O t A r _ C H A U S ' A
SKRIPSI
EMILIA EKA DAMAYANTI
PENGARUH PEMBERIAN MINYAK CURCUMA SPP TERHADAP TOKSISITAS HIDRAZIN
PADA SISTEM SUSPENSIHEPATOSIT TIKUS TERISOLASI DENGAN PARAMETER ENZIM GPT
F A K U L T A S F A R M A S I U N I V E R S I T A S A J R L A N G G A
S U R A B A Y A
1992
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN MINYAK CURCUMA SPP... EMILIA EKA DAMAYANTI
PENGARUH PEMBERIAN MINYAK CURCUMA SPP TERHADAP TOKSISITAS HIDRAZIN
PADA SISTEM SUSPENSIHEPATOSIT TIKUS TERISOLASI DENGAN PARAMETER ENZIM GPT
SKRIPSI
Dibuat (Jntuk Memenuhl Syarat Mencapal Gelar
Sarjana Farmasi Pada Fakultas Farmasi Universitas Alrlangga
1992
O l e h :
Emilia S k a V a m a y a n i i
0 5 & 1 1 0 6 6 6
DISETUJUI OLEH PEMBIMBING
Pembimbing utama
Drs. H .A. FUAD H., MS.
Pembimbing serta
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN MINYAK CURCUMA SPP... EMILIA EKA DAMAYANTI
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuban Yang
Raha Esa atas segala karuniaNya, sehingga saya dapat me-
nyelesaikan skripsi ini untuk memenuhi syarat dalam men-
capai gelar sarjana farmasi pada Fakultas Farmasi Uniuer-
sitas Airlangga.
Dalam menyelesaikan skripsi i'ni saya mendapat b’a-
nyak bantuan yang sangat berharga dari berbagai pihak.
Untuk itu perkenankanlah saya menyampaikan rasa hormat
dan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
- Bapak DR. Mulya Hadi Santosa yang telah memberikar,
bimbingan, saran, pengarahan dan dorongan selama
penelitian hingga tersusunnya naskah skripsi ini.
- Bapak Drs. IGP Santa.dan Bapak Drs.- H.A. Fuad HjMS
selaku pembimbing yang telah memberikan perhatian,
saran, bimbingan dan pengarahan hingga terselesainya
skripsi ini.
- Bapak Kepala Laboratorium Bioteknologi dan Fitokimia
Fakultas Farmasi Universitas Airlangga beserta staf
dan karyauan yang telah berkenan membantu dan membe-
rikan Fasilitas laboratorium.
- Bapak DR. Muhammad Zainuddin yang telah berkenan me-
luangkan uaktu membantu penyusunan naskah skripsi ini
- Rekan-rekan mahasisua yang namanya tidak dapat saya
sebutkan satu persatu ^di sini.
Tidak lupa pula saya sampaikan rasa hormat dan
terimakasih kepada kedua orang tua dan saudara -.saudara
saya tercinta atas bantuan baik moral dan material hingga
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN MINYAK CURCUMA SPP... EMILIA EKA DAMAYANTI
skripsi ini selesai dengan baik.
Skripsi ini disusun dalam keterbatasan uaktu dan '
fasilitas serta kemampuan saya, tentu saja terdapat ba-
nyak kekurangan sehingga skripsi ini jauh dari sempurna.
Dleh karena itu saya berharap adanya kritik yang memba -
ngun demi perbaikan skripsi ini. Namun demikian, sayapun
berharap semoga skripsi ini berguna dan bermanfaat bagi
perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya dunia kefarmasi-
a n .
Surabaya, Januari 1992
penyusun
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN MINYAK CURCUMA SPP... EMILIA EKA DAMAYANTI
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ..................................... ii
DAFTAR ISI .......................................... iv
DAFTAR TABEL ....................................... viii
DAFTAR GAMBAR ................................ . xi
DAFTAR LAMPIRAN .................................... xiii
BAB I : PENDAHULUAN ................................. 1
1. Latar belakang permasalahan ...... .... 1
2. Permasalahan penelitian ........... 4
. 3. Hipotesa penelitian ...... .......... .... 5
4. Tujuan penelitian ............... . 5
BAB II : TINDAUAN PUSTAKA ................... . 6
1. Tinjauan tentang Curcuma spp....... 6
1.1. Klasifikasi tanaman ............. 6
1.2. Ciri-ciri morfologi Curcuma .... 6
1.3. Ciri-ciri khusus Curcuma ....... 7
1.4. Kandungan kimia Curcuma ........ 7
1.5. Kegunaan Curcuma * ..................... 8
2. Kandungan kimia minyak atsiri
Curcuma ......................... B
2.1. Curcuma xanthorrhiza ............ 8
2.2. Curcuma domestlca ................ 8
2.3. Curcuma zedoaria ...... .......... 9 ■
2.4. Curcuma aeruginosa .............. 9
2.5. Curcuma heyneana ................. 9
3. Hepatoprotektif ..................... 9
4. Uji hepatoprotektif ................ 11iv
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN MINYAK CURCUMA SPP... EMILIA EKA DAMAYANTI
V
5. Enzim Glutamat Piruvat Transferase
(GPT) ................................ .. 12
6. Uji enzim GPT ............. ........... 12
7. Tinjauan tentang hidrazin ........ ...13
8. Metoda preparasi hepatosit ....... ...15
BAB III : BAHAN, ALAT, DAN METODE PENELITIAN .. 18
1. Bahan penelitian ...... ........... 18
1.1. Bahan uji ....................... ...18
1.2. Bahan yang toksik terhadap
hepatosit ......................... ...18
1.3. Heuan coba ........ i.................18
1.4. Bahan kimia untuk percobaan .... 18
2. Alat-alat ............................ ...19
3. Metode penelitian ........ ............22
3.1. Denis penelitian ....................22
3.2. Tahapan penelitian .............. ...22
3.2.1. Preparasi minyak atsiri ...... ...23
3.2.2. Preparasi hepatosit ...... ....... 24
3.2.2.1. Pelaksanaan perfusi hepar .. 24
3.2.2.2. Perhitungan hepatosit ...... ...26
3.2.2.3. Uji vitalitas ...................28
3.2.3. Pembuatan larutan minyak atsiri 28
3.2.4. Pembuatan larutan hidrazin ... 28
3.2.5. Cara uji aktivitas enzim GPT
pada suspensi hepatosit ... 29
3.2.6. Percobaan inkubasi hepatosit
dengan hidrazin ...30
3.2.7. Percobaan inkubasi hepatosit
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN MINYAK CURCUMA SPP... EMILIA EKA DAMAYANTI
untuk mengetahui pengaruh minyak
atsiri terhadap dosis toksik
hidrazin ......................... 31
3.3. Pengambilan sampel ................ 33
3.4. Pengumpulan data .................. 33
3.5. Analisa data .............. ........ 33
3.5.1. Kurva perubahan enzim GPT versus
uaktu ............................. 33
3.5.2. Analisa varians dan uji t ..... 34
. 3.5.2.1. Analisa varians faktbrial ... 34
3.5.2.2. Uji t ......... ’................ 39
3.5.3. % Hambatan aktivitas enzim GPT
pada masing - masing pemberian
minyak atsiri Curcuma dan masing
-masing dosis ................... 40
BAB IV : H A S H PENELITIAN .............. .•....... 41
1. Hasil penelitian .................... 41
1.1. Hasil preparasi hepatosit ....... 41
1.2. Hasil uji vitalitas sel ......... 42
1.3. Hasil pengukuran perubahan aktivi-
tas enzim GPT (U/L) dalam media
suspensi hepatosit terisolasi
terhadap kelompok perlakuan pada
interval uaktu 0,30,60,120 menit 43- «
1.4. Hasil pengukuran perubahan aktivi
tas enzim GPT (U/L) dalam media
suspensi hepatosit terisolasi .
terhadap kelompok perlakuan
setelah 120 menit untuk tabel
vi
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN MINYAK CURCUMA SPP... EMILIA EKA DAMAYANTI
vii
anava ............................. 46
2. Analisa data ....................... 47
2.1. Kurva perubahan aktivitas enzim
GPT ............................... 47
2.2. Analisa varians faktorial dan
uji t ........................... .. 53
2.2.1. Analisa varians faktorial ... 53
2.2.2. Uji t .......................... 56
2.2.2.1. Hasil uji t ................. 58
2.3. % Hambatan aktivitas enzim GPT
pada masing-masing 3 konsentrasi
minyak atsiri Curcuma .......... 61
BAB V : PENBAHASAN ............................. 64
BAB VI : KESIMPULAN ............................. 70
BAB VII : SARAN-SARAN ........................... 71
RINGKASAN .......................................... 72
DAFTAR PUSTAKA ................................... 74
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN MINYAK CURCUMA SPP... EMILIA EKA DAMAYANTI
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Skema cara analisa data .................... 35
2. Contoh tabel anava faktorial ....... ...... 38
.3. Contoh perhitungan mean dan SD untuk uji t
pada tiap pemberian minyak atsiri Curcuma 39
4. Hasil penentuan jumlah sel dan vitalitas
suspensi hepatosit terisolasi dari ssluruh
sari penelitian dengan 42
5A. Hasil pengukuran perubahan aktivitas enzim%
GPT (U/L) pada kelompok perlakuan hidrazin 43
5B. Hasil pengukuran perubahan aktivit&s enzim
GPT (U/L) pada kelompok perlakuan hidrazin
dan minyak atsiri Curcuma xanthorrhiza ... 43
5C. Hasil pengukuran perubahan aktivitas enzim
GPT (U/L) pada kelompok perlakuan hidrazin
dosis toksik dan minyak atsiri C. domestica 44
5D. Hasil pengukuran perubahan aktivitas enzim
GPT (U/L) pada kelompok perlakuan hidrazin
dosis toksik dan minyak atsiri C. zedoaria 44
5£. Hasil pengukuran perubahan aktivitas enzim
GPT (U/L) pada kelompok perlakuan hidrazin
dosis toksik dan minyak atsiri C .aeruginosa 45
5F. Hasil pengukuran perubahan aktivitas enzim
GPT (U/l) pada kelompok perlakuan hidrazin
dosis toksik dan minyak atsiri C. heyneana 45
6. Hasil pengukuran aktivitas enzim GPT (U/l)• • 1
terhadap kelompok perlakuan setelah 120 46viii
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN MINYAK CURCUMA SPP... EMILIA EKA DAMAYANTI
ix
7. Hasil pengukuran perubahan aktivitas enzim
GPT (U/L) terhadap kelompok perlakuan sete-
lah 120 menit untuk tabel anava ........... 53
8. Tabel anava .................................. 55
• 29. Harga mean dan SD yang dihitung untuk uji
t pada minyak atsiri C. xanthorrhiza ..... 56
210. Harga mean dan SD yang dihitung untuk uji
t pada minyak atsiri C. domestica ........ 57
211. Harga mean dan SD yang dihitung untuk uji
t pada minyak atsiri C. zedoaria ......... 57
2 >12. Harga mean dan SD yang dihitung untuk uji
t pada minyak atsiri C. aeruginosa ....... 57
213. Harga mean dan SD yang dihitung untuk uji
t pada minyak atsiri C. heyneana ......... 57
14. Hasil uji t untuk mengetahui pengaruh
simple effect dalam kelompok perlakuan pada
minyak atsiri C. xanthorrhiza ............. 58
15. Hasil uji t untuk mengetahui pengaruh
simple effect dalam kelompok perlakuan pada
minyak atsiri C. domestica ................. 58
16. Hasil uji t untuk mengetahui pengaruh ,
simple effect dalam kelompok perlakuan pada
minyak atsiri C. zedoari-a .................. 59
17. Hasil uji t untuk mengetahui pengaruh
simple effect dalam kelompok perlakuan pada
minyak atsiri C. aeruginosa ............... . 59
18. Hasil uji t untuk mengetahui pengaruh
simple effect dalam kelompok perlakuan pada
minyak atsiri C. heyneana .................. 60
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN MINYAK CURCUMA SPP... EMILIA EKA DAMAYANTI
X
19. Hasil perhitungan % protektif rata-rata dari
masing - masing korsentrasi minyak atsiri
Curcuma terhadap aktivitas enzim GPT ...... 62
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN MINYAK CURCUMA SPP... EMILIA EKA DAMAYANTI
DATTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Rimpang Curcuma xanthorrhiza .............. 20
2. Rimpang Curcuma domestica .................. 20
3. Rimpang Curcuma zedoaria ................... 21
4. Rimpang Curcuma aeruginosa ...... ......... 21
5. Rimpang Curcuma heyneana ............. . 22
6. Skema alat destilasi uap air .............. 23
7. Skema teknik pelaksanaan dan peralatan
perfusi hepar .............. ................. 25
8. Posisi heuan saat pelaksanaan perfusi hepar 26
9. Kamar penghitung dalam Neubauer chamber .. 27
10. Hepatosit Rattus novergicus (tikus putih)
dengan pewarnaan tripan biru secara mikros-
kopi dengan perbesaran 10x10 ............. 42
11. Kurva perubahan aktivitas enzim GPT (U/L)
dalam media suspensi hepatosit terisolasi
dengan penambahan hidrazin ................. 47
12. Kurva perubahan aktivitas *enz'im GPT (U/L)
dalam media suspensi hepatosit terisolasi
dengan penambahan hidrazin 1 mPl dan minyak
atsiri C. xanth o r r h i z a...................... 48
13. Kurva perubahan aktivitas enzim GPT (U/L)
dalam media suspensi hepatosit terisolasi
dengan penambahan hidrazin 1 mM dan minyak
atsiri C. domestica ......................... 49
14. Kurva perubahan aktivitas enzim GPT (U/l)
dalam media suspensi hepatosit terisolasi
xi
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN MINYAK CURCUMA SPP... EMILIA EKA DAMAYANTI
xii
dengan penambahan hidrazin 1 mM dan minyak
atsiri C. zedoaria .................... . 50
15. Kurv/a perubahan aktivitas enzim GPT (U/L)
dalam media suspensi hepatosit terisolasi
dengan penambahan hidrazin 1 mM dan minyak
atsiri C. aeruginosa ........................ 51
16. Kurva perubahan aktivitas enzim GPT (U/L)
dalam media suspensi hepatosit terisolasi
dengan penambahan hidrazin 1 mfl dan minyak
atsiri C. heyneana .......................... 52
17. Histogram % protektif rata-rata dari minyak
atsiri Curcuma pada konsentrasi 0,01 mg/m£,
0,1 mg/ml, 1 mg/ml ......................... . 63
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN MINYAK CURCUMA SPP... EMILIA EKA DAMAYANTI
DAFTAR LANPIRAN
lampiran Halaman
1. Surat keterangan identifikasi bahan baku 80.
2A. Komposisi media perfu3i hepar .......... 81
2B. Komposisi media disintegrasi hepar .... 81
3A. Komposisi larutan Seglen SB ............ 82
3B. Komposisi kit GPT. Boehringer Manheim .. 82
4. Hasil analisa kandungan minyak atsiri
Curcuma spp. dengan GC-MS ............... 83
5. Tabel F ................... ................ 86
6. Tabel t .............. ............... 88
xiii
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN MINYAK CURCUMA SPP... EMILIA EKA DAMAYANTI
F.__ . ;
BAB I ----.....' . . ,
P E ' N D A ' H U L U A N ■
1 . Latar belakang permasalahan :
Penggunaan bahan alam sebngai obat bukonloh
hal baru; sejak adanya ma’nusia di permukaan bumi ini.
maka sejak saat itu pula mereka sudah men coba
mengobati penyakit y a m dideritanya menggunakan bahan
alam. Indonesia sangat kaya akan sumber alam yang
dapat digunakan sebagai bahan obat - obatan termasuk
obat tradisional yang telah digiynakan oleh sebagian
besar rakyat Indonesia berdasarkan pengalaman.
Lahirnya ilmu kimia, khususnya il'mu kimia
organik, membaua arah baru dalam cara memanfaatkan
bahan obat alam. Jika semula bahan obat alam hanya
dipakai dalam bentuk se^ar, seduhan atau 'sediaan
galenika ( tingtura ata>J ekstrak ), maka dengan
bantuan ilmu kimia mulni dilakukan isolasi terhndap
zat berkhasiat. Mnmun kemajuan yang pesat dari ilmu
kimia sintesa tidak dnpst menghapuskan peranan bahan
alam sebagai sumber obat. (1 )
Dalam kehiriupan modern yang tidak dap at
dipisahkan dari kontak dengan segala macam zat
kimia, maka peran para ahli kimia menjadi penting
dengan ditemukannya alat yang sensitif untuk
menentukan kadar obat snmpai taraf pikogram. Penggun-j-n
obat, terutama yang b a n -1 selalu akan disert^i
resiko, ualaupun resiko ini telah diusahakan sekecil
mungkin. Hal ini ter'jadi karena beberapa reaksi toksik
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN MINYAK CURCUMA SPP... EMILIA EKA DAMAYANTI
2
atau efek samping timbul dengan frekuensi kejadian
yang amat kecil. Keragaman masyarakat dalam faktor -
faktor umur, seks, bangsa, kehamilan, atau kelainan
genetik mempengaruhi juga Frekuensi kejadian.
Setiap zat kimia pada dasarnya adalah racun
dan terjadinya keracunsn ditentukan cleh dosis den
cara pemberian. Pada s-sat ini dikenal banyak faktor
yang menentukan apakah suatu zat kimia bersifat racun
nemun dosis tetap merunakan Faktor utama yang
terpenting. Untuk zat kimia dengan efek terapi, maka
dosis yang optimal dapat J menimbulkan efek
farmakoterapetik. (2 ) .
Hepar merupakan tempat utama berlangsungnya
biotransformasi ( metabolisme ) hampir semua zat
asing untuk tujuan terSpi ( senobiotika ) selain
tempat lain yaitu ginj f»1 , kulit dan usus. Pengetahuan
dasar tentang jenis reaksi biotransformasi ini sangat>
penting untuk penelusurfjn kemungkinan struktur
metabolit obat yang terbentuk. (3)
Beberapa bahan kimia dapat menyebabkan
kerusakan hepar ( bersifat hepatotoksik ) antara lain:
karbcn tetraklorida (4), galaktosamin (5.), atau
metabolit obat, misalnya hidrazin (6 ).
Metabolit obat selain mempunyai perbedaen
aktivitas biologis, munokin juga menyebabkan
toksisitas. Perihal hepatotoksik (toksik pada hepar)
telah banyak dilaporkan pada media - media, misalnya
hepatotoksik metabolit isoniazid (6 ), parasetamol (7),
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN MINYAK CURCUMA SPP... EMILIA EKA DAMAYANTI
piramidon (8 ) .
Telah banyak dilakukan penelitian untuk
msncari bahan - bahan yang bersifat hepatoprolektif.
Beberapa tonaman yang telah diuji dan terbukti
berkhasiat antara lain : Allium sativum (9 ) ,
Liquidambar formosa (1 0 ), Buddle.ja spp. (1 1 ) ,
Curcuma xanthorrhiza (12), dan C. zedoaria (13).
