Download - RANCANGAN KERJA PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI IKAN KECAMATAN MUNCAR KABUPATEN BANYUWANGI (1).docx
RANCANGAN KERJA PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI IKAN KECAMATAN MUNCAR KABUPATEN BANYUWANGI
Fariza Aulia Putri1 & Andi Farah Desita2
Industrial Engineering Department Faculty of Industrial Engineering, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
[email protected] & [email protected]
PENDAHULUANLatar Belakang
Usaha pengendalian pencemaran di Indonesia saat ini masih menghadapi banyak rintangan dan kendala. Kondisi kekinian pada industri-industri di Indonesia, sebagian besar indsutri belum melakukan pengolahan terhadap limbah yang dihasilkannya karena adanya berbagai kendala antara lain kurangnya keasadaran bahwa pengelolaan limbah merupakan investasi jangka panjang yang harus dilakukan, kurangnya informasi teknologi IPAL yang efektif dan efisien serta kurangnya sumber daya manusia yang menguasai teknologi IPAL (Setiyono &Yudo, 2008)
Industri pengolahan ikan di Kecamatan Muncar Kabupaten Banyuwangi merupakan salah satu industri pengolahan ikan yang sangat berkembang. Industri ini sudak ada sejak jaman penjajahan Belanda, sehingga membuat namanya dikenal oleh banyak orang. Industri pengolahan ikan di Kecamatan Muncar dipegang dan dimiliki oleh masyarakat sendiri tanpa campur-tangan pihak luar seperti perusahaan besar yang berpotensi untuk menjadi investor, sehingga manajemen yang ada pada industri pengolahan ikan tersebut belum berjalan dengan baik, terutama pada manajemen pengelolaan limbah yang dihasilkan. Masyarakat Muncar belum memiliki pengetahuan yang memadai terkait lingkungan dan sistem pengelolaan limbah (Setiyono & Yudo, 2008)
Selain daripada pemahaman lingkungan dan sistem manajmen lingkungan, perlu diketahui pula tentang pengetahuan instalasi pengelolaan air limbah (IPAL). Pada kondisi kekinian industri pengelolaan ikan di Kecamatan Muncar, air limbah yang dihasilkan akan langsung dibuang ke saluran umum. Apabila permasalahan ini tidak diselesaikan sedini mungkin dan dibiiarkan berlanjut, di masa yang akan datang dibutuhkan biaya yang sangat besar dan kerja keras untuk mengatasi permasalahan lingkungan.
Perumusan MasalahDengan mengacu pada latar belakang, masalah yang ingin diselesaikan melalui
pengerjaan paper ini adalah bagaimana merancang proyek penyelesaian kasus pencemaran limbah industri pengolahan ikan di Muncar, Banyuwangi sesuai dengan prinsip Ekologi Industri?
TujuanAdapun tujuan dari pengerjaan tugas ini adalah sebagai berikut:
1. Memahami jenis, karakteristik, dan dampak dari limbah industri pengolahan ikan di Kecamatan Muncar.
2. Merancang proyek penyelesaian kasus pencemaran limbah industri pengolahan ikan di Kecamatan Muncar, Banyuwangi sesuai dengan prinsip Ekologi Industri.
3. Merancang solusi alternatif untuk pengelolaan limbah industri pengolahan ikan di Kecamatan Muncar.
4. Membuat project scheduling penyelesaian kasus.
STUDI LITERATURKarakteristik Limbah Industri
Limbah cair yang dihasilkan oleh industri mengandung padatan tersuspensi dan padatan terlarut. Limbah cair akan mengalami perubahan fisika, kimia, dan biologi sehingga berpotensi menimbulkan gangguan terhadap kesehatan diakibatkan tumbuhnya bakteri.
