-
Standarisasi Mutu Di Pelayanan Kesehatan
-
Konsep RS dan Kelas RS
Pengertian Standarisasi mutu pelayanan kesehatan
Manfaat dan tujuan standarisasi mutu pelayanan kesehatan
Jenis-jenis standarisasi (Internasional dan Nasional) pelayanan kesehatan
Standarisasi ISO 9000-1
MENU
-
Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan
yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. (UU 44/2009)
Konsep RS dan Kelas RS
-
TUGAS DAN FUNGSI
Pasal 4
Rumah Sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna.
Pasal 5
Untuk menjalankan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, Rumah Sakit mempunyai fungsi:
a. penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit;
b. pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis;
c. penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan; dan
d. penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan.
Konsep RS dan Kelas RS
-
PENDIRIAN DAN PENYELENGGARAAN
Rumah Sakit dapat didirikan dan diselenggarakan oleh Pemerintah,Pemerintah
Daerah, atau swasta. (PMK 56/2014)
Konsep RS dan Kelas RS
-
BENTUK RUMAH SAKIT
Pasal 6
Berdasarkan bentuknya, Rumah Sakit dibedakan menjadi Rumah Sakit menetap, Rumah Sakit bergerak dan Rumah Sakit lapangan.
Pasal 7
Rumah Sakit menetap merupakan rumah sakit yang didirikan secara permanen untuk jangka waktu lama untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan perseorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat.
Konsep RS dan Kelas RS
-
BENTUK RUMAH SAKIT
Pasal 8
(1) Rumah Sakit bergerak merupakan Rumah Sakit yang siap guna dan bersifat sementara dalam jangka waktu tertentu dan dapat dipindahkan dari satu lokasi ke lokasi lain.
(2) Rumah Sakit bergerak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berbentuk bus, kapal laut, karavan, gerbong kereta api, atau kontainer.
Pasal 9
(1) Rumah Sakit lapangan merupakan Rumah Sakit yang didirikan di lokasi tertentu selama kondisi darurat dalam pelaksanaan kegiatan tertentu yang berpotensi bencana atau selama masa tanggap darurat bencana.
(2) Rumah Sakit lapangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berbentuk tenda di ruang terbuka, kontainer, atau bangunan permanen yang difungsikan sementara sebagai Rumah Sakit.
Konsep RS dan Kelas RS
-
KLASIFIKASI RUMAH SAKIT
Berdasarkan jenis pelayanan yang diberikan, Rumah Sakit dikategorikan dalam Rumah Sakit Umum dan Rumah Sakit Khusus.
Konsep RS dan Kelas RS
-
KLASIFIKASI RUMAH SAKIT
(1) Rumah Sakit Umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 diklasifikasikan menjadi:
a. Rumah Sakit Umum Kelas A;
b. Rumah Sakit Umum Kelas B;
c. Rumah Sakit Umum Kelas C; dan
d. Rumah Sakit Umum Kelas D.
(2) Rumah Sakit Umum Kelas D sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d diklasifikasikan menjadi:
a. Rumah Sakit Umum Kelas D; dan
b. Rumah Sakit Umum Kelas D pratama.
(3) Rumah Sakit Khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 diklasifikasikan menjadi:
a. Rumah Sakit Khusus Kelas A;
b. Rumah Sakit Khusus Kelas B; dan
c. Rumah Sakit Khusus Kelas C.
Konsep RS dan Kelas RS
-
KLASIFIKASI RUMAH SAKIT
(1) Penetapan klasifikasi Rumah Sakit sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) didasarkan pada:
a. pelayanan;
b. sumber daya manusia;
c. peralatan; dan
d. bangunan dan prasarana.
Konsep RS dan Kelas RS
-
KLASIFIKASI RUMAH SAKIT
Rumah Sakit Khusus meliputi rumah sakit khusus:
a. ibu dan anak;
b. mata;
c. otak;
d. gigi dan mulut;
e. kanker;
f. jantung dan pembuluh darah;
g. jiwa;
h. infeksi;
i. paru;
j. telinga-hidung-tenggorokan;
k. bedah;
l. ketergantungan obat; dan
m. ginjal.
