Download - Revisi Makalah Perawatan Kulit
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Perawat bekerja dengan berpariasi klien yang memerlukan bantuan hygiene
pribadi atau harus belajar teknik hygiene yang sesuai. Hygiene adalah ilmu kesehatan.
Cara perawatan diri manusia untuk memelihara kesehatan mereka disebut hygiene
perorangan. Cara perawatan diri menjadi rumit dikarenakan kondisi fisik atau keadaan
emosional klien.
Pemeliharaan hygiene perorangan diperlukan untuk kenyamanan individu,
keamanan dan kesehatan. Seperti pada orang sehat memenuhi kebutuhan
kesehatannya sendiri, pada orang sakit atau tantangan fisik memelukan bantuan
perawat untuk melakukan praktek kesehatan yang rutin. Selain itu, beragam faktor
pribadi dan sosial budaya mempengaruhi praktek hygiene klien. Perawat menentukan
kemampuan klien untuk melakukan perawaan diri dan memberikan perawatan
hygiene menurut kebutuhan dan pilihan klien.
Memandikan klien merupakan bagian perawatan hygiene total. Mandi dapat
dikategorisasikan sebagai pembersihan atau terapetik. Mandi adalah salah satu cara
mempertahakan kebersihan kulit. Mandi akan membantu menciptakan suasana rileks,
menstimulasi sirkulasi pada kulit, meningkatkan rentang gerak selama mandi,
meningkatkan citra diri dan menstimulasi kecepatan maupun kedalaman respirasi.
Ketika klien tidak mampu mandi atau melakukan perawatan kulit pribadi
maka perawat memberikan bantuan penting atau mengajarkan keluarga atau temannya
bagaimana memberikan hygiene dengan cara dan pada waktu yang tepat. Interaksi
antara perawat dan klien selama mandi atau perawatan kulit akan memberi perawat
kesempatan untuk mengembangkan hubungan yang berarti dengan klien.
Mengganti alat tenun (bad making) atau yang lebih dikenal dengan merapikan
tempat tidur merupakan bagian personal hygiene karena tempat tidur yang bersih dan
rapi memberikan keamanan dan kenyamanan untuk peningkatan kesejahteraan pasien.
Salah satu aspek utama dalam pemberian asuhan keperawatan pada pasien
adalah mempertahankan integritas kulit. Hal ini dapat tercapai dengan memberikan
perawatan kulit yang terencana dan konsisten. Perawatan kulit yang tidak terencana
dan konsisten dapat mengakibatkan terjadinya gangguan integritas kulit (Hoff, 1989
1
dalam Potter & Perry, 2005). Gangguan integritas kulit dapat diakibatkan oleh
tekanan yang lama, iritasi kulit atau immobilisasi dan berdampak akhir timbulnya
luka dekubitus (Potter & Perry, 2005).
Dekubitus merupakan kerusakan atau kematian kulit sampai jaringan di bawah
kulit, bahkan menembus otot sampai mengenai tulang sehingga mengakibatkan
gangguan sirkulasi darah setempat. Dekubitus atau luka tekan adalah kerusakan
jaringan yang terlokalisir yang disebabkan karena adanya kompresi jaringan yang
lunak diatas tulang yang menonjol dan adanya tekanan dari luar dalam jangka waktu
yang lama. Kompresi jaringan akan menyebabkan gangguan pada suplai darah pada
daerah yang tertekan. Apabila ini berlangsung lama, hal ini menyebabkan insufisiensi
aliran darah, anoksia atau iskemia jaringan dan akhirnya dapat mengakibatkan
kematian sel (Sutanto, 2008 dalam Roy, 2008).
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara memandikan pasien di tempat tidur?
2. Bagaimana cara mencegah decubitus pada pasien tirah baring yang lama?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui cara memendikan pasien di tempat tidur
2. Untuk mengetahui cara mencegah decubitus
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Anatomi dan Fisiologi Kulit
Berbicara tentang mandi tentu kita tidak tereplepas dari fisiologi kulit Kulit
adalah suatu organ pembungkus seluruh permukaan luar tubuh, merupakan organ
terberat dan terbesar dari tubuh. Seluruh kulit beratnya sekitar 16 % berat tubuh, pada
orang dewasa sekitar 2,7 – 3,6 kg dan luasnya sekitar 1,5 – 1,9 meter persegi.
