
Melihat (turun kelapangan/crosceck)
Berbuat (action cepat tanggap)
Maklumat
Kami berupaya dengan sunguh-sungguh untuk :
1. Memberikan pelayanan prima dan mengutamakan kepuasan sebagai
prioritas kami.
2. Memberikan pelayanan secara ramah, bertanggung jawab, mudah dan
transparan sesuai dengan visi kami : "menjadikan ssitem transportasi yang
handal dan terjangkau oleh masyarakat"
3. Menyelenggarakan pelayanan sesuai standar pelayanan yang telah
ditetapkan.
44
C. Citra Manusia Perhubungan
1. Taqwa kepada tuhan yang maha esa
2. Tanggap terhadap kebutuhan masyarakat akan pelayanan jasa yang
tertib,teratur,tepat waktu,bersih dan nyaman
3. Tangguh menghadapi tantangan
4. Trampil dan berperilaku gesit,ramah,sopan serta lugas
5. Tanggung jawab terhadap keselamatan dan keamanan jasa perhubungan
D. Sekretariat
Alamat Kantor Dan UPTD Dinas Perhubungan Kota Jambi
- Kantor
Jln.Lingkar Selatan Kenali Asam Bawah Terminal Truck PALL.X
45
- UPTD Angkutan Barang
Jln.Lingkar Selatan Paal 10
- UPTD Angkutan Penumpang
Jln. Sersan Zuraida Kec.Pasar Jambi
- UPTD Pengujian Kendaraan Bermotor
Jln.Lingkar Selatan talang gulo Kec.Kota Baru
- Jumlah Pegawai
PNS : 125 Orang
TKK : 179 Orang
HONORER : 2 Orang
TKS : 4 Orang
46
E. Struktur Organisasi
F. Tugas dan Fungsi
BIDANG LLA
Tugas dan Fungsi Bidang Lalu lintas :
1. Penataan dan penetapan rencana umum jaringan transportasi jalan kota;
2. Penyusunan dan penetapan kelas jalan pada jaringan jalan kota;
3. Penyelenggaraan Analisa dampak lalu lintas;
4. Penataan dan pengendalian perparkiran jaringan dan ruas-ruas jalan;
47
5. Penyelenggaraan manajemen dan rekayasa lalu lintas jalan;
6. Penyelenggaraan fasilitas perlengkapan jalan;
7. Pembinaan keselamatan lalu lintas jalan dan Analisa daerah rawan
kecelakaan;
8. Pelaksanaan teknis jalan;
9. Pelajsanaan monitoring dan evaluasi penyelenggaraan angkutan jalan;
10. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas sesuai dengan
bidang tugasnya.
BIDANG PENGELOLA PARKIR
Tugas dan Fungsi Bidang Parkir :
1. Pelaksanaan kebijakan teknis dibidang pengelola parkir;
2. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintah daerah di daerah di
bidang pengelolaan parkir;
3. Pembinaan dan pengembangan di bidang pengelola parkir;
4. Penertiban dan pengamanan di bidang pengelola parkir;
5. Pengkoordinasian hubungan kerja sama dengan instansi pemerintah
maupun swasta untuk kepentingan pelaksanaan tugas di bidang pengelola
parkir ;
6. Pelakasanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan bidang
tugas dan fungsinya.
48
BIDANG PENGENDALIAN OPERASIONAL
Tugas dan Fungsi Bidang Pengendalian Operasional :
1. Penyusunan program kerja di bidang pengendalian operasional;
2. Pengawasan dan pengendalian kelancaran lalu lintas dan angkutan jalan;
3. Perncanaan dan evaluasi perilaku masyarkat mentaati aturan sektor
perhubungan;
4. Penyusunan dan pelaksanaan penindakan penegakan hukum sektor
perhubungan;
5. Pengawasan, pengendalian, penertiban dan penindakan hukum sesuai
aturan larangan parkir di jalan ;
6. Pembuatan statistik dan pemetaan daerah rawan pelanggaran aturan
perhubungan dan penangannya;
7. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas sesuai dengan
bidang tugasnya.
UPTD PENGUJIAN KENDARAAN
Tugas Dan Fungsi
1. Pelaksanaan penyusunan program kegiatan pengelolahan pengujian
kendaraan bermotor
2. penyelenggaraan kegiatan pengelolaan pengujian kendaraan bermotor
3. pelaksanaan pemungutan retribusi pengujian kendaraan bermotor
4. pelaksanaan pemeliharaan peralatan pengujian
5. pelaksanaan ketatausahaan UPTD
49
6. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas
7. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai
dengan tugas dan fungsinya
UPTD TERMINAL ANGKUTAN BARANG
A. Kepala Uptd Terminal angkutan barang
Kepala UPTD Terminal Angkutan Barang merupakan Kepala di
UPTD Terminal Angkutan Barang yang bertanggungjawab terhadap
kelancaran tata usaha di UPTD Terminal Angkutan Barang, saat ini
Kepala UPTD secara otomatis di jabat oleh Kepala UPTD Terminal
Angkutan Barang tugas pokok adalah sebagai berikut :
- Menyusun rencana kerja UPTD Terminal Angkutan Barang
- Melaksanakan pembinaan administrasi UPTD Terminal Angkutan
Barang;
- Melaksanakan pelayanan terminal angkutan barang;
- Melaksanakan Pemeriksaan dan Penyidikan terhadap Surat-surat
Kendaraan yang menyalahi peraturan dan Perundang-undangan yang
berlaku.
