LAPORAN
PRAKTIKUM SISTEM MIKROPROSESSOR
STACK DAN SUBROUTINE
Disusun oleh :
Nama : Yudi Irwanto (021500456)
Rekan Kerja : Safira Rachmadewi (021500453)
Tri Handayani (021500454)
Prodi : Elektronika Instrumentasi
Tanggal Praktikum : 4 Mei 2017
Asisten : Rokhmat Arifianto
Adib Afham
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NUKLIR
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
YOGYAKARTA
2017
2 Yudi Irwanto_021500456
PERCOBAAN 5
STACK DAN SUBROUTINE
A. Tujuan
1. Mengerti arti dan penggunaan stack.
2. Mengerti tehnik merancang program dan penggunaan subroutin. B. LANDASAN TEORI.
1. STACK Dalam merencanakan program stack dikenal sebagai daerah memori yang hanya
mempunyai satu gerbang (port) untuk input dan output. Data ditulis atau diambil (dibaca) dari
stack melalui port ini. Data pertama yang diletakkan di stack dikatakan berada di bagian bawah
stack. Data yang terakhir dimasukkan berada pada bagian atas stack. Jadi stack dapat dikatakan
memori yang ‘last-in first-out’ (masuk terakhir keluar terlebih dahulu). Stack dapat dibuat
dengan piranti keras (hard ware) yaitu shift register atau RAM pada umumnya. Dalam sistim
mikroprosesor Z80, programer dapat menentukan daerah pada RAM sebagai stack. Caranya
ialah dengan menambah alamat tertinggi pada RAM dengan 1, kemudian dimasukkan kedalam
penunjuk stack (Stack Pointer atau SP) pada CPU. Program dan diagram berikut ini
menggambarkan operasi stack.
(1) LD SP, Stack poiter diset pada 1FAFH, yaitu daerah
1FAFH RAM dengan alamat kurang dari atau sama dengan
1FAEH ditunjuk sebagai stack.
(2) DEC SP Kurangi SP dengan 1. Stack pointer berada pada
1FAEH, yaitu bagian bawah stack.
(3) LD (SP), H Masukkkan isi register H ke memori (RAM) pada
alamat 1FAEH.
(4) DEC SP Kurangi lagi dengan 1. SP bergerak keatas.
(5) LD (SP), L Tempatkan isi L ke bagian atas Stack (yaitu diatas
H)
(6) DEC SP
(7) LD SP Tempatkan isi A pada bagian atas stack (yaitu
diatas L)
(8) DEC SP
(9) LD (SP), F Tempatkan isi F ke bagian atas Stack (yaitu diatas
A).
(10) LD C, (SP) Ambil (pop) satu byte data dari atas stack dan
pindahkan ke register C.
(11) INC SP SP ditambah dengan 1. SP bergerak kebawah.
(12) LD B, (SP) Ambil (pop) data dari atas stack.
(13) INC SP SP ditambah dengan 1 lagi.
(14) LD E, (SP) Ambil data dari atas stack dan pindahkan ke
register E.
(15) INC SP
(16) LD D, (SP) Ambil data dari atas stack dan pindahkan ke
register D. Data ini adalah data yang pertama kali
disimpan pada stack.
(17) INC SP SP berada pada nilai asal (awal)
3 Yudi Irwanto_021500456
RAM RAM
SP yang ditunjuk SP yang ditunjuk
Oleh intruksi ke 9 oleh inst ke 10 C
F
F ke 12
F
B
SP yang ditunjuk
A
A ke 14
A
E
Oleh intruksi ke 3
L
L
L
D
Nilai awal SP 1FAFH
H
H ke 16
H
ke 17
Memasukkan (push) data pada Mengambil (pop) data dari
Stack Stack
Dari ilustrasi operasi stack diatas, kita dapat melihat bahwa data dapat disimpan pada
RAM dengan menggunakan SP sebagai penunjuk. SP dikurangi dengan 1 (decremented) bilamana ada satu byte data yang disimpan dan area stack menjadi lebih besar. SP ditambah dengan 1 (decremented) bilamana ada satu byte data yang diambil dari area stck dan area stack menjadi lebih kecil. Proses mengurangi SP dengan 1 (memasukkan data ke stack) atau menambah SP dengan 1 (mengambil data dari stack) dapat dilakukan secara otomatis dengan satu rangkaian khusus. Stack dapat juga digunakan untuk menyimpan alamat (atau data) 16 bit. Dalam sistem Z80/8085, ada intruksi untuk memasukkan pasangan register 16 bit kedalam stack, serta mengambil data 16 bit dari stack. Dalam tiap-tiap operasinya, SP dikurani atau ditambah dengan 2. Program ini mempunyai fungsi yang sama dengan program diatas.
