Transcript

REFERATDERMATITIS

Oleh:Syarafina Raihan

1102010275

Pembimbing:dr. Yenni, Sp.KK

DEFINISI

Peradangan kulit pada epidermis dan

dermis

Respon terhadap pengaruh faktor

eksogen dan atau faktor endogen

Kelainan klinis berupa efloresensi polimorfik

(eritema, edema, papul, vesikel, skuama,

likenifikasi) dan adanya keluhan gatal

Cenderung bersifat residif dan kronis. Sinonim: Ekzema

Sularsito, Sri A, Djuanda, Suria., Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, edisi keenam, cetakan kedua FK UI. Jakarta 2012: hal 129

KLASIFIKASI

Berdasarkan patogenesisnya dermatitis dibagi menjadi 6 jenis:

1. Dermatitis KontakDematitis Kontak IritanDermatitis Kontak Alergi

2. Dermatitis Atopik3. Dermatitis Numularis4. Neurodermatitis5. Dermatitis Statis6. Dermatitis Autosensitisasi

DERMATITIS KONTAK

Dermatitis yang disebabkan oleh bahan/substansi yang menempel pada kulit.

Dermatitis Kontak Iritan Dermatitis Kontak

AlergiNon imunologik

Imunologik

Dermatitis Kontak Iritan (DKI) Dermatitis Kontak Alergi (DKA)

Etiologi Bahan yang bersifat iritan:detergen, minyak pelumas, asam, alkali, dan serbuk kayu.

Bahan kimia sederhana dengan berat molekul umumnya rendah <1000 dalton, hapten yang bersifat lipofilik, dapat menembus stratum korneum.Pemakaian kosmetik, cat rambut, anting, kalung, tekstil, pembalut wanita.

Patogenesis Bahan iritan langsung merusak stratum korneum, denaturasi keratin, merusak fungsi sawar kulit.

Diperantai oleh cell-mediated immune respons (reaksi imunologik tipe IV), melalui fase sensitisasi dan fase elisitasi.

Gejala Klinis DKI akut: kulit terasa pedih, panas, rasa terbakar, eritema berbatas tegas, edema, bula, dapat terjadi nekrosis.

DKI akut lambat: muncul 8-24 jam setelah kontak berupa eritema berbatas tegas dan vesikel.contoh: Dermatitis Venenata

DKI kumulatif: Akibat kontak berulang-ulang berupa kulit kering, eritema, skuama, hiperkeratosis, likenifikasi difus, fisura dan nyeri.

Akut: bercak eritematosa berbatas tegas, edema, papulovesikel, bula

Kronis: kering, berskuama, papul, likenifikasi, fisur, dan berbatas tidak tegas.

Dermatitis Kontak Iritan (DKI) Dermatitis Kontak Alergi (DKA)

Diagnosis Anamnesis mengenai kontaktan yang dicurigai.

Anamnesis mengenai kontaktan yang dicurigai, riwayat pekerjaan, hobi, obat-obatan yang digunakan, kosmetika yang digunakan.Pemeriksaan fisik mencari lokasi dan pola lesi dapat berhubungan dengan penyebabnya.

Diagnosis Banding

Dermatitis kontak alergi. Dermatitis atopik, dermatitis numularis, dermatitis seboroik, atau psoriasis.

Pengobatan Kortikosteroid topikal Hidrokortison, yang dioleskan 2 kali sehari pada pagi dan sore hari.

Kortikosteroid oralPrednison dengan dosisAnak-anak : 0,4 - 1,6 mg/kg BB/hari Dewasa : 4 - 48 mg/hari

Menghindari pajanan bahan yang bersifat iritan.

Kortikosteroid topikalHidrokortison yang dioleskan 2 kali sehari pada pagi dan sore hari

Kortikosteroid oralPrednison dengan dosis Anak-anak : 0,4 - 1,6 mg/kg BB/hariDewasa : 4 - 48 mg/hari

Antihistamin (CTM) dengan dosisDewasa: 3 - 4 kali sehari 0.5 - 1 tabletAnak-anak 6 - 12 tahun: 1/2 dosis dewasa. Anak-anak 1 - 6 tahun : 1/4 dosis dewasa

Menghindari kontak dengan bahan-bahan yang bersifat alergi.