- Melaksanakan pemungutan retribusi terminal angkutan barang dan
sewa;
- Melaksanakan pemeliharaan kebersihan dan keindahan lingkungan
terminal;
- Membantu bidang pengendalian operasional dalam memfungsikan dan
mengoperasikan terminal angkutan barang;
50
- Menyusun sistem informasi manajemen kegiatan terminal barang;
- Membuat laporan bulanan dan tahunan;
- Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan bidang
tugasnya;
B. Kasubag Tu
Kasubag TU UPTD Terminal Angkutan Barang yang bertanggung
jawab terhadap kelancaran tata usaha teknis pelaksanaan di UPTD
Terminal Angkutan Barang, tugas pokok adalah sebagai berikut :
- Menyusun rencana kerja sub bagian tata usaha UPTD;
- Melaksanakan Ketatausahaan, Kepegawaian, Keuangan, Kearsipan,
Perlangkapan, Kerumtanggaan dan hubungan masyarakat;
- Melaksanakan tertib administrasi operasional terminal barang;
- Melaksanakan monitoring dan evaluasi operasioanal terminal
penumpang;
- Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan
bidang tugasnya
DASAR HUKUM
1. Peraturan Menteri Perhubungan RI No.PM 133 THN 2015 Tentang
Pengujian Berkala Kendaraan Bermotor
2. Keputusan Menteri Perhubungan No.71 THN 1993 Tentang Pengujian
Berkala Bermotor
3. Undang Undang No.22 THN 2009 Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
51
4. Undang Undang No.12 THN 2008 Tentang Pemerintahan Daerah
5. Peraturan Pemerintah No.55 THN 2012 Tentang Kendaraan
6. Keputusan Menteri Tentang Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan
7. Perda NO.2 Thn.2012 Tentang Retribusi Jasa Umum |
52
BAB IV
PEMBAHASAAN
A. Kondisi Lalu Lintas di Kecamatan Alam Barajo
Kota Jambi sebagai ibukota provinsi Jambi sebagai pusat pemerintahan,
perdagangan dan pelayanan jasa utama di Provinsi Jambi. Kota Jambi adalah
daerah yang menghubungkan lintas tengah dan lintas timur Sumatera dan
sangat berpotensi menjadi simpul perdagangan regional karena letak
geografisnya. Disamping aksesnya yang mudah ke kota-kota utama di
Sumatera, Kota Jambi juga berdekatan dengan pusat pertumbuhan regional
Batam, Singapura dan Johor. Oleh karenanya, dimasa yang akan datang,
daerah ini diproyeksikan akan sangat berpeluang memainkan peranan penting
sebagai daerah pendukung utama
Kemacetan adalah situasi tersendatnya atau terhentinya arus lalu lintas
yang disebabkan terhambatnya mobilitas kendaraan. Masalah kemacetan lalu
lintas nampaknya sudah menjadi semacam ciri khusus kota berkembang
termasuk kota Jambi, Waktu-waktu rawan terjadinya kemacetan yaitu saat jam
berangkat sekolah, berangkat kerja, jam pulang kerja, akhir pekan dan hari
libur.
Kemacetan lalu lintas disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu
perbandingan jumlah kendaraan dengan ruas jalan yang tersedia tidak
seimbang, jumlah kendaraan pribadi yang terus meningkat, parkir liar, kurang
maksimalnya penggunaan transportasi umum, dan adanya kecelakaan lalu
52
53
lintas. Selain itu, pengguna jalan yang tidak tertib pada peraturan lalu lintas
juga dapat menyebabkan kemacetan. Seiring berjalannya waktu, kemacetan
lalu lintas menjadi masalah yang cukup serius. Hal ini dikarenakan kemacetan
dapat menimbulkan berbagai dampak negatif seperti pemborosan bahan bakar,
pemborosan waktu dan polusi udara.
Masalah lalu lintas atau kemacetan menimbulkan kerugian yang sangat
besar bagi pengguna jalan, terutama dalam hal pemborosan waktu,
pemborosan bahan bakar, pemborosan tenaga dan rendahnya kenyamanan
berlalu lintas serta meningkatnya polusi baik suara maupun polusi udara. Pada
kondisi kemacetan pengendara cenderung menjadi tidak sabar yang menjurus
ke tindakan tidak disiplin yang pada akhirnya justru memperburuk kondisi
kemacetan lebih lanjut lagi.
Hasil wawancara dari Kepala Terminal Bus Alam Barajo, Kota
Jambi, Despredo menjelaskan:
Pihaknya menempatkan petugas di ruas Jalintim Sumatera depan
terminal guna mengatasi kemacetan. Angkutan kota di sekitar
terminal dilarang menaikkan dan menurunkan penumpang di depan
gerbang terminal dan pasar yang berada di samping terminal.
