Download - Seminar Fisika 2012
Makalah Seminar
PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN MULTIMEDIA INTERAKTIF ADAPTIF PADA
MATERI FISIKA ATOM
OLEH
WIDYA PRATIWIA1C3 09 046
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2012
1 | P a g e
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang Maha Pemberi rahmat karena
hanya berkat Rahmat dan Taufik-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah “Pengembangan Model Pembelajaran Mutimedia Interaktif Adaptif Pada
Materi Fisika Atom”.
Dalam penyusunan makalah ini penulis menyampaikan penghargaan dan
ucapan terima kasih yang tulus kepada semua pihak yang telah membantu.
Demikian Penulis sampaikan semoga bantuan yang diberikan mendapat pahala
dari Allah SWT.
Akhir kata, penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang
sifatnya membangun dari semua pihak penulis sangat harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Kendari, Oktober 2012
Penulis
2 | P a g e
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar........................................................................................i
Daftar Isi.................................................................................................ii
A. Latar belakang..........................................................................1
B. Isi .............................................................................................3
C. Kesimpulan.............................................................................14
Daftar Pustaka
Lampiran
3 | P a g e
PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS
MULTIMEDIA INTERAKTIF ADAPTIF PADA MATERI FISIKA ATOM
A. LATAR BELAKANG
Penyampaian pesan pembelajaran melalui multimedia, memberikan
kemudahan-kemudahan bagi pelajar (siswa) untuk dapat memahami sesuai
yang diajarkan. Teknologi informasi sangat memungkinkan untuk
menyiapkan aplikasi multimedia pembelajaran, sehingga keberhasilan
pembelajaran dapat didukung dengan aplikasi teknologi informasi
multimedia. Tentu bukan sekedar menaikkan bonafiditas atau tingkat
kepercayaan institusi sekolah, multimedia tetaplah bertujuan meningkatkan
kualitas pendidikan dengan memanfaatkan kemajuan teknologi. Intinya,
‘belajar dengan teknologi’ dan bukan ‘belajar tentang teknologi’. Hal di atas
berangkat dari hakikat pendidikan sendiri. Yaitu proses pembelajaran untuk
merubah perilaku yang terdiri dari cara berfikir, bersikap, dan bertindak
sesuai dengan tujuan pendidikan. Multimedia juga menyediakan peluang bagi
guru mengembangkan teknik pembelajaran sehingga memaksimalkan
penyerapan materi ajar oleh para siswa. Apalagi dengan internet, sumber
informasi tidak lagi hanya dari teks dari buku dan materi tertulis lainnya.
Pondasi mendasar internet yang termaktub dari frasa ‘www’ alias world wide
web, memberi keleluasaan guru dan siswa mendapat referensi global.
Penggunan multimedia interaktif dalam pembelajaran fisika atom
diperlukan untuk membantu mahasiswa dalam memahami konsep-konsep
yang bersifat abstrak. Menurut McKagan (2008) siswa akan lebih mudah
memahami konsep mekanika kuantum yang bersifat abstrak dengan bantuan
software interaktif. Namun demikian penggunaan multimedia interaktif saja
belumlah cukup karena multimedia yang dibuat harus mampu
mengadaptasikan berbagai variasi karakteristik pengguna, sehingga
mempunyai efektivitas pembelajaran yang tinggi. Untuk itu digunakan sistem
4 | P a g e
multimedia interaktif adaptif yang dapat mengadaptasi perbedaan gaya
belajar mahasiswa. Penggunaan multimedia interaktif adaptif dalam
pembelajaran dapat: (1) menampilkan alternatif halaman yang sesuai dengan
karakteristik individu, (2) berorientasi pada kelompok pengguna yang lebih
luas, (3) memberikan navigasi untuk membatasi keleluasaan pengguna dalam
mencari informasi (Surjono, 2006). Menurut Sarantos (2007) dan Kortemeyer
(2007) penggunaan model adaptif dapat dapat meningkatkan kemampuan
metakognitif dan dapat menjadi alat bantu belajar yang efektif.
Sistem multimedia interaktif yang ada sekarang ini umumnya
memberikan presentasi materi pembelajaran yang sama untuk setiap
pengguna karena mengasumsikan bahwa karakteristik semua pengguna
adalah homogen. Dalam kenyataannya, setiap pengguna mempunyai
karakteristik yang berbeda-beda baik dalam hal tingkat kemampuan, gaya
belajar, latar belakang atau yang lainnya. Seharusnya suatu sistem multimedia
interaktif dapat memberikan materi pembelajaran yang tingkat kesulitannya
sesuai dengan kemampuan pengguna, dan cara mempresentasikan materi
pembelajarannya sesuai dengan gaya belajar pengguna. Dengan kata lain
sistem multimedia interaktif seharusnya dapat mengadaptasikan tampilannya
terhadap berbagai variasi karakteristik pengguna, sehingga mempunyai
efektivitas pembelajaran yang tinggi. Permasalahan tersebut dapat diatasi
dengan penggunaan sistem multimedia interaktif adaptif.
Berdasarkan uraian diatas maka tujuan makalah ini adalah (1)
mengetahui pembelajaran multimedia (2) mengetahui multimedia interaktif
adaptif pada materi fisika atom, (3) pengembangan mutimedia interaktif
adaptif.
5 | P a g e
B. ISI
Pengembangan dalam arti yang sangat sederhana adalah suatu proses,
cara pembuatan. Sedangkan menurut Drs. Iskandar Wiryokusumo M.sc.
pengembangan adalah upaya pendidikan baik formal maupun non formal
yang dilaksanakan secara sadar, berencana, terarah, teratur, dan
bertanggungjawab dalam rangka memperkenalkan, menumbuhkan,
membimbing, dan mengembangkan suatu dasar kepribadian yang seimbang,
utuh dan selaras, pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan bakat,
keinginan serta kemampuan-kemampuannya, sebagai bekal untuk selanjutnya
atas prakarsa sendiri menambah, meningkatkan dan mengembangkan dirinya,
sesama, maupun lingkungannya ke arah tercapainya martabat, mutu dan
kemampuan manusiawi yang optimal dan pribadi yang mandiri.
Multimedia adalah media yang menggabungkan dua unsur atau lebih
media yang terdiri dari teks, grafik, gambar, foto, audio, dan animasi secara
terintegrasi. Multimedia terbagi menjadi dua kategori, yaitu: multimedia
linear, dan multimedia interaktif. Multimedia linear adalah suatu multimedia
yang tidak dilengkapi dengan alat pengontrol apapun yang dapat dioperasikan
oleh pengguna. Multimedia ini berjalan sekuensial (berurutan), contohnya TV
dan film.
Multimedia interaktif adalah suatu multimedia yang dilengkapi dengan
alat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna, sehingga pengguna
dapat memilih apa yang dikehendaki untuk proses selanjutnya. Contoh
multimedia interaktif adalah: multimedia pembelajaran interaktif, aplikasi
game dll.
