ii
LEMBAR PENGESAHAN
PROPOSAL
Insentif Riset SINas 2013
ANALISIS KESIAPAN PENERAPAN TEKNOLOGI KENDALI KERETA
API UNTUK MENINGKATKAN KESELAMATAN PENUMPANG
Bidang Prioritas Iptek :
40.04 Riset Pengembangan Keselamatan Sistem Kereta Api
Jenis Insentif Riset :
Riset Peningkatan Kapasitas Iptek Sistem Produksi
BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI
Jl. M.H Thamrin No : 8 / (021)3169465 / 0818795007 / (021) 31924127 /
26 JULI 2012
Judul Topik Penelitian :
Analisis Kesiapan Penerapan Teknologi Kendali Kereta Api Untuk Meningkatkan Keselamatan Penumpang
Bidang Prioritas Iptek :
4. Teknologi Transportasi
Jenis Insentif Riset : 3. Riset Peningkatan Kapasitas Iptek Sistem Produksi (KP)
Lokasi Penelitian : Jakarta dan Madiun
Keterangan Lembaga Pelaksana/Pengelola Penelitian
A. Lembaga Pelaksana Penelitian
Nama Peneliti Utama Drs. Bhinukti Praptonugroho
Nama Lembaga/Institusi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)
Unit Organisasi Pusat Pengkajian Kebijakan Inovasi Teknologi (PPKIT)
Alamat Gedung II BPPT Lantai 13, Jl. M.H Thamrin No : 8, Jakarta Pusat
Telpon/HP/Faksimili/e-mail (021) 3169459 / 0818795007/ (021) 31924147 / [email protected]
B. Anggota Konsorsium
Nama Pimpinan Lembaga / Mitra Industri Ir. Surjanto, M.Sc
Nama Lembaga / Mitra Industri PT. INKA
Alamat Jl. Yos Sudarso No:71 Madiun
Telepon/HP/Faksimili/e-mail (02351) 459064 / 08123408390
Rekapitulasi Biaya No Uraian Jumlah (Rp)
1. Gaji dan Upah 196.400.000,- 2. Belanja Bahan 14.702.000,- 3. Belanja Barang Non Operasional
Lainnya
78.120.000,- 4. Belanja Perjalananan Lainnya 210.778.000,-
Jumlah Biaya 500.000.000,-
Setuju diusulkan:
Kepala Lembaga/Institusi
PPKIT – BPPT
General Manager Business Development
PT. INKA
Koordinator/ Peneliti Utama
Dr. Ugay Sugarmansyah, MS NIP. 19601005 198603 1 011
Ir. Surjanto, M.Sc Drs. Bhinukti Praptonugroho. NIP. 19640719 199103 1 001
iii
DAFTAR ISI
Halaman
Daftar Isi iv
Abstrak Kegiatan 1
I. Pendahuluan 2
II. Metode 5
III. Prospek dan Manfaat 11
IV Keluaran Yang Diharapkan 13
V. Personil Pelaksana Kegiatan Riset 14
VI. Jadual Kegiatan 15
VII. Profil Lembaga Pengusul 16
VIII. Profil Mitra Lembaga 20
Daftar Pustaka
Lampiran
Lampiran 1: Rencana Anggaran Biaya
Lampiran 2: Daftar Riwayat Hidup
1
ABSTRAK
Tingginya tingkat kecelakaan kereta api di Indonesia yang mengakibatkan terjadinya korban
meninggal, luka berat, dan luka ringan menunjukkan adanya permasalahan pada kereta api
di Indonesia. Salah satu penyebabnya adalah infrastruktur kereta api yang tidak dilengkapi
dengan sistem kendali yang baik. BPPT mencoba memberikan solusi dengan membuat
teknologi sistem kendali kereta api untuk meminimasi kecelakaan yang terjadi. Namun, agar
teknologi tersebut dapat diterapkan secara optimal, perlu dilakukan analisis aspek-aspek
apa saja yang perlu disiapkan dan risiko-risiko yang dapat terjadi dalam penerapannya
sehingga pada saat diterapkan sistem kendali kereta api ini dapat diterapkan secara optimal
dan mampu meningkatkan keselamatan penumpang. Metode analisis yang digunakan
adalah analisis indeks dan manajemen risiko. Kajian ini diharapkan menghasilkan
rekomendasi kebijakan untuk penerapan teknologi sistem kendali kereta api dengan
mempertimbangkan peningkatan keselamatan penumpang.
Kata Kunci: Kesiapan Teknologi, Keselamatan Penumpang, Analisis Indeks, Manajemen
Risiko
The high level of train crash in Indonesia that resulted in fatalities, serious injuries and minor
injuries show any problems on the railways in Indonesia. One reason is that rail
infrastructure is not equipped with a good control system. BPPT trying to provide solutions to
make the technology train control system to minimize accidents. However, that technology
can be applied optimally, there should be analysis of aspects of what needs to be prepared
and the risks that can occur in its application so that when applied to the train control system
can be implemented optimally and to improve passenger safety. The analytical method used
is the analysis of indices and risk management. This study is expected to produce policy
recommendations for the application of the train control system by considering the increase
in passenger safety.
Keywords: Technological Readiness, Safety of Passengers, Index Analysis, Risk
Management
2
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Teknologi sarana transportasi memegang peranan penting dalam kegiatan
perekonomian masyarakat. Berbagai studi menunjukkan bahwa negara-negara yang
berhasil dalam pencapaian tujuan pembangunan adalah negara-negara yang memiliki
sarana, prasarana dan sistem transportasi yang memadai dalam memenuhi kebutuhan
dinamis penduduknya.
Pembangunan Iptek nasional saat ini mengarah pada pembenahan teknologi dan
manajemen transportasi nasional. Pembenahan teknologi transportasi, terutama teknologi
sistem perkeretaapian di Indonesia perlu untuk diprioritaskan karena menyangkut aspek
keselamatan penumpang. Beberapa fakta menunjukkan masih tingginya frekuensi
kecelakaan kereta api di Indonesia. Frekuensi kecelakaan keretaapi di Indonesia selama
tahun 2005 – 2009 dapat dilihat pada tabel 1.1.
