Download - Protein Dinda
LAPORAN PRAKTIKUM
BIOKIMIA
PERCOBAAN I
REAKSI UJI PROTEIN
NAMA : DINDA NOVIANITA
NIM : J1C113053
KELOMPOK : 5 (LIMA)
ASISTEN : WAHYU SETIAWAN
PROGRAM STUDI BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2014
PERCOBAAN I
REAKSI UJI PROTEIN
I. TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan percobaan praktikum ini adalah untuk mengetahui proses
pengendapan protein oleh garam-garam anorganik, koagulasi pada protein,
pengendapan protein dengan alkohol, serta denaturasi pada protein.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Protein termasuk dalam kelompok senyawa yang terpenting dalam
organisme hewan. Sesuai dengan peranan ini, kata protein berasal dari kata
Yunani proteios, yang artinya “pertama”. Protein adalah poliamida, dan hidrolisis
protein menghasilkan asam-asam amino. Hanya dua puluh asam amino yang
lazim dijumpai dalam protein tumbuhan dan hewan, namun kedua puluh asam
amino ini dapat digabungkan menurut pelbagai cara, membentuk otot, urat, kulit,
kuku, bulu, sutera, hemoglobin, enzim, antibodi, dan banyak hormon (Fessenden
& Joan, 1986).
Asam amino bersifat amfoter. Titik isoelektrik adalah pH di mana struktur
dwikutub merupakan komponen utama, dan biasa ditulis sebagai pI. Pada pH ini,
molekul tidak akan bergerak jika dilelehkan pada medan listrik. Pada pH di atas
pI, molekul akan bergerak ke anode (elektrode positif), sedangkan di bawah pI ke
katode (elektrode negatif), bila molekul tersebut diletakkan pada alat elektroforesi
(Arsyad, 2001).
Asam amino merupakan ion dipolar yang bersifat amfoter. Asam amino
ada yang netral (polar & nonpolar), bersifat basa atau bersifat asam tergantung
dari gugus fungsional pada rantai cabang. Asam amino yang dapat memberikan
reaksi esterifikasi dan asilasi. Juga reaksi ninhidrin yang akan menghasilkan
ruherman’s purple, suatu zat yang berwarna biru ungu. Sistem ini dapat
dioksidasi menjadi disulfida asam amino yang disebut sistin (Fessenden &
Fessenden, 1997).
Protein merupakan salah satu unsur gizi penting dalam bahan pangan.
Kandungan protein dalam bahan pangan beragam, untuk memperoleh protein
dalam konsentrasi tinggi, dibuat protein dalam bentuk konsentrat atau isolat.
Isolasi protein pada prinsipnya didasarkan atas dua proses utama yaitu ekstraksi
dan koagulasi (penggumpalan). Untuk keperluan ini pada umumnya digunakan
basa dan asam yang berturut-turut digunakan untuk proses ekstraksi dan
penggumpalan/pengendapan. Pembuatan isolat protein dilakukan dengan
menggunakan sifat-sifat fungsional protein. Salah satu yang paling berpengaruh
adalah sifat kelarutan protein. Isolat protein dibuat dengan cara mengendapkan
protein pada titik isoelektriknya. Dengan cara ini, protein dapat diisolasi dan
dipisahkan dari bagian bahan lainnya yang tidak diinginkan. Hasil isolat protein
kacang hijau, ini dapat merupakan olahan lanjutan dari pembuatan pati kacang
hijau (tepung hunkwe), yaitu dengan mengekstraksi dari kacang hijau dengan air,
dan memanfaatkan filtrat. Sedangkan bagian yang mengendap merupakan
karbohidrat pati. Koagulasi dan pengendapan dilakukan dengan cara pemanaskan,
dan penambahan asam, agar mencapai pH tertentu (pH isoelektrik), terjadi
penggumpalan, dan endapan (protein) dipisahkan dari cairan (pati). Jenis asam
dan pengaruh pH larutan (filtrat) yang sangat berpengaruh pada kemampuan
untuk mengkoagulasi protein, dan endapan protein yang terjadi. Endapan protein
yang diperoleh dipisahkan melalui proses pencucian, penyaringan dan
pengeringan (Triyono, 2012).