“Memang Jalintim Sumatera dekat terminal Alam Barajo sering
macet karena arus lalu lintas padat, ada pasar, dekat lampu merah dan
SPBU. Kami berupaya mencegah kemacetan di ruas Jalintim
Sumatera wilayah Kota Jambi ini dengan mengatur lalu lintas pagi
hingga petang.51
Hasil wawancara Arfan pemilik rumah toko depan kampus Unja
Mendalo mengatakan rawan macet di depan kampus Unja, Mendalo,
Muarojambi disebabkan ruas jalan yang sempit. Kemudian di ruas
jalan tersebut juga terdapat pasar dan rumah toko.52
51
Wawancara dengan Despredo Selaku Kepala Terminal Bus Alam Barajo Kota Jambi,
Pada 28 Januari 2020. 52
Wawancara dengan Arfan pemilik rumah toko depan kampus Unja, pada 28 Januari
2020.
54
Kemacetan lalu lintas menjadi momok yang semakin meresahkan bagi
warga Alam Barajo menyusul meningkatnya frekuensi dan titik kemacetan
lalu lintas di Alam Barajo. Kemacetan lalu lintas di Alam Barajo berpenduduk
sekitar +210.000 jiwa tersebut tak pernah tertangani akibat peningkatan
jumlah kendaraan bermotor di kota itu tak diimbangi dengan pembangunan
infrastruktur jalan raya.
Jumlah kendaraan umum tahun 2019 di Alam Barajo saat ini mencapai
9.445 unit, terdiri dari 5.092 unit kendaraan umum, 3.412 unit truk, 861 unit
angkutan umum antar kota. Kendaraan di Alam Barajo itu masih ditambah
lagi mobil pribadi, mobil online, dan kendaraan roda dua yang jumlahnya
diperkirakan mencapai belasan ribu unit. Sedangkan panjang jalan raya di
Alam Barajo hanya sekitar 624,66 kilometer (km).
Ruas jalan di Alam Barajo tersebut juga umumnya pendek, sehingga
jarak antara satu simpang jalan dengan simpang jalan lainnya relatif dekat.
Kondisi demikian menyebabkan kemacetan arus lalu lintas di Alam Barajo itu
semakin parah dan sering sulit diurai.
B. Strategi Dinas Perhubungan Kota Jambi Dalam Mengatasi Kemacetan Di
Kecamatan Alam Barajo Kota Jambi
Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah setempat mengatasi
kemacetan lalu lintas di ibukota Provinsi Jambi itu. Namun hingga kini
kemacetan lalu lintas di kota yang dibelah Sungai Batanghari itu tidak
tertangani.
55
Kemacetan lalu lintas di Kota Jambi saat ini yang paling parah di Kota
Jambi terjadi di Simpang Mayang dan Alam Barajo. Kemacetan lalu lintas di
pertemuan lima jalan utama ke luar masuk dari berbagai penjuru ke Kota
Jambi itu terjadi setiap hari. Kemudian kemacetan lalu lintas juga terjadi hari
di Simpang Purnama, yakni Jalan Pangeran Hidayat yang merupakan jalur
utama keluar masuk Kota Jambi – Jalan Lintas Timur (Sumatera), Paal X,
Kota Jambi. Seperti hasil wawancara dengan Kepala Dinas Perhubungan Kota
Jambi, Saleh Rido sebagai berikut :
Kemacetan lalu lintas di Kota Jambi saat ini terdapat di 20 titik.
Kemacetan lalu lintas paling parah di Kota Jambi terjadi di Simpang
Mayang dan Alam Barajo. Kemacetan lalu lintas di pertemuan lima jalan
utama ke luar masuk dari berbagai penjuru ke Kota Jambi itu terjadi setiap
hari. Kemudian kemacetan lalu lintas juga terjadi hari di Simpang
Purnama, yakni Jalan Pangeran Hidayat yang merupakan jalur utama
keluar masuk Kota Jambi – Jalan Lintas Timur (Sumatera), Paal X, Kota
Jambi.53
Untuk mengatasi kemacetan lalu lintas yang terjadi setiap hari di Kota
Jambi, Dinas Perhubungan Kota Jambi setiap harinya menerjunkan
personilnya untuk meminimalisisr terjadinya kemacetan tidak terkecualai di
Alam Barajo karena daerah ini paling rawan kemacetan, banyak bus-bus antar
provinsi yang melewati jalan ini mengakibatkan terjadinya kemacetan. Seperti
hasil wawancara dengan Bapak Saleh Ridho sebagai berikut :
Dalam mengatasi kemacetan lalu lintas yang terjadi setiap hari di Kota
Jambi, pihaknya menerjunkan sebanyak 60 orang personel Dinas
Perhubungan Kota Jambi di 20 titik kemacetan lalu lintas. Sebanyak 30
orang petugas Dinas Perhubungan Kota Jambi tersbeut mengatur
kelancaran lalu lintas pada jam sibuk ketika orang hendak bekerja dan
sekolah pagi. Kemudian 30 orang personil diterjunkan mengatur
53
Wawancara dengan Bapak Saleh Ridho selaku Kepala Dinas Perhubungan Kota Jambi,
tanggal 12 Desember 2019 pukul 13.45 di Ruang Kerjanya
56
kelancaran arus lalu lintas pada jam pulang sekolah dan kantor sore hari.
