Download - Ppt Mauk 1 Final
FRANSISCA ALVIONITA(406107020)
YOLANDA TEJA(406117027)
NINA APRIYANA(406117031)
MARIO SETIADI(406117067)
REYJEN(406117069)
Alasan dipilihnya An. AM dalam kunjungan kasus
kedokteran keluarga ini karena An. AM adalah salah
satu pasien gizi buruk dengan labiopalatoschizis di
wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Mauk yang telah
menjalani terapi pemulihan status gizi selama 2 tahun
sejak tahun 2010 namun belum menunjukkan
perkembangan signifikan. Keadaan gizi buruk ini
dikhawatirkan akan menyebabkan pertumbuhan dan
perkembangan pasien terhambat dan lebih jauh lagi
dapat menyebabkan kematian pada pasien.
Pernyataan Masalah
Buruknya status gizi pada pasien sehingga
menghambat pertumbuhan dan perkembangan
pasien disertai dengan adanya kelainan kongenital
labiopalatoschizis.
Pertanyaan Masalah 1. Apakah penyebab gizi buruk pada pasien?
2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya gizi buruk pada pasien?
3. Bagaimana pengaruh status gizi buruk dan labiopalatoschizis pada kondisi fisik pasien?
4. Bagaimana peran keluarga dalam upaya pengobatan pasien?
5. Bagaimana pengaruh lingkungan terhadap kondisi pasien?
6. Bagaimana alternatif jalan keluar untuk mengatasi masalah yang ada?
Tujuan Umum
Tercapainya peningkatan status gizi pasien
sehingga memungkinkan dikoreksinya
kelainan kongenital labiopalatoschizis supaya
tercapai pertumbuhan dan perkembangan
pasien yang optimal
Tujuan Khusus1. Diketahuinya penyebab gizi buruk pada pasien.
2. Diketahuinya faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya gizi buruk pada pasien.
3. Diketahuinya pengaruh status gizi buruk dan labiopalatoschizis pada kondisi fisik pasien.
4. Diketahuinya peran keluarga dalam upaya pengobatan pasien.
5. Diketahuinya pengaruh lingkungan terhadap kondisi pasien.
6. Diketahuinya alternatif jalan keluar untuk mengatasi masalah yang ada.
Nama Pasien : An. Abdul MalikNama kepala keluarga : Bpk. KaisinJenis kelamin : laki-lakiTempat/ tanggal lahir : Tangerang, 26 Juni 2008Umur : 4 tahun 2 bulanAgama : IslamSuku bangsa : SundaStatus pernikahan : belum menikah
Alamat: Marga Mulya RT. 01/ RW. 01, Kec. Mauk, Kab. Tangerang, Prov. Banten
Nama ayah : Tn. SugandaNama ibu : Ny. ErnaPekerjaan orang tua: buruh tetapPendidikan terakhir orang tua: SD
Sejak lahir An. AM memiliki kelainan bawaan bibir sumbing. Terdapat celah pada bibir, kedua sisi hidung, dan langit-langit mulut pasien (2 x3 cm). Kelainan ini menyebabkannya sulit menerima makanan yang diberikan. Sejak lahir tidak mengkonsumsi ASI, hanya susu formula. Mulai mendapat makanan padat sejak usia 2 bulan. Nenek An AM biasanya menyuapi menggunakan tangan.
• An AM juga sering rewel dan memiliki postur tubuh yang kurus dan pendek. Saat ini masih belum dapat berbicara dengan lancar maupun jalan tanpa dituntun sebagaimana yang seharusnya dapat dilakukan oleh anak seusianya.
• Kerap kali mengalami sakit batuk dan pilek. Dalam satu tahun, dapat mengalami 5-6 kali batuk dan pilek. Ketika sakit, hanya mendapat pengobatan tradisional berupa jamu dan ramuan dan juga obat-obatan warung. Pada tahun 2010, dibawa berobat pertama kali ke Puskesmas Kec. Mauk karena sakit batuk dan pileknya. Kemudian ditimbang dan diukur tinggi badannya, dan diketahui bahwa pasien masuk dalam kriteria anak dengan status gizi buruk.
