BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Kejatuhan khilafah Abbasiyyah yang berpusat di Baghdad oleh serangan
kerajaan Mongol pada 1258 M, bisa dikatakan merupakan awal dari kemunduran
peradaban Islam. Sebelum itu terjadi, Baghdad adalah pusat peradaban dunia dan pusat
ilmu pengetahuan. Akibat yang ditimbulkan dari kehancuran Abbasiyyah kaum muslim
terpecah ke dalam negeri-negeri kecil. Dimana satu negeri dengan negeri yang lain
saling beperang.
Awal pada ke 13 M, barulah keadaan peta politik dunia Islam relatif mengalami
kemajuan kembali setelah berbagai chaos di negeri-negeri kaum muslim dengan
munculnya tiga kekuatan besar, yaitu Utsmani di Turki, Kerajaan Safawi di Persia, dan
Mongol. Kekhilafahan Utsmani merupakan imperium terbesar diantara tiga kerajaan
lain. Menariknya, walaupun pada masa yang sama, ketiganya berada kondisi sosio-
ekonomi yang berbeda, pengaruh warisan pengembangan intelektual yang berbeda bagi
dunia Islam kini. Dalam makalah ini, kita akan mencoba menganalisa bagaimana
peradaban dan perekonomian duniaIslam pada masa tiga kerajaan besar ini.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Kekhilafahan Utsmaniyah
2.1.1. Sejarah Kekhilafahan Utsmaniyah (1299-1924)
Para ahli sejarah menduga, bahwa bangsa Hittiti-lah yang pertama menempati
wilayah utsmani atau Turki sekarang. Pada awal tahun Masehi, ia dinamakan Bizantium
di bawah kekuasaan Romawi yang berkuasa di kawasan Ini selama lebih dari empat
abad. Dari tangan Romawi kemudian orang Barbar merebutnya dan memindahkan
ibukota kerajaan dari Roma ke Konstantinopel (ibu kota Turki sekarang). Pada abad ke-
12 M umat Islam di bawah bimbingan dinasti Abbasiyah dengan dibawah komando
Ertugral dan anaknya yang bernama Otsman, akhirnya merebut wilayah ini sekaligus
dinasti Abbasiyah memercayakan dan menghadiahkan pemerintahannya kepada mereka.
Pada abad ke-13 M berdirilah kekhilafahan Utsmaniyah. Dulu wilayah kekuasaan
Utsmani paling luas di antara tiga kerajaan besar (Safawi, Mughal, dan Utsmaniyah saat
itu), meliputi tiga benua yakni jazirah Arabia, Balkan, Hungaria hingga kawasan Afrika
Utara1.
Setelah Otsman meninggal, kekuasaan Kesultanan Utsmaniyah kemudian
merambah sampai ke bagian Timur Mediterania dan Balkan. Setelah kekalahan di
Pertempuran Plocnik, kemenangan kesultanan Utsmaniyah di Pertempuran Kosovo
secara efektif mengakhiri kekuasaan Kerajaan Serbia di wilayah tersebut dan
memberikan jalan bagi Kesultanan Utsmaniyah menyebarkan kekuasaannya ke Eropa.
Kesultanan ini kemudian mengontrol hampir seluruh wilayah kekuasaan Bizantium
terdahulu.
Wilayah Kekaisaran Bizantium di Yunani luput dari kekuasaan kesultanan
berkat serangan Tamerlane ke Anatolia tahun 1402, menjadikan Sultan Bayezid I
sebagai tahanan. Sepeninggal Tamerlane, Mehmed II melakukan perombakan struktur
kesultanan dan militer, dan menunjukkan keberhasilannya dengan menaklukkan Kota
Konstantinopel pada tanggal 29 Mei 1453 pada usia 21 tahun. Kota tersebut menjadi
ibukota baru Kesultanan Utsmaniyah. Sebelum Mehmed II terbunuh, pasukan
Utsmaniyah berhasil menaklukkan Korsika, Sardinia, dan Sisilia. Namun
sepeninggalnya, rencana untuk menaklukkan Italia dibatalkan.2
1 Thohir, Ajid (2009). Studi Kawasan Dunia Islam. Jakarta:Rajawali Press.2Wikipedia. Kesulthanan Utsmaniyah . [Online]. Tersedia: http://id.wikipedia.org/wiki/Kesultanan_Utsmaniyah [03 Oktober 2013]
2.1.4. Perkembangan Perekonomian Utsmani
Sejarah perekonomian Utsmani dibagi ke dalam dua periode. Pertama, Periode
klasik yang mana berbasis kepada pertanian, khilafah Utsmani memberikan keleluasaan
kepada setiap wilayah untuk mengembangkan potensi pertaniannya. Kedua, era
reformasi yaitu era perbaikan pengaturan sistem pemerintahan, terdiri atas perbaikan
sistem administrasi publik dan perubahan sistem politik pada masa itu dari tangan
militer kepada publik, tujuannya untuk memberikan fungsi layanan publik yang lebih
baik.3
Pada periode reformasi birokrasi dan sistem administrasi yang dilakukan oleh
pemerintah pusat Utsmani kepada provinsi-provinsi, kita bisa melihat itu justru menjadi
salah satu sebab kehancuran utsmani (the fall of the ottoman empire). Hal ini dipertegas
dengan tulisan El-Ashker 4, maladministration di wilayah Syiria dan Mesir menjadi
contohnya. Hal ini terjadi terlalu seringnya terjadi pergantian pasha (raja muda) di
kedua wilayah ini, rata-rata masa jabatannya hanya kurang dari dua tahun. Pada periode
1517-1697 ada 133 pasha yang bergiliran memimpin Damaskus. Begitpun yang terjadi
di wilayah Mesir selama kurun waktu 280 tahun Utsmani memerintah di Mesir, ada
hampir 100 pasha yang memimpin kantor pemerintahan.
Sumber pendapatan Utsmani banyak diperoleh dari perluasan wilayah (ekspansi
militer) serta dari sektor fiskal, yaitu pajak. Pendapatan negara juga banyak
mengandalkan sektor pertanian.Khilafah Utsmani belum banyak mengandalkan
pendapatan negara dari industri manufaktur serta perdagangan. Berbanding terbalik
dengan bangsa Eropa yang sudah mengandalkan perdagangan dan Industri sebagai
sumber utama pendapatan, kaum merkantilis Eropa semakin giat mengembangkan
industri mereka dan perluasan wilayah untuk menunjang industri sedangkan Utsmani
wilayah kekuasaanya semakin berkurang dan pengelolaan lahan pertaniannya masih
dikelola dengan cara-cara yang konservatif.5
3Ibid.4El-Ashker, Ahmed & Rodney Wilson (2006). Islamic Economics a Short History. Brill:Leiden, Boston. Hal:2985Wikipedia. Economic History of The Ottoman Empire . [online].Tersedia: en.wikipedia.org/wiki/ottoman_empire. [03 Oktober 2013]
2.1.3. Kekuatan Ekonomi Khilafah Utsmani
Sebagai sebuah negara besar pada eranya, Khilafah Utsmani mempunyai banyak
potensi-potensi yang menjadi penunjang pendapatan negara dan kekuatan militernya.
