POB Pencegahan Resiko Stunting melalui Program PAMSIMAS | 1
d
POB Pencegahan Resiko Stunting melalui Program PAMSIMAS | ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................................................................................. ii
PENDAHULUAN ........................................................................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................................................................... 1
1.2 Tujuan Penyusunan POB Pencegahan Resiko Stunting dalam PAMSIMAS ............................... 1
1.3 Pengertian Stunting .......................................................................................................................................... 1
1.4 Dasar Kebijakan dan Indikator keberhasilan pencegahan resiko stunting melalui
PAMSIMAS ............................................................................................................................................................ 2
1.5 Sasaran Program Pencegahan Risiko Stunting dalam PAMSIMAS ................................................ 3
KEGIATAN PENCEGAHAN RISIKO STUNTING DALAM SIKLUS PAMSIMAS ............................... 5
2.1 Kegiatan Persiapan ........................................................................................................................................... 7
2.2 Kegiatan Perencanaan ..................................................................................................................................... 9
2.3 Kegiatan Pelaksanaan .................................................................................................................................... 14
2.4 Pelaksanaan Kegiatan Pencegahan Risiko Stunting dalam PAMSIMAS .................................... 15
2.5 Kegiatan Keberlanjutan ................................................................................................................................. 21
PEMANTAUAN KEGIATAN DALAM PENCEGAHAN RISIKO STUNTING ...................................... 30
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................................................. 31
POB Pencegahan Resiko Stunting melalui Program PAMSIMAS | 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
PAMSIMAS berkontribusi pada penurunan angka stunting melalui penyediaan sarana air
minum dan sanitasi di seluruh Desa intervensi, dengan target prioritas pelayanan kepada
warga yang berpotensi terkena stunting. Ketersediaan akses air minum yang aman dan
sanitasi yang layak merupakan kunci untuk mencegah paparan beragam penyakit berbasis
lingkungan yang menjadi penyebab terjadinya diare, cacingan, infeksi saluran pernafasan, dan
stunting.
PAMSIMAS berkomitmen untuk semua lokasi Desa dampingannya, akan melakukan upaya
pencegahan risiko stunting. Desa prioritas intervensi pencegahan risiko stunting pada
PAMSIMAS meliputi Desa regular PAMSIMAS dan desa prioritas stunting yang dikeluarkan
oleh menko PMK, yaitu 1600 desa stunting (prioritas tahun 2018 dan 2019) maupun desa
stunting dari usulan daerah (desa stunting pada tahun 2020 dst) yang mengajukan minat
menjadi desa PAMSIMAS. Kelompok sasaran utama dalam program ini adalah kelompok
rentan yang memiliki risiko tinggi risiko stunting, yaitu keluarga yang memiliki ibu hamil atau
anak dengan usia 1000 Hari Pertama Kelahiran (HPK).
Indikator orang atau Rumah Tangga yang berisiko stunting akan ditentukan berdasarkan
kriteria lokal yang mencakup unsur-unsur generik seperti gizi buruk, tingkat kemiskinan,
akses terhadap air minum dan sanitasi, dan risiko diare atau penyakit terkait air (water borne
desease), serta perilaku hidup bersih dan sehat. PAMSIMAS akan menggunakan kriteria atau
daftar kelompok rentan yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten sebagai
dasar untuk menentukan target intervensi.
1.2 Tujuan Penyusunan POB Pencegahan Resiko Stunting dalam PAMSIMAS
Prosedur Operasional Baku (POB) Pencegahan risiko Stunting melalui PAMSIMAS digunakan
untuk memberikan acuan atau arahan dalam pelaksanaan tekhnis kegiatan bagi:
a. Tim Fasilitator Masyarakat paham pelaksanaan kegiatan pencegahan risiko stunting
melalui PAMSIMAS dengan menuangkan semua kegiatan pencegahan resiko stunting
dalam RKM 100 untuk terwujudnya akses 100% dalam penyediaan air minum dan sanitasi
baik perubahan perilaku melalui STBM maupun terbangun sarana sanitasi.
b. Para pelaku PAMSIMAS paham peran dan tugasnya untuk mendukung upaya pencegahan
risiko stunting.
1.3 Pengertian Stunting
Menurut WHO, stunting adalah hambatan tumbuh kembang anak yang disebabkan oleh
kekurangan gizi secara kronis, infeksi penyakit yang berulang dan kurangnya stimulasi
psikososial (psychosocial stimulation). Stunting terjadi mulai dari dalam kandungan dan baru
terlihat saat anak berusia dua tahun atau masa 1000 hari pertama, dimana anak secara fisik
terlihat lebih pendek daripada anak lain seumurnya.
Stunting dan kekurangan gizi lainnya yang terjadi pada 1000 HPK di samping berisiko pada
hambatan pertumbuhan fisik dan kerentanan anak terhadap penyakit, juga menyebabkan
hambatan perkembangan kognitif yang akan berpengaruh pada tingkat kecerdasan dan
produktivitas anak di masa depan. Stunting dan masalah gizi lain diperkirakan menurunkan
POB Pencegahan Resiko Stunting melalui Program PAMSIMAS | 2
produk domestik bruto (PDB) sekitar 3% per tahun.1 Selain kekurangan gizi, faktor lainnya
adalah lingkungan buruk terkait air minum dan sanitasi.
Jika terjadi pada anak usia dini dapat meningkatkan angka stunting yang berdampak pada:
kematian bayi dan anak, mudah terkena sakit, memiliki postur tubuh tidak maksimal saat
dewasa, dan tidak memiliki kemampuan kognitif, intelektual yang memadai, terhambatnya
kemampuan motorik, produktivitas rendah sehingga tidak saja mengakibatkan kerugian bagi
individu terkait dengan peningkatan risiko penyakit degeneratif di masa mendatang, maupun
rentan obesitas, serta kerugian sosial ekonomi jangka panjang bagi negara.
1.4 Dasar Kebijakan dan Indikator keberhasilan pencegahan resiko stunting melalui
PAMSIMAS
Berdasarkan Berbagai studi yang dilakukan oleh WHO, UNICEF, World Bank, dan dari
kalangan akademisi menemukan bahwa ketersediaan akses air minum yang aman dan sanitasi
yang layak merupakan kunci untuk mencegah paparan penyakit-penyakit berbasis lingkungan
yang menjadi penyebab terjadinya diare, cacingan, infeksi saluran pernafasan, dan kejadian
infeksi berulang yang berakibat pada stunting. Studi Lancet (2008) menemukan bahwa
intervensi spesifik hanya mendukung 20% upaya pencegahan/penurunan stunting, sementara
intervensi sensitif berkontribusi hingga 80%. PAMSIMAS sejalan dengan salah satu upaya
intervensi pencegahan risiko stunting secara sensitif, yakti terkait dengan penyediaan air
minum aman, penyediaan sanitasi layak serta perubahan perilaku hidup bersih dan sehat.
Peran PAMSIMAS dalam pencegahan resiko stunting merupakan bagian intervensi sensitive
yaitu pemenuhan penyediaan air minum, sanitasi serta terwujudnya perubahan perilaku 5
Pilar STBM, yaitu:
a. Menciptakan kesadaran masyarakat, KKM dan KP-SPAMS dan pemerintah Desa tentang
pentingnya akses ke air minum, sanitasi dan berperilaku hidup bersih sehat untuk
mencegah risiko stunting
b. Memastikan Perencanaan masyarakat (RKM) 100% dan PJM Pro aksi yang difasilitasi
PAMSIMAS, menjadi langkah awal kolaborasi penganggaran tingkat Desa untuk
mendukung kegiatan pencegahan resiko stunting dengan memanfaatkan berbagai
potensi pendanaan yang tersedia. Contohnya adalah mengawal Permendes nomor 16
1 World Bank. (2014). Better Growth Through Improved Sanitation and Hygiene Practices. WB: Indonesia.
PAMSIMAS
PROGRAM INTERVENSI SENSITIF
Air Bersih, sanitasi, dan cuci
tangan pakai sabun
Kesehatan
Lingkungan Pengujian Kualitas air minum
Penerapan pilar lain (pangan
aman sehat, pengamanan
sampah, dan limbah cair
rumah tangga)
Remaja putri, bumil, busui berakses ke air
bersih dan sanitasi
Baduta: Diare (-)
Gizi Buruk (-) Kecacingan (-)
INDIKATOR OUTCOME
POB Pencegahan Resiko Stunting melalui Program PAMSIMAS | 3
tahun 2018 hal 6 pasal 10 yang menyebutkan bahwa alokasi dana Desa diprioritaskan
untuk pemenuhan penyediaan air minum dan sanitasi di masyarakat.
c. Memastikan ada penguatan kapasitas dari berbagai pelatihan yang disediakan untuk
membantu Desa dalam mengoptimalkan upaya pencegahan stunting.
d. Memastikan kelompok rentan/ resiko stunting menjadi prioritas penerima:
1. Sambungan rumah (SR).
2. Sarana Kran/Hidran Umum.
3. Sarana Jamban Layak
4. Sarana Cuci Tangan (SCT).
5. Air yang dikonsumsi teruji kualitasnya (pengujian kualitas air) serta perilaku
pengelolaan pangan aman.
