SISTEM PENGELOLAAN OBAT DI
PUSKESMAS MALANUZA DAN PUSKESMAS LADJA
KECAMATAN GOLEWA KABUPATEN NGADA
TAHUN 2017
KARYA TULIS ILMIAH
Oleh :
Maria Fatima Baba Balu
PO. 530333214641
Karya Tulis Ilmiah ini diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam
menyelesaikan program pendidikan Ahli Madya Farmasi
KEMENTERIANKESEHATANREPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG
PROGRAM STUDI FARMASI
KUPANG
2018
ii
iii
iv
v
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena hanya atas kasih
danpenyertaan-Nyalah sehingga penulis diberikan hikmah untuk menyusun dan
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul Sistem Pengelolaan Obat di
Puskesmas Malanuza dan Puskesmas Ladja Kecamatan Golewa Kabupaten
Ngada Tahun 2017.
Dalam penyusunan dan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis sadar
bahwa keberhasilan ini atas pertolongan Yang Maha Kuasa melalui ulur tangan
orang – orang tercinta yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung. Oleh
karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Ragu Harming Kristina, SKM., M.Kes selaku Direktur Poltekkes
Kemenkes Kupang
2. Ibu Dra. Elisma , Apt., M.Si selaku Ketua Prodi Farmasi Poltekkes Kemenkes
Kupang
3. Ibu Ivonne Y. Laning, S.Farm., Apt selaku penguji II sekaligus pembimbing
yang telah meluangkan waktu guna membimbing dan mengarahkan penulis
selama penyusunan KaryaTulis Ilmiah ini.
4. Bapak Samuel D. I. Makoil, S.Farm., Apt selaku penguji I atas kritikan dan
saran yang diberikan kepada penulis mulai dari seminar proposal hingga ujian
KTI
5. Bapak dan Ibu dosen yang telah mendidik dan memberikan ilmu kepada
penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini
vi
6. Kepala Puskesmas Malauza dan Puskesmas Ladja yang telah memberi ijin
untuk melakukan penelitian, beserta para pegawai yang telah membantu
dengan sukarela.
7. Keluarga tercinta, Bapak, Mama, Kakak, Adik yang selalu mendoakan,
mendukung, memberi semangat dan motivasi sehingga penulis dapat
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini
8. Teman-teman Farmasi regular A angkatan XVI atas kerjasama, dukungan dan
semangat yang membantu penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini
9. Werenfridus Bani, Keysandra Dhiu, Retna, Riki, Mifta, Astri, Yuyun, Chusnul
dan Irma yang telah memberi semangat, membantu dan mendoakan penulis
sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini
10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu
penulis dalam menyelesaikan penyusunan KaryaTulis Ilmiah
Penulis menyadari bahwa penulis Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan demi
penyempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.
Kupang, Juli 2018
Penulis
vii
INTISARI
Peranan obat sebagai komponen esensial di Puskesmas memerlukan adanya fungsi
pengelolaan yang baik. Tujuan penelitian ini untuk mengetahuai Sistem
Pengelolaan Obat di Puskesmas Malanuza dan Puskesmas Ladja Kecamatan
Golewa Kabupaten Ngada Tahun 2017. Jenis penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah deskriptif observasi yaitu dengan melakukan pengamatan
langsung menggunakan daftar tilik jaminan mutu (Quality Assurance) pelayanan
kefarmasian di pelayanan kesehatan dasar tahun 2002. Sampel penelitian adalah
sistem pengelolaanobat yang mencakup permintaan, penerimaan, penyimpanan,
pendistribusi, penggunaan, pencatatan dan pelaporan. Data yang diperoleh
dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan persentase dari tabel. Dari data
yang diperoleh dilapangan menunjukan bahwa Sistem Pengeolaan Obat di
Puskesmas Malanuza dan Puskesmas Ladja Kecematan Golewa Kabupaten
NgadaTahun 2017 tergolong baik dimana skor rata – rata yang di peroleh adalah
88%, hal ini meliputi Permintaan obat di Puskemas Malanuza dan Puskesmas Ladja
sama– sama memperoleh skor penilaian 75% , Penerimaan obat di Puskesmas
Malanuza memperoleh skor penilaian 84% dan Puskesma Ladja memperoleh skor
penilaian 79%, Penyimpanan obat di Puskesmas Malanuza memperoleh skor
penilaian 93% dan Puskesmas Ladja memperoleh skor penilaian 91%,
Pendistribusian obat di Puskesmas Malanuza memperoleh skor penilaian 85% dan
Puskesmas Ladja memperoleh skor penilaian 92%, Penggunaan obat di Puskesmas
Malanuza dan Puskesmas Ladja sama – sama memperoleh skor penilaian 93%,
Pencatatan dan pelaporan obat di Puskesmas Malanuza dan Puskesmas Ladja
memperoleh skor penilaian 80%.
Kata Kunci : Sistem pengelolaan obat, Puskesmas Malanuza, Puskesmas
Ladja
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.............................................................................. i
LEMBAR PERSETUJUAAN................................................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN................................................................... iii
PERNYATAAN..................................................................................... iv
KATA PENGANTAR........................................................................... v
INTISARI............................................................................................... vii
DAFTAR ISI.......................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................... x
DAFTAR TABEL.................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR............................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang....................................................................... 1
B. Rumus Masalah..................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian................................................................... 4
1. Tujuan Umum................................................................. 4
2. Tujuan Khusus................................................................ 4
D. Manfaat Penelitian................................................................. 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5
1. Pengertian Sistem Pengelolaan Obat.................................... 5
2. Tujuan Pengelolaan Obat..................................................... 6
3. Ruang Lingkup Pengelolaan Obat........................................ 6
BAB III METODE PENELITIAN 17
A. Jenis Penelitian..................................................................... 17
B. Tempat dan Waktu Penelitian............................................... 17
C. Variabel Penelitian............................................................... 17
D. Populasi dan Sampel............................................................ 17
ix
E. Kerangka Konsep................................................................. 18
F. Definisi Operasional............................................................. 18
G. Sumber Data......................................................................... 20
H. Prosedur Penelitian............................................................... 20
I. Analisi Data.......................................................................... 21
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 22
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian.................................... 22
B. Sistem Pengelolaan Obat di Puskesmas Malanuza dan
Puskesmas Ladja...................................................................
27
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 40
A. Simpulan.............................................................................. 40
B. Saran..................................................................................... 41
DAFTAR PUSTAKA............................................................................ 42
LAMPIRAN
x
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Daftar Tilik Permintaan Obat........................................ 43
Lampiran 2 Daftar Tilik Penerimaan Obat........................................ 44
Lampiran 3 Daftar Tilik Penyimpanan Obat..................................... 46
Lampiran 4 Daftar Tilik Pendistribusian Obat.................................. 48
Lampiran 5 Daftar Tilik Persiapan Pelayanan Obat.......................... 49
Lampiran 6 Daftar Tilik Penyiapan Obat.......................................... 50
Lampiran 7 Daftar Tilik Penerimaan Resep...................................... 51
Lampiran 8 Daftar Tilik Pencatatan dan Pelaporan Obat................. 52
Lampiran 9 Gambar Penelitian......................................................... 53
Lampiran 10 Surat Penelitian............................................................. 55
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 Presentase Permintaan Obat Puskesmas Malanuza dan
Puskesmas Ladja........................................................................
27
Tabel 2 Persentase Penerimaan Obat Puskesmas Malanuza dan
Puskesmas Ladja........................................................................
29
Tabel 3 Persentase Penyimpanan Obat Puskesmas Malanuza dan
Puskesmas Ladja........................................................................
30
Tabel 4 Persentase Pendistribusian Obat Puskesmas Malanuza dan
Puskesmas Ladja........................................................................
33
Tabel 5 Persentase Persipan Pelayanan Obat Puskesmas Malanuza dan
Puskesmas Ladja........................................................................
35
Tabel 6 Persentase Penerimaan Resep Puskesmas Malanuza dan
Puskesmas Ladja........................................................................
36
Tabel 7 Persentase Penyiapan Obat Puskesmas Malanuza dan
Puskesmas Ladja........................................................................
37
Tabel 8 Presentse Pencatatan dan Pelaporan Obat Puskesmas
Malanuza dan Puskesmas Ladja...............................................
38
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 Siklus Pengelolaan Obat................................................... 5
Gambar 2 Grafik Jumlah Sarana Kesehatan di Puskesmas
Malanuza dan Puskesmas Ladja.......................................
23
Gambar 3 Grafik Jumlah tenaga Kesehatan Berdasarkan
Pendidikan pada Sarana Kesehatan di Puskesmas
Malanuza...........................................................................
24
Gambar 4 Grafik Jumlah tenaga Kesehatan Berdasarkan
Pendidikan pada Sarana Kesehatan di Puskesmas
Ladja.................................................................................
24
Gambar 5 Grafik Jumlah Kunjungan pasien di Puskesmas
Malanuza...........................................................................
25
Gambar 6 Grafik Jumlah Kunjungan pasien di Puskesmas
Ladja.................................................................................
26
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem Kesehatan Nasional adalah suatu tatanan yang mencerminkan
upaya bangsa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan mencapai derajat
kesehatan yang optimal sebagai persyaratan kesejahteraan.Kebijakan Obat
Nasional (KONAS) 2017 sebagai penjabaran lebih lanjut dari sistem kesehatan
nasional 2012, dalam pengertian luas dimaksudkan untuk meningkatkan
pemerataan dan keterjangkauan obat secara berkelanjutan, agar tercapai derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Pembangunan kesehatan
sebagai salah satu upaya pembangunan nasional diarahkan guna tercapainya
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar
dapat mewujudkan derajat kesehatan yang baik. Terwujudnya keadaan sehat
adalah kehendak semua pihak, tidak hanya oleh keluarga, kelompok tetapi juga
oleh masyarakat (Depkes, 2016).