LD SP, 1FAFH Sama dengan intruksi pertama
PUSH HL Sama dengan intruksi ke-2,3,4,5.
PUSH AF Sama dengan intruksi ke-6,7,8,9.
POP BC Sama dengan intruksi ke-10,11,12,13.
POP DE Sama dengan intruksi ke-14,15,16,17.
Intruksi PUSH dan POP dapat juga digunakan untuk menyimpan data sementara pada
register, dapat pula digunakan untuk memindahkan data ke register. Kita dapat melihat contoh
dibawah ini :
PUSH BC
POP IX Pindahkan data 16 bit yang ada di BC ke IX
PUSH HL
AND A
SBC HL, DE Bandingkan HL dengan DE untuk menghasilkan status
flag. Nilai HL tidak berubah.
Hal yang perlu diperhatikan :Jumlah intruksi PUSH sama dengan jumlah intruksi
POPdalam operasi stack.
4 Yudi Irwanto_021500456
2. SUBROUTINE :
Program-program untuk aritmatik (penambahan,pengurangan,perkalian atau pembagian),
keyboard, kontrol display dan sebagainya seringkali digunakan sebagai bagian dari suatu
program yang besar dalam aplikasi-aplikasi praktis. Jika seorang programer harus menuliskan
kembali program-program kecil tersebut setiap kali dia membutuhkannya, tentulah akan sangat
menjemukan. Untuk menghemat memori dan mengurangi kesalahan, subroutin sering digunakan
dalam program-program besar. Intruksi CALL dan RET (table C-2) digunakan untuk memanggil
/ menunjuk subroutine yang akan dipakai. Subroutin dapat dilaksanakan tanpa syarat, atau
menurut keadaan flag. Intruksi CALL pada program utama digunakan untuk memanggil
subroutine. Fungsinya terdiri dari dua operasi seperti yang digambarkan dibawah ini :
CALL 1A38H ; memangil subroutin yang tersimpan pada
alamat 1A38H
Sama dengan
PUSH PC ; masukkan (push) PC saat itu ke stack
JP 1A38H ; loncat ke alamat 1A38H dan melanjutkan
pelaksaan program. Intruksi RET tidak membutuhkan operand (intruksi 1 byte), sama dengan intruksi „POP PC‟.
RET ; kembali ke program asal dan melanjutkan
pelaksaan program.
Sama dengan
POP PC ; Mengambil data 16 bit dari stack dan
memasukkan ke PC, lalu melaksanakan program sesuai isi PC.
Mengambil suatu subroutin adalah langkah yang penting dalm suatu program. Subroutin
dalam suatu program dapat berbentuk saling bersarang (dalam satu subroutin terdapat subroutin lain). Untuk lebih jelasnya hubungan itu dapat digambarakan sebagai berikut :
5 Yudi Irwanto_021500456
Program utama Subroutin 1
CALL
1
CALL
CALL
2
1
CALL
RET
Subroutin 2
2
RET
Biasanya, subroutin ditulis oleh seorang ahli. Pemakai hanya perlu mengetahui prosedure pemanggilnya. Jika subroutin tersebut ditulis oleh pemakainya sendiri, hal-hal berikut ini perlu dipertimbangkan dalam merancang subroutin :
(1) Nama untuk subroutin sebaiknya dipilih nama yang mudah diingat.
(2) Bagaimana mendapatkan data yang dibutuhkan dalam subroutin sebelum
menjalankan subroutin tersebut.
(3) Bagaimana menyatakan hasil pelaksaan subroutin itu.
(4) Register mana yang akan berubah setelah pelaksanaan subroutin.
