Download - Presentasi CR SNH Mrizkidm
STROKE NON HEMORAGIK
Preceptor : dr.Zam Zanariah, M.Kes, Sp.S
Oleh:
M. Rizki Darmawan M
0918011060
BAGIAN ILMU PENYAKIT SYARAF RSUD. DR.HI. ABDUL MOELOEK
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2014
I. IDENTITAS PASIEN NAMA : Tn S UMUR : 51 tahun ALAMAT : Sukajawa AGAMA : Islam PEKERJAAN : Petani STATUS : Menikah SUKU BANGSA : Jawa TANGGAL MASUK : 8 September 2014 DIRAWAT YANG KE : III (Ketiga)
II. RIWAYAT PENYAKIT ANAMNESIS (Alloanamnesis dari istri, tanggal 11
September 2014, pkl 10.30 WIB) Keluhan utama : Kelemahan lengan dan
tungkai kanan Keluhan tambahan : Sulit bicara, nyeri
kepala
Riwayat Perjalanan Penyakit
Pasien datang ke RSAM dengan keluhan kelemahan lengan dan tungkai kanan sejak 1
hari SMRS. Keluhan tersebut muncul mendadak saat pasien sedang beristirahat. Keluarga pasien menyatakan sebelumnya pasien juga mengeluh nyeri kepala. Nyeri kepala dirasakan berdenyut
pada seluruh bagian kepala disertai keringat dingin. Keluhan nyeri kepala tanpa disertai mual
dan muntah, serta tidak menghilang dengan istirahat. Pada saat keluhan-keluhan tersebut muncul, pasien juga mendadak tidak dapat
berbicara, namun pasien masih dapat memahami pembicaraan orang lain.
Keluarga pasien juga menyatakan pasien tersedak jika diberi minum, namun masih dapat menelan makanan. Keluhan adanya penurunan kesadaran, kejang, rasa baal, gangguan penciuman, penglihatan ganda disangkal oleh keluarga pasien. BAK dan
BAB normal.
Pada tahun 2011, pasien pernah didiagnosa stroke oleh dokter. Pada saat itu keluhan yang dialami pasien adalah kelemahan lengan dan tungkai kanan, adanya keluhan lain disangkal oleh keluarga pasien. Pada saat kejadian, keluarga pasien segera membawa pasien ke rumah sakit sehingga pasien sembuh total dan dapat melakukan aktivitas seperti biasa.
Pada bulan Februari 2014, pasien kembali mengalami serangan stroke, Pada saat itu keluhan yang dialami pasien adalah kelemahan lengan dan tungkai kiri. Keluhan lain yang dialami pasien adalah bicara pelo. Setelah keadaan membaik pasien kembali ke rumah dan berobat jalan. Serangan stroke kedua menyisakan gejala sisa bicara pelo dan kelemahan tungkai, sehingga pasien menjalani fisioterapi rutin di RS. Demang.
Keluarga pasien meyangkal adanya penyakit darah tinggi pada pasien. Riwayat merokok (+) sejak 10 tahun yang lalu. Riwayat adanya kencing manis dan obesitas disangkal oleh keluarga pasien.
Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat merokok (+) Riwayat hipertensi disangkal Riwayat kencing manis disangkal Riwayat penyakit jantung disangkalRiwayat Penyakit Keluarga Tidak ditemukan.Riwayat Sosial Ekonomi Pasien adalah seorang wiraswastawan dan
mempunyai orang anak. Istrinya merupakan seorang ibu rumah tangga dan biaya hidup sehari-hari ditanggung oleh suami.
