Transcript
Page 1: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta al dalam h penggunaan obat tinggi (> ) namun tidak untuk pemahaman

KAJIAN PEMAHAMAN DAN KETAATAN PENGGUNAAN OBAT PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DENGAN KOMPLIKASI

GAGAL GINJAL KRONIS

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh :

Venny Handayani

NIM : 078114004

FAKUTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2011

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta al dalam h penggunaan obat tinggi (> ) namun tidak untuk pemahaman

ii

KAJIAN PEMAHAMAN DAN KETAATAN PENGGUNAAN OBAT PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DENGAN KOMPLIKASI

GAGAL GINJAL KRONIS

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh :

Venny Handayani

NIM : 078114004

FAKUTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2011

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta al dalam h penggunaan obat tinggi (> ) namun tidak untuk pemahaman

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta al dalam h penggunaan obat tinggi (> ) namun tidak untuk pemahaman

iv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta al dalam h penggunaan obat tinggi (> ) namun tidak untuk pemahaman

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Dedicated to :

my University, SANATA DHARMA

my granDma & granDpa

my “super” mom & dad

my lovely sister, deph..

my super little brother, nik..

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta al dalam h penggunaan obat tinggi (> ) namun tidak untuk pemahaman

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta al dalam h penggunaan obat tinggi (> ) namun tidak untuk pemahaman

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta al dalam h penggunaan obat tinggi (> ) namun tidak untuk pemahaman

viii

PRAKATA

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala

berkat dan penyertaan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Kajian Pemahaman dan Ketaatan Penggunaan Obat Pasien Diabetes

Mellitus Tipe 2 dengan Komplikasi Gagal Ginjal Kronis”. Penulis juga menyadari

bahwa penyusunan skripsi ini bukanlah suatu yang hal mudah tanpa bantuan dan

dukungan dari berbagai pihak oleh sebab itu penulis mengucapkan terimakasih

kepada :

1. Bapak Ipang Djunarko, M.Sc., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Ibu Yunita Linawati, M.Sc., Apt., selaku dosen pembimbing serta penguji

yang selalu memberikan saran, arahan, kritikan, semangat serta motivasi demi

kelancaran dan terselesaikannya skripsi ini.

3. Bapak Drs. Mulyono, Apt., atas kesediaan dalam menguji, memberikan saran,

arahan, dan kritikan dalam penyelesaian skripsi ini.

4. Bapak Yosef Wijoyo, M.Si., Apt., atas kesediaan dalam menguji, memberikan

saran, arahan, dan kritikan dalam penyelesaian skripsi ini.

5. Dr. F.X. Haryatno dan dr. Suharnadi atas kesediaan dalam memberikan saran,

arahan, dan kritikan bagi skripsi ini.

6. Pak Parji, Pak Danar, Pak Markus, Bu Sisca, Mbak Anna, serta staff Rumah

Sakit Panti Rapih yang dengan setia dan ramah telah memberikan bantuan

serta pelayanannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta al dalam h penggunaan obat tinggi (> ) namun tidak untuk pemahaman

ix

7. Seluruh pasien DM tipe 2 dengan komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan

Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta atas kesediaan untuk turut berpartisipasi

dalam penelitian ini.

8. Shendy Isyanto, atas doa, cinta, kasih sayang, perhatian serta dukungannya

selama ini.

9. Sahabat – sahabatku yang setia, Adhistia Rizky Dewanti dan Novreny, atas

keceriaan, dukungan, dan kebersamaannya selama ini.

10. Teman-teman Kos Dewi I, Elisa Eka Adrianto, Vivi Elfira, Frissa Kurniawan,

Helen, Liana Wulan dan Dewi Elizabeth Himawan, atas persahabatan,

kekompakan, dan kebersamaannya selama ini.

11. Seluruh angkatan 2007 dan khususnya FKK A, atas persahabatan, keceriaan,

kekompakan dan kebersamaannya selama masa perkuliahan.

12. Semua pihak yang turut membantu terselesaikannya skripsi ini yang tidak

dapat disebutkan satu per satu oleh penulis.

Penulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta al dalam h penggunaan obat tinggi (> ) namun tidak untuk pemahaman

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………… ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING…………………………… iii

HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………….. iv

HALAMAN PERSEMBAHAN …………………………………………... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA …………………………………... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ……………... vii

PRAKATA ………………………………………………………………... viii

DAFTAR ISI ……………………………………………………………… x

DAFTAR TABEL ………………………………………………………… xiv

DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………… xvi

DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………… xvii

INTISARI …………………………………………………………………. xvii

ABSTRACT ………………………………………………………………... xix

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………… 1

A. Latar Belakang ………………………………………………………… 1

1. Perumusan masalah ……………………………………………….. 3

2. Keaslian penelitian ………………………………………………... 4

3. Manfaat penelitian ………………………………………………… 6

B. Tujuan Penelitian ……………………………………………………… 6

1. Tujuan umum ……………………………………………………... 6

2. Tujuan khusus …………………………………………………….. 7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta al dalam h penggunaan obat tinggi (> ) namun tidak untuk pemahaman

xi

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA ……………………………………... 8

A. Pemahaman ……………………………………………………………. 8

1. Definisi ……………………………………………………………. 8

2. Faktor yang mempengaruhi pemahaman …………………………. 9

B. Ketaatan ……………………………………………………………….. 10

1. Definisi ……………………………………………………………. 10

2. Dimensi penunjang ketaatan ………………………………………. 10

3. Faktor dan alasan ketidaktaatan pasien …………………………… 11

4. Metode pengukuran ketaatan pada pasien ……………………….... 12

5. Upaya peningkatan ketaatan ………………………………………. 13

C. Diabetes Mellitus ……………………………………………………… 12

1. Definisi ……………………………………………………………. 14

2. Klasifikasi …………………………………………………………. 14

3. Patofisiologi ……………………………………………………….. 14

4. Gejala klinis ……………………………………………………….. 16

D. Diabetes Mellitus Tipe 2 ……………………………………………… 17

1. Definisi ……………………………………………………………. 17

2. Etiologi ……………………………………………………………. 17

3. Gejala klinis ……………………………………………………….. 17

4. Patofisiologi ……………………………………………………….. 17

E. Gagal Ginjal Kronis …………………………………………………… 19

1. Definisi ……………………………………………………………. 19

2. Klasifikasi …………………………………………………………. 19

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta al dalam h penggunaan obat tinggi (> ) namun tidak untuk pemahaman

xii

3. Etiologi ……………………………………………………………. 21

4. Patofisiologi DM Tipe 2 dengan komplikasi GGK ……………….. 22

5. Gejala dan tanda …………………………………………………. 26

6. Parameter pemeriksaan ……………………………………………. 26

7. Tujuan dan sasaran terapi ………………………………………... 29

8. Penatalaksanaan terapi DM Tipe 2 dengan komplikasi GGK …… 29

F. Keterangan Empiris …………………………………………………… 40

BAB III METODOLOGI PENELITIAN …………………………………. 42

A. Jenis dan Rancangan Penelitian ……………………………………….. 42

B. Definisi Operasional …………………………………………………... 42

C. Tempat dan Waktu Penelitian ………………………………………… 43

D. Subjek Penelitian ……………………………………………………… 44

E. Bahan dan Materi Penelitian ………………………………………….. 44

F. Instrumen Penelitian …………………………………………………... 45

G. Tata Cara Penelitian …………………………………………………... 46

H. Keterbatasan Penelitian ……………………………………………….. 49

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN …………………………………. 50

A. Karakteristik Pasien …………………………………………………… 50

1. Umur ………………………………………………………………. 50

2. Jenis kelamin …………………………………………………….... 51

3. Jadwal kontrol …………………………………………………….. 52

4. Pendidikan ………………………………………………………… 53

5. Pekerjaan ………………………………………………………….. 54

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta al dalam h penggunaan obat tinggi (> ) namun tidak untuk pemahaman

xiii

6. Penghasilan per bulan ……………………………………………... 55

B. Pemahaman Pasien ……………………………………………………. 56

1. Perhatian terhadap rincian obat …………………………………… 58

2. Cara pemakaian obat ……………………………………………… 59

3. Lama penggunaan obat ……………………………………………. 60

4. Waktu penggunaan obat …………………………………………... 61

5. Indikasi obat ………………………………………………………. 62

6. Efek samping obat ………………………………………………… 63

7. Perhatian dan peringatan obat …………………………………….. 64

8. Kontraindikasi obat ……………………………………………….. 65

9. Interaksi obat ……………………………………………………… 66

10. Jadwal konsultasi dokter …………………………………………... 67

11. Jadwal pemeriksaan laboratorium ……………………………….... 68

C. Ketaatan ……………………………………………………………….. 69

1. Keteraturan penggunaan obat ……………………………………... 70

2. Jumlah obat yang diterima ………………………………………… 70

3. Kesulitan dalam penggunaan obat ……………………………….... 71

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ………………………………….. 76

A. Kesimpulan ……………………………………………………………. 76

B. Saran …………………………………………………………………... 76

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………... 77

LAMPIRAN ………………………………………………………………. 81

BIOGRAFI PENULIS ……………………………………………………. 107

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta al dalam h penggunaan obat tinggi (> ) namun tidak untuk pemahaman

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel I. Klasifikasi Diabetes Mellitus …………………………... 14

Tabel II. Tahapan Gagal Ginjal Kronis ………………………….. 19

Tabel III. Parameter Pemeriksaan Glukosa pada Orang Dewasa .... 27

Tabel IV. Laju Ekskresi Albumin Urin ............................................ 28

Tabel V. Penafsiran Proteinurea …………………………………. 28

Tabel VI. Nilai Normal Kimia Darah Faal Ginjal ………………... 28

Tabel VII. Golongan Diuretik ........................................................... 36

Tabel VIII. Golongan Beta Adrenergik Blockers ............................... 36

Tabel IX. Golongan ACEs dan ARBs ............................................... 38

Tabel X. Golongan CCBs ............................................................... 39

Tabel. XI. Golongan Alfa Adrenergik .............................................. 39

Tabel XII. Penerimaan Informasi Pengobatan .................................. 56

Tabel XIII. Perhatian Terhadap Rincian Obat ……………………… 58

Tabel XIV. Pemahaman Cara Pemakaian Obat …………………….. 59

Tabel XV. Pemahaman Lama Penggunaan Obat ………………….. 60

Tabel XVI. Pemahaman Waktu Penggunaan Obat …………………. 61

Tabel XVII. Pemahaman Indikasi Obat ……………………………... 62

Tabel XVIII. Pemahaman Efek Samping Obat ………………………. 63

Tabel XIX. Pemahaman Perhatian dan Peringatan Obat …………… 64

Tabel XX. Pemahaman Kontraindikasi ………………………......... 65

Tabel XXI. Pemahaman Interaksi Obat …………………………….. 66

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta al dalam h penggunaan obat tinggi (> ) namun tidak untuk pemahaman

xv

Tabel XXII. Jadwal Konsultasi Dokter ……………………………… 67

Tabel XXIII. Jadwal Pemeriksaan Laboratorium …………………….. 68

Tabel XXIV. Keteraturan Penggunaan Obat ………………………..... 70

Tabel XXV. Kesesuaian Jumlah Obat ……………………………….. 70

Tabel XXVI. Hasil Follow Up Melalui Telepon ………....................... 73

Tabel XXVII. Ketaatan Pasien ……………………………………….... 74

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta al dalam h penggunaan obat tinggi (> ) namun tidak untuk pemahaman

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Penderita DM di Negara Maju dan Berkembang …………. 1

Gambar 2. Tahap – Tahap Pemrosesan Informasi ................................. 8

Gambar 3. Dimensi Ketaatan Pasien ………………………………….. 10

Gambar 4. Algoritma Kerusakan Ginjal ................................................ 22

Gambar 5. AGEs dalam Patologi Vaskular …………………………… 23

Gambar 6. AGEs pada Matriks Ekstraselular ………............................. 23

Gambar 7. AGEs dan Reseptor ……....................................................... 24

Gambar 8. Glomerulosklerosis ............................................................... 24

Gambar 9. Kapiler Glomerulus Normal dan dengan Proteinuria ........... 25

Gambar 10. Algoritma Penggunaan ACEs atau ARBs ............................. 37

Gambar 11. Umur ………………………………………………………. 50

Gambar 12. Jenis Kelamin ……………................................................... 51

Gambar 13. Jadwal Kontrol ……………………………………………. 52

Gambar 14. Pendidikan ……………….................................................... 53

Gambar 15. Pekerjaan …………………………….................................. 54

Gambar 16. Penghasilan per Bulan …………………………………….. 55

Gambar 17. Sumber Informasi Pengobatan (n=20; responden boleh

memilih lebih dari satu opsi)………………………………. 56

Gambar 18. Kesulitan Penggunaan Obat ………………………………. 71

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta al dalam h penggunaan obat tinggi (> ) namun tidak untuk pemahaman

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Pengajuan Permohonan Ijin Penelitian dan Pengambilan

Data …………................................................................... 81

Lampiran 2. Persetujuan Penelitian dan Pengambilan Data ………….. 82

Lampiran 3. Surat Keterangan Penyelesaian Penelitian …………….... 83

Lampiran 4. Kuesioner …………………………….............................. 84

Lampiran 5. Uji Validitas dan Reliabilitas …………………………… 88

Lampiran 6. Karakteristik Responden ………………………………... 94

Lampiran 7. Hasil Kuesioner Pemahaman Pengobatan ………............. 95

Lampiran 8. Hasil Kuesioner Ketaatan Pengobatan (in deep interview)

……………………………………………………………. 97

Lampiran 9. Hasil Follow Up Melalui Telepon ………………………. 99

Lampiran 9. Perhitungan Jumlah Sisa Obat…………………………… 101

Lampiran 11. Dokumentasi …………………………………………….. 105

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta al dalam h penggunaan obat tinggi (> ) namun tidak untuk pemahaman

xviii

INTISARI

Diabetes Mellitus (DM) tipe 2 merupakan salah satu jenis DM dengan prevalensi yang tinggi dan lebih dari 40% kasus Gagal Ginjal Kronis (GGK) disebabkan oleh DM tipe 2.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik, pemahaman dan ketaatan pasien DM tipe 2 dengan komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Panti Rapih (RSPR) Yogyakarta dalam mengkonsumsi obat menggunakan metode kuesioner, pengecekan penebusan obat kembali dan perhitungan jumlah sisa obat selama periode Juli - Agustus 2010.

Jenis penelitian ini adalah non eksperimental yang menggunakan rancangan survey deskriptif dengan teknik pengambilan data secara cross sectional. Data yang telah terkumpul kemudian diolah menggunakan statistik deskriptif dengan perhitungan persentase.

Karakteristik pasien DM tipe 2 dengan komplikasi GGK dalam penelitian ini adalah wanita (60%), berumur 30-65 tahun (60%), melakukan kontrol sebulan sekali (85%), bertingkat pendidikan terakhir SMA (45%), ibu rumah tangga (35%) dan penghasilan per bulan Rp 1.000.000 ≤ x < 2.000.000 (65%). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemahaman pasien DM Tipe 2 dengan komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta dalam hal penggunaan obat tinggi (> 50%) namun tidak untuk pemahaman pasien terhadap kontraindikasi (35%) dan 90% pasien taat dalam mengkonsumsi obat.

Kata kunci : pemahaman, ketaatan, DM tipe 2, GGK

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta al dalam h penggunaan obat tinggi (> ) namun tidak untuk pemahaman

xix

ABSTRACT

Type 2 DM (Diabetes Mellitus) is a kind of DM which have a high prevalence and more over 40% cases of Chronical Renal Failure (CRF) are caused by type 2 DM.

This study have three aims, firstly to know the characteristics, secondly to know the knowledgement, and thirdly to know the adherence in using medicine of type 2 DM with Chronical Renal Failure (CRF) complication outpatients by questionnaire, checking prescription refiling and pill count method from July to August 2010 period.

This study is a non experimental descriptive research with cross sectional method design. The collected data were examined by descriptive statistic with counted percentage technique.

Characteristics of type 2 DM with CRF complication outpatients are women (60%), 30-65 years old (60%), routine control once a month (85%), senior high school graduated (45%), housewifes (35%), and income per month Rp 1.000.000 ≤ x < 2.000.000 (65%). The result of this study shown that type 2 DM with CRF complication outpatients have a high knowledgement in using medicine (> 50%), but poor knowledgement in contraindication (35%) and 90% patiens were adhered to medication. Key words : knowledgement, adherence, type 2 DM, CRF

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta al dalam h penggunaan obat tinggi (> ) namun tidak untuk pemahaman

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Diabetes Mellitus (DM) merupakan kondisi yang ditimbulkan ketika sel β

pankreas tidak dapat memproduksi insulin dalam jumlah cukup atau ketika

jaringan tubuh tidak dapat secara efektif menggunakan produk insulin (World

Health Organization / WHO, 2010). Pada tahun 2003 WHO melaporkan bahwa

sekitar 194 juta jiwa atau 5,1% dari 3,8 milyar penduduk dunia usia 20-79 tahun

adalah penderita DM.

Gambar 1. Penderita DM di Negara Maju dan Berkembang (WHO, 2003)

Prevalensi penderita DM pada tahun 2000 diperkirakan akan mengalami

peningkatan sebesar dua kali lipat pada tahun 2030 pada masing-masing

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta al dalam h penggunaan obat tinggi (> ) namun tidak untuk pemahaman

2

kelompok usia yaitu 20-44 tahun, 45-64 tahun, dan 65 tahun ke atas dengan

jumlah penderita yang lebih besar di negara berkembang terutama pada kelompok

usia 45-64 tahun (Wild, Roglic, Green, Sicree & King, 2004).

Indonesia merupakan negara berkembang dengan prevalensi DM

peringkat ke-4 di dunia setelah India, China, dan Amerika Serikat (Wild dkk.,

2004). Berdasarkan hasil survey Biro Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2003,

diketahui bahwa prevalensi DM mencapai 14,7% di perkotaan dan 7,2% di

pedesaan. Pada tahun 2005 hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT)

menyatakan bahwa telah terjadi peningkatan prevalensi DM yaitu sebesar 7,5%

pada tahun 2001 menjadi 10,4% pada tahun 2004 (Pusat Komunikasi Publik

Setjen Depkes RI, 2008).

Menurut Pramantara (2010), DM tipe 2 memiliki prevalensi 90-95% dari

keseluruhan jenis DM dan 90% kasus ditemukan pada usia dewasa. DM tipe 2

dapat menyebabkan komplikasi mikrovaskular berupa gangguan kronis pada

ginjal (GGK) (Remuzzi, Schieppati & Ruggenenti, 2002). Pada tahun 2000 U.S

Renal Data System melaporkan bahwa DM tipe 2 merupakan faktor utama

penyebab GGK dengan persentasi kasus sebesar 41% (Remuzzi dkk., 2002).

Banyak upaya yang dapat dilakukan untuk menangani penyakit kronis

seperti DM tipe 2 dengan komplikasi GGK namun semua upaya tersebut hanya

dapat mengendalikan, meminimalkan dan mencegah keparahan (Steil., 2005).

Penyakit kronis membutuhkan pengobatan dalam jangka waktu lebih lama dan

kompleks oleh sebab itu perilaku ketaatan cenderung lebih rendah dibandingkan

dengan penyakit akut (Smet, 1994).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta al dalam h penggunaan obat tinggi (> ) namun tidak untuk pemahaman

3

Ketaatan merupakan salah satu faktor penunjang keberhasilan pengobatan

yang sangat didukung oleh pemahaman yang baik dari pasien sendiri terkait

informasi pengobatan berupa indikasi, cara dan waktu penggunaan obat, lama

penggunaan obat, efek samping, kontraindikasi, peringatan dan konsultasi

mendatang (Santoso, Suryawati & Danu, 2003).

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pemahaman dan

ketaatan penggunaan obat pada pasien DM tipe 2 dengan komplikasi GGK di

Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Panti Rapih (RSPR) yang berlokasi di Jalan

Cik Di Tiro No. 30 Yogyakarta. RSPR dipilih sebagai tempat penelitian karena

merupakan rumah sakit swasta dengan fasilitas lengkap di pusat kota Yogyakarta

sehingga mudah dijangkau baik oleh pasien maupun peneliti.

Pasien yang digunakan sebagai subjek uji dalam penelitian ini adalah

pasien rawat jalan dengan pertimbangan bahwa pasien tidak mendapatkan

pelayanan penggunaan obat secara intensif oleh tenaga medis sehingga ketaatan

penggunaan obat oleh pasien dapat diketahui dengan baik.

1. Perumusan masalah

a. Bagaimana karakteristik pasien DM tipe 2 dengan komplikasi GGK di

Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta?

b. Bagaimana pemahaman akan pengobatan pada pasien DM tipe 2 dengan

komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta al dalam h penggunaan obat tinggi (> ) namun tidak untuk pemahaman

4

c. Bagaimana ketaatan pasien DM tipe 2 dengan komplikasi GGK di Instalasi

Rawat Jalan RSPR Yogyakarta dalam mengkonsumsi obat yang telah

diresepkan?

2. Keaslian penelitian

Berdasarkan informasi yang didapat penulis, penelitian mengenai “Kajian

Pemahaman dan Ketaatan Penggunaan Obat Pasien DM Tipe 2 dengan

Komplikasi Gagal Ginjal Kronis” belum pernah dilakukan sebelumnya.

Beberapa penelitian yang berhubungan dengan pemahaman, ketaatan, dan

penggunaan obat yang telah dilakukan sebelumnya, yaitu :

a. Pengaruh Jumlah Pemberian Obat Terhadap Ketaatan Pasien Rawat Jalan

Penderita Hipertensi Di Poli Penyakit Dalam RSUD Panembahan Senopati

Kabupaten Bantul Yogyakarta (Dewi, 2010).