Apabila air limbah merembes ke dalam tanah yang dekat dengan sumur, makaair sumur tersebut tidak dapat lagi dimanfaatkan. Sedangkan apabila limbah alirkan ke sungai, maka sungai akan mencemari sungai dan apabila digunakan untuk kehidupan sehari-hari akan menimbulkan gangguan terhadap kesehatan seperti penyakit gatal, diare, kolera, radang usus dan penyakit lainnya, khususnya yang berkaitan dengan air yang kotor dan sanitasi lingkungan yang tidak baik (Herlambang, 2002)
Dampak Pembuangan LimbahPencemaran bahan organik limbah industri menimbulkan dampak terhadap kehidupan
biotik. Salah satunya adalah penurunan kualitas air pada perairan akibat meningkatkan kandungan bahan organik. Aktivitas organisme dapat memecah molekul organik yang kompleks menjadi molekul organik yang sederhana. Selain itu, terdapat bahan anorganik seperti ion fosfat dan nitrat yang berguna bagi tumbuhan untuk melakukan fotosintesis. Selama proses metabolisme tumbuhan, oksigen merupakan senyawa yang memiliki porsi besar dikonsumsi, sehingga apabila kadar bahan organik yang terdapat di dalam air hanya sedikit, oksigen yang hilang dari air akan segera digantikan oleh oksigen dari hasil fotosintesis dan oleh reaerasi dari udara.
Lain halnya apabila kandungan dari senyawa organik melimpah, maka akan tercipta kondisi anaerobik yang menghasilkna produk dekomposisi berupa amoniak, karbondioksida, asam asetat, hidrogen sulfida, dan metana. Senyawa-senyawa tersebut sangat toksis bagi sebagian besar organisme air (Herlambang, 2002).
Teknologi Pengolahan LimbahTeknologi pengolahan limbah industri dilakukan dengan proses biologis sistem anaerob,
aerob dan kombinasi anaerob-aerob. Teknologi pengolahan limbah dengan proses biologis sistem anaerob memiliki kelebihan, salah satunya adalah biaya operasional yang murah. Pada proses biologis anaerob, efisiensi pengolahan limbah sekitar 70% hinggan 80%, yang berarti
masih terdapat kadar pencemar yang tinggi dan konsentrasi COD masih cukup tinggi (Herlambang, 2002)
STUDI KASUSDeskripsi Studi Kasus
Industri pengolahan ikan di Kecamatan Muncar, Kabupaten Banyuwangi telah ada semenjak zaman penjajahan Belanda. Industri ini kemudian berkembang secara alami, dari yang semula berupa industri kecil berubah menjadi industri besar dan pengekspor ikan. Karena berkembang dari industri kecil dengan modal kecil dan juga pengetahuan masyarakat yang minim, maka industri ini akhirnya memiliki dampak negatif terhadap lingkungan, salah satunya yaitu pengolahan limbah yang tidak tepat. Persoalan menjadi semakin kompleks ketika pemahaman pelaku industri dan masyarakat akan lingkungan dan sistem manajemen limbah kurang. Selain itu, lemahnya ketaatan pelaku industri dan masyarakat akan hukum lingkungan serta lemahnya penegakan hukum dari aparat terkait mengenai masalah pencemaran lingkungan semakin menambah kompleksitas masalah ini. Contoh pencemaran lingkungan di daerah Muncar ditampilkan dalam gambar dibawah ini.
Gambar 1 Saluran Air yang Kotor dan Tumpukan Limbah Padat di Jalan
Pemerintah daerah bersama dengan pemerintah provinsi dan juga pusat akhirnya membuat beberapa program untuk penanganan limbah industri ikan di Muncar. Salah satu program yang dilakukan adalah evaluasi lingkungan. Namun, hal ini masih belum berjalan secara maksimal.
PENGUMPULAN DATAJenis Limbah Industri Pengolahan Ikan Muncar
Dengan berbagai pertimbangan, penulis memutuskan untuk memfokuskan pengumpulan dan pembahasan pada limbah cair industri pengolahan ikan Muncar. Limbah cair ini dihasilkan dari aktivitas produksi seperti pencucian komponen-komponen peralatan dan lantai ruang produksi. Secara lebih spesifik, limbah cair ini dikategorikan menjadi air limbah industri tepung
ikan, air limbah industri minyak ikan, air limbah industri cold storage, dan air limbah industri pengolahan ikan.