(5) Berapa besar memori yang akan ditempati oleh subroutin yang bersangkutan dan
berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh CPU untuk melaksanakn subroutin
tersebut. Hal-hal berikut ini harus diperhatikan bila suatu subroutin dipangil oleh program utama :
(1) Data yang dibutuhkan oleh subroutin harus disimpan.
(2) Register-register yang tidak boleh berubah setelah pelaksanaan subroutin tersebut
harus disimpan dalam stck sebelum memanggil subroutin tersebut.
(3) Hasil yang diperoleh dari pelaksanaan subroutin akan diproses dengan metode
yang digambarkan dalam subroutin.
Progrma berikut ini adalah contoh subroutine yang bernama MADD, yang dapat digunakan untuk penambahan multi byte BCD.
6 Yudi Irwanto_021500456
LOC OBJ St Source
mt Statement
1 ROUTIN PENAMBAHAN
MULTY BYTE BCD
2 Input : HL MENUNJUK BYTE
ORDE RENDAH
BILANGAN YANG DI
TAMBAH
3 DE MENUNJUK BYTE
ORDE RENDAH
BILANGAN PENAMBAH
4 B=JUMLAH BYTE, 1
BYTE=2 DIGIT BCD
5 Output : IX MENUNJUK BYTE
BILANGAN YANG
DIHASILKAN YANG
BERORDE RENDAH
6 REG YANG BERUBAH :
AF. B, HL, DE, IX
7 MEMORI YANG
DIGUNAKAN : 15 BYTE
8
1900 AF 9 MADD XOR A NOL-KAN CARRY FLAG
1901 1A 10 MADD1 LD A,(DE)
1902 86 11 ADD A, (HL)
1903 27 12 DAA
1904 DD7700 13 LD (IX), A
1907 13 14 INC DE
1908 23 15 INC HL
1909 DD23 16 INC IX
190B 10F4 17 DJNZ MADD1
190D C9 18 RET
0 Asembly errors
Dua data BCD 4 byte disimpan di memori dengan alamat awal 1A00H dan 1A40H.
Untuk menambahkan data BCD ini bersama-sama dan menyimpan hasilnya pada RAM alamat
1A08H, subroutin MADD dipanggil dengan prosedure berikut ini :
LD B,4 Set jumlah byte = 4
LD HL, 1A00H HL menunjuk alamat bilangan yang ditambah
LD DE, 1A40H DE menunjuk alamat bilangan penambah
LD IX, 1A08H IX menunjuk alamat bilangan yang dihasilkan
CALL MADD
7 Yudi Irwanto_021500456
C. PERCOBAAN-PERCOBAAN
1. Dengan menggunakan instruksi-instruksi untuk operasi stack, tulislah suatu rutin untuk
memindahkan berturut-turut data pada HL, DE, dan BC ke HL‟, BC‟, DE‟. Masukkan
program pada MPF-I dan jalankan. 2. Dalam program berikut ini loop kecil dikelilingi oleh loop besar. Fungsi program ini
menggeser semua data 8 bit pada alamat 1A00H – 1A20H ke kiri 4 bit. Gunakan register B
sebagai penghitung loop untuk loop kecil dan besar. Masukkan program ke uPF-I dan
jalankan. Diskusikan hasilnya mengapa register B dapat dipakai sebagai penghitung kedua
loop.
1800 1 ORG 1800H
1800 06 21 2 LD B, 21H
1802 21 00 1A 3 LD HL, 1A00H
1805 C5 4 LOOP 1 PUSH BC
1806 7E 5 LD A, (HL)
1807 06 04 6 LD B, 4
1809 87 7 LOOP 2 ADD A, A
180A 10 FD 8 DJNZ LOOP 2
180C 77 9 LD (HL), A
180D 23 10 INC HL
180E C1 11 POP BC
180F 10 F4 12 DJNZ LOOP 1
1811 76 13 HALT
3. Dengan memanggil subroutin yang diberikan pada bagian pertama (routin penambahan
multi byte BCD), tulislah sebuah program untuk penambahan dua data 8 byte yang
tersimpan pada memori 1A00H dan 1A40H. Hasilnya harus disimpan pada memori 8 byte
yang dimulai pada 1A00H. 4. Ubahlah program diatas untuk pengurangan BCD atau penambahan / pengurangan multy
byte biner. Cobalah programnya dan catat metoda revisi yang digunakan. 5. Tulislah subroutin untuk mengubah data 16 bit pada HL menjadi komplemen keduanya.