III. PEMERIKSAAN FISIK Status Present
Keadaan umum : Tampak sakit sedangKesadaran : Compos MentisGCS : E4 M6 V afasia motorik
E4: Membuka mata spontan M6: Mengikuti perintah V: afasia motorik
Vital signTekanan darah : 130/80 mmHgNadi : 104 x/menitRR : 25 x/menitSuhu : 37º CBB : 60 kgGizi : kesan baik
Kepala Rambut : Hitam, lurus dan tidak mudah dicabut Mata : Konjungtiva ananemis, sklera anikterik,
pupil bulat ,sentral, isokor Telinga : Liang lapang, membran timpani intak. Hidung : Septum deviasi (-), konka tidak hipertropi. Mulut : Bibir kering, lidah kotor, lidah tampak
adanya deviasi ke kanan dan mulut asimetrisLeher Pembesaran KGB : (-) Pembesaran tiroid : (-) JVP : Tidak meningkat Trachea : Di tengah
Thorak
Cor
Inspeksi Iktus kordis tidak terlihat
Palpasi Iktus kordis teraba pada ICS V garis mid clavicula kiri
PerkusiBatas kanan : Sela iga IV garis parasternal kanan
Batas kiri : Sela iga V garis midclavicula kiri
Batas atas : sela iga II garis parasternal kiri
Auskultasi Bunyi jantung I – II murni, murmur (-), gallop (-)
Pulmo
Inspeksi Pergerakan nafas kanan-kiri simetris, retraksi sela iga (-)
PalpasiFremitus taktil paru kanan = paru kiri
PerkusiSonor pada kedua lapangan paru
Auskultasi Vesikuler ( +/+ ), whezing ( -/- ), ronkhi (-/-)
AbdomenInspeksi Perut rata dan simetrisPalpasi Hepar dan lien tidak teraba, nyeri tekan (-) nyeri lepas (-)Perkusi Timpani, nyeri ketok (-)AuskultasiBising usus (+) normal
Ekstremitas Superior:oedem (-/-), sianosis (-/-), turgor kulit baikEkstremitas Inferior: oedem (-/-), sianosis (-/-), turgor kulit baik
NERVUS CRANIALIS•N. olfaktorius ( N. I )Daya penciuman hidung : Tidak bisa dinilai•N. opticus ( N. II )Tajam penglihatan : Tidak bisa dinilai Lapang Penglihatan : Tidak bisa dinilaiTes warna : Tidak bisa dinilaiFundus oculi : Tidak dilakukan•N. occulomotorius, N. trochlearis, N. abducen ( N.III-N.IV-N.VI )Kelopak mata Ptosis : ( - / - )Endophtalmus : ( - / - )Exopthalmus : (- / - )Pupil Diameter : ( 3 mm / 3 mm )Bentuk : ( Bulat / Bulat )Isokor / anisokor : ( Isokor / Isokor )Posisi : ( Sentral / Sentral )Reflek cahaya langsung : ( + / + )Reflek cahaya tidak langsung : ( + / + )
Gerakan bola mataMedial : ( + / + )Lateral : ( + / + )Superior : ( + / + )Inferior : ( + / + )Obliqus, superior : ( + / + )Obliqus, inferior ( + / + )Reflek pupil akomodasi ( + / + )Reflek pupil konvergensi: ( + / + )•N. trigeminus ( N. V )SensibilitasRamus oftalmikus : Tidak bisa dinilaiRamus maksilaris : Tidak bisa dinilaiRamus mandibularis : Tidak bisa dinilai MotorikM. Maseter : ( Baik / Baik )M. temporalis : ( Baik / Baik )M. pterigoideus : ( Baik / Baik ) ReflekReflek kornea ( sensoris N. V, motoris N. VII ) : ( + / + )Reflek bersin : ( + / + )
•N. fascialis ( N. VII )Inspeksi wajah sewaktu :Diam :SimetrisTertawa : Asimetris, miring ke kiriMeringis : Asimetris, miring ke iriBersiul : AsimetrisMenutup mata : SimetrisPasien disuruh untuk :Mengerutkan dahi :Simetris Menutup mata kuat-kuat : SimetrisMenggembungkan pipi :Simetris SensorisPengecapan 2/3 depan lidah: (+/+)•N. acusticus ( N. VIII )N. cochlearisKetajaman pendengaran: (+/+)Tinitus : ( -/ -)N. vestibularisTest vertigo :Tidak dilakukanNistagmus : ( - / - )
