Download - Pneumonia Pada Kehamilan
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Dalam
RSUD R. Goeteng Tarunadribrata
Fakultas Kedokteran Univestitas Islam Indonesia
PNEUMONIA
Hairu Zaman08711228
IDENTITASNama : Ny.MJenis kelamin : PerempuanUmur : 26 tahunAlamat : No. RM : 441xxxTanggal masuk RS : 2 Maret 2013
ANAMNESISKU
Sesak nafasRPS
Sesak nafas sejak ± 2 minggu yang lalu, sesak nafas dirasakan hilang timbul. Sesak nafas muncul tidak menentu waktu dan aktifitasnya. Jika sesak nafas muncul lebih enak jika beristirahat dalam posisi duduk atau tidur dengan menggunakan 2 bantal. Selain sesak juga merasakan batuk, batuk muncul sebelum sesak nafas ± 3 minggu yang lalu. Batuk awalnya kering kemudian berdahak berwarna putih. Batuk berdahak tidak disertai darah. Demam juga dirasakan bersamaan dengan munculnya batuk. Demam muncul mendadak tinggi dan bertahan beberapa hari. Pilek (-), nyeri dada (-),mual (-), muntah (-), penurunan BB (-),nyeri perut (-) keringatan malam (-), badan linu-linu (-), riwayat bengkak di kedua kaki (-).
RPDRiwayat sesak nafas sebelumnya (-)Riwayat berobat rutin 6 bulan untuk sakit paru (-)Riwayat sakit asma (-)Riwayat Hipertensi (-)Riwayat Diabetes Melitus (-)Riwayat alergi (-)
RPKRiwayat Hipertensi dan Diabetes Melitus disangkalPenyakit serupa (-)Riwayat sakit asma (-)Riwayat batuk lama (-)Riwayat berobat rutin selama 6 bulan (-)
Kebiasaan dan LingkunganTidak merokokMasak menggunakan kompor gasMakan teratur
PEMERIKSAAN FISIKKU : Tampak sesak nafas, Compos mentisVital sign
TD : 120/80 mmHgNadi : 96 x/menit, regulerSuhu : 36,5 CRR : 27 x/menit
Status generalisKepala:
Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-Epistaksis (-)Lidah kotor (-), Perdarahan di gusi (-)
Leher JVP 5±2Pembesaran kelenjar (-)
ThoraxCor I : ictus tampak di SIC IV midklavikula
Pal : ictus teraba di SIC IV midklavikula,tidak kuat angkat ,thrill (-)
Per : dbnA :S1/S2 reguler.
Pulmo I : pergerakan simetrisPal : nyeri tekan (-), focal fremitus
normal, pergerakan simetris ka-ki
Per :sonorA :whezing (+/-),ronki (+/+)
AbdomenI : dinding perut lebih rendah dibanding dinding dada,
massa (-)A : peristaltik N +Per : timpaniPal : hepar tidak teraba, lien tidak teraba
asites (-) nyeri tekan (-)
EkstremitasEdema (-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
PEMERIKSAAN
HASIL SATUAN NILAI NORMAL
HematologiDarah rutinHbLeukositHematokritEritrositTrombositMCVMCHMCHCDiff countEosinofilBasofilNeutrofil segmenLimfositMonosit
1022,4364
200823034
1078135
g/dl103/ul
%106/ul103/ul
fLPg
g/dL
%%%%%
11,7-15,53,6-1135-47
3,8-5,2150-44080-10026-3432-36
1-30-1
50-7025-402-8
PEMERIKSAAN PENUNJANG
PEMERIKSAAN
HASIL NILAI NORMAL
Diff countLED1 jam2 jam
SGOTSGPTWidalS.Pathypi OS.Pathypi H
1412
2728
NegatifNegatif
mm/jammm/jam
U/LU/L
< 15< 15
<= 37<= 42
NegatifNegatif
RESUME
Sesak nafas sejak ± 2 minggu yang lalu, sesak nafas dirasakan hilang timbul. Sesak nafas muncul tidak menentu waktu dan aktifitasnya. Jika sesak nafas muncul lebih enak jika beristirahat dalam posisi duduk atau tidur dengan menggunakan 2 bantal. Selain sesak juga merasakan batuk, batuk muncul sebelum sesak nafas ± 3 minggu yang lalu. Batuk awalnya kering kemudian berdahak kental berwarna kehijauan . Batuk berdahak tidak disertai darah. Demam juga dirasakan bersamaan dengan munculnya batuk. Demam muncul mendadak tinggi dan bertahan beberapa hari. Pilek (-), nyeri dada (-),mual (-), muntah (-), penurunan BB (-),nyeri perut (-) keringatan malam (-), badan linu-linu (-), riwayat bengkak di kedua kaki (-).