Tulislah suatu program utama untuk mengubah data pada IX dan IY menjadi komplemen
keduanya. Masukkan proram ke uPF-I dan cobalah. 6. Dengan menggunakan routin diatas untuk meng-komplemen-kan pasangan register HL,
tulislah suatu program utama untuk mengurangi data pada IY dan DE dan menyimpan
hasilnya pada IY.
8 Yudi Irwanto_021500456
8
0000 AF 9 MADD XOR A NOL-KAN CARRY FLAG
0001 1A 10 MADD1 LD A,(DE)
0002 86 11 ADD A, (HL)
0003 27 12 DAA
0004 DD7700 13 LD (IX), A
0007 13 14 INC DE
0008 23 15 INC HL
0009 DD23 16 INC IX
000B 10F4 17 DJNZ MADD1
00D C9 18 RET
LD B,4 Set jumlah byte = 4
LD HL, 1A00H HL menunjuk alamat bilangan yang ditambah
LD DE, 1A40H DE menunjuk alamat bilangan penambah
LD IX, 1A08H IX menunjuk alamat bilangan yang dihasilkan
CALL MADD
D. HASIL PERCOBAAN
1. Percobaan 1
Alamat Data Alamat Data
H 00 H’ 01
L 01 L’ 02
D 02 D’ 03
E 03 E’ 04
B 04 B’ 05
C 05 C’ 06
2. Percobaan 2
a. Program
1800 1 ORG 1800H
1800 06 21 2 LD B, 21H
1802 21 00 1A 3 LD HL, 1A00H
1805 C5 4 LOOP 1 PUSH BC
1806 7E 5 LD A, (HL)
1807 06 04 6 LD B, 4
1809 87 7 LOOP 2 ADD A, A
180A 10 FD 8 DJNZ LOOP 2
180C 77 9 LD (HL), A
180D 23 10 INC HL
180E C1 11 POP BC
180F 10 F4 12 DJNZ LOOP 1
1811 76 13 HALT
9 Yudi Irwanto_021500456
b. Data
Alamat Data Alamat Data
1A00H 00 1A17H 70
1A01H 10 1A18H 80
1A02H 20 1A19H 90
1A03H 30 1A20H 00
1A04H 40 1A21H 10
1A05H 50 1A22H 20
1A06H 60 1A23H 1A
1A07H 70 1A24H 40
1A08H 80 1A25H 50
1A09H 90 1A26H 60
1A10H 00 1A27H 70
1A11H 10 1A28H 80
1A12H 20 1A29H 90
1A13H 30 1A30H 00
1A14H 40 1A31H 10
1A15H 50 1A32H 20
1A16H 60
3. Percobaan 3
a. Program
- Sub Routine
1900 AF 9 MADD XOR A
1901 1A 10 MADD1 LD A,(DE)
1902 86 11 ADD A, (HL)
1903 27 12 DAA
1904 DD7700 13 LD (IX), A
1907 13 14 INC DE
1908 23 15 INC HL
1909 DD23 16 INC IX
190B 10F4 17 DJNZ MADD1
190D C9 18 RET
- Main Program
1800 06 08 LD B,4
1802 21 00 1A LD HL, 1A00H
1805 11 40 1A LD DE, 1A40H
1808 DD 21 00 1A LD IX, 1A08H
180C CD 00 19 CALL MADD
b. Data
Alamat Data Alamat Data Alamat Data
1A00 H 20 1A40 H 10 1A00 H 30
1A01 H 20 1A41 H 10 1A01 H 30
1A02 H 20 1A42 H 10 1A02 H 30
1A03 H 20 1A43 H 10 1A03 H 30
1A04 H 20 1A44 H 10 1A04 H 30
1A05 H 20 1A45 H 10 1A05 H 30
1A06 H 20 1A46 H 10 1A06 H 30
1A07 H 20 1A47 H 10 1A07 H 30
10 Yudi Irwanto_021500456
4. Percobaan 4
a. Program
- Sub Routine
1900 AF 9 MADD XOR A
1901 1A 10 MADD1 LD A,(DE)
1902 96 11 SUB (HL)
1903 27 12 DAA
1904 DD7700 13 LD (IX), A
1907 13 14 INC DE
1908 23 15 INC HL
1909 DD23 16 INC IX
190B 10F4 17 DJNZ MADD1
190D C9 18 RET
- Main Program
1800 06 08 LD B,4
1802 21 00 1A LD HL, 1A00H
1805 11 40 1A LD DE, 1A40H
1808 DD 21 00 1A LD IX, 1A08H
