PROSIDING SEMINAR NASIONALPENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI
DALAM MENDUKUNGMANAJEMEN RITEL
Hari, Tangga;Di Aula Lantai 3 Kampus
Universitas Informatika dan Bisnis IndonesiaJl. Soekarno Hatta No. 643 Bandung
Diselenggarakan OlehLembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
Universitas Informatika dan Bisnis Indonesia2017
PROSIDING SEMINAR NASIONAL
PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASIDALAM MENDUKUNG MANAJEMEN RITEL
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada MasyarakatUniversitas Informatika dan Bisnis Indonesia
PR
OS
IDIN
G S
EM
INA
R N
AS
ION
AL
PE
NE
RA
PA
N T
EK
NO
LO
GI IN
FO
RM
AS
I DA
LA
M M
EN
DU
KU
NG
MA
NA
JEM
EN
RIT
EL
20
17
Agustus 2017 | ISSN 2088-2068
PROSIDING SEMINAR NASIONAL
PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASIDALAM MENDUKUNG MANAJEMEN RITEL
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada MasyarakatUniversitas Informatika dan Bisnis Indonesia
DAFTAR ISI
1. Pengaruh Persepsi Kebermanfaatan dan Kepuasan Wajib Pajak Terhadap
Penggunaan E-Filling di Setda Pemkab Bandung Barat Elan Rusnendar, Nicholas Naibahao 2. Studi Literatur Kepemimpinan Perempuan Budaya Jawa Asih Asah AsuhUntuk
Meningkatkan Kinerja Organisasi Sofia Nuryanti 3. Pengaruh Kinerja Keuangan, Kebijakan Dividen, dan Ukuran Perusahaan
Terhadap Nilai Perusahaan Non Keuangan Eko Purwanto 4. Pelaksanaan CSR PT. PLN Persero Meningkatkan Pengetahuan Lingkungan
Hidup Masyarakat Kampung Nelayan Hutan Mangrove Surabaya Rebecca Kizia, Rosita Manurung 5. Self Disclosure Homoseksual (Studi Komunikasi Antarpribadi Dalam Hubungan
Pertemanan) Indah Sari 6. Analisis Bahasa Rupa Pada Film Animasi ‘Sita Sings The Blues’ Citra Kemala Putri 7. Analisis Makna Denotasi dan Konotasi Pada Iklan Produk Jeans Levi’s Citra Kemala Putri 8. Connective Action Melalui Petisi Daring Sebagai Pelengkap Gerakan Sosial
Nyata: Petisi Dukung Transportasi Online di Jawa Barat Rachmawati Windyaningrum, Diwan Setiawan
9. Kemerdekaan Pers! Mengapa dan Untuk Apa?” (Jurnal Dewan Pers,
Edisi:12,September 2016 Oleh: Bagir Manan), Sebuah Analisis Wacana Kritis. Hanafi 10. Pengaruh Kualitas Sistem, Kualitas Informasi dan Kualitas Layanan Terhadap
Kepuasan Pengguna Website SMK Negeri 3 Bandung Vani Maharani Nasution, Ridona U. S. 11. Media Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Penutur Asing Reni Nursyanti, Ratih Hardiantini, Nisya Syafiska
12. Aplikasi Pengendalian Produksi di Bagian Pengemasan PT. Bio Farma (Persero) Rd. Yadi Rakhman Alamsyah, Ade Cahyan 13. Perangkat Lunak Penjualan Online Studi Kasus Pada PT. Sinergi Sukses
Mobilindo Titan Paramayoga, Rd. Yadi Rakhman Alamsyah, Stefanus 14. Pengaruh Sistem Informasi terhadap Efektivitas Kerja Pegawai (Studi Empiris
pada Kantor Pusat Yayasan Rumah Zakat Indonesia) Graha Prakarsa
15. Praanggapan Dalam Interviewahok Dengan Kompas TV Perihal “Keluarnya Ahok Dari Gerindra”
Dwi Pebrina Sinaga, Eline Rozaliya Winarto 16. Sistem Informasi Pengelolaan Data Penggunaan Sumber Energi Dalam Industri
Garmen (Studi Kasus: PT. Kahatex Bandung) Chairul Habibi, Marwondo 17. Pemodelan Arsitektur Enterprise Sekolah Mengunakan Enterprise Arsitektur
Planing (EAP) Reni Nursyanti, R. Yadi Rahman A, Rohmat 18. Pemanfaatan Teknologi Radio Frequency Identification (RFID) Untuk
Mendeteksi dan Mengidentifikasi Kehadiran Ivan Michael Siregar 19. Implementasi SIG Pada Pengelolaan Sumber Benih Tanaman Hutan Ivan Michael Siregar 20. Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Pengetahuan Perpajakan Terhadap Kepatuhan
Wajib Pajak Orang Pribadi Pada KPP Pratama Bandung Bojonagara Eko Purwanto, Nabilah Rizky Faujiah 21. Pengaruh Jumlah Wisatawan, Jumlah Hotel,Terhadap Penerimaan Pajak Hotel Eko Purwanto 22. Aplikasi Perencanaan Produksi (Studi Kasus: PT Multi Garmentama) Marwondo, Vani Maharani Nasution 23. Implementasi Aplikasi Mobile Android Untuk Manajerial Pelawatan