Semua sumber daya ekonomi terdapat di wilayah Utsmani, berikut ini adalah berbagai
kekuatan ekonomi di wilayah Turki:
A. Daratan
Di Anatolia, Khilafah Utsmani diwarisi sebuah jalur Caravanserai dari
pendahulu mereka yaitu Selçuk Turks. Jalur ini menjadi semacam keuntungan bagi
Utsmani, karena akan menjamin keamanan pengantaran barang dan rombongan
karapan dagang dengan di sediakannya penginapan bagi para pedagang serta hewan-
hewan tunggangannya di wilayah Jalur Caravanserai. Jalur Caravanserai ini berada di
sepanjang wilayah Balkan.6
B. Laut
Dibawah Sultan Bayazid II, Utsmani mempunyai kekuatan angkatan laut yang
kuat. Angkatan laut ditugaskan untuk memberangus para perompak dan melindungi
kapal dagang. Secara diplomatik, dengan kekuatan angkatan militer yang kuat lebih
lanjut akan menguntungkan, membuat rasa aman masyarakat di wilayah pesisir Utsmani
serta kekuatan untuk terus melakukan ekspansi wilayah. Untuk mempertahankan
hagemoni Utsmani di laut timur Mediterania, pengembangan akademi angkatan laut
terus digalakan. Tujuannya untuk membantu dan mengawasi hubungan dagang antara
khilafah Utsmani dengan Venice.
Jalur perdagangan yang ada di bawah komando Utsmani ada beberapa wilayah,
yaitu Aegean dan Laut Timur Mediterania (komoditas perdagangan di wilayah ini yaitu
gandum), kemudian antara Laut Merah dengan Teluk Persia (komoditas perdagangan
utamanya yaitu rempah-rempah), Laut Hitam dan Laut Barat Mediterania
(komoditasnya yaitu gandum dan kayu).
6Wikipedia. Economic History of The Ottoman Empire . [online].Tersedia: en.wikipedia.org/wiki/ottoman_empire. [03 Oktober 2013]
C. Pertanian
Khilfah Utsmani adalah negara pertanian (agrikultur) karena mempunyai lahan
yang subur. Rata-rata sumber penghasilan warganya berasal dari usaha keluarga
berskala kecil di bidang pertanian dan pajak sektor pertanian ini berkontribusi 40% bagi
sumber pendapatan pajak negara.Ada beberapa faktor peningkatan produktivitas sektor
pertanian Utsmani, seperti perbaikan irigasi, pemberian subsidi, serta peningkatan
peralatan pertanian yang modern yang dilakukan pada abad 19 M. Daerah-daerah yang
menjadi sumber pertanian Utsmani yaitu daerah-daerah pegunungan, seperti di
Anatolia, salah satu wilayah di provinsi Syiria.
Kebijakan politik pemerintah pusat Utsmani, sekali lagi menjadi kemunduran
pertanian Utsmani. Wewenang pejabat-pejabat di daerah terlalu besar, akibatnya untuk
menekan pajak yang besar banyak para petani memberikan suap kepada para pejabat
untuk mengatur pajak mereka.
2.1.4. Intelektual dan Ekonom Muslim Pada Periode Khilafah Utsmani
Dibandingkan pranata dari berbagai aspek lain, seperti arsitektur, karya seni, dan
organisasi militer, perhatian terhadap pranata ekonomi Ottoman amatlah kurang.
Sehingga sulit ditemukan pemikir-pemikir besar seperti Ibnu Khaldun (1332-1404),
kemudian setelahnya Al-Maqrizi (1364-1441).7 Berikut ini ada beberapa pemikir dalam
masa Utsmani dengan pemikirannya memiliki pemikiran ekonomi:
Hajji Khalifah
Bangsa Turki mengenalnya dengan Katib Chelebi. Pada tahun 1630 M, bersama
Kocu Bey sekitar tahun 1653 M, menulis tentang fenomena ekonomi Utsmani dalam
perdagangan internasional serta ekonomi domestik. Ahli sejarah pada masa ini lebih
cenderung menghindari pembahasan tentang ekonomi.
Cemal Kafadar
Salah seorang pemikir Utsmani yang cenderung pada pemikiran ekonomi ialah
Cemal Kafadar,walaupun Kafadar tidak sehebat Ibnu Khaldun ataupun al-Marqiz yang
7El-Ashker, Ahmed & Rodney Wilson (2006). Islamic Economics a Short History. Brill:Leiden, Boston. Hal:288
hidup pada penghujung abad ke-16. Kafadar mengkritik kebijakan menurunkan nilai
(debasement) terhadap mata uang logam yang diterapkan oleh pemerintah pusat
Utsmani untuk mengatasi inflasi.
Mustafa Ali
Nama lain yang juga cukup berpengaruh dalam bidang ekonomi Utsmaniyah
ialah Mustafa Ali (1541-1600 M). Ali juga mengkritik kebijakan ekonomi
pemerintahan pusat Utsmani yang terlalu bergantung pada jumlah perputaran uang
beredar dalam mengendalikan inflasi, melalui pemikiran politik, sosial dan analisis
sejarah.
Sedikitnya pemikir-pemikir besar pada masa Utsmani ini, ada beberapa hal
yang menjadi mundurnya peradaban pemikiran kaum Muslim ini. El-
Ashker8menyatakan bahwa dihapuskannya bahasa Arab sebagai bahasa resmi negara.
Kemampuan bahasa Arab merupakan pintu bagi seorang muslim untuk berijtihad
terhadap masalah Islam kontemporer dengan penggalian hukum dari Al-Quran, Sunnah,
dan Ijma Sahabat. Kemudian kemunduran kaum muslim Utsmani juga dipengaruhi
penetrasi pemikiran Barat ke dalam tubuh kaum muslim serta masuknya misionaris
Kristen ke wilayah Utsmani, pejabat sekuler Utsmani mulai mengganti perundangan-
undangan Utsmani dengan perundangan-undangan Barat.
2.1.5. Pranata Ekonomi Pada Periode Utsmani
Sebuah prototipe Bank pertama yang ditemui pada masa Utsmani ialah Galata
Sarraf(Osmanli Bankasi) yang menjalankan urusan perdagangan, pertukaran mata uang
asing, memberi pinjaman, serta menyediakan kredit konsumtif. Akan tetapi, bank ini
tidak menerima simpanan uang dari rakyat.