180C CD 00 19 CALL MADD
b. Data
Alamat Data Alamat Data Alamat Data
1A00 H 10 1A40 H 20 1A00 H 10
1A01 H 10 1A41 H 20 1A01 H 10
1A02 H 10 1A42 H 20 1A02 H 10
1A03 H 10 1A43 H 20 1A03 H 10
1A04 H 10 1A44 H 20 1A04 H 10
1A05 H 10 1A45 H 20 1A05 H 10
1A06 H 10 1A46 H 20 1A06 H 10
1A07 H 10 1A47 H 20 1A07 H 10
5. Percobaan 5
1) Komplemen HL
- Subroutine
1900H 7C LD A, H Memasukkan isi reg H ke reg A
1901H 2F CPL Reg A dikomplemenkan
1902H 67 LD H,A Memasukkan reg A ke reg H
1903H 7D LD A,L Memasukkan reg L ke reg A
1904H 2F CPL Reg A dikomplemenkan
1905H 6F LD L,A Memasukkan isi reg A ke reg L
1906H C9 RET RET Kembali ke program utama.
1907H FF RST 38H Kembali ke monitor
- Main program
Alamat Bahasa mesin label instruksi keterangan
1800H 21 BB 55 LD HL, 55BB Memasukkan 55BBH pada reg
HL
1803H CD 00 19 CALL
MADD
CALL M,
1900H
Memanggil alamat 1900H
1806H FF RST 38H Kembali ke monitor
11 Yudi Irwanto_021500456
- Data
Reg HL awalnya adalah 55BBH.
Reg HL menjadi AA44H.
Pembuktian
2) Komplemen IX dan IY
- Program
Alamat Bahasa mesin label instruksi keterangan
1800H 31 00 1A LD SP, IA00H Memasukkan 1A00H ke reg
SP
1803H 21 00 1A LD HL, 1A00H Memasukkan 1A00H ke reg
HL
1806H 06 04 LD B,4 Memasukkan 4 ke register B
1808H DD 21 BB 55 LD IX, 55BBH Isi register IX dengan 55BBH
180CH FD 21 44 AA LD IY, AA44H Isi register IY dengan AA44H
1810H DD E5 PUSH IX Mengambil isi register IX ke
SP
1812H FD E5 PUSH IY Mengambil isi register IY ke
SP
1814H 2B Loop DEC HL Mengurangi isi register HL
dengan 1
1815H 7E LD A, (HL) Memasukkan alamat pada
register HL ke register A
1816H 2F CPL Komplemen register A
1817H 77 LD (HL), A Memasukkan register A ke
alamat register HL
1818H 10 FA DJNZ, Loop Loop ke alamat 1814H
181AH FD E1 POP IY Mengambil data dari SP ke
register IY
181CH DD E1 POP IX Mengambil data dari SP ke
register IX
181EH FF RST 38H Kembali ke monitor
- Data
BEFORE AFTER
Register IX 55 BB Register IX AA 44
Register IY AA 44 Register IY 55 BB
12 Yudi Irwanto_021500456
Pembuktian
E. PEMBAHASAN
Praktikum “Stack dan Subroutine” ini bertujuan agar mahasiswa mengerti arti dan
penggunaan stack serta mengerti teknik merancang program dan penggunaan subroutine.
Pada praktikum ini terdapat lima percobaan, yaitu membuat dan menjalankan program
untuk memindahkan data secara berturut-turut; membuat dan menjalankan program untuk
menggeser data 8 bit ke kiri 4 bit; membuat dan menjalankan program untuk penambahan
dua data 8 byte; membuat dan menjalankan program untuk pengurangan dua data 8 byte;
serta membuat dan menjalankan program untuk mengkomplemenkan isi register.