Penelitian terhadap ketaatan oleh Dewi (2010) dilakukan untuk mengetahui

pengaruh jumlah pemberian obat terhadap ketaatan pasien. Hal ini hanya

dilakukan dengan menggunakan metode perhitungan jumlah sisa obat sebagai

indikator ketaatan oleh sebab itu perbedaan pada penelitian ini terletak pada

metode pengambilan data, dalam hal ini peneliti tidak hanya menggunakan

indikator ketaatan berupa perhitungan jumlah sisa obat melainkan pula

pengecekan penebusan obat kembali dan pengukuran terhadap pemahaman

pasien mengenai informasi pengobatan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta al dalam h penggunaan obat tinggi (> ) namun tidak untuk pemahaman

5

b. Studi tentang Pemahaman Obat Tradisional Berdasarkan Informasi pada

Kemasan dan Alasan Pemilihan Jamu Ramuan Segar atau Jamu Instan pada

Masyarakat Desa Maguwoharjo (Wisely, 2008).

Kajian pemahaman yang diusung oleh Wisely (2008) terletak pada obat

tradisional, namun pada penelitian ini kajian pemahaman dititikberatkan pada

pemahaman pasien mengenai penyakit kronis yaitu DM Tipe 2 yang disertai

komplikasi GGK dengan perbedaan yang terletak pada metode pengambilan

data.

c. Pola Peresepan Obat pada Pasien Gagal Ginjal Kronik dengan Hemodialisis

Di Bagian Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Tahun 2000

(Kaka, 2001).

Penelitian yang dilakukan oleh Kaka (2001) adalah mengenai kerasionalan

penggunaan obat pada pasien rawat inap RSPR, khususnya pasien GGK yang

melakukan hemodialisis pada periode 2000 sehingga penelitian ini menjadi

berbeda dalam metode pengambilan data.

d. Evaluasi Penatalaksanaan Terapi Komplikasi Nefropati pada Kasus DM di

Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode 2005

(Retnari, 2006).

Penelitian yang dilakukan oleh Retnari (2006) adalah mengenai kerasionalan

penggunaan obat pada pasien dengan komplikasi nefropati pada kasus DM di

rawat inap RSPR sehingga perbedaan penelitian ini terletak pada metode

pengambilan data.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta al dalam h penggunaan obat tinggi (> ) namun tidak untuk pemahaman

6

3. Manfaat penelitian

a. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan menjadi wacana yang dapat mendeskripsikan

pemahaman dan ketaatan penggunaan obat pasien DM tipe 2 dengan

komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta.

b. Manfaat praktis

1) Penelitian ini diharapkan sebagai sumber wacana bagi tenaga kesehatan

terutama Apoteker dalam melaksanakan konsep farmasi klinis khususnya

pada pasien DM tipe 2 dengan komplikasi GGK di RSPR Yogyakarta atau

di rumah sakit lainnya.

2) Penelitian ini diharapkan dapat menjadi wacana bagi para care-giver atau

keluarga pasien dalam memberikan dukungan serta edukasi pada pasien

DM tipe 2 dengan komplikasi GGK demi tercapainya keberhasilan

pengobatan.

B. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Mengetahui pemahaman dan ketaatan penggunaan obat pada pasien DM

tipe 2 dengan komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta al dalam h penggunaan obat tinggi (> ) namun tidak untuk pemahaman

7

2. Tujuan khusus

a. Mengetahui karakteristik pasien DM tipe 2 dengan komplikasi GGK di

Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta.

b. Mengetahui pemahaman akan pengobatan pada pasien DM tipe 2 dengan

komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta.

c. Mengetahui ketaatan pasien DM tipe 2 dengan komplikasi GGK di Instalasi

Rawat Jalan RSPR Yogyakarta dalam mengkonsumsi obat yang telah

diresepkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta al dalam h penggunaan obat tinggi (> ) namun tidak untuk pemahaman

8

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA

A. Pemahaman

1. Definisi

Pemahaman merupakan proses, perbuatan, cara memahami atau

memahamkan (Basiroh dkk., 1989).

stimulus

ingatan

Gambar 2. Tahap – Tahap Pemrosesan Informasi (Santoso dkk., 2003)

Pemahaman sebelumnya dimulai dengan adanya stimulus pada tahap

pemaparan. Pada tahap pemaparan seseorang akan menerima informasi melalui

panca indera dan melakukan seleksi terhadap informasi yang telah diterima.

Tahap selanjutnya adalah perhatian, dalam hal ini seseorang akan mengalokasikan

kapasitas pemrosesan untuk stimulus dari informasi yang diterimanya. Orang

yang telah memberikan perhatian pada suatu informasi akan melakukan evaluasi

lebih lanjut untuk menentukan apakah suatu hal cukup penting untuk diproses

lebih jauh pada tahap pemahaman. Tahap pemahaman merupakan tahap

penyusunan dan penginterpretasian informasi oleh manusia untuk mendapatkan

pemaparan

perhatian

pemahaman

penerimaan

retensi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta al dalam h penggunaan obat tinggi (> ) namun tidak untuk pemahaman

9

arti atau makna dari suatu informasi yang telah diterima (Mowen & Minor, 2002).

Setelah tahap pemahaman ada tahap penerimaan, pada ini akan terjadi proses

retensi atau penyimpanan informasi ke dalam memori jangka panjang (Engel,

Blackwell & Miniard, 1995).

Pemahaman yang baik mengenai informasi pengobatan akan mendukung

keberhasilan terapi. Menurut Santoso dkk. (2003), beberapa informasi pada saat

pengobatan yang minimal harus disampaikan kepada pasien antara lain adalah :

a. efek samping obat, yang merupakan reaksi yang ditimbulkan ketika obat

dikonsumsi. Pasien seharusnya diberikan informasi mengenai cara mengenali

efek samping berikut tindakan yang harus dilakukan bila terjadi efek samping.

b. instruksi penggunaan obat yang meliputi kapan, bilamana dan sampai kapan

obat harus dikonsumsi.

c. peringatan, meliputi kapan obat harus dihentikan dan alasan obat harus

dikonsumsi sampai habis.

d. konsultasi mendatang, meliputi kapan pasien harus kembali melakukan

konsultasi.

2. Faktor yang mempengaruhi pemahaman

Pemahaman dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain :

1. motivasi

Motivasi yang tinggi pada saat penyampaian suatu informasi menyebabkan

peningkatan stimulus pada saat pemrosesan informasi sehingga akan

meningkatkan pemahaman.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta al dalam h penggunaan obat tinggi (> ) namun tidak untuk pemahaman

10

2. pengetahuan

Pengetahuan akan meningkatkan kemampuan seseorang untuk mengerti suatu

informasi dengan berlogika sehingga dapat meminimalisir kesalahpahaman

atas suatu informasi yang telah diterima.

3. harapan dan persepsi

Pemahaman bergantung pada konsepsi atau harapan seseorang pada waktu

sebelumnya. Harapan yang tinggi atas suatu informasi akan meningkatkan

stimulus pemahaman (Engel dkk., 1995).

B. Ketaatan

1. Definisi

Ketaatan merupakan kepatuhan, kesetiaan, kesalehan (Basiroh dkk., 1989).

Ketaatan pasien (patient adherence) merupakan kepatuhan pasien terhadap

anjuran yang telah diberikan, misalnya ketaatan menggunakan obat sesuai aturan

pada resep dokter (Vermeire, Hearnshaw, Royen & Denekens, 2001).

2. Dimensi penunjang ketaatan

Gambar 3. Dimensi Ketaatan Pasien (WHO, 2003)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta al dalam h penggunaan obat tinggi (> ) namun tidak untuk pemahaman

11

Ketaatan terdiri dari lima fenomena multidimensi yang penting dan saling

terkait (WHO, 2003). Dimensi tersebut antara lain :

a. dimensi sosial dan ekonomi antara lain kemiskinan, status sosial ekonomi

yang rendah, buta huruf, pendidikan yang rendah, pengangguran, kurang

dukungan sosial dari keluarga dan lingkungan sekitar, terbatasnya akses

pelayanan kesehatan, biaya pengobatan mahal, budaya, ras, usia.

b. dimensi yang berkaitan dengan terapi antara lain durasi pengobatan, jumlah

obat yang diberikan, trauma atas kegagalan proses terapi sebelumnya,

munculnya efek samping atas penggunaan obat.

c. dimensi yang berkaitan dengan pasien antara lain tingkah laku, pengetahuan,

persepsi dan harapan pasien, lupa, stress atau frustasi, kurang motivasi,

kesalahpahaman pengobatan, keyakinan atau kepercayaan pasien akan

pengobatan.

d. dimensi yang berkaitan dengan kondisi antara lain kondisi kronis, gangguan

psikis, keterbelakangan mental pada pasien.

e. dimensi sistem pelayanan kesehatan antara lain miskinnya pelayanan

kesehatan, sistem distribusi obat yang buruk, pengetahuan tim medis yang

rendah dalam menangani penyakit kronis serta kapasitas tim medis yang

minim dalam memberikan informasi dan melakukan follow up pada pasien.

3. Faktor dan alasan ketidaktaatan pasien

Ketidaktaatan pasien dalam mengkonsumsi obat dipengaruhi oleh

beberapa faktor, antara lain obat sulit ditelan, rasa obat tidak disukai, cara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta al dalam h penggunaan obat tinggi (> ) namun tidak untuk pemahaman

12

pemakaian obat yang susah, frekuensi dan jumlah pemberian obat yang banyak,

kondisi kronis, efek terapi yang lama setelah obat dikonsumsi, hubungan yang

buruk dengan dokter, dan kurangnya informasi mengenai penggunaan obat

(Santoso dkk., 2003). Alasan lainnya dapat berupa biaya pengobatan yang mahal,

gejala sakit telah hilang, ketidaktersediaan obat, bosan, lupa, takut akan efek

samping dan padatnya jadwal kerja (Kabir, Iliyasu, Abubakar & Jibril, 2004).

4. Metode pengukuran ketaatan pada pasien

Pengukuran terhadap ketaatan pasien dapat dilakukan dengan beberapa cara:

a. metode pengukuran secara langsung, yaitu pemeriksaan secara biokimiawi

terhadap cairan ekskresi dari tubuh seperti darah, saliva, dan urin. Kelemahan

metode ini adalah mahal dan sangat dipengaruhi oleh faktor individu seperti

pola makan, absorbsi tubuh, dan kecepatan ekskresi (WHO, 2003).

b. metode pengukuran secara tidak langsung

1) penghitungan jumlah obat sisa. Kelemahan metode ini adalah dapat terjadi

kesalahan dalam perhitungan, tidak dapat mengetahui profil

farmakokinetik obat dan berlaku hanya untuk obat dosis tunggal. Metode

ini bersifat objektif (Vermeire dkk., 2001).

2) kuesioner, yaitu dengan memberikan beberapa pertanyaan kepada pasien

terkait respon dan perilaku ketaatan dalam pengobatan. Kelemahan

metode ini adalah bersifat sangat subjektif (WHO, 2003).

Masing- masing metode pengukuran ketaatan penggunaan obat memiliki

keunggulan dan kelemahan tersendiri oleh sebab itu tidak ada metode khusus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta al dalam h penggunaan obat tinggi (> ) namun tidak untuk pemahaman

13

yang dapat dijadikan sebagai standar emas dalam melakukan pengukuran ketaatan

penggunaan obat pada pasien namun kombinasi beberapa metode pengukuran

ketaatan akan memberikan hasil yang lebih akurat (Osterberg & Blaschke 2005).

5. Upaya peningkatan ketaatan

Menurut Smet, (1994) beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk

meningkatkan ketaatan antara lain :

a. pengelolaan diri (self-monitoring)

Pasien melakukan kontrol terhadap dirinya sendiri dengan cara membuat

catatan pribadi mengenai penggunaan obat sesuai dengan anjuran dokter.

b. pengingat (reminder)

Tenaga medis melakukan pemantauan penggunaan secara teratur pada pasien

dengan harapan untuk meningkatkan ketaatan penggunaan obat, misalnya

dengan menggunakan panggilan telepon.

c. penguatan (reinforcement)

Memberikan penghargaan pada pasien yang telah taat dalam menjalani

perawatan atau pengobatan.

d. peningkatan pengawasan (increased supervision)

Tenaga medis melakukan pengawasan terhadap penggunaan obat pada pasien

dengan melakukan tindakan diskusi dan monitoring terhadap pasien maupun

pihak keluarga akan pentingnya ketaatan penggunaan obat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta al dalam h penggunaan obat tinggi (> ) namun tidak untuk pemahaman

14

C. Diabetes Mellitus

1. Definisi

Diabetes Mellitus merupakan gangguan metabolisme akibat penurunan

fungsi sel β pankreas atau resistensi insulin terhadap reseptor sehingga terjadi

defisiensi insulin yang berdampak pada disregulasi glukosa dalam darah (Leonard

& Crowley, 2001).

2. Klasifikasi

American Diabetes Association / ADA (2007), mengklasifikasikan DM

berdasarkan penyebabnya (ADA, 2007), yang dapat dilihat pada tabel I.

Tabel I. Klasifikasi Diabetes Mellitus (ADA, 2007) Tipe Penyebab

DM tipe 1 destruksi sel β pankreas yang secara absolut menyebabkan defisiensi insulin

DM tipe 2 kelainan sekresi insulin yang progresif dan adanya resistensi insulin

DM tipe lain

kelainan genetik pada fungsi sel β pankreas, kelainan genetik pada aktivitas insulin, penyakit eksokrin pankreas (cystic fibrosis), dan akibat penggunaan obat atau bahan kimia lainnya (terapi pada penderita AIDS dan terapi setelah transplantasi organ)

DM gestasional

diabetes yang terdiagnosis atau dialami selama masa kehamilan biasanya dalam trisemester kedua atau ketiga, namun akan menghilang setelah masa melahirkan

3. Patofisiologi

Pada tubuh manusia terdapat tiga proses metabolisme yaitu karbohidrat,

protein, dan lemak. Karbohidrat akan dimetabolisme menjadi glukosa yang

tersimpan dalam beberapa jaringan tubuh seperti jaringan adiposa, otot, dan hati

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta al dalam h penggunaan obat tinggi (> ) namun tidak untuk pemahaman

15

untuk kemudian digunakan sebagai sumber energi bagi tubuh. Proses metabolisme

dan pengubahan glukosa menjadi energi dalam tubuh secara normal diregulasi

oleh insulin yang dihasilkan oleh sel β pankreas (Steil, 2005). Peran insulin antara

lain adalah :

1) mengabsorbsi glukosa dari saluran gastrointestinal ke sirkulasi sistemik

kemudian mengubahnya menjadi glikogen sebagai sumber energi dalam

jaringan otot dan hati.

2) memfasilitasi asam amino untuk masuk ke dalam sel dan menstimulasi

sinstesis protein pada jaringan adiposa dan hati.

3) meningkatkan absorbsi glukosa ke jaringan, meningkatkan kadar glikogen di

hati, meningkatkan sintesis asam lemak bebas sehingga menurunkan

pemecahan glukosa menjadi laktat, gliserol, dan asam amino glukogenik

(glukoneogenesis) pada jaringan adiposa dan hati, menurunkan pemecahan

glikogen (glikogenolisis) oleh hormon glukagon yang dihasilkan oleh sel α

pankreas di hati dan jaringan adiposa (Steil, 2005).

Diabetes Mellitus disebabkan oleh defisiensi atau resistensi insulin

terhadap reseptornya sehingga glukosa tidak dapat ditransportasikan ke beberapa

jaringan tubuh. Defisiensi insulin dapat disebabkan karena kerusakan sel β

pankreas yang dapat disebabkan karena penurunan fungsi β pankreas. Resistensi

insulin terhadap beberapa jaringan dapat disebabkan karena abnormalitas genetik,

pola hidup yang tidak sehat, penumpukan lemak viseral dan gangguan jalur sinyal

transduksi insulin terhadap reseptor substratnya (IRS-1) (Japan Medical

Association, 2009).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta al dalam h penggunaan obat tinggi (> ) namun tidak untuk pemahaman

16

Gangguan sekresi insulin menyebabkan disregulasi glukosa sehingga

dapat terjadi peningkatan kadar glukosa dalam darah (hiperglikemia) yang

merupakan karakteristik utama pada DM (Japan Medical Association, 2009).

Gangguan sekresi insulin juga dapat menyebabkan kondisi kelebihan insulin

dalam tubuh (hiperinsulinemia). Hiperinsulinemia mengakibatkan penurunan

kadar glukosa dalam darah yang berdampak terhadap penurunan produksi energi,

dalam hal ini tubuh akan melakukan homeostasis melalui hormon glukagon yang

dihasilkan oleh sel α pankreas. Glukagon memiliki fungsi yang berkebalikan

dengan insulin, yaitu mengubah glikogen yang terbentuk menjadi glukosa oleh

hati (glukosa hepatik) sehingga walaupun dalam keadaan puasa glukosa (fasting

hyperglycemia), keberadaan glukosa dalam darah tetap terpenuhi (Lin & Sun,

2010).

4. Gejala klinis

Gejala klinis secara umum pada pasien DM berupa hiperglikemia

(peningkatan kadar glukosa dalam darah), poliuria (peningkatan frekuensi

berkemih) sebagai respon homeostasis untuk menurunkan kepekatan glukosa,

polifagi (peningkatan nafsu makan) sebagai respon untuk mengkompensasi kalori

yang banyak terbuang melalui urin, dan polidipsi (peningkatan rasa haus). Pasien

DM juga dapat mengalami penurunan kadar gula dalam darah (hipoglikemia)

sebagai akibat dari penggunaan obat DM atau insulin yang berlebihan, puasa dan

peningkatan aktivitas. Hipoglikemia ditandai dengan pusing, hilang konsentrasi,

tremor (Beers dkk., 2003).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta al dalam h penggunaan obat tinggi (> ) namun tidak untuk pemahaman

17

D. Diabetes Mellitus Tipe 2

1. Definisi

Diabetes Mellitus tipe 2 merupakan penyakit dengan serangkaian

gangguan metabolik yang kompleks akibat penurunan fungsi sel β atau resistensi

insulin pada reseptornya (Japan Medical Association, 2009).

2. Etiologi

Diabetes Mellitus tipe 2 disebabkan oleh serangkaian faktor risiko yang

secara kombinasi dapat mengganggu sekresi dan resistensi insulin. Faktor tersebut

antara lain adalah riwayat keluarga, etnis atau ras, penggunaan obat tertentu, pola

hidup tidak sehat, kehamilan, gangguan sistem endokrin dan mediator inflamasi

(TNF α, adipokin, interleukin 6) (Surampudi, Kalarickal & Fonseca, 2009).

3. Gejala Klinis

Gejala klinis pada DM tipe 2 yaitu hiperglikemi, poliuria, polifagi,

polidipsi, lesu, dehidrasi, pusing, dan penglihatan yang kabur (Beers dkk., 2003).

4. Patofisiologi

Diabetes Mellitus dapat disebabkan oleh resistensi insulin terhadap

reseptornya dan juga penurunan fungsi sel β pankreas (Surampudi dkk., 2009).

Resistensi insulin pada DM tipe 2 disebabkan oleh gangguan fosforilasi

pada jalur transduksi sinyal insulin. Secara normal reseptor insulin yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta al dalam h penggunaan obat tinggi (> ) namun tidak untuk pemahaman

18

teraktivasi akan memfosforilasi substrat protein intrasel (IRS-1) pada otot skeletal

dan jaringan adiposa melalui fosforilasi protein tirosin sehingga protein IRS-1

akan berikatan dengan fosfatidilinositol kinase dan mengaktivasi protein kinase B.

Aktivasi protein kinase B kemudian akan menginduksi translokasi insulin melalui

transpoter glukosa berupa GLUT 4 menuju membran sel. Gangguan pada jalur

transduksi insulin menyebabkan GLUT 4 tidak dapat menginduksi insulin pada

beberapa jaringan tubuh sehingga menyebabkan resistensi insulin.

Penuruan fungsi sel β pankreas pada DM tipe 2 disebabkan oleh beberapa

faktor antara lain penurunan massa sel β pankreas dan penurunan kapasitas sekresi

insulin oleh sebab itu pasien DM tipe 2 juga memerlukan insulin sebagai terapi

tambahan disamping antidiabetes oral. Resistensi insulin dan penurunan fungsi sel

β pankreas menyebabkan defisiensi insulin sehingga terjadi disregulasi glukosa

berupa kondisi hiperglikemia pada DM tipe 2. Kondisi hiperglikemia dapat

menyebabkan gangguan pada vaskular sehingga terjadi komplikasi (Surampudi

dkk., 2009). Beberapa komplikasi DM tipe 2 antara lain :

a. komplikasi makrovaskular, melibatkan pembuluh darah besar yang

menyebabkan gangguan kardiovaskular. Kondisi hiperglikemia dalam hal ini

dapat menyebabkan peningkatan produksi asam lemak bebas yang menyumbat

pembuluh darah besar sehingga terjadi penyakit kardiovaskular seperti

serangan jantung dan stroke (The Merck Manual of Medical Information,

2010).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta al dalam h penggunaan obat tinggi (> ) namun tidak untuk pemahaman

19

b. komplikasi mikrovaskular melibatkan sejumlah pembuluh darah kecil seperti

retina (diabetic retinopathy), saraf perifer (diabetic neuropathy), dan ginjal

(diabetic nepropathy) (Kumar, Abbas, Fausto & Mitchell, 2010).

E. Gagal Ginjal Kronis (GGK)

1. Definisi

Menurut National Kidney Foundation / NKF (2000), GGK merupakan

kerusakan pada ginjal yang ditandai dengan penurunan GFR < 60ml / menit

/1,73m2 selama lebih dari tiga bulan, perubahan fungsional dan patologis pada

ginjal, peningkatan tekanan darah arterial dan proteinurea.