Tabel 1.1 Frekuensi Kecelakaan Kereta Api di Indonesia
No Uraian Frekuensi
2005 2006 2007 2008 2009
A Jenis Kejadian
1 Tabrakan KA - KA 10 5 2 3 5
2 Tabrakan KA – Ranmor 15 24 20 21 21
3 Anjlog/Terguling 65 73 117 107 48
Jumlah 91 102 140 131 74
B Korban Kecelakaan
1 Meninggal 36 50 34 45 57
2 Luka berat 85 76 128 78 122
3 Luka ringan 111 52 164 73 76
Jumlah 232 178 326 196 255
Sumber : Ditjen Perkeretaapin, 2010
Tingginya frekuensi kecelakaan diatas disebabkan oleh berbagai faktor yaitu kondisi
prasarana, sarana, operasi, regulasi, sumber daya manusia dan lingkungan (Mardjono,
2010).
Prasarana disebabkan oleh usia track sudah tua dan/atau tidak laik, perawatan tidak
sesuai ketentuan, banyaknya perlintasan sebidang (dijaga maupun tidak), kurangnya
pengawasan kelaikan prasarana oleh pemerintah, kurangnya penerapan standar pengujian
3
prasarana oleh pemerintah (baik itu metodologi maupun peralatannya). Dari sisi sarana
disebabkan oleh faktor usia teknis sudah terlewati, perawatan tidak sesuai, ketentuan teknis,
kurangnya ketersediaan suku cadang, belum adanya standar minimum pengoperasian
sarana kereta api, banyak sarana yang tidak dilengkapi dengan sertifikat uji kelaikan dari
pemerintah, kurangnya pengawasan kelaikan sarana oleh pemerintah, kurangnya
penerapan standar pengujian (baik itu metodologi dan peralatan pengujian sarana) yang
dilakukan oleh pemerintah.
Sementara dari sisi sumber daya manusia, disebabkan karena kurangnya
pemahaman terhadap prosedur pelaksanaan tugas, bahkan didasarkan apa yang bisa
dilakukan dan tidak berdasar pada standar operasi yang berlaku, pelatihan yang belum
memenuhi standar dan tidak kontinyu, kurang supervisi oleh pengawasan fungsional, kurang
adanya disiplin operasional pada awak kereta api, kurangnya proses adaptasi dan
pemahaman terhadap teknologi yang ada, kurangnya pemahaman terhadap peraturan
ketenagakerjaan yang berlaku, kurang adanya kenyamanan kerja pada pelaksana di
lapangan, kurangnya pengawasan standar awak KA oleh pemerintah, dan kurangnya
sosialisasi keselamatan perkeretaapian.
Sisi regulasi juga masih mempengaruhi, seperti banyaknya peraturan yang tumpang
tindih dan tidak tersosialisasi di semua level, banyak peraturan yang sudah tidak sesuai
dengan perkembangan teknologi, dan perjalanan kereta api tidak sesuai dengan grafik
perjalanan kereta api.
Semua faktor penyebab kecelakaan diatas apabila tidak dibenahi akan mengganggu
kelancaran sistem perkeretaapian secara keseluruhan. Pembenahan sistem perkeretaapian
secara keseluruhan harus melibatkan pelaku-pelaku sistem transportasi perkeretaapian
seperti pemerintah, litbang, industri dan akademik sehingga tercipta sistem transportasi
perketaapian yang sesuai dengan aspek keselamatan dan kenyamanan penumpang.
Sejak tahun 2010, untuk mendukung program pembenahan teknologi dan manajemen
transportasi di bidang perkeretaapian, BPPT memfokuskan kegiatan pada pengembangan
teknologi kendali pada sistem kereta api. Teknologi kendali ini sangat berperan penting
dalam pengoperasian kereta api yang diterapkan pada prasarana kereta api terutama untuk
mengatur lalu lintas kereta api yang berkaitan erat dengan keselamatan penumpang.
Beberapa teknologi yang menjadi perhatian utama dalam sistem pengendalian yaitu
teknologi train stop, teknologi train warming, teknologi sinyal, transmisi dan deteksi;
teknologi train monitoring, dan teknologi komunikasi. Beberapa teknologi kendali tersebut
dilakukan untuk mengurangi risiko kecelakaan yang mungkin terjadi seperti terjadinya
pemuaian akibat panas berlebih pada roda kereta api, maka kereta api akan berhenti secara
otomatis meskipun masinis tidak memberhentikan atau tidak mengetahui. Kegiatan
4
pengembangan teknologi kendali pada sistem kereta api berlangsung selama 3 (tiga) tahun
dan berakhir hingga tahun 2013 dengan output prototipe.
Untuk menerapkan teknologi kendali sistem kereta api diperlukan adanya kesiapan
baik dari sisi prasarana, sarana, operasi, regulasi, sumberdaya manusia, lingkungan dan
lainnya. Oleh karena itu perlu adanya analisis mendalam untuk mengetahui kesiapan
penerapan teknoloogi kendali sistem kereta api guna meningkatkan keselamatan dan
pelayanan operasi kereta api.
1.2 Tujuan dan Sasaran
Tujuan umum dari kegiatan ini adalah untuk mengetahui kesiapan penerapan
teknologi kendali sistem kereta api. Lebih spesifik lagi, tujuan dari kegiatan ini adalah:
a. Mengidentifikasi parameter kesiapan penerapan teknologi kendali sistem kereta
api
b. Menganaliisis kesiapan penerapan teknologi kendali sistem kereta api
c. Menganalisis regulasi dan kebijakan untuk penerapan teknologi kendali sistem
kereta api
d. Menganalisis pengalaman negara lain dalam menerapkan teknologi kendali sistem
kereta api
e. Menyusun rekomendasi kebijakan untuk penerapan teknologi kendali sistem
kereta api.