Pusat Kesehatan Masyarakat atau yang sering disebut Puskesmas
adalah suatu unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang
bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu
wilayah kerja. Peningkatan kinerja pelayanan kesehatan yang ada di Puskesmas
dilakukan sejalan dengan perkembangan kebijakan yang ada pada berbagai
sektor. Adanya kebijakan otonomi daerah dan desentralisasi diikuti pula
dengan menguatnya kewenangan daerah dalam membuat berbagai kebijakan.
2
Selama ini penerapan dan pelaksanaan upaya kesehatan dalam kebijakan
Puskesmas yang sudah ada sangat beragam antara setiap daerah.
(Depkes, 2016) .
Pemilihan obat yang tepat dengan mengutamakan penyediaan obat
esensial dapat meningkatkan akses serta kerasionalan penggunaan obat.Semua
obat yang beredar harus terjamin keamanan, khasiat dan mutunya agar
memberikan manfaat bagi kesehatan. Bersamaan dengan itu masyarakat harus
dilindungi dari salah penggunaan dan penyalahgunaan obat (Depkes,2016).
Pencapaian tujuan dari program kegiatan obat nasional membutuhkan
pelaksanaan pengelolaan obat dan perbekalan kesehatan yang baik dan benar
serta efektif dan efisien secara berkesinambungan. Hal-hal yang harus
diperhatikan dalam pengelolaan obat yaitu obat selalu tersedia dalam jumlah
yang cukup, jenis dan jumlah sesuai kebutuhan atau pola penyakit yang
ada,sistem penyimpanan agar tidak terjadi kerusakan dan kehilangan
obat,sistem distribusi yang dapat menjamin mutu dan keamanan
obat,penggunaan obat yang tepat, pencatatan dan pelaporan yang teratur
(Depkes , 2016).
Dalam rangka memberikan pelayanan kesehatan yang merata kepada
seluruh lapisan masyarakat di wilayah kerja puskesmas, di perlukan
penyediaan obat-obatan yang dapat memenuhi seluruh kebutuhan pasien atau
penderita. Ketersediaan obat harus di jamin sedemikian rupa sehingga semua
pusat kesehatan yang berada dalam wilayah kerja puskesmas yang
3
bersangkutan akan mendapat obat dalam jumlah yang cukup pada waktu yang
di perlukan.
Penelitian tentang sistem pengelolaan obat di puskesmas sebelumnya
pernah dilakukan oleh Parera di Puskesmas Kopate Maumere tahun
2005.Penelitian ini meliputi 4 (empat) aspek pengelolaan obat yaitu
permintaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian. Hasil penelitian yang
di peroleh adalah sistem pengelolaan obat di Puskesmas Kota Kopate Maumere
sudah baik dimana, permintaan obat memperoleh skor penilaian 100%,
penerimaan obat memperoleh skor penilaian 95%, penyimpanan obat
memperoleh skor penilaian 75%, pendistribusian obat memperoleh skor
penilaian 100%.
Penelitan yang lain juga dilakukan oleh Karlin dengan judul Studi
Manajemen Logistik Obat di Puskesmas Mongolato Kecamatan Telaga
Kabupaten Gorontalo Tahun 2009. Penelitian ini dilakukan dengan metode
wawacara mendalam (Indepth Interview). Aspek pengelolaan obat yang diteliti
yaitu perencanaan, pengadaan, penyimpanan, distribusi dan penghapusan.
Hasil penelitian yang diperoleh adalah perencanaan sudah memenuhi tahap-
tahap perencanaan, pengadaan sudah memenuhi standar, penyimpanan sudah
dilakukan semestinya, pendistribusian sudah berjalan dengan baik dan
penghapusan belum berjalan dengan baik.
Berdasarkan uraian yang telah diutarakan maka penulis berkeinginan
untuk melakukan penelitian tentang “ Sistem Pengelolaan Obat di Puskesmas
4
Malanuza dan Puskesmas Ladja Kecamatan Golewa Kabupaten Ngada Tahun
2017 ”.
B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah sistem pengelolaan obat di Puskesmas Malanuza dan
Puskesmas Ladja Kecamatan Golewa Kabupaten Ngada Tahun 2017?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui sistem pengelolaan obat di Puskesmas Malanuza dan
Puskesmas Ladja Kecamatan Golewa Kabupaten Ngada.
2. Tujuan khusus
Untuk mengetahui sistem pengelolaan obat yang meliputi permintaan,
penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, penggunaan, pencatatan dan
pelaporan di Puskesmas Malanuza dan Puskesmas Ladja Kecamatan
Golewa Kabupaten Ngada.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Sebagai bahan masukkan memperluas wawasan dan pengetahuan penelitian
tentang pengelolaan obat.
2. Bagi Instansi
Sebagai bahan masukkan untuk pengembangan sistem pengelolaan obat di
Puskesmas Malanuza dan Puskesmas Ladja Kecamatan Golewa.
3. Bagi Institusi
Sebagai bahan acuan dan referensi bagi peneliti selanjutnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Sistem Pengelolaan Obat
Siklus manajemen pengelolaan obat menurut WHO, menitikberatkan
pada hubungan antara pemilihan obat, pengadaan obat, penyimpanan dan
pendistribusian obat serta penggunaan obat, dimana pengelolaan menjadi kuat
jika didukung oleh sistem manajemen pengelolaan obat yang baik. Sistem
manajemen obat akan sangat dipengaruhi oleh beberapa hal yakni fasilitas,
keuangan, pengelolaan informasi dan sumber daya manusia. Seluruh siklus
pengelolaan yang disebutkan akan bisa dijalankan dengan baik bila ada suatu
kebijakan obat nasional dan suatu peraturan yang mengatur pelaksanaan
pengelolaan obat tersebut (Quick,1997).
Gambar 1 Siklus Pengelolaan Obat (Sumber : Quick,1997)
Procedureme
nt
Use
Management support
Oraganization
Finingcing
Information management
Storagen and
distribution
Selection
6
Sistem pengelolaan obat di puskesmas merupakan suatu rangkaian
kengiatan yang menyangkut aspek perencanaan, permintaan, penerimaan,
penyimpanan, pendistribusian, penggunaa, pencatatan dan pelaporan dengan
memanfaatkan sumber - sumber yang tersedia seperti tenaga, dana, sarana dan
perangkat lunak (metode dan tata laksana) dalam upaya mencapai tujuan yang
ditetapkan di berbagai unit tempat kerja (Depkes,2010).
2. Tujuan Pengelolaan obat
Pengelolaan merupakan suatu proses yang dimaksudkan untuk
mencapai tujuan tertentu yang dilakukan secara efektik dan efesien. Proses
pengelolaan dapat tejadi dengan baik bila dilaksanakan dengan dukungan
kemampuan menggunakan sumber daya yang tersedia dalam satu sistem.
( Depkes,1997).
Tujuan utama pengelolaan obat adalah tersedianya obat dengan mutu
yang baik tersedia dalam jenis dan jumlah sesuai kebutuhan pelayanan
kefarmasian bagi masyarakat yang membutuhkan.Dan terjangkaunya
pelayanan obat yang efisien , efektif dan rasional.
3. Ruang Lingkup Pengelolaan Obat
Pengelolaan Sediaan obat merupakan salah satu kegiatan pelayanan
kefarmasian,yang dimulai dari perencanaan, permintaan, penerimaan,
penyimpanan, pendistribusian, penggunaan, pencatatan dan pelaporan serta
pemantauan dan evaluasi.
Kepala Ruang Farmasi di Puskesmas mempunyai tugas dan tanggung
jawab untuk menjamin terlaksananya pengelolaan Sediaan obat.
7
Kegiatan pengelolaan secara keseluruhan mencakup:
a. Perencanaan
Perencanaan adalah suatu proses kegiatan seleksi obat dan
perbekalan kesehatan untuk menentukan jumlah obat dalam rangka
pemenuhan kebutuhan obat. Tujuan dari perencanaan obat adalah untuk
mendapatkan perkiraan jenis dan jumlah obat dan perbekalan kesehatan
yang mendekati kebutuhan (Depkes , 2016).
Proses perencanaan kebutuhan obat publik dan perbekalan kesehatan
diawali dari data yang disampaikan Puskesmas (LPLPO) ke IF di
Kabupaten/Kota yang selanjutnya dikompilasi menjadi rencana kebutuhan
obat publik dan perbekalan kesehatan di Kabupaten/Kota yang dilengkapi
dengan teknik-teknik perhitungannya. Selanjutnya dalam perencanaan
kebutuhan buffer stok Pusat maupun Provinsi dengan menyesuaikan
terhadap kebutuhan obat publik dan perbekalan kesehatan di
Kabupaten/Kota dan tetap mengacu kepada DOEN. (Depkes, 2007)
b. Permintaan
Tujuan permintaan obat adalah memenuhi kebutuhan obat di masing
masing unit pelayanan kesehatan sesuai dengan pola penyakit yang ada di
wilayah kerjanya. Sumber penyediaan obat di Puskesmas berasal dari dinas
kesehatan kabupaten/kota. Obat yang diperkenankan untuk disediakan di
Puskesmas adalah obat esensial yang jenis dan itemnya ditentukan tiap
tahun oleh Menteri Kesehatan dengan merujuk kepada Daftar Obat Esensial
Nasional (Depkes, 2016).
8
Berdasarkankesepakatan global maupun Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia No.HK.02.02/MENKES/068/I/2010 tentang kewajiban
menuliskan resep dan atau menggunakan obat generik di pelayanan
kesehatan milik pemerintah, maka hanya obat generik saja yang
diperkenankan tersedia di Puskesmas.
Permintaan untuk mendukung pelayanan obat di masing – masing
puskesmas diajukan oleh kepala puskesmas kepada kepala dinas kesehatan
kabupaten/kota melalui Gudang Farmasi Kabupaten dapat menggunakan
format LPLPO, sedangkan permintaan dari sub unit ke kepala puskesmas
dilakukan secara periodik menggunakan LPLPO sub unit (Depkes, 2003).
