Download - Reumatoid Atristik

Transcript
Page 1: Reumatoid Atristik

Reumatoid Atristik

Kelompok 5

Page 2: Reumatoid Atristik

1. Pengertian Atristik Reumatoid

Kata arthritis berasal dari dua kata Yunani. Pertama, arthron, yang berarti sendi. Kedua, itis yang berarti peradangan, secara harfiah arthritis berarti radang sendi. Sedangkan rheumatoid arthritis adalah suatu penyakit autoimun dimana persendian (biasanya sendi tangan dan kaki) mengalami peradangan, sehingga terjadi pembengkakan, nyeri dan seringkali akhirnya menyebabkan kerusakan bagian dalam sendi (Godon, 2002).

Engram (1998) mengatakan bahwa, rheumatoid arthritis adalah penyakit jaringan penyambung sistemik dan kronis di karakteristikkan oleh inflamasi dari membran sinovial dari sendi diartroidial.

Page 3: Reumatoid Atristik

Artritis Reumatoid adalah penyakit autoimun sistemik kronis yang tidak diketahui penyebabnya dikarekteristikan dengan reaksi inflamasi dalam membrane sinoviali yang mengarah pada destruksi kartilago sendi dan deformitas lebih lanjut. (Susan Martin Tucker. 1998).

Artritis Reumatoid (AR) adalah kelainan inflamasi yang terutama mengenai membran sinovial dari persendian dan umumnya ditandai dengan nyeri persendian, kaku sendi, penuruinan mobilitas, dan keletihan. (Diace C. Baughman, 2000).

Artritis Rematoid adalah suatu penyakit inflamasi kronikl dengan manifestasi utama poliartritis progresif dan melibatkan seluruh organ tubuh. (Arif Mansjour. 2001).

Page 4: Reumatoid Atristik

Klasifikasi Rheumatoid Arthritis Berdasarkan Gejalanya

• Kelas I : Masih dapat melakukan aktivitas sehari-hari dan aktivitas olah raga

• Kelas II : Masih bisa melakukan aktivitas sehari-hari tapi mulai terbatas dan kesulitan melakukan gerakan olah raga

• Kelas III : Aktivitas sehari-hari juga sudah mulai terganggu.

• Kelas IV : Aktivitas sehari-hari sudah sangat terbatas, apa lagi aktivitas fisik lainnya.

Page 5: Reumatoid Atristik

Etiologi Atristik Reumatoid

Penyebab Artritis Reumatoid masih belum diketahui. Faktor genetik dan beberapa faktor lingkungan telah lama diduga berperan dalam timbulnya penyakit ini. Hal ini terbukti dari terdapatnya hubungan antara produk kompleks histokompatibilitas utama kelas II, khususnya HLA-DR4 dengan AR seropositif. Pengemban HLA-DR4 memiliki resiko relatif 4:1 untuk menderita penyakit ini.Kecenderungan wanita untuk menderita AR dan sering dijumpainya remisi pada wanita yang sedang hamil menimbulkan dugaan terdapatnya faktor keseimbangan hormonal sebagai salah satu faktor yang berpengaruh pada penyakit ini. Walaupun demikian karena pemberian hormon estrogen eksternal tidak pernah menghasilkan perbaikan sebagaimana yang diharapkan, sehingga kini belum berhasil dipastikan bahwa faktor hormonal memang merupakan penyebab penyakit ini.

Page 6: Reumatoid Atristik

Sejak tahun 1930, infeksi telah diduga merupakan penyebab AR. Dugaan faktor infeksi sebagai penyebab AR juga timbul karena umumnya onset penyakit ini terjadi secara mendadak dan timbul dengan disertai oleh gambaran inflamasi yang mencolok. Walaupun hingga kini belum berhasil dilakukan isolasi suatu mikroorganisme dari jaringan sinovial, hal ini tidak menyingkirkan kemungkinan bahwa terdapat suatu komponen peptidoglikan atau endotoksin mikroorganisme yang dapat mencetuskan terjadinya AR. Agen infeksius yang diduga merupakan penyebab AR antara lain adalah bakteri, mikoplasma atau virus.