AnggotaOrganisasi Akbar Pasha, Ivan Michael Siregar 24. Pengembangan Sistem Informasi Penanganan Keluhan (Studi Kasus: Istana Plaza) Chairul Habibi, Riki Aprian
25. Perancangan Desain User Experience (UX) dan User Interface (UI) Aplikasi‘Ruang Anak’
Nichi Hana Karlina, Annisa Ayuratnasari
26. Perancangan Identitas Visual dan Media Launching Komunitas ‘Peduli Jilbab on The Street’ Regional Bandung
Nichi Hana Karlina, Titin Mulyati
27. Perancangan Single Page Application menggunakan Flask-Restful dan Mithril.js
(Studi Kasus: Website Directory Travel Haji dan Umroh) Teguh Reinaldo 28. Hubungan Antara Atribusi Bencana Banjir Dengan Dukungan Sosial Pada Warga
Kelurahan Andir Kecamatan Baleendah Bandung Selatan Evi Srinur Hastuti
Penerapan Teknologi Informasi Dalam Mendukung Manajemen Ritel ISSN 2088-2068
Prosiding Seminar Nasional 2017 31
PELAKSANAAN CSR PT. PLN PERSERO MENINGKATKAN
PENGETAHUAN LINGKUNGAN HIDUP MASYARAKAT KAMPUNG
NELAYAN HUTAN MANGROVE SURABAYA
Rebecca Kizia, Rosita Manurung.
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Informatika dan Bisnis Indonesia
email: [email protected]
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Terbuka
email: [email protected]
Abstrak
Program CSR yang dilaksanakan PT. PLN Persero diharapkan dapat meningkatkan
kesejahteraan dari para pemangku kepentingan, termasuk didalamnya adalah masyarakat sekitar
Kampung Nelayan di Wilayah Hutan Mangrove Gunung Anyar Tambak Surabaya Jawa Timur.
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi gambaran pentingnya CSR dilihat dari aspek
kesejahteraan dan pengetahuan lingkungan hidup bagi masyarakat sekitar. Penelitian ini
menggunakan metode analisis kualitatif deskriptif dengan pemaparan atas kondisi yang ada.
Kesejahteraan dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar melalui program Bank Sampah yang
dilaksankan PT. PLN Persero. Pengetahuan mengenai lingkungan hidup di wilayah Hutan
Mangrove juga semakin dipahami oleh para masyarakat sekitar, hal tersebut dapat dilihat dari
sikap peduli terhadap lingkungan dan berjalannya program Bank Sampah dengan baik dan
teratur.
Kata Kunci: CSR, Bank Sampah, Pengetahuan, Lingkungan Hidup
Abstract
CSR program implemented by PT. PLN Persero is expected to improve the welfare of the
stakeholders, including the community around the Fisherman Village in Mangrove Forest Area
Gunung Anyar Tambak Surabaya East Java. This research is expected to be a picture of the
importance of CSR in terms of welfare and environmental knowledge for the surrounding
community. This research uses descriptive qualitative analysis method with exposure to the
existing condition. Welfare can be felt by the surrounding community through the Bank Trash
program implemented by PT. PLN Persero. Knowledge of environment in Mangrove Forest
area is also increasingly understood by the surrounding community, it can be seen from the
attitude to care about the environment and the Bank Trash program well and regularly.
Keywords: CSR, Bank Trash, Knowledge, Environment
Penerapan Teknologi Informasi Dalam Mendukung Manajemen Ritel ISSN 2088-2068
32 Prosiding Seminar Nasional 2017
1. PENDAHULUAN
Dewasa ini, tantangan yang dihadapi
oleh perusahaan semakin berat. CSR
merupakan fenomena strategi perusahaan
yang mengakomodasi kebutuhan dan
kepentingan para pemangku kepentingan.
Penerapan CSR berkaitan dengan tata kelola
perusahaan yang baik. Penerapan tata kelola
perusahaan akan memberikan dampak
positif terhadap lingkungan bisnis dan
meningkatkan kepercayaan para pemangku
kepentingan terutama investor kepada
perusahaan. CSR timbul sejak era dimana
kesadaran akan sustainability perusahaan
jangka panjang adalah lebih penting
daripada sekedar profitability
(www.kompasiana.com).