Kegiatan permintaan meliputi :
a) Permintaan rutin
Dilakukan sesuai dengan jadwal yang disusun oleh dinas kesehatan
kabupaten/kota untuk masing- masing puskesmas.
b) Permintaan khusus
Dilakukan diluar jadwal distribusi rutin apabila :
1) Kebutuhan meningkat
2) Menghindari kekosongan
3) Penanganan Kejadian Luar Biasa (KLB)
9
c. Penerimaan
Penerimaan adalah suatu kegiatan menerima obat-obatan yang
diserahkan dari unit pengelola yang lebih tinggi ke unit dibawahnya.
Penerimaan obat harus dilaksanakan oleh petugas pengelola obat atau petugas
lain yang diberi kuasa oleh kepala puskesmas.
Tujuan permintaan obat adalah agar obat yang diterima sesuai dengan
kebutuhan berdasarkan permintaan yang diajukan oleh Puskesmas, dan
memenuhi persyaratan keamanan, khasiat, dan mutu. Petugas penerimaan
obat bertanggung jawab atas pemeriksaan fisik, penyimpanan, pemindahan,
pemeliharaan dan penggunaan obat berikut kelengkapan catatan yang
menyertainya.
Petugas penerima obat wajib melakukan pengecekan terhadap obat
yang diserahterimakan, meliputi kemasan, jenis dan jumlah obat, bentuk
sediaan obat sesuai dengan isi dokumen (LPLPO), dan ditanda tangani oleh
petugas penerima serta diketahui oleh kepala Puskesmas.Bila ditemukan
adanya obat yang tidak memenuhi syarat dalam hal ini terjadi kekurangan
atau kerusakan maka petugas penerima dapat mengajukan keberatan.Setiap
penambahan obat, dicatat dan dibukukan pada buku penerimaan obat dan
kartu stok (Depkes, 2016).
10
d. Penyimpanan
Penyimpanan adalah suatu kegiatan menyimpan dan memelihara
dengan cara menempatkan obat-obatan yang diterima pada tempat yang
dinilai aman dari pencurian serta gangguan fisik yang dapat merusak mutu
obat. Tujuan penyimpanan obat-obatan adalah untuk memelihara mutu
obat,menghindari penggunaan yang tidak bertanggung – jawab, menjaga
kelangsungan persediaan dan memudahkan pencarian dan pengawasan.
(Depkes,2007)
1. Persyaratan gudang
Gudang yang akan dipakai untuk penyimpanan obat haruslah dapat
menjamin obat dalam keadaan baik, untuk itu gudang harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
a) Luas minimal 3 x 4 m² dan atau disesuaikan dengan jumlah obat yang
di simpan.
b) Ruang kering dan tidak lembab
c) Memiliki ventilasi yang cukup
d) Memilikicahaya yang cukup, namun jendela harus mempunyai
pelindung untuk menghindari adanya cahaya langsung dan berteralis.
e) Lantai dibuat dari semen/tegel/keramik/papan (bahan lain) yang tidak
memungkinkan bertumpuk debu dan kotoran lain. Harus diberi alas
papan (palet).
f) Dinding dibuat licin dan dicat warna cerah.
g) Hindari pembutan sudut lantai dan dinding yang tajam.
11
h) Gudang digunakan khusus untuk penyimpanan obat.
i) Mempunyai pintu yang dilengkapi kunci ganda.
j) Tersedia lemari/laci khusus untuk narkoba dan psikotropika yang selalu
terkunci dan terjamin keamanannya.
k) Harus ada pengukur suhu dan higrometer ruangan. (Depkes,2016)
2. Tata cara penyimpanan obat di gudang
a) Obat disusun secara alfabetis untuk setiap bentuk sediaan
b) Obat dirotasi dengan sistem FEFO dan FIFO.
c) Obat disimpan pada rak obat.
d) Obat yang disimpan pada lantai harus diletakkan diatas palet.
e) Simpan obat dalam rak dan berikan nomor kode, pisahkan obat
dalamdengan obat-obatan untuk pemakaian luar.
f) Cantumkan nama masing-masing obat pada rak dengan rapi
g) Sediaan obat cairan dipisahkan dari sediaan padatan.
h) Item obat yang sama ditempatkan pada satu lokasi walaupun dari
sumber anggaran yang berbeda.
i) Sera, vaksin, suppositoria disimpan dalam lemari pendingin.
j) Obat-obatan yang mempunyai batas waktu pemakaian perlu dilakukan
rotasi stok agar obat tersebut tidak selalu berada dibelakang sehingga
obat dapat dimanfaatkan sebelum masa kadaluwarsa habis
(Depkes,2007)
12
e. Distribusi
Distribusi adalah suatu rangkaian kegiatan dalam rangka pengeluaran
dan pengiriman obat-obatan yang bermutu, terjamin keabsahan serta tepat
jenis dan jumlah dari instalasi farmasi secara merata dan teratur untuk
memenuhi kebutuhan unit – unit pelayanan kesehatan.Tujuan distribusi
adalah memenuhi kebutuhan sub unit pelayanan kesehatan yang ada di
wilayah kerja puskesmas dengan jenis, jumlah dan waktu yang tetap serta
terjamin (Depkes, 2007)
Aspek distribusi tingkat puskesmas adalah suatu rangkaian kegiatan
dalam rangkah pengeluaran obat dari gudang untuk pelayanan di puskesmas
itu sendiri (kamar obat, kamar suntik) dan pendistribusian ke puskesmas
pembantu atau unit pelayanan lain secara teratur untuk keperluan pelayanan
ataupun memenuhi kebutuhan puskesmas pembantu dan unit pelayanan
kesehatan lainnya. Pengeluaran obat-obatan dari gudang puskesmas dicatat
dalam kartu stok dan buku pengeluaran obat.
Penentuan jumlah dan jenis obat yang diberikan, hal-hal yang perlu
dipertimbangkan :
1) Pola penyakit
2) Jumlah kunjungan
3) Sisa stok pada akhir bulan
4) Upaya kesehatan di puskesmas pembantu melalui kegiatan pokokakan
dilaksanakan bulan tersebut. (Depkes, 2003)
13
f. Penggunaan
Penggunaan obat adalah suatu kegiatan yang berkaitan dengan
penggunaan obat yang antara lain meliputi :
1) Pembinaan cara menggunakan obat yang benar
2) Adanya daftar sinonim untuk obat-obatan tertentu yang tersedia di
Puskesmas
3) Adanya daftar nama seluruh obat beserta kadar obat yang terkandung yang
tersedia di puskesmas baik di gudang atau di ruang pelayanan puskesmas
pembantu maupun ruang di ruang dokter
4) Lampiran daftar kadar obat
5) Adanya perlengkapan kemasan
6) Setiap pengeluaran obat dari ruangan pelayanan harus dicatat dalam kartu
status penderita yang kemudian dibukukan dalam buku pemakaian obat-
obatan atau alat kesehatan.
Oleh karena itu dalam penggunaan obat harus memperhatikan hal-hal
sebagai berikut :
1. Peresepan yang rasional
Peresepan yang rasional adalah pemberian obat berdasar pada
diagnosa penyakit dimana diberikan hanya satu jenis obat yang
diperlukan untuk menyembuhkan penyakit atau mengatasi masalah
kesehatan secara efektif.
14
Pemakaian obat dikatakan rasional apabila memenuhi kriteria :
a. Ketepatan diagnosa.
b. Ketepatan indikasi penggunaan obat.
c. Ketepatan pemilihan obat.
d. Ketepatan dosis, cara dan lama pemberian.
e. Ketepatan penilaian terhadap kondisi pasien.
f. Ketepatan pemberian informasi.
g. Ketepatan dalam tindak lanjut
2. Pelayanan obat dikamar obat pada puskesmas
Pelayanan obat dikamar obat sangat penting, karena merupakan
salah satu tolak ukur mengenai cita pelayanan secara umum di
puskesmas.Yang dimaksud pelayanan obat disini adalah meliputi hal-
hal teknis dan non teknis yang harus dikerjakan, mulai dari persiapan
pelayanan obat, penerimaan resep, penyiapan obat, sampai penyerahan
obat dan pemberian informasi kepada pasien.Pelayanan obat di kamar
obat ini mempunyai tahap-tahap yang penting diketahui oleh pengelola
obat di kamar obat di puskesmas.
g. Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan dan pelaporan obat di puskesmas merupakan rangkaian
kegiatan dalam rangka penatalaksanaan obat-obatan secara tertib, baik obat
yang diterima, disimpan, didistribusikan dan digunakan di puskesmas dan
atau unit pelayanan lainnya.Tujuan pencatatan dan pelaporantersedianya
data mengenai jenis dan jumlah penerimaan, persediaan,
15
pengeluaran/penggunaan dan data mengenai waktu dari seluruh rangkaian
kegiatan mutasi obat. Sebagian dari kegiatan pencatatan dan pelaporan obat
ini telah diuraikan pada masing-masing aspek pengelolaan obat. Berikut ini
akan diuraikan secara ringkas kegiatan pencatatan dan pelaporan obat yang
perlu dilakukan oleh Instalasi Farmasi. (Depkes,2007)
Kegiatan pencatatan dan pelporan yang dilakukan di puskesmas adalah:
1. Penyelenggaraan pencatatan dan pelaporan
Sarana yang digunakan untuk pencatatan dan pelaporan obat di
puskesmas adalah Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat,
(LPLPO) dan kartu stok.
a) Di gudang puskesmas
1) Setiap obat yang diterima dan dikeluarkan dari gudang dicatat pada
buku penerimaan dan kartu stok.
2) Laporan Penggunaan Lembar Permintaan Obat dibuat berdasarkan
kartu stok dan catatan harian penggunaan obat. Data yang ada pada
LPLPO merupakan laporan puskesmas ke dinas kesehatan
kabupaten/kota.
b) Di kamar obat
1) Setiap hari jumlah obat yang dikeluarkan kepada pasien dicatat
pada buku catatan pemakaian obat harian.
