i
DESKRIPSI TINGKAT KESIAPAN MAHASISWA
MENGHADAPI PERNIKAHAN
(Studi Deskriptif Pada Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling
Angkatan 2012 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Implikasinya
Pada Usulan Topik-Topik Bimbingan Persiapan Berkeluarga)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Disusun Oleh
AGNES OKTAVIYANA
NIM : 091114064
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
SKRIPSI
DESKRIPSI TINGKAT KESIAPAN MAHASISWA
MENGHADAPI PERNIKAHAN
(Studi Deskriptif Pada Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling
Angkatan 2012 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Implikasinya
Pada Usulan Topik-Topik Bimbingan Persiapan Berkeluarga)
Disusun oleh:
Agnes Oktaviyana
NIM : 091114064
Telah disetujui oleh:
Dosen Pembimbing
Dr. Gendon Barus, M.Si
Tanggal, 29 September 2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
SKRIPSI
DESKRIPSI TINGKAT KESIAPAN MAHASISWA
MENGHADAPI PERNIKAHAN
(Studi Deskriptif Pada Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling
Angkatan 2012 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Implikasinya
Pada Usulan Topik-Topik Bimbingan Persiapan Berkeluarga)
Dipersiapkan dan ditulis oleh :
Agnes Oktaviyana
NIM: 091114064
Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji
Pada tanggal 12 Oktober 2015
Dan dinyatakan memenuhi syarat
Susunan Panitia Penguji
Nama Lengkap Tanda Tangan
Ketua : Dr. Gendon Barus, M.Si ...................................
Sekretaris : Juster Donal Sinaga, M.Pd ...................................
Anggota : Dr. Gendon Barus, M.Si ...................................
Anggota : Dr. MM. Sri Hastuti, M.Si ...................................
Anggota : Dra. M.J. Retno Priyani, M.Si. ...................................
Yogyakarta, 12 Oktober 2015
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma
Dekan,
Rohandi, Ph. D.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Karya yang sederhana ini saya persembahkan kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus yang senantiasa memberkati dan melimpahkan karunia-Nya setiap hari.
2. Bunda Maria yang senantiasa menjadi panutan saya dalam kehidupan sehari-hari.
3. Bapak Lusius Sanmuntalip dan Ibu Yosephine Sutini yang sudah membesarkan saya serta selalu menyayangi, merawat, dan mendoakan saya dengan penuh cinta dan kasih yang melimpah.
4. Kakak-kakakku yang selalu mendukung. 5. Keponakan-keponakan tercinta. 6. Almamater tercinta saya Program studi
Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
“Janganlah hendaknya kamu khawatir tentang apapun juga,
tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada
Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.”
(Fillipi 4:6)
“Kesuksesan itu tidak pernah final, kegagalan itu tidak
pernah fatal, keberanian yang penting.”
“You only live once, but if you do right once is enough.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 12 Oktober 2015
Penulis
Agnes Oktaviyana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN UMUM
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswi Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta:
Nama : Agnes Oktaviyana
NIM : 091114064
Demi mengembangkan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, karya ilmiah saya yang berjudul:
DESKRIPSI TINGKAT KESIAPAN MAHASISWA MENGHADAPI
PERNIKAHAN (Studi Deskriptif Pada Mahasiswa Program Studi
Bimbingan dan Konseling Angkatan 2012 Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta dan Implikasinya Pada Usulan Topik-Topik Bimbingan
Persiapan Berkeluarga)
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada).
Dengan demikian saya membari hak kepada Perpustakaan Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta, untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media
lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara
terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk keperluan
akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya, maupun memberikan royalti kepada
saya, selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal 12 Oktober 2015
Yang menyatakan
Agnes Oktaviyana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
DESKRIPSI TINGKAT KESIAPAN MAHASISWA
MENGHADAPI PERNIKAHAN
(Studi Deskriptif Pada Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling
Angkatan 2012 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Implikasinya
Pada Usulan Topik-Topik Bimbingan Persiapan Berkeluarga)
Agnes Oktaviyana
Universitas Sanata Dharma
2015
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk: (1)
mengetahui tingkat kesiapan menghadapi pernikahan pada mahasiswa program
studi bimbingan dan konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan
2012 dan (2) mengidentifikasi item instrumen yang tergolong kategori rendah
untuk dijadikan dasar penyusunan topik-topik bimbingan persiapan berkeluarga.
Subjek penelitian ini adalah mahasiswa program studi bimbingan dan
konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan 2012 yang berjumlah
56 orang. Instrumen yang digunakan adalah Kuesioner Kesiapan Menikah yang
disusun oleh peneliti. Kuesioner ini terdiri dari 29 item pernyataan dengan 4
alternatif jawaban yaitu: sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak
setuju. Kuesioner ini menghasilkan koefisien reliabilitas 𝑟𝑥𝑥 𝐼 = 0,797.Teknik
analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengkategorisasian yang
disusun berdasarkan model distribusi normal yang terdiri dari lima jenjang yaitu
kategori sangat siap, siap, cukup siap, kurang siap, dan sangat kurang siap.
Hasil penelitian tingkat kesiapan menghadapi pernikahan pada mahasiswa
program studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
angkatan 2012 menunjukkan bahwa 27 mahasiswa (48%) memiliki kesiapan
menikah dengan intensitas kategori sangat siap, 26 mahasiswa (46%) memiliki
kesiapan menikah dengan intensitas kategori siap, 3 mahasiswa (6%) memiliki
kesiapan menikah dengan intensitas kategori cukup siap, dan tidak ada mahasiswa
yang memiliki intensitas kategori kurang siap dan sangat kurang siap. Tiga
mahasiswa yang termasuk dalam kategori cukup perlu dibantu dengan
memberikan bimbingan persiapan berkeluarga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
A DESCRIPTION OF STUDENTS' LEVEL OF MARRIAGE READINESS
READINESS FOR MARRIAGE
( A Descriptive Study of the Students of Guidance and Counseling Batch
2012, Sanata Dharma University Yogyakarta and Implications to the
Proposed Guidance Topics of Family Planning)
Agnes Oktaviyana
Sanata Dharma University
2015
This research is a descriptive research that aims to: (1) determine the level
of marriage readiness among the students of Guidance and Counseling Study
Program, Sanata Dharma University Yogyakarta Batch 2012 and (2) identify
instrument items classified as low category to be used to propose guidance topics
for family preparation programs.
The subjects in this research were 56 students of Guidance and
Counseling, Sanata Dharma University Yogyakarta Batch 2012. The research
instrument used is the questinnaire developed by researcher to investigate
students' level of marriage readiness. This questionnaire consists of 29 items with
four alternative answer statements, namely: agree completely, agree, disagree,
disagree completely. This questionnaire produced a reliability coefficient = 0.797.
Data analysis techniques used in this study is that categorization is based on the
normal distribution model that consists of the levels categorized as completely
ready, ready, quite ready, less ready, and least ready.
The research result of the level of marriage student among the students of
Guidance and Counseling Study Program, Sanata Dharma University Yogyakarta
Batch 2012 showed that 27 students (48%) experienced marriage readiness at a
completely ready category, 26 students (46%) showed a good level of marriage
readiness (ready), 3 students (6%) were quite ready for marriage, and no students
were categorized as less ready and least ready for marriage. Three students who
were included in the "quite ready" were participating in family preparation
guidance programs.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Syukur dan puji penulis haturkan kepada Allah Bapa yang maha kasih,
yang senantiasa melimpahkan karunia, rahmat, dan petunjuk-Nya, sehingga
penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun berkat
dukungan, bantuan, dan perhatian berbagai pihak yang memberikan masukan-
masukan yang berharga bagi penulis. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang senantiasa melimpahkan
berkat, bimbingan dan tuntunan kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan skripsi ini.
2. Rohandi, Ph. D. Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universtas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Dr. Gendon Barus, M.Si. selaku Ketua Program Studi Bimbingan dan
Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
4. Juster Donal Sinaga, M.Pd. sebagai pembimbing yang senantiasa
memberikan petunjuk dengan sabar untuk membimbing dan
mengarahkan dalam penyusunan skripsi ini.
5. Seluruh dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan ilmunya kepada
penulis.
6. Bapak Stefanus Priyatmoko yang telah membantu penulis dalam hal
surat-surat dan adminstrasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
7. Mahasiswa Bimbingan dan Konseling angkatan 2012 yang telah
membantu penulis menyelesaikan skripsi ini lewat pengisian kuisoner
dengan sangat baik.
8. Orang tuaku tersayang Bapak Lusius Sanmuntalip dan Ibu Yosephine
Sutini yang selalu memberikan kasih sayang, doa, dukungan,
semangat, materi, dan tenaga yang sangat berlimpah. Maaf jika adik
telat menyelesaikan skripsi ini.
9. Kakak-kakakku tersayang mas Kukuh, mbak Heni, mas Weweng, dan
Mbak Yani yang selalu memberikan semangat walaupun kita
berjauhan.
10. Keluarga besar simbah Sukowiharjo dan simbah Karyopawiro terima
kasih atas dukungan yang tak terhingga.
11. Saudara-saudaraku tercinta: mas Agus, mas Ari Doyok, mbak Eka,
mas Angga, mbak Lina, Kunthi + Beny, Windi, Meita, Decy, dan
Bondan yang selalu memberi semangat serta pinjaman buku-bukunya.