6. Sarana dan perilaku pengelolaan sampah (pembuangan, pemilahan) di rumah
tangga
7. Sarana pengelolaan limbah cair (non kasus) tingkat Rumah Tangga.
Alokasi anggaran BLM PAMSIMAS hanya prioritas untuk penyediaan SAM, sarana
jamban sehat dan cuci tangan di sekolah, serta pengujian kualitas air. Sedangkan
pengembangan SAM, Sanitasi di masyarakat baik jamban maupun penunjang 4 pilar
lainnya menggunakan kolaborasi anggaran dari pendanaan lainnya yang tertuang dalam
RKM 100%.
e. Penerapan intervensi lima pilar STBM:
1. Upaya peningkatan akses jamban aman
2. Fasilitasi penyediaan sarana CTPS dan perubahan perilakunya.
3. Fokus pada pengujian kualitas air dan perilaku mengamankan air minum dan
makanan Rumah Tangga.
4. Fasilitasi pengelolaan sampah Rumah Tangga sederhana dan perubahan
perilakunya
5. Fasilitasi pengelolaan limbah cair Rumah Tangga dan perubahan perilakunya.
Indikator keberhasilan pencegahan stunting melalui PAMSIMAS adalah:
a. Jumlah RKM dan PJM Proaksi dengan memprioritaskan masyarakat risiko stunting
sebagai sasaran penerima manfaat melalui berbagai sumber pembiayaan
b. Jumlah tambahan orang rentan (ibu hamil dan anak dibawah usia 1000 hari) yang
berisiko stunting memiliki akses ke sarana air minum dan sanitasi yang lebih baik
c. Jumlah Desa prioritas stunting yang terintervensi program pencegahan stunting dan
mempraktikkan perilaku hidup bersih sehat dengan penerapan 5 pilar STBM.
1.5 Sasaran Program Pencegahan Risiko Stunting dalam PAMSIMAS
Sasaran program pencegahan risiko stunting meliputi:
a. Sasaran desa
1. Desa PAMSIMAS (desa baru maupun desa keberlanjutan/pasca), dengan
menggunakan RKM 100% mewujudkan tercapainya 100% air minum dan sanitasi
(perubahan perilaku dan terbangun sarana)
2. Desa Prioritas Stunting
Daftar Desa stunting yang berada di 260 kabupaten prioritas stunting hingga tahun
2020.2, otomatis menjadi sasaran intervensi PAMSIMAS, diluar 5000 Desa baru,
2 Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional Nomor 15 Tahun 2018 tentang Pemutakhiran Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2019
POB Pencegahan Resiko Stunting melalui Program PAMSIMAS | 4
dengan syarat Desa stunting tersebut; bukan merupakan Desa pasca PAMSIMAS dan
bersedia mendapat intervensi PAMSIMAS.
Daftar Desa stunting tahun 2018 dan 2019 berdasarkan list desa yang dikeluarkan oleh
menko PMK sedangkan desa stunting tahun 2020 berdasarkan hasil rembuk aksi
konvergensi di masing-masing kabupaten.
Mekanismenya:
1. CPMU akan bersurat ke Bupati di kabupaten prioritas stunting terkait surat
peminatan dan kesediaan Desa menerima intervensi program PAMSIMAS dengan
segala ketentuannya.
2. Bupati bersurat ke CPMU dengan melampirkan daftar desa lokus/prioritas stunting
yang menyatakan bersedia dan berminat, maka otomatis masuk menjadi sasaran
intervensi program PAMSIMAS 3. Jika Bupati tidak bersedia karena Desa tersebut sudah tergarap dengan APBD atau
mitra lainnya menuju pencapaian 100% air minum, sanitasi dan perubahan perilaku
maka Bupati bersurat ke CPMU tentang hal tersebut.
b. Sasaran Intervensi
Prioritas sasaran diutamakan masyarakat dengan risiko stunting tinggi dan masyarakat
yang memiliki anak stunting dengan akses terhadap air minum dan sanitasi masih rendah.
Sasaran layanan program intervensi pencegahan risiko stunting dalam PAMSIMAS adalah:
1. Remaja putri yang masuk masa reproduksi.
2. Ibu hamil.
3. Anak usia dibawah dua tahun /baduta (usia 0-2 tahun /1000 HPK-Hari Pertama
Kehidupan).
POB Pencegahan Resiko Stunting melalui Program PAMSIMAS | 5
KEGIATAN PENCEGAHAN RISIKO STUNTING DALAM SIKLUS
PAMSIMAS
Upaya pencegahan Risiko Stunting dalam Pamsimas menitikberatkan pada upaya memperkuat
intervensi Pamsimas untuk menyediakan sarana air minum dan sanitasi kepada Rumah Tangga
risiko stunting atau kelompok rentan serta perubahan perilaku (hygiene sanitasi).
Secara garis besar, pelaksanaan pencegahan risiko stunting dalam Pamsimas meliputi beberapa
kegiatan berikut:
a. Persiapan
Merupakan beberapa tahapan kegiatan dalam rangka mempersiapkan sasaran dan berbagai
komponen yang mendukung kegiatan Pamsimas.
b. Perencanaan
Tahapan kegiatan yang memastikan kebutuhan masyarakat sudah terakomodasi dalam
bentuk dokumen perencanaan.
c. Pelaksanaan
Realisasi beragam kegiatan yang betujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sesuai
dengan dokumen perencanaan yang telah tersusun.
d. Keberlanjutan
Upaya dalam mempertahankan capaian dan hasil kegiatan/ intervensi program Pamsimas
yang sudah cukup baik dan mempersiapkan peningkatan serta pengembangannnya.
POB Pencegahan Resiko Stunting melalui Program PAMSIMAS | 6
1. Pemicuan Perubahan Perilaku
(Pemicuan Stop BABS)
5. Kualitas Air Pra Konstruksi
2). Pembangunan
SAM Masyarakat
4). Promosi Kesehatan
6). Pengawasan
Pelaksanaan Kegiatan D. Monitoring
Berkala
2. IMAS Tahap II
3. Penyusunan Review
PJM Pro Aksi
4. Penyusunan RKM 100%
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Gambar 2.1 Kegiatan Intervensi pencegahan resiko stunting dalam Siklus Pamsimas
PERSIAPAN P E R E N C A N A A N P E L A K S A N A A N K E B E R L A N J U T A N
a. Sosialisasi Tingkat Kab.
b. Sosialisasi Tingkat desa
c. Penyiapan Kader AMPL
d. IMAS tahap 1
TAHUN X-1, BULAN TAHUN X+1 TAHUN X, BULAN
PENYUSUNAN RKM
1). Pelatihan Tingkat
Masyarakat 3). Pembangunan
SS Sekolah
B. Penguatan Pasca
Pemicuan
- Pleno Pasca Pemicuan
- Kampanye/ Promosi Kesehatan
- Verifikasi STBM
5). Uji Kualitas Air
Pasca Konstruksi
A. Pemicuan STBM - Pemicuan Stop BABS
Lanjutan - Pemicuan 5 Pilar STBM
C. Pengujian Kualitas
Air Berkala
KEGIATAN PENCEGAHAN RESIKO STUNTING DALAM SIKLUS
PAMSIMAS
IMAS 2
POB Pencegahan Resiko Stunting melalui Program PAMSIMAS | 7
2.1 Kegiatan Persiapan Berikut ini uraian kegiatan upaya pencegahan risiko stunting di tahap persiapan program PAMSIMAS
NO KEGIATAN TUJUAN HASIL YG DIHARAPKAN PELAKU PERAN WAKTU 1 Sosialisasi Tingkat
Kabupaten
Membangun komitmen
pelaku PAMSIMAS dalam
pencegahan risiko stunting,
yaitu dengan tercapainya
100% akses air minum,
sanitasi dan perubahan
perilaku masyarakat hidup
bersih dan sehat dengan
penerapan 5 pilar STBM.
OPD pelaku PAMSIMAS dan
desa memahami ruang
lingkup pencegahan stunting
serta dukungan peran dan
kontribusi dalam pencegahan
risiko stunting (contoh
penyiapan anggaran
kegiatan, kebijakan, tim kerja,
dll).
Tim Pakem - Menentukan lokasi dan waktu kegiatan
- Mempersiapkan undangan dan materi
sosialisasi
- Penanggungjawab keseluruhan
kegiatan soskab
- Memastikan ketersediaan dan kesiapan
data penunjang
1 hari /
Bulan
Januari
Dinas Kesehatan Mempersiapkan materi dan data stunting
District
Consultant /DC
Memberikan dukungan teknis terkait
dengan kesiapan data-data kegiatan dan
capaian serta membantu proses kegiatan
sosialisasi.
Faskab STBM Membantu dinkes dalam menyiapkan
materi
TA STBM dan
ROMS Provinsi
Memastikan materi “stunting” masuk
dalam materi sosialisasi tingkat kabupaten,
dan memastikan tim kesiapan data yang
dibutuhkan.
