DJ BIM® Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih Baik
PROGRAM KERJA TAHUN 2015, ISU STRATEGIS, DAN PROGRAM PRIORITAS
DIREKTORAT JENDERAL BASIS INDUSTRI MANUFAKTUR
Pada :RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
JAKARTA, 5 FEBRUARI 2015
Disampaikan oleh Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur
DJ BIM® Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih Baik
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN
II. ISU STRATEGIS DITJEN BASIS INDUSTRI MANUFAKTUR 2015
III. KEBIJAKAN MENDORONG PENGEMBANGAN PRODUK INDUSTRIBERORIENTASI EKSPOR
IV. PENGEMBANGAN INDUSTRI SUBSTITUSI IMPOR BAHAN BAKU &BARANG MODAL
V. UPAYA MENARIK INVESTASI MELALUI INSENTIF
VI. PROGRAM KERJA DITJEN BASIS INDUSTRI MANUFAKTUR 2015
VII. PROGRAM QUICK WINS DITJEN BASIS INDUSTRI MANUFAKTUR 2015‐2019
VIII. KESIMPULAN
DJ BIM® Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih Baik
I. PENDAHULUAN
DJ BIM® Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih Baik
A. ACUAN PEMBANGUNAN INDUSTRI
UU No. 3 Thn. 2014 tentang Perindustrian
Pembangunan industriyang maju diwujudkanmelalui penguatanstruktur Industri yangmandiri, sehat, danberdaya saing, denganmendayagunakansumber daya secaraoptimal dan efisien
Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional
Rencana IndukPembangunan IndustriNasional merupakanpedoman bagiPemerintah dan pelakuIndustri dalamperencanaan danpembangunan Industri
Kebijakan Industri Nasional
Kebijakan Industri Nasionalmerupakan arah dan tindakanuntuk melaksanakan RencanaInduk Pembangunan IndustriNasional
DJ BIM® Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih Baik
B. PERTUMBUHAN INDUSTRI PENGOLAHAN NON‐MIGAS MENURUT CABANG‐CABANG INDUSTRI
Sumber : BPS diolah Kemenperin;
Pertumbuhan cabang industri non-migas pada triwulan III tahun 2014 yang tertinggi dicapai oleh Industri Kertas danBarang Cetakan sebesar 9,04%, Industri Barang Kayu & Hasil Hutan Lainnya sebesar 8,11%, Industri Makanan,Minuman dan Tembakau sebesar 6,89%, serta Industri Logam Dasar Besi & Baja sebesar 6,59%.
LAPANGAN USAHA 2009 2010 2011 2012 2013 TW III 2013
TW III 2014
1). Makanan, Minuman dan Tembakau 11,22 2,78 9,14 7,57 3,34 2,78 6,892). Tekstil, Barang Kulit & Alas kaki 0,60 1,77 7,52 4,27 6,06 6,54 3,683). Barang Kayu & Hasil Hutan Lainnya -1,38 -3,47 0,35 -3,14 6,18 6,04 8,114). Kertas dan Barang Cetakan 6,34 1,67 1,40 -4,75 4,45 7,26 9,045). Pupuk, Kimia & Barang dari Karet 1,64 4,70 3,95 10,50 2,21 -3,59 -0,296). Semen & Barang Galian Bukan Logam -0,51 2,18 7,19 7,80 3,00 2,82 -2,907). Logam Dasar Besi & Baja -4,26 2,38 13,06 5,86 6,93 3,28 6,598). Alat Angkut, Mesin & Peralatannya -2,87 10,38 6,81 7,03 10,54 11,67 5,52
9). Barang Lainnya 3,19 3,00 1,82 -1,13 -0,70 0,07 1,52
Industri Non Migas 2,56 5,12 6,74 6,42 6,10 5,63 5,01Produk Domestik Bruto (PDB) 4,63 6,22 6,49 6,26 5,78 6,07 5,32
DJ BIM® Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih Baik
C. PERAN TIAP CABANG INDUSTRI TERHADAP PDB SEKTOR INDUSTRI
LAPANGAN USAHA 2009 2010 2011 2012 2013 TW III 2014
1). Makanan, Minuman dan Tembakau 33,16 33,60 35,20 36,28 35,76 37,94
2). Tekstil, Barang kulit & Alas kaki 9,19 8,97 9,23 9,12 9,14 8,96
3). Barang kayu & Hasil hutan lainnya. 6,33 5,82 5,44 4,98 5,02 5,02
4). Kertas dan Barang cetakan 4,82 4,75 4,46 3,91 3,86 3,81
5). Pupuk, Kimia & Barang dari karet 12,85 12,73 12,21 12,62 12,21 11,02
6). Semen & Barang Galian bukan logam 3,43 3,29 3,27 3,38 3,39 3,11
7). Logam Dasar Besi & Baja 2,11 1,94 2,00 1,93 1,90 1,81
8). Alat Angkut, Mesin & Peralatannya 27,33 28,14 27,44 27,12 28,10 27,73
9). Barang Lainnya 0,77 0,76 0,73 0,67 0,63 0,61
Sumber : BPS diolah Kemenperin
Kontribusi terbesar pada pembentukan PDB sektor Industri diberikan oleh cabang Industri Makanan,Minuman dan Tembakau sebesar 37,94%, diikuti oleh cabang Industri Alat Angkut, Mesin &Peralatannya sebesar 27,73% dan cabang Industri Pupuk, Kimia & Barang dari Karet sebesar 11,02%
DJ BIM® Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih Baik
D. GLOBAL COMPETITIVENESS REPORT 2013 ‐ 2014
Peringkat Daya Saing Beberapa Negara Asia dalam Global Competitiveness Report 2013‐2014
Country 2013 2012 Change
Singapore 2 2
Japan 9 10 +
Hong Kong SAR 7 9 +
Taiwan 12 13 +
Malaysia 24 25 +
Korea 25 19 -
China 29 29
Thailand 37 38 +
Indonesia 38 50 +
India 60 59 -
Vietnam 70 75 +
Philipinnes 59 65 +
Cambodia 88 85 -
Peringkat Indonesia pada GlobalCompetitiveness Report 2013-2014meningkat, namun masih berada dibawah negara-negara ekonomiutama di ASEAN seperti Thailand,Malaysia dan Singapura.
Sumber: Global Competitiveness Report 2013‐2014
Indikator Penilaian :1. Institution2. Infrastructure3. Macroeconomic Env.4. Health & Primary Education5. Higher Education & Training6. Goods Market Efficiency7. Labor Market Efficiency8. Financial Market Dev.9. Technological Readiness10. Market Size11. Business Sophistication12. Innovation
DJ BIM® Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih Baik
E. MASYARAKAT EKONOMI ASEAN 2015
1. Visi ASEAN 2020:
• “Menciptakan kawasan ASEAN yang stabil, makmur, berdaya saing tinggi; mempercepat liberalisasi perdagangan di bidang jasa; dan meningkatkan pergerakan tenaga kerja profesional dan jasa lainnya secara bebas di kawasan”.
2. Pembentukan komunitas ASEAN (AEC) didukung oleh 3 pilar integrasi, yakni:
•ASEAN Political Security Community
•ASEAN Economic Community
•ASEAN Socio Cultural Community.