Tebalnya kulit bervariasi mulai 0,5 mm sampai 6 mm tergantung dari letak, umur dan
jenis kelamin. Kulit tipis terletak pada kelopak mata, penis, labium minus dan kulit
bagian medial lengan atas. Sedangkan kulit tebal terdapat pada telapak tangan, telapak
kaki, punggung, bahu dan bokong.
Secara embriologis kulit berasal dari dua lapis yang berbeda, lapisan luar
adalah epidermis yang merupakan lapisan epitel berasal dari ectoderm sedangkan
lapisan dalam yang berasal dari mesoderm adalah dermis atau korium yang
merupakan suatu lapisan jaringan ikat.
Epidermis
Epidermis adalah lapisan luar kulit yang tipis dan avaskuler. Terdiri dari epitel
berlapis gepeng bertanduk, mengandung sel melanosit, Langerhans dan merkel.
Tebal epidermis berbeda-beda pada berbagai tempat di tubuh, paling tebal pada
telapak tangan dan kaki. Ketebalan epidermis hanya sekitar5 % dari seluruh
ketebalan kulit. Terjadi regenerasi setiap 4-6 minggu.
Epidermis terdiri atas lima lapisan (dari lapisan yang paling atas sampai yang
terdalam) :
1.Stratum Korneum. Terdiri dari sel keratinosit yang bisa mengelupas dan
berganti.
2.Stratum Lusidum. Berupa garis translusen, biasanya terdapat pada kulit tebal
telapak kaki dan telapak tangan. Tidak tampak pada kulit tipis.
3.Stratum Granulosum.Ditandai oleh 3-5 lapis sel polygonal gepeng yang
intinya ditengah dan sitoplasma terisi oleh granula basofilik kasar yang dinamakan
granula keratohialin yang mengandung protein kaya akan histidin. Terdapat sel
Langerhans.
3
4.Stratum Spinosum. Terdapat berkas-berkas filament yang dinamakan
tonofibril, dianggap filamen-filamen tersebut memegang peranan penting untuk
mempertahankan kohesi sel dan melindungi terhadap efek abrasi. Epidermis pada
tempat yang terus mengalami gesekan dan tekanan mempunyai stratum spinosum
dengan lebih banyak tonofibril. Stratum basale dan stratum spinosum disebut
sebagai lapisan Malfigi. Terdapat sel Langerhans.
5.Stratum Basale (Stratum Germinativum). Terdapat aktifitas mitosis yang
hebat dan bertanggung jawab dalam pembaharuan sel epidermis secara konstan.
Epidermis diperbaharui setiap 28 hari untuk migrasi ke permukaan, hal ini
tergantung letak, usia dan faktor lain. Merupakan satu lapis sel yang mengandung
melanosit. Fungsi Epidermis adalah Proteksi barier, organisasi sel, sintesis vitamin
D dan sitokin, pembelahan dan mobilisasi sel, pigmentasi (melanosit) dan
pengenalan alergen (sel Langerhans).
Dermis
Merupakan bagian yang paling penting di kulit yang sering dianggap sebagai
“True Skin”.Terdiri atas jaringan ikat yang menyokong epidermis dan
menghubungkannya dengan jaringan subkutis. Tebalnya bervariasi, yang paling
tebal pada telapak kaki sekitar 3 mm. Dermis terdiri dari dua lapisan :
Lapisan papiler; tipis mengandung jaringan ikat jarang.
Lapisan retikuler; tebal terdiri dari jaringan ikat padat.
Serabut-serabut kolagen menebal dan sintesa kolagen berkurang dengan
bertambahnya usia. Serabut elastin jumlahnya terus meningkat dan menebal,
kandungan elastin kulit manusia meningkat kira-kira 5 kali dari fetus sampai
dewasa. Pada usia lanjut kolagen saling bersilangan dalam jumlah besar dan
serabut elastin berkurang menyebabkan kulit terjadi kehilangan kelemasannya dan
tampak mempunyai banyak keriput.
Dermis mempunyai banyak jaringan pembuluh darah. Dermis juga mengandung
beberapa derivat epidermis yaitu folikel rambut, kelenjar sebasea dan kelenjar
keringat. Kualitas kulit tergantung banyak tidaknya derivat epidermis di dalam
dermis. Fungsi Dermis adalah sebagai struktur penunjang, mechanical strength,
suplai nutrisi, menahan shearing forces dan respon inflamasi.