Konsep RS dan Kelas RS
-
BENTUK RUMAH SAKIT
PELAJARI PERMENKES 24/2014 TERKAIT RUMAH SAKIT KELAS D PRATAMA
Konsep RS dan Kelas RS
APA PERBEDAAN ANTARA RS KELAS D DENGAN KELAS D
PRATAMA ??
-
Celah (Gap) Mutu
Perbedaan mutu diantara berbagai komponen mutu
1. Antara harapan pasien dengan pelayanan yang diberikan
2. Antara harapan pasien dan persepsi pemberi pelayanan kesehatan tentang harapan tersebut
3. Antara prosedur dan pelaksanaannya
Standarisasi mutu pelayanan kesehatan
-
Kesalahan kebijakan HRD
a) Salah rekrutmen
b) Job description yang membingungkan
c) Kurangnya pengawasan & team work
Kesalahan prediksi pasokan(supply) dan kebutuhan (demand)
a) Peralatan penunjang yang tidak mencukupi
b) Salah memprediksi variasi demand dari pasien yang beragam
Penyebab Celah 3
-
Salah persepsi dari calon pasien
a) Pasien tidak tahu batas hak haknya
b) Kesalahan komunikasi ke calon pasien
Masalah masalah dalam komunikasi internal
a) Ketidakjelasan mengenai sasaran
b) Ketidakjelasan dalam kompensasi & evaluasi kinerja
c) Kesulitan dalam penerapan disiplin & konsistensi
Penyebab Celah 3
-
TETAPKAN STANDAR DAN KRITERIA DALAM MEMBERIKAN
PELAYANAN KESEHATAN
CARA MENGHILANGKAN CELAH MUTU
-
As shown in Figure 4.1, the assessment step follows
performance measurement. In this step, the organization judges whether its performance is acceptable.
If its performance is acceptable, the organization continues to measure performance to ensure it doesn’t deteriorate.
If its performance is not acceptable, the organization advances to the improvement step.
PENJELASAN
-
Measurement results are evaluated to determine whether
processes are performing as expected. Measurement results are also assessed to judge the impact of
improvements. Data alone are not useful, however. Performance goals, external
factors, and other conditions must be considered when evaluating measurement results.
Once measurement data are collected and verified for accuracy, assessment can begin. The assessment step involves three activities:
1. Displaying measurement data 2. Comparing actual performance to expectations 3. Determining whether action is needed
PENJELASAN
-
Standar adalah tingkat mutu yang relevan terhadap
suatu kinerja (standard is expected level of performance)
Standard explains what to be achieved, at what level and requirements to be met
DEFINISI STANDAR
-
Katz & Green:
Standard is defined as a written statement that specifies expectations
WHO:
A benchmark of achievement which is based on a desired level of excellence.
Standards become models to be imitated and may serve as the basis for comparison.
DEFINISI STANDAR
-
Various meanings have been assigned to the terms criteria
and standards. Because there is no agreed-upon usage, it is necessary to define what each of us means by these terms.
I define criterion as an attribute of structure, process, or outcome that is used to draw an inference about quality. For example:
1. A criterion of structure could be the staffing of the intensive care unit.
2. A criterion of process could be whether or not blood transfusion has been used during surgery.
3. A criterion of outcome could be case fatality.
Standarisasi mutu pelayanan kesehatan (DONABEDIAN,
2002)
-
I define standard to mean a specified quantitative
measure of magnitude or frequency that specifies what is good or less so. For example:
1. A standard for the staffing of an intensive care unit could be: not less than one registered nurse per two occupied beds.
2. A standard for the frequency of blood transfusions could be: not less than 5% and not more than 20% in surgeries of specified kind in a specified category of patients.