Air diperlukan untuk melakukan proses produksi, mulai dari pembersihan bahan baku (ikan), pembersihan isi perut ikan, pemasakan, dan pembersihan lantai produksi. Dengan begitu, asumsi pemakaian air di Muncar untuk industri skala besar adalah sebagai berikut.
Tabel 1 Kebutuhan Air Industri Pengolahan Ikan Muncar
Dengan asumsi diatas, maka kebutuhan air untuk proses produksi sebanyak 17358.5 m3/hari dan untuk keperluan domestik sebanyak 474.7 m3/hari. Total kebutuhan air bersih tiap harinya sebanyak 17833.2 m3 dan total jumlah limbah yang berpotensi dihasilkan tiap hari mencapai 14266 m3/hari.
Dari keseluruhan kegiatan industri pengolahan ikan di Muncar, terdapat 3 kegiatan utama, yaitu industri cold storage, industri tepung ikan, dan industri minyak ikan. Dengan berbedanya aktivitas tiap industri, maka limbah yang dihasilkan juga memiliki karakteristik tersendiri. Karakteristik limbah industri cold storage, tepung ikan, dan minyak ikan ditampilkan dalam tabel dibawah ini.
Tabel 2 Karakteristik Limbah Industri Cold Storage
No. Parameter Satuan Baku Mutu Hasil Uji1 Suhu oC - 27.22 Total Suspended Solid mg/L 100 98.53 pH - 6 - 9 7.664 Sulfida mg/L - 0.895 Khlorin Bebas mg/L 1 0.026 Amoniak Bebas mg/L 10 0.00387 BOD5 mg/L 100 468 COD mg/L 200 1009 Nitrat mg/L - 1.03
10 Detergent mg/L - 0.7611 Fosfat mg/L - 0.7512 Minyak Lemak mg/L 15 0.02
Tabel 3 Karakteristik Limbah Industri Tepung Ikan
No. Industri M3/ton1 Pengalengan Ikan 20.02 Tepung Ikan 12.03 Cold Storage Ikan 15.04 Minyak Ikan 10.05 Pengolahan Ikan Lainnya 15.06 Keperluan Domestik 0.1
No. Parameter Satuan
Baku Mutu
Hasil Uji
1 Suhu oC - 29.5
2Total Suspended Solid mg/L 100 515
3 pH - 6 - 9 7.394 Sulfida mg/L - 1.525 Khlorin Bebas mg/L 1 0.02
6 Amoniak Bebas mg/L 100.004
97 BOD5 mg/L 100 7078 COD mg/L 300 17009 Nitrat mg/L - 2.35
10 Detergent mg/L - 0.2511 Fosfat mg/L - 3.9112 Miyak Lemak mg/L 15 8.54
Tabel 4 Karakteristik Limbah Industri Pengalengan IkanNo. Parameter Satuan
Baku Mutu
Hasil Uji
1 Suhu oC - 33.9
2Total Suspended Solid mg/L 100 637.5
3 pH - 6 - 9 7.24 Sulfida mg/L 1 0.475 Khlorin Bebas mg/L 1 0.08
6 Amoniak Bebas mg/L 50.005
67 BOD5 mg/L 75 6898 COD mg/L 150 15009 Nitrat mg/L - 4.09
10 Detergent mg/L - 0.0411 Fosfat mg/L - 4.1712 Minyak Lemak mg/L 15 6.54
Industri ikan di Muncar sebenarnya telah melakukan pengolahan limbah industri, namun belum secara maksimal. Black water limbah domestik dikelola dalam septic tank, grey water langsung dibuang menuju saluran air, dan limbah proses produksi hanya diendapkan secara sederhana serta sebagian lainnya belum diolah sama sekali. Beberapa perusahaan juga telah mencoba membangun instalasi pengolahan limbah, namun tidak berfungsi dengan baik sehingga tidak difungsikan kembali. Selain itu, lokasi industri pengolahan ikan di Muncar tersebar di
beberapa desa yaitu Tambakrejo, Kedungrejo, dan Blambangan. Lokasi yang terpencar membuat tidak adanya sistem pengolahan limbah terintegrasi.