Protein dapat diendapkan. Pengendapan aseton dilakukan untuk
mengendapkan larutan protein. Pelarut organik (misalnya aseton) akan
mengurangi tetapan dielektrik air, dengan demikian dapat mengurangi kelarutan
protein karena interaksi antar molekul protein lebih disukai dibandingkan antara
molekul protein dengan air. Protein dapat diendapkan dengan pelarut organik
tanpa merusak struktur protein bila diendapkan pada suhu di bawah 4°C. Cara lain
adalah jika dalam suatu larutan protein ditambahkan garam, daya larut protein
akan berkurang, akibatnya protein akan terpisah sebagai endapan. Peristiwa
pemisahan protein ini disebut salting out. Efek salting out disebabkan garam
dengan konsentrasi tinggi dapat menghidrasi air dari permukaan molekul protein
sehingga protein terendapkan. Proses fraksinasi bertujuan untuk memekatkan atau
menjenuhkan larutan sehingga diperoleh larutan pekat yang mengandung endapan
protein. Penambahan ammonium sulfat dalam proses fraksinasi dilakukan sedikit
demi sedikit sambil diaduk diatas magnetic stirrer dengan kecepatan konstan. Hal
ini bertujuan untuk mencegah terjadinya denaturasi protein (Sari, 2012).
III. ALAT DAN BAHAN
A. Alat
Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah tabung reaksi,
gelas ukur, beaker glass, alat pemanas, pipet tetes, sudip, dan pengaduk.
B. Bahan
Bahan-bahan yang diperlukan pada percobaan ini adalah Ammonium
sulfat, pereaksi Millon, pereaksi Biuret, Asam Asetat 1 M, HCl 0,1 M,
NaOH 0,1 M, buffer asetat 1 M (pH 4,7), dan Etanol 95 %.
IV. PROSEDUR KERJA
1. Pengendapan Protein oleh Garam-Garam Anorganik
a) Dijenuhkan 5 mL larutan protein dengan ammonium sulfat, dengan cara
menambahkan ammonium sulfat kristal sedikit demi sedikit, kemudian
mengaduk hingga larut. Menambah dan mengaduk lagi sehingga hanya
sedikit garam ammonium yang tertinggal dan tidak larut lagi
(membentuk larutan lewat jenuh). Kemudian menyaring.
b) Diuji kelarutan endapan dalam pereaksi Millon dan menambahkan
pereaksi Biuret pada filtrat.
2. Uji Koagulasi
a) Ditambahkan 1 tetes asam asetat 1 M ke dalam tabung reaksi yang
sudah berisi 3 mL larutan protein.
b) Diletakkan tabung dalam air mendidih selama 3 menit.
c) Diambil endapan dan menguji kelarutannya dalam air dan pereaksi
Millon.
3. Pengendapan dengan Alkohol
a) Disediakan 3 tabung reaksi dan mengisinya masing-masing dengan 3
mL larutan protein.
b) Ditambahkan ke dalam tabung
I : 0,5 mL HCl 0,1 M dan 3 mL etanol 95 %
II : 0,5 mL NaOH 0,1 M dan 3 mL etanol 95 %
III : 0,5 mL buffer asetat dan 3 mL etanol 95 %
c) Dilihat tabung mana yang tidak larut.
4. Denaturasi Protein
a) Disediakan 3 tabung reaksi dan mengisi masing-masing tabung reaksi
dengan 5 mL larutan protein.
b) Ditambahkan ke dalam tabung
I : 1,5 mL HCl 0,1 M
II : 1,5 mL NaOH 0,1 M
III : 1,5 mL buffer asetat
c) Ditempatkan ketiga tabung dalam air mendidih selama 8-10 menit dan
mendinginkan pada temperatur kamar.
d) Dilihat pada tabung mana terjadi endapan.
e) Dilanjutkan percobaan terhadap tabung I dan tabung II dengan
menambahkan 5 mL buffer asetat.
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Data Hasil Percobaan
1. Pengendapan Protein oleh Garam-Garam Anorganik
No. Langkah Percobaan Hasil Pengamatan
1.
2.
5 mL larutan protein + ½ ammonium sulfat
kristal
- Albumin telur bebek
- Albumin telur ayam ras
- Albumin telur ayam kampung
- Susu Ultramilk
Dipisahkan endapan + filtrat: filtrat telur +
2-3 tetes pereaksi Biuret
- Albumin telur bebek
- Albumin telur ayam ras
Larut
Larut
Larut tetapi ada endapan
Larut
Berwarna bening
keunguan
Berwarna bening
3.