3. Tujuan dibentuknya AEC
• “Menciptakan ASEAN sebagai sebuah pasar tunggal dan kesatuan basis produksi dimana terjadi free flowatas barang, jasa, faktor produksi, investasi dan modal serta penghapusan tarif bagi perdagangan antar negara ASEAN”
4. AEC Blueprint memuat 4 pilar utama yakni:
•Pilar 1, ASEAN sebagai pasar dan basis produksi tunggal
•Pilar 2, ASEAN sebagai kawasan berdaya saing ekonomi tinggi
•Pilar 3, ASEAN sebagai kawasan dengan pengembangan ekonomi yang merata
•Pilar 4, ASEAN sebagai kawasan yang terintegrasi penuh dengan ekonomi global
Direktorat Jenderal Basis Industri Manufaktur
DJ BIM® Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih Baik
KONTRIBUSI EKSPOR PRODUK INDUSTRI INDONESIA KE PASAR ASEAN
• Sektor Industri memberikan kontribusi 47% terhadap total ekspor Indonesia ke ASEAN
Sumber : ASEAN Trade Statistics Database diolah Ditjen BIM, Kemenperin
Ekspor Indonesia Intra ASEAN
Direktorat Jenderal Basis Industri Manufaktur
DJ BIM® Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih Baik
KONDISI IMPOR PRODUK BASIS INDUSTRI MANUFAKTUR
Sumber: BPS (2014), diolah DJ‐KII Kemenperin
Berat (TON) Nilai (USD Juta) Berat (%) Nilai (%)
1 7225509000 Besi Baja dan Produk Turunan 98,173,538 77.23 43.63 42.22 JAPAN (58,88) CHINA (16,92)
2 7208279000 Besi Baja dan Produk Turunan 101,606,386 75.7 39.34 37.99 JAPAN (58,67) KOREA REPUBLIC OF (28,74)
3 7210491200 Besi Baja dan Produk Turunan 61,139,314 50.39 39.02 38 JAPAN (35,91) KOREA REPUBLIC OF (27,83)
4 7308909900 Besi Baja dan Produk Turunan 67,434,075 153.27 38.07 39.59 CHINA (69,45) MALAYSIA (14,10)
5 7207202900 Besi Baja dan Produk Turunan 111,599,228 68.71 36.06 36.11 CHINA (40,64) MALAYSIA (32,32)
6 7326909990 Besi Baja dan Produk Turunan 26,695,656 161.58 35.67 41.15 CHINA (31,69) JAPAN (14,29)
7 2501009010 Kimia Dasar 1,263,410,877 58.38 45.71 36.81 AUSTRALIA (78,58) INDIA (20,97)
8 2809209900 Kimia Dasar 109,425,628 77.97 40.76 38.99 MOROCCO (36,83) JORDAN (35,38)
9 3901109910 Kimia Dasar 118,619,238 199.15 39.34 41.1 MALAYSIA (36,38) SINGAPORE (27,66)
10 3907209000 Kimia Dasar 47,529,615 103.69 37.41 39.39 SINGAPORE (39,62) CHINA (28,06)
11 4002199000 Kimia Dasar 41,305,844 83.05 35.99 37.03 KOREA REPUBLIC OF (67,20) TAIWAN PROVINCE OF CHINA (7,10)
12 4002209000 Kimia Dasar 29,507,988 62.52 35.98 36.61 KOREA REPUBLIC OF (67,48) CHINA (7,52)
13 3808931900 Kimia Dasar 20,084,684 86.46 35.82 40.16 CHINA (55,37) MALAYSIA (30,49)
14 3402139000 Kimia Dasar 21,055,844 50.96 35.53 37.53 THAILAND (31,58) SINGAPORE (20,26)
15 3907400090 Kimia Dasar 24,318,614 62.37 35.37 37.81 THAILAND (43,59) JAPAN (17,67)
16 2929102000 Kimia Dasar 24,171,918 51.82 35.27 37.33 JAPAN (44,37) KOREA REPUBLIC OF (24,10)
17 3808929000 Kimia Dasar 7,199,928 51.43 32.48 38.43 CHINA (26,04) INDIA (25,28)
18 3808919900 Kimia Dasar 4,626,559 61.51 31.5 38.99 CHINA (49,03) INDIA (14,95)
19 3305109000 Kosmetika 22,208,743 69.64 35.17 38.12 THAILAND (97,79) CHINA (1,15)
20 3926909900 Plastik 17,154,184 79.52 34.13 38.83 CHINA (63,28) SINGAPORE (8,41)
21 5407610090 T e k s t i l 9,247,942 56.41 32.83 38.23 CHINA (74,75) TAIWAN PROVINCE OF CHINA (10,01)
1741.76TOTAL 21 Komoditas
Supplier SupplierNo Kode HS KomoditasJanuari ‐ Juli 2014 Trend Pertumbuhan
- Terjadi Lonjakan Impor pada beberapa cabang industri yang perlu mendapatkan perhatian lebih
Direktorat Jenderal Basis Industri Manufaktur
DJ BIM® Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih Baik
Sumber: BPS (2014), diolah DJ‐KII Kemenperin
Berat Nilai Berat(TON) Nilai(USDJt)
1 4011931000 PengolahanKaret DitjenBIM 142,27% 155,11% 1,508 5,342 JEPANG(g)139,50%(s)77,67% BELGIA(g)122,50%(s)11,14%
2 3102300000 Pupuk DitjenBIM 138,91% 132,52% 58,773 26,031 AUSTRALIA(g)134,12%(s)98,01%
3 2901230000 KimiaDasar DitjenBIM 132,55% 133,21% 65,059 71,717 REPRAKYATCINA(g)105,73%(s)60,93% SINGAPURA(g)116,98%(s)39,07%
4 2207201900 PengolahanTetes DitjenBIM 131,12% 132,44% 412 465 THAILAND(g)122,60%(s)36,95% MALAYSIA(g)34,00%(s)34,44%
5 7225999000 BesiBaja DitjenBIM 123,15% 121,60% 6,560 5,412 SINGAPURA(g)122,42%(s)99,99%
6 7201500000 BesiBaja DitjenBIM 122,81% 120,14% 24,293 17,709 TAIWAN(g)115,82%(s)65,81% INDIA(g)58,88%(s)27,89%
7 3703109000 Barang‐barangKimialainnya DitjenBIM 114,00% 130,59% 212 1,435 SINGAPURA(g)98,40%(s)34,69% UNIEMIRATARAB(g)15,12%(s)15,61%
8 8544491200 Elektronika DitjenBIM 112,56% 125,39% 1,359 8,028 REPRAKYATCINA(g)118,08%(s)97,58%
9 2933210000 KimiaDasar DitjenBIM 112,45% 115,10% 250 366 THAILAND(g)31,32%(s)52,11% VIETNAM(g)101,39%(s)38,19%
10 7201100000 BesiBaja DitjenBIM 108,44% 103,17% 134,452 51,313 THAILAND(g)51,63%(s)50,00% MALAYSIA(g)83,46%(s)50,00%
11 3915309000 KimiaDasar DitjenBIM 101,97% 119,05% 481 4,743 REPRAKYATCINA(g)17,08%(s)37,98% NIGERIA(g)17,47%(s)28,51%
12 7304240090 BesiBaja DitjenBIM 98,94% 109,84% 4,732 28,310 REPRAKYATCINA(g)33,79%(s)14,97% UNIEMIRATARAB(g)39,98%(s)11,58%
13 7211142900 BesiBaja DitjenBIM 98,22% 97,90% 1,755 3,307 THAILAND(g)18,96%(s)55,37% OMAN(g)20,65%(s)22,95%
14 3916201000 Plastik DitjenBIM 97,56% 106,59% 560 2,123 SINGAPURA(g)92,49%(s)55,01% INDIA(g)89,34%(s)12,79%
15 1517906400 PengolahanKelapa/KelapaSawit DitjenIA 122,59% 123,37% 4,982 6,101 THAILAND(g)‐0,02%(s)39,30% VIETNAM(g)116,67%(s)34,39%
16 3826001000 Barang‐barangKimialainnya DitjenIA 120,51% 122,71% 3,594 4,713 BELANDA(g)61,69%(s)52,81% JERMAN(g)96,82%(s)47,19%
17 4804110000 PulpdanKertas DitjenIA 105,99% 101,40% 2,430 1,032 UNIEMIRATARAB(g)16,97%(s)35,04% ETHIOPIA(g)9,03%(s)24,90%
18 8407322200 Mesin DitjenIUBTT 130,52% 149,70% 2,110 19,823 PILIPINA(g)135,33%(s)76,50% MALAYSIA(g)119,36%(s)16,79%
19 8450199020 Alat‐alatListrik DitjenIUBTT 111,74% 123,27% 477 2,009 THAILAND(g)111,35%(s)70,71% SINGAPURA(g)62,59%(s)23,16%
20 8432901000 Mesin DitjenIUBTT 103,46% 130,84% 60 1,457 AMERIKASERIKAT(g)100,65%(s)94,84% JEPANG(g)6,48%(s)4,49%
261,435
Jan‐Jul2014Negara Negara
TOTAL20Komoditas
No HS Komoditas SektorLogest
Direktorat Jenderal Basis Industri Manufaktur
KONDISI EKSPOR PRODUK BASIS INDUSTRI MANUFAKTUR
DJ BIM® Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih Baik
TARGET DAN PROYEKSI PERTUMBUHAN BASIS INDUSTRI MANUFAKTUR
INDIKATORTARGET / PROYEKSI DITJEN BIM
2015 2016 2017 2018 2019
Pertumbuhan Industri Pengolahan Non Migas(persen)
6,83 7,35 7,87 8,19 8,38
Pertumbuhan Industri Logam, Kimia, Tekstildan Aneka (persen)
5,83 6,33 6,83 7,04 7,20
Industri Material Dasar Logam 4,63 5,12 5,75 6,27 6,53
Industri Kimia Dasar 6,86 7,39 8,32 8,61 8,76
Industri Kimia Hilir 5,07 5,35 6,02 6,32 6,61
Industri Tekstil dan Aneka 6,27 6,83 6,92 6,87 6,88
Kontribusi Industri Pengolahan Non‐migasterhadap PDB Nasional (persen)
21,22 21,95 22,68 23,42 24,15
Kontribusi Industri Logam, Kimia, Tekstil danAneka terhadap PDB Nasional (persen)
6,26 6,45 6,64 6,82 7,00
Sesuai targetyangtelah ditetapkan oleh Ditjen BIMselama periode 2015– 2019,diambil identifikasi permasalahan dengan langkah – langkah kebijakan sebagai berikut:
DJ BIM® Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih Baik
II. ISU STRATEGIS DITJEN BASIS INDUSTRI MANUFAKTUR 2014(Beberapa industri unggulan)
DJ BIM® Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih Baik
A. DASAR HUKUM PENINGKATAN NILAI TAMBAH MINERAL
UUD 1945
• Cabang-cabang produksi yang penting dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara(Pasal 33 ayat 2)
• Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuksebesar-besar kemakmuran rakyat (Pasal 33 ayat 3)
UU 22 tahun 2001 tentang Minyak Dan Gas Bumi
• Penyelenggaraan kegiatan usaha Minyak dan Gas Bumi bertujuan menjamin efektivitas pelaksanaan danpengendalian usaha Pengolahan, Pengangkutan, Penyimpanan, dan Niaga secara akuntabel yangdiselenggarakan melalui mekanisme persaingan usaha yang wajar, sehat, dan transparan; (Pasal 3b)
• Kegiatan usaha Hilir migas meliputi Izin Usaha Pengolahan; Izin Usaha Pengangkutan; Izin UsahaPenyimpanan dan Izin Usaha Niaga. (Pasal 23, ayat 2)
UU No.4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara
• Pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) Operasi Produksi wajib meningkatkan nilai tambah mineralmelalui pengolahan dan pemurnian di dalam negeri atau bekerjasama dengan Pemegang IUP lain (Pasal102 dan 103)
• Pemegang Kontrak Karya (KK) yang sudah berproduksi wajib melakukan pemurnian selambat-lambatnya 5(lima) tahun sejak UU 4 tahun 2009 diundangkan (Pasal 170)
UU No 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian
• Dalam rangka peningkatan nilai tambah sumber daya alam, Pemerintah mendorong pengembangan Industripengolahan di dalam negeri. (Pasal 31)
1. HILIRISASI INDUSTRI BERBASIS SUMBER DAYA ALAM
DJ BIM® Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih Baik
B. KERANGKA PIKIR PENINGKATAN NILAI TAMBAH INDUSTRI
DJ BIM® Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih Baik
INDUSTRI MANUFAKTUR
Industri dasar yang mengolah sumber daya alam menghasilkan bahan baku yangdigunakan untuk kegiatan industri lainnya maupun sub sektor ekonomi lainnyaserta industri padat karya yang menghasilkan barang konsumsi strategis.