•N. glossopharingeus dan N. vagus ( N. IX dan N. X )Suara bindeng / nasal :Tidak bisa di nilaiUvula :Di tengahPalatum mole : Istirahat :Simetris
Bersuara : Tidak bisa dinilaiArcus palatoglossus: Istirahat : Simetris
Bersuara : Tidak bisa di nilaiArcus palatopharingeus : Istirahat : Simetris
Bersuara : Tidak bisa di nilaiReflek batuk : (+)Reflek muntah : (+)Peristaltik usus : Bising usus (+) normalBradikardi : (-)Takikardi : (+)•N. accesorius ( N. XI )M. sternocleidomastoideus : (-/-)M. trapezius : (-/-)•N. hipoglossus ( N. XII )Atropi : (-)Fasikulasi : (-)Deviasi
Tanda Perangsangan Selaput Otak
Kaku kuduk : (-) Kernig test : (-) Lasseque test : (-) Brudzinsky I : (-) Brudzinky II : (-)
Sistem motorik Superior ka / ki Inferior ka / ki Gerak Lateralisasi ke kanan Lateralisasi
ke kanan Kekuatan otot 2 / 5 3 / 5 Tonus Normotonus / Normotonus Normotonus /
Normotonus Klonus -/- - / - Atrophi - / - - / -
Reflek fisiologis Bicep ( + / + ) Pattela ( + / + ) Tricep ( + / + ) Achiles ( + / + )
Reflek patologi Hoffman trommer ( + / - ) Babinsky ( + / - )
Chaddock ( - / - )
Oppenheim ( - / - )
Schaefer ( - / - )
Gordon ( - / - )
SensibilitasEksteroseptif / rasa permukaan ( superior / Inferior ) Rasa raba : Tidak bisa dinilai Rasa nyeri : (+) / (+) Rasa suhu pana : Tidak bisa dinilai Rasa suhu dingin : Tidak bisa dinilaiPropioseptif / rasa dalam Rasa sikap : Tidak bisa dinilai Rasa getar : tidak dilakukan Rasa nyeri dalam : ( + / + )Fungsi kortikal untuk sensibilitas Asteriognosis : Tidak bisa dinilai Agnosa taktil : Tidak bisa dinilai Two point discrimination : Tidak bisa dinilai
Koordinasi Tes tunjuk hidung : Sulit dinilai pronasi supinasi : Sulit dinilai
Susunan Saraf Otonom Miksi : Normal Defekasi : Normal Salivasi :Normal
NHSS score = 8
Fungsi luhurFungsi bahasa Afasia motorikFungsi orientasi Sulit dinilaiFungsi memori Sulit dinilaiFungsi emosi Sulit dinilai Algoritma Gadjah MadaPenurunan kesadaran :(-)Nyeri kepala : (-)Refleks babinsky : (+)
Stroke non hemoragik
Score Djoenaedi
1. TIA sebelum serangan :
Sebelum Serangan 1
Tidak ada 0
2. Permulaan serangan :
Sangat Mendadak (1-2 menit) 6,5
Mendadak (menit - 1 jam) 6,5
Pelan – pelan (beberapa jam ) 1
3. Waktu serangan :
Bekerja ( Aktivitas) 6,5
Istirahat/ duduk / tidur 1
Bangun Tidur 1
4. Sakit kepala :
Sangat Hebat 10
Hebat 7,5
Ringan 1
Tidak Ada 0
5. Muntah :
Langsung Sehabgis serangan 10
Mendadak (beberapa menit – jam) 7,5
Pelan – pelan (1 hari / lebih ) 1
Tidak Ada 0
6. Kesadaran : Menurun langsung sewaktu serangan 10 Menurun mendadak (menit-jam) 10 Menurun pelan-pelan (1 hari/ >) 1 Menurun smentara lalu sadar lagi 1 Tidak ada gangguan kesadaran 07. Tekanan darah sistole:
Waktu serangan sangat tinggi (>200/110) 7,5 Waktu MRS sangat tinggi (> 200/110) 7,5 Waktu Serangan tinggi (>140/100) 1 Waktu MRS tinggi (>140/100) 18. Tanda rangsangan :
Kaku kuduk hebat 10 Kaku kuduk ringa 5
