Disusun oleh:Afrianto Budi P, SS MM
(dari berbagai sumber)
Soal-Jawaban
101: PRAKTEK ASURANSI2006 s.d. September 2013
Disusun untuk ujian CGI sebagai syarat mengikutiSertikasi Prosiensi LSPP AAMAI 2014
Persiapan Ujian LSPP AAMAI - Maret 2014
www.akademiasuransi.org Sekedar Catatan Belajar by: Afrianto Budi P, SS MM 1 of 83 UJian CGI & LSPP AAMAI Edisi April 2014
KATA PENGANTAR
Mulai tahun 2014, Gelar profesi ujian Asuransi untuk gelar AAAIK dan AAIK sudah tidak
diselenggarakan lagi oleh Asosiasi Ahli Manajemen Asuransi Indonesia (AAMAI), namun akan
diadakan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi Profisiensi AAMAI (LSPP AAMAI). Menanggapi hal
tersebut, saya berusaha menyusun kembali Buku Kumpulan Soal – Jawaban LSPP AAMAI 103
(atau dengan kode baru K.651210.101.01) yang bertopik “Praktik Asuransi” untuk ujian CGI
sekaligus ujian LSPP AAMAI.
Buku Kumpulan Soal Jawaban LSPP AAMAI 101: Praktek Asuransi ini disajikan untuk persiapan
ujian CGI Januari dan Maret 2014, sekaligus untuk LSPP AAMAI bulan Maret 2014. Kumpulan Soal
Jawaban AAMAI 101: Praktek Asuransi ini diambil dari berbagai sumber lalu dikembangkan
sesuai dengan pengetahuan saya yang terbatas. Saya tegaskan bahwa Buku Kumpulan Soal
Jawaban AAMAI 101: Praktek Asuransi dibuat untuk kepentingan saya sendiri dalam menjalani
ujian AAAIK. Maka mohon maaf apabila Buku Kumpulan Soal Jawaban AAMAI 101: Praktek
Asuransi ini mirip dengan buku kumpulan soal jawaban yang pernah Anda lihat, karena
merupakan pengembangan dan modifikasi sesuai dengan pemahaman saya.
Meskipun buku Buku Kumpulan Soal Jawaban AAMAI 101: Praktek Asuransi merupakan panduan
belajar pribadi, sangat senang apabila kumpulan soal yang saya susun ini dapat bermanfaat bagi
teman-teman. Terimakasih untuk para pengguna website www.akademiasuransi.org dan para
pelanggan artikel harian yang bisa didapat dengan memasukkan email melalui kotak pelanggan
feed burner. Saya berharap bahwa website tersebut tidak hanya menjadi website pribadi,
melainkan berguna bagi masyarakat banyak. Buku ini diterbitkan untuk memperkaya konten
www.akademiasuransi.org sebagai media belajar asuransi online terbesar di dunia.
Terimakasih untuk sumbangan materi dan juga semangat untuk penerbitan buku ini. Kebaikan
Anda sangat bermanfaat untuk pengembangan website www.akademiasuransi.org dan buku-
buku yang akan terus diterbitkan satu demi satu. Segala kritik dan saran sungguh saya harapkan.
Jakarta, 4 Januari 2014
Salam,
Afrianto Budi Purnomo, SS MM
www.akademiasuransi.org Sekedar Catatan Belajar by: Afrianto Budi P, SS MM 2 of 83 UJian CGI & LSPP AAMAI Edisi April 2014
BAB I: RELATIONSHIP BETWEEN RISK AND
INSURANCE
1.1. Uraikan 3 (tiga) komponen utama yang terdapat dalam definisi Risiko (Mar 2008 No. 1, Sept
2009 No. 1, Mar 2012 No. 1)
Jawaban:
Risiko adalah kemungkinan terjadinya sesuatu yang tidak menguntungkan
Risiko adalah satu kombinasi dari bahaya- bahaya
Risiko adalah sesuatu yang tidak dapat diduga kecenderungan membawa hasil yang
berbeda dengan hasil yang diduga sebelumnya
Risiko adalah ketidakpastian kerugian
Risiko adalah kemungkinan kerugian
Dari definisi di atas, ketidakpastian (uncertainty) lebih difokuskan menjadi definisi dari risiko
sesuai dengan praktek asuransi sehari -hari.
1.2. Uraikan pengertian uncertainty sebagai salah satu komponen utama dalam definisi risiko
(Sept 2013, No. 1).
Jawaban:
UNCERTAINTY (ketidakpastian):
Ketidak-pastian berarti sesuatu keraguan tentang waktu yang akan datang didasarkan pada
kurang pengetahuan, ketidaksempurnaan dan pengetahuan.
Dalam hal ini, uncertainty terjadi tanpa memandang apakah keraguan tersebut sudah
diketahui sebelumnya oleh orang yang terlibat didalamnya.
1.3. Uraikan 2 (dua) jenis attitude seseorang terhadap risiko (Mar 2013 No. 1).
Jawaban:
Perilaku risiko (risk atitude) seseorang atau institusi mempengaruhi keputusan yang hendak
diambil terhadap risiko yang dihadapi.
Ada tiga sikap yang mungkin terhadap resiko, yaitu:
1) Menghindari resiko
2) Sikap netral terhadap resiko
3) Preferensi akan resiko
1) Penghindaran resiko, mencirikan pada individu yang lebih menyukai untuk menghindari
atau meminimumkan resiko.
- Penghindaran resiko merupakan preferensi pada proyek-proyek yang beresiko rendah untuk
mengurangi potensi kerugian.
www.akademiasuransi.org Sekedar Catatan Belajar by: Afrianto Budi P, SS MM 3 of 83 UJian CGI & LSPP AAMAI Edisi April 2014
2) Netralitas resiko, mencirikan para pengambil keputusan yang berfokus pada pengembalian
yang diperkirakan dan mengabaikan penyebaran pengembalian
- Penilaian proyek berdasarkan pengabdian yang diperkirakan, bukan resiko.
3) Pencarian resiko, mencirikan para pengambil keputusan yang lebih menyukai resiko.
- Preferensi pada proyek-proyek yang beresiko tinggi untuk meningkatkan potensi perolehan.
1.4. Uraikan perbedaan antara profil risiko high frequency - low severity dengan low frequency
high severity. (Mar 2009 No. 1)
Jawaban yang disarankan:
High frequency - low severity
Risiko yang frekuensi terjadinya tinggi (tingkat keseringannya tinggi), namun dampak kerugian
yang ditimbulkan rendah. Misalnya:
Pencopetan
Kebocoran beras dalam karung sewaktu proses bongkar muat sebagai kargo
Semakin sering terjadi, risiko semakin dapat diprediksi hasilnya; semakin berkurang tingkat
ketidakpastiannya, semakin tidak dapat diprediksi hasilnya. Risiko semacam ini lebih
disarankan untuk dikelola sendiri daripada diasuransikan
Low frequency - high severity
Risiko yang frekuensi terjadinya rendah (jarang), namun dampak kerugian yang ditimbulkan
tinggi. Misalnya :
Kecelakaan pesawat terbang
Letusan gunung berapi
Karena jarang terjadiya maka lebih sulit untuk diprediksikan hasilnya
1.5. Dalam kaitan dengan tingkat risiko, uraikan : (Mar 2013 No. 10)
a. relevansi frequency dan severity terhadap pengukuran tingkat risiko
b. 2 (dua) bentuk profil frequency dan severity c. Pentingnya profil frekuensi dan severity bagi penanggung
Jawaban yang disarankan:
a. relevansi frequency dan severity terhadap pengukuran tingkat risiko
Frekwensi adalah kombinasi kemungkinan terjadi kejadian sedangkan severitas
adalah besarnya kerugian bila terjadi. Dalam contoh diatas, rumah yang berada
dekat sungai, frekwensi terjadinya banjir akan lebih besar dari rumah di lereng bukit.
Sedangkan rumah yang dilereng bukit bila terjadi banjir akan lebih besar kerugiannya
dari pada rumah dekat sungai (severitas).
Shop-lifting (Pengutilan) adalah contoh atas risiko dengan berfrekwensi tingi. Di
banyak toko frekwensi atas pengutilan sangat tinggi. Risiko pengutilan dapat
diprediksi dalam arti pemilik toko dapat mengetahui berapa banyak barang tertentu
yang dicuri setiap tahunnya sehingga ketidakpastian bisa dikurangi atas frekwensi
www.akademiasuransi.org Sekedar Catatan Belajar by: Afrianto Budi P, SS MM 4 of 83 UJian CGI & LSPP AAMAI Edisi April 2014
kejadian. Perusahaan asuransi dapat memprediksi kejadian lebih akurat, bila
frekwensi kejadian tinggi. Artinya besarnya premi yang akan dibayar lebih besar dari
pada risiko yang frekwensinya rendah.
Hubungan antara Frekwensi dengan tingkat keparahan (Frequency dan Severity)
risiko dalam asuransi, menyatakan bahwa :
Pada Frequency tinggi, umumnya mempunyai nilai kerugian yang rendah.
Pada Frekwensi rendah, umumnya dengan nilai kerugian yang besar.
b. 2 (dua) bentuk profil frequency dan severity
o High frequency – low severity: kerugian kebakaran pada rumah-rumah tinggal
o Low frequency – high severity: Kerugian kebakaran pada bangunan-2 pabrik.
c. Pentingnya profil frekuensi dan severity bagi penanggung
Dengan melihat profil frekuensi dan severity, penanggung dapat melakukan:
1. Identifikasi risiko
2. Evalasi risiko
3. Pengendalian risiko
1.6. Dalam kaitan dengan hazard (Mar 2008 no 11, Sept 2009 No. 11, Mar 2011 No. 14)
a. Jelaskan perbedaan antara perils dan hazard
b. Jelaskan perbedaan antara physical hazard dan moral hazard
c. Sebutkan masing-masing 2(dua) contih physical hazard dalam asuransi:
Harta Benda
Tanggung Gugat
Kendaraan bennotor
d. Sebutkan 3(tiga) contoh moral hazard
Jawaban yang disarankan:
a. Perbedaan antara perils dan hazard
Peril adalah penyebab kerugian, sesuatu yang akan menimbulkan kerugian. Peril sering
terjadi di luar kontrol seseorang yang mungkin terlibat. Misalnya:
Kebakaran, badai
Gempa, kecelakaan, sakit
Hazard adalah suatu kondisi yang dapat atau meningkatkan kemungkinan kerugian yang
timbul dari peril tertentu
Misalnya:
Sikap sembrono
Jalan rusak
Pekerjaan yang berbahaya
Mesin yang kurang perawatan
b. Perbedaan antara physical hazard dan moral hazard
Physical hazard adalah suatu kondisi fisik yang dapat menambah kemungkinan
terjadinya kerugian. Misalnya:
Bahan bakar, bahan peledak
www.akademiasuransi.org Sekedar Catatan Belajar by: Afrianto Budi P, SS MM 5 of 83 UJian CGI & LSPP AAMAI Edisi April 2014
Kondisi kapal
Konstruksi bangunan
Lokasi
Moral hazard adalah suatu karakter dan tingkah laku individu tertanggung yang dapat
menambah atau menimbulkan kemungkinan kerugian. Misalnya:
Sikap tendensi untuk memperoleh keuntungan dalam asuransi
Sikap sembrono / kurang hati-hati dalam menjalankan pekerjaan
c. Masing-masing 2 (dua) contoh physical hazard dalam asuransi :
Harta Benda
1. Peralatan pengaman
2. Menyimpan bahan berbahaya
3. Konstruksi bangunan
Tanggung Gugat
1 Adanya bahan berbahaya di tempat kerja
2. System kerja yang tidak aman
2 Karyawan kecelakaan akibat tugas dari majikannya
3 Dekat dengan properti atau fasilitas umum
Kendaraan bermotor
1. Usia kendaraan
2. Kendaraan pribadi atau komersial
d. Sebutkan 3(tiga) contoh moral hazard
Kurangnya kesadaran Tertanggung untuk menjaga keselamatan objek pertanggungan
Ketidakjujuran Tertanggung
Kurangnya kebersihan
Tidak adanya larangan merokok
1.7. Uraikan pengertian physical hazard dan moral hazard; masing-masing disertai satu contohnya.
(Mar 2006 No. 2; Sept 2007 No. 6; Mar 2009 No. 2)
Jawaban yang disarankan:
Physical hazard
Risiko yang berkaitan dengan karakter fisik suatu objek asuransi, contohnya:
Pada asuransi harta benda : jenis konstruksi bangunan
Pada asuransi tanggung gugat : adanya bahan-bahan yang berbahaya di lingkungan kerja
Moral hazard
Risiko yang berkaitan dengan perilaku atau sikap atau karakter Tertanggung, contohnya:
kurangnya kesadaran Tertanggung untuk menjaga keselamatan objek asuransi,
ketidakjujuran Tertanggung
Kecerobohan dan kekuranghati-hatian
www.akademiasuransi.org Sekedar Catatan Belajar by: Afrianto Budi P, SS MM 6 of 83 UJian CGI & LSPP AAMAI Edisi April 2014
1.8. Uraikan dasar penghitungan rateable proportion dalam asuransi harta benda (Sept 2013, No.
5)
Jawaban:
Perhitungan rateable proportion dapat dibagi dua cara, yaitu proporsi terhadap harga
pertanggungan dan limit of liability
1.Proporsi terhadap harga pertanggungan
Contoh:
Polis A HP : Rp 1 M
Polis B HP : Rp 2 M
Polis C HP : Rp 3 M
Polis A bayar : Rp 1 M X Loss
Rp 1 M + Rp 2 M + Rp 3 M 1
Dan seterusnya untuk polis B & C
2.Proporsi terhadap liability atas loss
Contoh :
Loss Rp 1,5 M; Liability A Rp 0,5 M; Liability B Rp 1 M; Liability C Rp 1 M
Setelah dikenakan average:
Polis A membayar :
Rp 0,5 M X Rp 1,5 M = Rp 0,3 M
Rp 0,5 M + Rp 1 M + Rp 1 M 1
Dst untuk polis B dan C. Pendekatan ini disebut “The Independent Liability Method”
1.9. Uraikan hubungan antara peril dan hazard disertai contohnya (Mar 2008 No. 2; Sept 2006 No.
5; Mar 2010 No. 1)
Jawaban: Lihat atas
1.10. Jelaskan perbedaan antara: (Sept 2006 No. 12; Sept 2007 No. 11; Sept 2008 No. 9, Mar 2013
No. 9)
a. Risiko financial dan non financial
b. Risiko mumi dan spekulatif
c. Risiko fundamental dan parikular
Jawaban:
a. Risiko financial dan non financial
Financial Risk adalah satu risiko yang terjadi yang menimbulkan kerugian dapat diukur dengan
uang. Contohnya, risiko terjadi pencurian, kebakaran dan kehilangan keuntungan setelah
kebakaran.
www.akademiasuransi.org Sekedar Catatan Belajar by: Afrianto Budi P, SS MM 7 of 83 UJian CGI & LSPP AAMAI Edisi April 2014
Non financial risk : Dalam situasi lain, pengukuran dengan uang adalah tidak mungkin.
Contohnya risiko ketika terjadi salah memilih karir, salah memilih pasangan atau teman hidup
dan juga menyesal karena telah mengadopsi anak.
b. Risiko murni dan spekulatif
Risiko Murni (pure risk)
Terdapat kemungkinan hasil berupa kerugian, atau setinggi-tingginya berupa situasi impas
(break event); Hasil bisa merugikan bagi kita, atau menempatkan kita pada posisi yang sama
seperti yang kita nikmati sesaat sebelum terjadinya suatu peristiwa.
Risiko ini umumnya dapat diasuransikan.
Contohnya: risiko kecelakaan lalu lintas, risiko kebakaran, dll
Risiko Spekulatif (Speculative risk)
Selain kerugian dan impas, juga terdapat kemungkinan untuk mendapatkan keuntungan (gain)
Risiko ini umumnya tidak dapat diasuransikan
Misalnya: risiko investasi
c. Risiko fundamental dan partikular
Risiko partikular
Risiko yang berasal dari suatu pihak/seseorang dan efeknya dirasakan hanya oleh orang/pihak
tertentu. Risiko ini jauh lebih bersifat personal, baik dari segi penyebab maupun akibatnya
Contoh : kebakaran, pencurian, kecelakaan ke1j a, kecelakaan lalu lintas
Risiko fundamental
Risiko yang timbul dari sebab-sebab di luar kendali suatu individu atau sekelompok individu;
efeknya dirasakan oleh sejumlah besar orang
Contoh: gempa bumi, banjir, kelaparan, letusan gunung berapi, tsunami, perubahan sosial,
intervensi politik, perang
1.11. Uraikan perbedaan antara pure risk dan speculative risk. (Mar 2007 No. 1; Mar 2008 No. 3;
Sept 2009 No. 2)
Jawaban: Lihat atas
1.12. Uraikan perbedaan antara risiko Financial dan non Financial (Sept 2011 No. 1)
Jawaban: Lihat atas
1.13. Uraikan perbedaan antara risiko partikular dan fundamental (Mar 2009 No. 3)
Jawaban: Lihat atas
www.akademiasuransi.org Sekedar Catatan Belajar by: Afrianto Budi P, SS MM 8 of 83 UJian CGI & LSPP AAMAI Edisi April 2014
1.14. Uraikan pengertian risiko fundamental dan alasan mengapa pada umumnya jenis risiko
tersebut dikecualikan dalam polis asuransi. (Sept 2012 No. 1)
Jawaban: Lihat atas
1.15. Jelaskan (Mar 2009 No. 10)
a. perbedaan antara:
Risiko financial dan non financial
Risiko mumi dan spekulatif
Risiko fundamental dan partikular
b. Risiko-risiko mana saja yang secara umum dapat diasuransikan
Jawaban:
a. Jawaban lihat di atas
b. Risiko-risiko mana saja yang secara umum dapat diasuransikan
1. Pure risk (risiko mumi)
2. Risiko partikular
3. Risiko finansial
Perluasan :
Risiko fundamental
Uraian lihat di atas
1.16. Disadari atau tidak, dampak dari terjadinya risiko mengakibatkan kerugian besar. Hal ini
dapat dilihat dari 3 hal, yaitu:
Jawaban:
frekuensi risiko
besarnya kerugian yang ditimbulkan (severitas)
Human cost (penderitaan)
1.17. Uraikan 3 (tiga) faktor penilaian atas suatu risiko dalam proses underwriting (Sept 2013, No 7)
Jawaban:
frekuensi risiko
besarnya kerugian yang ditimbulkan (severitas)
Human cost (penderitaan)
www.akademiasuransi.org Sekedar Catatan Belajar by: Afrianto Budi P, SS MM 9 of 83 UJian CGI & LSPP AAMAI Edisi April 2014
1.18. Dalam kaitan dengan manajemen risiko: (Mar 2010 No. 10)
a. Uraikan pengertian manajemen risiko
b. Jelaskan 4 (empat) unsur penting yang terkandung dalam pengertian manajemen risiko
c. Uraikan pengendalian risiko secara:
1. Fisik
2. Finansial
Jawaban:
a. Pengertian Manajemen risiko
Suatu proses identifikasi, analisa, dan pengendalian secara ekonomis atas risiko-risiko
yang membahayakan aset atau kemampuan menghasilkan pendapatan dari suatu usaha
(enterprise)
b. 4 (empat) unsur penting yang terkandung dalam pengertian manajemen risiko
1. identifikasi risiko
Mengenali potensi dan ancaman-ancaman tersebut dalam menghancurkan
perusahaan dan stake holder perusahaan
Mengenali frekuensi terjadinya risiko
2 Evaluasi / analisa risiko
Menilai risiko yang dapat ditanggung perusahaan dan risiko yang tidak dapat
ditanggung oleh perusahaan
3 Kontrol risiko dan dampaknya
Mengambil tindakan alas risiko yang tidak dapat ditanggung perusahaan:
a) Dengan mengurangi freknensi risiko
b) Dengan mengurangi dampak atas karyawan, pengoperasian, dan keuangan
c) Mentransfer risiko kepada perusahaan lain
d) Mempersiapkan contingency Plan
4 Mengupdate dan memelihara tingkat risiko yang diterima untuk perkembangan &
perubahan perusahaan, Mengkomnnikasikan informasi tentang risiko kepada semua
pihak yang berkepentingan.
c. Pengedalian risiko secara
1. Fisik
Ada 2 cara pengendalian fisik;
(1) Eliminasi
Loss prevention dapat dilakukan dengan mengeliminasi risiko.
Contohnya:
Usahawan yang ingin membuat pabrik baru pasti akan berhadapan
dengan suatu risiko. Risiko tersebut bisa dieliminasi dengan tidak
membuat pabrik baru.
Meski demikian, dalam bisnis, tidak semua risiko bisa dihilangkan.
Contohnya:
www.akademiasuransi.org Sekedar Catatan Belajar by: Afrianto Budi P, SS MM 10 of 83 UJian CGI & LSPP AAMAI Edisi April 2014
seperti pabrik di atas, walaupun ada risiko terbakar, namun karena
seluruh nasib perusahaan tergantung pada pabrik baru tersebut
dan karenanya pabrik tersebut harus dibangun, maka berarti risiko
terhadapnya tidak bisa dieliminasi seluruhnya. Namun, bisa
diminimisasi dengan membangun pabrik di tempat yang
aman/tidak rawan kebakaran.
(2) Minimisasi
Ada 2 cara:
pre loss minimisation
Dampak dari kerugian diantisipasi dan langkah-langkah yang diambil
adalah untuk meyakinkan bahwa frekuensi dan severity-nya telah ditekan
seminimum mungkin.
Contoh : penggunaan sabuk pengaman di mobil pribadi, penempatan
penjagaan mesin-mesin berbahaya untuk mengantisipasi
kecelakaan pekerja, dsb.
post loss minimisation
Bahkan setelah risiko terjadi, masih ada langkah-langkah yang dapat
diambil untuk meminimumkan kerugian.
Contoh : menyelamatkan barang pada saat kebakaran dan harta benda
lain yang memiliki nilai sisa dapat dijual untuk mengurangi
kerugian, sprinkler untuk meminimalkan dampak kebakaran.
2. Finansial
Ada 2 cara pengendalian finansial:
(1) Retensi
Tujuan asuransi adalah untuk mengalihkan risiko yang tidak dapat
diperkirakan. Namun bila berdasarkan pengalaman tingkat risiko dapat
diperkirakan, jumlah perkiraan tersebut bisa diantisipasi dan ditanggung
sendiri. Kerugian yang dapat diperkirakan tersebut dapat dibayar dari
penghasilan saat itu dan dibebankan sebagai biaya produksi. Alternatif
lainnya adalah diadakan dana terpisah yang dibentuk untuk mengatasinya
atau untuk risiko-risiko lain yang dapat ditanggung sendiri (retain)
sepenuhnya.
Macam-macam cara retensi:
full; risiko ditanggung sendiri, tidak melibatkan pihak lain sebagian;
semacam perlakuan deductible, di mana lebih dari jumlah tertentu
ditanggung pihak lain/asuransi.
sebagian yang bukan deductible; di mana risiko tertentu tidak
diasuransikan, tapi risiko yang lain diasuransikan.
captive; mendirikan perusahaan asuransi sendiri dengan tujuan
untuk mengelola risiko usahanya sendiri
www.akademiasuransi.org Sekedar Catatan Belajar by: Afrianto Budi P, SS MM 11 of 83 UJian CGI & LSPP AAMAI Edisi April 2014
(2) Transfer
Metode ke-2 adalah di mana perusahaan mengalihkan dampak
kerugian kepada organisasi I perusahaan lain. Contohnya adalah
asuransi atau kontrak sewa rumah di mana pemilik mengalihkan
tanggung jawab atas bangunan tersebut kepada penyewa.
Tendensi dalam beberapa tahun mendatang adalah untuk retain risiko
yang memiliki high frequency, low severity dan me-retain sebagian dari
kerugian yang besar dengan deductible atau captive insurance.
1.19. Uraikan 2 (dua) aspek utama dalam pengukuran tingkat risiko. (Sept 2012 No. 2)
Jawaban: penjelasan lihat atas
1.20. Uraikan pengertian manajemen risiko. (Mar 2007 No. 2; Mar 2008 No. 4)
Jawaban: lihat atas
1.21. Uraikan pengertian manajemen risiko dan 3 (tiga) manfaat utama bagi perusahaan. (Sept
2013, No. 1)
Jawaban:
Manajemen risiko adalah suatu proses identifikasi, analisa, dan pengendalian secara ekonomis
atas risiko-risiko yang membahayakan aset atau kemampuan menghasilkan pendapatan dari
suatu usaha (enterprise)
Manfaat utama bagi perusahaan:
a) Manajemen resiko dapat mencegah perusahaan dari kegagalan, sebagian besar
hancurnya fasilitas yang dapat menyebabkan perusahaan ditutup,jika perusahaan belum
ada kesiapan ,belum ada kesiap sediaan menghjadapi musibah itu,manajemen resiko
tersebut perusahaan dapat terhindar dari keancuran.
b) Oleh karena laba data ditingkatkan dengan jalan mengurangi pengeluaran,maka
manajemen resiko menunjang secara langsung peningkatan laba misalnya : manajemen
resiko dapat mengurangi pengeluaran dengan jalan mengurangi resiko kerugian
perusahaan.
c) Manajemen resiko dapat menyumbang secara tidak langsung laba sedikitnya dengan
cara” berikut :
1. Jika sebuah perusahaan memanajeri resiko murninya dengan berhasil, maka
manajer akan bersikap tenang dan percaya diri dan membuka pikiran untuk
menyelidiki resiko spekulatif
2. Dengan membebaskan manajer umum dari memikirkan aspek resiko murni dari
proyek yang bersifat spekulatif, maka menejemen resiko dalam hal ini menunjang
peningkatan kualitas keputusan yang diambil
3. Bila keputusan telah diambil untuk menerima proyek yang bersifat spekulatif,
maka penanganan resiko spekulatif lebih efisien.
www.akademiasuransi.org Sekedar Catatan Belajar by: Afrianto Budi P, SS MM 12 of 83 UJian CGI & LSPP AAMAI Edisi April 2014
4. Manajemen resiko dapat mengurangi fluktuasi laba tahunan dan aliran kas.
5. Melalui persiapan sebelumnya, manajemen resiko dalam banyak hal dapat
membuat perusahaan melanjutkan kegiatannya walaupun telah mengalami
kerugian, jadi dengan demikian mencegah langganan pindah kepesaing.
d) Adanya ketenangan pikiran bagi manajer yang disebabkan oleh adanya perlindungan
terhadap resiko murni, merupakan harta non material bagi perusahaan itu.
e) Manajemen resiko melindungi perusahaan dari resiko murni ,dan karna kreitur pelanggan
dan pemasok lebih menyukai perusahaan yang dilindungi maka secara tidak langsung
menolong meningkatkan public image.
1.22. Uraikan perbedaan antara pre-loss risk reduction dengan post-loss risk control, masing-masing
disertai satu contohnya. (Mar 2012 No. 3)
Jawaban: lihat atas
1.23. Uraikan pengertian economic control pada pengendalian risiko (Okt 2010 No. 2)
Jawaban: lihat atas
1.24. Dalam kaitan dengan manajemen risiko: (Sept 2008 No. 10)
a. 2(dua) hal terpenting agar proses identifikasi risiko lebih efektif
b. Pengendalian risiko secara
Fisik
Finansial
Jawaban:
a. 2 (dua) hal terpenting agar proses identifikasi risiko lebih efektif
1. Di sini risiko dipandang dari cakupan yang luas, tidak terbatas pada risiko risiko yang
dapat diasuransikan.
2. Dengan menggunakan alat-alat indentifikasi risiko, langkah-langkah diambil untuk
melihat se/uruh aspek yang dapat menyebabkan perusahaan menderita kerugian.
b. Pengedalian risiko secara
Fisik
Finansial
Jawaban : silakan lihat di atas
TAMBAHAN: JAWABAN
Teknik-teknik identifikasi risiko:
a. Bagan organisasi
Bagan ini menunjukkan struktur organisasi perusahaan secara keseluruhan. Bagan ini
memperlihatkan hubungan antar personil sehingga dapat memperlihatkan kelemahan
www.akademiasuransi.org Sekedar Catatan Belajar by: Afrianto Budi P, SS MM 13 of 83 UJian CGI & LSPP AAMAI Edisi April 2014
kelemahan dalam struktur organisasi yang dapat menimbulkan masalah bagi risk
management.
Contoh:
- pembagian tugas tidak memadai
- ability personil/kompetensi
Juga digunakan untuk melihat apakah bagan organisasi sudah sesuai untuk diterapkan di
perusahaan tersebut atau belum.
b. Flow chart
Flow chart ini berguna untuk perusahaan - perusahaan di mana sistem produksinya
melibatkan proses dari bahan baku sampai menjadi barang jadi. Flow chart menunjukkan
aliran (flow) operasi perusahaan serta dapat menunjukkan masalah masalah yang
disebabkan oleh kejadian-kejadian yang tidak nampak.
c. Check List
Merupakan daftar pertanyaan tentang masing-masing bagian dalam perusahaan.
Contoh klasifikasi risiko yang ditanyakan dalam check list:
Risiko langsung
(direct)
Kebakaran, erosi, peledakan, fraud, kerusakan struktural, perang
Akibat-akibat Loss of profit akibat kebakaran, pencurian, pemogokan karyawan
Sosial Moral liability, tekanan pelanggan
Hukum Civil liabilities, statutory liability, contractual liability
Politik lntervensi pemerintah, denda, peraturan pemerintah asing
Keuangan Ramalan inflasi yang tidak memuaskan, keputusan marketing yang
salah
1.25. Uraikan 2 (dua) bentuk cost of risk akibat terjadinya suatu peristiwa risiko (Mar 2011 No. 2)
Jawaban: lihat financial risk
Tambahan :
Cost of risk adalah pengukuran kuantitatif dari total biaya (kerugian, biaya pengendalian risiko,
biaya risiko pembiayaan, dan biaya administrasi) yang berhubungan dengan fungsi
manajemen risiko, dibandingkan dengan penjualan bisnis, aset, dan jumlah karyawan. Tujuan
dari perbandingan seperti ini adalah untuk menentukan apakah biaya total fungsi manajemen
risiko meningkat, menurun, atau tetap konstan sebagai fungsi kegiatan ekonomi bisnis.
Setelah pengukuran kuantitatif telah diturunkan, perbandingan dapat dibuat antara COR
bisnis itu dan Cors kelompok rekan-nya. Selain itu, COR akan memungkinkan bisnis untuk
fokus pada bidang operasi yang akan memiliki jangka panjang terbesar efek pada biaya total
fungsi manajemen risiko.
1.26. Uraikan 4 (empat) kekurangan dari statistik kerugian dalam mengukur besarnya cost of risk.
(mar 2012 no 2)
www.akademiasuransi.org Sekedar Catatan Belajar by: Afrianto Budi P, SS MM 14 of 83 UJian CGI & LSPP AAMAI Edisi April 2014
Jawaban:
1. Tidak semua risiko dapat diasuransikan, hanya pure risk yang dapat diasuransikan.
2. Asuransi hampir selalu tidak mampu memberi penggantian secara sempurna yang
dapat mengembalikan posisi keuangan pemegang polis ke posisi semula sebelum
terjadinya kerugian.
Hal ini disebabkan karena adanya under insurance dan penerapan limitation of
indemnity, yaitu:
• Sum insured
• Average karena adanya under insurance
• Excess
• Franchise
• Limits of liability (misalnya pada TPL)
• Deductible
3. Pembayaran premi, baik dalam hal jumlah maupun waktu pembayarannya, juga tidak
selalu dapat dipastikan. Hal ini terjadi jika premi ditetapkan secara retrospective
(misalnya dalam asuransi cash in transit dan stock insurance). Selain itu, adanya faktor
inflasi juga dapat menyebabkan premi di masa datang berbeda dengan premi
ditetapkan pada masa sekarang.
4. Bila terjadi kataspohik atau risiko yang jarang terjadi tetapi mempunyai severity yang
besar
1.27. Uraikan pengendalian risiko secara Financial . (Mar 2006 No. 1)
Jawaban: lihat atas
1.28. Dalam kaitan dengan manajemen risiko: (Sept 2007 No. 9)
a. Uraikan pengertian Manajemen risiko
b. Pengedalian risiko secara
1. Fisik
2. Finansial
Jawaban: lihat atas
1.29. Dalam kaitan dengan self-insurance. (Mar 2006 No. 9)
a. Jelaskan alasan seseorang melakukannya
b. Sebutkan 6 (enam) keuntungannya
c. Sebutkan 6 (enam) kemgiallllya
Jawaban:
a. Alasan self-insurance antara lain: (Bobot 30%)
Sebagai alternatif pembelian asuransi
Sebagai tambahan di mana first layer atau proporsi dari suatu klaim tidak
diasuransikan dalam pasar konvensional
www.akademiasuransi.org Sekedar Catatan Belajar by: Afrianto Budi P, SS MM 15 of 83 UJian CGI & LSPP AAMAI Edisi April 2014
Mereka merasa cukup kuat secara finansial untuk menanggung kerugian kerugian
tersebut
Biaya untuk itu, dengan cara memupuk dana, lebih rendah dibanding tingkat premi
komersial tidak harus menanggung biaya administrasi dan laba perusahaan asuransi
Exposure-nya terhadap kerugian melibatkan kejadian dalam jumlah yang banyak
tapi dengan tingkat kerugian yang cukup rendah (high frequency - low severity)
kerugiannya cukup dapat diprediksi (predictable)
b. Keuntungannya adalah sebagai berikut (Bobot 35%)
Premi lebih murah
Bunga basil investasi dana menjadi milik mereka sendiri
Biaya preminya tidak mengalami kenaikan akibat pengalaman klaim yang bumk dari
perusahaan lain
Terdapat insentif langsung untuk memperkecil dan mengendalikan risiko kerugian
Tidak akan ada perselisihan timbul dengan perusahaan asuransi tentang klaim
Mereka, sebagai organisasi yang besar pada umumnya, telah memiliki personel
bidang asuransi yang berkualifikasi untuk mengelola dana tersebut
Keuntungan dari dana tersebut dimasukkan dalam pembukuan mereka
c. Kerugiannya adalah sebagai berikut (Bobot 35%)
Sebuah kerugian katastropis dapat terjadi, menghabiskan seluruh dana yang
tersedia dan mungkin mengakibatkan organisasi/perusahaan tersebut dilikuidasi
Dampak agregat dari beberapa kerugian dalam satu tahun dapat mempunyai
pengaruh yang sama seperti kerugian katastropis, khususnya pada awal-awal
pemupukan dana tersebut
Modal diikat untuk jangka pendek, sebagai investasi yang mudah dicairkan, mungkin
tidak dapat memberikan imbal hasil sebagus investasi yang lebih baik rentangnya
pada perusahaan asuransi
Mungkin diperlukan peningkatan jumlah staf asuransi yang dipekerjakan dengan
suatu biaya tambahan
Kehilangan kesempatan mendapatkan saran teknis dari perusahaan asuransi dari
wawasan/pengalaman yang lebih luas atas banyak perusahaan dan bidang yang
beragam
Statistik klaim organisasi tersebut dibuat dari dasar yang terlalu sempit untuk suatu
prediksi dapat dibuat dengan mantap atas biaya klaim yang akan datang
Mungkin timbul kritikan dari pemegang saham dan departemen lain:
atas transfer modal yang besar untuk memupuk dana dan atas biaya dividen
tahun tersebut
atas hasil investasi yang rendah dari dana tersebut dibandingkan dengan
hasilyang dapat diperoleh jika jumlah modal tersebut diinvestasikan dalam
bidang produksi organisasi tersebut
Dalam masa tekanan finansial, dapat timbul godaan untuk meminjam dari dana
tersebut, sehingga melemahkan keamanan yang telah diciptakannya
Tekanan dapat terjadi pada manajer dana tersebut, untuk membayar kerugian
kerugian di luar jaminan (pembayaran ex-gratia)
www.akademiasuransi.org Sekedar Catatan Belajar by: Afrianto Budi P, SS MM 16 of 83 UJian CGI & LSPP AAMAI Edisi April 2014
Mengakibatkan berkurangnya dana bagi tujuan yang semula ditetapkan membuat
analisa statistik menjadi lebih sulit
Prinsip dasar asuransi, yaitu penyebaran risiko akan menjadi hilang
Kontribusi yang dibuat ke pundi dana tidak memenuhi syarat sebagai biaya dalam
hal pajak korporasi, sedangkan pembayaran premi diperbolehkan
1.30. Dalam kaitan dengan self insurance: (Mar 2009 No. 9)
a. uraikan perbedaannya dengan non-insurance (Bobot 25%)
b. uraikan alasan suatu organisasi memilih melakukannya (Bobot 25%)
c. sebutkan masing-masing 6 (enam) keunggulan dan kelemahannya (Bobot 50%)
Jawaban:
a. Self insurance
Suatu dana darurat dicadangkan untuk digunakan untuk menutup kerugian akibat
suatu peristiwa; tanpa membeli asuransi
Non-insurance
Tidak ada upaya pencadangan dana darurat maupun pengupayaan proteksi asuransi
untuk menutup kerugian akibat suatu peristiwa
b. Alasan melakukan self-insurance
Merasa sudah cukup besar secara finansial untuk menanggung kerugian-kerugian
tersebut. Biaya untuk penghimpunan dana khusus juga lebih murah dibanding dengan
tingkat premi komersial; karena tanpa beban ongkos administrasi dan profit Perusahaan
asuransi, profil risikonya bersifat high frequency low severity
predictable baginya dan juga bagi Perusahaan asuransi
jika diasuransikan ke perusahaan asuransi, perusahaan asurans1 juga akan
memperhitungkan unsur profit dan biaya administrasi sehingga akan menj adi lebih
mahal dari biaya klaim yang predictable
c. Keunggulan dan kelemahan self insurance: Jawaban : lihat di atas
1.31. Dalam kaitan dengan self insurance: (Mar 2007 No. 9)
a. uraikan pengertian self insurance (bobot 25%)
b. jelaskan alasan suatu organisasi memilih melakukan self insurance (bobot 25%)
c. sebutkan masing-masing 6 (enam) keunggulan dan kelemahannya (bobot 50%)
Jawaban: lihat atas
1.32. Uraikan pengertian Perusahaan asuransi Captive (Mar 2008 No. 5)
Jawaban:
Perusahan asuransi sendiri dengan tujuan untuk mengelola risiko usahanya sendiri
(Lengkapi dengan penjelasan self Insurance di atas)
www.akademiasuransi.org Sekedar Catatan Belajar by: Afrianto Budi P, SS MM 17 of 83 UJian CGI & LSPP AAMAI Edisi April 2014
BAB II: GENERAL NATURE OF INSURANCE
2.1. Jelaskan 7 (tujuh) karakteristik dari risiko yang dapat diasuransikan (insurable risks). (Mar 2007
No. 10; Mar 2006 No. 10; Mar 2010 No. 10)
Jawaban yang disarankan:
(1) Fortuitous
Terjadinya peristiwa / kejadian harus sepenuhnya tidak terduga dan di luar
sepengetahuan Tertanggung
Tidak mungkin untuk mengasuransikan suatu peristiwa yang pasti akan terjadi dan
tidak melibatkan ketidakpastian (uncertainty) kerugian, sehingga tidak berlangsung
pengalihan risiko
Contoh:
keausan (wear and tear) dan depresi
tindakan sengaja Tertanggung
Kedua risiko tersebut tidak dapat diasuransikan.
Catatan: Meskipun kematian adalah suatu peristiwa yang pasti terjadi, namun kapan
terjadinya itu bersifat tidak dapat diduga (fortuitous), maka tetap dapat diasuransikan.
(2) Finansial value
Hakikat asuransi adalah suatu mekanisme pengalihan risiko dan pemberian
kompensasi finansial atas kerugian asuransi tanpa tidak menghilangkan risiko,
tetapi menjamin perlindungan finansial terhadap konsekuensi dari risiko tersebut.
Risiko yang diasuransikan harus menimbulkan suatu kerugian yang dapat diukur
secara finansial
Contoh : segala kerusakan material pada, atau pencurian atas, harta benda
Dalam hal kerugian atau kerusakan harta benda, nilai moneter dari harta benda yang
mengalami kerugian tersebut dapat ditentukan, sehingga kompensasi dapat
diberikan
Semua kerusakan materiil atau pencurian terhadap harta benda termasuk dalam
kelompok ini
Dalam asuransi jiwa, besarnya kompensasi finansial ditetapkan pada awal kontrak
(3) Insurable interest
Hubungan finansial yang diakui secara hukum antara Tertanggung dan obyek
pertanggungan di mana Tertanggung mengambil manfaat jika obyek pertanggungan
tersebut tidak mengalami kerugian atau kerusakan, namun sebaliknya, akan
menderita kerugian atau tanggung jawab yang timbul
Seseorang tidak dapat mengasuransikan harta benda orang lain dengan harapan jika
harta benda tersebut mengalami kerugian atau kerusakan dia akan mendapatkan
kompensasi di luar yang diterima pemilik harta benda tersebut
Demikian juga seorang tidak dapat mengasuransikan jiwa orang lain yang tidak ada
hubungan insurable interest dengannya
www.akademiasuransi.org Sekedar Catatan Belajar by: Afrianto Budi P, SS MM 18 of 83 UJian CGI & LSPP AAMAI Edisi April 2014
(4) Homogeneous exposures
Melihat adanya exposure yang serupa dalam jumlah yang cukup besar, Penanggung
dapat membuat perkiraan tingkat kerugian yang akan dihadapinya
Tanpa itu, tugasnya menjadi lebih sulit dan premi yang dihasilkan akan cenderung
sebagai hasil perkiraan (guesstimate) dibanding perhitungan matematis bisa tepat
atau tidak. Tetapi, bagaimanapun juga Penanggung tetap akan memproteksi dirinya
dengan menerapkan premi yang cukup untuk menghadapi kemungkinan kejadian
yang terburuk. Dalam hal ini, kompetisi tidak terlalu penting, karena tidak banyak
risiko yang dicarikan proteksinya
(5) Pure risks
Situasi dimana hanya ada kemungkinan kerugian; tidak ada kemungkinan
keuntungan; atau bisa juga ada pada posisi yang sama seperti sebelum peristiwa
tersebut terjadi (break event).
Speculative risk umumnya diambil dengan harapan akan suatu keuntungan; dan
penyediaan asuransi dapat menjadi disinsentifuntuk berupaya
Asuransi berfokus pada risiko murni
Risiko spekulatif umumnya diambil dengan harapan untuk memperoleh
keuntungan; dan asuransi terhadap risiko spekulatif dapat menjadi kontrainsentif
yang besar bagi usaha untuk memperoleh keuntungan
Jika dimungkinkan mengasuransikan profit yang seseorang hasilkan dari suatu
usaha, maka orang tersebut mungkin tidak termotivasi untuk berusaha
menghasilkan keuntungan, karena polis akan memberikan kompensasi jika tidak
tercapai keuntungan tersebut
Risiko murni sebagai konsekuensi dari risiko spekulatif dapat diasuransikan, tetapi
risiko spekulatif itu sendiri tidak
Misalnya: risiko kebakaran atau pencurian terhadap suatu pabrik adalah risiko
murni, tetapi timbul akibat risiko spekulatif sesorang mengambil keputusan untuk
melakukan investasi mendirikan pabrik tersbut
(6) Particular risks
Adalah risiko yang sifatnya personal, baik dari segi sebab maupun dampaknya
Contoh : kebakaran, kecelakaan kerja, kecelakaan kendaraan bermotor
Fundamental risk
Penyebabnya di luar kendali manusia; dan dampaknya dirasakan banyak orang.
Umumnya fundamental risk tidak dapat diasuransikan
Beberapa gejala alam dapat diasuransikan secara selektif; berdasarkan letak
geografis. (Misalnya: risiko gempa per daerah)
Risiko fundamental timbul dari sebab-sebab di luar kendali seseorang secara
individu atau sekelompok individu, dan dampak yang ditimbulkan juga
dirasakan banyak orang
Risiko partikular lebih bersifat personal baik dari sudut penyebab maupun
akibatnya. Umumnya risiko partikular dapat diasuransikan
www.akademiasuransi.org Sekedar Catatan Belajar by: Afrianto Budi P, SS MM 19 of 83 UJian CGI & LSPP AAMAI Edisi April 2014
Tidak tepat bila dikatakan bahwa semua risiko fundamental tidak dapat
diasuransikan
Penanggung akan bersikap sangat selektif atas jenis risiko fundamental yang
hendak dikover.
Risiko fundamental yang timbul dari sifat masyarakat (perang, perubahan adat
atau inflasi) umumnya tidak dapat diasuransikan
Risiko fundamental akibat sebab fisik seperti angin topan, gempa bumi dan
badai dapat diasuransikan; meskipun tergantung lokasinya
(7) Public policy
Suatu kontrak tidak boleh bertentangan dengan apa yang dianggap masyarakat
sebagai suatu hal yang benar dan secara moral harus dilakukan
Perbuatan kriminal yang dilakukan seseorang tidak dapat diasuransikan
Kontrak untuk membunuh seseorang tidak dapat diterima; demikian juga
kontrak untuk menimbulkan kerusakan pada harta benda milik orang lain
Tidak dapat diterima mengasuransikan kegagalan suatu tindakan kriminal
misalnya : seorang pencuri membeli polis asuransi untuk memberi ganti rugi
atas hasil yang seharusnya dia peroleh dari usaha pencurian jika sebelum
usahanya tersebut berhasil dia sudah tertangkap oleh polisi
Masyarakat tidak akan dapat menerima jika seseorang akan terhindar dari
hukuman atas perbuatannya yang melanggar hukum hanya karena orang
tersebut mengasuransikannya.
Misal: asuransi atas denda atau putusan pengadilan alas pelanggaran hukum
yang dilakukannya
2.2. Uraikan pengertian fortuitous dari suatu risiko agar dapat diasuransikan (Mar 2013 No. 2)
Jawaban: lihat di atas
2.3. Uraikan kaitan antara prinsip hukum bilangan besar (the law of the large number)
dengan tingkat objektivitas suatu risiko bagi underwriter. (Mar 2013 No. 2)
Jawaban:
Risiko yang dapat diasuransikan harus memenuhi prinsip hukum bilangan besar (the law of
large number) di mana risiko yang diasuransikan harus homogen dan dalam jumlah yang
banyak. Dengan melihat adanya exposure yang serupa dalam jumlah yang cukup besar,
underwriter dapat membuat perkiraan tingkat kerugian yang akan dihadapinya.
Tanpa itu, tugas underwriter menjadi lebih sulit dan premi yang dihasilkan akan cenderung
sebagai hasil perkiraan (guesstimate) dibanding perhitungan matematis bisa tepat atau tidak.
Tetapi, bagaimanapun juga Penanggung, melalui underwriter, tetap akan memproteksi dirinya
dengan menerapkan premi yang cukup untuk menghadapi kemungkinan kejadian yang
terburuk. Dengan demikian, underwriter dapat lebih objektif dalam menentukan keputusan
dalam menerima suatu risiko.
www.akademiasuransi.org Sekedar Catatan Belajar by: Afrianto Budi P, SS MM 20 of 83 UJian CGI & LSPP AAMAI Edisi April 2014
2.4. Uraikan fungsi primer asuransi sebagai suatu mekanisme pengalihan risiko (Bobot 100%) (Mar
2009 No. 4)
Jawaban yang disarankan:
Merupakan fungsi utama dari asuransi sebagai mekanisme pengalihan risiko
Risiko selalu ada tetapi tidak seorang pun tahu apakah akan terjadi atau tidak;
seandainya pun terjadi berapa besar biayanya juga tidak dapat diketahui dengan pasti
terlebih dahulu
Merupakan ketidakpastian (uncertainty)
Tertanggung dapat menukarkan ketidakpastian risiko untuk suatu kepastian (certainty)
dalam bentuk premi
Sebagai imbalan atas suatu kerugian/kehilangan yang sudah pasti, dalam bentuk
premi, Tertanggung akan terbebas dari ketidakpastian akan potensi kerugian yang jauh
lebih besar
Risiko tidak dipindahkan, tetapi sebagian konsekuensi finansialnya sekarang
2.5. Uraikan pengertian asuransi sebagai suatu mekanisme pengalihan risiko. (Mar 2006 No. 1)
Jawaban yang disarankan:
Asuransi adalah suatu mekanisme pengalihan risiko di mana suatu organisasi / perusahaan
dapat menukarkan ketidakpastian (uncertainty) dengan kepastian (certainty).
Uncertainty
Apakah kerugian akan terjadi atau tidak, kapan akan terjadi, seberapa parah akibatnya,
berapa kali akan terj adi dalam setahun, dsb semuanya itu tidak jelas dan menyulitkan untuk
membuat anggaran (budget).
Perusahaan / perorangan sepakat untuk membayar sejumlah premi yang telah ditetapkan
(certainty) dan sebagai imbalannya perusahaan asuransi akan memberi ganti rugi atas
kerugian yang terjadi (uncertainty) sepanjang memenuhi ketentuan polis.
2.6. Jelaskan fungsi asuransi sebagai risk transfer (Mar 2008 No. 9)
Jawaban yang disarankan:
Fungsi asuransi adalah sebagai transfer risiko dari tertanggung kepada penanggung atau dari
orang per orang, organisasi ataupun perusahaan kepada perusahaan asuransi.
Contoh 1.
Mobil senilai USD 15,000 merupakan investasi yang termasuk besar, akan menghadapi
ancaman kerusakan atau kehilangan. Mobil tersebut bisa saja dicuri ataupun terbakar ataupun
juga rusak akibat kecelakaan. Bagaimana pemilik kendaraan tersebut bisa mengatasi semua
risiko yang potensial tersebut dan konsekuensi keuangan yang ditimbulkan? Dalam situasi ini,
pemilik mobil dapat mengalihkan / mentransfer konsekuensi keuangan atas risiko - risiko
tersebut kepada perusahaan asuransi dengan membayar premi.
Contoh 2.
Demikian juga kepada industri, di mana seorang direktur perusahaan menyadari bahwa
perusahaan menghadapi sejumlah risiko. Perusahaan tidak mengetahui apakah risiko-risiko
www.akademiasuransi.org Sekedar Catatan Belajar by: Afrianto Budi P, SS MM 21 of 83 UJian CGI & LSPP AAMAI Edisi April 2014
tersebut akan terjadi dan kapan akan terjadi. Dalam situasi yang demikian, fungsi asuransi
sebagai transfer risiko ini sangat berperan.
Managing Director dapat menukarkan ketidakpastian menjadi kepastian. Kerugian yang pasti
diganti dengan premi, mereka akan bebas dari ketidakpastian atas kerugian yang besar.
2.7. Uraikan pengertian common pool sebagai salah satu fungsi primer asuransi (Sept 2009 No. 3)
Jawaban yang disarankan:
Dahulu sebelum adanya asuransi marine cargo / pengangkutan laut, saat sebelum kapal
berangkat, para pedagang yang memiliki barang dagangan diangkut setuju untuk saling
berkontribusi kepada siapa saja yang mengalami kerugian atas kerusakan barang yang
diangkut. Hal ini membuat setiap pedagang terhindar dari kerugian total karena masing-
masing pedangan ikut menanggung beban atas setiap kerugian.
Dana sebagai kontribusi para pedagang dikumpulkan sebagai pool bersama.
Demikian juga dalam asuransi kebakaran, premi polis asuransi rumah tinggal akan
dipoolkan pada Common pool, pool asuransi rumah tinggal yang lain. Dan premi polis
kendaraan bermotor akan dipool bersamaan dengan polis -polis kendaraan bermotor
lainnya.
Premi asuransi yang dikumpulkan haruslah cukup untuk mendanai kerugian total untuk
setiap tahun dan juga beban biaya dan keuntungan perusahaan asuransi.
2.8. Uraikan pengertian dari reinsurance pools (Mar 2010 No. 7)
Jawaban yang disarankan:
Di beberapa negara, untuk mencegah banyaknya bisnis yang direasuransikan ke perusahaan
asing maka pemerintah setempat membentuk pusat perusahaan reasuransi/pools di mana
setiap perusahaan asuransi harus menempatkan sebagian atau seluruh dari penempatan
reasuransinya kemudian beberapa anggota akan menjadi shareholders di mana dia akan
menerima share dari polo tersebut. Konsep ini hampir sama dengan regional reassurance
polis yang dilakukan beberapa negara sedang berkembang di mana tujuannya adalah untuk
meningkatkan jumlah kapasitas underwriting di pasar regional dan menahan sebanyak
mungkin ke dalam pools. Pools ini dikelola oleh salah satu dari anggota (Misal ARAB Pools &
& African Re) yang menerima compulsory Quota Share yang dicesikan oleh beberapa
perusahaan yang berada di region tersebut.
2.9. Uraikan pengertian equtable premium
Jawaban yang disarankan:
Penerapan besarnya premi haruslah seimbang. Hal ini mengacu pada faktor tingkat risiko dan
hazard pada obyek pertanggungan itu sendiri dan juga terhadap nilai pertanggungan.
Contoh:
Premi bangunan rumah tinggal dengan konstruksi kelas I tidak akan sama dengan premi
bangunan rumah tinggal dengan konstruksi kelas 2.
www.akademiasuransi.org Sekedar Catatan Belajar by: Afrianto Budi P, SS MM 22 of 83 UJian CGI & LSPP AAMAI Edisi April 2014
2.10. Jelaskan asuransi sebagai risk transfer, common pool, equitable premium (Sept 2006 No. 14,
Sept 2013 No. 9)
Jawaban: Lihat di atas
2.11. Uraikan mengapa pembatalan polis secara mid-term dikenakan short-period premium
Jawaban:
Kadang kala polis berlaku untuk waktu kurang dari 12 bulan, dan bila normal struktur tarif
digunakan, penanggung tidak akan menerima full loading untuk expenses bila ‘pro rata’
premi digunakan, dan biaya penanggung dapat kurang lebih sama dengan 12 bulan.
Dalam beberapa hal, misal polis kebakaran, penanggung menghitung premi tahunan, premi
pro rata dan 5% dari selisih antara dua premi tersebut ditambahkan ke premi pro rata untuk
mendapatkan short period premium.
Contoh:
Premi tahunan Rp 120
Pro rata untuk 3 bln Rp 30
Selisih Rp 90
5% dari selisih Rp 4.50
Short period premium : Rp 34.50
Pada kasus pembatalan polis, proporsi tertentu dari premi tahunan dikenakan untuk satu
bulan atau tiga bulan atau berapa saja sesuai dengan periode asuransi yang telah digunakan.
Untuk resiko 6 atau 9 bulan dapat dikenakan satu tahun premi. Ini biasanya dilakukan bila
kenaikan pada resiko bersifat seasonal. Misal, jumlah motor vehicle pada musim panas, atau
bila pengalaman menunjukkan kejadian klaim pada short period policies secara proporsional
lebih tinggi dari pada polis tahunan.
2.12. Jelaskan 5 (lima) manfaat utama yang diberikan asuransi kepada para tertanggung,
masyarakat dan perekonomian secara keseluruhan. (Sept 2007 No. 10, Mar. 2009 No. 10)
Jawaban:
(1) Peace of mind
Dengan mengetahui bahwa telah ada asuransi untuk menanggulangi akibat
finansial dari risiko-risiko tertentu, maka timbul ketenangan (peace of mind) bagi
Tertanggung; baik perorangan maupun perusahaan.
Jika banyak risiko yang dapat menimbulkan hilangnya modal, maka orang tidak
mau berinvestasi dalam dunia usaha.
Lapangan kerja terbatas, pasokan barang berkurang, kebutuhan impor meningkat,
kesejahteraan masyarakat umum menurun.
Dengan berasuransi, sebagian risiko dialihkan ke perusahaan asuransi
www.akademiasuransi.org Sekedar Catatan Belajar by: Afrianto Budi P, SS MM 23 of 83 UJian CGI & LSPP AAMAI Edisi April 2014
Insentif bagi pengusaha untuk lebih berinvestasi
(2) Loss control
Perusahaan asuransi mempunyai kepentingan untuk menurunkan frekuensi dan
tingkat keparahan risiko kerugian; bukan hanya untuk meningkatkan profitabilitas
mereka sendiri tapi juga berkontribusi bagi penurunan secara umum atas kerugian
ekonomi akibat peristiwa kerugian.