Bank ini berdiri pada tahun 1856 di Distrik Galata, Istanbul. Modal pendirian
berasal dari pemerintah Utsmani, dan sebagian lagi dari joint venture dengan inggris,
dan Banque de Paris et des Pays-Bas of France. Bank beroperasi di masa Utsmani pada
tahun 1863-1924 M. Sebagai bank, Galata Sarraf diberikan kewenangan menjadi bank
8El-Ashker, Ahmed & Rodney Wilson (2006). Islamic Economics a Short History. Brill:Leiden, Boston. Hal:290
sentral Utsmani. Pada tahun 1875, Bank diberikan peran lebih untuk mengatur anggaran
pengeluaran dan belanja negara, untuk mengembalikan lagi kondisi finansila Utsmani
yang terpuruk setelah perang Balkan.9
Setelah Utsmani berubah menjadi negara Turki Sekuler, Bank ini berubah
menjadi bank umum pada tahun 1933. Dan secara resmi kepemilikannya di miliki
swasta pada 1952. Pada tahun 1996 Bank Utsmani dijual kepada Dogus Group, dan di
tahun 2001 Bank Utsmani menjadi bagian Garanti Bank.10
2.1.6. Analisis Kemunduran Perekonomian Khilafah Utsmani
Separuh dari wilayah Daulah Utsmaniyah adalah wilayah Eropa. Maka tidaklah
mengherankan kondisi utsmani sedikit banyaknya terpengaruh Eropa. Pada masa
pemerintahan Sultan Sulaiman Agung (1520-1566 M) terjadi keseimbangan kekuatan
antara Utsmaniyah dengan kekuatan Eropa. Terbukti dengan dikuasainya sebagian
wilayah Eropa sampai dengan Benteng Wina di Austria. Namun benteng Wina ini
merupakan wilayah di sebelah Barat yang terakhir di kuasai Utsmani.
Di provinsi-provinsi, di belahan Asia maupun Eropa, pada abad ke-18
bermunculah kaum ayan (orang berpengaruh). Mereka adalah orang-orang berpengaruh
dengan suku bangsa yang beragam. Sebagian dari mereka adalah gubernur di wilayah
Utsmani yang telah membangun suatu basis kekuatan lokal, sebagian lagi adalah para
saudagar kaya atau para bankir, pemilik tanah serta para pemuka agama.11 Mereka
menguasai berbagai basis strategis di semua bidang politik dan ekonomi serta kekuatan
uang yang memaksa pemerintah pusat Utsmani mengakui mereka sebagai perantara
antara pemerintah dan penduduk provinsi-provinsi. Pada paruh abad ke-18, pemerintah
pusat Utsmani menjadi amat bergantung pada kaum ayan baik dalam hal kekuatan
militer maupun dalam pengumpulan pajak (banyak ayan yang memegang jabatan resmi
sebagai pengumpul pajak).12
9Wikipedia. Ottoman Bank. [online]. Tersedia; http://en.wikipedia.org/wiki/Ottoman_Bank. [20 Nopember 2013].10Ibid.11Zurcher, Erik J (2003). Sejarah Modern Turki. Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama, Hal:1212Ibid.
Kedudukan serta pengaruh yang besar dari keluarga ayan, seperti ‘Azm di
Hamah dan Damaskus, Hasan Pasha dan anaknya Ahmet Pasha di Baghdad, Ahmet
Cezar Pasha dari Akka, dan Karaosmanoglu di Anatolia Barat, mereka diberikan
otonomi yang luas bahkan mereka diberikan keleluasaan untuk menjalin hubungan
diplomatik dengan luar negeri, tanpa harus seijin Khilafah Utsmani, seperti yang
dilakukan oleh Ali Pasha dari Yannina (wilayah Albania dan Yunani).13
Zurcher14 menyatakan bahwa secara ekonomis, bahwa bentuk atau sistem
ekonomi Utsmani adalah prakapitalis. Dilihat dari kebijakan-kebijakan ekonomi
mereka, mereka menghidupi rakyatnya dari pajak, baru setelah kerajaan ini berada pada
jurang kehancuran sajalah pemerintah Utsmani mulai mengembangkan kebijakan-
kebijakan perdagangan, dengan kebijakan proteksi perdagangan dan menstimulasi
sektor-sektor perekonomian tertentu.
Pada fasekerajaan Utsmani berada dalam masa keruntuhan termasuk didalamnya
kemunduran di bidang Ekonomi. Selain faktor keberadaan kaum Ayan yang dijelaskan
dalam paragrap sebelumya, ada beberapa analisis yang menjadi faktor penyumbang
kemunduran ekonomi Utsmani antara lain:
i. Pertambahan jumlah penduduk. Peningkatan daerah yang berhasil ditaklukan
Utsmani, secara tidak langsung juga mempengaruhi struktur ekonomi dan
keuangan daulah Utsmani. Pertambahan jumlah penduduk Utsmani meningkat
dua kali lipat semenjak abad 16 M. 15
ii. Semenjak bangsa Portugis menemukan jalan ke Timur melalui Tanjung
Pengharapan sehingga semua hubungan perdagangan antara Timur dan Barat
dipindahkan melalui jalur itu tidak melewati lagi wilayah Utsmani. Perpindahan
jalur perdagangan ini berakibat segala bea cukai yang semula lewat Laut Tengah
dan menjadi monopoli Daulah Utsmaniyah, tidak dapat diambil lagi16. Padahal itu
13Zurcher, Erik J (2003). Sejarah Modern Turki. Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama, Hal:1214Ibid.15Shaw, Stanford J. 1976. History of The Ottoman Empire and Modern Turkey. Cambridge:Cambridge University Press. Hal:17116Sunanto, Musyrifah (2011). Sejarah Islam Klasik (Perkembangan Ilmu Pengetahuan Islam). Jakarta:Prenada Media Group. Hal:246-247.
merupakan salah sumber pemasukan bagi Daulah Utsmani bagi pembiayaan
perekonomian.
iii. Kekalahan perang Daulah Utsmani dimulai dari dikalahkannya tentara Utsmani di
benteng Wina pada tahun 1683. Kekalahan itu terus bertambah sehingga pada
perjanjian Carlowiz yang ditandatangani tahun 1699 daulah Utsmani harus
menyerahkan Hongaria kepada Austria, daerah Podolia kepada Polandia dan Arov
kepada Rusia17.
iv. Faktor lain yang menjadi salah satu faktor kehancuran ekonomi Utsmani ialah
salah urus dalam pengelolaan administrasi di beberapa Provinsi (wilayah
kekuasaan) Utsmani yaitu di daerah Syiria dan Mesir.