Kaku kuduk tidak didapatkan 09. Pupil: Isokor 5 Anisokor 10 Pinpoint dextra/sinistra 10 Midriasis dextra/sinistra 10 Kecil dan reaksi lambat 10 Kecil dan reaktif 10
10. Fundus oculi : Perdarhan Subarachnoid 10 Perdarahan Retina (flare Stroke) 7,5 Normal 0 Tidak dilakukan
Jumlah = 14,5 (<20 = Stroke Hemoragik)
Skor SirirajNo Gejala / Tanda Penilaian Indek Skor
1. Kesadaran (0) Kompos mentis
(1) Mengantuk
(2) Semi
koma/koma
X 2,5 +
2. Muntah (0) Tidak
(1) YaX 2 +
3. Nyeri Kepala (0) Tidak
(1) YaX 2 +
4. Tekanan Darah Diastolik X 10 % +
5. Ateroma
a. DM
b. Angina pektoris
Klaudikasio Intermiten
(0) Tidak
(1) YaX (-3) -
6. Konstanta - 12 -12
HASIL SSS
CATATAN : 1. SSS > 1 = Stroke hemoragik 2. SSS < -1 = Stroke non hemoragik RumusSSS =2,5C + 2V + 2H +0,1DBP -3A -12
= 2,5( 0 ) + 2(0)+ 2(1)+0,1(80) – 3(1) -12=0+0+2+12-12=-5(stroke non Hemoragik)
RESUME
Pasien seorang pria berumur 51 tahun datang datang ke RSAM pada tgl 8 September 2014 dengan keluhan kelemahan lengan dan tungkai kanan sejak 1 hari SMRS. Keluhan tersebut muncul mendadak saat pasien sedang beristirahat. Keluarga pasien menyatakan sebelumnya pasien juga mengeluh nyeri kepala. Nyeri kepala dirasakan berdenyut pada seluruh bagian kepala disertai keringat dingin. Keluhan nyeri kepala tanpa disertai mual dan muntah, serta tidak mengganggu aktivitas. Pada saat keluhan-keluhan tersebut muncul, pasien juga mendadak tidak dapat berbicara, namun pasien masih dapat memahami pembicaraan orang lain.
RESUMEKeluarga pasien juga menyatakan pasien tersedak jika diberi minum, namun dapat menelan makanan. Serangan stroke ini merupakan serangan yang ketiga. Serangan pertama dialami pada tahun 2011, dengan keluhan yang dialami kelemahan pada lengan dan tungkai kanan sembuh total tanpa menyisakan gejala sisa. Serangan kedua dialami pasien pada bulan Februari 2014, dengan keluhan kelemahan lengan dan tungkai kiri serta bicara cadel. Serangan stroke kedua menyisakan gejala cadel. Pasien rutin menjalani fisioterapi di RS. Demang. Riwayat merokok sejak 10 tahun yang lalu. Riwayat merokok (+)
Keadaan Umum : Tampak sakit ringan Kesadaran : Compos Mentis Tekanan darah : 140/80 mmHg
Status Neurology Motorik : Hemiparese dekstra + Parese N. VII sinistra tipe
sentral : Algoritma stroke gadjah mada :
Penurunan kesadaran (-), Nyeri kepala (-), refleks babinski (+) Djunaidi skor : 14,5
DIAGNOSIS
Klinis = Hemiparese dekstra + Parese N. VII sinistra tipe sentral + afasia motorik
Topis = Korteks hemisfer serebri sinistra lobus temporo-parietal dan
Lobus frontal area broca (area 40)
Etiologi = Stroke Non Hemoragik
Faktor resiko : Merokok
PENATALAKSANAAN
Umum
Tirah Baring Dietetik : Makanan rendah kolesterol Medikamentosa
IVFD Ringer laktat gtt XV / menit
PCT 500mg 3 x 1 tab
Vit B19 tab 2 x 1 tab
Aspillet 2 x 80 mg
Clopidogrel 1 x 75 mg
Citicolin
Fisioterapi + terapi wicara
PEMERIKSAAN PENUNJANG :Laboratorium
Darah Lengkap : Hb, Leukosit Biokimia : Fungsi ginjal (ureum, Creatinin), lipid profil (kolesterol total, HDL, LDL), GDS, Natrium, Kalium, Kalsium, Klorida.