- Albumin telur ayam kampung
- Susu Ultramilk
Dipisahkan endapan + filtrat: filtrat telur +
2-3 tetes pereaksi Millon
- Albumin telur bebek
- Albumin telur ayam ras
- Albumin telur ayam kampung
- Susu Ultramilk
keunguan
Berwarna kuning
keputihan
Bau menyengat, berwarna
putih kebiruan
Berwarna putih
kekuningan
Berwarna putih kecoklatan
Berwarna putih
Berwarna putih
kekuningan
2. Uji Koagulasi
No.Langkah Percobaan
Hasil
PengamatanKeterangan
1.
2.
Albumin telur ayam
kampung
- Air
- Millon
Albumin telur ayam ras
- Air
- Millon
Tidak larut
Tidak larut
Tidak larut
Tidak larut
Terdapat 2 lapisan ,
memadat, berwrna
putih kekuningan
Sebagian ada yang
berubah warna
menjadi kuning tua
Tanpa lapisan,
memadat, berwrna
putih keruh
Sebagian ada yang
berubah warna
menjadi kuning muda
3.
4.
5.
Albumin telur bebek
- Air
- Millon
Susu I (merk Bear Brand)
- Air
- Millon
Susu II (merk Indomilk)
- Air
- Millon
Tidak larut
Tidak larut
Larut
Larut
Larut
Larut
Terdapat 2 lapisan ,
memadat
Sebagian ada yang
berubah warna
menjadi kuning
Terdapat sedikit
endapan
Mengumpal dan
terbentuk dua lapisan
bawah endapan padat
dan atas cairan kuning
tua
Terdapat sedikit sekali
endapan
Warna berubah
menjadi kuning,
mengumpal, terbentuk
2 lapisan bawah
endapat padat kuning
muda, atas cairan
keruh
3. Pengendapan dengan Alkohol
No. Tabung Pereaksi Hasil
1. Putih (Albumin) telur
ayam kampung
- 2 mL protein 1 mL HCl 0,1 M
2 mL etanol 95
%
Putih telur mencair,
lapisan atas keruh,
lapisan bawah bening
Menjadi keruh di
2.
- 2 mL protein
- 2 mL protein
Putih (Albumin) telur
ayam ras
- 2 mL protein
- 2 mL protein
1 mL NaOH 0,1
M
2 mL etanol 95
%
1 mL buffer
asetat
2 mL etanol 95
%
1 mL HCl 0,1 M
2 mL etanol 95
%
1 mL NaOH 0,1
M
2 mL etanol 95
lapisan atas, lapisan
bawah bening
Lapisan atas bening,
lapisan bawah
mengendap, lapisan
atas cair dan lapisan
bawah kental.
Lapisan atas berwarna
putih susu dan
mengental, lapisan
bawah bening
Bagian bawah kental,
bagian atau lapisan atas
keruh dan berwarna
putih
Lapisan atas berwarna
putih susu, lapisan
bawah bening
Putih telur agak
mencair, lapisan atas
sedikit keruh, lapisan
bawah bening
Ada 2 lapisan. Lapisan
atas berwarna putih
susu dan terdapat
endapan, lapisan bawah
bening
Ada 2 lapisan, lapisan
atas cair dan lapisan
bawah menggumpal
3.
- 2 mL protein
Putih (Albumin) telur
bebek
- 2 mL protein
- 2 mL protein
- 2 mL protein
%
1 mL buffer
asetat
2 mL etanol 95
%
1 mL HCl 0,1 M
2 mL etanol 95
%
1 mL NaOH 0,1
M
2 mL etanol 95
%
1 mL buffer
asetat
2 mL etanol 95
%
warna putih keruh
Ada 2 lapisan, lapisan
atas kental berwarna
putih susu, lapisan
bawah sedikit kental
berwarna bening
Ada 2 lapisan, lapisan
atas putih bening dan
kental. Lapisan bawah
cair dan bening
Ada 3 lapisan, lapisan
atas bening cair, tengah
putih kental, bawah
bening kental
Putih telur mencair,
terdapat sedikit
endapan di bagian atas
Ada 2 lapisan, bawah
bening, lapisan atas
terdapat gumpalan
endapan yang keruh
Ada 2 lapisan, atas
cair, bawah kental dan
warna tidak berubah
Ada 3 lapisan, lapisan
atas cair berwarna
keruh, lapisan bawah
cair bening
Ada 2 lapisan, lapisan
atas putih dan lapisan
bawah bening
4.
