Download - PLENO.pptx
LO
1. Mampu menjelaskan etiologi, patofisiologi, manifestasi, dan penatalaksanaan dalam kedokteran gigi pada penderita Hipertiroid
2. Mampu menjelaskan etiologi, patofisiologi, manifestasi, dan penatalaksanaan dalam kedokteran gigi pada penderita Diabetes Mellitus (DM)
HIPERTIROID
1. EtiologiA. autoimun Penyakit graves
B. kadar iodium yang berlebihan dalam tubuhC. Infeksi kelenjar tiroid (tiroiditis)
2. Patofisiologi1. Penyakit graves
Kelainan Respon Imun
Produksi antibodi TSI
Pengikatan TSI oleh reseptor TSH
Merangsang pembentukan T3 dan T4
HIPERTIROID
2. Kadar iodium yang berlebihan
Konsumsi Iodium berlebihan
Peningkatan produksi monoiodotiroksin dan diiodotiroksin
Peningkatan T3 dan T4
HIPERTIROID
3. Manifestasia. Manifestasi umum
- sering berkeringat- mudah gelisah- denyut jantung tidak beraturan- tremor - sering merasa kepanasan- sulit tidur- pembesaran kelenjar tiroid
b.Manifestasi Oral1. Xerostomia karies,kalkulus2. Periodontitis 3. Gigi cepat erupsi4. Resorbsi maksilla dan mandibulla
4. Penatalaksanaan
Obat anti tiroid Terapi iodine secara radioaktif Bedah (tiroidektomi subtotal) untuk pasien yang
kelenjar tiroid besar/goiter multinoduler Pemberiaan saliva sintesis (saliva buatan) ,
merupakan terapi tambahan
DIABETES MELLITUS
1.Klasifikasi diabetes mellitus berdasarkan etiologi
a. DM tipe 1 kerusakan sel beta langerhans b. DMtipe 2 resistensi insulinc. DM tipe lain berkaitan dgn peny.endokrin
laind. DM tipe gestasional pada saat ibu hamil
oleh karena hormon plasenta
3. ManifestasiI.Manifestasi umum
a. Polidipsi dan polifagiab. Poliuriac. Mudah infeksi dan sulit sembuhd. Berat badan menurune. Ngantukf. Problem seks
4. Perawatan Gigi dan Mulut Pasien dengan Diabetes Mellitus
Tipe-tipe perawatan menurut Sonis S.T, dkk (1995) yang dapat dilakukan secara umum:
•Tipe 1: Pemeriksaan/radiograf, instruksi OH, pencetakan untuk studi model•Tipe 2: Tambalan gigi sederhana, profilaksis, perawatan orthodonsia•Tipe 3: Tambalan lanjut, scalling dan penyerutan akar, perawatan endodontic
•Tipe 4: Pencabutan gigi sederhana, kuretase, pencabutan lebih dari 2 gigi gingivoplasti
•Tipe 5: Pencabutan serial, bedah flap, gingivektomi
•Tipe 6: Bedah besar, reseksi gingival
Berdasarkan tipe perawatan menurut Sonis S.T, dkk (1995) maka perlu diperhatikan hal berikut dalam perawatan gigi dan mulut pasien Diabetes mellitus:
1. Pasien dengan resiko rendah2. Pasien dengan resiko menengah3. Pasien dengan resiko tinggi
5. PENATALAKSANAAN GIGI TIRUAN PADA PASIEN DIABETES MELLITUS
Pada pasien dengan diabetes melitus terkontrol pembuatan gigi tiruan dapat dilakukan sama seperti pembuatan gigi tiruan lepasan pada pasien normal. Masalah yang sering dihadapi pada pemakaian gigi tiruan lepasan bagi pasien DM adalah kemungkinan mudahnya terjadi infeksi pada jaringan pendukung lunak gigi tiruan, kecenderungan terjadi edema serta sering dijumpai xerostomia
1.Infeksi
Penanganan yang dilakukan dapat dengan pengobatan insulin dan pemberian obat antibiotik. Dalam hal ini kerjasama antara penderita, dokter gigi, dan dokter spesialis penyakit dalam sangat diperlukan untuk merawat penyakitnya. Apabila keadaan infeksi pada jaringan lunak telah sembuh, dan kadar glukosa darah normal atau dalam keadaan terkontrol maka perawatan gigi tiruan penuh dapat dilakukan.
2. EDEMA
Edema harus disembuhkan terlebih dahulu sebelum melakukan pencetakan karena keadaan edema akan menyebabkan ukuran jaringan lunak berbeda sehingga hasil cetakan yang diperoleh tidak akurat. Sebagai konsekuensinya akan diperoleh basis gigi tiruan yang tidak mempunyai adaptasi yang baik sehingga memiliki retensi dan stabilitas yang rendah. Gigi tiruan seperti ini akan menjadi sumber iritasi kronis yang sekalian dapat menjadi faktor penyebab peningkatan keparahan DM. Pencetakan rahang seharusnya baru dilakukan apabila keadaan edema jaringan lunak telah dieliminasi terlebih dahulu.
3. XEROSTOMIA
Keadaan xerostomia pada pasien DM memberikan gejala mulut kering disebabkan berkurangnya produksi saliva. Hal ini dapat berakibat nyeri menyeluruh dan menyebabkan sensasi panas pada jaringan lunak pendukung gigi tiruan.
a. Xerostomia yang reversiblePerawatannya dapat secara lokal dan sistemik
– lokal : membasuh mulut dengan air, teh, sodium kloride dan sodium bikarbonat, gliserin atau larutan sitrat 2%
– sistemik: menggunakan obat-obatan yang bersifat merangsang produksi kelenjar saliva, misalnya pilokarpin, nikotinamide, asam nitrat
b. Xerostomia irreversible
•Menggunakan saliva buatan, cara pemberian dengan diteteskan di mulut, dioleskan pada lidah, disemprotkan, dikumur
* Menggunakan reservoir saliva pada basis gigi tiruan sehingga saliva buatan tersimpan pada reservoir dan keluar sedikit demi sedikit selama gigi tiruan dipakai di dalam mulut
DAFTAR PUSTAKA
•Apandi. 1989. Pemakaian Gigi Tiruan Lengkap Pada Penderita Diabetes Mellitus. Jakarta: FKG USAKTI.
•Marwati. 1989. Infeksi Jaringan Lunak Mulut Pada Penderita Diabetes Mellitus. Jakarta: FKG USAKTI.
•S.T., Sonis. dkk. 1995. Principles and Pratice of Oral Medcine 2nd Edition.. Phyladelpia. WB Saunders.
•JJ, Sharry. 1974. Complete Denture Prosthodontic 3rd
Edition. New York: Mc Grow Hill Book Company.