2) Laporan pemakaian dan permintaan obat ke gudang obat di buat
berdasarkan catatan pemakaian harian dan sisa stok.
16
c) Dikamar suntik
Obat yang akan digunakan dimintakan ke gudang obat. Pemakaian
obat dicatat pada buku penggunaan obat suntik dan menjadi sumber
data untuk permintaan obat
d) Dipuskesmas keliling, puskesmas pembantu dan poskesdes
1) Setiap hari jumlah obat yang dikeluarkan kepada pasien dicatat
pada buku catatan pemakaian obat harian.
2) Laporan pemakaian dan permintaan obat ke gudang obat dibuat
berdasarkan catatan pemakaian harian dan sisa stok.
2. Alur pelaporan
Data LPLPO merupakan kompilasi dari data LPLPO sub unit. LPLPO di
buat 3 (tiga) rangkap, diberikan ke dias kesehatan kabupaten/kota melaui
Gudang Farmasi Kabupaten/Kota, untuk diisi jumlah yang diserahkan.
Setelah di tandatangani oleh kepala dinas ksesehatan kabupaten/kota dan
satu rangkap di kembalikan ke puskesmas.
3. Periode pelaporan
Pelaporan dilakukan oleh unit pelayanan setiap bulan dengan
menggunakan Laporan Pemakaian LembarPermintaan Obat (LPLPO).
(Depkes,2003)
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif observasi dengan
melakukan pengamatan langsung menggunakan daftar tilik jaminan mutu
(Quality Assurance) pelayanan kefarmasian di pelayanan kesehatan dasar
2002.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Dilaksanakan pada Puskesmas Malanuza dan Puskesmas Ladja
Kecamatan Golewa Kabupaten Ngada
2. Waktu Penelitian
Dilaksanakan pada bulan Maret 2018
C. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah variabel tunggal yaitu sistem pengelolaan obat di
Puskesmas Malanuza dan Puskesmas Ladja Kecamatan Golewa Kabupaten
Ngada yang meliputi permintaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian,
penggunaan, pencatatan dan pelaporan.
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Data pengelolaan obat di Puskesmas Malanuza dan Puskesmas Ladja
Kecamatan Golewa Kabupaten Ngada periode Januari – Desember 2017
18
2. Sampel
Data pengelolaan obat yang mencakup permintaan, penerimaan,
penyimpanan, pendistribusian, penggunaan, pencatatan dan pelaporan di
Puskesmas Malanuza dan Puskesmas Ladja Kecamatan Golewa
Kabupaten Ngada periode Januari – Desember 2017.
E. Kerangka Konsep
F. Definisi Operasional
1. Sistem pengelolaan obat adalah suatu rangkaian kegiatan yang
menyangkut aspek perencanaan, aspek penerimaan, aspek penyimpanan,
aspek pendistribusian, aspek penggunaan, aspek pencatatan dan pelaporan
yang ada di Puskesmas Malanuza dan Puskesmas Ladja Kecamatan
Golewa Kabupaten Ngada.
Sistem pengelolaan obat di
Puskesmas Malanuza dan
Puskesmas Ladja Kecamatan
Golewa Kabupaten Ngada
Permintaan
Penerimaan
Penyimpanann
n
Pendistribusia
n
Penggunaan
Pencatatan dan
pelaporan
19
2. Permintaan adalah proses permintaan obat dari Puskesmas Malanuza dan
Puskesmas Ladja ke Gudang Farmasi Kabupaten Ngada dengan
menggunakan format LPLPO.
3. Penerimaan adalah proses penerimaan obat dari Gudang Farmasi
Kabupaten Ngada dimana terlebih dahulu diperiksa kebenarannya dengan
mencocokkan sesuai Surat Bukti Barang Keluar (SBBK).
4. Penyimpanan adalah pengamanan terhadap obat-obatan di gudang obat
Puskesmas Malanuza dan Puskesmas Ladja sesuai dengan persyaratan
penyimpanan yang baik.
5. Pendistribusian adalah pengeluaran obat dari gudang obat Puskesmas
Malanuza dan Puskesmas Ladja untuk pelayanan di Puskesmas itu sendiri
(kamar obat, kamar suntik) serta pengiriman ke Puskesmas Pembantu dan
Polindes secara teratur untuk keperluan pelayanan dengan menggunakan
LPLPO sub unit.
6. Penggunaan adalah rangkaian kegiatan yang meliputi persiapan pelayanan
obat, penerimaan resep, dan penyiapan obat pada kamar obat Puskesmas
Malanuza dan Puskesmas Ladja Kecamatan Golewa Kabupaten Ngada.
7. Pencatatan dan pelaporan adalah rangkaian kegiatan dalam rangka
penatalaksanaan obat-obatan secara tertib, baik obat-obatan yang diterima,
disimpan, didistribusikan dan digunakan di Puskesmas Malanuza dan
Puskesmas Ladja dan unit pelayanan kesehatan yang ada di Puskesmas
Malanuza dan Puskesmas Ladja Kecamatan Golewa Kabupaten Ngada
berupa Laporan Pemakaian Obat dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO).
20
8. Puskesmas yaitu Puskesmas Malanuza dan Puskesmas Ladja Kecamatan
Golewa Kabupaten Ngada yang menjadi loksi penelitian.
9. Skala : Nominal
G. Sumber Data
1. Data primer
Data yang didapat dari pengamatan langsung terhadap objek penelitian
dengan menggunakan daftar tilik jaminan mutu (Quality Assurance),
pelayanan kefarmasian di pelayanan kesehatan dasar dengan tujuan
sebagai data konfirmasi dari data skunder.
2. Data skunder
Data yang dikumpulkan dari arsip laporan yang ada di Puskesmas
Malanuza dan Puskesms Ladja
H. Prosedur Penelitian
1. Penelitian ini dimulai dengan meminta izin tertulis untuk melakukan
penelitian dari kampus ke instansi terkait dalam hal ini Dinas Kesehatan
Kabupaten Ngada.
2. Peneliti melakukan observasi atau pengamatan secara langsung pada saat
pengelolaan obat.
3. Observasi dilakukan dengan mengisi lembar observasi penelitian
(terlampir).
4. Data yang diperoleh selanjutnya akan dianalisis dan diberikan tindakan
perbaikan
21
I. Analisis Data
Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya, data yang diperoleh,
dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan persentase dan tabel dengan
rumus (Sugiyono, 2010) :
Dimana Nilai 1 untuk jawaban = Ya
Nilai 0 untuk jawaban = Tidak
Menurut Arikunto S (2006) kriteria penilaian adalah sebagai berikut :
Baik = > 75 %
Cukup = 60 – 75 %
Kurang = > 60 %
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Keadaan geografi
Batas wilayah kerja Puskesmas Malanuza, antara lain batas utara
dengan desa Sangadeto, batas selatan dengan desa Were IV, batas timur
dengan desa Sarasedu, batas barat dengan desa Waja Mala. Batas wilayah
Puskesmas Ladja, antara lain batas utara dengan desa Maumbawa, batas
selatan dengan desa Waturoka, batas timur dengan desa Boba , batas barat
dengan desa Takatunga.
Luas wilayah kecamatan Golewa 14.000 km² luas Puskesmas
Malanuza adalah 60 km dengan jumlah penduduk 23.760 jiwa. Puskesmas
Malanuza terletak di tengah pemukiman penduduk dan berdekatan dengan
lokasi pasar Malanuza. Sedangkan luas Puskesmas Ladja adalah 44 km
dengan jumlah penduduk 20.600 jiwa. Puskesmas Ladja terletak di tengah
pemukiman penduduk.
Wilayah kerja Puskesmas Malanuza meliputi 3 kelurahan dan
beberapa desa , yaitu kelurahan Mataloko, kelurahan Toda Belu, kelurahan
Malanuza dan desa Were, desa Wogo, desa Sarasedu, desa Sangadeto
,desa Ruto Jawa ,desa Hobho Sara , desa Gizi, desa Ulu Belu. Sedangkan
wilayah kerja Puskesmas Ladja meliputi 1 kelurahan dan beberapa desa ,
yaitu kelurahan Watu Roka, dan desa Takatunga, desa Weakoe, desa
23
Puuboa, desa Boba I , desa Kezewea , desa Nirmala, desa Maumbawa,
desa Utaseko, desa Watusipi.
2. Sarana Kesehatan
Sebagai penunjang pelayanan kesehatan di wilayah Puskesmas Malanuza
dan Puskesmas Ladja maka diperlukan sarana kesehatan yang memadai.
Sarana kesehatan yang ada di Puskesmas Malanuza dan Puskesmas Ladja
menurut jenis sarana di sajikan pada grafik batang gambar 2.
(Sumber data sekunder, 2017)
Gambar 2. Grafik Jumlah Sarana Kesehatan di Puskesmas Malanuza
dan Puskesmas Ladja
3. Tenaga kesehatan
Ketenagaan yang dimiliki oleh Puskesmas Malanuza dan Puskesmas
Ladja sesuai dengan latar belakang pendidikan secara keseluruhan
Puskesmas Malanuza berjumlah 73 orang dan Puskesmas Ladja berjumlah
66 orang. Rincian jumlah tenaga berdasarkan latar belakang pendidikan
pada sarana kesehatan di sajikan pada grafik batang gambar 3 dan 4.
0
2
4
6
8
10
12Puskesmas Malanuza
Puskesmas Ladja
24
(Sumber data sekunder, 2017)
Gambar 3. Grafik Jumlah Tenaga Kesehatan Berdasarkan
Pendidikan pada Sarana Kesehatan di Puskesmas
Malanuza
(Sumber data sekunder, 2017)
Gambar 4. Grafik Jumlah Tenaga Kesehatan Berdasarkan
Pendidikan padaSarana Kesehatan di Puskesmas
Ladja
0
2
4
6
8
10
12
14
Puks
Pustu
Polindes
0
2
4
6
8
10
12
14Pusk
Pustu
Polindes
25
4. Jumlah Kunjungan di Puskesmas Malanuza dan Puskesmas Ladja
Tahun 2017
Puskesmas Malanuza merupakan puskesmas satu – satunya yang
terletak ditengah pasar sehingga jumlah kunjungan pasien perhari rata –
rata mencapai kurang lebih 40 pasien . Sedangkan jumlah pasien pada
Puskesmas Ladja 30 pasien. Jumlah kunjungan pasien ke Puskesmas
Malanuza dan Puskesmas Ladja selama tahun 2017 dapat digambarkan
pada grafik batang gambar 5 dan 6.