Susu Bear Brand
- 2 mL protein
- 2 mL protein
- 2 mL protein
1 mL HCl 0,1 M
2 mL etanol 95
%
1 mL NaOH 0,1
M
2 mL etanol 95
%
1 mL buffer
asetat
2 mL etanol 95
%
Ada 3 lapisan, lapisan
atas kental berwarna
putih susu, lapisan
bawah bening
Larutan lapisan atas
berwarna putih
menggumpal, lapisan
bawah putih tidak
menggumpal
Ada 3 lapisan, lapisan
pertama berwarna putih
bening, lapisan kedua
putih kekuningan dan
lapisan ketiga putih
susu
Warna tidak berubah,
tidak terdapat lapisan
Ada 2 lapisan, atas cair
putih kecokelatan,
bawah mengendap
putih susu
Ada 2 lapisan, lapisan
bawah mengendap
putih kecokelatan, atas
cair putih keruh
Putih keruh, larutan
encer
4. Denaturasi Protein
No. Langkah Percobaan Hasil Pengamatan
1. Tahap I
a. 2 mL protein + 0,5 mL HCl
- Albumin telur bebek
- Albumin telur ayam ras
- Albumin telur ayam kampung
- Susu Frisian flag
b. 2 mL protein + 0,5 mL
NaOH
- Albumin telur bebek
- Albumin telur ayam ras
- Albumin telur ayam kampung
- Susu Frisian flag
c. 2 mL protein + 0,5 mL
buffer asetat
- Albumin telur bebek
- Albumin telur ayam ras
- Albumin telur ayam kampung
- Susu Frisian flag
Tahap II
a. Hasil a + 3 mL Buffer
asetat
- Albumin telur bebek
- Albumin telur ayam ras
- Albumin telur ayam kampung
Mengendap, terdapat 2 lapisan.
Lapisan atas berwarna bening dan
bawah berwarna putih keruh.
Tidak ada endapan.
Endapan membeku
Tidak ada endapan, berwarna keruh.
Mengendap, endapannya membeku.
Tidak ada endapan.
Terdapat 2 lapisan, bawah putih atas
bening.
Tidak ada endapan. Berwarna keruh.
Mengendap
Terdapat endapan dan 2 lapisan.
Lapisan atas putih agak bening dan
bagian bawah putih keruh.
Terdapat 2 lapisan, atas putih cair dan
bawah putih beku.
Terdapat endapan diatas dan dibawah
berwarna keruh.
Terdapat 2 lapisan. Lapisan atas
berwana putih berbentuk cairan dan
lapisan bawah berwarna putih keruh.
Ada endapan dan diatasnya ada buih.
Tidak menyatu
- Susu Frisian flag
b. Hasil b + 3 mL Buffer
asetat
- Albumin telur bebek
- Albumin telur ayam ras
- Albumin telur ayam kampung
- Susu Frisian flag
Tidak ada endapan, berwarna keruh.
Terdapat 2 lapisan. Lapisan atas
berwana putih berbentuk cairan dan
lapisan bawah berwarna putih keruh.
Tidak ada endapan.
Terdapat 2 lapisan, atas cairan keruh
dan bawah putih beku.
Tidak ada endapan, berwarna keruh.
B. Pembahasan
1. Pengendapan Protein oleh Garam-Garam Anorganik
Pembuatan Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui bahwa protein
dapat berkurang kelarutannya apabila ditambahkan garam-garam anorganik dan
dapat menimbulkan pengendapan. Sampel protein yang digunakan adalah telur
ayam ras, telur ayam kampung, telur bebek, dan susu cair Ultramilk. Larutan
(sampel protein) 2 mL di jenuhkan dengan ammonium sulfat dan diaduk sampai
larutan tersebut lewat jenuh. Di uji kelarutan endapan dengan pereaksi Millon dan
filtrat diuji dengan pereaksi Biuret.
