Download - PWD_9 [Compatibility Mode]
Ketimpangan Pembangunan Antar-wilayah(Inequality Inter-regional Development)
Tim Pengajar:Dr. Djaimi Bakce, SP, M.Si
Ir. Susy Edwina, M.Si
Pertemuan IX
Ir. Susy Edwina, M.SiIr. Eliza, M.Si
Jurusan AgribisnisFakultas PertanianUniversitas Riau
2013
I. KETIMPANGAN PEMBANGUNAN:
Merupakan aspek yg umum terjadi dalamkegiatan ekonomi suatu daerah,disebabkan perbedaan kandungan SDA(Sumberdaya Alam) dan perbedaan(Sumberdaya Alam) dan perbedaankondisi demografi pada masing-masingwilayah
Pertumbuhan Ekonomi BerdasarkanTipologi Klassen (Widodo, 2006):
A. Daerah yang maju dan cepat tumbuhB. Daerah yang maju tapi tertekanC. Daerah berkembang cepatD. Darah relatif tertinggal
Ketimpangan Pembangunan Antar-Wilayah dapat dilihat dari perbedaanantar wilayah dari:
A. Banyaknya penduduk miskinB. Adanya kelompok kaya ditengahB. Adanya kelompok kaya ditengah
masyarakat miskin
II. Faktor Penyebab Ketimpangan:
A. Perbedaan Kandungan Sumberdaya Alam
B. Perbedaan Kondisi Demografis
C. Kurang Lancarnya Mobilitas Barang & JasaC. Kurang Lancarnya Mobilitas Barang & Jasa
D. Konsentrasi Kegiatan Ekonomi Wilayah
E. Alokasi Dana Pembangunan Antar-Wilayah
A. Perbedaan Kandungan SDA
1. Kandungan minyak dan gas2. Deposit batubara3. Barang tambang lainnya3. Barang tambang lainnya4. Kesuburan lahan
Kabupaten yang memiliki depositminyak dan gas yang tinggiMengalami pertumbuhan yang sangat tinggi,mendapat kan dana bagi hasil yang sangat besarsebagai sumber dana anggaran pendapatan danbelanja daerah diantaranya:belanja daerah diantaranya:•Kabupaten Siak,•Bengkalis,•Kampar,•Rohil,•Pelalawan dan Kota Dumai.
Kabupaten yang lain seperti:
• Kuansing,• Rokan Hulu,• Kepulauan Meranti,
Indragiri Hulu dan• Indragiri Hulu dan• Indragiri Hilir,potensi sumberdaya alamnya relatif lebih
rendah sehingga kabupaten-kabupaten inicenderung tumbuh lebih lambat
B. Perbedaan Kondisi Demografis
1. Perbedaan tingkat pertumbuhan danstruktur kependudukan
2. Perbedaan tingkat pendidikan dan2. Perbedaan tingkat pendidikan dankesehatan
3. Perbedaan kondisi ketenagakerjaan4. Perbedaan tingkah laku dan kebiasaan
serta etos kerja masyarakat
C. Kurang lancarnya mobilitas barangdan jasa
1. Meliputi kegiatan perdagangan antar-daerah
2. Meliputi mobilitas transmigrasi dan2. Meliputi mobilitas transmigrasi danmigrasi spontan
Untuk daerah Riau:
• Mobilitas barang dan jasa cukup lancar,• Pada daerah yang mempergunakan alat
transportasi air seperti Kabupaten KepulauanMeranti, Bengkalis, Indragiri Hilir, sebahagianMeranti, Bengkalis, Indragiri Hilir, sebahagianSiak dan Rokan Hilir, harga berbagai komodititerutama bahan bangunan relatif lebih mahalkarena biaya transportasi air relatif lebih mahal,sehingga membutuhkan biaya yang lebih besaruntuk membangun infrastruktur dibandingkandaerah lainnya.
D. Konsentrasi Kegiatan Ekonomi
1. Karena SDA yang lebih banyak danlahan yang subur pada satu daerahtertentu
2. Fasilitas transportasi yang merata3. Kondisi demografis (kependudukan)
dengan SDM yang berkualitas
E. Alokasi Dana Pembangunan
1. Alokasi dana pemerintah (tergantungsistem pemerintahan)– SentralistikSentralistik– otonomi
2. Alokasi dana investasi dari swasta
Dampak Ketimpangan
• Akan menimbulkan semangat kedaerahan,karena upaya percepatan pembangunan padawilayah yang tertinggal masih belum dinikmatisepenuhnya oleh masyarakat di wilayahsepenuhnya oleh masyarakat di wilayahtersebut.