Sedangkan sasaran dari kegiatan ini adalah:
a. Teridentifikasinya parameter kesiapan penerapan teknologi kendali sistem kereta
api
b. Teranalisisnya kesiapan penerapan teknologi kendali sistem kereta api
c. Teranalisisnya regulasi dan kebijakan untuk penerapan teknologi kendali sistem
kereta api
d. Teranalisisnya pengalaman negara lain dalam menerapkan teknologi kendali
sistem kereta api
e. Tersusunnya rekomendasi kebijakan untuk penerapan teknologi kendali sistem
kereta api.
5
II. METODE
2.1 Keuntungan / Keunggulan
Keuntungan atau keunggulan dari kegiatan ini adalah terletak pada metode yang
digunakan. Metode yang digunakan adalah metode analisis indeks dan manajemen risiko.
Dengan menggunakan analisis indeks diperoleh nilai tingkat kesiapan penerapan teknologi
sistem kendali kereta api secara kuantitatif, sehingga dapat diketahui kesiapan saat ini
sudah disiapkan dengan baik atau masih perlu perbaikan. Sementara itu dengan
menggunakan manajemen risiko, dapat diketahui risiko-risiko yang mungkin terjadi apabila
teknologi ini diterapkan, sehingga dapat menjamin keselamatan penumpang kereta api.
2.2 Manfaat
Kegiatan “Analisis Kesiapan Penerapan Teknologi Kendali Kereta Api Untuk
Meningkatkan Keselamatan Penumpang” bermanfaat bagi industri kereta api, pemerintah
dan masyarakat.
Bagi industri kereta api, kegiatan ini bermanfaat sebagai pedoman bagi PT. INKA
dalam menyiapkan aspek-aspek yang diperlukan guna penerapan teknologi kendali kereta
api.
Bagi pemerintah, kegiatan ini bermanfaat sebagai pedoman bagi pemerintah dalam
menyusun kebijakan nasional di bidang perkeretaapian antara lain.
Sedangkan bagi masyarakat, kegiatan ini bermanfaat dalam mewujudkan
kenyamanan dan keselamatan menggunakan kereta api.
2.3 Metode
2.3.1 Metode Pengumpulan Data
Jenis data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer
berasal dari para pelaku di bidang perkeretaapian yang menjadi sampel penelitian dan nara
sumber. Data primer yang berasal dari industri kereta api dikumpulkan dengan
menggunakan daftar pertanyaan dan wawancara. Sedangkan data primer yang berasal dari
nara sumber dikumpulkan melalui wawancara. Data sekunder berasal dari data kepustakaan
atau literatur yang dikumpulkan melalui jurnal, searching melalui internet dan dokumen/arsip
terkait. Data primer yang akan dikumpulkan yaitu:
Profil industri yang memproduksi teknologi kendali kereta api dan industri pengguna
teknologi tersebut
Kesiapan penerapan teknologi kendali kereta api
6
Sedangkan data sekunder yang akan dikumpulkan meliputi data-data sebagai berikut:
Regulasi nasional terkait dengan kereta api (Kementerian Perindustrian, Kementerian
Perhubungan, dll
Regulasi yag dikeluarkan Pemda setempat
2.3.2 Metode Pengolahan dan Analisis Data
Penelitian ini mencoba untuk menggabungkan beberapa metode analisis sehingga
diperoleh hasil akhir berupa rekomendasi kebijakan untuk mengimplementasikan teknologi
kendali keretaa api. Metode analisis yang digunakan yaitu:
Metode Analisis Indeks
Analisis ini digunakan untuk mengetahui kesiapan penerapan teknologi kendali kereta
api. Analisis indeks merupakan proses menilai alternative kebijakan dengan
menciptakan, menggunakan indikator-indikator dan indeks. Analisis ini diharapkan dapat
menangkap aspirasi publik. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menangkap
aspirasi publik adalah melalui survei. Survei digunakan sebagai bahan pertimbangan
untuk menilai dan mengembangkan rekomendasi kebijakan. Tahapan survei yang
dilakukan dalam menggunakan metode indeks yaitu:
a. Menentukan sasaran penelitian, dan populasi
b. Menentukan sampel yang representative atau dapat mewakili populasi
c. Membuat definisi-definisi terhadap konsep yang akan diteliti
d. Membuat definisi operasional yang memungkinkan untuk terjadi pengukuran
e. Membuat teknik analisis data
f. Membuat kuisioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan dan disesuauiikan dengan
definisi operasional
g. Membuat rancangan jadwal penelitian/kajian yang akan dilakukan
h. Proses penyebaran kuisioner dan pengamatan lapangan
i. Menganalisis data sesuai dengan teknik analisis data yang telah ditentukan
Metode Manajemen Risiko
Metode ini digunakan untuk mengetahui risiko-risiko yang mungkin terjadi apabila
teknologi kendali ini diterapkan. Manajemen risiko adalah suatu pendekatan
terstruktur/metodologi dalam mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman;
suatu rangkaian aktivitas manusia termasuk: Penilaian risiko, pengembangan strategi
untuk mengelolanya dan mitigasi risiko dengan menggunakan pemberdayaan
/pengelolaan sumberdaya. Strategi yang dapat diambil antara lain adalah memindahkan
7
risiko kepada pihak lain, menghindari risiko, mengurangi efek negatif risiko, dan
menampung sebagian atau semua konsekuensi risiko tertentu. Manajemen risiko
tradisional terfokus pada risiko-risiko yang timbul oleh penyebab fisik atau legal (seperti
bencana alam atau kebakaran, kematian, serta tuntutan hukum. Manajemen risiko
keuangan, di sisi lain, terfokus pada risiko yang dapat dikelola dengan menggunakan
instrumen-instrumen keuangan. Elemen manajemen risiko dapat dilihat pada gambar 2.1.