4
Subkutis
Merupakan lapisan di bawah dermis atau hipodermis yang terdiri dari lapisan
lemak. Lapisan ini terdapat jaringan ikat yang menghubungkan kulit secara
longgar dengan jaringan di bawahnya. Jumlah dan ukurannya berbeda-beda
menurut daerah di tubuh dan keadaan nutrisi individu. Berfungsi menunjang
suplai darah ke dermis untuk regenerasi.
Fungsi Subkutis / hipodermis : melekat ke struktur dasar, isolasi panas, cadangan
kalori, kontrol bentuk tubuh dan mechanical shock absorber.
VASKULARISASI KULIT
Arteri yang memberi nutrisi pada kulit membentuk pleksus terletak antara lapisan
papiler dan retikuler dermis dan selain itu antara dermis dan jaringan subkutis.
Cabang kecil meninggalkan pleksus ini memperdarahi papilla dermis, tiap papilla
dermis punya satu arteri asenden dan satu cabang vena. Pada epidermis tidak terdapat
pembuluh darah tapi mendapat nutrient dari dermis melalui membran epidermis
FISIOLOGI KULIT
Kulit merupakan organ yang berfungsi sangat penting bagi tubuh diantaranya
adalah memungkinkan bertahan dalam berbagai kondisi lingkungan, sebagai barier
infeksi, mengontrol suhu tubuh (termoregulasi), sensasi, eskresi dan metabolisme.
Fungsi proteksi kulit adalah melindungi dari kehilangan cairan dari elektrolit, trauma
mekanik, ultraviolet dan sebagai barier dari invasi mikroorganisme patogen. Sensasi
telah diketahui merupakan salah satu fungsi kulit dalam merespon rangsang raba
karena banyaknya akhiran saraf seperti pada daerah bibir, puting dan ujung jari. Kulit
berperan pada pengaturan suhu dan keseimbangan cairan elektrolit. Termoregulasi
dikontrol oleh hipothalamus.
Temperatur perifer mengalami proses keseimbangan melalui keringat,
insessible loss dari kulit, paru-paru dan mukosa bukal. Temperatur kulit dikontrol
dengan dilatasi atau kontriksi pembuluh darah kulit. Bila temperatur meningkat terjadi
vasodilatasi pembuluh darah, kemudian tubuh akan mengurangi temperatur dengan
melepas panas dari kulit dengan cara mengirim sinyal kimia yang dapat meningkatkan
aliran darah di kulit. Pada temperatur yang menurun, pembuluh darah kulit akan
vasokontriksi yang kemudian akan mempertahankan panas.
5
B. Pengkajian Fisik Kulit
Selama membantu klien melakukan higiene pribadi, perawat mengkaji seluruh
permukaan luar tubuh. Menggunakan keterampilan inspeksi dan palpasi perawat
mencari perubahan dalam integumen dalam tambahan pada perubahan sirkulasi,
menentukan kebutuhan klien akan higiene yang terus-menerus, dan mencatat
perubahan integumen sebagai respon klien terhadap terapi keperawatan dan medis.
Perawat menentukan kondisi kulit dengan mengobservasi warna, tekstur,
turgor, temperatur, dan hidrasi kulit
Perawat juga mengkaji masalah kulit yang dipengaruhi oleh cara-cara higienis.
Perawat mencatat daerah kulit kering akibat kebanyakan mandi; penggunaan sabun
yang berlebihan; atau penggunaan sabun yang kasar, alkalin. Area kulit maserasi
(pelembut) mungkin telah terbentuk akibat pengeringan yang tidak sesuai. Perawat
mengobservasi daerah kalus pada kaki atau tangan yang dapat menguntungkan dari
pelembaban dan aplikasi dari losion. Bagaimanapun, kewaspadaan harus dilakukan
untuk tidak meninggalkan losion di antara jari, karena hal ini merusak kulit.
Ketika menginspeksi kulit, perawat mencatat adanya dan kondisi lesi. Tipe-
tipe tertentu memiliki implikasi bagi tindakan higienis. Bila perawat mengobservasi
masalah kulit klien, hal ini membantu untuk menentukan perawatan kulit yang sesuai
bagi klien.