Sedangkan pembelajaran diartikan sebagai proses penciptaan
lingkungan memungkinkan terjadinya proses belajar. Jadi dalam
pembelajaran yang utama adalah bagaimana siswa belajar. Belajar dalam
pengertian aktivitas mental siswa dalam berinteraksi dengan lingkungan yang
menghasilkan perubahan perilaku yang bersifat relatif konstan. Dengan
demikian aspek yang menjadi penting dalam aktivitas belajar dan
6 | P a g e
pembelajaran adalah lingkungan. Bagaimana lingkungan ini diciptakan
dengan menata unsur-unsurnya sehingga dapat merubah perilaku siswa.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa multimedia pembelajaran
dapat diartikan sebagai aplikasi multimedia yang digunakan dalam proses
pembelajaran, dengan kata lain untuk menyalurkan pesan (pengetahuan,
ketrampilan dan sikap) serta dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian
dan kemauan untuk belajar sehingga secara sengaja proses belajar terjadi,
bertujuan dan terkendali.
Secara umum manfaat yang dapat diperoleh adalah proses pembelajaran
lebih menarik, lebih interaktif, jumlah waktu mengajar dapat dikurangi,
kualitas belajar dapat ditingkatkan, dan proses belajar mengajar dapat
dilakukan dimana dan kapan saja, serta sikap belajar siswa dapat
ditingkatkan.
Sedangkan keunggulan multimedia pembelajarn adalah sebagai berikut.
1. Memperbesar benda yang sangat kecil dan tidak tampak oleh mata, seperti
kuman, bakteri, elektron, dan lain-lain.
2. Memperkecil benda yang sangat besar, yang tidak mungkin dihadirkan di
sekolah, seperti gajah, rumah, gunung dan lain-lain.
3. Menyajikan benda atau peristiwa yang kompleks, rumit dan berlangsung
cepat atau lambat, seperti sistem tubuh manusia, bekerjanya suatu mesin,
beredarnya planet Mars, berkembangnya bunga dan lain-lain.
4. Menyajikan benda atau peristiwa yang jauh, seperti bulan, bintang, salju
dan lain-lain.
5. Menyajikan benda atau peristiwa yang berbahaya, seperti letusan gunung
berapi, harimau, racun dan lain-lain.
6. Meningkatkan daya tarik dan perhatian siswa.
7 | P a g e
Beberapa para ahli berikut mengemukakan tentang multimedia
interaktif adaptif dalam pembelajaran diataranya adalah Mayer (2009), Beliau
menyebutkan bahwa multimedia merupakan sarana pendukung yang
pengiriman pesan-pesan pembelajaran (instruksional), yakni dengan
memanfaatkan pancaindera manusia untuk menerima pesan-pesan
instruksional. Ada tiga sudut pandang multimedia yaitu media pengiriman,
mode presentasi, dan modalitas sensori. Mayer menjelaskan bahwa
multimedia menawarkan teknologi pembelajaran yang berpotensi kuat untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran manusia. Desain multimedia dalam
pembelajaran berpusat pada dua pokok yaitu technology centered (berpusat
pada teknologi multimedia) dan learner centered (berpusat pada subjek
belajar / siswa).
Menurut Arsyad (2006) multimedia diartikan sebagai lebih dari satu
media. Multimedia dapat berupa kombinasi antara teks, grafik, animasi, suara
dan video, yang mana perpaduan dan kombinasi dua atau lebih jenis media
ditekankan pada kendali komputer sebagai penggerak keseluruhan gabungan
media itu. Munir (2008) menyatakan multimedia sebagai suatu sistem
komputer yang terdiri dari hardware dan software yang memberikan
kemudahan untuk menggabungkan berbagai komponen seperti gambar video,
grafik animasi, suara, teks, dan data yang dikendalikan dengan program
komputer. Dengan kata, tekhnologi multimedia mencakup berbagai media
dan software pembelajaran yang interaktif. Sajian multimedia dapat diartikan
sebagai tegnologi yang mengoptimalkan peran komputer sebagai media yang
menampilkan teks, grafik, video, animasi dalam sebuah tampilan yang
terintegrasi dan interaktif.
Multimedia interaktif yang terdiri dari presentasi dan bentuk teks,
audio, grafik, animasi dan simulasi interaktif dapat mengadaptasi perbedaan
cara belajar siswa sehingga mereka belajar dalam lingkungan yang
menyenangkan. Visualisasi yang disajikan memungkinkan siswa melakukan
navigasi, berinteraksi berkreasi dan berkomunikasi dengan menggunakan
8 | P a g e
Storage LayerUser Model
Domain Model
Adaptation Model
panca indera mereka dengan optimal sehingga informasi yang masuk ke bank
memorinya lebih lama dan mudah untuk dipanggil pada saat informasi
tersebut digunakan. Pemrosesan informasi dalam pembentukkan konsep akan
mudah dipanggil apabila tersimpan dalam memori jangka panjang terutama
dalam bentuk gambar (Marthin, 1994)
Berdasarkan berbagai hasil penelitian pemanfaatan MMI pada
pembelajaran fisika. MMI selalu mengasumsikan bahwa siswa sebagai
pengguna memiliki kemampuan dan latar belakang yang sama. Pada
perkembangannya multimedia interaktif diharapkan mampu mengadaptasi
perbedaan individu penggunanya. Oleh sebab itu diperlukan suatu sistem
multimedia interaktif yang adaptif. Menurut M. Odritscher (2004), sistem
adaptif merupakan sistem yang mengadaptasi pengetahuan (knowledge) dari
konten materi pembelajaran kepada siswa secara adaptif. Sedangkan menurut
Oxford advanced learner dictionary (2005), adaptif dapat didefenisikan
sebagai “adaptif adj : (technical) concerned with changing, able to change
when necessary in order to deal with different situations”. Untuk
mengembangkan sistem adaptif ada beberapa model yang telah
dikembangkan. Model sistem adaptif ada beberapa model yang telah
dikembangkan. Model sistem adaptif merupakan bentuk rancangan arsitektur
yang dijadikan pedoman dasar dalam pengembangan sistem multimedia
adaptif. Menurut De Bra et. Al., (1999), model sistem terdiri atas tiga
komponen yaitu: adaptation model, domain model dan user model, seperti
gambar.
9 | P a g e
System
Data About User
User Model
Berdasarkan model sistem adaptif gambar di atas, model adaptasi
(adaptation model) ditempatkan diantara model domain (domain model) dan
model penggunaan (user model) di dalam lapisan penyimpanan data (storage
layer). Sedangkan Brusilovsky dan Maybury (2002), menjelaskan model
sistem adaptif, seperti gambar dibawah ini.
Berdasarkan gambar tersebut, maka dapat dikatakan bahwa proses dari
model sistem adaptif terdiri atas tiga tahap, yaitu proses pengumpulan dan
tentang profil penggunaan (user profile), proses membangun model
penggunaan (user model) dan proses model adaptasi (adaptation model).
Profil pengguna (user profile) merupakan data atau informasi untuk
mendapatkan informasi awal tentang pengguna. Informasi yang didapatkan
dan disimpan pada model pengguna dengan tidak melakukan perubahan.