Uji akti'vitas hepatoprotektif dapat dilakukan
melalui uji secara in vivo atau in vitro. Uji in vitro
menggunakan hepatosit terisolasi telah diteliti sebsgai
model percobaan tingkat seluler f u ) . Uji ini mempunyai
kelebihan yaitu secara cepat dapat diketahui aktivitas
pada sel ( hepatosit ). Uji ini dilakukan dengan
menginkubasikan bahan uji bersama zat hepatotoksik
dalam sistam suspensi hepatosit atau dalam sistem
kultur hepatosit. .
Sebagai tolok ukur untuk menentukan aktivitas
nepatcprotektif dapat digunakan uji kebocoran enzim
( enzyme leakage test ) antara lain enzim glutfjmat
piruvat transaminase ( GPT). Enzim ini berfungsi
menguji integritas membran, disamping itu juga spesifik
dsn peka untuk menilai adanya kerusakan sel - sel
hepar, yaitu dengan meningkatnya aktivitas enzim pads
ekstrak sel. (15)
. Jenis-jenis Curcuma ( Zingiberaceae ) terdapat
dalam hampir sernua jenis jamu-jamuan (16). Penelitian
secara in vivo dilaporkan oleh Imuno Argo D. d k k .,
bahua seduhan rimpang temulauak mempunyai daya
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN MINYAK CURCUMA SPP... EMILIA EKA DAMAYANTI
4
hepatoprotektif terhadnp metabolit parasetatnol yang
toksik tcrhadap hepar (7). Penelitian socara in vi tro
seduhan temulawak ( Curcuma xanthor.rh.izn Roxb.) (1 2 )
dan temuputih ( C. zodoaria Berg ) (13) juga telah
dilaporkan dan ternyaba kedua jcnis Curcuma di a la a
' meinpunyai sifat hepatoprotekti f terhadap toksisitas
hidrazin. Menurut Kiso 3. dkk., seperti d.i.kutip oleh
Imuno Argo 0.(7), aktivi tas hepatoprotekti f dari Cu.i-r.itma
xanthorrhiza disobabkan oleh kandungan kurkuminoid.
5edangkan Curcuma zedoaria mempunyai jutnlah kurkuminoid
yang amat sedikit. Dadi aktivitas an tihepa tok s i !<•
mungkin diaebabkan oleh kandungan minyak nt.si.ri yang
tcrdapat dalam rimpang.
Curci.imn spp. mongandung minyak atairi dalam
jumlah relatif besar pada rimpangnya, dengan struklur
mono terpen , sosquiturpen cJan derivat teroksigenas iny;.i,
Adanya ikatan tak jenuh dan gugus hidroksi pada derivat
teroksigenasi menunjukkan adanya aktivitas hepato-
proLcktif iffelalui mekaniume ponangkapan radikal bubas
(elektofilik) oleh senyaua-senyawa nukleofil tersebut.
(17)
2. Permasalahan penelitian :
Oerdasarkan Fakta-fakta di atas dan pendckatan
sccara struktur kimia uinurn koniponen minyak atsiri dari
Curcuma spp. yang tersusun atas monoterpen dan sesqui-
terpen derivat teroksigenasi, maka pormasalahan
penelitian adalah apakah pemberian m i n y a k ' Curcuma npp*
berpengaruh terhadap korusakan hepar yang disababKan
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN MINYAK CURCUMA SPP... EMILIA EKA DAMAYANTI
5
olah hidrazin. Penelitian dilakukan secara in vitro
dengan menggunakan sistem suspensi hepatosit tikus
terisolasi memakai metode rembesan enzim dengan para -
meter enzim GPT. Dari penelitian ini diharapkan dapat
dilakukan penelitian lanjutan sehingga dapat menambah
landasan ilmiah pada penggunaan Curcuma spp.
3. Hipotesa penelitian :
Minyak atsiri hasil isolasi rimpang Curcuma
xanthorrhizat C. domestica, C. zedoaria, C. aeruginosa,
dan C. heyneana dapat menghambat toksisitas hidrazin7
pada suspensi hepatosit tikus terisolasi dengan para -
meter enzim GPT.
4. Tujuan penelitian :
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui pengaruh minyak atsiri Curcuma spp. terhadap
toksisitas hidrazin pada sistem suspensi hepatosit
tikus terisolasi dengan parameter enzim GPT.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN MINYAK CURCUMA SPP... EMILIA EKA DAMAYANTI
BAB II
TINDAUAN PUSTAKA
1. Tinjauan tentang Curcuma spp,
1.1. Klasifikasi tanaman (18)
Divisi
Anak divisi
Kelas
Bangsa
S uku
Marga
Denis
Spermatophyta
Angiospermae
Monocotyledonae
Scitaminae (Zingiberales)
Zingiberaceae
Curcuma
Curcuma xanthorrhiza Roxb.
C. domestica Val.
C. zedoaria (Berg.) Roscoe
C. heyneana Val. et van Zijp
C. aeruginosa Roxb.
1.2. Ciri-ciri morfologi Curcuma (1B,19)
Habitus : herba tegak dengan batang berwarna semu
hijau.
Daun dan filotaksis : ,
tersebar, helaian daun berbentuk lanset
lebar, tulang daun menyirip, berpelepah atau
tidak. '
Bunga dan perbungaan :
bunga tumbuh di ujung rimpang, perbungaan
sederhana, spika, uarna kelopak bBrmacam-
macam (digunakan untuk determinasi), bunga
berjumlah 2-7, jumlah braktea banyak tidak
bergabung, berkumpul membentuk berkas,
kelopak bunga barjumlah 3.6
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN MINYAK CURCUMA SPP... EMILIA EKA DAMAYANTI
7
Buah dan biji :
jarang diamati, terjadi dari sisa atau bekas
kelopak, berdinding tipis, biji bebas
di bauah kantung pada batang dalam suatu
cairan kental.
1.3. Ciri-ciri khusus Curcuma (18,19)
1*3.1. Curcuma xanthorrhiza Roxb.
Rimpang tumbuh sempurna, beruarna jingga gelap.
Tajuk bunga beruarna merah.
1.3.2. Curcuma domestica Val,
Rimpang tumbuh sempurna, ritnpang bagian dalam
beruarna jingga.
1.3.3. Curcuma zedoaria (Serg.) Roscoe
Ibu tulang daun beruarna ungu tetap, rimpang pada
bagian dalam beruarna kuning terang.
1.3.4. Curcuma aeruginosa Roxb.
Rimpang tumbuh sempurna, rimpang bagian dalam
beruarna biru dan sebagian putih.
1.3.5. Curcuma heyneana Val. et van Zijp
Rimpang bagian dalam beruarna keputihan, kadang-
kadang kekuningan di bagian tengah. ■
1.4. Kandungan kimia Curcuina (17,19,20,21,22)
1.4.1. Curcuma xanthorrhiza Roxb,
Rimpang : zat uarna kuning diarilheptanoid ( kur-
kumin, dihidrokurkumin, heksahidrokurku-
■ min ), xant.horrhizol dalam minyak atsiri.
1.4.2. Curcuma domestica Val.
Rimpang : minyak atsiri (3-5^), kurkumin dalam
jumlah besar (43^), pati, damar, tanin.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN MINYAK CURCUMA SPP... EMILIA EKA DAMAYANTI
8
1.4.3. Curcuma zedoaria (Berg.) Roscoe
Rimpang : dehidrokurdion, zederon, furanogermenon,
kurkumenon, kurkumanolid A;B, guaian.
1.4.4. Curcuma aeruginosa Roxb.
Rimpang : minyak nfcsiri, pati, damar, lemak.
1.4.5. Curcuma heynsana \l?.l. et van Zijp
Rimpang : minyak atsiri, tanin kurkumin.
1.5. Kegunaan Curcuma
1.5.1. Curcumae Rhizoma : menambah. pengeluaran empedu
(19), antibakteri, kholagogum, peuarna
makanan (21), hepat’oprotektif (7), penurun
panas (23).
1.5.2. Curcumae domesticae Rhizoma : antibakteri, khola
gogum, peuarna makanan (2 1 ).
1.5.2. Curcumae zedoariae I?hizoma : demam nifas (24), he-
patoproteM'if (7).
1.5.4. Curcumae aeruginosae Rhizoma : obat cacing (24),
karminatif- (19)
1.5.5. Curcumae heyneanae Rhizoma : obat cacing, obat lu-*
ka, obat penyakit kulit (24).
2. Kandungan Kimia Minyak Atsiri Curcuma (20,21,22)
2.1. Curcuma xanthorrhiza Roxb. .
Minyak atsiri : sejumlah besar ar-kurkumin (41,41$!),
-kurkumin (21,45^), kandungan tur -
merol dan turmeron rendah (2,89%),
' atlantnn tidak ada,
2.2. Curcuma domestina V a l .
Minyak atsiri : sejumlah besar turmerol dan turmeron
(7 5 ,O4‘/0 , komponen spesifik atlanton
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN MINYAK CURCUMA SPP... EMILIA EKA DAMAYANTI
9
(2,38?j), xanthorrhizol tidak ada.
2.3. Curcuma zedoaria (Berg.) Roscoe
Minyak atsiri : dehidrokurdion, zederon, kurkumenon,
fur^nogermenon, kurkumanolid A dan B ,
guainn.
2.4. Curcuma aeruginosa Roxb.
Minyak atsiri : kompnnen khas utama isokurkumenol
(0,57$), -eudesmol (6,49$), humuln-
dion (2,10$), kurdion (3,57$), kur -
, kumenol (9,92%), kurkumanolid A ; B
(11,35$), deltidrokurdion ( 9,41/S ),
kurkumenon (1,85$).
2.5. Curcuma heyneana Val. et van Zijp
Minyak atsiri : komponen khas utama mirip dengan
minyak atsiri C. aeruginosa, kecuali
kurdi o n .
3. Hepatoprotektif .
Bahan hepatotoksik dapat dibagi menjadi 2 golong-
an besar yaitu : ^
3.1. Bahan yang dimetabolisme di hepar, dimana
toksisitas tergantung bagaimana metabolismenya,
dengan melalui oksidasi enzim mikrosomal atau
tidak. Bila bahan tersebut dimetabolisme melalui
oksidasi enzim mikrosomal, sifat hepatotoksik
dapat terjadi antara lain :
- dengan membentuk radikal bebas
- dengan membentuk produk yang elektrofilik
- mengadakan aktivasi oksidasi
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN MINYAK CURCUMA SPP... EMILIA EKA DAMAYANTI
10
3.2. Bahan yang tidak dimetabolisme di hepar bekerja
tidak spesifik, misalnya melalui membran aktif
permukaan, dengan melarutkan lemak membran (25).
Konjugasi glutation merupekan jalur penting
dimana senyaua elektrofilik reaktif didetoksifikasi.
Dalam keadaan normal metabolit elektrofilik akan
diikat oleh glutation hati yang bersifat nukleofilik
sebeluni diekskresikan sobagai konjugat merkapturat dan
konjugat sistein.
Pada saat ini umumnya t e l a h Jditerima bahua spesi
elektrofilik yang reaktif menunjukkan toksisitasnya
(misalnya: nekrosis jaringan, karsinogenitas dan
teratogen) dengan menggabung dengan gugus nukleofilik
yang ada pada protein dan asam nukleat seluler yang
v/ital. Banyak keracunan :obat serius dapat diterangkan
dengan istilah interaksi' kov/alen zat - antara elektro
filik yang dihasilkan secara metabolik dengan nukleo-
fil seluler. (3)
Bila kandungan glutation hepar dapat dihabiskan
atau paling tidak berkurang 20-30% harga normalnya,
maka metabolit yang toksik akan mengikat makromolekul
protein sel hepar yang dapat berupa enzim, protein
struktur seperti resepto,r. Akibatnya dapat terjodi
kerusakan dan kematian stil. Disamping itu kerusakan
dan kematian sel dapat juga disebabkan melalui terjadi
nya peroksidasi asam lemak tidak jenuh penyusun membran
akibat adanya aktivasi oksigen (7).
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN MINYAK CURCUMA SPP... EMILIA EKA DAMAYANTI
11
Oerdasarkan rnekanisme hepatotoksisitas tersebut
di atas, maka hepatoprotektif mungkin terjadi melalui
proses :
- penghambatan terjadinya peroksidasi asam 1 'nrr.ak
tidak jenuh
- penangkapan zat yang bersifat elektrofilik
oleh zat nukleofilik
- penangkapan radikal bebas
3adi kemampuan hepatoprotektif tergantung dari adanya
gugus nukleofilik dan sifat lipcPfiliknya.
4. Uji Hepatoprotektif
Uji hepatoprotektif adalah meneliti pengaruh zat
yang diuji terhadap aktivitas zat hepatotoksik yang
tertentu melalui parameter yang sesuai. Uji hepato
protektif dapat dilakukan melalui uji in vitro atau
in vivo. Pada uji in vitro, bahan hepatoprotektif di-
berikan bersama dengan zat hepatotoksik dengan dosis
tertentu, sebagai contoh : ekstrak Osbeckia octandra
21,5 mg/kg/hari, ekstrak Melothria maderaspantana 21,5
mg/kg/hari diberikan peroral (26). Uji in vitro memakai
hepatosit dengan melakukan inkubasi bahan uji bersama
zat hepatotoksik dalam sistem suspensi hepatosit
(untuk percobaan jangka uaktu 1-4 jam), misalnya pada
uji aktivitas hepatoprotektif Cynara scolimust (27)
atau dalam sistem kultur hepatosit bila percobaan
ingin dilakukan lebih dari satu hari, contohnya uji
aktivitas hepatoprotektif dari Cassia tor5 (28).
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN MINYAK CURCUMA SPP... EMILIA EKA DAMAYANTI
12
5. Enzim Glutamat Piruvat Transferase (GPT).
Dikenal dua jenis enzim transferase yang lazim
dipakai untuk menilai adanya gangguan fungsi sel hepar
yaitu Aspartat Amino Transferase dan Alonin Amino
Transferase (ALT). ALT mernbaua gugus amino dari alnnin
ke asam alfa-ketoglutarat menghasilkan asam glutamat
dan asam piruvat, sehingga lebih dikenal dengan nams
Glutamat Piruvat Transferase (GPT).
Enzim GPT mcngkatalisis reaksi sebagai berikut (29) :
COOHICH0 t lch2 4 -
c = o
COOH ‘
Asam
OC-ketoglutarat
CH~I ?CHNH- = I 2 COOH
Alanin
GPT
GOOHiCH0 I 2 CH0 I 2 CHNH0 I 2 COOH
Asam
glutamat
-f-
CH„I 3
COOH
Asam
piruvat
Enzim GPT terutama terdapat dalam hepar dan sedikit
terdapat dalam ginjal dan otot bergaris yaitu terlarut
dalam sitoplasma. Oleh karena itu kenaikan kadar*
enzim dalam serum lebih khas menunjukkan adanya ke
rusakan sel-sel hepar. Pada gangguan yang ringan pada
membran sel hepar, enzim sitoplasma akan merembes ke
dalam serum, terutama G P T . Oleh karena itu enzim GPT
sangat cocok dan sesuai untuk mengenal terjadinya
gangguan sel hepar ualaupun derajat gangguannya ringan.
6 . U.ji Enzim GPT
6.1. Metode Ultraviolet-kinetik.
Prinsip :
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN MINYAK CURCUMA SPP... EMILIA EKA DAMAYANTI
13
Alanin + 2-oksog 1 utarat J Piruvat + Glutamst
Piruvat + NADH + H+ — LDH ■■> 1-Laktat + NAD+
Kecepatan penurunan serapan pada 334, 340, atau
365 nm setara dengan NADH yang bereaksi dengan
piruvat, dimana piruvat merupakan hasil resksi
antara alanin dan 2-oksoglutarat dengan GPT/ALT
sebagai katalisatornya (29).
6,2. Metode Kolorimetrik-endpoint.
Prinsip :
Alanin + 2-oksoglutarat - - Piruvat + Glutamat
Bentuk piruvat direaksikan dengan 2,4— dinitro-
fenilhidrazin. Dihasilkan hidrazon piruvat yang
mempunyai uarna, diukur serapannya pada A = 490
- 520 nm yang sebanding dengan aktivitas GPT/ALT.
(29)
7. Tin.jauan tentanq Hidrazin
Hidrazin adalah salah satu metabolit isoniazi-d
(INH) suatu obat tuberkulostatik yang dapat menyebabkan
kerusakan hepar dan bersifat menghemolisa pada darah,
mengiritasi mata, lapisan kulit, dan membran mukosa
(31), disamping itu bersifat karsinogen' (6 ).
Hasil penelitian Timbrell dkk. menunjukkan terapi
INH menghasilkan metabolit INH ( monoasetil hidrazin,
hidrazin ) yang reaktif (32), sedangkan menurut Noda
dkk. hidrazin lebih (menyebabkan kerusakan hRpar
dibandingkan monoasetil hidrazin (33). Percobaan mo-
nunjukkan bahua metabolisme hidrazin merupakan kunci
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN MINYAK CURCUMA SPP... EMILIA EKA DAMAYANTI
14
utama yang menghasilk-in metabolit intermediat yang
toksik. Hepatotoksisitas hidrazin disebabkan karena
terbentuknya zat-antara selama proses oksidasi mikro -
somal, yaitu hidrazin radikal dan diimida. Penelitian
tentang sitotoksisitas hidrazin juga telah dilakukan
oleh Noda dkk, pada hepatosit tikus terisolasi, dan
ternyata hidrazin bersifat sitotoksik dan tahap aual
toksisitas yang teramati adalah kerusakan membran sel
(33).
Dalur metabolisme hepatotoksisitas hidrazin (32,33,34)
H_N — l\IH_ --- > H0N — NH„
2 ? ■ 2 iH2N — NH - OH
*H^ = radikal yang 4' 2
reaktif pada = Nfl
makromolekul diimida
sel (protein Ihepar). ' NH3
• amoniak
Isoniazid (INH) dalam tubuh dimetabolisme menjadi
metabolit utamanya, yaitu asetil isoniazid. Aset.il-
isoniazid ini dimetabolisme lebih lanjut menjadi asam
nikotinat yang akan diekskresi keluar tubuh dan asetil
hidrazin. Asetil hidrazin akan dimetabolisme lebih
lanjut melalui beberapa jalur antara lain :
- jalur enzim mikrosomal menohasilkan intermediat
yang bersifat toksik
- membentuk asam oksohidrazon yang akan diekskresi
- mengalami asetilasi menjadi asetil hidrazin yang
diekskresi ’
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN MINYAK CURCUMA SPP... EMILIA EKA DAMAYANTI
15
- mengalami hidrolisa menjadi asam asetat yang akan
diekskresi dan hidrazin yang bersifat toksik dengan
terbentuknya metabolit yang reaktif yaitu hidrazin
radikal dan diimida.
8 . Hetoda preparasi hepatosit (35) •
Ada beberapa prinsip cara preparasi hepatosit
terisolasi yang telah dicoba dsn dipakai. para peneliti
. yaitu sebagai berikut :
3.1. Prinsip disintegrasi mekanis
Disintegrasi mekanik adalah^ cara konvesional yang
sudah jarang dipakai. Jaringan hepar dipaksakan
secara mekanik melalui suatu filter/kasa dengan
diameter 1 0 0um, baik terbuat dari logam atau
nilon.
8.2. Prinsip memakai zat pengikot ion kalsium (khelator)
Pemakaian zat pengikat ion kalsium, misalnya EDTA
didasarkan bahua ion kalsium yang bervalensi dua
menjadi jembatan ikatan antar hepatosit. Dengan
hilangnya ion kalsium maka sel hepatosit akan
terdisintegrasi.