CSR tidak terlepas dari berbagai
kepentingan pemilik saham dan pemangku
kepentingan perusahaan. Konsep inilah
kemudian yang diterjemahkan John
Elkington sebagai Konsep Triple Bottom
Line, yaitu profit, people, dan planet.
Konsep ini menjelaskan bahwa selain
mengejar profit (keuntungan), perusahaan
juga harus memperhatikan dan terlibat
dalam pemenuhan kesejahteraan masyarakat
(people), dan turut berkontribusi aktif dalam
menjaga kelestarian lingkungan (planet)
(Wibisono 2007).
PT PLN (Persero) merupakan salah
satu perusahaan yang sadar betapa
pentingnya penerapan CSR dalam kerangka
etis. Dari berbagai bentuk program CSR
yang dijalankan oleh PT PLN salah satunya
berfokus pada bina lingkungan dimana
program Bank Sampah menjadi program
andalannya. Bank Sampah sama seperti
Bank pada umumnya, terdapat nasabah,
memiliki buku tabungan, dan mereka bisa
menabung kapan saja. Bedanya adalah
nasabah tidak menyerahkan uang, melainkan
sampah ke teller Bank Sampah, kemudian
dikonversi menjadi tabungan dan dapat
diuangkan. Bank Sampah binaan CSR PT
PLN mulai beroperasi pada tahun 2012.
Melalui program Bank Sampah ini PT PLN
bermaksud untuk mendidik masyarakat
tentang bagaimana seharusnya
memanfaatkan sampah agar menjadi sesuatu
yang bernilai. Masyarakat diajarkan agar
tidak membuang sampah sembarangan,
bagaimana memilah sampah lalu
dikumpulkan, kemudian disetorkan ke Bank
Sampah sebagai tabungan. Dengan demikian
sampah tidak menyebabkan terjadinya
berbagai permasalahan lingkungan.
Bank Sampah binaan CSR PT PLN
telah tersebar di berbagai daerah di
Indonesia. Salah satunya yang menarik
perhatian peneliti adalah keberadaan Bank
Sampah Bintang Mangrove yang beroperasi
di Kelurahan Anyar Tambak, Surabaya.
Menarik karena awal mula berdirinya
diilhami oleh kondisi tanaman mangrove
yang ditanam seringkali mati disebabkan
banyaknya jumlah sampah di sekitar pantai.
Sehingga timbul inisiasi untuk mengadakan
sebuah kegiatan yang bertujuan
membersihkan sampah-sampah di sekitar
pantai tersebut, maka didirikanlah Bank
Sampah Bintang Mangrove.
Melalui program Corporate Social
Responsibility (CSR) PT. PLN (persero)
telah membentuk Bank Sampah binaan.
Bank sampah telah bergerak dalam menjaga
kelestarian mangrove, selain memberikan
dampak ekonomi pada masyarakat setempat,
dengan demikan maka pada penulisan kali
ini penulis merasa perlu melihat beberapa
hal yang menjadi penting, diantaranya
adalah sebagai berikut:
a. Bagaimana pelaksanaan program CSR
oleh PT.PLN (Persero) di Wilayah
Hutan Mangrove Gunung Anyar
Tambak Surabaya Jawa Timur?
b. Bagaimana peningkatan pengetahuan
lingkungan hidup masyarakat kampung
nelayan melalui pelaksanaan program
CSR oleh PT.PLN (Persero) di Wilayah
Hutan Mangrove Gunung Anyar
Tambak Surabaya Jawa Timur?
Penelitian ini bertujuan untuk:
a. Mengetahui bagaimana pelaksanaan
program CSR oleh PT.PLN (Persero) di
Wilayah Hutan Mangrove Gunung
Anyar Tambak Surabaya Jawa Timur.
Penerapan Teknologi Informasi Dalam Mendukung Manajemen Ritel ISSN 2088-2068
Prosiding Seminar Nasional 2017 33
b. Mengetahui bagaimana peningkatan
pengetahuan lingkungan hidup
masyarakat kampung nelayan melalui
pelaksanaan program CSR oleh
PT.PLN (Persero) di Wilayah Hutan
Mangrove Gunung Anyar Tambak
Surabaya Jawa Timur.
2. KAJIAN PUSTAKA
a. Gambaran Umum Kelurahan
Karang Anyar Tambak
Kelurahan Gunung Anyar Tambak
merupakan salah satu kelurahan yang
terdapat di Kecamatan Gunung Anyar, Kota
Surabaya. Luas wilayah Gunung Ayar
Tambak mencapai 1 129.4 Ha, berada dalam
kisaran 5 M diatas permukaan laut
Kelurahan ini terbagi ke dalam 2 Rukun
Warga dan 5 Rukun Tetangga. Sampai pada
bulan Desember 2014 penduduk Gunung
Anyar Tambak berjumlah 7 850 jiwa yang
terdiri dari 3 970 jiwa laki-laki dan 3 644
jiwa perempuan dan jumlah kepala keluarga
(KK) mencapai 1 854 KK. Kondisi sosial
masyarakat cukup beragam.