Heat shock protein (HSP) adalah sekelompok protein berukuran sedang (60 sampai 90 kDa) yang dibentuk oleh sel seluruh spesies sebagai respons terhadap stress. Walaupun telah diketahui terdapat hubungan antara HSP dan sel T pada pasien AR, mekanisme ini belum diketahui dengan jelas.

Page 7: Reumatoid Atristik

Tanda dan Gejala Reumatoid Atristik

Tanda dan gejala setempat1. Sakit persendian disertai kaku terutama pada pagi hari

(morning stiffness) dan gerakan terbatas, kekakuan berlangsung tidak lebih dari 30 menit dan dapat berlanjut sampai berjam-jam dalam sehari. Kekakuan ini berbeda dengan kekakuan osteoartritis yang biasanya tidak berlangsung lama.

2. Lambat laun membengkak, panas merah, lemah3. Poliartritis simetris sendi perifer atau semua sendi bisa

terserang,panggul, lutut, pergelangan tangan, siku, rahang dan bahu. Paling sering mengenai sendi kecil tangan, kaki, pergelangan tangan, meskipun sendi yang lebih besar seringkali terkena juga

Page 8: Reumatoid Atristik

4. Artritis erosive atau sifat radiologis penyakit ini. Peradangan sendi yang kronik menyebabkan erosi pada pinggir tulang dan ini dapat dilihat pada penyinaran sinar X

5. Deformitas atau pergeseran ulnar, deviasi jari-jari, subluksasi sendi metakarpofalangea, deformitas beoutonniere dan leher angsa. Sendi yang lebih besar mungkin juga terserang yang disertai penurunan kemampuan fleksi ataupun ekstensi. Sendi mungkin mengalami ankilosis disertai kehilangan kemampuan bergerak yang total

6. Rematoid nodul merupakan massa subkutan yang terjadi pada 1/3 pasien dewasa, kasus ini sering menyerang bagian siku (bursa olekranon) atau sepanjang permukaan ekstensor lengan bawah, bentuknya oval atau bulat dan padat.

Page 9: Reumatoid Atristik

Tanda dan gejala sistemik

• Lemah, demam, tachikardi, berat badan turun, anemia, anoreksia

• Bila ditinjau dari stadium, maka pada RA terdapat tiga stadium yaitu:1. Stadium Sinovisis

Pada stadium ini terjadi perubahan dini pada jaringan sinovial yang ditandai hiperemi, edema karena kongesti, nyeri pada saat istirahat maupun saat bergerak, bengkak dan kekakuan

Page 10: Reumatoid Atristik

2. Stadium DestruksiPada stadium ini selain terjadi kerusakan pada jaringan sinovial terjadi juga pada jaringan sekitarnya yang ditandai adanya kontraksi tendon

3. Stadium DeformitasPada stadium ini terjadi perubahan secara progresif dan berulang kali, deformitas dan gangguan fungsi secara menetap. Perubahan pada sendi diawali adanya sinovitis, berlanjut pada pembentukan pannus, ankilosis fibrosa dan terakhir ankilosis tulang.

Page 11: Reumatoid Atristik

Patofisiologi

Arthritis rheumatoid adalah penyakit peradangan kronik yang menyebabkan degenerasi jaringan ikat. Peradangan (inflamasi) pada AR terjadi secara terus-menerus terutama pada organ sinovium dan menyebar ke struktur sendi di sekitarnya seperti tulang rawan, kapsul fibrosa sendi, ligamen dan tendon. Inflamasi ditandai dengan penimbunan sel darah putih, pengaktifan komplemen, fagositosis ekstensif dan pembentukan jaringan granular. Inflamasi kronik menyebabkan hipertropi dan penebalan pada membran sinovium, terjadi hambatan aliran darah dan nekrosis sel dan inflamasi berlanjut (Wiralis 2008).

Page 12: Reumatoid Atristik

Inflamasi menyebabkan pelepasan berbagai protein sitokin. Sitokin memiliki fungsi antara lain memelihara keseimbangan tubuh selama terjadi respon imun, infeksi, kerusakan, perbaikan jaringan, membersihkan jaringan mati, darah yang membeku dan proses penyembuhan. Jika produksi sitokin meningkat, kelebihan sitokin dapat menyebabkan kerusakan yang serius pada sendi saat inflamasi AR. Sitokin yang berperan penting pada AR antara lain adalah IL-1, IL-6, TNF-α dan NO. Nitrit oksida, diketahui dapat menyebabkan kerusakan sendi dan berbagai manifestasi sistemik (Rahmat 2006).