2.2. Safawi
2.2.1 Sejarah Kerajaan Safawi
Kerajaan selanjutnya yaitu kerajaan Safawi. Kerajaan ini merupakan dinasti baru
dan menjadi kerajaan besar di dunia Islam, Dinasti ini berasal dari seorang sufi Syeikh
Ishak Safiuddin (1252 – 1334 M) dari Ardabil di Azarbaijan. Syeikh safiuddin. Syeikh
Safiuddin beraliran Syi’ah dan mempunyai pengaruh besar di daerah itu. Cucunya
Syeikh Ismail Safawi dapat mengalahkan Dinasti-dinasti lain terutama kedua Suku
bangsa Turki Kambing Putih dan Kambing Hitam, sehingga akhirnya Dinasti Safawi
dapat menguasai seluruh daerah Persia. Di sebelah Barat Kerajaan Safawi berbatasan
dengan kerajaan Usmani dan di sebelah Timur dengan India yang pada waktu itu berada
di bawah kekuasaan kerajaan Mughal. Syah Ismail membuat aliran Syi’ah sebagai
mazhab yang dianut negara.18
Oleh karena itu, kaum Syi’ah mempunyai antusiasme untuk menentang Sunni
membawanya menyeberangi perbatasannya. Pada 1510 ia mengusir Sunni Uzbecks dari
Khurasan memaksa mereka utara ke Oxus dan bertabrakan dengan Utsmani pada 1514 ,
17Ibid.18 Harun Nasution. Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya (Universitas Indonesia Press: Jakarta, 1985)
hlm.84
tetapi dikalahkan oleh Salim I ( 1512-1520 ) dan sebagai hasilnya ia menguasai Tibriz,
Mesopotamia, Armenia dan diduduki oleh Turki . Segera Safawi menyadari bahwa
ekstremisme dalam menentang kaum Sunni adalah sia-sia.19
Dinasti Safawi ( Persia : صفويان ,سلسله Azerbaijan : Səfəvilər imperiyası,
adalah salah satu dinasti yang berkuasa paling signifikan dari Iran , dan sering (صفویلر
dianggap sebagai awal sejarah Persia modern. Mereka memerintah salah satu kerajaan
Persia terbesar setelah penaklukan Muslim Persia dan mendirikan Imamiyah sekolah
Islam Syiah sebagai pejabat agama kerajaan mereka, menandai salah satu titik balik
yang paling penting dalam sejarah Islam . Safawi memerintah 1501-1722 (mengalami
pemulihan singkat 1729-1736) dan pada puncaknya, mereka menguasai semua modern
Iran , Azerbaijan dan Armenia , sebagian besar Irak , Georgia , Afghanistan , dan
Kaukasus , serta sebagai bagian dari Pakistan , Tajikistan , Turkmenistan dan Turki .
Safawi Iran adalah salah satu dari Islam " mesiu kerajaan ", bersama dengan
tetangganya, Ottoman dan Mughal kerajaan.
Dinasti Safawi memiliki asal-usulnya di Safaviyya tarekat sufi , yang didirikan
di kota Ardabil di Azerbaijan wilayah. Itu keturunan campuran (Azerbaijan , Kurdi
Persia dan Turkmen , yang termasuk intermarriages (perkawinan antar bangsa) dengan
Georgia dan Pontic Yunani pejabat). Dari basis mereka di Ardabil , Safawi mendirikan
kontrol atas semua Besar Iran dan menegaskan kembali identitas Iran daerah, sehingga
menjadi dinasti pribumi pertama sejak Kekaisaran Sassanid untuk mendirikan negara
Iran bersatu.
Meskipun kematian mereka pada tahun 1736, warisan yang ditinggalkan mereka
adalah kebangkitan Persia sebagai benteng ekonomi antara Timur dan Barat,
pembentukan negara yang efisien dan birokrasi berdasarkan "checks and balances",
inovasi arsitektur dan dukungan mereka untuk kemajuan seni. Safawi juga telah
meninggalkan jejak mereka ke era sekarang dengan penyebaran Islam Syiah di Iran ,
serta bagian utama dari Kaukasus , Asia Selatan, Asia Tengah , dan Anatolia .20
19 El-Ashker, Ahmed & Rodney Wilson (2006). Islamic Economics a Short History. Brill:Leiden, Boston. Hlm:301-302
20Wikipedia, http://en.wikipedia.org/wiki/Safavid_dynasty, diakses tanggal 06 November 2013
Pada awalnya, kerajaan Safawi pada rezim Ismail I memiliki ibu kota di Tabriz
sebagai pusat pemerintahan. Kemudian pada pada rezim Abbas I memindahkan ibu kota
kerajaan ke kota Isfahan, lebih ke dalam menuju tengah-tengah kekuasaan Safawi.
Dengan dibangunnya sebuah kota baru ini, negara memulai untuk membangun Persia
lebih berkarakter. Beliau membangun beberapa sekolah sebagai pusat pendidikan,
mesjid, taman, jembatan, dan infrastruktur lainnya yang megah.
Peta Kerajaan Safawi21
Berikut silsilah raja-raja kerajaan Safawi:22
Safi al-Din (1252-1334 M)
Sadar al-Din Musa (1334-1339 M)
Khawaja Ali (1339-1427 M)
Ibrahim (1427 - 1447 M)
Juneid (1447 - 1460 M)
Haidar (1460 - 1494 M)
1. Ismail (1501 - 1524 M)
3. Tahmasp I (1524 -1576 M)
21http://en.wikipedia.org/wiki/File:Map_Safavid_persia.png22 Badri Yatim. Sejarah Peradaban Islam – Dirasah Islamiyah II.(PT. Rajagrafindo Persada : Jakarta,
2008) hlm. 146
Ali (1494 - 1501 M)
4. Muhammad Khudabanda (1577 - 1787 M)
5. Abbas I (1588 - 1628 M)
6. Safi Mirza (1628 – 1642 M)
7. Abbas II (1642 - 1667 M)
8. Sulaiman (1667 - 1694 M)
9. Husein (1694 - 1722 M)
10.Tahmasp II (1722 - 1732 M)
11. Abbas III (1732 - 1736 M)
2.2.2 Deskripsi Hasil Peradaban
2.2.2.1 Bidang Ekonomi
Stabilitas politik kerajaan Safawi pada masa Abbas I ternyata telah memacu
perkembangan perekonomian Safawi, lebih-lebih setelah kepulauan Hurmuz dikuasai
dan pelabuhan Gumrun diubah menjadi Bandara Abbas. Di samping sektor
perdagangan, kerajaan Safawi juga mengalami kemajuan di sekitar pertanian terutama
di daerah Bulan Sabit Subur.
2.2.2.2 Bidang Ilmu Pengetahuan
Ada beberapa ilmuwan yang selalu hadir di majlis Istora:
1. Baha al-Din al-Syerazi generalis ilmu pengetahuan
2. Sadr al-Din al-Syerazi seoranga filosof
3. Muhammad Baqir ibn Muhammad Damad seorang filsof, ahli sejarah, teolog,
dan seorang yang pernah mengadakan observasi mengenai kehidupan lebah-
lebah.
2.2.2.3 Bidang pembangunan Fisik dan Seni
Pada bidang pembangunan fisik yakni dibangunnya Isfahan sebagai ibukota
kerajaan menjadi kota yang sangat indah dengan taman-taman wisata yang sangat
2. Ismail II (1576 - 1577 M)
menarik. Ketika Abbas I wafat, di Isfahan terdapat 162 Masjid, 48 Akademi, 1802
Penginapan, dan 273 Pemandian umum.