Banyak perusahaan asuransi mengembangkan keahlian di bidang teknologi yang
beragam dari pengendalian risiko.
Melalui pengalamannya dalam menghadapi risiko-risiko yang ditutup
perusahaannya, surveyor perusahaan asuransi umumnya memberikan saransaran
(advices) tentang pengendalian risiko kepada Tertanggung
(3) Social benefits
Dengan berasuransi, pengusaha mempunyai dana untuk memulihkan usahanya
setelah terjadinya suatu kerugian; hal ini menjadi pemacu aktivitas usaha
Lapangan kerja dapat dipertahankan; pasokan barang atau jasa dapat dijamin;
sumber pendapatan bagi masyarakat secara umum tetap terjamin
(4) Investmet offnnds
Dana pertanggungan yang dikumpulkan perusahaan asuransi dari banyak
Tertanggung, baik perorangan maupun perusahaan, be1jum!ah cukup besar,
sementara itu terdapat jarak waktu antara saat dana terkumpul dan saat
pembayaran klaim
Rentang waktu tersebut dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan sebagian dana
tersebut dalam berbagai bentuk investasi
(5) Invisible earnings
Seperti halnya terjadi penyebaran risiko oleh perorangan maupun perusahaan yang
dimungkinkan oleh adanya asuransi, juga terjadi penyebaran risiko yang melintasi
batas negara.
Pendapatan premi yang diperoleh dari negara lain tidak melibatkan arus barang
fisik.
Hal ini merupakan penghasilan yang tidak terlihat (invisible eamings) bagi negara
tersebut
2.13. Uraikan manfaat asuransi sebagai peace of mind (Mar 2008 No. 6, Mar 2013 No. 4)
Jawaban: Lihat di atas
2.14. Uraikan masing-masing 2 (dua) manfaat asuransi bagi tertanggung korporat dan bagi
masyarakat secara umum
Jawaban: Lihat di atas, silakan dipilah-pilah
www.akademiasuransi.org Sekedar Catatan Belajar by: Afrianto Budi P, SS MM 24 of 83 UJian CGI & LSPP AAMAI Edisi April 2014
BAB III: INSURANCE COVERAGE
3.1. Uraikan luas jaminan yang diberikan dalam asuransi CAR (Contactors All Risk) (Sept 2007 No.
1)
Jawaban:
Contractors All Risks (merupakan asuransi yang menjamin suatu pengerjaan di mana
pekerjaan sipil lebih banyak daripada pengerjaan non-sipil). Luas jaminan:
1. Pekerjaan
2. Tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga
3.2. Sebutkan 4 (empat) obyek asuransi engineering.
Jawaban:
1. Contractors All Risks (lebih banyak pekerjaan sipil) atas : pekerjaan, tanggung jawab
hukum kepada pihak ketiga
2. Erection All Risks (lebih banyak pekerjaan nonsipil) atas pemasangan mesin dan instalasi
listrik, dll.
3. Machinery Breakdown: menanggung kerusakan akibat mesin itu sendiri. Misal: Arus
pendek pada mesin
4. Boiler : menjamin kerusakan pada broiler, juga kerusakan lain akibat meledaknya boiler
5. Electronic Equipment: Misal: mesin USG
6. Computer Insurance
7. Contractors' Plant & Machinery
3.3. Uraikan 2 macam luas jaminan asuransi product liability (Sept 2006 No. 6)
Jawaban:
Asuransi Product Liability ini biasanya menggunakan 'claims made basis' (bisa juga
menggunakan occurence basis) dan terdiri dari:
1. Tanggung gugat untuk cedera atau kerusakan
2. Perbaikan dan penggantian produk polis jaminan produk menjamin:
Penggantian, pengerjaan ulang, pemulihan produk yang gagal, memberikan fungsi yang
diinginkan karena cacat disain, manufaktur, pemasangan, dsb setelah produk sampai
kepada konsumen.
Tanggung gugat yang timbul dari saran, disain dan konsultasi, di mana jasa ini disediakan
secara langsung sehubungan dengan suplai produk atau pekerjaan dalam arti nyata dan
produk ini telah gagal.
3. Kerugian finansial
Menjamin kerugian finansial yang diderita pihak ketiga sebagai akibat produk gagal
berfungsi seperti yang diinginkan
www.akademiasuransi.org Sekedar Catatan Belajar by: Afrianto Budi P, SS MM 25 of 83 UJian CGI & LSPP AAMAI Edisi April 2014
4. Penarikan produk
Menjamin biaya yang timbul bagi penyedia barang dalam menarik produk atau mengatur
pemusnahannya, karena barang tersebut diketahui memiliki kesalahan yang berbahaya.
Dasar penjaminannya adalah produk yang ditarik tersebut dapat mengakibatkan cedera
atau kerusakan dan kegagalan produk diakibatkan kesalahan dalam disain/manufaktur.
Polis ini juga menjamin biaya penarikan produk yang tercemar asalkan itu tidak disengaja.
Biaya penarikan ini biasanya sangat mahal dan masih terdapat biaya tidak langsung
seperti kehilangan penjualan, rusaknya reputasi perusahaan dan biaya disain ulang serta
pengembangan ulang.
3.4. Uraikan perbedaan antara combined insurance dan comprehensive insurance (Sept 2007 No.
8; Mar. 2010 No. 2)
Jawaban:
Combined Insurances (Gabungan)
Gagasannya yaitu: menggabungkan beberapa polis sekaligus untuk dijual kepada tertanggung
Dilakukan karena:
1. lebih mudah
2. nasabah akan lebih mudah karena cuma 1 polis (tagihannya cuma 1)
3. kemungkinan terlupakan kecil
4. penjualannya lebih mudah bagi perusahaan asuransi
Keuntungan:
1. biaya administrasi lebih ringan
2. one premium and one renewal
3. kemungkinan overlooking dari cover yg dibutuhkan sangat kecil
4. mudah untuk dipasarkan
(Contoh kombinasinya adalah: travel policy + PA + Medical Expenses + Cancellation + Delay)
Comprehensive Insurances (Package)
Gagasannya yaitu:Jaminan yang lebih luas dengan satu syarat dan kondisi polis yang sama di
bagian manapun dalam polis
3.5. Sebutkan 4 (empat) keuntungan combined insurance (Sept 2006 No. 8, Sept 2008 No. 8)
Jawaban: lihat di atas
3.6. Sebutkan 6 (enam) jenis jasa yang dapat diberikan suatu risk management consultant. (Mar
2006 No. 7)
Jawaban:
Risk Management consultant membantu pengguna jasa tersebut mengidentifikasi dan
mengevaluasi risiko suatu organisasi dan mengusulkan metode pengendalian risiko yang
meliputi:
www.akademiasuransi.org Sekedar Catatan Belajar by: Afrianto Budi P, SS MM 26 of 83 UJian CGI & LSPP AAMAI Edisi April 2014
1 Broad risk management strategic reviews
2. Advise dalam teknik pengendalian risiko dan pengendalian secara fisik
3. Audit risiko dan asuransi
4. Disaster recovery planning
5. Studi kelayakan tentang captive
6. Manajemen atau audit captive
7. Prakiraan kerugian dan analisa cadangan
8. Program self-insurance
9. Studi interdependensi bisnis
10. Penggunaan data industrial untuk komparasi dan benchmarking
3.7. Sebutkan 4(empat) jenis layanan yang umunya disediakan risk management consultans dari
pialang asuransi intemational yang besar (Mar 2010 No. 4)
Jawaban: Lihat di atas
www.akademiasuransi.org Sekedar Catatan Belajar by: Afrianto Budi P, SS MM 27 of 83 UJian CGI & LSPP AAMAI Edisi April 2014
BAB IV: UNDERWRITING INSURANCE AND RISK
SHARING
4.1. Sebut 5 (lima) pialang asuransi
Jawaban:
Broker asuransi
2. Llyoids broker
3. Agents
4. Konsultan asuransi
5 Home service insurance representative
4.2. Sebut 5 (lima) perusahaan asuransi
Jawaban:
1. Proprietary company
2. Mutual companies
3. Klasifikasi perusahaan asuransi
4. Direct writing company
5. Supermarket and others retailers
4.3. Uraikan pengertian dan perbedaan pialang asuransi dengan agen asuransi
Jawaban:
a. Broker (pialang) adalah agen calon tertanggung apabila :
Pialang asuransi yang memberikan jasa dalam keperantaraan dalam penutupan
asuransi dan penanganan penyelesaian ganti rugi dengan bertindak untuk
kepentingan tertanggung
Ia hanya menerima pembayaran dari penanggung berupa komisi (kasus Bancroft
v. Heath, 1900)
Ada kerjasama dengan tertanggung untuk mengelabuhi penanggung
Mengisi dan merubah atau menambah jawaban dalam formulir permintaan
penutupan asuransi dan tertanggung mengetahui hal ini (Newsholme Bros. V. Road
Transport & General, 1925)
Melengkapi formulir atas nama tertanggung
Memberikan saran kepada tertanggung atas perlunya asuransi dan memilih
penanggung untuk penempatan asuransinya
Memberikan saran dalam penyelesaian klaim
www.akademiasuransi.org Sekedar Catatan Belajar by: Afrianto Budi P, SS MM 28 of 83 UJian CGI & LSPP AAMAI Edisi April 2014
b. Agen adalah agen penanggung apabila:
Agen asuransi yang memberikan jasa keperantaraaan dalam rangka pemasaran jasa
asuransi untuk dan atas nama penanggung
memiliki express authority untuk menenma dan menangani permintaan asuransi
memiliki implied authority untuk menenma dan menangam permintaan asuransi
melakukan survey dan memberikan keterangan alas nama penanggung
bertindak tanpa express authority, tetapi penanggung akan mengakuinya atau
berdasarkan kejadian yang lampau hal itu diakui oleh penanggung
secara express dan implied authority ia mengumpulkan dan menerima premi
diperintahkan oleh penanggung untuk menanyakan dan mengisi jawaban formulir
permintaan asuransi, meskipun formulir tersebut berisi pernyataan yang sebaliknya
(Kasus Stone v. Reliance Mutual Ins. Soc. Ltd, 1972)
4.4. Uraikan masing-masing 2 (dua) kelebihan dan kekurangan direct marketing sebagai salah satu
saluran distribusi asuransi dari sudut pandang tertanggung (Sept 2013, No. 4).
Jawaban:
Direct marketing adalah sistem pemasaran yang bersifat interaktif, yang memanfaatkan satu
atau beberapa media iklan untuk menimbulkan respon yang terukur dan atau transaksi di
sembarang lokasi. Dalam direct marketing, komunikasi promosi ditujukan langsung kepada
konsumen individual, dengan tujuan agar pesan-pesan tersebut ditanggapi konsumen yang
bersangkutan, baik melalui telepon, pos atau dengan datang langsung ke tempat konsumen.
Kelebihan bagi konsumen:
1. Konsumen dapat dengan mudah mengetahui informasi mengenai produk/jasa yang
ditawarkan. Karena tenaga pemasar yang aktif, maka konsumen tidak memerlukan
biaya transportasi
2. Konsumen dapat langsung memberikan feedback dan komentar mengenai produk
lalu membandingkannya dengan produk lain
3. Kesempatan untuk mendapatkan pelayanan yang lebih memuaskan akan terjamin
karena distributor berusaha membentuk hubungan jangka panjang membuat mereka
bersedia untuk melakukan usaha pendekatan yang lebih baik.
Kekurangan bagi konsumen:
1. Datang di waktu yang tidak tepat, pemasar dapat saja mengganggu konsumen.
2. Belum tentu produk yang ditawarkan tidak sebagus produk lain, sekalipun pemasar
menjelaskan begitu banyak kelebihan dan unsur pembeda dari produk lain
4.5. Uraikan perbedaan usaha asuransi dengan usaha penunjang usaha asuransi
Jawaban:
Jenis usaha perasuransian meliputi:
a. Usaha asuransi terdiri dari:
1. Usaha asuransi kerugian yang memberikan jasa dalam penanggulangan risiko atas
kerugian, kehilangan manfaat dan tanggung jawab hukum terhadap pihak ketiga
yang timbul dari peristiwa yang tidak pasti
www.akademiasuransi.org Sekedar Catatan Belajar by: Afrianto Budi P, SS MM 29 of 83 UJian CGI & LSPP AAMAI Edisi April 2014
2. Usaha asuransi jiwa yang memberikan jasa dalam penanggulangan risiko yang
dikaitkan dengan hidup atau meninggalnya seseorang yang dipertanggungkan
3. Usaha reasuransi yang memberikan jasa dalam pertanggungan ulang terhadap
risiko yang dihadapi perusahaan asuransi kerugian dan atau jiwa
b. Usaha penunjang asuransi terdiri dari:
1. Usaha pialang asuransi yang memberikan jasa dalam keperantaraan dalam
penutupan asuransi dan penanganan penyelesaian ganti rugi dengan bertindak untuk
kepentingan tertanggung
2. Usaha pialang reasuransi yang memberikan jasa dalam keperantaraan dalam
penempatan reasuransi dan penanganan penyelesaian ganti rugi dengan bertindak
untuk kepentingan perusahaan asuransi.
3. Usaha penilai kerugian asuransi yang memberikan jasa penilaian terhadap kerugian
pada objek asuransi yang dipertanggungkan
4. Usaha konsultan aktuaria yang memberikan jasa konsultasi aktuaria
5. Usaha agen asuransi yang memberikan jasa keperantaraan dalam rangka pemasaran
jasa asuransi untuk dan atas nama penanggung
4.6. Jelaskan kewajiban pialang kepada prinsipal dan prinsipal ke pialang
Jawaban:
Kewajiban pialang kepada prinsipal:
Bertindak secara hati-hati dan dengan skill yang diperlukan. (Contoh: broker harus
memiliki keahlian di bidang asuransi).
Bertindak sesuai dengan perjanjian sebagai agen.
Bertindak jujur; menginformasikan secara lengkap mengenai hal-hal yang berkaitan
dengan kontrak. Ia tidak boleh menerima komisi yang bersifat rahasia. Hal ini secara
common law dianggap bahwa komisi asuransi diperoleh dari penanggung, dan hal ini
harus diungkapkan pula kepada tertanggung.
Harus menyimpan uang yang menjadi milik prinsipalnya
Tidak mendelegasikan wewenangnya kepada orang lain (delagus non palest delegare),
kecuali:
1. di mana nasabah memberikan sanksi pendelegasian
2. di mana pendelegasian itu diperlukan untuk melakukan kewajiban agen
3. di mana suatu perjanjian express atau implied yang membolehkan pendelegasian
Kewajiban prinsipal kepacla pialang:
Membayar upah yang dijanjikan
Menanggung kerugian yang diderita agen karena kehilangan kewajiban dan biaya yang
terjadi dalam menjalankan pekerjaan. Biaya dalam kegiatan agen atau broker asuransi
pada umumnya merupakan bagian dari komisi. Di pihak lain, broker sering membayar
premi untuk atas nama nasabahnya dan untuk itu ia berhak memperoleh pembayaran
kembali
www.akademiasuransi.org Sekedar Catatan Belajar by: Afrianto Budi P, SS MM 30 of 83 UJian CGI & LSPP AAMAI Edisi April 2014
4.7. Uraikan Liabilities of agent
Jawaban:
Bertanggung jawab atas breach of warranty of authority.
Jika agen menyatakan bertindak sebagai agen tanpa adanya kewenangan, ia bertanggung
jawab untuk membayar kerugian kepada pihak yang berkontrak dengannya
Bertanggung jawab kepada prinsipalnya jika ia melakukan kesalahan yang membuat
prinsipalnya rugi. Ada beberapa kasus di mana agen / broker tidak melaksanakan tugas
sesuai dengan petunjuk yang berkaitan dengan penutupan asuransi dan ia harus
memberikan kompensasi kepada tertanggung untuk kerugian yang tidak diasuransikan
Bertanggung jawab atas pelanggaran kontrak
www.akademiasuransi.org Sekedar Catatan Belajar by: Afrianto Budi P, SS MM 31 of 83 UJian CGI & LSPP AAMAI Edisi April 2014
BAB V: HOW INSURANCE OPERATE
5.1. Uraikan pengertian Proposal Form
Jawaban:
Proposal form adalah dokumen yang dibuat oleh penanggung dengan maksud untuk mencari
jawaban terhadap segala fakta material atas risiko yang akan diasuransikan.
Kewajiban tertanggung tidak terbatas kepada pertanyaan-pertanyaan yang ditanyakan saja,
tetapi Tertanggung juga harus mengungkapkan tambahan fakta material yang mungkin
berlaku.
5.2. Jelaskan fungsi Proposal Form
Jawaban:
1. Mencatat informasi yang penting buat underwriter untuk melakukan assesment atas
risiko yang diajukan: apakah risiko tersebut bisa diasuransikan atau tidak, dan bila bisa,
apa syarat-syarat atau kondisi serta berapa preminya.
2. Dasar perjanjian
Proposal Form berisikan deklarasi bahwa proposal adalah dasar perjanjian dan bahwa
tertanggung menjamin kebenaran atas jawaban-jawaban yang ada di proposal form,
sehingga setiap misrepresentation adalah merupakan pelanggaran perjanjian dan
menjadikan perjanjian dapat batal.
3. Advertising
Proposal form juga berisikan secara rinci jaminan yang ada. Kadang-kadang jenis polis lain
yang ada dari perusahaan juga dicantumkan. Bila proposal form juga menyebutkan
jaminan yang ada secara ringkas disebut "prospectus" atau lebih tepatnya "proposal dan
prospectus".
Harus diingat bahwa penerbitan proposal form kepada potensial klien tidak menyatakan
perusahaan akan menerima proposal klien. Informasi yang dikumpulkan dari form yang
telah diisi lengkap tentang fisik dan/atau moral risk yang sedang diajukan dapat berarti
bahwa risiko tersebut tidak dapat diterima oleh penanggung.
4. Dengan bentuknya yang sudah uniform (seragam), proposal form memungkinkan pihak
penanggung menangani permintaan penutupan asuransi dengan cepat dan akurat.
5. Memudahkan pihak penanggung dalam mengevaluasi apakah telah terjadi penyampaian
fakta-fakta material atau fakta-fakta penting yang keliru.
5.3. Sebutkan 6 (enam) informasi yang secara umum ditanyakan dalam Surat Permohonan
Penutupan Asuransi (SPPA) yang tidak spesifik menunjuk pada produk asuransi tertentu (Sept
2008 No. 3)
www.akademiasuransi.org Sekedar Catatan Belajar by: Afrianto Budi P, SS MM 32 of 83 UJian CGI & LSPP AAMAI Edisi April 2014
Jawaban:
Berikut ini adalah pertanyaan-pertanyaan yang dapat ditemukan di kebanyakan proposal form
terlepas dari class of insurance.
1. Nama proposer
2. Alamat proposer
3. Alamat risiko
4. Pekerjaan proposer
5. Riwayat asuransi
6. Claim or loss history
PENJELASAN :
1. Nama proposer
Selain diperlukan untuk mengidentifikasi tertanggung, nama juga dapat menunjukkan
nature of the physical dan moral hazard. Nama perusahaan yang mengajukan asuransi
juga dapat menunjukkan nature of their trade (contohnya: PT Telkomsel bergerak di
bisnis telekomunikasi, PT Wingsfood bergerak di bisnis makanan) atau nama seseorang
di mana perusahaan tidak ingin melakukan bisnis karena doubtful integrity (misalnya
karena pengalaman klaimnya yang buruk).
Bila nama proposer adalah perusahaan asing, perusahaan asuransi harus berhati-hati
karena tidak diketahui pasti bagaimana keadaan/kondisi perusahaan induknya.
2. Alamat proposer
Alamat adalah faktor penting di dalam mengunderwrite motor insurance, theft insurance
dan semua risiko asuransi di mana perbedaan wilayah geografis dapat juga menyebabkan
perbedaan kemungkinan kerugian. Alamat juga digunakan untuk tujuan korespondensi.
3. Alamat risiko
Dalam kasus tertentu, alamat risiko berbeda dengan alamat rumah tertanggung atau
alamat perusahaan. Alamat risiko dapat menjadi material dalam asuransi fire, theft,
motor, properti dan liability.
Alamat risiko harus ditulis dengan benar, karena bila alamat tidak benar, klaim bisa
ditolak karena alamat di proposal form yang akan ditulis di polis.
Bila terjadi kesalahan harus segera dilaporkan (sebelum klaim), supaya bisa diganti.
4. Pekerjaan proposer
Pekerjaan-pekerjaan tertentu menghadirkan abnormal hazards, misal: dalam asuransi
jiwa dan kecelakaan diri: miners, airline crew dalam asuransi kebakaran : plastic
manufacturers & woodworking.
5. Riwayat asuransi
Jika penanggung lain memberlakukan syarat atau premi khusus, atau menolak proposer
di masa lalu, hal ini sangat penting buat penanggung baru untuk menyelidiki keadaannya
secara seksama sebelum memutuskan sehubungan dengan acceptance and terms.
www.akademiasuransi.org Sekedar Catatan Belajar by: Afrianto Budi P, SS MM 33 of 83 UJian CGI & LSPP AAMAI Edisi April 2014
6. Claim or loss history
Underwriter ingin mengetahui kerugian-kerugian sebelumnya, apakah diasuransikan
atau tidak, yang akan dijamin oleh asuransi yang sedang diajukan.
5.4. Sebutkan 4 (empat) hal utama yang ditanyakan dalam proposal form asuransi personal
accident (Sept 2006 No. 3)
Jawaban:
1. Nama proposer
2. Alamat proposer
3. Usia proposer
4. Pekerjaan proposer
5. Riwayat kesehatan atas jiwa yang dipertanggungkan
6. Tinggi, berat badan
5.5. Uraikan isi pernyataan yang umumnya terdapat pada akhir setiap surat permohonan
Penutupan Asuransi (SPPA). (Mar 2008 No. 7, Sept 2009 No. 4)
Jawaban:
Proposal form biasanya juga memuat juga deklarasi yang menegaskan bahwa proposal dan
isinya adalah dasar dari kontrak dan proposer akan menerima bentuk kontrak penanggung.
Proposer menjamin kebenaran jawaban-jawabannya, namun pada saat ini jaminan dimaksud
dibatasi dengan kata-kata: "To the best knowledge and belief of proposer"
5.6. Uraikan pengertian Polis
Jawaban:
Polis adalah suatu dokumen yang merupakan bukti akan adanya kontrak / perjanjian,
tetapi bukan perjanjian itu sendiri. Di dalam kontrak tersebut ada offer and acceptance.
Offer: tertanggung menyerahkan risiko untuk diambil alih oleh penanggung (pada
proposal form)
Acceptance: penanggung menerima pengalihan tersebut dengan menerbitkan polis
(dalam polis)
Yang menandatangani proposal form adalah tertanggung, sedangkan yang
menandatangani
polis adalah penanggung.
5.7. Jelas 7 (tujuh) isi dari schedule form
Jawaban:
Di dalam bentuk polis di mana bagian-bagian yang berbeda dari dokumen dipisahkan satu dari
yang lainnya dan informasi tertentu yang berkaitan dengan perjanjian dirinci dalam schedule
atau list.
www.akademiasuransi.org Sekedar Catatan Belajar by: Afrianto Budi P, SS MM 34 of 83 UJian CGI & LSPP AAMAI Edisi April 2014
1. Heading
Nama dan alamat perusahaan disebut sebagai heading
2. Preambule /r ecital clause
Klausula ini adalah klausul pembukaan atas rincian jaminan dan menyatakan keadaan
di mana polis hendak berlaku. Klausul ini mencakup dua hal:
a. bahwa premi telah dibayar atau ada persetujuan bahwa premi akan dibayar
b. bahwa proposal form adalah dasar perjanjian dan merupakan satu kesatuan
dengan polis
Preambule menyatakan bahwa Penanggung akan menyediakan jaminan sebagaimana
dirinci dalam polis
3. Operative clause
Klausul ini merinci risiko-risiko apa saja yang dijamin di dalam polis tersebut.
Contoh : Dalam asuransi kebakaran, yang dijamin adalah fire, lightning, explosion,
aircraft dan smoke (FLEXAS)
4. Pengecualian/exception
Klausula ini merinci risiko-risiko yang tidak dijamin dalam polis, baik yang bersifat umum
maupun yang khusus
5. Kondisi /conditions
Bagian dari polis yang memuat syarat-syarat yang harus ditaati selama periode
pertanggungan
6. The Schedule
Bagian dari polis yang mencatat rincian atas kontrak pertanggungan yang bersangkutan,
seperti:
nama dan alamat tertanggung;
jenis usaha tertanggung;
pokok pertanggungan (the subject matter insured) jumlah pertanggungan (the sum
insured);
periode pertanggungan;
kondisi pertanggungan;
dan lain-lain yang dianggap perlu
7. Tanda tangan pihak penanggung (Attestation clause)
Merupakan bagian dari polis yang memuat tanda tanda penanggung sebagai
persetujuan atas pengalihan risiko
8. Uraian (Specification)
Khusus untuk risiko-risiko besar di mana ruangan dalam schedule tidak mencukupi, maka
dibuatlah lembar-lembar lain untuk memuat ikhtisar pertanggungannya. Biasanya berbunyi:
"Forming part of and attaching to policy number: ..."
www.akademiasuransi.org Sekedar Catatan Belajar by: Afrianto Budi P, SS MM 35 of 83 UJian CGI & LSPP AAMAI Edisi April 2014
5.8. Uraikan 7 (tujuh) bagian yang umumnya terdapat pada struktur suatu polis. (Sept 2006 No.
13; Sept 2007 No. 12; Sept 2009 No. 9)
Jawaban: lihat atas
5.9. Dalam kaitan dengan struktur suatu polis: (Mar 2009 No. 11)
a. uraikan 3 (tiga) hal pokok yang umunmya terdapat dalam preamble (Bobot 50%)
b. uraikan pengertian dari operative clause (Bobot 25%)
c. sebutkan 7 (tujuh) infmmasi pertanggungan yang umumnya dicantumkan dalam ikhtisar
polis (Bobot 25%)
Jawaban:
a. Biasanya, preamble bunyinya variatif, tapi pada umumnya mencakup tiga hal pokok
berikut:
(i) Bahwa proposal form menjadi dasar dari kontrak asuransi dan menjadi satu
kesatuan dari kontrak tersebut. Proposal form menjadi bagian dari kontrak
asuransi tersebut meskipun tidak ditulis ulang atau dicetak bersama dengan
dokumen polis. Tertanggung harus secara khusus berhati-hati dalam mengisi
proposal form, karena akan menjadi bagian dari kontrak
(ii) Menyatakan bahwa premi telah dibayar atau telah disepakati untuk dibayar oleh
Tertanggung. Hal ini menjadi syarat dari berlakunya kontrak polis.
(iii) Menyatakan bahwa Penanggung akan menyediakan jaminan sebagaimana dirinci
dalam polis
b. Operative clause :
Bagian dari polis yang menyatakan jaminan yang disediakan. Umumnya diawali dengan
kalimat "Penanggung akan ..." kemudian diikuti dengan hal-hal yang dijanjikan
Penanggung untuk dilakukan menurut jaminan polis tersebut
c. Informasi pertanggungan yang umumnya dicantumkan dalam ikhtisar polis :
(1) alamat Tertanggung
(2) jenis/bidang usaha tertanggung
(3) jangka waktu asuransi
(4) premi
(5) batas pemberian ganti rugi
(6) nomor polis
(7) rujukan atas pengecualian khusus, ketentuan khusus atau jaminan perlindungan
5.10. Sebutkan 7 (tujuh) informasi yang umumnya terdapat pada ikhtisar polis. (Mar 2006 No. 8,
Sept 2007 No. 4, Mar 2010 No. 5)
Jawaban:
1. alamat tertanggung
2. bidang usaha
www.akademiasuransi.org Sekedar Catatan Belajar by: Afrianto Budi P, SS MM 36 of 83 UJian CGI & LSPP AAMAI Edisi April 2014
3. jangka waktu asuransi
4. premr
5. batas pemberian ganti rugi
6. nomor polis
7 rujukan atas pengecualian khusus, kondisi ataujaminan perlindungan
5.11. Uraikan 3 (tiga) hal pokok dalam preamble polis (Sept 2007 No. 3)
Jawaban: lihat di atas
5.12. Uraikan pengertian operative clause. (Mar 2007 No. 4, Sept 2008 No. 4)
Jawaban: lihat di atas
5.13. Dalam kaitan dengan syarat-syarat polis (conditions): (Mar 2006 No. 11, Sept 2009 No. 10)
a. Sebutkan 8 (delapan) hal pokok yang tercakup dalam kondisi umum (general conditions)
b. Jelaskan 2 (dua) contoh implied conditions
c. Jelaskan yang dimaksud dengan:
(i) conditions precedent to the contract
(ii) conditions subsequent to the contract
(iii) conditions precedent to liability
Jawaban:
a. Kondisi umum (general condition) dalam polis: (Bobot 40%)
1. Kondisi yang menyatakan bahwa Tertanggung akan mematuhi semua ketentuan
polis
2. Persyaratan bahwa Tertanggung memberitahu Penanggung atas setiap perubahan
risiko
3. Prosedur yang harus diikuti pada saat klaim (mis. batas waktu pelaporan klaim)
4. Dampak dari kecurangan (fraud)
5. Tertanggung harus mengambil segala tindakan yang wajar untuk memperkecil risiko
kerugian atau kerusakan atau timbulnya tanggung jawab
6. Pengaturan arbitrase (penyelesaian perselisihan)
7. Prinsip kontribusi
8. Pembatalan polis
9. Balas waktu penyampaian data akhir bagi perhitungan premi adjustable
b. dua contoh Implied conditions adalah sebagai berikut: (Bobot 30%)
1. Obyek yang diasuransikan nyata-nyata ada dan dapat diidentifikasi
2. Tertanggung mempunyai insurable interest
Tertanggung mempunyai hubunganfinansial dengan obyek yang diasuransikan
Mendapat manfaat apabila harta benda I kepentingan tersebut tidak hilang atau rusak
Menderita kemgian alas hilang ataumsaknya; atau timbulnya tanggung
www.akademiasuransi.org Sekedar Catatan Belajar by: Afrianto Budi P, SS MM 37 of 83 UJian CGI & LSPP AAMAI Edisi April 2014
3. Utmost good faith
Kewajiban untuk mengungkapkan semua fakta yang material dalam pembentukan
suatu kontrak asuransi
c. (i) Conditions precedent to the contract (Bobot 30%)
kondisi yang harus dipenuhi sebelum pembentukan kontrak itu sendiri jika dilanggar,
terdapat keraguan atas validitas keseluruhan kontrak tersebut
(ii) Conditions subsequent to the contract
kondisi yang harus dipenuhi ketika kontrak tersebut berlaku.
misal. kondisi tentang penyesuaian premi, atau pemberitahuan pembahan risiko
(iii) Conditions precedent to liability
kondisi yang berkaitan dengan klaim dan harus dipenuhi bagi keabsahan (validitas)
suatu klaim
mis. Pemberitahuan segera atas klaim dengan cara yang sesuai
5.14. Sebutkan 5(lima) hal pokok yang tercakup dalam kondisi umum (general conditions) (Sept
2006 No. 4)
Jawaban: lihat di atas
5.15. Prinsip utmost good faith merupakan salah satu implied conditions dalam polis asuransi.
Uraikan pengertian prinsip tersebut dan penerapannya dalam polis-polis standar Indonesia
yang dikeluarkan oleh AAUI. (Mar 2009 No. 5)
Jawaban:
Secara tradisional, kewajiban ini merupakan implied conditions pada penutupan asuransi
Kondisi yang tidak tertulis dalam polis
Dalam polis-polis standar keluaran AAUI, kondisi tersebut di tempat sebagai bagian dari
policy wordings --+ tercetak dalam polis
Menjadi express conditions
dalam polis-polis standar keluaran AAUI, utmost good faith dijabarkan sebagai kewajiban
tertanggung untuk:
mengungkapkan fakta material
membuat pernyataan yang benar tentang hal-hal yang berkaitan dengan
penutupan asuransi yang disampaikan:
o pada waktu pembuatan perjanjian asuransi; maupun
o selama jangka waktu pertanggungan
Dalam polis-polis standar keluaran AAUI, konsekuensi atas pelanggaran atas prinsip utmost
good faith ini:
a. Penanggung tidak wajib untuk membayar kerugian yang terjadi; dan
b. Penanggung berhak menghentikan pertanggungan tanpa wajib mengembalikan premi.
www.akademiasuransi.org Sekedar Catatan Belajar by: Afrianto Budi P, SS MM 38 of 83 UJian CGI & LSPP AAMAI Edisi April 2014
Ketentuan ini tidak berlaku dalam hal Penanggung telah mengetahui pelanggaran
tersebut dan dalam waktu 30 hari tetapi tidak mempergunakan haknya untuk
menghentikan pertanggungan
5.16. Jelaskan (Sept 2013, No. 10)
a. Pengertian fakta material
b. 6 (enam) jenis fakta yang tidak harus diungkapkan oleh tertanggung atau calon
tertanggung
c. Konsekuensi dari non-disclosure ataupun misrepresentation fakta material oleh
tertanggung atau calon tertanggung berdasarkan ketentuan dalam Polis Standar Asuransi
Kebakaran Indonesia
Jawaban:
a. Pengertian fakta material
Material Facts adalah keterangan-keterangan penting mengenai obyek pertanggungan
dan risiko-risiko yang akan dialihkan dari Tertanggung kepada Penanggung, keterangan-
keterangan tersebut diperlukan Penanggung untuk menetapkan kebijakan akseptasi,
penetapan Tarip Premi dan Menyusun Syarat-syarat Pertanggungannya (Terms &
Conditions).
b. 6 (enam) jenis fakta yang tidak harus diungkapkan oleh tertanggung atau calon
tertanggung:
1) Hal – hal tentang Hukum, Setiap orang harus tahu hukum.
2) Hal – hal tentang pengetahuan umum, Penanggung dianggap sudah tahu tentang
sesuatu proses normal atas aturan bisnis atau situasi / keadaan perang.
3) Faktor – faktor yang mengurangi resiko, Tidak ada persyaratan untuk mengungkapkan
faktor yang mengurangi resiko. Contoh fungsi atau kegunaan alarm dan otomotis
sprinkler.
4) Fakta – fakta yang sudah jelas disampaikan, Fakta – fakta yang sudah disampaikan
pada proposal form, dalam hal ini penanggung tidak dapat mengatakan adanya non-
disclosure bila calon tertanggung sudah mencatatnya dalam proposal form.
5) Fakta – fakta yang sudah jelas tertungkap oleh petugas surveyor penanggung , Fakta
– fakta yang sudah dicatat jelas oleh surveyor tidak perlu lagi diungkapkan oleh calon
tertanggung, namun dia tetap terikat untuk menyampai hal lain yang berbahaya.
6) Fakta – fakta yang sudah termasuk dalam syarat – syarat polis, Contohnya dalam
asuransi personal accident, sudah jelas bahwa pengecualian diberlakukan untuk luka
akibat partisipasi olah raga yang berat / mengadung bahaya, misalnya olah raga ski
es. Calon tertanggung tidak perlu lagi menyampaikan fakta tersebut kecuali secara
khusus diminta.
7) Fakta – fakta yang sama sekali tidak diketahui oleh calon tertanggung, sebagai aturan
umum tidak diharuskan bagi calon tertanggung untuk mengungkapkan sesuatu yang
dia tidak tahu sama sekali. Contohnya dalam kasus asuransi jiwa, Joel v. Law Union
(1908) diputuskan oleh pengadilan bahwa calon tertanggung tidak punya kewajiban
www.akademiasuransi.org Sekedar Catatan Belajar by: Afrianto Budi P, SS MM 39 of 83 UJian CGI & LSPP AAMAI Edisi April 2014
untuk mengungkapkan fakta dimana dia telah menderita depresi akut yang sama
sekali belum pernah dia sadari sebelumnya atas penyakit tersebut.
8) Penghukuman dengan sudah dijalani, sesuai dengan Undang – Undang the
rehabilitation of Offenders Act 1974 tidak harus diungkapkan.
c. Konsekuensi dari non-disclosure ataupun misrepresentation fakta material oleh
tertanggung atau calon tertanggung berdasarkan ketentuan dalam Polis Standar
Asuransi Kebakaran Indonesia
1) proposal boleh ditarik setelah premi dibayar.
2) polis tidak sah akibat adanya kesalahan (mistake) atau sebab tidak adanya
kesesuaian apa yang dimaksud oleh calon tertanggung
3) polis tidak sah sebab tidak adanya insurable interest.
4) Polis tidak berlaku dari awal oleh sebab terjadinya misrepresentation atau non-
disclosure.
5) Penanggung diwajibkan untuk mengembalikan premi penuh dalam situasi diatas,
kecuali terjadinya fraud oleh tertanggung.
6) Polis juga bisa tidak berlakuk atas adanya illegality, dalam hal ini, tertanggung
biasanya tidak punya hak untuk pengembalian premi.
5.17. Uraikan ketentuan tentang kewajiban untuk mengungkapkan fakta dalam polis Standar
Asuransi Kebakaran Indonesia (Sept 2013, No. 6)
Jawaban: lihat di atas, berdasarkan penjelasan utmost good faith
5.18. Uraikan perbedaan antara express condition dan implied condition (Sept 2007 No. 5, Sept 2009
No. 5)
Jawaban:
Bagian dari polis yang memuat syarat-syarat yang harus ditaati selama periode pertanggungan
Ada dua macam conditions:
1. Implied conditions
Ada 4 kondisi yang dinyatakan secara tidak langsung oleh hukum yang berlaku terhadap
seluruh perjanjian asuransi walaupun kondisi tersebut tidak dinyatakan secara tertulis,
misal:
Bahwa tertanggung mempunyai insurable interest terhadap subject matter of
insurance
Bahwa kedua belah pihak telah menjalankan utmost good faith di dalam negosiasi
hingga mencapai perjanjian
Bahwa subject matter of insurance benar-benar ada
Bahwa subject matter of insurance dapat diident'ijikasi
2. Express conditions
Express conditons adalah kondisi yang dinyatakan atau disebutkan di dalam polis
www.akademiasuransi.org Sekedar Catatan Belajar by: Afrianto Budi P, SS MM 40 of 83 UJian CGI & LSPP AAMAI Edisi April 2014
Kondisi ini dapat dibagi ke dalam;
o General conditions adalah kondisi yang dicetak di atas polis dan berlaku untuk
semua polis yang diterbitkan oleh penanggung
o Particular conditions adalah kondisi yang dibuat dan diketik di atas polis khusus
5.19. Uraikan pengaturan grace period dalam Polis Standar Asuransi Kebakaran Indonesia (PSAKBI)
yang dikeluarkan oleh AAUI. (Mar 2009 No. 6)
Jawaban:
Merupakan prasyarat pertanggungan bahwa setiap premi terhutang harus sudah dibayar
dalam tenggang waktu:
30 hari kalender terhitung dari tanggal mulai berlakunya pertanggungan, jika jangka
waktu pertanggungan tersebut 30 hari kalender atau lebih.
Sesuai perjanjian antara Penanggung dan Tertanggung, jika jangka waktu pertanggungan
kurang dari 30 hari kalender
Konsekuensi dari pelanggaran alas prasyarat tersebut : Pertanggungan menjadi batal dengan
sendirinya:
Terhitung sejak tanggal berakhirnya tenggang waktu tersebut
Penanggung tetap memberikan jaminan terhadap risiko sebelum tanggal tersebut
Tertanggung tetap mempunyai kewajiban untuk membayar premi:
Dalam hal jangka waktu pertanggungan 30 hari kalender atau lebih, sebesar 20% dari
premi tahunan
Dalam hal jangka waktu pertanggungan kurang dari 30 hari kalender, sebesar jumlah
premi yang tercantum dalam polis kecuali diperjanjikan lain
5.20. Uaikan pengertian Day of grace period (Mar 2008 No. 8)
Jawaban:
Tertanggung diperbolehkan membayar premi 15 hari setelah tanggal renewal.
Konsensus ini disebut "days of grace"
Pertanggungan akan tetap berjalan dan bila klaim terjadi antara tanggal renewal dan
tanggal pembayaran, tertanggung akan mendapatkan recovery.
Bila tertanggung tidak berniat untuk melakukan renewal, konsensi tersebut hilang dan
polis batal pada tanggal renewal.
Catatan: untuk menghindari kerugian dari pihak penanggung untuk membayar klaim di
luar periode asuransi, penanggung melekatkan klausul: non automatic renewal clase.
Polis di mana days of grace tidak berlaku
Selain polis-polis jangka pendek di mana renewal biasanya tidak diterbitkan, menjadi
kebiasaan bahwa pembayaran premi dilakukan pada atau sebelum tanggal renewal untuk
asuransi marine dan live stock.
www.akademiasuransi.org Sekedar Catatan Belajar by: Afrianto Budi P, SS MM 41 of 83 UJian CGI & LSPP AAMAI Edisi April 2014
Days of grace tidak diberikan pada renewal motor insurance di mana premi harus dibayar
pada atau sebelum tanggal berakhimya polis untuk mendapatkan full cover.
5.21. Jelaskan: (Sept 2013, No. 13)
a. Pentingnya tanggal perpanjangan polis bagi penanggung dan tertanggung
b. 2 (dua) keuntungan bagi penanggung atas perpanjangan polis asuransi
c. Fungsi dan mekanisme surat pemberitahuan perpanjangan polis
Jawaban: silakan sarikan dari kalimat di bawah ini. Jawablah sesuai dengan pengalaman
Kebanyakan polis berperiode selama 12 (dua belas) bulan. Penanngung jelas
menginginkan tertanggung memperpanjang pertanggungan. Dengan kata lain
menginginkan kontrak diperpanjang. Memang tidak ada kewajiban diharuskan untuk
memperpanjang bagi kedua pihak, namun dibanyak kasus penanggung punya
kepentingan untuk mempertahankan bisnis untuk tahun berikutnya. Apalagi pada saat
terjadinya soft market dan kompetisi yang ketat.
Biasanya penanggung akan mengeluarkan surat perpanjangan kepada tertanggungn yang
dikenal dengan pemberitahuan perpanjangan yang mengingatkan tertanggung bahwa
periode asuransi akan berakhir dan juga premi yang akan dibayar untuk polis
perpanjangan. Sekali lagi bukan keharusan bagi penanggung untuk mengeluarkan surat
pemberitahuan perpanjangan namun hanya semata – mata untuk kepentingan
penanggung mengamankan polis perpanjangan.
Terdapat satu atau dua hal penting yang harus dicatat berhubungan dengan bisnis
perpanjangan.
5.22. Uraikan fungsi dari cover notes dalam penutupan asuransi (Sept 2007 No. 1, Sept 2008 No.
6, Sept 2009 No. 6)
Jawaban:
Cover notes merupakan dokumen penutupan asuransi yang bersifat sementara (sampai
waktu tertentu) sampai polis resmi diterbitkan. Hal ini terjadi karena informasi belum
lengkap atau survey sedang dilakukan atau tertanggung membutuhkan dokumen yang
menunjukkan bukti tentang penutupan asuransi.
Dokumen cover notes diperlukan karena:
o untuk menerbitkan polis karena perlu waktu pertanggungan memerlukan bukti
diterbitkan sebelum polis resmi terbit informasi yang diperlukan belum lengkap
o penanggung masih melakukan survey
o cover notes merupakan dokumen yang sifatnya sementara (biasanya 30 hari) dan
berakhir saat polis terbit. Bisa batal sebelum 30 hari (polis jadi sebelum 30 hari) akan
bisa diperpanjang (bila polis belum selesai)
o ada kemungkinan untuk dibatalkan bila informasi tidak memuaskan
Bila ada cover notes tetapi belum ada polis, maka bila terjadi klaim, tetap akan diganti.
www.akademiasuransi.org Sekedar Catatan Belajar by: Afrianto Budi P, SS MM 42 of 83 UJian CGI & LSPP AAMAI Edisi April 2014
5.23. Jelaskan tujuan isi dan penggunaan Cover note dan sertificate asuransi (Sept 2006 No. 9)
Jawaban:
Cover Note: Lihat di atas
Certificate asuransi :
Sertifikat asuransi merupakan dokumen yang menegaskan bahwa telah terjadi penutupan
asuransi. Pada umumnya sertifikat diberikan berkait dengan jumlah peserta yang sangat besar
dan diwajibkan oleh UU dan pihak penanggung cukup mengeluarkan master polis sedangkan
pesertanya diberikan dokumen dalam bentuk sertifikat.
5.24. Jelaskan fungsi dari:
a. Polis asuransi
b. Cover note
c. Sertifikat asuransi
Jawaban:
a. Polis asuransi berfungsi:
Fungsi polis bagi nasabah (tertanggung) :
Sebagai bukti tertulis atas jaminan penanggungan untuk mengganti kerugian yang
mungkin dideritannya yang ditanggung oleh polis.
Sebagai bukti pembayaran premi kepada penanggung.
Sebagai bukti otentik untuk menuntut penanggung bila lalai atau tidak memenuhi
jaminannya.
Fungsi polis bagi Penanggung (perusahaan asuransi) :
Sebagai bukti atau tanda terima premi asuransi dari tertanggung.
Sebagai bukti tertulis atas jaminan yang diberikannya kepada tertanggung untuk
membayar ganti rugi yang mungkin di derita oleh tertanggung.
Sebagai bukti otentik, untuk menolak tuntutan ganti rugi atau klaim bila penyebab
kerugian tidak memenuhi syarat polis.
b. Cover note: lihat di atas
c. Sertifikat asuransi: lihat di atas
5.25. Uraikan pengertian Long-Term Agreements. (Mar 2007 No. 5)
Jawaban:
Perjanjian antara Penanggung dan Tertanggung di mana Penanggung akan memberikan
potongan (diskon) terhadap premi jika Tertanggung setuju untuk memperpanjang
bisnisnya kepada Penanggung selama beberapa tahun ke depan
Kedua belah pihak diuntungkan: Tertanggung menikmati penurunan premi; Penanggung
mendapat kepastian bahwa bisnis tersebut akan terus diperpanjang
www.akademiasuransi.org Sekedar Catatan Belajar by: Afrianto Budi P, SS MM 43 of 83 UJian CGI & LSPP AAMAI Edisi April 2014
5.26. Uraikan tujuan penggunaan klausul tambahan dalam polis (Sept 2008 No. 5)
Jawaban:
Perancangan polis merupakan satu tugas yang membutuhkan keahlian yang tinggi. Satu
standar polis akan dibuat sesuai dengan maksud penggunaannya, tanpa harus ada modifikasi.
Akan tetapi tidak mungkin untuk selalu memenuhi kebutuhan tertanggung tanpa adanya
perubahan pada wording untuk perluasan. Untuk itu perubahan dibuat dengan penambahan
klausul khusus dan endorsements/amandement.
www.akademiasuransi.org Sekedar Catatan Belajar by: Afrianto Budi P, SS MM 44 of 83 UJian CGI & LSPP AAMAI Edisi April 2014
BAB VI: UNDERWRITING INSURANCE AND RISK SHARING
6.1. Uraikan apa yang disebut dengan seorang underwriter
Jawaban:
Apabila suatu risiko ditawarkan kepada Lloyd's atau perusahaan asuransi, seseorang atas
nama penanggung harus memutuskan apakah risiko dimaksud dapat diterima atau tidak.
Jika dapat diterima, underwriter harus memutuskan rate premi yang akan dikenakan
beserta syarat dan kondisi yang akan dibebankan.
Di Lloyd's, slip yang dicap dan ditandatangani menunjukkan keikutsertaan (dalam
persentase). Seseorang yang menandatangani slip itulah yang disebut "underwriter."
Proses menilai syarat dan kondisi yang dibebankan pada kontrak asuransi disebut sebagai
underwriting asuransi.
6.2. Sebutkan 4 (empat) peran utama seorang underwriter. (Mar 2006 No. 3, Mar 2007 No. 6, Sept
2008 No. 7, Sept 2009 No. 7, Mar 2013 No. 5)
Jawaban:
a. Menilai risiko yang dibawa seseorang ke dalam pool
b. Memutuskan untuk menerima suatu Riko atau menolak risiko tersebut, atau menilai
seberapa banyak yang akan diterimanya
c. Menentukan ketentuan, kondisi dan cakupan jaminan perlindungan yang ditawarkan
d. Menetapkan premi yang sesuai
6.3. Dalam kaitan dengan risk survey report: (Mar 2007 No. 12, Sept 2009 No. 12)
a. uraikan 5 (lima) hal pokok yang diuraikan di dalanmya.(bobot 60%)
b. hitung nilai MPL untuk risiko kebakaran pada suatu bangunan dengan kondisi
sebagai berikut: (bobot 30%)
- bangunan empat persegi panjang terbagi dalam 3 (tiga) ruangan yang sama besar.
- Nilai keseluruhan bangunan dan isi adalah Rp. 3 Miliar dan terbagi sama besar pada
masing-masing ruang tersebut.
- Antara ruang pertama (kiri) dan ruang kedua (tengah) dibatasi dengan fire wall.
- Antara ruang kedua (tengah) dan ruang ketiga (kanan) dibatasi dengan tembok biasa
dengan pintu penghubung.
Jawaban:
a. Hal pokok dalam survey report
1. Deskripsi lengkap tentang risiko
Dapat meliputi gambar / denah lokasi dalam hal risiko harta benda, proses yang
dikerjakan pada lokasi tersebut, keterangan tentang Tertanggung, dan sebagainya.
www.akademiasuransi.org Sekedar Catatan Belajar by: Afrianto Budi P, SS MM 45 of 83 UJian CGI & LSPP AAMAI Edisi April 2014
2. Penilaian tingkat risiko
Memperhitungkan semua faktor berbahaya yang ada, baik moral hazard maupun
physical hazard.
Memberi gambaran kepada Underwriter tentang tingkat risiko yang ditawarkan
Memberi ulasan tentang lingkungan sekitar, okupasi, kegunaan bangunan, dsb
misalnya dalam hal asuransi kebakaran, yang mempengaruhi tingkat risiko
3. Penentuan Maximum Probable Loss (MPL)
Istilah lainnya adalah Estimated Maximum Loss (EML)
Besaran maksimal kerugian yang dapat terjadi menurut penilaian Surveyor.
Tanpa memperhitungkan keberadaan fitur-fitur yang baik pada risiko
tersebut
Misalnya: alat-alat pemadaman kebakaran.
Underwriter yang akan menilainya sendiri
Hanya untuk risiko kebakaran saja
Surveyor dan Underwriter dapat berdiskusi tentang fitur-fitur positif dan
negatif yang ada, serta bersepakat atas besar nilai MPL atau EML-nya
4. Rekomendasi atas pencegahan kerugian
Surveyor memberitahu Underwriter langkah-langkah yang bisa diambil untuk
melindungi risiko
Kadang-kadang rekomendasi tersebut dapat berupa persyaratan yang harus
dilaksanakan Tertanggung untuk memperoleh jaminan asuransi
5. Pandangan Surveyor atas kecukupan harga pertanggungan yang diajukan
Di atas semuanya itu, tanggung jawab untuk memastikan bahwa jaminan sudah
mencukupi ada pada Tertanggung itu sendiri
b Perhitungan MPL :
Total nilai bangunan dan isi IDR 3 Milyar
Nilai tersebut tersebar merata pada 3 (tiga) ruangan; masing-masing IDR 1 Milyar
Keberadaan fire wall yang menjadi batas antara ruang pertama (kiri) dan kedua
(tengah) membuat amat sangat sulit kebakaran menjalar dari satu ruang ke ruang
yang lainnya
Keberadaan pintu penghubung pada dinding pembatas antara ruang kedua
(tengah) dan ketiga (kanan) memungkinkan kebakaran dapat menjalar dari satu
ruang ke ruang lainnya
Potensi kerugian paling besar adalah jika terjadi kebakaran pada ruang kedua
(tengah) dan ketiga (kanan)
Nilai kerugian maksimal = MPL = 2 x IDR 1 Milyar = IDR 2 Milyar
6.4. Uraikan pengertian estimated maximum loss (EML) disertai dengan contoh (Sept 2013, No. 8)
Jawaban: lihat atas
www.akademiasuransi.org Sekedar Catatan Belajar by: Afrianto Budi P, SS MM 46 of 83 UJian CGI & LSPP AAMAI Edisi April 2014
6.5. Jelaskan 5 (lima) hal pokok yang umumnya diuraikan seorang risk surveyor dalam survey
report yang dibuatnya. (Mar 2006 No. 12, Sept 2007 No. 13)
Jawaban:
5 hal pokok dalam survey report (Bobot masing-masing 20%)
(i) Deskripsi yang lengkap tentang risiko
Termasuk gambar denah lokasi, proses produksi, keterangan rinci tentang
Tertanggung, dsb
(ii) Penilaian tingkat risiko
Mempertimbangkan semua faktor bahaya (hazard) yang relevan, baik moral hazard
maupun physical hazard
Memberi gambaran kepada underwriter atas tingkat risiko yang ditawarkan.
Informasi tentang harta benda sekitar yang dapat mempengaruhi tingkat risiko
(iii) Pengukuran MPL (Maximum Probable Loss) a tau EML (Estimated Maximum Loss)
Besaran maksimum kerugian yang diperkirakan oleh surveyor hanya atas
kerugiannya saja. Akibat kebakaran tanpa memperhitungkan adanya fasilitas
pemadaman kebakaran atau fitur bagus lainnya.
MPL ini berfungsi untuk memberikan gambaran kepada underwriter atas
maksimum kerugian yang mungkin terjadi dari suatu peristiwa kebakaran
(iv) Rekomendasi untuk pencegahan kerugian (loss prevention)
Surveyor menjelaskan kepada Tertanggung mengenai langkah-langkah yang perlu
diambil untuk melindungi risiko.
Bisa dalam bentuk persyaratan (requirement) di mana Tertanggung harus
memenuhinya agar jaminan perlindungan dapat diberikan
(v) Pandangan surveyor tentang kecukupan asuransi yang diminta
Tanggung jawab terletak pada Tertanggung untuk memastikan bahwa jaminan
yang diminta telah memadai
Dalam banyak cabang asuransi, berarti kecukupan harga pertanggungan
(property), batas ganti rugi (liability)
Underwriter ingin memastikan bahwa Tertanggung tidak mengasuransikan di
bawah harga (under-insurance)
6.6. Sebagai mata dan telinga dari underwriter, risk surveyor akan menyampaikan hasil surveynya
kepada underwriter dalam bentuk survey report. Jelaskan 5(lima) hal pokok yang diuraikan
dalam survey report tersebut (Sept 2008 No. 12)
Jawaban: lihat di atas
6.7. Dalam kaitan dengan penentuan premi yang sesuai, jelaskan: (Mar 2006 No. 13)
a. 5 (lima) aspek yang harus dipenuhi agar kontribusi premi tersebut wajar dan
mencerminkan tingkat risikonya
b. 4 (empat) pertimbangan bisnis yang harus diperhatikan
www.akademiasuransi.org Sekedar Catatan Belajar by: Afrianto Budi P, SS MM 47 of 83 UJian CGI & LSPP AAMAI Edisi April 2014
Jawaban:
a. 5 aspek dalam penentuan premi yang sesuai (Bobot 60%)
1. Cukup untuk membayar klaim yang diperkirakan (expected claims)
Perusahaan asuransi memperkirakan tingkat klaim yang diperkirakan dapat
terjadi
Tidak mungkin untuk mendapatkan suatu angka yang pasti berapa yang
harus dibayar untuk klaim berdasarkan jumlah kejadian,
Perusahaan asuransi dapat membuat penilaian yang cukup akurat atas
kemungkinan biaya klaim/kerugiannya
Minimal, premi harus cukup untuk membayar klaim yang diperkirakan
tersebut
2. Cukup untuk membuat suatu estimasi dari klaim yang belum dibayar
(outstanding claims)
Tidak semua klaim dapat dibayar dalam satu tahun yang sama dengan
tahun saat premi dibayarkan
Premi harus memperhitungkan klaim yang masih harus diselesaikan pada
akhir tahun
3. Cukup untuk membentuk cadangan premi
Kemungkinan terdapat kondisi darurat (contigencies), di luar kendali perusahaan
asuransi, yang mungkin melibatkan suatu kewajiban untuk membayar klaim pada
suatu waktu di masa yang akan datang. Perusahaan asuransi akan memupuk
cadangan premi (reserves) untuk keperluan ini.
