++
Minggu, 25 Nopember 2018 No. 07 Tahun XIV
SARANA KOMUNIKASI ANTAR UMAT
REDAKSI :
F.X. Soer; Simon S; F. Sugeng M; L.A.
Sarwono; Y. S@pt
Diterbitkan oleh
Dewan Pastoral Paroki
St. Teresia Jambi
Jln. Raden Mattaher No. 19
Telepon (0741) 23310
Rubrik Minggu ini: Gembala Menyapa ….. 1
Warta Umat ......... 3 Info Kategorial …….. 4
Bacaan dalam Pekan ini ... 5 Daftar Usulan Lagu …….. 5
Wejangan Paus Fransiskus …. 5 Orang Kudus ….. 8
MISA HARIAN
GEREJA ST. TERESIA : Misa Kudus Harian: Hari
Senin pkl. 06.00 dan Jumat
pkl. 17.30
Hari Selasa, Rabu, dan
Kamis tidak ada misa.
Gereja St. Maria Ratu
Rosaio hari Jumat pkl. 18.00.
Gembala Menyapa : HARI RAYA TUHAN YESUS
KRISTUS RAJA SEMESTA ALAM /B Dan 7:13-14 Why 1:5-8 Yoh 18:33b-37
PENGANTAR Tahun liturgi yang telah kita ikuti sampai
hari ini ditutup dengan Hari Raya Yesus Kristus
Raja Semesta Alam. Injil Yohanes (Yoh 18:33b-
37), yang nanti akan kita dengarkan
menggambarkan suatu situasi, di mana tampak
adanya dan perbedaan dan pertentangan antara
adanya suatu kekuatan yang sangat tampak, dan
kekuatan lain yang tidak mudah dikenal orang.
Kepada Yesus yang tampil sebagai tawanan Pilatus
bertanya: “Apakah Engkau adalah raja”. Dan
Yesus menjawab: “Seperti kaukatakan, Aku adalah
raja”. Tetapi Yesus juga berkata: “Kerajaan-Ku
bukan dari dunia ini”. Marilah dalam perayaan
Ekaristi ini kita merenungkan pesan Injil Johannes
tentang bagaimanakah sebenarnya keadaan kerajaan
yang didirikan Yesus itu.
HOMILI Dalam Injil Yohanes yang sangat pendek
itu Pilatus tampak sangat lihai. Ketika Yesus
menjawab bahwa Ia adalah raja, Pilatus bertanya
lagi: “Jadi Engkau adalah raja?”. Yesus jelas
menegaskan: “Kerajaan-Ku bukan dari sini!”
Yesus memberi keterangan, bahwa kerajaan-Nya
tidak menggunakan kekerasan, dan bukan
dipaksakan. Yesus mengulangi lagi: “Kerajaan-Ku
bukan dari dunia ini”.
Bila demikian, maka kerajaan-Nya
didirikan untuk apa?
2
Kerajaan-Nya didirikan untuk mengadakan dunia dengan menciptakan perdamaian,
persahabatan, kebenaran dan keadilan, serta kesediaan untuk saling menghormati dan
mengakui hak-hak masing-masing, yang pada dasarnya adalah mengasihi Allah dan
sesamanya. Itulah kerajaan yang harus dibangun untuk mengganti keadaan dan suasana
perjalanan sejarah kehidupan manusia dalam masyarakat. Itulah sebenarnya kerajaan yang
setiap hari kita senantiasa mohon dalam doa Bapa Kami: “Datanglah kerajaan-Mu”.