Karakteristik kulit normal
Kulit halus dan kering
Kulit utuh dan tidak memiliki abrasi
Kulit terasa hangat kertika dipalpasi
Perubahan yang terlokalisasi dalam tekstur dapat dipalpasi pada permukaan
kulit. Kulit lembut dan fleksibel.
Ada turgor yang baik (elastis dan tetap) dengan kulit yang secara umum halus
dan lembut.
Warna kulit beragam dari bagian tubuh ke bagian tubuh lain, dengan rentang
dari coklat tua ke merah muda ke merah muda terang.
PERUBAHAN PERKEMBANGAN
Umur mempengaruhi kondisi normal kulit dan tipe tindakan higienis yang
diperlukan. Kulit neonatus relatif belum matang. Epidermis dan dermis menyatu
6
bersama dengan longgar. Kulitnya sangat tipis sehingga kerusakan kulit pada
neonatus lebih mudah menimbulkan infeksi.
Lapisan kulit todler lebih menyatu bersama dengan rapat. Dengan demikian
anak-anak memiliki resistensi yang terbesar untuk infeksi dan iritasi kulit.
Selama remaja pertumbuhan dan maturasi integumen meningkat. Pada wanita,
sekresi esterogen menyebabkan kulit menjadi lebih halus, lembut, dan tebal, dengan
peningkatan vaskularitas. Pada pria, hormonnya memprosuksi peningkatan ketebalan
dari kulit beberapa berwarna gelap. Kelenjar sebasea menjadi lebih aktif, yang
mempengaruhi remaja menjadi berjerawat. Kelenjar keringat ekrin dan apokrin
berfungsi penuh selama pubertas.
Kondisi kulit dewasa tergantung pada praktik higienis dan paparan iritan
lingkungan. Kulit normalnya elastis, terhidrasi baik, kuat, dan halus. Sejalan dengan
usia, kulit kehilangan daya kenyal dan kelembaban. Pada kelenjar sebasea dan
keringat menjadi kurang aktif. Epitalium menipis, dan serabut kolagen elastik
menyusut, sehingga kulit mudah pecah dan subjek luka memar dan pecah. Perubahan
ini mengeluarkan peringatan ketika bergerak dan mengatur posisi pada lansia. Khas
kulit lansia adalah kering dan berkerut.
C. Perawatan Kulit
Perawatan kulit merupakan tindakan keperawatan untuk mempertahankan
integritas kulit agar tidak terjadi kerusakan jaringan lebih lanjut. Daerah yang sering
terjadi luka tekan (Decubitus) antara lain tonjolan tulang dan daerah mana saja yang
mendapat atau mengalami tekanan.
Beberapa pasien mungkin harus dimandikan di tempat tidur. Pasien lain
dengan izin dokter diperbolehkan untuk mandi tub atau mandi shower. Perawatann
mandi dengan air hangat dan sabun yang lembut diberikan untuk menghilangkan
kotoran dan keringat, meningkatan sirkulasi dan memberikan latihan ringan pada
pasien (Hegner, 2003).
Mandi parsial atau mandi sebagian di tempat tidur termsuk memandikan hanya
bagian badan yang dapat menyebabkan ketidaknyamanan atau bau jika tidak mandi
(misalnya tangan, muka, daerah perineal dan axilla) (Potter, 2006).
Kamar pasien tanpa melihat tempat tidurnya adalah rumah bagi pasien selama
ia berada di Rumah sakit. Tempat tidur yang rapi memberikan keamanan dan
kenyamanan yang sangat berperan penting bagi kesejahteraan pasien (Hegner, 2003).
7
Sikap baring pasien sebaiknya diusahakan yang menyenangkan baginya.
Pasien yang tidak dapat bergerak aktif sendiri karena lumpuh atau pingsan harus
diubah sikap baringnya 2 sampai 3 jamkarena daerah yang tertekan terus menerus
dapat terganggu aliaran darahnya sehingga mudah timbul dekubitus (Rosmawarna,
1985).