4. Cukup untuk membayar semua biaya operasional perusahaan asuransi termasuk:
gaji karyawan
biaya kantor dalam segala bentuk
promosi dan iklan
komisi
Premi yang terkumpul dari masing-masing Tertanggung secara agregat harus
cukup untuk menutup biaya operasional tersebut
5. Cukup untuk menghasilkan laba
Umumnya perusahaan asuransi harus bisa mempertanggungjawabkan
kepada para pemegang saham dan memberikan imbalan yang layak atas
investasi mereka pada perusahaan tersebut
Bagi perusahaan mutual, para anggota bagaimanapun tetap mengharapkan
suatu jumlah surplus yang layak
b. 4 pertimbangan bisnis dalam menetapkan premi yang sesuai (Bobot 40%)
(i) Inflasi
Perusahaan asuransi harus waspada atas perubahan nilai mata uang
www.akademiasuransi.org Sekedar Catatan Belajar by: Afrianto Budi P, SS MM 48 of 83 UJian CGI & LSPP AAMAI Edisi April 2014
Klaim akan dibayarkan di kemudian hari, dari premi yang diperoleh pada
hari ini
Biaya penyelesaian suatu klaim dapat meningkat, bukan karena
meningkatnya besaran klaim itu sendiri, tetapi semata-mata karena
turunnya nilai uang
(ii) Suku bunga pinjaman
Perusahaan asuransi adalah investor dana yang cukup besar
Dana ini akan menghasilkan pendapatan investasi yang cukup besar yang
mana perusahaan asuransi bergantung padanya
(iii) Nilai tukar mata uang
Ketika terjadi lalu lintas uang antar batas negara, maka muncul risiko nilai
tukar mata uang
Juga terjadi dalam hal premi yang dibayar Tertanggung tidak sesuai
dengan mata uang yang disepakati sebagai harga pertanggungan (yang
menjadi batas tanggung jawab atas pembayaran klaim)
(iv) Kompetisi
Penetapan premi yang terlalu tinggi akan berakibat kehilangan bisnis,
tetapi sebaliknya, penetapan premi yang terlalu rendah tidak akan
cukup untuk membayar klaim
6.8. Dalam kaitan dengan penetapan premi, uraikan: (Mar 2009 No. 12)
a. hubungan antara premi dengan hazard dan exposure dari suatu objek pertanggungan
(Bobot 30%)
b. pengettian adjustable premiums (Bobot 25%)
c. 5 (lima) komponen biaya yang secara memadai harus terpenuhi dalam premi tersebut
(Bobot 45%)
Jawaban:
a. Premi = suku premi X dasar perhitungan premi
Suku premi:
umumnya dalam % atau %o
mewakili tingkat risikonya
makin tinggi risikonya, makin tinggi tingkat suku preminya
Dasar perhitungan premi:
disebut juga harga pertanggungan
mencerminkan besaran / ukuran exposure dari risiko tersebut
misalnya : nilai bangunan, mesin, stok, inventaris
b. Adjustable premium
premi yang didapatkan dengan perkalian antara suku premi terhadap harga
pertanggungan yang pada saat awal penutupan masih berupa angka perkiraan / estimasi;
www.akademiasuransi.org Sekedar Catatan Belajar by: Afrianto Budi P, SS MM 49 of 83 UJian CGI & LSPP AAMAI Edisi April 2014
yang kemudian pada akhir jangka waktu pertanggungan akan disesuaikan berdasarkan
laporan / deklarasi berkala (pada umumnya setiap bulan) atas nilai sesungguhnya.
Contoh : asuransi atas stok atau upah
c. komponen biaya dalam premi :
(1) Expected claims
Penanggung harus membuat perkiraan atau estimasi atas besarnya klaim
yang mungkin dialami di waktu yang akan datang
Kerugian tidak mungkin dihitung secara tepat, namun dengan jumlah klaim
yang ada, perkiraan wajar yang mendekati dapat dibuat
Paling tidak, premi yang diterapkan harus cukup untuk memenuhi klaim
yang diperkirakan
(2) Outstanding claims
Tidak semua klaim dapat diselesaikan dalam tahun pembayaran premi,
sehingga premi harus diperhitungkan untuk klaim yang belum diselesaikan
pada akhir tahun
dalam klaim personal injury, penyelesaian klaim dapat berlangsung lama,
sehingga perlu diperhitungkan dalam penetapan preminya
(3) Reserve
Penanggung juga harus memperhitungkan bahwa terdapat kemungkinan
contingencies yang berada di luar kendalinya. Ada tanggung jawab untuk
membayar klaim pada suatu waktu di masa yang akan datang.
(4) All expenses
biaya operasional dalam menjalankan usaha, termasuk:
gaji karyawan
biaya kantor
iklan dan promosi
komisi
premi yang dikumpulkan harus cukup secara agregat untuk memenuhi
biayabiaya operasional tersebut
(5) Profit
Penanggung harus memastikan bahwa terdapat bagian untuk profit yang
wajar
sebagai tanggung jawab terhadap pemegang saham untuk memberikan hasil
atas investasi mereka dalam perusahaan
6.9. Dalam penetapan premi yang tepat (suitable premiums), uraikan : (Mar 2007 No. 11, Sept
2009 No. 13, Mar 2008 No. 12)
a. 5 (lima) komponen biaya yang harus tercakup secara memadai premi tersebut
b. 4 (empat) aspek komersial yang harus dipertimbangkan
www.akademiasuransi.org Sekedar Catatan Belajar by: Afrianto Budi P, SS MM 50 of 83 UJian CGI & LSPP AAMAI Edisi April 2014
Jawaban:
a komponen biaya dalam premi: lihat di atas
b Aspek komersial yang harus dipertimbangkan: lihat di atas
6.10. Uraikan mengapa inflasi merupakan salah satu aspek yang harus dipertimbangkan dalam
penetapan premi. (Mar 2009 No. 7)
Jawaban:
Penanggung harus mempertimbangkan perubahan nilai uang
Biaya klaim dapat meningkat bukan karena meningkatnya besaran klaim itu sendiri, tapi
akibat turunnya nilai uang
6.11. Dalam kaitan dengan reasuransi, jelaskan: (Sept 2006 No. 10, Sept 2008 No. 12)
a. Pengertian reasuransi
b. 5 (lima) alasan perusahaan asuransi membeli proteksi reasuransi
Jawaban:
a. Pengertian reasuransi
Reasuransi adalah persetujuan antara Penanggung (Ceding company) dan
reasuradur, di mana penanggung menyetujui untuk menyerahkan /melimpahkan
seluruh atau sebagian risiko atas suatu pertanggungan yang ditutupnya (ditanggung)
kepada reasuradur, dan dengan menerima premi dari dari penanggung sebagaimana
telah ditetapkan sebelumnya, reasuradur menyetujui untuk membayar ganti rugi
kepada Penanggung berhubung dengan kerugian yang terjadi atas pertanggungan
yang ditutupnya tersebut, semuanya itu berdasarkan atas syarat-syarat
sebagaimana ditetapkan dalam perjanjian.
Ceding Company atau reinsured biasanya adalah sebuah perusahaan asuransi,
sedangkan reasuradur atau reinsurer adalah sebuah perusahaan asuransi atau
sebuah perusahaan reasuransi profesional.
Menurut R.C. Reinarz, reasuransi adalah akseptasi oleh suatu Penanggung yang
dikenal sebagai reasuradur dari semua atau sebagian risiko kerugian dari
Penanggung yang disebut Ceding Company.
b. 5 (lima) alasan perusahaan asuransi membeli proteksi reasuransi
1. Meningkatkan kapasitas akseptasi
Fasilitas reasuransi akan memperbesar kapasitas direct insurer tersebut, sehingga
memungkinkannya untuk menerima nilai pertanggungan yang tinggi. Dalam hal
seperti itu, reasuransi berfungsi sebagai "capacity boosting"
Problem:
Konsekuensi dari adanya peningkatan kapasitas tadi di mana sesuai dengan
mekanisme pasar, pada saat ada "kelebihan kapasitas' di industri asuransi dengan
situasi lebih banyak asuradur dan reasuradur berlomba memperebutkan risiko
www.akademiasuransi.org Sekedar Catatan Belajar by: Afrianto Budi P, SS MM 51 of 83 UJian CGI & LSPP AAMAI Edisi April 2014
dengan jumlah yang sama, sementara itu premi akan turun (tertanggung akan
memperoleh manfaatnya). Di lain pihak, klaim tidak berubah (tidak turun).
Akibatnya karena ditemukan situasi dengan loss ratio yang buruk, yaitu: nilai klaim
tetap sedangkan premi yang diterima turun dan tidak sesuai dengan yang
seharusnya untuk membentuk dana klaim tersebut.
2. Stabilisasi kondisi keuangan
Perusahaan asuransi menghadapi ketidakpastian mengenai frekuensi terjadinya
klaim dan berapa besar klaim yang harus dibayarnya. Perusahaan asuransi dapat
mengurangi fluktuasi biaya klaim yang mungkin terjadi dengan membayar sejumlah
premi yang pasti kepada reasuradur dan reasuradur akan membantu direct insurer
dalam menstabilkan tingkat kerugiannya.
3 Confidence untuk ekspansi bisnis
Dengan dihilangkannya beberapa ketidakpastian melalui pengalihan risiko kepada
reasuradur, direct insurer mendapatkan rasa yakin (confidence) untuk memperbesar
bisnisnya. Ini terutama dimaksudkan untuk perusahaan asuransi yang ingin menutup
jenis pertanggungan yang masih baru bagi mereka, namun karena belum punya
pengalaman, mereka belum mempunyai catatan atau statistik yang mengungkapkan
tentang loss ratio dari jenis pertanggungan tersebut. Karena itu dipilih bentuk
asuransi Stop Loss, sehingga bila loss ratio melebihi ratio tertentu, selebihnya akan
dibebankan kepada reasuradur, baik keseluruhannya atau hanya sebagian.
4 Catastrophe protection
Keadaan finansial direct Insurer dapat menjadi sangat buruk dalam hal ia harus
menanggung kerugian-kerugian yang luar biasa jumlahnya (catastrophic losses).
Reasuransi berfungsi sebagai suatu pengaman untuk melindungi direct insurers
terhadap keadaan seperti ini (catastrophe protection).
5 Spread of risks
Reasuransi adalah mekanisme pengalihan risiko dari direct insurer kepada
reasuradur. Oleh karena itu, reasuransi berfungsi sebagai alat penyebar risiko
(spread of risk).
Asuradur mungkin tidak menginginkan untuk konsentrasi tanggung jawabnya
kepada setiap kelas bisnis, setiap jenis risiko, setiap area atau dalam bentuk
klasifikasi lainnya.
Dengan mengatur fasilitas reasuransi secara tepat, maka akan dapat disebarkan
dampak yang potensial dari kerugian-kerugian yang akan dihadapi di masa
mendatang.
6.12. Dalam kaitan dengan reasuransi, jelaskan: (Sept 2007 No. 14)
a. 5 (lima) alasan perusahaan asuransi yang membeli proteksi reasuransi
b1. 4 (empat) pihak yang berperan sebagai pembeli
b2. 2 (empat) pihak yang berperan sebagai perantara
b3. 5 (1ima) pihak yang berperan sebagai penjual (seller)
www.akademiasuransi.org Sekedar Catatan Belajar by: Afrianto Budi P, SS MM 52 of 83 UJian CGI & LSPP AAMAI Edisi April 2014
Jawaban:
a. 5 (lima) alasan perusahaan asuransi membeli proteksi reasuransi
Jawaban: Lihat di atas
b1 4(empat) pihak yang berperan sebagai pembeli
1. Direct Insurers.
Kelompok ini menggambarkan penanggung biasa yang betransaksi asuransi dengan
Publik umum. Para penanggung membeli reasuransi dengan sejumlah alasan
sebagaimana sudah dijelaskan sebelunmya.
2. Captive Insurance Companies
Perusahaan dimiliki oleh satu induk perusahaan yang bukan asuransi. Perusahaan ini
melakukan transaksi di mana asuransi dapat menetapkan satu anak perusahaannya.
Captive Company tidak cukup besar untuk menjamin resikonya sendiri sehingga
proteksi reasuransi untuk jumlah yang sangat besar biasanya dibutuhkan. Captive
dapat menahan sekian presentase risiko atau satu proporsi tetap dan seimbang dan
biasaya bagian yang terbesar dijamin.
3. Lloyd 's Syndicates.
Sebagaimana dipelajari sebelumnya tentang Lloyd, masing-masing syndicate
dibentuk oleh para member dan para members mempunyai liability yang tak
terbatas. Reasuransi juga merupakan satu cara di mana mereka dapat
menempatkan beberapa batas atas kerugian personal yang mungkin dialami oleh
masing- asing member.
4. Reinsurers.
Pembeli terakhir juga adalah reasuransi itu sendiri. Individual reasuransi mencari
proteksi yang sama seperti tertanggung dan direct 52esik52. Mereka tidak kebal
dari 52esik yang tidak diharapkan dan mengamankan unsur stabilitas keuangan
dengan membeli proteksi reasuransi sendiri.
b2 2(dua) pihak yang berperan sebagai perantara
1. Broker Reasuransi
Reasuransi merupakan satu hal yang sangat kompleks dan spesialis dan para pembeli
benar-benar butuh bantuan dalam mengatur pertanggungan yang benar dan
memilih reasuradur yang paling pantas.
2. Management Companies.
Pertumbuhan perusahaan asuransi captive membuat satu pertumbuhan terhadap
jumlah captive management company. Perusahaan ini menawarkan service
management kepada organisasi yang memiliki captives. Satu perusahaan
management bisa menangani lebih dari satu/beberapa captive dan area kerja
management captive termasuk mengenai penempatan reasuransi.
b3 5 (lima) pihak yang berperan sebagai penjual (seller)
www.akademiasuransi.org Sekedar Catatan Belajar by: Afrianto Budi P, SS MM 53 of 83 UJian CGI & LSPP AAMAI Edisi April 2014
1. Reinsurers.
Sejumlah besar bisnis reasuransi dijamin oleh perusahaan asuransi. Terdapat
beberapa perusahaan reasuransi besar yang spesialisasi dalam reasuransi dan tidak
menjamin bisnis direct/langsung. Mereka adalah perusahaan internasional yang
bertransaksi di banyak tempat di dunia ini. Sejumlah perusahaan reasuransi dimiliki
oleh satu perusahaan asuransi composite yang besar namun bekerja secara
independent.
2. Direct Insurers
Perusahaan asuransi biasa juga bisa bertransaksi reasuransi. Mereka bisa saja
diminta untuk menyediakan reasuransi bagi sesama perusahaan asuransi lain dan
bahkan bagi perusahaan reasuransi. Di pasar, mereka bisa sebagai Bnyer dan juga
sebagai Seller.
3. Captive Insurance companies
Captive insurance company, dapat juga sebagai penjual proteksi reasuransi bila
menjamin bisnis di luar bisnis perusahaan induk atau diistilahkan" writing third party
business".
Pada banyak kasus hanya sebagian kecil saja dari jenis bisnis dijamin reasuransinya
oleh perusahaan captive, sebagian besarnya direasnransikan kepada petusahaan
captive lain atau perusahaan asuransi yang bukan captive. Akhirnya Perusahaan
captive bisa berperan sebagai Buyer dan juga sebagai Seller.
4. Pools
Dalam kasus di mana resik sangat besar, tidaklah mungkin menempatkan semuanya
pada reasuransi yang dibutuhkan. Untuk mengatasi masalah ini dan menyediakan
proteksi , pools dibentuk. Pools ini di dalamnya terdiri dari beberapa organisasi yang
mengalami masalah resiko yang sama. Contohnya resiko oil rig operator, atau resiko
khusus atas bahaya yang natural seperti gempa bumi. Kontribusi kepada pool diasses
oleh seorang underwriter dengan cara ini para member mendapatkan banyak
manfaat atas common pool dengan pendekatan risk sharing.
5. Lloyd's Svndicates
Lloyd's syndicate bisa sebagai pembeli dan penjual dipasar yang sama.
6.13. Uraikan perbedaan antara reasuransi facultative dan treaty. (Mar 2006 no 4)
Jawaban:
Facultative
Setiap risiko ditawarkan kepada reasuradur oleh penanggung langsung, dan reasuradur dapat
memutuskan untuk menerima atau menolaknya. Dalam hal ini, beban administrasi dan biaya
yang besar karena dibuat secara case per case.
Treaty
Perjanjian antara reasuradur dan penanggung langsung di mana semua risiko yang termasuk
dalam parameter tertentu akan ditawarkan (ceded) kepada reasuradur
Reasuradur tidak dapat menolak risiko yang ditawarkan kepadanya dan penanggung langsung
www.akademiasuransi.org Sekedar Catatan Belajar by: Afrianto Budi P, SS MM 54 of 83 UJian CGI & LSPP AAMAI Edisi April 2014
tidak dapat memilih-milih risiko mana saja yang akan ditawarkan dan manasaja yang akan
ditahan sendiri
Reasuradur mendapatkan rentang yang luas atas tingkat risiko dan dapat mencapai
keseimbangan yang wajar antara risiko-risiko yang baik dan yang buruk.
Penanggung langsung mendapat fasilitas reasuransi otomatis dan tidak harus mengatur
secara individual nutuk setiap risiko
6.14. Dalam kaitan dengan reasuransi treaty, jelaskan. (Mar 2006 No. 14)
a. 2 (dua) bentuk reasuransi proporsional beserta metode perhitungan preminya b. 2 (dua) bentuk reasuransi non-proporsional beserta metode perhitungan preminya Jawaban:
a. 2 (dua) bentuk reasuransi treaty proporsional (Bobot 50%) (i) Quota share
Suatu proporsi yang pasti dari setiap risiko sebagaimana ditetapkan dalam perjanjian treaty akan direasuransikan Contoh: Penanggung langsung (direct Office) sepakat untuk mereasuransikan 60% dari penutupan asuransi yang diterimanya; maka jika harga pertanggungan suatu risiko adalah EUR 100.000 maka direct office akan menahan / menanggung sendiri EUR 40.000 dan mereasuransikan EUR 60.000
(ii) Surplus
* Direct office dapat menetapkan berapa besar dari suatu risiko yang akan ditahan sendiri (retensi) dihitung berdasarkan kerugian finansial yang diperkirakan
* Direct office dapat mencari fasilitas reasuransi yang ditetapkan dalam lines 1 line = retensi direct office fasilitas reasuransi adalah berupa kelipatan dari line tersebut Contoh:
Retensi direct office = USD 40.000 => 1 line retensi = 1 line = Treaty 10 lines USD 40.000 surplus = 10 lines = USD 400.000 Maka, kapasitas akseptasi risiko direct office = USD 440.000
Penetapan premi:
Straightforward
Proteksi reasuransi berupa suatu proporsi yang tetap klaim dan premi dibagi dalam proporsi yang sama
tersebut
Overidding commission diberikan reasuradur kepada direct office sebagai
kompensasi atas biaya-biaya yang dikeluarkan direct office: biaya survey, promosi dan iklan, komisi perantara berupa persentase dari premi asal
www.akademiasuransi.org Sekedar Catatan Belajar by: Afrianto Budi P, SS MM 55 of 83 UJian CGI & LSPP AAMAI Edisi April 2014
Profit commission diberikan reasuradur kepada direct office jika bisnis
reasuransi tersebut ternyata bagus hasilnya
b. Reasuransi non proporsional (Bobot 50%) Reasuradur setuju untuk membayar jumlah melebihi dan di atas (in excess of) suatu jumlah yang direct office setuju untuk menahannya (reatain) 2 bentuk reasuransi treaty non proporsional (i) Excess of loss
* Direct office membayar kerugian USD x pertama dari suatu kejadian, dan reasuradur membayar USD y di atas USD x tersebut Contohnya di bawah ini: Direct office membayar USD 5.000 atas setiap kerugian yang timbul dari suatu kejadian dan mempunyai treaty yang menjamin USD 45.000 di atas (in excess of) USD 5.000
(ii) Stop loss (excess of loss ratio)
* Rreasuransi melindungi suatu portfolio risiko secara keseluruhan, bukan secara individual
* Ketika loss ratio suatu cabang asuransi lebih dari suatu angka
tertentu, reasuradur setuju untuk membayar. Loss ratio berupa klaim sebagai persentase terhadap premi. Contoh: Jika premi = USD 100 dan klaim = USD 50, maka loss rationya adalah
USD 50 : USD 100 x 100% = 50% * Reasuradur tidak menanggung penuh jumlah kerugian di atas loss
ratio loss ratio yang disepakati Hal ini agar menghindari hilangnya insentif bagai direct office untuk
berhati-hati dalam sisi underwriting maupun klaimnya. Misal : reasuradur akan membayar 75% dari jumlah yang melebihi
loss ratio yang disepakati
Penetapan premi * Biaya akhir yang ditanggung oleh reasuradur hanya dapat
diketahui ketika klaim telah dibayar; dan bisa jadi sampai beberapa tahun sesudah peristiwa kerugian terjadi.
* Premi yang dibebankan kepada direct office harus cukup untuk menutup tingkat kerugian yang diperkirakan, biaya administrasi termasuk komisi broker/agen, dan laba bagi reasuradur
* Premi ditetapkan dengan perkalian antara suatu suku premi (rate) atas premi langsung dari direct office
* Suku premi (rate) berdasarkan pengalaman masa lalu, yang juga digunakan sebagai dasar penetapan premi di masa yang akan datang
www.akademiasuransi.org Sekedar Catatan Belajar by: Afrianto Budi P, SS MM 56 of 83 UJian CGI & LSPP AAMAI Edisi April 2014
6.15. Dalam kaitan dengan reasuransi, jelaskan : (Mar 2009 No. 13)
a. Perbedaan antara reasuransi facultative dengan treaty (Bobot 20%)
b. masing-masing 2 (dua) bentuk reasuransi proportional treaty dan non-proportional
treaty (Bobot 40%)
c. metode perhitungan premi reasuransi proportional treaty dan non-proportional
treaty(Bobot 40%)
Jawaban:
a. Reasuransi facultative
Setiap risiko, secara individual, ditawarkan oleh Penanggung Langsung (direct
office = reinsured = ceding company) kepada Penanggung Ulang (reinsurer)
Penanggung Ulang dapat memutuskan apakah akan mengkasep atau
menolak risiko yang ditawarkan tersebut
melibatkan beban administrasi yang cukup banyak dan biaya yang lebih besar
Reasuransi treaty
- perjanjian dibuat antara Penanggung Langsung dan Penanggung Ulang
dimana semua risiko yang masuk dalam parameter tertentu yang telah
disepakati akan ditawarkan (ceded) kepada Penanggung Ulang
- Penanggung Ulang tidak dapat menolak risiko yang ditawarkan tersebut
- Penanggung Langsung tidak dapat memilih-milih risiko mana yang akan
ditawarkan dan mana yang akan ditahan sendiri
- Penanggung Ulang diuntungkan dengan menerima semua risiko, tidak hanya
melulu risiko-risiko yang buruk saja yang memang memerlukan proteksi,
dengan sebaran tingkat risiko yang cukup luas, sehingga terdapat
keseimbangan yang cukup baik antara risiko-risiko yang bagus dan yang buruk
- Penanggung Langsung diuntungkan karena mempunyai fasilitas reasuransi
otomatis; tidak perlu membuat kontrak-kontrak reasuransi secara individual
b. 2 (dua) bentuk proportional treaty
(i) Quota share treaty
Suatu bagian / proporsi yang tetap dari setiap risiko yang didefinisikan dalam
treaty akan direasuransikan/disesikan
Contoh: suatu Penanggung Ulang setuju mereasuransikan 70%; maka atas
risiko sebesar USD 1 juta, Penanggung Ulang akan menahan sendiri USD 300
ribu dan mereasuransikan USD 700 ribu
(ii) Surplus treaty
Penanggung Ulang akan memutuskan berapa bagian dari setiap risiko yang
akan ditahannya sendiri (retensi) berdasarkan kerugian finansial yang
diperkirakan
Penanggung Ulang mengatur fasilitas reasuransi dalam bentuk lines
1 line = retensi dari Penanggung Ulang, mis. USD 400 ribu
fasilitas reasuransi berupa kelipatan dari line tersebut, mis. 10 lines
www.akademiasuransi.org Sekedar Catatan Belajar by: Afrianto Budi P, SS MM 57 of 83 UJian CGI & LSPP AAMAI Edisi April 2014
dalam treaty dengan 10 lines, misalnya, Penanggung Ulang dapat
mengaksep risiko sebesar USD 4,4 juta (= retensi USD 400 ribu
ditambah 10 x lines masing-masing USD 400 ribu)
2 (dua) bentuk non-proportional treaty
(i) Excess of loss
Penanggung Langsung akan membayar sejumlah USD x yang pertama dari
suatu kerugian yang timbul dari suatu kejadian dan Penanggung Ulang akan
membayar USD y sisanya di atas dari (in excess of) USD x tersebut
(ii) Stop loss (excess of loss ratio)
Memberikan proteksi atas keseluruhan portofolio risiko ketimbang untuk
kerugian-kerugian individual
Jika loss ratio untuk suatu kelas asuransi melebihi suatu nilai tertentu,
Penanggung Ulang setuju untuk membayar kelebihan tersebut
Pada umumnya Penanggung Ulang tidak akan membayar 100% kelebihan di
atas loss ratio tersbut, karena akan menjadi kontra-insentif bagi Penanggung
Langsung untuk melakukan underwriting yang prudent
Contoh: Penanggung Ulang akan membayar 75% dari setiap jumlah yang
melebihi suatu nilai ratio tertentu
c. Metode perhitungan premi untuk :
(i) Proportional treaty
straightforward
Proteksi reasuransi berupa suatu proporsi yang tetap
klaim dan premi dibagi dalam proporsi yang sama tersebut
Overiding commission
diberikan reasuradur kepada direct office sebagai kompensasi atas biaya-
biaya yang dikeluarkan direct office : biaya survey, promosi dan iklan, komisi
perantara
Profit commission
diberikan reasuradur kepada direct office jika bisnis reasuransi tersebut
ternyata bagus hasilnya
(ii) Non-proportional treaty
Ongkos keseluruhan yang dikeluarkan reasuradur hanya dapat diketahui
setelah klaim dibayarkan dan dapat memakan waktu beberapa tahun setelah
terjadinya peristiwa yang dijamin itu sendiri
Reasuradur tetap perlu untuk menagihkan suatu premi kepada direct office
sebelum terjadinya peristiwa yang dijamin tersebut
harus cukup untuk meng-cover tingkat klaim yang diperkirakan, biaya
administrasi termasuk komisi broker dan sejumlah keuntungan bagi
reasuradur premi umumnya didapat dari perkalian antara suku premi
terhadap besar premi yang dihasilkan oleh direct office
www.akademiasuransi.org Sekedar Catatan Belajar by: Afrianto Budi P, SS MM 58 of 83 UJian CGI & LSPP AAMAI Edisi April 2014
umumnya, hasil statistik/pengalaman sebelumnya digunakan sebagai
dasar bagi penetapan premi selanjutnya
6.16. Dalam kaitan dengan reasuransi, jelaskan : (Mar 2009 No. 13)
a. perbedaan antara reasuransi facultative dan treaty (bobot 25%)
b. perbedaan antara proportional treaty dan non-proportional treaty (bobot 25%)
c. masing-masing 2 (dua) bentuk proportional treaty dan non-proportional treaty (bobot
40%)
Jawaban: lihat di atas
6.17. Dalam kaitan dengan reasuransi, jelaskan : (Mar 2008 No. 13)
a. Pengertian reasuransi
b. Perbedaan antara reasuransi facultative dan treaty
b. Perbedaan antara proportional treaty dan non-proportional treaty
Jawaban: lihat di atas
6.18. Dalam kaitan dengan reasuransi, jelaskan : (Mar 2008 No. 13)
a. perbedaan antara reasuransi facultative dengan treaty
b. masing-masing 2 (dua) bentuk reasuransi proportional treaty dan non-
proportional trearty
c. 5 (lima) alasan perusahaan asuransi membeli proteksi asuransi
Jawaban: lihat di atas
6.19. Dalam kaitan dengan mekanisme pembagian risiko oleh perusahaan asuransi,
jelaskan: (Sept 2012 No. 10)
a. cara kerja koasuransi. b. perbedaan pokok antara koasuransi dan reasuransi dari sisi tertanggung. c. 4 (empat) manfaat utama reasuransi bagi penanggung langsung.
Jawaban:
a. Cara kerja Koasuransi (Collective Policies) Dalam hal industrial fire risk, value at risk dan/atau potential hazards yang sangat besar untuk ditutup oleh satu perusahaan saja, maka pialang akan mencari beberapa perusahaan untuk menutupnya bersama-sama. Bila pialang telah mendapatkan persetujuan dari perusahaan-perusahaan untuk menjamin 100% of the total value, “leading office” akan melakukan survey dan membuat perincian atas nama semua penanggung. Rincian bagian masing-masing perusahaan, premi pertama dan lanjutan bersamaan dengan salinan rincian akan dikirimkan ke perusahaan-perusahaan.
www.akademiasuransi.org Sekedar Catatan Belajar by: Afrianto Budi P, SS MM 59 of 83 UJian CGI & LSPP AAMAI Edisi April 2014
Bila perusahaan-perusahaan tersebut atau co-insurers setuju atas syarat-syarat polis, perusahaan-perusahaan tersebut menerbitkan “signing slip” kepada leading office yang memberikan wewenang kepada leading office untuk memberikan tanda tangan atas nama mereka. Leading office akan menyiapkan dan menandatangani “collective policy” atas nama seluruh penanggung. Polis ini identik terhadap polis lainnya dengan 3 pengecualian: a. tidak ada heading, yaitu nama dan alamat perusahaan tidak nampak di muka
polis b. di mana saja di setiap klausula, kata “penanggung” digunakan sebagai
pengganti kata “perusahaan” c. listing seluruh perusahaan yang on risk beserta bagiannya dalam persentase
dan nomor individu referensi perusahaan termasuk di dalam polis
b. Perbedaan pokok antara koasuransi dan reasuransi dari sisi tertanggung. Bila terjadi klaim: 1. Tertanggung harus menunggu untuk mendapatkan beberapa penanggung 2. Tertanggung tidak mendapatkan pembayaran penuh 100% setelah klaim
disetujui kedua belah pihak (menuggu pembayaran dari masing co member) 3. Sering terjadi dispute diantara member bila leader kurang kompeten
c. 4 (empat) manfaat utama reasuransi bagi penanggung langsung. Jawaban : lihat di atas (alasan membeli reasuransi)
www.akademiasuransi.org Sekedar Catatan Belajar by: Afrianto Budi P, SS MM 60 of 83 UJian CGI & LSPP AAMAI Edisi April 2014
BAB VII: GENERAL FEATURES OF CLAIM PROCEDURE
7.1. Dalam kaitan dengan penanganan klaim, jelaskan peranan : (Sept 2012 No. 11)
a. Petugas klaim perusahaan asuransi b. Penilai kerugian c. Ahli forensik
Jawaban:
a. Petugas klaim perusahaan asuransi. Departemen klaim hendaknya dikelola oleh personil yang kompeten dan profesional. Hal ini sangat penting untuk memastikan pengelolaan dana perusahaan asuransi dengan efektif dan baik. Peran personil klaim adalah untuk: • Menangani semua klaim yang diajukan dengan cepat dan adil • Mampu menganalisa dan mengetahui antara klaim nyata dan palsu • Menentukan biaya klaim yang realistis sebelum pembayaran (atau disebut
dengan Cadangan) • Menentukan apakah pihak lain, seperti perusahaan adjuster asuransi, perlu
dilibatkan, dan • Dapat menyelesaikan klaim dengan biaya seefektif mungkin.
b. Penilai kerugian (Loss accesor)
Penilai kerugian ditunjuk oleh tertanggung untuk mempersiapkan dan menegosiasikan klaim atas nama mereka. Biaya penilai yang dibayar oleh tertanggung tetapi biaya ini tidak membentuk bagian dari klaim tertanggung dan tidak dapat pulih dari perusahaan asuransi.
c. Ahli forensik. untuk menetapkan penyebab kerugian, misalnya, penyebab kebakaran, Tambahan : d. Medical practitions :
Berfungsi untuk menentukan apakah kondisi medis yang diklaim benar. Biasanya ada pada asuransi jiwa.
e. Loss adjuster Loss adjuster adalah pihak ahli untuk memproses klaim dari awal sampai akhir. Klaim
yang kecil biasanya dinegosiasikan dan diselesaikan secara langsung. Namun, dalam kasus klaim yang lebih besar atau kompleks, jasa seorang loss adjuster akan digunakan. Fungsinya adalah:
• Penyelidikan keadaan seputar klaim yang terjadi • Menentukan apakah kerugian yang terjadi dijamin dalam polis • Memfasilitasi segala tindakan darurat, termasuk mengenai salvage dan
penyelamatan harta benda yang masih bias diselamatkan.
• Negosiasi atas jumlah diklaim • Negosiasi dengan pemasok spesialis, dan • Membuat rekomendasi atas penyelesaian klaim bagi perusahaan asuransi.
Perusahaan asuransi kemudian akan mempertimbangkan jumlahnya dan
www.akademiasuransi.org Sekedar Catatan Belajar by: Afrianto Budi P, SS MM 61 of 83 UJian CGI & LSPP AAMAI Edisi April 2014
menginformasikan jumlah ini kepada tertanggung.
Tujuan mereka adalah untuk merundingkan suatu penyelesaian, dalam hal kebijakan, yang adil untuk kedua perusahaan asuransi dan tertanggung. Adjuster asuransi Chartered adalah anggota dari Chartered Institute of Loss Adjusters. Adjuster Kerugian bertindak sebagai pihak yang independen, profesional, dan berkualitas. Mereka dibayar oleh perusahaan asuransi yang memerintahkan mereka. Komisinya biasanya ditentukan oleh presentase dari nilai kerugian.
f. Surveyor dan penyedia layanan forensik Surveyor melakukan tugasnya atas nama perusahaan asuransi. Dalam hal ini kita akan fokus pada peran surveyor dalam kaitannya dengan klaim.
Secara etimologis istilah 'forensik': artinya “untuk membawa kepada suatu kejelasan dalam domain publik”. Penerapannya yang paling jelas terlihat dalam kegiatan investigasi TKP untuk menemukan bukti-bukti pendukung fisik. Pada prinsipnya, para ahli akan menggunakan teknik yang sama dalam situasi klaim, untuk menentukan penyebab pasti dari kerugian atau kerusakan. Penanggung akan mempekerjakan spesialis untuk daerah investigasi yang berbeda. Daerah ini sangat luas dan mencakup: - Meneliti penyebab dari kebakaran dan asal-usulnya - Mengumpulkan bukti yang menunjukkan penipuan atau tindakan yang
disengaja - Menentukan apakah ada sarana perambatan api yang digunakan - Melihat apakah kurangnya pemeliharaan andil terhadap kerusakan - Menentukan penyebab utama dari kerugian - Membangun bukti yang menunjukkan bahwa penyecualian dalam polis
bekerja (misalnya keterlibatan karyawan dalam pencurian dari perusahaan) - Menentukan apakah ada kerusakan atau kegagalan mesin sebelum kebakaran
terjadi, dan - Memeriksa dokumentasi akuntansi dalam kaitannya dengan klaim Business
Interruption Beberapa peran surveyor (terkait dengan situasi klaim) dapat berupa: • Memberikan saran mengenai tindakan sesegera mungkin yang diperlukan
setelah terjadi kerugian (misalnya mempekerjakan penjaga malam) • Membuat rekomendasi kepada underwriting untuk keputusan yang cepat dan
tepat bagi risiko yang diasuransikan (misalnya tidak dicover pencurian sampai tempat yang lagi cukup terlindungi), dan
• Menetapkan apakah risk recommendation yang dibuat oleh perusahaan
asuransi telah dipenuhi oleh tertanggung.
7.2. Dalam kaitan dengan klaim asuransi: (Sept 2008 No. 13. Mar 2010 No. 12)
a. Sebutkan 7(tujuh) hal yang perlu diteliti oleh petugas klaim
b. Jelaskan peranan loss adjuster
c. Jelaskan perbedaan antara indemnity dan reinstatement dalam perhitungan ganti
rugi
www.akademiasuransi.org Sekedar Catatan Belajar by: Afrianto Budi P, SS MM 62 of 83 UJian CGI & LSPP AAMAI Edisi April 2014
Jawaban:
a. 7(tujuh) hal yang perlu diteliti oleh petugas klaim
1. Polis operative pada saat terjadi kerugian
2. Tertanggung benar mengasuransikan
3. Peril dicover dalam polis
4. Tertanggung telah merngambil langkah-langkah untuk mengurangi kerugian
5 Segala kondisi/warranty telah dilengkapi oleh tertanggung
6. Tidak ada pengecualian yang tepat
7 Nilai kerugian reasonable
8 Premi sudah dibayar lunas
b. Jelaskan peranan loss adjuster
Dalam klaim asuransi kebakaran, penanggung biasanya menunjuk perusahaan loss
adjusters untuk melakukan investigasi atas klaim dan memberikan rekomendasi
tentang pembayaran klaim tersebut.
c Jelaskan perbedaan antara indemnity dan reinstatement dalam perhitungan ganti
rugi
Indemnity
Adalah kompensasi finansial yang pasti dan cukup menempatkan tertanggung dalam
posisi keuangan tertanggung sesudah kerugian sebagaimana yang ia alami segera
sebelum peristiwanya terjadi.
Reinstatement
Artinya pemulihan kembali harta benda yang dipertanggungkan kepada kondisi sesaat sebelum kerugian. Apabila terjadi total loss, indemnity dilakukan dengan cara rebuilding, sedangkan apabila terjadi partial loss dilakukan repair. Reinstatment bisa terjadi dalam keadaan sebagai berikut: - oleh penanggung dalam terms of the policy - oleh penanggung dalam UU - oleh tertanggung dalam UU dan kontrak Tertanggung harus memperhitungkan biaya pemulihan kembali (reinstatement) pada
saat dilakukannya reinstatement, dan dapat lebih tinggi dibanding biaya penggantian
saat ini.
Faktor keterlambatan pemesanan barang juga perlu diperhitungkan.
7.3. Uraikan peranan aktuaris dalam asuransi kerugian (non-life). (Sept 2012 No. 5)
Jawaban:
1. perhitungan kerja secara tekhnik baik produk baru dan existing .
2. menghitung cadangan klaim
3. menghitung persyratan RBC
4. analisa risiko investasi dan dana untuk mendukung cadangan tekhnik
www.akademiasuransi.org Sekedar Catatan Belajar by: Afrianto Budi P, SS MM 63 of 83 UJian CGI & LSPP AAMAI Edisi April 2014
7.4. Uraikan apa yang dimaksud dengan proximate clause
Jawaban:
The active, efficient cause that sets in motion a train of events which brings about a result, without the intervention of any force started and working actively from a new and independent source (Pawsey v Scottish Union and National, 1907). (Penyebab yang aktif, efisien yang berlangsung dalam suatu rangkaian yang menimbulkan suatu akibat, tanpa adanya intervensi dari setiap kekuatan, yang dimulai dan beroperasi secara aktif dari sumber/sebab baru yang berdiri sendiri)
7.5. Uraikan penyebab dari kerugian
Jawaban:
Single cause (penyebab tunggal)
Chain of event (penyebabnya lebih dari satu atau sederetan penyebab) Dua kriteria yang perlu diperhatikan adalah :
unbroken sequence (sederetan penyebab yang tidak terputus) broken sequence (sederetan penyebab yang terputus):
Concurrent causes: 2 kejadian yang timbul pada saat bersamaan, tetapi masing-masing berdiri sendiri
7.6. Uraikan pengertian prinsip pemberian ganti rugi secara reinstatement. (Mar 2006 No. 5)
Jawaban: lihat di atas
7.7. Berkaitan dengan Principle of indemnity, jelaskan
a. Pengertian Indemnity
b. Pengertian dan perbedaan antara excess dan francisse disertai contoh
c. 4 (empat) metode dalam memberikan indemnity
Jawaban:
a. Pengertian Indemnity
Jawaban : Lihat di atas
b. Pengertian dan perbedaan antara excess dan francisse disertai contoh
Excess Adalah jumlah dari setiap claim yang merupakan faktor pengurang dalam
pembayaran klaim. Biasanya diperjanjikan dalam polis sebagai kesepakatan jumlah. Secara teori berarti tertanggung menahan sebagai risiko sendiri sendiri yang
konsekuensinya dia akan menerima penggantian kurang dari indemnity
www.akademiasuransi.org Sekedar Catatan Belajar by: Afrianto Budi P, SS MM 64 of 83 UJian CGI & LSPP AAMAI Edisi April 2014
Franchise Adalah sejumlah tertentu yang disepakati bersama antara penanggung dan
tertanggung di mana apabila kerugian kurang dari jumlah tersebut maka klaim tidak dibayar. Tapi apabila jumlah mencapai jumlah minimum maka klaim akan diganti seluruhnya.
c. 4(empat) metode dalam memberikan indemnity
1. Payment (of money) atau cash (Bobot 25%)
Penanggung memberikan indemnitas dengan cara membayar sejumlah
uang tunai.
Kontrak asuransi adalah janji akan membayar sejumlah uang bila terjadi kerugian.
Cara pembayaran menurut pengalaman: dengan uang kontan, dengan cheque, dengan giro bilyet
Jika menyangkut pihak ketiga pembayaran seperti tersebut di atas langsung kepada pihak ketiga.
Biasanya dilakukan untuk asuransi kebakaran, marine dan life
2. Repair (Bobot 25%)
Penanggung memberikan indemnitas dengan cara memperbaiki obyek
asuransi yang mengalami kerusakan.
Biasanya untuk asuransi kendaraan bermotor Penanggung dapat memberikan indemnity dengan cara ini, biasanya dia
menyediakan fasilitas bengkel atau bahkan bengkel kepunyaan penanggung sendiri.
Caranya tertanggung tinggal menarik mobil yang rusak ke bengkel penanggung kemudian mengisi formulir, kendaraan diperiksa oleh petugas bengkel dan pekerjaan perbaikan bisa dimulai
3. Replacement (Bobot 25%) Penanggung memberikan indemnitas dengan cara mengganti barang
obyek asuransi yang mengalami kerusakan. Biasanya untuk asuransi glass insurance, perhiasan, mobil baru Penanggung memanfaatkan discount dari perusahaan yang dibelinya. Menyimpang dari prinsip indemnity, pada motor insurance ada “new for
old” tapi hanya sedikit sekali perbedaannya dan penanggung sudah mendapat discount waktu pembelian
4. Reinstatement (Bobot 25%)
Jawaban : lihat di atas
TAMBAHAN : Measurement of Indemnity Pada asuransi non life berlaku unliquidated damages, artinya besarnya claim yang akan dituntut tidak diketahui sebelumnya. Untuk asuransi life, berlaku liquidated damages, artinya jumlah uang yang akan diberikan sudah pasti sebelumnya.
www.akademiasuransi.org Sekedar Catatan Belajar by: Afrianto Budi P, SS MM 65 of 83 UJian CGI & LSPP AAMAI Edisi April 2014
7.8. Jelaskan (Mar 2013, No. 11)
a. Pengertian prinsip Indemnitas
b. 4 (empat) opsi bagi penanggung dalam penerapan prinsip indemnitas
c. pengukuran indemnitas menurut Polis Standar Asuransi Kebakaran Indonesia
Jawaban:
a. Lihat di atas
b. Lihat di atas mengenai 4(empat) metode dalam memberikan indemnity
c. lihat metode dalam pemberian indemnity
7.9. Uraikan 4 (empat) pilihan cara pemberian ganti rugi yang dapat diambil berdasarkan Polis
Standar Asuransi kebakaran Indonesia(PSAKI) (Okt 2010 No. 7)
Jawaban: lihat metode dalam pemberian indemnity
7.10. Dalam kaitan dengan ketentuan penyelesaian klaim berdasarkan polis Standar Asuransi
Kebakaran Indonesia, jelaskan: (Sept 2013, No. 14)
a. Empat pilihan bagi penanggung dalam memberikan ganti rugi
b. batas penetapan ganti grugi
c. pengukuran indemnitas menurut Polis Standar Asuransi Kebakaran Indonesia
Jawaban:
a. Lihat di atas.
b. Lihat jawaban di soal setelah soal ini.
c. Lihat jawaban di soal sebelum soal ini.
7.11. Jelaskan 5 (lima) hal yang membatasi besarnya indemnity yang menjadi hak dari tertanggung
dalam asuransi kerugian.
Jawaban:
1. Sum Insured : Maksimum batas penggantian kerugian Batas tanggung jawab penanggung
2. Average Average terjadi karena ada under-insurance Penanggung hanya menikmati premi penyelesaian claim sebagai indemnity,
dengan rumusan sebagai berikut: 𝑆𝑢𝑚 𝐼𝑛𝑠𝑢𝑟𝑒𝑑
𝐹𝑢𝑙𝑙 𝑉𝑎𝑙𝑢𝑒 x Loss
Tertanggung menerima kurang dari apa yang dideritanya tapi secara implisit
tertanggung mendanai sendiri karena under insurance or self-insurance
www.akademiasuransi.org Sekedar Catatan Belajar by: Afrianto Budi P, SS MM 66 of 83 UJian CGI & LSPP AAMAI Edisi April 2014
3. Excess Adalah jumlah dari setiap claim yang merupakan faktor pengurang dalam
pembayaran klaim Biasanya diperjanjikan dalam polis sebagai kesepakatan jumlah Secara teori berarti tertanggung menahan sebagai risiko sendiri sendiri yang
konsekuensinya dia akan menerima penggantian kurang dari indemnity
4. Franchise Adalah sejumlah tertentu yang disepakati bersama antara penanggung dan tertanggung di mana apabila kerugian kurang dari jumlah tersebut maka klaim tidak dibayar. Tapi apabila jumlah mencapai jumlah minimum maka klaim akan diganti seluruhnya.
5. Limit
Adalah batas jumlah maksimum penggantian wardingnya “In the event of loss not more than Rp 500.000,- akan dibayar setiap kejadian loss” Jadi Rp 500.000,- adalah maksimum limit penggantian apabila kerugiannya Rp 700.000,- maka jumlah yang dibayar adalah tetap Rp 500.000,-
6. Deductible
Pada prinsipnya sama dengan excess namun biasanya untuk jumlah yang cukup besar. Seperti dalam marine insurance, deductible 1% of SI, dalam pabrik Rp 150 juta.
7.12. Uraikan penerapan ketentuan average dalam perhitungan jumlah ganti rugi. (Mar 2009 No. 8)
Jawaban:
Dalam hal harga pertanggungan lebih rendah dari nilai harta benda / kepentingan yang
diasuransikan, pembayaran atas suatu klaim akan berkurang secara proporsional menurut
perbandingan antara harga pertanggungan dengan nilai harta benda/kepentingan tersebut
misal dalam asuransi kebakaran :
o harga pertanggungan : Rp. 40 Milyar
o nilai harta benda sebenarnya : Rp. 50 Milyar
o kerugian akibat peristiwa yang dijamin polis : Rp. 10 Milyar
o maka, pembayaran klaim :
Rp. 40.000.000.000
------------------------ x Rp. 10.000.000.000 = Rp. 8.000.000.000
Rp. 50.000.000.000
7.13. Dalam Kaitan dengan penyelesaian klaim, uraikan : (Mar 2011 No. 11)
a. Perbedaan antara indemnity dengan reinstatement
b. Penerapan ketentuan average dalam perhitungan ganti rugi
c. Kewajiban Tertanggung pada waktu terjadi kerugian atau kerusakan berdasarkan
Polis Standar Asuransi Kebakaran Indonesia
Jawaban:
www.akademiasuransi.org Sekedar Catatan Belajar by: Afrianto Budi P, SS MM 67 of 83 UJian CGI & LSPP AAMAI Edisi April 2014
a. Lihat di atas b. Lihat di atas c. Kewajiban Tertanggung pada waktu terjadi kerugian atau kerusakan berdasarkan
Polis Standar Asuransi Kebakaran Indonesia Tertanggung, sesudah mengetahui atau pada waktu ia dianggap seharusnya
sudah mengetahui adanya kerugian atau kerusakan atas harta benda dan atau kepentingan yang dipertanggungkan dalam Polis, wajib : - segera memberitahukan hal itu kepada Penanggungdalam waktu 7 (tujuh)
hari kalender - memberikan keterangan tertulis yang memuat hal ikhwal yang diketahuinya
tentang kerugian atau kerusakan tersebut. Keterangan tertulis itu harus menguraikan tentang segala sesuatu yang terbakar, musnah, hilang, rusak dan terselamatkan serta mengenai penyebab kerugian atau kerusakan yang terjadi
- paling lambat dalam waktu 12 (dua belas) bulan sejak terjadinya kerugian dan atau kerusakan, mengajukan tuntutan ganti rugi kepada Penanggung tentang besarnya jumlah kerugian yang diderita.
• Pada waktu terjadi kerugian atau kerusakan, Tertanggung wajib : - sedapat mungkin menyelamatkan harta benda dan atau kepentingan yang
dipertanggungkan serta mengijinkan pihak lain untuk menyelamatkan harta benda dan atau kepentingan tersebut
- mengamankan harta benda dan atau kepentingan yang dipertanggungkan yang masih bernilai
- memberikan bantuan sepenuhnya kepada Penanggung atau pihak lain yang ditunjuk oleh Penanggung untuk melakukan penelitian atas kerugian atau kerusakan yang terjadi.
- Segala hak atas ganti-rugi menjadi hilang apabila ketentuan dalam pasal ini tidak dipenuhi oleh Tertanggung.
7.14. Uraikan pengertian average condition (Mar 2013 No. 6).
Jawaban: lihat di atas
7.15. Berdasarkan Polis Standar Asuransi Kebakaran Indonesia (PSAKI), jelaskan ketentuan tentang:
(Okt 2010 No. 11, Mar 2012 No. 12)
a. Ganti rugi pertangungan rangkap
b. Pertangungan Dibawah Harga
c. Penghentian pertangungan
Jawaban:
a. Ganti rugi pertangungan rangkap
a.1 Menyimpang dari Pasal 277 ayat 1 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang,
dalam hal terjadi kerugian atau kerusakan atas harta benda dan atau
kepentingan yang dipertanggungkan dengan Polis ini, di mana harta benda
dan atau kepentingan tersebut sudah dijamin pula oleh satu atau lebih
pertanggungan lain.
www.akademiasuransi.org Sekedar Catatan Belajar by: Afrianto Budi P, SS MM 68 of 83 UJian CGI & LSPP AAMAI Edisi April 2014
Dan jumlah seluruh harga pertanggungan polis yang ada (berlaku) lebih besar
dari harga sebenarnya dari harta benda dan atau kepentingan yang dimaksud
itu sesaat sebelum terjadinya kerugian, maka jumlah ganti rugi maksimum
yang dapat diperoleh berdasarkan Polis ini berkurang secara proporsional
menurut perbandingan antara harga pertanggungan polis ini dengan jumlah
seluruh harga pertanggungan polis yang ada (berlaku), tetapi premi tidak
dikurangi atau dikembalikan.
a.2 Ketentuan di atas akan dijalankan, biarpun segala pertanggungan yang
dimaksud itu dibuat dengan beberapa polis yang diterbitkan pada hari yang
berlainan, dengan tidak mengurangi ketentuan pada Pasal 277 Kitab Undang-
Undang Hukum Dagang, yaitu jika pertanggungan atau semua pertanggungan
itu tanggalnya lebih dahulu daripada tanggal Polis ini dan tidak berisi
ketentuan sebagaimana tersebut pada ayat (15.1.) di atas.
a.3 Dalam hal terjadi kerugian atau kerusakan, Tertanggung wajib
memberitahukan secara tertulis pertanggungan-pertanggungan lain yang
sedang berlaku atas harta benda dan atau kepentingan yang sama pada saat
terjadinya kerugian atau kerusakan.
Dalam hal Tertanggung tidak memenuhi persyaratan ini maka haknya
atas ganti rugi menjadi hilang.
b. Pertangungan Dibawah Harga
b.1 Jika pada saat terjadinya kerugian atau kerusakan yang disebabkan oleh risiko
yang dijamin Polis ini, di mana harga pertanggungan keseluruhan harta benda
lebih kecil daripada nilai sebenarnya dari keseluruhan harta benda yang
dipertanggungkan sesaat sebelum terjadinya kerugian atau kerusakan, maka
Tertanggung dianggap sebagai penanggungnya sendiri atas selisihnya dan
menanggung sebagian kerugian yang dihitung secara proporsional.
b.2 Jika Polis ini menjamin lebih dari satu jenis barang , ketentuan ini berlaku
untuk masing-masing jenis barang tersebut secara terpisah.
Perhitungan ini dilakukan sebelum pengurangan risiko sendiri yang terdapat dalam
polis.
c. Penghentian pertangungan
c.1 Selain dari hal-hal yang diatur pada pasal 1 ayat (1.2.), Penanggung dan
Tertanggung masing-masing berhak setiap waktu menghentikan
pertanggungan ini dengan memberitahukan alasannya.
Pemberitahuan penghentian dimaksud dilakukan secara tertulis melalui surat
tercatat oleh pihak yang menghendaki penghentian pertanggungan kepada
pihak lainnya di alamat terakhir yang diketahui. Penanggung bebas dari segala
kewajiban berdasarkan Polis ini, 5 (lima) hari kalender terhitung sejak tanggal
pengiriman surat tercatat atas pemberitahuan tersebut.
c.2 Apabila terjadi penghentian pertanggungan sebagaimana dimaksud pada
ayat (22.1.) di atas, premi akan dikembalikan secara prorata untuk jangka
waktu pertanggungan yang belum dijalani, setelah dikurangi biaya akuisisi
Penanggung. Namun demikian, dalam hal penghentian pertanggungan
dilakukan oleh Tertanggung di mana selama jangka waktu pertanggungan
www.akademiasuransi.org Sekedar Catatan Belajar by: Afrianto Budi P, SS MM 69 of 83 UJian CGI & LSPP AAMAI Edisi April 2014
yang telah dijalani, telah terjadi klaim yang jumlahnya melebihi jumlah premi
yang tercantum dalam Ikhtisar Pertanggungan.
maka Tertanggung tidak berhak atas pengembalian premi untuk jangka
waktu pertanggungan yang belum dijalani.