12. Keponakan-keponakanku tercinta: Aa Rivan, si kakak, Kayla, Ara dan
si kecil dedek Gendhis yang selalu memberikan keceriannya setiap
hari kepada penulis.
13. Pakdhe, budhe, para bulik dan om khususnya bulik Tarni, bulik Yul,
om Joko, dan om Giarto yang selalu memberi dukungan dan nasehat-
nasehatnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
14. Sahabat-sahabatku tersayang Rosalia Devi dan Clara Niken untuk
dukungan dan menemaniku saat suka maupun duka. Terima kasih atas
doa, waktu, dan dan kesabaran yang kalian berikan.
15. Teman-teman Mudika St. Venantius Dukuh (MENUS) yang tercinta,
aku bangga menjadi bagian dari kalian. Terima kasih atas banyaknya
pengalaman yang begitu indah dan bermakna.
16. Rekan-rekan Program Studi BK 2009 khususnya kelas B yang tidak
bisa saya sebutkan semua. Terima kasih untuk semua kebersamaan
selama ini.
17. Semua pihak yang telah membantu sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan dengan baik.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kata sempurna, oleh karena
itu penulis membuka diri terhadap saran dan kritik yang dapat menjadikan skripsi
ini menjadi lebih baik dan bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... iv
HALAMAN MOTTO ......................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................. vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK ........................................................... vii
ABSTRAK .......................................................................................................... viii
ABSTRACT ........................................................................................................ ix
KATA PENGANTAR ........................................................................................ x
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiv
DAFTAR GRAFIK ............................................................................................. xv
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 6
E. Definisi Operasional................................................................................ 7
BAB II KAJIAN TEORI ..................................................................................... 8
A. Kesiapan Pernikahan ............................................................................... 8
1. Pengertian .......................................................................................... 8
2. Aspek-Aspek Kesiapan Menikah ...................................................... 11
B. Mahasiswa Dalam Periode Perkembangan Dewasa Awal ...................... 14
1. Pengertian Dewasa Awal .................................................................. 14
2. Karakteristik Umum dan Tugas Perkembangan Dewasa Awal ........ 15
3. Kesiapan Hidup Berkeluarga pada Dewasa Awal ............................ 16
C. Bimbingan Keluarga ............................................................................... 19
1. Pengertian Bimbingan Keluarga ....................................................... 19
2. Tujuan Bimbingan Keluarga ............................................................. 20
3. Fungsi Bimbingan Keluarga ............................................................. 21
D. Kesiapan Menghadapi Pernikahan pada Mahasiswa .............................. 22
BAB III METODE PENELITIAN...................................................................... 25
A. Jenis Penelitian ........................................................................................ 25
B. Subjek Penelitian ..................................................................................... 26
C. Instrumen Penelitian................................................................................ 26
1. Kuesioner .......................................................................................... 26
2. Format Pernyataan ............................................................................ 27
3. Penentuan Skor ................................................................................. 27
4. Kisi-Kisi Kuesioner ........................................................................... 28
D. Validitas dan Reliabilitas Kuesioner ....................................................... 29
1. Validitas ............................................................................................ 29
2. Reliabilitas ........................................................................................ 31
E. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 33
1. Persiapan dan Pelaksanaan ................................................................ 33
2. Tahap Pengumpulan Data ................................................................. 33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
F. Teknik Analisis Data ............................................................................... 34
1. Menentukan Skor .............................................................................. 34
2. Pengolahan Data................................................................................ 34
3. Kategorisasi Skala dalam Skor Item ................................................. 34
4. Kategorisasi Skor Item dalam Skala ................................................. 36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................... 39
A. Hasil Penelitian ....................................................................................... 39
B. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................................. 42
C. Topik-Topik Bimbingan Keluarga Untuk Meningkatkan Kesiapan
Menikah Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Angkatan 2012
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta ................................................. 48
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 50
A. Kesimpulan ............................................................................................. 50
B. Saran ........................................................................................................ 51
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 52
LAMPIRAN ........................................................................................................ 54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Skoring Jawaban Favorable ................................................................ 27
Tabel 2 : Skoring Jawaban Unfavorable ............................................................. 28
Tabel 3 : Kisi-Kisi Kuesioner ............................................................................. 28
Tabel 4 : Rincian Item Gugur.............................................................................. 31
Tabel 5 : Kisi-Kisi Kuesioner Setelah Validitas ................................................. 31
Tabel 6 : Kriteria Guilford .................................................................................. 32
Tabel 7 : Norma Kategorisasi ............................................................................. 35
Tabel 8 : Kategorisasi Subjek Penelitian ............................................................ 36
Tabel 9 : Kategorisasi Item Penelitian ................................................................ 37
Tabel 10 : Kategorisasi Skor Item ....................................................................... 38
Tabel 11 : Tingkat Kesiapan Menikah ................................................................ 39
Tabel 12 : Analisis Item Penelitian .................................................................... 41
Tabel 13 : Item-Item Pernyataan yang Tergolong dalam Kategori Cukup Kurang ... 42
Tabel 14 : Usulan Topik-Topik Bimbingan Keluarga ........................................ 49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1 : Tingkat Kesiapan Menikah ................................................................. 40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Tabulasi Skor Kuesioner
Lampiran 2 : Data Hasil Uji Validitas
Lampiran 3 : Data Hasil Reliabilitas Kuesioner
Lampiran 4 : Kuesioner Kesiapan Menikah
Lampiran 5 : Surat Ijin Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
Bab ini merupakan bab pendahuluan. Bab ini memuat latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi oprasional.
Masing-masing pokok bahasan akan dijelaskan sebagai berikut.
A. Latar Belakang Masalah
Pernikahan merupakan ikatan yang terjadi di antara dua manusia
yang memiliki banyak perbedaan, baik dari segi fisik, pola asuh keluarga,
pergaulan, serta cara berpikir. Pernikahan merupakan proses awal dalam
membentuk suatu keluarga yang bahagia. Maka, dalam membangun
sebuah keluarga dibutuhkan kematangan, baik dari segi fisik, ekonomi,
kepribadian, cara berpikir, memiliki rasa tanggung jawab yang besar, serta
kematangan usia. Usia yang matang memiliki peranan yang sangatlah
besar dalam membangun sebuah keluarga.
Pernikahan di usia yang masih muda saat ini masih menjadi
persoalan yang cukup serius secara global. Pernikahan usia muda banyak
sekali menyebabkan putusnya pendidikan juga berdampak secara
psikologis serta ekonomi. Salah satu dampak terbesar dari pernikahan di
usia muda adalah angka perceraian yang semakin meningkat dari tahun ke
tahun. Perceraian ini diakibatkan karena ketidaksiapan suami-istri dalam
menyatukan pola pikir yang berbeda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Di Indonesia, maraknya pernikahan usia muda yang dialami para
remaja usia di bawah 20 tahun bukanlah hal baru untuk diperbincangkan.
Menurut Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) tahun
2009, dari 2 juta pernikahan, terdapat sebanyak 34,5 persen kategori
pernikahan dini. Berbagai alasan bermunculan terkait dengan pernikahan
usia muda. Selain karena akibat pergaulan bebas ternyata ada alasan yang
menyebutkan bahwa perempuan adalah beban ekonomi keluarga. Dengan
demikian tujuan pernikahan adalah untuk meringankan beban ekonomi
keluarga. (Sumber: http://nationalgeographic.co.id/berita/2011/12/nikah-
muda-persoalan-serius-dunia)
Usia yang matang dapat membantu dalam membangun sebuah
keluarga. Undang-undang No. 1 tahun 1974 tentang Perkawinan Bab 2
pasal 7 ayat 1 menyebutkan “Perkawinan hanya diijinkan jika pihak laki-
laki sudah mencapai umur 19 tahun dan pihak perempuan sudah mencapai
umur 16 tahun”. Ternyata batas usia terendah untuk melangsungkan
perkawinan dalam UU masih tergolong dalam usia remaja, usia yang
terlalu dini untuk menikah. Usia 16 tahun dimana remaja seharusnya
masih memakai seragam sekolah dan mengenyam pendidikan. Dimana
anak usia 16 tahun masih harus berada dalam bimbingan orang tua.
Pernikahan usia muda banyak terjadi di daerah-daerah pedesaan
daripada di daerah-daerah perkotaan. Secara sosiologis, perempuan desa
tidak seperti perempuan kota. Mereka tidak memiliki kesibukan dan
pendidikan yang cukup. Serta mereka masih terikat dengan adat istiadat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
yang masih sangat kental di daerah pedesaan yang kebanyakan
mengharuskan anak-anak perempuan untuk segera menikah.
Pernikahan usia muda dalam beberapa kasus dapat menimbulkan
berbagai masalah. Masalah-masalah yang sering timbul seperti perbedaan
pendapat yang dapat mengakibatkan perang mulut atau juga dapat
menimbulkan kasus kekerasan dalam rumah tangga. Ketika masalah-
masalah tersebut sering muncul maka bisa berakibat pada berakhirnya
keharmonisan rumah tangga dan terjadilah perceraian.
Mengingat betapa besarnya tanggung jawab dalam membangun
kehidupan berumah tangga, maka suami atau istri perlu memiliki
kedewasaan dalam berkeluarga baik fisik maupun psikologis. Pernikahan
usia muda dapat menimbulkan dampak negatif. Pernikahan usia muda
dapat menimbulkan ketidakharmonisan keluarga. Ketidakharmonisan
keluarga ini dapat menimbulkan perilaku-perilaku negatif seperti
Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT) dan berujung pada perceraian.