EKGRadiologi : Foto thorakCT Scan
PROGNOSA Quo ad Vitam : Dubia ad bonam Quo ad Fungtionam : Dubia ad bonam Quo ad Sanationam : Dubia ad bonam
EKG
FOTO THORAX
HASIL CT SCAN
FOLLOW UP 12 September 2014 Keluhan :Lengan dan tungkai kanan terasa lemah K.U : Tampak sakit ringan Kesadaran : CM GCS: E4M6V afasia motorik Tanda Vital: TD :160/100 mmHg
N : 88 X/menitRR : 24 X/menit
T : 36,40 C Status Motorik : Superior Inferior Gerak pasif / aktif
pasif / aktif K. O 2 / 5 3 / 5 Tonus N / N N / N Klonus - / - -? -
Reflek fisiologis Bicep ( + / + ) Pattela ( + / + ) Tricep (+ / +) Achilles ( + / + )
Reflek patologiHoffman trommer ( + / - ) , Babinsky ( - / + ) Chaddock ( - / - ) Oppenheim ( - / - ) Schaefer ( - / -)
Gordon ( - / - ) Jawaban konsul jantung : CHF e.c Atrial FibrilasiPenatalaksanaan : IVFD Ringer laktat gtt XV / menit Captopril 25 mg 3 x 1 tab PCT 500mg 3 x 1 tab Vit B19 Digoxin 1 x 0,25 mg Aspillet 2 x 80 mg Clopidogrel 1 x 75 mg
Diskusi Kasus Apakah diagnosa pada kasus sudah tepat?
dan Bagaimana menegakkan diagnosanya? Apakah Tatalaksana pada pasien ini sudah
sesuai?
Stroke adalah suatu sindroma klinis yang ditandai oleh kehilangan fungsi otak fokal akut (kadang global) yang berlangsung dalam waktu lebih dari 24 jam atau menyebabkan kematian ( dini ), yang disebabkan baik oleh perdarahan spontan kedalam atau meliputi jaringan otak ( Perdarahan Intraserebral Spontan atau Perdarahan Subarakhnoid – Stoke Hemoragis ) atau suplai darah yang tidak adekuatnya ke suatu bagian otak sebagai akibat aliran darah yang rendah, trombosis dan emboli yang berhubungan dengan suatu penyakit pembuluh darah, jantung atau darah (stroke iskemik atau infark serebri )
Pada pasien dengan penderita stroke biasanya timbul keluhan-keluhan yang berlangsung mendadak antara lain :
Kelumpuhan, kekakuan, rasa berat, atau rasa kebas : - Pada satu sisi tubuh - Tangan atau muka Muka merot pada satu sisi Bicara pelo atau sukar dimengerti Buta atau kabur pada satu atau kedua mata Sempoyongan atau tidak seimbang Biasanya sakit kepala hebat
Score Djoenaedi
1. TIA sebelum serangan :
Sebelum Serangan 1
Tidak ada 0
2. Permulaan serangan :
Sangat Mendadak (1-2 menit) 6,5
Mendadak (menit - 1 jam) 6,5
Pelan – pelan (beberapa jam ) 1
3. Waktu serangan :
Bekerja ( Aktivitas) 6,5
Istirahat/ duduk / tidur 1
Bangun Tidur 1
4. Sakit kepala :
Sangat Hebat 10
Hebat 7,5
Ringan 1
Tidak Ada 0
5. Muntah :
Langsung Sehabgis serangan 10
Mendadak (beberapa menit – jam) 7,5
Pelan – pelan (1 hari / lebih ) 1
Tidak Ada 0
6. Kesadaran : Menurun langsung sewaktu serangan 10 Menurun mendadak (menit-jam) 10 Menurun pelan-pelan (1 hari/ >) 1 Menurun smentara lalu sadar lagi 1 Tidak ada gangguan kesadaran 07. Tekanan darah sistole:
Waktu serangan sangat tinggi (>200/110) 7,5 Waktu MRS sangat tinggi (> 200/110) 7,5 Waktu Serangan tinggi (>140/100) 1 Waktu MRS tinggi (>140/100) 18. Tanda rangsangan :
Kaku kuduk hebat 10 Kaku kuduk ringa 5
Kaku kuduk tidak didapatkan 09. Pupil: Isokor 5 Anisokor 10 Pinpoint dextra/sinistra 10 Midriasis dextra/sinistra 10 Kecil dan reaksi lambat10 Kecil dan reaktif 10
10. Fundus oculi : Perdarhan Subarachnoid 10 Perdarahan Retina (flare Stroke) 7,5 Normal 0 Tidak dilakukan