8.3. Prinsip memakai enzim proteolitik
Enzim proteolitik, misalnya kolagenasa akan bo-
kerja pada matriks antar sel didalam jaringan
hepar, sehingga sel hepatosit terdisintegrasi.
Secara tehnis, prinsip pemakaian khelator atau enzim
dapat dibagi dua yaitu :
8.4. Cara dispersi inkubasi.
Cara ini dilakukan dengan menginkubasikan potong-
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN MINYAK CURCUMA SPP... EMILIA EKA DAMAYANTI
16
an jaringan hepar <!alam media enzim dan/atau zat
pengikat ion kalsium pada kondisi dan selama uaktu
tertentu. Dengan demikian diperlukan pengadukan
pada sistem inkubasi dan media disintegrasi
seringkali diganti yang baru. Cara tersebut mulai
ditinggalkan karena cara disintegrasi perfusi
lebih efektif dalam arti lebih banyak diperoleh
hepatosit dengan vitalitas tinggi pula.
8.5. Cara Disintegrasi perfusi.
Perfusi artinya suetu proses} pemasukan csiran
kedalam suatu sistem (hepar) lalu diikuti dengan
keluarnya cairan tersebut dari sistem secara
terus-menerus dengan kecepatan yang teratur.
Perfusi hepar dilakukan dengan memasukkan cairan
leuat vena porta dan keluar melalui vena
hepatika. Cara perf.usi memerlukan alat penting
yaitu pompa peristaltik. Pompa ini akan mampu
menyalurkan media dongan kecepatan teratur. Hal
penting lainnya yang perlG diperhatikan adalah
kondisi simulasi fisiologis untuk mempertahankan
vitalitas sel. Kondisi ini selain meliputi
komposisi 'media yang bcrksitan dengan tonisitas
dan pH, juga meliputi faktor temperatur. Derajat
simulasi percobaan in vitro, yaitu korelasinya
dengan kondisi in vj. \/o, akan menentukan kualitac
vitalitas hepatosit.
Keuntungan cara ini adalah tidak diperlukan
pengadukan pada sistem dan penggantian media
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN MINYAK CURCUMA SPP... EMILIA EKA DAMAYANTI
17
tidak terjadi. Seisin itu cara ini lebih efektif
rialam arti lebih banyak diporoleh hepatosit
dengan vitalitas yang tinggi. Kerugian cara ini
adalah diperlukannya ketrampilan untuk memasukkan
kanula ko vena porta dan uen-a cava, Ditinjau dari
keuntungan dan kerugiannya, maka p3da penelitian
ini dipakai cara disintegrasi perfusi.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN MINYAK CURCUMA SPP... EMILIA EKA DAMAYANTI
BAHAN, ALAT, DAN METODE PENELITIAN
1 . Bahan penelitian
1.1. Bahan uji
Bahan uji adalah minyak atsiri yang diisolasi dan
dipisahkan dengan car-i ’Salting o u t 1 memakai garam
dapur dari destilat hasil destilasi uap air rimpang
Curcuma spp. ( Curcurrae Rhizoma, Curcumae domesticae
Rhizoma, Curcumae z.edoariae Rhizoma, Curcumae•
aeruginosae Rhizoma, Curcumae jheyneanae Rhizoma )
yang diperoleh dan telah diidentifikasi di Kebun
Raya Puruodadi. Gambar bahan baku tertera pada gambar
1,2,3,4, dan 5. Surat keterangan identifikasi bahan
baku tertera pada lampiran 1 .
1.2. Bahan yang toksik terhadap hepatosit
Digunakan Hidrazin monoklorida ( A ^ N H g . H C l ) dari
FLUKA.
1.3 . Heuan coba
Digunakan tikus putih ( Rattus noverqicus ) betina
galur Uistar yang berumur + 2 bulan (deuasa), dengan
berat badan 150 - 300 gram yang diperoleh dari
Lab. Heuan FMIPA ITB.'
1.4. Bahan kimia untuk percobaan
1.4.1. Bahan untuk isolasi minyak atsiri
. - NaCl teknis
- Na^SO^ teknis
1.4.2. Bahan preparasi
- Media perfusi hepar, digunakan madia Muller -
18
BAB III
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN MINYAK CURCUMA SPP... EMILIA EKA DAMAYANTI
Uellensiek tanpa EDTA - Sitrat - Glisin. Sebolun
digunakan disetimbangkan lebih dulu dengan gas
karbogen. Komponen bahan tertera pada lampiran
2A (36).
- Media untuk disintegrasi hepar, digunakan media
Muller - Uellensiek. Sebelum digunakan dipRt.im-
bangkan dengan gas karbogen. Komponen bahan
tertera pada lampiran 28 (36).
- Media pencucian sel hepatosit dan suspensi hepa
tosit, digunakan media Seglen SB. Komponen bahan
tertera pada lampiran 3A (?S5) .
- Kit GPT dari Boehringer-Mannheim GmBH (37).
- Dimetil Sulfoksida (QMS D)
- Eter teknis
- Heparin 5000 IU/ml
- Larutan Tripan bi'ru 0,4% dalam NaCl 0,9%'
Alat-alat
- Seperangkat alat untuk isolasi minyak atsiri
- Seperangkat alat untuk operasi heuan '
- Seperangkat alat untuk perfusi hepar
- Mikroskop .
- Hemasitometer Neubauer chamber
- Mikropipet
- Alat sentrifus Heraeu?,; sepatech
Alat penghitung (counting block)
- GC-KS 3eol 3MS DX 303 dan DMA 5000 '
- Spektrofotometer Hitachi 557 UU-Uis Double beam
Double uavelenght
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN MINYAK CURCUMA SPP... EMILIA EKA DAMAYANTI
Gambar 2. Rimpang Curcuma domestica Val.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN MINYAK CURCUMA SPP... EMILIA EKA DAMAYANTI
21
Gambar 3. Rimpang Curcuma zedoaria Berg.(Roscoe)
>
*
Gambar 4. Rimpang Curcuma aeruginosa Roxb.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN MINYAK CURCUMA SPP... EMILIA EKA DAMAYANTI
72
1
\V
\
Gambar 5. Rimpang Curcuma heyneana Val. et van Zijp
3. Netode penelitian
3.1. Jenis penelitian (38,39,40)
Denis penelitian adalah eksperimental dengan
model faktorial. Pada model ini dijumpai dua atau
lebih variabel yang borbeda dimana masing-masing
variabel adalah faktor yang berdiri sendiri. Dalam
faktor pun ditemukan kategori yang berbeda yang
disebut level/tingkat. Dalam suatu. eksperimen
faktorial dipelajari tidak hanya pengaruh dari
faktor secara individual, jika eksperimen dilakukan
dengan tepat, dapat pula dipelajari interaksi antar
faktor.
3.2. Tahapan penelitian
Penelitian dirancang untuk mengetahui pengaruh
minyak atsiri Curcuma spp. terhadap toksisitas
/
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN MINYAK CURCUMA SPP... EMILIA EKA DAMAYANTI
23
hidrazin memakai metode kebocoran enzim dengan
parameter enzim GPT. Yang akan dilakukan pada
penelitian ini adalah pemberian minyak atsiri
Curcuma spp. dengan 3 dosis (0,01 mg/ml; 0,1 mg/ml ;
1 mg/ml) dan diamati selama interval uaktu 0, 30, 60,
dan 120 menit apakah dapat menekan rembesan enzim GPT
sel hepatosit terisolasi setelah penambahan bahan
toksik hidrazin. Replikasi dilakukan sebanyak 3 kali.
3.2.1. Preparasi minyak atsiri
Minyak atsiri Curcuma diperoleh dengan cara
destilasi uap air rhizoma segar sejumlah + 8 kg.
Rhizoma dicuci bersih, dipotong tipis-tipis (+2mm).
Seperangkat alat destilasi uap air dirangkai
seperti pada gambar 6. Rhizoma yang telah dirajang
dimasukkan ke dalam dandang, bagian bauah dandang
telah diisi air untuk menghasilkan uap air. Tutup
rapat-rapat sekeliling dandang dengan menggunakan
perekat kanji, jaga jangan sampai ada kebocoran.
Gambar 6. Sk^tna alat destilasi uap air.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN MINYAK CURCUMA SPP... EMILIA EKA DAMAYANTI
24
Api dinyalakan, pendingin Liebig dialiri air,
destilat ditampung. Destilasi dilakukan selama
£ 5 jam. lapiaan minyak dipisahkan dari lapisan
air dengan cara Saltlno out ( penambahan garam ),
dan dibebaskan dari aiaa air dengan natrium sulfat
eksikatus. Minyak atsiri hasil destilasi dianaliss
dengan alat GC-MS.
3.2.2. Preparasi hepatosit
3.2.2.1. Pelaksanaan perfusi hepar. (35)
Alat perfusi disusun seperti gambar 7.
Media perfusi hepar sebelum digunakan, dialiri
dengan gas karbogen dan suhu media dibuat 37 °C.
Tikus diane8tesi dan dijaga ketenangannya agar
tidak terjadi kegalakan,- kemudian dibaringkan
terlentang, disuntik heparin 500Q IU/ml sebanyak
D,25 ml secara intravena melalui ekornya. Dibuat
irisan berbentuk huruf U pada rongga peritoneal.
Oisiapkan 2 ligatur yang akan dimasukkan pada
vena porta dan 1 ligatur lagi dimasukkan pada
vena cava inferior. Alirkan media perfusi hepar
dengan kecepatan 5 tetes/detik melalui vena
porta dengan kanula. 3ika kanula telah memasuki
vena porta, hepar berubah memucat dan cairan
perfusi keluar dari tempat pemotongan vena cava
inferior. Rongga dada dibuka, diaiapkan ligatur
4 pada vena cava, Masukkan kanula pada venacava,
kencangkan dengan ligatur 4. Ligatur 3 pada vena
inferior dikencangkan. Karena vena cava inferior
tertutup, cairan keluar melalui vena cava. Lalu
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN MINYAK CURCUMA SPP... EMILIA EKA DAMAYANTI
25
dilakukan resirkulasi dengan media disintegrasi
hepar (Nuller-Uellensiek) yang sebelumnya telah
dipanaskan 37 °C melalui vena porta. Kecepatan
dibuat konstan 3-4 ml/gram hepar/menit dengan
pompa pariataltik selama 30-40 menit. Hepar yang
telah didisintegrasi, diisolasi se'cepat mungkin
dari tikus. Hepar diambil dan selaputnya dirobek
lalu disuspensikan setelah disaring dengan kasa
nilon diameter 100 uni ke dalam larutan seglen SB
pada suhu 4 °C (air es) dengan cara dekantasi.*
Setelah pendiaman .beberapa saat, sel yang rusak
akan mengapung dan sel yang baik akan mengendap
di dasar labu. Supernatan dihisap dan endapan
disuspensikan dalam larutan seglen SB, dibuat
volume suspensi 20 ml.< \ : •: >
%liK • Vf. h e p^r
•XvN.,□
\ F.- ' * ,V
D M Q !
123A
E :O TO L CftC 'fil tGftN MED I i=i F E R F U S I F C 'U P h P E R l S T f l L T X K £• J f i L U R .T m L- U H G P E N f lN G K f iP G FiS / 'U P R RFl. T f l E U N G P E M f l H T f l U pH
T I K U Su p : ' J e i i m p o f . t r
Vfi J V E H ft H E P F i T I C *VC : V E N h C iV v'h I N F E R I O RftK : F iT R I 'J M KftNftN
H t H E f t T E R , T E R M O S T m T S ! S T I R R E R / P EM G m OU K G : G R S O,, O E N G flN CO.., s: U : F i IR 3 7 C
Gambar 7. Skema tehnik pelaksanaan dan
peralatan perfusi hepar.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN MINYAK CURCUMA SPP... EMILIA EKA DAMAYANTI
26
Cara kerja :
Cairan perfusi dari botol (1) dengan poropa
peristaltik (2) dialirkan masuk vena porta (Vp)
melalui unit penangkap gelembung gas/udara (3),
masuk organ hepar, keluar melalui vena hepatika,
atrium kanan dan keluar melalui kanula ke tabung
pemantau pH (4). Cairan kembali ke botol (1)
dengan pompa peristaltik (2). Cairan perfusi (1)
selalu jenuh dengan gas G (karbogen) dan dijaga
temperaturnya konstan 37 °C dengan penangas air
U yang dilengkapi pemanas H dan pengaduk S.
Gambar 8. Posisi heuan saat pelaksanaan perfusi hepar. A = media masuk. B * media keluar.
3.2.2.2. Perhitungan Hepatosit
Preparasi : - Sediakan tabung rsaksi 20 ml.
- Pipet suspensi hepatosit 200 ul.
- Tambahkan larutan tripan biru 500
ul, kocok perlahan.
- Setelah 5 menit, pipet 50 ul dan
letakkan diatas Neubauer chamber,
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN MINYAK CURCUMA SPP... EMILIA EKA DAMAYANTI
27
tutup dengan gelas penutup.
- Kamar penghitung dilihat di bauah
mikroskop dengan perbesaran obyek-
tif 10x.
Perhitungan : Hitung hepatosit pada daerah 1,2,3
dan 4 pada kamar penghitung.
Luas A = 0,0625 mm (luas seluruhnya
9 mm ), tebal 0,1 mm.
Volume dari 16A = 16 x 0,0625 x 0,1
= 0,1 mm3 a 104 ml.
Sel-sel yang’terletak dan menying-
gung garis batas sebelah atas dan
kiri dihitung, sedangkan sel - sel
yang terletak di sebelah kanan dan
bau/ah tidak dihitung.
Cara perhitungan :
3umlah sel/ml » Jumlah sel ^ 4dalam bidang
I__1__| JjucMAf.11 out: 1 L H NUE0AUER homasItomuter
fnempunyai 4 bidang suflut neporti qambtir berikut ;
-LBidang sudut C l nm 2 J
Sorta memponyai bidancj tengah sep&rti gambar bfffjkut i
D idang xongah C 1 n n 2 )
Gambar 9* Kamar penghitung dalam Neubauer chamber
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN MINYAK CURCUMA SPP... EMILIA EKA DAMAYANTI
3.2.2.3. Uji Vitalitas
Sel yang menyerap uarna tripan biru adalah
sel mati, sedangkan yang tidak menyerap uarna
adalah sel hidup. Vitalitas sel adalah prosentase
sel hidup dibandingkan jumlah sel total.
Jumlah sel hidup% sel hidup =» ------------------- x 100 %
Jumlah sel total
3.2.3. Pembuatan Larutan Minyak Atsiri
: Ditimbang seksama 0,100 .ig minyak
lalu ditambahkan 1% DFISO ad larut,
divortex kemudian ditambahkan la -
rutan seglen SB sampai volume 10ml.
: Dilakukan pengenceran dari minyak
10 mg/ml. Dipipet 1 ml larutan
minyak 10 mg/ml, ditambahkan 1 %
0HS0, kemudian ditambahkan larutan
seglen SB sampai volume 10 ml.
: Dilakukan pengenceran dari minyak
1 mg/ml. Dipipet 1 ml larutan mi
nyak 1 mg/ml, ditambahkan T'% DMS0
kemudian ditambahkan larutan seglen
SB sampai volume 10 ml.
3.2.4. Pembuatan Larutan Hidrazin
- Pembuatan larutan hidrazin 2 M.
Ditimbang seksama hidrazin monoklorida 13,702 g,
ditambahkan seglsn SB secukupnya hingga larut.
Pindahkan secara seksama ke dalam labu ukur 100
ml, tambahkan seglen SB hingga garis tanda.
Kocok homogen. -
28
- 1 0 mg/ml
1 mg/ml
- 0,1 mg/ml
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN MINYAK CURCUMA SPP... EMILIA EKA DAMAYANTI
- Pembuatan larutan hidrazin 0,2 fl.
Dipipet seksama 10 ml larutan hidrazin 2 M, lalu
dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml secara ku-
antitatif kemudian ditambahkan seglen SB sampai
garis tanda. Kocok homogen.
- Pembuatan larutan hidrazin 0,02 M.
Dipipet seksama 1 ml larutan hidrazin 2 M, lalu
dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml secara ku-
antitatif kemudian ditambahkan larutan SB sampai »
garis tanda, Kocok homogen.
~ Jumlah hidrazin yang ditambahkan ke dalam model
percobaan :
- Untuk kelompok hidrazin 10 ml*),dipipet
50 ul hidrazin 2 N.
- Untuk kelompok hidrazin 1 mN,dipipet
50 ul hidrazin 0,2 M.
- Untuk kelompok hidrazin 0,1 mM, di
pipet 50 ul hidrazin 0,02 PI.
3.2.5, Cara uji aktivitas enzim GPT pada suspensi inkubasi
hepatosit, (37)
Digunakan prosedur dari Boehringer-Mannheim, dengan
jumlah yang dipakai It dari jumlah yang tertera di
bauah ini :
Dipipet ke dalam tabung reaksi pada suhu kamar
Larutan reagen 2,00 ml
sampel 0,20 ml
Dicampur dan diinkubasi 1 menit pada auhu kamar
Larutan alfa - oksoglutarat 0,20 ml
29
Dicampur, kemudian dimasukkan ke dalam kuvet, lalu
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN MINYAK CURCUMA SPP... EMILIA EKA DAMAYANTI
30
dlbaca absorpsinya pada menit pertama, kedua,
ketiga, dan keempat pada panjsng gelombang 365nm.
Perhitungan :
U/L a 3529 x , ..365 nm/menit
3.2*6. Percobaan inkubasi hepatosit dengan hidrazin
Untuk mengetahui dosis tokaik dari hidrazin
dilakukan inkubasi pada 37 °C, 4.10^ sel/ml sel
hepar sebanyak 10 ml dalam larutan seglen. Selama
inkubasi dialiri gas karbogen dan dikocok terus-
menerus. Sebagai kontrol suspensi hepatosit tanpa)
penambahan hidrazin.
Cara kerja :
- Oisiapkan 4 erlenmeyer, ditambahkan seglen sejum-
lah tertentu (kurang dari 10 ml).
- Ditambahkan 0,2 ml serum pada masing-masing er-
lenmeyer.
- Ditambahkan hepatosit a ml (setara dengan 4.10^
sel).
- Setelah itu ke dalam erlenmeyer :
A. Kontrol tanpa penambahan hidrazin.
B. Ditambah 50 ul larutan hidrazin 0,02 M, hingga
konsentrasi akhir 0,1 mN hidrazin.
C. Ditambah 50 ul larutan hidrazin 0,2 N, hingga
konsentrasi akhir 1 md hidrazin.
D. Ditambah 50 ul larutan hidrazin 2 N, sehingga
konsentrasi akhir 10 mN hidrazin.
- Masing-masing erlenmeyer dikocok, dipipet 1 ml,
dipusingkan agar sel mengendap dan diambil super-
natannya untuk ditentukan aktivitas GPT sesuai
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN MINYAK CURCUMA SPP... EMILIA EKA DAMAYANTI
31
dengan butir 3.2.5.
- Kemudian masing-masing erlenmeyer dimasukkan ke
dalam inkubator air pada suhu 37 °C dan dialiri
gas karbogen.