Dalam gambaran tentang seorang raja, yang kita lihat dalam Injil Yohanes hari ini,
Pilatus sebagai seorang pembesar dunia ini bingung dan tercengang menghadapi Yesus yang
menyampaikan kepadanya apa yang benar tentang peranan-Nya sebagai raja. Yesus
mengatakan apa yang benar, dan di tempat lain Yohannes mengatakan bahwa Yesus adalah
kebenaran. Apakah apa yang terjadi di dalam hati Pilatus dalam pandangannya tentang
pribadi Yesus sebagai raja juga ada dalam hati kita? Apakah hati kita pun sungguh terbuka
berhadapan dengan kebenaran-kebenaran yang disampaikan kepada kita? Apakah hati kita
juga seperti Pilatus merasa takut untuk berhadapan dan bertemu dengan Yesus, yang selalu
mengatakan apa yang benar kepada kita? Beranikah kita sungguh mendengarkan dan
melaksanakan kebenaran-kebenaran, yaitu ajaran Yesus yang disampaikan kepada kita.
Ajaran Yesus kerapkali berbeda, bahkan seringkali bertentangan dengan pandangan atau
pendapat kita sendiri? Kita seringkali takut jangan sampai nama atau kedudukan kita di
depan umum akan jatuh, apabila kita mengatakan dan melaksanakan apa yang diajarkan dan
dilakukan Yesus. Pengertian kita tentang Yesus sebagai raja sering sama dengan pengertian
Pilatus, yang mengikuti pengertian tentang kerajaan atau kekaisaran Romawi, yang
bertentangan dengan ajaran Yesus.
Injil Yohanes hari ini berpusat pada kerajaan Kristus, yaitu Kerajaan Allah. Dan di
dalam kerajaan Allah yang didirikan Yesus Kristus itu tidak ada jarak atau perpisahan di
antara apa yang bersifat batiniah atau rohani dan yang duniawi atau jasmani. Yang berbeda
dan total terpisah ialah di antara main kuasa atau dominasi dan pelayanan atau pengabdian.
Karena itu kerajaan Yesus total lain dari kerajaan atau kekaisaran yang dikenal Pilatus, yaitu
kerajaan Romawi yang bercorak sewenang-wenang, dominasi, penguasaan, kekerasan.
Sebaliknya kerajaan Yesus dibangun di atas kebenaran, kasih, keadilan dan perdamaian.
Yesus memang menyebut dan mewartakan kerajaan Allah sebagai suatu kenyataan
yang baru menjadi terwujud sepenuhnya di masa depan. Namun kenyataan adanya kerajaan
itu secara simbolis atau secara misterius-sakramental sudah ada lewat kata-kata dan
perbuatan, yang telah dimulai oleh Yesus sendiri. Kerajaan Allah yang didirikan Kristus
sudah ada, namun dalam perjalanan ke arah perwujudannya yang utuh kelak.
Dalam kerajaan yang didirikan Yesus tidak dapat diharapkan adanya tingkat
kedudukan atau jabatan, maupun hak-hak khusus, apa lagi keinginan atau ambisi untuk
menjadi pembesar atau pemegang kuasa. Dalam kenyataannya, Yesus sebagai raja adil tidak
menghukum mati, tetapi malahan dihukum mati. Ibaratnya Ia memutarbalikkan cara dan
sifat pemerintahan duniawi yang kini berlaku di dunia. Sedangkan di dalam kerajaan yang
didirikan Kristus berlakulah pelaksanaan pelayanan dan pengabdian yang utuh, bahkan
disertai dengan pengorbanan hidup-Nya sendiri.
Dalam Injil Yohanes diberitakan bahwa Yesus mati sebagai raja. Takhta-Nya adalah
salib sebagai ungkapan otentik pelayanan-Nya sebagai raja. Berkat Kristus itulah
3
penderitaan bukan lagi merupakan jalan menuju kematian, melainkan sebagai jalan menuju
kemuliaan abadi.
Yesus secara resmi mengaku diri-Nya di hadapan Pilatus sebagai raja, namun bukan
untuk menguasai suatu negara dan penduduknya, melainkan untuk membebaskan manusia
dari kuasa dan perbudakan setan, agar dapat dihantar-Nya lagi kepada Allah Pencipta-Nya. Mgr. F.X. Hadisumarta O.Carm.