Pada bidang seni, kemajuan nampak begitu terlihat dalam gaya arsitektur
bangunan-bangunannya, seperti terlihat pada Masjid Syah (1611 M), dan Masjid Syaikh
Lutf Allah (1603 M).23
2.2.3 Latar Ekonomi Dinasti Safawi
Pada pemerintahan Shah Abbas I, tahap kemajuan Safawi yang nyata dan sentral
adalah pendekatan ekonomi dan interpolasi negara Safawi terhadap alam dalam
kehidupan ekonomi. Hal tersebut merupakan kebijakan ekonomi dan dapat dikatakan
sebagai sikap merkantilis24. Dengan maraknya perdagangan dan permintaan Sutra
sebagai komoditas, Shah Abas I melakukan monopoli sebagai usaha pemerintah dalam
memaksimalkan pendapatan dan mengontrol produksi dan kegiatan perdagangan.25
Apa yangmemicu pertumbuhanekonomiSafawiadalahposisi
Iranantaraperadabanyang sedang berkembang diEropabaratdan IndiasertaIslam Asia
Tengahke timurdanutara. TheSilk Road26yangsempat jaya melaluiIran utarake
Indiadihidupkan kembali padaabad ke-16. Abbas Ijuga didukungperdagangan
langsungdengan Eropa, khususnyaInggris danBelandayangmencarikarpetPersia,
sutradan tekstil. Eksporlainnya adalahkuda, bulu kambing, mutiaradanalmond
pahittermakanhadam-talka digunakan sebagai bumbudi India. Imporutama
adalahrempah-rempah, tekstil (wol dari Eropa, katundari Gujarat), logam, kopi, dan
23 Badri Yatim, Opcit. hlm. 144-114524 Merkantilis adalah aliran pertama yang menghendaki adanya campur tangan negara dalam
perekonomian. Campur tangan ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya dengan memberikan berbagai fasilitas bagi “industri yang masih bayi”, memonoppli perdagangan, atau mengenakan pajak impor dengan tujuan memperbesar surplus. Deliarnov. Ekonomi Politik (Erlangga, 2006), hlm. 23
25 Rudolf P. Matthee. The Politics of Trade in Safavid Iran (Silk for Silver 1600-1730) (Cambridge University Press: United Kingdom, 1999) p. 12
26 TheSilk Road adalah serangkaianrutetransmisiperdagangan danbudayayang penting bagiinteraksibudaya melaluiwilayahbenua Asiayang menghubungkanBarat dan Timurdengan menghubungkanpedagang, pedagang, peziarah, para bhikkhu, tentara, perantau danpenduduk kotadari Cina keLaut Mediteraniaselama berbagaiperiode waktu. Lihat: http://en.wikipedia.org/wiki/Silk_Road
gula.27 Ekspansi ekonomi Eropa tersebut menumbuhkan permintaan terhadap barang
mewah dari Asia (termasuk dari Safawi).28
Jalur Sutra antara Iran dan Eropa, abad 1729
2.2.4 Peranan Pemerintah
Pemindahan ibu kota yang dilakukan Shah Abbas I di atas yang menjadi poros
kekuatan Safawi ke Isfahan merupakan motif ekonomi serta pertimbangan politik.
Inisiatif tersebut telah membantu pembiayaan perbaikan politik terhadap Safawi. Pada
awal abad ke-17, dalam kebangkitan dan kemekaran citra perniagaan pada rezim Shah
Abbas I, Ia merencanakan beberapa kebijakan yang tegas dalam pembangunan
infrastruktur dalam rangka memfasilitasi perdagangan jarak jauh melalui Iran.
Peran Istanajuga aktifberpartisipasi dalamproyek-proyek ekonomiwilayah,
dengan demikian keduanyamenyatakankesetiaan mereka kepadaproyek yang lebih
besaritu sendiri dan tak diragukan lagi juga, meningkatkan posisiekonomi mereka
sendiridalam iklimekonomi yang berlakusehat.Dimulai pada 1597-8 Allahvirdi Khan
terlihat pembangunan jembatan di Isfahan dimulai oleh Abbas I. Ketika selesai tahun
27Wikipedia, http://en.wikipedia.org/wiki/Safavid_dynasty, diakses tanggal 06 November 201328 Rudolf P. Matthee. The Politics of Trade in Safavid Iran (Silk for Silver 1600-1730) (Cambridge
University Press: United Kingdom, 1999) p. 2429 Rudolf P. Matthee. The Politics of Trade in Safavid Iran (Silk for Silver 1600-1730) (Cambridge
University Press: United Kingdom, 1999) p. xvii
1607 nanti masih terlihat empat puluh jembatan besi menghubungkan taman daerah
Naqsh-i Jahan dan taman Abbasabad dikenal sebagai Hizar (seribu) Jarib.30
Yang terpenting sebagai ukuran dalam kebijakan Monarkinya, yaitu
meningkatkan perniagaan dengan membangun caravanserais. 31Caravanserais ini
memberikan manfaat terhadap rakyatnya dan para pedagang yang datang dari jauh.
Tempat ini menjadi rest area bagi mereka sehingga dapat menumbuhkan perkembangan
ekonomi da daerah tersebut.
Intervensi kerajaan terhadap ekonomi membawa dampak positif terhadap
pendapatan yang signifikan terhadap pedagang Armenian Iran yakni adanya regulasi
mengenai lalu lintas perdagangan antara Iran dan Eropa Barat yang melalui Rusia.
Pada abad ke-18 terjadi perubahan yang signifikan dalam permintaan luar
terhadap Sutra dari safawi. Menimbang kekurangan bahan dan harga yang tinggi di
pasar Eropa pada tahun 1690, Perusahaan maritim Eropa menghentikan permintaan
sutra mentah dari Safawi. Kemudian menggantinya dengan komoditi baru seperti wool,
dengan tujuan yang lebih menguntungkan.32
Selain itu, kerajaan melakukan kebijakan moneter untuk mengekang arus
pengeluaran mata uang pada 1593, Abbas memprakarsai reformasi mata uang dan pada
1618 merupakan tahun sebelum diumumkannya monopoli sutra, Ia melarang kegiatan
ekspor mata uang terhadap perusahaan asing dan pedagang lokal. kebutuhan untukmata
uang berada diAkardesakan istana bahwaperusahaanperdaganganasing harus
membayarsutera dalam mata uang.
Melalui proses ini, pusattetapmengutamakan perhatianuntukkepedulianekonomi
terhadap kepentingan lokal yang utama danrakyatpada umumnya.
30 Andrew J. Newman. Safavid Iran: Rebirt of a Persian Empire, (St. Martin’s Press: New York, 2006), p. 65
31Sussan Babaie, et.al., Slaves of the Shah: New Elites of Savafid Iran, (St. Martin’s Press: New York, 2004), p.49.
32 Rudolf P. Matthee. The Politics of Trade in Safavid Iran (Silk for Silver 1600-1730) (Cambridge University Press: United Kingdom, 1999) p. 14
DiMasjidShahisfahanyangdituliskan1625keterntuan pengurangan pajak bagi pembuat
talidan1628firmanmenurunkan pajak untuk yang bernamakan serikat kerja.33
2.2.5 Komoditas Perdagangan
Menurut sejarawan Roger gurih , dasar kembar perekonomian domestik yang
pastoralis dan pertanian . Dan seperti tingkat hirarki sosial dibagi antara Turki " pria
pedang " dan Persia " pria pena "; begitu pula tingkat yang lebih rendah dibagi antara
suku-suku orang Turki yang peternak dan hidup terpisah dari penduduk sekitarnya, dan
Persia yang petani dan petani menetap.34 Masyarakat Safawi, sebagian mempunyai
kegiatan memelihara binatang peliharaan seperti kuda, keledai, dan unta dan sebagian
lagi melakukan kegiatan pertanian seperti tanaman untuk ulat sutra, buah-buahan,
kacang-kacangan dan tembakau.