Leukosit adalah bagian sistem imun tubuh yang secara normal dibawa ke sinovium dan menyebabkan reaksi inflamasi atau sinoviositis saat antigen berkenalan dengan sistem imun. Elemen-elemen sistem imun (gambar 1) dibawa ke tempat antigen, melalui peningkatan suplai darah (hiperemi) dan permeabilias kapiler endotel, sehingga aliran darah yang menuju ke lokasi antigen lebih banyak membawa makrofag dan sel imun lain (Fonnie 2007).

Page 13: Reumatoid Atristik

Saat inflamasi leukosit berfungsi menstimulasi produksi molekul leukotriens, prostaglandin (membuka pembuluh darah dan meningkatkan aliran darah) dan NO (gas yang berperan dalam fleksibilitas dan dilatasi pembuluh darah, dalam jumlah yang tinggi merupakan substansi yang berperan besar pada berbagai kerusakan AR) (Visioli 2002).

Peningkatan permeabilitas vaskular lokal menyebabkan anafilatoksin (C3, C5). Local vascular pada endotel melepas NO dengan vasodilatasi, meningkatkan permeabilitas vaskular, ekspresi molekul adhesi pada endothel, pembuluh darah, ekspresi molekul MHC kelas II dan infiltrasi sel neutrofil dan makrofag (Anonim 2010).

Page 14: Reumatoid Atristik

Gambar 1. Mekanisme inflamasi yang terlibat dalam proses AR(Sumber: Arthritis research & therapy,2007)

Page 15: Reumatoid Atristik

Inflamasi sinovial dapat terjadi pada pembuluh darah, yang menyebabkan hiperplasia sel endotel pembuluh darah kecil, fibrin, platelet dan inflamasi sel yang dapat menurunkan aktivitas vaskuler pada jaringan sinovial. Hal ini menyebabkan gangguan sirkulasi darah dan berakibat pada peningkatan metabolisme yang memacu terjadinya hipertropi (bengkak) dan hiperplasia (membesar) dan sel dalam keadaan. Sel yang hipoksia dalam sinovium berkembang menjadi edema dan menyebabkan multiplikasi sel sinovial. Sel pada sinovium tumbuh dan membelah secara abnormal, membuat lapisan sinovium menebal, sehingga sendi membesar dan bengkak (Ackerman and Rosai 2005).

Page 16: Reumatoid Atristik

Gambar 2. Perbandingan sel normal dan kondisi hipoksia (Sumber: Arthritis research & therapy,2007)

Page 17: Reumatoid Atristik

Berkembangnya fase penyakit, ditunjukkan dengan penebalan synovial membentuk jaringan yang disebut panus. Panus adalah lembaran/lapisan yang menebal membentuk granulasi. Panus dapat menyebar ke dalam sinovium sendi dan bersifat destrukstif terhadap elemen sendi (Bresnihan et al 1998).

Interaksi antara antibodi dan antigen menyebabkan perubahan komposisi cairan sinovial, cairan sinovial kurang mampu mempertahankan fungsi normal dan bersifat agresif-destruktif. Respons dari perubahan dalam sinovium dan cairan sinovial, menyebabkan kerusakan sejumlah besar sendi dan jaringan lunak secara bertahap berdasarkan fase perkembangan penyakit (Ackerman and Rosai 2004).

Page 18: Reumatoid Atristik

Destruksi yang terjadi pada tulang menyebabkan kelemahan tendon dan ligamen, perubahan struktur tulang dan deformitas sendi sehingga mempengaruhi aktivitas harian dan menghilangkan fungsi normal sendi. Destruksi dapat terjadi oleh serangan panus (proliferasi sel pada lining sinovial) ke subkodral tulang. Destruksi tulang menyebabkan area hialin kartilago dan lining synovial tidak dapat menutupi tulang, sendi dan jaringan lunak (Hellman 2004 & Ackerman 2004).