Jadi setiap satu titik kemacetan lalu lintas dijaga dua orang petugas.54
Muamar Kadafi menyebutkan dalam mengurai kemacetan lalu lintas di
Kota Jambi, salah satu upaya yang dilakukan yaitu memasang sistem
pengawas area lampu merah (Area Traffic Control System/ATCS) di lima
simpang lampu merah di dalam kota. Melalui pemasangan ACTS, lampu
merah bisa diubah menjadi lampu hijau dan sebaliknya dari lokasi jika terjadi
kemacetan terjadi di persimpangan atau perempatan lampu merah, seperti
hasil wawacara kami dengan Muammar Kadafi sebagai berikut :
Upaya lain yang kami lakukan mengurai kemacetan lalu lintas di Kota
Jambi, yaitu memasang sistem pengawas area lampu merah (Area
Traffic Control System/ATCS) di lima simpang lampu merah di dalam
kota. Melalui pemasangan ACTS, lampu merah bisa diubah menjadi
lampu hijau dan sebaliknya dari lokasi jika terjadi kemacetan terjadi di
persimpangan atau perempatan lampu merah,55
Selain itu upaya yang dilakukan oleh Dinas Perhubungan Kota Jambi
Dalam Mengatasi Kemacetan Di Kecamatan Alam Barajo Kota Jambi dan
guna mengatasi kemacetan dan kesemrawutan lalu lintas kendaraan, perlu
ditempuh berbagai upaya (program aksi), utamanya yaitu:56
1. Menerapkan manajemen lalu lintas (traffic management) yang tepat dan
efektif.
Manajemen lalu lintas bertujuan untuk keselamatan, keamanan,
ketertiban dan kelancaran lalu lintas. Manajemen lalu lintas meliputi:
54
Ibid 55
Wawancara dengan Bapak Muamar Kadafi selaku Kepala Bidang Lalulitas Angkutan
Dinas Perhubungan Kota Jambi, tanggal 15 Desember 2019 pukul 09.12 56
Dokumentasi Dinas Perhubungan Kota Jambi
57
a. Kegiatan perencanaan lalu lintas
Kegiatan perencanaan lalu lintas meliputi inventarisasi dan
evaluasi tingkat pelayanan. Maksud inventarisasi antara lain untuk
mengetahui tingkat pelayanan pada setiap ruas jalan dan
persimpangan. Maksud tingkat pelayanan dalam ketentuan ini adalah
merupakan kemampuan ruas jalan dan persimpangan untuk
menampung lalu lintas dengan tetap memperhatikan faktor kecepatan
dan keselamatan.
b. Kegiatan pengaturan lalu lintas
Kegiatan pengaturan lalu lintas meliputi: penataan sirkulasi lalu
lintas, penentuan kecepatan minimum dan maximum, larangan atau
perintah penggunaan jalan bagi pemakai jalan.
2. Keberpihakan kepada transportasi umum
a. Menyediakan dan mengoperasikan angkutan massal/umum perkotaan
yang berkapasitas mencukupi dan dikelola secara profesional.
b. Membangun ketersediaan prasarana perkotaan yang berkapasitas yang
mampu melayani lalu lintas secara lancar.
c. Menerapkan strategi kebijakan transportasi perkotaan yang
komprehensif, akomodatif dan berwawasan masa depan.
3. Peningkatan kapasitas jalan
Salah satu langkah yang penting dalam memecahkan kemacetan
adalah dengan meningkatkan kapasitas jalan/parasarana seperti :
58
a. Memperlebar jalan, menambah lajur lalu lintas sepanjang hal itu
memungkinkan.
b. Merubah sirkulasi lalu lintas menjadi jalan satu arah.
c. Mengurangi konflik dipersimpangan melalui pembatasan arus tertentu,
biasanya yang paling dominan membatasi arus belok kanan.
d. Meningkatkan kapasitas persimpangan melalui lampu lalu lintas,
persimpangan tidak sebidang/flyover.
e. Mengembangkan inteligent transport sistem.
4. Perbaikan daya dukung jaringan jalan
Untuk meningkatkan daya dukung jaringan jalan dengan adalah
mengoptimalkan kepada angkutan yang efisien dalam penggunaan ruang
jalan antara lain :
a. Pengembangan jaringan pelayanan angkutan umum.
b. Pengembangan lajur atau jalur khusus bus ataupun jalan khusus bus
yang di Jakarta dikenal sebagai Busway.
c. Pengembangan kereta api kota, yang dikenal sebagai Metro di Perancis,
Subway di Amerika, MRT di Singapura.
d. Subsidi langsung seperti yang diterapkan pada angkutan kota di
Transjakarta, Batam ataupun Jogjakarta maupun tidak langsung melalui
keringanan pajak kendaraan bermotor, bea masuk kepada angkutan
umum.