Pada percobaan pertama ini praktikan diinstruksian untuk memindahkan berturut
– turut data pada HL, DE, BC ke HL”, BC”, DE”. Pada percobaan kali ini pratikan
menggunakan instruksi EXX yang berfungsi untuk menukar isi register HL, BC, DE ke
HL”, BC”, DE”. Langkah awal praktikan mengisi register H = 00, L = 01, D = 02, E =
03, B = 04, C = 05. Kemudian praktikan menginstruksikan LD SP, 1900H yang
berfungsiuntukmengeset stack pointer padaalamat 1900H. kemudian digunakan instruksi
push HL, push DE, push BC yang berfungsi untuk menyimpan sementara isi register dari
register HL, DE, BC ke stack pointer. Kemudian untuk memindahkan isi register di stack
pointer pada HL”, BC”, dan DE” digunakan instruksi EXX.
Percobaan kedua adalah menggunakan program loop kecil yang dikelilingi oleh
loop besar. Fungsi program ini menggeser semua data 8 bit pada alamat 1A00H – 1A20H
ke kiri 4 bit dengan menggunakan register B sebagai penghitung loop untuk loop kecil
dan besar. Pada percobaan ini, data pada register HL dengan alamat 1A00H akan
bergeser 4 byte. Program ini melibatkan instruksi B loop 21H, dimana reg HL dengan
alamat 1A00H akan mengambil reg BC di SP dan menaruh data pada reg HL ke alamat
A. Instruksi looping bekerja sebanyak 4x loop. Sehingga menambah data A dengan data
A. Instruksi loop akan mengarahkan program kembali dan menaruh data A ke reg HL.
Reg HL akan bertambah dan instruksi loop kembali ke reg HL 1A00H. Sesuai data hasil
percobaan, reg HL 1A00H menghasil kan data 00, karena berapapun banyak nilai loop
alamat 00 tidak akan menghasilkan data. Sedangkan pada reg HL dengan alamat 1A01H
data bergeser 4 byte ke kiri artinya 0000 0001 menjadi 00010000 sehingga data bernilai
10. Hal yang serupa dapat dibuktikan pada reg HL dengan alamat 1A02 , 0000 0010
bergeser menjadi 0010 000, sehingga data yang terbaca adalah 20.
Percobaan ketiga adalah membuat dan menjalankan program untuk penambahan
dua data 8 byte. Data yang ditambahkan ada pada alamat 1A00 H dan 1A40 H, hasilnya
disimpan di 1A00 H. Ada dua program yang digunakan dalam percobaan ini, yaitu main
program dan subroutine. Main program dimulai dengan mengatur jumlah byte menjadi 8
byte dengan LD B, 8. Lalu register HL menunjuk alamat 1A00 H sebagai alamat
dimulainya data akan ditambah dengan LD HL, 1A00 H. Lalu register DE menunjuk
alamat 1A40 H sebagai alamat dimulainya data penambah dengan LD DE, 1A40 H. Lalu
IX menunjuk alamat 1A00 H sebagai alamat dimulainya data hasil penjumlahan data
pada 1A00 H dan 1A40 H. Lalu main program memanggil subroutine dengan CALL
13 Yudi Irwanto_021500456
MADD. Program masuk ke subroutine dengan MADD XOR A. Lalu subroutine
mengambil data dari data alamat 1A40 H yang ditunjuk DE sebagai penambah dengan
MADD1 LD A, (DE). Lalu subroutine menambahkan data tersebut dan data alamat 1A00
H yang ditunjuk HL dengan ADD A, (HL). Data hasil penjumlahan tersebut akan diubah
menjadi bilangan decimal oleh DAA. Lalu data tersebut akan disimpan di alamat 1A00 H
yang ditunjuk IX dengan LD (IX), A. Lalu nilai alamat yang ditunjuk DE naik satu heksa,
1A01 H dan seterusnya. Lalu nilai alamat yang ditunjuk HL naik satu heksa, 1A41 H dan
seterusnya. Lalu B sebagai penghitung loop yang diatur 8 byte berarti akan mengulang
sebanyak delapan kali dengan DJNZ MADD1. Lalu program akan kembali ke main
program dengan RET. Lalu main program akan berhenti dengan FF. Dari program
tersebut dapat dianalisa bahwa hasil penjumlahan data pada alamat 1A40 H dan 1A00 H
akan tersimpan di 1A00 H, dan seterusnya. Contohnya pada alamat 1A40 H berisi data 10
dan pada alamat 1A00 H berisi data 20 maka setelah program dijalankan isi data alamat
1A00 H akan menjadi 30 sebagai hasil penjumlahan 10 dan 20 desimal, dan seterusnya.