Tahap lebih lanjut, terjadi kehilangan struktur artikular kartilago dan menghasilkan instabilitas terhadap fungsi penekanan sendi, menyebabkan aktivitas otot tertekan oleh destruksi tulang, lebih jauh menyebabkan perubahan struktur dan fungsi sendi yang bersifat ireversibel dan dapat terjadi perubahan degeneratif terutama pada densitas sendi. Destruksi dapat menyebabkan terbatasnya pergerakan sendi secara signifikan, ditandai dengan ketidak stabilan sendi (Hellman 2004 & Ackerman 2004).

Page 19: Reumatoid Atristik

Komplikasi Atristik Reumatoid

Struktur muskuloskeletal. Dapat menyebabkan otot menciut (atrophy), kerusakan tendon dan tulang, dan mencetus osteoarthritis serta carpal tunnel syndrome

• Jantung. Dapat terjadi kerusakan di jantung karena adanya tumpukan cairan di sekitar jantung (pericardial effusion) sebagai hasil dari adanya peradangan di tubuh. Hal ini dapat merusak otot jantung, katup jantung, dan pembuluh-pembuluh darah di jantung, yang akhirnya mengarah ke suatu serangan jantung

• Paru-Paru. Dengan yang cara yang sama, terjadi tumpukan cairan pada sekitar paru-paru (efusi pleura) dan terbentuk pleuritis juga dapat terjadi pulmonary fibrosis.

• Darah. Dapat terjadi anemia akibat adanya peradangan kronis di dalam tubuh.

Page 20: Reumatoid Atristik

• Kulit. Terbentuk nodul-nodul kecil di bawah kulit pada sekitar sendi yang disebut rheumatoid nodules. Warnanya gelap yang terbentuk akibat perdarahan di bawah kulit yang pembuluh darahnya rusak akibat penyakit ini.

• Ginjal dan saluran pencernaan dapat juga menjadi korban akibat obat-obatan antiinflamasi yang diberikan kepada penderita.

Page 21: Reumatoid Atristik

Penatalaksanaan

Terapi di mulai dengan pendidikan pasien mengenai penyakitnya dan penatalaksanaan yang akan dilakukan sehingga terjalin hubungan baik antara pasien dan keluarganya dengan dokter atau tim pengobatan yang merawatnya. Tanpa hubungan yang baik akan sukar untuk dapat memelihara ketaatan pasien untuk tetap berobat dalam suatu jangka waktu yang lama (Mansjoer, dkk. 2001). Terapi RA harus dimulai sedini mungkin agar menurunkan angka perburukan penyakit. Penderita harus dirujuk dalam 3 bulan sejak muncul gejala untuk mengonfirmasi diganosis dan inisiasi terapi DMARD (Disease Modifying Anti-Rheumatic Drugs) (surjana, 2009).

Page 22: Reumatoid Atristik

Terapi Farmakologik Artritis Reumatoid

Dalam jurnal “The Global Burden Of Rheumatoid Arthritis In The Year 2000”, Obat-obatan dalam terapi RA terbagi menjadi lima kelompok, yaitu (Symmons, 2006) :

• NSAID (Non-Steroid Anti-Inflammatory Drugs) untuk mengurangi rasa nyeri dan kekakuan sendi.

• Second-line agent seperti injeksi emas (gold injection), Methotrexat dan Sulphasalazine. Obat-obatan ini merupakan golongan DMARD. Kelompok obat ini akan berfungsi untuk menurukan proses penyakit dan mengurangi respon fase akut. Obat-obat ini memiliki efek samping dan harus di monitor dengan hati-hati.

• Steroid, obat ini memiliki keuntungan untuk mengurangi gejala simptomatis dan tidak memerlukan montoring, tetapi memiliki konsekuensi jangka panjang yang serius.

Page 23: Reumatoid Atristik

• Obat-obatan immunosupressan. Obat ini dibutuhkan dalam proporsi kecil untuk pasien dengan penyakit sistemik.

• Agen biologik baru, obat ini digunakan untuk menghambat sitokin inflamasi. Belum ada aturan baku mengenai kelompok obat ini dalam terapi RA

Page 24: Reumatoid Atristik

Terapi non-Farmakologik Artritis Reumatoid Terapi non-farmakologi melingkupi terapi modalitas dan terapi komplementer. Terapi modalitas berupa diet makanan (salah satunya dengan suplementasi minyak ikan cod), kompres panas dan dingin serta massase untuk mengurangi rasa nyeri, olahraga dan istirahat, dan penyinaran menggunakan sinar inframerah. Terapi komplementer berupa obat-obatan herbal, accupressure, dan relaxasi progressive (Afriyanti, 2009).