• Dampak ketimpangan seperti ini akanberimbas pula kepada profil pembangunan diwilayah kabupaten/kota dan propinsi
Ketimpangan antar-daerah• Merupakan konsekuensi logis pembangunan• Merupakan suatu tahap perubahan dalam
pembangunan itu sendiri.• Perbedaan tingkat kemajuan antar-daerah• Perbedaan tingkat kemajuan antar-daerah
yang berlebihan akan merugikan, dalam hal inimengakibatkan proses ketidakseimbangan.
• Pelaku yang mempunyai kekuatan di pasarcenderung meningkat bukannya menurun,sehingga akan mengakibatkan peningkatanketimpangan antar-daerah.
III. Alat untuk mengukur ketimpanganpembangunan
1. Gini Ratio2. Kurva Lorenz3. Kriteria Bank Dunia3. Kriteria Bank Dunia4. Indeks Williamson5. Indeks Entrophy Theil
1. Gini Ratio
alat yang digunakan untuk mengukur kesenjangandistribusi pendapatan. Berkisar 0 – 1Gini Ratio = 0 : distribusi amat merata,Gini Ratio = 1 : ketimpangan pendapatan sempurna
Menurut kriteria H.T. Oshima• Gini Ratio < 0,3 : ketimpangan rendah• Gini Ratio 0,3 - 0,4 : ketimpangan sedang• Gini Ratio > 0,4 : ketimpangan Tinggi
Rumus Gini RatioGC = 1 - E ( Xi - Xi-1 ) ( Yi + Yi –1 )
AtauGC = 1 - E fi ( Yi + Yi-1 )
KeteranganKeteranganGC = Angka Gini CoefficientXi = Proporsi jumlah rumah tangga kumulatif kelas iFi = Proporsi jumlah rumah tangga dalam kelas iYi = Proporsi jumlah pendapatan rumah tangga
kumulatif dalam Kelas – iKelas I = kuantil, desil
2. Kurva Lorenz
Menunjukkan hubungan kuantitatif antara %penduduk dan % pendapatan yang merekaterima selama satu tahun.
Sumbu vertikal : menunjukkan pangsa (share)Sumbu vertikal : menunjukkan pangsa (share)pendapatan yang diterima oleh masing-masingpersentase jumlah penduduk ( % kumulatif )
Sumbu Horizontal : menunjukkan pangsa(share) penerima pendapatan dalam persentasekumulatif. ( % kumulatif )
Pers
enta
sePe
ndap
atan
100
Kurva Lorenz
Persentase Jmlh Pddk
Pers
enta
sePe
ndap
atan
0 100
Semakin Cembung Kurva Lorenz, semakintidak merata distribusi Pendapatan
(ketimpangan semakin tinggi)
3. Kriteria Bank Dunia
Berdasarkan penilaian distribusi pendapatan ataspendapatan yang diterima oleh 40% pendudukberpendapatan terendah.
Kesenjangan Distribusi Pendapatan dikategorikan :Kesenjangan Distribusi Pendapatan dikategorikan :a. Tinggi, jika 40% penduduk berpenghasilan terendah
menerima < 12% bagian pendapatan)b. Sedang, jika 40% penduduk berpenghasilan terendah
menerima 12%-17% bagian pendapatanc. Rendah, jika 40% penduduk berpenghasilan terendah
menerima > 17% bagian pendapatan.