D. Faktor – faktor yang mempengaruhi kebersihan diri
1. Body Image
Penampilan umum klien dapat menggambarkan pentinya hygiene pada orang
tersebut. Citra tubuh merupakan konsep subjektif seseorang tentang penampilan
fisiknya. Citra tubuh ini dapat sering berubah. Citra tubuh mempengaruhi cara
mempertahankan hygiene. Jika seorang klien rapi sekali maka perawat
mempertimbaagkan rincian kerapian ketika merencanakan keperawatan dan
berkonsultasi pada klien sebelum membuat keputusan tentang bagaimana
memberikan peraatan hygienis. Karena citra tubuh klien dapat berubah akibat
pembedahan atau penyakit fisik maka perawat harus membuat suatu usaha ekstra
untuk meningkatkan hygiene.
2. Praktik social.
Kelompok-kelompok social wadah seorang klien berhubungan dapat
mempengaruhi praktik hygiene pribadi. Selama masa kanak-kanak, kanak-kanak
mendapatkan praktik hygiene dari orang tua mereka. Kebiasaan keluarga, jumlah
orang dirumah, dan ketersediaan air panas dan atau air mengalir hanya merupakan
beberapa faktok yang mempengaruhi perawatan kebersihan.
3. Status sosio-ekonomi
Sumber daya ekonomi seeorang mempengruhi jenis dan tingkat praktik
kebersihan yang digunakan. Perawat hrus menentukan apakah klien dapat
menyediakan bahan-bahan yang penting seperti deodorant, sampo, pasta gigi dan
kometik. Perawat juga harus menentukan jika penggunaan produk-produk ini
merupakan bagian dari kebiasaan social yang dipraktikkan oleh kelompok social
klien.
4. Pengetahuan
Pengtahuan tentang pentingnya hygiene dan implikasinya bagi kesehatan
mempengaruhi praktik hygiene. Kendati demikian, pengetahuan itu sendiri
tidaklah cukup. Klien juga harus termotivasi untuk memelihara perawatan-diri.
8
Seringkali, pembelajaran tentang penyakit atau kondisi mendorong klien untuk
meningkatkan hygiene. Pembelajaran praktik tertentu yang diharapkan dan
menguntungkan dalam mngurangi resiko kesehatan dapat memotifasi seeorang
untuk memenuhi perawatan yang perlu.
5. Variable kebudayaan
Kepercayaan kebudayaan klien dan nilai pribadi mempengaruhi perawatan
hygiene. Orang dari latar kebudayaan yang berbeda mengikuti praktik
keperawatan diri yang berbeda pula. Di asia kebersihan dipandang penting bagi
kesehatan. Di Negara-negara eropa, bagaimanapun, hal ini biasa untuk mandi
secara penuh hanya sekali dalam seminggu.
6. Pilihan pribadi
Setiap klien memiliki keinginan individu dan pilihan tentang kapan untuk mandi,
bercukur, dan melakukan perawatan rambut . klien memilih produk yang berbeda
(mis. Sabun, sampo, deodorant, dan pasta gigi) menurut pilihan pribadi.
7. Kondisi fisik.
Orang yang menderita penyakit tertentu (mis. Kanker tahap lanjut) atau menjalani
operasi sering kali kekurangan energi fisik atau ketangkasan untuk melakukan
hygiene pribadi.
E. Dampak yang Sering Timbul pada Masalah Personal Hygiene
1. Dampak Fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpeliharanya
kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan fisik yang sering terjadi adalah
gangguan integritas kulit, gangguan membrane mukosa mulut, infeksi pada mata
dan telinga, dan gangguan fisik pada kuku.
2. Dampak Psikososial
Masalah social yang berhubungan dengan Personal Hygiene adalah gangguan
kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri,
aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial.
F. Tindakan Perawatan Kulit
Memandikan pasien
Tujuan Tindakan memandikan pasien di tempat tidur
1. Membersihkan badan
9
2. Memberikan perasaan segar
3. Merangsang peredaran darah, otot-otot, dan urat saraf bagian periver (saraf
tepi)