59
5. Pembatasan kendaraan pribadi
a. Pembatasan penggunaan kendaraan pribadi menuju suatu kawasan
tertentu seperti yang berhasil dengan sangat sukses di Singapura,
London, Stokholm. Bentuk lain dengan penerapan kebijakan parkir
yang dapat dilakukan dengan penerapan tarip parkir yang tinggi di
kawasan yang akan dibatasi lalu lintasnya, ataupun pembatasan
penyediaan ruang parkir dikawasan yang akan dibatasi lalu lintasnya,
b. Pembatasan pemilikan kendaraan pribadi melalui peningkatan biaya
pemilikan kendaraan, pajak bahan bakar, pajak kendaraan bermotor,
bea masuk yang tinggi.
c. Pembatasan lalu lintas tertentu memasuki kawasan atau jalan tertentu,
seperti diterapkan di Jakarta yang dikenal sebagai kawasan 3 in 1 atau
contoh lain pembatasan sepeda motormasuk jalan tol, pembatasan
mobil pribadi masuk jalur busway.
Dari strategi di atas hemat penulis dalam mengatasi kemacetan berlalu
lintas perlu melibatkan peran pemerintah dan masyarakat, yaitu :
1. Peran Pemerintah
Urbanisasi dan angka kelahiran yang tinggi menyebabkan
pertumbuhan penduduk menjadi tidak terkendali. Berarti pemerintah harus
membatasi laju urbanisasi dan menekan angka kelahiran dengan cara
menjalankan program keluarga berencana.
Bila pemerintah berhasil menangani laju urbanisasi dan angka
kelahiran, maka jumlah pengguna jalan juga akan terkendali. Untuk
60
mencegah semakin parahnya keadaan lalu lintas, pemerintah perlu
megupayakan mengurangi penggunaan kendaraan pribadi dan
memaksimalkan kendaraan umum, selain membangun ruas jalan baru,
pemerintah juga harus menetapkan batas kecepatan suatu kendaraan untuk
meminimalisasi terjadinya kecelakaan lalu lintas yang dapat menyebabkan
kemacetan.
Disamping itu, pemerintah juga sebaiknya memperbaiki jalan yang
rusak, memperlebar jalan, menambah jembatan peyeberangan dan
memperbaiki jembatan penyeberangan yang rusak. Setelah semua itu
terlaksana, pemerintah tetap tidak boleh langsung bersenang-senang,
karena mereka juga masih harus memperbaiki rambu-rambu lalu lintas,
memperbaiki lampu lalu lintas serta sebisa mungkin menjadikan halte agar
dapat menjadi lebih aman dan nyaman.
Busway dibuat lebih efektif dengan menambahkan jumlah armada,
sehingga penumpang tidak menunggu lama dan waktu tempuh menjadi
lebih cepat atau lebih singkat. Selain itu pemerintah harus pula
mengoptimalkan kereta api yang telah ada, meningkatkan pelayanan dan
kenyamanannya baik di stasiun maupun di dalam kereta api itu sendiri,
sehingga banyak penggua jalan yang mau berpindah dari kendaraan
pribadi ke kereta api.
Peraturan ditegakkan sehingga penduduk menjadi lebih disiplin.
Apabila ada kendaraan yang bersalah segera ditilang sesuai dengan aturan
yang berlaku. Misalnya angkutan umum yang berhenti bukan di halte,
61
kendaraan yang menerobos lampu merah, motor yang berada di jalur
kanan serta pejalan kaki yang tidak disiplin juga harus didenda agar
mereka merasa jera dengan apa yang telah mereka lakukan. Selain semua
itu, pemerintah juga harus mengajak para pengguna jalan agar beralih dari
kendaraan pribadi ke kendaraan umum.
2. Peran Masyarakat
Masyarakat sebagai pengguna jalan juga dapat membantu
pemerintah dalam menangani kemacetan lalu lintas seperti dengan beralih
ke angkutan umum yang tersedia dan lebih tertib berlalu lintas agar para
pengguna kendaraan pribadi seharusnya mengikuti aturan agar tidak
mengganggu pengguna jalan yang lain. Pejalan kaki harus mau
membiasakan diri berjalan di trotoar dan menyeberang di jembatan
penyeberangan. Apabila ingin menggunakan angkutan umum, maka kita
harus menghentikan angkutan tersebut di halte yang telah di sediakan,
begitu pula bila ketika hendak turun.
Untuk para supir hendaknya mempunyai kesadaran yang tinggi
untuk mematuhi rambu-rambu lalu lintas. Supir angkutan umum tidak
berhenti di sembarang tempat. Pada saat berhenti kendaraan dipinggirkan
agar tidak mengganggu kendaraan lain dan jangan menjadikan perempatan
atau pertigaan sebagai terminal. Pedagang kaki lima sebaiknya tidak
berdagang di trotoar karena trotoar merupakan haknya pejalan kaki, begitu
juga pejalan kaki untuk tidak membeli barang-barang di trotoar.