Maka dari itu diperlukan kesiapan yang matang dalam membangun sebuah
keluarga.
Angka perceraian di Indonesia terus meningkat. Badan Urusan
Peradilan Agama (Badilag) Mahkamah Agung (MA) mencatat selama
periode 2005 hingga 2010 terjadi peningkatan perceraian hingga 70
persen. Pada tahun 2010, terjadi 285.184 perceraian di seluruh Indonesia.
Penyebab perceraian pasangan jika diurutkan tiga besar paling banyak
akibat faktor ketidakharmonisan sebanyak 91.841 perkara, tidak ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
tanggungjawab 78.407 perkara, dan masalah ekonomi 67.891 perkara.
Maka, penyebab perceraian yang terbesar karena adanya faktor
ketidakharmonisan.
Mahasiswa angkatan 2012 merupakan mahasiswa yang sudah
memasuki usia dewasa awal yang pastinya sudah memiliki visi dalam
hidup. Menurut tugas perkembangan masa perkembangan dewasa awal
Mahasiswa BK angkatan 2012 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
adalah mahasiswa yang sudah memiliki kematangan emosi serta memiliki
gambaran masa depan seperti membina sebuah pernikahan atau keluarga.
Mahasiswa tingkat atas sudah memiliki rasa tanggung jawab untuk
menyelesaikan pendidikannya.
Penelitian ini sangatlah penting karena dapat mengetahui
bagaimana tingkat kesiapan menghadapi pernikahan mahasiswa. Kesiapan
yang matang dapat mempengaruhi jalannya kehidupan berkeluarga
mereka. Serta dapat mengurangi angka perceraian yang dapat berpengaruh
negatif pada mahasiswa itu sendiri maupun keluarganya.
Peneliti, mencoba bertanya kepada 15 mahasiswa program studi
BK angkatan 2009 berusia sekitar 20-22 tahun mengenai “Apakah setelah
lulus mereka akan menikah?”, serta menanyakan alasan-alasan mengapa
ingin menikah di usia muda. Dari jawaban-jawaban mereka terdapat 8
mahasiswa yang setelah lulus akan mencari pekerjaan terlebih dahulu
daripada menikah dengan alasan ingin meniti karier, belum memiliki
pasangan, belum memiliki kesiapan serta ingin menikah di usia 25-29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
tahun. Sedangkan terdapat 7 mahasiswa yang memilih ingin menikah
muda dengan alasan sudah siap untuk membangun sebuah keluarga, sudah
memiliki pasangan, serta tidak ingin menunda-nunda.
Berdasarkan hal-hal yang dikemukakan di atas maka peneliti
tertarik untuk mendeskripsikan atau menggambarkan kesiapan
menghadapi pernikahan para mahasiswa angkatan 2011 program studi
Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma.
B. Rumusan Masalah
Pertanyaan-pertanyaan yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah:
1. Seberapa tinggi kesiapan menghadapi pernikahan mahasiswa angkatan
2012 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata
Dharma?
2. Item-item instrumen kesiapan manghadapi pernikahan mana saja yang
capaian skornya teridentifikasi rendah untuk dijadikan dasar
penyusunan topik-topik bimbingan persiapan berkeluarga dalam
kesiapan menikah?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui tingkat kesiapan menghadapi pernikahan mahasiswa
angkatan 2012 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas
Sanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
2. Mengidentifikasi item instrumen kesiapan menghadapi pernikahan
yang capaian skornya tergolong kategori rendah untuk dijadikan dasar
penyusunan topik-topik bimbingan persiapan berkeluarga dalam
kesiapan menikah.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini bermanfaat bagi:
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai
kesiapan menikah untuk pengembangan ilmu pengetahuan khususnya
tentang konsep atau teori tentang kesiapan menikah diusia muda.
2. Manfaat Praktis
a. Mahasiswa Bimbingan dan Konseling
Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu mahasiswa dalam
mengetahui informasi kesiapan dirinya dalam menghadapi pernikahan.
b. Bagi Peneliti
Penelitian ini dapat membantu menambah pengetahuan peneliti
mengenai kesiapan dalam menghadapi pernikahan.
c. Bagi Peneliti lain
Penelitian ini dapat menjadi acuan bagi peneliti lain untuk
mengadakan penelitian tentang pernikahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
E. Definisi Operasional
Berikut ini dijelaskan definisi operasional dari beberapa istilah pokok yang
dapat memperjelas maksud penelitian ini:
1. Kesiapan menikah adalah keadaan siap dalam berhubungan dengan
pasangan, siap bertanggungjawab sebagai seorang suami atau istri, dan
siap membangun komitmen dalam hidup berkeluarga.
2. Mahasiswa angkatan 2012 merupakan mahasiswa BK Universitas
Sanata Dharma angkatan 2012 yang sudah memasuki perkembangan
dewasa awal.
3. Bimbingan keluarga adalah proses interaktif, realistis dan konstruktif
dalam memberikan bantuan kepada keluarga dalam mencapai
kesejahteraan dan keseimbangan dimana setiap anggota keluarga
mendapat kebahagiaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
BAB II
KAJIAN TEORI
Bab ini memuat uraian mengenai pengertian kesiapan menghadapi
pernikahan, pengertian dewasa awal, dan pengertian bimbingan keluarga.
A. Kesiapan Pernikahan
1. Pengertian Kesiapan Pernikahan
Menurut Kamus Lengkap Psikologi, kesiapan (readiness)
merupakan keadaan siap siaga untuk bereaksi atau menanggapi suatu hal
yang merupakan suatu tingkat perkembangan kedewasaan individu.
Menurut Slameto (2010:113), kesiapan merupakan seluruh kondisi
seseorang yang membuatnya siap untuk memberi respons di dalam cara
tertentu terhadap menghadapi suatu situasi. Penyesuaian kondisi suatu
saat akan berpengaruh atau cenderung untuk memberikan respons.
Kondisi psikis dan fisik seseorang akan mempengaruhi kesiapan
pernikahan. Jika memiliki kondisi yang baik maka akan semakin siap.
Menurut Yusnawati (2007:11), kesiapan adalah suatu kondisi
dimana seseorang telah mencapai tahapan tertentu atau dengan kata lain
telah mencapai kematangan fisik, psikologis, spiritual, dan skill. Tugas
perkembangan yang telah tercapai sepenuhnya akan mempengaruhi
kesiapan dalam menghadapi pernikahan. Setiap tahapan perkembangan
dapat meningkatkan kematangan hidup seseorang yang juga akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
meningkatkan kesiapan pernikahan. Dari uraian di atas dapat disimpulkan
bahwa kesiapan adalah suatu keadaan siap sedia pada seseorang untuk
mempersiapkan diri baik secara fisik, mental, dan spiritual dalam
mencapai suatu tujuan yang diinginkan.
Pengertian pernikahan menurut Dariyo (2004) adalah ikatan kudus
antara pasangan dari seorang laki-laki dan wanita yang sudah dianggap
telah memiliki usia dewasa. Menurut Undang-Undang (UU) Republik
Indonesia No. 1 tahun 1974 mengenai pernikahan, “Pernikahan
merupakan ikatan lahir batin antara seorang pria dengan wanita sebagai
suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang
bahagia berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.”
Fatchiah (2009) mengungkapkan bahwa, pernikahan adalah suatu
ikatan janji setia antara suami dan istri yang disertai dengan tanggung
jawab dari keduanya. Di dalam pernikahan terdapat komitmen karena
terdapat ikatan janji suci. Pernikahan harus dilandasi dengan kasih
sayang, cinta, pengorbanan, dan saling menghormati satu sama lain.
Dalam pandangan Ericson (dalam Desmita, 2007), pernikahan
merupakan keintiman yang menuntut perkembangan seksual dan
mengarah pada perkembangan hubungan seksual dengan lawan jenis,
yang dipandang sebagai teman hidup. Ini berarti mendorong orang
dewasa awal khususnya untuk mengembangkan seksualitas yang
sebenarnya dalam hubungan dengan orang yang dicintai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Berdasarkan pernyataan di atas maka dapat disimpulkan bahwa,
pernikahan adalah sebuah ikatan yang kudus atau suci antara wanita dan
pria dengan tujuan membentuk keluarga yang kekal yang diakui secara
agama, hukum dan masyarakat serta perlu dilandasi oleh cinta, kasih
sayang, pengorbanan, serta sikap saling mengormati. Sebelum memasuki
dunia pernikahan, seorang individu memerlukan suatu kesiapan agar
dapat menuju pernikahan yang bahagia. Oleh karena itu, kesiapan
merupakan hal yang paling penting untuk dapat menyelesaikan tugas
perkembangan.
Hal yang paling penting dalam pernikahan adalah kesiapan mental
dari individu itu sendiri. Keputusan untuk menikah adalah keputusan yang
cukup berat karena pernikahan merupakan kebutuhan manusia, baik
secara psikologis maupun fisiologis. Calon pasangan akan dihadapkan
pada masalah-masalah yang sangat kompleks, tidak saja karena
keberagaman yang telah ada sebelumnya, tetapi juga perbedaan seputar
kehidupan baru yang sangat berbeda dari sebelumnya. Jika tidak memiliki
kesiapan untuk menikah, maka akan berpengaruh terhadap perjalanan
pernikahan.