Ruang Lingkup Industri Manufaktur :
1. Industri tekstil;
2. Industri produk tekstil;
3. Industri barang kulit;
4. Industri alas kaki;
5. Industri Aneka.
Industri berbasis SDM
1. Industri Pengolahan dan Pemurnian Besi Baja dasar
2. Industri Pengolahan dan Pemurnian Bukan Besi
3. Industri Pembentukan Logam (Metal Forming)
4. Industri Logam untuk industri strategis
5. Industri Bahan Galian Non Logam (semen, keramik, kaca, asbes, marmer, dan amplas)
Industri hulu mineral tambang
1. Industri Petrokimia Hulu , 2. Industri Kimia Organik , 3. Industri Resin Sintetik dan Bahan
Plastik , 4. Industri Karet Sintetik, dan
Industri hulu migas dan batu bara
DJ BIM® Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih Baik
No Industri Prioritas Jenis Industri
1. INDUSTRI FARMASI, KOSMETIK DAN ALAT KESEHATAN
Industri Farmasi dan Kosmetik: Sediaan herbal, Garam farmasi, Golongan Cefalosporin, Amlodipine, Glucose Parmaceutical Grade (for infusion), Amoxicillin, Glimepiride, Parasetamol, Produk Herbal/Natural, dan Produk Kosmetik.
2. INDUSTRI TEKSTIL, KULIT, ALAS KAKI DAN ANEKA
Industri Plastik, Pengolahan Karet dan Barang dari Karet:
Barang-barang plastik untuk keperluan umum, keperluankhusus (al. untuk kesehatan, otomotif dan elektronik).
Barang-barang dari karet untuk keperluan umum, keperluankhusus (al. untuk kesehaan, otomotif dan elektronik).
3. INDUSTRI BARANG MODAL, KOMPONEN, BAHAN PENOLONG DAN JASA INDUSTRI
Industri Komponen:
Kemasan(Packaging) (basis karton dan plastik), Pengolahan karet dan barang dari karet : Ban pnumatic, Ban luar dan ban dalam, dllBan vulkanisir ukuran besar (Giant vulcanised tyre) (untuk pesawatdan offroad)Barang karet untuk keperluan industri dan komponen otomotifZat Aditif , Zat pewarna tekstil (Dye stuff), plastik dan karet (pigmen)Bahan kimia anorganik (antara lain: yodium dan mineral laut)
Pembangunan Industri Prioritas Sesuai Ripin (IKH)
DJ BIM® Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih Baik
No Industri Prioritas Jenis Industri
4. INDUSTRI LOGAM DASAR DAN BAHAN GALIAN BUKAN LOGAM
Industri bahan galian non-logam hulu:
Semen, Keramik, Kaca/gelas, Kaca/gelas Pharmaceutical Grade, Refractory, Zirkonia, zirkon silikat, bahan kimia Zirkon, Zirkon Opacifier• Industri Logam Dasar
DJ BIM® Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih Baik
C. PENGEMBANGAN INDUSTRI BERBASIS MIGAS
ISU POKOK
1. Tingginya impor produk petrokimia yang mencapai US$ 7.7 milyar (2013) dan akan terus meningkat apabila tidak ada pembangunan pabrik di dalam negeri.
2. Dibutuhkannya alokasi bahan baku migas untuk mendukung pengembangan industri petrokimia.
STRATEGI KEBIJAKAN
1. Memperkuat struktur industri berbasis minyak dan gas bumi.
2. Membangun dan mengembangkan industri petrokimia yang masih kurang (belum mampu memenuhi kebutuhan domestik) dalam upaya mengurangi impor produk petrokimia.
3. Mengembangkan program hilirisasi, seperti untuk komponen otomotif.
DJ BIM® Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih Baik
Program Revitalisasi Industri Pupuk
Penggantian 5 pabrik urea yang sudah tua > 25 tahun dan kurangefisienPenggantian 5 pabrik urea yang sudah tua > 25 tahun dan kurangefisien
Pengamanan penyediaan pasokan gas bumi pabrik urea eksistingPengamanan penyediaan pasokan gas bumi pabrik urea eksisting
Pembangunan pabrik pupuk majemuk NPK/Phonska kapasitas 1,0 jutaton/tahunPembangunan pabrik pupuk majemuk NPK/Phonska kapasitas 1,0 jutaton/tahun
Pembangunan pabrik pupuk organik di daerah yang memiliki potensibahan baku pupuk organikPembangunan pabrik pupuk organik di daerah yang memiliki potensibahan baku pupuk organik
Penerapan SNI : termasuk pewarnaan pupuk Urea dan pupuk NPKPenerapan SNI : termasuk pewarnaan pupuk Urea dan pupuk NPK
DJ BIM® Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih Baik
No. Pabrik Mulai OperasiKapasitas(000 Ton)
Usia Pabrik
UREA <20 Tahun > 20 Tahun
1. Pusri II 1974 570 39
2. Pusri III 1976 570 37
3. Pusri IV 1977 570 36
4. Pusri IB 1994 570 19
5. Kaltim ‐1 1984 700 29
6. Kaltim ‐2 1984 570 29
7. Kaltim ‐3 1988 570 25
8. Popka 1998 570 15
9. Kaltim ‐4 2002 570 11
10. Kujang IA 1978 586 35
11. Kujang IB 2006 570 7
12 Urea Ammonia I PKG 1995 462 18
13. PIM I 1984 600 29
14. PIM II 2004 570 9
JUMLAH 8.048 6 8
Kapasitas dan Usia Pabrik Pupuk Urea
DJ BIM® Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih Baik
Profil Industri Petrokimia di Teluk Bintuni
1. Pengembangan industri petrokimia dan turunannya di Teluk Bintuni memberikan kontribusi
berarti dalam mendukung peningkatan pertumbuhan industri dari 6,10% menjadi 9,43%
pada tahun 2020.
2. Pengembangan industri petrokimia yang melibatkan kewenangan berbagai
Kementerian/Lembaga (K/L) sudah diakomodasi dalam RPJMN 2015 ‐ 2019 dan Renstra K/L
terkait yang ditetapkan melalui Perpres. Oleh karena itu, diperlukan payung hukum agar K/L
dapat melakukan kegiatan pembangunan untuk mendukung pengembangan industri
petrokimia yang belum tercantum dalam RPJMN dan Renstra K/L.
3. Diperlukan payung hukum untuk memprioritaskan alokasi gas untuk industri petrokimia,
seperti halnya telah terdapat Inpres untuk dapat memprioritaskan alokasi gas untuk industri
pupuk.