2. Klasifikasi

Gagal ginjal kronis dapat mengalami progresifitas dalam kurun waktu

tertentu hingga berakhir pada gagal ginjal terminal. Menurut NKF (2000), GGK

diklasifikasikan menjadi 5 tahapan berdasarkan nilai GFR.

Tabel II. Tahapan Gagal Ginjal Kronis (NKF, 2000) Tahap Kondisi Kerusakan Ginjal GFR (ml/min/1,73m2)

I Kerusakan ginjal yang masih

normal (dengan GFR) ≥90

II Ringan, GFR 60-89 III Sedang 30-59 IV Berat 15-29 V Gagal Ginjal <15

Keterangan :

= peningkatan

= penurunan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta al dalam h penggunaan obat tinggi (> ) namun tidak untuk pemahaman

20

a. Tahap I

Pada tahap ini terjadi hiperfiltrasi dan hipertrofi glomerulotubulus yang

disertai pembesaran ukuran ginjal dengan nilai GFR ≥ 90 ml/min/1,73m2. Kondisi

albuminuria belum nyata dan tekanan darah masih cenderung normal. Tahap ini

dapat berlangsung selama 0-5 tahun sejak awal diagnosis DM. Kelainan fungsi

maupun struktur ginjal dapat kembali normal dengan pengendalian glukosa darah

yang ketat (Santoso, 2008).

b. Tahap II

Pada tahap ini kondisi ginjal mulai mengalami kerusakan ringan seiring

dengan penurunan GFR menjadi 60-89 ml/min/1,73m2 namun ekskresi albumin

dalam urin dan tekanan darah masih cenderung normal. Perubahan histologis

dapat terjadi berupa penebalan membran basal dan peningkatan volume matriks

mesangium mulai terjadi. Tahap ini terjadi 5-10 tahun setelah terdiagnosis DM.

Progresifitas dapat berlanjut seiring dengan kondisi metabolik yang memburuk

(Santoso, 2008).

c. Tahap III

Pada tahap ini ginjal mengalami kerusakan sedang yang ditandai dengan

mikroalbuminuria dengan GFR 30-59 ml/min/1,73m2. Pada tahap ini terjadi

kondisi mikroalbuminaria serta peningkatan tekanan darah dan ketebalan

membran basalis dan volume mesangium dalam glomerulus. Tahap ini terjadi

setelah 10-15 tahun terdiagnosis DM dan dapat bertahan bertahun-tahun dengan

progresifitas yang masih mungkin dicegah dengan pengendalian glukosa dan

tekanan darah yang ketat (Santoso, 2008).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta al dalam h penggunaan obat tinggi (> ) namun tidak untuk pemahaman

21

d. Tahap IV

Pada tahap ini ginjal mengalami kerusakan yang berat dengan penurunan

GFR menjadi 15-29 ml/min/1,73m2 dan proteinuria yang nampak hanya dengan

pemeriksaan biasa. Manifestasi klinis tahapan ini berupa peningkatan tekanan

darah. Tahap ini terjadi setelah 15-20 tahun pasien terdiagnosis DM. Progresifitas

mengarah ke gagal ginjal hanya dapat diperlambat dengan pengendalian glukosa

darah, lemak darah, dan tekanan darah (Santoso, 2008).

e. Tahap V

Merupakan tahapan terjadinya gagal ginjal terminal dengan GFR yang

rendah yaitu < 15 ml/min/1,73m2 sehingga pasien memerlukan tindakan khusus

berupa terapi pengganti fungsi ginjal misalnya dengan melakukan dialisis maupun

cangkok ginjal.

3. Etiologi

Menururt Steil, (2008), faktor risiko GGK diklasifikasikan menjadi tiga,

yaitu :

a. Faktor kerentanan, berupa penambahan usia, penurunan massa ginjal, riwayat

keluarga, inflamasi sistemik.

b. Inisiasi, berupa DM, hipertensi dan glomerulonefritis.

c. Progresifitas, berupa hiperglikemia, hipertensi, proteinurea, merokok,

hiperlipidemia, dan obesitas (BMI ≥ 25 kg / m2).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta al dalam h penggunaan obat tinggi (> ) namun tidak untuk pemahaman

22

4. Patofisiologi DM tipe 2 dengan komplikasi GGK

Berikut merupakan skema atau alur kerusakan secara kronis pada ginjal :

5.

6.

Gambar 4. Algoritma Kerusakan Ginjal (Joy, Kshirsagar & Paparello 2008)

Luka insial

Luka glomerular

Penurunan area filtrasi

Perubahan hemodinamik secara adaptif

Peningkatan aliran darah glomerular

Peningkatan kapiler glomerular

DM

Pembentukan AGEs

Ateriosklerosis

hipertropi glomerular

Luka epitelial Luka endotelial

Luka mesangial

Pembentukan kaki pada endotelial

Deposisi hialin

glomerular

Proteinurea

Pembekuan mikrotrombi pada kapiler glomerular

glomerulosklerosis

Progresifitas penyakit ginjal

Pelebaran mesangial

Pembentukan mikroaneurisia

Hiperlipidemia

Hipertensi sistemik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta al dalam h penggunaan obat tinggi (> ) namun tidak untuk pemahaman

23

GGK merupakan komplikasi mikrovaskular pada DM tipe 2 yang

disebabkan oleh hiperglikemia melalui beberapa mekanisme sebagai berikut :

a. AGEs (Advanced Glycosylation End Products)

Kondisi hiperglikemia menyebabkan glukosa menempel pada kelompok asam

amino tanpa bantuan enzim dan menghasilkan AGEs yang terakumulasi

secara irreversibel dalam dinding pembuluh darah (Kumar dkk., 2010).

1) AGEs dan protein

Gambar 5. AGEs dalam Patologi Vaskular (Santoso, 2008)

AGEs terdiri dari protein yang patogen terhadap matriks ekstraselular.

Protein plasma berupa albumin, LDL, dan IgG akan terjebak dan

terakumulasi di subendotelium kapiler glomerular secara kovalen sehingga

menyebabkan penebalan membran basalis glomerulus ginjal (Kumar dkk.,

2010).

2) AGEs dan matriks ekstraselular

Gambar 6. AGEs dan Matriks Ekstraselular (Santoso, 2008)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta al dalam h penggunaan obat tinggi (> ) namun tidak untuk pemahaman

24

Modifikasi AGEs pada matriks ekstraselular berupa laminin menyebabkan

penurunan selektitivitas terhadap protein plasma dan proliferasi yang

berdampak pada timbulnya lesi di pembuluh darah serta abnormalitas

struktur dan fungsi mikrovaskular ginjal berupa proteinurea dan pelebaran

sel mesangial (Gugliucci, 2007).

3) AGEs dan reseptor

Gambar 7. AGEs dan Reseptor (Santoso, 2008)

AGEs juga akan berikatan dengan reseptor pada sel endotelial, mesangial,

dan makrofag dengan efek berupa peningkatan permeabilitas endotelial,

proliferasi, pelebaran mesangium, proteinurea, dan glomerulosis fokal

(Gugliucci, 2007).

Gambar 8. Glomerulosklerosis (Santoso, 2008)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta al dalam h penggunaan obat tinggi (> ) namun tidak untuk pemahaman

25

Pelebaran mesangium menyebabkan permukaan filtrasi efektif mengecil

pada pasien DM sehingga terjadi kerusakan glomerulus (glomerulosklerosis)

(Santoso, 2008).

Gambar 9. Kapiler Glomerulus Normal dan Proteinuria (Santoso, 2008)

Pelebaran sel mesangial pada glomerulosklerosis secara progresif

menyebabkan ketidakseimbangan antara produksi protein dan proses

degradasinya sehingga terjadi akumulasi protein (proteinurea), penurunan GFR

dan aktivasi sistem renin Angiotensin (RAA) (Abboud & Henrich, 2010).

b. Aktivasi protein kinase C (PKC)

Aktivasi protein kinase C (PKC) oleh ion kalsium dan diasilgliserol

(DAG) menyebabkan peningkatan deposisi matriks ekstraselular dan material

membran basal (Kumar dkk., 2010).

c. Gangguan pada jalur poliol

Hiperglikemia menyebabkan peningkatan intraselular glukosa pada

jaringan yang resisten terhadap insulin sehingga menyebabkan glukosa direduksi

menjadi sorbitol, poliol, dan mungkin fruktosa oleh enzim aldol reduktase.

Akumulasi sorbitol menyebabkan luka pada sel melalui osmolaritas intraselular.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta al dalam h penggunaan obat tinggi (> ) namun tidak untuk pemahaman

26

Metabolisme sorbitol juga megakibatkan hilangnya antioksidan intraselular

sehingga menimbulkan stress oksidatif (Kumar dkk., 2010).

Selain kerusakan parenkim pada ginjal, paparan terhadap faktor inisiasi

juga dapat menurunkan fungsi dan massa nefron sehingga nefron yang tersisa

akan mengalami hipertrofi untuk mengkompensasi massa nefron yang hilang

secara adaptif. Hal ini mengakibatkan hipertensi intraglomerular yang dimediasi

oleh angiotensin II sehingga terjadi peningkatan tekanan darah. Peningkatan

tekanan darah intraglomerular kapiler ini berhubungan dengan peningkatan

tekanan darah sistemik dan berakibat pada penurunan permeabilitas glomerular

sehingga menyebabkan peningkatan ekskresi albumin dan proteinurea yang lebih

parah. Kondisi proteinurea atau keberadaan protein dalam tubulus renal dapat

mengaktivasi faktor inflamasi dan menyebabkan GGK (Joy dkk., 2008).

5. Gejala dan tanda

Gejala pada GGK dapat berupa edema, lemas, palpitasi, disfungsi seksual,

perubahan output volume dan konsistensi urin, edema serta pembengkakan

abdominal, anemia, defisiensi zat besi dan vitamin D (malnutrisi), peningkatan

serum kreatinin, BUN, dan tekanan darah (Joy dkk., 2008).

6. Parameter pemeriksaan

a. Diabetes Mellitus

Parameter pemeriksaan DM antara lain adalah Kadar Gula Darah puasa

(KGD) dalam plasma (preprandial atau Nutcher), KGD 2 jam setelah makan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta al dalam h penggunaan obat tinggi (> ) namun tidak untuk pemahaman

27

(postprandial), dan Hemoglobin A1c (HbA1c) (Sutedjo, 2006). Pemeriksaan KGD

sebelum atau sesudah makan dilakukan untuk mengetahui toleransi insulin

terhadap pemberian glukosa dari waktu ke waktu. HbA1c merupakan glukosa yang

tergabung dengan protein lain dalam sirkulasi darah dan jaringan melalui reaksi

glikosilasi secara non enzimatik irreversibel. Semakin tinggi nilai A1c semakin

tinggi potensi komplikasi (Sutedjo, 2006).

Tabel III. Parameter Pemeriksaan Glukosa pada Orang Dewasa (WHO, 2010)

Jenis Pemeriksaan Nilai Rujukan

Kontrol gula darah HbA1C <7.0%

Kadar gula darah puasa dalam plasma (preprandial) 70–130 mg/dl (5.0–7.2 mmol/l)

Kadar gula darah puasa dalam plasma 2 jam setelah puasa (postprandial) <180 mg/dl (<10.0 mmol/l)

b. Diabetes Mellitus dengan komplikasi Gagal Ginjal Kronis

Pemeriksaan DM tipe 2 dengan komplikasi GGK dapat dilakukan melalui

tes dipstik atau urinalisis dengan indikator berupa mikroalbuminaria dan

makroalbuminaria. Mikroalbuminaria atau makroalbuminaria yang ditemukan

pada urin mengindikasikan pasien DM tipe 2 mengalami gangguan pada ginjal

(Remuzzi dkk., 2002). Tes dipstik dapat menunjukkan hasil negatif palsu pada

pasien yang mengkonsumsi obat penghambat konversi enzim angiotensin,

reseptor antagonis angiotensin II, nondihidropiridin calsium-channel blocker

karena obat tersebut dapat menurunkan rata-rata ekskresi albumin pada urin.

Diagnosis ditegakkan jika dua dari tiga pemeriksan berturut-turut dalam tiga bulan

menunjukkan adanya mikroalbuminuria (Remuzzi dkk., 2002).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta al dalam h penggunaan obat tinggi (> ) namun tidak untuk pemahaman

28

Berikut merupakan parameter pemeriksaan urinalisis berupa

mikroalbuminaria maupun makroalbuminaria.

Tabel IV. Laju Ekskresi Albumin Urin (Remuzzi dkk., 2002) Kondisi Laju Ekskresi Albumin Urin Perbandingan

Albumin Urin – Kreatinin (µg/mg) 24 Jam (mg/hari) Sewaktu (µg/menit)

Normoalbuminuria <30 <20 <30 Mikroalbuminuria 30-300 20-200 30-300 Makroalbuminuria >300 >200 >300

Selain mikroalbuminaria dan makroalbuminaria, parameter untuk pemeriksaan

fungsi ginjal adalah berupa proteinurea. Berikut ini merupakan parameter

pemeriksaan proteinurea (Sutedjo, 2006).

Tabel V. Penafsiran Keberadaan Protein dalam Urin (Sutedjo, 2006) No Tipe Proteinurea Proteinurea (gram/hari) 1. Protein ringan < 0,5 2. Protein sedang 0,5-3 3. Protein berat > 3

Beberapa parameter lain yang dapat digunakan untuk mengetahui fungsi

ginjal adalah kreatinin, asam urat darah, fosfatase asam, rasio nitrogen urea:

kreatinin, Blood Urea Nitrogen (BUN), ureum (Sutedjo, 2006).

Tabel VI. Nilai Normal Kimia Darah Faal Ginjal (Sutedjo, 2006) No. Jenis Pemeriksaan Nilai Normal Keterangan

1 Asam urat darah

3,4-8,5 mg/dl 2,8-7,3 mg/dl 3,5-8,5 mg/dl 2,5-5,5 mg/dl

Pria dewasa Wanita dewasa Lansia Anak

2 Kreatinin darah 0,6-1,3 mg/dl 0,4-1,2 mg/dl 0,8-1,4 mg/dl

Orang dewasa Anak Bayi baru lahir

3 Blood Urea Nitrogen (BUN)

8,0-2,0 mg/dl 5,0-20 mg/dl 0,8-15 mg/dl

Orang dewasa Anak Bayi

4 Rasio nitrogen urea : kreatinin 12:1-20:1 Dewasa

5 Fosfatase asam 4,8-13,5 u/L 6,4-15,2 u/L

Orang dewasa Anak

6 Ureum 10-50 mg/dl Dewasa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta al dalam h penggunaan obat tinggi (> ) namun tidak untuk pemahaman

29

7. Tujuan dan sasaran terapi

Tujuan terapi pada pasien DM tipe 2 dengan komplikasi GGK adalah

menurunkan level kadar glukosa mendekati normal, menurunkan risiko

komplikasi makrovaskular maupun mikrovaskular, meningkatkan kualitas hidup

pasien, mengurangi progresifitas kerusakan ginjal dan menurunkan angka

kematian (Joy dkk., 2008). Sasaran terapi berupa penyakit penyebab GGK, pola

hidup, kadar glukosa puasa dan setelah makan yang mendekati nilai normal,

tekanan darah < 130/80 mmHg, HbA1 < 7%, serta penurunan sekresi protein urin

< 0.3 gram/24 hari) (Remuzzi dkk., 2002).

8. Penatalaksanaan terapi DM tipe 2 dengan komplikasi GGK

a. Non farmakologis

1) Diet protein dan fosfat

Diet protein dilakukan untuk mencegah atau meminimalisir proteinurea

dan kerusakan ginjal lebih lanjut. Diet fosfat untuk mencegah kerusakan

tulang (osteodistrufi) (McLaughilin, Bhatt, Mars & Nahman, 2005).

2) Nutrisi

Pasien GGK pada umumnya mengalami gangguan dalam absorbsi nutrisi

oleh sebab itu perlu nutrisi berupa zat besi dan vitamin (NKF, 2002).

3) Pengaturan gula darah

Pengaturan level HbA1C < 7 pada kontrol glikemia dapat menurunkan

risiko komplikasi, kondisi mikroalbuminaria dan makroalbuminaria

(McLaughilin dkk., 2005).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta al dalam h penggunaan obat tinggi (> ) namun tidak untuk pemahaman

30

4) Pengaturan tekanan darah dan kadar lipid

Tekanan darah yang dianjurkan oleh WHO adalah < 130/80 mmHg

dengan kadar lipid LDL < 100 mg/dl dan trigliserida < 150 mg/dl.

5) Pengaturan pola makan dan gaya hidup

Pasien dianjurkan mengkonsumsi makanan dengan rendah kalori, berhenti

merokok dan konsumsi alkohol serta melakukan aktivitas fisik untuk

menormalkan kadar gula darah dan meminimalkan risiko komplikasi

(National Clinical Guideline, 2010).

6) Hemodialisis

Merupakan metode untuk menggantikan fungsi ginjal dengan mesin atau

dializer. Zat – zat toksik yang terkandung dalam darah akan difiltrasi dan

difiltrasi dengan cairan dialisat kemudian dialirkan kembali pada pasien

dengan menggunakan kateter intravena (The Merck Manual of Medical

Information, 2010).

7) Dialisis peritoneal

Merupakan metode untuk menggantikan fungsi ginjal yaitu dengan

penginfusan cairan dialisat ke dalam tubuh menggunakan kateter melalui

dinding abdominal ke dalam peritoneal untuk mempurifikasi cairan tubuh

yang kotor (Beers dkk., 2003).

8) Transplantasi ginjal

Merupakan tindakan pencangkokan ginjal bagi pasien yang kehilangan

fungsi ginjal secara total atau gagal ginjal tahap akhir (McLaughilin dkk.,

2005).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta al dalam h penggunaan obat tinggi (> ) namun tidak untuk pemahaman

31

b. Farmakologis

1) Antidiabetes, yaitu berupa OHO (Obat Hipoglikemik Oral) yang terdiri

dari tujuh golongan yaitu:

i) Biguanida

Golongan biguanida dikategorikan sebagai golongan sensitisator

karena dapat meningkatkan sensitivitas insulin pada jaringan hepatik

dan otot periferal sehingga dapat menurunkan kadar glukosa hepatik

dan menurunkan nafsu makan sehingga berdampak pada penurunan

berat badan. Contoh golongan ini adalah metformin (Steil, 2005).

Metformin digunakan sebagai first line therapy pada pasien DM tipe 2

dengan obesitas dan dapat diberikan untuk pasien dengan GGK stabil

tahap I – III. Efek samping penggunaan obat ini adalah diare (Beers

dkk., 2003).

ii) Sulfonilurea

Golongan ini diklasifikasikan menjadi dua generasi. Generasi pertama

antara lain acetohexamida, klopropamida, glimepirida, glipizida,

gliburida (glibenklamida), tolazamida, tolbutamida, glikuidon

tolbutamida. Generasi kedua antara lain gliburida

(Diaβeta®,Micronase®), dan glipizida (Glucotrol®) (Steil, 2005).

Golongan ini disebut juga sebagai ”insulin secretagogues” karena

dapat meningkatkan sekresi insulin pada sel β pankreas. Sulfonilurea

digunakan sebagai first line therapy untuk pasien dengan berat badan

ideal namun intoleransi metformin (National Clinical Guideline,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta al dalam h penggunaan obat tinggi (> ) namun tidak untuk pemahaman

32

2010). Efek hiponatreamia ditimbulkan dengan penggunaan bersama

Klorpropamida (The Merck Manual of Medical Information, 2010).

iii) Agonis GLP-1

Agonis GLP-1 dapat meningkatkan glikemik kontrol pada pasien

dengan DM tipe 2 dengan obesitas BMI ≥ 30kg. Agonis GLP-1 dapat

digunakan bersama dengan golongan sulfonilurea dan metformin.

Agonis GLP-1 dapat digunakan sebagai third line therapy pada pasien

yang tidak mencapai target glikemik dengan golongan sulfonilurea dan

metformin. Contoh golongan ini adalah Exenatide® dan Liraglutide®

(National Clinical Guideline, 2010).

iv) Inhibitor α-Glukosidase

Golongan α-glukosidase inhibitor dapat secara kompetitif menghambat

enzim yang essensial terhadap pelepasan glukosa dari karbohidrat

kompleks (proses α-glukosidase) (Joy dkk., 2008). Golongan ini

digunakan sebagai agen monoterapi pada pasien DM tipe 2 apabila

terjadi intoleransi. Contoh golongan ini adalah Acarbose® dan

Miglitol®. Efek penggunaan obat ini adalah diare dan nyeri abdominal

(Beers dkk., 2003).

v) Thiazolidinedione

Golongan obat ini bekerja dengan meningkatkan sensitivitas insulin

pada otot, hati, dan jaringan lemak (Joy dkk., 2008). Contoh golongan

ini adalah Pioglitazone® dan Rosiglitazone®. Pioglitazone® dapat

menyebabkan penambahan berat badan dan penurunan level HbA1c

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta al dalam h penggunaan obat tinggi (> ) namun tidak untuk pemahaman

33

bila dikombinasikan bersama metformin atau golongan sulfonilurea

atau insulin. Penggunaan Pioglitazone® dan Rosiglitazone® pada

wanita perlu diperhatikan karena dapat menyebabkan fraktur.

Rosiglitazone® dan Pioglitazone® tidak boleh diberikan pada pasien

dengan pasien dengan gagal jantung akut atau riwayat infark

miokardial (National Clinical Guideline, 2010).

vi) Inhibitor DPP (Dipetidyl Peptidase-4)

Golongan ini bekerja dengan menurunkan peningkatan glukagon

postprandial, menstimulasi sekresi insulin, memperlambat absorbsi

glukosa, dan menurunkan nafsu makan. Golongan ini dapat

dikombinasikan dengan sulfonilurea dan metformin. Obat golongan ini

antara lain Sitagliptin®, Vitagliptin® dan Saxagliptin® (National

Clinical Guideline, 2010).

vii) Meglitinida

Contoh obat golongan ini antara lain adalah Nateglinide® dan

Repaglinide® (WHO, 2003). Golongan obat ini dapat mengakibatkan

efek terhadap kenaikan berat badan (The Merck Manual of Medical

Information, 2010). Repaglinide dapat digunakan untuk pasien GGK

tahap IV tanpa pengaturan dosis (Abboud & Henrich, 2010).