Seiring dengan perubahan. Keadaan informasi tersebut akan dapat mengalami
perubahan seiring dengan perubahan waktu. Informasi profil penggunaan
yang terdapat pada model pengguna dapat dikategorikan menurut
Brusilavxky (2001), sebagai berikut
1) Student’s behavioristik, merupakan informasi tentang perilaku siswa,
seperti kedaan motivasi, gaya belajar dan sebagainya.
10 | P a g e
2) Student’s knowledge, merupakan informasi pengetahuan siswa dalam
memahami suatu materi pelajaran. Pengetahuan siswa dapat dibagi
menjadi beberapa tingkatan, yaitu baru (novice), pemalu (beginner),
sedang (means), lanjut (advance), dan pakar (expert). Pendekatan yang
dapat dilakukan untuk mengukur tingkatan pengetahuan tersebut adalah
dengan cara tes secara otomatis (auto evaluation) melalui sistem adaptif.
3) Student’s achievement, merupakan informasi hasil pencapaian siswa
dalam proses pembelajaran pada sistem multimedia adaptif. Hasil
pencapaian tersebut dapat dilihat dari indikator porelehan nilai kuis atau
latihan yang diberikan oleh sistem multimedia interaktif adaptif kepada
siswa.
4) Students preferences, merupakan informasi suatu konsep struktur tentang
preferensi siswa dalam sistem multimedia adaptif. Preferensi tersebut
bertujuan untuk mempresentasikan materi pembelajaran (konten, latihan,
kuis) dengan menggunakan dukungan komponen sistem multimedia
interaktif.
Permasalahan utama dalam pembelajaran bagi anak berkebutuhan
khusus di sekolah yang menyelenggarakan pendidikan inklusi adalah
penggunaan metode atau model pembelajaran dalam menyampaikan materi
pelajaran secara tepat, yang memenuhi kebutuhan siswa, sehingga potensi
yang dimiliki siswa dapat berkembang optimal. Berdasarkan kepentingan
siswa, pembelajaran harus berlangsung dalam suasana yang demokratis, tidak
otoriter, harus fleksibel tidak kaku, berorientasi kepentingan siswa bukan
guru, lebih banyak memberi kebebasan bukan membelenggu, pelayanan lebih
pada individual sedikit klasikal, tidak hanya tekstual tetapi kontekstual
(mengaitkan dengan kenyataan kehidupan).
Untuk menghadapi permasalahan di atas, dibutuhkan suatu model
pembelajaran yang efektif dan efisien sebagai alternatif, yaitu model
11 | P a g e
pembelajaran yang diharapkan mampu melibatkan siswa dalam keseluruhan
proses pembelajaran dan dapat melibatkan seluruh aspek, yaitu kognitif,
afektif, dan psikomotorik siswa. Pembelajaran bagi anak berkebutuhan
khusus, harus disesuaikan dengan kondisi siswa tersebut, oleh karena itu
lahirlah istilah pembelajaran adaptif. Bila kita merujuk pada kata adaptif
yang merupakan kata dari bahasa Inggris ”adapt” yang mempunyai arti
”menyesuaikan dengan”, maka pembelajaran adaptif bagi anak berkebutuhan
khusus merupakan pembelajaran yang menyesuaikan dengan kondisi siswa.
Artinya yang menyesuaikan adalah pembelajaran itu sendiri, baik metode,
alat/media pembelajaran, dan lingkungan belajar, bukan siswanya. Jadi
pembelajaran adaptif pada intinya adalah modifikasi aktivitas, metode, alat,
atau lingkungan pembelajaran yang bertujuan untuk menyediakan peluang
kepada anak dengan kebutuhan khusus mengikuti program pembelajaran
dengan tepat, efektif serta mencapai kepuasan. Prinsip utama dalam
modifikasi aktivitas adalah penyesuaian aktivitas pembelajaran yang
disesuaikan dengan potensi siswa dalam melakukan aktivitas tersebut.
Ciri-ciri Pembelajaran Adaptif
Sebagai pembelajaran yang berpusat pada siswa, pembelajaran adaptif
mempunyai ciri:
1. Memperhatikan perbedaan individu siswa.
Pada dasarnya setiap manusia tidak ada yang sama, oleh karena itu dalam
pembelajaran yang adaptif, guru sangat memperhatikan perbedaan dari
setiap siswanya yang implikasinya dalam proses pembelajaran di kelas hal
tersebut disesuaikan dengan jenis dan karakteristik kelainan, kemampuan
dan potensi yang dimiliki oleh siswa. Pembelajaran adaptif ini harus dapat
memperbaiki dan atau meminimalkan dampak dari kelainan yang dimiliki
siswa, bukan memperburuk kondisi siswa.
12 | P a g e
2. Sebagai alat untuk mengembangkan dan meningkatkan kemampuan siswa
yang memiliki kebutuhan khusus. Pembelajaran adaptif harus dapat
mengakomodasi untuk pengembangan potensi yang dimiliki anak dengan
kebutuhan khusus.
Prinsip-prinsip Pembelajaran Adaptif
Pada dasarnya prinsip pembelajaran adaptif sama dengan prinsip
pembelajaran pada umumnya, yaitu:
1. Kesempatan Belajar.
Kegiatan pembelajaran perlu menjamin pengalaman siswa untuk secara
langsung mengamati dan mengalami proses, produk, keterampilan dan
nilai yang diharapkan
2. Motivasi.
Guru harus senantiasa memberikan motivasi kepada siswa agar tetap
memiliki gairah dan semangat yang tinggi dalam mengikuti kegiatan
belajar-mengajar.
3. Latar/Konteks.
Guru perlu mengenal siswa secara mendalam, menggunakan contoh,
memanfaatkan sumber belajar yang ada di lingkungan sekitar, dan
semaksimal mungkin menghindari pengulangan-pengulangan materi
pengajaran yang sebenarnya tidak terlalu penting bagi anak.
4. Keterarahan.
Setiap akan melakukan kegiatan pembelajaran, guru harus merumuskan
tujuan secara jelas, menetapkan sasaran dan alat yang sesuai serta
mengembangkan strategi pembelajaran yang tepat.
13 | P a g e
5. Menyenangkan.
Kegiatan belajar perlu menyediakan pengalaman belajar yang
menyenangkan bagi siswa.
6. Hubungan sosial.
Dalam kegiatan belajar-mengajar, guru perlu mengembangkan strategi
pembelajaran yang mampu mengoptimalkan interaksi antara guru
dengan siswa, siswa dengan siswa, guru dengan siswa dan lingkungan,
serta interaksi banyak arah.
7. Belajar sambil bekerja.
Dalam kegiatan pembelajaran, guru harus banyak memberi
kesempatan kepada anak untuk melakukan praktek atau percobaan
atau menemukan sesuatu melalui pengamatan, penelitian, dan
sebagainya.
8. Individualisasi.
Guru perlu mengenal kemampuan awal dan karakteristik setiap anak
secara mendalam baik dari segi kemampuan maupun
ketidakmampuannya dalam menyerap materi pelajaran.
9. Menemukan.
Guru perlu mengembangkan strategi pembelajaran yang mampu
memancing anak untuk terlihat secara aktif baik fisik, mental, sosial,
dan/atau emosional.