Terapi bedah dilakukan pada keadaan kronis, bila ada nyeri berat dengan kerusakan sendi yang ekstensif, keterbatasan gerak yang bermakna, dan terjadi ruptur tendo. Metode bedah yang digunakan berupa sinevektomi bila destruksi sendi tidak luas, bila luas dilakukan artrodesis atu artroplasti. Pemakaian alat bantu ortopedis digunakan untuk menunjang kehidupan sehari-hari (Sjamsuhidajat, 2010).

Page 25: Reumatoid Atristik

Drainase cairan sendi

Drainase yang tepat dan adequat dapat dilakukan dengan berbagai metode. Teknik yang bisa dilakukanantara lain aspirasi dengan jarum, irigasi tidal, arthroskopi dan arthrotomi. Aspirasi jarum sebagai prosedur awal drainase sendi yang mudah diakses seperti sendi lutut, pergelangan kaki, pergelangan tangan, dan sendi-sendi kecil. Drainase dilakukan sesering yang diperlukan pada kasus efusi berulang. Jika dalam waktu 7 hari terapi jumlah cairan, jumlah sel dan persentase PMN menurun setiap aspirasi maka tindakan dengan aspirasi jarum tertutup dapat diteruskan sesuai kebutuhan.

Tapi bila efusinya persisten selama 7 hari yang menunjukkan indeks perburukan efusi sendi atau cairan purulen tidak dapat dievakuasi maka harus dilakukan arthroskopi atau drainase terbuka harus segera dilakukan. Beberapa indikator prognostik buruk pada artritis septik sehingga memerlukan tindakan yang invasif. Indikator ini termasuk lamanya penundaan terapi dari onset penyakit, usia ekstrim, adanya penyakit sendi yang mendasari, pemakaian obat imunosupresan, serta adanya osteomyelitis ekstra artikular

Page 26: Reumatoid Atristik

Asuhan Keperawatanan

Page 27: Reumatoid Atristik

1. Pengkajian a. Analisa Data Nama :Umur :Gen :Alamat :b. Riwayat Kesehatan1. Riwayat Kesehatan Dahulu Klien mengatakan bahwa 3 minggu yang lalu dia mengalami cidera dimana kakinya keseleo dan satu baru 1 minggu ini dia tidak dapat menggerakakan kakinya karena sakit.

Page 28: Reumatoid Atristik

2. Riwayat Kesehatan Sekarang Klien mengeluh bengkak pada tungkai

kaki kanan yang terasa panas dan nyeri sejak satu minggu ini. Lutut terasa nyeri dan bengkak.

3. Riwayat Kesehatan Keluarga Keluarga pasien ada yang reumatoid artritis.

Page 29: Reumatoid Atristik

3 Pemeriksaan Fisik 1. Aktivitas / Istirahat

Gejala : • Nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan,

memburuk dengan stres pada sendi : kekakuan pada pagi hari, biasanya terjadi secara bilateral dan simetris.

• Limitasi fungsional yang berpengaruh pada gaya hidup, waktu senggang dan pekerjaan.

• Keletihan.

Page 30: Reumatoid Atristik

Tanda : • Malaise• Keterbatasan perintah gerak : atrofi otot, kulit : kontraktur / kelainan pada sendi dan otot

2. Kardiovaskuler Gejala : Fenomena raynaud jari tangan atau kaki ( pucat intermiten, sianosis, kemudian . kemerahan pada jari sebelum warna kembali normal).

3. Integritas Ego Gejala :

• Faktor-faktor stres / kronik ( finansial, pekerjaan, ketidakmampuan)• Keputusasaan dan ketidak berdayaan• Ancaman pada konsep diri, citra tubuh, identitas pribadi ( ketergantungan pada orang lain ).

 

4. Makanan / Cairan Gejala :

• Ketidak mapuan untuk menghasilkan atau mengkonsumsi makanan atau cairan adekuat ( Mual )

• Anoreksia• Kesulitan untuk mengunyah

 Tanda :• Penurunan berat badan• Kekeringan pada membran mukosa

Page 31: Reumatoid Atristik

5. Hygiene Gejala : Berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas perawatan pribadi. Ketergantungan pada orang lain.  