Jumlah = 14,5 (<20 = Stroke Hemoragik)
Skor SirirajNo Gejala / Tanda Penilaian Indek Skor
1. Kesadaran (0) Kompos mentis
(1) Mengantuk
(2) Semi
koma/koma
X 2,5 +
2. Muntah (0) Tidak
(1) YaX 2 +
3. Nyeri Kepala (0) Tidak
(1) YaX 2 +
4. Tekanan Darah Diastolik X 10 % +
5. Ateroma
a. DM
b. Angina pektoris
Klaudikasio Intermiten
(0) Tidak
(1) YaX (-3) -
6. Konstanta - 12 -12
HASIL SSS
CATATAN : 1. SSS > 1 = Stroke hemoragik 2. SSS < -1 = Stroke non hemoragik RumusSSS =2,5C + 2V + 2H +0,1DBP -3A -12
= 2,5( 0 ) + 2(0)+ 2(1)+0,1(80) – 3(1) -12=0+0+2+12-12=-5(stroke non Hemoragik)
Lengan dan tungkai sisi kanan Tn.S dirasa lemah dibandingan lengan dan tungkai sisi kiri. Keadaan ini menunjukan adanya gangguan pada area homunculus motorik hemisfer cerebri sinistra.
Gangguan pada area ini disebabkan oleh karena adanya iskemik pada pembuluh darah otak. Sistem sirkulasi darah ke otak ada sirkulasi anterior dan sirkulasi posterior.
Anatomi otak
PEMBAGIAN AREA OTAK BERDASARKAN FUNGSI
Homunculus Motorik
Pada pasien ini juga ditemukan wajah asimetris ke kiri
pada saat tersenyum. Menunjukan adanya parese n.VII
Nervus VII
Contoh lesi nervus VII tipe perifer
Inti motorik n.VII terletak di pons. Otot-otot bagian atas wajah mendapat persarafan dari 2 sisi. Karena itu, terdapat perbedaan antara gejala kelumpuhan n.VII jenis sentral dan perifer.
Kerusakan N XII akan menyebabkan afasia. Fungsi bicara di atur oleh daearah wernick dan area broca di cerebrum. Sehingga jika terjadi lesi pada daerah tersebut maka akan ditemukan afasia pada pasien.
Dari uraian di atas dan hasil pemeriksaan, maka dapat disimpulkan bahwa diagnosis topic pada kasus ini adalah korteks hemisfer cerebri sinistra.
Keluhan lain :
Pasien tidak dapat berbicara namun masih dapat memahami pembicaraan orang lain
Gambaran infark
Hasil CT Scan
Apakah Tatalaksana pada pasien ini sudah sesuai?1. Neuroprotektif
Obat ini berfungsi untuk menurunkan metabolisme neuron, mencegah pelepasan zat- zat toksik dari neuron yang rusak, atau memperkecil respon hipereksitatorik yang merusak dari neuron- neuron di penumbra iskemik yang mengelilingi daerah infark pada stroke. Jenis obat neuroprotektif, antara lain antagonis kalsium, anatagonis glutamat, dan antioksidan.
2. Trombolisis3. Antikoagulasi4. Pemantauan irama jantung untuk pasien dengan aritmia jantung
atau iskemia miokard. Bila fibrilasi atrium respons cepat, maka dapat diberikan digoksin 0,125- 0,5 mg intravena atau verapamil 5-10 mg intravena atau amidaron 200 mg drips dalam 12 jam.
5. Anti hipertensia) Sistolik > 220 mmHgb) Diastolik > 120 mmHgc) Tekanan arteri rata- rata >140 mmHg
STROKEPendahuluan Stroke digunakan untuk menamakan sindrom
hemiparesis atau paralisis akibat lesi vaskular yang bisa bangkit dalam beberapa detik sampai hari, terantung dari jenis penyakit yang menjadi kausanya.
Definisi Stroke adalah tanda – tanda klinis yang
berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal (global), dengan gejala – gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih, atau menyebabkan kematian, tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vaskular (WHO, 1986).