Penerapan pembelajaran adaptif akan efektif diimplementasikan
apabila ada kemauan, ketekunan, kerja keras dan ketulus-ikhlasan guru dalam
mendidik anak berkebutuhan khusus di sekolah inklusi tempatnya mengajar.
Dengan demikian kerjasama dan sinergi yang solid dari seluruh stakeholder
14 | P a g e
yang terlibat akan menjadikan dunia pendidikan kita semakin bermutu dan
profesional.
Pengembangan model pembelajaran multimedia interaktif didahului
dengan melakukan analisis konsep abtrak, dan konsep yang berdasarkan
prinsip pada materi fisika atom. Model ini juga memungkinkan siswa untuk
belajar mandiri karena multimedia interaktif adaptif yang dikembangkan
dapat dipelajari sendiri di rumah oleh siswa. Multimedia interaktif ini terdiri
dari petunjuk, standar kompetensi dan kompetensi dasar, tes gaya belajar,
materi dan evaluasi. Penggunaan multimedia interaktif adaptif dalam
pembelajaran dapat: (1) menampilkan alternatif halaman yang sesuai dengan
karakteristik individu, (2) berorientasi pada kelompok pengguna yang lebih
luas, (3) memberikan navigasi untuk membatasi keleluasaan pengguna dalam
mencari informasi (Surjono, 2006).
Penggunaan multimedia interaktif yang berbasis gaya belajar jelas
memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar sesuai dengan
karakteristik gaya belajar masing-masing. Gaya belajar seseorang adalah
kombinasi dari bagaimana seseorang menyerap dan mengatur serta mengolah
informasi. Beberapa penelitian mengenai gaya belajar menunjukkan bahwa
(1) beberapa pelajar mempunyai kebiasaan belajar yang berbeda dengan yang
lainnya, (2) beberapa pelajar belajar lebih efektif bila diajar dengan metode
yang paling disukai, dan (3) prestasi pelajar berkaitan dengan bagaimana
caranya belajar (Riding & Rayner, 1998). Gaya belajar mempengaruhi
efektivitas pelatihan, tidak peduli apakah pelatihan tersebut dilakukan secara
tatap muka atau secara on-line (Surjono, 2006). Hal ini menunjukkan betapa
pentingnya peranan gaya belajar dalam proses belajar mengajar. Gaya belajar
sering diukur dengan menggunakan kuesioner atau tes psikometrik
(McLoughlin, 1999). Dengan menggunakan model pembelajaran ini maka
dapat (1) membantu siswa dalam memahami konsep yang abstrak dan
mikroskopis, menyederhanakan perhitungan yang rumit, dan mempercepat
keberlangsungan proses belajar mengajar. Penyajian informasi atau
15 | P a g e
keterampilan secara utuh dan lengkap, serta merancang lingkup informasi dan
keterampilan secara sistematis sesuai dengan tingkat kemampuan dan alokasi
waktu; (2) membantu siswa dalam mengaktifkan fungsi psikologis dalam
dirinya antara lain dalam pemusatan perhatian dan mempertahankan
perhatian, memelihara keseimbangan mental, serta mendorong belajar
mandiri (Arifin et al, 2003). Fungsi lain dari multimedia interaktif dalam
dunia pendidikan adalah sebagai perangkat lunak (sofware) pembelajaran,
yang memberikan fasilitas kepada siswa untuk mempelajari suatu materi.
Multimedia memiliki keistimewaan diantaranya adalah (1) interaktif dengan
memberikan kemudahan umpan balik; (2) kebebasan menentukan topik
pembelajaran; (3) kontrol yang sistematis dalam proses belajar (Munir, 2008).
Pada umumnya konsep-konsep yang terdapat dalam ilmu fisika sering
dinyatakan dalam bahasa simbolik. Simbolik-simbolik ini merupakan
manipulasi dari suatu atau beberapa penalaran proses IPA yang tidak dapat
diungkapkan dengan bahasa komunikasi sehari-hari. Peserta didik dalam
belajar fisika dituntut memahami konsep-konsep yang ada, karena dengan
menguasai dan memahami konsep akan memudakan peserta didik dalam
menyelesaikan soal, memecahkan masalah dan mengenal gejala alam yang
ada disekitarnya. Untuk memecahkan masalah, peserta didik harus
mengetahui aturan-aturan yang relevan dan aturan ini didasarkan pada
konsep-konsep yang diperolehnya.
16 | P a g e
C. KESIMPULAN
1. Pembelajaran multimedia dapat diartikan sebagai aplikasi multimedia
yang digunakan dalam proses pembelajaran, dengan kata lain untuk
menyalurkan pesan (pengetahuan, ketrampilan dan sikap) serta dapat
merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan yang belajar
sehingga secara sengaja proses belajar terjadi, bertujuan dan terkendali.
2. Multimedia interaktif adalah suatu multimedia yang dilengkapi dengan
alat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna, sehingga
pengguna dapat memilih apa yang dikehendaki untuk proses selanjutnya.
Pembelajaran adaptif pada intinya adalah modifikasi aktivitas, metode,
alat, atau lingkungan pembelajaran yang bertujuan untuk menyediakan
peluang kepada anak dengan kebutuhan khusus mengikuti program
pembelajaran dengan tepat, efektif serta mencapai kepuasan. Sehingga
pada perkembangannya multimedia interaktif diharapkan mampu
mengadaptasi perbedaan individu penggunanya. Oleh sebab itu
diperlukan suatu sistem multimedia interaktif yang adaptif yang dapat
mengatasi seluruh kesulitan belajar siswa.
3. Pengembangan model pembelajaran multimedia interaktif adaptif
merupakan suatu proses mengembangkan dan menciptakan suatu model
pengajaran dalam kelas yang mampu meningkatkan minat siswa dalam
belajar dengan memperhatikan perbedaan atau gaya belajar yang
diinginkan siswa dengan menggunakan multimedia.
17 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
Admin, 2011. Rpp Berkarakter SMA Dan Silabus Kelas http://www.sarjanaku.com. Diakses 20 September 2012.
Anonim, 2012. Multimedia. Http://id.wikipwdia.org. Diakses 18 September 2012.
Archigakirataka,2012.PengantarMultimedia. Http://archigakirataka.blogspot.com. Diakses 18 September 2012.
Istiyanto, 2012. Pengertian dan Manfaat Multimedia Pembelajaran. Http://Istiyanto.Com. Diakses 18 September 2012.
Munir. (2008). Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung : ALFABETA.
Mustolih, 2008. Panduan Pengembangan Multimedia Pembelajaran. Http://mustoluhbrs.wordpress.com. Diakses 18 September 2012.
Nur, M. 2008. Pengajaran Langsung. Surabaya: PSMS Unesa.
Pemerintah, 2007. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaia.
Wiyono, K., 2009. Penerapan model pembelajaran multimedia interaktif Untuk meningkatkan penguasaan konsep, keterampilan generik sains dan Berpikir kritis siswa sma pada topik relativitas khusus. Tesis. Universitas Pendidikan Indonesia : Tidak diterbitkan.
Wiyono, K., 2012. Pengembangan Model Multimedia Interaktif Adaptif. Http://repository.upi.edu. Diakses 18 september 2012.