3. A standard for case fatality could be: no more than 0.1% for a specified procedure (or a set of procedures) in a specified category of patients.
Standarisasi mutu pelayanan kesehatan (DONABEDIAN,
2002)
-
Norm is yet another term often used in the literature
of evaluation that comes to add to the confusion in our nomenclature. As far as I can understand, a norm may be one of three things: (1) a general rule of goodness — for example, to reduce mortality to a minimum; (2) a description Of current practice or current outcomes, such as a mean, Median or a mode; and (3) a standard based on such practice.
Standarisasi mutu pelayanan kesehatan (DONABEDIAN,
2002)
-
Criteria refer to specific attributes that are the basis for
assessing quality.
Standards express quantitatively what level the attributes must reach to satisfy preexisting expectations about quality.
Standarisasi mutu pelayanan kesehatan (Scott ransom et.all,
2004)
-
Standarisasi mutu pelayanan kesehatan (Scott ransom et.all,
2004)
-
Indikator, standar, dan mutu adalah tiga hal yang
berbeda. Suatu pelayanan dikatakan bermutu dalam dimensi tertentu apabila indikator pelayanan mencapai atau melampaui suatu standar tertentu. Mutu, dengan demikian tidak akan tercapai tanpa suatu perencanaan dan wawasan yang terkait dengan mutu tersebut. Dengan kata lain, bila kita menginginkan pelayanan yang bermutu di pelayanan kesehatan, maka manajemen pelayanan kesehatan perlu memperluas wawasan mengenai mutu pelayanan tersebut dan merencanakan serangkaian aksi untuk mencapai suatu tingkat/standar tertentu. Pencapaian atas aksi-aksi tersebut diukur dengan indikator.
INDIKATOR, STANDAR DAN MUTU
-
• Organization and management of health care: Standard Operating Procedures
• Clinical Practices: Clinical Practice Guidelines/Standards or Clinical Protocols, and
Care Pathways
• Professional: Competence
Focus of standards
-
Kontroversi/konflik dalam pengembangan standar
sering terjadi, oleh karena istilah standar mempunyai arti kewajiban dan seringkali dianggap bersifat membatasi kebebasan profesi dalam memberikan pelayanan kepada pasien (WHO, 1993)
Sehingga kata standar seringkali diganti istilah panduan
Penjelasan
-
Mengurangi variasi Proses
Menjamin Keselamatan Pasien danPenyedia layanan
Persyaratan disebut Profesional :
MANFAAT
-
Minimal
No service should fall bellow this standard. A “must”, bellow which lies the unacceptable
Achievable
The best level of service that can be achieve. Represent a degree of excellence
Optimal
The level of performance achieve by the top quartile of service
Level Standard
-
JENIS STANDARISASI PELAYANAN KESEHATAN
-
External Standards
Developed by people/organization outside the health care facility.