Dampak Limbah Industri Pengolahan Ikan MuncarIndustri pengolahan ikan Muncar memang telah memberikan kontribusi positif berupa
terciptanya industri yang memberdayakan masyarakat, terciptanya lapangan kerja, meningkatkan pendapatan daerah, dan berkembangnya daerah Muncar. Namun, di sisi lain, buruknya pengelolaan limbah industri pengolahan ikan Muncar akhirnya menimbulkan perubahan kondisi lingkungan sekitar. Diantara dampak negatif yang ada terdapat dampak yang paling buruk berupa tercemarnya lingkungan, terutama perairan. Secara spesifik terdapat 5 dampak pencemaran ini, antara lain dampak terhadap kualitas air permukaan dan air tanah, dampak terhadap kehidupan biota air, dampak terhadap kesehatan, dampak terhadap estetika lingkungan, dan dampak terhadap udara.
Dari hasil survei yang dilakukan terhadap sungai dan air laut wilayah Muncar, didapatkan hasil bahwa kualitas air yang ada telah dibawah ambang baku mutu. Hal ini menandakan bahwa perairan daerah Muncar telah menampung lebih banyak limbah daripada kapasitas yang seharusnya. Dibawah ini terdapat dokumentasi mengenai kondisi sungai dan pantai di daerah Muncar yang telah tercemar.
Gambar 2 Kondisi Kali Mati Pasca Pencemaran
Gambar 3 Kondisi Pantai di Muncar Pasca Pencemaran
Dokumentasi didukung oleh data mengenai kondisi fisis dan kimiawi dari perairan-perairan tersebut yang terdapat pada tabel 5 dan 6 di bawah ini.
Tabel 5 Hasil Analisa Kualitas Air Muara Kali MatiNo. Parameter Satuan
Baku Mutu
Hasil Uji
1 Suhu oC - 31.4
2Total Suspended Solid mg/L 50 683
3 pH - 6 - 9 6.654 Sulfida mg/L 0.002 7.045 Khlorin Bebas mg/L 0.03 Tt
6 Amoniak Bebas mg/L -0.001
77 BOD5 mg/L 3 6248 COD mg/L 25 13009 Nitrat mg/L 10 2.7
10 Detergent mg/L 0.2 0.1611 Fosfat mg/L 0.2 2.0112 Minyak Lemak mg/L 1 8.32
Tabel 6 Hasil Analisa Kualitas Air Pantai Muncar
No. Parameter Satuan Baku
Mutu
Hasil Uji (jarak dari garis pantai)
25 m 300 m 350 m1 Suhu oC - 34 31 32
2Total Suspended Solid mg/L 20 324.5
114 66.6
3 pH - - 7.21 7.91 8.334 Sulfida mg/L 0.01 7.65 0.45 0.575 Khlorin Bebas mg/L - 0.01 0.01 tt6 Amoniak Bebas mg/L 0.3 0.0089 0.0065 0.03627 BOD5 mg/L 20 360 57 128 COD mg/L - 850 120 309 Nitrat mg/L 0.008 1.32 2.09 0.38
10 Detergent mg/L 1 0.07 0.12 0.2411 Fosfat mg/L 0.015 0.17 0.08 0.0512 Minyak Lemak mg/L 0.015 0.17 0.08 0.05
Dari tabel diatas, dapat dipastikan bahwa pencemaran di Kali Mati dan Pantai Muncar telah membuat kualitas air menurun dan tidak aman lagi untuk digunakan, terutama untuk bahan konsumsi masyarakat. Selain itu, kualitas air pantai yang buruk juga menandakan bahwa hasil laut tidak aman untuk dikonsumsi. Kadar zat pencemar yang terlalu tinggi akan menurunkan kadar oksigen di air dan dapat mengganggu keseimbangan kehidupan biota air. Tanaman-
tanaman air juga ikut merasakan dampak dari pencemaran ini dan tidak dapat lagi tumbuh di daerah tersebut.