18 | P a g e
Lampiran 1
SILABUS
Satuan Pendidikan : SMAN 9 KendariMata Pelajaran : FisikaKelas/Semester : XII / 2
Standar Kompetensi : 3. Menganalisis berbagai besaran fisis pada gejala kuantum dan batas-batas berlakunya relativitas Einstein dalam paradigma fisika modern
19 | P a g e
KompetensiDasar
MateriPembelajaran
Kegiatan pembelajaranIndikator Pencapaian
Kompetensi
PenilaianAlokasi Waktu
Sumber Belajar/ Alat-Bahan
TeknikBentuk
InstrumenContoh
Instrumen
3.2 endeskripsikan perkembangan teori atom
A. Perkembangan Teori Atom
Memberikan informasiyang disertai tanya jawab untuk menjelaskan perkembangan teori atom.
Melakukan diskusi kelas untuk mendeskripsikan dan menjelaskan teori atom Dalton dengan menggunakan peragaan model atom.
Membuat berbagai model tiruan atom berdasarkan perkembangan teori atom pada pengamatan LCD.
Melakukan diskusi kelas untuk mendeskripsikan dan menjelaskan model atom Thomson.
Produk:
1. Menjelaskan model atom Dalton.
2. Menjelaskan model atom Thomson
3. Menjelaskan model atom Rutherford
4. Menjelaskan model atom Bohr
Proses:
1. Melakukan pengamatan, tentang model atom Dalton, Thomson, Ruterford dan Bohr berdasarkan yang terlihat pada LCD.
2. Melakukan peragaan tentang teori atom Dalton, Thomson, Ruterford dan Bohr
3. Mengkomunikasikan hasil pengamatan melalui presentasi dan diskusi.
Tes tulis
Tes tulis
Tes tulis
Portofolio
Tes kinerja
Tes kinerja
Uraian
Uraian
Uraian
Portofolio
Lembar Penilaian
rating scale
Lembar Penilaian
rating scale
LP-1/A(1)
LP-1/A(2)
LP-1/B(2)
LP-1/A(3 & 5)
LP-1/B(1)
LP-1/A(4)LP-1/B(3,
4, 5)
LP-2
2x 45’
Buku Fisika untuk SMA Kelas XI
Reverensi yang relevan
Laptop dan LCD.
Alat/Bahan sebagai peraga.
20 | P a g e
KompetensiDasar
MateriPembelajaran
Kegiatan pembelajaranIndikator Pencapaian
Kompetensi
PenilaianAlokasi Waktu
Sumber Belajar/ Alat-Bahan
TeknikBentuk
InstrumenContoh
Instrumen
B. Model Atom Mekanika Kuantum
Melakukan diskusi kelas untuk mengidentifikasi kelemahan teori atom Dalton dan Thomson.
Melakukan diskusi kelas untuk mendeskripsikan dan menjelaskan model atom Rutherford dengan menggunakan peragaan model atom di depan kelas.
4. Menyimpulkan hasil pengamatan.
Sikap:
1. Karakter: Berpikir kreatif, kritis, dan logis; bekerja teliti, jujur, dan berperilaku santun
2. Keterampilan sosial: bekerjasama, menyampaikan pendapat, menjadi pendengar yang baik, dan menanggapi pendapat orang lain
Tes Kinerja
Observasi
Penilaian Diri
Tes tulis
Lembar Penilaian
rating scale
Lembar Observasi
Lembar Penilaian
Diri
LP-3
LP-3
LP-1/A(1)
21 | P a g e
KompetensiDasar
MateriPembelajaran
Kegiatan pembelajaranIndikator Pencapaian
Kompetensi
PenilaianAlokasi Waktu
Sumber Belajar/ Alat-Bahan
TeknikBentuk
InstrumenContoh
Instrumen
Melakukan diskusi kelas untuk mendeskripsikan dan menjelaskan model atom mekanika kuantum.
Melakukan diskusi kelas untuk mengidentifikasi gelombang de broglie.
Melakukan diskusi kelas untuk menjelaskan dan memformulasikan bilangan kuantum pada atom hidrogen.
Produk:
1. Menjelaskan panjang gelombang dari persamaan de Broglie.
2. Menjelaskan prinsip ketidapastian Heisenberg.
3. Menentukkan Bilangan Kunatum : Bilangan kuantum utama, bilangan kuantum orbital, bilanagn kuantum magnetik, bilangan kuantum spin.
4. Menjelaskan bunyi dari asas larangan pauli.
Proses:
1. Melakukan tanya jawab mengenai prinsip ketidakpastian Heisenberg.
2. Memformulasikan Panjang gelombang
Tes tulis
Tes tulis
Portofolio
Tes kinerja
Tes kinerja
Tes Kinerja
Uraian
Uraian
Uraian
Portofolio
Lembar Penilaian
rating scale
Lembar Penilaian
rating scale
LP-1/A(2)
LP-1/B(2)
LP-1/A(3 & 5)
LP-1/B(1)
LP-1/A(4)LP-1/B(3,
4, 5)
LP-2
LP-3
22 | P a g e
KompetensiDasar
MateriPembelajaran
Kegiatan pembelajaranIndikator Pencapaian
Kompetensi
PenilaianAlokasi Waktu
Sumber Belajar/ Alat-Bahan
TeknikBentuk
InstrumenContoh
Instrumen
partikel untuk gelombang de Broglie.
3. Mengkomunikasikan hasil bilangan kuatum suatu keadaan stasioner elektron.
4. Menyimpulkan hasil pengamatan.
Sikap:
1. Karakter: Berpikir kreatif, kritis, dan logis; bekerja teliti, jujur, dan berperilaku santu.
2. Keterampilan sosial: bekerjasama, menyampaikan pendapat, menjadi pendengar yang baik, dan menanggapi pendapat orang lain
Observasi
Penilaian Diri
Lembar Penilaian
rating scale
Lembar Observasi
Lembar Penilaian
Diri
LP-3
23 | P a g e
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : SMAN 9 Kendari
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas / Semester : XII / 2
Alokasi Waktu : 2 X 45 menit (1 x Pertemuan)
STANDAR KOMPETENSI
3. Menganalisis Berbagai Besaran Fisis Pada Gejala Kuantum Dan Batas-Batas
Berlakunya Relativitas Einstein Dalam Paradigma Fisika Modern
KOMPETENSI DASAR
3.2 Mendeskripsikan perkembangan teori atom
A. Indikator
1. Kognitif:
a. Produk
5. Menjelaskan model atom Dalton, Thomson, Rutherford dan model atom
Bohr.
6. Menentukan panjang gelombang dengan menggunakan persamaan de
Broglie.
7. Menjelaskan prinsip ketidakpastian Heisenberg.
24 | P a g e
8. Menentukan bilangan kuantum utama, orbital, magnetik dan spin untuk
menetapkan keadaan stasioner elektron.