Pernikahan di Indonesia sendiri cukup unik karena bangsa
Indonesia terdiri dari berbagai suku, bahasa, adat istiadat, dan agama.
Perbedaan tersebut sangat mempengaruhi tata cara dan syarat dalam
pernikahan. Semua tidak akan lepas dari pengaruh keberagaman yang
terdapat di Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
kesiapan pernikahan adalah keadaan siap dalam berhubungan dengan
seorang wanita atau pria, siap bertanggungjawab sebagai seorang suami
atau istri, siap menghadapi perbedaan, siap mengatur keluarga, dan
mengasuh anak.
2. Aspek-Aspek Kesiapan Pernikahan
Blood (Dewi, 2006) membagi kesiapan menikah menjadi dua
bagian yaitu kesiapan pribadi (personal) dan kesiapan situasi
(circumstantial). Dua bagian kesiapan menikah tersebut dijelaskan
sebagai berikut.
a. Kesiapan Pribadi
1) Kematangan Emosi
Kemampuan untuk dapat siaga terhadap diri dan
kemampuan mengidentifikasi diri sendiri merupakan konsep
kematangan emosi dalam diri seseorang. Kematangan emosi adalah
suatu perkembangan psikologis yang berarti individu telah menjadi
dewasa. Kematangan emosi berasal dari pengalaman yang cukup
terhadap perubahan dan permasalahan. Pengalaman tersebut akan
membuat individu menjadi sadar terhadap perasaannya sendiri dan
akan belajar untuk merespon suatu peristiwa dalam kehidupannya.
Kematangan emosi memiliki kriteria memiliki kemampuan
membangun hubungan pribadi, mampu mengidentifikasikan
perasaan orang lain (empati), mampu mencintai dan dicintai,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
mampu memberi dan menerima kasih sayang, mampu menghadapi
kenyataan secara positif, serta sanggup membuat komitmen jangka
panjang. Pernikahan berarti sanggup membuat suatu tanggung
jawab dan memasuki suatu komitmen. Komitmen jangka panjang
merupakan suatu bentuk tanggung jawab dalam suatu pernikahan,
yang dikaitkan dengan stabilitas kematangan.
Sebaliknya, individu yang belum dewasa secara emosional
hanya diliputi oleh keinginan-keinginan diri sendiri tanpa
mengetahui bagaimana cara mengerti perasaan orang lain, serta
kurang mampu membangun komitmen jangka panjang. Kehidupan
pernikahan memerlukan harapan yang lebih nyata. Harapan yang
lebih nyata dapat membantu individu mampu menerima dirinya
sendiri dan mampu menerima orang lain apa adanya.
2) Kesiapan Usia
Kesiapan usia berarti melihat usia yang cukup, menjadi
individu yang dewasa membutuhkan waktu, sehingga usia sangat
berkaitan dengan kedewasaan. Semakin muda usia seseorang maka
semakin sulit untuk mengatasi permasalahan. Sebaliknya, semakin
tua usia seseorang maka semakin dewasa untuk mengatasi emosi-
emosinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
3) Kematangan Sosial
Kematangan sosial dapat dilihat dari :
a) Pengalaman berkencan (enough dating), dilihat dari adanya
kemauan untuk tidak peduli dengan lawan jenis yang tidak
kenal dekat dan membuat komitmen membangun dengan
seseorang yang khusus. Sehingga individu secara sosial siap
menuju pernikahan dan terfokus pada seseorang yang menarik
perhatiannya.
b) Pengalaman hidup sendiri (enough single life), membuat
individu memiliki waktu untuk diri sendiri untuk mandiri dan
waktu berasama orang lain. Seorang individu harus
mengetahui identitas pribadi sebelum siap melakukan
pernikahan.
4) Kesiapan Peran
Kehidupan pernikahan dijalani dengan mengetahui peran
individu apa saja yang telah menikah sebagai suami-istri. Banyak
individu yang belajar menjadi suami dan istri dari melihat ayah dan
ibu mereka. Peran yang ditampilkan harus sesuai dengan tugas-
tugas mereka sebagai suami maupun istri. Maka, orang tua yan
memiliki figur suami dan istri yang baik dapat dapat
mempengaruhi kesiapan menikah anak-anak mereka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
b. Kesiapan Situasi (Circumstantial)
1) Kesiapan Finansial
Menurut Cutright (Dewi, 2006), semakin tinggi kehidupan
ekonomi seseorang maka semakin besar kemungkinan untuk
menikah.
2) Kesiapan Waktu
Persiapan pernikahan akan berlangsung baik jika pasangan
diberikan waktu untuk mempersiapkan. Persiapan yang tergesa-
gesa akan berdampak buruk pada pernikahan dan pada awal-awal
kehidupan pernikahan.
B. Mahasiswa dalam Periode Perkembangan Dewasa Awal
1. Pengertian Dewasa Awal
Dewasa atau dalam bahasa inggris sering disebut adult yang
berasal dari kata kerja latin bentuk lampau partisipel dari kata kerja
adultus yang berarti “telah tumbuh menjadi kekuatan dan ukuran yang
sempurna.” Menurut Hurlock masa dewasa dibagi menjadi tiga yaitu
masa dewasa awal, masa dewasa madya, dan masa dewasa lanjut.
Menurut Hurlock (2002) orang dewasa adalah individu yang telah
menyelesaikan pertumbuhannya dan siap menerima kedudukan dalam
masyarakat bersama orang dewasa lainnya. Masa dewasa awal dimulai
pada usia 18-40 tahun, yang merupakan masa pencarian kemantapan dan
masa reproduktif. Suatu masa yang penuh dengan masalah dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
ketegangan emosional, periode komitmen, perubahan nilai-nilai,
kreativitas dan penyesuaian diri dengan pola-pola kehidupan hidup
baru.Menurut Levinson (dalam Monks, 2006) usia dewasa awal adalah
17-45 tahun.
Masa dewasa adalah periode kehidupan yang paling panjang. Jadi,
masa dewasa awal merupakan periode penyesuaian individu terhadap pola
hidup dan harapan sosial yang baru.
2. Karakteristik Umum dan Tugas Perkembangan Dewasa Awal
Setiap tahap perkembangan selalu mempunyai karakteristik
sendiri. Pada masa dewasa awal ini, dikatakan sebagai masa yang sulit
bagi seseorang karena pada masa ini seseorang dituntut untuk melepaskan
ketergantungan pada orang lain dan berusaha menjadi mandiri.
Dariyo (2003) berpendapat bahwa secara fisik, seorang dewasa
awal menampilkan fisik yang sempurna yang berarti bahwa pertumbuhan
dan perkembangan aspek-aspek fisiologis telah mencapai puncak. Mereka
memiliki daya tahan dan kesehatan yang baik sehingga dapat melakukan
kegiatan-kegiatan dengan inisiatif, kreatif, energik, dan proaktif.
Dariyo (2003) juga menambahkan bahwa sebagian besar golongan
dewasa awal telah menyelesaikan tugas pendidikan hingga tingkat
universitas dan segera memasuki jenjang pekerjaan. Pada masa dewasa
awal inilah individu berkomitmen dengan seseorang lainnya, yakni
membentuk keluarga. Mereka akan memasuki kehidupan pernikahan,
memelihara anak-anak, dan harus tetap memperhatikan orang tua.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Havighurst (Dariyo, 2003) mengemukakan tugas perkembangan
dewasa awal, yaitu:
a. Mencari dan menemukan pasangan hidup;
b. Membina keluarga;
c. Meniti karier dalam memantapkan kehidupan ekonomi;
d. Menjadi warga negara yang bertanggungjawab;
Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
karakteristik dan tugas perkembangan dewasa awal adalah mulai bekerja,
mencari pasangan, dan membina keluarga. Hal ini mengarahkan bahwa
kesiapan pernikahan mulai terbentuk pada masa dewasa awal.
3. Kesiapan Hidup Berkeluarga pada Dewasa Awal
Melewati masa remaja, golongan dewasa awal semakin memiliki
kematangan seksual sehingga mereka siap melakukan tugas berkeluarga
serta menyalurkan kebutuhan biologis. Pada masa dewasa awal, mereka
akan berupaya mencari calon teman hidup yang cocok untuk dijadikan
pasangan dalam pernikahan.
Dari pernikahannya, mereka akan saling menerima dan memahami
pasangan masing-masing, saling menerima kekurangan dan saling
membantu membangun rumah tangga. Namun terkadang terdapat batu
sandungan yang tidak bisa dilewati, sehingga berakibat pada perceraian.
Ini lebih banyak disebabkan oleh ketidaksiapan dalam menangani
masalah yang dihadapi bersama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Masalah-masalah yang sering muncul dalam pernikahan banyak
disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya
a. Pasangan gagal mempertemukan dan menyesuaikan kebutuhan
dan harapan satu sama lain.
b. Pasangan mengalami kesulitan menerima perbedaan-perbedaan
nyata dalam kebiasaan, pendapat, kerugian, dan nilai.
c. Masalah yang sering muncul adalah masalah keuangan dan
masalah anak-anak.
d. Adanya perasaan cemburu dan perasaan memiliki yang
berlebihan yang dapat membuat masing-masing pasangan
merasa kurang mendapat kebebasan.
e. Pembagian tugas dan wewenang yang tidak adil.
f. Kegagalan dalam berkomunikasi
g. Masing-masing pasangan tidak sejalan dalam mencari minat
dan tujuan.
h. Serta kurangnya pengetahuan dan pengalaman dalam
membangun rumah tangga.