Kelurahan Gunung Anyar Tambak
merupakan kawasan yang dekat dengan laut
lepas, tepatnya selat madura, sehingga tanah
pada umumnya mengandung kadar garam
yang tinggi. Sehingga tanaman pertanian
sulit untuk tumbuh di wilayah ini, jika pun
tumbuh akan kurang baik hasilnya. Maka
wajar jika tidak ada warga Gunung Anyar
Tambak yang berprofesi sebagai petani
tanaman pangan. Namun karena dekat
dengan laut, terdapat tambak yang terbilang
luas di kelurahan ini. Tambak-tambak
tersebut dimanfaatkan untuk budidaya ikan,
udang, ciput, dan udang. Banyak dari
masyarakat yang memilih bekerja di sektor
yang tidak berkaitan dengan laut, masyarkat
lebih memilih pekerjaan yang terdapat di
kota seperti buruh pabrik, satpam, pembantu
rumah tangga, pekerja bangunan, pedagang,
dan pekerjaan informal lainnya. Justru
nelayan perahu kecil yang berasal dari
Madura yang banyak mencari tangkapan
ikan di laut lepas dekat Gunung Anyar
Tambak (Keiya, 2014).
b. Pengetahuan Lingkungan Hidup
Hutan Mangrove
Lingkungan adalah kombinasi antara
kondisi fisik yang mencakup keadaan
sumber daya alam seperti tanah, air, energi
surya, mineral, serta flora dan fauna yang
tumbuh di atas tanah maupun di dalam
lautan, dengan kelembagaan yang nmeliputi
ciptaan manusia seperti keputusan
bagaimana menggunakan lingkungan fisik
tersebut. Lingkungan di Indonesia sering
juga disebut "lingkungan hidup". Misalnya
dalam Undang-Undang No. 32 Tahun 2009
tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Lingkungan hidup adalah kesatuan
ruang dengan semua benda, daya, keadaan,
dan makhluk hidup, termasuk manusia, dan
perilakunya, yang memengaruhi
kelangsungan perikehidupan dan
kesejahteraan manusia serta makhluk hidup
lain dan dapat mempengaruhi hidupnya.
Lingkungan hidup merupakan suatu sistem
yang meliputi lingkungan hayati, lingkungan
non hayati, lingkungan buatan dan
lingkungan sosial. Sumber Daya Alam
(SDA) merupakan salah satu unsur
lingkungan alam, baik hayati maupun non
hayati, yang diperlukan manusia untuk
memenuhi kebutuhannya dan meningkatkan
kesejahteraannya. Sumber daya alam sangat
banyak dan melimpah, jadi disusunlah
klasifikasi sumber daya alam, yang antara
lain meliputi sumber daya alam terbarui dan
tak terbarui.
Lingkungan alam yang rusak sangat
berdampak terhadap kehidupan manusia
sehingga berpotensi menghasilkan bencana
untuk saat ini dan untuk masa-masa yang
akan datang. Kerusakan pada lingkungan
hidup terjadi karena dua faktor baik faktor
alami ataupun karena akibat ulah manusia.
Pentingnya lingkungan hidup yang terawat
terkadang dilupakan oleh manusia, dan hal
ini bisa menjadikan ekosistem serta
kehidupan yang tidak maksimal pada
lingkungan tersebut.
Penerapan Teknologi Informasi Dalam Mendukung Manajemen Ritel ISSN 2088-2068
34 Prosiding Seminar Nasional 2017
Kata mangrove mempunyai dua arti,
pertama sebagai komunitas atau masyarakat
tumbuhan atau hutan yang tahan terhadap
kadar garam/salinitas dan kedua sebagai
individu spesies (Supriharyono, 2000).
Hutan mangrove oleh masyarakat sering
disebut pula dengan hutan bakau atau hutan
payau. Namun menurut Rochana (2006)
penyebutan mangrove sebagai bakau
nampaknya kurang tepat karena bakau
merupakan salah satu nama kelompok jenis
tumbuhan yang ada di mangrove. Hutan
mangrove merupakan formasi hutan yang
tumbuh dan berkembang pada daerah landai
di muara sungai dan pesisir pantai yang
dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Oleh
karena kawasan hutan mangrove secara rutin
digenangi oleh pasang air laut, maka
lingkungan (tanah dan air) hutan mangrove
bersifat salin dan tanahnya jenuh air.
Vegetasi yang hidup di lingkungan salin,
baik lingkungan tersebut kering maupun
basah, disebut halopita (Onrizal, 2005).