7.16. Sebutkan 4 (empat) contoh fraud dalam klaim asuransi (Mar 2007 no 8)
Jawaban:
• Mengada-adakan suatu kejadian kerugian yang sebenarnya tidak terjadi; Misal:
Perampokan padahal sebenarnya bohong
• Membesar-besarkan jumlah barang yang hilang akibat suatu pencurian yang secara
jujur dilaporkan terjadi
• Secara sengaja menciptakan suatu kejadian yang dijamin; mis. menumpahkan cat
pada karpet di rumah
• Membesar-besarkan akibat dari suatu kejadian yang dijamin; mis. berpura-pura
seolah-olah terjadi cedera badan yang lebih parah dari yang sebenarnya dialami
untuk memperoleh kompensasi yang lebih besar
7.17. Berdasarkan Polis standar Asuransi Kebakaran Indonesia : (Mar 2010 No. 13)
a. Jelaskan ketentuan tentang fraudulent report
b. Uraikan 4 (empat) hal yang dapat menyebabkan hilangnya hak ganti rugi
c. 4 (empat) pilihan bagi penanggung dalam memberikan ganti rugi
Jawaban:
a. ketentuan tentang fraudulent report
Tertanggung yang bertujuan memperoleh keuntungan dari jaminan Polis ini , yang
dengan sengaja :
1. Memperbesar jumlah kerugian yang diderita ; 2. Memberitahukan barang-barang yang tidak ada sebagai barang-barang yang
ada pada saat peristiwa dan menyatakan barang-barang tersebut musnah 3. Menyembunyikan barang-barang yang terselamatkan atau barang-barang
sisanya dan menyatakan sebagai barang - barang yang musnah 4. Mempergunakan surat atau alat bukti palsu , dusta atau tipuan 5. Melakukan atau menyuruh melakukan tindakan-tindakan yang menimbulkan
kerugian atau kerusakan yang dijamin Polis ini 6. Melakukan kesalahan atau kelalaian yang sangat melampaui batas sehingga
menimbulkan kerugian dan atau kerusakan yang dijamin Polis ini ; tidak berhak memperoleh ganti rugi.
b. 4 (empat) hal yang dapat menyebabkan hilangnya hak ganti rugi
1. Tidak memenuhi kewajiban berdasarkan isi polis
2. Tidak mengajukan tuntutan ganti rugi dalam waktu 12 (dua belas) bulan sejak
terjadinya kerugian atau kerusakan ;
www.akademiasuransi.org Sekedar Catatan Belajar by: Afrianto Budi P, SS MM 70 of 83 UJian CGI & LSPP AAMAI Edisi April 2014
3. Tidak mengajukan keberatan atau menempuh upaya penyelesaian melalui
arbitrase atau upaya hukum lainnya dalam waktu 6 (enam) bulan sejak
Penanggung memberitahukan secara tertulis bahwa Tertanggung tidak
berhak untuk mendapatkan ganti rugi.
4. Hak Tertanggung atas ganti rugi yang lebih besar dari yang disetujui
Penanggung akan hilang apabila dalam waktu 3 (tiga) bulan sejak Penanggung
memberitahukan secara tertulis, Tertanggung tidak mengajukan keberatan
atau menempuh upaya penyelesaian melalui arbitrase atau upaya hukum
lainnya.
c. 4 (empat) pilihan bagi penanggung dalam memberikan ganti rugi:
1. Payment (of money) atau cash
Penanggung memberikan indemnitas dengan cara membayar dengan
sejumlah uang tunai.
Kontrak asuransi adalah janji akan membayar sejumlah uang bila terjadi kerugian.
Cara pembayaran menurut pengalaman: dengan uang kontan, dengan cheque, dengan giro bilyet
Jika menyangkut pihak ketiga pembayaran seperti tersebut di atas langsung kepada pihak ketiga
Biasanya dilakukan untuk asuransi kebakaran, marine dan life
2. Repair
Penanggung memberikan indemnitas dengan cara memperbaiki obyek
asuransi yang mengalami kerusakan.
Biasanya untuk asuransi kendaraan bermotor Penanggung dapat memberikan indemnity dengan cara ini, biasanya dia
menyediakan fasilitas bengkel atau bahkan bengkel kepunyaan penanggung sendiri.
Caranya tertanggung tinggal menarik mobil yang rusak ke bengkel penanggung kemudian mengisi formulir, kendaraan diperiksa oleh petugas bengkel dan pekerjaan perbaikan bisa dimulai
3. Replacement Penanggung memberikan indemnitas dengan cara mengganti barang
obyek asuransi yang mengalami kerusakan. Biasanya untuk asuransi glass insurance, perhiasan, mobil baru Penanggung memanfaatkan discount dari perusahaan yang dibelinya. Menyimpang dari prinsip indemnity, pada motor insurance ada “new
for old” tapi hanya sedikit sekali perbedaannya dan penanggung sudah mendapat discount waktu pembelian
4. Reinstatement
Penanggung memberikan indemnitas dengan cara membangun kembali harta benda (obyek asuransi) yang mengalami kerusakan.
Artinya pemulihan kembali harta benda yang dipertanggungkan kepada kondisi sesaat sebelum kerugian.
www.akademiasuransi.org Sekedar Catatan Belajar by: Afrianto Budi P, SS MM 71 of 83 UJian CGI & LSPP AAMAI Edisi April 2014
Apabila terjadi total loss, indemnity dilakukan dengan cara rebuilding, sedangkan apabila terjadi partial loss dilakukan repair
7.18. Uraikan apa yang dimaksud dengan new for old
Jawaban:
New for old berlaku dalam Household policy. Pada dasarnya asuradur setuju untuk membayar kerusakan dengan barang yang baru sekalipun barang tersebut telah dibeli beberapa tahun yang lalu tanpa dikurangi unsur wear and tear.
New for loss juga berlaku dalam Motor Car policy di mana kendaraan yang masih dalam usia tertentu akan mendapatkan penggantian mobil baru dengan merk dan spesifikasi yang sama jika terjadi total los.
7.19. Dalam kaitan dengan modifikasi terhadap prinsip indemnitas, uraikan pengertian
polis agreed value dan polis first loss (Sept 2012 No. 7).
Jawaban:
Agreed value
Pembayaran klaim sesuai dengan jumlah harga yang disepakati yang setara dengan jumlah kerugian property pada waktu dan tempat kejadian.
First Loss Insurance
Misal, sebuah gudang berisi penuh barang-barang senilai Rp 1.000.000.000 dan nampaknya
tidak mungkin bahwa pencuri dapat mengambil seluruh isi gudang tersebut. Tertanggung
hanya menginginkan penutupan sebesar Rp 250 juta yang menunjukkan maksimum first loss.
Dalam hal demikian, penanggung akan menerbitkan “first loss policy” dengan harga
pertanggungan Rp 250 juta didasarkan atas value at risk Rp 1.000.000.000 dan 80% atau 90%
premi diperlukan dari nilai penuh harga pertanggungan.
7.20. Berkaitan dengan subrograsi (subrogration) menurut Hukum Inggris, jelaskan: (Sept 2007 No.
12)
a. Definisi subrogasi
b. 3 (tiga) sumber timbulnya subrogasi)
c. Penerapan prinsip subrogasi
Jawaban:
a. Definisi subrograsi Subrogation is a right of one person, having indemnified another under a legal obligation to do so, to stand in the place of that another and avail himself of all rights and remedies of that other, whether already enforced or not. Dalam kasus Burnand v. Rodonachi, prinsip subrogasi diketengahkan di mana asuradur yang telah memberikan indemnity, berhak menerima kembali dari tertanggung sesuatu yang diterima tertanggung dari sumber lain. Hal yang mendasar adalah bahwa tertanggung berhak atas indemnity tapi tidak boleh lebih dari itu. Subrogasi membolehkan asuradur menggantikan kedudukan tertanggung dalam memperoleh keuntungan atas adanya kejadian yang dijaminkan.
www.akademiasuransi.org Sekedar Catatan Belajar by: Afrianto Budi P, SS MM 72 of 83 UJian CGI & LSPP AAMAI Edisi April 2014
b. 3 (tiga) sumber timbulnya subrograsi
1. Tort Kesalahan yang sifatnya perdata (civil wrong), yang merupakan bagian dari common law Inggris, dan bukan merupakan tindakan kriminal.
2. Contract Salah satu bagian dari common law adalah kontrak. Dalam hubungannya dengan subrogasi, ada kasus-kasus di mana: - seseorang yang memiliki contractual right untuk kompensasi atas
kesalahan, dan - dalam hukum kebiasaan dagang ada ketentuan bahwa bailees
tertentu bertanggung jawab, misalkan pemilik hotel
3 Statute Dalam Riot Damage Act 1886 di mana seseorang menderita kerugian / kerusakan sebagaimana yang telah disebutkan dalam UU tersebut dan telah diberikan indemnity, maka asuradir mempunyai hak subrogasi untuk memperoleh recovery dari pihak polisi. Karena dalam Act tersebut dinyatakan bahwa asuradir harus menyampaikan tuntutan subrogasinya kepada pihak kantor polisi paling lama 14 hari sejak kejadian huru hara, maka pihak tertanggung hanya diberikan batas waktu 7 hari untuk mengajukan indemnity atas polis yang menutup huru hara tadi.
Subject matter of insurance Apabila terjadi total loss dan tertanggung telah menerima indemnity sepenuhnya, tertanggung tidak lagi berhak atas salvage. Dengan demikian jika asuradir menjual salvage, pada dasarnya ia telah melakukan hak subrogasi dalam rangka mendukung prinsip indemnity. Hak subrogasi yang timbul dari adanya subject matter of insurance ini tidak berlaku dalam marine abandonment. Jika barang itu telah diabandon kepada asuradir, maka asuradir berhak atas apa saja sisa barang, terlepas dari nilai dan hak subrogasi.
c. Penerapan subrograsi dalam ex-gratia payments
Dalam hal asuradir memberikan pembayaran ex gratia asuradur tidak berhak melakukan subrogasi dan tertanggung bisa memperoleh recovery dari sumber lain. Hal ini disebabkan karena pembayaran ex gratia bukan merupakan indemnity sedangkan hak subrogasi timbul untuk mendukung konsep indemnity.
7.21. Uraikan pengertian klausul subrogation waiver (Mar 2013 No. 7)
Jawaban:
Isi klasulnya: In the event of a claim arising under this policy, the Insurers agree to waive any
rights, remedies or relief to which they might become entitled by subrogation against any
company standing in relation of subsidiary to or parent to the insured as defined in section 102
of the company’s act 1997.
www.akademiasuransi.org Sekedar Catatan Belajar by: Afrianto Budi P, SS MM 73 of 83 UJian CGI & LSPP AAMAI Edisi April 2014
Tejemaannya: Dalam hal adanya klaim yang timbul di bawah polis ini, Penanggung setuju
untuk melepaskan segala hak, pemulihan atau keringanan yang mungkin menjadi hak mereka
melalui prinsip subrogasi yang berdiri atas perusahaan induk dalam hubungannya dengan
anak atau induk kepada tertanggung sebagaimana didefinisikan dalam bagian 102 dalam the
company’s act 1997.
Sesuai prinsip dasar asuransi, maka hak subrogasi baru bisa dipakai setelah Penanggung
melunasi kewajibannya kepada tertanggung, tetapi dengan klausul ini penanggung tidak
berhak menggunakan hak subrogasinya walaupun proses ganti rugi telah selesai;
7.22. Hak subrograsi dalam perjanjian sebagaimana diatur dalam pasal 284 kitab undang undang
hukum Dagang (KUHD) (Sept 2009 No. 2)
Jawaban:
Penanggung telah membayar kerugian barang yang dipertanggungkan, memperoleh semua
hak yang sekiranya dimiliki tertanggung terhadap pihak ketiga berkenaan dengan kerugian itu,
dan tertanggung bertanggung jawab untuk setiap perbuatan yang mungkin merugikan hak
penanggung, terhadap pihak ketiga itu.
7.23. Dalam kaitannya dengan ketentuan tentang klaim dalam polis asuransi, jelaskan (Sept 2013,
No. 12)
a. Pengertian contribution
b. Pengertian subrogation
c. Perbedaan antara excess, deductible, dan franchises
Jawaban:
a. Pengertian contribution
Contribution is a right of an insurer to call upon others, similarly, but neccesarily
equally liable to the same insured, to share the cost of an indemnity payment.
Corollary of indemnity
Memfokuskan pada proporsi tanggung jawab penanggung yang bertanggung jawab
atas peril / subject matter of insurance yang sama, dalam hal terjadi double
insurance sehingga tertanggung tidak mendapatkan indemnity lebih dari kerugian
yang diderita.
Hal yang pokok di sini adalah bila penanggung telah membayar ganti rugi penuh,
penanggung dapat menutup kerugiannya dari penanggung lain dengan proporsi
yang seimbang
b. Pengertian subrogation
Subrogation is a right of one person, having indemnified another under a legal
obligation to do so, to stand in the place of that another and avail himself of all rights
and remedies of that other, whether already enforced or not.
www.akademiasuransi.org Sekedar Catatan Belajar by: Afrianto Budi P, SS MM 74 of 83 UJian CGI & LSPP AAMAI Edisi April 2014
Dalam kasus Burnand v. Rodonachi, prinsip subrogasi diketengahkan di mana
asuradur yang telah memberikan indemnity, berhak menerima kembali dari
tertanggung sesuatu yang diterima tertanggung dari sumber lain.
Hal yang mendasar adalah bahwa tertanggung berhak atas indemnity tapi tidak
boleh lebih dari itu. Subrogasi membolehkan asuradur menggantikan kedudukan
tertanggung dalam memperoleh keuntungan atas adanya kejadian yang dijaminkan.
c. Perbedaan antara excess, deductible, dan franchises
Excess:
Adalah jumlah dari setiap claim yang merupakan faktor pengurang dalam
pembayaran klaim
Biasanya diperjanjikan dalam polis sebagai kesepakatan jumlah
Secara teori berarti tertanggung menahan sebagai risiko sendiri sendiri yang
konsekuensinya dia akan menerima penggantian kurang dari indemnity
Deductible:
Pada prinsipnya sama dengan excess namun biasanya untuk jumlah yang cukup
besar. Seperti dalam marine insurance, deductible 1% of SI, dalam pabrik Rp 150
juta.
Franchises:
Adalah sejumlah tertentu yang disepakati bersama antara penanggung dan
tertanggung di mana apabila kerugian kurang dari jumlah tersebut maka klaim
tidak dibayar. Tapi apabila jumlah mencapai jumlah minimum maka klaim akan
diganti seluruhnya.
7.24. Uraikan pengertian ex-gratia payment (Sept 2009 No. 8)
Jawaban:
Tertanggung tidak berhak untuk mengklaim suatu pembayaran apabila peristiwa atau
kejadian yang menyebabkan kerugian atau kerusakan pokok pertanggungan tidak termasuk
dalam scope jaminan polis. Namun demikian, untuk peristiwa atau kejadian seperti itu,
penanggung kadang-kadang tetap membayar sebagian atau seluruh kerugian itu karena
pertimbangan komersil demi nama baik penanggung; pembayaran seperti ini disebut “ex
gratia payment”.
7.25. Berkaitan dengan prinsip kontribusi, Jelaskan : (Mar 2008 No. 13).
a. Definisi Contribution
b. Timbulnya kontribusi
c. Market agreement
Jawaban:
a. Definisi Contribution: Contribution is a right of an insurer to call upon others, similarly, but neccesarily equally liable to the same insured, to share the cost of an indemnity payment.
www.akademiasuransi.org Sekedar Catatan Belajar by: Afrianto Budi P, SS MM 75 of 83 UJian CGI & LSPP AAMAI Edisi April 2014
Corollary of indemnity Memfokuskan pada proporsi tanggung jawab penanggung yang bertanggung jawab atas peril / subject matter of insurance yang sama, dalam hal terjadi double insurance sehingga tertanggung tidak mendapatkan indemnity lebih dari kerugian yang diderita. Hal yang pokok di sini adalah bila penanggung telah membayar ganti rugi penuh, penanggung dapat menutup kerugiannya dari penanggung lain dengan proporsi yang seimbang
b. Timbulnya kontribusi
Berdasarkan common law, kontribusi berlaku apabila terdapat hal-hal sebagai berikut: 1. adanya dua atau lebih polis indemnity 2. polis-polis dimaksud menutup kepentingan bersama (common interest)
Case North British & Mercantile v Liverpool & London & Globe (1877) dikenal sebagai case “The King and Queen Granaries” . Rodocanachi mendepositkan padi di lumbung yang dimiliki oleh Barnett. Barnett mengasuransikannya. Pemilik mengasuransikannya untuk melindungi interestnya sebagai pemilik. Ketika terjadi kebakaran, penanggung penjamin/pengelola membayar dan mencari recovery dari penanggung pemilik padi. Karena interest berbeda, yang satu sebagai penjamin dan yang lain sebagai pemilik, diputuskan bahwa kontribusi tidak berlaku. Case tersebut membuktikan bahwa untuk kontribusi antara polis-polis timbul di dalam hukum, interest in subject matter of insurance harus sama.
3. polis-polis dimaksud menutup risiko bersama (common perils)
Risiko yang dijamin oleh masing-masing polis tidak harus identik sepanjang common peril yang menyebabkan loss. Case American Surety Co of New York v Wrightson (1910) asuransi menjamin dishonesty of employees diputuskan berkontribusi dengan asuransi yang menjamin dishonesty of employees dan kebakaran dan burglary. Dishonesty adalah common peril
4. polis-polis dimaksud menutup objek asuransi bersama (common subject
matter) 5. setiap polis harus membayar kerugian
b. Market agreements Kadang kala oleh para penanggung di suatu negara (pasar) membuat suatu perjanjian
atau kesepakatan mengenai aturan / prinsip kontribusi. Kesepakatan tersebut berisi
modifikasi (perubahan) dari ketentuan kontribusi berdasarkan kebiasaan dan bukan
berdasarkan ketentuan hukum (legal rule)
7.26. Sebutkan 3 (tiga) bentuk laporan tidak benar (fraudulent report) yang terdapat dalam Polis
Standar Asuransi Kebakaran Indonesia (Mar 2011 No. 6).
www.akademiasuransi.org Sekedar Catatan Belajar by: Afrianto Budi P, SS MM 76 of 83 UJian CGI & LSPP AAMAI Edisi April 2014
Jawaban: lihat di atas
7.27. Berdasarkan Polis standar Asuransi Kebakaran Indonesia : (Sept 2011 No. 14)
a. 4 (empat) pilihan bagi penanggung dalam memberikan ganti rugi
b. Cara penetapan / perhitungan ganti rugi
c. ketentuan tentang fraudulent report
Jawaban: Lihat di atas
7.28. Dalam kaitan dengan penyelesaian perselisihan klaim, uraikan : (Mar 2007 No. 14)
a. perbedaan antara litigation dan arbitration (bobot 25%)
b. pengertian Alternative Dispute Resolution (ADR) (bobot 20%)
c 3 (tiga) bentuk Alternative Dispute Resolution (ADR) (bobot 45%)
Jawaban:
a Litigation
Pengajuan tuntutan melalui pengadilan oleh Tertanggung atau Pemegang Polis
(Policyholder) atas klaim yang ditolak dibayar oleh Penanggung atas perselisihan
tentang dijamin atau tidaknya suatu klaim menurut Polis, atau tentang timbul
atau tidaknya kewajiban Penanggung untuk membayar klaim.
Tidak ada yang dapat menghalangi Tertanggung untuk mengajukan tuntutan
melalui pengadilan
Tidak bersifat sukarela (voluntary)
Jika sudah dimulai tidak ada pihak yang dapat menariknya tanpa persetujuan
pihak lawan
Arbitration
Fasilitas penyelesaian perselisihan tentang jumlah yang harus dibayar
Penanggung atas suatu klaim yang sudah diakui tanggung jawabnya oleh
Penanggung
Melibatkan penunjukan arbiter independen yang akan membuat suatu
keputusan yang bersifat final dan mengikat kedua pihak yang berselisih
bersifat sukarela
Kedua pihak mengambil jalan arbitrase atas dasar kesepakatan tanpa paksaan
b Alternative Dispute Resolution (ADR)
Suatu pihak luar atau pihak ketiga, yang benar-benar independen, dilibatkan
untuk membantu mencapai kesepakatan
Sangat bersifat sukarela dalam kaitan tujuannya memfasilitasi suatu kesepakatan
yang dapat diterima bersama untuk mengakhiri perselisihan
Tidak dapat memberlakukan suatu resolusi kepada pihak-pihak yang berselisih
dapat mengajukan saran mereka sendiri untuk pemecahan masalah; saran-saran
yang Tidak mungkin diajukan pihak-pihak yang berselisih tanpa merasa takut
kehilangan muka
www.akademiasuransi.org Sekedar Catatan Belajar by: Afrianto Budi P, SS MM 77 of 83 UJian CGI & LSPP AAMAI Edisi April 2014
c 3 (tiga) bentuk ADR :
1. Mediation and conciliation Pihak ketiga memilih seorang mediator yang dibekali pernyataan tertulis
oleh kedua pihak Mereka mendiskusikan kasusnya secara mendalam dengan masing-
masing pihak dan menegaskan bahwa opini mereka adalah murni berdasarkan tanpa-praduga
Masing-masing pihak dapat meminta mediator tidak meneruskan ke pihak lawan informasi yang dianggapnya rahasia
Tujuan utama diskusi adalah untuk mengidentifikasi masalah sebenarnya dari ketidaksepakatan dan kemudian menyempitkan perselisihan itu sendiri
Mediator akan menyarankan pemecahan yang konstruktif Umumnya proses mediasi dilakukan dalam waktu yang sama dan pada
tempat yang sama sehingga mediator dapat leluasa berpindah dari satu pertemuan ke Pertemuan yang lain selama para pihak belum secara formal mengadakan pertemuan
Sangat penting bahwa pihak-pihak diwakili oleh orang-orang yang mempunyai kuasa (authority) untuk membentuk suatu kesepakatan pada hari itu
2. Mini-trial of structured settlement procedure Para pihak menunjuk seseorang yang netral untuk menjadi ketua dalam
“persidangan” yang terdiri dari seorang ketua dan wakil senior dari
masing-masing pihak
Sangat penting bahwa para wakil tidak berkaitan langsung dengan
perselisihan tersebut tetapi juga mempunyai kuasa untuk membentuk
suatu kompromi saat dan jika mereka menganggapnya sesuai
Mereka bertindak sebagai panelis yang membaca semua detil dari kasus
yang disampaikan oleh kedua pihak
Kemudian mereka bernegosiasi dengan masing-masing dan arbiter
independen untuk mencapai penyelesaian
3. Expert appraisal
Para pihak merujukkan perselisihan kepada seorang ahli dalam suatu
bidang tertentu untuk mendapatkan opininya
Meskipun opini tersebut tidak mengikat para pihak; namun dapat
mempengaruhi pendekatan dari para pihak menuju negosiasi selanjutnya
7.29. Dalam kaitan dengan perselisihan antara tertanggung dan penanggung, jelaskan : (Sept 2008
No. 14)
a. Perbedaan antara arbitratation dan litigation
b. Ketentuan arbritase menurut polis-polis standar Indonesia yang dikeluarkan oleh
AAUI.
c. Peran mediation and reconcillation sebagai salah satu metode alternative Dispute
Resolution
www.akademiasuransi.org Sekedar Catatan Belajar by: Afrianto Budi P, SS MM 78 of 83 UJian CGI & LSPP AAMAI Edisi April 2014
Jawaban:
a. Perbedaan antara arbitratation dan litigation
Jawaban : Lihat di atas
b. Ketentuan arbritase menurut polis-polis standar Indonesia yang dikeluarkan oleh
AAUI.
Pada umumnya polis asuransi standar Indonesia memuat klausula arbitrase yang
mengatur bahwa dalam hal terjadi perselisihan tentang klaim (claim disputes),
masalah itu akan diselesaikan melalui arbitrase.
Klausula arbitrase biasanya juga mengatakan bahwa putusan arbiter yang ditunjuk
untuk memeriksa perkara itu akan mengikat bagi kedua belah pihak yang berperkara.
Polis-polis asuransi standar Inggris biasanya memuat klausula arbitrase yang
mengatur bahwa hanya perselisihan yang menyangkut soal jumlah klaim saja yang
diserahkan kepada arbitrase. Jadi perselisihan tentang klaim yang diserahkan kepada
arbitrase untuk diputuskan adalah perselisihan tentang klaim yang liabilitynya telah
diakui oleh penanggung dan hanya jumlah klaim yang masih atau tidak diakui oleh
penanggung.
Sebagian polis asuransi standar Indonesia emuat suatu klausula arbitrase yang
menyatakan bahwa bilamana terjadi perselisihan tentang klaim, baik mengenai
masalah apakah penanggung liable atau tidak maupun tentang jumlah klaim, dapat
diminta penyelesaiannya melalui arbitrase.
Klausula arbitrase dicantumkan dalam polis oleh penanggung dengan alasan-alasan
sebagai berikut:
- lebih cepat daripada penyelesaian melalui pengadilan - putusan yang dihasilkan oleh arbiter didasarkan pada keahlian (expert
judgement) yang sesuai, keahlian mana yang kemungkinan besar tidak dimiliki oleh hakim di pengadilan
- sidang arbitrase dilakukan secara tertutup sehingga penanggung dapat terhindar dari publikasi yang jelek; sedangkan sidang pengadilan dilakukan secara terbuka
- biaya arbitrase kemungkinan lebih rendah dibandingkan dengan biaya berperkara di pengadilan
c. Peran mediation and reconcillation sebagai salah satu metode alternative Dispute
Resolution
Jawaban: lihat di atas
7.30. Uraikan perbedaan antara arbitrase dan litigation (Mar 2010 No. 8, Sept 2011 No. 7)
Jawaban: lihat di atas
www.akademiasuransi.org Sekedar Catatan Belajar by: Afrianto Budi P, SS MM 79 of 83 UJian CGI & LSPP AAMAI Edisi April 2014
7.31. Uraikan pengaturan penyelesaian sengketa melalui arbritase menurut polis-polis standard
AAUI. (Sept 2009 No. 14)
Jawaban:
Perselisihan diselesaikan melalui arbitrase dengan ketentuan: 1. Kedua belah pihak menunjuk 1 arbiter, maksud ini disampaikan secara tertulis oleh yang
bersangkutan ke pihak lainnya. 2. Bila tidak terlaksana dalam 15 hari, masing-masing menunjuk satu arbiter dan kedua
arbiter tersebut menunjuk arbiter ketiga 3. Bila tidak terlaksana dalam 60 hari, pihak yang lebih siap memohon kepada DAI
mengangkat 3 orang arbiter yang salah satunya menjadi Ketua Majelis Arbitrase 4. Kematian salah satu pihak tidak membatalkan/mempengaruhi kekuasaan arbiter. Bila
arbiter meninggal, pihak yang menunjuk arbiter tersebut menunjuk penggantinya. 5. Hak, kewajiban dan tanggung jawab serta tata cara perdagangan arbitrase ditetapkan
oleh para arbiter dan didasarkan kepada peraturan perundangan yang berlaku
7.32. Jelaskan tentang arbitrase dalam Polis Standar Asuransi kebakaran Indonesia: (Mar 2011 No.
12, Mar 2012 No. 14)
Jawaban:
Apabila timbul perselisihan antara Penanggung dan Tertanggung sebagai akibat dari penafsiran atas tanggung jawab atau besarnya ganti rugi dari Polis ini, maka perselisihan tersebut akan diselesaikan melalui perdamaian atau musyawarah dalam waktu paling lama 60 (enam puluh) hari kalender sejak timbulnya perselisihan.
Perselisihan timbul sejak Tertanggung atau Penanggung menyatakan secara tertulis ketidaksepakatan atas hal yang diperselisihkan. Apabila penyelesaian perselisihan melalui perdamaian atau musyawarah tidak dapat dicapai, Penanggung memberikan kebebasan kepada Tertanggung untuk memilih salah satu dari klausul penyelesaian sengketa sebagaimana diatur di bawah ini, untuk selanjutnya tidak dapat dicabut atau dibatalkan.
Tertanggung wajib untuk memberitahukan pilihannya tersebut secara tertulis kepada Penanggung dalam waktu 30 (tiga puluh) hari kalender sejak tidak tercapainya kesepakatan tersebut.
Apabila Tertanggung tidak memberitahukan pilihannya dalam kurun waktu tersebut, maka Penanggung berhak memilih salah satu klausul penyelesaian sengketa dimaksud melalui arbritase atau pengadilan.
KLAUSUL PENYELESAIAN SENGKETA MELALUI ARBITRASE
Dengan ini dinyatakan dan disepakati bahwa Tertanggung dan Penanggung akan melakukan
usaha penyelesaian sengketa melalui Arbitrase Ad Hoc sebagai berikut :
1. Majelis Arbitrase Ad Hoc terdiri dari 3 (tiga) orang Arbiter. Tertanggung dan Penanggung masing-masing menunjuk seorang Arbiter dalam waktu 30 (tiga puluh) hari kalender setelah diterimanya pemberitahuan, yang kemudian kedua Arbiter tersebut memilih dan menunjuk Arbiter ketiga dalam waktu 14 (empat belas) hari kalender setelah Arbiter yang kedua ditunjuk. Arbiter ketiga menjadi ketua Majelis Arbitrase Ad Hoc.
www.akademiasuransi.org Sekedar Catatan Belajar by: Afrianto Budi P, SS MM 80 of 83 UJian CGI & LSPP AAMAI Edisi April 2014
2. Dalam hal terjadi ketidaksepakatan dalam penunjukkan Arbiter ketiga, Tertanggung dan atau Penanggung dapat mengajukan permohonan kepada ketua Pengadilan Negeri yang daerah hukumnya di mana termohon bertempat tinggal untuk menunjuk para Arbiter dan atau ketua Arbiter.
3. Pemeriksaan atas sengketa harus diselesaikan dalam waktu paling lama 180 (seratus delapan puluh) hari sejak Majelis Arbitrase Ad Hoc terbentuk. Dengan persetujuan para pihak dan apabila dianggap perlu oleh Majelis Arbitrase Ad Hoc, jangka waktu pemeriksaan sengketa dapat diperpanjang.
4. Putusan Arbitrase bersifat final dan mempunyai kekuatan hukum tetap dan mengikat Tertanggung dan Penanggung. Dalam hal Tertanggung dan atau Penanggung tidak melaksanakan putusan Arbitrase secara sukarela, putusan dilaksanakan berdasarkan perintah ketua Pengadilan Negeri yang daerah hukumnya di mana termohon bertempat tinggal atas permohonan salah satu pihak yang bersengketa.
5. Untuk hal-hal yang belum diatur dalam pasal ini berlaku ketentuan yang diatur dalam undang-undang tentang arbitrase, yang untuk saat ini adalah Undang-Undang Republik Indonesia No. 30 Tahun 1999 tanggal 12 Agustus 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa.
BAB VIII: SUPERSVISION OF INSURANCE
www.akademiasuransi.org Sekedar Catatan Belajar by: Afrianto Budi P, SS MM 81 of 83 UJian CGI & LSPP AAMAI Edisi April 2014
8.1. Jelaskan 5 (lima) hal yang menjadi sasaran pengawasan Pemerintah terhadap industri
asuransi yang tujuannya untuk melindungi kepentingan masyarakat secara umum. (sept 2006
no 11, mar 2008 no 14, mar 2009 no 14, mar 2010 no 14)
Jawaban:
1. Menjaga solvency
- Berkaitan dengan pendapatan premi
- Ditetapkan suatu rasio antara margin dan jumlah bisnis yang diaksep
- untuk mencegah orang-orang yang bertujuan penipuan (fraudulent) dari
menyediakan asuransi; dan bertindak sebagai pengawasan
berkesinambungan atas pihak-pihak yang telah melakukan transaksi bisnis
asuransi
2. Equity
- Juga diartikan morality, fairness atau reasonableness
- Mengimplikasikan fakta bahwa unsur fairness harus ada di antara
penanggung dan pemegang polis
- Kontrak asuransi cukup kompleks sehingga diperlukan alat kontrol untuk
melindungi pemegang polis
3 Competence
- Tidak ada barang nyata (tangible) yang diperjualbelikan dalam kontrak
asuransi; melainkan suatu janji untuk menyediakan indemity; suatu
kompensasi yang tepat / pasti
- Perlu dipastikan bahwa pihak-pihak yang terlibat dalam bisnis janji tersebut
adalah orang-orang yang kompeten dan dapat memenuhi janjinya saat
dibutuhkan
- Peraturan perundangan diperlukan dalam manajemen dari bisnis asuransi
dan investasi
4. Insurable Interest
- Perlu untuk menerbitkan peraturan perundangan untuk menghilangkan
unsur perjudian (gambling)
- Tidak dapat diterima jika seseorang akan mendapatkan keuntungan dengan
membeli polis asuransi dimana dia tidak mempunyai kepentingan finansial
dalam kerugian potensial melainkan keuntungan yang akan diperolehnya
jika kerugian tersebut terjadi
5 Penyediaan bentuk asuransi tertentu
- asuransi wajib, seperti asuransi jaminan sosial tenaga kerja (Jamsostek) di
Indonesia, juga dapat diberlakukan sebagai intervensi Pemerintah
- intervensi tidak dilakukan dengan bentuk Pemerintah yang menyediakan
secara langsung jaminan, tetapi mengatur bentuk jaminan yang akan
diberikan
www.akademiasuransi.org Sekedar Catatan Belajar by: Afrianto Budi P, SS MM 82 of 83 UJian CGI & LSPP AAMAI Edisi April 2014
6. National Insurance
- jaminan diberikan sepenuhnya oleh suatu Pemerintah
contoh : unemplyoment, sickness and widow’s benefits di Inggris
- Pemerintah menanggung risiko tersebut secara langsung di bawah skema
national insurance
8.2. Jelaskan 5 (lima) aspek yang menjadi objek pengawasan pemerintah terhadap industri
Asuransi untuk melindungi kepentingan masyarakat secara umum (Mar 2011 No. 13)
Jawaban: lihat di atas
8.3. Uraikan pengertian solvency margin. (Mar 2006 No. 6, Mar 2009 No. 7, sept 2011 No. 8)
Jawaban:
- Suatu jumlah dimana kekayaan (asset) harus melebihi kewajiban (liabilities)
- Setiap perusahaan harus menjaga suatu selisih minimum antara kekayaan yang
dimilikinya dan jumlah yang harus dibayarnya sebagai kewajiban
- Memperkecil risiko suatu perusahaan asuransi dari tidak mempunyai dana yang
cukup untuk membayar klaim saat ini dan yang akan datang
8.4. Uraikan 3(tiga) alasan Pemerintah menetapkan asuransi wajib (Mar 2010 No. 3)
Jawaban:
1. Mewajibkan masyarakat untuk melakukan asuransi tertentu dengan maskud dan tujuan untuk memberikan perlindungan dasar bagi kesejahteraan masyarakat. Contoh yang tergolong sebagai program asuransi sosial berdasarkan Undang-undang No 2/1992 adalah: Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang (UU No 33 Tahun 1964) Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan (UU No 34 Tahun 1964) Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja (UU No 3 Tahun 1992)
2. Program asuransi untuk pegawai negeri sipil dan ABRI, yaitu meliputi asuransi
tabungan hari tua (THT) dan asuransi kesehatan (askes)
3. Diselenggarakan secara wajib berdasarkan suatu undang-undang dan hanya dapat diselenggarakan oleh Badan Usaha Milik Negara yang dibentuk khusus untuk itu
8.5. Insurance Companies Act 1982 banyak mengatur mengenai pengawasan pemerintah
terhadap perusahaan asuransi. Uraikan secara garis besar, peraturan-peraturan yang terkait:
Jawaban:
www.akademiasuransi.org Sekedar Catatan Belajar by: Afrianto Budi P, SS MM 83 of 83 UJian CGI & LSPP AAMAI Edisi April 2014
1 Restriction on carrying on Insurance Business
Peraturan ini mengatur mengenai hal-hal yang harus dipenuhi jika ingin menjalankan
suatu Class of Business
2. Regulation of Insurance Companies
Peraturan ini mengatur hal-hal mengenai keuangan, seperti annual accounts,
aktuaris, dll.
3. Conduct of Insurance Business
Mengatur mengenai hal-hal yang sifatnya lebih ke operasional, seperti
advertisement, pemberitahuan cooling off pada asuransi jiwa, dll.
LSP Profisiensi A A M A I BUKU PANDUAN SERTIFIKASI ASURANSI KERUGIAN 2014
LSPP AAMAI 1
SAMBUTAN KETUA PELAKSANA ASOSIASI AHLI MANAJEMEN ASURANSI INDONESIA
Dengan mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, Pelaksana Lembaga Sertifikasi Profesi Profisiensi Asosiasi Ahli Manajemen Asuransi Indonesia (LSPP AAMAI) menyambut dengan gembira lisensi yang telah diberikan Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) melalui SK No. KEP.402/BNSP/X/2013 tanggal 8 Oktober 2013 setelah melalui prosedur dan upaya yang tanpa mengenal menyerah dari jajaran Dewan Pengurus AAMAI, Tim Percepatan Pendirian LSPP AAMAI, Komisi Penguji Sektor Jiwa dan Sektor Kerugian AAMAI serta semua pihak yang terlibat dalam mempersiapkan pendirian LSPP AAMAI yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Pelaksana LSPP AAMAI mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga kepada Komisioner BNSP dan Master Asesor BNSP atas bimbingan dan pengarahannya dalam proses pendirian LSPP AAMAI. Pelaksana LSPP AAMAI juga mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga kepada Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Bidang IKNB atas dukungannya untuk pendirian LSPP AAMAI serta Dewan Pengurus Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) dan Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) yang telah memberikan rekomendasi kepada BNSP untuk pendirian LSPP AAMAI. Tujuan utama pendirian LSPP AAMAI oleh AAMAI adalah untuk meningkatkan standar mutu pemegang gelar profesional AAMAI untuk mendukung tuntutan perkembangan industri perasuransian Indonesia dan upaya pihak Otoritas dalam meningkatkan kompetensi dan profesionalisme para penyandang predikat ajun ahli maupun ahli asuransi yang merupakan tulang punggung dari pengelolaan usaha perasuransian yang sehat dan profesional serta sekaligus untuk menjawab tantangan yang akan muncul pada era pasar bebas. Adapun tugas utama LSPP AAMAI adalah menyelenggarakan ujian profesi profisiensi yang mengacu kepada unit kompetensi sertifikasi Ajun Ahli dan Ahli Asuransi Kerugian sesuai Standar Khusus AAMAI yang telah mendapat registrasi dari Direktorat Jenderal Pembinaan, Pelatihan dan Produktifitas Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia melalui SK No. KEP.203/LATTAS /XI/2012 tertanggal 27 November 2012. Sehubungan dengan pelaksanaan tugas utama tersebut, Pelaksana LSPP AAMAI telah menyusun dan mengesahkan Buku Panduan Ujian Sektor Asuransi Kerugian yang dapat dipergunakan peserta maupun calon peserta uji LSPP AAMAI yang berlaku mulai tahun 2014 sebagai pegangan dalam mempersiapkan diri untuk dapat menempuh ujian tersebut dengan sebaik-baiknya. Dengan diterbitkannya buku panduan ini, Pelaksana LSPP AAMAI mengharapkan agar para peserta uji dan juga peminat ujian lainnya akan lebih mudah untuk mengikuti ujian-ujian yang diselenggarakan oleh LSPP AAMAI. Pada kesempatan ini, Pelaksana LSPP AAMAI menyampaikan ucapan terima kasih kepada kepada semua pihak yang telah memberikan saran dalam penyempurnaan Buku Panduan Ujian ini yang namanya tidak dapat kami sebutkan satu per satu. Semoga Buku Panduan ini dapat menjadi sumber informasi yang efektif dan bermanfaat serta dapat membantu kelancaran bagi para peserta uji serta kelancaran dalam pelaksanaan program-program kerja LSPP AAMAI. Jakarta, November 2013 LSPP AAMAI, Pelaksana, Drs. Hendrisman Rahim, MA, FSAI, AAIJ, QIP, CPIE Ketua
LSP Profisiensi A A M A I BUKU PANDUAN SERTIFIKASI ASURANSI KERUGIAN 2014
LSPP AAMAI 2
PENGANTAR KETUA TIM EVALUATOR SEKTOR ASURANSI KERUGIAN
Dengan telah berdirinya Lembaga Sertifikasi Profesi Profisiensi Asosiasi Ahli Manajemen Asuransi Indonesia (LSPP AAMAI) yang dilisensi oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) dengan SK No. KEP.402/BNSP/X/2013 tanggal 8 Oktober 2013 maka Tim Evaluator LSPP AAMAI Sektor Asuransi Kerugian perlu menerbitkan Buku Panduan Ujian Sektor Asuransi Kerugian LSPP AAMAI sebagai petunjuk bagi peserta uji. Melalui Buku Panduan ini diharapkan peserta dan calon peserta uji profesi profisiensi dapat mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya sehingga dapat memperoleh sertifikat profesi profisiensi yang diberikan oleh LSPP AAMAI kepada peserta uji yang telah berhasil lulus semua unit kompetensi yang dipersyaratkan baik untuk tingkat Ajun Ahli Asuransi maupun Ahli Asuransi Kerugian. Tim Evaluator akan melakukan sosialisasi terhadap implementasi dari Buku Panduan ini agar dapat dipahami lebih baik oleh peserta maupun calon peserta uji. Semoga buku ini dapat menjadi panduan bagi peserta uji yang akan mengikuti ujian-ujian yang diselenggarakan LSPP AAMAI dan kami juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan saran, masukan dan dukungan sehingga buku panduan ini dapat diterbitkan. Jakarta, November 2013 LSPP AAMAI, Evaluator, Drs. Arizal ER, AIINZ, QPI, AAIK, ICBU, CPIE, QIP Ketua
LSP Profisiensi A A M A I BUKU PANDUAN SERTIFIKASI ASURANSI KERUGIAN 2014
LSPP AAMAI 3
DAFTAR ISI Sambutan Ketua Pelaksana LSPP AAMAI ....................................................................... Pengantar Ketua Tim Evaluator Sektor Asuransi Kerugian ............................................. Daftar Isi ............................................................................................................................
Halaman
1 2 3
UJIAN SERTIFIKASI PROFESI PROFISIENSI SEKTOR ASURANSI KERUGIAN (SKEMA SERTIFIKASI)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Pendahuluan …………………………………………………………………,,,… Pengertian ……………………………………………………………………….. Persyaratan Calon Peserta Uji ………………………………..…………………... Persyaratan Mengikuti Uji Profisiensi LSPP AAMAI ……………………………… Uji Profisiensi LSPP AAMAI …………………………………………………... Daftar Unit Kompetensi Ajun Ahli Asuransi Kerugian ………………………….. Daftar Unit Kompetensi Ahli Asuransi Kerugian ……………………………….. Keputusan Sertifikasi …………………………...………………………………... Surveilan ………………………………………………………………………… Perpanjangan Sertifikat ………………………………………………………..…. Penggunaan Sertifikat ……………………………………………………………. Syarat Umum Dan Ketentuan …………………………………….…………….... Hak Dan Kewajiban Pemegang Sertifikat LSPP AAMAI ………………………. Sertifikasi LSPP AAMAI …………………………………………………….…. Keluhan, Perselisihan Dan Keberatan …………………………………..………. Pemberitahuan Perubahan …………………………………..……………….….
5 5 6 6 6 7 8 9 9 9 9
10 11 12 12 12
PROSEDUR PEMELIHARAAN, PERPANJANGAN, PENUNDAAN DAN PENCABUTAN SERTIFIKAT PROFISIENSI 1 2 3 4
Pemeliharaan Sertifikat ………………………………………….…………….… Perpanjangan Sertifikat ……………………………………….………………… Penundaan Sertifikat ………………………………………...…………………... Pencabutan Sertifikat …………………………………………………………….
13 13 17 17
PENDAFTARAN UJIAN SERTIFIKASI PROFESI PROFISIENSI LSPP AAMAI
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Pendaftaran Dan Pembatalan Ujian …………………………………………. Biaya Pendaftaran Dan Ujian …………………………………………..……. Jadwal Dan Penyelenggaraan Ujian …………………………………………. Metoda Ujian …………………………………………………………………. Ketentuan Menempuh Ujian …………………………………………………. Keberatan Atas Hasil Ujian …………………………………………..………. Pengkuan Mata Ujian Yang Telah Lulus Dari Aamai ……………………….. Pedoman Cara Menjawab Soal Ujian ………………………………………... Penutup ………………………………………………………………………...
18 18 18 19 20 20 20 21 22
LSP Profisiensi A A M A I BUKU PANDUAN SERTIFIKASI ASURANSI KERUGIAN 2014
LSPP AAMAI 4
URAIAN UNIT KOMPETENSI TINGKAT AJUN AHLI ASURANSI SEKTOR KERUGIAN (K.651210.101.01 - K.651210.108.01)
K.651210.101.01 Menerapkan pengelolaan praktik asuransi pada penyelenggaraan
usaha asuransi …………………………………………………...
24 K.651210.102.01 Menerapkan sistem hukum pada penyelenggaraan usaha asuransi 26 K.651210.103.01 Menerapkan konsep tata kelola pada penyelenggaraan usaha
asuransi ………………………………………………………….
29 K.651210.104.01 Melaksanakan pengelolaan risiko dan akseptasi lini usaha
asuransi kendaraan bermotor dan tanggunggugat ………………
31 K.651210.105.01 Melaksanakan pengelolaan risiko serta akseptasi lini usaha
asuransi harta benda, kepentingan keuangan dan pribadi ………
34 K.651210.106.01 Melaksanakan pengelolaan risiko dan akseptasi lini usaha
asuransi pengangkutan …………………………………………
37 K.651210.107.01 Melaksanakan pengelolaan dan pengendalian praktik
underwriting pada perusahaan asuransi kerugian ……………….
39 K.651210.108.01 Menerapkan pengelolaan dan pengendalian praktik klaim dalam
bisnis asuransi kerugian ………………………………………...
41 URAIAN UNIT KOMPETENSI TINGKAT AHLI ASURANSI SEKTOR KERUGIAN (K.651210.401.01 - K.651210.408.01) K.651210.401.01 Melakukan pengelolaan dan pengawasan manajemen perusahaan
asuransi umum …………………………………………………..
44 K.651210.402.01 Mensuvervisi Manajemen Underwriting pada Perusahaan
Asuransi/Reasuransi Umum …………………………………….
47 K.652010.403.01 Melaksanakan pengelolaan dan pengendalian fungsi reasuransi
dalam usaha perusahaan asuransi umum ………………………..
50 K.651210.404.01 Mengaplikasikan sistem Manajemen Risiko dalam kaitan dengan
fungsi asuransi sebagai mekanisme pengalihan risiko ………….
55 K.651210.405.01 Melaksanakan pengelolaan risiko dan akseptasi lini usaha
asuransi rangka kapal dan penerbangan ………………………...
58 K.651210.406.01 Melaksanakan pengelolaan proses penanganan tehnis dan
administrasi klaim asuransi umum ……………………………...
63 K.651210.407.01 Melakukan analisis atas perkembangan ekonomi dan bisnis
global dan meangantisipasi dampaknya terhadap usaha perusahaan ………………………………………………………
66 K.651210.408.01 Melaksanakan fungsi marketing produk dan jasa asuransi …... 69
LAMPIRAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Tata Tertib Ujian ……………………………………………………………… Sanksi atas Pelanggaran Tata Tertib Ujian …………………………………… Pelaksanaan Ujian …………………………………………………………….. Fomulir Pendaftran Ujian Ajun Ahli Asuransi Kerugian …………………….. Fomulir Pendaftran Ujian Ahli Asuransi Kerugian …………………………... Surat Persetujuan Peserta Ujian ………………………………………………. Surat Persetujuan Penggunaan Sertifikat ……………………………………… Formulir Keanggotaan ………………………………………………………… Formulir Riwayat Pekerjaan …………………………………………………
72 73 76 77 78 79 80 81 82
LSP Profisiensi A A M A I BUKU PANDUAN SERTIFIKASI ASURANSI KERUGIAN 2014
LSPP AAMAI 5
UJIAN SERTIFIKASI PROFESI PROFISIENSI LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI PROFISIENSI
ASOSIASI AHLI MANAJEMEN ASURANSI INDONESIA (LSPP AAMAI) SEKTOR ASURANSI KERUGIAN
I. PENDAHULUAN
Semakin berkembangnya industri perasuransian di Indonesia dalam beberapa dekade terakhir ini menjadikan profesi ahli asuransi ini sangat dibutuhkan oleh sektor pemerintahan dan sektor swasta. Untuk itu perlu adanya sebuah perlindungan sebagai bentuk pengakuan terhadap keahlian seseorang dalam profesi ahli asuransi, bentuk perlindungan itu dengan sebuah sertifikasi dan kualifikasi. Sertifikasi berorientasi pada profesi kerja yang memiliki tujuan agar para pemegang sertifikat tidak hanya mampu secara teknis (skill) tapi juga kesiapan dan etika kerja, serta mampu beradapatasi dengan regulasi dan standar yang berlaku. Dengan sertifikat kualifikasi kerja seseorang dapat dijamin mutu dan kualitasnya. Poin-poin yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut: a. Semua peraturan perundang-undangan tentang usaha perasuransian beserta semua peraturan
pemerintah dan Otoritas Jasa Keungan peraturan menteri yang merupakan turunannya serta undang-undang dan peraturan lainnya yang terkait dengan usaha jasa dan pelayanan masyarakat.
b. Prinsip kehati-hatian dan praktik standar yang berlaku dalam usaha perasuransian. c. Etika usaha yang profesional
II. PENGERTIAN
Sertifikasi Ajun Ahli dan Ahli Asuransi Kerugian dimaksudkan untuk untuk memberikan landasan pengembangan pengetahuan melalui penguasaan yang lebih mendalam tentang asuransi kerugian dan orientasi utama dalam bidang praktek bisnis dan hukum asuransi, asuransi kerugian komersial dan asuransi pribadi, serta prinsip-prisnip asuransi harta benda dan kendaraan bermotorserta beberapa bidang lainnya seperti pengelolaan dan pengawasan manajemen, manajemen underwriting, reasuransi, manajemen risiko, administrasi klaim, analisis perkembangan ekonomi, dan melaksanakan fungsi marketing. Sertifikasi dan Kualifikasi telah disesuaikan dengan standar yang berlaku dan ketentuan yang berlaku kebutuhan industri. Program ini dapat menjadi pilihan bagi para lulusan baik lulusan sekolah kejuruan maupun universitas. Standar sertifikasi dan kualifikasi merupakan perpaduan dari jenjang kualifikasi profisiensi dan kualifikasi jabatan standar industri yang kemudian secara struktural diadaptasi ke dalam skema sertifikasi. Persyaratan sertifikasi bagi pemohon/pemegang sertifikat Profisiensi Ajun Ahli dan AhliAsuransi Kerugian yang berkaitan dengan kategori profesi ahli asuransi Kerugian di Indonesia yang ditetapkan dengan menggunakan standar khusus AAMAI yang sama, dan Pedoman BNSP yang diberlakukan sama bagi seluruh pemegang sertifikat LSPP AAMAI baik yang bekerja di Indonesia maupun di luar negeri.
LSP Profisiensi A A M A I BUKU PANDUAN SERTIFIKASI ASURANSI KERUGIAN 2014
LSPP AAMAI 6
III. PERSYARATAN CALON PESERTA UJI (Pre-requisite of candidate) SERTIFIKASI AJUN AHLI ASURANSI A. Pendidikan: lulusan SMU/SMK/Sederajat dengan pengalaman kerja minimal 2 (dua) tahun,
diutamakan lulusan jenjang pendidikan DIII/S1 B. Sertifikat / Sertifikat Pelatihan: Telah dinyatakan kompeten yang dibuktikan dengan
sertifikat CGI (Certificate in General Insurance) dari Asosiasi Ahli Manajemen Asuransi Indonesia
C. Pengalaman : Bagi yang berpendidikan SMU/SMK/Sederajat, telah berpengalaman di industry perasuransian minimal 2 (dua) tahun.
D. Rekomendasi : Direkomendasikan oleh perusahaan
SERTIFIKASI AHLI ASURANSI A. Sertifikat / Sertifikat Pelatihan: Ajun Ahli Asuransi Kerugian B. Rekomendasi : Direkomendasikan oleh perusahaan.
IV. PERSYARATAN MENGIKUTI UJI PROFISIENSI LSPP AAMAI (Request for
assessment)
SERTIFIKASI AJUN AHLI ASURANSI
1. Mengisi formulir pendaftaran 2. Melampirkan:
a. Foto copy sertifikat Certificate in General Insurance dari Asosiasi Ahli Manajemen Asuransi Indonesia yang telah dilegalisir (Peserta baru)
b. Surat Rekomendasi dari Pimpinan / Atasan Langsung perusahaan tempat Kerja (Peserta
baru) 3. Membayar biaya uji profisiensi 4. Membuat Pernyataan untuk memenuhi semua persyaratan Pemegang Sertifikat LSPP
AAMAI SERTIFIKASI AHLI ASURANSI
1. Mengisi formulir pendaftaran 2. Melampirkan :
a. Foto copy sertifikat Ajun Ahli Asuransi Kerugian (Peserta baru) b. Surat Rekomendasi dari Pimpinan / Atasan Langsung perusahaan tempat Kerja (Peserta
baru) 3. Membayar biaya uji profisiensi 4. Membuat Pernyataan untuk memenuhi semua persyaratan Pemegang Sertifikat LSPP
AAMAI V. UJI PROFISIENSI LSPP AAMAI (Assessment)
1. Uji Profisiensi diselenggarakan mengacu kepada Standar Khusus AAMAI yang telah
diregistrasi oleh Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasiberdasarkan Surat Keputusan Dirjen Binalattas NOMOR KEP.203/LATTAS/XI/2012 tanggal 27 Nopember 2012tentang Registrasi Standar Khusus Asosiasi Ahli Manajemen Asuransi Indonesia.
LSP Profisiensi A A M A I BUKU PANDUAN SERTIFIKASI ASURANSI KERUGIAN 2014
LSPP AAMAI 7
2. Uji Profisiensi diselenggarakan oleh Bidang Sertifikasi Lembaga Sertifikasi Profesi Profisiensi AAMAI (Bidang Sertifikasi LSPP AAMAI) yang direncanakan khusus dan sesuai dengan kalender rencana kerja LSPP AAMAI yaitu pada setiap bulan Maret dan bulan September.
3. Uji Profisiensi menggunakan metode uji Tertulis Essay dengan jumlah soal sebanyak 14 (empat belas) soal yang terdiri dari 2 (dua) bagian a. Bagian Pertama : Terdiri dari 8 (delapan) soal yang harus dijawab seluruhnya, dengan
bobot nilai 25%. b. Bagian Kedua : Terdiri dari 6 (enam) soal pilihan dan yang harus dijawab hanya 4
(empat), dengan bobot nilai 75% Uji Profisiensi diselenggarakan dalam waktu maksimal 3 (tiga) jam dalam 1 (satu) hari penyelenggaraan
4. Uji Profisiensi Ajun Ahli Asuransi Kerugian LSPP AAMAI mengacu kepada Materi Uji Profisiensi untuk Praktek Asuransi (Insurance Practice), Hukum & Asransi (Law & Insurance), Praktek Bisnis (Business Practice), asuransi kerugian komersial dan pribadi (Commercial & Personal Insurance), serta prinsip-prisnip asuransi harta benda dan kendaraan bermotor (Property Pecuniary&motor Insurance).
5. Uji Profisiensi Ahli Asuransi Kerugian LSPP AAMAI mengacu kepada Materi Uji Profisiensi untuk Pengelolaan dan Pengawasan Manajemen, Manajemen Underwriting (Underwriting Management), Reasuransi (Reinsurace), Manajemen Risiko (Risk Management), Administrasi Klaim (Claim Administration), akseptasi lini usaha asuransi rangka kapal dan penerbangan, Analisis Perkembangan Ekonomi (Analysis of Economic Development), dan Melaksanakan Fungsi Marketing (Implementing Marketing Function)
6. Uji Profisiensi diselenggarakan hanya di Jakarta pada tempat uji yang telah terlebih dahulu diverifikasi oleh Bidang Sertifikasi LSPP AAMAI atau di luar Jakarta atas permintaan dari peserta uji
7. Uji Profisiensi diselenggarakan dengan pengawasan langsung dari Evaluator yang diberi tugas oleh Bidang Sertifikasi LSPP AAMAI dan atau yang telah di tugaskan oleh Bidang Sertifikasi LSPP AAMAI dengan tetap dibawah koordinasi Evaluator yang telah ditugaskan oleh Bidang Sertifikasi LSPP AAMAI.