Tembakautumbuhdi seluruh negeridansekuatyangtumbuhdi Brazil (seperti saat
ini)Saffronadalah yang terbaikdi dunia. Selain itu, melondianggap sebagaibuah yang
sangat baik, dan adalebih dari50jenis yang berbeda, yang terbaik berasal dariKhorasan.
Danmeskipundiangkutselama lebih daritiga puluh hari, mereka tetap segarketika mereka
mencapaiIsfahan. Setelahbuahmelonterbaikadalahanggur danbiji-bijian, danbiji-bijian
yangterbaikditanamdi Jahrom.
Komoditas paling diandalkan adalah sutra. Sutra merupakan komoditas eksport
terbesar negara. Pada tahun yang bagus, Iran (Safawi) mengekspor 5.000 (mungkin
6.000) bal sutra. Komoditas eksport terbesar kedua adalah ‘Kirman Wool’, untuk
beberapa waktu pada abad ke 17 kemudian memenuhi permintaan dariperusahaan
maritimbarat sebagai alternatif untuksutra yang bermasalah. Tapi itu tidak
pernahmemenuhiharapan mereka untukBelandamaupunInggrispernah mengeksporlebih
darivolume tahunansekitar 500bal, dan dalam kebanyakannya secara tahunan,
merekamengirim jauh lebih sedikit.
33 Andrew J. Newman. Safavid Iran: Rebirt of a Persian Empire, (St. Martin’s Press: New York, 2006), p. 63
34 Roger Savory, Iran under the Safavids, (New York: Cambridge University Press, 2007) p. 186-7.
Yang menjadi komoditas utama juga yaitu kebutuhan terhadap emas dan perak.
Keduanya digunakan untuk membuat brukat dan penyepuhan serta pembuatan mata
uang sebagai basis pembuatan uang logam Iran.. Digunakan juga untuk membiayai
ekspedisi militer dan pembelanjaan bahan impor utama seperti baja, tekstil, ikan nila,
dan gula.35
Kemudian, Safawiadalahkonsumenbaik terhadap porselenputih danbiru dari
CinahinggaruntuhnyadinastiMingdi1640 ketika kegiatan produksi danekspordihentikan.
Oleh karena itu, pabrik keramik Kirmanmengambil alihdan mulaimemproduksi
denganimitasibarang pecah belah Chinasebagaimana Eropa.36
2.2.6 Jalur Perjalanan dan caravanserais
Kuda memunyai peranan yang paling penting dari semua hewan domestik, dan
yang terbaik dibawa dari Arab dan Tengah - Asia dan harga kuda tersebut mahal karena
perdagangan yang tersebar luas, termasuk ke Turki dan India. Selanjutnya keledai
berperan ketika bepergian melalui Persia. Juga , unta adalah investasi yang baik bagi
pedagang , karena hampir tidak ada biaya untuk memelihara unta untuk memberi makan
, unta mampu membawa beban banyak dan bisa melakukan perjalanan hampir di mana
saja.
Di bawah pemerintahan yang kuat, Shah , khususnya selama paruh pertama abad
ke-17 , perjalanan melalui Persia itu mudah karena jalur yang bagus dan adanya the
caravanserais37 (kafilah) yang ditempatkan secara strategis di sepanjang rute .
Caravanserais yang dirancang khusus untuk menguntungkan bagi wisatawan miskin,
35Andrew J. Newman. Safavid Iran: Rebirt of a Persian Empire, (St. Martin’s Press: New York, 2006), p. 6336 ______, Iran and the World in the Savafid Age, (Iran Heritage Foundation: New York, 2012) P.3437 Caravanseraiatau khan, disebut juga Han dalam bahasa Turki yang berarti kafilah, Caravansera, atau
caravansara dalam bahasa Inggris; Sarai dalam bahasa India; كاروانسرا dalam bahasa Persia. Istilah tersebut mempunyai arti sebuah penginapan di pinggir jalan di mana pelancong bisa beristirahat dan memulihkan badan setelah melakukan perjalanan. Caravanserais sangat membantu alur perdagangan, informasi, dan orang di semua jaringan rute perdagangan meliputi Asia, Afrika Utara, dan Eropa Tenggara, terutama di sepanjang Jalan Sutra.Caravanserai dibangun untuk menopang aktivitas perdagangan dan bisnis. Para pelancong dan pedagang dari berbagai negeri akan dijamu di caravanserai selama tiga hari secara cuma-cuma alias gratis. (http://en.wikipedia.org/wiki/Caravanserai tgl 20-11-13 pkl. 1915 )
karena mereka bisa tinggal di sana selama yang mereka inginkan , tanpa pembayaran
untuk penginapan . Selama masa pemerintahan Shah Abbas I , saat ia mencoba untuk
meng-upgrade rute Sutra untuk meningkatkan kesejahteraan komersial Kekaisaran ,
kelimpahan Caravanserais , jembatan, pasar dan jalan dibangun , dan strategi ini diikuti
oleh pedagang kaya yang juga mendapat keuntungan dari peningkatan perdagangan .
Untuk meningkatkan standar, maka sumber pendapatan lain dibutuhkan , dan jalan tol
ditempatkan di sepanjang rute perdagangan .
2.2.7 Kemunduran Kerajaan Safawi
Sepeninggal Abbas I, kerajaan Safawi berturut-turut diperintah oleh enam raja,
yang pada masa raja-raja tersebut kondisi kerajaan Safawi tidak menunjukkan grafik
naik dan berkembang, tetapi justru memperlihatkan kemunduran yang akhirnya
membawa kepada kehancuran.38
Penyebab kemunduran dan kehancuran kerajaan Safawi adalah:
a. Konflik berkepanjangan di kerajaan Usmani
b. Dekadensi moral yang melanda sebagian para pemimpin kerajaan Safawi
c. Pasukan Ghulam yang dibentuk Abbas I tidak memiliki semangat perang tinggi
seperti Qizilblash
d. Seringnya terjadi konflik intern dalam bentuk perebutan kekuasaan di kalangan
keluarga istana.39
Dengan kemunduran kerajaan-kerajaan besar ini, kekuatan militer dan politik
umat Islam menurun. Dagang dan ekonomi umat Islam jatuh, dengan hilangnya
monopoli dagang antara Timur dan Barat dari tangan mereka.40
38 Badri Yatim. Sejarah Peradaban Islam – Dirasah Islamiyah II.(PT. Rajagrafindo Persada : Jakarta, 2008) hlm. 156
39 Badri Yatim. Sejarah Peradaban Islam – Dirasah Islamiyah II.(PT. Rajagrafindo Persada : Jakarta, 2008) hlm. 158-159
40 Harun Nasution. Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya (Universitas Indonesia Press: Jakarta, 1985) hlm.88
2.3. Kerajaan Mughal
2.4.1 Sejarah Kerajaan Mughal
Penyiksaan yang dilakukan Safawi terhadap kaum terhadap kaum Sunni dan
permusuhan Safawi dibawah Shah Ismail dengan Uzbecks, adalah penyebab berdirinya
Kerajaan Mughol.41Mughal bukan usaha pertama memperjuangkan kerajaan Islam
pertama di wilayah India. Sebelum itu ada beberapa kerajaan yang berusaha
memperjuangkan Islam di sana. Dimulai dari seorang pejuang muslim, Muhammad Ibn
Qasim pada zaman khalifah Al-Walid dari Bani Umayah di Damaskus. Kemudian
berdirilah kerajaan-kerajaan seperti Ghaznawi (977-1186 M), Khalji (1296-1316 M),
Tughlaq (1320-1412 M), Sayyid (1414-1451 M) dan kerajaan Lodhi (1451-1526).