Px Lab : Al :22,4 103/ul
DIAGNOSAPneumonia
TERAPI Nonmedikamentosa
Tirah baringMedikamentosa:
O2 4 L/menitIVFD RL 20 tpmInj. Ranitidin 25mg/ml 2 x 1 ampulInj.Ondancentron 2 x 1 ampulPamol 3 x 1 tabAmbroxol 3 x 1 tab
Follow Up H3 (4 Maret 2013)
SUBJEK OBJEK ASSESMENT
PLANNING
• Sesak nafas (+)• Batuk berdahak (+)• Demam (-)
Fisik•Sama seperti hari sebelumnya hanya yang berbeda :
•Vital Sign: TD= 100/80 mmHg N = 80x/menit RR= 26x/menit T = 36,2C
•Hasil Px darah yang bermakna :AL : 22,4 103/ul
Pneumonia Pemeriksaan :•Pemerisaan Ro Thoraks•Pemeriksaan kultur dahak
Nonfarmakologi:• tirah baring
Farmakologi:•IVFD RL+aminofilin 1 ampul : 20 tpm•Inj. Amoxicilin 2x1 ampul•Inj. MP 2 x 62,5 mg•Ambroxol 3 x 1 tab•Inj. Ranitidin 2 x 1 ampul•Inj.Ondancentron 2 x 1 ampul
Follow Up H4 (5 Maret 2012)
SUBJEK OBJEK ASSESMENT PLANNING
•Sesak nafas (+) tapi sudah berkurang jika dibanding hari sebelumnya• Batuk berdahak (+)• Demam (-)
Fisik•Sama seperti hari sebelumnya hanya yang berbeda :
•Vital Sign: TD= 120/90 mmHg N = 80x/menit RR= 24x/menit T = 36C
Pneumonia Nonfarmakologi:• tirah baring
Farmakologi:•IVFD RL+aminofilin 1 ampul : 20 tpm•Inj. Amoxicilin 2x1 ampul•Inj. MP 2 x 62,5 mg•Ambroxol 3 x 1 tab•Inj. Ranitidin 2 x 1 ampul•Inj.Ondancentron 2 x 1 ampul
Follow Up H5 ( 6 Maret 2012)
SUBJEK OBJEK ASSESMENT
PLANNING
• Batuk berdahak (+) tapi sudah berkurang dibanding hari sebelumnya.
Fisik•Sama seperti hari sebelumnya hanya yang berbeda :
•Vital Sign: TD= 120/80 mmHg N = 80x/menit RR= 18x/menit T = 36C
Pneumonia Farmakologi:• Infus Aff•Amoxicilin tab 500mg 3 x 1 tab•Ambroxol 3 x 1 tab•MP 2 x 1 tab
ANALISA KASUS
Pasien didiagnosis menderita pneumonia dengan kehamilan
Anamnesis:Sesak nafas sejak ± 2 minggu yang lalu, sesak nafas dirasakan hilang timbul. Sesak nafas muncul tidak menentu waktu dan aktifitasnya. Jika sesak nafas muncul lebih enak jika beristirahat dalam posisi duduk atau tidur dengan menggunakan 2 bantal. Selain sesak juga merasakan batuk, batuk muncul sebelum sesak nafas ± 3 minggu yang lalu. Batuk awalnya kering kemudian berdahak kental berwarna kehijauan . Batuk berdahak tidak disertai darah. Demam juga dirasakan bersamaan dengan munculnya batuk. Demam muncul mendadak tinggi dan bertahan beberapa hari.
Px Lab : AL: 22,4 103/ul
PEMBAHASAN
Pneumonia adalah suatu peradangan paru yang disebabkan oleh mikroorganisme (bakteri,virus,jamur,parasit) kecuali Mycobacterium tuberculosis.(Konsensus pneumonia PDPI)
Etiologi :Pneomonia komuniti : gram +Pneumonia rumah sakit: gram –Pneumonia komuniti : gram - Indonesia
Luar Negeri
Klasifikasi PneumoniaBerdasarkan klinis dan epideologis :
A.Pneumonia komuniti (community-acquired pneumonia)B.Pneumonia nosokomial (hospital-acqiured pneumonia /
nosocomial pneumonia)C.Pneumonia aspirasiD.Pneumonia pada penderita Immunocompromised
pembagian ini penting untuk memudahkan penatalaksanaan
Berdasarkan bakteri penyebab A.Pneumonia bakterial / tipikal. Dapat terjadi pada semua
usia. Beberapa bakteri mempunyai tendensi menyerang sesorang yang peka, misalnya Klebsiella pada penderita alkoholik, Staphyllococcus pada penderita pasca infeksi influenza.
