Download - Referat Rehabilitasi Medik
Referat Rehabilitasi Medik
REHABILITASI MEDIK PADA GERIATRI
Oleh :
Asih Novea Krediastuti G9911112024
Evander Aloysius R.D. G9911112067
Dian Kartika Sari G9911112051
Mohamad Basroni G9911112097
Pembimbing :
DR. Dr. Hj. Noer Rachma, Sp. KFR
KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU KEDOKTERAN FISIK DAN
REHABILITASI MEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN UNS/RSUD DR. MOEWARDI
SURAKARTA
2012
BAB 2 FISIOLOGI GERIATRI
A. Definisi dan Terminologi
Menua adalah proses yang mengubah seorang dewasa sehat menjadi seorang
yang frail dengan berkurangnya sebagian besar sistem fisiologis dan meningkatnya
kerentanan terhadap berbagai penyakit dan kematian.
Terdapat beberapa istilah yang digunakan gerontologis ketika membicarakan
proses menua: 1. Aging, menunjukkan efek waktu; proses bertahap dan spontan, 2.
senescence, hilangnya kemampuan sel untuk membelah dan berkembang, 3.
homeostenosis, berkurangnya cadangan homeostasis yang terjadi selama penuaan
setiap sistem organ.
Geriatri merujuk pada pemberian pelayanan kesehatan untuk usia lanjut.
Geriatri merupakan cabang ilmu kedokteran yang mengobati kondisi dan penyakit
yang dikaitkan dengan proses menua dan usia lanjut, pasien geriatri adalah pasien
usia lanjut dengan penyakit ganda.
B. Proses Menua
Berbagai teori mengenai proses menua telah diajukan, namun hingga 20
tahun yang lalu teori - teori ini masih terlihat sama dengan teori yang diajukan 200
tahun bahkan 2000 tahun yang lalu. Suatu teori mengenai penuaan telah dikatakan
valid apabila memenuhi kriteria: 1. teori yang dikemukakan tersebut terjadi secara
umum di seluruh anggota spesies yang dimaksud, 2. proses yang dimaksud pada
teori tersebut terjadi progresif seiring dengan waktu, 3. proses yang terjadi harus
menghasilkan perubahan yang menyebabkan disfungsi organ dan menyebabkan
kegagalan suatu organ atau sistem tubuh tertentu.
Beberapa teori menua yang dapat diterima saat ini, yaitu:
1. Teori radikal bebas: menyebutkan bahwa produk hasil metabolisme oksidatif
yang sangat reaktif (radikal bebas) dapat bereaksi dengan berbagai komponen
penting seluler, termasuk protein, DNA dan lipid, dan menjadi molekul-molekul
yang tidak berfungsi namun bertahan lama dan mengganggu fungsi sel lainnya.
Molekul ini mempunyai muatanekstraselular kuat yang dapat menciptakan reaksi
dengan protein, mengubah bentuk dan sifatnya; molekul ini juga dapat bereaksi
dengan lipid yang berada dalam membran sel,mempengaruhi permeabilitasnya,
atau dapat berikatan dengan organel sel lainnya
2. Teori glikosilasi: menyatakan bahwa proses glikosilasi nonenzimatik yang
menghasilkan pertautan glukosa-protein yang disebut advanced glycation end
products (AGEs) dapat menyebabkan penumpukan protein dan makromolekul
lain yang termodifikasi sehingga terjadi disfungsi pada manusia atau hewan yang
menua. protein glikasi menunjukkan perubahan fungsional, meliputi menurunnya
aktivitas enzim dan menurunnya degradasi protein abnormal. Termasuk
diantaranya adalah kolagen, hemoglobin dan lensa mata. Karena muatan kolagen
yang tinggi jaringan ikat menjadi kurang elastis dan kaku, sehingga dapat
mempengaruhi elastisitas dinding pembuluh darah.
3. Teori DNA repair: adanya perbedaan pola laju perbaikan kerusakan DNA yang
diinduksi sinar ultraviolet pada berbagai fibroblas yang dikultur. Fibroblas pada
spesies yang memiliki umur maksimum terpanjang menunjukkan laju DNA
repair terbesar, dan korelasi ini dapat ditunjukkan pada berbagai mamalia dan
primata.
Selain teori-teori di atas, terdapat beberapa teori lain seperti aging by
program, teori gen dan mutasi gen, cross linkage theory, cellular garbage theory,
wear and tear theory, dan teori autoimun.
C. Fisiologi Proses Menua
Pengenalan terhadap konsep homeostenosis penting untuk memahami
berbagai perubahan yang terjadi pada proses penuaan. Homeostenosis adalah
keadaan penyempitan (berkurangnya) cadangan homeostasis yang terjadi seiring
meningkatnya usia pada setiap sistem organ.