2) Antihipertensi

Tujuan terapi menggunakan antihipertensi adalah menurunkan tekanan

darah mendekati normal berdasarkan JNC VII, yaitu < 130/80 mmHg.

Penggunaan antihipertensi perlu diperhatikan sesuai dengan kondisi pasien.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta al dalam h penggunaan obat tinggi (> ) namun tidak untuk pemahaman

34

Berdasarkan NKF (2002), penggunaan agen antihipertensi pada pasien DM tipe 2

dengan komplikasi GGK antara lain :

a) pasien dapat diberikan agen diuretik terlebih dahulu kemudian ditambahkan

dengan agen CCBs (Calcium Channel Blockers) tanpa Angiotensin Converting

Enzyme Blockers (ACEs) atau Angiotensin Receptor Blockers (ARBs).

b) Pasien dengan rasio protein total : kreatinin diatas 500 : 1000 mmHg

dipertimbangkan untuk menurunkan tekanan darah dan proteinurea, dalam hal

ini dapat dilakukan peningkatan dosis ACEs atau ARBs, kombinasi ACEs atau

ARBs, atau peningkatan dosis agen yang dapat menurunkan proteinurea.

c) Penggunaan ACEs atau ARBs pada masa kehamilan sebaiknya dihentikan

karena dapat menyebabkan toksisitas paru-paru serta kelainan pada janin.

d) Efek samping yang mungkin timbul harus di diskusikan pada pertama kali

peresepan.

e) Efek terhadap tekanan darah dan fungsi ginjal harus dievaluasi setelah

pemaparan agen antihipertensi dan peningkatan dosis. Apabila tidak terdapat

efek samping maka dosis dapat ditingkatkan bila perlu untuk mencapai tujuan

terapi.

f) Evaluasi dilakukan apabila GFR menurun > 30% selama 4 minggu, dan jika

penurunan GFR < 30% pengobatan dengan ACEs atau ARBs dapat

dilanjutkan.

g) Jika terdapat respon yang rendah terhadap hasil pengobatan maka dilakukan

evaluasi terhadap ketaatan pasien atau penggunaan obat yang dapat

meningkatkan tekanan darah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta al dalam h penggunaan obat tinggi (> ) namun tidak untuk pemahaman

35

h) Penggunaan agen antihipertensi lain dapat ditambahkan jika tujuan terapi

tidak tercapai dengan pertimbangan pada efikasi kombinasi dengan agen

terapi, dampak kesehatan, biaya, ketaatan, efek samping dan interaksi

terendah dengan obat lainnya.

i) Angiotensin Converting Enzyme Blockers (ACEs) dan Angiotensin Receptor

Blockers (ARBs) dikontraindikasikan pada pasien dengan Renal Arteri

Stenosis (RAS).

Berdasarkan NKF (2002), golongan antihipertensi digolongkan menjadi

beberapa kelas antara lain diuretik, Beta Adrenergik Blockers, Renin Angiotensin

System, CCBs, alfa adrenergik, dan antagonis aldosteron.

d. Diuretik

Diuretik merupakan tarapi lini kedua untuk pasien DM tipe 2 dengan GGK

(Joy dkk., 2008). Retensi cairan merupakan penyebab utama hipertensi pada GGK

oleh sebab itu diperlukan agen diuretik sebagai penatalaksanaan terapi (NKF,

2002).

Pengkonsumsian obat golongan diuretik akan menyebabkan peningkatan

produksi urin pada ginjal dengan demikian volume urin yang dihasilkan juga akan

meningkat sehingga natrium yang berlebih dalam tubuh akan terekskresi. Agen

diuretik terdiri dari lima golongan, yaitu diuretik thiazide yang bekerja pada

gulungan distal, diuretik loop yang bekerja pada lengkung Henle dan collecting

duct, inhibitor karbon anhidrase yang bekerja pada tubulus proksimal, sparing

potassium, dan osmotik yang bekerja pada tubulus dan glomerulus (Karch, 2003).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta al dalam h penggunaan obat tinggi (> ) namun tidak untuk pemahaman

36

Tabel VII. Golongan Diuretik (Karch, 2003) Golongan

Diuretik Thiazid Golongan Diuretik

Loop

Agen Sparing Potassium

Inhibitor Karbon

Anhidrase

Osmotik

chlorthalidone (Hygroton®)

bumetanide (Bumex®)

triamterene (Dyrenium®) acetolamide

(Diamox®) glycerin (Osmoglyn®)

hydrochlorthiazide

(Hydrodiuryl®, Microzide®,

Esidrix®)

etharynic acid

(Edecrin®)

amiloride hydrochloride (Midamor®)

methazolamide (Neptazane®) isosorbide

(Isomotic®)

indapamide (Lozol®)

furosemide (Lasix®)

spironolactone (Aldactone®) mannitol

(Osmitrol®)

metolazone (Mykrox®)

torsemide (Demadex®) urea

(Ureaphil®)

metolazone (Zaroxolyn®)

e. Βeta Adrenergik Blockers

Berdasarkan efek pada reseptor alfa dan beta, golongan ini diklasifikasikan

menjadi tiga yaitu beta blockers non selektif, beta blockers selektif, dan

kombinasi beta dan alfa blockers. Beta blockers memberikan manfaat pada pasien

dengan riwayat angina pektoris dan gagal jantung kongesti.

Beta blockers dapat menyebabkan kondisi hiperkalemia dan tidak boleh

diberikan pada pasien dengan bradikardi, asma, depresi dan penyakit paru

obstruktif (NKF, 2002).

Tabel VIII. Golongan Beta Adrenergik Blockers (NKF, 2000) Beta Blockers Non Selektif Beta Blockers

Selektif Kombinasi Beta dan Alfa

Blockers carteolol hydrochoride (Cartrol®) acebutolol (Sactral®) carvediol (Coreg®)

nadolol (Corgad®) atenolol (Tenormin®) labetolol (Normodyne®) penbutolol sulfate(Levatol®) betaxolol (Kerlone®) labetolol (Trandate®)

pindolol (Visken®) bisprolol fumarate® (Zebeta)

propanolol hydrochoride (Inderal®) metoprolol tartrate® (Lopressor®)

Propanolol hydrochoride (Inderal LA®)

metoprolol succinate (Toprol - XL®)

timolol maleate®(Blocadern®)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta al dalam h penggunaan obat tinggi (> ) namun tidak untuk pemahaman

37

f. Renin Angiotensin System

Golongan Renin Angiotensin System diklasifikasikan menjadi dua, yaitu

ACEs dan ARBs. Berikut merupakan algoritma penggunaan ARBs dan ACEs pada

pasien GGK (National Kidney Foundation, 2002).

ya tidak

tidak

tidak

ya

ya

tidak

ya

Gambar 10. Algoritma Penggunaan ACEs atau ARBs (NKF, 2000)

Angiotensin Converting Enzyme Blockers (ACEs) dan Angiotensin

Receptor Blockers (ARBs) merupakan terapi lini pertama untuk pasien DM tipe 2

dengan komplikasi GGK (Joy dkk., 2008). Berdasarkan alogoritma ACEs dan

ARBs dapat diberikan apabila kondisi pasien memungkinkan. Jika kondisi pasien

tidak memungkinkan untuk diberikan ACEs atau ARBs dan tekanan darah tidak

mencapai < 130/80, maka dapat diberikan pengobatan dengan agen lain.

Apakah pasien didiagnosis mengalami DM disertai gangguan ginjal?

Apakah ACEs atau ARBs dapat

diberikan?

Berikan pengobatan dengan ACE inhibitor atau

ARBs

Apakah tekanan darah <130/80?

Berikan pengobatan

dengan agen lain

Lakukan monitor, respon, dan manajemen efek samping

Lakukan evaluasi periodik

Evaluasi pasien dengan gangguan ginjal

Evaluasi pasien dengan gangguan ginjal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta al dalam h penggunaan obat tinggi (> ) namun tidak untuk pemahaman

38

Kombinasi ACEs dan ARBs dapat memperlambat progresivitas kerusakan pada

ginjal lebih efektif (NKF, 2002). ACEs dan ARBs mempunyai efek samping

metabolik yang lebih rendah dibandingkan dengan diuretik dan beta blockers dan

tidak dapat digunakan pada wanita hamil. Golongan ACEs dapat menyebabkan

batuk kering atau angioedema akibat dari inhibisi dari konversi bradikinin

menjadi metabolit yang inaktif. ARBs mempunyai insidensi yang rendah terhadap

terjadinya batuk dan dapat digunakan pada pasien yang intoleransi ACEs.

Tabel IX. Golongan ACEs dan ARBs (NKF, 2000) ACEs ARBs

benazepril (Lotensin®) candesartan (Atacand®) captopril (Capoten®) eprosartan (Teveten®) enalapril (Vacotec®) irbesartan (Avapro®)

fosinopril (Monopril®) losartan (Cozaar®) lisinopril (Prinivil®, Zestril®) olmesartan (Benicar®)

moexipril (Univasc®) telmisartan (Micardis®) perindopil (Aceon®) valsartan (Diovan®)

quinapril (Accupril®) ramipril (Altace®)

trandolapril (Mavik®) g. Calsium Channel Blocker (CCBs)

Calsium Channel Blocker (CCBs) terdiri dari dua golongan yaitu

dihidropiridin dan non dihidropiridin. Dihidropiridin merupakan vasodilator

dengan efek yang rendah pada kontraktilitas otot jantung. Non dihidropiridin

merupakan vasodilator sedang pada jantung. Non dihidropiridin seperti diltiazem

dan verapamil memberikan efek yang baik terhadap GGK dengan menurunkan

proteinurea.

Kombinasi lisonopril dan verapamil memberikan efek terapi yang lebih

besar dalam menurunkan proteinurea. CCBs memberikan efek yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta al dalam h penggunaan obat tinggi (> ) namun tidak untuk pemahaman

39

menguntungkan pada pasien dengan angina pektoris, takikardia supraventrikular,

gagal jantung kongesti dan spasme esofageal (NKF, 2002).

Tabel X. Golongan CCBs (NKF, 2000) Dihidropiridin Non Dihidropiridin

amlodipine besylate (Norvasc®) diltiazem hydrocloride (Cardizem SR®, Cardizem XL® )

felodipine (Plendil®) verapamil hydrocloride (Verelan®, Verelan PM®)

isradipine (Dynairc®, Dynairc CR®) verapamil hydrocloride (Covera HS®) nicardipine (Procardia XL®),(Adalat CC®) diltiazem hydrocloride ( Cardizem CD®,

Dilacor XR®) nisoldipine (Sutar®) diltiazem hydrocloride (Tiazac®)

h. Alfa Adrenergik

Merupakan agen yang selektif terhadap alfa 1 blockers, terdiri dari tiga

golongan yaitu periferal, alfa agonis sentral dan alfa blockers. Agen ini

seharusnya tidak digunakan sebagai terapi lini pertama karena memberikan efek

samping berupa mulut kering, sedasi, sakit kepala, mual, dan disfungsi seksual.

Clonidine memberikan efek samping berupa hipertensi mendadak bila terapi

dihentikan (NKF, 2002).

Tabel XI. Golongan Alfa Adrenergik (NKF, 2002) Periferal Alfa Agonis Sentral Alfa Blockers

guanadrel (Hylorel®) clonidine hydrocloride (Catapres®)

Doxazosin mesylate (Cardura®)

guanetidine monosulfate (Ismelin®)

guanabenz acetate

(Wytensin®) prazosin hydrochoride (Minipress®)

reserpine (Serpasil®) guanfacine hydrochoride(Tenex®)

terazosin (Hytrin®)

Methyldopa (Aldomet®) i. Vasodilator Periferal

Penggunaan golongan ini sering dikombinasikan dengan beta blockers dan

diuretik loop untuk mengurangi efek takikardia dan edema. Contoh golongan ini

adalah hydralazin hydrochloride (Apresoline®) dan minodixil (Loniten®) (NKF,

2002).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta al dalam h penggunaan obat tinggi (> ) namun tidak untuk pemahaman

40

j. Antagonis Aldosteron

Penggunaan agen jenis ini terbukti dapat meningkatkan serum kreatinin,

menurunkan proteinurea, nefrosklerosis, dan glomerulosklerosis. Antagonis

aldosteron diklasifikasikan menjadi dua yaitu selektif (menghambat reseptor

mineral kortikoid) dan non selektif (menghambat reseptor glukokortikoid,

progesteron, dan androgen). Contoh golongan ini antara lain adalah

spironolactone (Aldactone®) dan eplerenone (Inspra®) (NKF, 2002).

F. Keterangan Empiris

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik berikut

pemahaman dan ketaatan dalam penggunaan obat oleh pasien DM tipe 2 dengan

komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta periode Juli-Agustus

2010.

Kajian terhadap pemahaman pengobatan dilakukan dengan memberikan

pertanyaan melalui kuesioner pada pasien. Pertanyaan mengenai pengobatan yang

terdapat dalam kuesioner meliputi perhatian terhadap rincian obat yang diberikan,

cara pemakaian obat, lama penggunaan obat, waktu penggunaan obat, indikasi

obat, efek samping obat, perhatian dan peringatan, kontraindikasi, interaksi obat,

jadwal konsultasi dokter, dan jadwal pemeriksaan laboratorium. Selain melakukan

kajian terhadap pemahaman informasi pengobatan, peneliti juga melakukan

perhitungan jumlah sisa obat dan pengecekan penebusan obat kembali sebagai

indikator ketaatan pasien dalam menggunakan obat yang telah diresepkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta al dalam h penggunaan obat tinggi (> ) namun tidak untuk pemahaman

41

Dengan demikian penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi

secara deskriptif mengenai pemahaman dan ketaatan pasien DM tipe 2 dengan

komplikasi GGK terkait dengan pengobatan dan juga sebagai wacana atau sumber

pertimbangan dalam penatalaksanaan terapi terutama oleh Apoteker dalam rangka

meningkatkan kualitas kegiatan asuhan kefarmasian sehingga keberhasilan terapi

dapat tercapai secara maksimal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta al dalam h penggunaan obat tinggi (> ) namun tidak untuk pemahaman

42

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian non-eksperimental secara

deskriptif dengan rancangan cross sectional. Penelitian ini termasuk jenis

penelitian non-eksperimental karena subjek uji tidak diberikan perlakuan.

Rancangan cross sectional yaitu dengan melakukan pengambilan data pada satu

waktu untuk memberikan deskripsi mengenai keadaan pada waktu tersebut

(Hasan, 2004). Data yang diperoleh kemudian diuji menggunakan statistik

deskriptif dengan kesimpulan yang bersifat umum.

B. Definisi Operasional

1. Karakteristik meliputi umur, jenis kelamin, jadwal kontrol, pendidikan

terakhir, pekerjaan, penghasilan per bulan.

2. Pemahaman yang diukur dalam penelitian ini meliputi perhatian terhadap

rincian obat yang diberikan, cara pemakaian obat, lama penggunaan obat,

waktu penggunaan obat, indikasi, efek samping, perhatian dan peringatan,

kontraindikasi, interaksi, jadwal konsultasi dokter, dan jadwal pemeriksaan

laboratorium (Santoso dkk., 2003).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta al dalam h penggunaan obat tinggi (> ) namun tidak untuk pemahaman

43

3. Pemahaman dikatakan tinggi apabila nilai persentase pemahaman lebih besar

dari 50% (>50%). Pemahaman dikatakan rendah apabila nilai persentase

pemahaman kurang dari sama dengan 50% (≤ 50%) (Wisely, 2008).

4. Jenis atau golongan obat yang diobservasi dalam penelitian ini adalah obat

DM tipe 2 dengan GGK dalam bentuk sediaan tunggal.

5. Pasien yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pasien yang terdiagnosis

DM tipe 2 dengan komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR yang

datang berobat atau kontrol pada Bulan Juli 2010.

6. Pasien yang taat adalah pasien DM tipe 2 dengan komplikasi GGK yang telah

mengikuti aturan konsumsi obat dengan meminum obatnya sebanyak ≥ 80%

dari keseluruhan jumlah obat yang diterima saat awal kontrol dan atau

melakukan penebusan obat kembali ketika obat yang diresepkan telah habis.

Pasien yang tidak taat adalah pasien yang masih memiliki sisa obat sebanyak

> 20% dari keseluruhan jumlah obat yang mereka terima pada saat awal

kontrol (Kabir dkk., 2004).

C. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di ruang rekam medis RSPR Yogyakarta pada

tanggal 28 dan 31 Juli 2010 dengan menelusuri rekam medis untuk mencatat data

diri pasien, diagnosis berikut penatalaksanaan terapi berikut obat yang telah

diberikan. Peneliti kemudian melakukan kunjungan ke rumah pasien untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta al dalam h penggunaan obat tinggi (> ) namun tidak untuk pemahaman

44

mengetahui jumlah sisa obat sebagai indikator ketaatan pasien pada Bulan

Agustus 2010.

D. Subjek Penelitian

Penentuan subjek uji dilakukan secara populatif dengan jumlah populasi

awal sebanyak 34 pasien. Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah seluruh

pasien di Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta baik pria maupun wanita

dengan kategori segala usia yang terdiagnosis DM tipe 2 dengan komplikasi

GGK, melakukan pengobatan di Bulan Juli, bersedia untuk turut berpartisipasi

dalam penelitian yaitu berkenan mengisi kuesioner dan menunjukkan obat yang

telah diresepkan serta berdomisili di DIY.

Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah pasien DM tipe 2 dengan

komplikasi GGK yang tidak melakukan kontrol pada Bulan Juli, tidak bersedia

mengisi kuesioner dan menunjukkan obat yang telah diresepkan, dan berdomisili

diluar DIY. Berdasarkan kriteria inklusi dan ekslusi tersebut, jumlah subjek uji

yang layak untuk dijadikan penelitian ini adalah 20 pasien.

E. Bahan dan Materi Penelitian

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rekam medis dan data

pelayanan resep pasien yang telah terkomputerisasi. Materi penelitian yang

tercantum dalam rekam medis berupa identitas pasien (nama, nomor telepon,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta al dalam h penggunaan obat tinggi (> ) namun tidak untuk pemahaman

45

alamat) dan riwayat pasien (diagnosis, hasil pemeriksaan laboratorium) dan

penatalaksanaan terapi pada pasien selama Bulan Juli 2010. Materi yang

tercantum dalam pelayanan resep yang telah terkomputerisasi adalah obat yang

telah ditebus pasien di Instalasi Farmasi RSPR Yogyakarta.

F. Instrumen Penelitian

Penelitian ini dilakukan menggunakan instrumen berupa kuesioner yang terdiri

atas tiga bagian, yaitu :

1. karakteristik

Pada bagian ini pertanyaan – pertanyaan dibuat dengan menggunakan metode

check list pada lembar kuesioner (Notoatmodjo, 2005).

2. pemahaman

Pada bagian ini pasien mengisi sebanyak 26 butir pernyataan mengenai

pemahaman akan informasi penggunaan obat dengan pilihan jawaban berupa

SS (sangat setuju), S (setuju), TS (tidak setuju), ataupun STS (sangat tidak

setuju). Penilaian atas jawaban dilakukan dengan menggunakan skala Likert,

yaitu dengan skala penilaian 4 pada jawaban SS, nilai 3 pada jawaban S, nilai

2 pada jawaban TS, dan nilai 1 pada jawaban STS.

3. penggunaan obat

Bagian ini dibuat dengan metode uraian dan close ended multiple choice

dengan harapan dapat melakukan wawancara secara lebih mendalam (in deep

interview) kepada pasien terkait ketaatan penggunaan obat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta al dalam h penggunaan obat tinggi (> ) namun tidak untuk pemahaman

46

G. Tata Cara Penelitian

Tata cara penelitian ini terdiri dari tiga tahap yaitu :

1. Persiapan

a. studi pustaka

Sebelum melakukan penelitian, peneliti membaca literatur mengenai DM,

GGK, kajian pemahaman, ketaatan penggunaan obat pada pasien, cara

pembuatan kuesioner dan penelusuran dari kemungkinan adanya penelitian

serupa yang telah pernah dilakukan sebelumnya.

b. analisis situasi dan perijinan

Sebelum dilakukan penelitian dilakukan terlebih dahulu analisis situasi dan

prosedur perijinan pada pihak RSPR Yogyakarta. Analisis situasi meliputi

pemilihan lokasi penelitian. Perijinan dilakukan melalui pihak personalia

RSPR dan bagian rekam medis pada Bulan April 2010.

c. penentuan subjek penelitian

Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan observasi atau

penentuan subjek uji yang sesuai dengan kriteria inklusi sehingga layak

untuk dijadikan sebagai subjek penelitian.

2. Pembuatan instrumen penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan instrumen berupa kuesioner

yang dibuat berdasarkan professional judgement dari dokter penyakit dalam

yang secara khusus menangani penyakit DM. Kuesioner ini dibuat melalui

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta al dalam h penggunaan obat tinggi (> ) namun tidak untuk pemahaman

47

beberapa tahapan, yaitu uji pemahaman bahasa, uji validitas, dan uji

reliabilitas.

a. uji pemahaman bahasa, dilakukan untuk mengetahui apakah bahasa yang

digunakan dalam kuesioner dapat dimengerti oleh responden. Apabila

seluruh pertanyaan dalam kuesioner dapat dijawab oleh subjek, maka

kuesioner tersebut dapat dinyatakan lolos uji.

b. uji validitas, dilakukan untuk mengetahui sejauh mana item-item pernyataan

dapat mencakup seluruh kawasan isi objek yang hendak diukur (Azwar,

2003).

c. uji reliabilitas, dilakukan untuk melihat konsistensi hasil jawaban pada

kuesioner, walaupun dilakukan satu kali atau lebih (Notoatmodjo, 2005).