9. Menjelaskan bunyi Asas larangan Pauli.
b. Proses
Melakukan pengamatan terhadap model-model atom, yang meliputi:
5. Merumuskan masalah
6. Mengidentifikasi model-model atom
7. Melakukan pengamatan model atom pada tampilan power point di LCD
8. Menyimpulkan hasil pengamatan
2. Psikomotor:
a. Mengamati model-model atom.
b. Melakukan peragaan pada model-model atom setelah mengamati pada layar
LCD.
3. Afektif:
a. Karakter: Berpikir kreatif, kritis, dan logis; bekerja teliti, jujur, dan
bertanggung jawab, peduli, serta berperilaku santun
b. Keterampilan sosial: bekerjasama, menyampaikan pendapat, menjadi
pendengar yang baik, dan menanggapi pendapat orang lain
B. Tujuan Pembelajaran (A, B, C, dan D)
1. Kognitif
a. Produk:
1. Dengan kalimat sendiri, siswa dapat menjelaskan atom Dalton, Thomson,
Ritherford dan Borh dengan benar.
2. Dengan kalimat sendiri, siswa dapat menjelaskan dan menentukan panjang
gelombang dari persamaan de Broglie dengan benar.
3. Dengan kalimat sendiri, siswa dapat menjelaskan prinsip ketidakpastian
Heisenberg dengan benar.
4. Dengan kalimat sendiri, siswa dapat menjelaskan menetukan bilangan
kuntum suatu keadaan stasioner elektron dengan benar.
25 | P a g e
5. Dengan kalimat sendiri, siswa dapat menjelaskan bunyi asas larangan pauli
dengan benar.
b. Proses
1) Disediakan seperangkat media berupa leptop dan LCD, siswa dapat
melakukan pengamatan untuk menyelidiki perbedaan model-model atom
sesuai dengan rincian tugas yang ditentukan di LKS meliputi: Merumuskan
masalah, Mengidentifikasi model-model atom, Melakukan pengamatan
model atom dan Menyimpulkan hasil pengamatan.
2. Psikomotorik:
Disediakan seperangkat alat peraga, siswa terampil melakukan
pengamatan terhadap model-model atom.
3. Afektif:
a. Terlibat aktif dalam pembelajaran dan menunjukkan karakter berpikir
kreatif, kritis, dan logis; bekerja teliti, jujur, dan berperilaku santun sesuai
LP: pengamatan perilaku berkarakter.
b. Bekerjasama dalam kegiatan praktik dan aktif menyampaikan pendapat,
menjadi pendengar yang baik, dan menanggapi pendapat orang lain dalam
diskusi sesuai LP: Ketrampilan sosial.
C. Materi Pembelajaran
1. Model atom Dalton, Atom adalah partikel terkecil yang tidak dapat dibagi-bagi
lagi. Atom suatu unsur semuanya serupa, dan tidak dapat berubah menjadi atom
unsur yang lainnya. Model atom Thomson, Atom itu terdiri atas muatan positif
yang merata diseluruh atom, muatan ini di-netral-kan oleh muatan negatif yang
tersebar merata pula diseluruh atom. Model atom Rutherford, Atom secara
keseluruhan bersifat netral, muatan positif pada inti sama besarnya dengan
muatan elektron yang beredar di sekitarnya.
2. Panjang gelombang de Broglie elektron adalah :
26 | P a g e
3. Prinsip ketidakpastian Heisenberg menyataka bahwa :
“tidak mungkin kita mengetahui posisi partikel secara teliti dan momentum
partikel secara teliti pada saat yang bersamaan”
4. Dalam model atom mekanika kuantum, untuk menetapkan keadaan stationer
elektron diperlukan empat bilangan kuantum.
Keempat bilangan kuantum tersebut adalah :
A. bilangan kuantum utama (simbol n)
B. bilangan kuantum orbital (simbol l)
C. bilangan kuantum magnetik (simbol m )
D. bilangan kuantum spin (simbol m )
5. Asas larangan Pauli
“Tidak ada dua elektron dalam sebuah atom yang dapat memiliki keempat
bilangan kuantum yang persis sama”.
D. Metode Pembelajaran:
Model Pembelajaran : Student Centre Learning (SCL)
Metode Pembelajaran : Ceramah, Diskusi, dan Pemberian Tugas.
E. Sumber Belajar
1. Buku Fisika untuk SMA Kelas XII; Oleh: Djoko Nugroho, Terbiatan Erlangga,
Tahun 2009.
2. LKS merujuk pada rancangan percobaan dalam buku sumber, hal. 134-135, dan
kunci Kunci Jawaban LKS.
27 | P a g e
F. Langkah-Langkah Pembelajaran
No Aktivitas PembelajaranPenilaian
1 2 3 4
A. Pendahuluan (5 menit)
1. Motivasi dan Apersepsi:
Guru menyajikan fenomena sebuah benda yang yang
dipotong-potong sampai benda tersebut sudah tidak
dapat dibagi atau dipotong lagi. Apa yang terjsadi ?
dan disebut apakah benda yang tidak dapat dibagi lagi
tersebut.?
2. Mengkomunikasikan tujuan pembelajaran: kognitif
(produk, proses); psikomotorik; dan afektif
(keterampilan sosial dan perilaku berkarakter).
B. Kegiatan Inti (80 menit)
1.
Dengan arahan guru, siswa membaca buku sumber
(BS) dan/atau Bahan Ajar untuk menjelaskan model-
model atom dan perbedaan atom terhadap masing-
masing para ahlinya.
2.
Guru memberikan informasi yang disertai tanya jawab untuk menjelaskan perkembangan teori atom.
Siswa melakukan diskusi kelas untuk mendeskripsikan dan menjelaskan teori atom Dalton dengan menggunakan peragaan di depan kelas.
Siswa melakukan diskusi kelas untuk mendeskripsikan dan menjelaskan model atom Thomson.
3. Siswa membuat berbagai model tiruan atom berdasarkan perkembangan teori atom berdasarkan pengamatan pada power point yang ditampilkan pada layar LCD.
28 | P a g e
4. Siswa melakukan diskusi kelas untuk mengidentifikasi dan membedakan adanya model atom Thomson dan Dalton.
Siswa melakukan diskusi kelas untuk mengidentifikasi kelemahan teori atom Dalton dan Thomson.
Siswa melakukan diskusi kelas untuk mendeskripsikan dan menjelaskan model atom Rutherford dan Borh dengan menggunakan peragaan di depan kelas.
5.
Siswa melakukan diskusi kelas untuk mengidentifikasi dan membedakan model atom Thomson, Dalton, Rutherford, dan Borh.
Siswa melakukan diskusi kelas untuk mengidentifikasi kelemahan dari teori atom Rutherford
6. Guru membimbing dan mengarahkan siswa untuk
merumuskan kesimpulan dari hasil pengamatan.
7.
Siswa menjelaskan dan memahami prinsip
ketidakpastian heisenberg dan bunyi asa larangan
paulli
Siswa melalui bimbingan guru menetukan bilangan
kuantum suatu kedaan stasioner elektron.
8.
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengajukan pertanyaan tentang konsep/prinsip yang
belum dimengerti dari materi yang barusan dipelajari,
dan untuk menjawab pertanyaan yang diajukan siswa,
guru dapat “melemparkan” pertanyaannya kepada
siswa lain, sebelum ia memberikan jawaban yang
tepat.