• Tahun 2010 -2011, mendapat MP-ASI berupa biskuit dari Puskesmas Kecamatan Mauk.
• Tahun 2011, tidak berkunjung sehingga tidak mendapatkan MP-ASI.
• Sudah 2 kali dikonsulkan ke Sp. B dan Sp. A untuk dilakukan operasi bibir sumbing namun ditolak karena status gizi pasien yang buruk.
Penyakit Umur Penyakit Umur Penyakit Umur
Alergi - Difteri -Penyakit
Jantung-
Cacingan - Diare LupaPenyakit
Ginjal-
Demam
Berdarah
- Kejang -Penyakit
Darah-
Demam
Typhoid
- Kecelakaan - Radang Paru -
Otitis - Morbili - Tuberkulosis -
Parotitis - Operasi - Lainnya -
• Riwayat penyakit keluarga– penyakit jantung : Disangkal– darah tinggi : Disangkal– kencing manis : Disangkal– penyakit asma : Disangkal
Tidak ada anggota keluarga yang mengalami hal yang serupa dengan pasien.
• Riwayat LingkunganDi sekitar rumah pasien tidak ada tetangga yang terkena gizi buruk maupun labiopalatoschizis.
• Selama hamil, ibu pasien rutin memeriksakan kandungannya ke dukun beranak (>3 kali). Ibu pasien tidak minum vitamin selama kehamilan namun sering minum jamu, tidak pernah suntik TT, sesekali dipijat oleh dukun beranak. Riwayat trauma, riwayat tekanan darah tinggi, kencing manis, perdarahan disangkal.
• Kesan : pemeliharaan prenatal kurang baik.
• Bayi laki-laki lahir dari ibu G1 P0 A0, usia ibu saat kehamilan adalah 21 tahun, ibu hamil 40 minggu. Kemudian bayi lahir secara spontan oleh dukun beranak. Bayi lahir langsung menangis dan berwarna merah. BBL: 2500 gr, PBL: 53 cm, lingkar kepala dan lingkar dada pasien saat lahir tidak diketahui.
• Kesan : neonatus aterm, vigorous baby dengan labiopalatoschizis.
– Riwayat pertumbuhanBBL 2500 gr dan PBL 53 cm. Saat ini BB 6,6 kg dan PB 72, 9 cm.
– Riwayat perkembangan• Tersenyum : lupa (Normal: 2-3 bulan)• Tengkurap : 6 bulan (Normal: 6-9 bulan)• Duduk : 1 tahun (Normal: 6-9 bulan)• Berdiri : 1,5 tahun (Normal: 9-12 bulan)• Berceloteh : 1,5 tahun (Normal: 6 bulan)Saat ini anak berusia 4 tahun 2 bulan dan terdapat
gangguan dalam perkembangan verbal (belum bisa bicara dengan lancar).
• Kesan : pertumbuhan dan perkembangan terganggu.
• Keadaan umum : tampak sakit ringan, kurang aktif dengan status gizi buruk.
• Kesadaran : compos mentis• Status Generalis :
– Berat badan : 6,6 kg– Tinggi badan : 72,9 cm– Lingkar kepala : 43 cm– Lingkar lengan atas : 11 cm– Status gizi : BB/ TB < -3 SD (gizi
buruk)– Heart rate : 80 x/menit– Suhu : 36 0C– Pernapasan : 50 x/menit– Usia klinik : tidak sesuai
• Hidung :Bentuk hidung abN, ada kelainan kongenital, tidak terdapat septum nasi, sekret (-/-), nafas cuping hidung (-).
• Mulut – Bibir : Kering (-), bibir sianosis (-), trismus (-),
labiopalatoschizis (+). – Gusi : tidak tampak perdarahan.– Tonsil : T1-T1 tidak hiperemis, detritus
tidak melebar. – Faring : Arkus faring sulit dinilai, faring
hiperemis (-), tidak ada uvula.