3. Pengambilan data

Sebelum memulai penelitian, peneliti terlebih dahulu melakukan

penelusuran terhadap rekam medis dan data yang telah terkomputerisasi di

Instalasi Farmasi RSPR Yogyakarta untuk mengetahui riwayat pasien,

ketepatan diagnosis berikut obat yang telah diberikan dan ditebus oleh pasien

pada Bulan Juli 2010. Peneliti kemudian melakukan follow up melalui telepon

untuk memastikan kembali kebenaran nama pasien, kebenaran tanggal

penebusan obat serta kebenaran jenis dan jumlah obat yang diberikan pada

pasien. Peneliti kemudian melakukan kunjungan ke rumah pasien pada Bulan

Agustus 2010 untuk melakukan wawancara secara terstruktur melalui

kuesioner serta melakukan pengecekan terhadap jumlah sisa obat dan

penebusan obat kembali untuk mengetahui ketaatan pasien.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta al dalam h penggunaan obat tinggi (> ) namun tidak untuk pemahaman

48

4. Pengolahan dan analisis data

Pengolahan data dalam penelitian ini meliputi validitas dan reliabilitas

kuesioner serta pemahaman mengenai penggunaan obat dan ketaatan

penggunaan obat yang telah diresepkan pada pasien DM tipe 2 dengan

komplikasi GGK

a. uji validitas

Pengolahan data validitas kuesioner dilakukan secara statistik

menggunakan Product Moment Pearson dan telah didapatkan hasil yang

valid (Lampiran 5).

b. uji reliabilitas

Pengolahan data reliabilitas kuesioner dilakukan secara statistik

menggunakan Crobanch Alfa dan telah didapatkan hasil yang reliabel

(Lampiran 5).

c. analisis hasil

Analisis hasil penelitian berupa pemahaman pasien akan penggunaan obat

dilakukan dengan teknik perhitungan persentase menggunakan rumus :

P = A / B x 100%

Keterangan :

P = persentase jawaban (dalam %)

A = jumlah jawaban yang sejenis

B = jumlah responden total

Persentase jawaban pada tiap butir pernyataan kemudian dijumlah dan

dirata-rata. Pemahaman pasien dinyatakan cenderung tinggi apabila rata-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta al dalam h penggunaan obat tinggi (> ) namun tidak untuk pemahaman

49

rata jawaban > 50% dan dinyatakan cenderung rendah apabila rata-rata

jawaban ≤ 50%. Hasil analisis pemahaman pasien disajikan dalam bentuk

tabel, diagram batang dan diagram pie. Analisis ketataan pasien dihitung

dengan teknik persentase menggunakan rumus : pasien yang taat / jumlah

total pasien x 100% .

H. Keterbatasan Penelitian

1. Terdapat pasien yang tidak bersedia berpartisipasi dalam penelitian.

2. Obat yang diamati merupakan sediaan dosis tunggal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta al dalam h penggunaan obat tinggi (> ) namun tidak untuk pemahaman

50

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Karakteristik Pasien

Karakteristik dalam penelitian ini meliputi meliputi umur, jenis kelamin,

jadwal kontrol, pendidikan terakhir, pekerjaan, penghasilan per bulan.

1. Umur

Gambar 11. Umur

Kategorisasi umur dalam penelitian ini berdasarkan Gunarsa & Gunarsa

(1986), yaitu dewasa – muda : 18 – 30 tahun, dewasa akhir : 30 – 65 tahun dan

usia lanjut : 65 tahun keatas. Berdasarkan penggolongan umur diketahui bahwa

sebagian besar subjek dalam penelitian termasuk dalam kategori dewasa akhir (30

– 65 tahun), yaitu 60% (12 orang), pasien usia lanjut (65 tahun keatas), yaitu 40%

(8 orang), dan tidak terdapat pasien dewasa muda (18 – 30 tahun).

Menurut Kaplan, Sadock & Grebb (1997), insidensi penyakit dipengaruhi

oleh usia. Pasien yang berusia 65 tahun atau lebih, cenderung mempunyai satu

atau lebih kondisi kronis dan membutuhkan lebih banyak pelayanan kesehatan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta al dalam h penggunaan obat tinggi (> ) namun tidak untuk pemahaman

51

DM tipe 2 dengan komplikasi GGK merupakan penyakit kronis yang

membutuhkan perawatan secara rutin.

Penambahan usia berpengaruh pada penurunan massa nefron dan fungsi

ginjal yang dapat lebih memperburuk kerusakan ginjal oleh sebab itu penambahan

usia mengakibatkan penyakit kronis seperti DM tipe 2 dengan komplikasi GGK

menjadi penyakit yang memiliki morbiditas dan mortalitas yang cukup tinggi (Joy

dkk., 2008).

2. Jenis kelamin

Gambar 12. Jenis Kelamin

Pasien DM tipe 2 dengan komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR

Yogyakarta sebesar 60% (12 orang) merupakan wanita dan 40% (8 orang)

merupakan pasien laki-laki.

Menurut Kaplan dkk. (1997), wanita lebih sering mencari pelayanan

kesehatan dan dirawat di rumah sakit atas kondisi kronis yang dialaminya

dibandingkan laki – laki.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta al dalam h penggunaan obat tinggi (> ) namun tidak untuk pemahaman

52

3. Jadwal kontrol

Gambar 13. Jadwal Kontrol

Berdasarkan penelitian ini, 85% (17 orang) yang melakukan kontrol secara

rutin ke dokter sebulan sekali dan 15% (3 orang) yang melakukan kontrol secara

rutin sebulan dua kali dan tidak terdapat pasien yang kontrol dua bulan sekali

ataupun tiga bulan sekali.

Menurut Smet (1994), manusia cenderung menunjukkan perilaku mencari

bantuan atas kondisi kesehatannya karena adanya tingkat kekhawatiran terhadap

gejala, krisis intrapersonal, sanksi sosial, dan gangguan yang dirasakan secara

fisik atas kondisi kronis yang dialaminya yaitu dengan melakukan konsultasi ke

dokter.

Secara keseluruhan pasien dalam penelitian ini melakukan kontrol secara

rutin sebulan sekali dan hal ini menunjukkan bahwa pasien DM tipe 2 dengan

komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta memiliki kesadaran

yang tinggi akan kondisi dirinya baik untuk upaya pencegahan maupun upaya

pengobatan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta al dalam h penggunaan obat tinggi (> ) namun tidak untuk pemahaman

53

4. Pendidikan

Gambar 14. Pendidikan

Pendidikan dalam penelitian ini meliputi pendidikan pada jenjang SD,

SMP, SMA, Diploma, S1, maupun Pascasarjana. Dalam penelitian ini 25% (5

orang) berpendidikan akhir SD, sekitar 5% (1 orang) berpendidikan akhir SMP,

45% (9 orang) berpendidikan akhir SMA, 15% (3 orang) berpendidikan akhir

Diploma, 5% (1 orang) berpendidikan akhir sarjana (S1), 5% (1 orang)

berpendidikan akhir pascasarjana, dan tidak terdapat pasien yang tidak pernah

sekolah.

Menurut Engel dkk., (1995), pendidikan sejalan dengan pengetahuan yang

kemudian akan mempengaruhi logika sesorang dalam memahami suatu informasi

serta pengambilan keputusan sebelum melakukan suatu tindakan.

Melalui penelitian ini diketahui bahwa seluruh pasien DM tipe 2 dengan

komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta memiliki latar

belakang pendidikan sehingga akan mendukung proses pemahaman akan

informasi pengobatan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta al dalam h penggunaan obat tinggi (> ) namun tidak untuk pemahaman

54

5. Pekerjaan

Gambar 15. Pekerjaan

Berdasarkan penelitian ini, 5% (1 orang) sebagai karyawan swasta, 5% (1

orang) sebagai petani 10% (2 orang) sebagai wiraswasta, 20% (4 orang)

merupakan pensiunan, dan 60% (12 orang) memilih opsi lainnya, yaitu terdiri dari

biarawati 10% (2 orang), biarawan 5% (1 orang), buruh 10% (2 orang), ibu rumah

tangga 35% (7 orang), dan tidak pasien yang masih pelajar atau mahasiswa.

Pekerjaan merupakan sumber penghasilan yang akan menentukan kondisi

ekonomi seseorang. Menurut Kaplan dkk. (1997), kondisi ekonomi yang buruk

akan berefek langsung pada kesehatan psikologis dan fisik.

Melalui penelitian ini diketahui bahwa secara garis besar pasien DM tipe 2

dengan komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta adalah ibu

rumah tangga yang melakukan pemenuhan kesehatan atas biaya yang diberikan

oleh anggota keluarga, dalam hal ini anak dan suami mereka.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta al dalam h penggunaan obat tinggi (> ) namun tidak untuk pemahaman

55

6. Penghasilan per bulan

Gambar 16. Penghasilan per Bulan

Dalam penelitian ini 30% (6 orang) berpenghasilan < Rp 1.000.000, 65%

(13 orang) berpenghasilan 1.000.000 ≤ x < 2.000.000, 5% (1 orang)

berpenghasilan 2.000.000 ≤ x < 3.000.000, dan tidak ada pasien yang

berpenghasilan ≥ Rp 3.000.000.

Kondisi ekonomi yang buruk dan biaya pengobatan yang semakin

meningkat merupakan salah satu halangan dalam pemenuhan kesehatan bagi

pasien. Kondisi ekonomi yang buruk menyebabkan pasien dengan penyakit kronis

tidak dapat memperoleh pelayanan medis yang tepat atau sesuai sehingga kondisi

pasien semakin bertambah parah dan dalam hal ini prevalensi morbiditas berikut

mortalitas penyakit kronis akan semakin meningkat (Kaplan dkk., 1997).

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pasien DM tipe 2 dengan

komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta memiliki

penghasilan yang cukup untuk melakukan pemenuhan kesehatan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta al dalam h penggunaan obat tinggi (> ) namun tidak untuk pemahaman

56

B. Pemahaman Pasien

Gambar 17. Sumber Informasi Pengobatan (n=20; responden boleh memilih lebih dari satu opsi)

Informasi akan penggunaan obat dapat diperoleh dari berbagai sumber

namun sumber informasi yang keliru akan mempengaruhi ketepatan penyampaian

informasi yang berdampak pada kesalahpahaman informasi pengobatan oleh

sebab itu pertanyaan mengenai sumber informasi pada kuesioner bertujuan untuk

mengetahui sumber-sumber informasi akan pengobatan yang telah diakses oleh

pasien.

Tabel XII. Penerimaan Informasi Pengobatan

No. Jawaban Jumlah Persentase (%) 1 Ya 20 100 2 Tidak 0 0

Dalam penelitian ini semua pasien juga menilai dirinya telah mendapatkan

informasi mengenai penggunaan obat secara benar melalui beberapa sumber yaitu

dokter (100%), perawat (5%), keluarga (30%), teman (10%), sumber lain (5%)

dalam hal ini pasien mengakses informasi dengan cara membaca buku

pengobatan. Dalam penelitian ini tidak ada pasien yang mendapatkan informasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta al dalam h penggunaan obat tinggi (> ) namun tidak untuk pemahaman

57

melalui Apoteker dan sesama pasien. Hal ini menunjukkan bahwa peran Apoteker

sebagai communicator dan care giver sebagaimana yang telah dirumuskan dalam

Seven Star Pharmacy masih sangat kurang. Apoteker sebagai individu yang

berkompeten sudah seharusnya turut mengambil peran untuk mencegah terjadinya

medication error oleh sebab itu sudah menjadi kewajiban Apoteker sebagai

communicator yaitu menyampaikan informasi penggunaan obat secara akurat,

menjamin efikasi berikut keamanan dan mutu obat yang diberikan kepada pasien;

care giver yaitu dengan melakukan monitoring (homecare) serta konseling

dengan menyampaikan informasi pengobatan atau edukasi terkait kondisi pasien.

Penyampaian informasi yang benar, lengkap dan akurat oleh Apoteker tentunya

akan meningkatkan pemahaman pasien dalam penggunaan obat sehingga

keberhasilan pengobatan dapat tercapai sepenuhnya.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pemahaman pasien terkait

informasi yang telah disampaikan oleh tenaga medis terkait proses pengobatan

yang dilakukan. Pasien dengan pemahaman dibawah 50% dianggap memiliki

pemahaman yang cenderung rendah, pasien dengan pemahaman diatas 50%

dianggap memilki pemahaman yang cenderung tinggi.

Pemahaman yang dikaji dalam penelitian ini meliputi pemahaman akan

pentingnya memberikan perhatian secara khusus terhadap rincian obat yang

diberikan, cara pemakaian obat, lama penggunaan obat, waktu penggunaan obat,

indikasi obat, efek samping obat, perhatian dan peringatan, kontraindikasi,

interaksi obat, jadwal konsultasi ke dokter dan pemeriksaan laboratorium.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta al dalam h penggunaan obat tinggi (> ) namun tidak untuk pemahaman

58

1. Perhatian terhadap rincian obat

Tabel XIII. Perhatian Terhadap Rincian Obat

No. Pernyataan

pada Kuesioner

Pernyataan SS+S TS+STS Kecenderungan

1

Pada saat penerimaan obat, sayaselalu memperhatikan ulang untuk siapa obat ditujukan.

100% 0% SETUJU

2

Menurut saya, kepada siapa obat ditujukan adalah hal yang penting.

100% 0% SETUJU

3

Sebagai pasien, saya harus memperhatikan rincian obat yang diberikan kepada saya.

90% 10% SETUJU

Berdasarkan penelitian, rata – rata persentase jawaban akan pentingnya

memperhatikan ulang rincian obat yang telah diberikan adalah tinggi (96,66%),

hal ini menunjukkan bahwa pasien telah paham akan pentingnya memperhatikan

kembali obat yang diberikan secara rinci. Menurut Santoso et al., (2003),

memperhatikan ulang secara rinci obat yang telah diterima merupakan hal penting

sebelum memulai pengobatan untuk mencegah kesalahan atau ketidakrasionalan

dalam pengobatan sehingga pemborosan biaya pengobatan, morbiditas dan

mortalitas dapat ditekan. Melalui penelitian ini diketahui bahwa pasien DM tipe 2

dengan komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta telah

memperhatikan rincian terhadap obat yang diberikan, sehingga pasien dapat

memperoleh obat secara benar sesuai dengan kondisi kesehatannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta al dalam h penggunaan obat tinggi (> ) namun tidak untuk pemahaman

59

2. Cara pemakaian obat

Tabel XIV. Pemahaman Cara Pemakaian Obat

No. Pernyataan

pada Kuesioner

Pernyataan SS+S TS+STS Kecenderungan

4

Sebelum mengkonsumsi obat terlebih dahulu saya membaca informasi mengenai cara pemakaiannya.

85% 15% SETUJU

7 Bagi saya cara pakai untuk semua obat tidak sama.

95% 5% SETUJU

Berdasarkan hasil rata – rata persentase jawaban pada kuesioner,

pemahaman pasien akan cara pemakaian obat tinggi (90%). Cara penggunaan obat

dapat bervariasi baik secara enteral maupun parenteral oleh sebab itu cara

pemakaian berpengaruh terhadap efek terapetik.

Pemahaman akan cara pemakaian obat sangat penting sebagai panduan

penggunaan obat demi tercapainya efek terapi karena pemahaman yang salah

mengenai cara pemakaian obat akan memberikan efek yang merugikan (Santoso

dkk., 2003).

Berdasarkan jawaban pada kuesioner, pasien DM tipe 2 dengan

komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta telah mengerti bahwa

cara pemakaian tiap obat dapat berbeda.

Pasien juga selalu membaca informasi akan cara pemakaian obat sebelum

mengkonsumsi obat sehingga dengan demikian pasien dapat menggunakan obat

sesuai dengan cara pemakaian yang benar dalam proses pengobatan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta al dalam h penggunaan obat tinggi (> ) namun tidak untuk pemahaman

60

3. Lama penggunaan obat

Tabel XV. Pemahaman Lama Penggunaan Obat

No. Pernyataan

pada Kuesioner

Pernyataan SS+S TS+STS Kecenderungan

5

Saya hanya mengkonsumsi obat sesuai dengan lama pakai yang ditentukan.

100% 0% SETUJU

6

Lama penggunaan obat untuk setiap macam obat berbeda-beda.

90% 10% SETUJU

Pernyataan mengenai lama penggunaan obat terdiri dari dua butir yaitu

pemahaman pasien untuk mengkonsumsi obat sesuai dengan jangka waktu yang

ditetapkan dan pemahaman akan lama penggunaan yang berbeda-beda untuk

setiap obat. Berdasarkan penelitian, rata – rata persentase jawaban akan lama

penggunaan obat tinggi (95%), hal ini menunjukkan pasien memiliki pemahaman

yang tinggi akan lama penggunaan obat.

Lama penggunaan obat merupakan jangka waktu tertentu yang harus

dipatuhi pasien dalam mengkonsumsi obat yang telah diberikan. Lama

penggunaan untuk setiap obat berbeda-beda sesuai dengan kondisi pasien dan

ketentuan penggunaan obat oleh sebab itu pemahaman mengenai lama

penggunaan obat menjadi penting guna menunjang keberhasilan terapi.

Berdasarkan jawaban pada kuesioner, pasien telah mengetahui bahwa

lama penggunaan untuk beberapa macam obat dapat berbeda. Selain itu pasien

juga mengkonsumsi obat sesuai dengan lama pakai yang ditentukan sehingga

efektifitas pengobatan dapat tercapai.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta al dalam h penggunaan obat tinggi (> ) namun tidak untuk pemahaman

61

4. Waktu penggunaan obat

Tabel XVI. Pemahaman Waktu Penggunaan Obat

No. Pernyataan

pada Kuesioner

Pernyataan SS+S TS+STS Kecenderungan

8

Menurut saya waktu penggunaan obat berhubungan dengan khasiat obat.

100% 0% SETUJU

9

Menurut saya, setiap pasien harus mengetahui waktu penggunaan obat yang dikonsumsinya.

95% 5% SETUJU

Berdasarkan penelitian, rata – rata persentase jawaban menganai waktu

penggunaan obat tinggi (97,5%) hal ini menunjukkan bahwa pemahaman pasien

akan waktu penggunaan obat tinggi.

Waktu penggunaan obat dapat berbeda – beda antara obat yang satu

dengan yang lainnya, misalnya obat antidiabetes atau antihipertensi yang harus

dikonsumsi sebelum makan atau setelah makan, ada pula obat yang dikonsumsi

hanya pada pagi, siang, sore, ataupun malam hari, ada pula yang harus dikonsumsi

pada pagi, siang, sore hari demi tercapainya efektifitas terapi terkait dengan

optimalisasi waktu metabolisme dalam tubuh oleh karena itu pemahaman pasien

akan waktu penggunaan obat menjadi penting.

Berdasarkan jawaban yang tertera pada kuesioner, pasien DM tipe 2

dengan komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta memiliki

pemahaman yang baik akan waktu pengunaan obat sehingga pasien dapat

mengkonsumsi obat yang diberikan sesuai dengan ketentuan demi tercapainya

tujuan terapi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta al dalam h penggunaan obat tinggi (> ) namun tidak untuk pemahaman

62

5. Indikasi

Tabel XVII. Pemahaman Indikasi Obat

No. Pernyataan

pada Kuesioner

Pernyataan SS+S TS+STS Kecenderungan

10

Bagi saya informasi tentang khasiat atau kegunaan itu penting.

90% 10% SETUJU

11 Saya tahu khasiat atau kegunaan masing-masing obat.

100% 0% SETUJU

Berdasarkan hasil penelitian, rata – rata persentase jawaban pada

kuesioner mengenai indikasi tinggi (95%), hal ini menunjukkan bahwa

pemahaman pasien akan indikasi tinggi.

Indikasi merupakan khasiat atau kegunaan dari suatu obat yang

dikonsumsi. Indikasi menunjukkan kemanfaatan obat yang dikonsumsi, berguna

sebagai panduan penggunaan obat. Menurut Santoso dkk. (2003), pemakaian obat

tanpa indikasi yang jelas untuk kondisi yang sebenarnya tidak membutuhkan obat

merupakan pemborosan baik dari sisi pasien maupun pelayanan. Hal ini

merupakan salah satu bentuk ketidakrasionalan dan termasuk dalam kesalahan

pengobatan. Berdasarkan jawaban yang tertera pada kuesioner, pasien DM tipe 2

dengan komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta memiliki

pemahaman yang baik terhadap indikasi dan menganggap bahwa informasi

mengenai indikasi obat itu penting sehingga kemungkinan ketidakrasionalan atau

pemborosan biaya dalam penggunaan obat kecil. Pasien juga mengetahui indikasi

dari masing-masing obat yang telah diresepkan, dengan demikian obat yang

diberikan akan tepat atau sesuai dengan kondisi pasien sendiri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta al dalam h penggunaan obat tinggi (> ) namun tidak untuk pemahaman

63

6. Efek samping

Tabel XVIII. Pemahaman Efek Samping Obat

No. Pernyataan

pada Kuesioner

Pernyataan SS+S TS+STS Kecenderungan

12

Sebelum mengkonsumsi obat, terlebih dahulu saya mencari tahu efek samping obat tersebut.

90% 10% SETUJU

14

Semua obat memiliki efek samping yang berbeda-beda.

80% 20% SETUJU

Berdasarkan penelitian, rata-rata persentase jawaban mengenai efek

samping tinggi (85%) sehingga menunjukkan bahwa pemahaman pasien

mengenai efek samping tinggi.