Gambar 2.1 Elemen Manajemen Risiko
Metode Analisis Kebijakan (Policy Analysis)
Proses penyusunan rekomendasi kebijakan memerlukan analisis kebijakan. Hasil dari
analisis kebijakan akan diperoleh rekomendasi kebijakan. Analisis kebijakan digunakan
untuk menganalisis kebijakan yang sudah ada sebagai dasar untuk menyusun
rekomendasi kebijakan. Metode analisis kebijakan yang akan digunakan yaitu metode
Dunn. Metode analisis kkebijakan menurut Dunn dapat dilihat pada gambar 2.2.
8
1. MedefinisikanMasalah
2. MengkajiPenyebab Masalah
6. PerumusanRekomendasi &
Strategi Pelaksanaan
3. MengevaluasiKebijakan yang Ada
5. PenilaianAlternatif Kebijakan
4. MerumuskanAlternatif Kebijakan
Gambar 2.2 Metode Analisis Kebijakan (Dunn)
Metode Benchmarking
Metode ini digunakan untuk menganalisa praktek-praktek kebijakan yang ada dinegara
lain.
2.4 Lingkup Kegiatan
Ruang lingkup dari kajian difokuskan pada:
Saat ini teknologi kendali kereta api telah dikembangkan, sehingga dalam kegiatan ini
yang difokuskan adalah aspek –aspek apa saja yang perlu disiapkan agar teknologi
tersebut dapat diterapkan secara optimal sesuai dengan kaidah keselamatan
penumpang.
Teknologi kendali yang saat ini tengah dikembangkan adalah Teknologi train stop,
Teknologi train warning, Teknologi sinyal, transmisi dan deteksi, Teknologi train
monitoring dan Teknologi komunikasi
Lokasi penelitian dilakukan pada wilayah Jakarta, Bandung dan Madiun
2.5 Tahapan dan Alur Kegiatan
2.5.1 Tahapan Kegiatan
Tahapan kegiatan ini dapat dilihat pada gambar 2.3
9
Gambar 2.3 Tahapan Kegiatan
FGD
PERSIAPAN
Studi Pustaka Studi Literatur
Penentuan Tujuan, Sasaran, dan Ruang Lingkup
Penelitian
Perumusan
Masalah
PENGUMPULAN
DATA
Penentuan Parameter Kesiapan
Implementasi
Desain Survei
Penyebaran & Pengumpulan
Kuisioner
PENGOLAHAN & ANALISIS DATA
Validasi Data Analisis Kebijakan Eksisting di Indonesia
Analisis Keseluruhan
Analisis Kesiapan
Analisis Risiko
Analisis Pengalaman di Negara lain
Temuan Focus Group Discussion (FGD)
PENUTUP Rekomendasi Kebijakan
10
2.5.2 Alur Kegiatan
Pola pikir dari kajian ini dapat dilihat pada gambar 2.4 dibawah ini.
Gambar 2.4 Alur Kegiatan
Tingginya Rasio Kecelakaaan Kereta Api
Pemerintah Mendorong Pengembangan Teknologi Keselamatan Penumpang KA
Penggunaan Teknologi Kendali Untuk Meningkatkan Keselamatan Penumpang
Industri Bus Merekayasa Kereta Api Lama yang dimodifikasi dengan
menggunakan teknologi kendali
Industri Kereta Api Memproduksi dan Mendesain Kereta Api Baru yang dilengkapi dengan teknologi
kendali
Identifikasi Industri Pemasok dan Pengguna KA
Analisis Kesiapan Implementasi dan Risiko
Manajemen Risiko Analisis Kesiapan
Identifikasi risiko yang mungkin terjadi
Evaluasi setiap risiko
Mengendalikan risiko secara fisik dan finansial
Menghilangkan risiko
Meminimalkan risiko
Menentukan sasaran
Menentukan sampel
Membuat definisi terhadap konsep yang diteliti
Membuat definisi operasional
Membuat teknik analisis dat
Analisis Hasil Temuan
Temuan
Pengalaman di Negara Lain
Risiko < Kesiapan Kesiapan > Risiko
Rekomendasi Kebijakan
Kesiapan = Risiko
Regulasi di Indonesia FGD
11
III. PROSPEK DAN DAMPAK MANFAAT
3.1 State of The Art
Kegiatan ini tidak mengembangkan teknologi, karena kegiatan ini merupakan kegiatan
untuk mendukung penerapan teknologi kendali kereta api yang telah dikembangkan oleh
bagian teknis.
3.2 Daya Ungkit
Kegian ini apabila dilakukan secara optimal dan didukung oleh berbagai pihak dalam
hal ini (pemerintah, litbang, industri dan perguruan tinggi) akan menghasilkan kegiatan yang
terintergrasi dan memberikan daya ungkit yang signifikan bagi keselamatan penumpang
kereta api dan meningkatkan kemandirian industri kereta api nasional.
3.3 Dukungan Terhadap Sistem Inovasi Nasional
Kegiatan ini melibatkan berbagai pelaku dalam Sistem Inovasi Nasional di bidang
perkeretaapian. Oleh karena itu kegiatan ini memberikan dukungan ke berbagai elemen
Sistem Inovasi yaitu sistem politik; sistem litbang dan pendidikan; sistem industri;
intermedias; supra dan infrastruktur khusus dan framework condition seperti yang terlihat
pada gambar 3.1.
3.4 Status Penelitian dan Teknologi Saat Ini
Status pengembangan teknologi kendali kereta api saat ini masih dalam proses
menghasilkan prototipe. Target prototipe akan dihasilkan pada tahun 2013. Oleh karena itu
penelitian dilakukan untuk mendukung penerapan prototipe tersebut agar pada tahun yang
akan datang, prototipe tersebut siap untuk diterapkan dan telah memenuhi aspek
keselamatan penumpang kereta api.
3.5 Laverage Aktivitas Kegiatan
Daya ungkit dari aktivitas kegiatan berupa rekomendasi kebijakan untuk penerapan
teknologi kendali kereta api dengan mempertimbangkan peningkatan keselamatan
penumpang. Dengan menerapkan rekomendasi kebijakan dari hasil kegiatan ini diharapkan
prototipe teknologi kendali kereta api yang rencananya akan selesai dibuat pada tahun 2013
siap untuk diterapkan sehingga keselamatan penumpang kereta dapat ditingkatkan.