Pemeriksaan lain dalam batas normal.
• Pemeriksaan tambahan: -• Diagnosis Kerja
Status gizi buruk dengan labiopalatoschizis.
• Diagnosis Banding : -• Terapi yang telah diberikan
– Non farmakologis :• Pemberian MPASI rutin setiap bulan.• Edukasi terhadap keluarga agar
pasien dirawat inap di Puskesmas Kecamatan Mauk.
– Farmakologis : • Multivitamin (Calcidol sirup).
No. Nama L/P Usia (thn) Hubungan dengan
Kepala Keluarga
Pendidikan
terakhir
Pekerjaan Agama Status
Pernikahan
Hubungan
dengan
Pasien
1. Tn. K L 70 thn kepala keluarga tidak sekolah Petani Islam menikah kakek
2. Ny. K P 65 thn Istri tidak sekolah ibu rumah
tangga
Islam menikah nenek
3. Tn. S L 34 thn Anak SD buruh tetap Islam menikah ayah
4. An. AM L 4 thn 2 bulan Cucu belum
sekolah
belum
bekerja
Islam tidak
menikah
pasien
NO NAMA BCG DPT POLIO CAMPAK
HEPATITIS B
1. Tn. K
- - - - -
2. Ny. K
- - - - -
3. Tn. S
+ + + + +
4. An. AM
+ + + + +
Anggota keluarga yang meninggal dunia yaitu:
Ny. C (bibi pasien) ketika umur 40 tahun tahun karena tumor di leher.
Nn. E (sepupu pasien) ketika umur 25 tahun karena kecelakaan.
An. N (sepupu pasien) ketika umur 1,5 tahun karena kejang.
An. Ng (sepupu pasien) ketika umur 2 tahun karena kejang.
Ayah pasien buruh tetapIbu pasien TKW di Arab Saudi, memberikan tunjangan per bulan pada pasien.Kakek dan nenek pasien tidak aktif bekerja dan menggantungkan pendapatan dari ayah pasien.
Penghasilan rata-rata adalah :Tn. S : Rp 840.000Ny. E : Rp 20.000,- + Rp 860.000,-
Perkiraan pengeluaran selama sebulan :Untuk makanan : Rp 600.000,-Untuk listrik : Rp 50.000,-Untuk air minum : Rp 15.000,-Untuk transportasi : Rp
40.000,- lain-lain : Rp 100.000,-
+Total seluruh pengeluaran : Rp 805.000,-
kesan : sosio ekonomi menengah ke bawah.
III.6. Pola berobat pasien dan keluargaAn. AM dan keluarganya biasa membeli obat
warung atau berobat ke Puskesmas bila sakit.
III.7. Pola makan sehari-hariIII.7.1. Kebiasaan makan III.7.1.1. Kebiasaan makan Tn. K
kebutuhan energi Tn. K: (66,6 + (13,75 x55)+(5x164)-(6,8x70) x 1,2 = 1400 kkalkarbohidrat: 840gram ,protein: 210 gram,lemak: 350 gram
jenis makanan kalori (kkal) karbohidrat(g) protein (g) lemak(g)pagi
nasi 100 g
tempe 50 g
minyak goreng 5 g
174,5
80
44,3
39,45
6,35
0
3,4
9,15
0,25
0,35
2
4,9
siang
nasi 200 g
labu siam 70g
minyak goreng 10g
teri kering 50g
minyak goreng 10 g
349
25
88,6
80
88,6
78,9
5,4
0
0
0
6,8
0,5
0,5
16,5
0,5
0,7
0,08
5
1,45
5
malam
nasi 200 g
labu siam 70g
minyak goreng 10g
teri goreng 50
minyak goreng 10g
349
25
88,6
80
88,6
78,9
5,4
0
0
0
6,8
0,5
0,5
16,5
0,5
0,7
0,08
10
1,45
10
total 1561 214,4 62,4 31,71