Soerianegara (1993) dalam Noor et
al., (1999) memberikan batasan hutan
mangrove sebagai hutan yang tumbuh pada
tanah alluvial di daerah pantai dan sekitar
muara sungai yang dipengaruhi pasang surut
air laut serta ciri dari hutan ini terdiri dari
tegakan pohon Avicennia, Sonneratia,
Aegiceras, Rhizophora, Bruguiera, Ceriops,
Lumnitzera, Excoecaria, Xylocarpus,
Scyphyphora dan Nypa.
Manusia mempunyai hubungan timbal
balik dengan lingkungan, aktivitasnya
mempengaruhi lingkungannya, sebaliknya
manusia juga di pengaruhi oleh
lingkungannya. Hubungan timbal balik
demikian terdapat antara manusia sebagai
individu atau kelompok masyarakat dan
lingkungan alamnya, terutama dalam abad
ke 20 dalam waktu yang relatif singkat,
keseimbangan antara kedua bentuk
lingkungan hidup manusia di atas, yaitu
lingkungan hidup alami dan lingkungan.
c. Pencemaran
Pencemaran adalah masuknya bahan
dan senyawa dari kegiatan manusia ke
lingkungan sehingga menyebabkan
berkurangnya nilai guna, baik ditinjau secara
fisik, kimia, biologi dan estetika.
Pencemaran memerlukan penilaian yang
subjektif. Sebagai contoh pencemaran bahan
organik yang menyebabkan terjadinya
peningkatan konsentrasi unsur hara yang
sangat dibutuhkan oleh tanaman di dalam
air. Satu sisi adalah sisi positif, yaitu berupa
terjadinya peningkatan kesuburan perairan
yang berarti pula peningkatan potensi guna
perairan. Di sisi lain, dampak buruk dari
peningkatan unsur hara akan menganggu
keseimbangan ekosistem perairan dan
memerlukan penanganan yang serius
(Connel dan Miller 1995; Damar 2004).
Dahuri (1997) menyatakan pengaruh yang
membahayakan bagi kehidupan biota,
sumberdaya, kenyamanan ekosistem laut,
baik disebabkan secara langsung maupun
tidak langsung oleh pembuangan bahan-
bahan atau limbah ke dalam laut yang
berasal dari kegiatan manusia, merupakan
definisi pencemaran laut. GESAMP (Group
of Expert on Scientific Aspect on Marine
Pollution), dalam Sanusi (2006)
mendefenisikan pencemaran laut sebagai
masuknya zat-zat (substansi) atau energi ke
dalam lingkungan laut dan estuari baik
langsung maupun tidak langsung, akibat
adanya kegiatan manusia yang menimbulkan
kerusakan pada lingkungan laut, kehidupan
di laut, kesehatan manusia, mengganggu
aktivitas di laut (usaha penangkapan,
budidaya, alur pelayaran) serta secara visual
mereduksi keindahan (estetika). Berdasarkan
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun
1999, pencemaran laut diartikan dengan
masuknya atau dimasukkannya makhluk
hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain
ke dalam lingkungan laut oleh kegiatan
manusia sehingga kualitasnya turun sampai
ke tingkat tertentu yang menyebabkan
lingkungan laut tidak sesuai lagi dengan
baku mutu dan/atau fungsinya.
Penerapan Teknologi Informasi Dalam Mendukung Manajemen Ritel ISSN 2088-2068
Prosiding Seminar Nasional 2017 35
d. Corporate Social Responsibility
(CSR)
Prastowo (2011) menjelaskan CSR
adalah mekanisme alamiah sebuah
perusahaan untuk membersihkan
keuntungan-keuntungan besar yang
diperoleh. Sebagaimana diketahui cara-cara
perusahaan untuk memperoleh keuntungan
kadang-kadang merugikan orang lain, baik
itu yang tidak disengaja apalagi yang
disengaja, seperti lingkungan yang rusak
akibat eksploitasi yang berlebihan,
masyarakat kecil yang hilang
kesempatannya dalam memperoleh rezeki
akibat aktivitas perusahaan. Semestinya
perusahaan sudah mempunyai kesadaran
sosial atas dampak yang ditimbulkannya.
Definisi CSR dianggap sebagai sesuatu yang
hanya akan dilakukan apabila perusahaan
merugikan masyarakat dan pemberian
bantuan masih bersifat charity. Pada
hakekatnya CSR bukanlah suatu kegiatan
yang hanya berkapasitas sebagai pemberian
biasa (charity).