Efek samping merupakan efek selain efek terapi yang dapat timbul setelah

obat dikonsumsi. Pasien harus diberi informasi bagaimana cara mengenali efek

samping tersebut berikut cara mengendalikannya, keseriusan efek samping, dan

harus ke mana apabila terjadi efek samping. Risiko kemungkinan terjadinya efek

samping dapat diperbesar oleh penggunaan obat yang tidak tepat. Pemakaian obat

yang berlebihan baik dalam jenis (multiple prescribing) maupun dosis (over

prescribing) akan meningkatkan risiko terjadinya efek samping oleh sebab itu

informasi mengenai efek samping berguna sebagai panduan penggunaan obat

sehingga proses pengobatan dapat berjalan dengan baik (Santoso dkk., 2003).

Berdasarkan jawaban pada kuesioner, pasien telah mengerti bahwa tiap obat dapat

memiliki efek samping yang berbeda-beda. Pasien juga mencari tahu terlebih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta al dalam h penggunaan obat tinggi (> ) namun tidak untuk pemahaman

64

dahulu efek samping dari obat yang akan dikonsumsinya sehingga kemungkinan

terjadinya efek samping dapat diketahui dan dicegah sebelumnya.

7. Perhatian dan peringatan

Tabel XIX. Pemahaman Perhatian dan Peringatan Obat

No. Pernyataan

pada Kuesioner

Pernyataan SS+S TS+STS Kecenderungan

15

Saya akan mematuhi perhatian dan peringatan yang tercantum pada obat

65% 35% SETUJU

19

Saya mengerti tentang peringatan obat yang saya konsumsi

100% 0% SETUJU

20

Menurut saya, peringatan khusus pada obat penting untuk diketahui pasien.

100% 0% SETUJU

21

Pasien sebaiknya terlebih dahulu membaca peringatan khusus sebelum mengkonsumsi obat.

100% 0% SETUJU

Berdasarkan penelitian, rata-rata persentase jawaban pada kuesioner

mengenai perhatian dan peringatan obat tinggi (91,25%), hal ini menunjukkan

bahwa pasien memiliki pemahaman yang tinggi akan peringatan pada saat

penggunaan obat. Menurut Santoso dkk., (2003), informasi akan peringatan

penting untuk diberikan demi tercapainya tujuan terapi. Peringatan disini

mencakup kapan obat harus dihentikan, jumlah dosis maksimum yang

diperbolehkan, dan alasan obat harus dikonsumsi sampai habis, oleh sebab itu

informasi akan peringatan tidak dapat diabaikan karena dapat mengganggu

kesembuhan pasien.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta al dalam h penggunaan obat tinggi (> ) namun tidak untuk pemahaman

65

Pasien DM tipe 2 dengan komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR

Yogyakarta telah membaca dan mematuhi peringatan pada saat pemakaian obat

sehingga proses pengobatan dapat berjalan dengan baik.

8. Kontraindikasi

Tabel XX. Pemahaman Kontraindikasi Obat

No. Pernyataan

pada Kuesioner

Pernyataan SS+S TS+STS Kecenderungan

16

Saya selalu membaca informasi mengenai kontraindikasi.

35% 65% SETUJU

18

Bagi saya kontraindikasi berbeda dengan efek samping.

35% 65% SETUJU

Pernyataan mengenai kontraindikasi terdiri dari dua butir dengan rata-rata

persentase jawaban yang rendah (35%), hal ini menunjukkan bahwa telah terjadi

kesalahpahaman antara kontraindikasi dengan efek samping. Kontraindikasi

merupakan efek yang berlawanan yang ditimbulkan dari indikasi obat tertentu

apabila dikonsumsi oleh pasien dengan kondisi tertentu. Informasi mengenai

kontraindikasi penting untuk dipahami demi tercapainya efektifitas terapi.

Berdasarkan pernyataan akan pemahaman pada kuesioner, pasien memiliki

pemahaman akan penggunaan obat yang baik karena kecenderungan jawaban

yang berada diatas 50% namun tidak untuk pemahaman akan kontraindikasi, yaitu

sebesar 35%. Hal ini menandakan bahwa pasien belum mendapatkan informasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta al dalam h penggunaan obat tinggi (> ) namun tidak untuk pemahaman

66

yang cukup mengenai kontraindikasi oleh sebab itu diperlukan informasi yang

lebih mendalam mengenai kontraindikasi oleh tenaga medis, khususnya Apoteker

ketika melakukan penyerahan obat kepada pasien.

9. Interaksi

Tabel XXI. Pemahaman Interaksi Obat

No. Pernyataan

pada Kuesioner

Pernyataan SS+S TS+STS Kecenderungan

13

Menurut saya informasi mengenai interaksi obat tidak dapat diabaikan.

100% 0% SETUJU

17

Jika saya mengkonsumsi lebih dari satu macam obat kemungkinan dapat terjadi interaksi obat

80% 20% SETUJU

Pernyataan pada kuesioner mengenai interaksi obat terdiri dari dua butir

dengan rata-rata persentase jawaban yang tinggi (90%), hal ini menunjukkan

bahwa pasien DM tipe 2 dengan komplikasi GGK di Instalasi Rawat jalan RSPR

Yogyakarta memiliki pemahaman yang tinggi akan interaksi obat.

Interaksi obat merupakan efek obat yang akan ditimbulkan apabila

mengkonsumsi satu atau lebih obat atau zat tertentu dalam proses pengobatan.

Interaksi obat mempengaruhi proses terapi pasien karena interaksi dari beberapa

macam zat atau obat dapat saling menguatkan, melemahkan atau juga meniadakan

efek terapi.

Pasien DM tipe 2 dengan komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR

Yogyakarta telah mengerti bahwa informasi mengenai interaksi obat tidak dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta al dalam h penggunaan obat tinggi (> ) namun tidak untuk pemahaman

67

diabaikan. Pasien juga telah mengerti bahwa kemungkinan interaksi obat dapat

terjadi apabila beberapa obat dikonsumsi secara bersamaan, dengan demikian

kemungkinan terjadinya interaksi obat yang merugikan dan dapat mengganggu

proses pengobatan dapat dihindari.

10. Jadwal konsultasi dokter

Tabel XXII. Jadwal Konsultasi Dokter

No. Pernyataan

pada Kuesioner

Pernyataan SS+S TS+STS Kecenderungan

22 Saya menepati jadwal konsultasi dengan dokter secara rutin.

100% 0% SETUJU

23 Apabila terjadi keluhan selama masa pengobatan saya akan berkonsultasi dokter.

95% 5% SETUJU

Pernyataan mengenai jadwal konsultasi ke dokter terdiri dari dua butir

dengan rata- rata persentase jawaban yang tinggi (97,5%), hal ini menunjukkan

bahwa pasien DM tipe 2 dengan komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR

Yogyakarta memiliki sadar akan pentingnya konsultasi rutin.

Melakukan konsultasi ke dokter merupakan perilaku mencari bantuan

secara alamiah oleh manusia jika mengalami masalah dengan kesehatannya dan

secara psikologi hal ini disebut juga dengan health behavior model. Konsultasi

atau kontrol secara rutin ke dokter merupakan langkah penting yang perlu

dilakukan oleh pasien guna mengetahui kondisi kesehatan dirinya sendiri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta al dalam h penggunaan obat tinggi (> ) namun tidak untuk pemahaman

68

Berdasarkan jawaban pada kuesioner, pasien telah menepati jadwal

konsultasi ke dokter secara rutin. Pasien juga akan melakukan konsultasi ke

dokter apabila merasakan keluhan pada penyakit yang dideritanya. Hal ini

menunjukkan bahwa pasien telah sadar akan pentingnya melakukan konsultasi ke

dokter terkait kondisinya, dengan demikian kondisi pasien juga akan dapat

termonitor dengan baik oleh dokter.

11. Jadwal pemeriksaan laboratorium

Tabel XXIII. Jadwal Pemeriksaan Laboratorium

No. Pernyataan

pada Kuesioner

Pertanyaan SS+S TS+STS Kecenderungan

24

Saya berusaha menepati jadwal pemeriksaan laboratorium secara rutin.

80% 20% SETUJU

25

Pemeriksaan laboratorium secara berkala itu penting untuk memonitor kondisi kesehatan saya.

95% 5% SETUJU

26

Tidak melakukan pemeriksaan laboratorium secara berkala dapat berakibat buruk pada kesehatan saya.

80% 20% SETUJU

Pemahaman mengenai pentingnya pemeriksaan laboratorium secara rutin

terdiri dari 3 butir pernyataan dengan rata-rata persentase jawaban yang tinggi

(85%), hal ini menunjukkan bahwa pasien memahami akan pentingnya

pemeriksaan laboratorium secara rutin.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta al dalam h penggunaan obat tinggi (> ) namun tidak untuk pemahaman

69

Hasil pemeriksaan dokter belum cukup untuk menegakkan diagnosa dan

melakukan penatalaksanaan terapi tanpa pemeriksaan secara laboratorium.

Pemeriksaan laboratorium pada pasien DM tipe 2 dengan kompliksi GGK dapat

berupa pemeriksaan urinalisis dan kadar glukosa. Hasil jawaban pada kuesioner

menunjukkan bahwa pasien telah mengerti akan pentingnya pemeriksaan

laboratorium secara berkala demi mengetahui kondisi kesehatannya sehinga

kondisi pasien dapat diketahui dengan baik.

C. Ketaatan

Ketidaktaatan pasien dalam mengkonsumsi obat secara benar merupakan

salah satu masalah yang berhubungan dengan pengobatan (drug related problem)

yang dapat mengganggu keberhasilan pengobatan. Ketidaktaatan pasien dalam

proses pengobatan dapat diminimalisir dengan melakukan follow up dan evaluasi

oleh Apoteker sebagai tindakan pharmaceutical care (asuhan kefamasian)

sehingga tujuan dan sasaran pengobatan dapat tercapai (Morley, Strand & Cipolle,

1998). Metode yang digunakan untuk mengetahui ketaatan pasien pada penelitian

ini adalah metode tidak langsung yaitu dengan melakukan in deep interview

melalui kuesioner dan melakukan perhitungan terhadap jumlah sisa obat.

Dalam penelitian ini digunakan metode kuesioner untuk mengetahui

keteraturan penggunaan obat, kesesuaian jumlah obat yang diterima dengan yang

diresepkan, dan kesulitan penggunaan obat dengan demikian selain dapat

mengetahui ketaatan penggunaan obat pada pasien peneliti juga dapat mengetahui

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta al dalam h penggunaan obat tinggi (> ) namun tidak untuk pemahaman

70

alasan atau keluhan pasien dalam pengobatan yang dapat mempengaruhi ketaatan

penggunaan obat.

1. Keteraturan penggunaan obat

Tabel XXIV. Keteraturan Penggunaan Obat

No. Jawaban Alasan Jumlah Persentase (%)

1 Ya menjaga kesehatan agar selalu stabil, agar sakit berkurang, agar gula dapat stabil dan nyeri ginjal berkurang, mengikuti anjuran dokter

20 100

2 Tidak - 0 0

Dalam penelitian ini, seluruh pasien menilai dirinya telah mengkonsumsi

obat secara teratur dengan alasan yang bervariasi, antara lain : untuk menjaga

kesehatan, mengontrol gula darah, tekanan darah, kondisi ginjal, agar lekas

sembuh, dan mengikuti anjuran dokter. Hal ini menunjukkan bahwa pasien DM

tipe 2 dengan komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta sadar

akan kebutuhan penggunaan obat demi kondisi kesehatannya.

2. Kesesuian jumlah obat yang diterima

Tabel XXV. Kesuaian Jumlah Obat

No. Jawaban Jumlah Persentase (%) 1 Ya 20 100 2 Tidak 0 0

Berdasarkan jawaban yang terdapat pada kuesioner, seluruh pasien menilai

dirinya telah menerima jumlah obat sesuai dengan yang diresepkan dengan benar.

Hal ini menunjukkan bahwa pasien DM tipe 2 dengan komplikasi GGK di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta al dalam h penggunaan obat tinggi (> ) namun tidak untuk pemahaman

71

Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta telah mematuhi anjuran dokter dengan

menebus obat sesuai dengan yang telah diresepkan.

3. Kesulitan penggunaan obat

Gambar 18. Kesulitan Penggunaan Obat

Pada penelitian ini terdapat 10% (2 orang) yang mengalami kesulitan

dalam menggunakan obat dengan alasan jumlah obat banyak, susah menelan, dan

obat yang terlalu keras sehingga terasa perih ketika dikonsumsi. Kesulitan

penggunaan obat yang dialami oleh pasien menyebabkan pasien terkadang tidak

mengkonsumsi obatnya secara benar dan hal ini kemudian akan mempengaruhi

ketaatan pasien dalam mengkonsumsi obat yang telah diresepkan.

Metode kuesioner dalam pengukuran ketaatan penggunaan obat pada

penelitian ini memberikan keuntungan yaitu mudah dilakukan dan dapat

mengetahui persepsi pasien secara mendalam terhadap penggunaan obat, namun

metode ini memiliki kelemahan karena bersifat sangat subjektif oleh sebab itu

peneliti kemudian melakukan metode kombinasi metode dengan perhitungan sisa

obat sebagai indikator ketaatan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta al dalam h penggunaan obat tinggi (> ) namun tidak untuk pemahaman

72

Metode perhitungan jumlah sisa obat dipilih karena bersifat objektif

sehingga ketaatan pasien dalam menggunakan obat dapat diketahui dengan baik

melalui hasil observasi terhadap jumlah sisa obat namun kelemahan metode ini

adalah dapat terjadi kesalahan dalam penghitungan jumlah sisa obat dan metode

ini hanya berlaku untuk terapi obat dosis tunggal (Vermeire dkk., 2001).

Metode perhitungan obat sisa sebagai indikator ketaatan dalam penelitian

ini dilakukan berdasarkan standar yang mengacu pada jurnal ketaatan yang

berjudul Compliance to Medication among Hypertensive Patients in Murtala

Mohammed Specialist Hospital, Kano, Nigeria oleh (Kabir dkk., 2004), dalam hal

ini pasien dikatakan tidak taat apabila jumlah sisa obat > 20% dari keseluruhan

jumlah obat yang mereka terima saat awal kontrol.

Sebelum melakukan kunjungan ke rumah-rumah pasien, peneliti terlebih

dahulu melakukan penelusuran diagnosis dan data obat yang telah diberikan

melalui rekam medis dan Instalasi Farmasi RSPR dengan tujuan untuk

memperoleh data penggunaan obat oleh pasien secara benar dan akurat.

Berdasarkan data yang telah diperoleh melalui rekam medis dan data yang

telah terkomputerisasi di Instalasi Farmasi RSPR, peneliti kemudian melakukan

follow up melalui telepon guna memastikan atau mencocokkan kembali obat-obat

yang telah ditebus pasien oleh pasien dengan demikian peneliti dapat mengetahui

obat yang dikonsumsi oleh pasien selama Bulan Juli 2010 secara lebih akurat.

Obat yang telah ditebus pasien inilah yang kemudian akan diobservasi oleh

peneliti pada saat melakukan kunjungan ke rumah-rumah pasien.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta al dalam h penggunaan obat tinggi (> ) namun tidak untuk pemahaman

73

Tabel XXVI. Hasil Follow Up Melalui Telepon

Pasien Tgl. Peresepan Nama Obat Jlh Obat yg Diberikan

Keterangan (√ = cocok)

1 28/7/10

Prorenal 45 √ Furosemid 40mg 45

2 4/7/10 Furosemid 40mg 60 √ Ketosteril 90 Glurenorm 30mg 30 CaCO3 30 Folavit 30

3 18/7/10

Aprovel300mg 30 √ Clonidin 0.15mg 60

4 12/7/10

Ketosteril 90 √ Aprovel 300mg 30 Clonidin 0.15mg 60 Asam folat 60

5 15/7/10 Clonidin 0.15mg 30 √ Prorenal 90 Glurenorm 30mg 90 Glucobay 50mg 90

6 29/7/10

Furosemid 40mg 15 √ Glurenorm 30 mg 45 Ketosteril 45 Aprovel 300mg 15 Clonidin 0.15mg 45 Asam Folat 45

7 28/7/10

Glucobay 50mg 45 √ Glurenorm 30mg 45

8 21/7/10 Gliquidone 30mg 90 √ Clonidin0,15mg 30

9 23/7/10 Furosemid 40mg 15 √ Ketosteril 45 CaCO3 45 Asam folat 45

10 30/7/10 Prorenal 45 √ 11 14/7/10

Glurenorm 30mg 90 √ Clonidin 0.15mg 30 Ketosteril 90

Valsartan 80mg 30

12 27/7/10 Aprovel 300mg 30 √ Furosemid40mg 60 Ketosteril 180

13 26/7/10 Lasix 40mg 45 √ Diltiazem 30mg 45 Gliquidone 30mg 15

14 27/7/10 Gliquidone 30mg 30 √ Captopryl 25mg 45 Furosemid 40mg 30

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta al dalam h penggunaan obat tinggi (> ) namun tidak untuk pemahaman

74

Tabel XXVI. lanjutan

Pasien Tgl. Peresepan Nama Obat Jlh Obat yg Diberikan

Keterangan (√ = cocok)

15 25/7/10 Ketosteril 90 √ Clonidine 0.15mg 60 Glucobay50mg 90 Bloopress 16mg 30

16

11/7/10 Glurenorm 30mg 30 √

17 16/7/10 Furosemid 40mg 45 √ Ketosteril 90 Irvask 300mg 30

18 14/7/10 Glurenorm 30mg 90 √ Ketosteril 90 Glimepirid 3mg 60 Betablock 50mg 15

19 12/7/10 Ketosteril 90 √ Valsartan 80mg 30

20 8/7/10 Aprovel 300mg 30 √ Clonidin 0.15mg 60 Prorenal 90

Data pada saat follow up melalui telepon menunjukkan adanya kecocokan

sehingga pada Bulan Agustus 2010 peneliti kemudian mengunjungi rumah pasien

berdasarkan tanggal habis obat. Pada penelitian ini peneliti juga melakukan

pengecekan terhadap tanggal penebusan obat kembali dengan maksud untuk

mengetahui ketaatan pasien dalam melakukan kontrol kesehatan. Dengan

demikian pasien juga dapat dikatakan taat dalam hal pengobatan apabila

melakukan penebusan obat kembali.

Berdasarkan standar ketaatan yang telah digunakan pada penelitian ini,

dinyatakan bahwa terdapat 18 pasien yang taat dalam mengkonsumsi obat, dalam

hal ini 13 pasien yang sama sekali tidak memiliki jumlah sisa obat dan 5 pasien

yang masih memiliki jumlah obat sisa dengan alasan lupa mengkonsumsi dan

gejala sakit yang telah hilang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta al dalam h penggunaan obat tinggi (> ) namun tidak untuk pemahaman

75

Tabel XXVII. Ketaatan Pasien

Pasien Tgl. Peresepan

Tgl. Hbs obat

Tgl. Kunjungan

Perese-pan

Kmbl

% Obat sisa

Kategori pasien

Alasan

1 28/7/10 11/8/ 10 12/8/10 - 0 Taat - 2 4/7/10 2/8/10 10/8/10 3/8/10 0 Taat - 3 18/7/10 16/8/10 17/8/10 - 0 Taat - 4 12/7/10 10/10/10 11/10/10 - 0 Taat - 5 15/7/10 13/8/10 14/8/10 - 5,83 Taat Lupa 6 29/7/10 12/8/10 13/8/10 - 13,33 Taat 7 28/7/10 11/8/10 12/8/10 - 0 Taat - 8 21/7/10 19/8/10 20/8/10 - 0 Taat - 9 23/7/10 6/8/10 10/8/10 4/8/10 0 Taat -

10 30/7/10 12/8/10 14/8/10 - 22,22 Tidak taat Lupa 11 14/7/10 12/8/10 13/8/10 - 0 Taat - 12 27/7/10 25/8/10 26/8/10 - 4,81 Taat Lupa 13 26/7/10 9/8/10 10/8/10 - 20,95 Tidak taat Lupa 14 27/7/10 10/8/10 11/8/10 - 14,28 Taat Lupa 15 25/7/10 23/8/10 24/8/10 - 0 Taat - 16 11/7/10 9/8/10 10/8/10 - 0 Taat - 17 16/7/10 14/8/10 15/8/10 - 0 Taat - 18 14/7/10 12/8/10 13/8/10 - 0 Taat - 19 12/7/10 10/8/10 11/8/10 - 13,33 Taat Gejala

hilang 20 8/7/10 6/8/10 10/8/10 5/8/10 0 Taat -

Pada penelitian ini terdapat 2 pasien yang dikatakan tidak taat dalam

mengkonsumsi obat karena terdapat jumlah sisa obat sebanyak lebih dari dua

puluh persen (> 20%) dari keseluruhan obat total yang diberikan sehingga

persentase pasien yang taat dalam mengkonsumsi obat secara keseluruhan adalah

90% dan hal ini menunjukkan bahwa peran tenaga medis maupun keluarga masih

sangat dibutuhkan guna lebih meningkatkan ketaatan pasien untuk mencapai

keberhasilan terapi secara maksimal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta al dalam h penggunaan obat tinggi (> ) namun tidak untuk pemahaman

76

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Karakteristik pasien DM tipe 2 dengan komplikasi GGK di Instalasi Rawat

Jalan RSPR Yogyakarta periode Juli - Agustus 2010 adalah wanita (60%),

berumur 30-65 tahun (60%), melakukan kontrol sebulan sekali (85%),

bertingkat pendidikan terakhir SMA (45%), ibu rumah tangga (35%) dan

penghasilan Rp 1.000.000 ≤ x < 2.000.000 (65%).

2. Pemahaman pasien dalam hal penggunaan obat tinggi yaitu > 50%, namun

tidak untuk pemahaman terhadap kontraindikasi, yaitu 35%.