62
Apabila menggunakan kendaraan pribadi sebaiknya gunakan
kendaraan yang kecil dan jangan mencoba untuk menerobos lampu merah
jika terjadi kemacetan lalu lintas dan jangan menggunakan kendaraan
pribadi untuk keperluan yang tidak penting. Bagi para pengguna sepeda
motor gunakanlah selalu jalur kiri dan dengan kecepatan yang tidak tinggi.
C. Faktor Pendukung dan Penghambat Dinas Perhubungan Kota Jambi
Dalam Mengatasi Kemacetan Di Kecamatan Alam Barajo Kota Jambi
Suatu transportasi dikatakan baik, apabila waktu perjalanan cukup
cepat, tidak mengalami kemacetan, frekuensi pelayanan cukup, aman
bebas dari kemungkinan kecelakaan dan kondisi pelayanan yang
nyaman. Untuk mencapai kondisi yang ideal seperti itu sangat ditentukan
oleh berbagai faktor yang menjadi komponen transportasi, yaitu kondisi
prasarana (jalan) serta sistem jaringannya dan kondisi sarana (kendaraan),
serta yang tak kalah pentingnya ialah sikap mental pemakai fasilitas
transportasi tersebut.
Untuk mengetahui tentang transportasi kota dalam aspek perencanaan
dan pelaksanaannya, maka penting sekali untuk memahami aspek
pendukung dan penghambat Dinas Perhubungan Kota Jambi Dalam Mengatasi
Kemacetan Di Kecamatan Alam Barajo Kota Jambi.
Faktor pendukung Dinas Perhubungan Kota Jambi Dalam Mengatasi
Kemacetan Di Kecamatan Alam Barajo Kota Jambi di antaranya : 1) adanya
kekompakan team personil Dinas Perhubungan Kota Jambi Dalam Mengatasi
63
Kemacetan Di Kecamatan Alam Barajo Kota Jambi; 2) Masyarakat Kota
Jambi masih tergolong taat berlalu lintas; 3) didukung dengan jalan yang
lumayan lebar; 4) Personil kepolisian lalu lintas ikut andil dalam
meminimalisir kemacetan di Kecamatan Alam Barajo Kota Jambi. Seperti
wawancara penulis kepada Kepala Dinas Perhubungan Kota Jambi sebagai
berikut :
Apa yang menjadi pendukung Dinas Perhubungan Kota Jambi Dalam
Mengatasi Kemacetan Di Kecamatan Alam Barajo Kota Jambi?
Adanya kekompakan team personil DISHUB, Masyarakat taat berlalu
lintas, jalan yang lebar serta peran serta kepolisian lalu lintas menjadi
faktor pendukung Dinas Perhubungan Kota Jambi Dalam Mengatasi
Kemacetan Di Kecamatan Alam Barajo Kota Jambi.57
Disamping itu yang menjadi pendukung Dinas Perhubungan Kota Jambi
Dalam Mengatasi Kemacetan Di Kecamatan Alam Barajo Kota Jambi ialah
Adanya program pengembangan SDM bagi personil DISHUB. Adanya
program pengembangan SDM dengan pembelajaran teknologi, pelatihan
teknis, dan sharing pengalaman adalah salah satu pendukung dalam
optimalisasi. SDM sehingga dapat meningkatkan keterampilan dan
kompetensinya.
Menurut Bapak Saleh Ridho, selaku Kepala Dinas Perhubungan Kota
Jambi mengungkapkan bahawa :
“adanya bintek dan yang lainnya merupakan pendukung...Karena
banyak sekali fasilitas baru, atau dapat merefresh kita jika kita lupa terkait
57
Wawancara dengan Bapak Saleh Ridho selaku Kepala Dinas Perhubungan Kota Jambi,
tanggal 12 Desember 2019 pukul 14.05 di Ruang Kerjanya
64
dengan prasarana dan teknik-tekniknya, selain itu juga penembangan-
pengembangan dengan gambaran-gambaran lalu lintas ke depan.” 58
Hal yang sama juga disampaikan Bapak Dodi Maryanto selaku seksi
Lalu lintas, berikut :
“SDM kita terbatas pengetahuaanya, dengan adanya pembinaan
teknis, pelatihan-pelatihan kepada pegawai tiap tahun mampu meningkatkan
pengetahuannya”.59
Dengan adanya pengembangan SDM ini diharapkan mampu
meningkatkan kualitas SDM sehingga dapat bekerja secara optimal dan
melaksanakan kegiatan pelayanan informasi ke masyarakat dengan baik.
Dinas Perhubungan Kota Jambi dalam mengatasi kemacetan di
Kecamatan Alam Barajo Kota Jambi tentunya memiliki hambatan, diantaranya
1) arus kendaraan yang melewati jalan telah melampaui kapasitas jalan,
2) adanya perbaikan jalan, 3) bagian jalan tertentu yang longsor, 4) terjadi
banjir sehingga memperlambat kendaraan, 5) perilaku pemakai jalan yang
tidak taat lalu lintas, 6) terjadi kecelakaan lalu lintas sehingga terjadi
gangguan kelancaran, dan 7) kesalahan teknis dari rambu lalu lintas.
