Download - Sap Menarik Diri
SAP MENARIK DIRISATUAN ACARA PENYULUHAN
Topik: Peran serta keluarga pada klien dengan menarik diri dan penatalaksanaannya. Sasaran Tempat : Keluarga Pasien di RW 08 Sindang baranng : Mushola
Hari/Tanggal : 6 Oktober.2011 ( Kamis) Waktu : 1 x 30 menit (jam 09.00-09.30)
I.
TUJUAN UMUM Pada akhir proses penyuluhan, peserta penyuluhan dapat mengetahui tentang peran serta keluarga pada klien dengan menarik diri penatalaksanaanya.
II.
TUJUAN KHUSUS Setelah diberikan penyuluhan keluarga pasien dapat : 1. Mengetahui tentang menarik diri. 2. Mengetahui penyebab dan tanda gejala menarik diri. 3. Mengetahui penatalaksanaanya menarik diri. 4. Mengetahui peran serta keluaga dalam merawat klien menarik diri. 5. Mengisi lembaran post test
III.
SASARAN Keluarga pasien yang mengalami gangguan jiwa yang berada di ruang 23 psikiatri RSSA Malang.
IV.
PEMBAHASAN MATERI 1. Pengertian menarik diri 2. Tujuan perawatan 3. Penyebab menarik diri 4. Gejala klinis menarik diri. 5. Peran serta keluaga dalam merawat klien menarik diri
V.
METODE 1. Ceramah 2. Tanya Jawab
VI.
MEDIA
LCD Leaflet
VII.
KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur Peserta hadir ditempat penyuluhan Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di Ruang 23 psikiatri RSSA Malang Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya
2. Evaluasi Proses Peserta antusias terhadap materi penyuluhan Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan sebelum acara selesai Peserta mengajukan pertanyaan
3. Evaluasi Hasil Keluarga dan pasien mengetahui tentang Menarik diri. Jumlah hadir dalam penyuluhan minimal 10 orang.
VIII.
KEGIATAN PENYULUHAN No. WAKTU KEGIATAN PENYULUH KEGIATAN PESERTA 1.. 3 Menit Pembukaan : Menjawab salam Mendengarkan Memperhatikan Memperhatikan Ceramah Membuka kegiatan dengan mengucapkan salam. Memperkenalkan diri METODE / MEDIA
Menjelaskan tujuan dari penyuluhan Menyebutkan materi yang akan diberikan tentang Mendengarkan LCD
2..
15 Menit
Pelaksanaan : Menjelaskan
Memperhatikan
pengertian Menarik diri Menjelaskan tentang
penyebab dan tanda gejala Menarik diri. dan
Bertanya menjawab yang
Menjelaskan cara mengatasi pertanyaan Menarik diri. Menjelaskan peran serta keluarga dalam merawat diajukan
klien dengan Menarik diri. Memberi kesempatan kepada peserta untuk bertanya. 3.. 10 Menit Evaluasi : Menanyakan kepada peserta Menjawab Ceramah
tentang materi yang telah pertanyaan diberikan, dan reinforcement kepada keluarga yang dapat menjawab pertanyaan. Sambil mengisi Lembaran Post test
4..
2 Menit
Terminasi : Mengucapkan terimakasih atas peran serta peserta. Mengucapkan penutup. salam Mendengarkan Menjawab salam Ceramah
Evaluasi hasil penyuluhan : Audience atau peserta mengerti tentang pengertian Menarik diri. Audience atau peserta mengerti tentang penyebab dan tanda gejala menarik diri. Audience atau peserta mengerti tentang cara mengatasi menarik diri Audience atau peserta mengerti tentang peran serta keluarga dalam merawat halusinasi..
IX.
PENGORGANISASIAN Pembawa Acara Pembicara Fasilitator Observer : Rio andrianto
: M.Fajri isnaeni : Aisyah Sabrina : Erwin Ayu L
I. Kasus (Masalah Utama) Kerusakan iteraksi sosial : Menarik Diri II. Proses Terjadinya Masalah (Tinjauan Teori) A. Definisi Menarik Diri Prilaku menarik diri merupakan percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain. Menghindari hubungan dengan orang lain (Rowlins, 1993). Perilaku yang di munculkan oleh individu yang teramati lewat prilaku yang maladaptif yang merupakan suatu upaya individu tersebut untuk mengatasi kecemasannya, berhubungan dengan rasa takut, kesepian, kemarahan, rasa malu, rasa bersalah, dan rasa tidak aman. (Stuart & Sunden, 1995). Menarik diri adalah suatu gangguan suatu hubungan interpersonal yang terjadi akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel yang menimbulkan prilaku maladatif dan mengganngu fungsi seseorang dalam hubungan sosial (Depkes RI,2000)
B. Tanda dan Gejala Kurang spontan Apatis (acuh terhadap lingkungan)
-
Ekspresi wajah kurang berseri Afek Tumpul Tidak merawat dan memperhatikan kebersihan diri Komunikasi verbal menurun atau tidak ada, klien tidak bercakap-cakap dengan klien lain / perawat
-
Mengisolasi diri (menyendiri) Klien tampak memisahkan diri dari orang lain, misalnya pada saat makan Tidak atau kurang sadar dengan lingkungan sekitarnya Pemasukan makanan dan minuman terganggu Retensi urine dan feces Aktivitas menurun Kurang energi (tenaga) Harga diri rendah Menolak berhubungan dengan orang lain Klien memutuskan percakapan atau pergi bila diajak bercakap-cakap.