Sumber: http://www.imankatolik.or.id/
WARTA UMAT
Jadwal Petugas Liturgi Hari Minggu Adven I:
Hari, tanggal
dan waktu
Sabtu, 01
Desember 2018 Minggu, 02 Desember 2018
pkl. 17.30 pkl. 06.30 pkl. 09.00 pkl. 17. 00
Koor dan
Persembahan
Wilayah VII –
Bunda Maria
Wilayah III – Hati
Kudus Yesus
Wilayah II – St.
Yosef
Orang Muda
Katolik
Organis *) *) *) *)
Prodiakon
Suster FMM (2) Suster SJD (2) F.X. Suyoto Alb. Agus Iriyanto
Maria A Eng CP. Ponijo Ag. Wagiyanto L. Siringoringo
Ch. Margiyatno Y. Sumardi M. Turnip Y. Sukadi
YB. Widodo Piet N. Sumardi APatas Tambunan Markus Wahyudi
A. Harryandoko Yosef Heng
Ign. Lagiman
Lektor Fransiska Prihati Givenchy Wijaya Khatarina Eva S Elisabeth
Tata Laksana
& Parkir
Wilayah V – St.
Fransiskusn Asisi
Panpel Natal 2018
Wilayah I – St.
Theresia Avilla
Panpel Natal 2018
Wilayah VI - St.
Christoforus
Panpel Natal 2018
KKMK
Panpel Natal 2018
Gereja St. Maria Ratu Rosari Pkl. 11.00
Keterangan : *) ditunjuk oleh wilayah atau kategorial yang sedang bertugas.
Renungan harian bulan Nopember 2018 tersedia di warung paroki.
Setelah Misa Kudus siang:
Pertemuan Putra-Putri Altar pemula di gedung paroki bersama Bapak Yustinus;
junior, medior, senior libur.
Gladi bersih penerimaan Sakramen Krisma
Hari Jumat, 30 November 2018, pkl 19.30 pembekalan adven 2018. Dimohon
kehadiran ketua wilayah, ketua lingkungan, prodiakon/prodiakonis, dan para
pendamping renungan adven.
Pengakuan dosa bagi para calon penerima Sakramen Krisma dilaksanakan pada tanggal
30 Nopember 2018, pagi dan sore, dan tanggal 1 Desember 2018 pada pagi hari.
Gladi bersih bagi baptisan dewasa dilaksanakan pada hari Senin, 3 Desember 2018 pkl.
17.00 bertempat di Gereja.
Hari Sabtu – Minggu, 01 – 02 Desember 2018, adalah Minggu Adven pertama.
Pemberkatan lingkaran adven dilaksanakan pada Misa Sabtu dan Minggu.
4
Hari Minggu, 02 Desember 2018, penerimaan Sakramen Krisma dalam Perayaan
Ekaristi pkl 09.00 bersama Bapak Uskup Agung, Mgr. Aloysius Sudarso, SCJ.
Hari Minggu, 02 Desember 2018, pkl 17.00 – 19.30 bedah buku menimba kekayaan
rohani dengan judul The Power of Menyerah bersama Mgr. Aloysius Sudarso, SCJ,
bertempat di aula SD Xaverius 1 Thehok.
Pengumuman Perkawinan:
Pengumuman Pertama: 1. Saudari Elisabet Yeni dari Wilayah 12-Maria Assumpta dengan saudara
Andri Ghozali.
2. Saudara Stefanus Limas Saputra dari wilayah 7-Bunda Maria dengan saudari
Katarina Selvia dari Wilayah 7-Bunda Maria. Pengumuman Ketiga:
1. Saudara Leonardus Fa’ik Adi Susilo dari wilayah II St. Yosef dengan saudari Sylvia
Yuliana dari Paroki St. Yoseph-Palembang, perkawinan akan di laksanakan pada
tanggal 02 Desember 2018 di gereja St. Paulus Sendangguwo-Semarang.
2. Saudara Anthonius dengan Saudari Cecilia Sheren Regina Wijaya dari Paroki St.
Maria a Fatima – Pekanbaru Riau.