Mughal adalah kerajaan Islam terakhir di India selepas kerajaan Lodhi jatuh. Setelah itu,
pemerintah Islam di India berganti dengan pemerintahan imprealis Inggris.42
Mughal adalah pemerintahan Islam terakhir di India (1526-1858 M). Didirikan
oleh Zahiruddin Babur, keturunan Timur Lenk. Babur menggantikan ayahnya Umar
Mirza sebagai penguasa di Farghana. Mirza berjasa atas penaklukan Samarkand, kota
terpenting di Asia Tengah pada tahun 1494 M dan Kabul pada tahun 1501 M. Perluasan
wilayah terus dilakukan hingga bisa menaklukan wilayah India yang pada masa
ituberada di bawah kekuasaan kerajaan Lodhi yang ketika itu sedang mengalami krisis.
Wilayah Punjab ditaklukan pada tahun 1525 M. Delhi berhasil ditaklukan pasukan
Babur pada tahun 1526 M. Kaum Hindu sebenarnya menolak kehadiran kekuatan
Mughal. Tetapi pemberontakan Hindu ini dapat dipatahkan oleh Babur.43
2.3.2. Perkembangan Perekonomian Kerajaan Mughal
Perekonomian kerajaan Mughal tertumpu pada bidang agraria, mengingat
keadaan Geografi dan Geologi wilayah India. Hasil pertanian kerajaan Mughal yang
41 El-Ashker, Ahmed & Rodney Wilson (2006). Islamic Economics a Short History. Brill:Leiden, Boston. Hal:305
42Nurhakim, Mohamad. Jatuhnya Sebuah Tamadun. Selangor, Malaysia:PTS Islamika (2008). Hal; 18743Nurhakim, Mohamad. Jatuhnya Sebuah Tamadun. Selangor, Malaysia:PTS Islamika (2008). Hal; 188.
terpenting ketika itu adalah biji-bijian, padi, kacang, tebu, sayur-sayuran, rempah-
rempah, tembakau, kapas, nila, dan bahan-bahan celupan.44
Sistem pertanian Mughal dijalankan oleh petani-petani kecil yang
bertanggungjawab atas tanah sewaan yang disebut deh. Petani dan pemerintah
dihubungkan melalui seorang muqqadam. 45Di samping untuk kebutuhan dalam negeri,
hasil pertanian itu diekspor ke Eropa, Afrika, Arabia, dan Asia Tenggara bersamaan
dengan hasil kerajinan, seperti pakaian tenun dan kain tipis bahan gordin yang banyak
diproduksi di Gujarat dan Bengawan. Untuk meningkatkan produksi, Jehangir
mengizinkan Inggris (1611 M) dan Belanda (1617 M) mendirikan pabrik pengolahan
hasil pertanian di Surat.46
2.3.3. Kekuatan Ekonomi Kerajaan Mughal
Salah satu yang menjadi kekuatan ekonomi mughal adalah total populasi
kerajaan Mughal mencapai kisaran 100 sampai 125 juta jiwa. Kemudian, besarnya area
tanah yang subur dan jauh darinya terdapat di dalam hutan. Walaupun Mughal tidak
terlalu tertarik dalam merawat hutan yang diharapkan dapat memberikan perlindungan
dari perampok dan hewan liar.
Pada Kerajaan Mughal terdapat tiga macam koin mata uang, yaitu terbuat dari
tembaga, perak, dan emas secara berurutan. Koin tembaga merupakan satuan nilai
terkecil. Dan adanya alat tukar ini memberikan perubahan terhadap kondisi ekonomi
Mughal. Abu’l Fazl memberikan harga yang tepat bagi masyarakat terhadap bahan baku
makanan dan barang-barang lainnya. Sebuah koin emas yang berharga pada saat itu
dapat membelikan pasokan gandum selama dua atau tiga hari.
Terdapat jenis pajak yang diberlakukan khusus untuk petani kebun buah-buahan.
Jahangir berpikir, bagaimana caranya menjadikan tanah lebih subur dengan pajak yang
rendah, dengan hasil bahwa hanya dengan satu buah delima bisa menghasilkan jus serta
44Yatin, Badri.Sejarah Peradabab Islam. Jakarta : PT. Raja Grapindo Persada. Hal: 161.45Nurhakim, Mohamad. Jatuhnya Sebuah Tamadun. Selangor, Malaysia:PTS Islamika (2008). Hal; 19246Yatin, Badri. Sejarah Peradabab Islam. Jakarta : PT. Raja Grapindo Persada. Hal: 161.