Percobaan keempat adalah membuat dan menjalankan program untuk
pengurangan dua data 8 byte. Data yang dikurangkan ada pada alamat 1A00 H dan 1A40
H, hasilnya disimpan di 1A00 H. Ada dua program yang digunakan dalam percobaan ini,
yaitu main program dan subroutine. Main program dimulai dengan mengatur jumlah byte
menjadi 8 byte dengan LD B, 8. Lalu register HL menunjuk alamat 1A00 H sebagai
alamat dimulainya data akan dikurang dengan LD HL, 1A00 H. Lalu register DE
menunjuk alamat 1A40 H sebagai alamat dimulainya data pengurang dengan LD DE,
1A40 H. Lalu IX menunjuk alamat 1A00 H sebagai alamat dimulainya data hasil
pengurangan data pada 1A00 H dan 1A40 H. Lalu main program memanggil subroutine
dengan CALL MADD. Program masuk ke subroutine dengan MADD XOR A. Lalu
subroutine mengambil data dari data alamat 1A40 H yang ditunjuk DE sebagai pengurang
dengan MADD1 LD A, (DE). Lalu subroutine menambahkan data tersebut dan data
alamat 1A00 H yang ditunjuk HL dengan SUB (HL). Data hasil pengurangan tersebut
akan diubah menjadi bilangan decimal oleh DAA. Lalu data tersebut akan disimpan di
alamat 1A00 H yang ditunjuk IX dengan LD (IX), A. Lalu nilai alamat yang ditunjuk DE
naik satu heksa, 1A01 H dan seterusnya. Lalu nilai alamat yang ditunjuk HL naik satu
heksa, 1A41 H dan seterusnya. Lalu B sebagai penghitung loop yang diatur 8 byte berarti
akan mengulang sebanyak delapan kali dengan DJNZ MADD1. Lalu program akan
kembali ke main program dengan RET. Lalu main program akan berhenti dengan FF.
Dari program tersebut dapat dianalisa bahwa hasil pengurangan data pada alamat 1A40 H
dan 1A00 H akan tersimpan di 1A00 H, dan seterusnya. Contohnya pada alamat 1A40 H
berisi data 20 dan pada alamat 1A00 H berisi data 10 maka setelah program dijalankan isi
data alamat 1A00 H akan menjadi 10 sebagai hasil pengurangan 10 dan 20 desimal, dan
seterusnya.
Percobaan kelima adalah menjalankan program untuk mengkomplemenkan isi
register. Yang pertama mengkomplemenkan isi register HL dan yang kedua
mengkomplemenkan isi register IX dan IY. Praktikan membuat 2 program, yakni
program utama dan subroutine-nya. Pada program utamanya, praktikan memasukkan
alamat 55BBH pada register HL yang akan dikomplemenkan. Kemudian memanggil
alamat Subroutine-nya dengan instruksi CALL M, 1900H. Pada program subroutine-nya,
praktikan memasukkan isi reg H pada reg A, kemudian mengklomenkannya dengan
instruksi CPL. Instruksi CPL hanya dapat digunakan pada register A, oleh karenanya
disimpan pada isi reg A terlebih dahulu. Setelah dikomplemenkan, praktikan hasil
pengkomplemenannya ke register H lagi. Setelah itu, praktikan juga memasukan isi
register L ke reg A, kemudian dilakukan pengkomplemenan dengan instruksi CPL.
Barulah dipindahkan kembali ke register L. Setelah itu digunakan instruksi RET dengan
maksud untuk kembali ke program utama. Dan setelah itu program selesai.