6. Neuro Sensori Gejala :

• Kebas / kesemutan pada tangan dan kaki, hilangnya sensasi pada jari tangan • Pembengkakakn sendi simetris

7. Nyeri / Kenyamanan Gejala :

• Fase akut dari nyeri ( mungkin atau mungkin tidak disertai oleh pembengkakakan jaringan lunak pada sendi )

• Rasa nyeri kronik dan kekauan ( terutama pada pagi hari )  8. Keamanan

Gejala : • Kulit mengkilat, tegang ( nodosubkutaneus ) • Lesi kulit, ulkus kaki • Kesulitan dalam menangani tugas atau pemeliharaan rumah tangga. • Demam ringan menetap • Kekeringan pada mata dan membran mukosa

Page 32: Reumatoid Atristik

9. Interaksi Sosial Gejala : Kerusakan interaksi dengan keluaraga / orang lain : perubahan peran : isolasi.

 10. Penyuluhan / Pembelajaran

Gejala : • Riwayat AR pada keluarga ( pada awitan remaja ) • Penggunaan makanan kesehatan , vitamin, “penyembuhan” artritis

pada pengujian. • Riwayat perikarditis, lesi katup : Vibrosis pulmonal dan pleuritis  

Pertimbangan : DRG menunjukan berapa lama dirawat : 4,8 hari Rencana Pengulangan : Mungkin membutuhkan bantuan pada transportasi, aktivitas perawatan diri dan tugas atau pemeliharaan rumah tangga.

Page 33: Reumatoid Atristik

d. Pemeriksaan Diagnostik

1. LED : Umumnta meningkat pesat ( 80-100 mm/h ). Mungkin kembali normal sewaktu gejala-gejala meningkat.

2. Sinar-X dari sendi yang sakit : Menjukan pembengkakan pada jaringan lemak, erosi sendi, dan esteoporosis dari tulang yang berdekatan berkembang menjadi formasi kista tulang, memperkecil jarak sendi dan subluksasio. Perubahan esteo artristik yangterjadi secara bersamaan.

3. Scan Radio Nuklida : Identifikasi peradangan sinofium

Page 34: Reumatoid Atristik

• Artroscopi langsusng : Visualisasi dari area yang menunjukan iregularitas / degenerasi tulang pada sendi

• Aspirasi Cairan Sinofia : Mungkin menunjukan volume yang lebih besar dari normal : buram, berkabut, munculnya warna kuning ( respon inflamasi, perdarahan, produk-produk pembuangan degeneratif ) : elevasi SDP dan Leukosit, penurunan viskositas dan komplemen ( C3 dan C4 )

• Biopsi membaran sinofia : Menunjukan perubahan inflamasi dan perkembangan

Page 35: Reumatoid Atristik

2. Diagnosa Keperawatan

Data Etiologi Masalah Keoerawatan

DS : Klien mengeluh bengkak pada tungkai kaki kanan yang terasa panas dan nyeri sejak 1 minggu ini. DO : Pasien kelihatan meringis dan memegang kakinya yang sakit

Nyeri

Page 36: Reumatoid Atristik

DS : Pasien tidak dapat menggerakan tungkai kaki kanan karena merasa sakit. DO : Pada pemeriksaan ekstremitas tampak edema ( + ). Pada tungkai kaki kanan yang terasa nyeri dan panas.

Gangguan Mobilitas Fisik

Gangguan Citra Tubuh

Page 37: Reumatoid Atristik

3. IntervensiDiagnosa Kriteria hasil Intervensi

Nyeri berhubungan dengan perubahan patologis oleh aritristik reumatoid

Tujuan : Nyeri yang dirasakan pasien dapat berangsur kurang Kriteria Hasil : Menunjukan nyeri hilang atau terkontrol Dapat tidur atau istirahat dan dapat berpartisipasi dalam aktivitas sesuai kemampuan.