Kegiatan operasional perusahaan
dilakukan dengan tujuan utama untuk
memaksimalkan laba bagi para pemegang
saham. Namun selain itu, perusahaan juga
berkewajiban untuk memberikan kontribusi
pada pembangunan masyarakat. Untuk
mengakomodasi tujuan dan kewajiban
perusahaan tersebut dapat diterapkan suatu
sistem yang disebut tata kelola perusahaan
(corporate governance / CG). Perusahaan
dapat menerapkan tanggung jawab sosial
perusahaan (corporate social responsibility /
CSR) sebagai langkah nyata dalam
memberikan kontribusi kepada
pembangunan masyarakat. Penerapan CG
dan CSR saling berhubungan karena CSR
merupakan konsekuensi dari penerapan CG
(http://repository.ipb.ac.id).
Elkington (1949) dalam Pambudi
(2005) menyatakan CSR adalah aktivitas
yang mengejar triple buttom line yang terdiri
dari profit, people, dan planet (3P). Secara
konseptual tanggung jawab sosial
perusahaan merupakan kepedulian
perusahaan yang didasari tiga prinsip dasar
yang dikenal Triple Bottom Lines yaitu 3P
(Suharto 2005): 1) Profit. Perusahaan tetap
harus berorientasi untuk mencari
keuntungan ekonomi yang memungkinkan
untuk terus beroperasi dan berkembang. 2)
People. Perusahaan harus memiliki
kepedulian terhadap taraf hidup manusia,
beberapa perusahaan mengembangkan
program tanggung jawab sosial perusahaan
seperti pemberian beasiswa bagi pelajar
disekitar perusahaan, pendirian sarana
pendidikan dan kesehatan, penguatan
kapasitas ekonomi lokal dan bahkan ada
perusahaan yang merancang berbagai skema
perlindungan sosial bagi warga masyarakat.
3) Planet. Perusahaan peduli terhadap
lingkungan hidup dan berkelanjutan
keragaman hayati. Beberapa program TSP
yang berpijak pada prinsip ini biasanya
berupa penghijauan lingkungan hidup,
penyediaan sarana air bersih, perbaikan
pemukiman, pengembangan pariwisata
(ekoturisme).
3. METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang dipakai oleh
peneliti, pada tulisan ini adalah adalah jenis
penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian
deskriptif kualitatif ini bertujuan untuk
mendeskripsikan apa-apa yang saat ini
berlaku. Di dalamnya terdapat upaya
mendeskripsikan, mencatat, analisis dan
menginterpretasikan kondisi yang sekarang
ini terjadi atau ada. Penelitian deskriptif
kualitatif dirancang untuk mengumpulkan
informasi tentang keadaan-keadaan nyata
sekarang yang sementara berlangsung.
Dengan kata lain penelitian deskriptif
kualitatif ini bertujuan untuk memperoleh
informasi-informasi mengenai keadaan yang
ada (Mardalis, 1999). Pada hakikatnya
penelitian deskriptif kualitatif adalah suatu
metode dalam meneliti status sekelompok
manusia, suatu objek dengan tujuan
membuat deskriptif, gambaran atau lukisan
secara sistematis, faktual dan akurat
mengenai fakta-fakta atau fenomena yang
diselidiki.
Penerapan Teknologi Informasi Dalam Mendukung Manajemen Ritel ISSN 2088-2068
36 Prosiding Seminar Nasional 2017
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Sampah seringkali dianggap sebelah
mata oleh masyarakat, bahkan dibiarkan
tidak terurus dan menjadi beban bagi
lingkungan dan kehidupan ekosistem
didalamnya. Di tangan masyarakat kampung
nelayan di kawasan Gunung Anyar Tambak,
Surabaya, Jawa Timur ini, sampah menjadi
sesuatu yang membawa keuntungan tidak
hanya secara ekonomi, melainkan juga bagi
kesehatan masyarakat setempat. Melalui
Bank Sampah yang dibentuk masyarakat dan
diberi nama Bank Sampah Bintang
Mangrove, masyarakat tidak hanya diajak
untuk memilah dan mengolah sampah rumah
tangganya sendiri, melainkan juga diajak
untuk lebih peduli terhadap kebersihan
lingkungan. Setiap harinya masyarakat
diajak untuk mengumpulkan sampahnya
sendiri, memilahnya dan menjual sampah
yang sudah di tentukan kategorinya di Bank
Sampah Bintang Mangrove. Sampah yang
terkumpul diantaranya plastik, seng, kayu,
kardus, serta jenis sampah lainnya
dikelompokkan sesuai jenisnya, untuk
kemudian didaur ulang bagi yang masih bisa
digunakan, serta disetor ke pengepul besar.
Bank sampah merupakan suatu bentuk
kepedulian perusahaan dalam menjalankan
usahanya. Bentuk kepeduliaanya terhadap
warga sekitar. Hal ini merupakan suatu
bentuk tanggung jawab sosial perusahaan
atau sering disebut dengan istilah Corporate
Social Responsibility (CSR).