Kesiapan hidup berkeluarga pada masa dewasa awal seharusnya
diawali dengan mengenal, memahami, dan mengerti diri sendiri terlebih
dahulu. Kesiapan diri sangatlah penting dalam membangun kehidupan
berkeluarga nantinya. Untuk mengetahui apakah seseorang siap menikah
atau tidak, terdapat beberapa faktor yang perlu diperhatikan yaitu,
a. Memiliki kemampuan mengendalikan perasaan diri sendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
b. Memiliki kemampuan untuk berhubungan baik dengan orang
banyak.
c. Bersedia dan mampu menjadi pasangan dalam hubungan
seksual.
d. Bersedia untuk membina hubungan seksual yang intim.
e. Memiliki kelembutan dan kasih sayang kepada orang lain.
f. Dapat berkomunikasi secara bebas mengenai pemikiran,
perasaan, dan harapan.
g. Bersedia menerima keterbatasan pada diri sendiri maupun
orang lain.
h. Bersedia menjadi suami atau istri yang bertanggung jawab.
i. Kematangan emosi yang baik mempengaruhi kesiapan
menikah, artinya mereka mampu mengatasi perubahan-
perubahan dan beradaptasi setelah memasuki pernikahan.
Pernikahan dibangun oleh dua orang individu yang memiliki persepsi
dan harapan yang berbeda tentang pernikahan. Pengalaman, kebutuhan, dan
nilai yang berbeda membuat masing-masing pasangan berbeda. Ikatan cinta
akan lebih menyenangkan apabila didasarkan pada persamaan-persamaan,
saling membagi perasaan, serta keterbukaan diri masing-masing pasangan.
Menyatukan perbedaan-perbedaan inilah yang harus diperhatikan oleh setiap
mahasiswa agar lebih siap menerima perbedaan yang ada pada setiap
individu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
C. Bimbingan Keluarga
1. Pengertian Bimbingan Keluarga
Dalam kehidupan masyarakat, keluarga merupakan unit terkecil
yang peranannya sangat besar. Peran yang sangat besar itu disebabkan
oleh karena keluarga mempunyai fungsi penting bagi kelangsungan hidup
bermasyarakat. Apabila fungsi keluarga tidak berjalan dengan baik maka
timbul ketidak serasian dalam hubungan antara anggota keluarga, dapat
dikatakan keluarga itu mempunyai masalah. Adanya individu (keluarga)
yang mempunyai masalah, maka diperlukan adanya Bimbingan dan
Konseling untuk mengusahakan pencegahan atau memberikan bantuan
dalam pemecahan masalahnya.
Pengertian bimbingan keluarga menurut Cooley (C. Suwarni.
1980) adalah bantuan yang diberikan kepada keluarga dalam
meningkatkan kesadaran dan tanggung jawab para anggota keluarga serta
memberikan keterampilan untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga.
Sedangkan konseling keluarga (Family Therapy) menurut Perez (Sayekti,
1994) adalah “Family therapy is an intuative process which seeks to aid
the family in reganning a home ostatic balance whith which the members
are comfortable. In perseing this objective the family therapist operates
under certain basic assumprions.”
Menurut Sayekti (1994) bimbingan dan konseling keluarga adalah
suatu usaha yang nyata dan konstruktif untuk menyadarkan kebutuhan
mereka sendiri dalam mengembangkan diri. Untuk itu diperlukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
kesadaran dalam diri anggota keluarga masing-masing untuk
mengembangkan diri dan memperbaiki hidup dalam bidang ekonomi,
kesehatan, sosial dan agama.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
bimbingan keluarga merupakan proses interaktif, realistis dan konstruktif
dalam memberikan bantuan kepada keluarga dalam mencapai
kesejahteraan dan keseimbangan dimana setiap anggota keluarga
mendapatkan kebahagiaan.
2. Tujuan Bimbingan Keluarga
Menurut Cooley (Suwarni, 1980) tujuan Bimbingan Persiapan
Berkeluarga adalah:
a. Membantu anggota keluarga yang dibimbing agar dapat
bertindak seefisien mungkin.
b. Membantu anggota keluarga agar dapat menerima kenyataan
bahwa bila salah satu anggota keluarga memiliki permasalahan,
mereka dapat memberikan pengaruh yang kurang baik pada
persepsi, harapan dan interaksi dalam keluarga.
c. Memperjuangkan dengan gigih dalam proses konseling,
sehingga anggota keluarga dapat tumbuh dan berkembang
dalam mencapai keseimbangan.
d. Mengembangkan rasa penghargaan dari seluruh anggota
keluarga kepada anggota keluarga yang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Maka tujuan akhir dari Bimbingan Persiapan berkeluarga
adalah untuk membantu anggota keluarga serta keluarga sebagai satu
kesatuan dalam mencapai kesejahteraan.
3. Fungsi Bimbingan Keluarga
Fungsi bimbingan keluarga yang dikemukakan oleh C. Suwarni
(1994) sebagai berikut:
a. Memberikan pengaruh psikologis kepada keluarga supaya
timbul usaha dari dari keluarga itu sendiri untuk menyelesaikan
kesulitannya, sehingga keluarga menolong dirinya sendiri
kearah perbaikan.
b. Menghubungkan dengan jalan menjelaskan kebutuhan dan
mengarahkan pola pemikiran untuk menuju penentuan dan
penggunaan sumber-sumber bantuan.
c. Membangun keluarga sehingga dengan usahanya sendiri dapat
mengembangkan kemampuan seoptimal mungkin.
Masalah-masalah yang ada pada keluarga atau anggota keluarga
biasanya tidak kelihatan. Maka keluarga harus dibantu untuk melihat,
menimbang, memutuskan dan berbuat, supaya keluarga dapat
memperhatikan dan merasakan keadaan diri mereka sendiri serta sesama
manusia dengan pola pikir yang baru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
D. Kesiapan Menghadapi Pernikahan pada Mahasiswa
Pernikahan adalah tanda masuknya individu ke dalam ikatan rumah tangga
dengan orang yang dipilihnya untuk menjalani kehidupan hingga tua. Setelah
melakukan pernikahan kehidupan individu tidak akan berhenti begitu saja,
namun kedua pasang individu tersebut akan menghadapi masalah-masalah
rumah tangga yang akan terjadi. Oleh karena itu, setiap individu harus
memiliki kesiapan yang matang jika akan menikah.
Pernikahan merupakan salah satu penyebab stress yang mempengaruhi
hidup individu yang berada pada masa dewasa awal. Memasuki masa
pernikahan sama dengan memasuki sebuah kehidupan baru, yang sangat
berbeda dengan kehidupan saat individu masih sendiri. Oleh karena itu,
individu akan mengalami stress saat memikirkan tentang pernikahan, karena
merasa takut untuk memasuki kehidupan yang baru.
Pernikahan bukanlah sekedar ikatan antara dua orang yang berkomitmen
namun merupakan ikatan perasaan, emosi, tanggung jawab diantara
keduanya. Pernikahan adalah ikatan batin antara seorang wanita dan seorang
pria sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga yang bahagia.
Pernikahan adalah sebuah keputusan yang harus dibuat oleh setiap individu.
Keinginan untuk memasuki jenjang pernikahan dan membina rumah
tangga harus diimbangi oleh pengetahuan tentang pernikahan supaya tidak
menimbulkan permasalahan di kemudian hari. Kebanyakan orang
menyatakan bahwa hanya faktor ekonomi yang mempengaruhi kesiapan
menikah. Kenyataannya kondisi yang terjadi saat ini seperti kurangnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
pengetahuan pernikahan, tingginya tingkat perceraian, dan semakin rumitnya
masalah-masalah dalam keluarga menjadi alasan konseling pranikah.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Diah Krisnatuti dan Vivi
Oktaviani kepada 72 mahasiswa IPB menunjukkan bahwa mahasiswa
memiliki persepsi yang berbeda terkait pernikahan. Mereka menempatkan
pernikahan sebagai prioritas kedua. Prioritas pertama mereka adalah bekerja.
Para mahasiswa menganggap bahwa individu dikatakan siap menikah jika
telah memiliki pekerjaan dan pengetahuan yang cukup.
Kesiapan merupakan suatu keadaan siap sedia pada seseorang untuk
mempersiapkan diri baik secara fisik, mental, dan spiritual dalam mencapai
suatu tujuan yang diinginkan. Menikah artinya menyediakan komitmen,
persahabatan, keintiman, perasaan, kerjasama, serta kesempatan untuk
bertanggung jawab.
Kesiapan diperlukan seorang individu sebelum memasuki dunia
pernikahan agar dapat menuju pernikahan yang bahagia. Oleh karena itu
kesiapan merupakan hal yang paling penting dalam pernikahan. Kesiapan
memiliki dua aspek yaitu kesiapan menikah pribadi dan kesiapan menikah
situasi. Kesiapan pribadi meliputi kematangan emosi, kesiapan usia,
kematangan sosial, dan kesiapan model peran. Sedangkan kesiapan situasi
meliputi kesiapan finansial dan kesiapan waktu.
Ditinjau dari kesiapan pribadi yaitu kematangan emosi. Mahasiswa yang
berada pada rentang usia 20-22 tahun termasuk pada masa dewasa awal.