DJ BIM® Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih Baik
Potensi Lahan Penggaraman di IndonesiaProfil Industri Garam
EKSISTING LAHAN PROSPEKTIF
JAWA BARAT 3,860 1,484
CIREBON 2,447 673
INDRAMAYU 1,413 812
JAWA TENGAH 5,658 330
DEMAK 1,245 148
REMBANG 1,135 183
PATI 3,279
JAWA TIMUR *) 12,197 1,296
PAMEKASAN 1,786 420
SAMPANG 5,405 876
SUMENEP 5,005
NUSA TENGGARA BARAT 1,861 968
BIMA 1,083 575
LOMBOK TIMUR 778 394
NUSA TENGGARA TIMUR 241 11,424
KUPANG 174 7,711
ENDE 56 1,256
NAGEKEO 11 2,457
SULAWESI SELATAN 1,247 1,686
JENEPONTO 579 622
TAKALAR 434 579
PANGKEP 234 486
TOTAL 25,064 17,190 * termasuk PT. Garam (Pamekasan 945 ha, Sampang 1.217 ha, Sumenep 3.328 ha)
PROVINSI/KABUPATEN LUAS LAHAN (ha)
Ditjen BIM melakukantransformasi pengembangangaram dari pola budi dayamenjadi sistem industri garammelalui penerapan teknologigeomembrant untukmeningkatkan produktivitasdan kualitas garam
DJ BIM® Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih Baik
D. PENGEMBANGAN INDUSTRI BERBASIS LOGAM
• Dasar hukum pengembangan industri logam sudah sangat lengkap dengan
diterbitkannya UU Nomor 4 tahun 2009 tentang Minerba dan UU Nomor 3 tahun
2014 tentang Perindustrian, dengan berbagai peraturan pelaksanaannya
• Pengembangan industri logam diprioritas kepada pengembangan industri 4
(empat) logam utama, yaitu besi baja, aluminium, nikel dan tembaga
• Strategi pengembangan industri logam dilakukan dengan dengan cara
mengembangkan sentra wilayah sumber bahan baku logam sekaligus sebagai
pengembangan industri hilirnya secara terpadu, seperti di Morowali,
Mempawah, Tayan dsb
• Pengembangan industri logam diarahkan untuk mendukung dan memperkuat
industri hilirnya yang menghasilkan berbagai barang modal yang dimanfaatkan
industri dan sub sektor ekonomi lainnya
DJ BIM® Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih Baik
• Kebijakan Penyediaan Bahan Baku
– UU No.4 tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara
– UU No.3 Tahun 2014 tentang Perindustrian
– Permen ESDM No. 34 Tahun 2009 tentang Pengutamaan Pemasokan Kebutuha
Mineral dan Batubara untuk Kepentingan Dalam Negeri
– Permen ESDM No.1 Tahun 2014 tentang Peningkatan Nilai Tambah Mineral
melalui Pengolahan dan Pemurnian Mineral di Dalam Negeri
– Peraturan Menteri Perdagangan No. 04 Tahun 2014 Tentang Ketentuan Ekspor
Produk Pertambangan Hasil Pengolahan dan Pemurnian
• Kebijakan Pengamanan Pasar Dalam Negeri
– Peraturan Menteri Perindustrian Tentang SNI Wajib
– P3DN
– Safeguard, BMAD
• Kebijakan Investasi
– Tax Holiday
– Tax Allowance
Strategi Kebijakan yang Telah DiberlakukanDalam Rangka Peningkatan Daya Saing
DJ BIM® Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih Baik
1. Cadangan Mineral
Sumber Data Cadangan Mineral (Juta Ton)
Bijih / Pasir Besi Bauksit Tembaga Nikel
Badan Geologi 173 302 3.044 1.028
Ditjen Minerba 1.217 1.129 3.044 2.905
2. Ekspor Mineral*)
Mineral Ekspor Mineral (Juta Ton)
2009 2010 2011 2012 2013
Bijih Nikel 11 17 33 41 52
Bijih Bauksit 16 27 40 30 52
Bijih Besi 7 8 13 10 18
Konsentrat Tembaga
2,3 2,6 1,4 1,1 1,4
Catatan:
Ekspor bauksit pada tahun 2013 sebesar 52 juta Ton setara dengan lebih dari 10 juta Ton Ingot Aluminium atau setara dengan hasil produksi PT. Inalum selama 40 tahun
*) Sumber : BPS
DJ BIM® Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih Baik
No ProdukKapasitas (Juta Ton)
Jumlah Perusahaan
Rencana Investasi
(USD Miliar)
Penghematan Devisa
(USD Miliar)
Asumsi Harga(USD per Ton)
1Slab/ Billet/ Pig Iron/ Sponge Iron/ Pellet
6,40 6 5,62 2,560 400
2 Alumina 10,40 5 8,50 3,640 350
3 Tembaga 0,781 5 7,507 5,935 7.600
4Ferro Nickel (Ni 10%) / Nickel Pig Iron (Ni 4%) / Nickel Matte (Ni 70%)
2,35 11 13,878 3407 1.450
TOTAL 19,93 27 35.505 15,543
Rencana Investasi Smelter
DJ BIM® Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih Baik
E. PENGEMBANGAN INDUSTRI BERBASIS BAHAN GALIAN NON LOGAM DAN INDUSTRI KIMIA HILIR LAINNYA
Industri berbasis bahan galian non logam dan industri kimia hilir lainnya diprioritaskan
menjadi 2 (dua) bagian besar, yaitu Industri bahan galian non‐logam dan Industri kimia
hilir lainnya (Industri farmasi dan kosmetik, Industri Plastik, Pengolahan Karet dan
Barang dari Karet).
I. INDUSTRI BAHAN GALIAN NON‐LOGAM
A. Industri Semen
1. Permasalahan terkait pengadaan dan pemanfaatan lahan (perizinan lahantambang, RPP Karst);
2. Kurangnya sarana dan prasarana distribusi produk semen di beberapa daerahyang menyebabkan tidak optimalnya pasokan, yang pada akhirnya berakibatnaiknya harga semen di beberapa daerah selama pasokan ke daerah tersebutbelum stabil;
3. Tidak stabilnya pasokan listrik, khususnya untuk produsen yang berada di luarPulau Jawa yang menyebabkan kegiatan produksi tidak optimal;
4. Industri Semen merupakan industri padat energi yang berkontribusi besardalam pelepasan emisi gas rumah kaca (GRK).
DJ BIM® Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih Baik
B. Industri Keramik
1. Ketergantungan bahan baku impor, sementara potensi dalam negeri belumsepenuhnya dimanfaatkan;
2. Tingginya impor keramik meskipun sudah diberlakukan SNI Wajib;
3. Kendala pada pasokan gas, dengan harga tinggi serta ketidakpastian jumlahpasokan;
4. Belum optimalnya pemanfaatan teknologi gasifikasi batubara sebagai penggantibahan bakar gas;
5. Keterbatasan pengembangan teknologi dan desain produk.
C. Industri Kaca dan Gelas
1. Terbatasnya variasi jenis, warna dan desain produksi dalam negeri sehinggamasih diperlukan impor untuk mendukung industri otomotif, industri kerajinankaca patri dan industri pengguna produk dari kaca lainnya;
2. Kontinuitas harga dan pasokan energi masih belum stabil;
3. Ketergantungan impor bahan baku dan bahan penolong, antara lain cullet dansoda ash masih tinggi.
DJ BIM® Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih Baik
II. INDUSTRI KIMIA HILIR LAINNYA
A. Industri Ban
1. Perdagangan bebas dunia berdampak pada makin ketatnya persaingan pasar ekspor,khususnya ke Eropa dan Amerika Serikat. Di sisi lain, krisis ekonomi globalmeyebabkan turunnya permintaan dari negara‐negara tujuan ekspor;
2. Meningkatnya impor selama 5 tahun terakhir, antara lain untuk ban jenis dan ukurankhusus (off road, pertambangan, alat berat) dan ban pesawat terbang;
3. Keterbatasan pasokan bahan baku/penolong, diantaranya karet sintetis (SBR/StyreneButadiene Rubber), carbon black, dan beberapan bahan kimia penolong, sehinggabahan tersebut harus dipasok dari impor.
B. Industri Cat dan Pewarna
1. Bahan baku cat sebagian besar (TiO2, resin, filler dan solvent) masih diimpor;
2. Bahan baku cat yang mengandung timah dan merkuri tidak boleh dipergunakan padatahun 2020, bahan substitusinya sudah (pigmen organik) ada namun harganya masihmahal sehingga masih jarang digunakan pada industri.
DJ BIM® Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih Baik
C. Industri Barang Karet
1. Sebagian besar karet alam diekspor dalam bentuk karet mentah dengan konsumsidomestik hanya mencapai 18%;
2. Diversifikasi atas produk‐produk yang bernilai tambah belum dilakukan secaraoptimal;
3. Keterbatasan ketersediaan dan penguasaan teknologi;
4. Keterbatasan pasokan energi (gas dan listrik).
D. Industri Cakram Optik
1. Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap HKI;
2. Perkembangan teknologi menjadikan industri sunset;
3. Inkonsistensi penegakan hukum terhadap cakram optik bajakan.
DJ BIM® Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih Baik
E. Industri Pelumas
1. Jenis Pelumas tertentu, seperti pelumas untuk pesawat terbang masih belum dapatdibuat di dalam negeri sehingga masih diimpor;
2. Banyaknya ekspor pelumas bekas yang menyebabkan industri DN kekuranganbahan baku;
3. Belum diterapkan SNI wajib;
4. Tumpang tindih pembinaan antara Kementerian Perindustrian dan KementerianESDM.
F. Industri Plastik
1. Bahan baku dalam negeri belum mencukupi baik dari jumlah dan spesifikasi, sertaadanya disharmonisasi tarif dengan bea masuk bahan baku yang tinggi (10‐15%);
2. Tingginya impor produk‐produk konsumsi yang umumnya berasal dari China;
3. Keterbatasan teknologi;
4. Adanya perbedaan nilai UMP antar provinsi sehingga menyebabkan industri plastikdengan UMP tinggi sulit bersaing dengan industri plastik dengan UMP rendah;
5. Tingkat suku bunga yang tinggi, dan penggunaan mata uang US dolar untuk
transaksi bahan baku lokal melemahkan daya saing industri plastik nasional.
DJ BIM® Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih Baik
G. Industri Kosmetika dan Obat Tradisional
1. Ketergantungan bahan baku impor tinggi karena industri kosmetika dan obat‐obatan di Indonesia masih bersifat formulasi dan belum terintegrasi denganindustri bahan bakunya (lebih dari 80% bahan baku masih diimpor);
2. Banyaknya produk impor kosmetika, termasuk produk kosmetika illegal.
3. Potensi bahan baku dalam negeri belum dimanfaatkan secara optimal;
4. Tumpang tindih pembinaan antara Kementerian Perindustrian, KementerianKesehatan dan Badan POM.
H. Industri Deterjen dan Kimia Pembersih
1. Bahan baku berupa alkil benzene sulfonat dan sodium lauril sulfat masihdiimpor
DJ BIM® Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih Baik
a. Restrukturisasi Industri TPTdan AlasKakiProgram Restrukturisasi Mesin/Peralatan Industri TPT telah dimulai sejak tahun 2007, danProgram Restrukturisasi Mesin/Peralatan Industri Alas Kaki dan Penyamakan Kulit dimulai sejaktahun 2009.Rincian pelaksanaan Program Restrukturisasi Mesin/Peralatan Industri TPT dan Alas Kaki mulaitahun 2007 – 2014 adalah sebagai berikut :
F. INDUSTRI TEKSTIL DAN ANEKA
TAHUNPESERTA(JUMLAH
PERUSAHAAN)
NILAI BANTUAN(Rp. Miliar)
Industri Tekstil dan Produk Tekstil
2007 92 152,31
2008 175 181,71
2009 193 170,75
2010 151 144,37
2011 109 133,03
2012 142 127,73
2013 121 97,74
2014 105 81,01
TAHUN
PESERTA(JUMLAH
PERUSAHAAN)
NILAI BANTUAN(Rp. Miliar)
Industri Alas Kaki dan Penyamakan Kulit
2009 26 13,60
2010 24 18,30
2011 19 18,38
2012 19 16,76
2013 24 12,74
2014 17 13,21
DJ BIM® Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih Baik
Sasaran Program Restrukturisasi Permesinan Tekstil dan Alas KakiTahun 2013
• Berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan program secara keseluruhan yangdilakukan pada tahun 2012, maka Direktorat Industri Tekstil dan Aneka akanmelanjutkan Program pada Tahun 2014;
• Rencana pagu anggaran untuk Program Restrukturisasi Mesin/Peralatan ITPT, IAK,dan IPK TA 2014 adalah sebesar Rp. 106,5 Milyar atau mengalami penurunan3,62 % dibandingkan tahun 2013, dengan target peserta sebanyak 110 perusahaan
Sasaran Program Restrukturisasi Permesinan Tekstil dan Alas KakiTahun 2014
DJ BIM® Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih Baik
b. KENAIKANUMKBAGIINDUSTRITEKSTIL
• Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) keberatan bila UMK tahun ini mengalamipeningkatan. Alasan utama disebabkan naiknya tarif listrik dan melemahnyanilai tukar rupiah terhadap dolar.