(Sumber data sekunder, 2017)
Gambar 5. Grafik Jumlah Kunjungan Pasien di Puskesmas
Malanuza
Kunjungan terbanyak di Puskesmas Malanuzatahun 2017 terjadi
pada bulan Februari dengan jumlah kunjungan sebesar 5742 dan
kunjungan yang sedikit terjadi pada bulan Maret dengan jumlah
kunjungan 1635. Hal ini terjadi karena bulan Februari merupakan musim
penghujan dimana timbul banyak penyakit pada masyarakat. Penyakit
yang timbul seperti (Demam, batuk pilek, diare, panas, gatal - gatal).
Sedangkan pada bulan berikutnya pasien semakin berkurang karena sudah
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
7000
Jan
Fe
b
Mar
et
Ap
r
Me
i
Jun
i
Juli
Agu
st
Sep
t
Okt
No
v
De
s
Umum
Gratis
Askes
26
bukan musim penghujan dan dokter sudah tidak bertugas lagi di
Puskesmas tersebut sehingga terjadi penurunan pasien berobat ke
Puskesmas.
(Sumber data sekunder, 2017)
Gambar 6. Grafik Jumlah Kunjungan Pasien di Puskesmas Ladja
Kunjungan terbanyak di Puskesmas Ladja tahun 2017 terjadi pada
bulan Februari dengan jumlah kunjungan 5300 dan kunjungan yang sedikit
terjadi pada bulan Maret dengan jumlah kunjungan 1590. Hal ini terjadi
karena bulan Februari merupakan musim penghujan dimana timbul banyak
penyakit pada masyarakat. Penyakit yang timbul seperti (Demam, batuk
pilek, diare, panas, gatal - gatal). Sedangkan pada bulan berikutnya pasien
semakin berkurang karena sudah bukan musim penghujan dan dokter
sudah tidak bertugas lagi di puskesmas tersebut sehingga terjadi penurunan
pasien berobat ke Puskesmas.
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
Jan
Fe
b
Mar
et
Ap
r
Me
i
Jun
i
Juli
Agu
st
Sep
t
Okt
No
v
De
s
Umum
Gratis
Askes
27
B. Sistem Pengelolaan Obat Di Puskesmas Malanuza dan Puskesmas Ladja
1. Permintaan
Permintaan adalah proses permintaan obat dari Puskesmas Malanuza
dan Puskesmas Ladja ke Gudang Farmasi kecamatan Golewa dengan
menggunakan format LPLPO. Tujuan permintaan adalah untuk memenuhi
kebutuhan di puskesmas sesuai pola penyakit yang ada.
Data presentase permintaan berdasarkan daftar tilik permintaan
disajikan dalam tabel 1.
Tabel 1. Persentase Permintaan Obat Puskesmas Malanuza dan
Puskesmas Ladja
Puskesmas Malanuza Puskesmas Ladja
Skor
maksimal
Jawaban Ket Skor
maksimal
Jawaban Ket
( ∑ ) Ya Tidak ( ∑ ) Ya Tidak
N % n % N % n %
8 6 75 2 25 Baik 8 6 75 2 25 Baik
( Sumber : Data Primer Penelitian, 2018)
Berdasarkan dari tabel diatas menunjukan bahwa permintaan obat
yang dilakukan di Puskesmas Malanuza dan Puskesmas Ladja
memperoleh skor penilaian yang sama yaitu 75 % sehingga masuk dalam
kategori baik.
Pengambilan obat rutin dilakukan setiap bulan sesuai jadwal yang
diberikan oleh Gudang Farmasi Kabupaten. Petugas dari puskesmas tidak
mengambil sendiri obat dari Gudang Farmasi Kabupaten melainkan petugas
28
dari Kabupaten yang mengantar sendiri obat tersebut menggunakan mobil
ambulance.
Permintaan obat yang dilakukan berdasarkan stok optimum yang telah
dihitung pada masing – masing item obat. Ketersediaan obat di puskesmas
tergantung persediaan di Gudang Farmasi kabupaten. Stok optimum tersebut
hanya tertulis pada LPLPO sedangkan pada kartu stok, stok optimum tidak
dituliskan.
Jika terjadi kenaikan kejadian penyakit tertentu atau Kejadia Luar Biasa
(KLB) dan keadaan stok obat habis maka dapat segera dilakukan
permintaan tambahan ke Gudang Farmasi Kabupaten.Permintaan obat
puskesmas ke Gudang farmasi Kabupaten diketahui dan ditandatangani oleh
kepala puskesmas.
2. Penerimaan
Penerimaan adalah proses penerimaan obat dari gudang farmasi
kabupaten Ngada kekecamatan Golewa dimana terlebih dahulu diperiksa
kebenarannya dengan mencocokkan sesuai Surat Bukti Barang Keluar
(SBBK). Tujuan penerimaan adalah agar obat yang diterima sesuai dengan
kebutuhan berdasarkan permintaan yang diajukan puskesmas.
Data presentase penerimaan berdasarkan daftar tilik penerimaan
disajikan dalam tabel 2.
29
Tabel 2. Persentase Penerimaan Obat Puskesmas Malanuza dan
Puskesmas Ladja
Puskesmas Malanuza Puskesmas Ladja
Skor
maksimal
Jawaban Ket Skor
maksimal
Jawaban Ket
( ∑ ) Ya Tidak ( ∑ ) Ya Tidak
N % n % N % n %
19 16 84 3 16 Baik 19 15 79 4 21 Baik
(Sumber : Data Primer Penelitian,2018)
Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa penerimaan obat yang
dilakukan di Puskesmas Malanuza memperoleh skor penilaian 84%
sedangkan Puskesmas Ladja memperoleh skor penilaian 79% sehingga
keduanya masuk dalam kategori baik.
Waktu penerimaan, petugas Puskesmas berkewajiban mengadakan
pengecekan terhadap obat – obatan yang diserahkan dalam Surat Bukti
Barang Keluar (SBBK), dengan membandingkan antara fisik obat dengan
catatan pada Surat Bukti Barang Keluar (SBBK). Petugas penerima obat
tidak mencatat atau mendokumentasikan penyerahan barang dalam buku
stok gudang dan petugas pegiriman tidak membubukan tanda tangan pada
buku stok gudang karna petugas hanya mencocokan Surat Bukti Barang
Keluar (SBBK) dan petugas tidak memiliki waktu untuk mencatat
dokumen penyerahan obat barang dalam kartu stok gudang sehingga
petugas pengirim tidak bisa membubukan tanda tangan pada kartu stok
gudang.
30
Sedangkan pemeriksaan warna dan bau tidak di lakukan karena obat
yang diterima dalam kemasan utuh, kecuali untuk obat yang rusak
kemasannya atau terbuka segelnya. Pada Puskesmas Ladja petugas tidak
melakukan pemeriksaan partikel asing pada obat suntik karena
keterbatasan waktu dan tenaga.
3. Penyimpanan
Penyimpanan adalah pengamanan terhadap obat – obatan di gudang
obat Puskesmas Malanuza dan Puskesmas Ladja sesuai dengan syarat
penyimpanan yang baik. Tujuan penyimpanan adalah agar obat yang
tersedia mutunya dapat dipertahankan.
Data persentase penyimpanan berdasarka daftar tilik penyimpanan
disajikan dalam tabel 3.
Tabel 3. Persentase Penyimpanan Obat Puskesmas Malanuza dan
Puskesmas Ladja
Puskesmas Malanuza Puskesmas Ladja
Skor
maksimal
Jawaban Ket Skor
maksimal
Jawaban Ket
( ∑ ) Ya Tidak ( ∑ ) Ya Tidak
N % n % N % n %
43 40 93 3 7 Baik 43 39 91 4 9 Baik
(Sumber : Data Primer Penelitian, 2018)
Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa penyimpanan obat
yang dilakukan di Puskesmas Malanuza memperoleh skor penilaian 93%
dan Puskesmas Ladjamemperoleh skor penilaian 91% sehingga kedua
puskesmas tersebut masuk dalam kategori baik.
31
Di Puskesmas Malanuza tidak memilki buku penerimaan obat
karna obat yang diterima dari Gudang Farmasi Kabupaten setelah
diperiksa akan dicatat pada buku stok gudang. Kemudian disimpan di rak
obat dan lemari obat yang tersedia di gudang Puskesmas Malanuza dan
Puskesmas Ladja. Di Puskesmas tersebut terdapat rak obat yang digunakan
untuk menyimpan obat – obat oral dalam bentuk tablet, kapsul, kaplet,
dan syrup. Sedangkan obat injeksi, salep – salep, alkohol dan alat
kesehatan disimpan pada lemari.
Obat – obatan tersebut disusun secara alfabetis, dan berdasarkan
bentuk sediaan. Tersedia juga lemari khusus untuk penyimpanan obat
narkotika dan obat keras tertentu walaupun tidak memenuhi standar karena
lemari tersebut tidak tertempel langsung pada dinding dan tidak memiliki
kunci dobel. Kunci gudang puskesmas dan lemari narkotika hanya
dipegang oleh pengelola obat puskesmas hal ini untuk mempermudah
pengawasan keamanan gudang. Puskesmas Malanuza dan Puskesmas
Ladja memiliki lemari es untuk penyimpanan obat yang membutuhkan
suhu dingin seperti suppositoria dan obat injeksi sehingga obat – obat
tersebut dapat tersimpan dengan baik. Tetapi obat – obat tersebut tidak
memiliki pengaturan suhu yang menjamin apakah obat tersebut sudah
sesuai dengan suhu penyimpanan yang baik dan benar. Di Puskesmas
Ladja, gudang obat belum memiliki teralis jendela karena ruang
penyimpanan sedang dalam proses renovasi dan perbaikan dan juga
penyimpanan obat yang menggunakan box besar di simpan langsung
32
bersentuhan dengan lantai karena belum adanya palet dan palet tersebut
masih dalam proses pemesanan.