Saudara/saudari yang mengetahui adanya halangan demi sahnya perkawinan
tersebut wajib memberitahukan kepada Pastor Paroki, dan mohon doa bagi
kesejahteraan mereka.
Info Wilayah / Kategorial
No. Wilayah /
Kategorial Hari / Tanggal Waktu
Acara /
Kegiatam
Tempat /
Keterangan
1. Misdinar Minggu, 25
Nopember 2018 Pkl. 11.00 Pertemuan Rutin Gedung Paroki
2. PD Karismatik
Bunda Kudus
Senin, 26
Nopember 2018 Pkl. 14.00
Pujian dan
renungan Gedung paroki
3. Legio Bunda
Gereja
Senin, 26
Nopember 2018
Pkl. 18.00 Rapat Mingguan Aula Susteran
FMM
4. Legio Benteng
Gading
Rabu, 28
Nopember 2018
Pkl. 19.00 Rapat Mingguan Gedung paroki
5. Persekutuan
Doa Trinitas
Jumat, 30
Nopember 2018 Pkl. 19.30
Pujian dan
renungan Gedung paroki
6. Bunda Kudus
Kids
Sabtu, 01
Desember 2018 Pkl. 17.30 Sekolah Minggu Gedung paroki
7. PD Corunnum Sabtu, 01
Desember 2018 Pkl. 19.30
Pujian dan
renungan Gedung paroki
8. Umum Sabtu, 01
Desember 2018 Pkl. 14.30
Ibadat Kerahiman
Ilahi gereja
5
Bacaan Dalam Pekan Ini :
Hari dan Tanggal Bacaan Hari dan Tanggal Bacaan
Senin,
26 Nopember 2018
Why. 14:1-3,4b-5; Mzm.
24:1-2,3-4ab,5-6; Luk.
21:1-4.
BcO Dan. 5:1-17,23-6:1.
Kamis,
29 Nopember 2018
Why. 18:1-2,21-23;
19:1-3,9a; Mzm.
100:2,3,4,5; Luk. 21:20-
28.
BcO Dan. 9:1-4,18-27.
Selasa,
27 Nopember 2018
Why. 14:14-20; Mzm.
96:10,11-12,13; Luk.
21:5-11.
BcO Dan. 6:5-28.
Jumat,
30 Nopember 2018
Rm. 10:9-18; Mzm.
19:2-3,4-5; Mat. 4:18-
22.
BcO 1Kor. 1:17-2:5.
Rabu,
28 Nopember 2018
Why. 15:1-4; Mzm.
98:1,2-3ab,7-8,9; Luk.
21:12-19.
BcO Dan. 8:1-26.
Sabtu,
01 Desember 2018
Why. 22:1-7; Mzm.
95:1-2,3-5,6-7; Luk.
21:34-36.
BcO Dan. 12:1-13.
Daftar Usulan lagu : 09 Desember 2018 – Hari Minggu Adven II Tahun C Tema: Semua orang akan melihat keselamatan yang dari Tuhan. Lagu Pembuka: MB 322 / MB 710 (Nias) Mzm. Tgp.: MTA 830 Alleluya / A.P.I: MTA 952 / MB 647 (Timor-Tetum) Persiapan Persembahan: MB 317 / MB 712 (Banyuwangi) Komuni: MB 320/ MB 716 (Maluku-Tanibar) Madah Pujian: MB 323 / MB 713 (Flores-Ngada) 16 Desember 2018–Hari Minggu Adven III Tahun C Tema: Apakah yang harus kami perbuat? Lagu Pembuka: MB 321 / MB 717 (Maluku-Tanibar) Mzm. Tgp.: MTA 836
Alleluya / A.P.I: MTA 956 / MB 649 Persiapan Persembahan: MB 235 / MB 662 (Nias) Komuni: MB 316/ MB 698 (Timor) Madah Pujian: MB 306 / MB 715 (Toraja) 23 Desember 2018–Hari Minggu Adven IV Tahun C Tema: Siapakah aku ini sampai Ibu Tuhanku datang megnunjungi aku? Lagu Pembuka: MB 317 / MB 714 (Lio-Flores) Mzm. Tgp.: MTA 802 Alleluya / A.P.I: MTA 951 / MB 650 Persiapan Persembahan: MB 229 / MB 713 (Flores Ngada) Komuni: MB 326/ MB 711 (Nias Selatan) Madah Pujian: MB 327 / MB 816 (Mentawai)
Katekese Katolik
WEJANGAN PAUS FRANSISKUS DALAM AUDIENSI UMUM 21 November 2018 : TENTANG PERINTAH KESEMBILAN (JANGAN MENGINGINI
ISTRI SESAMAMU) DAN PERINTAH KESEPULUH (JANGAN MENGINGINI MILIK SESAMAMU DENGAN TIDAK ADIL)
Saudara-saudari terkasih, selamat pagi!