4. Sebagai pengobatan
5. Mencegah timbulnya luka dan komplikasi pada kulit
6. Mendidik penderita dalam kebersihan perorangan
Indikasi
Semua pasien untuk memenuhi kebutuhan hygienenya
Alat dan Bahan
1. Baskom mandi dua buah, masing-masing beridi air dingin dan air hangat
2. Pakaian pengganti
3. Kain penutup
4. Handuk dua buah
5. Sarung tangan pengusap badan (Washcloth) dua buah
6. Tempat untuk pakaian kotor
7. Sampiran
8. Sabun
9. Bedak, deodorant, lotion
10. Sisir, sampo (perawatan rambut)
Prosedure
Tahap pra interaksi
1. Jelaskan prosedur pada pasien
2. Cuci tangan. Ingatlah untuk mencuci tangan, mengidentifikasi pasien
dan memberikan privasi
3. Siapkan semua peralatan yang diperlukan.
4. Pastikan semua jendela dan pintu dalam keadaan tertutup.
Tahap interaksi
1. Atur posisi pasien.
2. Lepaskan pakaian tidur pasien dan letakkan di tempat pakaian kotor
( pasien dianggap tidak memakai infus)
1. Longgarkan pakaian mulai dari leher
2. Lepaskan pakaian menuruni lengan
3. Pastikan bahwa pasien diselimuti dengan selimut mandi .
4. Jika pada saat itu pasien sedang diinfus:
10
3. Lepaskan pakaian dari lengan yang tidak diinfus
4. Gulung lengan pakaian itu ke belakang badan dan melewati lengan dan
lokasi yang diinfus. Hati-hati dengan selang infus.
5. Lipat bahan pakaian itu dengan satu tangan sehingga tidak ada tarikan
atau tekanan pada selang dan perlahan-lahan turunkan pakaian
melewati ujung jari
6. Dengan tangan yang lain, angkat selang infus dari tiangnya dan
masukkan dalam lipatan pakaian pastikan untuk tidak merendahkan
botol infus. Tarik pakaiannya, kembalikan botol infus ke tiang
penggantungnya.
7. Bantulah pasien untuk bergerak ke sisi tempat tidur yang dekat dengan
anda. Mulailah dengan yang trjauh dari anda.
8. Lipat handuk wajah di tepi atas selimut mandi agar tetap kering. Pakai
sarung tangan jika perlu.
9. Buat sarung tangan dengan meliapat washcloth di sekitar tangan.
10. Basahi washcloth.
11. Basuh mata pasien, gunakan ujung handuk yang berbeda .
12. Usap dari dalam keluar.
13. Jangan menggunakan sabun dekat mata.
14. Jangan menggunakan sabun pada wajah kecuali permintaan pasien.
15. Bilas washcloth dan beri sabun jika pasien menginginkan. Peras
washcloth, jangan meninggalkan sabun dalam air.
16. Basuh dan bilas wajah, telinga dan lehernya dengan baik, gunakan
handuk untuk mengeringkannya.
17. Buka lengan pasien yang terjauh (terjauh dari anda). Tutupi ranjang
dengan handuk mandi yang diletakkan di bawah lengan.
18. Basuh,dengan arah akral (ujung) ke arah axilla, bilas dan keringkan
lengan dan tangan.
19. Pastikan axilla bersih dan kering.
20. Ulangi untuk lengan yang lain (lengan yang terdekat dari anda).
21. Pakaikan deodorant dan bedak jika pasien memintanya atau
membutuhkannya
22. Tutupi dada pasien dengan handuk mandi. Kemudian lipat selimut
sampai ke pinggang di bawah handuk
11
23. Basuh, bilas dan keringkan bagian dada .Bilas dan keringkan lipatan di
bawah payudara pasien wanita untuk menghindari iritasi kulit.
24. Beri sedikit bedak jika perlu sesuai dengan ketentuan fasilitas.
25. Jangan biarkan bedak menempel.
26. Lipat selimut mandi sampai ke daerah pubis (tempat genitalia
eksterna). Basuh, bilas dan keringkan daerah abdomen. Lipat selimut
mandi ke atas untuk menutupi perut dan dada. Ambil handuk dari
bawah selimut mandi.
27. Minta pasien untuk menekuk lututnya, jika mungkin. Lipat handuk
mandi ke atas agar paha, tungkai dan kaki terbuka. Tutupi ranjang
dengan handuk mandi.
28. Basuh dan bilas tungkai dan kaki.
29. Pada saat memindahkan kaki, topang kaki dengan benar.
30. Angkat kaki dan pindahkan baskom ke sisi lain tempat tidur.
Keringkan tungkai dan kaki. Keringkan dengan baik sela-sela jari kaki.