12
Gambar 3.1 Dukungan Kegiatan terhadap SIN
13
IV. KELUARAN YANG DIHARAPKAN
1.1 Keluaran Kualitatif
Kegiatan ini diharapkan menghasilkan keluaran kualitatif berupa peningkatan
kemampuan teknologi di sektor produksi khususnya di sektor transportasi kereta api
melalui kemitraan riset antara BPPT dengan industri kereta api.
1.2 Keluaran Kuantitatif
Keluaran kuantitatif ddari kegiatan ini berupa:
1 (satu) jurnal terpublikasi secara nasional/internasional
1 (satu) rekomendasi kebijakan untuk penerapan teknologi kendali kereta api
dengan mempertimbangkan peningkatan keselamatan penumpang.
14
V. PERSONIL PELAKSANA KEGIATAN RISET
Nama Gelar
Kesarjanaan Jenis Kelamin Unit Kerja Bidang Keahlian Pendidikan Akhir
Alokasi
Waktu
Nanang Wijanarko MSi Laki-Laki PPKIT Sosial S2 10 Bln
Murman Hidayat ME Laki-Laki PPKIT Ekonomi S2 10 Bln
Bhinukti Prapto Drs Laki-Laki PPKIT Geografi S1 10 Bln
Kartiko Eko
Putranto Dr
Laki-Laki PUSAUDIT Sistem Kontrol S3 10 Bln
Sundari MT Perempuan PPKIT Teknik Industri S2 10 Bln
Fathoni Moehtadi Dr Laki-Laki PPKIT Administrasi Publik S3 10 Bln
Surjanto MSc Laki-Laki PT. INKA Mechanical S2 10 Bln
Adib Ardian Ir Laki-Laki PT. INKA Electrical S1 10 Bln
Isnartani Pudyastuti Ir Perempuan Balitbang
Kab.Madiun Administrasi S1 10 Bln
Siti Zubaidah Dra Perempuan Balitbang
Kab.Madiun Administrasi S1 10 Bln
Sodiq Hery
Purnomo Ssi
Laki-Laki Balitbang
Kab.Madiun Administrasi S1 10 Bln
15
VI. JADUAL KEGIATAN
No. Rincian Kegiatan Waktu Pelaksanaan Output
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Studi Literatur dan Pustaka Data dan Informasi
2 Penyusunan desain studi Disain Studi
3 Penentuan lingkup kegiatan Lingkup kegiatan
4 Penyusunan kuesioner Kuesioner
5 Survey lapangan /wawancara
Data Primer
6 Focused Group Discussion Data Primer
7 Pengolahan Data dan Analisis
Hasil Analisis
8 Penentuan Alternatif Kebijakan
Alternatif Kebijakan
9 Penyusunan Rekomendasi Rekomendasi Kebijakan
16
VII. PROFIL LEMBAGA PENGUSUL
1.1 Prioritas Riset Lembaga
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), telah menetapkan
sembilan bidang teknologi yang ada di Indonesia sebagai bidang teknologi prioritas.
Sembilan bidang teknologi tersebut adalah: (1) Teknologi Bidang Energi, (2) Teknologi
Bidang Informasi dan Komunikasi, (3) Teknologi Bidang Transportasi, (4) Teknologi
Bidang Pangan, (5) Teknologi Bidang Lingkungan dan Kebumian, (6) Teknologi
Bidang Pertahanan dan Keamanan, (7) Teknologi Bidang Manufaktur, (8) Teknologi
Bidang Kesehatan, (9) Teknologi Bidang Material.
Dalam pembangunan nasional, peran transportasi memiliki kontribusi yang
penting dalam menunjang dan mendorong pembangunan sektor lainnya. Untuk itu,
BPPT memasukan transportasi sebagai salah satu bidang prioritas. Sebagai
negara kepulauan, di Indonesia sangat diperlukan adanya prasarana dan sarana
transportasi antar pulau yang memadai, sebagai perwujudannya, telah diresmikan
Jembatan Suramadu pada 10 Juni 2009. Kemudian Bus manufacturer nasional telah
berhasil memproduksi Bis Artikulasi “KOMODO”• dan dioperasikan oleh BLU Ã
Trans Jakarta Busway pada koridor 5, merupakan hasil kerjasama antara Depperin
dan PT. Asian Auto International (AAI).
Catatan yang diberikan BPPT dalam bidang energi adalah secara nasional
kita masih bertumpu pada pasokan bahan bakar berbasis minyak bumi (50%). Kondisi
ini menyebabkan Indonesia rentan terhadap gejolak yang terjadi pada minyak bumi,
baik gejolak akibat kelangkaan maupun gejolak yang diakibatkan fluktuasi harga.
Sementara itu, kebutuhan bahan bakar dari minyak bumi lebih banyak didapatkan dari
impor, sebagai akibat dari ketidakmampuan produksi minyak bumi dalam negeri
didalam memenuhi kebutuhan konsumsi. Menjawab permasalahan tersebut, BPPT
saat ini telah dan terus mengembangkan teknologi yang dapat memberikan solusi
penyelesaian secara efektif dan efisien, dengan tentunya memanfaatkan kekayaan
lokal yang ada. Antara lain adalah mengembangkan sistem pembangkit listrik skala
kecil dengan sumberdaya energi terbarukan yang bersifat lokal, seperti PLTP skala 2-
5 MW, PLTS, PLTB, PLTMH dan PLT Hibrida PV-Angin-Diesel. Selain itu, BPPT juga
mengembangkan PLT Energi Baru berbahan bakar hidrogen baik untuk pembangkit
stasioner maupun sistem transportasi seperti Sistem PLT Fuel Cell dan PLT Nuklir.