Seperti wawancara yang penulis lakukan dengan Bapak Saleh Ridho
selaku Kepala Dinas Perhubungan Kota Jambi, sebagai berikut:
Apa saja yang menjadi penghambat Dinas Perhubungan Kota Jambi
dalam mengatasi kemacetan lalu lintas?
Yang menjadi penghambat Dinas Perhubungan Kota Jambi dalam
mengatasi kemacetan lalu lintas diantaranya, arus kendaraan yang
melewati jalan telah melampaui kapasitas jalan, adanya perbaikan
58
Ibid 59
Hasil wawancara dengan Bapak Dodi Maryanto, tanggal, 04 Januari 2020, pukul 09.21 WIB
65
jalan, bagian jalan tertentu yang longsor, terjadi banjir sehingga
memperlambat kendaraan, perilaku pemakai jalan yang tidak taat lalu
lintas, terjadi kecelakaan lalu lintas sehingga terjadi gangguan
kelancaran, serta kesalahan teknis dari rambu lalu lintas.60
Kemacetan lalu lintas terjadi saat kendaraan-kendaraan yang berada
pada satu ruas jalan harus memperlambat laju kendaraannya, kemacetan lalu
lintas akan berhubungan dengan pergerakan kendaraan di suatu ruas jalan.
Oleh karena itu menjadi penghambat kemacetan lalu lintas terjadi karena
beberapa faktor, seperti banyak pengguna jalan yang tidak tertib, pemakai
jalan melawan arus, kurangnya petugas lalu lintas yang mengawasi,
adanya mobil yang parkir di badan jalan, permukaan jalan tidak rata, tidak
ada jembatan penyeberangan, dan tidak ada pembatasan jenis kendaraan.
Banyaknya pengguna jalan yang kurang tertib, seperti adanya pedagang kaki
lima yang berjualan di tepi jalan, dan parkir liar, selain itu ada pemakai jalan
yang melawan arus. Hal ini disebabkan oleh kurangnya pengawasan lalu
lintas yang akhirnya menyebabkan kemacetan. Kemacetan bisa diakibatkan
oleh situasi problematik antara lain sebagai berikut:
1. Peningkatan jumlah kendaraan pribadi
Peningkatan jumlah kendaraan pribadi dimana kondisi kendaraan
pribadi yang setiap tahunnya meningkat menyebabkan resiko
kemacetan tinggi, dikarenakan jika orang memakai angkutan umum
maka kondisi padatnya kendaraan akan berkurang.
60
Wawancara dengan Bapak Saleh Ridho selaku Kepala Dinas Perhubungan Kota Jambi,
tanggal 12 Desember 2019 pukul 14.05 di Ruang Kerjanya
66
2. Penurunan fungsi jalan raya
Penurunan fungsi jalan raya disebabkan kapasitas jalan yang kurang
memadai dan tidak beroperasi dengan baik fungsi jalan tersebut.
Defenisi dari kapasitas jalan adalah aliran kendaraan atau orang
yang menghasilkan kecepatan perjalanan minimum yang dapat diterima
dan juga sebagai volume lalu lintas maksimum untuk kondisi aliran bebas
yang nyaman.
3. Kondisi angkutan umum perkotaan belum ideal
Lalu lintas tergantung kepada kapasitas jalan, banyaknya lalulintas
yang ingin bergerak, tetapi kalau kapasitas jalan tidak dapat menampung,
maka lalu lintas yang ada akan terhambat dan akan mengalir sesuai
dengan kapasitas jaringan jalan maksimum.
Dari uraian di atas dapat penulis simpulkan bahwa penghambat Dinas
Perhubungan Kota Jambi Dalam Mengatasi Kemacetan Di Kecamatan Alam
Barajo Kota Jambi, meningkatnya kenderaan pribadi yang tidak dibarengi
dengan pelebaran jalan yang memadai, penurunan fungsi jalan raya
diakibatkan banyaknya jalan yang rusak, banyaknya kenderaan-kenderaan
besar sehingga jauh dari ideal, arus kendaraan padat, dan kadang kala ada
sebagian masyarakat tidak taat lalu lintas.
67
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
1. Kondisi lalu lintas di Alam Barajo tergolong macet, kemacetan arus lalu
lintas tersebut di akibatkan ruas jalan di Alam Barajo pada umumnya
pendek ditambah daerah ini merupakan jalan lintas provinsi.
2. Strategi Dinas Perhubungan Kota Jambi Dalam Mengatasi Kemacetan Di
Kecamatan Alam Barajo Kota Jambi, diantaranya : 1) Menerapkan
manajemen lalu lintas (traffic management) yang tepat dan efektif; 2.
Keberpihakan kepada transportasi umum; 3. Peningkatan kapasitas jalan;
4. Perbaikan daya dukung jaringan jalan; 5. Pembatasan kendaraan
pribadi.