Penyusunan obat di rak obat menggunakan sitem FIFO dan FEFO
untuk tiap item obat. Hal ini dilaksanakan walaupun tidak terdapat
prosedur tetap penyimpanan maupun prosedur rotasi obat yang tertulis.
Obat yang tidak memiliki masa kadaluarsa penyimpanannya berdasarkan
kedatangannya, yang lebih dahulu datang disimpan di bagian depan.
Di Puskesmas tidak tersedia catatan pemusnahan, mutasi obat
terdiri dari tanggal, waktu, saksi, dan cara pemusnahan di karenakan
petugas pengelola obat hanya membuat catatan obat kadaluarsa yang
ditandatangani oleh Kepala Puskesmas kemudian mengirimkan catatan
obat kadaluarsa tersebut ke dinas kesehatan kabupaten. Dinas kabupaten
yang akan membuat berita acara pemusnahan obat kadaluarsa. Obat
kadaluarsa tersebut dikembalikan ke Gudang Farmasi Kabupaten untuk
kemudian dimusnahkan.
4. Pendistribusian
Pendistribusian adalah pengeluaran obat dari gudang obat
Puskesmas Malanuza dan Puskesmas Ladja untuk pelayanan di
Puskesmas itu sendiri (kamar obat, kamar suntik) serta pengiriman ke
polindes, pustu, secara tera`tur untuk keperluan pelayanan dengan
menggunakan LPLPO sub unit. Tujuan pendistribusian adalah untuk
memenuhi kebutuhan obat sub unit pelayanan kesehatan yang ada di
wilayah kerja Puskesmas.
33
Data presentase pendistribusian berdasarkan daftar tilik
pendistribusian disajikan dalam tabel 4.
Tabel 4. Persentase Pendistribusian Obat Puskesmas Malanuza dan
Puskesmas Ladja
Puskesmas Malanuza Puskesmas Ladja
Skor
maksimal
Jawaban Ket Skor
maksimal
Jawaban Ket
( ∑ ) Ya Tidak ( ∑ ) Ya Tidak
N % n % N % n %
13 11 85 2 15 Baik 13 12 92 1 8 Baik
(Sumber : Data Primer Penelitian2018)
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa pendistribusian obat
yang dilakukan di Puskesmas Malanuza memperoleh skor penilaian 85%
sedangkan di Puskesmas Ladja memperoleh skor penilaian92% sehingga
kedua puskesmas tersebut masuk dalam kategori baik.
Pendistribusian obat dari gudang Puskesmas ke pustu dan polindes
dilakukan setiap bulan.Tidak tersedia jadwal secara tertulis hanya
berdasarkan kesepakatan rapat bulanan puskesmas bahwa pendistribusian
obat ke pustu dan polindes dilaksanakan 3 (tiga) hari setelah pengambilan
obat di Gudang Farmasi Kabupaten.Obat yang ada di pustu dan polindes
dikelola oleh petugas yang ada yaitu bidan dan perawat.
Pemberian obat ke Puskesmas pembantu dan polindes berdasarkan
penerimaan obat dari Gudang Farmasi Kabupaten. Setiap penanggung
jawab sub unit membuat laporan pemakaian obat dan lembar permintaan
34
obat tiap bulan dengan menggunakan format LPLPO sub unit. Di
Puskesmas Malanuza tidak tersedia pengecekan/persetujuan dari Kepala
Puskesmas pada saat mendistribusikan obat ke sub unit karena petugas
tidak membuatformulir tersebut. Obat diambil sendiri oleh petugas pustu
dan polindes. Obat yang diserahkan ke pustu dan polindes dicatat dalam
suatu format yang setelah diperiksa oleh petugas pustu, polindes dan
pengelola obat puskesmas kemudian ditandatangani oleh petugas yang
menerima dan yang menyerahkan. Catatan ini di buat rangkap 2 (dua)
untuk pengelola obat Puskesmas dan untuk Puskesmas Pustu/Polindes.
Pendistribusian obat ke Apotek dilakukan setiap hari tergantung
persediaan di Apotek. Pendistribusian obat ke sub unit lain dalam
Puskesmas dilakukan setiap minggu sesuai kebutuhan. Pengeluaran obat
dicatat dalam buku stok gudang dan kartu stok.
5. Penggunaan
Penggunaan adalah rangkaian kegiatan yang meliputi persiapan
pelayanan obat, penerimaan resep, dan penyiapan pada kamar obat
Puskesmas Malanuza dan Puskesmas Ladja.
a. Persiapan pelayanan obat
Data persentase persiapan pelayanan obat berdasarkan daftar
tilik persiapan obat disajikan dalam tabel 5.
35
Tabel 5. Persentase Persiapan Pelayanan Obat di Puskesmas
Malanuza dan Puskesmas Ladja
Puskesmas Malanuza Puskesmas Ladja
Skor
maksimal
Jawaban Ket Skor
maksimal
Jawaban Ket
( ∑ ) Ya Tidak ( ∑ ) Ya Tidak
N % n % N % n %
8 7 90 1 10 Baik 8 7 90 1 10 Baik
(Sumber : Data Primer Penelitian,2018)
Berdasarkan dari tabel diatas menunjukan bahwa persiapan
pelayanan obat yang dilakukan di Puskesmas Malanuza dan Puskesmas
Ladja memperoleh skor penilaian 90% sehingga masuk dalam kategori
baik.
Sebelum melakukan pelayanan di kamar obat setiap harinya
petugas selalu membersihkan ruangan dan peralatan serta melihat
persediaan obat. Penyusunan obat tidak sama dengan cara penyimpanan
di gudang karena obat yang tersedia di kamar obat petugas melakukan
pencatatan mutasi obat berdasarkan jenis resep (bayar, umum,
jamkesmas, askes) pada format pencatatan obat di Apotek.
b. Penerimaan resep
Data presentase penerimaan resep berdasarkan daftar tilik
penerimaan resep disajikan dalam tabel 6.
36
Tabel 6. Persentase Penerimaan Resep di Puskesmas Malanuza
dan Puskesmas Ladja
Puskesmas Malanuza Puskesmas Ladja
Skor
maksimal
Jawaban Ket Skor
maksimal
Jawaban Ket
( ∑ ) Ya Tidak ( ∑ ) Ya Tidak
N % n % N % n %
4 4 100 - 0 Baik 4 4 100 - 0 Baik
(Sumber : Data Primer Penelitian, 2018)
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa penerimaan
resep yang dilakukan di Puskesmas Malanuza dan Puskesmas Ladja
memperoleh penilaian 100 % sehingga masuk dalam kategori baik.
Pada saat penerimaan resep dilakukan skrining resep yang
meliputi persyaratan administrasi, klinis dan farmakologi, serta diberi
nomor urut resep. Resep yang telah dilayani kemudiaan dicatat dan
disimpan sesuai jenis resepnya. Resep disimpan selama 3 (tiga) tahun.
c. Penyiapan obat
Data presentase penyiapan obat berdasarkan daftar titik
penyiapan obat disajikan dalam tabel 7.
37
Tabel 7. Persentase Penyiapan Obat Puskesmas Malanuza dan
Puskesmas Ladja
Puskesmas Malanuza Puskesmas Ladja
Skor
maksimal
Jawaban Ket Skor
maksimal
Jawaban Ket
( ∑ ) Ya Tidak ( ∑ ) Ya Tidak
N % n % N % n %
10 9 90 1 10 Baik 10 9 90 1 10 Baik
(Sumber : Data Primer Penelitian, 2018)
Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa penyiapan obat
yang dilakukan di Puskesmas Malanuza dan Puskesmas Ladja
memperoleh skor penilaian 90 % sehingga kedua Puskesmas tersebut
masuk dalam kategori baik.
Petugas kamar obat menyediakan obat sesuai permintaan yang
tertulis pada resep, dengan tidak lupa memeriksa masa kedaluarsa dari
obat. Obat yang telah dihitung jumlahnya dengan benar kemudian
dimasukkan dalam kemasan yang telah diberi nama, cara penggunaan,
jumlah yang harus dikomsumsi dan instruksi lainnya. Pengambilan obat
dari wadah tidak menggunakan sarung tangan atau spatula sehingga
kemungkinan obat terkontaminasi karena bersentuhan langsung dengan
tangan petugas apotek.
Berdasarkan ketiga aspek dari penggunaan obat yang dinilai
dimana aspek persiapan pelayanan obat memperoleh skor penilaian 90%,
aspek penerimaan resep memperoleh skor penilaian 100% dan aspek
38
penyiapan obat 90% maka rata – rata penggunaan obat mencapai skor
penilaian 93% sehingga masuk dalam kategori baik.
6. Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan dan pelaporan adalah rangkaian kegiatan dalam
rangka penatalaksanaan obat – obatan secara tertib, baik obat – obatan
yang diterima, disimpan, didistribusikan, dan digunakan di Puskesmas
Malanuza dan Puskesmas Ladja dan unit pelayanan kesehatan yang ada
di Puskesmas Malanuza dan Puskesmas Ladja Kabupaten Ngada berupa
Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO). Tujuan
pencatatan dan pelaporan adalah sebagai bukti bahwa suatu kegiatan
yang telah dilakukan, sumber data untuk pengaturan dan pengendalian,
serta sumber data untuk pembuatan laporan.
Data presentase pencatatan dan pelaporan berdasarkan daftar tilik
pencatatan dan pelaporan disajikan dalam tabel 8.