VI. DAFTAR UNIT KOMPETENSI
Profesi (Profession) : AJUN AHLI ASURANSI KERUGIAN. Kode Pekerjaan : 65.121.04.01 Bidang Pekerjaan : Tenaga Ahli Asuransi Kerugian Kantor Cabang. Pengguna Jasa : Perusahaan Perasuransian Usaha Asuransi Kerugian/Umum
NO. KODE UNIT JUDUL UNIT 1. K.651210.101.01 Menerapkan pengelolaan praktik asuransi pada penyelenggaraan
usaha asuransi 2. K.651210.102.01 Menerapkan sistem hukum pada penyelenggaraan usaha asuransi 3. K.651210.103.01 Menerapkan konsep tata kelola pada penyelenggaraan usaha
asuransi 4. K.651210.104.01 Melaksanakan pengelolaan risiko dan akseptasi lini usaha asuransi
kendaraan bermotor dan tanggunggugat
LSP Profisiensi A A M A I BUKU PANDUAN SERTIFIKASI ASURANSI KERUGIAN 2014
LSPP AAMAI 8
5. K.651210.105.01 Melaksanakan pengelolaan risiko serta akseptasi lini usaha asuransi harta benda, kepentingan keuangan dan pribadi
6. K.651210.106.01 Melaksanakan pengelolaan risiko dan akseptasi lini usaha asuransi pengangkutan
7. K.651210.107.01 Melaksanakan pengelolaan dan pengendalian praktik underwriting pada perusahaan asuransi kerugian
8. K.651210.108.01 Menerapkan pengelolaan dan pengendalian praktik klaim dalam bisnis asuransi kerugian.
Untuk mendapatkan sertifikat profesi profisiensi Ajun Ahli Asuransi Kerugian peserta uji wajib menempuh dan lulus 6 (enam) unit kompetensi yaitu : - 3 (tiga) unit kompatensi wajib yaitu : K.651210.101.01, K.651210.102.01 dan
K.651210.103.01 Dan
- 3 (tiga) unit kompetensi dari 5 (lima) unit kompetensi pilihan yaitu : K.651210.104.01, K.651210.105.01, K.651210.106.01, K.651210.107.01 dan K.651210.108.01
VII. DAFTAR UNIT KOMPETENSI
Profesi (Profession) : AHLI ASURANSI KERUGIAN. Kode Pekerjaan : 65.121.02.01 Bidang Pekerjaan : Tenaga Ahli Perusahaan Asuransi Kerugian (Kantor Pusat). Pengguna Jasa : Perusahaan Perasuransian Usaha Asuransi Kerugian
NO. KODE UNIT JUDUL UNIT
1. K.651210.401.01 Melakukan pengelolaan dan pengawasan manajemen perusahaan asuransi umum
2. K.651210.402.01 Mensuvervisi Manajemen Underwriting pada Perusahaan Asuransi/Reasuransi Umum
3. K.652010.403.01 Melaksanakan pengelolaan dan pengendalian fungsi reasuransi dalam usaha perusahaan asuransi umum.
4. K.651210.404.01 Mengaplikasikan sistem Manajemen Risiko dalam kaitan dengan fungsi asuransi sebagai mekanisme pengalihan risiko
5. K.651210.405.01 Melaksanakan pengelolaan risiko dan akseptasi lini usaha asuransi rangka kapal dan penerbangan.
6. K.651210.406.01 Melaksanakan pengelolaan proses penanganan tehnis dan administrasi klaim asuransi umum.
7. K.651210.407.01 Melakukan analisis atas perkembangan ekonomi dan bisnis global dan meangantisipasi dampaknya terhadap usaha perusahaan.
8. K.651210.408.01 Melaksanakan fungsi marketing produk dan jasa asuransi
Untuk mendapatkan sertifikat profesi profisiensi Ahli Asurnsi Kerugian peserta uji wajib menempuh dan lulus 5 (lima) unit kompetensi yaitu :
LSP Profisiensi A A M A I BUKU PANDUAN SERTIFIKASI ASURANSI KERUGIAN 2014
LSPP AAMAI 9
- 3 (tiga) unit kompatensi wajib yaitu : K.651210.401.01, K.651210.402.01 dan K.651210.403.01 Dan
- 2 (dua) unit kompetensi dari 5 (lima) unit kompetensi pilihan yaitu : K.651210.404.01, K.651210.405.01, K.651210.106.01, K.651210.407.01 dan K.651210.408.01
VIII. KEPUTUSAN SERTIFIKASI (Examination Decision)
1. Keputusan Sertifikasi LSPP AAMAI ditandatangani oleh Ketua Pelaksana LSPP AAMAI dan Sertifikat Profisiensi yang diterbitkan oleh LSPP AAMAI ditandatangani bersama dengan Kepala Bidang Sertifikasi
2. Keputusan Sertifikasi LSPP AAMAI ditetapkan atas dasar hasil Uji Profisiensi yang dituangkan dalam Berita Acara Ujian dan ditandatangani Evaluator.
3. Keputusan Sertifikasi LSPP AAMAI bersifat mutlak, ketidakpuasan terhadap keputusan tersebut dapat dilakukan melalui Proses Banding.
IX. SURVEILAN
1. Dalam rangka memastikan dan memelihara kompetensi para Pemegang Sertifikat
Profisiensi Ajun Ahli dan Ahli Asuransi Kerugian, maka minimal setiap tahun sekali dilakukan surveilan terhadap seluruh Pemegang Sertifikat LSPP AAMAI.
2. Surveilan dilaksanakan sesuai dengan Prosedur Pemeliharan Sertifikasi. 3. Surveilan dapat dilakukan diluar jadwal yang telah ditentukan, apabila adanya keluhan pihak
ke-3 atau adanya kasus sangkaan malpraktek. X. PERPANJANGAN SERTIFIKAT (Re-Certification)
1. Perpanjangan sertifikat dilaksanakan 2 (dua) bulan sebelum masa kadaluarsa Sertifikat Profisiensi Ajun Ahli dan Ahli Asuransi Kerugian LSPP AAMAI dengan memperhatikan Prosedur Perpanjangan Sertifikasi.
2. Perpanjangan sertifikat berlaku hanya bagi pemegang Sertifikat Profisiensi Ajun Ahli dan Ahli Asuransi Kerugian LSPP AAMAI yang tidak kehilangan haknya dikarenakan kasus kriminal yang telah memiliki kekuatan hukum tetap.
3. Permohonan, persyaratan dan Uji Profisiensi LSPP AAMAI untuk perpanjangan Sertifikat Profisiensi Ajun Ahli dan Ahli Asuransi Kerugian mengacu kepada Prosedur Perpanjangan Sertifikasi LSPP AAMAI.
XI. PENGGUNAAN SERTIFIKAT (UseOf Certificate)
LSPP AAMAI mensyaratkan pemegang Sertifikat Profisiensi Ajun Ahli dan Ahli Asuransi Kerugian, menandatangani persetujuan untuk:
1. Memenuhi ketentuan skema sertifikasi yang relevan; 2. Menyatakan bahwa sertifikasinya hanya berlaku untuk ruang lingkup Sertifikat Profisiensi
Ajun Ahli atau Ahli Asuransi Kerugian;
LSP Profisiensi A A M A I BUKU PANDUAN SERTIFIKASI ASURANSI KERUGIAN 2014
LSPP AAMAI 10
3. Tidak menyalahgunakan sertifikasi yang dapat merugikan LSPP AAMAI dan tidak memberikan persyaratan yang berkaitan dengan sertifikasi yang menurut LSP dianggap dapat menyesatkan atau tidak sah;
4. Menghentikan penggunaan semua pernyataan yang berhubungan dengan sertifikasi Profisiensi Ajun Ahli atau Ahli Asuransi Kerugian LSPP AAMAI yang memuat acuan prosedur sertifikasi setelah dibekukan atau dicabut sertifikasinya serta mengembalikan sertifikat kepada LSPP AAMAI yang menerbitkannya,
5. Tidak menyalahgunakan Sertifikat Profisiensi Ajun Ahli atau Ahli Asuransi Kerugian LSPP AAMAI.
6. Acuan sertifikasi yang tidak sesuai atau penyalahgunaan sertifikat dalam publikasi, katalog, dll harus ditangani oleh LSPP AAMAI dengan tindakan perbaikan seperti penundaan atau pencabutan sertifikasi, pengumuman pelanggaran dan jika perlu tindakan hukum lainnya.
XII. SYARAT UMUM DAN KETENTUAN (General Term And Conditions)
1. Berdasarkan Akte Notaris Ny. Liliana Tanuwidjaja, SH tanggal 24 Maret 2012, LSPP
AAMAI adalah Organisasi Sertifikasi yang memiliki otoritas untuk melakukan Uji Profisiensi, dan telah dilisensi oleh BNSP berdasarkan Surat Keputusan Ketua BNSP NOMOR KEP.402/BNSP/X/2013 tangal 8 Oktober 2013 tentang Lisensi Kepada Lembaga Sertifikasi Profisiensi Asosiasi Ahli Manajemen Asuransi Indonesia.
2. Akreditasi/Lisensi LSPP AAMAI dilakukan oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) dan atau lembaga independen lainnya untuk menjamin kredibilitas LSPP AAMAI.
3. Untuk tujuan sertifikasi, LSPP AAMAI adalah lembaga mandiri yang mempunyai kompetensi dan kemampuan untuk mengoperasikan sertifikasi melalui Uji Profisiensi, dimana pengurus LSPP AAMAI tidak didominasi oleh suatu kepentingan pihak tertentu.
4. LSPP AAMAI menetapkan prosedur pemberian sertifikasi yang mencakup: persyaratan pengakuan, pemeliharaan, perluasan ruang lingkup, pengurangan ruang lingkup, pembekuan dan pencabutan sertifikat. Jika diperlukan, LSPP AAMAI akan merubah, menambah atau menghilangkan elemen persyaratan sertifikasi. Dalam hal terjadi perubahan, LSPP AAMAI akan memberikan informasi kepada setiap pemegang Sertifikat Profisiensi Ajun Ahli dan Ahli Asuransi Kerugian LSPP AAMAI dan memberi waktu kepada pemegang sertifikat LSPP AAMAI untuk memenuhi perubahan persyaratan.
5. LSPP AAMAI menerbitkan publikasi prosedur pengajuan dan sertifikasi LSPP AAMAI melalui proses Uji Profisiensi a. Sertifikasi LSPP AAMAI untuk profesi Ajun Ahli dan Ahli Asuransi Kerugianberlaku
3 tahun sejak tanggal diterbitkan dan tidak dapat dipindahkan pada pihak lain. b. Semua pemegang Sertifikat Profisiensi Ajun Ahli dan Ahli Asuransi Kerugian LSPP
AAMAI dimasukkan dalam Direktori LSPP AAMAI 6. LSPP AAMAI akan melakukan surveilan kepada pemegang sertifikat LSPP AAMAI paling
sedikit sekali dalam setahun. Jika diperlukanLSPP AAMAI dapat melakukan perubahan jadwal pelaksanaan surveilan.
7. Jika persyaratan masa berlaku sertifikasi LSPP AAMAI berakhir dan pemegang sertifikat LSPP AAMAI mempunyai keinginan untuk memperpanjang sertifikasi LSPP AAMAI, maka pemegang sertifikat LSPP AAMAI harus mendaftarkan kembali minimnal 2 bulan sebelum masa berlakunya sertifikasi LSPP AAMAI. LSPP AAMAI akan menginformasikan kepada pemegang sertifikat LSPP AAMAI tentang kewajiban mengajukan perpanjangan sertifikasi LSPP AAMAI paling lambat 3 bulan sebelum masa berlaku sertifikasi Ajun Ahli atau Ahli Asuransi Kerugian habis.
LSP Profisiensi A A M A I BUKU PANDUAN SERTIFIKASI ASURANSI KERUGIAN 2014
LSPP AAMAI 11
8. Pencabutan sertifikat, jika : a. Pelanggaran terhadap persyaratan sertifikasi LSPP AAMAI. b. Gagal memenuhi persyaratan sertifikasi LSPP AAMAI untuk profesi Ajun Ahli atau
Ahli Asuransi Kerugian 9. LSPP AAMAI dapat mencabut sertifikasinya, jika pemegang sertifikat LSPP AAMAI tidak
mampu memenuhi persyaratan lagi. 10. Pemegang sertifikat LSPP AAMAI yang dicabut tidak mempunyai hak untuk menggunakan
gelar atau sebutan LSPP AAMAI dan mempublikasikan atau iklan yang menyatakan masih dalam status sertifikasi pemegang sertifikat yang dicabut sertifikasinya harus mengembalikan sertifikat kepada LSPP AAMAI
11. Semua informasi yang didapat dari LSPP AAMAI, selama proses persyaratan pengakuan, pemeliharaan, pencabutan sertifikasi akan diperlakukan secara rahasia kepada pemegang Sertifikat ProfisiensiAjun Ahli dan Ahli Asuransi Kerugian.
XIII. HAK DAN KEWAJIBAN PEMEGANG SERTIFIKAT LSPP AAMAI
PEMEGANG SERTIFIKAT LSPP AAMAIBERHAK untuk: 1. Keluhan, komplain, dan permintaan penyelesaian perselisihan kepada LSPP AAMAI. 2. Mendapatkan informasi setiap perubahan persyaratan sertifikasi ProfisiensiAjun Ahli atau
Ahli Asuransi Kerugian. 3. Mendapatkan penjelasan ketika LSPP AAMAImemerlukan informasi tambahan tentang
program-program sertifikasiProfisiensiAjun Ahli atau Ahli Asuransi Kerugian. KEWAJIBAN PEMEGANG SERTIFIKAT LSPP AAMAI : 1. Pemegang sertifikat ProfisiensiAjun Ahli atau Ahli Asuransi Kerugian harus:
a. Menandatangani Surat Persetujuan Peserta Uji Profisiensi LSPP AAMAI b. Mematuhi semua persyaratan sertifikasi ProfisiensiAjun Ahli atau Ahli Asuransi
Kerugian dari LSPP AAMAI serta Pedoman-pedoman LSPP AAMAI. c. Memberikan pelayanan kepada klien berdasarkan persyaratan LSPP AAMAI, aturan dan
kriteria sertifikasi, pemeliharaan serta menjaga kredibilitas aktivitas sertifikasi profesi. d. Tidak memberikan keterangan tentang sertifikasi ProfisiensiAjun Ahli atau Ahli
Asuransi Kerugian dan sertifikasi yang melibatkan LSPP AAMAIdengan memberikan interpretasi yang salah tentang LSPP AAMAI.
2. Pemegang sertifikat ProfisiensiAjun Ahli dan Ahli Asuransi Kerugian harus memberikan pelayanan yang sesuai dan kerjasama yang memungkinkan LSPP AAMAI dapat memonitor kegiatan yang sesuai dengan standar, regulasi dan Pedoman LSPP AAMAI yang mencakup : a. Mengijinkan LSPP AAMAI dan evaluator untuk melakukan assessmen, surveilan,
verifikasi terhadap aktivitas pemegang sertifikat ProfisiensiAjun Ahli dan Ahli Asuransi Kerugian.
b. Membantu LSPP AAMAI atau personilnya dalam melakukan investigasi dan penyelesaian keluhan pelanggan yang diajukan pihak ketiga tentang kegiatan pemegang sertifikat ProfisiensiAjun Ahli dan Ahli Asuransi Kerugian.
3. Jika diminta oleh LSPP AAMAI, pemegang sertifikat ProfisiensiAjun Ahli dan Ahli Asuransi Kerugian harus memberikan rekaman keluhan, sanggahan, dan perselisihan serta tindakan koreksinya.
LSP Profisiensi A A M A I BUKU PANDUAN SERTIFIKASI ASURANSI KERUGIAN 2014
LSPP AAMAI 12
XIV. SERTIFIKASI LSPP AAMAI
Sertifikat yang diterbitkan dari LSPP AAMAI; 1. Berlaku selama 3 tahun. 2. Dapat dicabut jika LSPP AAMAI berkesimpulan bahwa pemegang sertifikat Profisiensi
Ajun Ahli atau Ahli Asuransi Kerugian gagal untuk memenuhi persyaratan. 3. Setelah dinyatakan dicabut, sertifikat kompetensi Ajun Ahli atau Ahli Asuransi Kerugian
harus dikembalikan kepada LSPP AAMAIatau masa berlakunya sertifikat telah habis. XV. KELUHAN, PERSELISIHAN DAN KEBERATAN
1. LSPP AAMAI memperhatikan, merekam, menindaklanjuti dan menangani semua keluhan dan perselisihan yang disampaikan secara tertulis dalam kegiatan sertifikasi. Pemegang sertifikat Profisiensi Ajun Ahli dan Ahli Asuransi Kerugian dapat mengajukan banding secara tertulis yang menyanggah keputusan tidak lebih dari 1 bulan dari tanggal keputusan yang dibuat LSPP AAMAI. Setelah menerima keberatan secara tertulis, LSPP AAMAI membentuk komite yang membantu menyelesaikan dan menjaga rekaman keluhan keberatan dan perselisihan serta tindakan koreksi.
2. Pemegang sertifikat Profisiensi Ajun Ahli dan Ahli Asuransi Kerugian LSPP AAMAI harus memberkan rekaman dari keluhan, keberatan dan perselisihan serta tindakan koreksinya bila diperlukan dapat menyampaikan keluhan, sanggahan, dan perselisihan serta tindakan koreksinya.
XVI. PERUBAHAN
1. Pemegang sertifikat Profisiensi Ajun Ahli dan Ahli Asuransi Kerugian akan diberi informasi jika terjadi perubahan persyaratan dan akan diberikan waktu yang cukup untuk melakukan perubahan. LSPP AAMAI akan memberitahukan perubahannya kepada pemegang sertifikat LSPP AAMAI jika sudah selesai.
2. Setiap pemberitahuan kepada pemegang sertifikat LSPP AAMAI untuk profesi Ajun Ahli dan Ahli Asuransi Kerugiandalam kaitannya dengan perubahan, dapat dilakukan melalui pengiriman, fax dan email.
3. Perubahan yang signifikan dari sertifikasi Profisiensi Ajun Ahli dan Ahli Asuransi Kerugian mencakup: a. Perubahan penandatangan sertifikat. b. Perubahan alamat, kepemilikan, status legal. c. Perubahan kebijakan dan prosedur.
LSP Profisiensi A A M A I BUKU PANDUAN SERTIFIKASI ASURANSI KERUGIAN 2014
LSPP AAMAI 13
PROSEDUR PEMELIHARAAN, PERPANJANGAN, PENUNDAAN DAN PENCABUTAN
SERTIFIKAT PROFISIENSI I. PEMELIHARAAN SERTIFIKAT (SURVEILAN)
Pemegang sertifikat LSPP AAMAI senantiasa harus selalu memelihara sertifikat profisiensinya agar dapat dipastikan dan terpeliharanya kompetensi para Pemegang Sertifikat Profisiensi Ajun Ahli dan Ahli Asuransi Jiwa. Untuk dapat terpeliharanya pemegang sertifikat, setiap pemegang sertifikasi profisiensi harus mengisi formulir update data dan mengirimkannya ke Sekretariat LSPP AAMAI. Pengisian formulir update data harus dikirimkan oleh setiap pemegang sertifikat pada bulan Desember kepada LSPP AAMAI atau dilakukan diluar jadwal tersebut, apabila diminta oleh LSPP AAMAI bila adanya keluhan pihak ke-3 atau adanya kasus sangkaan malpraktek. Formulir update data ada dalam lampiran Buku Panduan ini dan bisa diminta ke Sekretariat LSPP AAMAI atau di diunduh di website LSPP AAMAI lspp.aamai.or.id.
II. PERPANJANGAN SERTIFIKAT
Jika persyaratan masa berlaku sertifikasi LSPP AAMAI berakhir dan pemegang sertifikat LSPP AAMAI mempunyai keinginan untuk memperpanjang sertifikasi LSPP AAMAI, maka pemegang sertifikat LSPP AAMAI harus mendaftarkan kembali minimnal 2 bulan sebelum masa berlakunya sertifikasi LSPP AAMAI. LSPP AAMAI akan menginformasikan kepada pemegang sertifikat LSPP AAMAI tentang kewajiban mengajukan perpanjangan sertifikasi LSPP AAMAI paling lambat 3 bulan sebelum masa berlaku sertifikasi Ajun Ahli atau Ahli Asuransi Kerugian habis. 1. Tujuan
Prosedur ini disusun untuk memastikan Proses Perpanjangan Sertifikasi sesuai dengan persyaratan PBNSP 213 serta memelihara dan melakukan pembinaan terhadap para pemegang sertifikasi Ajun Ahli dan Ahli Asuransi yang telah lulus ujian profisiensi dari LSPP-AAMAI.
P2B diperlukan karena :
Diakui bahwa untuk hampir semua profesi, keberhasilan dalam mendapatkan kualifikasi profesional bukanlah sebagai akhir proses belajar. Keberhasilan seperti itu justru harus dipandang sebagai suatu tahapan baru pengembangan profesional yang berlangsung terus selama pemegang kualifikasi profesional itu bekerja aktif dalam menjalankan profesinya. Bahwa perkembangan ilmu pengetahuan tentang perasuransian terbukti telah mengalami kemajuan yang sangat pesat seiring dengan semakin tumbuhnya kebutuhan manusia terhadap jasa asuransi. Perkembangan ilmu pengetahuan tersebut mutlak harus diikuti secara terus menerus oleh para profesional dibidang perasuransian Dengan melakukan pencatatan secara baik atas kegiatan-kegiatan itu akan diketahui apakah yang bersangkutan sudah atau belum memenuhi kebutuhannya sendiri atau kebutuhan perusahaan dimana dia bekerja
LSP Profisiensi A A M A I BUKU PANDUAN SERTIFIKASI ASURANSI KERUGIAN 2014
LSPP AAMAI 14
2. Definisi
Pengembangan Profesional Berkelanjutan (P2B) adalah peningkatan pengetahuan, pengalaman dan keahlian secara terencana dan pengembangan kualitas pribadi yang diperlukan untuk pelaksanaan tugas-tugas profesional dan teknis selama masa bekerja. Definisi P2B secara luas ini telah dipilih karena yang menyandang sertifikasi ”Ajun Ahli” dan ”Ahli” asuransi terdiri dari para spesialis yang membutuhkan pengembangan yang berbeda-beda antara yang satu dengan yang lainnya Pengembangan profesional ini meliputi pemutakhiran pengetahuan tehnis, pengembangan manajemen dan segi-segi lainnya
3. Proses Prosedur :
Setiap pemegang sertifikasi Ajun Ahli dan Ahli Asuransi yang telah lulus ujian profisiensi dari LSPP-AAMAI diwajibkan memutakhirkan pengetahuannya baik melalui kursus, seminar, pendidikan akademik, atau kegiatan lain yang dinilai memadai oleh Tim Penilai, dan dihitung berdasarkan jumlah Satuan Kredit Profesi (SKP).
SKP tersebut dihitung setiap 3 (tiga) tahun dan dibuktikan dengan Sertifikat/Ijazah/ Surat Keterangan lain yang sah.
Kegiatan yang dapat diberikan nilai SKP adalah semua kegiatan, baik akademis maupun non-akademis, yang relevan dengan ilmu pengetahuan dalam bidang perasuransian serta syarat-syarat administratif dan kewajiban finansial anggota AAMAI.
Anggota diwajibkan untuk mengumpulkan SKP : Ajun Ahli Asuransi : minimal 100 SKP Ahli Asuransi : minimal 150 SKP
Evaluasi terhadap prestasi pencapaian SKP tersebut akan dilakukan oleh LSPP AAMAI setiap 3 (tiga) tahun sekali.
Pengajuan program P2B : Pemegang sertifikat mengajukan permohonan kepada LSPP AAMAI dengan mengisi
formulir dengan menyertakan 2 (dua) lembar copy Sertifikat/ Penghargaan/ ijazah/Surat keterangan yang menunjukkan bahwa yang bersangkutan telah mengikuti kegiatan program P2B
Berkas pengajuan permohonan tersebut akan dinilai oleh Tim Penilai, kemudian kepada pemohon akan diberikan jawaban oleh LSPP AAMAI yang disertai dengan Sertifikat yang baru
Atau secara on line melalui website LSPP AAMAI, lspp.amai.or.id
Rincian Satuan Kredit Profesi (SKP) :
LSP Profisiensi A A M A I BUKU PANDUAN SERTIFIKASI ASURANSI KERUGIAN 2014
LSPP AAMAI 15
(DOK-012/PRO10) LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI PROFESIENSI
ASOSIASI AHLI MANAJEMEN ASURANSI INDONESIA (LSPP AAMAI)
SATUAN KREDIT PROFESI (SKP) PROGRAM PENGEMBANGAN PROFESIONAL BERKELANJUTAN
(PROGRAM P2B)
NO AKTIVITAS DIBIDANG PERASURANSIAN BOBOT
DALAM NEGERI
LUAR NEGERI
I PENDIDIKAN DAN PELATIHAN 1 Seminar/Conference/Lokakarya/Talk Show a. Peserta 10 15 b. Moderator 15 20 c. Nara Sumber / Pembicara 30 40 2 Workshop / Pelatihan / Kursus : a. Peserta 15 25 b. Pengajar / Pembicara / Fasilitator 25 35 3 Karya Tulis di Bidang Perasuransian a. Populer (Minimal 9000 karakter) 10 15 b. Jurnal Ilmiah (Minimal 12000 karekter) 20 25 c. Buku (asli dan minimal 100 halaman) 120 150 4 Tenaga Pengajar / Dosen per semester / mata kuliah 20 30 5 Ketua / Anggota Tim Penelitian 30 40 6 Ketua / Anggota Tim Kerja / Ad Hoc / Task force 20 30 7 Penyusunan Resume Buku-Buku Text (Bacaan) 15 25
II KEGIATAN NON EDUKATIF :
1 Peran aktif dalam LSPP AAMAI dan/atau Kepengurusan AAMAI 20
2 Peran Aktif dalam Kepengurusan Organisasi Profesi atau Asosiasi Perasuransian selain butir 1 (satu) 15
III ADMINISTRATIF DAN FINANSIAL
1 Melengkapi seluruh persyaratan administratif 10
LSP Profisiensi A A M A I BUKU PANDUAN SERTIFIKASI ASURANSI KERUGIAN 2014
LSPP AAMAI 16
(FR.023/PRO10) LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI PROFESIENSI
ASOSIASI AHLI MANAJEMEN ASURANSI INDONESIA (LSPP AAMAI)
FORMULIR ISIAN PROGRAM P2B
A. N a m a : _______________________________________________________________
Nomor Sertifikat LSPP AAMAI : _______________________________________________________________
Tempat, Tanggal Lahir : _______________________________________________________________
Alamat Rumah : _______________________________________________________________
Perusahaan : _______________________________________________________________
Alamat Kantor : _______________________________________________________________
Tel, HP, E-mail : _______________________________________________________________
B. Pendidikan Terakhir : _______________________________________________________________ (lulus berijazah)
C. Lulus Ujian Sertifikasi AAAI : Tahun, __________
Lulus Ujian Sertifikasi AAI : Tahun, __________
D. Program Pengembangan yang diikuti selama tahun : __________
NO PROGRAM PENGEMBANGAN YANG DIIKUTI JML SKP JML. DN LN
1 Anggota Aktif AAMAI 10 - 2 Aktif di LSPP AAMAI dan/atau Kepengurusan AAMAI 20 - 3 Aktif di Kepengurusan Asosiasi Perasuransian 15 - 4 Peserta Seminar/Conference/Lokakarya/Talk Show 10 15 5 Moderator Seminar/Conference/Lokakarya/Talk Show 15 20 6 Pembicara Seminar/Conference/Lokakarya/Talk Show 30 40 7 Workshop / Pelatihan / Kursus : 25 35 8 Peserta Workshop / Pelatihan / Kursus 15 25 9 Pengajar / Fasilitator Workshop / Pelatihan / Kursus 25 35 10 Karya Tulis Populer (Minimal 9000 karakter) 10 15 11 Karya Tulis Jurnal Ilmiah (Minimal 12000 karekter) 20 25 12 Karya Tulis Buku (asli dan minimal 100 halaman) 120 150 13 Tenaga Pengajar / Dosen per semester / mata kuliah 20 30 14 Ketua / Anggota Tim Penelitian 30 40 15 Ketua / Anggota Tim Kerja / Ad Hoc / Task force 20 30 16 Penyusunan Resume Buku-Buku Text (Bacaan) 15 25 17 18 TOTAL
Bukti-bukti kegiatan tersebut pada hurup D sudah kami kirimkan berupa soft copy (Scan) ke alamat e-mail [email protected] atau [email protected]
_________________, _________________
_________________________ Tandatangan
LSP Profisiensi A A M A I BUKU PANDUAN SERTIFIKASI ASURANSI KERUGIAN 2014
LSPP AAMAI 17
III. PENUNDAAN SERTIFIKAT
Bagi pemegang setifikat profisiensi LSPP AAMAI yang masa berlakunya sudah habis dan belum memenuhi syarat untuk perpanjangan sertifikat sesuai prosedur yang telah ditetapkan, maka sertifikatnya tidak bisa dipergunkan lagi dan ditunda sampai terpenuhinya syarat untuk perpanjangan sertifikat.
IV. PENCABUTAN SETIFIKAT
1. Apabila LSPP AAMAI menerima laporan penyalahgunaan dan penyimpangan dalam
penggunaan sertifikat oleh pemegang/pemilik sertifikat, dan laporan telah ditindak lanjuti oleh LSPP AAMAI dengan mengkaji laporan dan dokumen tersebut dengan mengadakan sidang pleno untuk memutuskan apakah yang bersangkutan terbukti : a. Melakukan pelanggaran terhadap persyaratan sertifikasi LSPP AAMAI. b. Gagal memenuhi persyaratan sertifikasi LSPP AAMAI untuk Sertifikasi Ajun Ahli atau
Ahli Asuransi Kerugian Maka LSPP AAMAI akan mencabut sertifikatnya.
2. Pemegang sertifikat LSPP AAMAI yang sertifikatnya dicabut tidak mempunyai hak untuk menggunakan sertifikat atau sebutan LSPP AAMAI dan mempublikasikan atau iklan yang menyatakan masih dalam status pemegang sertifikat
3. Pemegang sertifikat LSPP AAMAI yang dicabut sertifikatnya harus mengembalikan sertifikatnya kepada LSPP AAMAI
4. Semua informasi yang didapat dari LSPP AAMAI, selama proses pencabutan sertifikasi akan diperlakukan secara rahasia kepada pemegang Sertifikat Profisiensi Ajun Ahli dan Ahli Asuransi Kerugian.
LSP Profisiensi A A M A I BUKU PANDUAN SERTIFIKASI ASURANSI KERUGIAN 2014
LSPP AAMAI 18
PENDAFTARAN UJIAN SERTIFIKASI PROFESI PROFISIENSI
LSP PROFISIENSI AAMAI
I. PENDAFTARAN DAN PEMBATALAN UJIAN
1. Pendaftaran ujian ditujukan langsung kepada :
Sekretariat LSPP AAMAI
Rukan Sentra Pemuda Kav. 8 Jl. Pemuda No. 61
Jakarta 13220
dengan cara mengisi formulir pendaftaran seperti contoh terlampir yang dapat diperoleh di Sekretariat LSPP AAMAI atau instansi lain yang ditunjuk LSPP AAMAI atau diunduh di website LSPP AAMAI lspp.aamai.or.id serta melampirkan pasfoto 6 (enam) bulan terakhir ukuran 3X4 dan 4X6 masing-masing 2 lembar.
2. Pembatalan / Penundaan Ujian
Apabila Peserta uji tidak hadir dalam ujian tanpa pemberitahuan, maka Peserta uji tersebut dianggap membatalkan keikutsertaannya dalam ujian dan biaya ujiannya tidak dapat dikembalikan. Penundaaan keikut-sertaan dalam ujian yang dapat disetujui oleh LSPP AAMAI yaitu yang diajukan selambat-lambatnya satu minggu sebelum ujian dilaksanakan dan hanya berlaku untuk satu kali penundaan ujian periode berikutnya.
.
II. BIAYA PENDAFTARAN DAN UJIAN.
1. Biaya Pendaftaran dan biaya ujian ditetapkan sesuai dengan ketentuan Pelaksana LSPP AAMAI.
2. Biaya Pendaftaran dan Biaya Ujian dapat dibayarkan langsung ke Sekretariat AAMAI atau ditransfer ke rekening atas nama Asosiasi Ahli Manajemen Asuransi Indonesia, No.
006.008800.8283 pada Bank Mandiri Cabang Matraman, atau No. 342.302375-5 pada Bank Central Asia Cabang Matraman, Jl. Matraman Raya Jakarta Timur.
III. JADWAL DAN PENYELENGGARAAN UJIAN.
1. Ujian diselenggarakan pada bulan Maret untuk Semester I dan bulan September untuk Semester II setiap tahun, yang waktunya akan diumumkan terlebih dahulu dengan jadwal sebagai berikut.
LSP Profisiensi A A M A I BUKU PANDUAN SERTIFIKASI ASURANSI KERUGIAN 2014
LSPP AAMAI 19
Hari Bulan Unit kompetensi Jam Senin
Maret /
September
K.651210.101.01, K.651210.401.01 &
K.651210.406.01
K.651210.104.01, K.651210.107.01 & K.651210.404.01
09.00 – 12.00
14.00 – 17.00
Selasa
Maret /
September
K.651210.102.01, K.651210.108.01 &
K.651210.402.01
K.651210.105.01, K.651210.405.01 & K.651210.407.01
09.00 – 12.00
14.00 – 17.00
Rabu
Maret /
September
K.651210.103.01, K.651210.106.01,
K.651210.403.01 & K.651210.408.01
09.0 – 12.00
2. Tempat ujian hanya diselenggarakan di Jakarta tetapi apabila peserta uji menginginkan
untuk diselenggrakan ujian di kota masing-masing dapat mengajukan kepada LSPP AAMAI dengan syarat minimal 40 (empat puluh) orang peserta uji atau satu dan lain hal disesuaikan dengan jumlah peserta uji dan pertimbangan LSPP AAMAI yang sewaktu-waktu dapat ditinjau kembali.
3. Ujian Sertifikasi Profesi Profisiensi LSPP AAMAI ini diawasi oleh Evaluator atau petugas yang ditunjuk oleh Evaluator. Para Peserta uji wajib mentaati Tata Tertib Ujian dan pelanggaran atas Tata Tertib Ujian dapat dikenakan sanksi seperti diatur dalam Tata Tertib Ujian.
IV. METODA UJIAN
1. Ujian dilaksanakan dengan metoda essay untuk semua unit kompetensi yang harus ditempuh dalam waktu maksimal 180 (seratus delapan puluh) menit.
2. Nilai ujian dinyatakan sebagai berikut :
i. LM (lulus Memuaskan) = Lulus dengan nilai lulus 75 atau lebih ii. L (Lulus) = Lulus dengan nilai lulus 55 iii. TL (Tidak Lulus) = Gagal dengan nilai dibawah 55
3. Hasil ujian akan diberitahukan melalui perusahaan masing-masing jika mereka diutus oleh
perusahaan, atau secara langsung bagi peserta uji perorangan dan di website LSPP AAMAI lspp.aamai.or.id.
4. Keputusan LSPP AAMAI mengenai hasil ujian adalah final dan tidak dapat diganggu gugat.
LSP Profisiensi A A M A I BUKU PANDUAN SERTIFIKASI ASURANSI KERUGIAN 2014
LSPP AAMAI 20
V. KETENTUAN MENEMPUH UJIAN.
1. Unit Kompetensi K.651210.101.01 dan Unit Kompetensi K.651210.102.01 wajib ditempuh dan lulus terlebih dahulu sebelum mengikuti Unit Kompetensi berikutnya.
2. Unit Kompetensi K.651210.401.01 s.d K.651210.408.01 dapat ditempuh tanpa memperhatikan urutannya dengan syarat minimal tinggal menempuh satu unit kompetensi lagi untuk memperoleh sertifikat profisiensi Ajun Ahli Asuransi Kerugian
VI. KEBERATAN ATAS HASIL UJIAN
Peserta uji yang merasa tidak puas dengan hasil ujian, dapat mengajukan keberatan kepada Evaluator untuk dilakukan pemeriksaan ulang dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Pengajuan keberatan atas hasil ujian hanya berlaku bagi penyelenggaraan ujian yang baru saja diselenggarakan dan tidak berlaku begi penyelenggaraan-penyelenggaraan ujian sebelumnya.
2. Peserta yang bersangkutan mengajukan permohonan secara tertulis untuk pemeriksaan ulang kepada Evaluator/Sekretariat AAMAI, serta membayar uang pemeriksaan ulang yang besarnya ditetapkan oleh Pelaksana LSPP AAMAI.
3. Pengajuan keberatan harus disampaikan paling lambat 14 (empat belas) hari setelah pengumuman hasil ujian.
4. Evaluator akan melakukan pemeriksaan ulang terhadap hasil ujian bagi peserta uji yang bersangkutan apabila nilai yang diperoleh oleh peserta uji tidak lebih kecil dari 50.
5. Hasil pemeriksaan ulang tersebut akan disampaikan kepada peserta uji secara tertulis oleh LSPP AAMAI dan bersifat final.
6. Keluhan atau permintaan peserta uji yang tidak dapat dilayani adalah : i. Permintaan copy lembar jawaban yang telah diberi nilai. ii. Permintaan ujian susulan dan atau ulangan. iii. Keluhan berkaitan dengan substansi soal ujian. iv. Peninjauan ulang atas penolakan Evaluator terhadap permintaan pembebasan unit
kompetensi. v. Hilangnya kredit yang telah diperoleh akibat terjadinya perubahan Standar Khusus atau
diberlakukannya suatu ketentuan baru oleh Evaluator.
VII. PENGKUAN MATA UJIAN YANG TELAH LULUS DARI AAMAI
LSPP AAMAI memberikan pengakuan kesetaraan kepada peserta uji atas mata ujian yang telah lulus pada ujian yang diselenggarakan oleh AAMAI sesuai dengan SK Pelaksana LSPP AAMAI No. LSPP-AAMAI/SKep-001/XI/2013 Tanggal 22 Nopember 2013 tentang Pengakuan Mata Ujian Yang Telah Lulus Dari Asosiasi Ahli Manajemen Asuransi Indonesia.
VIII. PEDOMAN CARA MENJAWAB SOAL UJIAN
a. Bacalah dengan baik semua instruksi yang tertulis dalam lembar soal dan cover depan buku jawaban.
LSP Profisiensi A A M A I BUKU PANDUAN SERTIFIKASI ASURANSI KERUGIAN 2014
LSPP AAMAI 21
b. Pastikan semua pertanyaan Bagian I dijawab dan pilih 4 (empat) dari 6 (enam) pertanyaan Bagian II.
c. Apabila pertanyaan Bagian II dijawab lebih dari 4 (empat) soal, maka yang akan dinilai hanyalah jawaban dengan urutan pengerjaan 1 (satu) sampai 4 (empat) tanpa memperhatikan nomor urut soal.
d. Bacalah semua soal dengan baik dan kerjakan lebih dahulu soal-soal yang paling dikuasai. e. Untuk menghemat waktu, tidak perlu menulis kembali soal pada buku jawaban. f. Apabila jawaban yang telah ditulis dianggap salah, jawaban tersebut harus dicoret silang. g. Jawaban harus ditulis dengan tinta hitam / biru dan dilarang menulis nama, tanda tangan,
kode, tulisan/komentar-komentar yang tidak relevan dengan jawaban atau pewarnaan dalam buku jawaban.
h. Tulisan harus jelas dan mudah dibaca. i. Jawaban harus straight forward, tidak berbelit-belit. Jawaban yang berbeli-belit (padding)
dapat mengurangi nilai atau tidak mendapatkan nilai tambah karena score maksimal masing-masing pertanyaan telah ditetapkan.
Contoh: Pertanyaan pada Bagian I yang dimulai dengan intruksi ‘Uraikan’ atau ‘Sebutkan’ hanya
mengharapkan jawaban cukup sederhana, sehingga tidak akan mendapat nilai tambah sekalipun dijawab secara sangat komprehensip. Nilai maksimum untuk masing-masing soal Bagian I adalah 1/8 x 25% dari full mark.
j. Jawaban yang keluar dari konteks pertanyaan sama sekali tidak mendapatkan nilai. k. Jawaban terhadap soal dengan perhitungan harus dibuat secara rinci dan sistematis atau
dengan urutan yang mudah diikuti. Metode perhitungan yang betul akan mendapatkan nilai disamping hasil akhir perhitungan.
l. Jawaban yang dilengkapi dengan contoh yang relevan akan mendapatkan nilai tambah, tapi sebaliknya penggunaan contoh yang salah dapat mengurangi nilai.
m. Pertanyaan yang dimulai dengan kata ‘Sebutkan’ cukup dijawab dengan dengan memberikan daftar substansi jawaban, tidak perlu dilengkapi dengan uraian, penjelasan atau contoh.
n. Pertanyaan yang dimulai dengan kata ‘Uraikan’ cukup dijawab dengan memberikan definisi atau pengertian umum, bisa dilengkapi dengan contoh sederhana.
o. Pertanyaan yang dimulai dengan kata’Jelaskan’ harus dijawab secara komprehensif yaitu mencakup tetapi tidak terbatas pada konsep dasar dari substansi pertanyaan, aplikasinya dalam praktek serta modifikasi yang mungkin diterapkan terhadap konsep tersebut. Pemberian contoh yang relevan juga akan menambah nilai.
p. Pertanyaan yang dimulai dengan kata ‘Diskusikan’ harus dijawab secara komprehensif sebagaimana dengan pertanyaan yang dimulai dengan kata ‘Jelaskan’ tetapi juga diharapkan adanya pendapat dan analisa dari peserta uji. Penggunaan contoh akan menambah nilai.
LSP Profisiensi A A M A I BUKU PANDUAN SERTIFIKASI ASURANSI KERUGIAN 2014
LSPP AAMAI 22
PENUTUP.
Demikian Buku Panduan Ujian 2014 ini dapat dijadikan salah satu acuan yang benar untuk menilai jabatan/Sertifikasi seorang pemegang sertifikasi Profisiensi Ajun Ahli dan Ahli Asuransi Jiwa yang berlaku universal, karena telah di pahaminya unsur dan sub unsur substansi Sertifikasi Ajun Ahli Asuransi Jiwa dan Ahli Asuransi Jiwa, dan Buku Panduan ini mulai berlaku untuk penyelenggaraan ujian bulan Maret 2014, tanpa masa transisi, sampai dinyatakan ada perubahan lebih lanjut
LSP Profisiensi A A M A I BUKU PANDUAN SERTIFIKASI ASURANSI KERUGIAN 2014
LSPP AAMAI 23
URAIAN UNIT KOMPETENSI
SERTIFIKASI AJUN AHLI ASURANSI KERUGIAN
SESUAI STANDAR KHUSUS
ASOSIASI AHLI MANAJEMEN ASURANSI INDONESIA
LSP Profisiensi A A M A I BUKU PANDUAN SERTIFIKASI ASURANSI KERUGIAN 2014
LSPP AAMAI 24
KODE UNIT
: K.651210.101.01
JUDUL UNIT
: Menerapkan pengelolaan praktik asuransi pada penyelenggaraan usaha asuransi
DESKRIPSI UNIT
: Unit ini berhubungan dengan pengelolaan prinsip-prinsip dasar asuransi dan prinsip-prinsip hukum berkaitan dengan perjanjian asuransi dan peran serta tanggung jawab underwriter terkait dengan operasional perusahaan.
ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
01. Mengidentifikasi konsep struktur asuransi dan karakteristik manajemen risiko
1.1. Tujuan dan kebutuhan dasar asuransi serta manfaatnya diterapkan.
1.2. Konsep, fungsi dan karakteristik proses manajemen risiko dapat diuraikan.
1.3. Peril dan hazard serta hubungan frequency dan severity dalam kontrak asuransi dapat dideteksi.
1.4. Struktur pasar asuransi, layanan perantara dan kanal distribusi pasar asuransi diiddentifikasi sesuai dengan regulasi yang berlaku.
02. Melaksanakan prinsip-prinsip asuransi dan prosedur underwiriting
2. 1. Prinsip-prinsip dasar asuransi yang terkait dengan perjajian asuransi diterapkan dengan benar.
2. 2. Physical hazard dan moral hazard serta konsekwensi non disclosure dalam industri asuransi diidentifikasi.
2. 3. Aspek hukum dari prosedur penerbitan cover note, polis dan sertifikat asuransi diketahui.
2. 4. Prosedur yang berkaitan dengan prinsip underwriting dilaksanakan sesuai dengan regulasi yang berlaku.
03. Menerapkan prinsip-prinsip dan praktek underwriting dalam penetapan premi
3. 1. Sumber, ketersediaan serta jenis data dan informasi yang diperlukan dalam proses underwriting diidentifikasi.
3. 2. Sifat risiko dan loss ratio klaim terhadap premium dipahami.
3. 3. Konsep perbedaan tahun underwriting, tahun polis, tahun pembukuan dan tahun kalender diterapkan.
3. 4. Prinsip underwriting dalam penetapan premi asuransi dilaksanakan sesuai dengan kebijakan yang berlaku.
BATASAN VARIABEL 1 Unit ini berlaku dan harus dikuasai sepenuhnya oleh setiap penyandang gelar Ajun Ahli Asuransi
Kerugian yang bertanggung jawab atas pengelolaan praktik asuransi yang sehat dan kredibel pada setiap perusahaan asuransi kerugian.
2 Menerapkan prinsip-prinsip dasar asuransi, termasuk prinsip-prinsip hukum yang berkaitan
dengan perjanjian asuransi. 3 Mengimplementasikan peran underwriting termasuk identifikasi, pengkajian dan akseptasi
risiko, penetapan premi dan faktor-faktor finansial terkait
LSP Profisiensi A A M A I BUKU PANDUAN SERTIFIKASI ASURANSI KERUGIAN 2014
LSPP AAMAI 25
4 Mematuhi semua peraturan perundang-undangan tentang usaha perasuransian beserta semua peraturan pemerintah dan peraturan menteri yang merupakan turunannya serta undang-undang dan peraturan lainnya yang terkait dengan usaha jasa dan pelayanan masyarakat.
5 Menerapkan prinsip kehati-hatian dan praktik standar yang berlaku dalam usaha perasuransian
serta etika usaha yang professional PANDUAN PENILAIAN 1. Metode Assesmen
Agar tercapai asessmen unit yang valid serta reliabel, bukti-bukti dikumpulkan menggunakan metode ujian tertulis untuk memastikan unjuk kerja yang konsisten.
2. Konteks Penilaian Unit ini dinilai berdasarkan hasil uji kompetensi yang meliputi cakupan pengetahuan dan keterampilan yang diujikan menggunakan metode simulasi sesuai dengan konsep dasar dan penerapan dalam praktek yang berlaku secara umum.
3. Pengetahuan yang diperlukan: 3.1. Kemampuan memahami prinsip-prinsip dasar asuransi dan doktrin asuransi yang
digunakan dalam asuransi kerugian. 3.2. Kemampuan memahami proses dan prosedur underwriting dalam konteks asuransi
kerugian
4. Ketrampilan yang diperlukan: 1.1. Kemampuan merumuskan strategi usaha perusahaan sesuai dengan nilai-nilai serta visi-
misi perusahaan yang dikelolanya. 4.1. Kemampuan menyusun polis asuransi dan menerapkan prinsip-prinsip dan praktik
penetapan premi 5. Aspek kritis
Kemampuan menerapkan pengelolaan praktik asuransi pada perusahaan asuransi kerugian 6. Referensi
a. Study text IF1 : Insurance, Legal and Regulatory – The Chartered Insurance Institute b. Study text IF3 : Insurance Underwriting Process – The Chartered Insurance Institute c. Undang-Undang No.2 tahun 1992 dan Peraturan-peraturan Pelaksananya d. Naskah polis-polis standar asuransi Indonesia terbitan Asosiasi Asuransi Umum Indonesia
Bacaan Tambahan : 1. Jurnal AAMAI 2. Buku/diktat yang diterbitkan oleh lembaga-lembaga pendidikan asuransi di Indonesia yang
berhubungan dengan praktek asuransi Catatan : Meskipun ujian menguji materi sesuai silabus, peseta uji disarankan untuk membaca sumber-sumber pengetahuan tambahan dan 10 % dari nilai ujian dialokasikan untuk pengetahuan dari sumber-sumber lain dan penggunaan contoh yang relevan.
LSP Profisiensi A A M A I BUKU PANDUAN SERTIFIKASI ASURANSI KERUGIAN 2014
LSPP AAMAI 26
KODE UNIT
: K.651210.102.01
JUDUL UNIT
: Menerapkan sistem hukum pada penyelenggaraan usaha asuransi
DESKRIPSI UNIT : Unit ini berhubungandengankemampuan untuk mengimplemen-tasikan sistem hukum yang menjadi dasar perjanjian asuransi dan penyelenggaraan usaha asuransi.
ELEMENKOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
01 Menerapkan aspek hukum dan perjanjian / kontrak
1.1. Pengertian, klasifikasi hukum perdata dan pidana, serta sumbernya diaplikasikan.
1.2. Asas hukum perjanjian Indonesia, pengertian perjanjian/ kontrak, jenis-jenis perjanjian dipahami.
1.3. Syarat-syarat sahnya perjanjian/kontrak dan berbagai faktor yang mempengaruhinya dapat diklasifikasikan.
1.4. Asas personal dari perjanjian/kontrak diidentifikasi. 1.5. Pengalihan (assignment) hak dan kewajiban yang timbul dari
perjanjian/ kontrak dan perjanjian asuransi diterapkan sesuai dengan regulasi yang berlaku.
02 Mengidentifikasi sistimkeagenan dan perjajian asuransi
2.1. Konsep, tujuan dan hakekat hubungan principal, agen, serta pihak ketiga dapat diaplikasikan.
2.2. Perumusan prosedur, tanggung jawab dan wewenang agen dapat diklasifikasikan.
2.3. Prinsip dan konsep yang mengatur terbentuknya perjanjian asuransi dapat diidentifikasikan.
2.4. Konsep dan faktor yang berpengaruh dalam perjanjian asuransi dapat diterapkan sesuai dengan kebijakan yang berlaku.
03 Menerapkan konsep dasar penyelenggaran usaha asuransi sesuai dengan regulasi pemerintah
3.1. Konsep penyelenggaraan dan jenis serta bidang usaha perasuransian dapat diklasifikasikan.
3.2. Penutupan obyek asuransi dan bentuk hukum usaha perasuransian, kepemilikan dan permodalan diaplikasikan.
3.3. Perijinan, persyaratan pendirian, ketentuan tenaga ahli diidentifikasi
3.4. Prinsip mengenal nasabah (know your customer) dapat diterapkan sesesuai ketentuan yang berlaku.
BATASAN VARIABLE 1. Unit ini berlaku dan harus dikuasai sepenuhnya oleh setiap penyandang gelar Ajun Ahli Asuransi
Kerugian yang bertanggung jawab atas pengelolaan praktik asuransi yang sehat dan kredibel pada setiap perusahaan asuransi kerugian.
2. Mengaplikasikan pengetahuandan pemahaman hukum yang menjadi dasar perjanjian asuransi
dan penyelenggaraan usaha asuransi baik menurut hukum Indonesia maupun hukum Inggris yang sering dipakai sebagai dasar maupun acuan dalam bisnis asuransi.
3. Mematuhi semua peraturan perundang-undangan tentang usaha perasuransian beserta semua
peraturan pemerintah dan peraturan menteri yang merupakan turunannya serta undang-undang dan peraturan lainnya yang terkait dengan usaha jasa dan pelayanan masyarakat.
LSP Profisiensi A A M A I BUKU PANDUAN SERTIFIKASI ASURANSI KERUGIAN 2014
LSPP AAMAI 27
4. Menerapkan prinsip kehati-hatian dan praktik standar yang berlaku dalam usaha perasuransian serta etika usaha yang professional
PANDUAN PENILAIAN 1. Metode Assesmen
Agar tercapai asessmen unit yang valid serta reliabel, bukti-bukti dikumpulkan menggunakan metode ujian tertulis untuk memastikan unjuk kerja yang konsisten.
2. Konteks Penilaian
Unit ini berdasarkan hasil uji kompetensi melalui metode tertulis. Penilaian dititik beratkan pada penguasaan konsep dasar dan penerapannya dalam praktek yang berlaku secara umum.
3. Penguasaan unit kompetensi ini harus ditunjang oleh penguasaan unit-unit kompetensi terkait
pada tingkat Ajun Ahli Asuransi Kerugian meliputi bidang-bidang namun tidak terbatas pada Menerapkan pengelolaan praktik asuransi pada penyelenggaraan usaha asuransi
4. Pengetahuan yang diperlukan:
4.1. Kemampuan memahami sistim hukum yang menjadi dasar perjanjian asuransi 4.2. Kemampuan memahami aturan perundang-undangan dalam penyelenggaraan usaha
asuransi di Indonesia 5. Ketrampilan yang diperlukan:
5.1. Kemampuan merumuskan strategi usaha perusahaan sesuai dengan nilai-nilai serta visi-misi perusahaan.
5.2. Kemampuan menerapkan sistem hukum yang menjadi dasar perjanjian asuransi dalam penyelenggaraan usaha asuransi
6 Aspek kritis Kemampuan mengimplementasikan sistem hukum pada operasional perusahaan asuransi kerugian.
7. Referensi
a. Study text P05: Insurance Law - The Chartered Insurance Institute. b. Pokok-Pokok Hukum Perdata : Prof. Subekti, SH (Bab VIII, Bab IX, Bab X). c. Hukum Perjanjian : Prof. Subekti, SH (Bab I s/d Bab XII) d. Kitab Undang-Undang Huk um Dagang (KUHD) (Bab IX), e. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Buku Ketiga (Bab I, II, III, IV, VIII, XVI) f. Undang-Undang No.2 Tahun 1992 Tentang Usaha Perasuransian g. Peraturan Pemerintah No.73 Tahun 1992 Tentang Penyelenggaraan Usaha
Perasuransian h. Peraturan Pemerintah No.63/1999 ; 39/2008 dan 81/2008 ( khusus ketentuan tentang batas
kepemilikan pihak asing dan permodalan usaha perasuransian) i. Peraturan/Keputusan Menteri Keuangan Dalam Perasuransian sebagai pelaksanaan
Undang-Undang No.2/1992
Bacaan Tambahan 1. Pengantar Tata Hukum Indonesia : Hartono Hadisaputro, SH (Bab II, Bab III butir 2,3,
Bab IV) 2. Hukum Pertanggungan : Prof. Emmy Pangaribuan, SH (Bab I, II, III)
LSP Profisiensi A A M A I BUKU PANDUAN SERTIFIKASI ASURANSI KERUGIAN 2014
LSPP AAMAI 28
3. Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia, Hukum Pertanggungan: H.M.N. Purwosutjipto, SH (Bab I)
Catatan : Meskipun ujian menguji materi sesuai silabus, peseta uji disarankan untuk membaca sumber-sumber pengetahuan tambahan dan 10 % dari nilai ujian dialokasikan untuk pengetahuan dari sumber-sumber lain dan penggunaan contoh yang relevan.
LSP Profisiensi A A M A I BUKU PANDUAN SERTIFIKASI ASURANSI KERUGIAN 2014
LSPP AAMAI 29
KODE UNIT
: K.651210.103.01
JUDUL UNIT
: Menerapkan konsep tata kelola pada penyelenggaraan usaha asuransi
DESKRIPSI UNIT
: Unit ini berhubungan dengan kemampuan untuk menerapkan aspek pokok tata kelola perusahaan dengan menggunakan rasio keuangan dalam menganalisa bisnis dan kekuatan keuangan perusahaan asuransi.
ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
01 Mengidentifikasi strukturbisnis dan konsep manajemen asuransi
1.1. Konsep pertumbuhan, strategi merger dan akuisisi perusahaan, serta pendelegasian wewenang dapat diidentifikasi.
1.2. Tujuan dan fungsi sistem informasi manajemen dalam kegiatan operasional perusahaan dapat dideskripsikan
1.3. Perencanaan dan pengawasan serta proses pengambilan keputusan dalam pengelolaan perusahaan asuransi dapat diterapkan sesuai dengan regulasi yang berlaku.