Kesan: pola makan Tn K sesuai dengan kebutuhan gizinya
Tabel 3.1 pola makan sehari-hari Tn K
III.7.1.2. Kebiasaan makan Ny. Kkebutuhan energi Ny. K: (655
+(99,6x60)+(1,8x150)-(4,7x65))x1,2 = 1434 kkalkarbohidrat: 860g, protein: 215 g, lemak: 358g
jenis makanan kalori (kkal) karbohidrat(g) protein (g) lemak(g)pagi
nasi 100 g
tempe 50 g
minyak goreng 5 g
174,5
80
44,3
39,45
6,35
0
3,4
9,15
0,25
0,35
2
4,9siang
nasi 200 g
labu siam 70g
minyak goreng 10g
teri kering 50g
minyak goreng 10 g
349
25
88,6
80
88,6
78,9
5,4
0
0
0
6,8
0,5
0,5
16,5
0,5
0,7
0,08
5
1,45
5malam
nasi 200 g
labu siam 70g
minyak goreng 10g
teri goreng 50
minyak goreng 10g
349
25
88,6
80
88,6
78,9
5,4
0
0
0
6,8
0,5
0,5
16,5
0,5
0,7
0,08
10
1,45
10
total 1561 214,4 62,4 31,71
Tabel 3.2 pola makan Ny K
Kesan: pola makan Ny K sesuai dengan kebutuhan gizinya
III.7.1.3 Kebiasaan makan Tn. Skebutuhan energi Tn. S: (66,6 + (13,75 x
63)+(5x167)-(6,8x70) x 1,55 = 2000 kkalkarbohidrat: 1425g, protein: 356 g, lemak: 593g
jenis makanan kalori (kkal) karbohidrat(g) protein (g) lemak(g)
pagi
nasi 300 g
tempe 50 g
minyak goreng 5 g
523,5
80
44,3
118,35
6,35
0
10,2
9,15
0,25
1,4
2
4,9siang
nasi 300 g
labu siam 70g
minyak goreng 10g
teri kering 50g
minyak 10 g
523,5
25
88,6
80
88,6
118,35
5,4
0
0
0
10,2
0,5
0,5
16,5
0,5
1,4
0,08
10
1,45
10malam
nasi 300 g
labu siam 70g
minyak goreng 10g
teri goreng 50
minyak goreng 10g
523,5
25
88,6
80
88,6
118,35
5,4
0
0
0
10,2
0,5
0,5
16,5
0,5
1,4
0,08
10
1,45
10total 2259,2 372,2 77 53,76
Tabel 3.3 pola makan Tn S
Kesan: pola makan Tn S sesuai dengan kebutuhan gizinya
III.7.1.4. Kebiasan makan An. AMkebutuhan energi An AM: 6,6x100 = 660 kkalkarbohidrat: 396 gram, protein: 99 gram, lemak:
165 gram
jenis makanan energi(kkal) karbohidrat(g) protein(g) lemak(g)
pagi
nasi 20g
labu siam 30g
minyak 2 g
34,9
10,5
17,72
7,89
2,35
0
0,68
0,2
0,01
0,07
0,03
1,96siang
biskuit PMT 6 keping 210 40 5 2sore
nasi 20g
ikan teri 20g
minyak 2 g
34,9
31,8
17,72
7,89
0
0
0,68
6,66
0,01
0,07
0,58
1,96total 357,5 58,13 13,24 6,67
Tabel 3.4 pola makan An AM
Kesan: pola makan An AM tidak sesuai dengan kebutuhan gizinya
III.7.2. Kebiasaan minumSumber air minum pasien membeli dari PAM.III.7.3. Kebiasaan penggunaan airKebutuhan air untuk keperluan mandi diambil
dari air sumur galian.Kualitas air sumur galian:Makroskopik:
warna : beningbau : tidak berbaurasa : asinkotoran : tidak ada
III.8.1. PerumahanStatus rumah : Rumah pribadiLokasi rumah : Terletak di samping jalan.
Jalan menuju rumah dapat dilewati oleh mobil, letak rumah pasien dan tetangga saling berdekatan, jauh dengan tempat pembuangan sampah, dekat dengan ternak ayam.