Tabel 8. Persentase Pencatatan dan Pelaporan Obat di Puskesmas
Malanuza dan Puskesmas Ladja
Puskesmas Malanuza Puskesmas Ladja
Skor
maksimal
Jawaban Ket Skor
maksimal
Jawaban Ket
( ∑ ) Ya Tidak ( ∑ ) Ya Tidak
N % n % N % N %
5 4 80 1 20 Baik 5 4 80 1 20 Baik
(Sumber : Data Primer Penelitian, 2018)
Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa pencatatan dan
pelaporan yang dilakukan di Puskesmas Malanuza dan Puskesmas Ladja
39
merupakan skor penilaian 80% sehingga keduanya masuk dalam kategori
baik .
LPLPO setiap bulan dibuat berdasarkan data sisa stok, jumlah
penerimaan obat dari Gudang Farmasi Kabupaten dan pemakaian obat
dari puskesmas, pustu, dan polindes selama 1 (satu) bulan. Data – data
tersebut kemudian dimasukkan kedalam format LPLPO yang ada.
LPLPO yang dibuat oleh pengelola obat kemudian ditandatangani oleh
kepala puskesmas dan dikirim ke dinas kesehatan paling lambat tanggal
10 setiap bulannya. Laporan dibuat rangkap 3(tiga) yaitu untuk dinas
kesehatan 2 (dua) dan arsip puskesmas 1 (satu).LPLPO yang di buat
sering terlambat di kirim ke dinas kesehatan karena dari puskesmas
masih menunggu LPLPO sub unit yang sering kali terlamabt memasukan
laporannya.
LPLPO berfungsi sebagai data atau informasi dasar guna
perencanaan kebutuhan obat tahunan di tingkat kabupaten. LPLPO juga
memuat stok optimum dimana stok optimum tersebut berfungsi untuk
mengendalikan persediaan sehingga mencegah terjadinya kekosongan
obat hingga waktu pengambilan obat bulan berikutnya.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwasistem pengelolaan
obat di Puskesmas Malanuza dan Puskesmas Ladja tahun 2017 tergolong baik
dimana skor rata – rata yang di peroleh adalah 88%, hal ini meliputi
Permintaan obat di Puskemas Malanuza dan Puskesmas Ladja sama– sama
memperoleh skor penilaian 75% , Penerimaan obat di Puskesmas Malanuza
memperoleh skor penilaian 84% dan Puskesma Ladja memperoleh skor
penilaian 79%, Penyimpanan obat di Puskesmas Malanuza memperoleh skor
penilaian 93% dan Puskesmas Ladja memperoleh skor penilaian 91%,
Pendistribusian obat di Puskesmas Malanuza memperoleh skor penilaian
85% dan Puskesmas Ladja memperoleh skor penilaian 92%, Penggunaan obat
di Puskesmas Malanuza dan Puskesmas Ladja sama – sama memperoleh skor
penilaian 93%, Pencatatan dan pelaporan obat di Puskesmas Malanuza dan
Puskesmas Ladja memperoleh skor penilaian 80%.
41
B. Saran
Kepada pihak puskesmas agar lebih memperhatikan kelengkapan sarana dan
prasarana guna menunjang pengelolaan obat dan mengusulkan tambahan
tenaga farmasi kepada Pemerintah Daerah guna menunjang kegiatan pelayanan
kefarmasian .
42
DAFTAR PUSTAKA
Depkes, 2002. Daftar Tilik Jaminan Mutu (Quality Assurance)
Pelayanan Kefarmasian di Pelayanan Kesehatan Dasar.
Jakarta : Departemen Kesehatan R.I
..........., 2003. Pengelolaan Obat Publik dan Pembekalan
Kesehatan di Puskesmas.Jakarta : Departemen Kesehatan
R.I
..........., 2007. Pedoman Pengelolaan Obat Publik dan Perbekalan
Kesehatan di Daerah Kepulauan.Jakarta : Departemen
Kesehatan R.I
..........., 2010. Materi Pelatihan Manajemen Kefarmasian di
Puskesmas. Jakarta : Departemen Kesehatan R.I
..........., 2010. Kewajiban Menggunakan Obat Generik di Fasilitas
Pelayanan Kesehtan Pemerintah.Jakarta : Departemen
Kesehatan R.I
..........., 2016. Pedoman Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas.
Jakarta : Departemen Kesehatan R.I
Karlin Ui, 2009. Studi Manajemen Logistik Obat di Puskesmas
Mongolato Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo
Tahun 2009.Kaya Tulis Ilmiah, Akademi Farmasi,
Kupang.
Parera, Wihelmina. 2005. Sistem Pengelolaan Obat di Puskesmas
Kopate Maumere Kabupaten Sikka Tahun 2005. Kaya
Tulis Ilmiah, Akademi Farmasi, Kupang.
Quick, 1997.Managing Drug Supply. West Hartfora : Kumarian
Press
43
Lampiran 1. Daftar Tilik Permintaan Obat di Puskesmas Malanuza
dan Ladja
No Pertanyaan
Puskesmas
Malanuza
Puskesmas
Ladja
Ya Tidak Ya Tidak
1 Apakah obat diambil sendiri kegudang obat
Puskesmas ? √ √
2 Apakah stok optimum menjadi patokan dalam
permintaan obat kepada Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota
√ √
3 Apakah Petugas Puskesmas mengerti cara
menghitung rata-rata penggunaan obat perbulan √ √
4 Apakah stok optimum dihitung untuk masing-
masing item obat √ √
5 Apakah stok optimum dicatat untuk masing-
masing kartu stok √ √
6 Apakah petugas Puskesmas mengerti kapan waktu
melakukan permintaan obat √ √
7 Apakah petugas Puskesmas membuat permohonan
tertulis waktu melaksanakan pemesanan
(menggunakan LPLPO)
√ √
8 Apakah semua informasi pada permintaan obat
harus lengkap, tepat dan ditulis dengan jelas (jenis
obat, satuan /kemasan, jumlah permintaan)
√ √
Jumlah 6 2 6 2
Persentase (%) 75 25 75 25
(Sumber : Depkes,2002)
44
Lampiran 2. Daftar Tilik Penerimaan Obat di Puskesmas Malanuza dan
Puskesmas Ladja
No Pertanyaan
Puskesmas
Malanuza
Puskesmas
Ladja
Ya Tidak Ya Tidak
1 Apakah untuk penerimaan obat ada seorang Petugas
Puskesmas yang diberi tanggung jawab √ √
2 Apakah petugas memeriksa kemasan pada waktu penerimaan √ √
3 Apakah petugas penerima membuat catatan penerimaan sesuai
format yang tersedia √ √
4 Apakah formulir penerimaan obat ditanda tangani oleh
petugas yang menerima dan yang menyerahkan √ √
5 Apakah petugas memeriksa kesesuaian antara obat yang di
terima dengan item obat yang dikirim yang tercatat pada
LPLPO
√ √
6 Apakah petugas memeriksa kedaluarsa obat √ √
7 Apakah obat diterima atau diambil oleh petugas yang
bertanggung jawab √ √
8 Apakah petugas penerima melakukan pemeriksaan terhadap
barang yang diterima √ √
9 Apakah petugas penerima mencatat dokumen penyerahan
barang dalam buku stok gudang √ √
10 Apakah petugas pengirim membubukan tanda tangan pada
buku stok gudang √ √
Petugas melakukan pemeriksaan terhadap obat yang diragukan kualitasnya :
11 Apakah petugas memeriksa perubahan warna/bau dari obat √ √
12 Apakah petugas memeriksa item obat yang rusak
kemasannya √ √
13 Apakah petugas memeriksa item obat yang tebuka segelnya
dan atau tidak berlabel √ √
14 Apakah petugas memeriksa item obat yang seharusnya
disimpan dalam lemari pendingin seperti suppositoria, serum
dsb
√ √
Jika diduga ada kerusakan Petugas Puskesmas melakukan tindakan berupa :
15 Apakah pemeriksaan adanya partikel asing pada obat suntik √ √
16 Apakah petugas tidak menerima obat kadaluarsa atau obat
yang rusak √ √
17 Apakah petugas membuat dokumen Berita Acara
penyerahan obat yang rusak dan atau kadaluarsa √ √
18 Apakah petugas menyimpan secara terpisah terhadap obat
rusak atau kadaluarsa dan mengembalikannya ke Instalasi
Farmasi Kabupaten/Kota
√ √
19 Apakah petugas memeriksa kesesuaian antara pencatatan √ √
45
dengan fisik obat
Jumlah
Presentase (%)
16 3 15 4
84 16 79 21
(Sumber : Depkes,2002)
46
Lampiran 3. Daftar Tilik Penyimpanan Obat di Puskesmas Malanuza
dan Puskesmas Ladja
No Pertanyaan
Puskesmas
Malanuza
Puskesmas
Ladja
Ya Tidak Ya Tidak
1 Apakah ada catatan obat rusak √ √
2 Apakah ada catatan obat expire date √ √
3 Apakah tersedianya kartu stok √ √
4 Apakah tersedianya buku penerimaan √ √
5 Apakah tersedianya ruangan khusus untuk penyimpanan √ √
6 Apakah tersedianya rak penyimpanan √ √
7 Apakah tersedia cukup ventilasi dan sirkulasi udara √ √
8 Apakah tersedia cukup penerangan √ √
9 Apakah pintu gudang mempunyai 2 (dua) kunci
pengaman yang terpisah satu sama lainnya √ √
10 Apakah kunci ruangan hanya dipegang oleh petugas dan
kepala puskesmas √ √
11 Apakah tersedianya lemari khusus untuk penyimpanan
Narkotika dan Psikotropika √ √
12 Apakah lemari Narkotika ditanam pada dinding dengan
kunci ganda √ √
13 Apakah gudang obat terpisah dari ruangan pelayanan √ √
14 Apakah jumlah obat yang terima disesuaikan dengan
kapasitas gudang √ √
15 Apakah tersedianya lemari es untuk produk tertentu √ √
16 Apakah atap gudang obat dalam keadaan baik (tidak
bocor) √ √
17 Apakah jendela mempunyai teralis √ √
18 Apakah jendela dipasangi gorden √ √
19 Apakah tersedia ketentuan dilarang masuk ketempat
penyimpanan selain petugas √ √
20 Apakah tersedianya prosedur penyimpanan √ √
21 Apakah ada prosedur rotasi untuk obat antibiotik/produk
lainnya √ √
22 Apakah tersedianya ruangan yang cukup untuk bergerak √ √
23 Apakah pengelompokan dilakukan secara alfabetis √ √
24 Apakah pengelompokan dilakukan berdasarkan bentuk
sediaan √ √
25
Apakah dilakukan pengecekan mutu obat secara
organoleptes dan dicatat dalam buku catatan
penyimpanan obat
√ √
26 Apakah pemeliharaan ruangan dilakukan secara periodik √ √
27 Apakah gudang obat selalu dalam keadaan terkunci
apabila tidak ada aktivitas di dalamnya √ √
47
28 Apakah gudang obat bebas dari tikus, kecoa, serta tidak
ada tanda-tanda yang menujukan tikus hidup di dalamnya √ √
29 Apakah gudang obat dalam keadadan bersih, rak tidak
berdebu, lantai disapu dan tembok dalam keadaan bersih √ √
30 Apakah obat disimpan dalam kemasan terkecil di rak √ √
31 Apakah rak obat diberdirikan dilantai √ √
32 Apakah box besar disimpan pada palet √ √
33
Apakah lemari pendingin/kulkas ada dalam kondisi baik
dan tidak dipergunakan untuk menyimpan makanan √ √
34 Apakah tabet, kapsul, dan oralit disimpan dalam kemasan
kedap udara √ √
35 Apakah cairan, salep dan injeksi disimpan di bagian
tengah rak √ √
36 Apakah obat yang membutuhkan suhu dingin di simpan
dalam kulkas √ √
37 Apakah obat dikelompokan dalam jumlah yang mudah
dihitung √ √
38 Apakah dalam rak penyimpan tidak boleh ada oat yang
rusak dan kadaluarsa √ √
39
Apakah obat dengan masa kadaluarsa lebih pendek
disimpan lebih depan di bandingkan dengan obat yang
mempunyai masa kadaluarsa lebih panjang (First Expire
date First Out)
√ √
40
Apakah obat yang mempunyai masa kadaluarsa yang
sama, utamakan gunakan yang kebih dahulu tiba (First In
First Out)
√ √
41
Apakah untuk obat yang tidak mempunyai masa
kadaluarsa, penyimpanan berdasarkan kedatangannya.