02 Mengidentifikasi faktor utama tata kelola dan fungsi manajemen perusahaan
2.1. Faktor dan konsep tata kelola perusahaan sertakarakteristik utama manajemen perusahaan asuransi diterapkan.
2.2. Fungsi manajemen pemasaran dan sumber daya manusia yang diperlukan oleh perusahaan dapat dipahami.
2.3. Konsep dasar dan prinsip akuntansi keuangan perusahaan dapat diidentifikasi.
2.4. Pengembangan prinsip tata kelola manajemen perusahaan asuransi dapat diterapkan sesuai dengan regulasi yang berlaku.
03 Menerapkan penggunaan rasiokeuangan dalam penilaian kekuatan keuangan perusahaan asuransi
3.1. Konsep, tujuan dan fungsi rasio keuangan yang sesuai dengan standar akuntansi diaplikasikan.
3.2. Manfaat laporan keuangan perusahaan asuransi dapat dipahami. 3.3. Prosedur pencadangan dan metode penyusunan keamanan
keuangan asuransi dapat diidentifikasi. 3.4. Prosedur pengambilan keputusan tentang kekuatan keuangan
perusahaan asuransi berdasarkan faktor keuangan dapat diterapkan sesuai dengan regulasi.
BATASAN VARIABLE 1. Unit ini berlaku dan harus dikuasai sepenuhnya oleh setiap penyandang gelar Ajun Ahli Asuransi
Kerugian yang bertanggung jawab atas pengelolaan praktik asuransi yang sehat dan kredibel pada setiap perusahaan asuransi kerugian.
2. Mengaplikasikan pengetahuan tentang :
a. Struktur bisnis asuransi b. Manajemen bisnis asuransi c. Aspek pokok tentang tata kelola perusahaan d. Fungsi lainnya didalam organisasi asuransi e. Prinsip dan Praktek akuntansi pokok f. Praktek dasar dari pembukuan perusahaan g. Penggunaan ratio keuangan untuk menganalisa bisnis h. Kekuatan keuangan perusahaan asuransi.
LSP Profisiensi A A M A I BUKU PANDUAN SERTIFIKASI ASURANSI KERUGIAN 2014
LSPP AAMAI 30
3. Mematuhi semua peraturan perundang-undangan tentang usaha perasuransian beserta semua peraturan pemerintah dan peraturan menteri yang merupakan turunannya serta undang-undang dan peraturan lainnya yang terkait dengan usaha jasa dan pelayanan masyarakat.
4. Menerapkan prinsip kehati-hatian dan praktik standar yang berlaku dalam usaha perasuransian
serta etika usaha yang professional PANDUAN PENILAIAN 1. Metode Assesmen
Agar tercapai asessmen unit yang valid serta reliabel, bukti-bukti dikumpulkan menggunakan metode ujian tertulis untuk memastikan unjuk kerja yang konsisten.
2. Konteks Penilaian Unit ini dinilai berdasarkan hasil uji kompetensi melalui metode tertulis.Penilaian dititik beratkan pada penguasaan konsep dasar dan penerapan dalam praktek yang berlaku secara umum.
3. Penguasaan unit kompetensi ini harus ditunjang oleh penguasaan unit-unit kompetensi terkait pada tingkat Ajun Ahli Asuransi Kerugian meliputi bidang-bidang namun tidak terbatas pada: 3.1. Menerapkan pengelolaan praktik asuransi pada penyelenggaraan usaha asuransi 3.2. Menerapkan sistem hukum pada penyelenggaraan usaha asuransi
4. Pengetahuan yang diperlukan:
4.1. Kemampuan memahami prinsip dan praktik akuntansi dan keuangan 4.2. Kemampuan menggunakan rasio keuangan untuk menganalisa bisnis dan memahami
kekuatan keuangan perusahaan asuransi 5. Ketrampilan yang diperlukan
5.1. Kemampuan merumuskan strategi usaha perusahaan sesuai dengan nilai-nilai serta visi-misi perusahaan yang dikelolanya
5.2. Kemampuan menganalisis kelemahan, peluang dan tantangan yang dihadapi perusahaan berkaitan dengan pemasaran dan sumber daya manusia
6. Aspek kritis
Kemampuan mendemonstrasikan pengelolaan praktik bisnis asuransi dan keuangan perusahaan asuransi kerugian
7. Referensi
a. Study text P92 : Insurance Business And Finance - The Chartered Insurance Institute
Bacaan Tambahan 1. Perundang undangan yang ada kaitan dengan bisnis asuransi dan keuangan yang dikeluarkan
oleh pemerintah 1. Jurnal AAMAI 2. Buku/diktat yang diterbitkan oleh lembaga-lembaga pendidikan asuransi di Indonesia yang
berhubungan dengan bisnis dan keuangan asuransi. Catatan : Meskipun ujian menguji materi sesuai silabus, peseta uji disarankan untuk membaca sumber-sumber pengetahuan tambahan dan 10 % dari nilai ujian dialokasikan untuk pengetahuan dari sumber-sumber lain dan penggunaan contoh yang relevan.
LSP Profisiensi A A M A I BUKU PANDUAN SERTIFIKASI ASURANSI KERUGIAN 2014
LSPP AAMAI 31
KODE UNIT
: K.651210.104.01
JUDUL UNIT
: Melaksanakan pengelolaan risiko dan akseptasi lini usaha asuransi kendaraan bermotor dan tanggunggugat
DESKRIPSI UNIT
: Unit ini berhubungan dengan pengelolaan risiko yang berkaitan dengan asuransi kendaraan bermotor dan asuransi tanggunggugat. Pengelolaan asuransi kendaraan bermotor menggunakan pertimbangan underwriting dan praktek klaim yang berkaitan dengan asuransi kendaraan bermotor. Pengelolaan risiko-risiko yang berkaitan dengan asuransi tanggunggugat, meliputi employers’liability, public and productliability, professional indemnity, serta directors’andofficers’liability.
ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
01 Mengidentifikasi faktor utama dan luas jaminan asuransi kendaraan bermotor
1.1. Karakteristik dan jenis risiko kendaraan bermotor serta tanggung jawab pihak ketiga dipahami.
1.2. Pengaturan pokok dari road traffic acts, dan ketentuan utama tentang keselamatan jalan, serta perizinan mengemudi dapat diketahui.
1.3. Ruang lingkup asuransi kendaraan bermotor dan peran underwriting dalam pengawasan risiko kendaraan bermotor diterapkan.
1.4. Gantirugi dan jenis jaminan utama, polis kendaraan bermotor dan jaminan tanggung jawab hukum terhadap pihak ketiga dapat diterapkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
02 Mengidentifikasi proses bisnis dan evaluasiunderwriting, serta proses klaim asuransi kendaraan bermotor
2.1. Proses dan tahapan bisnis baru, perubahan polis dan proses perpanjangan termasuk kegiatan dokumentasinya dapat diaplikasikan.
2.2. Karakteristik dan faktor yang berpengaruh terhadap underwriting dapat disusun.
2.3. Prinsip-prinsip penanganan klaim sesuai dengan karakteristik dan jenis asuransi kendaraan bermotor dapat diidentifikasikan.
2.4. Prosedur tahapan pengukuran kerugian dan resolusi penyelesaian yang terstruktur dapat diterapkan sesuai dengan kebijakan yang berlaku.
03 Mengklarifikasi hakekat risiko dan jaminan asuransi tanggunggugat
3.1. Konsep pengelolaan risiko asuransi tanggunggugat employers’liability, publicandproductliability,professionalindemnity serta directors’andofficers’liability dapat diaplikasikan.
3.2. Fitur dan fungsi utama setiap jenis asuransi tanggunggugat diterapkan.
3.3. Risiko utama yang berkaitan dengan karakteristik dan jenis asuransi tanggunggugat dapat diidentifikasikan.
3.4. Luas jaminan operative clause dan berbagai bentuk ganti rugi, serta klausulapengecualian, kondisi dan perluasan pada umumnya dapat diterapkan sesuai dengan kebijakan yang berlaku.
04 Melaksanakan pengelolaan dan evaluasi risiko tanggunggugat
4.1. Penilaian risiko untuk jenis-jenis bahaya, identifikasi dan persepsi risiko, analisis risiko, peran manajer risiko dan risk controls diterapkan.
LSP Profisiensi A A M A I BUKU PANDUAN SERTIFIKASI ASURANSI KERUGIAN 2014
LSPP AAMAI 32
4.2. Pengaruh sistem hukum terhadap underwriting tanggunggugat diidentifikasi
4.3. Evaluasi historical claims record – pendekatan utama dan garis besar keuntungan serta kerugian diterapkan sesuai dengan regulasi yang berlaku.
05 Menerapkan prosedur dan pertimbangan utama asuransi tanggunggugat
5.1. Operative clause dan perbedaan triggering events, jaminan biaya-biaya diidentifikasi.
5.2. Underwriting risiko – faktor-faktor rating utama, penetapkan biaya klaim, rate final, pengambilan keputusan dalam kasus-kasus tertentu, penerapan rate terhadap waktu diterapkan.
5.3. Ketentuan polis yang timbul dari admitted and non-admitted policies, DIL/DIC and umbrella clauses, serta peningkatan limit polis diterapkan sesuai dengan kebijakan yang berlaku.
BATASAN VARIABLE 1. Unit ini berlaku dan harus dikuasai sepenuhnya oleh setiap penyandang gelar Ajun Ahli Asuransi
Kerugian yang bertanggung jawab atas pengelolaan praktik asuransi yang sehat dan kredibel pada setiap perusahaan asuransi kerugian.
2. Mengimplementasikan pengetahuan tentang risiko-risiko dan pertimbangan hukum yang berkaitan dengan asuransi kendaraan bermotor; luas jaminan asuransi kendaraan bermotor pribadi, sepedamotor dan kendaraan komersial; aspek utama bisnis asuransi kendaraan bermotor; pertimbangan utama underwriting; praktek klaim yang berkaitan dengan asuransi kendaraan bermotor.
3. Mengimplementasikan pengetahuan tentang risiko-risiko yang berkaitan dengan asuransi
tanggunggugat pemberi kerja (employers’ liability), tanggunggugat publik dan produk (public and product liability), professional indemnity dan directors’ and officers’ liability; luas jaminan polis dan market practices yang berkaitan dengan seluruh asuransi tersebut di atas; pengelolaan dan evaluasi risiko tanggunggugat.
4. Mematuhi semua peraturan perundang-undangan tentang usaha perasuransian beserta semua
peraturan pemerintah dan peraturan menteri yang merupakan turunannya serta undang-undang dan peraturan lainnya yang terkait dengan usaha jasa dan pelayanan masyarakat.
5. Menerapkan prinsip kehati-hatian dan praktik standar yang berlaku dalam usaha perasuransian
serta etika usaha yang professional PANDUAN PENILAIAN 1. Metode Assesmen
Agar tercapai asessmen unit yang valid serta reliabel, bukti-bukti dikumpulkan menggunakan metode ujian tertulis untuk memastikan unjuk kerja yang konsisten.
2. Konteks Penilaian Unit ini dinilai berdasarkan hasil uji kompetensi melalui metode tertulis.Penilaian dititik beratkan pada penguasaan konsep dasar dan penerapan dalam praktek yang berlaku secara umum.
LSP Profisiensi A A M A I BUKU PANDUAN SERTIFIKASI ASURANSI KERUGIAN 2014
LSPP AAMAI 33
3. Penguasaan unit kompetensi ini harus ditunjang oleh penguasaan unit-unit kompetensi terkait pada tingkat Ajun Ahli Asuransi Kerugian meliputi bidang-bidang namun tidak terbatas pada: 3.1. Menerapkan pengelolaan praktik asuransi pada penyelenggaraan usaha asuransi 3.2. Menerapkan sistem hukum pada penyelenggaraan usaha asuransi 3.3. Melaksanakan pengelolaan dan pengendalian praktik underwriting pada perusahaan
asuransi kerugian 4. Pengetahuan yang diperlukan:
4.1. Kemampuan memahami luas jaminan polis asuransi kendaraan bermotor dan asuransi tanggunggugat
4.2. nKemampuan memahami proses, prosedur dan penyelesaian klaim asuransi kendaraan bermotor dan asuransi tanggunggugat
5. Ketrampilan yang diperlukan:
5.1. Kemampuan merumuskan strategi usaha perusahaan sesuai dengan nilai-nilai serta visi-misi perusahaan yang dikelolanya
5.2. Kemampuan melakukan pengelolaan dan evaluasi risiko dan underwriting asuransi kendaraan bermotor dan asuransi tanggunggugat
6. Aspek kritis
Kemampuan mendemonstrasikan pengelolaan risiko asuransi kendaraan bermotor dan asuransi tanggunggugat pada asuransi kerugian
7. Referensi
a. Study text P94 : MotorInsurance – The Chartered Insurance Institute b. Study text P96 : LiabilityInsurances – The Chartered Insurance Institute
Bacaan Tambahan : 1. KUHPerdata Pasal 1365 – 1380 2. Undang-undang RI No.40/2007 tentang Perseroan Terbatas 3. Polis Standar Asuransi Kendaraan Bermotor Indonesia 4. Ketentuan yang berlaku (market agreement) untuk asuransi kendaraan bermotor di
Indonesia 5. Peraturan Menteri Keuangan RI No.74 Tahun 2007 dan peraturan terkait lainnya 6. Jurnal AAMAI 7. The Journal, London: CII 8. Undang-undang RI No.3/1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja 9. Undang-undang RI No.33/1964 jo.PP No.17/1965 tentang Dana Pertanggungan Wajib
Kecelakaan Penumpang 10. Undang-undang RI No.34/1964 jo.PP No.18/1965 tentang Dana Kecelakaan Lalulintas
Jalan 11. Undang-undang RI No.22/2009 tentang Lalulintas Angkutan Jalan Raya 12. Undang-undang RI No 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup Catatan : Meskipun ujian menguji materi sesuai silabus, peseta uji disarankan untuk membaca sumber-sumber pengetahuan tambahan dan 10 % dari nilai ujian dialokasikan untuk pengetahuan dari sumber-sumber lain dan penggunaan contoh yang relevan.
LSP Profisiensi A A M A I BUKU PANDUAN SERTIFIKASI ASURANSI KERUGIAN 2014
LSPP AAMAI 34
KODE UNIT
: K.651210.105.01
JUDUL UNIT
: Melaksanakan pengelolaan risiko serta akseptasi lini usaha asuransi harta benda, kepentingan keuangan dan pribadi
DESKRIPSI UNIT
Unit ini berhubungan dengan pengelolaan risiko, jaminan polis dan praktek pasar asuransi harta benda dan gangguan usaha serta persepsi risiko, asesmen risiko dan hal-hal yang berkaitan dengan underwriting asuransi harta benda dan kepentingan keuangan dan praktik pasar asuransi rumah tangga (household insurance), jaminan polis, pertimbangan penetapan tarip premi, prosedur klaim serta aspek-aspek utama dari bisnis asuransi pribadi dan rumah tangga
ELEMEN KOMPETENSI
KRITERIA UNJUK KERJA
01 Mengases risiko dan luas jaminan yang terkait dengan asuransi harta benda/gangguan usaha/pribadi
1.1. Karakterisitik dan konsep umum the fire triangle,fire inception, propagation hazards and fire load, termasuk penyebaran kebakaran, serta kebutuhan asuransi gangguan usaha dapatdipahami.
1.2. Hazard bahan-bahan yang digunakan dalam konstruksi bangunan, kondisi polis asuransi gangguan usaha, serta sifat dasar risiko pencurian dianalisa.
1.3. Metode dan formula klaim yang digunakan untuk menghitung risiko asuransi harta benda/gangguan usaha/pribadi dapatdiidentifikasi
1.4. Konsep jaminan dasar, persyaratan polis dan kondisi pengecualian polis asuransi harta benda/gangguan usaha/pribadi dapat diterapkan sesuai dengan regulasi yang berlaku.
02 Mengidentifikasi penilaian risiko dan underwriting asuransi harta benda, gangguan usaha dan pribadi
2.1. Pertimbangan utama dalam proses underwriting dan standar risiko diterapkan.
2.2. Kriteria risiko yang digunakan dalam underwriting dan dasar penetapan tarif dapat diidentifikasi
2.3. Metode perhitungan premi dapat diterapkan sesuai dengan regulasi yang berlaku.
03 Menerapkan konsep dasar luas jaminan polis dan pertimbangan penetapan tarip premi
3.1. Luas jaminan polis dan konsep subsidence and associated underwriting issues diaplikasikan.
3.2. Jenis dan pertimbangan perluasan jaminan dapat diidentifikasikan.
3.3. Faktor-faktor dan metode dalam penetapan tarip premi sesuai dengan jenis dan karakteristik risiko asuransi dapat diterapkan.
BATASAN VARIABLE 1. Unit ini berlaku dan harus dikuasai sepenuhnya oleh setiap penyandang gelar Ajun Ahli Asuransi
Kerugian yang bertanggung jawab atas pengelolaan praktik asuransi yang sehat dan kredibel pada setiap perusahaan asuransi kerugian.
LSP Profisiensi A A M A I BUKU PANDUAN SERTIFIKASI ASURANSI KERUGIAN 2014
LSPP AAMAI 35
2. Menerapkan pemahaman tentangrisiko utama , jaminan polis dan praktek pasar asuransi harta benda dan gangguan usaha serta persepsi risiko, asesmen risiko dan hal-hal yang berkaitan dengan underwriting asuransi harta benda dan kepentingan keuangan.
3. Menerapkan pemahaman tentang praktek pasar asuransi rumahtangga (household insurance),
jaminan polis, pertimbangan penetapan tarip premi, prosedur klaim serta aspek-aspek utama dari bisnis asuransi pribadi dan rumah tangga.
4. Mematuhi semua peraturan perundang-undangan tentang usaha perasuransian beserta semua
peraturan pemerintah dan peraturan menteri yang merupakan turunannya serta undang-undang dan peraturan lainnya yang terkait dengan usaha jasa dan pelayanan masyarakat.
5. Menerapkan prinsip kehati-hatian dan praktik standar yang berlaku dalam usaha perasuransian
serta etika usaha yang professional PANDUAN PENILAIAN 1. Metode Assesmen
Agar tercapai asessmen unit yang valid serta reliabel, bukti-bukti dikumpulkan menggunakan metode ujian tertulis untuk memastikan unjuk kerja yang konsisten.
2. Konteks Penilaian
Unit ini dinilai berdasarkan hasil uji kompetensi melalui metode tertulis.Penilaian dititik beratkan pada penguasaan konsep dasar dan penerapan dalam praktek yang berlaku secara umum.
3. Penguasaan unit kompetensi ini harus ditunjang oleh penguasaan unit-unit kompetensi terkait
pada tingkat Ajun Ahli Asuransi Kerugian meliputi bidang-bidang namun tidak terbatas pada: 3.1. Menerapkan pengelolaan praktik asuransi pada penyelenggaraan usaha asuransi 3.2. Menerapkan sistem hukum pada penyelenggaraan usaha asuransi 3.3. Melaksanakan pengelolaan dan pengendalian praktik underwriting pada perusahaan
asuransi kerugian 4. Pengetahuan yang diperlukan:
4.1. Kemampuan memahami luas jaminan polis asuransi harta benda dan kepentingan keuangan dan asuransi pribadi
4.2. Kemampuan memahami proses, prosedur dan penyelesaian klaim asuransi harta benda dan kepentingan keuangan dan asuransi pribadi
5. Ketrampilan yang diperlukan:
5.1. Kemampuan merumuskan strategi usaha perusahaan sesuai dengan nilai-nilai serta visi-misi perusahaan yang dikelolanya
5.2. Kemampuan melakukan pengelolaan dan evaluasi risiko dan underwriting asuransi harta benda dan kepentingan keuangan dan asuransi pribadi
6. Aspek kritis
Kemampuan mendemonstrasikan pengelolaan risiko asuransi kendaraan bermotor dan asuransi tanggunggugat pada asuransi kerugian.
LSP Profisiensi A A M A I BUKU PANDUAN SERTIFIKASI ASURANSI KERUGIAN 2014
LSPP AAMAI 36
7. Referensi
a. Study text P93 : Commercial Property and Business Interuption Insurances – The Chartered Insurance Institute
b. Study text P86 : Personal Insurances – The Chartered Insurance Institute c. Polis Standar Asuransi Kebakaran Indonesia (PSAKI) d. Polis Property All Risks, MunichRe Wording e. Polis Standar Asuransi Kecelakaan Diri Indonesia (PSAKDI) f. Polis Asuransi Gempa Bumi Indonesia : Klausula Tambahan Standar AAUI
Bacaan Tambahan : 1. Undang-undang No. 21/2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan 2. Undang-undang No.2 Than 1992 dan Peraturan-peraturan Pelaksanaannya 3. Peraturan Menteri Keuangan – PMK No.74 tahun 2007 dan peraturan terkait lainnya 4. Jurnal AAMAI 5. KUHD 6. Buku/diktat yang diterbitkan oleh lembaga pendidikan asuransi di Indonesia yang
berhubungan dengan Pengantar Asuransi Pribadi.
Catatan : Meskipun ujian akan menguji materi sesuai silabus, peserta uji disarankan untuk membaca sumber-sumber pengetahuan tambahan dan 10% dari nilai ujian dialokasikan untuk pengetahuan dari sumber-sumber lain serta penggunaan contoh yang relevan.
LSP Profisiensi A A M A I BUKU PANDUAN SERTIFIKASI ASURANSI KERUGIAN 2014
LSPP AAMAI 37
KODE UNIT
: K.651210.106.01
JUDUL UNIT
: Melaksanakan pengelolaan risiko dan akseptasi lini usaha asuransi pengangkutan
DESKRIPSI UNIT
: Unit ini berhubungan dengan pengelolaan ruang lingkup bisnis dan hukum mengenai risiko pengangkutan dan luas jaminan dari asuransi pengangkutan barang serta underwriting dan prosedur klaim dari asuransi pengangkutan barang
ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
01 Mengidentifikasi risiko pengangkutan sesuai ruang lingkup bisnis (business environment), dan legal (legal environment)
1.1.
Ruang lingkup bisnis impor dan ekspor serta ruang lingkup hukum yang menjadi elemen dasar dalam asuransi pengakutan diaplikasikan.
1.2.
Karakteristik jenis-jenis barang yang diangkut dan ketentuan utama serta pengaruhnya terhadap risiko-risiko barang dalam pengangkutan dapat diidentifikasikan.
1.3.
Prinsip utama dalam perdagangan yang digunakan dan tanggung jawab dalam asuransi pengangkutan barang dapat diterapkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
02 Mengidentifikasi luas jaminan asuransi barang dalam pengangkutan dan tanggung jawab hukum
2.1.
Karakteristik dan sifat jaminan utama, yang meliputi struktur dan isi polis dianalisa sesuai dengan prosedur.
2.2 Konsep peran custodyandcontrol dan risiko miss-delivery, serta batasan tanggung jawab hukum dapat diidentifikasi.
2.3.
Hubungan antara tanggungjawab hukum dari haulagecontractor dan tanggungjawab hukum dari freightforwarders, warehouses dan portsforgoodsintransit diterapkan sesuai ketentuan yang berlaku
03 Menerapkan evaluasi dan underwriting risiko risiko barang, serta berbagai pertimbangan dan prosedur klaim dalam asuransi pengangkutan
3.1.
Berbagai profil dan karakteristik risiko serta prinsip utama asuransi pengiriman barang diaplikasikan.
3.2.
Akumulasi risiko, bagaimana risiko berakumulasi dalam praktek dan pentingnya pengawasan akumulasi risiko diidentifikasi
3.3.
Metode pencegahan kerugian dan metode pendekatan khusus rate premi dapat diterapkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
BATASAN VARIABLE 1. Unit ini berlaku dan harus dikuasai sepenuhnya oleh setiap penyandang gelar Ajun Ahli Asuransi
Kerugian yang bertanggung jawab atas pengelolaan praktik asuransi yang sehat dan kredibel pada setiap perusahaan asuransi kerugian
2. Menerapkan pemahaman tentang:
a. Ruangl ingkup bisnis dan hukum mengenai risiko pengangkutan b. Luas jaminan dari asuransi pengangkutan barang c. Underwriting, prosedur klaim dari asuransi pengangkutan barang
LSP Profisiensi A A M A I BUKU PANDUAN SERTIFIKASI ASURANSI KERUGIAN 2014
LSPP AAMAI 38
3. Mematuhi semua peraturan perundang-undangan tentang usaha perasuransian beserta semua peraturan pemerintah dan peraturan menteri yang merupakan turunannya serta undang-undang dan peraturan lainnya yang terkait dengan usaha jasa dan pelayanan masyarakat.
4. Menerapkan prinsip kehati-hatian dan praktik standar yang berlaku dalam usaha perasuransian
serta etika usaha yang professional PANDUAN PENILAIAN 1. Metode Assesmen
Agar tercapai asessmen unit yang valid serta reliabel, bukti-bukti dikumpulkan menggunakan metode ujian tertulis untuk memastikan unjuk kerja yang konsisten.
2. Konteks Penilaian Unit ini dinilai berdasarkan hasil uji kompetensi melalui metode tertulis.Penilaian dititik beratkan pada penguasaan konsep dasar dan penerapan dalam praktek yang berlaku secara umum.
3. Penguasaan unit kompetensi ini harus ditunjang oleh penguasaan unit-unit kompetensi terkait pada tingkat Ajun Ahli Asuransi Kerugian meliputi bidang-bidang namun tidak terbatas pada: 3.1. Menerapkan pengelolaan praktik asuransi pada penyelenggaraan usaha asuransi 3.2. Menerapkan sistem hukum pada penyelenggaraan usaha asuransi 3.3. Melaksanakan pengelolaan dan pengendalian praktik underwriting pada perusahaan
asuransi kerugian 4. Pengetahuan yang diperlukan:
4.1. Kemampuan memahami ruang lingkup hukum dan luas jaminan polis asuransi pengangkutan
4.2. Kemampuan memahami proses, prosedur dan penyelesaian klaim asuransi pengangkutan 5. Ketrampilan yang diperlukan:
5.1. Kemampuan merumuskan strategi usaha perusahaan sesuai dengan nilai-nilai serta visi-misi perusahaan yang dikelolanya.
5.2. Kemampuan merumuskan pengelolaan dan evaluasi risiko dan underwriting asuransi pengangkutan
6. Aspek kritis
Kemampuan mendemonstrasikan pengelolaan risiko dan akseptasi lini usaha asuransi pengangkutan.
7. Referensi
a. Study text P.90 : Cargo And Goods In Transit – The Chartered Insurance Institute
Bacaan tambahan : 1. Undang Undang RI No. 17 thn 2008 tentang pelayaran 2. KUHD Buku Kedua
Catatan : Meskipun ujian menguji materi sesuai silabus, peseta uji disarankan untuk membaca sumber-sumber pengetahuan tambahan dan 10 % dari nilai ujian dialokasikan untuk pengetahuan dari sumber-sumber lain dan penggunaan contoh yang relevan.
LSP Profisiensi A A M A I BUKU PANDUAN SERTIFIKASI ASURANSI KERUGIAN 2014
LSPP AAMAI 39
KODE UNIT
: K.651210.107.01
JUDUL UNIT
: Melaksanakan pengelolaan dan pengendalian praktik underwriting pada perusahaan asuransi kerugian
DESKRIPSI UNIT
: Unit ini berhubungan dengan pengetahuan tentang bisnis, peraturan dan hukum yang berkaitan dengan underwriting, hal-hal yang mempengaruhi strategi underwriting dan prinsip dan praktek penetapan harga risiko
ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
01 Menganalisa aspek utama peraturan dan hukum serta berbagai hal yang berpengaruh terhadap underwriting
1.1. Implikasi kewenangan Otoritas Jasa Keuangan atas fungsi underwriting dan hubungannya dengan ketentuan modal dan kesehatan perusahaan dianalisa.
1.2. Tipe-tipe strategi underwriting dan investasi modal serta return on capital dalam kaitannya dengan pertumbuhan pasar diidentifikasI
1.3. Operasional siklus underwriting serta strategi pemasaran yang meliputi penggunaan merek, saluran distribusi dan komisi dapat diterapkan sesuai dengan kebijakan yang berlaku.
02 Mendeskripsikan kebijakan dan praktek underwriting
2.1. Pentingnya hazard moral dan fisik dalam membuat kebijakan underwriting, beserta ketentuan jamnian dan pembatasan polis diterapkan.
2.2. Klasifikasi dan kategorisasi risiko, serta kriteria underwriting dan eksposur risiko dapat diidentifikasikan.
2.3. Pemakaian bindingauthorities dan lineslips, serta inisiatif melawan kecurangan dapat diterapkan
03 Menerapkan peran reasuransi dan prinsip penetapan harga
3.1. Tipe elemen utama premi dan pendekatan program reasuransi diaplikasikan.
3.2. Siklus harga reasuransi dan dampaknya terhadap kebijakan akseptasi underwriting dan menetapkan harga risiko diidentifikasi.
3.3. Burningcostbasis dan metodealternative prospektif dalam analisis risiko diketahui
3.4. Persyaratan reasuransi atas informasi kualitas dan implikasi harga terhadap data yang lebih berkualitas dilaksanakan sesuai dengan kebijakan yang berlaku
BATASAN VARIABLE 1. Unit ini berlaku dan harus dikuasai sepenuhnya oleh setiap penyandang gelar Ajun Ahli Asuransi
Kerugian yang bertanggung jawab atas pengelolaan praktik asuransi yang sehat dan kredibel pada setiap perusahaan asuransi kerugian.
2. Menerapkan pengetahuan tentang:
a. Bisnis, peraturan dan hukum yang berkaitan dengan underwriting; b. Hal-hala yang mempengaruhi strategi underwriting c. Prinsip dan praktek penetapan harga risiko
LSP Profisiensi A A M A I BUKU PANDUAN SERTIFIKASI ASURANSI KERUGIAN 2014
LSPP AAMAI 40
3. Mematuhi semua peraturan perundang-undangan tentang usaha perasuransian beserta semua peraturan pemerintah dan peraturan menteri yang merupakan turunannya serta undang-undang dan peraturan lainnya yang terkait dengan usaha jasa dan pelayanan masyarakat.
4. Menerapkan prinsip kehati-hatian dan praktik standar yang berlaku dalam usaha perasuransian
serta etika usaha yang professional PANDUAN PENILAIAN 1. Metode Assesmen
Agar tercapai asessmen unit yang valid serta reliabel, bukti-bukti dikumpulkan menggunakan metode ujian tertulis untuk memastikan unjuk kerja yang konsisten.
2. Konteks Penilaian Unit ini dinilai berdasarkan hasil uji kompetensi melalui metode tertulis.Penilaian dititik beratkan pada penguasaan konsep dasar dan penerapan dalam praktek yang berlaku secara umum.
3. Penguasaan unit kompetensi ini harus ditunjang oleh penguasaan unit-unit kompetensi terkait pada tingkat Ajun Ahli Asuransi Kerugian meliputi bidang-bidang namun tidak terbatas pada: 3.1. Menerapkan pengelolaan praktik asuransi pada penyelenggaraan usaha asuransi 3.2. Menerapkan sistem hukum pada penyelenggaraan usaha asuransi
4. Pengetahuan yang diperlukan:
4.1. Kemampuan memahami peraturan dan hukum yang terkait dengan underwriting dan hal-hal yang mempengaruhi underwriting
4.2. Kemampuan memahami statistik untuk mengukur risiko dalam asuransi kerugian 4.3. Kemampuan memahami peran dan pentingnya reasuransi
5. Ketrampilan yang diperlukan:
5.1. Kemampuan merumuskan kebijakan underwriting dan akseptasi perusahaan sesuai dengan nilai-nilai dan visi-misi perusahaan yang dikelolanya
5.2. Kemampuan merumuskan penetapan harga risiko
6. Aspek kritis Kemampuan mendemonstrasikan pengelolaan risiko asuransi kendaraan bermotor dan asuransi tanggunggugat pada asuransi kerugian
7. Referensi
a. Study text P 80 : Underwriting Practice – The Chartered Insurance Institute
Catatan : Meskipun ujian menguji materi sesuai silabus, peseta uji disarankan untuk membaca sumber-sumber pengetahuan tambahan dan 10 % dari nilai ujian dialokasikan untuk pengetahuan dari sumber-sumber lain dan penggunaan contoh yang relevan.
LSP Profisiensi A A M A I BUKU PANDUAN SERTIFIKASI ASURANSI KERUGIAN 2014
LSPP AAMAI 41
KODE UNIT
: K.651210.108.01
JUDUL UNIT
: Menerapkan pengelolaan dan pengendalian praktik klaim dalam bisnis asuransi kerugian.
DESKRIPSI UNIT : Unit ini berhubungan dengan pelaksanaan peraturan yang berkaitan dengan klaim asuransi, yang meliputi penentuan pertanggungan dan metode pengumpulan informasi, metode penetapan ganti rugi dan kewajiban, serta negosiasi dan penyelesaian klaim yang efektif
ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
01 Mengidentifikasi ruang lingkup regulasi tentang klaim asuransi yang berlaku
1.1. Faktor-faktor penting yang tedapat dalam regulasi perasuransian yang berpengaruh terhadap klaim asuransi, serta karakteristik kondisi polis dapat dapat diidentifikasi
1.2. Metode pemberitahuan klaim pada polis yang berbasiskan claims made dan loss occurring diterapkan sesuai ketentuan
1.3. Karakterisitik dan prinsip-prinsip asuransi kerugian yang penting dapat dideskripsikan sesuai dengan regulasi yang berlaku
02 Menganalisa pentingnya dan penggunaan informasi klaim
2.1. Seluruh informasi yang relevan dengan kontrak asuransi, serta peran broker/perantra dapat diidentifikasi
2.2. Manfaat penggunaan pendapat pakar dapat dipahami 2.3. Seluruh informasi dan tambhan informasi penting lain yang
berkaitan dengan kontrak dari berbagai pihak dapat diterapkan sesuai dengan regulasi yang berlaku
03 Menerapkan metode investigasi dan penyelesaian klaim
3.1. Konsep limit polis, excess, risiko sendiri, batas penggantian, reinstatement dan aggregates diaplikasikan
3.2. Penentuan nilai klaim dan penetapan nilai klaim untuk asuransi pihak ketiga beserta sifat pertanggungjawabannya
3.3. Prosedur dan tahapan metode penyelesaian klaim dapat diterapkan sesuai dengan regulasi yang berlaku
BATASAN VARIABEL 1. Unit ini berlaku dan harus dikuasai sepenuhnya oleh setiap penyandang gelar Ajun Ahli Asuransi
Kerugian yang bertanggung jawab atas pengelolaan praktik asuransi yang sehat dan kredibel pada setiap perusahaan asuransi kerugian.
2. Menarapkan pengetahuan tentang:
a. Aspek kunci dari lingkup peraturan yang berkaitan dengan klaim asuransi b. Bagaimana menentukan keberadaan pertanggungan dalam polis dan cara mengumpulkan
informasi c. Cara menentukan ganti rugi atau kewajiban Bagaimana menegosiasikan dan menyelesaikan
klaim yang efektif
3. Mematuhi semua peraturan perundang-undangan tentang usaha perasuransian beserta semua peraturan pemerintah dan peraturan menteri yang merupakan turunannya serta undang-undang dan peraturan lainnya yang terkait dengan usaha jasa dan pelayanan masyarakat.
LSP Profisiensi A A M A I BUKU PANDUAN SERTIFIKASI ASURANSI KERUGIAN 2014
LSPP AAMAI 42
4. Menerapkan prinsip kehati-hatian dan praktik standar yang berlaku dalam usaha perasuransian serta etika usaha yang professional
PANDUAN PENILAIAN 1. Metode Assesmen
Agar tercapai asessmen unit yang valid serta reliabel, bukti-bukti dikumpulkan menggunakan metode ujian tertulis untuk memastikan unjuk kerja yang konsisten.
2. Konteks Penilaian Unit ini dinilai berdasarkan hasil uji kompetensi melalui metode tertulis. Penilaian dititik beratkan pada penguasaan konsep dasar dan penerapan dalam praktek yang berlaku secara umum.
3. Penguasaan unit kompetensi ini harus ditunjang oleh penguasaan unit-unit kompetensi terkait pada tingkat Ajun Ahli Asuransi Kerugian meliputi bidang-bidang namun tidak terbatas pada: 3.1. Menerapkan pengelolaan praktik asuransi pada penyelenggaraan usaha asuransi 3.2. Menerapkan sistem hukum pada penyelenggaraan usaha asuransi 3.3. Melaksanakan pengelolaan dan pengendalian praktik underwriting pada perusahaan
asuransi kerugian
4. Pengetahuan yang diperlukan: 4.1. Kemampuan menganalisis terhadap tuntutan klaim dari nasabah terkait dengan kondisi
polis dan prinsip-prinsip serta warranty yang berlaku. 4.2. Kemampuan menganalisis kebijakan pengelolaan klaim dan standar pelayanan kepada
nasabah. 5. Ketrampilan yang diperlukan:
5.1. Kemampuan melakukan investigasi dan menetapkan besaran ganti rugi terhadap suatu tuntutan klaim dari nasabah.
5.2. Kemampuan melakukan negosiasi proses penyelesaian klaim dan mengantisipasi terhadap kemungkinan kejahatan klaim.
6. Aspek kritis
Kemampuan mendemontrasikan pengelolaan dan pengendalian praktik klaim dalam bisnis asuransi kerugian.
7. Referensi
Study text P85 : Claims Practice – The Chartered Insurance Institute Bacaan tambahan :
1. Undang-Undang no 2 tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian dan Peraturan Pelaksanaannya
2. Insurance Claims Handling Process (IF4 – Buku CII) 3. (KUHD/KUHPER/Buku atau diktat yg diterbitkan lembaga pendidikan asuransi di
Indonesia yg berhubungan dengan klaim asuransi) Catatan : Meskipun ujian menguji materi sesuai silabus, peseta uji disarankan untuk membaca sumber-sumber pengetahuan tambahan dan 10 % dari nilai ujian dialokasikan untuk pengetahuan dari sumber-sumber lain dan penggunaan contoh yang relevan
LSP Profisiensi A A M A I BUKU PANDUAN SERTIFIKASI ASURANSI KERUGIAN 2014
LSPP AAMAI 43
URAIANUNIT KOMPETENSI
SERTIFIKASI AHLI ASURANSI KERUGIAN
SESUAI STANDAR KHUSUS
ASOSIASI AHLI MANAJEMEN ASURANSI INDONESIA
LSP Profisiensi A A M A I BUKU PANDUAN SERTIFIKASI ASURANSI KERUGIAN 2014
LSPP AAMAI 44
KODE UNIT
: K.651210.401.01
JUDUL UNIT
: Melakukan pengelolaan dan pengawasan manajemen perusahaan asuransi kerugian
DESKRIPSI UNIT
: Unit ini berhubungan dengan kemampuan untuk melakukan evaluasi semua konsep yang berhubungan dengan manajemen bisnis asuransi kerugian antara lain: kecukupan modal, kemampuan kekayaan, struktur organisasi, konsep keuangan, proses perencanaan, pengawasan, ketentuan pemerintah atas manajemen investasi dan berbagai tantangan yang dihadapi perusahaan asuransi.
ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
01 Menilai kebutuhan modal serta pengaruhnya atas perusahaan
1.1. Kepemilikan dan penerapan ketentuan permodalan dalam asuransi diidentifikasi
1.2. Sumber-sumber modal diidentifikasi. 1.3. Sifat holding companies, groups, subsidiary companies,
associate companies, joint venture dipertimbangkan. 1.4. Hasil analisa kebutuhan modal dibuat sesuai dengan format
yang telah ditentukan. 02 Merancang struktur
manajemen perusahaan asuransi
2.1. Peranan dewan pengurus dipahami. 2.2. Peranan posisi manajemen kunci dalam perusahaan asuransi
dipaham 2.3. Corporate governance (sistem pengaturan dan pengawasan
perusahaan) dibuat sesuai dengan ketentuan. 2.4. Manajemen risiko perusahaan, tanggung jawab dan
pendekatannya dibuat sesuai dengan kebijakan yang telah ditentukan.
03 Mengevaluasi pelaksanaan konsep keuangan perusahaan pada bidang usaha asuransi
3.1. Peranan fungsi keuangan diidentifikasi 3.2. Prinsip-prinsip laporan keuangan dipahami. 3.3. Standar akuntansi internasional diketahui. 3.4. Penafsiran akuntansi asuransi dipahami. 3.5. Pengelolaan likuiditas dilakukan dengan baik. 3.6. Analisa rasio keuangan dilakukan sesuai standar. 3.7. Analisa cashflow dibuat sesuai dengan format standar. 04 Mengevaluasi
pelaksanaan proses perencanaan dalam asuransi
4.1. Tingkatan perencanaan usaha diidentifikasi. 4.2. Strategi dasar perencanaan – PEST/PESTLE, SWOT, objective
setting, gap analysis, option development,option selection, implementation, monitoring- dilaksanakan sesuai proses standar.
05 Melaksanakan proses kontrol dalam asuransi
5.1. Proses penyusunan anggaran dipahmi dengan baik. 5.2 Penetapan penilaian dan benchmarking dipahami. 5.3. Kebijakan internal audit dilaksanakan sesuai standar. 06 Mengevaluasi peranan
manajemen investasi dalam perusahaan asuransi
6.1. Peran Pasar Uang dipahami diidentifikasi. 6.2. Sasaran investasi diidentifikasi. 6.3. Jenis -jenis utama investasi diidentifikasi. 6.4. Pilihan-pilihan dan strategi investasi diidentifikasi. 6.5. Pengelolaan/manajemen harta dan kewajiban dilakukan sesuai
kebijakan.
LSP Profisiensi A A M A I BUKU PANDUAN SERTIFIKASI ASURANSI KERUGIAN 2014
LSPP AAMAI 45
07 Menganalisa peranan dan dampak regulasi perasuransian
7.1. Tujuan dan kegunaan regulasi dalam asuransi diidentifikasi. 7.2. Perbedaan antara kehati-hatian dengan kepatuhan terhadap
regulasi bisnis dipahami. 7.3. Penerapan undang-undang perlindungan data dan ketentuan
anti pencucian uang dilakukan sesuai peraturan. 08 Menganalisa tantangan
yangdihadapi manajemen perusahaan asuransi saat ini dan masa yang akan datang
8.1. Peranan teknologi informasi diidentifikasi. 8.2. Dampak perobahan manajemen diidentifikasi 8.3. Kode etik dan pelayanan nasabah secara fair dilaksanakan
dengan baik.
BATASAN VARIABLE 1. Unit ini berlaku dan harus dikuasai sepenuhnya oleh setiap penyandang gelar Ahli Asuransi
Kerugian yang bertanggung jawab atas pengelolaan praktik asuransi yang sehat dan kredibel pada setiap perusahaan asuransi kerugian.
2. Menerapkan dan melakukan evaluasi semua konsep yang berhubungan dengan manajemen
dalam bisnis asuransi antara lain : a. Ketentuan kecukupan modal dan kemampuan kekayaan dan pengaruhnya terhadap busnis
asuransi b. Struktur organisasi dan manajemen. c. Konsep keuangan pada perusahaan asuransi. d. Proses Perencanaan dan Pengawasan dan perusahaan asuransi. e. Ketentuan Pemerintah atas manajemen Investasi dan undang-undang perasuransian. f. Berbagai tantangan yang dihadapi perusahaan asuransi
3. Mematuhi semua peraturan perundang-undangan tentang usaha perasuransian beserta semua
peraturan pemerintah dan peraturan menteri yang merupakan turunannya serta undang-undang dan peraturan lainnya yang terkait dengan usaha jasa dan pelayanan masyarakat.
4. Menerapkan prinsip kehati-hatian dan praktik standar yang berlaku dalam usaha perasuransian serta etika usaha yang professional
PANDUAN PENILAIAN 1. Metode Assesmen
Agar tercapai asessmen unit yang valid serta reliabel, bukti-bukti dikumpulkan menggunakan metode ujian tertulis untuk memastikan unjuk kerja yang konsisten.
2. Konteks Penilaian Unit ini dinilai berdasarkan hasil uji kompetensi melalui metode tertulis.Penilaian dititik beratkan pada penguasaan konsep dasar dan penerapan dalam praktek yang berlaku secara umum.
3. Penguasaan unit kompetensi ini harus ditunjang oleh penguasaan unit-unit kompetensi terkait pada tingkat Ajun Ahli Asuransi Kerugian meliputi bidang-bidang namun tidak terbatas pada: 3.1. Menerapkan pengelolaan praktik asuransi pada penyelenggaraan usaha asuransi
LSP Profisiensi A A M A I BUKU PANDUAN SERTIFIKASI ASURANSI KERUGIAN 2014
LSPP AAMAI 46
3.2. Menerapkan sistem hukum pada penyelenggaraan usaha asuransi 3.3. Menerapkan konsep tata kelola pada penyelenggaraan usaha asuransi
4. Pengetahuan yang diperlukan:
4.1. Kemampuan menjelaskan kondisi persaingan usaha disekitar wilayah usahanya. 4.2. Kemampuan menganalisis potensi finansial perusahaan untuk mengoptimalkan return dari
dana investasi yang tersedia.
5. Keterampilan yang diperlukan 5.1. Kemampuan merumuskan strategi usaha perusahaan sesuai dengan nilai-nilai serta visi-
misi perusahaan yang dikelolanya. 5.2. Kemampuan menjaga stabilitas rasio-rasio kunci kinerja perusahaan dan menetapkan
strategi agar rasio-rasio tersebut selalu memenuhi ketentuan yang berlaku.
6. Aspek kritis Kemampuan mendemontrasikan pengelolaan dan pengawasan manajemen perusahaan asuransi kerugian
7. Referensi
a. Study text 990 :Insurance Corporate Management – The Chartered Insurance Institute
Catatan : Meskipun ujian menguji materi sesuai silabus, peseta uji disarankan untuk membaca sumber-sumber pengetahuan tambahan dan 10 % dari nilai ujian dialokasikan untuk pengetahuan dari sumber-sumber lain dan penggunaan contoh yang relevan
LSP Profisiensi A A M A I BUKU PANDUAN SERTIFIKASI ASURANSI KERUGIAN 2014
LSPP AAMAI 47
KODE UNIT
: K.651210.402.01
JUDUL UNIT
: Mensuvervisi Pelaksanaan Manajemen Underwriting pada Perusahaan Asuransi/Reasuransi Kerugian
DESKRIPSI UNIT : Unit ini berhubungan dengan pengelolaan eksposur risiko secara keseluruhan dan penetapan harga yang wajar untuk memastikan hasil usaha yang memadai.
ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
01 Menilai penerapan undang-undang dan regulasi dalam fungsi underwriting perusahaan
1.1. Prinsip-prinsip regulasi usaha perasuransian dipahami dengan baik.
1.2. Hubungan antara fungsiunderwriting dan persyaratanmodal dansolvabilitas(termasuk Solvabilitas II) diidentifikasi
1.3. Isu-isu hukum dan legislasi yang mempengaruhifungsi underwriting diidentifikasi
1.4. Isu-isu dan implikasi bagi underwritier dalam mengunderwrite bisnis internasional (termasuk prizinanlintas batas) dilakukan sesuai dengan peraturan.
02 Mengevaluasi strategi underwriting
2.1. Hubungan antarastrategiunderwriting dan strategi korporasi perusahaan diidentifikasi.
2.2. Unsur-unsurpokokstrategiunderwriting diidentifikasi. 2.3. Pentingnya saluran distribusi dan dampaknya terhadapfungsi
underwriting diidentifikasi 2.4. Implikasi penggunaan binding authorities dan line slip
dipahami dengan baik. 2.5. Dampak kemampuan sumber daya terhadap underwriting
dalam kaitan dengan keahlian dan sistem didentifikasi. 2.6. Faktor-faktor, termasuk biaya yang harusdiperhitungkan
ketika masuk dan keluar dari pasar atau kelas bisnis tertentu diidentifikasi
2.7. Kebijakan dan praktek pencadangan klaim serta implikasinya terhadap polis individu danmanajemen portofolio underwriting dilakukan sesuai ketentuan.
2.8. Alokasi kapasitas yang sesuai dengan strategiunderwriting, termasuk strategi reasuransi dilakukan sesuai kebijakan.
03 Merancang kebijakan underwriting yang tepat
3.1. Pertimbangan yang harus diperhitungkan dalam menetapkan kriteria persyaratan polis, penggunaan excess, deductible, tambahan premidan insentif, first loss dan scheme management diidentifikasi
3.2. Kendala internal dan eksternal, termasuk kondisipasar yang berlaku atas apa yangdijamin,batas pertanggungan, posisi pasar, pertumbuhanbisnis baru dan retensi diidentifikasi.
3.3. Pentingnya hubungan dengan bagian lain dari bisnis diidentifikasi.
3.4. Kriteria informasi, akseptasi,evaluasi dan pengendalian risiko diidentifikasi.
3.5. Perencanaan kebijakan underwriting dilakukan sesuai ketentuan.
LSP Profisiensi A A M A I BUKU PANDUAN SERTIFIKASI ASURANSI KERUGIAN 2014
LSPP AAMAI 48
04 Mengevaluasi prinsip-prinsip dan metode penerapan harga yang wajar
4.1. Sumber, ketersediaan dan sifat data yang diperlukan dan diingikan untuk menentukan harga diidentifikasi
4.2. Data internal dan eksternal diolah sesuai kebutuhan.
4.3. Metode statistik dan cara penggunaanya dalampenetapan harga risiko diidentifikasi
4.4. Pengaruhbiaya, inflasi, pengembalian modal, model penentuan nilai aset, pendapatan investasi, pajak, remunerasi perantara, pungutan,dan profitabilitas terhadap harga dianalisa.
4.5. Siklus underwriting, cara kerja dan implikasinyaterhadap penjamin emisi diidentifikasi.
4.6. Penggunaan informasi klaim , pengaturan cadangan, persyaratan peraturan yang berlakudalam kaitan denganpenetapan harga diperhitungkan.
05 Mengevaluasi kebijakan program reasuransi
5.1. Perbedaan Antara reasuransi outward dan inward diidentifikasi 5.2. Jenis reasuransi yang tersedia dan pemilihan program
reasuransi diidentifikasi 5.3. Pengelolaan reasuransi – komite security, pemilihan
reasuradur, commutation dan profil risiko dilakukan sesuai peraturan dan ketentuan
06 Mengevaluasi manajemen eksposur portofolio underwriting
6.1. Agregate dan pengukuran risiko single risk, single event dan catastrophe modelling dianalisa
6.2. Risiko-risiko yang muncul (emerging risks) dan kerugian sistemik diidentifikasi
6.3. Pengelolaan eksposur dan pemamfaatan kapasitas dilakukan sesuai ketentuan
07 Merencanakan pengendalian operasional yang tepat
7.1. Kebutuhan Manajemen SDMtermasuk manajemen kinerja, pelatihan dan pengembangan diidentifikasi
7.2. Batas wewenang sebagai kontrol operasional underwriting dirancang
7.3. Penggunaan audit, peer review, audit internal dan eksternal dilakukan
08 Mengorganisir system pemamtauan dan pengendalian
8.1. Alasan untuk pemantauan diidentifikasi 8.2. Indikator kinerja utama diidentifikasi 8.3. Teknik pemantauan hasil underwriting diidentifikasi
dipadirancang 8.4. Penggunaan hasil pemantauan (termasuk forecasting
performance dan perencaan kerja) diimplementasikan 8.5. Pengaruh pemantauan dan forecasting terhadap strategi
underwriting dikaji ulang BATASAN VARIABLE 1. Unit ini berlaku dan harus dikuasai sepenuhnya oleh setiap penyandang gelar Ahli Asuransi
Kerugian yang bertanggung jawab atas pengelolaan praktik asuransi yang sehat dan kredibel pada setiap perusahaan asuransi kerugian.
2. Menerapkan pemahaman atas kebutuhan dalam mengelola eksposur risiko secara keseluruhan dan mnetapkan harga yang wajar untuk memastikan hasil yang memadai.
LSP Profisiensi A A M A I BUKU PANDUAN SERTIFIKASI ASURANSI KERUGIAN 2014
LSPP AAMAI 49
3. Mematuhi semua peraturan perundang-undangan tentang usaha perasuransian beserta semua peraturan pemerintah dan peraturan menteri yang merupakan turunannya serta undang-undang dan peraturan lainnya yang terkait dengan usaha jasa dan pelayanan masyarakat.
4. Menerapkan prinsip kehati-hatian dan praktik standar yang berlaku dalam usaha perasuransian
serta etika usaha yang professional PANDUAN PENILAIAN 1. Metode Assesmen
Agar tercapai asessmen unit yang valid serta reliabel, bukti-bukti dikumpulkan menggunakan metode ujian tertulis untuk memastikan unjuk kerja yang konsisten.
2. Konteks Penilaian Unit ini dinilai berdasarkan hasil uji kompetensi melalui metode tertulis.Penilaian dititik beratkan pada penguasaan konsep dasar dan penerapan dalam praktek yang berlaku secara umum.
3. Penguasaan unit kompetensi ini harus ditunjang oleh penguasaan unit-unit kompetensi terkait pada tingkat Ajun Ahli Asuransi Kerugian meliputi bidang-bidang namun tidak terbatas pada: 3.1. Menerapkan pengelolaan praktik asuransi pada penyelenggaraan usaha asuransi 3.2. Menerapkan sistem hukum pada penyelenggaraan usaha asuransi 3.3. Melaksanakan pengelolaan dan pengendalian praktik underwriting pada perusahaan
asuransi kerugian
4. Pengetahuan yang diperlukan: 4.1. Kemampuan menjelaskan kondisi persaingan usaha disekitar wilayah usahanya. 4.2. Kemampuan menganalisis eksposur agregat dan memilih cara-cara yang harus dilakukan
untuk mengendalikan eksposur tersebut.
5. Ketrampilan yang diperlukan: 5.1. Kemampuan merumuskan kebijakan underwriting dan akseptasi perusahaan sesuai dengan
nilai-nilai serta visi-misi perusahaan yang dikelolanya. 5.2. Kemampuan mengidentifikas kelemahan, peluang dan tantangan yang dihadapi perusahaan
berkaitan dengan produk dan pricing. 6. Aspek kritis
Kemampuan mendemontrasikan pengelolaan dan pengawasan manajemen underwriting perusahaan asuransi kerugian
7. Referensi
a. Study Text 960 : Advace Underwriting The Chartered Insurance Institute b. UU No. 2/1992 beserta PP, KMK, PMK dan UU No. 21/2011 tentang Otoritas Jasa
Keuangan.
Bacaan Tambahan : 1. Actuarial Practice of General Insurance, DG Hart, RA Buchanan, BA How, 7th ed. Sydney
Institute of Actuaries of Australia, 2007.
LSP Profisiensi A A M A I BUKU PANDUAN SERTIFIKASI ASURANSI KERUGIAN 2014
LSPP AAMAI 50
2. Dictionary of Insurance, C Bennet. 2nd ed. London: Person Education, 2004. Available on line at www.knowledge.cii.co.uk/resource/dictionary-insurance.
Catatan : Meskipun ujian menguji materi sesuai silabus, peseta uji disarankan untuk membaca sumber-sumber pengetahuan tambahan dan 10 % dari nilai ujian dialokasikan untuk pengetahuan dari sumber-sumber lain dan penggunaan contoh yang relevan
LSP Profisiensi A A M A I BUKU PANDUAN SERTIFIKASI ASURANSI KERUGIAN 2014
LSPP AAMAI 51
KODE UNIT
: K.652010.403.01
JUDUL UNIT
: Melaksanakan pengelolaan dan pengendalian fungsi reasuransi dalam usaha perusahaan asuransi kerugian.
DESKRIPSI UNIT
: Unit ini berhubungan dengan kemampuan untuk merancang berbagai program reasuransi serta pengetahuan tentang pasar reasuransi global, praktek pokok reasuransi dan aspek-aspek utama dari reasuransi properti, aneka, pengangkutan dan penerbangan.
ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
01 Mengidentifikasi tujuan untuk bereasuransi
1.1. Tujuan dari reasuransi – penyebaran risiko, kapasitas, keamanan keuangan, manajemen modal diidentifikasi
1.2. Hubungan kontraktual antara para pihak diidentifikas 1.3. Hubungan kontraktual antara para pihak diidentifikasi 1.4. Peran broker / pialang dalam proses reasuransi diidentifikasi. 02 Menganalisa isu-isu
dasar dari reasuransi 2.1. Metode reasuransi utama penggunaannya, keuntungan dan
kerugian diidentifikasi. 2.2. Definisi pendapatan premi yang digunakan dan
penyesuaiannya diterapkan. 2.3. Klausul kerugian dan cara kerjanya - pembatalan, arbitrase
diterapkan 03 Menganalisa dasar-dasar
dan pengopera-sian reasuransi fakultatif
3.1. Bentuk - bentuk utama metode reasuransi fakultatif diidentifikasi.
3.2. Perbedaan perhitungan premi dan perhitungan klaim reasuransi proporsional dan excess of loss diidentifikasi.
04 Mengevaluasi bentuk - bentuk dan pengoperasian perjanjian reasuransi proporsional
4.1. Bentuk utama dan operasi perjanjian reasuransi proporsional dipahami diidentifikasi.
4.2. Alternatif dasar penutupan, termasuk tahun underwriting, portofolio transfer (clean cut)- diidentifikasi
4.3. Komisi ceding - flat rate dan sliding scale - dipahami dengan baik
4.4. Berbagai alternatif komisi keuntungan dianalisa 4.5. Cadangan premium dan cadangan klaim dihitung sesuai
ketentuan 4.6. Penggunaan sesi dan batas limit dalam perjanjian proporsional
dilakukan sesuai ketentuan. 4.7. Penggunaan klausul partisipasi kerugian dalam perjanjian
proporsional dipahami dianalisa. 05 Mengevaluasi bentuk -
bentuk dan pengoperasian perjanjian reasuransi non proporsional
5.1. Bentuk - bentuk utama dan operasi perjanjian non-proporsional termasuk perhitungan premiu dan klaim diidentifikasi.
5.2. Dasar penutupan – risk attaching, losses occurring, claims mode/ loss discovered - dipahami
5.3. Penggunaan risk excess dan aplikasi untuk setiap risiko dianalisa
5.4. Penggunaan catastrophe excess of loss, termasuk aplikasi untuk setiap peristiwa dianalisa
5.5. Perbedaan antara risk excess dan catastrophe excess dianalisa
LSP Profisiensi A A M A I BUKU PANDUAN SERTIFIKASI ASURANSI KERUGIAN 2014
LSPP AAMAI 52
5.6. Event limit dan penggunaannya dalam perjanjian non-proporsional dianalisa
5.7. Reinstatements dalam perjanjian non-proporsional diperhitungkan.
06 Merancang program reasuransi
6.1. Desain, seleksi dan penempatan reasuransi diidentifikasi. 6.2. Aspek hukum kontrak reasuransi, dokumen kontrak, pemilihan
hukum, yurisdiksi dan forum diidentifikasi 6.3. Kontrak wording disusun 07 Mengevaluasi aspek-
aspek utama pasar reasuransi global
7.1. Berbagai pasar global utama - London, Eropa, Amerika Utara, Bermuda, Asia, Timur Tengah dan pasar utama lainnya diidentifikasi.
7.2. Karakteristik pasar – captive, pasar retrocessi, pasar modal, pasar terorisme - diidentifikasi
7.3. Karakteristik hard market, soft market dan siklus pasar dianalisa
7.4. Keamanan reasuransi dan peran lembaga pemeringkat dianalisa
08 Merancang program reasuransi properti, aneka, pengakutan dan penerbangan
8.1. Karakteristik utama underwriting, metode reasuransi dan persyaratan / ketentuan khusus untuk reasuransi properti diidentifikasi.
8.2. Karakteristik utama underwriting, metode reasuransi dan persyaratan /ketentuan khusus untuk reasuransi properti kecelakaan diidentifikasi.
8.3. Karakteristik utama underwriting, metode reasuransi dan persyaratan / ketentuan khusus untuk reasuransi pengangkutan diidentifikasi
8.4. Karakteristik utama underwriting, metode reasuransi dan persyaratan / ketentuan khusus untuk reasuransi penerbangan diidentifikasi.
BATASAN VARIABLE 1. Unit ini berlaku dan harus dikuasai sepenuhnya oleh setiap penyandang gelar Ahli Asuransi
Kerugian yang bertanggung jawab atas pengelolaan praktik asuransi yang sehat dan kredibel pada setiap perusahaan asuransi kerugian.
2. Menerapkan pemahaman tentang:
a. Berbagai jenis reasuransi, Fakultatif, Treaty proporsional dan non-proporsional; b. Pasar global untuk reasuransi dan praktek pokok dalam pasar reasuransi; c. Aspek – aspek utama dari Reasuransi properti, aneka, pengangkutan dan penerbangan.
3. Mematuhi semua peraturan perundang-undangan tentang usaha perasuransian beserta semua
peraturan pemerintah dan peraturan menteri yang merupakan turunannya serta undang-undang dan peraturan lainnya yang terkait dengan usaha jasa dan pelayanan masyarakat.
4. Menerapkan prinsip kehati-hatian dan praktik standar yang berlaku dalam usaha perasuransian
serta etika usaha yang professional
LSP Profisiensi A A M A I BUKU PANDUAN SERTIFIKASI ASURANSI KERUGIAN 2014
LSPP AAMAI 53
PANDUAN PENILAIAN 1. Metode Assesmen
Agar tercapai asessmen unit yang valid serta reliabel, bukti-bukti dikumpulkan menggunakan metode ujian tertulis untuk memastikan unjuk kerja yang konsisten.
2. Konteks Penilaian Unit ini dinilai berdasarkan hasil uji kompetensi melalui metode tertulis.Penilaian dititik beratkan pada penguasaan konsep dasar dan penerapan dalam praktek yang berlaku secara umum.
3. Penguasaan unit kompetensi ini harus ditunjang oleh penguasaan unit-unit kompetensi terkait pada tingkat Ajun Ahli Asuransi Kerugian meliputi bidang-bidang namun tidak terbatas pada: 3.1. Menerapkan pengelolaan praktik asuransi pada penyelenggaraan usaha asuransi 3.2. Menerapkan sistem hukum pada penyelenggaraan usaha asuransi 3.3. Melaksanakan pengelolaan dan pengendalian praktik underwriting pada perusahaan
asuransi kerugian
4. Pengetahuan yang diperlukan: 4.1. Kemampuan menjelaskan kondisi persaingan usaha disekitar wilayah usahanya. 4.2. Kemampuan menganalisis daya tampung sendiri untuk mengoptimalkan premi yang
ditahan. 4.3. Kemampuan menjaga stabilitas stabilitas performa program treaty dan panel reasuradur
yang handal.
5. Ketrampilan yang diperlukan: 5.1. Kemampuan merumuskan dan merancang kebijakan kerugian tetang kebijakan reasuransi
sesuai dengan nilai-nilai serta visi-misi perusahaan. 5.2. Kemampuan merancang program reasuransi yang bersaing baik kapasitas maupun
persyaratan lainnya sesuai dengan kebutuhan usaha perusahaan.
6. Aspek kritis Kemampuan mendemontrasikan pengelolaan dan pengawasan bidang reasuransi.
7. Referensi
Daftar berikut memberikan rincian berbagai publikasi yang dapat membantu dengan studi Anda.Teks utama untuk silabus ini ditampilkan dalam huruf tebal. Majalah dan publikasi terdaftar sebagai bacaan tambahan akan menjadi nilai dalam memastikan calon tetap up to date dengan perkembangan dan dalam menyediakan cakupan yang lebih luas topik silabus. Setiap bahan referensi yang otoritatif dikutip, bekerja rinci yang harus digunakan secara selektif sebagai dan bila diperlukan.
a. Coursebook P97 : Reinsurance – The Chartered Insurance Institute b. Reinsurance, TheNuts andbolts . Keith Riley. 2nd ed. Jakarta: Witherby, 2001. c. Pentingnya Reasuransi. Robert L Carter, Leslie D Lucas. London: Reaksi, 2004. d. Reinsurance in practice. Robert Kiln, Stephen Kiln. 4nd ed. Jakarta: Witherby, 2001.
LSP Profisiensi A A M A I BUKU PANDUAN SERTIFIKASI ASURANSI KERUGIAN 2014
LSPP AAMAI 54
Bacaan Tambahan 1. Kamus asuransi. C Bennett. London: Pearson Education, 2004. Juga tersedia online di
www.cii.co.uk / pengetahuan / doi (CII). 2. Praktek reasuransi dan hukum. Reasuransi divisi, Barlow Lyde dan Gilbert. Jakarta: LLP.
Looseleaf, diperbarui. Catatan : Meskipun ujian menguji materi sesuai silabus, peseta uji disarankan untuk membaca sumber-sumber pengetahuan tambahan dan 10 % dari nilai ujian dialokasikan untuk pengetahuan dari sumber-sumber lain dan penggunaan contoh yang relevan
LSP Profisiensi A A M A I BUKU PANDUAN SERTIFIKASI ASURANSI KERUGIAN 2014
LSPP AAMAI 55
KODE UNIT
: K.651210.404.01
JUDUL UNIT
: Melaksanakan sistem Manajemen Risiko dalam kaitan dengan fungsi asuransi sebagai mekanisme pengalihan risiko
DESKRIPSI UNIT
: Unit ini berhubungan dengan proses pengembangan dan aplikasi prinsip serta praktek manajemen risiko dalam sebuah organisasi.
ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
01 Mengidentifikasi Konteks Manajemen Risiko
1.1. Prinsip – prinsip dan sifat-sifat risiko diidentifikasi 1.2. Definisi manajemen risiko dipahami dengan baik 1.3. Kebutuhan dan nilai manajemen risiko diidentifikasi 1.4. Hubungan antara risiko dan kepemilikan risiko dalam
sebuah organisasi diidentifikasi 1.5. Pentingnya manajemen risiko global diketahui 1.6. Proses manajemen risiko dilakukan sesuai prosedur 02 Melekukan proses
identifikasi dan prioritas risiko
2.1. Sumber – sumber dan penggunaan informasi untuk proses identifikasi risiko diidentifikasi.
2.2. Appetite for and tolerance of risk (selera dan toleransi terhadap risiko) dinalisa
2.3. Ranking risks (memeringkat risiko) dilakukan sesuai format standar
03 Merancang metode assesment dan analisa risiko
3.1. Model dan metode pengukuran risiko diidentifikasi. 3.2. Penilaian dan analisa subjektif dan objektif terhadap risiko
yang diketahui dilakukan 3.3. Benchmarking internal dibuat 04 Merancang tehnik –
tehnik pengendalian risiko
4.1. Rencana dan tehnik pengendalian risiko disusun 4.2. Risiko keuangan dipahami diidentifikasi 4.3. Risiko – risiko dalam lingkup jasa diidentifikasi 4.4. Risiko dan GCG termasuk sarbanes oxley diidentifikasi 4.5. Risiko Technology dan e-commerce digital diidentifikasi 4.6. Pengendalian risiko kerusakan fisik dirumuskan 4.7. Pengendalian dan eksposur terhadap asset intelektual
dirumuskan 4.8. Strategi pencegahan kerusakan dirumuskan 4.9. Pengendalian terhadap risiko tanggung gugat dirumuskan 4.10. Pengendalian risiko produk dirumuskan 4.11. Pengendalian risiko – risiko lainnya (politik, lingkungan hidu,
kontraktual dan alih daya) dirumuskan 4.12. Evaluasi terhadap opsi pengendalian risiko, termasuk cost
and benefit analysis dianalisa 4.13. Perencanaan dan manajemen keberlangsungan bisnis
dirumuskan. 05 Mengevaluasi metode
pemindahan risiko dan pilihan pembiayaannya
5.1. Tujuan dan proses untuk menentukan risiko – risiko yang ditahan diidentifikasi.
5.2. Pilihan yang dapat dilakukan dalam pelimpahan risiko diidentifikasi
5.3. Penilaian pilihan pembiayaan risiko, termasuk Cost and Benefit Analysis (analisa manfaat biaya) dievaluasi
LSP Profisiensi A A M A I BUKU PANDUAN SERTIFIKASI ASURANSI KERUGIAN 2014
LSPP AAMAI 56
5.4. Persiapan dan implementasi rencana pembiayaan risiko dirumuskan
06 Merancang metode pemantauan dan peninjauan risiko
6.1. Pengintegrasian manajemen risiko di seluruh bagian perusahaan / organisasi diidentifikasi.
6.2. Penyampaian dan pelaporan manajemen risiko, baik internal maupun eksternal dilakukan sesuai dengan format standar
BATASAN VARIABLE 1. Unit ini berlaku dan harus dikuasai sepenuhnya oleh setiap penyandang gelar Ahli Asuransi
Kerugian yang bertanggung jawab atas pengelolaan praktik asuransi yang sehat dan kredibel pada setiap perusahaan asuransi kerugian.
2. Mengaplikasikan pengetahuan tentang prinsip dan praktek dalam berbagai praktek dan situasi
dalam manajemen risiko. 3. Mematuhi semua peraturan perundang-undangan tentang usaha perasuransian beserta semua
peraturan pemerintah dan peraturan menteri yang merupakan turunannya serta undang-undang dan peraturan lainnya yang terkait dengan usaha jasa dan pelayanan masyarakat.
4. Menerapkan prinsip kehati-hatian dan praktik standar yang berlaku dalam usaha perasuransian
serta etika usaha yang professional PANDUAN PENILAIAN 1. Metode Assesmen
Agar tercapai asessmen unit yang valid serta reliabel, bukti-bukti dikumpulkan menggunakan metode ujian tertulis untuk memastikan unjuk kerja yang konsisten.
2. Konteks Penilaian Unit ini dinilai berdasarkan hasil uji kompetensi melalui metode tertulis.Penilaian dititik beratkan pada penguasaan konsep dasar dan penerapan dalam praktek yang berlaku secara umum.
3. Penguasaan unit kompetensi ini harus ditunjang oleh penguasaan unit-unit kompetensi terkait pada tingkat Ajun Ahli Asuransi Kerugian meliputi bidang-bidang namun tidak terbatas pada: 3.1. Menerapkan pengelolaan praktik asuransi pada penyelenggaraan usaha asuransi 3.2. Menerapkan sistem hukum pada penyelenggaraan usaha asuransi 3.3. Melaksanakan pengelolaan dan pengendalian praktik underwriting pada perusahaan
asuransi kerugian
4. Pengetahuan yang diperlukan: 4.1. Kemampuan menjelaskan kebutuhan underwriter terhadap informasi yang lengkap untuk
keperluan pengambilan keputusan akseptasi risiko. 4.2. Kemampuan menjelaskan sikap pandang pihak tertanggung terhadap konsep manajemen
risiko serta mampu menjelaskan pentingnya penerapan manajemen risiko bagi setiap organisasi.
LSP Profisiensi A A M A I BUKU PANDUAN SERTIFIKASI ASURANSI KERUGIAN 2014
LSPP AAMAI 57
5. Ketrampilan yang diperlukan: 5.1. Kemampuan merumuskan dan merancang kebijakan umum perusahaan tentang manajemen
risiko sesuai dengan nilai-nilai serta visi-misi perusahaan. 5.2.Kemampuan melakukan analisa atas berbagai informasi terkait dengan manajemen risiko dan
memberikan masukan kepada underwriter atau manajemen langka-langkah yang perlu diambil.
6. Aspek kritis
Kemampuan mendemontrasikan fungsi sistem manajemen risiko perusahaan asuransi kerugian 7. Referensi
a. Study text 655 :Risk Management. – The Chartered Insurance Institute
Bacaan Tambhan 1. Alternative risk transfer. David Kaye : updated by Ian Searle. London: CII Knowledge
Services Updated as necessary. Available online atwww.cii.co.uk/knowledge/factfiles (CII/Personal Finance Society members
only). 2. Captive insurance companies: establishment, operation and management. Paul Bawcutt. 4th
edition. London: Witherby, 1997 3. Corporate risk management : an organizational perspective. Tony Merna, Faisal F Al-thani.
2nd edition. Chichester, West Sussex: John Wiley, 2008 4. Corporate risk management and value creation: a guide to real-life applications. Thomas-
Olivier Leautier. London: Risk Books, 2007 5. Enterprise risk management. Ian Searle. London: CII Knowledge Services. Updated as
necessary. Available online at www.cii.co.uk/knowledge/factfiles (CII/Personal Finance Society members only).
6. Holistic risk management in practice. Paul Hopkin. 1st edition London: Witherby, 2002. 7. International risk management. Edited by Margaret Woods. Peter Kajuter and Philip
Linsley. 1st edition Oxford: Elsevier, 2008. 8. Risk Analysis. G.C.A Dickson. 3rd edition London: Witherby, 2003. 9. Risk Control. Shaun Wilkinson. 2nd edition London Witherby, 2003. 10. Risk Management: 10 principles. Jacqueline Jeynes. Oxford: Butterworth-Heinemann,
2002. 11. A risk management approach to business continuity: aligning business continuity with
corporate governance. Julia Graham, David Kaye. Broolfield, Connecticut: Rothstein Associates, 2006.
12. Risk management: organizational and context. Steven Ward. 1st edition London: Witherby, 2005.
13. The risk management universe: a guided tour. Edited by David Hillson. 2nd edition London: BSI, 2007.
14. Croner’s management of business risk. Kingston upon Thames Surrey: Croner. CCH Group, 2000 – 2005. Looseleaf.
Catatan : Meskipun ujian menguji materi sesuai silabus, peseta uji disarankan untuk membaca sumber-sumber pengetahuan tambahan dan 10 % dari nilai ujian dialokasikan untuk pengetahuan dari sumber-sumber lain dan penggunaan contoh yang relevan
LSP Profisiensi A A M A I BUKU PANDUAN SERTIFIKASI ASURANSI KERUGIAN 2014
LSPP AAMAI 58
KODE UNIT : K.651210.405.01 JUDUL UNIT : Melaksanakan pengelolaan dan akseptasi risiko lini usaha asuransi
rangka kapal dan penerbangan. DESKRIPSI UNIT : Unit berhubungan pngetahuan yang terperinci untuk mengelola asuransi
risiko rangka kapal beserta risiko tanggung gugat terkait dan asuransi penerbangan dan antariksa.
ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA ASURANSI RANGKA KAPAL DAN TANGGUNG GUGAT
01 Mengidentifikasi unsur-unsur utama dari risiko rangka kapal dan risiko tanggung gugat terkait
1.1. Dunia pelayaran secara garis besar dipahami. 1.2. Berbagai jenis kapal (termasuk kapal kargo, kapal
penumpang, kapal lepas pantai, kapal kerja dan khusus, kapal pesiar dan pleasure craft, penyimpanan produksi terapung dan pembongkaran kapal), karakteristik utama dan perdagangan/operasionalnya diidentifikasi
1.3. Batas navigasi dan Bidang Persepsi Peningkatan Risiko untuk risiko marine dan risiko perang diidentifikasi
1.4. Keuangan kapal dan persyaratanmortgagees dan lessors diidentifikasi.
02 Menganalisa hkum pelayaran dan implikasinya terhadap asuransi rangka kapal dan protection and indemnity (P&I).
2.1. Hukum lingkungan; Undang-Undang Asuransi Marine (MIA 1906, IMO dan Konvensi Internasional, Konvensi PBB tentang Hukum Laut(UNCLOS) - Wilayah perairan dan zona ekonomi eksklusif, General Average dan York-Antwerp Rules, Bendera Negara dan Regulasi pelabuhan negara dan pengawasannya; Nota Kesepahaman Paris(MOU) dan hak Hak Gadai Maritim dipahami
2.2. Hukum - Keamanan: Konvensi Keselamatan Jiwa di Laut (SOLAS), Kode Manajemen Keselamatan Internasional (ISM), Kode Kapal Internasional dan Keamanan Pelabuhan (ISPS), Klasifikasi societies dan Klasifikasi Kapal diketahui
2.3. Hukum – Polusi: Marine Pollution Covention (MARPOL), Civil liability untuk Oil Pollution Damage(limitation convention) dan protocols,Fund Convention dan protocols, Bunker Convention diketahui
2.4. US Pollution Act 1990, HNS Covention. 1 diketahui 2.5. Hukum - Batasan lain untuk Tanggung gugat: London
Convention1976 dan protokol 1996, Athena Convention 1974 dan protokol 2002, Hague, Hamburg, Hague-Visby dan Rotterdam rules, Removal of Wreck Convention dan Recycling Convention dketahui
2.6. Hukum – Charterparties: Time and Voyages Charterparties, Slot Charterparties dan Bareboat Charterparties diketahui
2.7. Hukum – Towage: Standar kondisi towage – standar Inggris, TOWCON dan TOWHIRE diketahui
2.8. Hukum – Salvage: Salvage Convention1989, Lloyd’s Open Form, Perbedaan antara kontraktual dan salvage murni dan Klausul SCOPIC diketahui
03 Mengevaluasi ruang lingkup jaminan dari asuransi rangka
3.1. Jaminan pokok atas hull mencakup berbagai Clauses dan jaminan untuk increase value, disbursements, hull interest,freight interest and excess liabilities.2 dikuasai.
LSP Profisiensi A A M A I BUKU PANDUAN SERTIFIKASI ASURANSI KERUGIAN 2014
LSPP AAMAI 59
kapal, asuransi tanggung gugat dan jenis-jenis asuransi terkait untuk kapal, pelabuhan dan terminal
3.2. Jaminan lainnya: Navigating Clauses – Area dari Persepsi Peningkatan Risiko yang diterbitkan oleh Joint War Committee; Klausul yang umumnya digunakan di pasar – Sewa Peralatan, Parts Ashore, Small General Average, Full Value; Kehilangan Sewa dan asuransi pemilik kapal lainnya terhadap kerugian financial; Charterers’ liability - jaminan disediakan oleh klausul di pasar; Jaminan tanggung jawab gugat lainnya terkait dengan maritim secara garis besar (misalnyaShiprepairers, Towage, Terminal Operators', Spesialist operations, Charterers, Maritime Employers, Marina Operator liabilities, dll); dan Mortgagees interest insurance diketahui
04 Menganalisa ruang lingkup asuransi protection and indemnity (P & I)
4.1. Pasar khusus untuk penutupan asuransi P&I termasuk perbedaan antara klub-klub grup Internasional dan penyedia jasa lain untuk asuransi P & I diidentifikasi.
4.2. Jaminan yang disediakan oleh klub-klub grup international diidentifikasi
4.3. Interaksi antara asuransi P & I dan Asuransi rangka kapal, Asuransi War dan Compulsory insurance certificates diketahui
05 Mengevaluasipertimbangan penting dalam underwriting asuransi marine
5.1. Persepsi risiko dan evaluasi dalamasuransi rangka kapal, charterers liability, dan asuransi P & I diketahui
5.2. Kebijakan pencegahan kerugian dan manajemen risiko –metode yang digunakan dan kepentingannya - dirumuskan
06 Merancang kebijakan investigasi klaim serta penanganan dan prosedur penyelesaian klaim
6.1. Peran berbagai pihak dalam investigasi penanganan dan penyelesaian klaim diidentifikasi.
6.2. Penggunaan laporan surveymarine dan dokumen pendukung klaim lainnya dipahami
6.3. Penerapan persyaratan Institute Time Clauses dan Institute War and Strikes Clauses dalam tipikal skenario klaim dilakukan
6.4. Penanganan klaim oleh P & I Clubs dipahami 6.5. Prosedur penyelesaian klaim tanggung gugat untuk
pelabuhan, terminal, shiprepairers, pembuat kapal dan charterers dirumuskan
ASURANSI PENERBANGAN DAN ANTARIKSA
01 Mengidentifikasi unsur-unsur utama dari risiko penerbangan
1.1. Fakta penting tentang bagaimana sebuah pesawat udara dapat terbang dipahami.
1.2. Jenis-jenis risiko penerbangan: kegagalan manusia, kegagalan mekanik, kegagalan komunikasi dan navigasi, pembajakan, terorisme dan risiko perang termasuk frekuensi diidentifikasi
1.3. Tindakan yang diambil untuk mencegah dan mengurangi kecelakaan - GPWS, EGPWS, ACAS, AOC, manual pengoperasian pesawat udara, klasifikasi pilot, manajemen sumber daya kru disusun.
1.4. Risiko perbaikan dalam navigasi udara global - Komunikasi, Navigasi dan Surveillance / Air Traffic Management diketahui
02 Mengevaluasi pertimbangan utama secara nasional
2.1. Tujuan, fitur utama dan interaksi antara berbagai konvensi internasional, protokol dan perjanjian diketahui.
LSP Profisiensi A A M A I BUKU PANDUAN SERTIFIKASI ASURANSI KERUGIAN 2014
LSPP AAMAI 60
dan internasional yang berdampak pada risiko penerbangan
2.2. Tujuan dan peran dari konvensi keselamatan internasional dan asosiasi diketahui
2.3. Masalah otoritas, level minimum asuransi dan sistem hukum di Inggris dan Uni Eropa diidentifikasi.
2.4. Masalah sistem hukum, litigasi, punitive and compensatory damages, ketentuan-ketentuan utama General Aviation Revitalization Act (GARA) dan fungsi uatama instansi pemerintah di Amerika Serikat diidentifikasi
03 Mengidentifikasi ruang lingkupjaminan kelas utama dan kelas terkait dalam asuransi penerbangan
3.1. Kelas-kelas utama asransi: Rangka pesawat dan tanggung gugat - AVN 1C - jaminan utama, pengecualian, kondisi, definisi; Aviation product liability - AVN 66 ; Airport liability; dan Klausul jaminan risiko perang dan klausul pengecualian diidentifikasi.
3.2. Kelas-kelas lain asuransi: Kecelakaan diri - jaminan, pengecualian; Loss of use atau consequential loss policy; loss of licence policy - jaminan, pengecualian; Cargo – liability cover dan all risks cover dipahami
04 Menganalisa praktek pasar asuransi penerbangan
4.1. Penggunaan dan aplikasi endorsemen dan klausul dipahami. 4.2. Tipikal jumlah risiko sendiri diketahui
4.3. Bank/leasing agreement dan persyaratan kontraktual dan bagaimana respon pasar asuransi dipahami
4.4. Sejarah perkembangan pasar asuransipenerbangan secara garis besar diketahui
4.5. Penyedia global asuransi penerbangan diidentifikasi 05 Melakukan kajian
pentingnya pertimbanganunderwriting asuransi penerbangan
5.1. Metode rating dipahami. 5.2. Faktor-faktor yang mengatur rate diidentifikasi 5.3. Praktikal underwriting diterapkan sesuai prosedur 5.4. Pertimbangan manajemen pelaporan diidentifikasi 5.5. Interaksi dengan captive perusahaan asuransi dirumuskan 5.6. Pertimbangan khusus reasuransi penerbangan diketahui 06 Menyusun kebijakan
investigasi klaim, penanganan dan prosedur penyelesaian klaim dalam asuransi penerbangan
6.1. Proses penyelesaian klaim rangka pesawat, termasuk investigasi, peran dan tanggung jawab surveyor, penerapan kondisi polis dilakukan sesuai prosedur.
6.2. Investigasi klaim tanggung gugat , informasi yang diperlukan, penuntutan klaim, klaim penumpang baik di Indonesia maupun yurisdiksi lainnya dilakukan sesuai prosedur
6.3. Metode investigasi dan penyelesaian klaim kargo, klaim pihak ketiga dan klaim product liability disusun
6.4. Peran dan tanggung jawabbadan investigasi pemerintah yang berwenang diketahui
07 Mengidentifikasi aspek-aspek penting dari asuransi antariksa
7.1. Teknologi satelit dan penggunaannya diketahui. 7.2. Jenis-jenis jaminan yang tersedia diidentifikasi 7.3. Faktor-faktor yang
mempengaruhi underwriting asuransiantariksa dan satelit, termasuk perundang-undangan yang relevan diidentifikasi
7.4. Prosedur dan penanganan klaim disusun
LSP Profisiensi A A M A I BUKU PANDUAN SERTIFIKASI ASURANSI KERUGIAN 2014
LSPP AAMAI 61
BATASAN VARIABLE 1. Unit ini berlaku dan harus dikuasai sepenuhnya oleh setiap penyandang gelar Ahli Asuransi
Kerugian yang bertanggung jawab atas pengelolaan praktik asuransi yang sehat dan kredibel pada setiap perusahaan asuransi kerugian.
2. Menerapkan pengetahuan tentang risiko rangka kapal dan risiko tanggung gugat terkait dan
asuransinya. 3. Mematuhi semua peraturan perundang-undangan tentang usaha perasuransian beserta semua
peraturan pemerintah dan peraturan menteri yang merupakan turunannya serta undang-undang dan peraturan lainnya yang terkait dengan usaha jasa dan pelayanan masyarakat.
4. Menerapkan prinsip kehati-hatian dan praktik standar yang berlaku dalam usaha perasuransian
serta etika usaha yang professional PANDUAN PENILAIAN 1. Metode Assesmen
Agar tercapai asessmen unit yang valid serta reliabel, bukti-bukti dikumpulkan menggunakan metode ujian tertulis untuk memastikan unjuk kerja yang konsisten.
2. Konteks Penilaian Unit ini dinilai berdasarkan hasil uji kompetensi melalui metode tertulis.Penilaian dititik beratkan pada penguasaan konsep dasar dan penerapan dalam praktek yang berlaku secara umum.
3. Penguasaan unit kompetensi ini harus ditunjang oleh penguasaan unit-unit kompetensi terkait pada tingkat Ajun Ahli Asuransi Kerugian meliputi bidang-bidang namun tidak terbatas pada: 3.1. Menerapkan pengelolaan praktik asuransi pada penyelenggaraan usaha asuransi 3.2. Menerapkan sistem hukum pada penyelenggaraan usaha asuransi 3.3. Melaksanakan pengelolaan dan pengendalian praktik underwriting pada perusahaan
asuransi kerugian 3.4. Melaksanakan pengelolaan risiko dan akseptasi lini usaha asuransi pengangkutan
4. Pengetahuan yang diperlukan:
4.1. Kemampuan menjelaskan berbagai konvensi internasional terkait dengan bidang asuransi ini.
4.2. Kemampuan menjelaskan berbagai peraturan perundang-undangan di bidang pelayaran dan penerbangan yang berlaku di Indonesia.
5. Ketrampilan yang diperlukan: Kemampuan melakukan analisa risiko asuransi rangka kapal dan asuransi penerbangan.
6. Aspek kritis Kemampuan mendemontrasikan pengelolaan dan pengawasan akseptasi asuransi rangka kapal dan asuransi penerbangan.
LSP Profisiensi A A M A I BUKU PANDUAN SERTIFIKASI ASURANSI KERUGIAN 2014
LSPP AAMAI 62
7. Referensi Study text P98 :Marine Hull And Associated Liabilities - The Chartered Insurance Institute CoursebookP91 : Aviation and space Insurance - The Chartered Insurance Institute. Bacaan Tambahan: 1. Undang-Undang Republik Indonesia No. 17 tahun 2008 tentang Pelayaran. 2. Jurnal AAMAI. 3. Buku/diktat yang diterbitkan oleh lembaga-lembaga pendidikan asuransi di Indonesiayang
berhubungan dengan asuransi rangka kapal dan dan tanggung gugat terkait. 4. Arnould’s law of marine insurance and average. J Gilman, Robert M Merkin et al.17thed.
London: Sweet & Maxwell, 2008. 5. Elemen of shipping. A E Branch, 8th ed. Abington, Oxfordshire: Routledge, 2007. 6. The law of marine insurance, H N Bennett, 2nd ed. Oxford: Oxford University Press, 2006 7. Marine insurance claims. J Kenneth Goodacre. 3rd ed. London: Witherby, 1996. 8. Marine insurance clauses, N Geoffrey Hudson, T Madge. 4th ed. London: Informa. 9. Professional, 2005. 10. Guidelines to charterparties, towage contracts and their insurances. A S Bashford,London:
Witherby, 1997. 11. Dictionary of insurance. C Bennett. London: Pearson Education, 2004. 12. Marine encyclopaedic dictionary. Eric Sullivan. 3rd ed. London: LLP, 1999. 13. P&I clubs: law and practice. S J Hazelwood. 4th ed. London: LLP, 2010. 14. Witherby’s encyclopaedic dictionary of marine insurance. R H Brown. London:Witherby, 2005. 15. Undang-Undang Republik Indonesia No. 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan. 16. Jurnal AAMAI. 17. Buku/diktat yang diterbitkan oleh lembaga-lembaga pendidikan asuransi di Indonesia yang
berhubungan dengan asuransi penerbangan dan antariksa. 18. Aviation insurance: the law and practice of aviation insurance , including hovercraft and
spacecraft insurance. Rod D Margo. 3rd ed. London: Butterworths, 2000. 19. Dictionary of insurance. C Bennett, London: Pearson Education, 2004. Walaupun ujian akan menguji materi sesuai silabus, peserta uji disarankan untuk membaca sumber-sumber pengetahuan tambahan dan 10% dari nilai ujian dialokasikan untuk pengetahuan dari sumber-sumber dan penggunaan contoh yang relevan.
LSP Profisiensi A A M A I BUKU PANDUAN SERTIFIKASI ASURANSI KERUGIAN 2014
LSPP AAMAI 63
KODE UNIT : K.651210.406.01
JUDUL UNIT : Melaksanakan pengelolaan proses penanganan tehnis dan administrasi klaim asuransi kerugian
DESKRIPSI UNIT : Unit ini berhubungan dengan kemampuan untuk mengelola sistem proses penanganan klaim dan adminsitrasi klaim dan kemampuan melaksanakan pelayanan nasabah
ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA 01 Mengevaluasi proses
penanganan klaim 1.1. Peraturan perundang-undangan diidentifikasi
1.2. Strategi manajemen klaim dipahami 1.3. Filosopi klaim dirumuskan 1.4. Struktur dan diasin organisasi dianalisa 1.5. Kebijakan interprestasi dirumuskan 02 Menerapkan prinsip
manajemen pelayanan klaim
2.1. Pengalaman pelanggan – harapan, kepuasan – dianalisa 2.2. Retensi pelanggan dianalisa 2.3. Penanganan pengaduan dilakukan 2.4. Ligitasi terhadap pemegang polis dan pelanggaran kontrak
dipahami 03 Mengorganisir
pelaksanaan manajemen klaim
3.1. Rancangan dan pelaksanaan prosedur penanganan klaim untuk pihak prtama dan ketiga disusun
3.2. Aturan prosedur civil diidentifikasi 3.3. Protokol pre-action diidentifikasi 3.4. Proses review dan manajemen mutu dirumuskan 3.5. Keputusan terhadap prosedur klaim dilaksanakan 3.6. Langkah penanganan klaim dilakukan sesuai prosedur 04 Merancang manajemen
teknis klaim 4.1. Filosofi pencadangan klaim dipahami
4.2. Interaksi Antara klaim, aktuaris dan underwriting diidentifikasi
4.3. Penggunaan Teknologi Infrmasi diidentifikasi 4.4. Manfaat manajemn informasi diidentifikasi 4.5. Penipuan klaim dianalisa 4.6. Aspek reasuransi dipahami dengan baik 4.7. Subrogasi dan penagihan hak dilakukan sesuai prosedur 05 Merancang strategi biaya
kegiatan manajemen 5.1. Strategi pengendalian biaya dirumuskan
5.2. Perhitungan cadangan dilakukan sesuai ktentuan 5.3. Kebocoran klaim diidentifikasi 5.4. Biaya fungsi klaim – biaya internal, pembagian overhead, dll
dikendalikan BATASAN VARIABLE 1. Unit ini berlaku dan harus dikuasai sepenuhnya oleh setiap penyandang gelar Ahli Asuransi
Kerugian yang bertanggung jawab atas pengelolaan praktik asuransi yang sehat dan kredibel pada setiap perusahaan asuransi kerugian.
2. Mampu menerapkan pentingnya pelaksanaan aspek pelayanan dalam rangka customer-oriented
sebagai upaya memuaskan stakeholders.
LSP Profisiensi A A M A I BUKU PANDUAN SERTIFIKASI ASURANSI KERUGIAN 2014
LSPP AAMAI 64
3. Mematuhi semua peraturan perundang-undangan tentang usaha perasuransian beserta semua peraturan pemerintah dan peraturan menteri yang merupakan turunannya serta undang-undang dan peraturan lainnya yang terkait dengan usaha jasa dan pelayanan masyarakat.
4. Menerapkan prinsip kehati-hatian dan praktik standar yang berlaku dalam usaha perasuransian
serta etika usaha yang professional
PANDUAN PENILAIAN 1. Metode Assesmen
Agar tercapai asessmen unit yang valid serta reliabel, bukti-bukti dikumpulkan menggunakan metode ujian tertulis untuk memastikan unjuk kerja yang konsisten.
2. Konteks Penilaian Unit ini dinilai berdasarkan hasil uji kompetensi melalui metode tertulis.Penilaian dititik beratkan pada penguasaan konsep dasar dan penerapan dalam praktek yang berlaku secara umum.
3. Penguasaan unit kompetensi ini harus ditunjang oleh penguasaan unit-unit kompetensi terkait pada tingkat Ajun Ahli Asuransi Kerugian meliputi bidang-bidang namun tidak terbatas pada: 3.1. Menerapkan pengelolaan praktik asuransi pada penyelenggaraan usaha asuransi 3.2. Menerapkan sistem hukum pada penyelenggaraan usaha asuransi 3.3. Menerapkan pengelolaan dan pengendalian praktik klaim dalam bisnis asuransi kerugian
4. Pengetahuan yang diperlukan
Kemampuan menganalisis trend pergerakan klaim secara periodic untuk mengidentifikasi factor-faktor dominan yang mempengaruhi
5. Ketrampilan yang diperlukan
5.1. Kemampuan merumuskan kebijakan umum perusahaan tentang pengelolaan klaim sesuai dengan nilai-nilai serta visi-misi perusahaan yang dikelolanya.
5.2. Kemampuan merumuskan dan merancang system pengelolaan klaim yang efektif, efisien dan adil bagi nasabah dan perusahaan.
5.3. Kemampuan merumuskan dan menjaga standar tingkat pelayanan kepada pelanggan
6. Aspek kritis Kemampuan mendemontrasikan pengelolaan dan pengawasan manajemen klaim perusahaan asuransi kerugian
7. Referensi
1. Course Book 820 : Advanced Claims – The Chartered Insurance Institute 2. Ketentuan umum mengenai klaim dalam Polis-polis terbitan AAUI
Bacaan Tambahan : 1. Course Book P85 : Claims Practice – The Chartered Insurance Institute 2. Undang-Undang No. 2 tahun 1992 dan Peraturan-peraturan Pelaksanaannya 3. KUHD / KUHPer 4. Buku/diktat yang diterbitkan oleh lembaga pendidikan asuransi di Indonesia yang
berhubungan dengan Klaim Asuransi
LSP Profisiensi A A M A I BUKU PANDUAN SERTIFIKASI ASURANSI KERUGIAN 2014
LSPP AAMAI 65
Catatan: Walaupun ujian akan menguji materi sesuai silabus, peserta uji disarankan untuk membaca sumber-sumber pengetahuan tambahan dan 10% dari nilai ujian dialokasikan untuk pengetahuan dari sumber-sumber dan penggunaan contoh yang relevan.
LSP Profisiensi A A M A I BUKU PANDUAN SERTIFIKASI ASURANSI KERUGIAN 2014
LSPP AAMAI 66
KODE UNIT
: K.651210.407.01
JUDUL UNIT
: Melakukan analisa perkembangan ekonomi dan bisnis global untuk meangantisipasi dampaknya terhadap usaha perusahaan.
DESKRIPSI UNIT
: Unit ini berhubungan dengan kemampuan dalam menganalisa perkembangan ekonomi global dan menjelaskan pengaruhnya terhadap perkembangan dan daya saing perusahaan dalam berbagai perspektif perkembangan ekonomi.
ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
01 Menilai keadaan sistem ekonomi dan perkembangan ekonomi global
1.1. Sistem ekonomi utama dan ciri-cirinya: perencanaan, pasar bebas, bauran ekonomi diidentifikasi
1.2. Keadaan, harapan dan masalah ekonomi global khusus pada aspek pertumbuhan ekonomi diidentifikasi
1.3. Permasalahan ekonomi global saat ini khusus pada perusahaan sosial, lingkungan, pemerintahan, pengaruh ekonomi mikro dan makro diidentifikasi
02 Menilai peran asuransi dalam ekonomi
2.1. Kontribusi yang diberikan oleh industri asuransi danalisa 2.2. Pengaruh sumber daya yang tersedia didalam ekonomi dunia /
internasional dinalisa 2.3. Keadaan pasar investasi yang digunakan oleh industri asuransi
diidentifikasi diketahui 03 Menerapkan konsep
permintaan dan penawaran
3.1. Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran diidentifikasi.
3.2. Keseimbangan harga dan keseimbangan pasar dianalisa. 3.3. Penyebab dan pengaruh dari perubahan dalam kurva
permintaan dan penawaran termasuk peran dari kebijakan pemerintah dan perundang-undangan dianalisa
3.4. Elastisitas dari permintaan dan penawaran dipahami 3.5. Teori permintaan dan penawaran dan konsep yang
menggunakan format diagram diterapkan 3.6. Pengetahuan dan pemahaman tentang konsep permintaan dan
penawaran dalam asuransi termasuk siklus pasar asuransi diterapkan
04 Menerapkan ciri ciri khusus lingkup persaingan
4.1. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat persaingan diidentifikasi.
4.2. Perbedaan bentuk struktur pasar serta kelebihan dan kelemahan masing masing diidentifikasi
4.3. Pengaruh dari strategi marketing dianalisa 4.4. Konsep dari perilaku ekonomi yang rasional dan tantangannya
diketahui 4.5. Penghalang yang menghambat perusahaan baru masuk kepasar
diidentifikasi 05 Mengevaluasi keadaan
dan dampak inflasi dan deflasi
5.1. Definisi dan penyebab inflasi dan deflasi dipahami. 5.2. Pengertian utama dari pengendalian inflasi dengan referensi
khusus di UK diketahui 5.3. Kecenderungan terkini dalam inflasi baik di UK maupun
ekonomi secara global diketahui 5.4. Biaya dan akibat dari inflasi dan deflasi dalam bisnis dan
individu secara umum dan pada industri asuransi dan individu pemegang polis secara khusus diketahui
LSP Profisiensi A A M A I BUKU PANDUAN SERTIFIKASI ASURANSI KERUGIAN 2014
LSPP AAMAI 67
06 Mengevaluasi dampak perdagangan bebas, keseimbangan pembayaran, pertukaran mata uang dan siklus ekonomi
6.1. Perimbangan perdagangan diidentifikasi.
6.2. Nilai tukar mata uang dianalisa
07 Mengevaluasi dampak dari etika, tata kelola perusahaan dan manajemen risiko dalam industri asuransi
7.1. Etika dan tanggung jawab sosial dipahami. 7.2. Tata kelola perusahaan dilaksanakan 7.3. Masa krisis dan manajemen risiko diidentifikasi
BATASAN VARIABLE 1. Unit ini berlaku dan harus dikuasai sepenuhnya oleh setiap penyandang gelar Ahli Asuransi
Kerugian yang bertanggung jawab atas pengelolaan praktik asuransi yang sehat dan kredibel pada setiap perusahaan asuransi kerugian.
2. Menerapkan pengertian tentang :
a. sistem ekonomi dan perkembangan saat ini dalam ekonomi global b. peran asuransi dalam ekonomi c. konsep permintaan dan penawaran d. ciri ciri khusus dari lingkup persaingan e. aspek dari kebijakan moneter, fiskal dan perpajakan f. keadaan dan dampak dari inflasi dan deflasi g. keadaan dan dampak dari pekerjaan h. keadaan dan dampak dari perdagangan bebas, keseimbangan pembayaran, pertukaran mata
uang dan siklus bisnis ekonomi i. dampak dari etika, tata kelola perusahaan, dan manajemen risiko dalam industri asuransi j. situasi bisnis non asuransi tentang ciri-ciri dari laporan keuangan.
3. Mematuhi semua peraturan perundang-undangan tentang usaha perasuransian beserta semua
peraturan pemerintah dan peraturan menteri yang merupakan turunannya serta undang-undang dan peraturan lainnya yang terkait dengan usaha jasa dan pelayanan masyarakat.
4. Menerapkan prinsip kehati-hatian dan praktik standar yang berlaku dalam usaha perasuransian
serta etika usaha yang professional PANDUAN PENILAIAN 1. Metode Assesmen
Agar tercapai asessmen unit yang valid serta reliabel, bukti-bukti dikumpulkan menggunakan metode ujian tertulis untuk memastikan unjuk kerja yang konsisten.
2. Konteks Penilaian Unit ini dinilai berdasarkan hasil uji kompetensi melalui metode tertulis.Penilaian dititik beratkan pada penguasaan konsep dasar dan penerapan dalam praktek yang berlaku secara umum.
LSP Profisiensi A A M A I BUKU PANDUAN SERTIFIKASI ASURANSI KERUGIAN 2014
LSPP AAMAI 68
3. Penguasaan unit kompetensi ini harus ditunjang oleh penguasaan unit-unit kompetensi terkait
pada tingkat Ajun Ahli Asuransi Kerugian meliputi bidang-bidang namun tidak terbatas pada: 3.1. Menerapkan pengelolaan praktik asuransi pada penyelenggaraan usaha asuransi 3.2. Menerapkan sistem hukum pada penyelenggaraan usaha asuransi 3.3. Menerapkan konsep tata kelola pada penyelenggaraan usaha asuransi
4. Pengetahuan yang diperlukan:
Kemampuan merumuskan strategi usaha perusahaan sesuai dengan nilai-nilai serta visi-misi perusahaan yang dikelolanya.
5. Ketrampilan yang diperlukan: 5.1. Kemampuan menjelaskan kondisi persaingan usaha disekitar wilayah usahanya. 5.2. Kemampuan menganalisis perkembangan ekonomi makro, mikro, pasar uang dan efek.
6. Aspek kritis
Kemampuan mendemontrasikan pengendalian persaingan usaha dan analisa perkembangan ekonom
7. Referensi
Study text 530 :Economics And Business – The Chartered Insurance Institute Bacaan tambahan : Undang-undang perasuransian dan peraturan yang terkait dengan Ekonomi dan Bisnis Catatan: Walaupun ujian akan menguji materi sesuai silabus, peserta uji disarankan untuk membaca sumber-sumber pengetahuan tambahan dan 10% dari nilai ujian dialokasikan untuk pengetahuan dari sumber-sumber dan penggunaan contoh yang relevan.
LSP Profisiensi A A M A I BUKU PANDUAN SERTIFIKASI ASURANSI KERUGIAN 2014
LSPP AAMAI 69
KODE UNIT : K.651210,408.01
JUDUL UNIT : Melaksanakan fungsi marketing produk dan jasa asuransi
DESKRIPSI UNIT : Unit ini berhubungan dengan kemampuan untuk mengaplikasikan fungsi marketing dalam bisnis asuransi serta mengimplementasikannya pada suatu strategi pemasaran yang efektif
ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA 01 Mengevaluasi peran
dan operasinalisasi pemasaran dalam industri asuransi
1.1. Peran nasabah dalam pemasaran diidentifikasi 1.2. Pemasaran dan fungsi usaha lainnya yang berhubungan dengan
industri asuransi diidentifikasi 1.3. Stategi pemasaran untuk produk dan jasa asuransi dirancang
sesuai format standar 1.4. Dampak dari faktor eksternal dan internal terhadap strategi
pemasaran dianalisa 02 Menguraikan teori dan
konsep pemasaran dan aplikasinya dalam industri asuransi
2.1. Nasabah asuransi dan pola pembeliannya dipahami 2.2. Pengadaan dan permintaan dalam industri asuransi diidentifikasi 2.3. Marketing mix dianalisa 2.4. Segmentasi dari nasabah dan prospek nasabah diidentifikasi 2.5. Aspek persaingan dianalisa 2.6. Portfolio management dikelola 2.7. Siklus pergerakan produk dan jasa asuransi dianalisa 03 Mengevaluasi
informasi yang relevan untuk mengembangkan strategi pemasaran produk dan jasa asuransi
3.1. Segmentasi calon nasabah asuransi diidentifikasi 3.2. Kompetitor diidentifikasi 3.3. Peluang portofolio dianalisa 3.4. Posisi market dinalisa 3.5. Nilai dan rantai suplly diidentifikasi dan dianalisa 3.6. Harga dianalisa 3.7. Regulasi diidentifikasi 04 Merancang strategi
pemasaran 4.1. Komunikasi pemasaran produk dan jasa asuransi diidentifikasi
4.2. Jaringan distribusi produk dan jasa keuangan diidentifikasi 4.3. Risk assessment dilakukan sesuai prosedur 4.4. Jasa pengantar diidentifikasi 4.5. Pengalaman nasabah termasuk klaim dianalisa 4.6. Cara mengelola hubungan nasabah dirumuskan BATASAN VARIABLE 1. Unit ini berlaku dan harus dikuasai sepenuhnya oleh setiap penyandang gelar Ahli Asuransi
Kerugian yang bertanggung jawab atas pengelolaan praktik asuransi yang sehat dan kredibel pada setiap perusahaan asuransi kerugian.
2. Menerapkan pengetahuan tentang fungsi marketing dan aplikasinya dalam bisnis asuransi. 3. Mematuhi semua peraturan perundang-undangan tentang usaha perasuransian beserta semua
peraturan pemerintah dan peraturan menteri yang merupakan turunannya serta undang-undang dan peraturan lainnya yang terkait dengan usaha jasa dan pelayanan masyarakat.
LSP Profisiensi A A M A I BUKU PANDUAN SERTIFIKASI ASURANSI KERUGIAN 2014
LSPP AAMAI 70
4. Menerapkan prinsip kehati-hatian dan praktik standar yang berlaku dalam usaha perasuransian serta etika usaha yang professional
PANDUAN PENILAIAN 1. Metode Assesmen
Agar tercapai asessmen unit yang valid serta reliabel, bukti-bukti dikumpulkan menggunakan metode ujian tertulis untuk memastikan unjuk kerja yang konsisten.
2. Konteks Penilaian Unit ini dinilai berdasarkan hasil uji kompetensi melalui metode tertulis. Penilaian dititik beratkan pada penguasaan konsep dasar dan penerapan dalam praktek yang berlaku secara umum.
3. Penguasaan unit kompetensi ini harus ditunjang oleh penguasaan unit-unit kompetensi terkait pada tingkat Ajun Ahli Asuransi Kerugian meliputi bidang-bidang namun tidak terbatas pada: 3.1. Menerapkan pengelolaan praktik asuransi pada penyelenggaraan usaha asuransi 3.2. Menerapkan sistem hukum pada penyelenggaraan usaha asuransi 3.3. Menerapkan konsep tata kelola pada penyelenggaraan usaha asuransi
4. Pengetahuan yang diperlukan
4.1. Kemampuan merumuskan strategi usaha perusahaan sesuai dengan nilai-nilai serta visi-misi perusahaan yang dikelolanya
4.2. Kemampuan menjelaskan kondisi persaingan usaha disekitar wilayah usahanya 5. Keterampilan yang diperlukan
5.1. Kemampuan melakukan analisa SWAT dari perusahaan sebagai dasar pokok pembuatan master plan pengembangan usaha perusahaan
5.2. Kemampuan melakukan analisa kekuatan pesaing dan peluang untuk masuk atau merebut pasar yang ditargetkan
6. Aspek kritis
Kemampuan mendemontrasikan perencanaan strategi marketing perusahaan asuransi kerugian. 7. Referensi
1. Study text 945 : Marketing insurance product and services – The Chartered Insurance Institute
2. UU No 2/1992 beserta PP, KMK, PMK, dan UU 21 /2011 tentang Otorisasi Jasa Keuangan (OJK)
Bacaan Tambahan 1. Jurnal AAMAI 2. Buku/diktat yang diterbitkan oleh lembaga-lembaga pendidikan asuransi di Indonesia
Catatan Meskipun ujian akan menguji materi sesuai silabus, Kandidat disarankan untuk membaca sumber-sumber pengetahuan tambahan dan 10% dari nilai ujian dialokasikan untuk pengetahuan dari sumber-sumber lain dan penggunaan contoh yang relevan
LSP Profisiensi A A M A I BUKU PANDUAN SERTIFIKASI ASURANSI KERUGIAN 2014
LSPP AAMAI 71
LAMPIRAN
LSP Profisiensi A A M A I BUKU PANDUAN SERTIFIKASI ASURANSI KERUGIAN 2014
LSPP AAMAI 72
TATA TERTIB UJIAN LSPP AAMAI No. Dokumen : DOK-009/PRO1/LSP-AAMAI/X/2012
1. Peserta uji yang diperkenankan mengikuti ujian hanya Peserta uji yang terdaftar untuk materi uji yang
sedang diujikan.
2. Peserta uji yang terlambat hadir di ruang ujian lebih dari 30 menit setelah ujian dimulai, tidak diperkenankan mengikuti ujian untuk materi uji yang sedang diujikan.
3. Peserta uji harus menempati tempat duduk yang telah ditentukan oleh Evaluator /Pengawas Ujian, sesuai dengan nomor meja yang telah diberikan sebelum Peserta uji memasuki ruang ujian.
4. Peserta uji harus membawa Kartu Peserta uji atau Identitas Diri serta Bukti Pendaftaran Ujian, dan meletakkannya di atas meja, setiap kali mengikuti ujian.
5. Semua buku, ringkasan, diktat catatan-catatan dan tas atau back-pack dan sejenisnya harus diletakkan di tempat yang telah oleh Evaluator/Pengawas Ujian, kecuali alat-alat tulis yang diperlukan untuk mengerjakan ujian. Bagi Peserta uji yang membawa handphone atau alat komunikasi lainnya harus menyimpannya dalam tas atau sejenisnya, atau jika tidak membawa tas / sejenisnya, maka handphone tersebut harus diletakkan di atas meja dalam keadaan dimatikan ( switched off ) dan dapat dilihat oleh Evaluator/Pengawas Ujian.
6. Peserta uji dilarang membawa senjata dalam bentuk apapun ke dalam ruang ujian dan harus menjaga ketertiban selama ujian berlangsung dengan tidak melakukan tindakan atau aktifitas apapun yang dapat mengganggu ketenangan Peserta ujian lainnya.
7. Peserta uji tidak diperkenankan menulis nama dan atau komentar-komentar apapun pada lembar atau buku jawaban.
8. Selama ujian berlangsung, Peserta uji dilarang untuk : a) berkomunikasi dengan sesama Peserta uji. b) saling meminjamkan alat tulis maupun alat-alat lain yang diperlukan dalam ujian. c) berkomunikasi dengan fihak luar dalam bentuk apapun termasuk menggunakan handphone. d) mempergunakan catatan-catatan materi ujian dalam bentuk apapun, termasuk blackberry. e) menyalin jawaban ujian dari atau memberikan jawaban ujian kepada Peserta uji lainnya. f) melakukan perbuatan curang lainnya yang seharusnya tidak dilakukan oleh calon Profesional.
9. Peserta uji tidak diizinkan meninggalkan ruang ujian sebelum lewat satu jam setelah ujian dimulai. Peserta uji yang perlu keluar dari ruang ujian setelah satu jam ujian berlangsung untuk ke restroom, dapat meminta izin kepada Evaluator/Pengawas Ujian, dan hanya dapat diberikan satu kali selama sessi ujian dengan batasan maksimum 5 menit.
10. Peserta uji tidak diperkenankan untuk makan, minum, atau merokok di ruang ujian dan sekitarnya.
11. Semua jenis pelanggaran atas tata tertib ujian, akan dicatat oleh Evaluator/Pengawas Ujian dan bagi Peserta uji yang melanggar tata tertib ujian akan dikenakan sanksi pelanggaran, berupa :
a) Tidak diberikan nilai terhadap kertas jawabannya. b) Dikeluarkan dari ruang ujian dan tidak diperkenankan mengikuti ujian untuk materi uji yang
bersangkutan. c) Tidak diperkenankan mengikuti ujian untuk waktu yang tidak terbatas.