Pertemuan kita tentang Dasa Firman hari ini membawa kita
ke kedua Perintah terakhir. Kita mendengarnya pada pembukaan.
Kedua perintah tersebut bukan hanya kata-kata terakhir dari teks
tetapi lebih dari itu : kedua Perintah tersebut adalah penggenapan
6
perjalanan melalui Dasa Firman, menyentuh hati dari semua yang telah diberikan kepada kita di
dalamnya. Bahkan, dengan pemahaman, kedua Perintah tersebut tidak menambahkan muatan baru :
petunjuk "jangan mengingini istri sesamamu [...] atau apapun yang dipunyai sesamamu” (Kel 20:17)
setidaknya termaktub dalam Perintah tentang perzinahan dan pencurian; lalu, apa fungsi dari kata-kata
ini? Apakah kata-kata ini merupakan ringkasan? Apakah kata-kata ini lebih dari itu? Marilah kita
tetap sungguh menyampaikan bahwa seluruh Perintah memiliki tugas untuk menunjukkan batasan
kehidupan, batas agar manusia tidak menghancurkan dirinya sendiri dan sesamanya, merusak
hubungannya dengan Allah. Jika kamu melampauinya, kamu menghancurkan dirimu sendiri; kamu
juga menghancurkan hubungan dengan Allah dan hubungan dengan orang lain. Perintah-perintah
tersebut menunjukkan hal ini. Kenyataan bahwa semua pelanggaran umumnya berakar dari dalam :
keinginan jahat, disoroti melalui Perintah terakhir ini. Seluruh dosa dilahirkan dari keinginan jahat -
seluruhnya. Hati mulai bergerak di sana, dan hati memasuki alunan itu dan berakhir dengan
pelanggaran. Tetapi bukan pelanggaran hukum formal, legal : pelanggaran yang melukai diri sendiri
dan orang lain. Tuhan Yesus mengatakannya secara sederhana dalam Injil : “Sebab dari dalam, dari
hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, perzinahan, keserakahan,
kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan. Semua hal-hal jahat ini
timbul dari dalam dan menajiskan orang" (Mrk 7:21-23).
Kita memahami, oleh karena itu, bahwa seluruh perjalanan yang dilakukan dalam Dasa
Firman tidak akan berguna jika tidak sampai menyentuh tingkatan ini : hati manusia. Dari mana
semua hal buruk ini lahir? Dasa Firman jelas dan mendalam pada segi ini : titik kedatangan - Perintah
terakhir - dari perjalanan ini adalah hati dan jika hal ini, jika hati tidak dibebaskan, selebihnya tidak
ada gunanya. Inilah tantangannya : membebaskan hati dari semua hal jahat dan mengerikan ini.
Pedoman-pedoman Allah dapat dikurangi hanya menjadi pemandangan luar yang indah dari suatu
kehidupan, yang dalam hal apapun tetap merupakan keberadaan hamba dan bukan keberadaan anak-
anak. Seringkali, di balik topeng kebenaran orang Farisi yang menyesakkan napas, sesuatu yang
mengerikan dan tidak terselesaikan tersembunyi.