14 Yudi Irwanto_021500456
Pada percobaan 5 ini juga, yakni melakukan komplemen pada register IX dan IY.
Dengan menggunakan Stack pointer (SP), maka isi register IX dan IY dapat
dikomplemenkan. Pertama, praktikan melakukan penginisialisasian pada register HL, IX,
dan IY dengan instruksi LD HL, 1A00H; LD IX, 55BBH; LD IY, AA44H. kemudian
mengeset SP pada alamat 1A00H. isi register IX dan IY inilah yang akan
dikomplemenkan. Setelah melakukan penginisialisasian, isi register IX dan IY disimpan
pada Stack Pointer (SP) dengan instruksi PUSH IX dan PUSH IY. Kemudian praktikan
mengisi register B dengan 4H. pengisian pada isi register B ini bertujuan untuk
banyaknya pengeloop-an terjadi. Dengan melakukan pengurang 1H pada HL yakni DEC
HL, isi alamat HL dimasukan pada register A dengan instruksi LD A,(HL). Kemudian
barulah dilakukan pengkomplemenan, dimana intruksi CPL hanya bisa pada register A,
itulah sebabnya isi register HL dipindahkan pada reg A. setelah dikomplemen, isi reg A
dikembalikan pada isi reg HL. Apabila nilai B belum bernilai 0, maka looping akan terus
terjadi sebanyak 4kali. Namun apabila isi register B telah sama dengan 0, maka proses
dilanjutkan pada pengambilan data yang disimpan pada SP menuju isi register IY dan IX
dengan menggunakan instruksi POP. Sebagai hasilnya, dapat dilihat pada isi register IX
dan IY telah terkomplemen, dan hasil komplemennya telah dibuktikan dan bernilai benar.
F. KESIMPULAN
1. Stack merupakan suatu instruksipenyimpan data sementara yang data tersebut
dapat dipindah ke alamat lain dengan bantuan instruksi pemanggil CALL.
2. Subroutine merupakan suatu program yang besar dalam aplikasi praktis untuk
menghemat memori dan mengurangi kesalahanp pada perhitungan aritmatik
(penambahan,pengurangan,perkalian atau pembagian), keyboard, kontrol display.
3. RET yaitu suatu instruksi yang dijalankan agar suatu program yang dijalankan
kembali ke programasal dan melanjutkan pelaksana program.
15 Yudi Irwanto_021500456
G. FLOW CHART
1. Percobaan 1
16 Yudi Irwanto_021500456
2. Percobaan 2
17 Yudi Irwanto_021500456
3. Percobaan 3
TIDAK
Inisialisasi
LD HL, 1A00H
LD DE, 1A40 H
LD IX, 1A00 H
STOP
MADD1 LD A, (DE)
ADD A, (HL)
DAA
LD (IX), A
INC DE
INC HL
RST 38H
RET
CALL MADD 1900 H
START
DJNZ MADD1
(B NOT 0)
MADD XOR A
18 Yudi Irwanto_021500456
4. Percobaan 4
TIDAK
Inisialisasi
LD HL, 1A00H
LD DE, 1A40 H
LD IX, 1A00 H
STOP
MADD1 LD A, (DE)
SUB (HL)
DAA
LD (IX), A
INC DE
INC HL
RST 38H
RET
CALL MADD 1900 H
START
DJNZ MADD1
(B NOT 0)
MADD XOR A
19 Yudi Irwanto_021500456
5. Percobaan 5
a. Komplemen HL
b.
START
Inisialisasi register HL
reg HL
terkomplemenkan STOP
LD A, H
CPL
LD H, A
LD A, L
CPL
LD L, A
RST 38H
RET
CALL M, 1900H
20 Yudi Irwanto_021500456
a. Komplemen HL
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
o.
p.
q.
r. TIDAK
s.
t.
YA
u.
Inisialisasi
LD SP, 1A00H
LD HL, 1A00H
LD IX, 55BBH
LD IY, AA44H
Isi reg IX dan IY
terkomplemenkan STOP
LD B, 4
DEC HL
LD A, (HL)
CPL
LD (HL), A
RST 38H
POP IX
POP IY
PUSH IX
PUSH IY
START
DJNZ
REG B=0?