Seiring dengan bertambahnya usia jumlah cadangan fisiologis untuk
menghadapi berbagai perubahan (challenge) berkurang, semakin besar challenge
yang terjadi maka semakin besar cadangan fisiologis yang diperlukan untuk kembali
ke homeostasis. Dengan makin berkurangnya cadangan fisiologis, maka seorang
usia lanjut lebih mudah mencapai suatu ambang (precipice) yang dapat berupa
keadaan sakit atau kematian akibat challenge tersebut. Penerapan sistem
homeostenosis ini tergambar pada sistem skoring Acute Physiology and Chronic
health Evaluation (APACHE), skala penilaian beratnya suatu penyakit. Penilaian
perubahan fisiologis yang terjadi dinyatakan dengan besarnya deviasi dari 12
variabel: tanda vital, oksigenasi, pH, elektrolit, hematokrit, hitung leukosit dan
kreatinin.
D. Usaha Penghambatan Proses Menua
Beberapa konsep dan penelitian untuk menghambat proses menua:
Restriksi kalori, pada penelitian, restriksi kalori yang dilakukan seumur
hidup pada tikus dapat bermakna memperpanjang usia hidup sampai 40%
dibandingkan pada hewan tikus yang diberi akses bebas terhadap makanan dan
minuman. Efek restriksi kalori ini mengakibatkan kadar glukosa dan insulin
menurun, sedikit peningkatan pada kadar serum glukokortikoid bebas, menurunnya
suhu tubuh basal sebesar 0.5-10C, dan meningkatnya proteksi sel terhadap kerusakan
yang diakibatkan radikal bebas
Pemanjangan telomer, setiap sel memiliki kemampuan membelah diri agar
dapat mempertahankan fungsinya dan memperlambat kematian. Sel-sel yang sudah
berhenti membelah diri, apabila diencerkan, akan dapat membelah diri lagi sampai
50 kali. Sel-sel yang sudah tidak membelah diri lagi ini akan membesar, bertahan
beberapa lama, kemudian akan mati. Terbatasnya kemampuan sel-sel untuk
membelah diri setelah 50 kali dikenal dengan hayflick limit, hal ini berhubungan
dengan penjang telomer suatu sekuens DNA pada ujung setiap kromosom manusia.
Setiap kali sel membelah, maka telomer ini akan semakin pendek, sampai suatu saat
telomer tidak dapat memendek lagi.
Pengaruh aksis GH/IGF-1, pada berbagai penelitian tikus dan cacing
menunjukkan bahwa keadaan hipopituarisme dengan defisiensi jelas pada hormon
tirotropin, prolaktin dan growt hormone (GH) akan memperpanjang usia pada
hewan-hewan tersebut. Dibuktikan juga bahwa insulin like growth factor 1 (IGF-1)
yang rendah pada sirkulasi mempengaruhi usia cacing. Pada penelitian kohort pada
tikus yang telah dilakukan mutasi sehingga terjadi pengurangan reseptor IGF-1
sebanyak 50%, menunjukkan usia yang lebih panjang 33% pada tikus betina, 16%
pada tikus jantan. Tikus mutan yang rendah jumlah reseptor IGF-1 nya
menunjukkan konsumsi makanan dan energy expenditure yang lebih rendah
dibandingkan tikus kontrol. Tikus mutan juga lebih tahan terhadap stress oksidatif
akibat pemberian bahan oksidan (radikal bebas), sehingga kerusakan pada DNA,
protein dan lipid lebih rendah dibandingkan tikus kontrol.