Merencanakan pengembangan teknologi pembangkit listrik batubara yang lebih ramah
lingkungan, seperti pengembangan teknologi gasifikasi batubara, mengembangkan
17
penggunaan boiler Circulating Fluidized Bed, Super Critical dan merencanakan
pembangunan fasilitas R&D modul surya PV Thin Film di PT LEN Industri serta
fasilitas pengujian sistem PLTS di Puspiptek Serpong, adalah rekomendasi yang
diberikan oleh BPPT dalam menjawab tantangan permasalahan energi Indonesia
dimasa mendatang.
Dibidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), BPPT melihat peran TIK
dalam pembangunan demokrasi semakin penting. TIK tidak saja menentukan
terpenuhinya azas-azas dalam pelaksanaan pemilihan umum, tetapi juga efektivitas,
efisiensi, kecepatan, dan transparansi, serta akuntabilitasnya. Pada Pemilihan
Legislatif 2009 lalu, pada saat-saat akhir menjelang pelaksanaannya, BPPT diminta
berpartisipasi dalam memberikan technical assisstance dan advis kebijakan kepada
KPU baik bagi pelaksanaan Pileg maupun Pilpres 2009.
BPPT memandang penting dukungan pengembangan kemampuan TIK
dalam negeri, termasuk dalam FOSS (Free/Open Source Software). BPPT
berpartisipasi aktif dalam migrasi ke pemanfaatan software legal (khususnya FOSS) di
berbagai lembaga, termasuk di daerah, pengembangan aplikasi berbasis FOSS, dan
dukungan pengembangan kreativitas digital. Beberapa produk terbaru BPPT antara
lain adalah PERISALAH, SIDOBI, LISAN, dan RAL. Rekomendasi yang diberikan
BPPT untuk bidang TIK adalah melakukan pengkajian dan penerapan e-voting yang
lebih intensif dan uji coba dalam pilkada, serta penyesuaian kebijakan pemilu untuk
2014.
Kemudian, sejalan dengan ketentuan ICAO dan APAPERG, pengelolaan
transportasi udara sipil memerlukan kesiapan implementasi teknologi Communication
Navigation Surveilance/Air Traffic Management (CNS/ATM). Pada tahun 2009, BPPT
telah berhasil mengembangkan Small Mobile Air-route Radar Terminal (SMART)
sebagai suatu platform ujicoba teknologi CNS/ATM yang baru. Untuk itu, sebagai
lembaga pemerintah yang bertanggung jawab pada pengkajian dan penerapan
teknologi di Indonesia, BPPT merekomendasikan pengadopsian teknologi CNS/ATM.
Pada 2015, sistem ini harus mulai menggantikan sistem yang lama, dan 2025 nanti‚
harus menjadi satu-satunya sistem yang dipergunakan. Ketidakmampuan dalam
menerapkan bukan saja akan mengakibatkan kerugian bagi penerbangan sipil
Indonesia, tetapi juga kehilangan peluang bagi partisipasi industri dalam negeri dan
ancaman bagi kedaulatan NKRI dari sisi pengelolaan ruang udara.
18
1.2 Sarana dan Prasarana Riset
BPPT memiliki sarana dan prasarana riset di bidang transportasi yang mendukung.
Sarana dan prasarana yang ada dilengkapi dengan laboratorium dan peralatan yang
mendukung, Beberapa laboratorium dan peralatan yang dimiliki BPPT untuk mendukuung
pengembangan teknologi transportasi dapat dilihat pada tabel 7.1.
Tabel 7.1 Laboratorium dan Peralatan BPPT Untuk Mendukung Pengembangan
Teknologi Transportasi
No Nama UPT/Balai Peralatan
1 MEPPO Pro Engineegr Wildfire, Matlab,
Delcam, Powermill (Software)
3D Photo Scanning
Laser Interferometer
CNC Milling Machine
Surface Grinding Machine
CNC Lathe Machine
CNC EDM & CNC Wirecut Machine
Injection Molding Machine
Lapping Machine
CNC Cylindrical Grinding
2 BTMP Fasilitas uji emisi dan performa
Kamera termofrafi inframerrah
Fasilitas uji emisi dan performa mesin
250 KW
Gas analyzer
Mesin riset (diesel) engine test cell I
Heat flow meter
Ultrasonic flow meter
Power analyzer
3 B2TKS Pengujian dinamis frekuensi tinggi
Uji karakteristik material
Pembuatan spesimen uji dan alat
bantu pengujian
Pengujian komposisi kimia logam
19
No Nama UPT/Balai Peralatan
Pengujian laju korosi
Pencetak data pengujian
Pengujian radiografi atau uji tak rusak
1.3 Kompetensi Lembaga
Dalam mendukung pengembangan inovasi teknologi di Indonesia, BPPT dalam
merumuskan program kegiatannya selalu mengacu pada suatu kerangka Sistem
Inovasi Nasional. Kerangka kerja sistem inovasi nasional mensyaratkan adanya
kerjasama antara pemerintah, lembaga riset dan lembaga pendidikan serta industri.
Ketiga pihak ini harus bekerja bersama-sama untuk dapat memenuhi kebutuhan
demand. Kerjasama inilah yang menjadi kerangka kerja di BPPT, yang kami yakini
sebagai cara yang paling efektif untuk bisa menumbuhkembangkan SINas yang kita
cita-citakankan.
1.4 Pengalaman Riset Dalam Kurun 5 Tahun Terakhir
20
VIII. PROFIL MITRA LEMBAGA (ANGGOTA)
PT. INKA, sebagai salah satu badan usaha milik negara terus mengalami
perkembangan, diawali pada tahun 1981 dengan produk berupa lokomotif bertenaga uap
kini menjadi industri manufaktur perkeretaapian yang modern. Dengan visi menjadi
perusahaan berkelas dunia, aktifitas bisnis yang ada kini berkembang mulai dari penghasil
produk dasar menjadi penghasil produk dan jasa perkeretaapian dan transportasi yang
bernilai tinggi. Misi perusahaan menciptakan keunggulan kompetitif dalam bisnis dan
teknologi sarana perkeretaapian dan transportasi, untuk menguasai pasar domestik dan
memenangkan persaingan bisnis di pasar regional, ASEAN, dan negara berkembang.