3. Sebesar 90% pasien taat dalam mengkonsumsi obat.

B. Saran

1. Melakukan penelitian lebih lanjut dengan menghubungkan antara pemahaman,

ketaatan dan karakteristik pasien.

2. Melakukan penelitian lebih lanjut terhadap pengukuran pemahaman dan

ketaatan pasien dengan menggunakan metode lain.

3. Melakukan observasi ketaataan penggunaan obat dengan tidak hanya terbatas

pada sediaan tunggal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta al dalam h penggunaan obat tinggi (> ) namun tidak untuk pemahaman

77

DAFTAR PUSTAKA

Abboud, H., and Henrich, W.L., 2010, Stage IV Chronic Kidney Disease, The New Journal England of Medicine, Volume 362:56-65.

ADA, 2007, Standards of Medical Care in Diabetes 2007, http://care.diabetes

journals.org/content/30/suppl_1/S4.full, diakses tanggal 8 April 2010. Azwar, S., 2003, Reliabilitas dan Validitas, hal.1-71, Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Basiroh, U., Burhanuddin, E., Hamid, A., M, J, H., Masitoh, I, S., Mutalib, A.,

Naingolan, D., Patoni, A., dan Racmadie, T,S., (Eds.), 1989, Kamus Besar Bahasa Indonesia, hal.880, Balai Pustaka, Jakarta.

Beers, M.H., Fletcher, A., Bchir, Jones, T.V., Porter, R., Berkwits, M., and

Kaplan, J.L., (Eds.), 2003, Diabetes Mellitus, The Merck Manual of Medical Information Second Home Edition, Merck & Co., Inc., USA, pp. 962-963.

BPPOMRI, 2006, Kepatuhan Pasien: Faktor Penting dalam Keberhasilan Terapi,

http://perpustakaan.pom.go.id/KoleksiLainnya/Buletin%20Info%20POM/0506.pdf, diakses tanggal 25 Agustus 2010.

Dewi, F.T.K, 2010, Pengaruh Jumlah Pemberian Obat Terhadap Ketaatan Pasien

Rawat Jalan Penderita Hipertensi di Poli Penyakit Dalam RSUD Panembahan Senopati Kabupaten Bantul Yogyakarta, Skripsi, hal.15, 33, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Joy, S, M., Kshirsagar, A., Paparello, J., 2008, Chronic Kidney Disease :

Progression Modifying Theraphy, Pharmacotherapy : A Pathophysiologic Approach, 7th ed., Mc.Graw Hill, Inc., USA, pp. 1207, 1213-1216, 1343, 1335, 1508-1512.

Emedicine Health, 2010c, DiabetesOverview, http:// www.emedicinehealth.com/

diabetes/article_em.htm, diakses tanggal 15 Juni 2010.

Engel, J.F., Blackwell, R.D., and Miniard, P.W., 1995, Consumer Behaviour, diterjemahkan oleh Budjianto, hal. 5-33, Binarupa Aksara, Jakarta.

Gugliucci, A., 2007, Diabetes and Diabetic Complications, The Maillard

Reaction and Diabetes Mellitus, www2.warwick,ac.uk/ fac/med/ research/csri/ proteindamage/physiology/ diabetes wawick medicals school, diakses tanggal 27 Oktober 2010.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta al dalam h penggunaan obat tinggi (> ) namun tidak untuk pemahaman

78

Gunarsa, S.D dan Gunarsa, S.Y., 1986, Psikologi Perawatan, hal.62, Gunung Mulia, Jakarta.

Hasan, I, 2004, Analisis Data Penelitian dengan Statistik, hal. 20, Bumi Aksara,

Jakarta. Hadi, S., 1991, Analisis Butir Untuk Instrumen Angket, Tes dan Skala Nilai,

hal. 1-21, Andi Offset, Yogyakarta. Hutabarat, B., 2008, Pengaruh Faktor Internal Dan Eksternal Terhadap Kepatuhan

Minum Obat Penderita Kusta Di Kabupaten Asahan Tahun 2007, Tesis, , 55, Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Barat, Medan.

Japan Medical Association, 2009, Research and Reviews : Patophysiology of

Type 2 Diabetes and Its Treatment Policy, Journal of the Japan Medical Association, Japan, Vol. 138, No 1, 41.

Kabir, M., Iliyasu, Z., Abubakar, I.S., and Jibril, M., 2004, Compliance to

Medication among Hypertensive Patients in Murtala Mohammed Specialist Hospital, Kano, Nigeria, http://ajol.info/index.php/jcmphc /article/view/ 32401/6069, diakses pada tanggal 12 November 2010.

Kaka, 2001, Pola Peresepan Obat Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik Dengan

Hemodialisis Di Bagian Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Tahun 2000, Skripsi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Kaplan, H.I., Sadock, B.J., dan Grebb, J.A., 1997, Sinopsis Psikiatri, Ilmu

Pengetahuan Perilaku, Psikiatri Klinis, Edisi Ketujuh, diterjemahkan oleh Kusuma,W., hal. 111, Binarupa Aksara, Jakarta.

Karch, A.M., 2003, Focus on Nursing Pharmacology, 2nd ed., Lippincott Williams

and Wilkins, Philadelphia, pp. 693-699. Kumar, V., Abbas, A.K., Fausto, N., and Mitchell, R.N., 2010, The Endocrine

System, Robbins and Cotran Pathologic Basis of Disease 8nd ed., Saunders Elsevier, Philadelphia, pp. 1138.

Leonard and Crowley, 2001, An introduction to Human Disease Pathology and

Pathophysiology Correlations, 5th Edition, Joness and Bartlett Publishers International, USA, pp. 585,58-588.

Lin and Sun, 2010, Review: Current View on Type Diabetes, Journal of

Endocrinology, Great Britain, pp. 204, 1-11.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta al dalam h penggunaan obat tinggi (> ) namun tidak untuk pemahaman

79

McLaughlin, G.N., Bhatt, U.Y., Mars, R.L., and Nahman S.N., 2005, A Review of The Diagnosis and Therapy of Diabetic Nephropathy, Departement of Internal Medicine, University of Florida Jacksonville, Florida, pp.126.

Mowen, J., dan Minor, M., 2002, hal.25, Perilaku Konsumen, Erlangga, Jakarta.

Morley, C.P., Strand. L.M., and Cipolle, R,J., 1998, Pharmaceutical Care Practice, the Clinician’s Guide, 2nd ed., McGraw-Hill Companies Inc., USA, pp. 4-5

National Kidney Foundation, 2002, KDOQI Clinical Practice Guidelines on

Hypertension and Antihypertensive Agents in Chronic Kidney Disease, http://www.kidney.org/professionals/kdoqi/guidelines_bp/guide_11.htm, diakses tanggal 15 Juni 2010.

National Clinical Guideline, 2010, Management of Diabetes : A National Clinical

Guideline, 85-86, http://www.sign.ac.uk/pdf/sign116.pdf, diakses tanggal 26 Agustus 2010.

Notoatmodjo, 2005 , Metodologi Penelitian Kesehatan, hal. 95, 116. Penerbit

Rineka Cipta, Jakarta. Osterberg, L., and Blaschke, T., 2005, Drug Therapy : Adherence to Medication,

New England Journal, 353;5. Pusat Komunikasi Publik Setjen Depkes RI, 2008, Diabetes Mellitus Ancaman

Umat Manusia di Dunia, Pusat Komunikasi Publik Setjen DepkesRI,http://www.dinkeskotabaru.com/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=15, diakses tanggal 4 April 2010.

Pramantara S.,D.P, 2010, Seminar Penatalaksanaan Medis penderita Diabetes

pada Lansia, hal. 1, Rumah Sakit Bethesda, Yogyakarta. Remuzzi, G., Schieppati, A., and Ruggenenti, P., 2002, Nephropathy in Patients

with Type2 Diabetess, http:// content.nejm.org/ cgi/ reprint/ 341/15/ 1127.pdf?ijkey=f720c9764a91c2e84fcc5cba1906ec0a83fc8f82, diakses tanggal 4 April, 2010.

Retnari, 2006, Evaluasi Penatalaksanaan Terapi Komplikasi Nefropati pada Kasus

DM di Instalasi Eawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode 2005, Skripsi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Santoso, B., Suryawati.,S., dan Danu S.S., 2003, Farmakoterapi Klinik dan

Farmakoterapi, hal. 6. Bagian Farmakologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta al dalam h penggunaan obat tinggi (> ) namun tidak untuk pemahaman

80

Santoso, A.H., 2008, Patofisiologi Nefropati Diabetik, http://www.scribd.com/ doc/35946583/Nefropati-Diabetic-Patofisiologi-Arief-H-Santoso, diakses tanggal 26 Oktober 2010.

Smet, B., 1994, Psikologi Kesehatan, hal. 254-261, PT Gramedia Widiasarana

Indonesia, Jakarta. Sutedjo, A.Y., 2006, Buku Saku Mengenal Penyakit Melalui Pemeriksaan

Laboratorium, hal. 78, Penerbit Amara Books, Yogyakarta. Surampudi, N.P., Kalarickal, J.J., and Fonseca, V.A., 2009, Emerging Concepts in

The Patophysiology of Type 2 Diabetes Mellitus, The Journal of Mount Sinai School of Medicine, 216-223.

Steil, C.F., 2005, Diabetes Mellitus, Pharmacotherapy : A Pathophysiologic

Approach, 6th ed., Mc.Graw Hill, Inc., USA, pp. 803. The Merck Manual of Medical Information, 2010, Diabetes Mellitus,

http://www.merck.com/mmpe/sec12/ch158/ch158b.html#sec12-ch158-ch158b-1153, diakses tanggal 15 Juni 2010.

Vermeire, E., Hearnshaw, H., Royen,P.V., and Denekens, J., 2001, Patient

Adherence To Treatment : Thre Decades Of Research. A Comprehensive Review,http://repository.usu.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/6740/057023003.pdf?sequence=1, diakses tanggal 23 Agustus 2010.

WHO, 2003, Adherence To Long Term Therapies : Evidence for Action,

http://www.who.int/chp/knowledge/publications/adherence_full_report.pdf, diakses tanggal 24 Agustus 2010.

WHO, 2010, Diabetes Action Now, http://www.who.int/diabetes/en/DAN

booklettext %20ENGLISH.pdf, World Health Organization, diakses tanggal 5 April 2010.

Wild, S., Roglic, G., Green, A., Sicree, R., and King, H., 2004, Global Prevalence

of Diabetes Estimates for the Year 2000 andProjectionsfor2030,Diabetes Care,Volume27,No.25,1047,http://www.who.int/diabetes/facts/en/diabcare0504.pdf, diakses tanggal 8 April 2010.

Wisely, 2008, Studi tentang Pemahaman Obat Tradisional Berdasarkan Informasi

pada Kemasan dan Alasan Pemilihan Jamu Ramuan Segar atau Jamu Instan pada Masyarakat Desa Maguwoharjo, Skripsi, hal. 29, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta al dalam h penggunaan obat tinggi (> ) namun tidak untuk pemahaman

81

Lampiran 1. Pengajuan Permohonan Ijin Penelitian dan Pengambilan Data

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta al dalam h penggunaan obat tinggi (> ) namun tidak untuk pemahaman

82

Lampiran 2. Persetujuan Penelitian dan Pengambilan Data dari RSPR

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta al dalam h penggunaan obat tinggi (> ) namun tidak untuk pemahaman

83

Lampiran 3. Surat Keterangan Penyelesaian Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta al dalam h penggunaan obat tinggi (> ) namun tidak untuk pemahaman

84

Lampiran 4. Kuesioner

1. Nama : ………………………………...

2. Umur : ...................................................

3. Jenis Kelamin : mn Laki-laki

: mn Perempuan

4. Jadwal rutin kunjungan/kontrol : mn Sebulan 1x

mn Sebulan 2x

mn Dua bulan 1x

mn Tiga bulan1x

5. Pendidikan terakhir : mn Tidak sekolah

mn SD

mn SMP

mn SMA

mn Diploma

mn S1 (sarjana)

mn Pascasarjana

6. Pekerjaan : mn Pelajar/Mahasiswa

mn PNS/TNI/POLRI

mn Karyawan swasta/BUMN

mn Wiraswasta/pedagang

mn Petani

mn Pensiunan

mnLainnya(.....................................)

7. Penghasilan per bulan : mn < 1.000.000

mn 1.000.000 ≤ x <2.000.000

mn 2.000.000 ≤ x <3.000.000

mn ≥3.000.000

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta al dalam h penggunaan obat tinggi (> ) namun tidak untuk pemahaman

85

Berilah tanda silang (Х) pada kolom jawaban yang tersedia sesuai dengan

pendapat anda. Isilah semuanya dengan baik, jangan sampai ada pernyataan yang

terlampaui atau tidak diisi. Adapun pilihan jawaban yang ada mempunyai arti

sebagai berikut:

Petunjuk Pengisian

- Sangat Setuju (SS)

- Setuju (S)

- Tidak Setuju (TS)

- Sangat Tidak Setuju (STS)

Contoh mengisi kuesioner adalah seperti berikut ini.

Pertanyaan SS S TS STS

Makanan pokok sehari-hari saya adalah nasi. Х

Pemahaman Obat

No Pertanyaan SS S TS STS

1 Pada saat penerimaan obat, saya selalu memperhatikan ulang untuk siapa obat ditujukan.

2 Menurut saya, kepada siapa obat ditujukan adalah hal yang penting.

3 Sebagai pasien, saya harus memperhatikan rincian obat yang diberikan kepada saya.

4 Sebelum mengkonsumsi obat terlebih dahulu saya membaca informasi mengenai cara pemakaiannya.

5 Saya hanya mengkonsumsi obat sesuai dengan lama pakai yang ditentukan.

6 Lama penggunaan obat untuk setiap macam obat berbeda-beda.

7 Bagi saya cara pakai untuk semua obat tidak sama.

8 Menurut saya waktu penggunaan obat berhubungan dengan khasiat obat.

9 Menurut saya, setiap pasien harus mengetahui waktu penggunaan obat yang dikonsumsinya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta al dalam h penggunaan obat tinggi (> ) namun tidak untuk pemahaman

86

No Pertanyaan SS S TS STS

10 Bagi saya informasi tentang khasiat atau kegunaan itu penting.

11 Saya tahu khasiat atau kegunaan masing-masing obat.

12 Sebelum mengkonsumsi obat, terlebih dahulu saya mencari tahu efek samping obat tersebut.

13 Menurut saya informasi mengenai interaksi obat tidak dapat diabaikan.

14 Semua obat memiliki efek samping yang berbeda-beda.

15 Saya akan mematuhi perhatian dan peringatan yang tercantum pada obat.

16 Saya selalu membaca informasi mengenai kontraindikasi.

17 Jika saya mengkonsumsi lebih dari satu macam obat kemungkinan dapat terjadi interaksi obat

18 Bagi saya kontraindikasi berbeda dengan efek samping.

19 Saya mengerti tentang peringatan obat yang saya konsumsi.

20 Menurut saya, peringatan khusus pada obat penting untuk diketahui pasien.

21 Pasien sebaiknya terlebih dahulu membaca peringatan khusus sebelum mengkonsumsi obat.

22 Saya menepati jadwal konsultasi dengan dokter secara rutin.

23 Apabila terjadi keluhan selama masa pengobatan saya akan berkonsultasi dokter.

24 Saya berusaha menepati jadwal pemeriksaan laboratorium secara rutin.

25 Pemeriksaan laboratorium secara berkala itu penting untuk memonitor kondisi kesehatan saya.

26 Tidak melakukan pemeriksaan laboratorium secara berkala dapat berakibat buruk pada kesehatan saya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta al dalam h penggunaan obat tinggi (> ) namun tidak untuk pemahaman

87

1. Apakah anda mengkonsumsi obat secara teratur?

Penggunaan Obat

mn Ya

mn Tidak

2. Berkenaan dengan pertanyaan sebelumnya, sebutkan alasan kenapa anda

menggunakan obat secara teratur atau tidak teratur?

.............................................................................................................................

3. Apakah jumlah obat yang anda terima sudah sesuai dengan resep yang

dituliskan?

mn Ya

mn Tidak

4. Apakah anda sudah cukup mendapatkan informasi tentang penggunaan obat

dengan benar?

mn Ya

mn Tidak

5. Dari mana saja anda mendapatkan informasi tentang obat yang anda gunakan

(boleh menjawab lebih dari satu)?

mn Apoteker mn Keluarga

mn Dokter mn Teman

mn Perawat mn Sesama pasien

mn Sumber lain ( ................................................................................ )

6. Apakah anda mengalami kesulitan dalam menggunakan obat yang anda

konsumsi?

mn Ya

mn Tidak

7. Jika jawaban diatas “ya”, sebutkan kesulitan apa saja yang anda alami dalam

menggunakan obat yang anda konsumsi?

.............................................................................................................................

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta al dalam h penggunaan obat tinggi (> ) namun tidak untuk pemahaman

88

Lampiran 5. Uji Validitas dan Reliabilitas

Output Uji Validitas (Awal)

Correlations

Correlations

.771 .000 39

.715 .000 39

.711 .000 39

.399 .007 38

.491 .001 39

.590 .000 38

.745 .000 39

.499 .001 39

.674 .000 39

.712 .000 39

.585 .000 38

.487 .001 39

.714 .000 38

.744 .000 39

.569 .000 39

.621 .000 39

.453 .002 38

.408 .005 39

.218 .091 39

.454 .002 39

.601 .000 39

.686 .000 39

.742 .000 39

.504 .001 39

.784 .000 38

.560 .000 39

.400 .006 38

PAHAM_1PAHAM_2PAHAM_3PAHAM_4PAHAM_5PAHAM_6PAHAM_7PAHAM_8PAHAM_9PAHAM_10PAHAM_11PAHAM_12PAHAM_13PAHAM_14PAHAM_15PAHAM_16PAHAM_17PAHAM_18PAHAM_19PAHAM_20PAHAM_21PAHAM_22PAHAM_23PAHAM_24PAHAM_25PAHAM_26PAHAM_27

Pearson Correlation Sig. (1-tailed) NTOTAL

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta al dalam h penggunaan obat tinggi (> ) namun tidak untuk pemahaman

89

Output Uji Reliabilitas (Awal)

Reliability ****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ******

_

R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)

Item-total Statistics

Scale Scale Corrected

Mean Variance Item- Alpha

if Item if Item Total if Item

Deleted Deleted Correlation Deleted

PAHAM_1 89.0833 57.6214 .4743 .8938

PAHAM_2 89.0556 58.6254 .3291 .8960

PAHAM_3 89.0833 57.8500 .4360 .8944

PAHAM_4 89.0278 58.8278 .3201 .8962

PAHAM_5 89.1944 59.7040 .1040 .8999

PAHAM_6 89.3611 56.0659 .5121 .8926

PAHAM_7 89.2778 56.0921 .5856 .8914

PAHAM_8 89.7778 54.8635 .4227 .8962

PAHAM_9 89.2500 55.7929 .5657 .8915

PAHAM_10 89.2222 56.8635 .4966 .8931

PAHAM_11 89.8333 54.8857 .5342 .8921

PAHAM_12 89.5556 56.9968 .4776 .8935

PAHAM_13 89.4167 55.3357 .6031 .8907

PAHAM_14 89.4722 54.9421 .6602 .8895

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta al dalam h penggunaan obat tinggi (> ) namun tidak untuk pemahaman

90

PAHAM_15 89.3333 55.7714 .6175 .8907

PAHAM_16 89.4444 54.9397 .6558 .8896

PAHAM_17 89.7222 55.2921 .5087 .8927

PAHAM_18 90.0833 55.9643 .3701 .8970

PAHAM_19 89.7500 58.0786 .2781 .8974

PAHAM_20 89.6389 58.2944 .2448 .8981

PAHAM_21 89.1389 57.4373 .4571 .8940

PAHAM_22 89.1389 57.0373 .5190 .8929

PAHAM_23 89.5556 54.7683 .5880 .8908

PAHAM_24 89.3333 56.5143 .5153 .8927

PAHAM_25 89.6667 55.2571 .7190 .8890

PAHAM_26 89.6389 56.4087 .4302 .8945

PAHAM_27 90.0556 54.8540 .4549 .8948

Reliability Coefficients

N of Cases = 36.0 N of Items = 27

Alpha = .8971

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta al dalam h penggunaan obat tinggi (> ) namun tidak untuk pemahaman

91

Output Uji Validitas (Valid)

Correlations

Correlations

.779 .000 39

.728 .000 39

.711 .000 39

.405 .006 38

.489 .001 39

.592 .000 38

.745 .000 39

.503 .001 39

.678 .000 39

.713 .000 39

.577 .000 38

.481 .001 39

.720 .000 38

.756 .000 39

.566 .000 39

.621 .000 39

.433 .003 38

.401 .006 39

.441 .002 39

.598 .000 39

.693 .000 39

.737 .000 39

.495 .001 39

.782 .000 38

.563 .000 39

.397 .007 38

PAHAM_1PAHAM_2PAHAM_3PAHAM_4PAHAM_5PAHAM_6PAHAM_7PAHAM_8PAHAM_9PAHAM_10PAHAM_11PAHAM_12PAHAM_13PAHAM_14PAHAM_15PAHAM_16PAHAM_17PAHAM_18PAHAM_20PAHAM_21PAHAM_22PAHAM_23PAHAM_24PAHAM_25PAHAM_26PAHAM_27

Pearson Correlation Sig. (1-tailed) NTOTAL

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta al dalam h penggunaan obat tinggi (> ) namun tidak untuk pemahaman

92

Output Uji Reliabilitas (Valid)

Reliability ****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ******

_

R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)