4. Index Williamson
Index Williamson (1966)
1Vw0,Y
)nfi()Y-(Yi
Vw2
dimana:
Yi = PDRB perkapita daerah i
Y = PDRB perkapita rata2 seluruh daerah
fi = Jumlah penduduk daerah i
n = Jumlah penduduk seluruh daerah
Vw = 0 artinya sangat merataVw = 1 artinya sangat timpang
Ketimpangan Pembangunan AntarWilayah di IndonesiaStudi Hendra Esmara (1975) dan Uppal andBudiono (1986):1. Ketimpangan pembangunan antar wilayah di
Indonesia lebih tinggi dari negara majuIndonesia lebih tinggi dari negara maju2. Indeks ketimpangan meningkat antar waktu
(pembangunan antar wilayah blm seimbang)Peningkatan ketimpangan membawa Impli-
kasi negatif dan mendorong kecemburuansosial darah terbelakang thd daerah maju
Studi Sjafrizal periode 1993-2000
Mengukur indeks ketimpangan:1.Pengaruh ibukota Jakarta thd
ketimpangan antar wilayah di Indonesiacukup besar (0,65 krn strukturcukup besar (0,65 krn strukturekonomi berbeda)
2.Dgn mengeluarkan DKI Jakarta Indeksketimpangan tetap tinggi (0,5)
Ketimpangan Pembangunan AntarWilayah di Indonesia (1995-2003)
Tahun Termasuk DKI Jakarta Diluar DKI Jakarta
1993 0,56 0,441994 0,59 0,461995 0,63 0,481996 0,67 0,491996 0,67 0,491997 0,69 0,511998 0,66 0,521999 0,67 0,532000 0,66 0,522001 0,65 0,512002 0,65 0,512003 0,64 0,50
Ketimpangan Pembangunan AntarProvinsi & Kabupaten 1993-1998No Propinsi 1993 1994 1995 1996 1997 1998
Sumatera 0,024 0,025 0,025 0,028 0,031 0,032
A DI Aceh 0,019 0,019 0,019 0,019 0,020 0,018
B Sumut 0,043 0,042 0,038 0,037 0,038 0,034
C Sumbar 0,082 0,084 0,090 0,087 0,088 0,111
D Riau 0,225 0,240 0,257 0,274 0,299 0,303
E Jambi 0,033 0,033 0,036 0,037 0,037 0,036
F Sumsel 0,032 0,033 0,034 0,034 0,036 0,031
G Bengkulu 0,016 0,016 0,015 0,014 0,019 0,016
H Lampung 0,066 0,065 0,074 0,060 0,065 0,048
IV. PENANGGULANGAN KETIMPANGAN:
A. Penyebaran Pembangunan PrasaranaPerhubungan
B. Mendorong Transmigrasi dan MigrasiSpontanSpontan
C. Pengembangan Pusat PertumbuhanD. Pelaksanaan Otonomi Daerah
A. Penyebaran PembangunanPrasarana Perhubungan
Fasilitas:1. Jalan2. Terminal2. Terminal3. Pelabuhan laut4. Telekomunikasi
B. Mendorong Transmigrasi danMigrasi Spontan
1. Mengurangi kepadatan penduduk diJawa
2. Mendorong pembangunan di daerahterbelakangterbelakang
C. Pengembangan Pusat Pertumbuhan
Kebijakan ini diperkirakan dapatmengurangi ketimpangan pembangunan,karena menganut1.Konsep konsentrasi (efisiensi), dan1.Konsep konsentrasi (efisiensi), dan2.Konsep desentralisasi (penyebaran)
Karakteristik Pusat Pertumbuhan:
1. Kegiatan ekonomi terkonsentrasi padasatu lokasi
2. Konsentrasi kegiatan ekonomimendorong pertumbuhan yang dinamismendorong pertumbuhan yang dinamis
3. Terdapat keterkaitan input dan outputyg kuat antar-sesama kegiatan ekonomi
4. Terdapat industri induk yg mendorongpengembangan kegiatan ekonomi
D. Pelaksanaan Otonomi Daerah
1. Memacu aktivitas pembangunandaerah karena adanya wewenang
2. Memunculkan inisiatif dan aspirasimasyarakat untuk menggali potensimasyarakat untuk menggali potensidaerah
3. Tambahan alokasi dana : dana bagihasil pajak dan SDA; dana alokasiumum dan dana alokasi khusus
Tugas Kelompok• Bentuk kelompok yang berjumlah maksimal 5 orang• Lakukan analisis ketimpangan pembangunan antar-
wilayah di Provinsi Riau: antar-kabupaten atau antar-kecamatan
• Lakukan analisis pada satu titik tahun tertentu,• Lakukan analisis pada satu titik tahun tertentu,namun jika dalam bentuk data series lebih baik.
• Tulis laporan tersebut sebagai sebuah artikel ilmiah• Ketentuan penulisan: huruf times new roman, font
12, spasi 1.5 spasi, 15-20 halaman, kertas A4 denganbatas kiri kertas 4 cm, dan batas atas, bawah dankanan masing-masing 3 cm
Terima Kasih
“Untuk menjadi lebih baik“Untuk menjadi lebih baikmanfaatkan waktu dengan sebaik-
baiknya dalam kegiatan yang positif”