Tahap dewasa awal merupakan suatu masa yang penuh dengan masalah dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
ketegangan emosional, periode komitmen, perubahan nilai-nilai, kreativitas
dan penyesuaian diri dengan pola-pola kehidupan hidup baru.
Menurut Blood (Dewi, 2006) kematangan emosi berasal dari pengalaman
yang cukup terhadap perubahan dan perbedaan. Dengan kata lain,
kematangan usia seseorang, maka semakin bertambah pula kematangan emosi
seseorang. Semakin banyaknya pengalaman yang dimiliki maka membuat
orang sadar terhadap perasaannya sendiri dan ia akan mengendalikan dan
menyelesaikan permasalahan dengan baik. Pernikahan pada usia muda akan
banyak mengundang permasalahan yang tidak diinginkan, karena emosi yang
belum matang.
Kematangan sosial dapat dilihat dari pengalaman berkencan dan
pengalaman hidup sendiri. Kematangan sosial juga dilihat dari pengalaman
seseorang berhadapan dengan orang lain. Kemampuan kerjasama yang
dimiliki individu harus dapat menjadi patokan kesiapan seseorang untuk
menikah. Karena dalam membangun sebuah keluarga maka pasangan harus
bekerjasama menghadapi masalah-masalah yang harus dihadapi bersama.
Apabila kita meninjau kesiapan situasi yaitu kesiapan finansial maka
mahasiswa yang menjalani proses perkuliahan harus dituntut menyelesaikan
studinya. Namun, setelah menyelesaikan studinya bukan berarti mereka siap
menjalani pernikahan karena tentu saja mereka belum memiliki kehidupan
finansial yang baik. Setelah lulus mereka harus meniti kariernya terlebih
dahulu sehingga mereka memenuhi kesiapan tersebut dari penghasilan yang
didapat dari pekerjaannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
BAB III
METODE PENELITIAN
Bab ini memuat hal-hal yang berkaitan dengan metode penelitian, antara
lain jenis penelitian, subjek penelitian, instrument penelitian, dan teknik
pengumpulan data. Pokok-pokok bahasan tersebut dijelaskan sebagai berikut.
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk dalam penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono
(2011), penelitian kuantitatif adalah penelitian yang berlandaskan pada
filsafat positivisme. Penelitian kuantitatif digunakan untuk meneliti
populasi atau sampel tertentu. Pengumpulan data menggunakan instrumen
penelitian. Analisis data bersifat kuantitatif dengan tujuan untuk menguji
hipotesis yang telah ditetapkan.
Ditinjau dari pemaparan hasil, penelitian ini tergolong penelitian
deskriptif dengan metode survei. Menurut Suharsimi (2010) penelitian
deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan,
kondisi atau hal-hal lain dan yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk
laporan penelitian. Penelitian deskriptif dengan metode survei dirancang
untuk memperoleh informasi dengan cara mengumpulkan data yang
terbatas pada gejala-gejala yang relatif besar. Penelitian ini bertujuan
untuk memperoleh informasi tentang tingkat kesiapan menghadapi
pernikahan pada mahasiswa program studi Bimbingan dan Konseling
Universitas Sanata Dharma angkatan 2012.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
B. Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah para
mahasiswa angkatan 2012 program studi Bimbingan dan Konseling
Universitas Sanata Dharma yang berjumlah 56 orang.
C. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang
ditelti.
1. Kuesioner
Alat pengumpul data dalam penelitian ini adalah kuesioner
kesiapan mahasiswa program studi Bimbingan dan Konseling
angkatan 2012 dalam menghadapi pernikahan. Kuesioner adalah
teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis untuk dijawab oleh
subjek penelitian.
Kuesioner disusun berdasarkan aspek-aspek kesiapan
menikah (Dewi, 2006), antara lain:
a. Kesiapan Personal, yaitu aspek yang berhubungan
dengan kesiapan emosi, usia, sosial, serta peran
individu dalam menghadapi pernikahan.
b. Kesiapan Situasi, yaitu aspek yang berkaitan
kemampuan finansial serta kesiapan waktu individu saat
sebelum pernikahan maupun sesudah pernikahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
2. Format Pernyataan
Pernyataan yang disusun dalam skala kesiapan menikah
merupakan pernyataan yang favourable dan unfavourable.
Pernyataan Favourable adalah pernyataan yang menggambarkan
kesiapan menghadapi pernikahan secara positif, sedangkan
Unfavourable adalah pernyataan yang menggambarkan kesiapan
menghadapi pernikahan secara negatif. Terdapat 4 (empat)
alternatif jawaban yang disediakan dalam skala ini yaitu sangat
setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju.
3. Penentuan Skor
Alternatif jawaban yang terdapat dalam setiap pernyataan
memiliki skor. Skor dalam setiap pilihan terbagi atas item
favourable dan unfavourable. Standar skoring yang dikenakan
terhadap pengolahan data yang dihasilkan oleh skala ini ditentukan
sebagai berikut:
a. Item Favourable
Tabel 1
Skor Alternatif Jawaban
Alternatif Jawaban Skor
Sangat Setuju 4
Setuju 3
Tidak Setuju 2
Sangat Tidak Setuju 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
b. Item Unfavourable
Tabel 2
Skor Alternatif Jawaban
Alternatif Jawaban Skor
Sangat Setuju 1
Setuju 2
Tidak Setuju 3
Sangat Tidak Setuju 4
4. Kisi-kisi Kuesoner
Item-item yang disusun untuk mengungkap kesiapan
menghadapi pernikahan adalah berupa pernyataan-pernyataan yang
bersifat favourable dan unfavourable. Kisi-kisi kuesioner yang
diuji coba disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 3
Kisi-Kisi Kuesioner Kesiapan Menikah Mahasiswa
Bimbingan dan Konseling Angkatan 2012 Universitas Sanata
Dharma, Yogyakarta.
No Aspek Indikator No Item
Favorable
No Item
Unfavorable
Bobot
1 Pribadi
Emosi 1, 12, 14, 15,
28, 37, 39,
41, 42
2, 3, 13, 26,
27, 38
15
Usia 16, 25, 30, 36 4, 29, 40 7
Sosial 6, 18, 24, 32 5, 7, 17, 31 8
Peran 8, 19, 35 9, 23 5
2 Situasi Finansial 20 10, 11, 33 4
Waktu 22, 34 21 3
Total Item 42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
D. Validitas dan Reliabilitas Kuesioner
1. Validitas
Validitas berasal dari kata validity yang memiliki arti
sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam
melakukan fungsi ukurnya. Instrumen yang valid berarti alat ukur
yang digunakan untuk mendapatkan data itu valid. Menurut
Sugiyono (2012;173), valid berarti instrumen tersebut dapat
digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Menurut
Nurgiyantoro (2009), validitas adalah alat penelitian
mempersoalkan apakah alat itu mengukur apa yang akan diukur.
Validitas yang dipersoalkan dalam penelitian ini adalah penelitan
isi (content). Validitas isi merupakan validitas yang
mempersoalkan kesesuaian antara instrumen dengan tujuan dan
deskripsi masalah yang diteliti (Nurgiyantoro, 2009).
Pemeriksaan validitas isi didasarkan pada pertimbangan
sejumlah ahli (expert judgement), dengan tujuan mengidentifikasi
kualitas konstruk secara logis pada setiap butir item kuesioner.
Dalam penelitian ini, dilakukan expert judgement kepada dosen
pembimbing yaitu Juster Donal Sinaga, M.Pd.
Hasil telaah ahli terhadap kuesioner selanjutnya dilengkapi
dengan uji empirik untuk menelaah konsistensi internal setiap item
terhadap aspek. Teknik pengujian yang digunakan adalah dengan
cara mengkorelasikan skor-skor item terhadap skor-skor aspek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
melalui pendekatan korelasi Pearson Product Moment. Formulasi
yang digunkan adalah sebagai berikut:
𝑟𝑥𝑦 =𝑁 𝑋𝑌 − 𝑋 𝑌
𝑁 𝑋2 − 𝑋 2 𝑁 𝑌2 − 𝑌 2
Keterangan:
rxy = korelasi skor item dengan skor aspek
N = jumlah subjek
X = skor item
Y = skor total per aspek
Pemeriksaan hasil uji konsistensi internal dilakukan dengan
menggunakan program SPSS 16 (statistic Programme for Social
Science). Keputusan ditetapkan dengan nilai koefisien validitas
yang minimal sama dengan 0,30 (Azwar, 2007), apabila terdapat
item yang memiliki nilai koefisien validitas di bawah 0,30 maka
item tersebut dianggap gugur.
Pada tanggal 19 Juni 2015 dilakukan uji coba instrument,
dengan subjek uji coba mahasiswa Bimbingan dan Konseling
angkatan 2012 Universitas Sanata Dharma yang berjumlah (N) 56
mahasiswa. Dari hasil pemeriksaan validitas butir terhadap aspek
diperoleh 13 butir item yang gugur dari 42 item, sehingga terdapat
29 item yang dinyatakan valid. Rincian item yang gugur dapat
dilihat di tabel 4.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Tabel 4
Rincian Item Yang Gugur
Tabel 5
Kisi-kisi Kuesioner Setelah Uji Validitas
No Aspek Indikator No Item
Favourable
No Item
Unfavourable
Bobot
1 Pribadi Emosi 1, 6, 8, 26,
28, 29
2, 7, 17, 18,
27
12
Usia 9, 16, 25 20 4
Sosial 11, 15 3, 10, 21 5
Peran 12, 24 4, 14 4
2 Situasi Finansial 5, 22 2
Waktu 13, 23 2
Total Item 29
2. Reliabilitas
Reliabilitas melihat sejauh mana hasil suatu pengukuran
dapat dipercaya. Menurut Nugiyantoro (2009), reliabilitas memiliki
pengertian apakah suatu instrumen dapat mengukur sesuatu yang
diukur secara konsisten dari waktu ke waktu. Artinya suatu
instrumen pengukur harus memiliki konsistensi atau tidak berubah-
ubah.