Yang lebih dahulu datang disimpan lebih depan
dibandingkan yang datang belakangan
√ √
42 Apakah tidak ada obat yang tidak pernah digunakan
disimpan dalam rak √ √
43 Apakah tersedia catatan pemusnahan, mutasi obat terdiri
dari tanggal, waktu, saksi dan cara pemusnahan. √ √
Jumlah
Presentase
40 3 39 4
93 7 91 9
(Sumber : Depkes,2002)
48
Lampiran 4. Daftar Tilik Pendistribusian Obat di Puskesmas
Malanuzadan Puskesmas Ladja
No Pertanyaan
Puskesmas
Malanuza
Puskesmas
Ladja
Ya Tidak Ya Tidak
1 Apakah tersedia rencana dan jadwal distribusi obat ke
sub unit √ √
2 Apakah tersedia permohonan permintaan di masing-
masing sub unit √ √
3 Apakah tersedia formulir pengecekan/persetujuan dari
kepala puskesmas √ √
4 Apakah tersedia formulir pengiriman/penerimaan √ √
5 Apakah tersedia catatan pengiriman/penerimaan barang
oleh sub unit √ √
6 Apakah tersedia catatan pemeriksaan barang oleh sub
unit √ √
7 Apakah obat yang diminta sub unit diketahui oleh
penanggung jawabnya √ √
8 Apakah tersedianya laporan distribusi kepada kepala
puskesmas (dalam bentuk LPLPO) √ √
9 Apakah dilakukan pengecekan dan penyesuaian
terhadap permintaan sub unit √ √
10 Apakah penyiapan obat dilakukan secara teratur √ √
11 Apakah tersedianya buku pengeluaran barang √ √
12 Apakah tersedia sarana repacking obat seperti karung,
plastik obat √ √
13 Apakah tersedia tanda bukti pengeluaran obat
(buku,formulir, dsb) √ √
Jumlah
Presentase (%)
11 2 12 1
85 15 92 8
(Sumber : Depkes,2002)
49
Lampiran 5. Daftar Tilik Persiapan Pelayanan Obat di Puskesmas Malanuza dan
Puskesmas Ladja
No Pertanyaan
Puskesmas
Malanuza
Puskesmas
Ladja
Ya Tidak Ya Tidak
1 Apakah sebelum memulai bekerja petugas
membersihkan tempat kerja dan peralatan kerja √ √
2 Apakah setiap hari petugas kamr obat menyiapkan obat
dan peralatan kerja yang dibutuhkan √ √
3 Apakah lemari obat selalu dicek dan selalu dalam
keadaan tertutup √ √
4 Apakah penyusunan obat dikamar obat mengikuti tata
cara penyimpaan digudang √ √
5 Apakah petugas kamar obat mencatat mutasi obat tiap
item obat dalam buku catatan harian pemakaian obat √ √
6 Apakah seusai bekerja, petugas merapikan kembali sisa
obat yang ada di kamar obat √ √
7 Apakah sebelum meninggalkan ruangan lemari harus
sudah terkunci √ √
8 Apakah ruangan pelayanan obat harus dalam keadaan
terkunci pada saat usai jam kerja √ √
Jumlah
Presentase (%)
7 1 7 1
90 10 90 10
(Sumber : Depkes,2002)
50
Lampiran 6. Daftar Titik Penyiapan Obat di Puskesmas Malanuza
dan Puskesmas Ladja
No Pertanyaan
Puskesmas
Malanuza
Puskesmas
Ladja
Ya Tidak Ya Tidak
1 Apakah konsulitasi dilakukan untuk obat yang tidak
ada atau tidak jelas penulisannya kepada penulis resep √ √
2
Apakah petugas kamar obat menyediakan obat yang
diminta dalam resep dengan tidak lupa memeriksa
kadaluarsa obat yang bersangkutan
√ √
3
Apakah petugas kamar obat membuka wadah dan
memeriksa kualitas obat yang akan diserahka kepada
pasien
√ √
4 Apakah petugas kamar obat melakukan perhitungan
jumlah obat yang diminta dalam resep √ √
5 Apakah petugas kamar obat mengambil jumlah obat
dengan benar √ √
6 Apakah petugas kamar obat menghitung menggunakan
sarung tangan/spatula √ √
7 Apakah petugas kamar obat menyiapkan kemasan obat √ √
8
Apakah petugas kamar obat membubuhkan nama, cara
penggunaan dan jumlah yang harus dikomsumsi dan
instruksi lainnya
√ √
9 Apakah obat yang telah dihitung dengan teliti
dimasukan kedalam wadah yang telah diberi etiket √ √
10
Apakah petugas kamar obat mengembalikan kelebihan
tablet atau kapsul kedalam wadah dan ditutup sebelum
membuka yang lain
√ √
Jumlah
Presentase (%)
10 1 10 1
90 10 90 10
(Sumber : Depkes ,2002)
51
Lampiran 7. Daftar Tilik Penerimaan Resep di Puskesmas Malanuza
danPuskesmas Ladja
No Pertanyaan
Puskesmas
Malanuza
Puskesmas
Ladja
Ya Tidak Ya Tidak
1 Apakah dilakukan pemeriksaan resep (tanggal, nama,
umur, jumlah obat, cara pakai, alamat pasien) √ √
2 Apakah setiap resep diberi nomor urut setiap hari √ √
3
Apakah resep yang telah dilayani, dicatat dan
disimpan sesuai dengan masing-masing kelompok
pasien (Umum, Gakin/gratis, Askes dsb)
√ √
4 Apakah arsip resep disimpan ditempat yang khusus
sekurang-kurangnya 3 tahun √ √
Jumlah
Presentase
4 - 4 -
100 0 100 0
(Sumber : Depkes, 2002)
52
Lampiran 8. Daftar Tilik Pencatatan dan Pelaporan Obat di Puskesmas Malanuza
dan Puskesmas Ladja
No Pertanyaan
Puskesmas
Malanuza
Puskesmas
Ladja
Ya Tidak Ya Tidak
1 Apakah LPLPO yang dibuat oleh petugas
Pengelola Obat Puskesmas tepat isi √ √
2 Apakah LPLPO yang dibuat oleh petugas
Pengelola Obat dikirim tepat waktu √ √
3 Apakah LPLPO Puskesmas disimpan dan
diarsipkan dengan baik √ √
4 Apakah LPLPO Puskesmas dimanfaatkan untuk
perencanaan kebutuhan obat √ √
5 Apakah LPLPO Puskesmas dimanfaatkan untuk
pembuatan laporan pengelolaan obat √ √
Jumlah
Presentase (%)
4 1 4 1
90 10 90 10
(Sumber : Depkes,2002)
53
Lampiran 9. Gambar Penelitian
1. Rak obat yang ada di gudang dan di apotek Puskesmas (Sumber : Data Primer Tahun, 2018)
2. Gambar LPLPO (Sumber : Data Sekunder Tahun, 2017)
3. Gambar SBBK
(Sumber : Data Sekunder Tahun, 2017)
54
4. Gambar Peringatan yang ada 5. Obat kadaluarsa
di pintu masuk gudang obat (Sumber : Data Primer Tahun, 2018)
(Sumber : Data Primer Tahun, 2018)
6.Gambar Penyimpanan di Kulkas (Sumber : Data Primer Tahun, 2018)
55
Lampiran 10. Surat Penelitian
56
57
58
59