- Dikocok, dipipet 1 ml dari masing-masing arlen -
meyer pada interval uaktu 30,60,120 menit lalu
dipusingkan dan diambil supernatannya untuk
ditentukan aktivitas GPT sesuai butir 3.2.5.
3.2.7. Percobaan inkubasi hepatosit untuk mengetahui
pengaruh minyak atsiri terhadap dosis toksik dari
hidrazin. 3.
Dari percobaan 3.2.6, dapat diketahui dosis
toksik hidrazin yang akan digunakan pada percobaan
ini. Percobaan dilakukan dengan 8 macam perlakuan
untuk setiap jenis minyak atsiri Curcuma.
Replikasi dilakukan sebanyak 3 kali, menggunakan
3 heuan coba.
A. Kontrol (suspensi hepatosit ditambah seglen SB)
B. Hepatosit dengan minyak atsiri 0,1 mg/ml.
C. Hepatosit dengan minyak atsiri 1 mg/ml.
D. Hepatosit dengan minyak atsiri 10 mg/ml.
C. Hepatosit dengan hidrazin dosis toksik.
F. Hepatosit dengan hidrazin dosis toksik ditambah
minyak atsiri 0,1 mg/ml.
G. Hepatosit dengan hidrazin dosis toksik ditambah
minyak atsiri 1 mg/ml.-
H. Hepatosit dengan hidrazin dosis toksik ditambah
minyak atsiri 10 mg/ml.
Cara kerja :
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN MINYAK CURCUMA SPP... EMILIA EKA DAMAYANTI
32
- Dieiapkan 8 erlenmeyer, dimasukkan sejumlah ter-
tentu seglon SB (kurang dari 10 ml).
- Ditambahkan 0,2 ml serum dan a ml hepatosit
/ 5 \(setara dengan 4.10 sel) pada masing - masing
erlenmeyer.
- Setelah itu ke dalam erlenmeyer :
A. Tanpa penambahan apapun, hanya seglen SB
sampai volume 10 ml.
B. Ditambahkan 1 ml minyak atsiri 10 mg/ml, lalu
ditambahkan seglen sampai volume 10 ml.
C. Ditambahkan 1 ml minyak’atsiri 1 mg/ml, lalu
ditambahkan seglen sampai volume 10 ml.
D. Ditambahkan 1 ml minyak atsiri 0 ,1 mg/ml,lalu
ditambahkan seglen sampai volume 10 m l .
E. Ditambahkan 50 ul hidrazin dosis toksik, lalu
ditambahkan seglen sampai volume 10 ml.
F. Ditambahkan 50 ul hidrazin dosis toksik, lalu
ditambahkan 1 ml minyak atsiri 10 mg/ml, dan
ditambahkan seglen sampai volume 10 ml.
G. Ditambahkan 50 ul hidrazin dosis toksik, lalu
ditambahkan 1 ml minyak atsiri 1 mg/ml, dan
ditambahkan seglen sampai volume 10 ml.
H. Ditambahkan 50 ul hidrazin dosis toksik, lalu
ditambahkan 1 ml minyak atsiri 0,r1 mg/ml , dan
ditambahkan seglen sampai volume 10 ml.
» Plasing-masing erlenmeyer dikocok, dipipet 1 ml,
dipusingkan agar sel mengendap, supernatan di-
ambil untuk ditentukan aktivitas GPT sesuai butir
3.2.5.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN MINYAK CURCUMA SPP... EMILIA EKA DAMAYANTI
- Kemudian masing-masing erlenmeyer dimasukkan ke
dalam inkubator air pada suhu 37 °C dan dialiri
gas karbogen. «,
- Dikocok, dipipet 1 . ml dari masing-masing erlen
meyer pada interval uaktu 30,60,120 menit lalu
dipusingkan dan diambil supernatannya untuk
ditentukan aktivitas GPT sesuai butir 3.2.5.
3.3. Pengambilan sampel.
Sampel diambil secara acak dari suspensi hepa
tosit tikus putih terisolasi, dengan asumsi bahua
sampel terdistribusi normal.
3.4. Pengumpulan data.
Pengumpulan data (kadar enzim GPT dalam U/L)
dikumpulkan melalui pengukuran sslama interval uaktu
0,30,60,120 menit dengan alat spektrofotometer.
3.5. Analisa data.
3.5.1. Kurva Parubahan Aktivitas Enzim GPT _vs uaktu.
Kurva ini dibuat untuk mengetahui perubahan
aktivitas enzim GPT (U/L) getelah pemberian minyak
atsiri Curcuma pada interval uaktu 0,30,60 dan 120
menit.
Kurva A = Kontrol (Hepatosit)
B a Hepatosit ditambah minyak atsiri 0,01
mg/ml.
. C = Hepatosit ditambah minyak atsiri 0,1
mg/ml.
D = Hepatosit ditambah minyak atsiri 1
mg/ml
33
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN MINYAK CURCUMA SPP... EMILIA EKA DAMAYANTI
34
E « Hepatosit ditambah hidrazin dosis toksik.«
F = Hepatosit ditambah hidrazin dosis toksik,
ditambah minyak atsiri 0,01 mg/ml.
G « Hepatosit ditambah hidrazin dosis toksik,
ditambah minyak atsiri 0,1 mg/ml.
H ts Hepatosit ditambah hidrazin dosis toksik,
ditambah minyak atsiri 1 mg/ml.
Keterangan : Kurva B,C,D,F,G, dan H dilakukan pada
. masing-masing minyak Curcuma.
3.5.2, Analisa varians dan uji t.
3.5,2,1. Analisa varians faktorial (38,40),
Untuk mQngetahui besarnya sumbangan setiap
sumber variasi (antar kelompok perlakuan dan
antar replikasi) dalam satu jenis minyak atsiri
Curcuma, maka dilakukan analisa varians faktorial
(anava faktorial). Analisa ini juga memungkinkan
untuk mengetahui dan membandingkan minyak atsiri
Curcuma yang satu dengan yang lain, tetapi karena
dianggap terlalu menyimpsng dari tujuan peneliti-
an maka tidak dilakukan.
Tabel berikut adalah skema cara analisa data
dengan anava faktorial pada pemberian lima jenis
minyak atsiri Curcuma, masing - masing dengan
kelompok perlakuan A,B,C,D dan E. Replikasi dila
kukan sebanyak 3 kali dengan menggunakan 3 heuan
coba. .
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN MINYAK CURCUMA SPP... EMILIA EKA DAMAYANTI
35
Tabel 1. Skema cara analisa data
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN MINYAK CURCUMA SPP... EMILIA EKA DAMAYANTI
36
Keterangan :
A = Kelompok perlakuan kontrol.
B e Kelompok perlakuan hidrazin dosis toksik.
C = Kelompok perlakuan hidrazin dosis toksik
ditambah minyak atsiri 0,01 mg/ml.
D = Kelompok perlakuan hidrazin dosis toksik
ditambah minyak atsiri 0,1 mg/ml.
E <= Kelompok perlakuan hidrazin dosis toksik
ditambah minyak atsiri 1 mg/ml.
CX = minyak atsiri Curcuma xanthorrhiza (1).
CD = minyak atsiri C. domestlca (2).
CZ = minyak atsiri C. zedoaria (3).
CA = minyak atsiri C. aeruginosa (4).
CH = minyak atsiri C. heyneana (5).
X 1 a ; X 1A ; X1A , X 1Q .... dan seterusnya =
Kadar enzim terukur (U/L) pada kelompok A,
B, ... dan seterusnya, pada pemberian m.a
CX(1), CD(2), ... dan seterusnya, dengan
replikasi sebanyak 3 kali menggunakan
3 heuan coba.
X«, X_, X ,, Xc = Jumlah total kadar enzimI 2 J 4 b
terukur (U/l) pada pemberian minyak atsiri
CX(1), CD(2), CZ(3), CA(4), CH(5).
XA , X0 , Xc , XD , Xj. = Jumlah total kadar enzim
terukur (U/L) pada kelompok perlakuan A,
B, C, D, dan E.
X^, X^, X3 , X4 , *= Kadar enzim rata - rata
terukur (U/L) pada pemberian minyak atsiri
- CX(1), CD(2), CZ(3), CA(4), CH(5).
XA , XQ , Xc , X D , X^ = Kadar enzim rata - rata
terukur (U/L) pada kelompok perlakuan A,
B, C, D, dan E.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN MINYAK CURCUMA SPP... EMILIA EKA DAMAYANTI
Harga-harga pada tab e l■ANflVA didapatkan dari "Sum
Square" (jumlah kuadrat) berikut ini :
s b n \2
% ^ I r s x
abn 5x5x3
5Stotal = 2 2 2 2 2 -?ik - C .i=1 j=i k=1 LJ
= (X1A )2 + (a1[3 )' + ••• + (x5E;3 )2 “ C
a J^ .
^treats.- Z & I , - c , i=1 .1=1________ '
n
= J§l2L_ - c3
a
s __t i . .
SSr m i=1 , Curcuma=_________ _ ^
bn
( X , ) 2 + ( X , ) 2 + . . . + ( • X , ) 2
5 x 3
b '
T T2Z — , j . .
SS = 1Perlakuan=----------
• an
( 2 X A )2 + ( S X B )2 + ... + ( Z X E )2 - c
. . 5 x 3
SS Interaksi Curcuma-PerJakuan
— *5*5treats, — Curcuma — Perlakuan
S S = SS SSresidual total — treats.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN MINYAK CURCUMA SPP... EMILIA EKA DAMAYANTI
38
Tabel 2. Contoh tabel anava
Sumber
wariasi. SS db ns ^hitung
Antar
Curcuma
(x)
3SX ( i - O
nsx =
ssx nsx
(a-1) ris . ,rsr,; , ■ ,
Antar
Perlakuan
(Y)
SSyil>-
V>S5y NSy
(b - 1 ) ms . residual
Interaksi
Curcuma -
Perlakuan
(XY)
SS3Dx y
(*-1)x
(h-1 ) 'IC
SSd d x y
ns X Y
l3XY“(a-1) (b-1) nsresidual
Trea tment 55treats
•ib-1
Residual SSresidual ah (n-l) s
-
^residual
r ab(n-1)
Total SSOJtotal ESn-1
Dengan tabel ATJAV- ilidapatkan F^.j.ung tertentu yang
akan dibandingkan rfor.gan harga ^ ^ dengan data
tertentu pula (denumr*rator, derajat bebas, dan oC
atau level of significance).
Dalam analisa lanjut^n j.ika didapat ^hitung y an0
lobih bes3r dibandingkan sehingga pernyatann
HQ ditolak dan diterima, maka uji dilanjutkan
dengan uji i, dimvna uji t ini dilakukan untuk
mengetahui perbedaan yang bermakna di dalam kelompuk
perlakuan ('Simple e rfe c t s’).(40)
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN MINYAK CURCUMA SPP... EMILIA EKA DAMAYANTI
39
3.5.2.2. Uji t
• . oTabel 3. Contoh perhitungan mean dan SD
untuk uji t pada setiap pemberian
minyak atsiri Curcuma.
Keterangan :
SD*", SDg, SOq , b kuadrat dari standar
deviasi yang dihitung berdasarkan
3 replikasi heuan coba pada kelompok
perlakuan A, B, C, D, dan E.
X^, Xg, Y c , XD , "Xj- = kadar enzim rata - rata
terukur yang dihitung berdasarkan
3 replikasi heuan coba pada kelompok
perlakuan A t B, C, 0, dan E.
Keterangan lain dapat dilihat pada halaman .
Rumus uji t :
Sebagai contoh, jika ingin diketahui apakah ada
perbedaan yang bermakna antara kadar enzim teru
kur pada kelompok kontrol dBngan kelompok hidra
zin dosis toksik.
_ ^A ~ *B (39,40)
V s d a + SDl " n
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN MINYAK CURCUMA SPP... EMILIA EKA DAMAYANTI
40
Kemudian ^ i t u n g yang didapat dibandingkan dengan
ttabel (db=n“2 °>05>- 3ik* fhitung lebih
besar daripada ^abel* maka ada perbedaan yang
bermakna antara kadar enzim terukur pada kelompok
kontrol dengan kelompok hidrazin dosis toksik.
Demikian sslanjutnya tiap pasang kelompok dapat
dianalisa dengan uji t ini.
3,5.3. % Hambatan aktivitas enzim GPT pada masing - masing
pemberian minyak atsiri Curcuma dan masing - masing
dosis.
Hidrazin — Sampel% Hambatan ■ ------ -------------- x 1 0 0 $
Hidrazin — Kontrol
% hambatan seringkali juga disebut % protektif, hal
ini dapat diterima, misalnya, dalam percobaan dida-
= 1, maka pada dosis tartentu minyak
atsiri Curcuma menghambat aktivitas enzim GPT
sebesar 100 %, Pernyataan tersebut juga mempunyai
makna bahua minyak atsiri Curcuma pada dosis terse
but dapat melindungi hepatosit dari kerusakan atau
memperbaiki dari kerusakan sebesar 100 % pula.
sampel Patkan C5St?S
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN MINYAK CURCUMA SPP... EMILIA EKA DAMAYANTI
H A S H PENELITIAN
1. Hasil penelitian
1,1. Hasil preparaai hepatosit.
Hasil preparas.i hepatosit Rattus noverqicus
(tikus putih) terisolasi selama penelitian ditunjukkan
pada gambar 10, dimana hepatosit hidup tidak teruarnai
oleh tripan biru, sedangkan hepatosit mati teruarnai
oleh tripan biru.
BAB 11/
" Q
U Q > r ,.
Br ' ■%*
. •
Gambar 10. Hepatosit Rattus noverqicus (tikus putih)
dengan peuarnaan tripan biru secara
mikroskopi dengan perbesaran 10 x 10.
A adalah hepatosit hidup
B adalah hepatosit mati.
41
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN MINYAK CURCUMA SPP... EMILIA EKA DAMAYANTI
42
1.2. Hasil uji vi.tali.tas sel.
Vitalitas hepatosit {%) selama penelitian
ditunjukkan pada tabel 4.
Tabel 4, Hasil penentuan jualah sel dan vitalitas
suspensi hepatosit terisolasi dari seluruh
seri penelitian dengan alat Neubauer chamber.
P e re o b aa n Ju m la h oe 1/ml (x 1 0 ft) V i t a l i to sh id u p t o t a l {%)
1. In k u b e s i h e p a t o s i tsebalum penambohan 273 514 53,11h id r a z in 0 ,1 mtl; 1mil; 10 mfl
2 . In k u b a s i h e p a t o s i t 3SBbelum panambahanh id r a z in 1 mn danm inyak tem u lau ak :
T ik u s 1 197 312 63,14
T ik u s 2 232 394 58 ,86Tikua 3 n o 100 6 1 ,0 5
3 . In k u b a s i h e p a t o s i tssbe lu m panambahanh id r a z in 1 m(1 danm inyak k u n y i t
T ik u s 1 94 159 59,11T ik u s 2 112 104 6 0 ,86T ik u a 3 142 232 61 , 20
4 . In k u b a s i h e p a t o s i tsaba lum panambahanh id r a z in 1 mn danm inyak te m u p u tih : *
T ik u s 1 . 201 313 64,21
T ik u s 2 145 243 59,67
T ik u s 3 231 388 59,54
5. In k u b a s i h a p a t o s i tsaba lum ponambnhanh id r a z in 1 mn danm inyak tem u h itam :
T ik u s 1 85 139 61 ,15
T ik u s 2 107 168 63 ,69
T ik u s 3 115 183 62,04
6. In k u b a s i h e p a t o s i tsaba lum panambahanh id r a z in 1 mfl danm inyak to m u g ir in g :
T ik u s 1 201 3 55 56,61
T ik u s 2 ; 123 213 5 7 ,75
T ik u a 3 161 278 57,91
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN MINYAK CURCUMA SPP... EMILIA EKA DAMAYANTI
43
1.3. Hasil pengukuran perubahan aktivitas onzim GPT (U/L)
dalam media suspensi hepatosit terisolasi tsrhadap
kelompok perlakuan pada interval uaktu 0, 30, 60, 120
menit.
Tabel 5A. Hasil pengukuran perubahan aktivitas enzim
GPT (U/L) pada kelompok perlakuan hidrazin.
"Jlenit ke- KelompoTT— Perlakuan
0 30 60 120
P 0 10,587 21,174 45,077
Q 0 24,703 49,406 56,464
R 0 45,877 91,754 116,457.
S 0 63,522 127,044 137,631
Keterangan : P => Kontrol (Hepatosit).
Q o Hepatosit + Hidrazin 0,1 mM.
R « Hepatosit + Hidrazin 1 mM.
S c Hepatosit + Hidrazin 10 mM.
Tabel 56. Hasil pengukuran perubahan aktivitas enzim
GPT (U/L) pada kelompok perlakuan hidrazin
dan minyak atsiri Curcuma xanthorrhlza.
^^■vJTenit ke-
Kelompoir^^s.Perlakuan
0 30 60 120
A 0 . 7,058 14,116 39,986
B 0 10,587 35,290 56,464
C 0 17,645 38,819 63,552*
D 0 26,232 56,464 70,580
E 0 49,406 96,612 129,390
F 0 14,116 28,232 49,406
G 0 17,645 35,290 51,770
H 0 31,761 63,522 82,331
Keterangan tabel 5B dapat dilihat pada halaman 4 5 *
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN MINYAK CURCUMA SPP... EMILIA EKA DAMAYANTI
44
Tabel 5C. Hasil pengukuran perubahan aktivitas enzim
GPT (U/L) pada kelompok perlakuan hidrazin
dosis toksik dan minyak atsiri C. domestica
^ ' \ vT1enit ke-
Kelompol<\.Perlakuan
0 30 60 120
A 0 10,290 20,585 41 ,170
B 0 14,116 28,232 56,464
C 0 19,409 38,819 77,638
0 0 40,583 81,167 162,334
E 0 44,112 88,225 176,450
F 0 19,118 38,237 76,473
G 0 27,940 # 55,882 111,763
H 0 38,819 77,638 141,160
Keterangan tabel 5C dapat dilihat pada halaman 46.
Tabel 5D. Hasil pengukuran perubahan aktivitas enzim
GPT (U/L) pada kelompok perlakuan hidrazin
dosis toksik dan minyak atsiri C. zedoaria
^ \ ^ M e n i t ke-
Kelompol<\^ 0 30 60 120Perlakuan
A 0 14,116 28,232 42,350
B 0 18,^27 37,054 49,406
C 0 23,820 42,348 56,464
D 0 29,114 49,406 63,522
E 0 40,292 80,585 161,169
F D 21,174 42,348 50,500
G 0 35,290 59,993 76,460
H 0 38,819 77,380 112,930
Keterangan tabel 5D dapat dilihat pada halaman' 46.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN MINYAK CURCUMA SPP... EMILIA EKA DAMAYANTI
45
Tabel 5E. Hasil pengukuran perubahan aktivitas enzim
GPT (U/l) pada kelompok perlakuan hidra2in
dosis toksik dan minyak atsiri C. aeruginosa.
^ ' ' ^ M e n i t ke-
Kelompofc'-'-v. ^Perlakuan
0 30 60 120
A 0 17,645 31,761 44,700
B 0 21,174 35,290 45,877
C . 0 24,703 49,406 59,993
D 0 38,819 67,051 70,580
£ 0 56,464 88,225 122,340
F 0 22,938 38,819 52,930
G 0 31,761 52,935 64,690
H 0 42,348 70,580 85,870
Keterangan tabel 5E dapat dilihat pada halaman 46.