Item-total Statistics

Scale Scale Corrected

Mean Variance Item- Alpha

if Item if Item Total if Item

Deleted Deleted Correlation Deleted

PAHAM_1 85.9444 55.0254 .4857 .8939

PAHAM_2 85.9167 55.9643 .3486 .8961

PAHAM_3 85.9444 55.3111 .4365 .8947

PAHAM_4 85.8889 56.2159 .3308 .8964

PAHAM_5 86.0556 57.1968 .0939 .9006

PAHAM_6 86.2222 53.5492 .5145 .8928

PAHAM_7 86.1389 53.6087 .5836 .8917

PAHAM_8 86.6389 52.2944 .4308 .8964

PAHAM_9 86.1111 53.1873 .5808 .8915

PAHAM_10 86.0833 54.3071 .5028 .8933

PAHAM_11 86.6944 52.5040 .5244 .8927

PAHAM_12 86.4167 54.5357 .4694 .8939

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta al dalam h penggunaan obat tinggi (> ) namun tidak untuk pemahaman

93

PAHAM_13 86.2778 52.7778 .6131 .8907

PAHAM_14 86.3333 52.2857 .6844 .8891

PAHAM_15 86.1944 53.2468 .6224 .8908

PAHAM_16 86.3056 52.4468 .6586 .8897

PAHAM_17 86.5833 53.0500 .4824 .8937

PAHAM_18 86.9444 53.5397 .3629 .8976

PAHAM_20 86.5000 55.9143 .2241 .8990

PAHAM_21 86.0000 54.9143 .4565 .8943

PAHAM_22 86.0000 54.4571 .5290 .8930

PAHAM_23 86.4167 52.3643 .5806 .8912

PAHAM_24 86.1944 54.0468 .5098 .8931

PAHAM_25 86.5278 52.8278 .7119 .8893

PAHAM_26 86.5000 53.8571 .4354 .8947

PAHAM_27 86.9167 52.4214 .4509 .8953

Reliability Coefficients

N of Cases = 36.0 N of Items = 26

Alpha = .8974

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta al dalam h penggunaan obat tinggi (> ) namun tidak untuk pemahaman

94

Lampiran 6. Karakteristik Responden

No. Umur Alamat Jenis Kelamin

Kunjungan Rutin Pendidikan Pekerjaan Penghasilan Per Bulan

1 75 Sleman Perempuan Sebulan1x SMA Biarawati 1.000.000≤x<2.000.000

2 61 Kulon Progo Perempuan Sebulan1x Sarjana Rumah

tangga 1.000.000≤x<2.000.000

3 60 Kalasan, Sleman Laki-laki Sebulan1x SMA Pensiunan 1.000.000≤x<2.000.000

4 56 Sleman Perempuan Sebulan2x Diploma Karyawan swasta 1.000.000≤x<2.000.000

5 55 Mlati, Sleman Laki-laki Sebulan1x Diploma Pensiunan 1.000.000≤x<2.000.000

6 60 Nogotirto, Gamping Perempuan Sebulan1x SD Rumah

tangga < 1.000.000

7 67 Bantul Laki-laki Sebulan2x SD Petani 1.000.000≤x<2.000.000

8 71 Sleman Perempuan Sebulan1x SMA Rumah tangga < 1.000.000

9 54 Condong

Catur, Sleman

Laki-laki Sebulan1x SMP Wiraswasta < 1.000.000

10 46 Sleman Perempuan Sebulan1x SMA Rumah tangga 1.000.000≤x<2.000.000

11 65 Yog Laki-laki Sebulan1x SMP Pensiunan 1.000.000≤x<2.000.000 12 77 Sleman Laki-laki Sebulan1x SMA Biarawan 1.000.000≤x<2.000.000

13 57 Condong

Catur, Sleman

Perempuan Sebulan1x SD Buruh < 1.000.000

14 58 Ngaglik, Sleman Perempuan Sebulan1x SMA Rumah

tangga 1.000.000≤x<2.000.000

15 63 Sleman Perempuan Sebulan1x SMA Rumah tangga 1.000.000≤x<2.000.000

16 71 Sleman Perempuan Sebulan1x Pascasarjana Biarawati 1.000.000≤x<2.000.000

17 72 Yog Perempuan Sebulan2x SMA Rumah tangga < 1.000.000

18 57 Godean, Yog Laki-laki Sebulan1x SMA Pensiunan < 1.000.000

19 65 Yog Perempuan Sebulan1x SD Buruh 1.000.000≤x<2.000.000

20 58 Condong

Catur, Sleman

Laki-laki Sebulan1x Diploma Wiraswasta 2.000.000≤x<3.000.000

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta al dalam h penggunaan obat tinggi (> ) namun tidak untuk pemahaman

95

Lampiran 7. Hasil Kuesioner Pemahaman Pengobatan

No Pertanyaan SS S TS STS

1 Pada saat penerimaan obat, saya selalu memperhatikan ulang untuk siapa obat ditujukan.

10 50%

10 50%

0 0 %

0 0 %

2 Menurut saya, kepada siapa obat ditujukan adalah hal yang penting.

9 45%

11 55%

0 0 %

0 0 %

3 Sebagai pasien, saya harus memperhatikan rincian obat yang diberikan kepada saya.

2 10%

16 80%

2 10%

0 0%

4 Sebelum mengkonsumsi obat terlebih dahulu saya membaca informasi mengenai cara pemakaiannya.

3 15%

14 70%

3 15%

0 0%

5 Saya hanya mengkonsumsi obat sesuai dengan lama pakai yang ditentukan.

3 15%

17 85%

0 0%

0 0%

6 Lama penggunaan obat untuk setiap macam obat berbeda-beda.

3 15%

15 75%

2 10%

0 0%

7 Bagi saya cara pakai untuk semua obat tidak sama.

3 15%

16 80%

1 5%

0 0%

8 Menurut saya waktu penggunaan obat berhubungan dengan khasiat obat.

10 50%

10 50%

0 0 %

0 0 %

9 Menurut saya, setiap pasien harus mengetahui waktu penggunaan obat yang dikonsumsinya.

6 30%

13 65%

1 5%

0 0 %

10 Bagi saya informasi tentang khasiat atau kegunaan itu penting.

10 50%

8 40%

2 10%

0 0 %

11 Saya tahu khasiat atau kegunaan masing-masing obat.

1 5%

19 95%

0 0 %

0 0 %

12 Sebelum mengkonsumsi obat, terlebih dahulu saya mencari tahu efek samping obat tersebut.

3 15%

15 75%

2 10%

0 0 %

13 Menurut saya informasi mengenai interaksi obat tidak dapat diabaikan.

13 65%

7 35%

0 0 %

0 0 %

14 Semua obat memiliki efek samping yang berbeda-beda.

8 40%

8 40%

4 20%

0 0 %

15 Saya akan mematuhi perhatian dan peringatan yang tercantum pada obat.

1 5%

12 60%

7 35%

0 0 %

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta al dalam h penggunaan obat tinggi (> ) namun tidak untuk pemahaman

96

No Pertanyaan SS S TS STS

16 Saya selalu membaca informasi mengenai kontraindikasi.

0 0%

7 35%

13 65%

0 0%

17 Jika saya mengkonsumsi lebih dari satu macam obat kemungkinan dapat terjadi interaksi obat

3 15%

13 65%

4 20%

0 0%

18 Bagi saya kontraindikasi berbeda dengan efek samping.

1 5%

6 30%

13 65%

0 100%

19 Saya mengerti tentang peringatan obat yang saya konsumsi.

9 45%

11 55%

0 0%

0 0%

20 Menurut saya, peringatan khusus pada obat penting untuk diketahui pasien.

2 10%

18 90%

0 0%

0 0%

21 Pasien sebaiknya terlebih dahulu membaca peringatan khusus sebelum mengkonsumsi obat.

12 60%

8 40%

0 0%

0 0%

22 Saya menepati jadwal konsultasi dengan dokter secara rutin.

3 15%

17 85%

0 0%

0 0%

23 Apabila terjadi keluhan selama masa pengobatan saya akan berkonsultasi dokter.

3 15%

16 80%

1 5%

0 0%

24 Saya berusaha menepati jadwal pemeriksaan laboratorium secara rutin.

2 10%

14 70%

4 20%

0 0%

25 Pemeriksaan laboratorium secara berkala itu penting untuk memonitor kondisi kesehatan saya.

3 15%

16 80%

1 5%

0 0%

26 Tidak melakukan pemeriksaan laboratorium secara berkala dapat berakibat buruk pada kesehatan saya.

2 10%

14 70%

4 20%

0 0%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta al dalam h penggunaan obat tinggi (> ) namun tidak untuk pemahaman

97

Lampiran 8. Hasil Kuesioner Ketaatan Pengobatan (in deep interview)

8. Apakah anda mengkonsumsi obat secara teratur? No. Jawaban Jumlah Persentase (%) 1 Ya 20 100 2 Tidak 0 0

9. Berkenaan dengan pertanyaan sebelumnya, sebutkan alasan kenapa anda

menggunakan obat secara teratur atau tidak teratur? Variasi Jawaban

untuk menjaga kesehatan agar selalu stabil agar sakit berkurang

agar gula dapat stabil dan nyeri ginjal berkurang anjuran dokter

agar cepat sembuh

10. Apakah jumlah obat yang anda terima sudah sesuai dengan resep yang

dituliskan? No. Jawaban Jumlah Persentase (%) 1 Ya 20 100 2 Tidak 0 0

11. Apakah anda sudah cukup mendapatkan informasi tentang penggunaan obat

dengan benar? No. Jawaban Jumlah Persentase (%) 1 Ya 20 100 2 Tidak 0 0

12. Dari mana saja anda mendapatkan informasi tentang obat yang anda gunakan

(boleh menjawab lebih dari satu)? No. Jawaban Jumlah Persentase (%) 1 Apoteker 0 0 2 Dokter 20 100% 3 Perawat 1 5% 4 Keluarga 6 30 5 Teman 2 10 6 Sesama pasien 0 0 7 Sumber lain 1 5%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta al dalam h penggunaan obat tinggi (> ) namun tidak untuk pemahaman

98

13. Apakah anda mengalami kesulitan dalam menggunakan obat yang anda

konsumsi? No. Jawaban Jumlah Persentase (%) 1 Ya 2 10 2 Tidak 18 90

14. Jika jawaban diatas “ya”, sebutkan kesulitan apa saja yang anda alami dalam

menggunakan obat yang anda konsumsi? Jawaban

kalo obat diganti rasanya perih mungkin karena obat terlalu keras obat susah ditelan dan banyak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta al dalam h penggunaan obat tinggi (> ) namun tidak untuk pemahaman

99

Lampiran 9. Hasil Follow Up Melalui Telepon

Pasien Tgl. peresepan Nama obat Jlh obat yg diberikan

Keterangan (√ = cocok)

1 28/7/10

Prorenal 45 √ Furosemid 40mg 45

2 4/7/10 Furosemid 40mg 60 √ Ketosteril 90 Glurenorm 30mg 30 CaCO3 30 Folavit 30

3 18/7/10

Aprovel300mg 30 √ Clonidin 0.15mg 60

4 12/7/10

Ketosteril 90 √ Aprovel 300mg 30 Clonidin 0.15mg 60 Asam folat 60

5 15/7/10 Clonidin 0.15mg 30 √ Prorenal 90 Glurenorm 30mg 90 Glucobay 50mg 90

6 29/7/10

Furosemid 40mg 15 √ Glurenorm 30 mg 45 Ketosteril 45 Aprovel 300mg 15 Clonidin 0.15mg 45 Asam Folat 45

7 28/7/10

Glucobay 50mg 45 √ Glurenorm 30mg 45

8 21/7/10 Gliquidone 30mg 90 √ Clonidin0,15mg 30

9 23/7/10 Furosemid 40mg 15 √ Ketosteril 45 CaCO3 45 Asam folat 45

10 30/7/10 Prorenal 45 √ 11 14/7/10

Glurenorm 30mg 90 √ Clonidin 0.15mg 30 Ketosteril 90 Valsartan 80mg 30

12 27/7/10 Aprovel 300mg 30 √ Furosemid40mg 60 Ketosteril 180

13 26/7/10 Lasix 40mg 45 √ Diltiazem 30mg 45 Gliquidone 30mg 15

14 27/7/10 Gliquidone 30mg 30 √ Captopryl 25mg 45 Furosemid 40mg 30

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta al dalam h penggunaan obat tinggi (> ) namun tidak untuk pemahaman

100

Pasien Tgl. Peresepan Nama Obat Jlh Obat yg Diberikan

Keterangan (√ = cocok)

15 25/7/10 Ketosteril 90 √ Clonidine 0.15mg 60 Glucobay 50mg 90 Bloopress 16mg 30

16

11/7/10 Glurenorm 30mg 30 √

17 16/7/10 Furosemid 40mg 45 √ Ketosteril 90 Irvask 300mg 30

18 14/7/10 Glurenorm 30mg 90 √ Ketosteril 90 Glimepirid 3mg 60 Betablock 50mg 15

19 12/7/10 Ketosteril 90 √ Valsartan 80mg 30

20 8/7/10 Aprovel 300mg 30 √ Clonidin 0.15mg 60 Prorenal 90

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta al dalam h penggunaan obat tinggi (> ) namun tidak untuk pemahaman

101

Lampiran 10. Perhitungan Jumlah Sisa Obat

Pasien Tanggal Peresepan

Tanggal Habis Obat

Tanggal Kunjungan

Tanggal Peresepan Kembali

Jenis Obat Gol. Obat Aturan Pakai

Jumlah Obat Awal

Jumlah Sisa Obat

Sisa Obat (%)

Kategori Pasien Alasan

1

28/7/10

11/8/ 10 12/8/10 - Prorenal Sal.kemih

kelamin gol. lain 3x1

45 0 0 Taat -

Furosemid 40mg Diuretik 3x1

45 0 90 0

2. 4/7/10 2/8/10 10/8/10 3/8/10

Furosemid 40mg Diuretik 2x1 60 0

0 Taat -

Ketosteril Nutrisi oral 3x1 90 0 Glurenorm 30mg Antidiabetes 1x1 30 0 CaCO3

Kalsium dengan vitamin 3x1 30 0

Folavit VitaminB kompleks 3x1 30 0

240 0

3.

18/7/10

16/8/10 17/8/10 - Aprovel300mg Antagonis

Angiotensin II 1x1 30 0 0 Taat -

Clonidin 0.15mg Diuretik 2x1 60 0 90 0

4.

12/7/10

10/10/10 11/10/10 -

Ketosteril Nutrisi oral 3x1 90 0

0 Taat - Aprovel 300mg Antagonis

Angiotensin II 1x1 30 0

Clonidin 0.15mg Diuretik 2x1 60 0

Asam folat Vitamin B kompleks 3x1 60 0

240 0

5. 15/7/10 13/8/10 14/8/10 -

Clonidin 0.15mg Diuretik 2x1/2 30 3,5

5,83 Taat Lupa Prorenal Sal.kemih

kelamin gol. lain 3x1 90 0

Glurenorm 30mg Antidiabetes 3x1 90 7

Glucobay 50mg Antidiabetes 3x1 90 0 300 17,5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta al dalam h penggunaan obat tinggi (> ) namun tidak untuk pemahaman

102

Pasien Tanggal Peresepan

Tanggal Habis Obat

Tanggal Kunjungan

Tanggal Peresepan Kembali

Jenis Obat Gol. Obat Aturan Pakai

Jumlah Obat Awal

Jumlah Sisa Obat

Sisa Obat (%)

Kategori Pasien Alasan

6.

29/7/10

12/8/10 13/8/10 -

Furosemid 40mg Diuretik 1x1 15 2

13,33 Taat Lupa

Glurenorm 30 mg Antidiabetes 3x1 45 7 Ketosteril Nutrisi oral 3x1 45 3

Aprovel 300mg Antagonis Angiotensin II 1x1 15 5

Clonidin 0.15mg Diuretik 3x1 45 0

Asam Folat VitaminB kompleks 3x1 45 11

210 28

7.

28/7/10

11/8/10 12/8/10 - Glucobay 50mg Antidiabetes 3x1 45 0

0 Taat - Glurenorm 30mg Antidiabetes 3x1 45 0 90 0

8. 21/7/10 19/8/10 20/8/10 - Gliquidone 30mg Antidiabetes 3x1 90 0

0 Taat - Clonidin0,15mg Diuretik 2x1/2

30 0 120 0

9. 23/7/10 6/8/10 10/8/10 4/8/10

Furosemid 40mg Diuretik 1x1 15 0

0 Taat -

Ketosteril Nutrisi oral 3x1 45 0

CaCO3 Kalsium dengan vitamin 3x1 45 0

Asam folat VitaminB kompleks 3x1 45 0

150 0

10. 30/7/10 12/8/10 14/8/10 - Prorenal Sal.kemih kelamin gol. lain 3x1 45 10 22,22 Tidak

taat Lupa 45 10

11.

14/7/10

12/8/10 13/8/10 -

Glurenorm 30mg Antidiabetes 3x1 90 0

0 Taat

-

Clonidin 0.15mg Diuretik 2x1/2 30 0 Ketosteril Nutrisi oral 3x1 90 0

Valsartan 80mg Antagonis angiotensin II 1x1

30 0

240 0

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta al dalam h penggunaan obat tinggi (> ) namun tidak untuk pemahaman

103

Pasien Tanggal Peresepan

Tanggal Habis Obat

Tanggal Kunjungan

Tanggal Peresepan Kembali

Jenis Obat Gol. Obat Aturan Pakai

Jumlah Obat Awal

Jumlah Sisa Obat

Sisa Obat (%)

Kategori Pasien Alasan

12.

27/7/10 25/8/10 26/8/10 -

Aprovel 300mg Antagonis Angiotensin II 1x1 30 0

4,81 Taat Lupa Furosemid40mg Diuretik 2x1 60 4

Ketosteril Nutrisi oral 3x2 180 9 270 13

13. 26/7/10 9/8/10 10/8/10 -

Lasix 40mg Diuretik 3x1 45 8

20,95 Tidak taat Lupa Diltiazem 30mg Antagonis

Kalsium 3x1 45 8

Gliquidone 30mg Antidiabetes 1x1 15 6 105 22

14. 27/7/10 10/8/10 11/8/10 -

Gliquidone 30mg Antidiabetes 2x1 30 7

14,28

Taat

Lupa

Captopryl 25mg ACE inhibitor 3x1 45 3

Furosemid 40mg Diuretik 2x1 30 5 105 15

15. 25/7/10 23/8/10 24/8/10 -

Ketosteril Nutrisi oral 3x1 90 0

0 Taat -

Clonidine 0.15mg Diuretik 2x1 60 0 Glucobay 50mg Antidiabetes 3x1 90 0

Bloopress 16mg Antagonis angiotensin II 1x1 30 0

270 0

16. 11/7/10 9/8/10 10/8/10 - Glurenorm 30mg Antidiabetes 2x1/2 30 0 0 Taat - 30 0

17. 16/7/10 14/8/10 15/8/10 -

Furosemid 40mg Diuretik 2x1 45 0

0 Taat - Ketosteril Nutrisi oral 3x1 90 0

Irvask 300mg Antagonis Angiotensin II 1x1 30 0

165 0

18. 14/7/10 12/8/10 13/8/10 -

Glurenorm 30mg Antidiabetes 3x1 90 0

Taat - Ketosteril Nutrisi oral 3x1 90 0

Glimepirid 3mg Antidiabetes 2x1 60 0

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta al dalam h penggunaan obat tinggi (> ) namun tidak untuk pemahaman

104

Pasien Tanggal Peresepan

Tanggal Habis Obat

Tanggal Kunjungan

Tanggal Peresepan Kembali

Jenis Obat Gol. Obat Aturan Pakai

Jumlah Obat Awal

Jumlah Sisa Obat

Sisa Obat (%)

Kategori Pasien Alasan

Betablock 50mg BetaBlocker 1x1/2 15 0 255 0

19. 12/7/10 10/8/10 11/8/10 -

Ketosteril Nutrisi oral 3x1 90 9

13,33 Taat

Gejala sakit telah

hilang Valsartan 80mg

Antagonis angiotensin II 1x1

30 7

120 16

20. 8/7/10 6/8/10 10/8/10 5/8/10

Aprovel 300mg Antagonis Angiotensin II 1x1 30 0

0 Taat - Clonidin 0.15mg Diuretik 2x1 60 0

Prorenal Sal.kemih kelamin gol. lain 3x1 90 0

180 0

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta al dalam h penggunaan obat tinggi (> ) namun tidak untuk pemahaman

105

Lampiran 11. Dokumentasi

Pengenalan Diri

Pengisian Kuesioner dan Wawancara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta al dalam h penggunaan obat tinggi (> ) namun tidak untuk pemahaman

106

Perhitungan Jumlah Sisa Obat

Pemberian Souvenir

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · komplikasi GGK di Instalasi Rawat Jalan RSPR Yogyakarta al dalam h penggunaan obat tinggi (> ) namun tidak untuk pemahaman

107

BIOGRAFI PENULIS

Venny Handayani, merupakan anak pertama dari

pasangan Silvester Supono Leomitro dan Aflyn Oroh.

Lahir di Pontianak pada tanggal 21 Mei 1989. Pendidikan

awal dimulai dari Taman Kanak-Kanak (TK) Suster

Pontianak pada tahun 1995-1996, Sekolah Dasar (SD)

Suster Pontianak pada tahun 1996-2002, Sekolah

Menengah Pertama (SMP) Suster Pontianak pada tahun 2002-2004 dilanjutkan

dengan Sekolah Menengah Atas (SMA) Santo Paulus Pontianak pada tahun 2004-

2007, kemudian pendidikan dilanjutkan ke jenjang perguruan tinggi Fakultas

Farmasi di Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta pada tahun 2007-2010.

Selama kuliah, penulis sempat mengikuti beberapa kegiatan fakultas seperti

Paduan Suara Farmasi (PSF), panitia seminar “Herbal Medicine” dengan jabatan

sekretaris, Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) dengan judul “Nicojelly,

Produk Pengganti Rokok”, dan panitia Titrasi angkatan 2008 sebagai sie. P3K.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


Top Related