2 Sosialisasi Tingkat
Desa
Memberikan informasi
tentang ruang lingkup
pencegahan stunting dan
membangun komitmen
pelaku di tingkat desa
a. Desa paham tentang
prioritas intervensi
PAMSIMAS diutamakan
dusun dengan risiko
stunting paling banyak.
b. Pelaku tingkat desa
paham tentang stunting,
penyebab stunting, siapa
masyarakat rentan serta
bagaimana cara
mencegah agar
masyarakat terbebas dari
risiko stunting
KKM - Menentukan lokasi dan waktu kegiatan - Mempersiapkan materi sosialisasi - Membantu Pemerintah Desa dalam
memastikan peserta datang pada pertemuan
Bulan
Januari
Kepala Desa Penangungjawab pelaksanaan kegiatan
dengan alokasi sumberdaya sesuai
kebutuhan
Pemdes Sebagai bagian dari pelaksana kegiatan.
Bidan Desa Membantu Kepala Desa KKM dalam
mempersiapkan materi stunting
Sanitarian Membantu Bidan Desa dalam
mempersiapkan materi stunting
POB Pencegahan Resiko Stunting melalui Program PAMSIMAS | 8
NO KEGIATAN TUJUAN HASIL YG DIHARAPKAN PELAKU PERAN WAKTU 3 Penyiapan kader
AMPL
Memilih perwakilan
masyarakat untuk mengelola
kegiatan AMPL, salah
satunya kegiatan pencegahan
resiko stunting di tingkat
desa
Kader AMPL paham tentang
upaya pencegahan stunting,
agar pada saat proses IMAS
dan penyusunan proposal
dapat mengangkat isu
pencegahan resiko stunting
dalam PAMSIMAS
Kepala Desa Penanggung jawab pelaksanaan kegiatan. Bulan
Februari Petugas
Kesehatan
(Sanitarian/
Bidan Desa)
Membantu penguatan kapasitas kader
AMPL
Faskab STBM Membantu sanitarian dan bidan desa
memastikan kader AMPL mampu
memfasilitasi kegiatan pemberdayaan
masyarakat yang berkaitan dengan
pencegahan resiko stunting
TFM Memberikan pendampingan kepada KKM
untuk memastikan pemilihan sesuai
kriteria
4 IMAS tahap I Memperoleh informasi
kondisi potensi sumberdaya
dan permasalahan yang
terkait dengan air minum
dan penyehatan lingkungan,
dan stunting
- Pemetaan kebutuhan jenis layanan SAM dan SS
- Pemetaan wilayah prioritas layanan dengan mengutamakan masyarakat resiko stunting
TFM Membantu KKM dalam proses kegiatan dengan: - Mempersiapkan beragam form isian alat
bantu hasil imas - Merekam proses kegiatan melalui
notulensi dan dokumentasi - Memastikan informasi sasaran prioritas
risiko stunting terpetakan - Melakukan evaluasi kegiatan dan
memberikan rekomendasi tindak lanjut bagi KKM/ Stlak
Bulan Maret
KKM/ Satlak - Mempersiapkan lokasi dan waktu kegiatan imas
- Mendorong masyarakat berpartisipasi dalam kegiatan imas
- Berpastisipasi dalam proses imas Kader AMPL Terlibat dalam fasilitasi kegiatan IMAS
Sanitarian/Bidan
desa/Faskab
STBM/TFM
Mengawal proses kegiatan IMAS, memastikan IMAS dilakukan sesuai dengan petunjuk tekhnis yang disusun PAMSIMAS
POB Pencegahan Resiko Stunting melalui Program PAMSIMAS | 9
2.2 Kegiatan Perencanaan Salah satu tujuan dari proses perencanaan di masyarakat pada program pencegahan risiko
stunting adalah membantu masyarakat dalam membuat perencanaan yang berkualitas untuk
menghasilkan 100% sarana air minum, sarana sanitasi yang layak serta perubahan perilaku
berkelanjutan secara efektif dengan prioritas masyarakat risiko stunting terlayani akses air
minum dan sanitasi.
Prinsip perencanaan di tingkat masyarakat adalah:
a. Partisipasi. yaitu keikutsertaan, keterlibatan dan kebersamaan seluruh lapisan
masyarakat, laki-laki - perempuan, kaya - miskin, tua – muda, ibu yang memiliki anak
stunting/ tidak, berpendidikan – tidak berpendidikan, dalam setiap kegiatan pada tahap
perencanaan. Partisipasi dilakukan dengan melibatkan semua pihak dalam melakukan
identifikasi masalah dan analisis situasi dengan melibatkan pengguna pelayanan utama
yaitu kelompok masyarakat baik laki-laki, perempuan, kaya dan miskin.
b. Kesetaraan dan Inklusif. Semua anggota masyarakat (termasuk masyarakat dengan
anak stunting/masyarakat risiko stunting), tanpa terkecuali, mempunyai hak yang sama
terhadap akses, kesempatan berpartisipasi, dan kontrol atas pembangunan serta
memperoleh manfaat yang setara dan adil dari pembangunan.
c. Berorientasi pada target. Diharapkan Desa mempunyai pencapaian 100% akses air
minum, sanitasi dan perubahan perilaku. Setiap kegiatan pada tahap perencanaan di
tingkat masyarakat menghasilkan data dan informasi untuk perencanaan 100% akses air
minum dan sanitasi bagi seluruh warga masyarakat Desa tak terkecuali.
POB Pencegahan Resiko Stunting melalui Program PAMSIMAS | 10
Berikut ini uraian kegiatan di Tahap Perencanaan:
NO KEGIATAN TUJUAN HASIL YG
DIHARAPKAN
PELAKU PERAN WAKTU
1. Pemicuan perubahan
perilaku (Pemicuan
Stop BABS)
Memicu perubahan perilaku
masyarakat untuk berakses
ke sanitasi yang aman
- Masyarakat berkomitmen untuk mencegah stunting dengan menerapkan perilaku sanitasi total
- Masyarakat berkomitmen meningkatkan kualitas kepemilikan sarana sanitasi yang aman
Sanitarian/Bidan
Desa
- Melakukan identifikasi dan pemetaan sasaran pemicuan sebagai referensi elemen pemicu
- Melakukan pemicuan di tingkat masyarakat
- Berkoordinasi dengan KKM/Satlak, Bidan Desa , Kader AMPL dan Tokoh Masyarakat setempat untuk pelaksanaan pemicuan
Bulan Maret –
April
KKM/ Satlak - Berkoordinasi dengan Pemerintah Desa terkait pelaksanaan kegiatan pemicuan
- Mendukung tim pemicuan dalam persiapan dan pelaksanaan kegiatan
TFM - Koordinasi dengan sanitarian penyepakatan jadwal
- Koordinasi dengan pihak desa (pemdes, KKM/Satlak) tentang pelaksanaan pemicuan
Pemdes - Ikut terlibat dalam pemantauan kegiatan pemicuan, dan mendukung secara kebijakan jika ada komitmen perubahan perilaku di masyarakat.
2. Pembentukan Tim
STBM Desa
Memilih tim kerja yang
terdiri dari natural leader
dan sukarelawan dari
berbagai unsur yang
mewakili masing-masing
dusun
Tim kerja pelaksana STBM
tingkat desa
Sanitarian/Bidan
Desa/TFM/Faskab
STBM
Coaching ke tim STBM desa terkait peran dan tugasnya dalam melaksanakan program kesehatan/STBM Pamsimas
Bulan Maret-
April
Pemdes Fasilitasi pembentukan tim STBM desa
3. IMAS Tahap 2 Memperoleh informasi lebih
lengkap terkait
permasalahan dan kondisi
umum masyarakat untuk
penyusunan RKM 100
- Data dan informasi terkait air minum dan sanitasi
- Data dan informasi kelompok masyarakat dan individu
TFM
KKM/ Satlak/Tim
STBM Desa
Membantu KKM/ Satlak dalam proses kegiatan dengn: - Mempersiapkan beragam form isian alat
bantu hasil imas - Merekam proses kegiatan melalui
notulensi dan dokumentasi - Memastikan informasi sasaran prioritas
risiko stunting teridentifikasi
Bulan April –
Juni 2019
POB Pencegahan Resiko Stunting melalui Program PAMSIMAS | 11
NO KEGIATAN TUJUAN HASIL YG
DIHARAPKAN
PELAKU PERAN WAKTU
- Melakukan evaluasi kegiatan dan memberikan rekomendasi tindak lanjut bagi KKM/ Stlak
- Mempersiapkan lokasi dan waktu kegiatan imas
- Mendorong masyarakat berpartisipasi dalam kegiatan imas
- Berpastisipasi dalam proses imas 4. Penyusunan/ review
PJM Pro Aksi
Menyusun perencanaan
spesifik kegiatan
pengembangan air minum
dan sanitasi dalam jangka
waktu tertentu
Pemerintah Desa memiliki
Dokumen PJM Pro Aksi
dengan sasaran 100% akses
air minum dan sanitasi aman
serta penerapan perilaku
sanitasi total
KKM/ Satlak/Tim
STBM desa
- Melakukan inventarisasi dokumen dan sumber data pendukung dari parapihak
- Menyusun naskah dokumen PJM Pro Aksi - Melakukan koordinasi dan konsultasi
terkait konten PJM Pro Aksi kepada parapihak
- Melakukan diseminasi informasi isi dokumen PJM Pro Aksi kepada parapihak
Bulan Juni –
Juli
Sanitarian Berpartisipasi dalam penyusunan dengan
memberikan masukan/ informasi terkait
startegi atau kebijakan yang terkait bidang
kesehatan
TFM Memberikan pendampingan selama proses
kegiatan berlangsung
DC Memastikan konten dokumen PJM ProAksi
berkualitas dengan proses verifikasi.