Example: accreditation, licensing,
Internal Standards
Developed by the health care facility itself based on evidence, references, and the conditions of the organization
Example: hospital standards
Jenis Standard (Burril and Ledolter)
-
Jenis Standard
-
Sistem manajemen manajemen mutu yang berlaku
Secara internasional adalah ISO 9000 (The International Organization for Standardization
Tujuan ISO adalah mengembangkan dan mempromosikan standar standar yang berlaku secara internasional
ISO 9000
-
Keuntungan internal
Fondasi meningkatkan mutu dalam TQM
Keuntungan external
ISO 9000
-
1. Rasionalisasi Proses-proses di RS/PKM
Menghemat biaya dan memperbaiki profitabilitas
Memaksimalkan Sumberdaya RS/PKM
2. Memperbaiki Sistem Mutu
Sistim dokumentasi prosedur & pedoman kerja yang rapi:
i. Persetujuan, penerbitan, distribusi, revisi & pemusnahan
ii. Disiplin dalam pencatatan & pelaporan hasil kerja
iii. Sistim filing yang rapi
3.Kerapihan lingkungan kerja
KEUNTUNGAN INTERNAL
-
4.Uraian tugas, tanggung jawab & wewenang yang jelas & rapi
5.Kejelasan sasaran & target kinerja yang harus dicapai oleh masing masing bagian / karyawan
6.Tindak lanjut hasil rapat & program program perbaikan akan termonitor dengan baik
KEUNTUNGAN INTERNAL
-
7.Semua karyawan harus bekerja sesuai prosedur
Kepatuhan terhadap prosedur akan selalu diperiksa selama audit ISO
Karena sangat patuh terhadap prosedur, kemungkinan kesalahan & komplain bisa dikurangi
8. Memastikan sistem mutu digunakan terus
Melalui Audit Mutu Internal secara berkala, teamwork & komunikasi internal akan diperbaiki
KEUNTUNGAN INTERNAL
-
9. Pengertian & kesadaran mutu menyeluruh
Meningkatkan kesadaran karyawan tentang arti mutu & kepuasan pelanggan
KEUNTUNGAN INTERNAL
-
1.Bersaing di semua pasar
Meminimalkan Audit berulang
2.Peningkatan citra rumah sakit dalam hal mutu pelayanan
3.Memperkuat kepercayaan Customer dan Supplier
Cocok dengan Customer Yang meminta persyaratan ISO 9000
Meningkatkan mutu subkontraktor dan supplier
KEUNTUNGAN EKSTERNAL
-
4.Keyakinan pasar akan akurasi peralatan & hasil pemeriksaan laboratorium
5.Calon pelanggan korporat/perusahaan merasa lebih aman & terjamin tentang sistim manajemen rumah sakit/Puskesmas
Kerja departemen marketing akan lebih mudah
6.Calon pasien merasa lebih terjamin & mengurangi keragu-raguan-nya dalam memilih fasilitas pelayanan kesehatan
KEUNTUNGAN EKSTERNAL
-
Orientasi Pelanggan Keuntungan Pasar Pengakuan Kepercayaan Konsistensi Mutu Aspek Legal Peningkatan Produktivitas Meningkatkan kinerja keuangan Terdokumentasi Kemampuan organisasi Pengembangan SDM Pemantauan Peningkatan potensi Organisasi
Keuntungan Penerapan Standarisasi
-
Costumer Focus -> Pelanggan adalah Raja
Leadership
Involvement of People -> SDM adalah Aset Organisasi
Process Approach
System Approach to Management
Continual Improvement
Factual approach to decision making -> Berbasis Data
Mutually beneficial supplier relationships
Prinsip Manajemen Mutu
-
ISO 9000 DAN AKREDITASI RS/PKM
ISO 9000
Standar Internasional
Bersifat generik
Merupakan Platform untuk standar Lainnya
Mengutamakan Kepuasan Customer
Rinci dalam Teknik Dokumentasi
AKREDITASI
Standar Nasional
Khusus untuk RS/PKM
Dapat berdampingan dengan standar Lain
Mengutamakan Keberhasilan Pelayanan Medis
Tidak Mensyaratkan Teknik Dokumentasi
-
RS/PKM yang sudah mendapat sertifikasi ISO 9000
menghemat biaya dan waktu untuk audit lainnya
ISO 9000 memudahkan memperoleh sertifikat akreditasi rumah sakit/PKM
ISO 9000 tidak menggantikan Standar Akreditasi Rumah Sakit/PKM
Korelasi ISO 9000 & Akreditasi
-
ISO 9000 meningkatkan mutu dan mencegah
turunnya mutu Rumah Sakit/PKM
ISO 9000 merupakan dasar bagi peningkatan mutu selanjutnya
ISO 9000 meningkatkan daya saing di pasar nasional dan internasional
ISO 9000 saling melengkapi dengan Akreditasi Rumah Sakit/PKM
Korelasi ISO 9000 & Akreditasi
-
Baldrige Health Care Criteria for Performance Excellence improve
healthcare quality