Perubahan - Perubahan yang Terjadi Pada Proses Menua
Sistem organ dan fungsi biologis Perubahan yang terjadi
Sistem endokrin Toleransi glukosa terganggu
Insulin serum meningkat, HbA1C
meningkat, IGF-1 berkurang
Penurunan hormon testosteron
Penurunan hormon tiroid dan paratiroid
Penurunan produksi vitamin D di kulit
Penurunan hormon ovarium
Sistem kardiovaskuler Penurunan frekuensi jantung maksimum
Berkurangnya pengisian ventrikel kiri
Berkurangnya sel pacemaker nodus SA
Hipertrofi atrium kiri
Menurunnya curah jantung maksimal
Lapisan subendotel menebal dengan
jaringan ikat
Ukuran dan bentuk sel endotel yang
irreguler
Fragmentasi elastin pada lapisan media
dinding arteri
Peningkatan resistensi vaskular perifer
Tekanan darah Peningkatan tekanan darah sistolik
Berkurangnya vasodilatasi yang dimediasi
beta adrenergik
Terganggunya perfusi autoregulasi otak
Paru – paru Menurunnya FEV1 dan FVC
Meningkatnya volume residual
Berkurangnya fungsi silia dan batuk
Peningkatan diameter trakea dan saluran
nafas utama
Membesarnya duktus alveolaris
Penurunan massa jaringan paru
Penurunan tekanan maksimum inspirasi
dan ekspirasi
Berkurangnya kekuatan otot - otot
pernafasan
Kekakuan dinding dada
Berkurangnya difusi CO
Hematologi Berkurangnya cadangan sum - sum tulang
akibat kebutuhan yang meningkat
Ginjal Menurunnya kreatinin clearance dan laju
filtrasi glomerulus
Penurunan massa ginjal
Menurunnya ekskresi dan konservasi
natrium dan kalium
Berkurangnya produksi nitrit oksida
Meningkatnya ketergantungan
prostaglandin ginjal untuk
mempertahankan perfusi
Menurunnya aktivasi vitamin D
Saluran kemih dan kelamin Pemanjangan waktu refrakter untuk ereksi
pada pria
Berkurangnya intensitas orgasme pada pria
maupun wanita
Pengosongan kandung kemih yang tidak
sempurna
Berkurangya sekresi prostat
Regulasi suhu tubuh Berkurangnya vasokonstriksi dan
vasodilatasi pembuluh darah kutaneus
Berkurangnya produksi keringat
Meningkatnya temperatur inti untuk mulai
berkeringat
Otot Massa otot berkurang
Efek penuaan paling kecil pada otot
diafragma
Berkurangnya inervasi
Infiltrasi lemak ke berkas otot
Peningkatan fatigabilitas
Berkurangnya laju metabolisme basal
Tulang Melambatnya penyembuhan fraktur
Berkurangnya massa tulang
Sendi
Berkurangnya formasi osteoblas tulang
Terganggunya matriks kartilago
Modifikasi proteoglikan dan
glikosaminoglikan
Sistem saraf perifer Hilangnya neuron motor spinal
Berkurangnya sensasi getar, termal
Berkurangnya ukuran serat yang
termielinisasi
Sistem saraf pusat Berkurangnya sedikit massa otak
Berkurangnya aliran darah otak
Proliferasi astrosit
Berkurangnya densitas koneksi dendritik
Berkurangnya mielin dan total lipid otak
Berubahnya neurotransmitter, termasuk
dopamin dan serotonin
Berkurangnya reseptor glukokortikoid
Melambatnya proses sentral dan waktu
reaksi
Gastointestinal Berkurangnya ukuran dan aliran darah hati
Terganggunya clearance hepatik sehingga
membutuhkan metabolisme fase 1 yang
ekstensif
Terganggunya respon terhadap cedera
pada mukosa lambung
Berkurangnya massa pankreas dan
cadangan enzimatik
Berkurangnya kontraksi kolon
Berkurangnya absorbsi kalsium
Pengelihatan Terganggunya adaptasi gelap
Pengeruhan lensa
Presbiopia
Berkurangnya sensitivitas terhadap kontras
Berkurangnya lakrimasi
Penghidu Deteksi penghidu berkurang 50%
Haus Berkurangnya rasa haus
Keseimbangan Meningkatnya respon ambang vestibuler
Berkurangnya sel rambut pada organ corti
Pendengaran Hilangnya nada berfrekuensi tinggi
Defisit proses sentral
Kesulitan untuk membedakan sumber
bunyi
Terganggunya kemampuan membedakan
target dari noise
Jaringan adiposa Meningkatnya aktivitas aromatase
Peningkatan kemungkinan lipolisis
Sistem imun Berkurangnya imunitas yang dimediasi sel
Rendahnya afinitas produksi antibodi
Meningkatnya produksi autoantibodi
Banyaknya nonresponder terhadap
vaksinasi
Berkurangnya hipersenstivitas tipe lambat
Terganggunya fungsi makrofag
Atrofi timus dan hilangnya hormon timus
Meningkatnya IL-6 dalam sirkulasi
Berkurangnya produksi sel B oleh sum-
sum tulang
Fungsi kognitif Kemampuan meningkatkan fungsi
intelektual berkurang
Berkurangnya efisensi transmisi saraf di
otak
Berkurangnya kemampuan
mengakumulasi informasi baru dan
mengambil informasi dari memori
Kemampuan mengingat kejadian masa lalu
lebih baik dibanding kemampuan
mengingat kejadian yang baru saja terjadi
DAFTAR PUSTAKA
Siti setiati, Kuntjoro harimurti, Arya govinda roosheroe. 2007. Proses Menua dan
Implikasi Kliniknya. Dalam buku ajar ilmu penyakit dalam jilid III edisi IV. Jakarta:
departemen ilmu penyakit dalam FKUI.