Hasil yang didapat yaitu pada semua sampel + ammonium sulfat adalah
larut, kecuali telur ayam kampung yang selain larut juga terdapat endapan. Pada
sampel endapan telur ayam kampung, telur ayam ras, telur itik, susu Ultramilk +
pereaksi Millon menghasilkan sedikit perubahan warna, sedangkan filtratnya
setelah ditambah pereaksi Biuret didapatkan hasil pada telur bebek berubah warna
menjadi bening keunguan, pada telur ayam ras berwarna bening keunguan, dan
pada telur ayam kampung berwarna kuning keputihan. Pada sampel endapan susu
+ pereaksi Millon, berubah warna menjadi putih kebiruan. Hal ini terjadi karena
garam anorganik mempunyai sifat menarik air sehingga larutan garam yang
berkonsentrasi tinggi dapat mengendapkan protein, Selain itu garam konsentrasi
tinggi dapat menetralkan muatan sehingga kelarutan protein akan berkurang.
NH2 NH2
Setelah diuji, semua sampel menunjukkan hasil positif yaitu semua sampel tadi
menghasilkan endapan.
Reaksinya adalah sebagai berikut:
R – CH – COOH + 2NaOH + CuSO4 R – CH – COOH +
Cu(OH)2 + Na2SO4
2. Uji Koagulasi
Penambahan asam asetat pada suatu larutan protein akan menyebabkan
molekul air yang berinteraksi dengan molekul protein melalui ikatan hidrogen
akan ditarik oleh etanol. Uji koagulasi menggunakan pereaksi yaitu asam asetat 1
M dan pereaksi Millon. Tabung reaksi yang berisi 3 mL larutan protein dan
ditambahkan 1 tetes asam asetat 1 M kemudian dididihkan selama 3 menit akan
terbentuk endapan. Setelah itu endapan diambil dan menguji kelarutannya dalam
air dan pereaksi Millon.
Protein dengan penambahan asam maupun dengan pemanasan akan terjadi
proses koagulasi. Penambahan asam asetat yang kemudian dipanaskan itu
menyebabkan energi kinetik molekul proteinnya meningkat sehingga terjadi
getaran yang cukup kuat untuk merusak ikatan atau struktur sekundernya,
tersiernya maupun kuartenernya. Pada temperatur di atas 60oC kelarutan protein
akan berkurang (koagulasi) karena pada temperatur yang tinggi energi kinetik
molekul protein meningkat sehingga terjadi getaran yang sangat kuat untuk
merusak ikatan atau stuktur sekunder, tertier dan kuartener yang menyebabkan
koagulasi.
Pada semua sampel ketika ditambahkan air didapatkan hasil tidak larut dan
terdapat endapan. Setelah kelarutannya diuji dengan pereaksi Millon, semua
sampel larut kecuali telur ayam ras. Uji kelarutan dengan pereaksi Millon akan
terjadi pemisahan molekul sehingga molekul yang kental dan cair terpisah atau
terbentuk endapan. Setelah semua sampel ditambahkan asam asetat dan air
ternyata tidak dapat larut dan mengendap. Hal ini menunjukkan bahwa energi
kinetik molekul protein pada sampel protein tahan terhadap penambahan asam
dan tahan terhadap pemanasan.
Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
3. Pengendapan dengan Alkohol
Percobaan ini dilakukan dengan menyiapkan tiga tabung reaksi
kemudian mengisinya dengan 2 ml larutan protein sampel. Kemudian
menambahkan ke dalam tabung I : 1 mL HCl 0,1 M dan 2 mL etanol 95 %,
tabung II : 1 mL NaOH 0,1 M dan 2 mL etanol 95 %, tabung III: 1 mL buffer
asetat dan 2 mL etanol 95 %. Kemudian dilihat pada tabung mana yang
sampelnya tidak larut. Semua sampel protein setelah dilakukan percobaan
memberikan hasil adanya endapan putih yang menggumpal. Hal ini dikarenakan
protein dapat diendapkan dengan penambahan alkohol. Pelarut organik akan
mengubah (mengurangi) konstanta dielektrik dari air, sehingga kelarutan protein
berkurang dan juga karena alkohol akan berkompetisi dengan protein terhadap air.
Berikut ini adalah reaksi pengendapan protein dengan alkohol:
R – CH – COOH + HCl R – CH – COOH + H2O
NH2 NH3+
R – CH – COOH + NaOH R – CH – COO- + H2O
NH2 NH2
R – CH – COOH + CH3CH2OH R – CH – COOCH2CH3
NH2 NH2
4. Denaturasi Protein
Denaturasi protein merupakan suatu proses terpecahnya ikatan
hidrogen, ikatan garam atau rantai polipeptida pada suatu molekul protein
berubah. Ikatan peptida adalah ikatan amida yang dibentuk oleh gugus -amino
dan suatu asam amino dan gugus karboksilat dari asam amino lainnya. Nitrogen
R – CH – COOH + C2H5OH
NH2
R – CH – COOC2H5 + H2O
NH2
dan amida tidak bersifat basa karena pasangan elektron sunyi di delokalisasi oleh
gugus karbonil sehingga tidak dapat bereaksi dengan proton.