lima atau enam buah-buahan lainnya. Kemudian, siapapun yang memaparkan sebuah
taman dilahan pertanian tidak akan ada kewajiban atas pajak.47
Kejayaan di bidang ekonomi Kerajaan Mughal di raih juga ketika mereka bisa
membuat jalur transportasi perdagangan yang baik dan kebijakan penyatuan sistem
tukar daerah-daerah yang mereka taklukan. Produk manufaktur dan pertanian berhasil
mereka pasarkan ke seluruh dunia. Sektor Industripun berkembang pesat diantaranya,
industri perkapalan (industri perkapalan Mughal lebih maju dari industri perkapalan
Eropa, bahkan kapal-kapal mereka di kirim ke Eropa). Kemudian industri tekstil, dan
baja.48
Sistem transportasi di benahi untuk mempermudahkan arus distribusi barang,
jalur sungai Dhows mereka perbaiki, tujuannya agar para tentara bisa menjaga
keamanan perairan Mughal dari serangan para perompak. Para panglima yang pernah
memimpin angkatan laut Mughal diantaranya Yahya Saleh, Munnawar Khan, dan
Muhammad Saleh Kamboh. Angkatan laut juga bertugas menjaga pelayaran Siddis
Janjira ke China, Pantai Timur Afrika seperti Swahili, mereka bersama-sama menjaga
hasil perdagangan yang dibawa.49
Ketahanan ekonomi Mughal juga didukung perdagangan dalam negerinya, cara-
cara pendistribusian perdagangan melalui sungai dan jalur darat pada masa kerajaan
Mughal saat ini, masih sama dengan masa Mughal dulu. Kanal-kanal yang dibangun
pada masa Mughal masih digunakan di India pada saat ini, untuk mengairi lahan
pertanian di daerah Punjab.50 Model perbankan tradisional dan segala instrumen
pertukaran masih banyak ditemui di daerah-daerah yang pernah diduduki Moghul. Koin
dan timbangan yang digunakan dalam perdagangan di India saat inipun, merupakan
warisan periode Moghul.51
47 Annemarie Schimmel. The Empire of the Great Mughals: History, Art and Culture(Reaktion Books:London,2004 )p.97
48John F. Richards, The Mughal Empire (1996). Hal:185–20449Wikipedia. Mughal Empire. Tersedia [online], http://en.wikipedia.org/wiki/Mughal_Empire. [20 Nopember 2013].50Sharma, SR. Mughal Empire In India. New Delhi:Atlantik Publisher (1999). Hal:81351Sharma, SR. Mughal Empire In India. New Delhi:Atlantik Publisher (1999). Hal:813
Kemajuan juga dicapai oleh tiga sultan yaitu, Jehangir (1605-1628 M), Syah
Jehan (1628-1658), dan Aurangzeb (1658-1707 M). Kemantapan di bidang politik
membawa kemajuan di bidang lain seperti ekonomi dengan mengembangkan program
pertanian, pertambangan, dan perdagangan. Selain untuk memenuhi kebutuhan dalam
negeri, hasilnya diekspor ke Eropa, Afrika, Arabia, dan Asia Tenggara.52
2.3.4. Intelektual dan Ekonom Muslim Pada Kerajaan Mughal
Shah Waliullah
Ahmad Syah bin Abdurrahim al-Umari ad-Dahlawi Abu Abdil Aziz. Lahir di
Delhi, masa kekhalifahan Al-Mutawakkil III.Menurutnya, kehidupan masyarakat
tumbuh dalam tiga tingkatan yang berbeda. Dimulai dari eksistensi masyarakat awal,
negara yang berkembang dan menerapkan undang-undang , tatanan dan keadilan serta
tahap ketiga apa yang ia sebut khilafah. Khilafah adalah periode dimana negara
menjamin secara materiil dan spiritual wargannya.53
Dalam soal pemikiran sosio-ekonomi, Shah Waliullah menekankan pentingnya
ijtihad, tanpa ijtihad adalah mustahil dapat menemukan pengetahuan baru dalam
memahami Quran, Sunnah dan berhasil dalam Syariah. Karena itu, Shah Waliullah
memperkenalkan sebuah cara baru yang dinamis dalam memahami Quran. Hal itu guna
membuat investigasi interpretif atas ayat-ayat Quran dengan cara yang independen dari
segala bentuk penafsiran dan yang secara natural menekankan penggunaan rasio pada
kebesaran Allah yang termanifestasi dalam ayat-ayat Quran yang sedang dikaji.54
Ilmu-ilmu Quran, yaitu, ilmu perintah (hukum-hukum), ilmu perbedaan (science
of disputation) dengan kalangan polytheist, ilmu pertolongan Tuhan, ilmu tentang
kejadian-kejadian khusus yang ditentukan Allah, dan ilmu Akhirat, yang hendaknya
dikaji secara keseluruhan untuk memahami totalitas Quran dalam usaha memahami
signifikansi Quran dalam kehidupan (lihat karyanya Al-Fauz al-Kabir fi Usul al-Tafsir).
52 Ratu Suntiah dan Maslani. Sejarah Peradaban Islam (CV. Insan MAndiri: Bandung, 2010) hal. 14653Iu, Rusliana & Husni Sabri. Sejarah Pemikiran Ekonomi Ibnu Taimiyyah, Ibnul Qayyim, Syathibi, Ibnu Khaldun, Al-Maqrizi dan Shah Waliyullah (2009). Kekhususan Ekonomi Dan Keuangan Syariah Program Studi Timur Tengah dan IslamUniversitas Indonesia54Syuhud, A Fatih. Pelopor Intelektual Muslim India: Shah Waliullah (1703-1762). [online]. Tersedia:http://www.arsip-milis.s5.com/agama7.htm, [20 Nopember 2013]
Dengan demikian, sebagaimana Imam Ghazali, Shah Waliullah adalah seorang sufi
yang percaya atas kapasitas individual untuk self-annihilation (penghapusan diri) dalam
rangka menuju pencapaian tertinggi dalam kehidupan seperti diperintahkan oleh
syariah. Waliullah juga percaya bahwa karena pengetahuan manusia pasti tidak akan
sempurna, adalah tidak mungkin untuk mencapai keseimbangan sempurna dalam sistem
sosio-ekonomi. Oleh karena itu, dia mendukung pencarian menuju kesempurnaan
(excellence) dengan kesadaran untuk selalu memperbaiki dan mengembangkan
pengetahuan. Dia percaya bahwa banyak Tanda-tanda Allah dapat dipahami secara
nalar manusiawi melalui usaha-usaha suci yang mendalam.
Tidak sebagaimana Al Ghazali, Ibnu Taimiyah dan Ibnu Khaldun, Shah
Waliullah percaya pada revolusi terhadap penguasa yang zalim dan korup demi
mencapai perdamaian dan keadilan yang berpuncak pada kekuasaan syariah dalam
tatanan Islam internasional yang akan datang. Oleh karena itu, banyak tulisan-tulisannya
tidak hanya menganjurkan Jihad pada Muslim untuk membentuk tatanan tersebut, tetapi
juga mengeritik keras pada para penguasa Muslim yang korup, sekte-sekte dan
kelompok-kelompok dalam masyarakat. Filosofinya sangat berbeda dengan para sarjana
Islam lain yang meniru Yunani dalam pemahaman mereka terhadap ilmu Quran.
2.3.5. Kemunduran Kerajaan Mughal
Setelah satu setengah abad dinasti Mughal berada pada puncak kejayaan..
Namun, pada abad ke-18 kerajaan ini mengalami kemunduran. Kekuasaan politiknya
merosot, perebutan kepemimpinan dan birokrasi menjadi ajang perebutan. Gerakan
separatis Hindu di India Tengah, Sikh di belahan utara dan Islam di bagian timur
semakin lama semakin mengancam.
Kemudian, adanya pedagang Inggris (EIC) untuk pertama kalinya diizinkan oleh
Jehangir menanamkan modal di India yang didukung oleh kekuatan bersenjata menjadi
semakin kuat menguasai wilayah pantai. Pada akhirnya, EIC menguasai Mughal,
Bahadur Syah, raja Mughal terakhir diusir dari istana pada tahun 1858. Dengan
demikian, kekuasaan dinasti Mughal di daratan India berakhir.55
55 Ratu Suntiah dan Maslani. Sejarah Peradaban Islam (CV. Insan MAndiri: Bandung, 2010) hal. 163