9. Guru melakukan evaluasi untuk mengukur pencapaian
kompetensi siswa tentang materi pelajaran fisika atom
dengan memberikan kuis.
C. Penutup (5 menit)
1. Untuk memantapkan kompetensi (pemahaman) siswa,
guru memberi contoh.
29 | P a g e
2.
Guru memberikan tugas individu kepada siswa untuk
membuat rangkuman tentang materi fisika atom dari
buku sumber yang lain, dan dikumpul pada pertemuan
berikutnya.
3. Guru menginformasikan kompetensi dasar dan/atau
indikator yang akan dicapai serta materi pelajaran
fisika yang dipelajari pada pertemuan berikutnya.
H. Penilaian
1. Teknik : Penilaian Produk (LPP)
Penilaian Kinerja (LPK)
Penilaian Afektif (LPA)
2. Bentuk : Uraian, Portofolio, Lembar Penilaian rating scale, Lembar
Observasi, dan lembar Penilaian diri
30 | P a g e
KISI-KISI SIKLUS I HASIL BELAJAR IPA-FISIKA
PADA MATERI POKOK FISIKA ATOM
Mata Pelajaran : IPA-Fisika Materi Pokok : Fisika Atom
Kelas / Semester : XII / 2 Jumlah Soal : 5 Nomor
Kurikulum Acuan : KTSP Bentuk Soal : Essay
IndikatorMateri /
sub materi Tujuan pembelajaran
Jenjang Kognitif
Soal
1. Menjelaskan model arom Dalton, Rutherford, Thomson dan Borh
2. Menjelaskan model atom mekanika kuantum.
Perkembangan teori atom
- Model atom Dalton, Rutherford, Thomson dan Borh
1. Siswa dapat menjelaskan perkembangan teori atom.
2. siswa dapat menjelaskan model atom Dalton, Rutherford, Thomson dan Borh
3. siswa dapat menentukan panjang gelombang dari persamaan de Broglie.
4. siswa dapat menjelaskan prinsip ketidakpastian heisenberg.
5. Siswa dapat menentukan bilangan kuantum utam, orbital, magnetik dan spin.
6. Siswa dapat menjelaskan bunyi asa larangan pauli.
C2
C2
C2
C3
C3
1) Jelaskan perkembangan teori atom mulai dari awal hingga saat ini?
2) Sebutkan dan jelaskan kelebihan dari model atom Dalton, Rutherford, Thomson, dan Borh ?
3) Sebutkan dan jelaskan kelemahan dari model atom Dalton, Rutherford, Thomson, dan Borh ?
4) Hitunglah panjang gelombang terbesar/terpanjang dalam
31 | P a g e
Lampiran 3
deret Lyman darii atom hidrogen (dalam A).
5) Hitunglah bilangan kuantum ke berapa transisi yang menghasilkan panjang gelombang 1026 A dari deet Balmer.
32 | P a g e
Lampiran 4
LEMBAR KERJA SISWA
(Perkembangan Teori Atom dan Model Atom Mekanika Kuantum)
Nama Siswa :
Kelas :
1. Tujuan
a. Siswa dapat menjelaskan perkembangan teori atom.
b. siswa dapat menjelaskan model atom Dalton, Rutherford, Thomson dan
Borh.
c. siswa dapat menentukan panjang gelombang dari persamaan de Broglie.
d. siswa dapat menjelaskan prinsip ketidakpastian heisenberg.
e. Siswa dapat menentukan bilangan kuantum utam, orbital, magnetik dan
spin.
f. Siswa dapat menjelaskan bunyi asa larangan pauli.
2. Teori Ringkas
Konsep atom menurut Dalton:
1. Atom adalah partikel terkecil yang tidak dapat dibagi-bagi lagi. Atom suatu unsur
semuanya serupa, dan tidak dapat berubah menjadi atom unsur yang lainnya.
2. Atom-atom unsur yang berlainan dapat membentuk molekul. Ketika terjadi
reaksi, atom-atom itu berpisah tetapi kemudian bergabung kembali dengan
susunan yang berbeda dengan susunan semula. Pada reaksi itu atom-atom
bergabung menurut perbandingan tertentu.
3. Bila dua macam atom membentuk dua macam persenyawaan atau lebih maka
atom-atom sejenis dalam persenyawaan itu mempunyai perbandingan yang
sedrhana.
33 | P a g e
Model atom menurut Thomson :
Partikel sub-atomik pertama yang dikenal adalah elektron. Suatu penemuan oleh
percobaan J.J Thomson (1856-1940). Sehubungan dengan penemuan J.J Thomson
menyangkal teori yang dikemukakan oleh Dalton.
Menurut Thomson atom itu terdiri atas muatan positif yang merata diseluruh atom, muatan ini di-netral-kan oleh muatan negatif yang tersebar merata pula diseluruh atom
Model atom menurut Rutherford:
1. Atom sebagian besar tediri dari ruang hampa dengan satu inti yang
bermuatan positif dan satu atau beberapa elektron yang beredar disekitar
inti, seperti Planet-Planet yang bergerak dalam sistem tata surya. Massa
atom sebagian besar terletak pada intinya.
2. Atom secara keseluruhan bersifat netral, muatan positif pada inti sama
besarnya dengan muatan elektron yang beredar di sekitarnya. Muatan
positif pada inti besarnya sama dengan nomer atom dikalikan dengan
muatan elementer.
3. Inti dan elektron tarik-menarik, Gaya tarik menarik ini merupakan gaya
centripetal yang mengendalikan gerak elektron pada orbitnya masing-
masing seperti grafitasi dalam tata surya.
4. Pada Reaksi kimia, inti atom tidak mengalami perubahan,
Yang mengalami perubahan ialah elektron-elektron pada kulit terluar.
Ion + adalah atom yang kekurangan elektron (telah melepas e)
Ion – adalah atom yang kelebihan elektron (menyerap e).
Model atom Bohr
1. Elektron tidak dapat berputar dalam lintasan yang sembarang, elektron
hanya dapat berputar pada lintasan tertentu tanpa memancarkan energi.
Lintasan ini disebut lintasan stasioner. Besar momentum anguler elektron
pada lintasan
34 | P a g e
Stasioner ini adalah : mvr =
nh2 π
n disebut bilangan kwantum (kulit) utama.
2. Elektron yang menyerap energi (foton) akan berpindah ke lintasan yang
energinya tinggi, dan sebaliknya.
Postulat Kuantitasi Momentum Sudut Bohr
Louis de Broglie dengan teori gelombang partikelnya menyatakan bahwa
partikel (elektron) yang bergerak dengan kecepatan v kemungkinan
memiliki sifat gelombang dengan panjang gelombang yang sesuai.