c. BEAMASUKANTIDUMPINGUNTUKPRODUKSPINDRAWNYARN(SDY)• Berdasarkan hasil penyelidikan Komite Anti Dumping Indonesia (KADI) terjadi
dumping atas impor SDY dari RRT sebesar 0,6% ‐ 11,9%, Republik Koreasebesar 0 – 8,3%, Taiwan sebesar 18,4%, dan Malaysia sebesar 7,5%.
• Berdasarkan penyelidikan tersebut, KADI merekomendasikan margin dumpingsebagai berikut :
Negara Eksportir dan/atau Eksportir Produsen Marjin Dumping (%)
Malaysia Recron (Malaysia) Sdn. Bhd 7,5
Eksportir dan/atau Eksportir Produsen Lainnya 7,5
DJ BIM® Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih Baik
• Tujuan
– Menyiapkantenaga kerjayangterampildansiap kerjasesuaikebutuhanindustrimanufaktur
– Meningkatkantenaga kerjayangterampildansiap kerjapadaindustrimanufaktur
– MenciptakankesempatankerjabagitenagakerjaIndonesiapadaindustrigarmendanalaskaki
– Menciptakanlapanganusahabaru(usahamikrodankecil)dibidang
‐ usaha kecil garmen (konveksi)danalaskaki
‐ usaha bersama (koperasi)
• Lokasi Pelatihan
Pelatihandilaksanakandisentra‐sentraindustrigarmendanalaskakisepertiBanten,JawaBarat,JawaTengahdanJawaTimur,DKIJakarta,DIY,KalimantanSelatan,SulawesiTengah
2. PROGRAM PELATIHAN SDM INDUSTRI MANUFAKTUR BERBASIS KOMPETENSI
DJ BIM® Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih Baik
• Programpelatihan SDMindustri manufaktur tersebut meliputi:– Garmen
– AlasKaki
– Semen
– Industri MaterialDasar Logam
– Operatorindustri smelterbesi baja nikel
– Pupuk Organik
– Plastik
– Bordir
– Kompon karet
– Desain keramik
2. PROGRAM PELATIHAN SDM INDUSTRI MANUFAKTUR BERBASIS KOMPETENSI (lanjutan)
DJ BIM® Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih Baik
REKAPITULASIPESERTA PELATIHANSDMINDUSTRIMANUFAKTUR 2013 dan 2014
TAHUN JENISPELATIHANTARGETPESERTA
(ORANG)JUMLAHPESERTA
(ORANG)
2013
GarmendanTekstil 250 4050
AlasKaki 250 1050
Industri MaterialDasar Logam* 50 ‐
Garam 250 200
Pupuk Organik 180 160
Industri Barang Plastik 20000(s.d2019) 1400
Bimtek Keramik 40 40
Bimtek Kompon Karet 30 30
Semen ‐ ‐
Jumlah 21050(s.d2019) 6930
2014
Garmen dan Tekstil 250 250
AlasKaki 250 275
Industri MaterialDasar Logam*50
90
Garam 250 200
Pupuk Organik 180 160
Industri Barang Plastik 20000(s.d 2019) 1400
Bimtek Keramik ‐ ‐
Bimtek Kompon Karet ‐ ‐
Semen 30 30
Jumlah 21010 2405
2015
GarmendanTekstil 375 ‐
AlasKaki 225 ‐
IndustriMaterialDasarLogam*50
‐
Garam 250 ‐
PupukOrganik 180 ‐
IndustriBarangPlastik 20000(s.d2019) ‐
BimtekKeramik 30 ‐
BimtekKomponKaret 30 ‐
Semen 30 ‐
Jumlah 21070(s.d2019) ‐ Keterangan:(*):Industri MaterialDasar Logam
meliputi Pelatihan Pengelasan,PengecoranLogam,Industri Peleburan,ISO150001danISO140001
Dari seluruh total peserta pelatihan Industri tahun 2013 ‐ 2014, Direktorat Jenderal BasisIndustri Manufaktur berkontribusi sebesar 81.9 persen
DJ BIM® Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih Baik
III. KEBIJAKAN MENDORONG PENGEMBANGAN PRODUK INDUSTRI BERORIENTASI EKSPOR
DJ BIM® Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih Baik
NO INDUSTRIYANGDIPRIORITASKAN
PROGRAMDANKEBIJAKAN
1. Tekstil&ProdukTekstil
• RestrukturisasiPermesinanIndustriTekstildanProdukTekstil
• PeningkatanKompetensiSDMIndustriTekstildanProdukTekstil
• Pemberianinsentiffiskal(BMDTP)• Penerapanstandard industriTPT• Fasilitasipusatdesaindanfashion
2. AlasKaki(Sportshoes),KulitdanBarangKulit
• RestrukturisasiPermesinanIndustrialaskaki• PeningkatankompetensiSDMindustrialaskaki• Peningkatanfasilitasipusatdesainalaskaki, kulitdanbarang
kulit• Pengembanganmerk lokalmelaluikegiatanpameran• PenyediaanBahanBaku• PenerapanStandardindustrialaskaki• Mempertahankan penerapanBK
DJ BIM® Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih Baik
NO INDUSTRIYANGDIPRIORITASKAN
PROGRAMDANKEBIJAKAN
3. Pupuk&Petrokimia • Fasilitasi RevitalisasiIndustriPupuk• FasilitasiPenyediaanBahanbakuGas• Promosiinvestasi• PengembanganSDMdanLitbang
4. LogamDasar,Besi&Baja
• FasilitasipembangunanPusatPengembanganTeknologiIndustriLogam
• PeningkatandanpengembanganSDMindustrilogammelaluipelatihandanpenyusunansistemmanajemensertifikasiprofesi
• Fasilitasi pembangunansmelter berbasisminerallogam
5. Industri Ban • MeningkatkankualitasprodukdenganSNIwajib• Mendorongpenggunaanbahan bakudalamnegeri• Mendorongsubstitusiimporbahanbaku
DJ BIM® Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih Baik
IV. PENGEMBANGAN INDUSTRI SUBSTITUSI IMPOR BAHAN BAKU & BARANG MODAL
DJ BIM® Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih Baik
Langkah-langkah strategis dalam mengembangkan industri substitusi impor
Meningkatkan perlindungan kepada investor industri strategis yang investasinya mahal, profit margin tipis, dan baru menghasilkan dalam jangka panjang.
Jangka Pendek Melakukan koordinasi dan usulan untuk industri perpipaan dan
koordinasi dengan Kementerian ESDM, untuk peningkatan penggunaanbahan baku produk dalam negeri agar bisa mendapatkan preferensiharga pengadaan barang melalui nilai TKDN yang telah di verifikasiKementerian Perindustrian (produk pipa, sambungan pipa dankomponennya seperti mur dan baut khusus pipa), untuk pelaksanaanlelang Kementerian ESDM (perpipaan MIGAS) dan lelang KementerianPekerjaan Umum (PU) untuk pipa air.
Melakukan koordinasi dan usulan perlindungan terkait pengamananpasar dengan safeguard untuk produk impor logam yang ditenggaraimembanjiri pasar Indonesia (dimulai sejak tahun 2009) dan antidumping untuk produk dengan harga murah melampaui kewajaran(dimulai sejak tahun 2008).
44
1. BESI BAJA
KEGIATAN RENCANA TINDAK LANJUT
DJ BIM® Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih Baik
1. BESI BAJA (LANJUTAN)
Produk logam yang telah dikenakan Safeguard oleh Indonesia:
1. Paku (2009)
2. Kawat Seng (2011)
3. Kawat Bindrat (2011)
4. Tali Kawat Baja / Wire Rope (2011)
5. Tali Kawat Baja / Flattened Strand (2011)
6. Kawat Beronjong (2012)
7. Casing and Tubing Seamless (2013)
8. Baja Lapis Aluminium Seng / BjLAS (sedang dalam tahap
penyelidikan KPPI).
Produk logam yang telah dikenakan anti dumping oleh Indonesia:
1. HRC (China, India, Rusia, Taiwan dan Thailand) Th. 2008
2. HRC (Republik Korea dan Malaysia) Th. 2011
3. H,I Section (Republik Rakyat Tiongkok) Th. 2010
4. HRP (RR Tiongkok, Singapura dan Ukraina) Th.2012
5. CRC (Jepang, Korea, RRT, Vietnam) Th. 2013
6. Baja Lembaran Lapis Timah (Korea, RRT, China dan
Taiwan), sedang penyelidikan KADI.