Kelurahan Gunung Anyar Tambak
terletak pada wilaya yang sangat strategis,
dimana terdapatr juga habitat manggurove
yang beragam. Pada tahun 2010 Perusahaan
Listrik Negara (PLN) mulai masuk ke
Gunung Anyar Tambak, awalnya
perusahaan negara tersebut mengajak
masyarakat untuk menanam bibit mangrove.
Namun setelah melihat potensi yang ada,
PLN berinisiatif untuk mendirikan Bank
Sampah. Arkad matulu selaku Deputy
Manager Komunikasi dan Bina Lingkungan
PT. PLN Area Distribusi Jatim menjelaskan
bahwa pendirian Bank Sampah Bintang
Mangrove ini didasari oleh keinginan untuk
membantu masyarakat nelayan agar tetap
semangat untuk menjaga lingkungan. Secara
perlahan PT.PLN mulai memberikan
pelatihan-pelatihan meliputi pengertian bank
Sampah hingga bagaimana menjalankan
manajemen bank Sampah dengan baik
(Kabarsurabaya.org).
Awalnya habitat mangrove terancam
rusak akibat pencemaran yang sengaja di
lakukan oleh masyarakat. Beribu-ribu ton
sampah dibuang oleh masyarakat ke lokasi
mangrove. Sehingga mencul kesadaraan dari
warga masyarakat untuk menyelematkan
mangrove mereka. Hal inilah yang
kemudian mengorong PT. PLN (persero)
Surabaya bersedia mebina Bank Sampah
Bintang Manggrove. Dukungan CSR ini pun
sekaligus karena letak lokasi Gunung Anyar
Tambak yang terletak di pesisir laut.
Pencemaran tanah dan air bahkam ekosistem
lainya dapat disebabkan oleh beberapa jenis
pencemaran berikut ini: Sampah-sampah
plastik yang sukar hancur, botol, karet
sintesis, pecahan kaca, dan kaleng detergen
yang bersifat non bio degradable (secara
alami sulit diurai).
Pada awalnya wilayah Kelurahan
Gunung Anyar tambak merupakan wilayah
pinggiran di Surabaya. Wilayah ini menjadi
kumuh, bahakn hanya dihunu oleh beberapa
nelayan dari Madura yang menjadikan
temapat ini sebagai daerah persinggahan.
Daerah ini benar-benar kumuh dan bahkan
sampah berserahkan di mana-mana. Sungai
yang mengalir ditempat itu pun dipenuhi
dengan sampah. Tidak hanya lingkungan
yang jelak, pendapatan masyarakat pun
sangat minim, selain bergantung dari hasil
laut yang tergantung musim. Berbagai
macam kegiatan industri dan teknologi yang
ada saat ini apabila tidak disertai dengan
program pengelolaan limbah yang baik akan
memungkinkan terjadinya pencemaran air,
baik secara langsung maupun tidak
langsung. Bahan buangan dan air limbah
yang berasal dari kegiatan industri
merupakan penyebab utama terjadinya
pencemaran air (Wardhana, 2004).
Melihat Hal ini kemudia PT.PLN
(Persero) Cabang Surabaya bekerja sama
Penerapan Teknologi Informasi Dalam Mendukung Manajemen Ritel ISSN 2088-2068
Prosiding Seminar Nasional 2017 37
dengan Masyarakat Kelurahan Gunung
Anyar Tambak bekerja sama melakukan
pengolahan samaph yang berkelanjutan.
Hasil dari kolaborasi antara CSR PT. PLN
dengan masyarakat inilah kemudiaan
mendirikan suatu unit kerja bersama yang
dinamakan Bank Sampah Bintanag
Mangrove. Saat ini dengan adanya Bank
Sampah Bintang Mangrove, masyarakat bisa
menyetorkan sampah. Sampah yang
disetorkan berjenis plastik dan maupun jenis
lainnya yang bisa di daur ulang. Bahkan dari
setoran inilah para warga Gunung Anyar
Tambak bisa mendapatkan tambahan
penghasilan. Bank Sampah Bintang
Mangrove pun tidak hanya dapat
mengasilkan tambahan sampingan, tepapi
juga memberikan Layani Pembayaran
Listrik Dengan Sampah melalui setoran
sampah yang dikumpulkan warga. Setelah
sampah menghilang, kondisi kawasan
Gunung Anyar menjadi lebih baik. Sudah
jarang ada warga yang sakit. Dan perahu
nelayan saat ini bebas dari jeratan sampah.
Dampak yang dirasakan oleh
masyarakat saat ini di Kelurahan Gunung
Anyar Tambak adalah dapat menambah
penghasilan pendapat keluarga dan juga
dapat mereasakan lingkungan yang sehat.