Dampak dari pencemaran juga terjadi di bidang kesehatan. Penurunan kualitas air juga mengakibatkan merebaknya jumlah mikroorganisme penyebar penyakit. Terdapat beberapa penyakit yang termasuk water-borne diseases, atau penyakit yang dibawa oleh air, diantaranya diare, hepatitis A, kolera, typhus, disentri, giardiasis, ascariasis, dan lain-lain. Penyebaran penyakit-penyakit ini memang tidak secara langsung, namun melalui perantara jaring-jaring makanan yang juga terkena dampak dari pencemaran.
ANALISIS DAN INTERPRETASIAnalisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)
Untuk mengetahui seberapa besar dampak dari pencemaran industri pengolahan ikan di Muncar, penulis melakukan AMDAL dan melakukan pembobotan untuk setiap aspek dan dampak yang ditimbulkan. Proses AMDAL diawali dengan merinci daftar aspek lingkungan dari industri pengolahan ikan Muncar, pembobotan aspek lingkungan, dan terakhir adalah penilaian resiko lingkungan. Rincian daftar aspek lingkungan dari industri pengolahan ikan Muncar terdapat pada tabel dibawah ini.
Tabel 7 Daftar Aspek Lingkungan Industri Pengolahan Ikan Muncar
No Kode Aspek
Jenis Kegiatan Produk/Jasa Aspek Lingkungan Dampak Lingkungan
1 A1Pendaratan Ikan
Kebocoran Wadah Ikan Pencemaran AirA2 Ceceran Air Ikan Bau tidak sedapA3 Peletakan Wadah Ikan Estetika lingkungan
2 B1
Transportasi Ikan
Penggunaan alat transportasi
Pencemaran Udara
B2 Penggunaan packing seal Pack sulit didaur ulang
B3 Ceceran Air Ikan Bau tidak sedap3 C1
Pencucian Bahan BakuCeceran Air Ikan Bau tidak sedap
C2 Penggunaan Air Berkurangnya airC3 Pembuangan Isi Ikan Penumpukan sampah
4 D1
Proses Produksi
Penggunaan Air Berkurangnya airD2 Penggunaan Bahan Bakar
MinyakPencemaran Udara
D3 Pengunaan mesin produksi Kebisingan
D4 Ceceran Air Ikan Bau tidak sedap5 E1
Pengolahan Limbah
Ceceran Limbah Bau tidak sedapE2 Estetika lingkunganE3 Effluent Limbah Penumpukan sampahE4 Instalasi tak terintegrasi Tersebarnya sampah
Berdasarkan pada tabel 7, aspek dan dampak lingkungan kemudian diberi pembobotan nilai sesuai dengan seberapa berat tingkat pencemaran yang terjadi. Adapun pembobotan aspek lingkungan dan penilaian aspek lingkungan yang dilakukan terdapat pada table 8 dan 9 di bawah ini.
UraianKapasitas
UraianKuantitas
12
34
5A1
Kebocoran Wadah Ikan
tidak tersediaPencemaran Air
510
105
1040
PentingA2
Ceceran Air Ikantidak tersedia
Bau tidak sedap5
55
55
25Penting
A3Peletakan W
adah Ikantidak tersedia
Estetika lingkungan5
510
55
30Penting
B1Penggunaan alat transportasi
tidak tersediaPencemaran Udara
55
105
530
Penting
B2Penggunaan packing seal
tidak tersediaPack sulit didaur ulang
55
105
530
Penting
B3Ceceran Air Ikan
tidak tersediaBau tidak sedap
55
55
525
PentingC1
Ceceran Air Ikantidak tersedia
Bau tidak sedap5
55
55
25Penting
C2Penggunaan Air
tidak tersediaBerkurangnya air
55
105
126
Penting
C3Pembuangan Isi Ikan
tidak tersediaPenumpukan sampah
55
105
126
Penting
D1Penggunaan Air
tidak tersediaBerkurangnya air
55
105
126
Penting