Sebaliknya, kita harus membiarkan diri kita berkeinginan membuka kedok dengan Perintah-
perintah ini karena Perintah-perintah tersebut menunjukkan kepada kita kepapaan kita, untuk
membawa kita pada kehinaan kudus. Kita masing-masing dapat bertanya pada diri sendiri: tetapi
betapa buruknya keinginan-keinginan yang sering datang kepadaku? Iri hati, keserakahan,
pergunjingan? - semua hal yang datang kepadaku ini berasal dari dalam. Kita masing-masing dapat
bertanya kepada diri sendiri dan akan ada baiknya untuk kita. Manusia membutuhkan kehinaan yang
terberkati ini, dengan <kehinaan> itu ia mendapati bahwa ia tidak dapat membebaskan dirinya sendiri;
dengan <kehinaan> itu ia menangis kepada Allah untuk diselamatkan. Santo Paulus menjelaskannya
dengan secara tak terbantahkan, tepatnya dengan mengacu pada Perintah untuk tidak mengingini (bdk.
Rm 7:7-24).
Memikirkan kita dapat membetulkan diri sendiri tanpa karunia Roh Kudus sia-sia.
Memikirkan kita dapat memurnikan hati kita hanya dengan usaha keras atas kehendak kita sendiri sia-
sia : hal ini tidak mungkin. Membuka diri kita untuk menjalin hubungan dengan Allah, dalam
kebenaran dan kebebasan, diperlukan : hanya dengan demikian usaha kita dapat berbuah karena Roh
Kuduslah yang menuntun kita maju.
Hukum biblis bertanggung jawab untuk tidak memperdaya manusia di mana ketaatan
harafiah akan menuntunnya kepada keselamatan yang terpalsukan dan, bahkan, tidak dapat dicapai.
Hukum biblis bertanggung jawab untuk mengarahkan manusia kepada kebenarannya, yaitu, kepada
kepapaannya, yang menjadi awal yang sesungguhnya dan awal pribadi terhadap belas kasihan Allah,
yang mengubah kita dan memperbarui kita. Allah sajalah yang dapat memperbaharui hati kita, dengan
syarat kita membuka hati kita kepada-Nya : itulah satu-satunya syarat. Ia melakukan segalanya, tetapi
kita harus membuka hati kita kepada-Nya. Kedua Perintah terakhir dari Dasa Firman mendidik kita
7
semua untuk mengakui diri kita para pengemis; kedua Perintah terakhir membantu menempatkan diri
kita di hadapan ketidakteraturan hati kita, untuk berhenti hidup secara egois dan menjadi miskin di
hadapan Allah, otentik di hadapan Bapa, membiarkan diri kita ditebus oleh Sang Putra dan diajar oleh
Roh Kudus. Roh Kudus adalah Guru yang membimbing kita : kita harus membiarkan diri kita
dibantu. Kita adalah para pengemis; marilah kita memohon rahmat ini. “Berbahagialah orang yang
miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga” (Mat 5:3). Ya,
berbahagialah orang-orang yang berhenti memperdaya diri mereka sendiri, berhenti mempercayai
bahwa mereka dapat menyelamatkan diri dari kelemahan-kelemahan mereka tanpa belas kasihan
Allah, yang semata-mata dapat menyembuhkan. Hanya belas kasih Allah yang menyembuhkan hati.
Berbahagialah orang-orang yang mengakui keinginan jahat mereka dan dengan hati yang menyesal
dan terhina tidak berada di hadapan Allah dan orang lain sebagai orang-orang yang benar tetapi
sebagai orang-orang berdosa. betapa indahnya apa yang dikatakan Petrus kepada Tuhan : “Enyahlah
daripadaku, karena aku adalah orang berdosa, ya Tuhan”. Ini adalah doa yang indah : “Enyahlah
daripadaku, karena aku adalah orang berdosa, ya Tuhan”.
Mereka adalah orang-orang yang mampu memiliki rasa iba, yang mampu mengasihani orang
lain karena mereka mengalaminya dalam diri mereka.