Persamaan de Broglie :
Energi potensial eV diubah menjadi energi kinetik elektron, sehingga
diperoleh hubungan :
Panjang gelombang de Broglie elektron adalah :
Dengan : = panjang gelombang de Broglie elektron
h = 6.6 10 Js
m = massa elektron = 9.1 10 kg
35 | P a g e
e = muatan elektron = 1.6 10 C
V = tegangan pemercepat (volt)
Prinsip Ketidakpastian Heisenberg
Prinsip ketidakpastian Heisenberg menyataka bahwa :
“tidak mungkin kita mengetahui posisi partikel secara teliti dan momentum
partikel secara teliti pada saat yang bersamaan”
Bagaimanakah dengan elektron disekitar inti atom? Tentu saja posisi dan
momentum elektron tidak dapat detentukan dengan pasti karena elektron
selalu bergerak. Akibanya tidak mungkin mengetahui lintasan secara pasti ;
yang dapat ditentukan anyalah orbital. Orbital adalah daerah kebolehjadian
terbesar untuk menemuka elektron. Tiap titik menunjukan kemungkinan
menemukan elektron. Semakin rapat titik, smakin besar peluang
menemukan elektron di daerah itu.
Bilangan Kuantum
Dalam model atom mekanika kuantum, untuk menetapkan keadaan stationer
elektron diperlukan empat bilangan kuantum.
Keempat bilangan kuantum tersebut adalah :
a. Bilangan Kuantum Utama (n)
Bilangan kuantum utama dalam teori kuantum bersesuaian dengan bilangan
kuantum n dalam teori Bohr, yaitu menentukan energi total elektron. Energi
total elektron adalah konstan, dapan bernilai apa saja, tetapi harus negatif.
Nilai bilangan kuantum utama adalah bulat mulai dari 1 sampai dengan .
Orbit tempat elektron bergerak disebut kulit dan diberi nama dengan huruf
besar K, L, M, N, O, … Kulit dengan n = 1 diberi nama kulit K ; kulit
dengan n = 2 diberi nama kulit L ; kulit dengan n = 3 diberi nama kulit M ;
dan seterusnya.
36 | P a g e
Nama kulit K L M N O P …
Bilangan kuantum
utama (n)
1 2 3 4 5 6 ---
b. Bilangan Kuantum Orbital
Bilangan kuantum orbital atau sering disebut juga bilangan kuantum azimut,
diberi lambang l, adalah bilangan kuantum yang menentukan besar
momentum sudut elektron (diberi lambang huruf besar L). Nilai L dibatasi
oleh nilai n, yaitu bilangan bulat mulai dari nol sampai dengan (n - 1).
Misalnya untuk n = 3, nilai yang diperoleh adalah l = 0, l = 1, dan l = 2.
Menghitung besar momentum sudut (L) dari nilai bilangan kuanum orbital
(l) :
Jika bilangan kuantum utama n menyatakan kulit tempat elektron berada,
maka bilangan kuantum orbital menyatakan subkulit tempat elektron berada
dan juga bentuk orbital. Seperti halnya kulit, subkulit juga diberi nama
tetapi dengan manggunakan huruf kecil s, p, d, f, g, h, … Empat huruf
pertama berasal dari klasifikasi empiris dari spektrum, yaitu deret sharp
(tajam), principal (utama), diffuse (kabur), dan fundamental (pokok).
Dengan demikian, subkulit s untuk l = 0, subkulit p untuk l = 1, subkulit d
untuk l = 2, dan seterusnya.
Nama subkulit s p d f g h …
Bilangan kuantum
orbital
0 1 2 3 4 5 …
37 | P a g e
c. Bilangan Kuantum Magnetik
Untuk menyataka arah momentum sudut diperkenalkan bilangan kuantum
magnetik, diberi lambang m . Nilai m dibatasi oleh nilai l, yaitu bilangan
bulat mulai dari –l sampai dengan +l.
Banyaknya nilai m yang diperbolehkan :
banyak m = 2l + 1
Misalanya :
untuk l = 0, banyak m adalah 2(0) + 1 = 1
untuk l = 1, banyak m adalah 2(1) + 1 = 3
untuk l = 2, banyak m adalah 2(2) + 1 = 5
Banyak m juga menyatakan banyak orbital yang dimiliki oleh sebuah
subkulit. Misalnya :
subkulit s (l = 0) memiliki satu m berarti memiliki 1 orbital
subkulit s (l = 1) memiliki satu m berarti memiliki 3 orbital
subkulit s (l = 2) memiliki satu m berarti memiliki 5 orbital
Bagaimanakah kaitan antara m dengan arah momentum sudut orbital?
Misalkan medan magnetik luat homogen berarah ke sumbu Z positif maka
arah Z akan menentukan arah L dalam ruang. Menurut mekanika kuantum,
proyeksi atau komponen L pada sumbu Z, yaitu L , adalah terkuantitasi.
Nilai-nilai L yang diperbolehkan berkaitan dengan nilai m , dinyatakan
oleh :
Fakta bahwa arah L dikuantitasi dengan acuan ke medan magnetik luar
sering disebut sebagai kuantitasi ruang.
38 | P a g e
d. Bilangan Kuantum Spin
Momentum sudut spin hanya dapat memiliki dua orientasi atau dua arah,
ditentukan oleh bilangan kuantum magnetik spin atau sering hanya disebut
bilangan kuantum spin, diberi lambang m , dimana m hanya diperbolehkan
memiliki dua nilai : + dan - .
Komponen Z (searah medan magnetik luar) dari momentum sudut spin S
diberikan oleh :
Nilai m = + menunjukkan arah spin ke atas (putaran elektron terhadap
porosnya berlawanan arah jarum jam), sedangkan nilai m = -
menunjukkan arah spin ke bawah (putaran elektron terhadap porosnya
searah jarum jam).
RANGKUMAN KEEMPAT BILANGAN KUANTUM
lihat gambar berikut
39 | P a g e
Nama Notasi Nilai-nilai yang
diperbolehkan
Bilangan
kuantum utama
Bilangan
kuantum orbital
Bilangan
kuantum
magnetik
Bilangan
kuantum spin
N
l
m
n
1, 2, 3, …
0, 1, 2, … (n - 1)
-l, …, -2, -1, 0, + 1, +
2. …, + l
- , +
Asas Larangan Pauli
Asas larangan Pauli
“Tidak ada dua elektron dalam sebuah atom yang dapat memiliki keempat
bilangan kuantum yang persis sama”.
Asas larangan Pauli juga membatasi setiap orbital hanya mampu menampung
maksimum 2 elektron, dan dalam satu orbital (elektron berpasangan) harus
memiliki spin dengan arah yang berlawanan.
Benar
Salah
Berdasarkan asas larangan Pauli maka satu orbital maksimm ditempati dua
elektron. Kedua elektron ini harus memiliki spin yang berlawanan.
40 | P a g e
3. Soal-soal
6) Jelaskan perkembangan teori atom mulai dari awal hingga saat ini?
7) Sebutkan dan jelaskan kelebihan dari model atom Dalton, Rutherford,
Thomson, dan Borh ?
8) Sebutkan dan jelaskan kelemahan dari model atom Dalton, Rutherford,
Thomson, dan Borh ?
9) Hitunglah panjang gelombang terbesar/terpanjang dalam deret Lyman
darii atom hidrogen (dalam A).
10) Hitunglah bilangan kuantum ke berapa transisi yang menghasilkan
panjang gelombang 1026 A dari deet Balmer.
41 | P a g e