5. Penyusunan RKM
100%
Menyusun perencanaan
spesifik dan detail kegiatan
pengembangan air minum
dan sanitasi dalam jangka
waktu tertentu
Pemerintah Desa memiliki
RKM dengan sasaran 100%
akses air minum dan sanitasi
aman serta penerapan
perIlaku sanitasi total
KKM/ Satlak - Melakukan inventarisasi dokumen dan sumber data pendukung dari parapihak
- Menyusun naskah dokumen RKM 100% - Melakukan koordinasi dan konsultasi
terkait konten RKM 100% kepada parapihak
- Melakukan diseminasi informasi isi dokumen RKM 100% kepada parapihak
Bulan Juli –
April tahun
berikutnya
Sanitarian/Bidan
Desa
Berpartisipasi dalam penyusunan dengan
memberikan masukan/ informasi terkait
startegi atau kebijakan yang terkait bidang
kesehatan
POB Pencegahan Resiko Stunting melalui Program PAMSIMAS | 12
NO KEGIATAN TUJUAN HASIL YG
DIHARAPKAN
PELAKU PERAN WAKTU
TFM Memberikan pendampingan selama proses
kegiatan berlangsung
DC - Memastikan konten dokumen RKM 100% berkualitas
- Enabler/ mencari peluang kolaborasi pendanaan dari berbagai sumber yang memungkinkan di tingkat kabupaten
Pemdes - Komitmen mendukung perubahan perilaku masyarakat dengan penyediaan sarana sanitasi melalui sumber pendanaan APBDes, CSR dll, yakni dengan pengawalan hasil pemicuan dalam musrenbangdes
6. Uji Kualitas air Pra
kontruksi
Memastikan bahwa sumber
air yang akan digunakan
memenuhi syarat “aman”.
Air pada sumber air sudah
dilakukan uji kualitas dan
dokumentasinya terlaporkan
KKM/Satlak - Melakukan koordinasi ke sanitarian dan TFM terkait pelaksanaan uji kualitas air
- penunjuk lokasi sarana yang akan diambil sampel
Mei - Juni
TFM/FS Memastikan ke sanitarian ada pembiayaan pelaksanaan uji kualitas air dan penyepakatan jadwalnya
DC Memastikan dokumen hasil uji kualitas air terlampirkan dalam RKM (melalui verifikasi RKM)
Sanitarian/Petugas
puskesmas
Membantu pengambilan sampel air dan memberikan hasil uji ke KKM/Satlak.
Faskab STBM Memastikan seluruh desa PAMSIMAS sudah melakukan uji kualitas air pra kontruksi, dan dilakukan pencatatan.
POB Pencegahan Resiko Stunting melalui Program PAMSIMAS | 13
RKM 100%, khusus untuk sanitasi dalam mendukung pembangunan sanitasi di tingkat
masyarakat, dapat memanfaatkan dari berbagai sumber anggaran antara lain:
No Sumber Dana Kegiatan Pengelola Waktu
Perencanaan 1. APBDesa Pembangunan SAM, Pembangunan Sarana Sanitasi,
Penyuluhan, Pengadaan Media Informasi Kesehatan, Uji kualitas air
Pemerintah Desa Jan - Feb
2. Dana Desa Pembangunan SAM, Pembangunan Sarana Sanitasi, Penyuluhan, Pemicuan, Pengadaan Media Informasi Kesehatan, Uji kualitas air
Pemerintah Desa Jan- Feb
3. BOK Non Fisik Water tes kit, Reagen, Penyuluhan, Pemicuan, Pengadaan Media Informasi Kesehatan, Kampanye perubahan perilaku, kegiatan paska pemicuan (pleno pemicuan, pertemuan aparat, monitoring STBM, Verifikasi STBM)
Dinas Kesehatan, Puskesmas
Jan - Feb
4. APBD Pembangunan SAM, Pembangunan Sarana Sanitasi, Penyuluhan, Pengadaan Media Informasi Kesehatan, reward, Kampanye perubahan perilaku STBM
Pemerintah Provinsi. Pemerintah Kabupaten/ Kota
Jan - Feb
5. DAK Fisik Pembangunan SAM, Pembangunan Sarana Sanitasi (sanitasi komunal), IPLT, monitoring layanan lumpur tinja terjadwal
Kementrian PUPR Jan- Feb
6. Dana ZISWAF Pembangunan SAM, Pembangunan Sarana Sanitasi BAZIS tentatif 7. Dana CSR Pembangunan SAM, Pembangunan Sarana Sanitasi Perusahaan
(donator) tentatif
8. Mikrokredit Air minum dan sanitasi
Pembangunan SAM, Pembangunan Sarana Sanitasi Bank, tentatif
POB Pencegahan Resiko Stunting melalui Program PAMSIMAS | 14
2.3 Kegiatan Pelaksanaan Tahapan pelaksanaan kegiatan di tingkat masyarakat, merupakan tahapan pelaksanaan dari
RKM yang telah disetujui dan disahkan dan telah dilakukan penandatanganan PKS
(Perjanjian Kerja Sama) antara Koordinator KKM dan PPK PAMSIMAS Kabupaten dan
disahkan oleh Kepala Satker PIP Kabupaten.
Tahapan Pelaksanaan terbagi menjadi:
a. Persiapan
b. Pelaksanaan Kegiatan pembangunan sanitasi
c. Serah terima
Upaya yang dilakukan dalam pencegahan stunting di Tahapan Persiapan adalah
a. Melakukan konfirmasi ketersediaan dukungan alokasi pendanaan dari Puskesmas
(BOK) untuk Desa PAMSIMAS, untuk mendukung 8 kegiatan yaitu pemicuan, Identifikasi
Masalah dan Analisa Situasi (IMAS) perilaku kesehatan, monitoring pasca pemicuan,
pembuatan dan update peta sanitasi dan buku kader, kampanye hygiene sanitasi
sekolah, surveilans kualitas air (pengujian kualitas air) serta verifikasi Stop Buang air
besar Sembarangan (SBS), tercantum pada Berita Acara seperti terlampir).
b. Melakukan konfirmasi ketersediaan alokasi anggaran pendanaan lainnya dari DAK
Sanitasi, Hibah sanitasi, Baznas/Wakaf, NGO untuk mendukung pengembangan sarana
air minum dan sanitasi menuju SBS.
POB Pencegahan Resiko Stunting melalui Program PAMSIMAS | 15
2.4 Pelaksanaan Kegiatan Pencegahan Risiko Stunting dalam PAMSIMAS
Berikut ini uraian kegiatan di Tahap Pelaksanaan:
NO KEGIATAN TUJUAN HASIL YG
DIHARAPKAN
PELAKU PERAN WAKTU
1 Pelatihan tingkat
masyarakat
Meningkatkan kapasitas
anggota KKM, Satlak Kader
AMPL dan Tim STBM
terpilih dalam mendorong
perubahan perilaku
masyarakat dan
menyampaikan informasi
ruang lingkup stunting
Peserta terlatih dapat
melaksanakan dan
mendorong perubahan
perilaku masyarakat dan
menyampaikan informasi
ruang lingkup stunting
sehingga sanitasi total
dapat tercapai melalui
beragam kegiatan yang ada
di PAMSIMAS
KKM/ Satlak - Berpartisipasi/ menjadi peserta pelatihan.
- Merencanakan/ mempersiapkan waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan.
- Menyediakan beragam kebutuhan (bahan dan alat) untuk mendukung proses kegiatan dan belajar peserta (training kit)
- Melakukan koordinasi dengan TFM, bidan desa dan Sanitarian terkait jenis materi dan narasumber
- Mempersiapkan administrasi pendukung saat sebelum (undangan, absensi) dan sesudah pelaksanaan kegiatan (dokumentasi dan laporan)
Bulan Mei - Juni
TFM/ FS - Melakukan koordinasi dan pendampingan pelaksanaan kegiatan sesuai RKM yang sudah tersusun.
- Melakukan evaluasi hasil pelatihan Kader AMPL Berpartisipasi sebagai peserta pelatihan
Sanitarian Melakukan koordinasi dengan KKM/
Satlak dan TFM/FS terkait konten materi,
metode dan kebutuhan pelatihan
TA STBM
Provinsi/DC
- Melakukan kajian dan memberi masukan materi dan metode pelatihan agar lebih efektif
- Melakukan evaluasi pelatihan 2 Pembangunan SAM
dan sarana sanitasi
masyarakat
- Meningkatnya akses
100% air minum aman
Masyarakat tidak terkecuali
yang resiko stunting
memiliki akses 100% air
KKM/ Satlak - Melaksanakan pembangunan SAM dan SS sesuai dengan RKM yang tersusun.