Dermatitis Kontak Alergi

Dermatitis Kontak Iritan

AKUT

Dermatitis Kontak Iritan

AKUT LAMBAT

Dermatitis Kontak Iritan

KRONIK

UJI TEMPEL

Pemeriksaan uji tempel dilakukan untuk membuktikan suatu Dermatitis Kontak Alergi.

Uji tempel biasanya dilakukan dipunggung atau lengan bawah volar.

Bahan yang digunakan berupa antigen standar buatan pabrik atau bahan yang biasa menempel pada kulit pasien dan dicurigai sebagai penyebab alergi.

Hal- hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan uji tempel:

1. Dermatitis harus sudah tenang dan sembuh. Jika masih dalam keadaan akut atau berat dapat terjadi reaksi positif palsu dapat juga menyebabkan penyakitnya semakin memburuk.

2. Tes dilakukan sekurang-kurangnya 1 minggu setelah pemakaian kortikosteroid sisemik dan topikal dihentikan, sebab dapat mengakibatkan reaksi negatif palsu.

3. Uji tempel dibuka setelah 2 hari kemudian dibaca, pembacaan kedua dilakukan pada hari ke 3 sampai ke 7 setelah aplikasi.

4. Penderita dilarang melakukan aktivitas yang menyebabkan uji tempel menjadi longgar, penderita dilarang mandi, dan menjaga agar tempat uji tempel selalu kering.

Hasil Uji Tempel

1 : Reaksi lemah (nonvesikular)Eritema, infiltrat, papul (+)

2 : Reaksi kuatEdema atau vesikel (++)

3 : Reaksi sangat kuat (ekstrem)Bula atau ulkus (+++)

4 : Meragukan, hanya makula eritematosa5 : Iritasi seperti terbakar, pustul atau

purpura6 : Reaksi negatif7 : Excited skin8 : Tidak dites (NT= not tested)

DERMATITIS ATOPIK

Peradangan kulit kulit kronis dan residif, disertai gatal dan umumnya sering terjadi selama masa bayi dan anak-anak.

Sering berhubungan dengan peningkatan kadar IgE dalam serum dan riwayat atopi dalam keluarga atau penderita, seperti rinitis alergik dan asma bronkial. Lebih sering terjadi pada perempuan dari pada laki-laki.

Sinonim: Ekzema Atopik / Ekzema Fleksural

Faktor genetik dan riwayat atopik

Makanan; telur, susu, gandum, kedelai dan kacang tanah

Aeroalergen; bulu binatang, tungau debu rumah,

Etiologi

Gejala Klinis

Pruritus dapat hilang timbul sepanjang

hari. Akibat garukan dapat timbul

bermacam-macam kelainan kulit berupa

papul, likenifikasi, eritema, erosi,

eksoriasi, eksudasi dan krusta

Dermatitis Atopik dibagi menjadi 3 fase:

• Lesi mulai di muka (dahi, pipi) berupa eritema, papulo-vesikel yang halus, karena digaruk dapat pecah, eksudatif, lalu timbul krusta. Lesi kemudian meluas ke tempat lain yaitu ke scalp, leher, pergelangan tangan, lengan dan tungkai.

DA Infantil (2bulan-2tahun)

Dermatitis Atopik DewasaDermatitis Atopik Anak

• Anamnesis• Gambaran klinisDIAGNOSIS

• Dermatitis seboroik (terutama pada bayi)• Dermatitis kontak• Skabies• Iktiosis psoriasis (terutama daerah

palmoplantar)

DIAGNOSIS BANDING

Tatalaksana

Hidrasi kulit, krim hidrofilik urea 10% dapat pula ditambahkan krim hidrokortison 1% didalamnya.