Mereka juga dapat menjual berbagai pernak-
pernik dari hasil daur ulang untuk
didagangkan kepada pengunjung yang
berkunjung ke kawasan wista mangrove.
5. KESIMPULAN
Dalam pandangan para pemangku
kepentingan, fokusnya yaitu tanggung jawab
perusahaan terhadap para pemangku
kepentingan, dimana suatu perusahaan tidak
hanya menghasilkan laba setinggi –
tingginya (maksimalisasi keuntungan bagi
para pemegang saham), tetapi juga
bagaimana laba tersebut dapat memberikan
manfaat kepada masyarakat serta pemangku
kepentingann lainnya untuk meningkatkan
kehidupan mereka menjadi lebih baik
(www.kompasiana.com).
PT PLN (Persero) merupakan salah
satu perusahaan yang sadar betapa
pentingnya penerapan CSR dalam kerangka
etis. Dari berbagai bentuk program CSR
yang dijalankan oleh PT PLN salah satunya
berfokus pada bina lingkungan dimana
program Bank Sampah menjadi program
andalannya. Bank Sampah binaan CSR PT
PLN mulai beroperasi pada tahun 2012.
Melalui program Bank Sampah ini PT PLN
bermaksud untuk mendidik masyarakat
tentang bagaimana seharusnya
memanfaatkan sampah agar menjadi sesuatu
yang bernilai. Masyarakat diajarkan agar
tidak membuang sampah sembarangan,
bagaimana memilah sampah lalu
dikumpulkan, kemudian disetorkan ke Bank
Sampah sebagai tabungan. Dengan demikian
sampah tidak menyebabkan terjadinya
berbagai permasalahan lingkungan.
Kemudian program tersebut pun sekaligus
dapat menjadikan alternatif untuk tambahan
ekonomi.
6. REFERENSI
A. Buku
Wibisono, Yusuf. 2007. Membedah Konsep
& Aplikasi CSR (Corporate Social
Responsibility). PT Gramedia:
Jakarta.
Siahaan, N.H.T. 2004. Hukum Lingkungan
dan Ekologi Pembangunan. Erlangga:
Jakarta.
Cevilla, Convelo G. dkk. 1993. Pengantar
Metode Penelitian. Universitas
Indonesia: Jakarta.
Mardalis. 1999. Metode Penelitian Suatu
Pendekatan Proposal. Bumi Aksara:
Jakarta.
Keiya, Ricardus. 2014. Perananan Modal
Sosial Untuk Meningkatkan
Partisipasi Warga Komunitas Dalam
Program Corporate Social
Responsibility (CSR). Repository IPB:
Bogor.
Prastowo J. 2011. Corporate Social
Responsibility Kunci Meraih
Kemuliaan Bisnis. Samudera Biru:
Yogyakarta.
Pambudian, Tegu. 2015. Perusahaan-
perusahaan Dermawan. Edisi 19
Penerapan Teknologi Informasi Dalam Mendukung Manajemen Ritel ISSN 2088-2068
38 Prosiding Seminar Nasional 2017
Desember 2005. Majalah SWA:
Jakarta.
Onrizal, C. Kusmana dan Sudarmadji. 2003.
Jenis-Jenis Pohon Mangrove di Teluk
Bintuni. Fakultas Kehutanan IPB dan
PT. Bintuni Utama Murni Wood:
Papua.
Soerianegara. 1993. Kebijakan dan Strategi
Nasional dalam Pemanfaatan dan
Pelestarian Ekosistem Mangrove di
Indonesia. LIPI-Yayasan LPP
Mangrove: Jakarta.
Soerianegara. R dan C. Kusmana. 1993.
Sumberdaya Hutan Mangrove di
Indonesia. Fakultas Kehutanan IPB:
Bogor.
Connel dan Miller. 1995. Kimia dan
Etoksikologi Pencemaran. Edisi
Terjemahan. Indonesia University
Press: Jakarta.
Dahuri, et., al.. 1997. Pengelolaan
Sumberdaya Pesisir dan Lautan
Secara Terpadu, Pradaya Paramita:
Jakarta.
Sanusi, H. S. 2006. Kimia Laut Proses Fisik
Kimia dan Interaksinya Dengan
Lingkungan. Departemen Ilmu dan
Teknologi Kelautan. Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan. IPB
Press: Bogor.
B. Artikel Jurnal
Supriyono, Harry dkk. 2000. Bina Hukum
Lingkungan. Jurnal Terbitan Berkala
Pembina Hukum Lingkungan
Indonesia. UGM: Yogjakarta.
C. Sumber Rujukan dari Website
Suharto E. 2006. Modal Sosial dan
Kebijakan Publik.
http://www.policy.hu/suharto/Naskah
%20PDF/MODAL_SOSIAL_D
AN_KEBIJAKAN_SOSIA. Diakses
tanggal: 29 Februari 2014.