Sanksi atas pelanggaran tersebut, dapat diberitahukan secara langsung oleh Evaluator/Pengawas Ujian kepada Peserta uji yang bersangkutan, atau hanya dicatat dalam Lembar Berita Acara Ujian yang ditanda-tangani oleh Evaluator/Pengawas Ujian yang bertugas, kemudian diberitahukan secara tertulis oleh masing-masing Ketua Evaluator setelah melalui prosedur yang berlaku.
LSP Profisiensi A A M A I BUKU PANDUAN SERTIFIKASI ASURANSI KERUGIAN 2014
LSPP AAMAI 73
SANKSI ATAS PELANGGARAN TATA TERTIB CATATAN PENTING:
1. Pengawas berhak menetapkan sanksi yang dianggapnya wajar terhadap setiap pelanggaran Tata Tertib Ujian yang dilakukan oleh Peserta uji.
2. Sanksi Butir 11.c. Tata Tertib diputuskan dalam Rapat Komisi Penguji dengan mempertimbangkan: a. Catatan atau rekomendasi Pengawas yang tercantum dalam Berita Acara Ujian terakhir. b. Catatan pengalaman pelanggaran yang pernah dilakukan Peserta uji terkait pada ujian-ujian sebelumnya.
3. Pemberlakuan sanksi yang ditetapkan oleh Evaluator akan diberitahukan secara tertulis kepada Peserta uji yang melakukan pelanggaran.
No. Jenis Pelanggaran Sanksi 1. Pelanggaran atas butir 5 -
Menyimpan buku/catatan /hp, dll. di atas/disekitar meja.
Peringatan pertama secara lisan untuk mematuhi Tata Tertib Peringatan kedua sanksi dicatat dalam Berita Acara Ujian disertai
rekomendari kepada Evaluator untuk tidak dinilai kertas ujiannya (sanksi Butir 11.a Tata Tertib)
2. Pelanggaran atas butir 6 -Membawa senjata/membuat kegaduhan
Membawa senjata: peringatan lisan serta diminta untuk memindahkan senjata tersebut ke luar ruang ujian.
Berbuat kegaduhan: Pelanggaran pertama berupa peringatan lisan; Pelanggaran kedua di catat dalam Berita Acara Ujian; Pelanggaran ketiga dapat kenakan sanksi Butir 11.b Tata Tertib.
3. Pelanggaran atas butir 7 –Menyontek dan sejenisnya
Pelanggaran pertama berupa peringatan lisan; Pelanggaran kedua dicatat dalam Brita Acara Ujian; Pelanggaran ke tiga sanksi Butir 11.a atau 11.b Tata Tertib sesuai
dengan rekomendasi Pengawas. 4. Pelanggaran atas butir 8 -
Menulis nama atau komentar dalam kerta ujian
Tindakan oleh Evaluator berupa pemotongan nilai sebesar 10-25%.
Tidak dinilai kertas ujiannya (Diskualifikasi) 5. Pelanggaran atas butir 9 -Izin
keluar ruangan lebih dari 1 kali atau 5 menit/kali.
Pelanggaran pertama berupa peringatan lisan. Pelanggaran kedua berupa pencatatan dalam BA Ujian. Pelanggaran ketiga sanksi Butir 11.b Tata Tertib
6. Pelanggaran atas butir 10 -Makan, minum atau merokok di ruang ujian.
Pelanggaran pertama berupa peringatan lisan Pelanggaran kedua dicatat dalam BA Ujian
LSP Profisiensi A A M A I BUKU PANDUAN SERTIFIKASI ASURANSI KERUGIAN 2014
LSPP AAMAI 74
PELAKSANAAN UJIAN
1. Pengawasan Ujian 1.1. Ujian diawasi oleh Anggota Evaluator yang ditunjuk oleh Pelaksana LSPP AAMAI. 1.2. Evaluator ujian dilengkapi dengan tanda pengenal dan peserta harus mengikuti semua
ketentuan yang diberikan oleh pengawas ujian. 2. Evaluator Pelaksanaan Ujian (EPU), Pengawas Ujian (PU), dan Penanggung Jawab Sistem
(PJS). 2.1. EPU ditunjuk oleh Ketua Evaluator. 2.2. EPU dibantu oleh PU dan PJS yang ditunjuk oleh Evaluator. 2.3. EPU, PU dan PJS harus mengenakan tanda pengenal selama bertugas dan menanda-tangani
daftar hadir yang disediakan oleh Sekretariat LSPP AAMAI. 2.4. Penugasan EPU, PU dan PJS tidak boleh diwakilkan kepada orang lain tanpa adanya
persetujuan tertulis dari Ketua Evaluator (baik Jiwa maupun Kerugian). 2.5. Dalam hal EPU berhalangan karena alasan mendesak, yang bersangkutan harus
memberitahukan hal tersebut kepada Ketua Evaluator sekurang-kurangnya satu hari sebelum pelaksanaan ujian.
3. Tugas dan Tanggung-Jawab EPU :
3.1. Sebelum ujian dimulai :
Hadir ditempat ujian paling lambat 30 menit sebelum ujian dimulai dan Bertugas sampai dengan ujian selesai.
Memeriksa ruang ujian. Memberi pengarahan kepada PU tentang tugas yang akan dilakukan. Meminta PU untuk membagikan Kartu Tanda Hadir Ujian (KTHU) kepada setiap Peserta
Ujian. Membacakan Tata Tertib Ujian 10 menit sebelum ujian dimulai. Menyatakan dengan resmi waktu dimulaimya ujian dan mempersilahkan Peserta Ujian
untuk memulai mengerjakan Materi Uji Profisiensi sesuai waktu yang ditetapkan.
3.2. Selama ujian berlangsung :
Memberikan penjelasan atas pertanyaan dari Peserta Ujian (jika ada) yang tidak berkaitan dengan materi ujian.
Menyampaikan pemberitahuan atau pengumuman kepada Peserta Ujian (jika ada). Melarang orang-orang yang tidak berkepentingan untuk memasuki ruang ujian selama
ujian berlangsung. Memberi peringatan kepada Peserta Ujian yang melanggar Tata Tertib Ujian. Meminta PU untuk memeriksa KTHU dan mencocokan dengan identitas peserta ujian.
Jika terdapat peserta ujian yang tidak membawa Kartu Peserta Uji / Kartu Peserta, diminta menunjukan bukti identitas diri lainnya (SIM, KTP, Kartu Mahasiswa, Passport).
Meminta PU untuk mengumpulkan KTHU dan mencocokkan jumlahnya dengan jumlah lembar jawaban setelah ujian selesai.
3.3. Setelah Ujian Selesai
Mengisi dan menanda-tangani Berita Acara Pelaksanaan Ujian bersama-sama PU.
LSP Profisiensi A A M A I BUKU PANDUAN SERTIFIKASI ASURANSI KERUGIAN 2014
LSPP AAMAI 75
Menyerahkan lembar jawaban dalam amplop tertutup beserta dokumen lainnya (KTHU, Daftar Hadir Ujian dan Berita Acara) kepada Sekretariat LSPP AAMAI. khusus EPU yang bertugas di luar Jakarta dapat mengirimkanya melalui jasa kurir yang aman dan cepat.
3.4. Selama Ujian Berlangsung
Mencocokkan Kartu Tanda Peserta Ujian atau Kartu Identitas lainnya dengan Peserta Ujian (validitas Peserta).
Mengumpulkan Kartu Tanda Hadir Ujian (KTHU) dari setiap peserta dengan terlebih dahulu memeriksa apakah sudah diisi secara lengkap dan benar.
Melakukan pengawasan dalam ruang ujian selama ujian berlangsung dengan cara yang tidak mengganggu peserta ujian.
Mengumpulkan kembali KTHU yang telah dibagikan tetapi tidak terpakai dan menyerahkannya kepada EPU.
Melaporkan kepada EPU apabila ada Peserta Ujian melakukan tindakan yang melanggar Tata Tertib Ujian.
Memperhatikan Peserta Ujian yang keluar ruang ujian dengan alasan keperluan mendesak agar tidak melakukan tindakan yang melanggar.
3.5. Setelah ujian selesai
Mengumpulkan / menerima lembar / buku jawaban yang sudah selesai dikerjakan dari peserta ujian, dengan memeriksa apakah sudah diisi secara lengkap, dan langsung menyerahkannya kepada EPU.
Mengembalikan tanda pengenal (Name Tag) kepada EPU. Membantu hal-hal lain yang berkaitan dengan penyelenggaraan ujian apabila diminta
oleh EPU. Menandatangi Berita Acara Pelaksanaan Ujian sebagai saksi.
3.6. Tugas Operator
Mempersilahkan Peserta Uji untuk memasuki ruang ujian. Mengawasi Peserta Uji terkait dengan penegakkan peraturan dan tata tertib ujian. Memberikan bantuan teknis kepada Peserta Uji yang mengalami kesulitan dalam
pengoperasian aplikasi. Dilarang membantu memberi jawaban kepada Peserta Uji. Menghidupkan dan mematikan terminal pada saat pelaksanaan ujian. Operator dapat memindahkan tempat duduk Peserta Uji jika terminal mengalami
kerusakan. Melaporkan kerusakan atau permasalahan teknis selama ujian. Menyerahkan lembar jawaban untuk di tanda tangani Peserta Uji. Mengumpulkan lembar jawaban yang sudah di tanda tangani Peserta Uji.
3.7. Tugas Administrator Web
Memonitor server dan website LSPP AAMAI. Up date informasi website LSPP AAMAI terkait dengan ujian elektronik. Up load jadwal pelaksanaan ujian. Up load daftar kelulusan ujian yang sudah ditetapkan LSPP AAMAI. Memonitor perkembangan Peserta Uji ujian yang sudah disetujui LSPP AAMAI. Memberi bantuan untuk pengunjung website terkait dengan ujian sertifikasi.
LSP Profisiensi A A M A I BUKU PANDUAN SERTIFIKASI ASURANSI KERUGIAN 2014
LSPP AAMAI 76
4. Tugas dan Tanggung Jawab Sekretariat LSPP AAMAI
4.1. Menyiapkan anggaran biaya yang diperlukan untuk setiap pusat ujian. 4.2. Menyiapkan daftar nama (print out) Peserta Ujian untuk pengecekan Peserta Uji yang ikut
ujian. 4.3. Menerima hasil ujian dari EPU dengan memberikan tanda terima.
5. Hasil Ujian
5.1. Hasil ujian akan disampaikan oleh Evaluator kepada Pelaksana LSPP AAMAI secara tertulis selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari setelah pelaksanaan ujian.
5.2. Pengumuman bagi peserta ujian yang disponsori oleh perusahaan akan disampaikan kepada masing-masing perusahaan.
5.3. Pengumuman untuk peserta ujian atas nama pribadi, akan disampaikan secara tertulis kepada peserta yang bersangkutan.
5.4. Hasil ujian juga dapat dilihat di website AAMAI (lspp.aamai.or.id)
LSP Profisiensi A A M A I BUKU PANDUAN SERTIFIKASI ASURANSI KERUGIAN 2014
LSPP AAMAI 77
(FR.003/PRO1)
Lembaga Sertifikasi Profesi Profisiensi ASOSIASI AHLI MANAJEMEN ASURANSI INDONESIA
(LSPP AAMAI)
Formulir Pendaftaran Ujian Ajun Ahli Asuransi Kerugian
NAMA : ______________________________________________________________________ TEMPAT/TGL. LAHIR : ______________________________________________________________________ PERUSAHAAN : ______________________________________________________________________ ALAMAT : ______________________________________________________________________
: ______________________________________________________________________ TLP, HP, E-MAIL : ____________________, _____________________, __________________________ PESERTA : BARU LAMA
NOMOR PESERTA UJI : _________________________ (peserta baru diisi oleh LSPP AAMAI)
Unit Kompetensi yang di ikuti (Beri tanda X di kotak sebelah kiri materi uji pilihan)
KODE UNIT JUDUL UNIT K.651210.101.01 Menerapkan pengelolaan praktik asuransi pada penyelenggaraan usaha asuransi K.651210.102.01 Menerapkan sistem hukum pada penyelenggaraan usaha asuransi K.651210.103.01 Menerapkan konsep tata kelola pada penyelenggaraan usaha asuransi K.651210.104.01 Melaksanakan pengelolaan risiko dan akseptasi lini usaha asuransi kendaraan bermotor dan
tanggunggugat K.651210.105.01 Melaksanakan pengelolaan risiko serta akseptasi lini usaha asuransi harta benda, kepentingan
keuangan dan pribadi K.651210.106.01 Melaksanakan pengelolaan risiko dan akseptasi lini usaha asuransi pengangkutan K.651210.107.01 Melaksanakan pengelolaan dan pengendalian praktik underwriting pada perusahaan asuransi kerugian K.651210.108.01 Menerapkan pengelolaan dan pengendalian praktik klaim dalam bisnis asuransi kerugian.
Ujian diselenggarakan di Jakarta, tetapi apabila Peserta Uji menghendaki penyelenggaraan ujian diselenggarakan di kota terdekat dari Peserta Uji, silahkan pilih salah satu kota terdekat (Beri tanda X di kotak sebelah kiri kota pilihan)
BDG BANDUNG SMG SEMARANG YGY YOGYAKARTA SBY SURABAYA DPS DENPASAR BLPG B. LAMPUNG PLB PALEMBANG PKB PEKANBARU MDN MEDAN BLP BALIKPAPAN PTK PONTIANAK MDO MANADO MKS MAKASSAR PDG PADANG BJM BANJARMASIN
Syarat Pendaftaran Ujian : 1. Pendidikan minimal lulusan SMU/SMK/Sederajat dengan pengalaman kerja minimal 2 (dua) tahun, diutamakan lulusan jenjang
pendidikan DIII/S1 (Peserta Baru) 2. Telah dinyatakan kompeten yang dibuktikan dengan sertifikat Certified in General Insurance dari Asosiasi Ahli Manajemen
Asuransi Indonesia (Peserta Baru) 3. Direkomendasikan oleh perusahaan (Peserta Baru) 4. Mengisi Formulir Pendaftaran dengan dilampiri:
Dokumen butir 1, 2 dan 3 Surat Persetujuan Peserta Uji Profisiensi Bukti pembayaran dari BANK, dan Pas foto ukuran 2X3 cm dan 4X6 cm, masing-masing 2 lembar (peserta baru); dikirimkan langsung ke Sekretariat LSPP
AAMAI, Rukan Sentra Pemuda Kav. 8, Jl. Pemuda No. 61, JAKARTA TIMUR 13220. 5. Biaya ujian Rp. 350.000,- per unit kompetensi, dibayar melalui transfer ke Rekening Asosiasi Ahli Manajemen Asuransi Indonesia
No.006.008800.8283, pada Bank Mandiri Cabang Matraman atau No.342.3023755 pada Bank Central Asia (BCA) Cabang Matraman.
Ujian akan diselenggarakan pada tanggal Maret 2014 tempat ujian akan diberitahukan kemudian.
Pendaftaran ditutup : tanggal Februari 2014
Mengetahui ……………..………………………., 201... Pimpinan Perusahaan (…………………….………………………) (………………..……………………) Bila dikirim oleh perusahaan
LSP Profisiensi A A M A I BUKU PANDUAN SERTIFIKASI ASURANSI KERUGIAN 2014
LSPP AAMAI 78
(FR.004/PRO1)
Lembaga Sertifikasi Profesi Profisiensi ASOSIASI AHLI MANAJEMEN ASURANSI INDONESIA
(LSPP AAMAI)
Formulir Pendaftaran Ujian Ahli Asuransi Kerugian
NAMA : ______________________________________________________________________ TEMPAT/TGL. LAHIR : ______________________________________________________________________ PERUSAHAAN : ______________________________________________________________________ ALAMAT : ______________________________________________________________________
: ______________________________________________________________________ TLP, HP, E-MAIL : ____________________, _____________________, __________________________ PESERTA : BARU LAMA
NOMOR PESERTA UJI : _________________________ (peserta baru diisi oleh LSPP AAMAI)
Unit Kompetensi yang di ikuti (Beri tanda X di kotak sebelah kiri materi uji pilihan)
KODE UNIT JUDUL UNIT K.651210.401.01 Melakukan pengelolaan dan pengawasan manajemen perusahaan asuransi umum K.651210.402.01 Mensuvervisi Manajemen Underwriting pada Perusahaan Asuransi/Reasuransi Umum K.652010.403.01 Melaksanakan pengelolaan dan pengendalian fungsi reasuransi dalam usaha perusahaan asuransi umum. K.651210.404.01 Mengaplikasikan sistem Manajemen Risiko dalam kaitan dengan fungsi asuransi sebagai mekanisme
pengalihan risiko K.651210.405.01 Melaksanakan pengelolaan risiko dan akseptasi lini usaha asuransi rangka kapal dan penerbangan. K.651210.406.01 Melaksanakan pengelolaan proses penanganan tehnis dan administrasi klaim asuransi umum. K.651210.407.01 Melakukan analisis atas perkembangan ekonomi dan bisnis global dan meangantisipasi dampaknya
terhadap usaha perusahaan. K.651210.408.01 Melaksanakan fungsi marketing produk dan jasa asuransi
Ujian diselenggarakan di Jakarta, tetapi apabila Peserta Uji menghendaki penyelenggaraan ujian diselenggarakan di kota terdekat dari Peserta Uji, silahkan pilih salah satu kota terdekat (Beri tanda X di kotak sebelah kiri kota pilihan)
BDG BANDUNG SMG SEMARANG YGY YOGYAKARTA SBY SURABAYA DPS DENPASAR BLPG B. LAMPUNG PLB PALEMBANG PKB PEKANBARU MDN MEDAN BLP BALIKPAPAN PTK PONTIANAK MDO MANADO MKS MAKASSAR PDG PADANG BJM BANJARMASIN
Syarat Pendaftaran Ujian : 1. Memiliki sertifikat Ajun Ahli Asuransi Kerugian (Peserta Baru) 2. Direkomendasikan oleh perusahaan (Peserta Baru) 3. Mengisi Formulir Pendaftaran dengan dilampiri:
Dokumen butir 1 dan 2 Surat Persetujuan Peserta Uji Profisiensi Bukti pembayaran dari BANK, dan Pas foto ukuran 2X3 cm dan 4X6 cm, masing-masing 2 lembar (peserta baru); dikirimkan langsung ke Sekretariat
LSPP AAMAI, Rukan Sentra Pemuda Kav. 8, Jl. Pemuda No. 61, JAKARTA TIMUR 13220. 4. Biaya ujian Rp. 500.000,- per unit kompetensi, dibayar melalui transfer ke Rekening Asosiasi Ahli Manajemen Asuransi Indonesia
No.006.008800.8283, pada Bank Mandiri Cabang Matraman atau No.342.3023755 pada Bank Central Asia (BCA) Cabang Matraman.
Ujian akan diselenggarakan pada tanggal Maret 2014 tempat ujian akan diberitahukan kemudian.
Pendaftaran ditutup : tanggal Februari 2014 Mengetahui ……………..………………………., 201... Pimpinan Perusahaan (…………………….………………………) (………………..……………………) Bila dikirim oleh perusahaan
LSP Profisiensi A A M A I BUKU PANDUAN SERTIFIKASI ASURANSI KERUGIAN 2014
LSPP AAMAI 79
(FR.005/PRO1)
Lembaga Sertifikasi Profesi Profisiensi ASOSIASI AHLI MANAJEMEN ASURANSI INDONESIA
(LSPP AAMAI)
SURAT PERSETUJUAN PESERTA UJI PROFISIENSI
Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : __________________________________________________________ Instansi/Perusahaan : __________________________________________________________ Jabatan : __________________________________________________________ No. Telp : __________________________________________________________ No. HP : __________________________________________________________ E-mail : __________________________________________________________ Menyatakan setuju untuk : 1. Memenuhi ketentuan skema uji Profisiensi yang relevan; 2. Menyatakan bahwa sertifikasinya hanya berlaku untuk ruang lingkup uji Profisiensi yang
diberikan; 3. Tidak menyalahgunakan sertifikasi yang dapat merugikan LSPP AAMAI dan tidak memberikan
pernyataan yang berkaitan dengan uji Profisiensi yang menurut LSPP AAMAI dianggap dapat menyesatkan atau tidak sah;
4. Menghentikan penggunaan semua pernyataan yang berhubungan dengan uji Profisiensi yang memuat acuan LSPP AAMAI setelah dibekukan atau dicabut sertifikasinya serta mengembalikan sertifikat kepada LSPP AAMAI yang menerbitkannya, dan
5. Tidak menyalahgunakan sertifikat (FR-007/PS). Demikian surat persetujuan penggunaan sertifikat ini untuk dapaertanggungjawabkan.
Jakarta, _____________________ 201__ Yang menyetujui
(____________________________)
Office : Rukan Sentra Pemuda Kav. 8 - Jl. Pemuda No. 61 - Jakarta 13220. Phone : +62.21.47861351, 4754569 - Facs : +62.21.47861450 E-mail : [email protected], [email protected] - http://lspp.aamai.or.id
LSP Profisiensi A A M A I BUKU PANDUAN SERTIFIKASI ASURANSI KERUGIAN 2014
LSPP AAMAI 80
(FR.021/PS)
Lembaga Sertifikasi Profesi Profisiensi
ASOSIASI AHLI MANAJEMEN ASURANSI INDONESIA (LSPP AAMAI)
SURAT PERSETUJUAN PENGGUNAAN SERTIFIKAT
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : ___________________________________________________________
Instansi/Perusahaan : ___________________________________________________________
Jabatan : ___________________________________________________________
No. Telp : ___________________________________________________________
No. HP : ___________________________________________________________
E-mail : ___________________________________________________________ Menyatakan persetujuan penggunaan sertifikat sesuai yang diterbitkan oleh LSPP AAMAI dengan
baik, dan bersedia mengembalikan bilamana tidak sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan.
Demikian surat persetujuan penggunaan sertifikat ini untuk dapat dipertanggungjawabkan.
Jakarta, _____________________ 201_ Yang menyetujui
(____________________________)
Office : Rukan Sentra Pemuda Kav. 8 - Jl. Pemuda No. 61 - Jakarta 13220. Phone : +62.21.47861351, 4754569 - Facs : +62.21.47861450 E-mail : [email protected], [email protected] - http://lspp.aamai.or.id
LSP Profisiensi A A M A I BUKU PANDUAN SERTIFIKASI ASURANSI KERUGIAN 2014
LSPP AAMAI 81
(FR.015/PRO2) Lembaga Sertifikasi Profesi Profisiensi
ASOSIASI AHLI MANAJEMEN ASURANSI INDONESIA (LSPP AAMAI)
FORMULIR KEANGGOTAAN
DENGAN INI SAYA KIRIMKAN DATA UNTUK KEPERLUAN LSPP AAMAI SEBAGAI BERIKUT : NAMA DALAM SERTIFIKAT : __________________________________________________ NOMOR SERTIFIKAT : __________________________________________________ TEMPAT, TANGGAL LAHIR : __________________________________________________ ALAMAT RUMAH : __________________________________________________ : __________________________________________________ TELEPON : ____________________ HP. : ___________________ E-MAIL : Pribadi, _____________, Perusahaan ______________
SAAT INI BEKERJA PADA : PERUSAHAAN : __________________________________________________ ALAMAT KANTOR : __________________________________________________ : _____________________________________________ SEJAK : _______________________ TELEPON : __________________________ Ext. : __________________ FAX. : __________________________________________________ JABATAN : ________________________ SEJAK : _____________ DEMIKIAN KETERANGAN / DATA INI SAYA SAMPAIKAN DENGAN SEBENARNYA UNTUK KEPERLUAN LSPP AAMAI.
_____________________, ____________________ 201__
__________________________
LSP Profisiensi A A M A I BUKU PANDUAN SERTIFIKASI ASURANSI KERUGIAN 2014
LSPP AAMAI 82
(FR.016/PRO2) Lembaga Sertifikasi Profesi Profisiensi
ASOSIASI AHLI MANAJEMEN ASURANSI INDONESIA (LSPP AAMAI)
FORMULIR ISIAN RIWAYAT PEKERJAAN TAHUNAN
PERUSAHAAN : ___________________________________________________ ALAMAT KANTOR : ___________________________________________________ : ___________________________________________________ SEJAK : _______________________ TELEPON : _________________________ Ext. : ____________________ FAX. : ___________________________________________________ JABATAN : ______________________________ SEJAK : _____________ PERIODE : _____________________________
NO BULAN - TAHUN JABATAN BIDANG PEKERJAAN KETERANGAN
Lembaga Sertifikasi Profesi Profisiensi ASOSIASI AHLI MANAJEMEN ASURANSI INDONESIA
(LSPP AAMAI)
Office : Rukan Sentra Pemuda Kav. 8 - Jl. Pemuda No. 61 - Jakarta 13220 Phone : +62.21.47861351, 4754569 - Facs : +62.21.47861450
E-mail : [email protected], [email protected] - http://lspp.aamai.or.id
No. PL/008/XII/13
Jakarta, 16 Desember 2013
Kepada Yth.
1. Direksi Perusahaan Asuransi/Reasuransi, Broker Asuransi/Reasuransi
2. Pengurus Asosiasi Perusahaan Perasuransian Indonesia
3. Lembaga Pendidikan Asuransi / Sekolah Tinggi Perasuransian
4. Komisariat AAMAI & Peserta Ujian.
Di seluruh Indonesia
Dengan hormat,
JADWAL UJIAN SERTIFIKASI PROFISIENSI ASURANSI JIWA DAN ASURANSI UMUM - MARET 2014
Sehubungan dengan akan diselenggarakannya Ujian Sertifikasi Profisiensi LSPP AAMAI pada bulan
Maret 2014, dengan ini kami informasikan Jadwal Ujian, Lokasi Ujian dan Syarat-Syarat Ujian
sebagai berikut :
1. Jadwal Ujian
Hari Tanggal Unit Kompetensi Asuransi Jiwa
Unit Kompetensi Asuransi Umum
Jam
Senin
24 Maret 2014
K.651110.001.01
K.651110.961.01
K.651110.004.01 K.651110.907.01
K.651110.981.01
K.651210.101.01 K.651210.401.01 K.651210.406.01 K.651210.104.01 K.651210.107.01 K.651210.404.01
09.00 – 12.00
14.00 – 17.00
Selasa
25 Maret 2014
K.651110.002.01
K.651110.971.01 K.651110.005.01 K.651110.908.01
K.651110.991.01
K.651110.910.01
K.651210.102.01 K.651210.108.01 K.651210.402.01 K.651210.105.01 K.651210.405.01 K.651210.407.01
09.00 – 12.00
14.00 – 17.00
Rabu
26 Maret 2014
K.651110.003.01 K.651110.906.01
K.651110.909.01
K.651210.103.01 K.651210.106.01 K.651210.403.01 K.651210.408.01
09.0 – 12.00
2. Pusat Ujian (Examination Center) Ujian diselenggarakan di Jakarta, tetapi apabila Peserta Uji menghendaki penyelenggaraan ujian
diselenggarakan di kota terdekat dari Peserta Uji, LSPP AAMAI akan menyelenggarakan ujian di
kota :
Lembaga Sertifikasi Profesi Profisiensi ASOSIASI AHLI MANAJEMEN ASURANSI INDONESIA
(LSPP AAMAI)
Office : Rukan Sentra Pemuda Kav. 8 - Jl. Pemuda No. 61 - Jakarta 13220 Phone : +62.21.47861351, 4754569 - Facs : +62.21.47861450
E-mail : [email protected], [email protected] - http://lspp.aamai.or.id
Bandung
Semarang
Yogyakarta
Surabaya
Denpasar
Bandar Lampung
Palembang
Pekanbaru
Padang
Medan
Banjarmasin
Pontianak
Balikpapan
Makassar
Manado
Dengan syarat minimum jumlah Peserta Uji 40 (empat puluh) peserta untuk setiap lokasi ujian,
dan jika kurang dari 40 peserta, penyelenggaraan di lokasi ujian tersebut tidak dapat
diselenggarakan.
3. Unit Kompetensi Yang Diujikan :
3.1. Sub Sektor Ajun Ahli Asuransi Jiwa (AAAIJ) NO KODE UNIT JUDUL UNIT 1 K.651110.001.01 Menerapkan Prinsip Dasar Asuransi Jiwa & Sistem Operasional Asuransi
Syariah
2 K.651110.002.01 Menerapkan Prinsip-prinsip Operasional Perusahaan Asuransi Jiwa
3 K.651110.003.01 Menerapkan Prinsip-Prinsip Manajemen & Statistik di Bidang Asuransi Jiwa
4 K.651110.004.01 Menerapkan Manajemen Risiko dan Seleksi Risiko di Bidang Asuransi Jiwa
5 K.651110.005.01 Menerapkan Konsep Pemasaran Asuransi Jiwa
3.2. Sub Sektor Ahli Asuransi Jiwa (AAIJ) NO KODE UNIT JUDUL UNIT 1. K.651110.906.01 Merancang Produk melalui Solvabilitas Permodalan Asuransi Jiwa
2. K.651110.907.01 Mengembangkan Manajemen Sumber Daya Manusia
3. K.651110.908.01 Mengembangkan Sistem Informasi Akuntansi
4. K.651110.909.01 Mengembangkan Portofolio Investasi Asuransi Jiwa
5. K.651110.961.01 Menganalisis Perkembangan Perekonomian dan Prinsip-Prinsip Perpajakan di
Bidang Asuransi Jiwa
6. K.651110.971.01 Merancang Pengembangan Kewirausahaan Bisnis Asuransi Jiwa
7. K.651110.981.01 Mengembangkan Konsep Pemasaran Jasa Asuransi Jiwa
8. K.651110.991.01 Membangun Konsep Kepemimpinan di Perusahaan Asuransi Jiwa
9. K.651110.910.01 Membangun Prinsip-Prinsip Manajemen Asuransi Jiwa
3.3. Sub Sektor Ajun Ahli Asuransi Kerugian (AAAIK) NO KODE UNIT JUDUL UNIT 1. K.651210.101.01 Menerapkan Pengelolaan Praktik Asuransi pada Penyelenggaraan Usaha
Asuransi
2. K.651210.102.01 Menerapkan Sistem Hukum pada Penyelenggaraan Usaha Asuransi
3. K.651210.103.01 Menerapkan Konsep Tata Kelola pada Penyelenggaraan Usaha Asuransi
4. K.651210.104.01 Melaksanakan Pengelolaan Risiko dan Akseptasi Lini Usaha Asuransi
Kendaraan Bermotor dan Tanggung Gugat
5. K.651210.105.01 Melaksanakan Pengelolaan Risiko Serta Akseptasi Lini Usaha Asuransi Harta
Benda, Kepentingan Keuangan dan Pribadi
6. K.651210.106.01 Melaksanakan Pengelolaan Risiko dan Akseptasi Lini Usaha Asuransi
Pengangkutan
7. K.651210.107.01 Melaksanakan Pengelolaan dan Pengendalian Praktik Underwriting Pada
Perusahaan Asuransi Umum
8. K.651210.108.01 Menerapkan Pengelolaan dan Pengendalian Praktik Klaim dalam Bisnis
Asuransi Umum
Lembaga Sertifikasi Profesi Profisiensi ASOSIASI AHLI MANAJEMEN ASURANSI INDONESIA
(LSPP AAMAI)
Office : Rukan Sentra Pemuda Kav. 8 - Jl. Pemuda No. 61 - Jakarta 13220 Phone : +62.21.47861351, 4754569 - Facs : +62.21.47861450
E-mail : [email protected], [email protected] - http://lspp.aamai.or.id
3.4. Sub Sektor Ahli Asuransi Kerugian (AAIK) NO KODE UNIT JUDUL UNIT 1. K.651210.401.01 Melakukan Pengelolaan & Pengawasan Manajemen Perusahaan Asuransi
Umum
2. K.651210.402.01 Mensupervisi Manajemen Underwriting pada Perusahaan Asuransi/Reasuransi
Umum
3. K.651210.403.01 Melaksanakan Pengelolaan dan Pengendalian Fungsi Reasuransi dalam Usaha
Perusahaan Asuransi Umum
4. K.651210.404.01 Mengaplikasikan Sistim Manajemen Risiko dalam Kaitan dengan Fungsi
Asuransi Sebagai Mekanisme Pengalihan Risiko
5. K.651210.405.01 Melaksanakan Pengelolaan Risiko dan Akseptasi Lini Usaha Asuransi Rangka
Kapal dan Penerbangan
6. K.651210.406.01 Melaksanakan Pengelolaan Proses PenangananTehnis dan Administrasi Klaim
Asuransi Umum
7. K.651210.407.01 Melakukan Analisis Atas Perkembangan Ekonomi dan Bisnis Global dan
Mengantisipasi Dampaknya Terhadap Usaha Perusahaan
8. K.651210.408.01 Melaksanakan Fungsi Marketing Produk dan Jasa Asuransi
4. Syarat-Syarat Ujian: 4.1. Untuk Peserta Ajun Ahli Asuransi pendidikan minimal lulusan SMU/SMK/Sederajat dengan
pengalaman kerja minimal 2 (dua) tahun, diutamakan lulusan jenjang pendidikan DIII/S1
4.2. Untuk Peserta Ajun Ahli Asuransi telah dinyatakan kompeten yang dibuktikan dengan
Certificate in Life Insurance (CLI) untuk Asuransi Jiwa dan Certificate in General Insurance
untuk Asuransi Kerugian dari Asosiasi Ahli Manajemen Asuransi Indonesia.
4.3. Untuk Peserta Ahli Asuransi harus sudah memiliki sertifikasi Ajun Ahli Asuransi
4.4. Untuk Peserta Ajun dan Ahli Asuransi direkomendasikan oleh perusahaan
4.5. Untuk Peserta Ajun dan Ahli Asuransi membuat Pernyataan untuk memenuhi semua
persyaratan Pemegang Sertifikat LSPP AAMAI
5. Pendaftaran Ujian: 5.1. Pendaftaran ujian dibuka mulai tanggal 23 Desember 2013 dan akan ditutup pada tanggal 21
Februari 2014.
5.2. Penyerahan formulir pendaftaran dengan disertai lampiran persyaratan pada butir 4
dialamatkan langsung ke :
Sekretariat LSPP AAMAI
Rukan Sentra Pemuda Kav. 8
Jl. Pemuda No. 61, JAKARTA TIMUR 13220
Untuk peserta baru, menyertakan pas foto terbaru ukuran 2X3 cm dan 4X6 cm masing-
masing 2 (dua) lembar. Terlampir formulir tersebut, jika tidak mencukupi dapat dicopy atau
langsung menghubungi Sekretariat LSPP AAMAI. 5.3. Biaya ujian untuk setiap Unit Kompetensi adalah sebagai berikut :
No Kelompok Unit Kompetensi Biaya 1.
2.
3.
Ajun Ahli Asuransi (AAAI)
Ahli Asuransi (AAI)
Khusus Unit Kompetensi K.651110.910.01
Rp. 350.000,-
Rp. 500.000,-
Rp. 1.000.000,-
Lembaga Sertifikasi Profesi Profisiensi ASOSIASI AHLI MANAJEMEN ASURANSI INDONESIA
(LSPP AAMAI)
Office : Rukan Sentra Pemuda Kav. 8 - Jl. Pemuda No. 61 - Jakarta 13220 Phone : +62.21.47861351, 4754569 - Facs : +62.21.47861450
E-mail : [email protected], [email protected] - http://lspp.aamai.or.id
Pembayaran ditransfer ke rekening atas nama Asosiasi Ahli Manajemen Asuransi Indonesia
pada Bank Mandiri Cabang Matraman Acc No. 006.008800.8283 atau Bank Central Asia
Cabang Matraman, Acc No. 342.3023755, Jl. Matraman Raya, Jakarta Timur.
6. Tempat ujian akan kami informasikan kemudian. Demikian kami sampaikan, kiranya pengumuman dan formulir pendaftaran ini dapat disampaikan
kepada para kandidat Peserta Ujian, dan untuk membantu kami dalam mempersiapkan segala
sesuatunya, diharapkan untuk memperhatikan batas waktu pendaftaran tersebut.
Atas perhatian dan kerjasama baiknya, kami mengucapkan terima kasih.
Hormat kami,
Lembaga Sertifikasi Profesi Profisiensi
ASOSIASI AHLI MANAJEMEN ASURANSI INDONESIA
Pelaksana
Drs. H.M. Imam Basuki, MSc, FSAI, AAIJ, CPIE, QIP
Pelaksana Harian
Tembusan : 1. Kepala Eksekutif Pengawas IKNB - Otoritas Jasa Keuangan
2. Ketua Badan Nasional Sertifikasi Profesi
3. Dewan Pengarah LSPP AAMAI
4. Evaluator Asuransi Jiwa & Umum
ASOSIASI AHLI MANAJEMEN ASURANSI INDONESIA
Office : Rukan Sentra PemudaKav. 8 - Jl. Pemuda No. 61 - Jakarta 13220. Phone : +62.21.47861351, 4754569 -Facs : +62.21.47861450
E-mail : [email protected], [email protected] - http://www.aamai.or.id
No. Peng./099/XI/13 Jakarta, 2 Desember 2013
Kepada Yth, Ketua Asosiasi Perasuransian Indonesia Direksi Perusahaan Perasuransian Direktur Lembaga Pendidikan Anggota & Peserta Ujian AAMAI Di Tempat
Dengan hormat,
Hal : Ujian Sertifikasi Profesi Asuransi Yang Diselenggarakan Oleh AAMAI dan LSPP AAMAI
Sebagaimana telah kami informasikan bahwa Asosiasi Ahli Manajemen Asuransi Indonesia (AAMAI) telah membentuk Lembaga Sertifikasi Profesi Profisiensi (LSPP AAMAI) yang telah mendapat lisensi dari BNSP pada tanggal 8 Oktober 2013 dengan Surat Keputusan Ketua BNSP NOMOR KEP.402/BNSP/X/2013 Tanggal 8 Oktober 2013, merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari AAMAI.
Sehubungan dengan itu, kami informasikan hal-hal sebagai berikut :
1. Mulai penyelenggaraan ujian tahun 2014, AAMAI tidak lagi menyelenggarakan ujian gelar profesi keanggotaan untuk tingkat Ajun Ahli (AAAI) maupun Ahli Asuransi (AAI) baik Sektor Asuransi Jiwa maupun Sektor Asuransi Kerugian.
Namun demikian AAMAI tetap akan menyelenggarakan ujian Certificate in General Insurance (CGI) untuk asuransi kerugian dan Certificate in Life Insurance (CLI) untuk asuransi jiwa serta
Gelar Spesialis Sektor Asuransi Jiwa dan Sertifikasi Underwriter untuk Sektor Asuransi Kerugian.
2. LSPP AAMAI menyelenggarakan ujian profesi profisiensi dengan mengacu kepada Standar Khusus AAMAI yang telah diregistrasi oleh Kementerian Tenaga Kerja.
Bagi peserta yang telah lulus ujian dan mendapatkan sertifikat Ajun Ahli Asuransi atau Ahli Asuransi baik jiwa maupun kerugian dari LSPP AAMAI akan diakui dan mendapatkan gelar Ajun Ahli Asuransi Indonesia (AAAI) atau Ahli Asuransi Indonesia (AAI) baik sektor asuransi jiwa maupun kerugian dari AAMAI.
Informasi lengkap dapat di unduh di website LSPP AAMAI (lspp.aamai.or.id) dalam Buku Panduan Ujian Sertifikasi baik jiwa maupun kerugian.
3. Salah satu syarat untuk bisa mengikuti ujian di LSPP AAMAI untuk tingkat Ajun Ahli Asuransi, peserta ujian terlebih dahulu harus memiliki Certificate in General Insurance (CGI) untuk asuransi kerugian dan Certificate in Life Insurance (CLI) untuk asuransi jiwa.
3.1. Bagi peserta baru yang belum pernah mengikuti ujian AAMAI (belum memiliki nomor kandidat), ujian CGI dan CLI akan diselenggarakan oleh AAMAI pada tanggal 16 Januari 2014.
3.2. Bagi peserta ujian yang belum memiliki sertifikat CGI dan CLI, AAMAI akan memberikan sertifikat tersebut :
Sertifikat CGI kepada yang telah lulus mata ujian 101 (Prinsip Asuransi) dan 102 (Hukum Asuransi)
ASOSIASI AHLI MANAJEMEN ASURANSI INDONESIA
Office : Rukan Sentra PemudaKav. 8 - Jl. Pemuda No. 61 - Jakarta 13220. Phone : +62.21.47861351, 4754569 -Facs : +62.21.47861450
E-mail : [email protected], [email protected] - http://www.aamai.or.id
Sertifikat CLI kepada yang telah lulus mata ujian AJ.01 (Dasar-dsar Asuransi Jiwa) dan AJ.02 (Operasional Perusahaan Asuransi Jiwa)
3.3. Bagi yang baru lulus salah satu atau belum lulus kedua-duanya dari butir 3.2, Peserta masih harus menempuh ujian dan lulus mata ujian yang dipersyaratkan untuk memperoleh sertifikat CGI atau CLI.
Informasi lengkap ujian CGI dan CLI bisa diunduh di website AAMAI (aamai.or.id) dalam Buku Panduan Ujian.
4. Mata ujian yang telah dinyatakan lulus dalam ujian AAMAI dapat dikonversi kedalam mata ujian di LSPP AAMAI dan bagi anggota AAMAI (pemegang gelar AAAI dan AAI) baik jiwa maupun kerugian bisa memperoleh sertifikat LSPP AAMAI bila telah memenuhi syarat yang telah ditetapkan.
Informasi lengkap dapat di unduh di website LSPP AAMAI (lspp.aamai.or.id) dalam Buku Panduan Ujian Sertifikasi baik jiwa maupun kerugian.
Demikian atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih. Hormat kami ASOSIASI AHLI MANAJEMEN ASURANSI INDONESIA
Dewan Pengurus Drs. Hendrisman Rahim, MA, FSAI, AAIJ, CPIE, QIP Ketua Tembusan : Ketua Pelaksana LSPP AAMAI
KONVERSI UNIT MATA UJIAN
Silabus Lama AAMAI Konversi
101 : Praktek Asuransi konversi ke K.651210.101.01 Menerapkan pengelolaan praktik asuransi pada penyelenggaraan usaha asuransi
102 : Hukum Asuransi konversi ke K.651210.102.01 Menerapkan sistem hukum pada penyelenggaraan usaha asuransi
103 : Praktek Bisnis Asuransi dan Keuangan konversi ke K.651210.103.01 Menerapkan konsep tata kelola pada penyelenggaraan usaha asuransi
104 : Asuransi Kendaraan Bermotor dan
Tanggung Gugat konversi ke K.651210.104.01
Melaksanakan pengelolaan risiko dan akseptasi lini usaha asuransi kendaraan
bermotor dan tanggunggugat
105 : Asuransi Harta Benda dan Kepentingan
Keuangan konversi ke K.651210.105.01
Melaksanakan pengelolaan risiko serta akseptasi lini usaha asuransi harta
benda, kepentingan keuangan dan pribadi
106 : Asuransi Pengangkutan. konversi ke K.651210.106.01
Melaksanakan pengelolaan risiko dan akseptasi lini usaha asuransi
pengangkutan
107 : Praktek Underwriting. konversi ke K.651210.107.01
Melaksanakan pengelolaan dan pengendalian praktik underwriting pada
perusahaan asuransi kerugian
108 : Praktek Klaim. konversi ke K.651210.108.01
Menerapkan pengelolaan dan pengendalian praktik klaim dalam bisnis asuransi
kerugian.
KONVERSI UNIT MATA UJIAN AAIK
Silabus Lama AAMAI Konversi
401 : Manajemen Perusahaan Asuransi konversi ke K.651210.401.01
Melakukan pengelolaan dan pengawasan manajemen perusahaan asuransi
umum
402 : Manajemen Underwriting konversi ke K.651210.402.01
Mensuvervisi Manajemen Underwriting pada Perusahaan Asuransi/Reasuransi
Umum
403 : Reasuransi konversi ke K.652010.403.01
Melaksanakan pengelolaan dan pengendalian fungsi reasuransi dalam usaha
perusahaan asuransi umum.
404 : Manajemen Risiko konversi ke K.651210.404.01
Mengaplikasikan sistem Manajemen Risiko dalam kaitan dengan fungsi asuransi
sebagai mekanisme pengalihan risiko
405 : Asuransi Rangka Kapal dan Penerbangan konversi ke K.651210.405.01
Melaksanakan pengelolaan risiko dan akseptasi lini usaha asuransi rangka kapal
dan penerbangan.
406 : Manajemen Klaim konversi ke K.651210.406.01
Melaksanakan pengelolaan proses penanganan tehnis dan administrasi klaim
asuransi umum.
407 : Ekonomi dan Bisnis konversi ke K.651210.407.01
Melakukan analisis atas perkembangan ekonomi dan bisnis global dan
meangantisipasi dampaknya terhadap usaha perusahaan.
408 : Pemasaran Produk dan Jasa konversi ke K.651210.408.01 Melaksanakan fungsi marketing produk dan jasa asuransi
Silabus Baru LSPP AAMAI
Silabus Baru LSPP AAMAI
PERIHAL SERTIFIKAT LSPP AAMAI
Sehubungan dengan adanya beberapa informasi terbaru dari LSPP AAMAI, maka bersama ini
kami ingin menginformasikan mengenai Prosedur, Pemeliharaan, Perpanjangan, dan
Pencabutan Sertifikasi Profisiensi LSPP AAMAI :
1. Peraturan Sertifikat LSPP AAMAI
� Bagi peserta yang lulus ujian AAMAI pada tahun 2014 ke atas (≥2014)
Peserta yang lulus ujian pada periode 2014 ke atas begitu menyelesaikan seluruh
mata ujian akan langsung mendapatkan sertifikat dari LSPP AAMAI. Masa berlaku
sertifikat Profisiensi LSPP AAMAI adalah 3 tahun.
� Bagi peserta yang lulus ujian AAMAI periode sebelum tahun 2014 Peserta yang sudah menyelesaikan seluruh mata ujian AAMAI sejak tahun 2014 ke
bawah, maka setiap peserta wajib untuk memperoleh gelar QIP dengan
mengumpulkan poin aktivitas perasuransian sebanyak 40 poin (AAAIK) dan 60 Poin
(AAIK) selama satu tahun terlebih dahulu dimana gelar tersebut dipergunakan
untuk mendapatkan sertifikat LSPP AAMAI. Hal itu dilakukan agar para pemegang
sertifikat tetap terjaga kompetensinya.
� Sertifikat LSPP AAMAI ini berlaku selama kurun waktu 3 (tiga) tahun, sehingga
setiap menjelang masa berakhirnya sertifikat, setiap pemegang sertifikat wajib
untuk mendaftarkan perpanjangan sertifikat LSPP AAMAI tersebut selambatanya
3 bulan sebelum habis masa berlaku sertifikasi tersebut (pendaftaran ke LSPP
AAMAI dapat di proses melalui HRD) .
2. Proses Prosedur LSPP AAMAI
� Bagi peserta yang lulus ujian AAMAI pada tahun 2014 ke atas (≥2014)
o Setiap Peserta yang telah memiliki sertifikat LSPP AAMAI maka diwajibkan
untuk terus meningkatkan pengetahuannya dan kompetensinya dengan
mengikuti berbagai aktivitas perasuransian yang tercantum dibawah yang
dihitung Poin dalam Satuan Kredit Profesi (SKP), dimana harus dikumpulkan 100
poin (AAAIK) dan 150 poin (AAIK) selama 3 (tiga) tahun.
• SKP tersebut dihitung setiap 3 (tiga) tahun dan dibuktikan dengan ijazah/surat
keterangan lainnya.
� Bagi peserta yang lulus ujian AAMAI periode sebelum tahun 2014
o Peserta yang telah memiliki sertifikat AAMAI sebelum tahun 2014, maka wajib
untuk memperbaharui sertifikatnya menjadi sertifikat LSPP AAMAI.
o Cara untuk memperoleh sertifikat LSPP AAMAI bagi peserta yang lulus seluruh
mata ujian AAMAI sebelum tahun 2014 adalah dengan mendapatkan gelar QIP
terlebih dahulu, dimana gelar tersebut didapatkan dengan mengumpulkan poin
sebanyak 40 poin (AAAIK) dan 60 poin (AAIK) dengan ikut serta dalam berbagai
aktivitas perasuransian selama 1 (satu) tahun. Poin tersebut akan dikumpulkan
setiap tahunnya agar di tahun ketiga dapat diperoleh sertifikat LSPP AAMAI.
AKTIVITAS DIBIDANG PERASURANSIAN
No Aktivitas Jumlah Poin
Dlm Negeri Luar Negeri
1 Seminar / Conference / Lokakarya / Talk Show :
>Peserta 10 15
>Moderator 15 20
Nara Sumber / Pembicara 30 40
2 Workshop / Pelatihan / Kursus
>Peserta 15 25
>Pengajar 25 35
3 Karya Tulis di Bidang Perasuransian
>Popular 10 15
>Jurnal Ilmiah 20 25
>Buku 120 150
4 Tenaga Pengajar / Dosen per Semester / Mata Kuliah 20 30
5 Ketua / Anggota Tim Penelitian 30 40
6 Ketua / Anggota Tim Kerja / Ad Hoc / Task force 20 30
7 Penyusunan Resume Buku-Buku Teks ( Bacaan ) 15 25
3. Pemeliharaan Sertifikat LSPP AAMAI
Setiap pemegang sertifikat LSPP AAMAI wajib untuk terus memperbaharui sertifikatnya setiap 3
(tiga) tahun sekali agar tetap terpeliharanya kompetensi para pemegang sertifikat. Apabila
dalam kurun waktu 3 (tiga) tahun pemegang sertifikat tidak mencukupi poin yang ditentukan,
maka Pihak LSPP AAMAI dapat mencabut sertifikat tersebut . Pemegang sertifikat LSPP AAMAI
yang sertifikatnya dicabut, maka tidak mempunyai hak untuk menggunakan gelar atau sebutan
LSPP AAMAI. Dan untuk memperolehnya kembali para pemegang sertifikat diwajibkan untuk
mengikuti kembali seluruh mata ujian AAMAI.
PERMOHONAN UNTUK MENGIKUTI
PROGRAM PENGEMBANGAN (Certificate General Insurance)
Kepada Yth. : Kepala Departemen Sumber Daya Manusia
Dari : ___________________________________
Cabang/Dept. : __________________________________
Dengan ini merekomendasikan karyawan tersebut dibawah ini, untuk mengikuti program
pengembangan sebagai berikut :
DATA PESERTA : - Nama : ________________________
- NIP : ________________________ Tahun mulai bekerja : _____________
- Jabatan : ________________________
- Ranking : ________________________
DATA PROGRAM TRAINING :
- Topik : Ujian Certificate General Insurance
- Penyelenggara : Asosiasi Ahli Manajemen Asuransi Indonesia (AAMAI)
- Mata Ujian : ___________________________________________
- Lokasi Ujian : ___________________________________________
- Biaya (by.pendaftaran+mata ujian) : ________________________________
Pertimbangan Permohonan : Jakarta, _________________
� Berhubungan dengan pekerjaan sekarang Pemohon :
� Berhubungan dengan pekerjaan yang akan datang
( …………………………)
Peserta
Note : Mohon dilengkapi dengan persetujuan Kepala Cabang / Department di kolom kiri bawah
Rekomendasi Mengetahui & Persetujuan Persetujuan
Kep Div/Bagian/Cab Kepala HRD Kep. Direktorat HCGA
UJIAN LSPP AAMAI untuk tingkat
Ajun Ahli Asuransi Kerugian (AAAIK)Kode Unit Judul Unit
K.651210.101.01 Menerapkan pengelolaan praktik asuransi pada penyelenggaraan usaha asuransi
K.651210.102.01 Menerapkan sistem hukum pada penyelenggaraan usaha asuransi
K.651210.103.01 Menerapkan konsep tata kelola pada penyelenggaraan usaha asuransi
K.651210.104.01 Melaksanakan pengelolaan risiko dan akseptasi lini usaha asuransi kendaraan bermotor dan tanggunggugat
K.651210.105.01 Melaksanakan pengelolaan risiko serta akseptasi lini usaha asuransi harta benda, kepentingan keuangan dan pribadi
K.651210.106.01 Melaksanakan pengelolaan risiko dan akseptasi lini usaha asuransi pengangkutan
K.651210.107.01 Melaksanakan pengelolaan dan pengendalian praktik underwriting pada perusahaan asuransi kerugian
K.651210.108.01 Menerapkan pengelolaan dan pengendalian praktik klaim dalam bisnis asuransi kerugian.
Keterangan:
1. Peserta harus Lulus ujian Certificate General Insurance (CGI) baru dapat mengambil ujian LSPP AAMAI
2. Subjek K.651210.101.01, K.651210.102.01, K.651210.103.01 merupakan unit mata ujian wajib
3. Subjek K.651210.104.01, K.651210.105.01, K.651210.106.01,K.651210.107.01,K.651210.108.01 merupakan unit
mata ujian pilihan
4. Urutan pengambilan unit mata ujian sebagai berikut:
Unit mata ujian K.651210.101.01 dan K.651210.102.01 wajib ditempuh dan harus lulus terlebih dahulu sebelum
dapat mengikuti/mengambil unit mata ujian yang lain (K.651210.103.01, K.651210.104.01, K.651210.105.01,
K.651210.106.01,K.651210.107.01,K.651210.108.01)
5. Peserta dinyatakan lulus dan mendapatkan gelar AAAIK apabila:
a. Telah menyelesaikan 3 unit mata ujian wajib
b. Telah menyelesaikan 3 unit mata ujian dari 5 pilihan yang diberikan
3 unit mata
ujian Wajib
5 unit mata
ujian Pilihan
UJIAN LSPP AAMAI untuk tingkat
Ahli Asuransi Kerugian (AAIK)Kode Unit Judul Unit
K.651210.401.01 Melakukan pengelolaan dan pengawasan manajemen perusahaan asuransi umum
K.651210.402.01 Mensuvervisi Manajemen Underwriting pada Perusahaan Asuransi/Reasuransi Umum
K.652010.403.01 Melaksanakan pengelolaan dan pengendalian fungsi reasuransi dalam usaha perusahaan asuransi umum.
K.651210.404.01
Mengaplikasikan sistem Manajemen Risiko dalam kaitan dengan fungsi asuransi sebagai mekanisme pengalihan
risiko
K.651210.405.01 Melaksanakan pengelolaan risiko dan akseptasi lini usaha asuransi rangka kapal dan penerbangan.
K.651210.406.01 Melaksanakan pengelolaan proses penanganan tehnis dan administrasi klaim asuransi umum.
K.651210.407.01
Melakukan analisis atas perkembangan ekonomi dan bisnis global dan meangantisipasi dampaknya terhadap usaha
perusahaan.
K.651210.408.01 Melaksanakan fungsi marketing produk dan jasa asuransi
Keterangan:
1. Subjek K.651210.401.01, K.651210.402.01, K.651210.403.01 merupakan unit mata ujian wajib
2. Subjek K.651210.404.01, K.651210.405.01, K.651210.406.01,K.651210.407.01,K.651210.408.01 merupakan unit
4. Urutan pengambilan unit mata ujian sebagai berikut:
Unit mata ujian K.651210.401.01 s/d K.651210.408.01 dapat ditempuh tanpa memperhatikan urutannya dengan
syarat minimal tinggal menempuh satu unit mata ujian lagi untuk memperoleh sertifikat profisiensi AAIK
5. Peserta dinyatakan lulus dan mendapatkan gelar AAIK apabila:
a. Telah menyelesaikan 3 unit mata ujian wajib
b. Telah menyelesaikan 2 unit mata ujian dari 5 pilihan yang diberikan
3 unit mata
ujian Wajib
5 unit mata
ujian Pilihan