DJ BIM® Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih Baik
1. BESI BAJA (LANJUTAN)
Menarik Investor dari dalam maupun luar negeri untuk mengembangkan industri guna memproduksi bahan baku / barang modal yang importasinya masih sangat besar
Jangka Panjang
Melakukan koordinasi dengan BKPM untuk melakukan promosi investasidi Indonesia terhadap industri besi baja yang termasuk kedalamprioritas kelompok 1 (nilai importasi diatas 100 Juta US$) dan kelompok2 (nilai importasi diatas 50 Juta US$ sampai dengan 100 Juta US$). Yangtermasuk kedalam kelompok 1 yaitu Billet, Produk Logam Dasar BesiBaja, Hoot Rolled Colis (HRS), Pipa Tanpa Kampuh. Sedangkan yangmasuk kedalam kelompok 2 yaitu Billet.
Melakukan koordinasi dengan Kementerian Keuangan dalammempercepat pemberian insentif fiskal bagi investor yang sudahmelakukan kegiatan pengembangan industrinya di Indonesia. Untukprioritas Kelompok 1 diberikan insentif Tax Holiday dan prioritaskelompok 2 diberikan Tax Allowance.
DJ BIM® Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih Baik
2. KIMIA DASAR DAN BARANG KIMIA LAINNYA
Pengembangan industri substitusi impor untuk mengurangi impor bahan baku dan barang modal belum berjalan optimal
Jangka Pendek1. Melakukan perlindungan tarif BM terhadap impor dari MFN(di luar FTA) antara 5‐10% untuk produk kimia dasar, no.HS 27 – HS 40
2. Bersama Kemendag melakukan penataan importir melaluimekanisme IP, IT dan PI yang didukung oleh VerifikasiTeknis terhadap produk bahan kimia yang diimpor
Jangka Menengah1. Memfasilitasi upaya perluasan dan diversifikasi produk yangimpornya cukup besar melalui tax holiday, tax allowance,diantaranya sebagai berikut:‐ Prioritas kelompok 1 (nilai importasinya diatas 100 JutaUS$) fokus terhadap industri yang menghasilkan P‐xylene,Ethylene, Polypropylene, ethanediol dapat diusulkan untukmendapatkan fasilitas Tax Holiday.‐ Prioitas kelompok 2 (nilai importasinya diatas 50 sampaidengan 100 Juta US$) fokus terhadap industri yangmenghasilkan Methanol (methyl alcohol) dapat diusulkanuntuk mendapatkan fasilitas Tax Allowance.
2. Mengupayakan pengoperasian kembali PT. Polytama olehPT. Pertamina di Balongan (produksi polypropylene)
3. Mendorong upaya perluasan oleh produsen eksisting
KEGIATAN RENCANA TINDAK LANJUT
DJ BIM® Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih Baik
2. KIMIA DASAR DAN BARANG KIMIA LAINNYA (LANJUTAN)
Jangka Panjang (mengembangkan klaster industri petrokimia)1. Memfasilitasi pembangunan pabrik pengolah nafta (NaphthaCracker) di Cilegon
2. Mmefasilitasi pengembangan industriMethanol to Ofelin(klaster ofelin, C‐1) yang berbasis gas bumi di Teluk Bintuni,Papua Barat (perlu jaminan alokasi gas bumi sebesar240 mmscfd)
KEGIATAN RENCANA TINDAK LANJUT
DJ BIM® Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih Baik
V. UPAYA MENARIK INVESTASI MELALUI INSENTIF
DJ BIM® Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih Baik
TAX HOLIDAY (PMK No.130 tahun 2011)
• Untuk 5 sektor industri pionir; industri logam dasar, industri pemurnian minyak dan gasbumi, industri sumber daya terbarukan, industri permesinan dan industri telekomunikasi
• KriteriapenerimaTaxHoliday:‐ IndustriPionir‐ Investasiminimum Rp.1triliun‐ MenempatkandanadiperbankandiIndonesiaminimal10%darinilaiinvestasi‐ BerstatusBadanHukumIndonesiasetelah15Agustus 2010
• IndustriYangTelahDitetapkanMendapatkanFasilitasTaxHoliday:
1.PT.UnileverOleochemicalIndonesia
2.PT.PetrokimiaButadieneIndonesia
TAX ALLOWANCE (PP No. 52 tahun 2011)
• TujuanUntuk meningkatkan kegiatan investasi guna mendorongpertumbuhan ekonomi. serta untuk pemerataan pembangunan danpercepatan pembangunan bagi bidang usaha dan/atau daerahtertentu
DJ BIM® Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih Baik
PEMBEBASAN BEA MASUK (PMK No.76 tahun 2012)
• Impormesin,barangdanbahanbakuimporuntukpembangunandanpengembanganindustri
• Untukpembangunandanpengembanganindustriselama2tahunpalinglama4tahun
• PeriodepembebasanBMdapatdiperpanjangsesuaidenganPersetujuanInvestasi
• KriteriaPembebasanBMmesindanbahanbaku:
– Belumdiproduksididalamnegeri
– Sudahdiproduksididalamnegeritapimemilikispesifikasiyangberbedaataujumlahketersediaandidalamnegeritidakmemadai
DJ BIM® Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih Baik
VI. PROGRAM KERJA DITJEN BASIS INDUSTRI MANUFAKTUR 2015
DJ BIM® Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih Baik
A. DIREKTORAT JENDERAL BASIS INDUSTRI MANUFAKTUR
DJ BIM® Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih Baik
B. PROGRAM KERJA PRIORITAS DITJEN BIM TA 2015
No Output Target Volume
1. Revitalisasi Industri
1. Restrukturisasi ITPT, Alas Kaki dan Penyamakan Kulit 100 Perusahaan
2. Pengembangan Industri Pupuk Organik 2 Pabrik
2. Pengembangan Klaster Industri dan Kawasan
1. Fasilitasi Pengembangan Komplek Industri Petrokimia di Papua Barat
1 kawasan
2. Bantuan Permesinan dan Peralatan Dalam Rangka Penumbuhan Basis Industri Manufaktur
7 Unit Kerja
DJ BIM® Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih Baik
No Output Target Volume
3. Penyusunan, Penerapan dan Pembinaan Standar
1. RSNI & SNI Produk Industri 67 RSNI/SNI
2. Fasilitasi Pembinaan dan Pengawasan Standar Basis Industri Manufaktur
1 Paket BIM
4. Fasilitasi Promosi Kemampuan BIM
1. Fasilitasi Promosi Kemampuan Produk BIM 14 Pameran
5. Pelaksanaan Pelayanan Publik
1. Peningkatan dan penguatan kualitas sistem rekomendasi dan Pertek
B. PROGRAM KERJA PRIORITAS DITJEN BIM TA 2015(Lanjutan)
DJ BIM® Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih Baik
No Output Target Volume
6. Peningkatan Kompetensi SDM Industri
1. Pelatihan dan Pengembangan SDM ITA, IMDL dan IKH 1000 Orang
2. RSKKNI Industri 8 RSKKNI
7. Pengembangan Inovasi Teknologi
1. Center of Excellence Industri Petrokimia di Banten 1 CoE
8. Penugasan Khusus
1. Sekretariat Timnas P3DNa. Penayangan Iklan (TV, Radio, Airporteve dan Billboard) dan Pameran P3DN
b. Bimtek Perhitungan TKDNc. Pencetakan Buku Himpunan Peraturan P3DN
B. PROGRAM KERJA PRIORITAS DITJEN BIM TA 2015(Lanjutan)
DJ BIM® Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih Baik
VII.PROGRAM QUICK WINS DITJEN BASIS INDUSTRI MANUFAKTUR 2015-2019
DJ BIM® Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih Baik
QUICK WINS DITJEN BIM 2015 - 2019
No/ Kode
Quick Wins
Sasaran IndikatorTarget/ Satuan
Alokasi 2015 (Rp. Miliar) Ruang Lingkup
Lokasi/Keterangan
Baseline APBN‐P
III HILIRISASI HASIL TAMBANG KE PRODUK DAN JASA INDUSTRI
1875 Penumbuhan dan Pengembangan Industri Tekstil dan Aneka 1,00 10,27
Terbangunnya 2 IndustriTechnical Textile daribahan baku migas
• Terfasilitasinyapenyusunan FS IndustriTechnical Textile
• Terfasilitasinyapembangunan danpengembangan IndustriTechnical Textile daribahan baku migas
2 Dokumen 1,00 8,00 • Penyusunan FS Industri Technical Textile
Jawa Barat dan JawaTengahKebutuhan 2015‐2019 : 1.410 M2015 : 10 M2016 : 700 M2017 : ‐M2018 : 700 M2019 : ‐M
Terbangunnya IndustriDissolving pulp sebagaibahan baku serat rayon di Sumatera Utara
TerfasilitasinyaPembangunan IndustriDissolving pulp sebagaibahan baku serat rayon di Sumatera Utara
1 Dokumen ‐ 2,27 Sumatera UtaraKebutuhan 2015‐2019 : 702,27 M2015 : 2,27 M2016 : 700 M2017 : ‐M2018 : ‐M2019 : ‐M
DJ BIM® Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih Baik
No/ Kode
Quick Wins
Sasaran IndikatorTarget/ Satuan
Alokasi 2015 (Rp. Miliar) Ruang Lingkup
Lokasi/Keterangan
Baseline APBN‐P
III HILIRISASI HASIL TAMBANG KE PRODUK DAN JASA INDUSTRI
1876 Penumbuhan dan Pengembangan Industri Kimia Hilir ‐ 11,00
Terfasilitasinya Persiapan Pembangunan Pabrik Semen Kupang III dengan Kapasitas 1,5 Juta ton / tahun dan investasi Rp. 2,6 T
• Fasilitasi penyusunan FS Semen Kupang III
1 Dokumen ‐ 5,00 • Identifikasi potensibahan baku/ penolong dansumber energi
• Kajian lokasi pabriksemen di NTT
• Kajian kesiapaninfrastruktur
• Kajian kelayakanpembangunanpabrik semen (aspek sosial‐ekonomi, tekno‐ekonomi, keuangandan lingkunganhidup)
• Eksplorasi geologisdan pengujianbahan baku semen
• Kajian aspekpemasaran semen di NTT
• Kajian kebijakandaerah dalampembangunanpabrik semen
DKI Jakarta dan Nusa Tenggara TimurKebutuhan 2015‐2019 sebesar 2,6 Triliun(FS dan DED tahun2015‐2016 akandianggarkan olehKemenperin 15 Milyar, sedangkan untukkebutuhanpembangunan fisik akandianggarkan olehKemeneg BUMN)
DJ BIM® Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih Baik
No/ Kode
Quick Wins
Sasaran IndikatorTarget/ Satuan
Alokasi 2015 (Rp. Miliar) Ruang Lingkup
Lokasi/Keterangan
Baseline APBN‐P
III HILIRISASI HASIL TAMBANG KE PRODUK DAN JASA INDUSTRI
1876 Penumbuhan dan Pengembangan Industri Kimia Hilir ‐ 11,00
Terbangunnya pilot plant bahan penolong berbasis silika untuk industri ban, keramik dan kaca
• Penyusunan FS bahanpenolong berbasis silikauntuk industri ban, keramik dan kaca
• Pilot plant bahanpenolong berbasis silikauntuk industri ban, keramik dan kaca
1 Dokumen
1 Unit
‐ 1,00 • Identifikasi potensibahan baku/bahanpenolong dansumber energi
• Kajian kelayakanbahan penolongberbasis silikaditinjau dari aspeksosial‐ekonomi, tekno‐ekonomi, keuangan danlingkungan hidup.