Faktor Resiko
Non modifiable risk factor:
UsiaJenis kelamin
Berat badan lahir rendah
Ras/etnikGenetik
Well-documented and modifiable risk factor:
HipertensiTerpapar asap rokok
DiabetesAtrial fibrillation
DispilidemiaStenosis arteri karotis
Terapi hormon postmenopause
Poor dietPhysical inactivity
Obesitas dan distribusi lemak tubuh
Less well-documented and modifiable risk
factorSindroma metabolik
Alcohol abusePenyalahgunaan kontrasepsi oral
Nyeri kepala migrenPeningkatan lipoprotein
Elevated lipoprotein-associated phospolipase
Hypercoagulability
Klasifikasi
STROKE
Hemoragik
Perdarahan Intraserebr
al (PIS)
Perdarahan Subarachnoid (PSA)
Infark
TIA(< 24 jam)
RIND(24-48 jam)
Progressing stroke
Complete SNH
Etiologi1. Trombosis Trombosis (penyakit trombo – oklusif) merupakan penyebab
stroke yang paling sering. Trombosis ditemukan pada 40 % dari semua kasus stroke yang telah dibuktikan oleh ahli patologi. Biasanya ada kaitannya dengan kerusakan lokal dinding pembuluh darah akibat ateroklerosis.
2. Embolisme Embolisme serebri termasuk mutan kedua dari berbagai penyebab
utama stroke. Penderita embolisme biasanya lebih muda dibandingkan dengan penderita trombosis. Kebanyakan emboli serebri berasal dari suatu trombus dalam jantung sehingga masalah yang dihadapi sesungguhnya merupakan perwujudan penyakit jantung.
3. Perdarahan Serebri Perdarahan intrakranial biasanya disebabkan oleh ruptur arteri
serebri. Ekstravasasi darah terjadi di daerah otak dan / atau subarakhnoid, sehingga jaringan yang terletak di dekatnya akan tergeser dan tertekan.
Stroke hemoragik dibagi atas :1. Perdarahan Intra Serebral (PIS)2. Perdarahan Subarakhnoidal (PSA)
Gejala Klinik PIS PSA
1. Gejala defisit local Berat Ringan
2. SIS sebelumnya Amat jarang -
3. Permulaan (onset) Menit/jam 1 – 2 menit
4. Nyeri kepala Hebat Sangat hebat
5. Muntah pada awalnya Sering Sering
6. Hipertensi Hampir selalu Biasanya tidak
7. Kesadaran Biasa hilang Biasa hilang
sebentar
8. Kaku kuduk Jarang Biasa ada
9. Hemiparesis Sering sejak Permulaan tidak
ada
10
.
Deviasi mata - Tidak ada
11
.
Gangguan bicara Bisa ada Jarang
12
.
Likuor Sering Selalu
13
.
Perdarahan
subarakhnoid
Sering Berdarah
14
.
Paresis / gangguan N. III Berdarah tidak
ada
Bisa ada mungkin
(+)
DAFTAR PUSTAKA
PERDOSSI : Konsensus Nasional Pengelolaan Stroke di Indonesia, 3 – 7. Prof. DR. Mahar Mardjono & Prof. DR. Priguna Sidharta : Neurologi Klinis
Dasar, Edisi VI, 1994, 270 – 290. Mary Carter Lombardo : Patofisiologi Konsep Klinis Proses – proses Penyakit,
Edisi 4, 1995, 964 – 972. Dr. Siti Amnisa Nuhonni, SpRM, Simposium Penatalaksanaan Stroke Masa
Kini, 101, Bandar Lampung,2000 http://www.yastroki.or.id/printarticle.php?id=28roke http://www.strokecentre.org Yancy CW, Jessup M. ACCF/AHA Guideline for the Management of Heart
Failure: A Report of the American College of Cardiology Foundation/American Heart Association Task Force on Practice Guideline. Dallas: AHA-Circulation.2013.
Gavras, H., Faxon, DP et al. Angiotensin converting enzyme inhibition in patients with congestive heart failure. Dallas: AHA Circulation. 1978.
Benowitz, L. Obat Antihipertensi, dalam Katzung, B. G., Basic and Clinical Farmacology, ed ke-3, Penerjemah: Bagian Farmakologi. Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga : Salemba Medika. 2002.