Tabel 5F. Hasil pengukuran perubahan aktivitas enzim
GPT (U/L) pada kelompok perlakuan hidrazin
dosis toksik dan minyak atsiri C. heyneana.
^ " ' \ vMenit ke-
Kelompot<\.Perlakuan
0 30 60 120
A 0 10,587 17,645 .31,760
B . 0 14,116 24,703 35,290
C 0 17,645 35,290 42,348
D 0 28,232 56,464 74,109
E 0 ; 52,935 105,870 210,120
F 0 38,819 45,877 51,760
G 0 45,877 67,051 96,460
H 0 49,106 98,812 132,930
Keterangan tabel 5F dapat dilihat pada halaman 46.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN MINYAK CURCUMA SPP... EMILIA EKA DAMAYANTI
46
Keterangan tabel 58, 5C, 5D, 5E, 5F :
A = Kontrol (Hepatosit tanpa penambahan apapun)
B = Hepatosit + minyak atsiri 0,01 mg/ml.
C = Hepatosit + minyak atsiri 0,1 mg/ml.
D « Hepatosit + minyak atsiri 1 mg/ml.
E = Hepatosit + hidrazin 1 ml*l.
F = Hepatosit + hidrazin 1 mfl + minyak atsiri
0,01 mg/ml.
G «s Hepatosit + hidrazin 1 mfl + minyak atsiri
0,1 mg/ml. .
H = Hepatosit + hidrazin 1 mfl + minyak atsiri
1 mg/ml.
Data pada tabel tersebut di atas digunakan untuk meng-
gambar kurva perubahan aktivitas enzim GPT versus uaktu
dari masing-masing percobaan.
1.4. Hasil pengukuran perubahan aktivitas enzim GPT (U/L)
dalam media suspensi hepatosit terisolasi terhadap
kelompok perlakuan setelah 120 menit, yang digunakan
untuk menyusun tabel anava,
Tabel 6 . Hasil pengukuran aktivitas enzim GPT (U/L) terhadap kelompok perlakuan setelah 120 menit
Xm* a \ pN.°J<
Curcuma
A B * C 0 E
K o n t r o l Hz Hz + 0 1 Hz +0 2 Hz +D3
C D (
j
4 2 , 3 4 8
4 5 , 07 7
31, 761
123, 515
116, 457
140, 216
5 2 , 93 5
59, 993
3 5 , 2 9 0
59. 993
59. 993
3 5 , 290
7 7 , 6 3 8
B1 , 167
0 0 , 22 5
2
3 5 , 2 9 0
4 5, 077
4 2 , 3 4 0
201, 153
208, 211
194, 095
84, 696
7 0 , 5 8 0
74, 109
102, 341
112, 920
119, 986
127, 044
1 4 1 , 1C0
155, 276
C j J
3
3 0 , 6 1 9
4 9 , 4 0 6
3B, B19
1 58, 005
169, 392
155, 276
52. 935
52. 935
45, 877
7 0 . 58 0
7 0. 580
0 0 , 2 2 5 .
109, 399
123, 515
105, 070
4
3 0 , 81 9
45, 877
4 9 , 4 0 6
112, 928
123, 515130, 573
4 9, 406
5 2, 935
56, 4 64
63, 522
7 0 , 5 8 0
S 9 , 993
8 4, 690
81, 167 91 , 754.
nj
31, 761
3 5 , 2 9 0
2 8, 232
190, 566
218, 798
117 6 , 450
45, 877
5 2, 935
j 56, 464
102,341 95, 203
91, 754
144 , f>tl9 130, 573
| 123, 515
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN MINYAK CURCUMA SPP... EMILIA EKA DAMAYANTI
47
2. Analisa Data
2.1. Kurva perubahan aktivitas enzim GPT.
Data dari tabel 5A, 5B, 5C, 5Df 5E, dan ■ 5F digambar
dan dapat diamati perubahan aktivitas enzim GPT (U/L)
pada masing-masing percobaan.
Gambar 11. Kurva perubahan aktivitas enzim GPT
(U/L) dalam media suspen9i hepatosit
terisolasi dengan penambahan hidrazin.
Keterangan gambar di halaman 4 3 .
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN MINYAK CURCUMA SPP... EMILIA EKA DAMAYANTI
48
Gambar 12. Kurva perubahan aktivitas enzim GPT
(U/L) dalam media suspensi hepatosit
terisolasi dengan penambahan hidrazin
1 mn dan minyak atsiri C. xanthorrhiza.
Keterangan gambar di halaman 46.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN MINYAK CURCUMA SPP... EMILIA EKA DAMAYANTI
Gambar 13. Kurva perubahan aktivitas enzim GPT
’ (U/L) dalam madia suspensi hepatosit
terisolasi dengan penambahan hidrazin
1 mPl dan minyak atsiri C. domestica.
Keterangan gambar di halaman 46.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN MINYAK CURCUMA SPP... EMILIA EKA DAMAYANTI
50
Gambar 14. Kurva perubahan aktivitas enzim GPT
(U/L) dalam media suspensi hepatosit
terisolasi dengan penambahan hidrazin
1 mn dan minyak atsiri C. zedoaria.
Keterangan gambar di halaman 46.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN MINYAK CURCUMA SPP... EMILIA EKA DAMAYANTI
51
6 A k t iv i ta s emim G PT (U / L )
Waktu [ menit 1
Gambar 15. Kurva perubahan aktivitas enzim GPT
(U/l) dalam media suspensi hepatosit
terisolasi dengan penambahan hidrazin
1 mM dan minyak atsiri C. aeruginosa.
Keterangan gambar di halaman 46.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN MINYAK CURCUMA SPP... EMILIA EKA DAMAYANTI
52
Gambar 16. Kurva perubahan aktivitas enzim GPT
(U/L) dalam media suspensi hepatosit
' terisolasi dengan penambahan hidrazin
1 mH dan minyak atsiri C. heyneana.
Keterangan gambar di halaman 46.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN MINYAK CURCUMA SPP... EMILIA EKA DAMAYANTI
53
2.2. Analisa varians faktorial dan uji t.
2.2.1. Analisa varians faktorial.
2.2.1.1. Penyusunan hipotesis statistika.
= Tidak ada pengaruh yang bermakna pada
pemberian minyak atsiri Curcuma spp. terhadap
toksisitas hidrazin sacara in vitro.
H ss Ada pengaruh yang bermakna pada pemberian
minyak atsiri Curcuma spp terhadap toksisitas
hidrazin secara in vitro.
2.2.1.2. Parhitungan secara statistika
Tabel 7. Hasil pengukuran pat'ubahan aktivitas
enzim GPT (U/L) terhadap kelompok
perlakuan setelah 120 menit untuk
tabel anava.
X ?m, a\ ° l <
Curpuma
A 0 c .. 0 t
T o t a l [lean
(3D
K o n t r o l Hz H2+D1 . Hz+D2 Hz + D3
G D (
1
4 2 , 3 4 8
4 5, 877
31, 761
123, 515
116, 457
14B. 218
52, 935
59, 993
3 5, 290
59. 993
59. 993
3 5, 290
77, 638
01, 167
08, 225
1058, 700 7 0 , 5 0 0
2
3 5 , 2 9 04 5, 077
4 2, 340
201, 153
200, 211
194, 095
04, 696
7 0, 580
7 4, 109
102,341
112,92®119, 906
127, 044
141, 160
155, 276
1715, 094 114, 3396
3
3 0. 019
4 9 , 40 6
30. 019
150, 005
169, 392
155, 276
52. 935
52. 935
45, 077
7 0, 500
70, 580
00, 225
109, 399
123, 515
105, 0701330, 433 88, 6955
G < = 4
4
3 8, 819
45, 877
4 9 , 4 0 6
112, 928
123, 515
130, 573
4 9 , 40 6
5 2, 935
56, 464
63, 522
7 0 , 58 0
59, 993
0 4, 696
01, 167
91, 7541111, 635 7 4 , 1 0 9
G c H
5 .
31, 761
3 5 , 2 9 0
2 8, 232
190, 565
218, 798
176, 450
45, 877
52, 935
56, 464
102, 341
95, 203
91, 754
144, 609
130, 573
123, 515
1524, 520 101. 6352
T o t a l
H0an(X; )
599, 93
3 9 , 9 9 5
2 427, 952
. 161,9364
043, 431
56, 2287
1203, 309
00, 2259
1665, 600
111, 0450
6740, 390
09, 87106
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN MINYAK CURCUMA SPP... EMILIA EKA DAMAYANTI
54
1A 1B 1C 1D 1£ 2A 2B
Total 119,99 309,19 148,22 155,28 247,03 123,52 603,46
Mean 39,99 129,39 49,41 51,76 83,34 41,17 201,15
2C 2D 2E 3A 38 3C 30
Total
dean
229,30
76,46
335,25
111,75
423,48
141,16
127,04
42,35
483,47
161 ,16
151 ,75
50,58
229,38
76,46
3E 4A 4B 4C 4D 4E 5A
Total 338,78 134,10 367,02 158,80 194,09 257,62 95,28
Mean 112,93 44,70 122,34 52,93 ’64,69 85,87 31 ,76
58 5C 5D 5E
Total 630,36 155,28 289,3 8 398,78
Mean 210,12 51,76 96,46 132,93
6740,392C » --------- e 605771,4314
5x5x3
SS. . , = (42,3482 + 45,8772 + ... + 123,5152 ) - 605771,4314 total ' * ’
« 783645,4911 - 605771,4314
« 177874,0597
(119,992 + 389,192 + 148,222 + ... + 155,282 )
^t reatment* .... ^ " '
605771,4314
» 779069,826 - 605771,4314
« 173290,3946
(1058,702 + 1715,0942 + ... + 1524,5282 )
SSantar Curcuma * 5 x 3
605771,4314
« 626157,5380 - 605771,4314
= 20386,1074
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN MINYAK CURCUMA SPP... EMILIA EKA DAMAYANTI
55
SS ' antar kelompok perlakuan *
(599,932 + 2427 f 9522 + ... + 1665,6882)
5 x 3
605771,4314
« 745926,958 - 605771,4314
= 140155,5266
SSinterakBi Curcuma - kelompok perlakuan *
8 ss — ss _ sstreatment — antar Curcuma antar kelompok
- perlakuan
- 173298,3946 - 20386,1074 - 140155,5266
= 12756,7606
^residual = ^ t o t a l ~ ^treatment
» 177874,0597 - 173298,3946
= 4575,6651
' Tabel 8 . Tabel anava
S u m b a r v a r i e s ! SS db MS ^hi tung
A n t a r Curcuma (x) 20386, 1074 4MSX - .
IB
20306, 1074¥
5096, 52605
4
5096,52685 R
91, 513302
55, 69
A n t a r kel ompok Per l akuan 140155, 5266 4MSy -
140155,5266y
35030, 08165
( Y ) 4
35030, 08165 m91, 513302
382, 88
I n t e r a k a i Curcuma —
kelompok p e r l a k u a n ( XY)12756, 7606 16 12756, 7606 797, 2975
x y ”
c
16
797, 2975
A T
a
91, 513302. •
0,71
T r e a t me n t 173296, 3946 24
R e s i d u a l 4575, 6651 50nsR=
m
4575, 6651
50
91, 513302
T o t a l 177874, 0597 74
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN MINYAK CURCUMA SPP... EMILIA EKA DAMAYANTI
56
Tabel anava (lanjutan).
S u m b e r
v a r i a 3 i^hitung
^tabel
(dbe50;C*=5^
Keterangan
1. Antar Curcuma
( x ) 55,69 2,57 signifikan
2. Antar kelompok
perlakuan (Y) 382,88 2,57 signi fikan
3. Interaksi Curcuma
— kelompok perla 0,71 1,88 signi fikan
kuan (x y )
2.2.1.3. Kesimpulan
1. Pernyataan HQ ditolak dan H diterima a , maka ada
perbedaan yanq bermakna antar Curcuma spp.
2. Pernyataan H ditolak 0 dan H diterima a
, maka ada
perbedaan yang bermakna antar kelompok perlaku-
an*
3. Pernyataan H ditolak 0 dan H diterima a
, maka ada
interaksi vano bermakna antar Curcuma spp. dan
antar kelompok perlakuan.
Untuk mengetahui sejauh mana perbedaan yang ada
antar kelompok perlakuan dalam 1 macam Curcuma
(pengaruh ’Simple effect1^ maka anava dilanjutkan
dengan uji t ( t test after anava).
2.2.2. Uji t
2Tabel 9. Harga mean dan SD yang dihitung untuk uji
t pada minyak atsiri C. xanthorrhiza
m t eC u r c u m a ^ k
• B C D C
K o n t r o l Hx Hz + D^ Hz + D j Hz
4 2 ,3 4 0 1 2 3 ,5 1 5 5 2 ,9 3 5 5 9 ,9 9 3 7 7 ,6 3 0
. C X 4 5 ,8 7 7 1 1 6 ,4 5 7 5 9 ,9 9 3 5 9 ,9 9 3 0 1 ,1 6 7
3 1 ,7 6 1 1 4 0 ,2 1 8 3 5 ,2 9 0 3 5 ,2 9 0 0 0 , 2 2 5
m o an ( X ) 3 9 ,9 9 5 1 2 9 ,3 9 7 4 9 ,4 0 6 5 1 ,7 5 9 0 2 ,3 4 3
s d | 1 7 ,9 8 0 9 2 ,7 1 2 5 3 ,9 6 6 ' ' 6 7 ,0 0 4 9 , 606
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN MINYAK CURCUMA SPP... EMILIA EKA DAMAYANTI
5?
Tabel 10. Harga mean dan SD yang dihitung untuk uji
t pada minyak atsiri C. domestica.
2
\ K
in0 a
C urcum a
A B C D E
K o n t r o l Hz Hz + D., Hz + D2 Hz +D3
CD3 5 ,2 9 0 4 5 ,8 7 7 4 2 ,3 4 8
2 0 1 ,1 5 3
2 0 8 ,2 1 1 1 9 4 ,0 9 5
8 4 ,6 9 6
7 0 ,5 0 0 7 4 ,1 0 9
10 2 ,341
1 1 2 ,9 2 8 1 1 9 ,9 8 6
1 2 7 ,0 4 4
1 4 1 ,1 6 0 1 5 5 ,2 7 6
mean (X )
sof4 1 ,1 7 2
9 ,6 6 62 0 1 ,1 5 3
1 6 ,6 0 5
7 6 ,4 6 2
1 7 ,9 8 8
1 1 1 ,7 5 2
2 6 ,2 9 1
1 4 1 ,1 6 0
6 6 ,4 2 0
2Tabel 11. Harga mean dan SD yang dihitung untuk uji
t pada minyak at9iri C. zadoaria.
'S V K
m. i
C urcum a
ft 0 , C D E
K o n t r o l Hz Hz+D., Hz+02 H z+D3
CZ3 8 .8 1 9
4 9 ,4 0 63 8 .8 1 9
1 5 8 ,0 0 5 1 6 9 ,3 9 2 1 5 5 ,2 7 6
5 2 .9 3 55 2 .9 3 5 4 5 ,8 7 7
7 0 ,5 0 0
7 0 ,5 8 00 8 ,2 2 5
1 0 9 ,3 9 9
1 2 3 ,5 1 5 1 0 5 ,8 7 0
mean ( X )
SD f
4 2 ,3 4 0
1 2 ,4 5 31 6 1 ,1 5 7
1 7 ,9 0 85 0 ,5 8 2
5 , 5357 6 ,4 6 2 3 4 ,5 9 4
1 1 2 ,9 2 8 2 9 , D59
2Tabel 12. Harga mean dan SD yang dihitung untuk uji
t pada minyak atsiri C. aeruqinosa.
*
m, a \ mr X O , C urcum a \ k
A 0 C D E
K o n t r o l Hz Hz+D., Hz+Dj Hz + D ,
3 8 ,8 1 9 1 1 2 ,9 2 8 4 9 ,4 0 6 6 3 ,5 2 2 8 4 ,6 9 6
CA 4 5 ,8 7 7 1 2 3 ,5 1 5 5 2 ,9 3 5 7 0 ,5 8 0 8 1 ,1 6 74 9 ,4 0 6 1 3 0 ,5 7 3 5 6 ,4 6 4 5 9 ,9 9 3 9 1 ,7 5 4
mean (X ) 4 4 ,7 0 0 1 2 2 ,3 3 8 5 2 ,9 3 5 6 4 ,6 9 8 0 5 ,0 7 2
= 4 9 ,6 8 6 2 6 ,2 9 1 4 ,1 5 1 ' 9 ,6 8 6 9 , 686
2Tabel 13. Harga mean dan SD yang dihitung untuk uji
t pada minyak atsiri C. heyneana.
X K
m. a \ mr X o u C urcum a \ k
A • B C D Z
K o n t r o l Hz Hz + D1 Hz+ D j H z*D 3
CH
31 ,7 6 1
3 5 ,2 9 0 2 8 ,2 3 2
1 9 0 ,5 6 6
2 1 8 ,7 9 81 7 6 ,4 5 0
4 5 ,8 7 7
5 2 ,9 3 5 5 6 ,4 6 4
102 ,3 4 1
9 5 ,2 8 3 9 1 ,7 5 4
1 4 4 ,6 8 91 3 0 ,5 7 31 2 3 ,5 1 5
mean ( X ) 3 1 ,7 6 1
4 ,1 5 1
1 9 5 ,2 7 11 5 4 ,9 8 1
5 1 ,7 5 89 ,6 0 6
9 6 ,4 5 99 ,6 8 6
1 3 2 ,9 2 53 8 ,7 4 5
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN MINYAK CURCUMA SPP... EMILIA EKA DAMAYANTI
58
2.2.2.1. Hasil uji t.
Tabel 14. Hasil uji t untuk mengetahui pengaruh simple effect dalam kelompok perlakuan pada minyak atsiri C. xanthorrhiza.