• Eksplorasi geologisdan pengujianbahan penolongberbasis silika
• Kajian aspekpemasaran industriban, keramik dankaca.
DKI Jakarta dan JawaBaratKebutuhan 2015‐2016 sebesar 3 Milyar
Terbangunnya Pilot Project Industri ObatKanker Berbasis SumberDaya Lokal
• Terbangunnya Pilot Project Industri ObatKanker Berbasis SumberDaya Lokal (Kurkumin ‐BNCT)
1 Unit ‐ 5,00 Set up project management :• Dokumen perijinan
dan sistempengujian
• Dokumen DED• Dokumen QA and
QC• Dokumen kontrak
dan kerja sama• SDM (training dan
studi banding)
DKI Jakarta, DI Yogyakarta, Jawa TengahKebutuhan 2015‐2019 : 277 M :2015: 5 M, 2016: 145 M, 2017: 47 M, 2018: 40 M, 2019: 40 M
DJ BIM® Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih Baik
No/ Kode
Quick Wins
Sasaran IndikatorTarget/ Satuan
Alokasi 2015 (Rp. Miliar) Ruang Lingkup
Lokasi/Keterangan
Baseline APBN‐P
III HILIRISASI HASIL TAMBANG KE PRODUK DAN JASA INDUSTRI
1877 Penumbuhan dan Pengembangan Industri Kimia Dasar ‐ 4,73
Terbangunnya Pabrik Methanol berbasis gasifikasi batubara
• Tersusunnya FS pembangunan pabrikMethanol berbasisgasifikasi batubara (low rank coal)
1 Dokumen ‐ 2,00 • Jasa konsultansipenyusunan FS
Sangatta, Kalimantan TimurKebutuhan 2015‐2019 : 10.009 M :2015: 2 M, 2016: 5 M, 2017: 4.001 M, 2018: 6.001 M, 2019: ‐M
Terbangunnya pabrikbahan baku obat berbasismigas
• Tersusunnya FS pembangunan pabrikbahan baku obatberbasis migas
1 Dokumen ‐ 1,25 • Jasa konsultansipenyusunan FS
Jawa BaratKebutuhan 2015‐2019 : 304,25 M :2015: 1,25 M, 2016: 101 M, 2017: 101 M, 2018: 101 M, 2019: ‐M
Terbangunnya Pilot Plant Propylene berbasis CPO
• Tersusunnya FS danperancangan teknispembangunan Pilot Plant Propylene berbasis CPO
1 Dokumen ‐ 0,87 • Jasa konsultansipenyusunan FS danperancangan teknisPilot Plant
Jawa BaratKebutuhan 2015‐2019 : 25,87 M :2015: 0,87 M, 2016: 25 M, 2017: ‐M, 2018: ‐M, 2019: ‐M
Terbangunnya Pilot Plant Polimer Enhanced Oil Recoevery (EOR)
• Tersusunnya FS danperancangan teknispembangunan Pilot Plant Polimer Enhanced Oil Recoevery (EOR)
1 Dokumen ‐ 0,61 • Jasa konsultansipenyusunan FS danperancangan teknisPilot Plant
Jawa BaratKebutuhan 2015‐2019 : 5,61 M :2015: 0,61 M, 2016: 5 M, 2017: ‐M, 2018: ‐M, 2019: ‐M
DJ BIM® Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih Baik
No/ Kode
Quick Wins
Sasaran IndikatorTarget/ Satuan
Alokasi 2015 (Rp. Miliar)
Ruang LingkupLokasi/
KeteranganBaseline
APBN‐P
III HILIRISASI HASIL TAMBANG KE PRODUK DAN JASA INDUSTRI
1878 Penumbuhan dan Pengembangan Industri Material Dasar Logam ‐ 19,00
Terfasilitasinya pembangunan 9 smelter/refinery Berbasis Logam (baja, alumunium, tembaga, nikel)
Terfasilitasinya Pembangunan Industri:• Smelter Baja di Batu Licin
(Kalsel) dan Medan (Sumatera Utara)
• Alumina Refinery di Menpawah dan Ketapang(Kalbar)
• Smelter Tembaga di Gresik (Jatim), Sangata (Smelter)
• Smelter Nickel di Morowali(Sulteng), Pomalaa (Sultra), Sangata (Smelter)
• 4 PokjaPercepatanPembangnanSmelter/ Refinery
• 9 Smelter/ Refinery yang terfasilitasi
2,00 • Pembentukan PokjaPercepatan Pembangunan Smelter;
• Penyusunan Program KerjaPercepatan Pembangunan Smelter;
• Rapat Koordinasi LintasKementerian /LembagaTerkait;
• Fasilitasi PercepatanPembangunan Smelter
Kalimantan Selatan, Sumatera Utara, Kalimantan Barat, Jawa Timur, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Kalimantan TimurKebutuhan 2015‐2019 : 67 M :2015: 2 M, 2016: 7,2 M, 2017: 14,4 M, 2018: 21,7 M, 2019: 21,7 M
Terfasilitasinyapembangunan 2 PusatPelatihan Tenaga KerjaIndustri
• Terfasilitasinyapembangunan PusatPelatihan Tenaga KerjaIndustri Baja di Kalimantan Selatan
• Terfasilitasinyapembangunan PusatPelatihan Tenaga KerjaIndustri berbasis Nikel di Sulteng
2 PusatPelatihan
‐ 2,00 • Penyusunan Blueprint Pengembangan PusatPendidikan dan Pelatihanguna Pemenuhan TenagaKerja Industri Peleburan Di Kalsel dan Sulteng;
• Inisiasi MoU denganpemangku kepentingandalam rangkapembentukan AkademiKomunitas gunapemenuhan kebutuhantenaga kerja industrismelter;
• Penyelenggaraan Training Of Trainer Sebagai Inisiasipenyediaan TenagaPengajar yang berkompeten danberkualitas
Kalimantan Selatan, Sulawesi TengahKebutuhan 2015‐2019 : 172 M :2015: 2 M, 2016: 5 M, 2017: 15 M, 2018: 50 M, 2019: 100 M
DJ BIM® Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih Baik
No/ Kode
Quick Wins
Sasaran IndikatorTarget/ Satuan
Alokasi 2015 (Rp. Miliar) Ruang Lingkup
Lokasi/Keterangan
Baseline APBN‐P
III HILIRISASI HASIL TAMBANG KE PRODUK DAN JASA INDUSTRI
1878 Penumbuhan dan Pengembangan Industri Material Dasar Logam ‐ 19,00
Terfasilitasinya Pembangunan Pilot Project Komersialisasi Logam Tanah Jarang untuk Industri
• TerfasilitasinyaPembangunan Laboratorium LogamTanah Jarang untukBahan Baku Industri
• TerfasilitasinyaPenelitian pemanfaatanLogam Tanah Jaranguntuk produk Industri
• TerfasilitasinyaPembangunan Pilot Plant pemanfaatanlogam tanah jarang
1 Studi FS Lab Uji
1 Penelitianyang
terfasilitasi
1 Studi FS Pilot Plant
‐ 5,00
5,00
5,00
• PembentukanKonsorsiumPengembanganLogam Tanah Jarang;
• PenyusunanProgram (Roadmap) PengembanganLogam Tanah Jarang;
• Feasibility Study Pembangunan LaboratoriumLogam Tanah Jarang untuk BahanBaku Industri;
• Feasibility Study Pembangunan Pilot Plant pemanfaatanlogam tanah jarang;
• Fasilitasi PenelitianPemanfaatanLogam Tanah Jarang (Pengadaanmesin danperalatan sertapengadaan/ akusisibahan)
Bangka BelitungKebutuhan 2015‐2019 : 335 M :2015: 15 M, 2016: 40 M, 2017: 110 M, 2018: 110 M, 2019: 60 M
DJ BIM® Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih Baik
No/ Kode
Quick Wins
Sasaran IndikatorTarget/ Satuan
Alokasi 2015 (Rp. Miliar) Ruang Lingkup
Lokasi/Keterangan
Baseline APBN‐P
VI KAMPANYE SISTEMATIS DAN KREATIF UNTUK MENUMBUHKAN APRESIASI TERHADAP KEGIATAN INDUSTRI DALAM NEGERI
1879Penyusunan dan Evaluasi Program Penumbuhan dan Pengembangan Industri Logam, Kimia, Tekstil dan Aneka
13,50 6,00
Meningkatnya penggunaan produk dalam negeri pada pengadaan barang/jasa pemerintah sebesar minimal 40 persen pengadaan barang modal
• Tersosialisasikannyaprogram PeningkatanPenggunaan ProdukDalam Negeri (P3DN)
• (Virtual Showroom P3DN Industri Logam, Tekstil dan Aneka)
1 Web 13,50 1,00 • Fasilitasi Website sebagai saranapameran virtual produk dalamnegeri
DKI JakartaKebutuhan 2015‐2019 : 18,9 M :2015: 1,0 M, 2016: 1,0 M, 2017: 1,1 M, 2018: 1,1 M, 2019: 1,2 M
• Tersertifikasinya TKDN produk industri logam, kimia, tekstil dan aneka
350 Sertifikat ‐ 4,00 • Verifikasi dan Sertifikasi Nilai TKDN Industri Logam, Kimia, Tekstil dan Aneka (350 produk)
DKI Jakarta dan Daerah Sebaran IndustriKebutuhan 2015‐2019 : 23,0 M :2015: 4,0 M, 2016: 4,5 M, 2017: 4,5 M, 2018: 5,0 M, 2019: 5,0 M