- Berkoordinasi dengan tim pengadaan barang/ jasa
Juni – Desember
POB Pencegahan Resiko Stunting melalui Program PAMSIMAS | 16
NO KEGIATAN TUJUAN HASIL YG
DIHARAPKAN
PELAKU PERAN WAKTU
dan sanitasi di
masyarakat
minum dan sanitasi yang
aman
- Mengkoordinasi dan berpartisipasi dalam mobilisasi in kind
- Melakukan evaluasi/ opname pembangunan dalam periode tertentu sesuai kebutuhan
- Menyusun laporan/ hasil kegiatan atau kelengkapan adminsitrasi lainnya
FS dan TFM - Melakukan pengawalan kegiatan pembangunan kontruksi sesuai dengan RKM yang disusun
- Melakukan evaluasi hasil pembangunan SAM/ SS sekolah sesuai spesifikasi tekhnis
- Memastikan uji kualitas air dilakukan - Memastikan sasaran prioritas stunting
mendapat prioritas layanan air minum dan sanitasi
3. Pembangunan SAM
dan Sarana sanitasi
sekolah
- Meningkatkan budaya/ perilaku stop BABS dan CTPS pada anak sekolah
Anak kelompok usia sekolah dasar memiliki kebiasaan stop BABS dan CTPS serta kepedulian kebersihan sarana sanitasi di lingkungan sekolah
KKM/ Satlak - Melaksanakan pembangunan SAM dan SS sesuai dengan RKM yang tersusun.
- Berkoordinasi dengan tim pengadaan barang/ jasa
- Mengkoordinasi dan berpartisipasi dalam mobilisasi in kind
- Melakukan evaluasi/ opname pembangunan dalam periode tertentu sesuai kebutuhan
- Menyusun laporan/ hasil kegiatan atau kelengkapan adminsitrasi lainnya
Agustus - Oktober
TFM/ FS - Melakukan koordinasi dan pendampingan pelaksanaan kegiatan sesuai RKM yang sudah tersusun.
- Melakukan evaluasi hasil pembangunan SAM/ SS sekolah sesuai spesifikasi tekhnis dan kelengkapan administrasi
Sanitarian - Berkoordinasi dengan KKM/ Satlak dan TFM/ FS terkait uji kualitas air pra dan paska pembangunan.
POB Pencegahan Resiko Stunting melalui Program PAMSIMAS | 17
NO KEGIATAN TUJUAN HASIL YG
DIHARAPKAN
PELAKU PERAN WAKTU
- Bersama KK/ Satlak melakukan monitoring dan evaluasi terkait proses pembangunan SS sekolah dan penggunaannya.
Guru sekolah - Terlibat dalam proses pengawasan/pemantauan kegiatan
- Membantu tim tekhnis dalam penentuan lokasi pembangunan sarana sanitasi sekolah yang tepat
4. Peningkatan/
Promosi Perilaku
Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS)
Meningkatkan akses 100%
sanitasi dan total di
lingkungan masyarakat
- Masyarakat berubah perilaku menjadi Desa SBS dan meningkat ke Desa STBM.
- Ada peningkatan kualitas sarana sanitasi (jamban) di masyarakat
KKM/ Satlak - Merencanakan/ mempersiapkan waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan.
- Menyediakan beragam kebutuhan (bahan dan alat) untuk mendukung proses kegiatan
- Melakukan koordinasi dengan TFM, bidan desa dan Sanitarian terkait jenis materi dan metode penyuluhan
- Bersama peserta terlatih/ tim melakukan kampanye peningkatan/ promosi PHBS dalam setiap kesempatan terutama kegiatan yang sudah direncanakan dalam RKM
- Mempersiapkan administrasi pendukung saat sebelum (undangan, absensi) dan sesudah pelaksanaan kegiatan (dokumentasi dan laporan)
Bulan Agustus dst
Kader AMPL/ Tim
STBM desa
Bersama peserta terlatih/ tim melakukan
kampanye peningkatan/ promosi PHBS
dalam setiap kesemapatan terutama
kegiatan yang sudah direncanakan dalam
RKM
TFM/ FS/Faskab - Melakukan koordinasi dan pendampingan pelaksanaan kegiatan sesuai RKM yang sudah tersusun.
- Melakukan evaluasi hasil kegiatan - Menyusun laporan dan dokumentasi
sesuai kebutuhan kelengkapan administrasi
POB Pencegahan Resiko Stunting melalui Program PAMSIMAS | 18
NO KEGIATAN TUJUAN HASIL YG
DIHARAPKAN
PELAKU PERAN WAKTU
Sanitarian - Berkoordinasi dengan KKM/ Satlak dan TFM/ FS pelaksanaan kegiatan pembangunan.
- Memberi masukan terkait materi dan TA STBM
Provinsi/DC
- Melakukan kajian dan memberi masukan materi dan metode promosi agar lebih efektif
- Melakukan evaluasi pelatihan 5. Uji kualitas air paska
kontruksi
uji kualitas air yang
dilakukan setelah sarana
air minum tersambung ke
masyarakat dengan
menggunakan anggaran
RKM. Pengambilan sampel
air di SR/Sambungan
Rumah, HU, KU, untuk
memastikan SPAM yang
akan dilaksanakan telah
sesuai dengan hasil
pemeriksaaan kualitas air
sumber air baku
Air di Sambungan Rumah,
HU, KU secara kualitas
dinyatakan “aman”
KKM/Satlak - koordinasi ke sanitarian dan TFM terkait pelaksanaan uji kualitas air
- penunjuk lokasi sarana yang akan diambil sampel
Bulan
Oktober/November
dst
TFM/FS - Memastikan ke sanitarian penyepakatan jadwal pengambilan sampel air
- FS dan TFM WSS bertanggungjawab memberikan solusi pengolahan yang tepat jika ditemukan hasil uji kualitas air yang tidak memenuhi syarat
DC - Memastikan uji kualitas air dilaksanakan di seluruh desa PAMSIMAS dan terlaporkan dokumentasinya.
Sanitarian/Petugas
puskesmas
- Membantu pengambilan sampel air dan memberikan hasil uji ke KKM/Satlak.
Faskab STBM - Membantu TFM berkoordinasi dengan sanitarian dalam pelaksanaan uji kualitas air
6. Pengawasan
pelaksanaan
Menjaga kualitas proses
pelaksanaan kegiatan
sesuai dengan standar dan
perencanaan yang sudah di
susun.
- Apabila ada kendala atau hambatan pada proses/ tahapan kegiatan bisa segera ditindaklanjuti
- Hasil akhir kegiatan/ sarana dapat sesuai dengan standar atau rencana awal.
DC - Melakukan uji petik pada sasaran dan periode sesuai tahapan sikus tertentu sesuai prosedur
- Melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan pada agenda rapat koordinasi bulanan, MIS Day atau agenda incidental lainnya.
Bulan Juli –
November
DPMU/ Pakem - Melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan pada agenda rapat koordinasi bulanan
- Melakukan kunjungan monitoring dan evaluasi hasil dan atau proses kegiatan lapangan
POB Pencegahan Resiko Stunting melalui Program PAMSIMAS | 19
NO KEGIATAN TUJUAN HASIL YG
DIHARAPKAN
PELAKU PERAN WAKTU
Sanitarian Melakukan monitoring pelaksanaan
kegiatan bidang kesehatan melalui
kunjungan lapangan dan inspeksi sanitasi.
Tabel Pengawasan tahapan Pelaksanaan
No Kegiatan Kontrol Kualitas
1. Pelatihan tingkat masyarakat
Pelatihan masyarakat dilaksanakan: 1. Pelatihan dilaksanakan di Desa, bukan gabungan beberapa Desa, tujuannya memudahkan akses seluruh
masyarakat Desa dapat menjadi peserta. 2. Materi pelatihan disesuaikan dengan kondisi masyarakat Desa (penggunaan dan istilah yang mudah
dimengerti) 3. Fasilitator harus menguasai bahan materi 4. Lokasi pelatihan di tempat yang kondusif 5. Materi “upaya pencegahan stunting” wajib diberikan untuk penguatan kader dan tim STBM Desa
2. Pembangunan sarana sanitasi di masyarakat
Sarana sanitasi yang dibangun: 1. Sasaran pembangunan sanitasi tepat sasaran yaitu bagi masyarakat yang sudah dilakukan pemicuan dan
berkomitmen berubah perilaku dengan acuan kontrak 19issal dan data BNBA (by name by addres) 2. diutamakan dibangun untuk masyarakat yang kurang mampu dan memiliki keterbatasan (lahan sempit,
perlu Teknologi Tepat Guna (TTG) khusus 19issal rawan longsor/banjir/Rob/bebatuan keras) terlebih dahulu.