1. Selidiki keluhan nyeri, catat lokasi dan intensitas ( skala 0-10 ). Catat faktor-faktor yang mempercepat dantanda-tanda rasa sakit non verbal. R : Membantu dan menentukan kebutuhan managemen nyeri dan keefektifan program. 2. Berikan matras / kasur / bantal keci. Tinggikan limen tempattidursesuai kebutuhan. R : Matras yang lembut / empuk. Bantal yang besarakan mencegah pemeliharaan kesejajaran tubuh yang pekat, menempatkan stress pada sendi yang sakit. Peninggian linen tempat tidur menurunkan tekanan pada sendi yang terinflamasi atau nyeri.

Page 38: Reumatoid Atristik

3. Anjurkan pasien untuk mandi air hangat atau mandi pincuran pada waktu tidur, sediakan waslap hangat untuk mengompres sendi yang sakit beberapa kali sehari. Pantau suhu air kompres, air mandi. R : panas meningkatkan relaksasi otot dan mobilitas, menurunkan rasa sakit dan melepaskan kekauan di pagi hari. Sensitifitas pada panas dapat dihilangkan dan luka dermal dapat disembuhkan. 4. Dorong badan mempertahankan postur tegak dan duduk : tinggi, berdiri dan jalan. R : memaksimalkan fungsi sendi, mempertahankan mobilitas. 5. Berikan masase yang lembut. R : Meningkatkan relaksasi / mengurangi tegangan otot.

Page 39: Reumatoid Atristik

Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan deformitas skeletal, intoleransi terhadap aktifitas, penurunan kekuatan otot.

Tujuan : dapat bergerak / mampu dengan sengaja bergerak dalam lingkungan fisik. Kriteria Hasil : Mempertahankan fungsi posisi dengan tidak hadirnya atau pembatasan kontraktur. Mempertahankan ataupun meningkatkan kekuatan dan fungsi dari dan / atau kompensasi bagian tubuh. Mendemonstrasikan teknik / prilaku yang memungkinkan melakukan aktivitas.

1. Evaluasi / lanjutkan pemantauan tingkat inflamasi / rasa sakit pada sendi . R : Tingkat aktivitas / latihan tergantung dari perkembangan / resolusi dario proses inflamasi. 2. Pertahankan istirahat tirah baring / duduk jika diperlukan. Jadwal aktivitas untuk memberikan periode istirahat yang terus menerus dan tidur malam hari yang tidak terganggu. R : Istirahat sistemik dianjurkan selama eksaserbasi akut dan seluruh fase penyakit yang penting untuk mencegah kelelahan, mempertahankan kekuatanBantu dengan aktif atau pasif, demikian juga latihan resistif dan isometrik jika memungkinkan. R : Mempertahankan / meningkatkan fngsi sendi kekuatan otot dan stamina umum. Berikan lingkungan yang aman. R : Menghindari cidera akibat kecelakaan atau jatuh.

Page 40: Reumatoid Atristik

Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan kemampuan untuk melakukan tugas-tugas umum, peningkatan penggunaan energi dan ketidak seimbangan mobilitas.

Tujuan : Mengungkapkan peningkatan rasa percaya diri dalam kemampuan untuk menghadapi penyakit, perubahan pada gaya hidup dan kemungkinan keterbatasan. Kriteria hasil : Menyusun tujuan / rencana realistik untuk masa depan

1. Dorong pengungkapan mengenai masalah tentang proses penyakit, harapan masa depan. R : Berikan kesempatan untuk mengidentifikasi rasa takut / kesalahan konsep dan menghadapinya secara langsung. 2. Ikut sertakan pasien dalam merencanakan perawatan dan membuat jadwal aktivitas. R : Meningkatkan perasaan kompetensi / harga diri, mendorong kemandirian dan mendorong partisipasi dalam terapi.

3. Susunan batasan pada prilaku maladaktif. Bantu pasien untuk mengdentifikasi prilaku positif yang dapat membantu koping. R : Membantu pasien untuk mempertahankan kontrol diri, yang dapat meningkatkan perasaan harga diri

Page 41: Reumatoid Atristik

4. Diskusikan arti dari kehilangan atau perubahan pada pasien atau orang terdekat. Memastikan bagaimana pandangan pribadi pasien dalam mengfungsikan gaya hidup sehari-hari termasuk aspek-aspek seksual. R : Mengidentifikasikan bagaimana penyakit mempengaruhi persepsi diri dan interaksi dengan orang lain akan menunjukan kebutuhan terhadap intervensi / konseling lebih lanjut.


Top Related