No Aspek Indikator No Item
Favourable
No Item
Unfavourable
No Item
Gugur
Jumlah
Item
Valid
1 Pribadi
Emosi 1, 12, 15, 28,
37, 39, 41
3, 13, 26,
27, 38
2, 14, 42 12
Usia 16, 25, 36 29 4, 30, 40 4
Sosial 18, 24 5, 17, 31 6, 7,32 5
Peran 19, 35 9, 23 8 4
2 Situasi Finansial 10, 33 11, 20 2
Waktu 22, 34 21 2
Total Item 29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Reliabilitas dinyatakan dalam koefisien reliabilitas yang
angkanya berada dalam rentang dari 0 – 1,00. Semakin tinggi
koefisien reliabilitas mendekati 1,00 maka semakin tinggi
reliabilitas.
Perhitungan indeks reliabilitas kuesioner menggunakan
koefisien reliabilitas alpha () (Azwar, 2007). Dalam perhitungan
indeks reliabilitas kuesioner digunakan program komputer SSPS
16 (Statistical Package for Social Sciences).
𝛼 = 2 1 −𝑆12 + 𝑆22
𝑆𝑥2
Keterangan :
𝑆12 dan 𝑆22 = Varians skor belahan 1 dan varians skor belahan2
𝑆𝑥2 = Varians skor skala
Kriteria keterampilan indeks reliabilitas berdasarkan kriteria
Guilford sebagai berikut:
Tabel 6
Kriteria Guilford
No Koefisien Korelasi Kualifikasi
1 0,91 – 1,00 Sangat Tinggi
2 0,71 – 0,90 Tinggi
3 0,41 – 0,70 Cukup
4 0,21 – 0,40 Rendah
5 0,00 – 0,20 Rendah Sekali
Dari data hasil uji coba terhadap instrumen kepada
mahasiswa Bimbingan dan Konseling angkatan 2012 Universitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Sanata Dharma pada tanggal 19 Juni 2015 dengan jumlah subjek
(N) 56 mahasiswa. Diperoleh perhitungan koefisien reliabilitas
instrument dengan menggunakan teknik Alpha Cronbach
menghasilkan angka 0,797. Berdasarkan kriteria Guilford hasil
perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa koefisien reliabilitas
angket masuk dalam kategori tinggi.
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Persiapan dan Pelaksanaan
a. Mempelajari buku-buku tentang kesiapan menikah.
b. Menetapkan dan mendefinisikan variabel penelitian.
c. Menyusun instrument kesiapan menghadapi pernikahan.
d. Menentukan responden, yaitu mahasiswa angkatan 2012
program studi BK Universitas Sanata Dharma.
e. Melakukan pengujian instrument oleh ahli (Expert Judgement),
yaitu kepada dosen pembimbing skripsi.
f. Memperbaiki instrument penelitian yang telah diperiksa oleh
Expert Judgement.
2. Tahap Pengumpulan Data Penelitian
Tahap pengumpulan data penelitian yang dilakukan dengan
menyebarkan kuesioner kepada mahasiswa Bimbingan dan
Konseling Universiatas Sanata Dharma angkatan 2012.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
F. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah pengolahan data hasil penelitian. Analisis data
dilakukan untuk mendapatkan kesimpulan dari hasil penelitian. Berikut
ini merupakan langkah-langkah teknik analisis data:
1. Menentukan skor
Menentukan skor dilakukan dengan cara memberikan skor
pada masing-masing jawaban. Kemudian membuat tabulasi data
dan penghitungan skor masing-masing subjek dan menghitung
total skor masing-masing item.
2. Pengolahan data
Data yang diperoleh kemudian diolah dengan analisis
statistik deskriptif dengan menggunakan program komputer SPSS
16.
3. Kategorisasi
Pengkategorian disusun berdasarkan distribusi normal
dengan kategorisasi jenjang. Tujuan kategorisasi adalah
menempatkan subjek dalam kelompok-kelompok yang terpisah
secara berjenjang menurut suatu kontinum berdasarkan atribut
yang diukur (Azwar, 2007).
Norma kategorisasi berpedoman pada Azwar (2007) yang
mengelompokkan tingkat kesiapan subjek penelitian terhadap
pernikahan dalam lima kategori dengan norma kategorisasi sebgai
berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Tabel 7
Norma Kategorisasi
Perhitungan Skor Keterangan
+ 1,5< X item Tinggi Sekali
+ 0,5< X item ≤ + 1,5 Tinggi
- 0,5< X item ≤ + 0,5 Cukup
- 1,5< X item ≤ - 0,5 Rendah
X item ≤ - 1,5 Rendah Sekali
Keterangan :
X maksimum teoritik : skor tertinggi dalam skala
X minimum teoritik : skor terendah dalam skala
(standart deviasi) : Luas jarak rentang yang dibagi dalam 6
satuan deviasi sebaran.
(mean teoritik) : Rata-rata teoritis dari skor maksimum dan
minimum
Kategori di atas diterapkan sebagai patokan dalam
pengelompokan tinggi atau rendahnya skor kesiapan mahasiswa
secara umum dalam penelitian ini dengan N=29, diperoleh dengan
penggolongan melalui perhitungan sebagai berikut:
X minimum teoritik : 1 x 29 = 29
X maximum teoritik : 4 x 29 = 116
Luas Jarak : 116 – 29 = 74
Standar Deviasi () : 74 : 6 = 12
Mean teoritik : (116 + 29) : 2 = 72,5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Di bawah ini disajikan norma kategorisasi kesiapan
mahasiswa BK angkatan 2012 dalam menghadapi pernikahan
dalam tabel 7.
Tabel 8
Norma Kategorisasi
Kesiapan Menikah Mahasiswa Bimbingan dan Konseling
Angkatan 2012 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Perhitungan Skor Kategori
+ 1,5< X item
72,5+ (1,5 x 12) < X item
<90,5 Sangat Siap
+ 0,5< X item ≤ + 1,5
72,5+ (0,5 x 12) < X item ≤ 72,5+ (1,5 x 12)
78,5 - 90 Siap
- 0,5< X item ≤ + 0,5
72,5- (0,5 x 12) < X item ≤ 72,5+ (0,5 x 12)
66,5 - 78 Cukup Siap
- 1,5< X item ≤ - 0,5
72,5 – (1,5 x 12) < X item ≤ 72,5- (0,5 x 12)
64,5 - 66 Kurang Siap
X item ≤ - 1,5
X item ≤ 72,5 – (1,5 x 12)
64 Sangat Kurang
Siap
4. Kategorisasi skor item
Kategori skor dari setiap item dalam skala penelitian
dilakukan untuk mendapatkan item-item skala yang akan dijadikan
dasar dalam menyusun topik-topik bimbingan keluarga.
Norma kategorisasi berpedoman pada Azwar (2007) yang
mengelompokkan tingkat kesiapan subjek penelitian terhadap
pernikahan dalam lima kategori dengan norma kategorisasi sebagai
berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Tabel 9
Norma Kategorisasi
Perhitungan Skor Keterangan
+ 1,5< X item Sangat Tinggi
+ 0,5< X item ≤ + 1,5 Tinggi
- 0,5< X item ≤ + 0,5 Cukup
- 1,5< X item ≤ - 0,5 Rendah
X item ≤ - 1,5 Rendah Sekali
Keterangan :
X maksimum teoritik : skor tertinggi dalam skala
X minimum teoritik : skor terendah dalam skala
(standart deviasi) : Luas jarak rentang yang dibagi dalam 6
satuan deviasi sebaran.
(mean teoritik) : Rata-rata teoritis dari skor maksimum dan
minimum
Kategori di atas diterapkan sebagai patokan dalam
pengelompokan skor item. Kategorisasi tinggi dan rendahnya item-
item secaara keseluruhan dalam penelitian ini dengan N=56,
diperoleh dengan penggolongan melalui perhitungan sebagai
berikut:
X minimum teoritik : 1 x 56 = 56
X maximum teoritik : 4 x 56 = 224
Luas Jarak : 224 – 56 = 168
Standar Deviasi (σ) : 168 : 6 = 28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Mean teoritik : (224 + 56) : 2 = 140
Di bawah ini disajikan norma kategorisasi skor item
kesiapan mahasiswa BK angkatan 2012 dalam menghadapi
pernikahan dalam tabel 9.
Tabel 10
Norma Kategorisasi Skor Item
Kesiapan Menikah Mahasiswa Bimbingan dan Konseling
Angkatan 2012 Universitas Sanata Dharma
Perhitungan Skor Kategori
+ 1,5< X item
140 + (1,5x28)< X item
< 182 Sangat Tinggi
+ 0,5< X item ≤ + 1,5
140 + (0,5x28)< X item ≤ 140 + (1,5x28)
154 – 182 Tinggi
- 0,5< X item ≤ + 0,5
140 – (0,5x28)< X item ≤ 140 + (0,5x28)
126 – 153 Cukup
- 1,5< X item ≤ - 0,5
140 – (1,5x28)< X item ≤ 140 – (0,5x28)
98 – 125 Rendah
X item ≤ - 1,5
X item ≤ 140 – (1,5x28)
≤ 97 Rendah Sekali
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini memuat jawaban dari masalah penelitian. Penyajian hasil
penelitian. Penyajian hasil penelitian dan pembahsan diuraikan dalam penjelasan
dibawah ini.