Transformasi bisnis yang dilakukan perusahaan mampu memberikan keberhasilan
dan mendapatkan solusi terbaik untuk perbaikan transportasi kereta api. Dalam persaingan
global, INKA mengembangkan berbagai jenis produk di bawah kendali sistem manajemen
mutu ISO 9001 dan kemitraan global. Melalui perbaikan dan pembaharuan yang dilakukan
secara berkesinambungan sebagai upaya beradaptasi terhadap persaingan global, INKA
memasuki dunia bisnis ini dengan mengedepankan nilai-nilai :integritas, profesional dan
kualitas. Dalam menghadapi tantangan dunia bisnis ke depan, INKA tidak hanya bergelut
dalam produk-produk perkeretaapian, namun menghasilkan produk lain yang lebih luas yang
mampu memberikan kontribusi terhadap permintaan infrastruktur dan sarana transportasi.
Untuk mewujudkan visinya menjadi Perusahaan Manufaktur Saran Kereta Api dan
Transportasi Kelas Dunia yang Unggul di Indonesia, PT. INKA memiliki misi “Menciptakan
Keunggulan Kompetitif Dalam Bisnis dan Teknologi Sarana Perkeretaapian dan
Transportasi, Untuk Menguasai Pasar Domestik dan Memenangkan Persaingan Bisnis di
Pasar Regional, ASEAN, dan Negara Berkembang”.
Sebagai bagian dari produsen kereta api dunia, PT. INKA berkembang di komunitas
global. Hal tersebut memotivasi untuk membangun keunggulan kompetitif dengan
berkonsentrasi pada : customer focus, quality, and continuously improvement. Sebagai
bentuk komitmen terhadap pelanggan kami selalu berusaha memenuhi harapan pelanggan.
Transformasi bisnis mendukung keberhasilan pelanggan dalam memperoleh solusi terbaik
untuk perbaikan transportasi kereta api. Dalam persaingan global, INKA mengembangkan
berbagai jenis fitur platform produk yang handal dengan berdasar pada sistem manajemen
mutu ISO 9001 dan kemitraan global. Produk utama INKA adalah kereta penumpang dan
gerbong. Tingkat permintaan untuk produk kereta penumpang antar kota meningkat tinggi di
kawasan padat penduduk terutama untuk Negara kepulauan. Produk kereta penumpang
21
baru diciptakan untuk menangkap peluang pasar dengan tetap memperhatikan quality
service. Pada awalnya value migration diciptakan untuk menyerap kebutuhan mobilitas
penumpang kelas menengah. Perkembangan selanjutnya adalah mempersiapkan untuk
mengadaptasi teknologi terbaru untuk kereta diesel elektrik untuk jarak menengah.
Teknologi tersebut adalah pengembangan kereta komuter listrik menggunakan AC traction
control dengan IGBT WVF inverter.
Kereta komuter adalah solusi terbaik untuk trasportasi umum di perkotaan yang
dikembangakan dengan desain yang reliable untuk angkutan masal berkecepatan tinggi.
Produk kereta penumpang saat ini adalah Kereta Listrik, Kereta Diesel, Kereta Diesel
Elektrik, Kereta diesel Push Pull, Kereta Kelas Eksekutif, Kereta Kelas Bisnis, Kereta Kelas
ekonomi, Kereta Makan, Kereta pembangkit, dan Kereta kompartemen. Di negara-negara
berkembang, kereta barang diharapkan menjadi tulang punggung transportasi darat.
Pertambangan dan industri komoditas berskala besar akan lebih baik ditangani dengan
kereta barang berkapasitas massal. Desain kereta barang yang bervariasi diadaptasikan
dari permintaan pelanggan untuk penanganan dengan kapasitas tinggi seperti 18 ton beban
gandar untuk batubara dan pulp. Untuk produk lain didesain flat wagon untuk kereta barang
berkecepatan tinggi mencapai 100 km/jam dengan beban ringan. Jalur kereta api baru dan
proyek jalur ganda di negara berkembang meningkat untuk mengatasi permintaan angkutan
barang. Hopper wagon berkualitas tinggi & multi fungsi umumnya dibutuhkan dalam
kuantitas kecil. Selanjutnya dilakukan kerjasama dengan konsultan dan kontraktor sipil untuk
menghadapi proyek tunkey terutama untuk industry perkebunan dan pertambangan. Produk
kereta barang saat ini adalah Coal Car, Tank Car, Box Car, Telescopic Car, Cement Wagon,
Half Side Car, Ballast Car, Caboose, Flat Car.
Kontak Mitra : GM Business Development PT. INKA
Ir. Surjanto, MSc (08123408390)
22
IX. DAFTAR PUSTAKA
Arnold, Erik, dan Patries Boekholt, dengan Enrico Deiaco, Shonie McKibbin, John de la
Mothe, Paul Simmonds, James Stroya, dan Rapela Zaman. (2003). Research and
Innovation Governance in Eight Countries: A Meta-Analysis. Work Funded by EZ
(Netherlands) and RCN (Norway). Technopolis. January 2003.
Arnold, Erik, Stefan Kuhlman, dan Barend van der Meulen. (2001). A Singular Council:
Evaluation of the Research Council of Norway. Technopolis. December 2001.
Lubis, Harun Al Rasyid. Studi Mobilisasi Sumber Daya dalam Pengembangan
Perkeretaapian Indonesia. Bandung: PT KAI.2002
Direktorat Perkeretaapian , Kinerja Perkeretaapian 2003 – 2007. Jakarta: Direktorat
Perkeretaapian Departemen Perhubungan.2008.
World Bank, Staff Appraisal Report – Railway Efficiency Project. Document No 15646-IND.
Washington, DC: World Bank.1996
Tim Riset PEP: Siti Khoirun Nikmah Valentina Sri Wijiyati. Proyek Efisiensi Perkeretaapian.