31. Ulangi untuk tungkai dan kaki yang lain.
32. Lakukan perawatan kuku jika perlu. Usapkan lotion pada kaki pasien
yang berkulit kering.
33. Bantu pasien untuk miring ke arah yang berlawanan dengan anda.
Bantu pasien untuk bergerak ke tengah tempat tidur. Letakkan handuk
mandi memanjang berdekatan dengan punggung pasien.
34. Basuh, bilas dan keringkan leher, punggung dan bokong
35. Gunakan usapan yang tegas dan memanjang ketika membasuh
punggung. Beri lotion, massage
36. Usapan punggung biasanya dilakukan pada saat ini. Bantu pasien
telentang.
37. Letakkan handuk di bawah bokong dan tungkai atas. Letakkan
washcloth, sabun, baskom,dan handuk mandi dalam jangkauan pasien.
38. Minta pasien untuk menyelesaikan mandinya dengan membersihkan
genitalianya. Bantulah pasien jika perlu. Anda harus mengambil alih
tanggung jawab tersebut, jika pasien mengalami kesulitan. Seringkali
pasien merasa enggan uuntuk meminta bantuan. Jika membantu pasien,
gunakan sarung tangan sekali pakai.
12
39. Untuk pasien wanita,basuh dari depan ke belakang, keringkan dengan
hati-hati.
40. Untuk pasien pria, pastikan untuk membasuh dan mengeringkan penis,
scrotum, dan daerah pangkal paha dengan hati-hati.
41. Lakukan latihan rentang gerak sesuai perintah.
42. Tutupi bantal dengan handuk. Lakukan perawatan rambut, sisir atau
sikat rambut pasien. Perawatan mulut biasanya diberikan pada saat ini.
43. Letakkan handuk-handuk dan washcloth di tempat linen kotor.
44. Siapkan pakaian bersih.
45. Bersihkan dan kembalikan alat-alat.
46. Letakkan washcloth dan handuk-handuk bersih di sandaran sisi tempat
tidur atau gantung.
47. Ganti linen setelah melakukan prosedur merapikan tempat tidur
occupied. Ganti dan letakkan linen kotor pada tempat linen kotor.
48. Lakukan semua tindakan penyelesaian prosedur.
49. Mencuci tangan
50. Laporkan penyelesaian tugas dan mendokumentasikan waktu,
memandikan di tempat tidur dan reaksi pasien.
Perawatan kulit di daerah tertekan
Tujuan perawatan kulit di daerah tertekan
Mencegah dan mengatasi luka decubitus akibat tekanan lama dan tidak hilang.
Indikasi
Semua pasien yang tirah baring lama
Alat dan Bahan
1. Baskom kecil
2. Sabun
3. Air
4. Agents pembunuh
5. Balutan
6. Pelindung kulit
7. Plester
8. Sarung tangan
13
Proseur Kerja Tindakan Keperawatan Merawat Kulit pada Daerah Tertekan
1. Jelaskan prosedur pada pasien
2. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan
3. Tutup pintu ruangan
4. Atur posisi pasien dengan miring kekanan atau kekiri
5. Kaji luka atau kulit tertekan dengan memperhatikan warna, kelembaban,
penampilan sekitar kulit, ukur diameter kulit dan ukur kedalaman
6. Cuci kulit sekitar luka dengan air hangat atau sabun cuci secara menyeluruh
7. Dengan perlahan, keringkan kulit secara menyeluruh dengan massage
8. Bersihkan luka secara menyeluruh dengan cairan normal atau agents
pembersih, gunakan semprit irigasi luka pada luka yang dalam
9. Setelah selesai, berikan obat atau agents topikal
10. Catat hasil
11. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perawatan kulit merupakan tindakan keperawatan untuk mempertahankan integritas
kulit agar tidak terjadi kerusakan jaringan lebih lanjut. Daerah yang sering terjadi luka
tekan (Decubitus) antara lain tonjolan tulang dan daerah mana saja yang mendapat atau
mengalami tekanan.