[Sambutan dalam bahasa Italia] Salam hangat tertuju kepada para peziarah berbahasa Italia.
Saya senang menerima kelompok-kelompok umat paroki, terutama umat Santo Elpidio a
Mare dan umat Salerno; serta kelompok Laboratorium Keberanian, yang ditemani oleh sang uskup
agung, Monsinyur Renato Boccardo.
Saya menyapa Delegasi Proyek Keranjang di Tanah Suci; Bank Makanan; Lembaga
Kepolisian Internasional Puglia dan Institut Garibaldi-Leone Trinitapoli.
Pemikiran khusus tertuju kepada kaum muda, orang-orang dan para pengantin baru.
Hari ini kita merayakan Peringatan wajib Santa Perawan Maria Dipersembahkan Kepada
Allah. Kita memandang kepada dia yang melahirkan Kristus dan kita menghormati dia sebagai bunda
dan penolong umat Kristiani yang ampuh. Dari dia, kita belajar apa artinya dikuduskan sepenuhnya
terhadap rencana yang dimiliki Allah bagi kita masing-masing dan bagi seluruh dunia.
[Himbauan Bapa Suci] Hari ini, Peringatan wajib Santa Perawan Maria Dipersembahkan Kepada Allah, kita
memperingati Hari Pro Orantibus, yang didedikasikan untuk mengingat komunitas-komunitas rohani
kontemplatif : ada begitu banyak! Hari ini adalah kesempatan yang lebih layak untuk bersyukur
kepada Tuhan atas karunia begitu banyak orang yang, dalam biara-biara dan pertapaan-pertapaan,
membaktikan diri sepenuhnya kepada Allah dalam doa, dalam keheningan, dan dalam
ketersembunyian. Semoga komunitas-komunitas ini tidak kekurangan kasih sayang, kedekatan, dan
dukungan, juga material, dari seluruh Gereja!
[Ringkasan dalam bahasa Inggris yang disampaikan oleh seorang penutur] Saudara dan saudari terkasih: Dalam lanjutan katekese kita tentang Dasa Firman, sekarang
kita beralih ke kedua perintah terakhir : "Jangan mengingini istri sesamamu ... Jangan mengingini
milik sesamamu dengan tidak adil". Kedua Perintah terakhir ini dalam arti tertentu merangkum
seluruh isi Dasa Firman. Karena segenap dosa, seperti yang diajarkan Yesus (bdk. Mrk 7:23), pada
akhirnya lahir dari keserakahan : keinginan jahat yang mengintai di dalam hati manusia.
Dasa Firman, dengan mengajarkan kita bagaimana hidup benar dengan orang lain dan
dengan Allah, menunjukkan kepada kita kebutuhan kita akan perubahan hati yang membebaskan yang
hanya bisa diterima melalui karunia Roh Kudus. Kedua perintah itu mengundang kita untuk
meninggalkan pengusahaan diri dan angan-angan kecukupan diri kita, dan menyadari kebutuhan kita
akan keselamatan. Pengakuan yang rendah hati terhadap kepapaan rohani kita membuka hati kita bagi
belas kasih Allah, yang mengubah dan memperbarui kita, memungkinkan kita untuk menjalani
8
kehidupan yang benar di mata Bapa, ditebus oleh Sang Putra dan diajar oleh Roh Kudus. Dengan cara
ini, kita belajar untuk menunjukkan kepada orang lain belas kasih yang telah kita terima dalam
Kristus.
Sumber: https://katekesekatolik.blogspot.co.id/2018/03/wejangan-paus-fransiskus-dalam-audiensi
Orang Kudus 25 November
Santa Katarina dari Aleksandria, Perawan dan Martir
Sejak Abad Pertengahan banyak gereja ditahbiskan dengan nama pelindung Santa Katarina.