IIS i m p l e
ite f f e c t
*hitung^tabel
(db=4 )Keterangan
NXi• I 8 ,49 I + 2,776 signi fikan
2. K - (Hz+D.) I 1,1 0 ) + 2,776 tidaki signi fikan
3. K - (Hz+D,) | 1,27 | + 2,776 tidakz signifikan
4. K - (Hz+D3 ) | 0,051 + 2,776 signi fikan
5. Hz - (Hz+D.,) I 6,611 + 2,776 signi fikan
6 . Hz - (Hz+D2) 1 6,13 | + 2,776 signifikan
7. Hz - (Hz +D3 ) I 4,6 5| + 2,776 signifikan
0. (Hz+D.,) — 1 0,21 | + 2,776 tidak(Hz+D2) signifikan
9. (Hz+D.,) — I 4 ,13| + 2,776 signifikan(Hz+Dj)
10. (Hz +D2) — |3,47 | + 2,776 signifikan(Hz +D3 )
Tabel 15. Hasil uji t untuk mengetahui pengaruh simple effect dalam kelompok perlakuan pada minyak atsiri C. domestica.
iiS i m p 1 e . ^tabel Keterangan
e f f e c tn^hitunq (db=4 ;oC=5$&)
1. K - Hz |31,20 1 + 2,776 signi fikan
2 . K - (Hz+D.,)
K - (Hz +D2)
| 6,70 1 + 2,776 signifikan
3. 111,761 + 2,776 signifikan
4. K - (Hz +D3 ) -111,46 | + 2,776 signifikan
5. Hz - (Hz+D.,)
Hz - (Hz +D2)
|21,20 I + 2,776 signi fikan
6 . 113,65 | + 2,776 signifikan
7. Hz - (Hz+Dj) |6 ,59 | + 2,776 signifikan
8 . (Hz+D.,) —
(Hz+D2)U , 31 I + 2,776 signifikan
9. (Hz+D.,) —
(h z + d 3 )[7,04 I + 2,776 signifikan
10, (Hz+D2 ) —
(Hz+D3
|3,05 | + 2,776
i
signi fikan
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN MINYAK CURCUMA SPP... EMILIA EKA DAMAYANTI
59
Tabel 16. Hasil uji t untuk mengetahui pengaruh
simple effect dalam kelompok perlakuan
pada minyak atsiri C. zedoaria.
tlS i m p l e
tte f f e c t
t,hitung fctabel
(db=4 J0<«=5$)Keterangan
1. K - Hz |21,53 | ••■+ 2,776 signifikan
2. K - (Hz+Dj | 1 ,9A | + 2,776 tidak1 signi fikan
3. K - (Hz +D2 ) I 4,97 | + 2,776 signifikan
4. K - (Hz+D3 ) J10,95 | + 2,776 signi fikan
5. Hz - (Hz+D.,) 123,06 | + 2,776 signifikan
6 . Hz - (Hz+D2 ) |11,67 | + 2,776 signifikan
7. Hz - (Hz+D3 ) | 7,03 | + 2,776 signifikan
8 . (Hz+D1) —
<• o CD * + 2,776 signifikan(Hz+D2 )
9. (Hz+D.,) —110,60 | + 2,776 signi fikan
(Hz+Dj)
10. (Hz +D2 ) —I 4,57 | + 2,776 signifikan
(Hz +D3 )
Tabel 17. Hasil uji t untuk mengetahui pengaruh
• simple effect dalam kelompok perlakuan
pada minyak atsiri C. aeruoinosa.
nS i m p l e
e f f e c t 0thitung
^tabel
(db=4 ;of«5?S)Keterangan
1 . K - Hz |1 2,94 I + 2,776 signifikan
2. K - (Hz+D1) | 2,21 J + 2,776 signifikan
3. K - (Hz +D2) j 4,54 | + 2,776 signifikan
4. K - (Hz +D3 ) f 9,35 | + 2,776 signifikan
5. Hz - (Hz+D1) (12,57 | + 2,776 signifikan
6 . Hz - (Hz+D2) | 9,60 j ' + 2,776 signifikan
7. Hz - (Hz +D3 ) j 6,07 | + 2,776 signifikan
8. (Hz+D.,) —i 3,16 I + 2,776 signifikan
(h z +d 2 )1 r
9. (Hz+D1) — 1 8,85 | + 2,776 signifikan
(Hz +D3 )j '
10. (Hz +D2) — | 4,81 | + 2,776 signi fikan
(Hz +D3 )1 *
[.___ . ■
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN MINYAK CURCUMA SPP... EMILIA EKA DAMAYANTI
60
Tabel 18. Hasil uji t untuk mengetahui pengaruh
simple effect dalam kelompok perlakuan
pada minyak atsiri C. heyneana.
IIS i m p l e
e f f e c t ”^hitung
^tabel
(db=4 = 5 ^)Keterangan
1. K - Hz . !12,72 | + 2,776 signi fikan
2. K - (Hz+D.,) I 5,37 J + 2,776 signi fikan
3. K - (Hz +D2 ) (17,39 1 + 2,776 signi fikan
4« K - (Hz +D3 ) 115,44 | , + 2,776 signi fikan
5. Hz - (Hz+D,,) 111,1 8 I . + 2,776 signifikan
6. Hz - (Hz+D2 ) J 7,70 I + 2,776 signifikan
7. Hz - (Hz +D3 ) I. 4,48 | + 2,776 signifikan
8. (Hz+D.,) — 110,15 1 + 2,776 signifikan(Hz +D2 )
9. (Hz +D j ) — |l 1,66 | + 2,776 signifikan(Hz +D3 )
10. (Hz +D2) —
(Hz +D3 )| 5,24 I + 2,776 signi fikan
Keterangan tabel 14,15,16,17, dan 18 :
1. K - Hz = Simple effect dari kelompok perlakuan
kontrol dan hidrazin dosis toksik.
2. K - (Hz+D.,) = Simple effect dari kelompok per
lakuan kontrol dan minyak atsiri 0,01
mg/ml.
3. K - (Hz+D2 ) = Simple effect dari kelompok per
lakuan kontrol dan minyak atsiri 0,1
mg/ml.
4. K - (Hz+D3 ) = Simple effect dari kelompok per
lakuan kontrol dan minyak ptsiri 1
mg/ml. ,
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN MINYAK CURCUMA SPP... EMILIA EKA DAMAYANTI
61
5. Hz - (Hz+D^) = Simple effect dari kelompok per
lakuan hidrazin dosis toksik dan
minyak atsiri 0,01 mg/ml.
6. Hz - (Hz+Dj) = Simple effect dari kelompok per
lakuan hidrazin dosis toksik dan
minyak atsiri 0,1 mg/ml,
7. Hz - (Hz+D^) = Simple effect dari kelompok per
lakuan hidrazin dosis toksik dan
minyak atsiri 1 mg/ml.
0. (Hz+D^) — (Hz+D^) e Simple effect dari kelompok
perlakuan minyak atsiri 0,01 mg/ml
dan 0,1 mg/ml.}
9. (Hz+D^) — >(Hz+Dj) = Simple effect dari kelompok
perlakuan minyak atsiri 0,01 mg/ml
dan 1 mg/ml.
10. (Hz+D^) — (Hz+D^) * Simple effect dari kelompok
perlakuan minyak atsiri 0,1 mg/ml dan
1 mg/ml.
2.3. % Hambatan aktivitas enzim GPT pada masing - masing
konsentrasi minyak atsiri Curcuma.
% hambatan Hz — Sampels --------------- x 100 %
(% protektif) Hz — Kontrol
Tabel berikut ini adalah hasil perhitungan ^protektif
minyak atsiri Curcuma 6pp. terhadap aktivitas enzim
GPT pada masing-masing konsentrasi. Dari data tersebut
dapat diamati dan dibandingkan perbedaan % protektif
pada konsentrasi yang sama pada minyak atsiri Curcuma
yang berbeda pada setiap replikasi melalui histogram
pada gambar 17.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN MINYAK CURCUMA SPP... EMILIA EKA DAMAYANTI
62
label 19. Hasil perhitungan % protektif rata - rata dari
masing-masing konsentrasi minyak atsiri Curcuma
terhadap aktivitas enzim GPT.
DC5IS
(mg/ml)
? £ P R 0 T E K T I F„ Y
± SDTikus 1 Tikus 2 Tikus 3
A
CX0,01
0,1
1
86,96
78,26
56,52
BO, 00
80,00
50,00
96.97
96.97
51,51
87,00
85,OB
52,67
8,53
10,34
3,41
cd0,01
0,1
1
70,21
59,57
44,68
84,78
58,69
41,30
79,06
48,84
25,58
78,02
55,70
37,19
7,34
5,96
10,19
cz0,01
0,1
1
88,23
73,53
41,18
97,06
82,35
38,23
93,94
57,57
42,42
93,07
71,15
40,61
4,48
12,56
2,15
ca0,01
0,1
1
85,71
66,67
38,09
90,90
68,18
54,54
91,30
86,96
47,83
89 , 30
73,94
46,82
3,12
11,30
8,27
ch0,01
0,1
1
91,11
55,55
28,89
90,38
67,30
48,08
80,95
57,14
35,71
87,48
59,99
37,56
5,67
6,37
9,73
Keterangan :
CX = C. xanthorrhiza Tikus 1 = replikasi pertama
CD = C. domesti ca Tikus 2 e replikasi kedua.
cz = C. zedoaria Tikus 3 s replikasi ketiga.
CA = C. aerug inosa
CH = c. h eyneana
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN MINYAK CURCUMA SPP... EMILIA EKA DAMAYANTI
Gambar
17.
Histogram
% protektif
rata-rata
dari
minyak
atsiri
Curcuma
pada
konsentrasi
0*01
mg/rnl
(D^);
0,1
mg/ml
(D0);
1 mg/ml
(D
).
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN MINYAK CURCUMA SPP... EMILIA EKA DAMAYANTI
BAB V
PEMBAHASAN
Untuk mengetahui aktivitas antihepatotoksik lima
jenis minyak atsiri Curcuma spp. ( C. xanthorrhiza,
C. domestica, C. zedoaria, C. aeruginosa, C. heyneana )
pada sistem suspensi hepatosit tikus terisolasi memakai
model bahan hepatotoksik hidrazin dengan parameter
kebncoran enzim GPT, dalarr penelitian dilaksanakan behs-
rapa tahap penelitian yang, dimulai dengan preparasi
minyak atsiri. Minyak atsiri diperoleh dari rimpang
segar lima jenis Curcuma spp. melalui destilasi uap air
selama kurang lebih 5 jam. Minyak atsiri yang diperoleh
dianalisa dengan kromatografi gas - spektrometri massa
(GC-MS), untuk mencoba mengaitkan struktur komponen
minyak atsiri yang diperolnh dengan aktivitas. Minyak
atsiri dipisahkan dengan cara 'Salting out' menggunakan
garam dapur. Jika minyak atsiri tidak dipisahkan dengan
cara tersebut, ternyata komponen Xanthorrhizol pada
minyak atsiri C. xanthorrhi 7. a tidak tampak pada spektra
massa. Untuk mendesak dan ’ongikat air yang tercampur
dengan minyak atsiri ditambahkan Na^SD^ eksikatus,
Sebelum dilakukan percobaan untuk mengetahui
aktivitas antihepatotoksik dari minyak atsiri, terlebih
dahulu dilakukan percobaan inkubasi hepatosit dengan
penambahan hidrazin tiga map am konsentrasi (0,1 mM, 1 mf’l,
10 mM) untuk mengetahui der^jat t-oksisitasnya. Hasil
percobaan ini menunjukkan semakin tinggi, konsentrasi
hidrazin semakin toksik par^ inkubasi hepatosit. Hal ini64
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN MINYAK CURCUMA SPP... EMILIA EKA DAMAYANTI
65
dapat ditunjukkan pada kurv/a perubahan aktivitas enzim
GPT dalam media sistem inkubasi (tingkat kebocoran enzim
GPT) pada gambar 11. Untuk uji aktivitas selanjutnya
digunakan hidrazin konsentrasi 1 ir.il, karena pada 1 mM
sudah tampak toksi sitasnyn.
Percobaan untuk mengetahui aktivitas antihepato-
toksik minyak atsiri lima jenis Curcuma terhadap
toksisitas hidrazin dilakukan dengan cara inkubasi minyak
atsiri bersama-sama dengan hidrazin dalam sistem suspensi
hepatosit tikus terisolasi.. Karena ketidaklarutan rninyakJ
atsiri dalam air, maka ditambahkan dimetilsulfoksida
(DMSO) 1 %, yang umum dipakai dalam uji in vitro terhadap
bahan yang tak larut sebagai solubilizer. Pada minyak
atsiri konsentrasi tinggi (1 mg/ml) terjadi emulsi dengan
penambahan DMSO 1 %, sehinnga minyak atsiri tidak larut
sempurna dalam air.
Pada uji aktivitas 'tiinyak atsiri C.xanthorrhiza
yang ditunjukkan pada gamb.- r 12 , tampak bahua • minyak
minyak atsiri C. xanthorrhiza pada konsentrasi 0,01 mg/ml
menunjukkan aktivitas antihepatotoksik karena mampu
menekan rembesan enzim GPT yang disebabkan oleh hidrazin
1 mf’l setelah interval uakti, 2 jam. Hasil uji t menunjukkan
bahua aktivitas minyak atsiri C. xanthorrhiza 0,01 mg/ml
ini tidak mempunyai perbedaan yang bermakna bila dibanding
kan risngan kontrol yaitu kaodaan normal, maka dapat
dikatakan bahua minyak atsiri C« xanthorrhiza 0,01 mg/ml
dapat memperbaiki sistem hepar karena kerusakan ‘hidrazin
1 mM. Pada konsentrasi minyak atsiri yang lebih tinggi
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN MINYAK CURCUMA SPP... EMILIA EKA DAMAYANTI
6 6
yaitu 0,1 mg/ml, aktivitas antihepatotoksik menurun
namurv jika dibandingkan dengan kontrol tidak mempunyai
perbedaan yang bermakna, maka dapat dikatakan bahua
minyak atsiri C. xanthorrhiza 0,1 mg/ml dapat memperbaiki
sistem hepar dari kerusakan hidrazin 1 mM. Pada konsen -
trasi minyak atsiri yang lebih tinggi (1 mg/ml) aktivitas
antihepatotoksik menurun secara bermakna bila dibandingkan
dengan konsentrasi lebih rendah (0,01 mg/ml dan 0,1 mg/ml)
Bila diban'dingkan dengan kontrol, aktivitas antihepato
toksik dari minyak atsiri 1 mg/m1 ini mempunyai perbedaan
yang bermakna, maka dapat dikatakan bahua minyak atsiri
C. xanthorrhiza 1 mg/ml tidak dapat memperbaiki sistem
hepar karena kerusakan hidrazin 1 niH. Hal ini mungkin
disebabkan oleh sistem emulsi yang terjadi pada sistem
inkubasi hepatosit yang dapat merusak sistem membran sel.
Kerusakan sistem membran yang tidak terkait dengan
tnekanisme akibat metabolit ..toksik (hidrazin) ini mungkin
adalah proses fisik atau kondisi tidak fisiologis.
Aktivitas antihepatotoksik seperti pada minyak
atsiri C. xanthorrhiza 0,01 mg/ml ditunjukkan juga pada
minyak atsiri Curcuma yang lain. Minyak atsiri dari
C. zedoaria dan C. aeruginosa pada konsentrasi 0,01 mg/ml
mempunyai aktivitas antihepatotoksik dan bila dibandingkan
dengan kontrol tidak ada perbedaan yang bermakna, berarti
minyak atsiri C. zedoaria dan C. aeruginosa 0,01 mg/ml
dapat dikatakan memperbaiki sistem hepar dari kerusakan
hidrazin 1 mM. Sedangkan minyak atsiri dari-C. domestica
dan C. heyneana pada konsentrasi 0,01 mg/ml juga mempunyai
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN MINYAK CURCUMA SPP... EMILIA EKA DAMAYANTI
67
aktivitas antihepatotoksik namun bila dibandingkan dengan
kontrol ada perbedaan yang bermakna, berarti minyak atsiri
C. domestica dan C. heyneana pada konsentrasi 0,01 mg/ml
tidak dapat memperbaiki sistem hepar dnri kerusakan
hidrazin 1 mH tetapi dapat menghambat rembesan enzim CPT
banya tidak sampai sama dengan kontrol atau keadnan
normal. Pada konsentrasi ‘.inggi (1 mg/ml) minyak atsiri
dari C. domestica, C. zednaria, C. aeruginosa, C. heynoono
mempunyai aktivitas antihnpatotoksik namun bila dibanding
kan dengan kontrol ada perbedaan yang bermakna, berarti»
minyak atsiri C. domestics, C. zedoaria, C. aeruginosa,
dan C.. heyneana pada konsentrasi 1 mg/ml tidak dapat
memperbaiki sistem hepar dari kerusakan hidrazin 1
tetapi dapat menghambat rombesan enzim GPT hanya tidak
sampai sama dengan kontrol- atau keadaan normal. Hasil uji
aktivitas antihepatotoksik minyak atsiri dari tiap - tiap
Curcuma tertera pada gambar 12, 13, 14, 15, dan 16.
Selain analisa hasil uji aktivitas antihepato
toksik dengan kurva-kurva tingkat kebocoran enzim GPT,
juga disajikan pRrhitungar- aktivitas hepatoprotektif
dalam bentuk % protektif uada tabel 19 dan dapat diamati
serta dibandingkan ant^.ra satu macam minyak atsiri dengan
lainnya dengan histogram |.yjda gambar 17.
Perhitungan % protoktif . ini mengkonfir.masikan
rangkuman hasil penelitian yang menunjukkan bahua minyak
atsiri Curcuma spp. 0,01 mg/ml, 0,1 mg/ml, dan 1 mg/ml
mempunyai aktivitas hepatnnrotektif, dimgna aktivitas
hepatoprotektif yang paling tinggi ditunjukkan oleh minyak
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN MINYAK CURCUMA SPP... EMILIA EKA DAMAYANTI
68
atsiri konsentrasi 0,01 mr./ml dan pada konsentrasi .lebih
tinggi aktivitasnya menurun.
Dari keseluruhan hasil uji aktivitas antihepato
toksik minyak atsiri lima jenis Curcuma spp. dapat
dirangkum bahua minyak atsiri pada konsentrasi 0,01 mg/ml
menunjukkanaktivitas antihepatotoksik yaitu mampu menekan
rembesan enzim GPT yang disebabkan oleh toksisitas
hidrazin 1 mM selama interval uaktu 2 jam. Konsentrasi
minyak atsiri lebih tinggi dimana diperlukan DMSO .1 %
untuk meningkatkan kelarutan, ternyata membentuk emulsi
yang dapat menyebabkan kerusakan sistem membran sel pada
si stem inkubasi hepatosit, yang tampak jelas pada kurva
kebocoran enzim GPT yang tinggi. Bagaimana aktivitas
minyak atsiri pada konsentrasi yang lebih rendah dari
0,01 mg/ml yang tidak dirancang dalam percobaan ini
sebelumnya merupakan saran penelitian selanjutnya.
Hasil analisa minyak atsiri dengan GC-MS tertera
pada spektra massa pada gnmbar 18a, b, c, d, e, Komponen-
komponen sesquiterpen ternksigeoasi seperti Xanthorrhizol
BM 218 ( ^ ^ 2 2^) pada C. xanthorrhiza,, ditunjukkan pada
gambar 18a. Pada C. domestica komponen sesquiterpen ter-
oksigenasi dengan BM 218 (C15H22°2^ ditunjukkan dengan
gambar 18b. Komponen sesquiterpen teroksigenasi dengan
BM 230 yanQ terri’fipat pada C. zedoaria pada
gambar 18c. Komponen sesquiterpen teroksigenasi pada
C. aeruginosa dengan BM 230 ( -) 5^1 ditunjukkan pada
gambar 18d. Sedangkan padn C. heyneana, komponen sesqui-
terpen teroksigenasi dengan BM 234 (^1 5 ^ 2 2^2 ditunjukkan
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN MINYAK CURCUMA SPP... EMILIA EKA DAMAYANTI
69
pada gambar 18e.
Sesquiterpen teroksigenasi diduga berperan dalam
mekanisme antihepatotoksik karena sifatnya yang nukleofil
mampu tnenangkap radikal bebas metabolit hidrazin pada
tingkat membran sel.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN MINYAK CURCUMA SPP... EMILIA EKA DAMAYANTI
BAB VI
KESIPIPULAN
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahua :
Hinyak stsiri Curcuma spp. (C. xanthorrhiza. C. domestica.