• Tersusunnya daftarproduk prioritas industrilogam, kimia, tekstil dananeka
300 ProdukPrioritas
‐ 1,00 • Penyusunan DaftarProduk/BarangPrioritas IndustriLogam, Kimia, Tekstil dan Aneka yang akandimasukkan kedalam E‐KatalogLKPP
DKI JakartaKebutuhan 2015‐2019 : 6,0 M :2015: 1,0 M, 2016: 1,0 M, 2017: 1,25 M, 2018: 1,25 M, 2019: 1,5 M
DJ BIM® Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih Baik
QUICK WINS DITJEN BIM 2015 - 2019
No/ Kode
Quick Wins
Sasaran IndikatorTarget/ Satuan
Alokasi 2015 (Rp. Miliar) Ruang Lingkup
Lokasi/Keterangan
Baseline APBN‐P
XPENGUATAN STRUKTUR INDUSTRI MELALUI KETERKAITAN ANTARA INDUSTRI HULU (DASAR), INDUSTRI INTERMEDIATE DAN INDUSTRI HILIR (LIGHT)
1875 Penumbuhan dan Pengembangan Industri Tekstil dan Aneka 2,00 19,00
Terbangunnya BufferstockBahan Baku Kapas (logistic base for cotton) di JawaBarat dan Bufferstock Kulit(material center) di JawaTimur
• TerfasilitasinyaPembangunan Bufferstock Bahan Baku Kapas (logistic base for cotton) di Jawa Barat dan Bufferstock Kulit(material center) di Jawa Timur
2 Lokasi 1,00 19,00 • Penyusunan KajianManajemenBufferstock BahanBaku Kapas (logistic base for cotton) di Jawa Barat danBufferstock Kulit(material center) di Jawa Timur
• Fasilitasi MoUPendirianBufferstock BahanBaku Kapas (logistic base for cotton) di Jawa Barat danBufferstock Kulit(material center) di Jawa Timur
• Pengadaan gedungBufferstock BahanBaku Kapas (logistic base for cotton) di Jawa Barat danBufferstock Kulit(material center) di Jawa Timur
Jawa Barat dan JawaTimurKebutuhan 2015‐2019 : 100 M2015 : 20 M2016 : 20 M2017 : 20 M2018 : 20 M2019 : 20 M
DJ BIM® Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih Baik
VIII.KESIMPULAN
DJ BIM® Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih Baik
Kesimpulan
Sebagai tindak lanjut penumbuhan dan pengembangan IndustriManufaktur menuju penguatan struktur industri nasional, DirektoratJenderal Basis Industri Manufaktur melakukan kebijakan dan rencana aksiberdasarkan pendekatan dan pemanfaatan sumber daya manajemen5M+1I yang meliputi:
I. Sumber Daya Manusia (SDM)Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri Manufaktur melalui langkah – langkah sebagaiberikut:
1. Pendidikan Vokasi Industri Berbasis Kompetensi dalam bentuk pembangunan AkademiKomunitas diberbagai lokasi pengembangan industri seperti diBanten,Morowali,dsb.
2. Pendidikan dan Pelatihan Industri Berbasis Kompetensi bekerja sama dengan Pusdiklat3. Pemagangan Industri dan Penempatan Kerja4. Sertifikasi SKKNIWajib5. Penyusunan SKKNI6. PembangunanTempat Uji Kompetensi
Bidang Industri Prioritas Industri TPT (Garmen), Industri Karet, Industri Plastik, Industri Logam,Industri Pengelasan, Industri Alas Kaki, Industri Garam, dan Industri Petrokimia.
DJ BIM® Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih Baik
II. Bahan Bakudan Energi1. Pengembangan Ketersediaan Energi Untuk Industri Manufaktur, melalui antara lain:
i. Pengembangan Energi Alternatif – Coal Bed Methane (CBM)ii. Konservasi Energiiii. Audit Energi
2. Kontinuitas Bahan Baku Untuk Industri Petrokimia di Teluk Bintunii. Program Percepatan Penyediaan Bahan Baku Gas Untuk Industri Petrokimia di Teluk
Bintuni untuk mendorong pengembangan industri petrokimia hilirii. Mendorong Integrasi Pengembangan Industri Logam dari hulu ke hilir, yang terdiri dari
empat pengembangan utama yaitu besi baja, aluminium, nikel dan tembaga
3. Pengembangan Industri Berbasis Sumber Daya Alami. Menyusun Rencana Pemanfaatan Sumber Daya Alam Untuk Bahan Baku, Bahan
Penolong dan Energi Industri Manufaktur dalam rentang periode 1 – 5 tahunii. Menyusun Neraca SDA secara nasional dan spasial / wilayahiii. Mengimplementasikan Tata Kelola Sumber Daya Alam yang baik sebagai bahan baku
dan bahan penolong energi Industri Manufaktur4. Simulasi perhitungan Cost and Benefit terhadap preferensi harga gas dan listrik5. Kebijakan Pencadangan Bahan Baku (Bufferstock) untuk menjamin penyediaan bahan baku
dan mutu bahan baku Industri Tekstil6. Sinkronisasi Kebijakan dengan Instansi Terkait (seperti Kementerian Lingkungan Hidup,
ESDM, Kehutanan, Pertanian) untuk menjamin pengadaan bahan baku. Contoh: scrap baja,kulit, olahan, dsb.
DJ BIM® Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih Baik
III. Teknologi dan Peralatan1. Restrukturisasi Mesin Produksi Industri Tekstil dan Industri Alas Kaki melalui langkah –
langkah sebagai berikut:i. Fasilitasi Pengembangan Teknologiii. Audit Teknologi
2. InfrastrukturPengembangan lab pengujian untuk ProdukTekstil di wilayah Timur.
3. Inovasi produk industri manufaktur untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saingindustri (antara lain Pilot Project Industri Logam Tanah Jarang, Pilot Project Obat KankerBerbasis Sumber Daya Lokal, Pembangunan Pilot Plant Enhanced Oil Recovery (EOR),gasifikasi batu bara, pembangunan pabrik bahan baku obat seperti pharacetamol dan PilotPlant Propylene Berbasis CPO)
IV. Iklim Usaha1. Pengembangan dan Peningkatan Iklim Kondusif Investasi dan Usahaseperti:
i. Sinkronisasi Peraturan dengan Lintas Terkait meliputi:a. Regulasi Bahan Bakub. Regulasi Sumber Daya Manusia Industri Berbasis Kompetensic. Regulasi Bahan BakuBerbasis Limbah Sebagai Bahan Bakuuntuk mewujudkan
kontinuitas bahan baku melalui koordinasi dengan Instansi Terkait (Contoh:Kulitdan Logam)
2. Percepatan Pelayanan Sertifikasi TingkatKandungan Dalam Negeri (TKDN)3. Penerapan SNIWajib Industri Manufaktur,seperti:logam,besi baja,Industri Barang Karet,
Pakaian Anak,Mainan Anak,Industri Pestisida,dan Industri Garam.4. Pengembangan kerja sama didalam optimalisasi programP3DN
DJ BIM® Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih Baik
V. Dukungan Kebijakan Fiskal dan Finansial1. Penerapan Insentif Fiskal di Industri Manufaktur terutama Industri Petrokimia
dan Industri Logam (Tax Holiday, Tax Allowance)2. Mengembangkan Akses Pembiayaan Investasi Industri Manufaktur dengan
Beberapa Lembaga Pembiayaan3. Penerapan Skema Insentif Untuk Industri Manufaktur Bea Masuk Ditanggung
Pemerintah (BMDTP) Untuk Industri Plastik, Industri Aneka dan Industri Tekstil
VI. Information1. Pengembangan Sistem DatabaseIndustri Manufaktur untuk penyediaan informasi
energi,teknologi,bahan penolong,bahan baku,kedalaman industri,jenis produkyangdiproduksi,SDM,pasar dan sebagainya.
2. Pengembangan sistem informasi neraca SupplyDemanduntuk pengembanganpasar didalam negeri.
DJ BIM® Industrialisasi Menuju Kehidupan Yang Lebih Baik
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN RIJl. Gatot Subroto Kav. 52 – 53 JAKARTA. 12950
Telp. : (021) 5255509 www.kemenperin.go.id