3. Faktor pendukung Dinas Perhubungan Kota Jambi Dalam Mengatasi
Kemacetan Di Kecamatan Alam Barajo Kota Jambi adalah adanya
kekompakan team personil Dinas Perhubungan Kota Jambi, masyarakat,
dan personil kepolisian dalam mengatasi kemacetan Di Kecamatan Alam
Barajo Kota Jambi; Adapun penghambat Dinas Perhubungan Kota Jambi
Dalam Mengatasi Kemacetan Di Kecamatan Alam Barajo Kota Jambi,
banyaknya kenderaan-kenderaan besar, arus kendaraan padat, dan kadang
kala ada sebagian masyarakat tidak taat lalu lintas.
B. Saran
Upaya-upaya untuk menanggulangi masalah kemacetan transportasi lalu
lintas ini perlu untuk terus dilakukan agar permasalahan kemcetan lalu lintas
67
68
dapat teratasi. Kesadaraan untuk bersama-sama menggunakan sarana
transportasi umum menjadi hal utama yang perlu dilakukan. Sehingga
menciptakan sarana transportasi yang aman dan lancar dapat tercapai.
Adapun cara yang harus di lakukan Pemerintah kota untuk mengatasi
kemacetan lalu lintas diantaranya :
1. Memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang pentingnya
mematuhi peraturan dan kebijaksanaan berlalu lintas demi kenyamanan
dan keselamatan juga menghindari kemacetan.
2. Memberikan prioritas kepada transportasi umum guna mengurangi
kepadatan kendaraan di jalan namun dengan memperhatikan kenyamanan
transportasi pribadi.
3. Pemerintah sebaiknya meningkatkan pelayanan angkutan umum, agar
masyarakat tertarik untuk berpindah dari kendaraan pribadi ke kendaraan
umum.
4. Melakukan pembatasan usia kendaraan karena jika kendaraan tersebut
sudah terlalu tua, maka kendaraan tersebut menjadi tidak fungsional lagi.
5. Penegakan hukum yang tegas terhadap pengguna jalan, pejalan kaki dan
pedagang kaki lima yang melanggar aturan. Juga terhadap arus urbanisasi
dengan cara yang lebih optimal.
C. Kata Penutup
Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji-pujian untuk Tuhan semesta
Alam yang telah mengaruniakan taufik dan hidayah-Nya kepada kita semua
69
sehingga kita senantiasa bersyukur dan akhirnya kami dapat juga
menyelesaikan skripsi ini walaupun sempat mengalami kendala-kendala baik
itu dalam penyusunan maupun dalam mencari ide-ide demi terselesainya
skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa di dalam skripsi ini masih banyak kekurangan
yang perlu disempurnakan lagi. Perlu diberikan kritikan-kritikan dari tim
penguji, dosen pembimbing dan para pembaca yang budiman yang tentunya
untuk membangun dan menyempurnakan kekurangannya.
Semoga pengangkatan judul dan penulisan skripsi ini mampu
memberikan kontribusi pada dunia pendidikan dan kontribusi pemikiran bagi
seluruh warga dan masyarakat juga kepada lembaga hukum agar kasus serupa
pada pembahasan ini dikemudian hari tidak sampai terjadi timpang tindik
hukum yang itu membuat kebingungan ditengah masyarakat.
Kepada Allah SWT penulis mohon ampunan jika di dalam penulisan
dan penjelasan ayat-ayat Al-qur’an di dalam pembahasan ini ternyata tidak
tepat dan keliru. Astaghfirullahal’aziim.
Jambi, Maret 2020
Penulis
Firmansyah
70
DAFTAR PUSTAKA
Buku-Buku
Hara Eka Triguna, Koordinasi Mengatasi Kemacetan Lalulintas Di Kota
Pekanbaru, Jom FISIP Volume 2 No. 1. Februari 2015.
Koentjaraningrat. Metode-Metode Penelitian Masyarakat. (Jakarta. PT.Gramedia,
1985).
Mangatur, Edison dan Suandi, Analisis Dampak Kemacetan Lalu Lintas Terhadap
Pendapatan Masyarakat dan Aksesibilitas Di Kota Jambi, Jurnal
Pembangunan Berkelanjutan eISSN: 2622-2310 (p); 2622-2302 (e),
Volume 1. no (1) 2018.
Umar, Metode Penelitian Untuk Sekripsi dan Tesis Bisnis, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2011).
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, (Jambi: Alfabeta,
2009).
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 1998).
Sayuti Una (ed)), Pedoman Penulisan Skripsi, (Jambi: Fakultas Syari’ah IAIN
STS Jambi, 2012).
Rizki Dendy Arifiyananta, Strategi Dinas Perhubungan Kota Surabaya Untuk
Mengurangi Kemacetan Jalan Raya Kota Surabaya, (tanpa tahun).
Internet
Di akses di https://jambi-independent.co.id/read/2018/07/30/26161/20-titik-
macet-di-kota-jambi/
Wawancara dengan Kepala Dinas Perhubungan Kota Jambi, pada 28 Januari
2019.