C. zedoaria. C. aeruginosa, dan C. hevneana) pada konsentra
si 0,01 mg/ml; 0,1 mg/ml; 1 mg/ml dapat menekan rembesan
enzim GPT secara bermakna (p ^ 0,05) yang disebabkan oleh
toksisitas hidrazin 1 ml1) pada sistem suspensi hepatosit
tikus terisolasi.
70
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN MINYAK CURCUMA SPP... EMILIA EKA DAMAYANTI
BfB VII
SARAN-SARAN
Dari keseluruhan hasil yang diperoleh _ pada
penelitian ini maka disarnnkan ; '
1. Dilakukan percobaan uji aktivitas antihepatotoksik
minyak atsiri Curcuma spp. dengan konsentrasi lehih
rendah dari 0,01 mg/ml.
2. Dilakukan percobaan uji aktivitas antihepatotoksik
fraksi minyak atsiri Curcuma spp. yang hanya
mengandung komponen -sesquiterpen teroksigenasi.
3. Dilakukan p e r cobaan.untuk merancang bentuk sediaan
yang secuai untuk kernasan minyak atsiri dan uji'
stabilitas serta uj5-uji lain yang diperlukan-untuk
menambah informasi -lebih lanjut tentang jpinyak
atsiri Curcuma spp.
71
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN MINYAK CURCUMA SPP... EMILIA EKA DAMAYANTI
BfB VII
SARAN-SARAN
Dari keseluruhan hasil yang diperoleh _ pada
penelitian ini maka disarnnkan ; '
1. Dilakukan percobaan uji aktivitas antihepatotoksik
minyak atsiri Curcuma spp. dengan konsentrasi lehih
rendah dari 0,01 mg/ml.
2. Dilakukan percobaan uji aktivitas antihepatotoksik
fraksi minyak atsiri Curcuma spp. yang hanya
mengandung komponen -sesquiterpen teroksigenasi.
3. Dilakukan p e r cobaan.untuk merancang bentuk sediaan
yang secuai untuk kernasan minyak atsiri dan uji'
stabilitas serta uj5-uji lain yang diperlukan-untuk
menambah informasi -lebih lanjut tentang jpinyak
atsiri Curcuma spp.
71
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN MINYAK CURCUMA SPP... EMILIA EKA DAMAYANTI
Telah banyak penelitian yang menyatakan bahua
rimpang Curcuma xanthorrhiza dan Curcuma domestica mem-
punyai aktivitas hepatoprntektif yang dikaitkan dengan
kandungan kurkuminoid, sedangkan Curcuma zedoaria yang
juga telah dilaporkan mempunyai aktiv/itas hepatoprotektif
tidak mengandung kurkumino.i d , dengan demikian pada pene -
litian ini dipertanyakan apakah minyak atsiri Curcuma spp
(C. xanthorrhizat C. domestica, C . zedoaria, C. aeruginosa
C. heyneana) juga mempunyai aktivitas hepatoprotektif
karena mengandung komponen sesquiterpen teroksigenasi
yang mempunyai ikatan tak jenuh dan gugus hidroksi. Sifnt
nukleofilik dari komponen tersebut merupakan faktor
penting pada mekanisme aktivitas antihepatotoksik.
Minyak atsiri di oeroleh dari rimpang segar
Cur.cuma spp. dengan cara destilasi uap air dan dipisahkan
dengan "Salting out" memakai garam dapur. Uji aktivitas .
antihepatotoksik dilakukan secara in vitro menggunakan
sistem suspensi hepatosit tikus tersisolasi terhadap
hidrazin.
Percobaan uji toksisitas hidrazin menu’njukkan bahua
semakin tinggi konsentrasi semakin toksik, kemudian untuk
uji aktivitas antihepatotoksik digunakan hidrazin dengan
konsentrasi 1 ‘mM.
■ Untuk uji aktivitas antihepatotoksik minyak atsiri
Curcuma spp. dilakukan inkubasi minyak Curcuma spp.
dengan 3 konsentrasi (0,01 mg/ml, 0,1 mg/ml, 1 mg/ml) ber-
sama hidrazin. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahu^
72
R1MGKASAN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN MINYAK CURCUMA SPP... EMILIA EKA DAMAYANTI
73
minyak atsiri Curcuma spp. mempunyai aktivitas
antihepatotoksik yaitu dapat menekan rembesan enzim
GPT, terlihat dari kurva-kurua tingkat kebocoran enzim
GPT dan perhitungan secara statist?.k sorta parhitungan
% protektif. Aktivitas antihepatotoksik paling tinggi
ditunjukkan oleh minyak atsiri konsentrasi 0,01 mg/ml
dan aktivitas tsrsebut, mervirun pada konsentrasi lebih
lebih tingni. Harga % prot:ktif paling tinggi dihasilkcm
oleh minyak atsiri C. zsdo.";ria 0,01 mg/ml.
Analisa kandungan dengan GC-H5 dilakukan untuk" 9
mengaitkan komponen sesquiterpen teroksigenasi yang ada
di dcilam minyak atsiri Curcuma spp. dengan aktivitas
antihepatotoksik yang dilakukan dalam percobaan ini.
Penelitian lanjutan masih diperlukan untuk
mencoba mengetahui aktivitr.s antihepatotoksik minyak
atsiri Curcuma spp. dengan konsentrasi yang lebih rendah
dari 0,01 mg/ml dengan fraksi minyak atsiri yang hanya
mengandung sesquiterpen teroksigenasi.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN MINYAK CURCUMA SPP... EMILIA EKA DAMAYANTI
DAFTAR PUSTAKA
1. R. Bambang Sutrisno, TOGA ( Taman Obat Keluarga ),
Direktorat Pengauasan Obat Tradisional - Direktorat
Jenderal Pengauasan Obat dan Makanan - Departemen
Kesahatan Republik Indonesia, Jakarta, hal. 1-2.
2. Sulistia Gan (editor), 1987, Farmakologi dan Terapi,
edisi 3, Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia, Jakarta, hal. 608-689.
3. Robert F. Doerge (editor), 1982,3
Buku Teks Uilson dan Gisvold Kimia Farmasi dan
Medisinal Organik, edisi 8, D.B. Lippincott Company,
Phyladelphia-Toronto, hal. 57,107-108.
4. Uatanabe S., Hioki M., ffobri T., 1977,
Transaminase of Hepatic Tissue Culture Cells and the
Effect of Carbon Tetrachloride on their Leakage, Chem.
Pharm. Bull., 25 (5), pp. 1089-1093.
5. Tamai M., et al., 1909,
New Hepatoprotective Triterpens from Canarium album,
Planta Medica, 55, pp. 44-47.
6 . Sendo T., et al., 1984,
Hepatotoxicity of Hidrazine in Isolated hepatocytes,
Chem. Pharm. Bull., 32, pp. 795-796.
7. Imuno Argo D., dkk., 1977,
Daya Antihepatotoksik Seduhan Rimpang Temulauak
(Curcuma xanthorrhiza Roxb.) pada mencit, Buku Risalah
Seminar Metabolit Sekunder, PAU Bioteknologi UGn—
Yogyakarta, hal. 250-257.
74
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN MINYAK CURCUMA SPP... EMILIA EKA DAMAYANTI
I
75
8. Flartindale, 1982,
The Extra Pharmacopoeia, Twenty eighth edition,
The Pharmaceutical Press, London, p,
9. Reuter H.D., 1986,
Knoblauch (ftllium sativum) Neue Pharmakogesche Ergeb-
nisse einer Uralten Arznr.ipf lance, Zeitschrift fiir
Phytotherapie, 7_, pp. 99-106.
10. Konno.Gf ,Oshima Y., Hikino H., Yang L., Yen K,, 1988,
Antihepatotoxic Principles of Liqijidambar formosa
Fruits, Planta Medica, 54, pp. 417,418,
11. Peter 3.H., Hiroshi H., 1988,
Anti-Hepatotoxic Activity of Extracts and Constituents
of Buddle.ja Species, Planta Medica, _54, pp. 417-419.
12. Suzana, 1990,
Pengaruh Pemberian Seduhan Temulauak (Curcuma
xanthorrhiza Roxb.) terhndap Toksisitas Hidrazin pada
Sistem Suspensi Hepatosit Tikus Terisolasi dengan
Parameter Enzim GPT, Skripsi, Gniversitas Airlangga,
Surabaya, hal. 56.
13. Vera Suryanti Agustina, 1990,
Pengaruh Pemberian Infus Temuputih (Curcuma zedoaria
(Berg.)) terhadap Toksisitas Hidrazin pada Sistem Sus
pensi Hepatosit Tikus Terisolasi dengan Parameter En
zim GPT, Skripsi, Universitas Airlangga, Surabaya,
hal. 51*
14. Michel 3. et al., 1990,
tert-Butyl Hydroperoxide - Induced Injury in Isolated ^
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN MINYAK CURCUMA SPP... EMILIA EKA DAMAYANTI
76
Rat Hepatocytes : A Model for Studying Antihepatotoxic .
Crude Drugs, Planta Medica. 56t pp. 171-174.
15. Neill Staley and Brian G. Priestly, 1978,
Dose Dependent Toxicity of CCl^ in Isolated Rat Hepato
cytes and Effect of Hepatoprotective Treatments, Toxi_
cology and Applied Pharmacology, 45, pp. 23-29.
16. Sirait M . , 1989,
Xanthorrhizol Sebagai Knmponen Identifikasi Curcuma
xanthorrhiza - P .P-Hidroksi Dicinnamoylmethan terhadap
Curcuma domestica dalax. bentuk 3>amu Bentuk Bubuk,
Phyto Medica, 1_ (1), hal. 12. .
17. Trease G.E., Evans U.C., 1983,
Pharmacognosy, Twelfth edition, English Language Book
Society/Balliere Tindall, p. 461.
18. 8acker C.A., Bakhuizen V.D.B., 1968,
Flora of 3ava, Vol. Ill, Noordhaff (\fU-gr on ingen the
Netherlands, pp. 69-72. .
19. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1979,
Materia Medica Indonesia, 3ilid I, III, IV, V.
20. Guenther E., 1973,
The Essential Oils, Robert E. Krieger Publishing Com
pany Huntington, Neu York, Vol. V, pp. 120-126.
21. Zuaving D.H., Bos R., 15^0,
Analysis of the Essentia.l Oils of Five Curcuma Species,
Planta Medica, 56. pp. 5°9,530.
22. Y. Shiobara, et al., 1985,
Curcumenone, Curcuroanolide A and Curcumanolide B, Three
Sesquiterpenoids from Curcuma zedoaria, Phytochemistry,
24 (17), pp. 2629-2633.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN MINYAK CURCUMA SPP... EMILIA EKA DAMAYANTI
77
23. Mikio Y . , et al., 1988,
Studies on Pharmacologically Active Principles from
Indonesian Crude Drugs. II. Hypothermic Principle from
Curcuma xanthorrhiza R0XB.f Chem. Pharm. Bull, 36 (6 ),
pp. 2075-2078.
24. Heyne K., 1987,
Tumbuhan Berguna Indonesia, Koperasi Karyauan Departe-
men Kehutanan, Jakarta, Dilid ke-1, Cetakan ke-1, hal.
595-598.
25. Farber L.3., Gerson O.R., 1985,
Mechanism of Cell Injury uith Hepatotoxic Chemical,
Pharmacological Review, 36 (2).
26. Oayathilaka P.U., et al., 1989,
An Evaluation of the Potency of Osbeckia octandra and
Melothria maderaspantana as Antihepatotoxic Agents,
Planta Medica, 55, pp. 137-139.
27. Achat T., 1987,
Hepatoprotective Activity of Phenolic Compounds from
Cynara scolimust against CCl^ Toxicity in Isolated
Rat Hepatocytes, 3. Nat. Product, 50, pp. 612-617.
28. Sui-ning Uong, et al., 1989,
Neu Antihep toxic Naphto-pyrone Glycosides from the
Seeds of Cassia tora, Planta Medica, 55, pp. 276-280.
29. Henry R,3., Cannon D.C., Uinkelmann J.U., 1974,
Clinical Chemistry Principles and Technics Bio-Science
Laboratories, 2nd edition, Medical Department, Harper
and Rou Publisher USA, pp. 884-889.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN MINYAK CURCUMA SPP... EMILIA EKA DAMAYANTI
78
30. Sherlock S., 1970,
Diseases of the Liver and Biliary System, 4th edition,
Blackwell Scientific Publications, Oxford - Edinburgh,
pp. 44-45. .
31. Martha U. (editor), 1976,
The Merck Index, An Encyclopedia of Chemical and Drugs,
9th edition, Merck and Co. Inc. Rahuay USA, p. 539.
32. Trirobel J.A., Uright 3.M., Baillie T.A., 1977,
Monoacetylhydrazine as A Metabolite of Isoniazid in
Man, Clin. Pharmacol. Ther., 22, pp. 602-608.
33. Noda A., et al., 1987.
Metabolism and Cytotoxicity of Hidrazine in Isolated
Rat Hepatocytes, Chem. Pharm. Bull., 35 (6), pp. 2530
2544.
3 4 1 Noda A., et al., 1987,
Effects of Isoniazid and its Metabolites on Phenytoin
Biotransformation in Isolated Rat Hepato.cytes, Chem.
Pharm. Bull., 35, pp. 277-281.
35. Seglen P.O., 1976, •
Preparation of Isolated Rat Liver Cells, Meth. Coll -
Bio, 13, pp. 30-63.
36. Mulja Hadi Santosa, 1909,
Hepatosit : Isolasi dan Penggunaannya, Laboratorium
Bioteknologi Farmasi Durusan Biologi Farmasi Fakultas
Farmasi Universitas Airlangga, Surabaya, hal. 1-32.
37. Boehringer flanheim GmBH, 1987,
Diagnostica Automated Analysis Boehringer Manheim ALAT/
ALT/GPT.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN MINYAK CURCUMA SPP... EMILIA EKA DAMAYANTI
79
38. Daniel U.U., 1978,
Biostatistic : A Foundation for Analysis in the Health
Science, 2nd edition, John Uiley and Sons Inc., New
York, pp. 232-240.
39. Ostle, Bernard., 1969,
Statistic in Research, 2nd edition, The Ioua State
University Press, Ames, p. 552.
40. Sutrisno Hedi, 1990f
Hetodologi Research, Dilid ke-4, Cetakan ke-5, Penerbit
Andi Offset, Yogyakarta, hal. 46?-472.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN MINYAK CURCUMA SPP... EMILIA EKA DAMAYANTI
LEMBAGA ILiVILT PENGETAHUAN INDONESIA
TJPT BALAI P E N G E M B A N G A N KEBUN RAYA 80CABANG BALAI KEBUN RAYA PURWODADIPASUH UAN - JAWA TIMUR
KOTAK POS NO. 5 LAWANG 65201 ' TILP. LAWANG
L smpircn 1
SURAT KETERANGAN IDHITIFIKASI
No. t A25/Hf.02.06/lCP/l991
Kepala Cabang Balai Kebun Raya Purwodadi dengan ini menerangkan baliwa natcx’ial
tanaman yang dibawa oleh Sdr, Emilia Eka Damayanti - No. Mhs. Oi>37lOCC6 dan odr. L.
Hizka Andalusia - No. Mhs. 053610351, mahasiswa Fakultas Farraasi Universitas Air-
langga Surabaya ke Cabang Balai Kebun Raya Purwodadi pada tanggal 15 Juli 1991( bcr~
dasarkan buku Flora of Java karangan C.A, Dacke^ Jilid III (i960) halaman £>9 - V2
adalah :
Curcuma aeruginosa Roxb. ; Curcuma heyneana Val. & v. Zijp ; Curcuma
xanthorrhiza Roxb. ; Curcuma domestica Val. ; Curcuma zedoaria (Berg.) Roscoe
; Spermatophyta
; Anglo spermae .
: Monocotyledonae
t Scitaminae
i Zingiberaceae
; Curcuma "
j Curcuma aeruginosa Roxb.
C. . heyneana Val. 4. v. Zijp
C. xanthorrhlsa Roxb.
C. domestica Val.
C. zedoaria (Berg*) Roscoe
Demikian surat keterangan ini dibuat untuk dapat dipergunakan seperlunya,
Purwodadi, 15 Juli 1991.A
KLagiXikaslnya
D i v i a i
Sub divisi
K e 1 a a
Bangsa
u
Marga
Jenis
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN MINYAK CURCUMA SPP... EMILIA EKA DAMAYANTI
81
Lampiran 2
A. Komposisi media perfusi hepar
(Media Muller-Uellensiek tanpa EDTA-Sitrat-Glisin)
komponen konsentrasi (g/L)
NaCl 9*180
KC1 . 0,370
Wa2HP04 .2H20 Df 2B0
k h 2p q 4 Q t 050
NaHC03 2,100
NaOH 2 N ad pH 7.40>
B‘. Komposisi media disintearasi hepar
(Media Muller-Uellensiek)
komponen konsentrasi (g/L)
NaCl ' 9,180
KCX 0,370
N a 2HP04 .2H20 0,280
k h 2 p o 4 0, D50
NaHC03 2,100
Ma Sitrat.2H20* •
2,350
EDTA 0,630
Glisin
NaOH 2 N ad pH 7.40
1,000
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN MINYAK CURCUMA SPP... EMILIA EKA DAMAYANTI
82
L;jmpiran 3
A. Komposisi larutan Seglnn SB
komponen konsentrasi (g/L)
NaCl
KCI
CaCl2 .2H20
0,
300
400
180 .
MgCl2 .6H2G o» 130
k h 2 p o 4 '° r 150
Na2S04 0, 100
HEPES .
TES
TRI ClfJE
NaOH 1 N
9
7,
6,
6,
52,
200
900
500 •
5 ml
Larutan dibuat pada pH 7,60
Komposisi kit GPT dari ''oehringer -Mannheim
Larutan buffer yang "ieng an dung :
tris-buffer (pH 7, 50) 120 mmol/L
L - alanin 600 mmol/L
Enzim/koenzim yang mengandung •
LDH 1 ,44 U/ml
NADH 0,216 mmol/L
NaHC03 12 mmol/L
O C - oksoglutarat 180 mmol/L
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN MINYAK CURCUMA SPP... EMILIA EKA DAMAYANTI
83
Lamp.lran 4
Hasil analisa kandung&n minyak atsiri Curcuma spp.
dengan GC-H5.