D2Penggunaan Bahan Bakar M
inyaktidak tersedia
Pencemaran Udara5
510
55
30Penting
D3Pengunaan mesin produksi
tidak tersediaKebisingan
51
55
117
Penting
D4Ceceran Air Ikan
tidak tersediaBau tidak sedap
55
55
525
PentingE1
Bau tidak sedap5
55
55
25Penting
E2Estetika lingkungan
55
105
530
Penting
E3Effluent Limbah
tidak tersediaPenumpukan sampah
55
105
126
Penting
E4Instalasi tak terintegrasi
tidak tersediaTersebarnya sampah
55
55
121
Penting
JumlahStatus
123
Jenis Kegiatan Produk/JasaAspek Lingkungan
Kode Aspek
NoDampak
LingkunganKriteria Aspek Penting
tidak tersedia
Ceceran Limbahtidak tersedia
5
Pendaratan Ikan
Transportasi Ikantidak tersedia
tidak tersedia
Pencucian Bahan Baku
tidak tersedia
Proses Produksitidak tersedia
Pengolahan Limbah
4 Tabel 8 Pembobotan Aspek dan Dampak Lingkungan Industri Pengolahan Ikan Muncar
LDKD
FrekPP
WP
MP
IMSkor
LDKD
FrekPP
WP
MP
IMSkor
A1Kebocoran W
adah Ikan
Pencemaran Air7
57
77
51
60025
A2Ceceran Air Ikan
Bau tidak sedap7
35
71
31
2205
A3Peletakan W
adah Ikan
Estetika lingkungan7
33
71
31
1323
B1Penggunaan alat transportasi
Pencemaran Udara7
35
77
71
36015
B2Penggunaan packing seal
Pack sulit didaur ulang
77
77
13
17203
B3Penggunaan Air
Berkurangnya air7
35
71
31
2205
C3Pembuangan Isi Ikan
Penumpukan sampah7
55
71
31
3675
D2Penggunaan Bahan Bakar M
inyakPencemaran Udara
73
57
77
136015
D3Pengunaan mesin produksi
Kebisingan3
37
71
31
1323
D4Bau tidak sedap
73
77
13
13087
E2Estetika lingkungan
73
57
33
16615
E3Effluent Limbah
Penumpukan sampah7
55
71
31
3675
E4Instalasi tak terintegrasi
Tersebarnya sampah7
77
73
31
21609
Ceceran Limbah
No Aspek
Aspek Lingkungan
Dampak
LingkunganNormal
Abnormal
31
36757
55
71
Tabel 9 Penilaian Dampak Lingkungan Industri Pengolahan Ikan Muncar
Berdasarkan tabel penilaian dampak lingkungan, seluruh aspek dan dampak lingkungan memperoleh skor ribuan. Jika ditinjau dari tingkat signifikansi, aspek lingkungan ditetapkan signifikan (nyata) jika total poin yang diperoleh lebih besar sama dengan 6750. Meninjau dari kriteria tersebut, maka dari seluruh aspek lingkungan, terdapat 5 aspek yang dinyatakan signifikan. Lima aspek tersebut yaitu aspek A1 (pencemaran air), B1 (pencemaran udara akibat penggunaan alat transportasi), B2 (pack sulit didaur ulang), D2 (pencemaran udara akibat BBM), dan E4 (tersebarnya sampah akibat instalasi tak terintegrasi). Oleh karena itu, penulis ingin membuat rekomendasi rancangan pengolahan limbah industri pengolahan ikan Muncar menggunakan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).
Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Industri Pengolahan Ikan MuncarUntuk menangani terjadinya pencemaran dan juga mengurangi pemakaian air, diperlukan
adanya sistem untuk pengolahan air limbah dan sistem water reuse. IPAL akan mendegradasi polutan air kemudian sistem water reuse akan mendaur ulang air sehingga dapat digunakan kembali untuk kebutuhan air. Teknologi untuk pengolahan limbah industri ikan Muncar hendaknya memenuhi kriteria dibawah ini.