Demikian pula banyak anak puteri diberi nama Katarina. Dari antara mereka, beberapa orang
kemudian menjadi orang kudus terkenal, seperti misalnya: Katarina dari Genoa, Katarina dari Siena;
dan Katarina Laboure. Buku-buku kisah para Kudus dan sejarah umat Kristen pertama melukiskan
Katarina dari Aleksandria sebagai seorang martir dan perawan yang cantik rupawan dan sangat
pandai. Ia iahir pada abad ketiga dari sebuah keluarga bangsawan kaya raya di Aleksandria. Sayang
bahwa riwayat hidupnya telah dibumbui dengan berbagai cerita ajaib, sehingga sulit bagi kita untuk
mengenal cerita historis yang sebenarnya. Kisah yang ada muncul agak kemudian dan tanpa makna
historis.
Ketika menanjak dewasa, ia didesak orang-tuanya agar cepat-cepat berumahtangga. Tetapi
Katarina selalu menjawab: "Saya hanya mau menikah dengan lelaki yang lebih cakap, lebih pandai,
lebih kaya dan lebih berkuasa daripada saya." Banyak lelaki tertarik, padanya dan bermaksud
menikahinya. Beberapa orang pelamar datang, tetapi tak satu pun dari antara mereka berkenan di
hatinya. Lalu Katarina mengunjungi seorang rahib yang suci dan pandai untuk meminta petuahnya.
Rahib itu bercerita banyak tentang Tuhan Yesus, Raja segala raja yang lebih berkuasa, lebih pandai
dan lebih suci daripada semua raja di seantero jagad. Berkatalah Katarina, "Kalau begitu, saya akan
mengabdi Raja Yesus Kristus dan hanya kepadaNya saya mengabdi!" Ketika itulah ia mulai mengenai
dan memeluk iman Kristen. Ia dengan tekun mempelajari segala sesuatu yang berkenaan dengan
ajaran iman Kristen dan mendermakan harta kekayaannya kepada kaum miskin.
Katarina menjadi semakin terkenal di Aleksandria. Ketenaran namanya sempat terdengar
oleh Kaisar Roma Maksimianus dan membuatnya iri hati dan cemburu. Untuk menjebak Katarina,
Maksimianus memerintahkan agar Katarina menyembah patung dewa-dewa kafir Romawi. Hal ini
ditolaknya dengan tegas. Selanjutnya untuk membawa Katarina kepada jalan yang sesat, ia
dihadapkan kepada 50 orang filsuf untuk membuktikan kepalsuan imannya. Tetapi ia memenangkan
perdebatan itu dan mempermalukan mereka. Di hadapan mereka ia menyajikan kebenaran iman
Kristen disertai bukti-bukti yang tak dapat dibantah kebenarannya. Dari keterangan-keterangannya,
beberapa filsuf menemukan kebenaran sejati yang dicarinya selama ini dan bertobat menjadi Kristen
mengikuti Katarina.
Gubernur menjadi sangat marah dan menjatuhkan hukuman bakar hidup-hidup atas para
filsuf itu. Karena senjata perdebatan tak mempan untuk menaklukkan Katarina maka kekerasan serta
kelaliman para algojo mendapat giliran. Katarina disekap di dalam penjara dan selama dua jam
lamanya dia disesah dengan cemeti tajam. Namun siksaan-siksaan itu tidak pernah mempan untuk
menaklukkan keteguhan imannya. Katarina kemudian dijatuhi hukuman mati dengan gilasan roda
kayu besar berduri. Tetapi secara ajaib roda itu terbongkar dan hancur berkeping-keping. Tanda-tanda
ajaib ini menunjukkan bahwa Tuhan menyertai hambanya dan memberinya kekuatan sehingga ia tidak
menyerah pada kekerasan orang-orang kafir itu. Akhirnya jalan satu-satunya yang ditempuh oleh
musuh-musuhnya ialah memenggal lehernya dengan pedang. Dengan cara itu Katarina mengakhiri
hidupnya sebagai seorang martir Kristus di hadapan para algojo kafir. Peristiwa ini terjadi pada tahun
307 di Aleksandria.
Sumber: http://www.imankatolik.or.id/
9
☺☺☺