3. Sarana sanitasi yang dibangun mengacu pada Standar Nasional Indonesia (SNI) yang ditetapkan. 3. Pembangunan sarana
sanitasi di sekolah Sarana sanitasi yang dibangun di sekolah: 1. Jamban dan sarana cuci tangan dibangun dengan menggunakan universal desain dan mengacu pada
Standar Nasional Indonesia (SNI) yang ditetapkan. 2. Penempatannya sesuai dengan prioritas manfaat. Contoh SCT dibangun di dekat jamban dan kantin
sekolah 3. Lantai jamban diharapkan berupa lantai keramik yang mudah dibersihkan sehingga tidak menimbulkan
pencemaran dan penyebaran e coli. 4. Sarana Cuci tangan (SCT) dibuat dengan penyesuaian tinggi anak pada umumnya serta disediakan sabun.
POB Pencegahan Resiko Stunting melalui Program PAMSIMAS | 20
No Kegiatan Kontrol Kualitas
4. Peningkatan promosi perubahan perilaku hidup bersih dan sehat
Promosi yang dilakukan tidak hanya penyediaan media tetapi juga berupa kegiatan promosi, dengan peruntukan sesuai dengan lokasi masyarakat yang disasar untuk perubahan perilaku.
5 Uji kualitas air paska Kontruksi
Uji kualitas air yang dilakukan setelah sarana air minum tersambung ke masyarakat dengan menggunakan anggaran RKM dengan pengambilan sampel air di SR/Sambungan Rumah, HU, KU, untuk memastikan air yang mengalir sudah memenuhi kualitas sesuai permenkes no 492 tahun 2010
POB Pencegahan Resiko Stunting melalui Program PAMSIMAS | 21
2.5 Kegiatan Keberlanjutan
Untuk menjamin kegiatan dan pelayanan yang dihasilkan melalui program Pamsimas dapat
berkelanjutan, maka kegiatan operasional dan pemeliharaan sarana air minum dan sanitasi
terbangun harus terorganisasi dengan baik. Prioritas pencegahan stunting di tahap
keberlanjutan adalah mewujudkan akses 100% air minum dan sanitasi aman.
Keberlanjutan dapat berjalan dengan baik jika ada kelompok di masyarakat yang mengelola,
di Pamsimas disebut Kelompok Pengelola Sarana Penyediaan Air Minum dan sanitasi (KP-
SPAMS). Dalam KP-SPAMS terdiri dari beberapa unit, salah satunya adalah Unit Sanitasi dan
Kesehatan, yang berperan besar dalam upaya pencegahan stunting, memberi masukan,
pemantauan di masyarakat terkait keberlanjutan kualitas air minum yang aman, kualitas
sanitasi layak serta perubahan perilaku menuju 100% masyarakat adopsi 5 pilar STBM.
Prioritas penerapan pilar STBM dalam pencegahan stunting berdasarkan pembelajaran di
daerah adalah pilar 1 (Stop BABS), pilar 2 (Cuci tangan pakai sabun) dan pilar 3
(pengamanan air minum, makanan Rumah Tangga, untuk Pamsimas ditambah pengujian
kualitas air agar terjaga aman).
Kegiatan pencegahan stunting pada tahap Keberlanjutan meliputi:
a. Pemicuan STBM lanjutan, meliputi:
1. Pemicuan Stop Buang Air Besar Sembarangan lanjutan, yakni pemicuan di
dusun/RW lainnya. Harapannya seluruh lokus BABS dilakukan pemicuan, dalam 1
desa bisa beberapa titik pemicuan.
2. Pemicuan STBM 5 pilar
Pemicuan STBM 5 pilar adalah kegiatan pemicuan untuk mendorong seluruh
masyarakat memiliki kesadaran untuk berakses ke jamban sehat, berperilaku cuci
tangan pakai sabun, mengkonsumsi pangan aman sehat dalam pemenuhan gizinya,
pengamanan sampah Rumah Tangga dan pengamanan limbah cair Rumah Tangga.
Pemicuan 5 pilar STBM dalam Pamsimas terfokus kepada peningkatan hygiene dan
sanitasi masyarakat untuk mencapai sanitasi total sebagai upaya mencegah risiko
stunting, dengan tidak hanya pada perubahan perilaku saja, tetapi bagaimana
Pamsimas sebagai platform untuk kolaborasi program dan pendanaan untuk
mendukung tercapainya sanitasi total. Berikut penjabaran wujud dukungan
Pamsimas dalam pencegahan risiko stunting melalui STBM 5 pilar:
Pilar
STBM
Penjabaran Implementasi dalam PAMSIMAS
Pilar 1 Stop Buang Air Besar
Sembarangan - SBS
1. Peningkatan perubahan perilaku
masyarakat untuk seluruh
masyarakatnya 100% Stop Buang Air
besar Sembarangan melalui pemicuan
STBM.
2. Pamsimas (BLM) hanya menyediakan
pembangunan sanitasi di sekolah yaitu
pembangunan jamban dan sarana cuci
tangan.
POB Pencegahan Resiko Stunting melalui Program PAMSIMAS | 22
Pilar
STBM
Penjabaran Implementasi dalam PAMSIMAS
3. Pembangunan sanitasi di masyarakat
dapat didukung dari berbagai sumber
alokasi pendanaan lainnya dengan
bantuan tekhnis Pamsimas berupa
tersedianya RKM 100% yang memuat
sanitasi.
Pilar 2 Cuci Tangan Pakai
Sabun - CTPS
1. Peningkatan perubahan perilaku
masyarakat untuk Cuci tangan pakai
sabun pada waktu kritis yaitu:
- Setelah BAB
- Sebelum menyiapkan/mengolah
makanan
- Sebelum makan
- Setelah menceboki anak
- Setelah kontak dengan hewan
- Sebelum menyusui bayi/menyuapi
bayi
(minimal 3 waktu kritis)
Upaya perubahan perilaku dengan
menggunakan pemicuan dan
demonstrasi cara cuci tangan yang benar.
2. Pamsimas menyediakan fasilitas
pembangunan sarana cuci tangan untuk
sekolah, dengan standar Desain sesuai
dalam katalog ICC Pamsimas.
3. Penyediaan sarana cuci tangan pakai
sabun di masyarakat dilakukan secara
swadaya atau dibantu dengan pendanaan
lainnya sesuai dengan perencanaan
masyarakat yang tertuang dalam RKM
100%
4. Pamsimas memastikan bahwa seluruh
masyarakat sudah mengakses air aman,
dan memiliki sambungan rumah (SR)
sehingga memudahkan masyarakat
berperilaku CTPS
Pilar 3 Pengelolaan Air
Minum dan Makanan
Rumah Tangga -
PAMMRT
1. Peningkatan kesadaran masyarakat
untuk melakukan pengelolaan air minum
dan makanan di Rumah Tangga melalui
pemicuan STBM.
2. Batasan dukungan Pamsimas dalam
berkomitmen mencegah risiko stunting
dalam pelaksanaan pilar ke 3 adalah:
a) Memastikan seluruh masyarakat,
prioritas rentan risiko stunting
POB Pencegahan Resiko Stunting melalui Program PAMSIMAS | 23
Pilar
STBM
Penjabaran Implementasi dalam PAMSIMAS
mendapat layanan air minum yang
aman, yaitu:
- dilakukan pengujian kualitas air,
jika ditemukan ada hasil uji yang
belum memenuhi standart aman,
wajib dilakukan pengolahan
lanjutan.
- dipastikan air terdistribusi dari
sumber air ke SR serta disimpan
ditempat yang aman dari
kontaminasi.
b) Memastikan seluruh masyarakat,
rentan risiko stunting menyimpan
makanan secara aman, yaitu:
- Peralatan makan dan peralatan
masak dicuci dengan air yang
aman dari kontaminasi.
- Makanan dan minuman ditutup
agar tidak ada kontaminasi
dengan lalat.
Pilar 4 Pengamanan Sampah
Rumah Tangga- PSRT
1. Peningkatan kesadaran masyarakat
tentang pengamanan Sampah Rumah
Tangga melalui pemicuan STBM.
2. Penyediaan sarana sampah Rumah
Tangga terpilah (organik dan anorganik)
secara mandiri masyarakat atau bantuan
dari berbagai sumber pendanaan yang
ada di daerah dengan perencanaan yang
tertuang dalam RKM 100%.
Pilar 5 Pengamanan Limbah
Cair Rumah Tangga-
PLCRT
1. Peningkatan kesadaran masyarakat
tentang pengamanan limbah cair Rumah
Tangga melalui pemicuan STBM dan
kampanye hygiene sanitasi
2. Penyediaan sarana limbah cair Rumah
Tangga secara mandiri masyarakat atau
komunal dari bantuan berbagai sumber
pendanaan yang ada di daerah.
Pamsimas membantu dalam penyediaan
dokumen perencanaan yang tertuang
dalam RKM 100% (kolaborasi berbagai
sumber pembiayaan)
POB Pencegahan Resiko Stunting melalui Program PAMSIMAS | 24
b. Penguatan pasca pemicuan
1. Pleno paska pemicuan
Pleno menjadi ajang kompetisi antar titik pemicuan (RT, RW, atau dusun), sehingga
akan melahirkan komitmen kongkrit dalam menyelesaikan permasalahan kesehatan
di tingkat kelurahan/desa secara bersama-sama (collective action). Panduan proses
pleno dapat dipelajari di POB Pemicuan Perubahan Perilaku Stop BABS
2. Pemantauan secara berkelanjutan, yaitu pemantauan secara rutin untuk memastikan
ada upaya perubahan perilaku, yang dilakukan oleh tim STBM Desa hingga tercapai
100% air minum dan sanitasi. Khusus Desa prioritas stunting diharapkan Desanya,
selain 100% akses sanitasi layak juga tercapai Desa STBM yaitu Desa yang memenuhi
5 pilar sesuai kriteria dalam tabel diatas.