B.Pneumonia atipikal, disebabkan Mycoplasma, Legionella dan Chlamydiac.Pneumonia virusd.
C.Pneumonia jamur sering merupakan infeksi sekunder. Predileksi terutama pada penderita dengan daya tahan lemah (immunocompromised)
Berdasarkan predileksi infeksiA.Pneumonia lobaris. Sering pada pneumania
bakterial, jarang pada bayi dan orang tua. Pneumonia yang terjadi pada satu lobus atau segmen kemungkinan sekunder disebabkan oleh obstruksi bronkus misalnya : pada aspirasi benda asing atau proses keganasan
B.Bronkopneumonia. Ditandai dengan bercak-bercak infiltrat pada lapangan paru. Dapat disebabkan oleh bakteria maupun virus. Sering pada bayi dan orang tua. Jarang dihubungkan dengan obstruksi bronkus
C.Pneumonia interstisial
Diagnosa1. Gambaran klinis
A. Anamnesis Gambaran klinik : demam (suhu tubuh meningkat dapat melebihi 400C), menggigil, batuk dengan dahak mukoid atau purulen kadang-kadang disertai darah, sesak napas dan nyeri dada. B.Pemeriksaan fisik : Temuan pemeriksaan fisis dada tergantung dari luas lesi di paru.inspeksi dapat terlihat bagian yang sakit tertinggal
waktu bernapaspalpasi fremitus dapat mengeras,perkusi redupauskultasi : suara napas bronkovesikuler sampai bronkial
yang mungkin disertai ronki basah halus, yang kemudian menjadi ronki basah kasar pada stadium resolusi.
2. Pemeriksaan penunjangA.Gambaran radiologisA.Foto toraks (PA/lateral) merupakan pemeriksaan penunjang utama untuk menegakkan diagnosis. Gambaran radiologis dapat berupa infiltrat sampai konsolidasi dengan " air broncogram", penyebab bronkogenik dan interstisial serta gambaran kaviti. B.Pemeriksaan labolatorium Pada pemeriksaan labolatorium terdapat peningkatan jumlah leukosit, biasanya lebih dari 10.000/ul kadang-kadang mencapai 30.000/ul, dan pada hitungan jenis leukosit terdapat pergeseran ke kiri serta terjadi peningkatan LED. Untuk menentukan diagnosis etiologi diperlukan pemeriksaan dahak, kultur darah dan serologi. Kultur darah dapat positif pada 20-25% penderita yang tidak diobati. Analisis gas darah menunjukkan hipoksemia dan hikarbia, pada stadium lanjut dapat terjadi asidosis respiratorik.
Diagnosis pneumonia komuniti
Diagnosis pasti pneumonia komuniti ditegakkan jika pada foto toraks trdapat infiltrat baru atau infiltrat progresif ditambah dengan 2 atau lebih gejala di bawah ini :Batuk-batuk bertambahPerubahan karakteristik dahak / purulenSuhu tubuh > 380C (aksila) / riwayat demamPemeriksaan fisis : ditemukan tanda-tanda
konsolidasi, suara napas bronkial dan ronkiLeukosit > 10.000 atau < 4500
Penilaian derajat Kiparahan penyakitPneumonia Patient Outcome Research
Team (PORT) seperti tabel di bawah ini :
PDPI, kriteria yang dipakai untuk indikasi rawat inap pneumonia komuniti adalah :Skor PORT lebih dari 70Bila skor PORT kurang < 70 maka penderita
tetap perlu dirawat inap bila dijumpai salah satu dari kriteria dibawah ini.Frekuensi napas > 30/menitPa02/FiO2 kurang dari 250 mmHgFoto toraks paru menunjukkan kelainan bilateralFoto toraks paru melibatkan > 2 lobus
Tekanan sistolik < 90 mmHgTekanan diastolik < 60 mmHg
Pneumonia pada pengguna NAPZA
Kriteria perawatan intensifPenderita yang memerlukan perawatan di Ruang Rawat Intensif adalah penderita yang mempunyai paling sedikit 1 dari 2 gejala mayor tertentu (membutuhkan ventalasi mekanik dan membutuhkan vasopressor > 4 jam [syok sptik]) atau 2 dari 3 gejala minor tertentu (Pa02/FiO2 kurang dari 250 mmHg, foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral, dan tekanan sistolik < 90 mmHg).
Alur Tatalaksana Pneumonia Komuniti