Faktor – faktor yang mempengaruhi kebersihan diri
1. Body Image
Penampilan umum klien dapat menggambarkan pentinya hygiene pada orang
tersebut. Citra tubuh merupakan konsep subjektif seseorang tentang penampilan
fisiknya. Citra tubuh ini dapat sering berubah. Citra tubuh mempengaruhi cara
mempertahankan hygiene. Jika seorang klien rapi sekali maka perawat
mempertimbaagkan rincian kerapian ketika merencanakan keperawatan dan
berkonsultasi pada klien sebelum membuat keputusan tentang bagaimana
memberikan peraatan hygienis. Karena citra tubuh klien dapat berubah akibat
pembedahan atau penyakit fisik maka perawat harus membuat suatu usaha
ekstra untuk meningkatkan hygiene.
2. Praktik social.
Kelompok-kelompok social wadah seorang klien berhubungan dapat
mempengaruhi praktik hygiene pribadi. Selama masa kanak-kanak, kanak-
kanak mendapatkan praktik hygiene dari orang tua mereka. Kebiasaan keluarga,
jumlah orang dirumah, dan ketersediaan air panas dan atau air mengalir hanya
merupakan beberapa faktok yang mempengaruhi perawatan kebersihan.
3. Status sosio-ekonomi
Sumber daya ekonomi seeorang mempengruhi jenis dan tingkat praktik
kebersihan yang digunakan. Perawat hrus menentukan apakah klien dapat
menyediakan bahan-bahan yang penting seperti deodorant, sampo, pasta gigi
dan kometik. Perawat juga harus menentukan jika penggunaan produk-produk
ini merupakan bagian dari kebiasaan social yang dipraktikkan oleh kelompok
social klien.
15
4. Pengetahuan
Pengtahuan tentang pentingnya hygiene dan implikasinya bagi kesehatan
mempengaruhi praktik hygiene. Kendati demikian, pengetahuan itu sendiri
tidaklah cukup. Klien juga harus termotivasi untuk memelihara perawatan-diri.
Seringkali, pembelajaran tentang penyakit atau kondisi mendorong klien untuk
meningkatkan hygiene. Pembelajaran praktik tertentu yang diharapkan dan
menguntungkan dalam mngurangi resiko kesehatan dapat memotifasi seeorang
untuk memenuhi perawatan yang perlu.
5. Variable kebudayaan
Kepercayaan kebudayaan klien dan nilai pribadi mempengaruhi perawatan
hygiene. Orang dari latar kebudayaan yang berbeda mengikuti praktik
keperawatan diri yang berbeda pula. Di asia kebersihan dipandang penting bagi
kesehatan. Di Negara-negara eropa, bagaimanapun, hal ini biasa untuk mandi
secara penuh hanya sekali dalam seminggu.
6. Pilihan pribadi
Setiap klien memiliki keinginan individu dan pilihan tentang kapan untuk
mandi, bercukur, dan melakukan perawatan rambut . klien memilih produk yang
berbeda (mis. Sabun, sampo, deodorant, dan pasta gigi) menurut pilihan pribadi.
7. Kondisi fisik.
Orang yang menderita penyakit tertentu (mis. Kanker tahap lanjut) atau
menjalani operasi sering kali kekurangan energi fisik atau ketangkasan untuk
melakukan hygiene pribadi.
Dampak yang Sering Timbul pada Masalah Personal Hygiene
1. Dampak Fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak
terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan fisik yang
sering terjadi adalah gangguan integritas kulit, gangguan membrane mukosa
mulut, infeksi pada mata dan telinga, dan gangguan fisik pada kuku.
2. Dampak Psikososial
Masalah social yang berhubungan dengan Personal Hygiene adalah
gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai,
kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial.
16
B. Saran
Dalam perawatan kulit yang harus diperhatikan adalah kebersihan dari pasien yang tirah
baring lama.
17
DAFTAR PUSTAKA
Doenges M E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Untuk Perencanaan Dan
Dokumentasi Perawatan Pasien Edisi 3. Jakarta : EGC
Harahap, Marwali. 2000. Ilmu Penyakit Kulit. Jakarta : Hipokrates
Hidayat, Aziz Alimul. 2004. Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta :
EGC.
Mansjoer , Arief. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : EGC
Potter, Patricia A dan Anne Griffin Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental
Keperawatan:Konsep, Proses, dan Praktik. Jakarta: EGC.
Syaifudin. 1997. Anatomi Fisiologi. Jakarta : EGC
18