Pengelolaan mudah Biaya operasi rendah Dapat digunakan untuk limbah dengan BOD tinggi Dapat menghilangkan padatan tersuspensi dengan baik Perawatan sederahana
Berdasarkan kriteria diatas, teknologi yang cocok untuk pengolahan limbah di Muncar adalah kombinasi proses biofilter anaerob-aerob. Secara umum, tahapan pengolahan limbah dengan sistem ini terdiri dari 3 proses, yaitu proses pengolahan limbah di IPAL, pengolahan secara filtrasi, dan pengolahan secara adsorpsi.
Untuk menghindari tercampurnya limbah dengan air hujan, sistem pengumpulan limbah dirancang dengan menggunakan pemompaan dengan perpipaan tertutup. Sistem ini dibuat dengan cara mengumpulkan limbah dari setiap sumber ke dalam bak pengumpul. Limbah yang terkumpul dalam bak pengumpul ini akan dipompa secara otomatis menggunakan pompa submersible yang dilengkapi dengan level kontrol. Untuk sumber limbah yang sangat jauh dari lokasi IPAL, maka dilakukan dengan sistem transfer dimana limbah dari bak pengumpul dipompa ke dalam bak transfer yang berfungsi sebagai bak transfer ke lokasi IPAL. Limbah yang terkumpul kemudian dipompa lagi menuju IPAL. Contoh skema teknologi ini terdapat pada gambar dibawah ini.
Gambar 4 Skema IPAL dan Water Reuse System
Dengan tersebarnya area industri pengolahan ikan Muncar, diperlukan adanya suatu tempat yang akan menjadi lokasi pengolahan secara terintegrasi karena selama ini, industri-industri tersebut membuang limbah hasil pengolahan ikan ke laut, Kali Mati, dan Kali Tratas. Berikut ini merupakan peta persebaran industri pengolahan ikan di Kecamatan Muncar, Banyuwangi.
Gambar 5 Peta Persebaran Industri Pengolahan Ikan di Muncar
IPAL dapat dibangun di lahan kosong namun dapat menghubungkan seluruh lokasi produksi di Muncar. Jaringan IPAL akan dibangun di bawah tanah agar tidak mengganggu estetika lingkungan. Semua limbah, baik domestik maupun produksi, akan dikumpulkan pada bak pengumpul untuk kemudian diolah dalam IPAL. Hasil dari teknologi ini diharapkan dapat membantu mengurangi pencemaran akibat limbah industri pengolahan ikan Muncar dan juga dapat membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan air bersih.
Project Scheduling Berikut adalah project schedulling yang memuat perancangan jadwal kerja dalam
perencanaan pembangunan IPAL di Kecamatan Muncar Kabupaten Banyuwangi.
Tabel 10 Ganttchart Project Schedulling
Nomor AktivitasJadwal
2015 20165 6 7 8 9 10 11 12 1 2
1 Engineering Study
2 Conceptual Design, Development of Cost, and Schedule each alternative
Nomor AktivitasJadwal
2015 20165 6 7 8 9 10 11 12 1 2
3 Economic Analysis by Project Owner
4 IPAL and Water Reuse Project authorization
5 Final design and contract document preparation
6 Materials and Equipments Procurement
7 IPAL and Water Reuse Construction and Administration
8 IPAL and Water Reuse Testing and Inspection
9 Project Closing and Audits
DAFTAR PUSTAKA
Banyuwangi, B. K. 2007. Pencemaran Lingkungan di Kabupaten Muncar. Rapat Koordinasi
Pencemaran Lingkungan Bagi Industri Pengolahan Hasil Ikan di Kawasan Muncar.
Banyuwangi.
Herlambang, A. 2002. Teknologi Pengolahan Limbah Cair dan Industri Tahu. Samarinda: Pusat
Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Lingkungan dan Bapedal.
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No.06 Tahun 2007 tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi
Usaha dan atau Kegiatan Pengolahan Hasil Perikanan. (n.d.).
Setiyono, & Yudo, S. 2008. Dampak Pencemaran Lingkungan Akibat Limbah Industri
Pengolahan Ikan di Muncar. Penelitan Pusat Teknologi Lingkungan BPPT, 69-80.
Setiyono. 2009. Disain Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dan Re-use Air di
Lingkungan Perhotelan. Penelitan Pusat Teknologi Lingkungan BPPT, 162-172