3. Kampanye perubahan perilaku STBM menuju 100% akses air minum dan sanitasi,
berupa gerakan promosi/kampanye yang dilakukan oleh kader masyarakat untuk
menyebarkan informasi pencegahan stunting melalui penerapan STBM dalam Rumah
Tangga masing-masing ke seluruh masyarakat. Kampanye perubahan perilaku ada 2,
yaitu berupa penyediaan media promosi (media cetak, elektronik, maket jamban
sehat, dll) atau pelaksanaan kegiatan promosi (simulasi CTPS, demontrasi,
pementasan budaya, karnaval, dll)
4. Verifikasi STBM, adalah serangkaian kegiatan penilaian yang dilakukan oleh tim
verifikasi atas pernyataan atas perubahan perilaku di masyarakat. Dengan acuan
penilaian menggunakan form verifikasi 5 pilar STBM yang dikeluarkan direktorat
kesehatan lingkungan Kementerian Kesehatan.
5. Pembangunan Infastruktur Sanitasi menuju 100% seluruh masyarakat berakses ke
sanitasi total, yaitu:
- Jamban layak (Jamban Sehat Permanen/ JSP).
- Ketersediaan sarana cuci tangan (SCT) beserta sabun.
- Ketersediaan penyimpanan air minum dan makanan yang aman.
- Ketersediaan pengamanan sampah (berupa tempat sampah terpilah dan khusus
untuk sampah organik termanfaatkan setelah diolah).
- Ketersediaan sarana mengamankan limbah cair Rumah Tangga dengan
pembangunan SPAL
Catatan: BLM Pamsimas hanya memfasilitasi pembangunan jamban dan sarana cuci
tangan di sekolah, sedangkan pembangunan jamban di masyarakat, Sarana Cuci
tangan, tempat sampah, SPAL didukung dari berbagai sumber pendanaan lainnya.
PAMSIMAS memfasilitasi dalam pendampingan tekhnis penyusunan dokumen
perencanaan berupa RKM 100% yang memuat layanan air minum dan sanitasi total.
c. Pengujian Kualitas air dalam menjamin air minum aman, adalah kegiatan pengujian
kualitas air di sumber air maupun di HU, KU maupun SR di masyarakat untuk memastikan
bahwa kualitas air yang digunakan memenuhi syarat kesehatan sesuai dengan
Permenkes no 492 Tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum. Pengujian
Kualitas air juga diharapkan dilakukan secara berkala minimal 6 bulan sekali.
Uji kualitas air di Pamsimas ada 3 tahapan:
1. Uji kualitas air pra kontruksi
yaitu uji kualitas air yang dilakukan dengan mengambil sampel air di sumber air,
untuk memastikan bahwa sumber air yang akan digunakan memenuhi syarat
“aman”. Berdasarkan Petunjuk teknis Perencanaan Tingkat Masyarakat Program
POB Pencegahan Resiko Stunting melalui Program PAMSIMAS | 25
PAMSIMAS Tahun 2018, disebutkan bahwa yang berperan melakukan surveilans
kualitas air atau uji kualitas air yang akan dimanfaatkan oleh masyarakat adalah
Sanitarian/petugas Puskesmas.
Khusus untuk opsi sumur bor, uji kualitas air pra kontruksi dapat dilakukan setelah
pengeboran dan uji fungsi 3x24 jam.
Langkah-langkahnya:
- TFM Bersama satlak berkoordinasi dengan sanitarian/petugas puskesmas
- Sanitarian atau petugas Puskesmas mengambil sampel air pada air baku air
minum sebelum Sarana Air Minum dibangun untuk dilakukan uji kualitas air.
- Dokumen hasil uji kualitas air pra kontruksi sebagai lampiran RKM.
2. Uji kualitas air paska kontruksi
Uji kualitas air paska kontruksi adalah uji kualitas air yang dilakukan setelah sarana
air minum tersambung ke masyarakat dengan menggunakan anggaran RKM.
Pengambilan sampel air di SR/Sambungan Rumah, HU, KU, untuk memastikan SPAM
yang akan dilaksanakan telah sesuai dengan hasil pemeriksaaan kualitas air sumber
air baku. Pelaku uji kualitas air adalah Sanitarian atau petugas Puskesmas, karena
Sanitarian yang bertanggung jawab dalam melakukan surveilans kualitas air.
Langkah-langkahnya:
- Sanitarian atau petugas mengambil sampel air pada air di SR/Sambungan Rumah,
HU, KU didampingi KKM, Satlak untuk dilakukan uji kualitas air
- Dokumen hasil uji kualitas air, diserahkan ke KP-SPAMS
- Jika hasil uji kualitas air, tidak memenuhi syarat (TMS) maka:
1) FM WSS dan FS selaku pendamping tekhnis harus membantu
mengupayakan opsi treatment/opsi pengolahannya agar air yang diakses
masyarakat aman.
2) Sanitarian /petugas Puskesmas ikut membantu memberikan alternative
opsi treatment atau pengolahan terlebih dahulu agar air yang dikonsumsi
masyarakat “aman” sesuai dengan tupoksinya dalam pengawasan air yang
berkualitas.
Sumber air
IKL/Uji kualitas
air
Memenuhi syarat
(MS)
Tidak memenuhi syarat
(TMS)
Ganti Sumber air
lainnya
Perlu Kajian dan Intervensi
dari petugas puskesmas
Dokumen hasil uji
kualitas air
sebagai lampiran
RKM
POB Pencegahan Resiko Stunting melalui Program PAMSIMAS | 26
3. Uji kualitas air secara berkala
Uji kualitas air secara berkala adalah uji kualitas air yang dilakukan secara rutin setiap
6 bulan sekali, baik dilakukan di sumber air baku maupun di SR, HU, KU untuk
memastikan bahwa air yang digunakan oleh masyarakat secara kualitas “aman”. Uji
kualitas air menjadi tanggungjawab dari KP-SPAMS selaku pengelola air minum di
Desa untuk menjaga kualitas air minum yang dikelolanya. Dana uji kualitas air diambil
dari biaya operasional KP-SPAMS.
Langkah-langkahnya:
- Pengambilan sampel air untuk uji kualitas air, dilakukan oleh Sanitarian atau
petugas Puskesmas yang sudah memiliki keahlian didampingi oleh KP SPAMS.
- Dokumen hasil uji kualitas air, diserahkan ke KP-SPAMS dan hasilnya harus
ditampilkan secara transparan ke seluruh masyarakat, agar masyarakat paham
bahwa air minum yang digunakan “aman”
- Jika hasil uji kualitas air, tidak memenuhi syarat (TMS) maka Sanitarian /petugas
Puskesmas bertanggungjawab untuk melakukan treatment atau pengolahan
terlebih dahulu agar air yang dikonsumsi masyarakat “aman”
POB Pencegahan Resiko Stunting melalui Program PAMSIMAS | 27
Berikut ini uraian kegiatan di Tahap Keberlanjutan:
NO KEGIATAN TUJUAN HASIL YG
DIHARAPKAN PELAKU PERAN WAKTU
1 Pemicuan STBM
Lanjutan:
a) Pemicuan Stop
BABS lanjutan,
b) Pemicuan 5 Pilar
STBM
Memicu perubahan
perilaku masyarakat untuk
mewujudkan sanitasi total,
dalam memutus mata
rantai penularan
penyakit/infeksi berulang
penyebab resiko stunting
- Masyarakat berkomitmen untuk menerapkan perilaku sanitasi total
- Masyarakat berkomitmen meningkatkan kualitas kepemilikan sarana sanitasi
Sanitarian - Melakukan identifikasi dan pemetaan sasaran pemicuan sebagai referensi elemen pemicu
- Melakukan pemicuan di tingkat masyarakat - Berkoordinasi dengan KKM/Satlak, Bidan Desa dan
Tokoh Masyarakat setempat untuk pelaksanaan pemicuan
1 bulan
setelah BAST
Tim STBM Desa/
KPSPAMS
- Berkoordinasi dengan Pemerintah Desa terkait pelaksanaan kegiatan pemicuan
- Mendukung tim pemicuan dalam persiapan dan pelaksanaan kegiatan
Faskab STBM/FS - Berkoordinasi dengan Sanitarian dan KPSPAMS terkait rencana waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan
- Melakukan monitoring dan pendampingan pelaksanaan kegiatan
Pemdes - Pendukung tim STBM/tim pemicu dari sisi kebijakan dan pendanaan lanjutan dari desa
- Pelaksana dan pemantau perubahan perilaku di masyarakat.