GC-RS dioperasikan dengan kondisi sebagai berikut :
Kolom : Supelcowax 10 •
30'm, 0,25 mm, ID 0,25 um
Gas pembaua : Helium 1i.l/menit’
Dumlah sampel : 3 ul (split 1 : 50)
Temperatur kolom : 70cC - 25Q°C, 4°C/menit
Hasil spektra massa konponen kandungan minyak atsiri
Curcuma spp, ditunjukkan pada gambar 16,
w>. r , , . , cr-JW -*t W .M£ £ • > " « t t i . t c ! P , t o i . L - a . w •
6 c .n l m r j l - 1 JS30 . 2W 3» tC 0 « r . 1-001
ieio«n*53 y c c m r * r t I t i k <s <ia o iri.m p i* ; « : ny* k k u w i t . . . RT 33'35•* Z l <P©*.> GC 203 .0c B P ; 8 3 .Q 0 W I n i . 24.1242 L * 0 .0 05>C«n» (20161 - < 1990* 2020> U o f f . 1 .0 0 ) -
00-
f so
S S
ep i m
T?.j:IQS
l iXiirJjjiilIW
210
LilL-iiiLilL
18 (b)
Wl
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN MINYAK CURCUMA SPP... EMILIA EKA DAMAYANTI
64
Lampiran 4 (lanjutan)
. c j w 1 1 i -P J 3 l ‘£5’ t l CC >33.9c BP ; « / * 1 5 - H 'O t * t . t.ttiU L? u 0 .00Scjr>f CI^COt - CIS'/*'. 10*32) C c o 'f . 1.001 •
tvl1B (c)
nj^a 3rcCtT»\T» D*t« r 1 1 r t j*cr«am e<*-oec-St 1C:?©S**plei nimwx Ttrv IRUCRT 3 2 'W Cl <Pc» . > GC l96.4c BPj m/x 12 ?. 0330 I n i . 67.4212 L v 0 .03SC*n* (1927) - (1663* 1944) Ccoe/. 1.00) 9
W z
1B (d)
w ^ 3 y C C T W JI n u i 9XR IM G B I ' E T - J l / i -9 1 1311C
RT*P 4 0 '4 | * M1fC I ( P m . ) RG C ^ 232 .lc B P i 10S.BQ00 I n t . . 28.6206 L v 0 ,Q 0 Sc»nf (24441 - (2416/ 24491 Ccoef. J . W J
18 (e)
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN MINYAK CURCUMA SPP... EMILIA EKA DAMAYANTI
85
Lampiran A (lanjutan)
Keterangan :
Gambar 18 (a). Spektra massa minyak C. xanthorrhiza
(b)» Spektra massa minyak C. domestica
(c). Spektra massa minyak C. zedoaria
(d). Spektra massa minyak C. aeruginosa
(e). Spektra massa minyak C. heyneana
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN MINYAK CURCUMA SPP... EMILIA EKA DAMAYANTI
Lampiran 5
tabfel F
0G
Q 5
ee<
<o
0 oc o* *
s »® a
5 c* 2* 2
* 5s e« ?.
o n f ir t M IA ( I
<0 K<0
n n * N #k
V 0U l ^
O ^ n r t N —
r te
^ 100 0 1
r t9
m«
^ • • m •
<»r t
(0f s
r »r t r t <0 10 40 <0 *
r t40
w»U l
Ar t »
OO
00 * a * ia*
U> * -N
# « r t f i e i N W r t r -i t i f t r t - *“ •**' ’
** ^ • “
0
a t o »O * to 10
e OK
N M O N t f l N
<0 m(A ' t
* w mr t «>< *»
<0 * -O O
r t0 t
r i01
O r ta m 2 ««
Ar t
r t n r t r t
r tr t r t
er t
*40
mUl
K♦
Ulr t
r tr t
N r t a ’ « * u i lA —N
♦ n f i N N N r i N N N <4 W f t * • *“ • “ *“ * • * • * • ‘• ^ W « • •*
O
i K • »N ♦ * •
« ^♦ f "
O * • o> r t 0 r>*
M 91 0 O N r t r t r t
40 w - 10
° .
r t0
ma
m r t A ff>
0 iM
40«c «D
r t 0«0 A
APS
r tr t
u>r t r t
♦40
r tt n
r t«
r tr t
10 f i A* I f U> u i * - r t
V n r t r t N t i t i r t r t r t n r t fS t i ** •» • • **■ — ^ T“ ** ** * • '
O
r t A w^ f"l
10 ♦ ♦ r tr t 0 m
<0 r t 40 «n
r t ^ r t ♦ r t r t
O m 0 <00
r t0
96
66
<n 0 )A»
r t tn • • :
r tCB A
Ar t
A10
Am 5
0 Ar t
V «-* a ’ * <a*lA ** r t
V M n « n t i N r t r t t i CN r t r t f t i r i *“ *" *“ — 9** • «** ** m *“ ^ ‘
ON <A
**t ^ V ^0y> «
m « • 10 r i 0 os
O r>^ lA
r * • • * - y r i r t
VIr t
#» <n - r t0 O O
«0>
10A
♦A
r t 0A A
«0
r »« •
Ulm
yCO r -
U l4d
Ultn
40
n O (P W U l m » - r t
V r t r t r i <4 N N m ‘ m " r t r t r t r t r t r t r t r t ** ~ *“ ** ** *“ •” • • *"
ylA * r t
- ^ NMW1 M
— N O ^ — 01 I s <fl
♦* N IAu i * r t
AN
♦ «r t —
m c e m 0 0
r t0 O A
40 i nA A
r tA
w>A
0A
A«
A Or t 40
r tm
r t A 01 • M ♦ • -r t
• r r t « O N t i r i r t r t r t r t r t r t r t r t t i r t « r t * • "* • "
U l iO O0 y 10 « *
f m
*♦ *A y ^
r * m r s w>
4 l « Ain ^ r t
r tr t
• r » r t r t
01 %3 r t 0 r»0
mO
r tO
— (PIO A A
40A A
nA •0
tn <040
I sin
N • » m a to* j t -
V r i r t n n r i t i r t r t r t r t t i r t r t rt* r t r t r i r t r t r t r ~ • * *" - p"
lA
r t O W A « r t • . <0 I
* - N —i n n O
t n n « r*.
r t r t <0 u» in y
O t n - r t r t
r tr t
r tr t
0 •r t —
t n r t A r t O O
100 5
r tO O
r t01 «
UlK
r t40
w l <ri • >A * * - M
« t r t r i n « N IS r t r t r t r t r t r t r t rt* r t r t r t r t r t r t r t r t r t IN r 1
* • * • - • J t f » •
• 0«0 O
N m n I A N O
•“ 0 V0> K
a e i n40 40 t n
• r t »t t « r t r t
• tn r t m
r tr t
Or t
m <0 i n r t r t O«■
AO
e0
r tA
r t«
Ulr t
-<1 V ) • A * ~r t
* <0 r t r t r t * m " m ‘ r t r t r t r t r t r t r t c4 r t M* r t r t t i r t r J f t l r j r t r t r t • • •“
OO 0) <0
A * r t 0 1 h O t t n p• t n e t « •
m h* 0 r t (0 <0 M
01 i n5
•0r t
i n r t r » n
0r i
r tr t
U)r t
*# r t r t r t
er t
A <0 40 AO
AA 01
r tA
«»* 9 ) m t o * ^ •«
♦ ^ r t r t n « r t r t r t r t r t r t r t r t r t rt* rt* r t r t r t r t r t r t r t r t r t r t • • **
• X Ou i n i 0 p
O N O N<0 ( 1 ^
N O O «
0 f « m k 10
+M
y 0 »i n «
(0♦
r t« r t r t
r tr t
0r t
• r t r t r t
U)r t r t
r tr t r t
r t *O
40A
AA
01 O A* A 10 ^ « - W
♦ ^ n r t r t r i n N W r t r t r t r t r t r t r t r t r t t i r t r t r t N r t rt* rt* rt* r t **
r>. y» # e> < 1 « 0
Mm
4A r t ♦ r t 1 4 W
m O o t
* r t O « r t r t 40
m t n t n i n t n
« • i n r t * +
0X
r tr t
10r t
♦ r t r t r » r t
Ar t
mr t
r tr t
CO O r tO
♦A
m m a W «0 « • •r t
r i r t r t r t t i r t r t r t rt* r t r t r t rt* r t rt* r t r t r t rt* r t W rt* r t r t r t N rt* *“ ‘
IA 9 ^m r t a 0
mm f l
o» 0 «t s v > N
♦ * -1- ; O
• - r j 10m n n r t
10 ^<0 40
60t n
*i n
— 9 tt n +
10« ; «♦
r t♦
O A r tr t
(0r t
<Ar t
r tr t
\Ar t
r t AO O
r t (0* 01* a t f n • • r t
V V r t r t r t r i r t . r t r t r t rt* r t r t r t r t rt* r t m r t r t rt* rt* rt* rt* «si r t r t r t rt* r t
n * 10 0 n • » p
>ntn
« K « h • ( A r t
N 0V N O
0 r t »n 0 01 «o
Or t
« Or t r t
4040
r t40
0 r»«0 in
UlUl
r tt n lA
A r t 10 tn*
r t r t*
yr t
uvr t
IS O
u> V 0 ) «o <0 r t « -IV
* V « r t r i r t n n r t r t rt* r t r t r t rt* r t r t r t r t rt* r t r t r t r t r t r t rt* r i r t r t
O * • <0 N n Q f 4
V>O
9 >r t
N « «U> *
r t a r t N
^ n « — O »
001
«A * - <0 «0
r tr t
«r t
«> Ar t 4«
<d40 40
r t(0
O A 40 m
r tlA
\nlA
u \t n
ntn
U l♦
r tr t
Ar t r t
IA O Ok 0 ) 10O V*N
•A ^ r t n r t r t « r i r t r t r t r i r i r t r t r t r t r t r t r t r t r t r t r t r t r t rt* r t r t W
ir t NN «> f l
91 r t « t n 0» 10 U) CO f * r t — —
«0
w tc O 01
r t01
001
r * h« CD
N09
Om
«r *
10 ^ K r t
«r t r t
0r t
A<0 u
r t tA W 40
r t«
* * 0 > 0 Y 40 r t —N
M> V r t r t r t r » r t r t n « r t r t r t r t r t r t r t in r t r t r t rt* r t r t r t r t r t r t N
<0 • ^N » • N V) ?
<0h*
lA Sr t 0 «
— f f t n in
o> — * * ^ r t
01r t
^ 0r t r t
40 r t O r t — O
Ul0
r t0 0
A <0 A A
40A
tnA
r tA
r tA
VCO
40r t
A40
O40
f t t o a ’ a * 10 VI V V r t r t r t r t #*i r t r i r t r t r t r t r t r t r t r t r> (4 r t r t r t rt r t r t rt rt r t
c m yt r t O i r t f l 0) 0 (A a ~
A « < t 40 t o o a 9 1 - « *- cn <0 co r*
*« u> V V ♦ V o n n n*
^ A N N <0 0» lA r t ^ IO lA 4ft (A lA
<0 * uv rt O A • h If 16V * « V V
n < 1 « n r>
A rt * rt O *; * « * *o n r j n r t
a I* *wi <# n r t r » n < 1 « o r» n fi «
I A N O « < 0 « r t •» o « n « n N N ^♦ V t W V t
<y n m n o « in •- o o « 11 ri n n
rt m o rt * ** o o • V V rt rt
o — rt rt * «» <0 h a « o *- rt n *^ f» M «. «> f ^ N N N N N
O O O O « «t <0 “
•Q
Q>•
•O
tjI
£
inqeXuid *P s
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN MINYAK CURCUMA SPP... EMILIA EKA DAMAYANTI
87
Lampiran 6
tabel t.
A P P E N D I X 10'
NUMBER OF OBSERVATIONS FOR /-TEST OF DIFFERENCE BETWEEN TW O MEANS2
i' R e p r o d u c e d f ro m T a b l u E . i o f O w e n L. D a v ie s , The D uign and Analuti, of Jndutlrta l kzpertm ent$, tecoiid c<L, O l iv e r a n d B o y d , E d i n b u r g h . 1050. B y oer- m iw io n o f t h e a u t h o r a n d p u b l i sh e r s . * p
/ T h e e n t r i e s in t h i s t a b l e sh o w th e n u m b e r of o b s e rv a t io n * n e e d e d in & M e e t o f t h e s ign if icance ol t h e d i f f e r in c e b e tw e e n tw o m e a n s in o r d e r to c o n t r o l th e p r o b ib ih l iM o f t h e e r ro r* of t h e f irs t a n d s e c o n d k i n d , » t . „ a n d 0, r e s p e c t iv e ly .
I t s h o u l d b e n u l c d t h a t t h e e n t r i e s in t h e t a b l e nhow t h e n u m b e r of o b s e r v a t i o n s n o e d c d in c a e V o f tw o numj>lvs o f e q u a l s i i c . "
©tf r»r«<
6-
V*lu* of
iu-
10,01 0.07 0.05 0.1
« «0 .<**0.
0.01 0.05 0.1
051
0.2 0 5
id T « i fdTe.
0.01
a “ 0.005 o «0 .0 I
0.05 0.1 0.2 o.s
a«
-0.01-0.07
aa
-0.035-0.0J
0.01 0.05 0. 0.2 0.5 0.01 0.05 0.1 0.3 0.5
o.o5 0.050.19 0. ro0.15 0.150.20 137 O.JOo,:5 ■ 124 5$ 0.25
0..10 )1 173 87 0 M
0.35 I 110 90 64 103 45 0.!Ji0.40 65 70 100 .50 loe :» 35 0 100.45 JM M J0J 55 105 79 30 )0 I M e: ?» 0 t io.&o 90 55 104 W 45 106 M 64 37 M 70 51 73 0.50
o .w 101 T9 46 106 M 68 31 87 71 63 27 117 73 58 12 19 0.550.00 101 85 67 39 90 74 58 32 104 74 60 45 23 19 61 49 36 16 O.flO0 M 17 ; j 37 34 101 77 64 49 27 W 63 i f 39 20 76 57 42 30 ) J 0.650.70 100 75 63 50 29 90 66 55 43 24 76 65 44 34 17 56 45 36 26 17 0 700.75 M M 55 41 76 79 51 4R 36 21 67 46 39 79 15 57 40 37 73 11 o.;5
o. so 77 is 49 39 23 70 SI 43 .U 19 » . 42 31 26 14 (0 35 26 21 10 0.800.45 «P 41 43 » SI 62 44 34 .10 (7 32 37 31 23 12 45 31 35 J6 9 0.150.00 •3 46 30 31 19 55 41 34 37 15 47 34 27 21 11 40 36 73 16 6 0.900.95 u 42 35 26 17 50 37 31 *24 14 47 30 25 19 10 36 35 20 IS 7 0.051.00 $0 31 32 2* 15 46 33 70 13 39 27 23 17 9 33 73 18 14 7 1.00
r . i 47 3? 27 27 13 3ff 29 23 . 19 If .1? 23 19 n $ 77 i t 15 13 6 1.11.7 36 27 23 IK 11 32 74 20 16 9 27 20 16 17 . 7 23 16 13 10 6 1.31.3 31 23 30 16 10 78 2) 17 14 6 73 17 14 U 6 20 14 U 9 ft (.31.4 27 20 17 I I 9 74 ‘ I I 15 12 6 20 15 12 10 6 17 * 11 10 6 4 1.41.5 34 * IK 16 11 6 21 ia 14 11 7 If 13 11 4 6 IS I I 9 7 4 1.5
1.6 21 16 14 11 7 19 14 12 10 6 16 12 10 6 5 14 10 8 6 4 l.Al.T 10 15 13 10 7 17 13 11 9 6 14 11 9 7 4 12 9 7 6 3 1.7l . l IT 13 11 10 6 IS 12 10 1 $ 13 10 8 8 4 11 6 7 6 1.61.0 1« 12 11 9 6 It 11 9 6 5 13 9 7 6 4 10 7 ft 5 1.97.0 14 tl to ft ft 13 10 9 J If 8 7 6 4 9 7 6 4 2.0
M 13 10 0 1 5 12 9 * 7 6 10 6 6 5 1 ft ft 5 4 2.12,9 1) >0 1 7 5 11 9 7 ' 6 4 9 7 6 6 ft ft ft 4 2.21 1 H ft 1 7 & 10 1 7 6 4 9 7 ft ft 7 6 6 4 2.31.4 n 9 < « 5 10 6 6 4 6 a 9 4 7 5 4 4 2.41.5 10 6 7 6 4 9 7 6 5 4 8 6 ft 4 6 ft 3 7.5
J.O i 6 6 5 4 7 ft 5 . 3 6 5 4 4 6 4 3 3.01.5 i 6 5 4 3 6 5 4 , ft 4 4 3 4 3 3.54.0 ft 5 4 4 6 4 3 4 4 3 4 4.0
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN MINYAK CURCUMA SPP... EMILIA EKA DAMAYANTI
TA B EL NELAI-NILAI - t
Batas SignifScansi N ilai-t pada pelbagai T araf S ignifikansi
T araf Signifikansiu.D.
50% 40% 20% 10% 5% 2%1 I
1% 0,1%
1 1,000 1,376 3,078 6,314 12,706 31,821 63,657 636,619
2 0,816. 1,061 1,886 2,920 4,304 6,965 9,925 31,598
3 0,765 0,978 1,638 2,353 3,182 4,541 5,841 12,941
4 0,741 0,941 1,533 2,132 2,776 3,747 4.604 8,610
S 0,727 0,920 1,476 2,0 T 5 2,571 3,365 4,032 6,859
6 0,718 0,906 1,440 1,943 2,447 . 3,143 3,707 5.959
7 0,711 0,896 1,415 1,895 2,365 2,998 3,499 5,405
8 0,706 0,889 1,397 1,560 2,306 2,896 3,355 5,041
9 0,703 0,883 1,383 1,833 2,262 2,821 3,250 4,781
10 0,700 0,879 1,372 1,812 2,228 2,764>
3,169 4,587
11 0,697 0,876 1,363 1,796 2,201 2,718 . 3,106 4,437
12 0,695 0,873 1,356 J;7 $ ? .2,175 2,681. - 3,055 4,318
13 0,694 0,870 1,350 . 1,771 2,160 2,6 SO 3,012 4,221
14 0,692 0,868 1,345 1,761 2,145 2,624 2,977 4,140
15 0,691 0,866 1,341 1,753 2,131 2,602 2,947 4,073
16 ' 0,690 0,865 1,337 1,746 2,120 2,583 2,921 4,01 S
17 0,689 0,863 1,333 1,740 2,110 2,567 2,898 3,965
18 0,688 0.862 1,330 1,734 2,101 2",552 2,878 3,922
19 0,688 0,861 1,328 1,729 2,093 2,539 2,861 3,883
20 0,687 0,860 1,325 1,725 2,086 2,528 2,845 3,850
21 0,686 0,859 1,323 1,721 2,080 2,518 2,831 3,819
22 0,686 0,858 1,321 1,717 2,074 2,508 2,819 3,792
23 0,685 0,858 1,319 1,714 2,069 2,500 2,807 3,767
24 0,685 0,857 1,318 1,7U 2,064 2,492 2,797 1,745
25 0,684 0,856 1,316 1,708 2,064 2,485 2,787 3,725
26 0,684 0,856 1,315 1,706 2,056 2,479 2,779 3,707
27 0,684 0,855 1,314 1,701 2,052 2,473 2,771 3,690
28 0,683 0,855 1,313 1,701 2,048 2,467 2,763 3,674
29 0,683 0,854 1,311 5,699 2,045 2,462 2,756 3,659
30 0,683 0,854 1,310 1,697 2,042 2,457 2,750 3,646
40 0,681 0,851 1,303 1,684 2,021 2,423 . 2,704 3,551
60 0,679 0,848 1,296 1,671 2,000 2,390 2,660 3,460
120 0,677 0,845 1,289 1,658 1,980 2,358 2,617 3,373
o ? 0,674 0,842 1,282 1,645 1,960 2,326 2,576 3,291
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN MINYAK CURCUMA SPP... EMILIA EKA DAMAYANTI