Working Paper Number 1. International NGO Forum On Indonesia Development.
2008.
Australia Indonesia Partnership. Perkeretaapian Indonesia Ke Depan Naskah Antara Menuju
Rencana Induk Perkeretaapian Nasional..Agustus 2010.
Australia Indonesia Partnership. Potensi Pasar Kereta Api di Indonesia. Desember 2009.
Rencana Strategis Ditjen IATT 2010-2014 dan Pelaksanaan Peta panduan Klaster Industri
Prioritas 2010 dan Rencana 2011 Direktur Jenderal Industri Alat Transportasi da
Telemetika.Departemen Perindustrian.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesi Nomor 56 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan
Perkeretaapian
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian
23
X. LAMPIRAN
LAMPIRAN I :
RINCIAN ANGGARAN BIAYA
24
I. REKAPITULASI BIAYA In-Cash:
URAIAN KEGIATAN RISET SUMBER DANA
APBN MITRA INDUSTRI
Gaji dan Upah 196.400.000,- -
Belanja Bahan 14.702.000,- -
Belanja Barang Non Operasional Lainnya
78.120.000,- -
Belanja Perjalananan Lainnya
210.778.000,- -
JUMLAH Rp. 500.000.000
II. REKAPITULASI BIAYA In-Kind:
LEMBAGA
Sumber – In - Kind
Jenis
In - Kind
ALOKASI WAKTU
PEMANFAATAN &
NILAI EKONOMIS
(Ekivalen dalam
ribuan rupiah)
Tahun 2013
KETERANGAN
(lokasi, kondisi, dll)
PT. INKA Prototipe Sistem
Kendali Kereta Api
Belum dapat
diestimasi
Madiun, Prototipe
JUMLAH 1 Prototipe (Produk)
Jakarta, 27 Juli 2012
Diusulkan Oleh
Drs. Bhinukti Praptonugroho. NIP. 19640719 199103 1 001
Mengetahui
Kepala Lembaga/Institusi PPKIT – BPPT
General Manager Business Development PT. INKA
Dr. Ugay Sugarmansyah, MS NIP. 19601005 198603 1 011
Ir. Surjanto, M.Sc
25
III. RINCIAN BIAYA
(1) (5) (6)
500,000,000
521213 Honor yang terkait dengan Output Kegiatan 196,400,000
(KPPN.018-JAKARTA I)
- Peneliti Utama : 1 org x 2 jam x 20 hr x 10 bln 400 OJ 60,000 24,000,000
- Peneliti Madya : 6 org x 2 jam x 20 hr x 10 bln 2,400 OJ 50,000 120,000,000
- Peneliti Muda : 2 org x 2 jam x 20 hr x 10 bln 800 OJ 40,000 32,000,000
- Peneliti Pertama : 1 org x 2 jam x 20 hr x 10 bln 400 OJ 35,000 14,000,000
- Pembantu Peneliti : 1 org x 2 jam x 16 hr x 10 bln 320 OJ 20,000 6,400,000
521211 Belanja Bahan 14,702,000
(KPPN.018-JAKARTA I)
- Foto Copy, Ji l id dan Dokumentasi dll 1 Paket 3,000,000 3,000,000
- ATK 1 Paket 6,702,000 6,702,000
- Rapat Koordinasi (Makan Siang+Snack) (10 kl x 10 org) 100 Paket 50,000 5,000,000
521219 Belanja Barang Non Operasional Lainnya 78,120,000
(KPPN.018-JAKARTA I)
- Focus Group Discussion (Full Day) 30 org x 2 kl 60 OH 330,000 19,800,000
- Konsinyering (Full Board) 14 org x 1 hr x 1 kl 14 OH 630,000 8,820,000
- Seminar 150 org x 1 kl 150 OH 330,000 49,500,000
524119 Belanja Perjalananan Lainnya 210,778,000
(KPPN.018-JAKARTA I)
- Jakarta - Bandung
Transport : 5 org x 2 kl 10 OT 150,000 1,500,000
Uang Harian : 5 org x 3 hr x 2 kl 30 OH 430,000 12,900,000
Biaya Penginapan Gol. III : 3 org x 2 hr x 2 kl 12 OH 460,000 5,520,000
Biaya Penginapan Gol. IV : 2 org x 2 hr x 2 kl 8 OH 830,000 6,640,000
- Jakarta - Yogyakarta
Transport : 5 org x 3 kl 15 OT 2,268,000 34,020,000
Biaya taxi di Jakarta : 5 org x 3 kl 15 OT 170,000 2,550,000
Biaya taxi di Yogyakarta : 5 org x 3 kl 15 OT 70,000 1,050,000
Uang Harian : 5 org x 4 hr x 3 kl 60 OH 420,000 25,200,000
Biaya Penginapan Gol. III : 2 org x 3 hr x 3 kl 18 OH 528,000 9,504,000
Biaya Penginapan Gol. IV : 3 org x 3 hr x 3 kl 27 OH 670,000 18,090,000
- Jakarta - Madiun
Transport : 5 org x 3 kl 15 OT 2,695,000 40,425,000
Biaya taxi di Jakarta : 5 org x 3 kl 15 OT 170,000 2,550,000
Biaya taxi di Madiun : 5 org x 3 kl 15 OT 125,000 1,875,000
Uang Harian : 5 org x 4 hr x 3 kl 60 OH 410,000 24,600,000
Biaya Penginapan Gol. III : 3 org x 3 hr x 3 kl 27 OH 390,000 10,530,000
Biaya Penginapan Gol. IV : 2 org x 3 hr x 3 kl 18 OH 768,000 13,824,000
HARGA
SATUAN
ANALISIS KESIAPAN PENERAPAN TEKNOLOGI KENDALI KERETA API UNTUK
MENINGKATKAN KESELAMATAN PENUMPANG
JUMLAH BIAYA
(2) (4)
KODE KEGIATAN/SUB KEGIATAN/JENIS BELANJA/RINCIAN BELANJA
PERHITUNGAN TAHUN 2013
VOLUME