2 Penguatan paska
pemicuan:
- Pleno paska
pemicuan
- Pemantauan
berkala
- Kampanye
perubahan
perilaku
- Verifikasi STBM
Mendorong percepatan
pencapaian sanitasi total
Perubahan perilaku
masyarakat menjadi
perilaku yang lebih baik
menuju perilaku
sanitasi total dan
terverifikasi
Sanitarian/Petugas
puskesmas
- Melakukan kunjungan lapangan (masyarakat) untuk identifikasi komitmen dan proses perubahan perilaku
- Merekam (mencatat) perubahan perilaku masyarakat - Memberikan masukan dan motivasi pada KPSPAM/
Tim STBM Desa dalam mendorong perubahan perilaku - Melakukan proses verifikasi STBM
1 bulan
setelah proses
BAST, dst
Kader AMPL/ Tim
STBM Desa/
KPSPAMS
- Melakukan monitoring perubahan perilaku masyarakat
- Merekam (mencatat) perubahan perilaku masyarakat - Melakukan identifikasi hambatan perubahan perilaku
masyarakat - Merumuskan strategi pendorong perubahan perilaku - Verifikasi STBM
TFM/ FS/Faskab
STBM
- Melakukan pencatatan dan pendampingan terkiait proses dan hasil perubahan perilaku
- Memasukkan data/ informasi dari Desa/ kiunjungan lapangan ke SIM PAMSIMAS
DC - Menyampaikan hasil input data di SIM PAMSIMAS kepada parapihak
POB Pencegahan Resiko Stunting melalui Program PAMSIMAS | 28
NO KEGIATAN TUJUAN HASIL YG
DIHARAPKAN PELAKU PERAN WAKTU
- Mendorong pelaku Kabupaten/ Kota memiliki regulasi yang mendorong perubahan perilaku
- Memastikan potensi-potensi sumber pendanaan/kolaborasi
- Ikut memastikan proses penguatan paska pemicuan terjadi di semua desa di kabupatennya.
DPMU - Terlibat dalam proses verifikasi STBM Desa - Melakukan pemantauan secara berkala untuk
memastikan SAM, SAN terbangun terkelola dengan baik oleh KP-SPAMS
3. Pengujian kualitas
air berkala
Memperoleh data dan
informasi kualitas air yang
akan diakses oleh
masyarakat pada periode
tertentu
Air yang diakses oleh
masyarakat merupakan
air yang memenuhi
syarat sesuai ketentuan
yang berlaku dan
kategori aman.
KPSPAMS - Berkooordinasi dengan Sanitarian terkait detail waktu dan tempat atau proses pengambilan uji kualitas air.
- Mempersiapkan pendanaan uji kualitas air
6 bulan paska
pembangunan
SAM Sanitarian - Berkoordinasi dengan KPSPAMS terkait detail waktu
dan tempat atau proses IKL dan pengambilan sample air untuk uji kualitas air
- Memberikan hasil uji kualitas air dan rekomendasi/ masukan kepada KPSPAMS
FM/FS/Faskab
STBM
- Memberikan pendampingan (terutama alokasi pendanaan/ iuran) KPSPAMS agar terlaksana uji kualitas air secara rutin
- Memonitoring dan mencatat hasil uji kualitas air. DC/DPMU - Memastikan seluruh desa dampingannya sudah
dilakukan pengawasan dan uji kualitas air secara aman.
- Dokumen uji kualitas air selain ada di desa, juga perlu tercatatkan di tingkat kabupaten sebagai alat control.
4 Monitoring berkala Melakukan pemantauan
secara rutin untuk
memastikan proses
perubahan perilaku
masyarakat terjadi dan
ada pembangunan sarana
sanitasi lanjutan menuju
sanitasi layak atau aman
Seluruh masyarakat
(100%) sudah
mengakses air minum
yang aman dan sanitasi
yang layak serta
meningkat ke sanitasi
aman.
KP-SPAMS/Tim
STBM Desa
- Bersama tim STBM desa melakukan pemantauan secara berkala terkait perubahan perilaku serta pemanfaatan akses air minum dan sanitasi yang layak
- Melakukan pemantauan dari rumah ke rumah dengan melibatkan seluruh kader di desa
- Pemutakhiran peta akses air minum dan sanitasi - Menyusun strategi Bersama pemdes dalam percepatan
akses menuju 100% Air minum dan sanitasi serta perubahan perilaku
Paska BAST,
dst
Sanitarian/Petugas
puskesmas/Bidan
desa
- Pemantauan secara rutin kegiatan STBM dan pengawasan kualitas air
POB Pencegahan Resiko Stunting melalui Program PAMSIMAS | 29
NO KEGIATAN TUJUAN HASIL YG
DIHARAPKAN PELAKU PERAN WAKTU
- Bersama KP-SPAMS melakukan kampanye perubahan perilaku
Tim Pemdes - Menyusun regulasi untuk menguatkan proses monitoring/pemantauan kegiatan
DPMU - Melakukan pemantauan di lokasi intervensi PAMSIMAS memastikan kegiatan paska pendampingan tetap dilakukan oleh KP-SPAMS didukung tim Pemdes.
Catatan:
1. Petunjuk pelaksanaan Pemicuan 5 Pilar merujuk pada Panduan praktis 5 Pilar STBM untuk masyarakat yang dikeluarkan oleh Direktorat Kesehatan Lingkungan
Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan;
2. Pedoman Penguatan paska pemicuan ada di POB pemicuan perubahan perilaku Stop BABS PAMSIMAS;
3. Tools Verifikasi STBM mengacu pada Form Verifikasi STBM Kementerian Kesehatan;
4. Pengujian kualitas air merujuk pada Permenkes no 492 Tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum.
POB Pencegahan Resiko Stunting melalui Program PAMSIMAS | 30
PEMANTAUAN KEGIATAN DALAM PENCEGAHAN RISIKO STUNTING
Pemantauan kegiatan dalam pencegahan resiko stunting adalah suatu upaya tim STBM
dalam melakukan upaya memantau perubahan perilaku seluruh masyarakatnya dalam
mengakses air minum dan sanitasi aman, dengan ditunjang sarana infrastruktur sanitasi
yang memadai.
Kegiatan pemantauan dimulai dari tingkatan masyarakat, yaitu masyarakat sebagai pelaku
sekaligus sasaran yang dipantau, yaitu saling memantau antar tetangga dengan mengacu
kepada peta sosial yaitu peta yang dibuat secara partisipatif oleh warga, untuk melihat
sebaran peringkat kesejahteraan penduduk (kaya, sedang, miskin) serta melihat akses
warga terhadap sarana air minum dan sanitasi, terkhusus melihat pemenuhan akses bagi
masyarakat disabilitas, dan risiko stunting.
Manfaat peta sosial adalah
a. Sebagai alat bantu untuk memberikan gambaran kondisi sebaran masyarakat
terhadap akses SAM dan sanitasi serta perubahan perilaku STBM warganya.
b. Sebagai alat bantu monitoring antar masyarakat.
c. Sebagai alat bantu mendapatkan data yang valid sesuai kondisi masyarakat, dan bisa
menjadi acuan berbagai instansi dengan “data dengan sumber yang sama”.
d. Sebagai alat bantu untuk memudahkan pencatatan jika ada perubahan akses di
masyarakat
e. Sebagai alat bantu mengetahui lokus resiko stunting, keberadaan anak stunting
Contoh Peta Sosial
Gambar diatas adalah gambar peta sosial akses sanitasi yang dibuat dari partisipasi
masyarakat.
POB Pencegahan Resiko Stunting melalui Program PAMSIMAS | 31
DAFTAR PUSTAKA
Kementrian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat. 2013. Kerangka Kebijakan Gerakan
Nasional Percepatan Perbaikan Gizi Dalam Rangka Seribu Hari Pertama Kehidupan (Gerakan
1000 HPK). Sekretariat Negara RI. Jakarta.
Kementrian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan. 2018. Strategi
Nasional Percepatan Pencegahan Anak Kerdil (Stunting) Periode 2018-2024. Sekretariat Wakil
Presiden. Jakarta
Kementrian Perencanaan dan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan dan Pembangunan
Nasional. 2018. Pedoman Pelaksanaan Intervensi Penurunan Stunting Terintegrasi di
Kabupaten/ Kota. Sekretariat Negara RI. Jakarta.
Levinson, F.J., and Y. Balarajan .2013. Addressing malnutrition multisectorally: what have we
learned from recent international experience, UNICEF Nutrition Working Paper. New York:,
UNICEF and MDG Achievement Fund
PAMSIMAS. 2018. Petunjuk Teknis Perencanaan Kegiatan Tingkat Masyarakat. PAMSIMAS.
Jakarta
PAMSIMAS. 2018. Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kegiatan Tingkat Masyarakat. PAMSIMAS.
Jakarta
Republik Indonesia. 2013. Peraturan Presiden No. 42 Tahun 2013 Tentang Gerakan Nasional
Percepatan Perbaikan Gizi. Sekretariat Negara RI. Jakarta.
Republik Indonesia. Peraturan Presiden No. 2 Tahun 2015 Tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019. Sekretariat Negara RI. Jakarta.
World Bank .2014. Better Growth Through Improved Sanitation and Hygiene Practices. Jakarta:
World Bank