Kortikosteroid topikal; Hidrokortison 1%-2,5% sebagai anti inflamasi dioleskan 2 kali sehari.

Antihistamin dengan dosis Dewasa: 3 - 4 kali sehari 0.5 - 1 tablet Anak-anak 6 - 12 tahun: 0.5 dosis dewasa. Anak-anak 1 - 6 tahun: 0.25 dosis dewasa

Kortikosteroid oral dengan dosisAnak-anak: 0,4 - 1,6 mg/kg BB/hariDewasa : 4 - 48 mg/hari

NEURODERMATITIS

• Peradangan kulit kronis, gatal, dengan batas yang jelas, ditandai dengan penebalan kulit dan garis kulit tampak lebih menonjol (likenifikasi) menyerupai kulit batang kayu, akibat garukan atau gosokan yang berulang-ulang.

• Lebih banyak terjadi pada perempuan, usia 40-60 tahun.

Sinonim: Liken Simpleks Kronikus

Etiologi

Akibat bersentuhan dengan sesuatu yang menyebabkan rasa gatal dan mengiritasi kulit, menyebabkan penderita ingin terus menggaruk.

Riwayat dermatitis atopik dan psoriasis yang menyebabkan penderita menggaruk terus menerus.

Stres psikis, kecemasan.

Gejala Klinis

• Bisa timbul di setiap bagian tubuh.• Pada stadium awal, kulit tampak normal tetapi terasa gatal.• Selanjutnya timbul bercak-bercak bersisik, kering dan berwarna lebih

gelap sebagai akibat dari penggarukan dan penggosokan.

Tatalaksana

Kortikosteroid topikal (Hidrokortison) yang dioleskan 2 kali sehari pada pagi dan sore hari.

Kortikosteroid oral dengan dosisAnak-anak : 0,4 - 1,6 mg/kg BB/hariDewasa : 4 - 48 mg/hari

Antihistamin dengan dosisDewasa : 3 - 4 kali sehari 0.5 - 1

tabletAnak-anak 6 - 12 tahun : 1/2 dosis dewasa.

Anak-anak 1 - 6 tahun : 1/4 dosis dewasa Edukasikan pada pasien untuk jangan menggaruk, usahakan kuku

selalu pendek, hindari pencetus stress dan pikiran yang berat.

DERMATITIS NUMULARIS

Dermatitis berupa lesi berbentuk mata uang logam koin atau agak lonjong, berbatas tegas dengan efloresensi berupa papulovesikel, biasanya mudah pecah sehingga basah.

Nama lain dari dermatitis nummular adalah ekzem nummular; ekzem discoid; atau neurodermatitis nummular.

Etiologi

Riwayat Dermatitis Kontak Alergi maupun Iritan.

Pada anak-anak sering didapati riwayatDermatitis Atopik.

Diduga infeksi Staphylococcus juga ikut berperan.

Gejala Klinis

• Penderita umumnya mengeluh sangat gatal.• Lesi akut berupa vesikel dan papulovesikel (0,3 - 1,0 cm), kemudian

membesar dengan cara berkonfluensi atau meluas ke samping, membentuk suatu lesi seperti uang logam.

• Lesi eritematosa, sedikit edematosa, dan berbatas tegas.• Ukuran garis tengah lesi dapat mencapai 5 cm. • Lesi lama berupa likenifikasi dan skuama.

• Anamnesis: Timbul bercak kemerahan sebesar uang logam disertai rasa gatal, terkadang disertai sisik halus.

• Gambaran klinis: Bercak eritematosa, berbentuk plakat, sirkumsrip. Dapat terbentuk eksudat dan krusta.

DIAGNOSIS

• Dermatitis Kontak• Neurodermatitis

DIAGNOSIS BANDING

Tatalaksana Kortikosteroid topikal (Hidrokortison) yang dioleskan 2 kali sehari pada pagi

dan sore hari.