Kondisi bangunanLuas bangunan : 75 m2 (7,5 m x 10 m).Luas tanah : 75 m2 (7,5 m x 10 m).Jumlah Ruangan : 7 ruangan, terdiri atas 1
ruang tamu, 2 kamar tidur, 2 gudang, 1 dapur, 1 kamar mandi.
Dinding rumah : Terbuat dari tembok.Atap rumah : Terbuat dari genting.Langit-langit : Terbuat dari anyaman
bambu. Lantai rumah : Terbuat dari keramik
dan semen.
Jumlah orang dalam rumah : 4 orang.Jumlah keluarga dalam rumah : 1
keluarga.Alat kesejahteraan keluarga di rumah
Di dalam rumah terdapat 1 buah televisi, 1 buah kipas angin, 2 lemari baju, 1 penanak nasi dan 1 tungku kompor.
III.8.2. VentilasiVentilasi rumah terdiri dari :Pintu : 0,8 m x 2 m = 1,6 m2
Jendela : 0,5m x 1,5 m = 0,75 m2
x7=5,25 m2
Lubang angin : 0,25 x 0,8 = 0,2 m2
Total ventilasi : 7,05 m2Persentase : 7,05 m2 / 75 m2 x 100% =
9,4 %ventilasi rumah pasien tergolong dalam kriteria kurang.
III.8.3. PencahayaanPencahayaan rumah kurang karena sinar matahari masuk hanya ke ruang tamu dan kamar tidur. Sebaliknya gudang maupun dapur tidak mendapatkan cahaya sinar matahari. Sedangkan pada sore dan malam hari menggunakan lampu listrik.
III.8.4. Pembuangan tinjaJamban berjarak 13 meter dari rumah. Jenis jamban yang digunakan adalah overhung latrine (jamban empang). Jarak dari sumur ke jamban 15 meter
III.8.5. Kamar mandiKamar mandi terpisah dari jamban. Lantai kamar mandi terbuat dari semen.
III. 8. 6. Pembuangan sampahSampah setiap hari dibuang di tempat pembuangan sampah yang berada di depan rumah pasien. Air kotor bekas cucian langsung dibuang ke saluran pembuangan.
III.8.7. Halaman rumahDi depan rumah pasien terdapat tanah kosong.
Sulit makanRewelBB dan TB pasien yang tidak bertambah
sesuai dengan usianya
PENATALAKSANAAN TANGGAL INTERVENSI & FOLLOW UP
HASIL INTERVENSI
Farmakologis:Multivitamin untuk meningkatkan nafsu makan
I: 10 Sept 2012FU: 11-15 Sept 2012
Ps mengkonsumsi multivitamin scr teraturTdp perubahan nafsu makan ps
Non Farmakologis:Memotivasi keluarga untuk lebih memperhatikan pasien
I: 10 Sept 2012FU: 15 Sept 2012
Kakek, nenek, ayah ps lebih memperhatikan ps
AKSIS II (Klinis)•Gizi buruk dengan labiopalatoschizis
PENATALAKSANAAN TANGGAL INTERVENSI & FOLLOW UP
HASIL INTERVENSI
Non Farmakologi:•Menggunakan alat bantu makan berupa dot bersendok
•Edukasi keluarga tg cara pengolahan makanan yang baik
•Mengawasi kepatuhan makan untuk mencapai BB optimal
I: 10 Sept 2012FU: 11-15 Sept 2012
I: 10 Sept 2012FU: 11-15 sept 2012
I: 10 Sept 2012FU: 11-15 Sept 2012
Ps telah menggunakan dot bersendok mudah konsumsi makanan asupan >
Keluarga ps mampu mengolah F75, F100, promina sesuai edukasi
Ps menghabiskan seluruh formulasi makanan yang diberikan
PENATALAKSANAAN TANGGAL HASIL INTERVENSI
•Memantau peningkatan BB dan TB pasien
•Pemberian Formula F75 3x200 cc dan bubur promina 2x25 mg/hari pada hari 1 dan 2 serta F 100 4x200 cc dan bubur promina 2x25 mg/hari pada hari 3-6
•Merencanakan terapi pembedahan palatoschizis
I: 10 Sept 2012FU: 11-15 Sept 2012
I: 10 Sept 2012FU: 11-15 Sept 2012
-
Terjadi peningkatan BB pasien