C. Mekanisme Koping Mekanisme koping digunakan klien sebagai usaha untuk mengatasi kecemasan yang merupakan suatu kesepian nyata yang mengancam dirinya. Mekanisme koping yang sering digunakan pada klien menarik diri adalah regresi, represi, dan isolasi.
D. Etiologi 1. Faktor Predisposisi a) Faktor Perkembangan. Setiap tahap tumbuh kembang mempunyai tugas yang harus dilalui dengan sukses. Karena apabila tugas perkembangan tersebut tidak di penuhi maka akan mengganggu atau menghambat perkembangan selanjutnya. (Keliat,BA. 2002) b) Faktor Biologis faktor genetik dapat menunjang terhadap kerusakan interaksi sosial menarik diri. Adanya kelainan-kelainan seperti retardasi mental dianggap membatasi kapasitas adaptif seorang individu secara umum. (Townsend, 1998). c) Faktor Sosial Budaya
Isolasi sosial merupakan faktor dalam gangguan berhubungan yang diakibatkan oleh karena norma yang tidak mendukung. Pendekatan terhadap orang lain atau tidak menghargai anggota masyarakat yang tidak produktif seperti lansia, orang cacat, dan orang yang berpenyakit kronis. Isolasi sosial dapat terjadi karena mengadopsi norma, prilaku dan sistem nilai yang berbeda dari kelompok mayoritas. Harapan yang tidak realistik terhadap hubungan juga termasuk faktor lain yang berkaitan dengan gangguan ini (Stuart & Sunden, 1998 ) 2. Faktor presipitasi a. Stressor sosial budaya Stresor sosial budaya dapat menyebabkan terjadinya gangguan dalam berhubungan, misalnya keluarga yang labil, dirawat di RS. b. Stresor psikologis Tingkat kecemasan yang berat akan menyebabkan menurunnya kemampuan individu untuk berhubungan dengan orang lain. Intensitas kecemasan yang ekstrim dan memanjang disertai terbatasnya kemampuan individu untuk mengatasi masalah diyakini akan menimbulkan berbagai masalah gangguan berhubungan (menarik diri) E. Rentang Respon Menarik Diri
Respon Adaptif
Respon Maladaptif
- Menyendiri - Otonomi - Bekerjasama - Saling tergantung
- Merasa sendiri (Loneliness) - Menarik diri - Tergantung
- Manipulasi - Impulsif - Noreissism
Peran serta keluarga dalam merawat klien Menarik Diri
Keluarga Penting Artinya dalam perawatan dan penyembuhan pasien,keluarga pember perawatan utama dalam pemenuhan kebutuhan dasar dan mengoptimalkan ketenangan jiwa bagi pasien. Tujuan Perawatan adalah : Meningkatkan Kemandirian Pasien Pengoptimalan peran dalam masyarakat Meningkatkan kemampuan memecahkan masalah Perawatan Dirumah Yang Dapat Dilakukan Oleh Keluarga 1. Memenuhi kebutuhan sehari-hari 1. Bantu dan perhatikan pemenuhan kebutuhan makan, minum, kebersihan diri dan penampilan 2. Latih dan libatkan klien dalam kegiatan sehari-hari (cuci pakaian, setrika, menyapu, dll) 2. Bantu komunikasi dengan teratur 1. 2. 3. 4. 5. 6. Bicara jelas dan singkat Kontak / bicara secara teratur Pertahankan tatap mata secara teratur Lakukan sentuhan yang akrab Sabar, lembut, tidak terburu-buru Hindari kecemasan pada klien
3. Libatkan dalam Kelompok 1. Beri kesempatan untuk menonton TV, mendengarkan music, membaca buku, dll 2. Sediakan peralatan pribadi seperti tempat tidur, almari, dll 3. Pertemuan keluarga secara teratur Menyendiri bisa menimbulkan gangguan jiwa lain yaitu halusinasi ( merasa mendengar bisikan, merasa melihat bayangan, merasa ada yang meraba, merasa mencium bau, yang semua itu sebenarnya tidak ada.
DAFTAR PUSTAKA Budia Ana Keliat,dkk.1992.Peran Serta Keluarga dalam perawatan klien dengan gangguan jiwa.buku kedokteran. Kozier,Barbara.1979.Fundamental of nursing.california:Wesley publishing company. Stuart Sundeens,laraia,.1998.Priciples and Practice Psychiaric Nursing.sixth edition. Keliat, B.A. 1999. Kumpulan Makalah Keperawatan Jiwa. Tidak di publikasikan. Stuart. G.W. dan Sundeen. Sj. 1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 3. EGC Townsend. M.C. 1998. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Psikiatri Edisi 3. EGC Maramis, W, 2001. Ilmu Kedokteran Jiwa. Jakarta: EGC Stuart dan Sundeen, 2000. Buku Saku Keperawatn Jiwa, Jakarta: EGC http://rsjdsemarang.blogspot.com/ Jakarta : Jakarta :