Denaturasi protein menggunakan pereaksi berupa Buffer asetat 1 M, HCl
0,1 M, dan NaOH 0,1 M. Pada tahap I, Semua sampel protein yang telah
dimasukkan dalam 3 tabung reaksi ditambahkan dengan 1 mL HCl, hasilnya pada
telur bebek mengendap dan terdapat 2 lapisan, lapisan atas berwarna bening dan
bawah berwarna putih keruh. Pada telur ayam ras tidak ada endapan. Pada telur
ayam kampung endapannya membeku. Pada susu Frisian flag tidak ada endapan,
berwarna keruh.
Pada tahap I Semua sampel ditambah 1 ml NaOH, dan 1 ml Buffer asetat
kemudian dipanaskan dan pada tahap II ditambah dengan Buffer asetat pada
tabung 1 dan tabung 2. Hasilnya pada masing-masing sampel hampir semua
sampel protein yang digunakan membentuk endapan setelah ditambahkan HCl,
NaOH, dan Buffer asetat yang dapat menyebabkan terjadinya denaturasi protein.
Denaturasi protein menyebabkan terpecahnya ikatan Hidrogen, ikatan garam atau
bila susunan ruang atau rantai polipeptida suatu molekul protein berubah.
Berikut ini adalah reaksi yang terjadi dalam denaturasi protein:
R – CH – COO- + Pb (NO3)2 R – CH – COOPb2 + H2O
NH2 (NH3)2NO3
VI. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini adalah:
1. Pada protein terdapat gugus amino yang bersifat basa dan
gugus karboksil yang bersifat asam. Pada reaksi pengendapan setelah
sampel ditambah dengan beberapa tetes larutan tertentu ada yang larut
dan ada yang tidak, terdapat endapan dan tidak terdapat endapan.
2. Penambahan garam-garam anorganik yang berupa ammonium
sulfat menyebabkan berkurangnya kelarutan atau pengendapan pada
semua sampel protein.
3. Uji kelarutan dengan pereaksi Millon akan terjadi pemisahan
molekul sehingga molekul yang kental dan cair terpisah atau terbentuk
endapan pada uji Kolagulasi.
4. Pada uji pengendapan dengan alkohol menggunakan pereaksi
etanol 95% hampir semua sampel memberikan hasil adanya endapan
putih yang menggumpal. Hal ini dikarenakan pelarut organik akan
mengubah (mengurangi) konstanta dielektrik dari air, sehingga
kelarutan protein berkurang dan juga karena alkohol akan berkompetisi
dengan protein terhadap air.
5. Denaturasi protein menyebabkan terpecahnya ikatan hidrogen,
ikatan garam dan rantai polipeptida suatu molekul protein berubah.
Tidak semua sampel protein pada percobaan ini mengalami denaturasi
karena rantai polipeptida yang cukup kuat sehingga dengan
penambahan pereaksi tidak begitu banyak berpengaruh pada sampel
yang tetap.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, M. N. 2001. Kamus Kimia Arti dan Penjelasan Istilah. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Fessenden, Ralph J. dan Joan S. Fessenden. 1986. Kimia Organik Edisi Ketiga. Erlangga, Jakarta.
Fessenden, Ralph J. dan Joan S. Fessenden. 1997. Dasar-dasar Kimia Organik. Binarupa Aksara, Jakarta.
Sari, Diah K. 2012.Lipase Isolat Lokal pada Sintesis Biodiesel.http://eprints.unsri.ac.id/195/3/makalah_DiahkartikaUnsri.pdfDiakses pada tanggal 10 Oktober 2013
Triyono, A. 2012. Mempelajari Pengaruh Penambahan Beberapa Asam PadaProses Isolasi Protein Terhadap Tepung Protein Isolat Kacang Hijau(Phaseolus radiatus L.)http://eprints.undip.ac.id/27996/1/C-10.pdfSEMINAR REKAYASA KIMIA DAN PROSES, 4-5 Agustus 2010ISSN : 1411-4216Diakses pada tanggal 10 Oktober 2013