Klrg ps memberikan:F75 3x200 cc dan promina 2x25 mg (hari 1 dan 2)F100 4x200cc dan promina 2x25 mg (hari 3-6)-
Tanggal Intervensi BB TB
10 September 2012 6,6 kg 72,9 cm
11 September 2012 6,6 kg 72,9 cm
12 September 2012 6,7 kg 72,9 cm
13 September 2012 6,8 kg 72,9 cm
14 September 2012 6,9 kg 72,9 cm
15 September 2012 7,0 kg 72,9 cm
PENATALAKSANAAN TANGGAL HASIL INTERVENSI
Edukasi terhadap keluarga pasien untuk mengawasi pasien untuk tidak memasukkan tangan ke dalam mulut
I: 10 Sept 2012FU 15 Sept 2012
Keluarga sudah mengawasi pasien agar tidak memasukkan tangan ke dalam mulut
Kurangnya perhatian dari keluargaTidak mampu berinteraksi dengan orang sekitarSosial sosial dan ekonomi kalangan menengah kebawahKeluarga bergantung pada penghasilan ayah (buruh
tetap)Tingkat pendidikan dan pengetahuan rendahVentilasi kurangLantai dapur masih berupa tanahLangit-langit terbuat dr anyaman bambu dan banyak
bag berlubangAyah perokok
PENATALAKSANAAN TANGGAL HASIL INTERVENSI
•Memotivasi klrg ps untuk mendorong ps berinteraksi dg org sktr
•Memberi edukasi pd ayah dan kakek ps mengenai bahaya rokok dan menyarankan merokok di luar rumah
I: 10 Sept 2012FU: 15 sept 2012
I: 10 Sept 2012FU: 15 Sept 2012
Klrg ps mulai membawa ps untuk berinteraksi dg org sktr
Kakek dan ayah ps terlihat mulai merokok di luar rumah
PENATALAKSANAAN TANGGAL HASIL INTERVENSI
•Menyarankan nenek ps cuci tangan seblm memberi mkn ps
•Menyarankan klrg ps utk membersihkan rumah
•Menyarankan klrg ps utk membuka jendela t.u. pagi hari
I: 10 Sept 2012FU: 15 Sept 2012
I: 10 Sept 2012FU: 15 Sept 2012
I: 10 Sept 2012FU: 15 Sept 2012
Nenek ps sudah mencuci tangan sebelum memberi makan psKlrg ps sudah terlihat membersihkan rumahnya
Klrg ps sudah membukan jendela pada pagi hari
Terbatas dalam melakukan kegiatan sehari-hari
Diharapkan dengan mengikuti intervensi yang diberikan, diperoleh perbaikan dari segi klinis, perilaku, psikososial dan fungsional
Gizi buruk:Ad vitam: dubia ad
malamAd functional: dubia
ad malamAd sanational: dubia
ad malam
LabiopalatoschizisAd vitam: dubia ad
bonamAd functionam:
dubia ad malamAd sanational: dubia
ad bonam
Penyebab gizi buruk pada pasien adalah kurangnya asupan nutrisi pada pasien
Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya gizi buruk pada pasien adalah:Adanya kelainan bawaan berupa
labiopalatoschizis yang menyebabkan kesulitan makan pada pasien
Kurangnya perhatian dari keluarga pasien mengenai asupan nutrisi pada pasien
Rendahnya pengetahuan keluarga pasien mengenai perilaku hidup bersih dan sehat
Status gizi buruk pasien yang disebabkan karena asupan yang kurang berpengaruh terhadap rentannya pasien terhadap infeksi (batuk, pilek) yang mengakibatkan pasien menjadi rewel serta gangguan tumbuh kembang. Asupan yang kurang ini juga dipengaruhi salah satunya oleh keadaan labiopalatoschizis yang mengakibatkan pasien sulit makan. labiopalatoschizis juga mengakibatkan pasien sulit bicara
Peran keluarga dalam upaya pengobatan pasien adalah keluarga pasien menaati anjuran-anjuran yang diberikan dalam upaya pengobatan pasien
