Download - Presentasi kelomok
NAMA KELOMPOK:
SHERLI M. LUDJIYUNITA A. MILLA
MARIA A S. R. RAFESARRAH A. JOSEPH
HILARIUS S. LANGOBELEN
ILMU KEBIDANAN &
KEMAJIRAN
Sistem Plasentasi
Plasenta adalah suatu sistem yang terdiri atas dua komponen, yaitu selaput ekstra embrionik dan selaput lendir rahim yang berinteregasi menjadi satu kesatuan untuk keperluan pertukaran timbal balik faal antara induk dan fetus serta dapat menghasilkan hormon.
(Poernomo, dkk., 2005)
PLASENTASI
Proses terbentuknya plasenta setelah terjadinya proses implantasi embrio pada endometrium induk
Selaput ChorionSelaput AllantoisSelaput Amnion
Selaput Chorion :
Membalut seluruh bagian permukaan embrio/fetus pada bagian luar
Melekat secara erat dengan selaput allantois, sebagai selaput Chorio-Allantois
Membuat hubungan fisiologis antara selaput chorio-allantois dengan endometrium uterus (sistem sirkulasi darah)
Selaput Allantois :Sebagai bagian dari penjuluran lapisan urachus (sistem
eksresi embrio/fetus) melalui umbilicus Allantois berkembang dari usus bagian belakang,
kemudian bergabung dengan chorion yang merupakan selaput dibagian paling luar yang terdiri dari dua lapisan yaitu ektoderm dan endoderm. Gabungan itu disebut allanto-chorion.
Allantois dialiri darah dan pembuluh darah tersebut berperan sebagai pembawa zat-zat makanan dan pembuangan kotoran antara fetus dan induknya. Perlekatan allanto-chorion ke endometrium uterus disebut plasentasi(placentation).
Selaput Amnion :Bagian dari lapisan umbilicus Lipatan gabungan antara
ektoderem dan mosederem (yang sekarang disebut trophgoderm) membentuk amnion.
Kantong Amnion dan cairan amnion berfungsi sebagai peredam (shock absorber) terhadap tekanan fisik dari luar bagi fetus
Cairan amnion tetap ada selama hewan bunting, tetapi pada sapi setelah 45 hari amnion relatif tidak banyak mengandung cairan dan fetus tidak diupalpasi melalui dinding amnion.
TIPE PLASENTA BERDASARKAN PELETAKAN VILLI
Plasenta Diffusa: vili menyebar hampir merata pada seluruh permukaan selaput chorion. Contoh: Babi, Kuda
Plasenta Cotyledonaria: Villi terletak terbatas pada daerah cotyledon yang terbentuk dari interaksi antara bagian-bagian tertentu dari alantochorion dan endometrium. Bagian plasenta dari pihak fetus disebut cotyledons, sedangkan dari induk disebut caruncula. Contoh pada Ruminansia
Plasenta Zonaria: Villi terletak pada zona tertentu pada selaput Chorion. Contoh pada karnivora (anjing, kucing, beruang, dll)
Plasenta Discoid: Villi terkonsentrasi berbentuk cakram pada selaput Chorion. Contoh pada primata dan manusia
KEBUNTINGAN
Kebuntingan dimulai sejak bersatunya sel kelamin jantan (spermatozoa) dengan sel kelamin betina (ovum) menjadi sel baru zigot (Nancarrow et al., 1981; McDonald,1989)
Tahapan Periode Kebuntingan pada Sapi
Periode kebuntingan dibedakan atas tiga bagian yaitu:1. Periode ovum/blastula
Adalah periode yang dimulai dari fertilisasi sampai terjadinya implantasi.
Masuknya morula kedalam uterus terjadi pada hari ke 3-4 setelah fertilisasi.
Setelah hari ke 8, blastosit mengalami pembesaran secara pesat, Lama periode ini pada sapi sampai 12 hari.
Pada periode ini, embrio yang mati akan diserap oleh uterus.
2. Periode embrio / Organogenesis.
Adalah dimulai dari implantasi sampai saat dimulainya pembentukan organ tubuh bagian dalam. Pada sapi berkisar pada hari ke 12 – 45 setelah fertilisasi.
Selama periode ini terjadi pembentukan : a. Lamina germinativa b. Selaput ektraembrionik c. Organ-organ tubuh
a. Lamina Germinativa
b. Selaput ektra embrionik Terjadi pembentukan amnion dan allantochorion dan
berfungsi sampai akhir kebuntingan Pembentukan kantong kuning telur (yolk sac), yang
terlihat pada awal differensiasi
c. Pembentukan organ-organ Terbentuknya organ-organ dalam seperti jantung, liver,
pankreas, paru-paru dan sistim digesti Ductus mullen berkembang menjadi organ betina Ductus woifli berkembang menjadi sistim ductus jantan
3. Periode fetus/pertumbuhan fetus
Adalah dimulai dari terbentuknya alat-alat tubuh bagian dalam, terbentuknya ekstremitas, sampai lahir. Peniode ini dimulai kira-kira hari ke 45 pada sapi. Selama periode ini terjadi perubahan dan defferensiasi organ, jaringan dan sistem tubuh.
Pada fetus jantan, testis akan mengalami descensus testiculorum melewati canalis inguinalis ke dalam scrotum. Descensus testiculorum ini akan selesai menjelang pertengahan kebuntingan pada sapi.
PERKEMBANGAN EMBRIO
Fertilized Egg 4 Sel 8 Sel Morula
BlastocystExpanded Blastocyst
Hatched Blastocyst
Implantation
Pada semua hewan ternak, pertumbuhan dari blastocyst disertai dengan perubahan bentuk menyerupai tali dan mengisi sebagian besar lumen uterus.
Pada waktu itu, terjadi proses diferensiasi yang disertai dengan pembentukan organ-organ dari embrio dan juga pembentukan struktur extra embrionic yang kemudian akan menjadi selaput fetus.
Setelah blastocyst berbentuk panjang seperti tali terbentuklah amnion dan allantochorion.
Pada tahap 1 : terbentuklah struktur yang ke tiga yaitu kantung kuning telur. Fungsi kantung menyediakan makanan bagi perkembanagan embrio pada tahap itu, tetapai lama kelamaan kantung kuning telur akan hilang.
DAFTAR PUSTAKA
Elisa, 2000.”Faal Kebuntingan”. Universitas Gadja Mada. Yogyakarta. Diakses pada 29 September 2015.(http://elisa.ugm.ac.id/user/archive/download/37960/a061ab9edf39f58ee4dd35c554a03bec
Feradis,2010, “Reproduksi Ternak”. Penerbit Alfabeta. Bandung.
https://fapet10.files.wordpress.com/2011/10/kebuntingan.ppthttp://www.uoguelph.ca/~rfoster/repropath/DVM/VETM3460normalplacenta.pdfhttp://animalsciences.missouri.edu/reprod/
EmbryoDevelopment/bovine/sld019.htm
Sekian Dan
Terima kasih