Kortikosteroid oral (Prednison) dengan dosisAnak-anak : 0,4 - 1,6 mg/kg BB/hariDewasa : 4 - 48 mg/hari

Antihistamin (CTM) dengan dosisDewasa : 3 - 4 kali sehari 0.5 - 1 tabletAnak-anak 6 - 12 tahun : 0.5 dosis dewasa. Anak-anak 1 - 6 tahun : 0.25 dosis dewasa

Edukasikan pada pasien untuk jangan menggaruk, usahakan kuku selalu pendek

DERMATITIS STATIS

Suatu dermatitis sekunder yang bersifat kronik akibatInsufisiensi kronik vena atau hipertensi vena tungkai bawah.

Etiologi: Peningkatan tekanan hidrostatik vena.

Gejala Klinis Dermatitis stasis biasanya timbul di pergelangan

kaki. Pada awalnya kulit menjadi merah dan sedikit bersisik. Setelah beberapa minggu atau beberapa bulan, warna kulit berubah menjadi merah kehitaman.

Dapat timbul pembengkakan dan kemungkinan infeksi, yang akhirnya menyebabkan kerusakan kulit yang berat (ulserasi).

Selanjutnya terjadi perubahanekzematosa berupa eritema, skuama, kadang eksudasi dan gatal.

• Anamnesis: Bengkak pada tungkai bawah berwarna merah kehitaman terutama saat berdiri disertai rasa gatal, dan dapat timbul luka bila digaruk

• Gambaran klinis: Edema tungkai bawah berwarna merah kehitaman, disertai skuama, eksudasi, kulit menjadi tebal dan fibrotik

DIAGNOSIS

• Dermatitis Kontak• Neurodermatitis

DIAGNOSIS BANDING

Tatalaksana Untuk mengatasi edema, tungkai dinaikkan waktu tidur dan

waktu duduk. Bila tidur kaki diangkat di atas permukaan jantung selama 30 menit dilakukan 3 hingga 4 kali sehari.

Eksudat dikompres dan setelah kering berikan krim korikosteroid potensi rendah, Hidrokortison asetat dioleskan 2 kali sehari.

• Dermatitis akut yang timbul pada tempat jauh dari fokus inflamasi lokal, sedangkan penyebabnya tidak berhubungan langsung dengan penyebab inflamasi tersebut.

• Penyebab tidak disebabkan oleh alergi pada kulitnya sendiri, tetapi karena keadaan kulit yang sangat iritatif (hiperiritabilitas) yang diinduksi, baik oleh stimuli imunologik maupun non-imunologik.

DERMATITIS AUTOSENSITISASI

Diagnosis

Umumnya dalam bentuk erupsi vesikular akut dan luas, sering berhubungan dengan ekzem kronis di tungkai bawah (dermatitis statis) dengan atau tanpa ulkus. Dapat pula terjadi pada dermatitis lain.

Kelainan muncul 1 sampai beberapa minggu setelah terjadinya peradangan lokal pertama (biasanya pada tungkai bawah), berupa erupsi akut yang tersebar simetris, sangat gatal, terdiri atas eritema, papul, dan vesikel.

Erupsi dapat mengenai lengan bawah, paha, tungkai bawah, batang tubuh, muka, tangan, leher, dan kaki (sesuai dengan urutan kekerapan kejadian).

Kelainan ini dapat menghilang bila penyakit utamanya disembuhkan.

Diagnosis ditegakkan bila tidak dapat dibuktikan bahwa suatu kelainan berupa erupsi akut papulovesikel yang tersebar (setelah adanya fokus inflamasi di suatu tempat) bukan disebabkan oleh dermatitis kontak alergi sekunder dan atau infeksi sekunder.

Tatalaksana

Bila lesi basah, dikompres.

Bila lesi cukup berat, diberikan Kortikosteroid sistemik.

Bila kelainan kulit ringan, diberikan Kortikosteroid topikal.

Antihistamin topikal.

Antibiotik peroral bila terdapat infeksi sekunder.


Top Related