• Pengaruh lingkungan terhadap kondisi pasien adalah kurangnya pencahayaan pada rumah, rumah yang kotor, paparan asap rokok, dapur dan gudang yang lembab, banyak serangga di dalam rumah, keadaan rumah tidak rapih (barang berserakan), jendela rumah selalu tertutup, lantai rumah kotor dan jarang dibersihkan sehingga menyebabkan pasien makin rentan terkena penyakit lain seperti batuk dan pilek
Alternatif jalan keluar untuk mengatasi masalah yang ada adalah:Multivitamin untuk meningkatkan nafsu makanMemotivasi keluarga untuk lebih memberi
perhatian kepada pasienMenggunakan alat bantu makan berupa dot
bersendok.Edukasi keluarga tentang cara pengolahan makan
yang baik dan benar.Rencana tatalaksana gizi: Pemberian formula F75
3 x 200 cc dan bubur promina 2x1/hari pada hari 1 dan 2, dilanjutkan dengan pemberian formula F100 4x200 cc dan bubur promina 2x1/ hari pada hari 3-6.
– Mengawasi kepatuhan makan untuk mencapai berat badan yang optimal.
– Memantau peningkatan berat badan dan tinggi badan pasien.
– Edukasi terhadap keluarga pasien untuk mengawasi pasien sehingga pasien tidak memasukkan tangan ke dalam mulut serta mencuci tangan lebih sering.
– Memotivasi keluarga pasien untuk mendorong pasien berinteraksi dengan orang sekitar.
– Memberi edukasi pada kakek dan ayah pasien mengenai bahaya merokok dan menyarankan kakek dan ayah pasien untuk merokok di luar rumah.
– Menyarankan nenek pasien untuk mencuci tangan sebelum memberi makan pasien
– Menyarankan keluarga pasien untuk membersihkan rumah.
– Menyarankan keluarga pasien untuk membuka jendela rumah terutama pada pagi hari.
• Membawa pasien untuk pemantauan status gizi pasien ke poliklinik gizi di puskesmas secara rutin.
• Melakukan anjuran perilaku hidup bersih dan sehat sebagaimana yang dianjurkan.
• Lebih memperhatikan asupan gizi pada pasien.
• Memotivasi pasien untuk bergaul dengan teman-teman sebayanya.
Tetap memantau pasien agar status gizi pasien terjaga
Tetap memantau keluarga dan lingkungan pasien dalam mendukung proses penyembuhan pasien
Merencanakan intervensi bedah kepada pasien ketika berat badan pasien telah memenuhi persyaratan
• Azwar A. (1996). Pengantar administrasi kesehatan, Edisi ketiga, Binarupa Aksara, Jakarta
• Dinas Kesehatan. (2011 – last update). Profil kesehatan kabupaten tangerang 2010, Available from: http://www.dinkes.bantenprov.go.id/files/10isi-profil-dinkes-kab.tangerang-2010.pdf (Accessed: 2011)
• Puskesmas Mauk. (2012). Profil kesehatan kecamatan mauk 2011, Puskesmas Mauk, Tangerang
• Soesanto E. (2008, Oktober – last update). ‘Perbedaan tingkat pengetahuan ibu balita tentang gizi buruk sebelum dan setelah dilakukan pendidikan kesehatan di puskesmas mranggen II mranggen demak, Available from: http://jurnal.unimus.ac.id/index.php/FIKkeS/article/view/229/238 (Accessed: 2008, Oktober)
• Supit L, Theddeus OH. (2008, Desember – last update). ‘Cleft lip and palate review: epidemiology, risk factors, quality of life, and importance of classifications’, Available from: http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/17408226239.pdf (Accessed: 2008, Desember)