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Kesiapan Menikah pada Mahasiswa Bimbingan dan
Konseling Angkatan 2012 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Berdasarkan perolehan data yang dikumpulkan dari 29 pernyataan
skala kesiapan menikah, dilakukan analisis data dengan teknik persentase
dan disajikan dalam tabel 10 dan dalam grafik 1.
Tabel 11
Kategorisasi Kesiapan Menikah Mahasiswa Bimbingan dan
Konseling Angkatan 2012 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Skor Kategori Jumlah Persentase
<90,5 Sangat Siap 27 48%
78,5 – 90 Siap 26 46%
66,5 – 78 Cukup Siap 3 6%
64,5 – 66 Kurang Siap - -
64 Sangat Kurang
Siap
- -
Total 56 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Grafik 1.
Profil Kategorisasi Kesiapan Menikah pada Mahasiswa
Bimbingan dan Konseling Angkatan 2012 Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
Berdasarkan tabel 9 dan grafik 1, tampak bahwa:
a. Terdapat 27 mahasiswa (48%) yang memiliki kesiapan pernikahan
tinggi sekali. Dengan kata lain mahasiswa memiliki emosi, usia,
kemampuan bersosialisasi, peran dan kemampuan situasional yang
sangat baik/tinggi dalam menghadapi pernikahan.
b. Terdapat 26 mahasiswa (46%) yang memiliki kesiapan pernikahan
tinggi. Dengan kata lain mahasiswa memiliki emosi, usia, kemampuan
bersosialisasi, peran dan kemampuan situasional yang baik/tinggi
dalam menghadapi pernikahan.
c. Terdapat 3 mahasiswa (6%) yang memiliki kesiapan pernikahan
cukup. Dengan kata lain mahasiswa memiliki emosi, usia,
0
5
10
15
20
25
30
Sangat Kurang Siap
Kurang Siap Cukup Siap Siap Sangat Siap
Jumlah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
kemampuan bersosialisasi, peran dan kemampuan situasional yang
kurang dalam menghadapi pernikahan.
d. Tidak terdapat mahasiswa (0%) yang memiliki kesiapan rendah dan
rendah sekali dalam menghadapi pernikahan.
2. Analisis Butir Item
Berdasarkan analisis item kesiapan menikah diperoleh hasil sebagai
berikut:
Tabel 12
Kategorisasi Skor Item Kesiapan Mahasiswa Bimbingan dan
Konseling Angkatan 2012 Universitas Sanata Dharma dalam
Menghadapi Pernikahan
Skor Kategori No item Jumlah
< 182 Sangat Tinggi 1,3,12,15,19, 24,
25,27,34,36,37,39
12
154 – 182 Tinggi 5,10,13,16,17,18,22,23,
28,29,31,33,35,38,41
15
126 – 153 Cukup 26 1
98 – 125 Rendah 9 1
≤ 97 Sangat Rendah - 0
Total 29
Data yang terdapat dalam tabel 10 menunjukkan bahwa item
dengan skor yang berada dalam kategori sangat tinggi sebanyak 12 item,
item dengan skor dalam kategori tinggi sebanyak 15 item, item dengan
skor dalam kategori cukup sebanyak 1 item, dan item dengan skor dalam
kategori rendah sebanyak 1 item. Item-item dengan skor dalam kategori
rendah dan cukup mencerminkan bahwa mahasiswa belum memiliki
kesiapan menikah. Oleh karena itu, berdasarkan item-item yang masuk
dalam kategori rendah dan cukup digunakan sebagai dasar dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
menyusun topik-topik bimbingan keluarga. Berikut item-item yang
masuk dalam kategori kurang dan cukup diperinci dalam tabel berikut:
Tabel 13
Item-item Pernyataan yang Tergolong dalam
Kategori Cukup dan Kurang
No Aspek Nomor Item dan Pernyataan Total Skor
Item
1 Pribadi 18. Saya mampu menerima
perasaan orang lain dibanding
mengasihi orang lain.
125
2 Situasional 4.Perceraian orangtua akan
mempengaruhi kesiapan menikah
anak-anaknya.
106
Berdasarkan butir-butir item yang terindikasi rendah dalam aspek
pribadi dan situasional terdapat pola dari masing-masing aspek yang
menyebabkan mahasiswa memiliki kesiapan pernikahan yang rendah.
Dalam butir-butir item yang terdapat dalam aspek pribadi diketahui
bahwa mahasiswa kurang memahami cara mengasihi orang lain. Dalam
butir item yang terdapat dalam aspek situasi dapat diketahui bahwa
mahasiswa kurang memahami tentang perceraian dalam pernikahan dan
belum memiliki pengetahuan tentang persiapan pernikahan.
B. Pembahasan
Hasil penelitian membuktikan bahwa kesiapan menikah mahasiswa
Bimbingan dan Konseling angkatan 2012 Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta tergolong sangat siap. Terdapat 27 mahasiswa atau 48%
mahasiswa termasuk dalam kategori sangat siap. Sedangkan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
kategorisasi sangat kurang siap dan kurang siap terdapat 0 mahasiswa atau
0%, kategorisasi cukup siap terdapat 26 mahasiswa atau 46%, dan
kategorisasi siap terdapat 3 mahasiswa atau 6%. Siswa yang termasuk dalam
kategori kurang siap mengindikasikan bahwa mereka belum memiliki
kesiapan menikah yang baik. Mahasiswa yang termasuk dalam kategorisasi
kurang siap membutuhkan pendampingan agar mereka lebih siap menghadapi
pernikahan. Sedangkan mereka yang masuk dalam kategori sangat siap
mengindikasikan bahwa mereka siap menuju jenjang penikahan dengan baik.
Mahasiswa yang termasuk dalam intensitas kategori sangat siap
menunjukkan bahwa mereka memiliki kesiapan yang sangat baik dalam
menghadapi pernikahan dan hidup berkeluarga. Mahasiswa yang termasuk
dalam kategori sangat siap bisa diartikan karena mereka memiliki
kemampuan mengendalikan perasaan diri sendiri, memiliki kemampuan
untuk berhubungan baik dengan orang banyak, bersedia dan mampu menjadi
pasangan dalam hubungan seksual, bersedia untuk membina hubungan
seksual yang intim, memiliki kelembutan dan kasih sayang kepada orang lain,
dapat berkomunikasi secara bebas mengenai pemikiran; perasaan; dan
harapan, bersedia menerima keterbatasan pada diri sendiri maupun orang lain,
bersedia menjadi suami atau istri yang bertanggung jawab, serta memiliki
kematangan emosi yang baik sehingga mereka lebih siap dalam menghadapi
pernikahan yang baik.
Sedangkan mahasiswa yang termasuk dalam intensitas kategori sangat
kurang siap mengindikasikan bahwa mereka belum sama sekali memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
kesiapan dalam menghadapi pernikahan. Hal ini dapat terjadi karena sulit
menjaga hubungan dengan orang lain, belum memiliki kematangan emosi
yang baik, belum memiliki pengetahuan yang banyak dalam hal pernikahan,
dan belum bersedia berbagi kehidupan dengan orang lain. Serta terdapat
prioritas lain yang lebih penting yaitu menyelesaikan studi sarjana mereka
dengan lebih baik.
Pada penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat mahasiswa yang masih
belum siap menghadapi pernikahan. Kesiapan yang belum ada, dapat
mengakibatkan sulitnya membangun rumah tangga yang baik. Seperti yang
sudah dijelaskan di atas hal ini dapat terjadi karena sulit menjaga hubungan
dengan orang lain, belum memiliki kematangan emosi yang baik, belum
memiliki pengetahuan yang banyak dalam hal pernikahan, dan belum
bersedia berbagi kehidupan dengan orang lain. Oleh karena itu, mahasiswa
inilah yang harus mendapatkan pendampingan sehingga mereka dapat
memiliki kesiapan yang baik.
Apabila kesiapan menikah belum terpenuhi maka akan berakibat pada
kehidupan mahasiswa selanjutnya. Karena kesiapan merupakan hal yang
paling penting untuk dapat menyelesaikan tugas perkembangan. Pernyataan
di atas sejalan dengan tugas-tugas perkembangan mahasiswa pada periode
masa dewasa awal. Menurut Hurlock (2002) orang dewasa adalah individu
yang telah menyelesaikan pertumbuhannya dan siap menerima kedudukan
dalam masyarakat bersama orang dewasa lainnya. Mahasiswa pada periode
masa dewasa awal harus sudah siap menerima dan memahami orang lain serta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
hidup bersama orang lain. Jika kesiapan yang kurang ini dibiarkan maka
mereka tidak dapat membangun kehidupan berkeluarga yang optimal
sehingga dapat mengakibatkan perpecahan atau perceraian. Oleh karena itu,
mahasiswa yang termasuk dalam kategori kurang siap inilah yang
memerlukan perhatian, pendampingan dan penanganan sesegera mungkin
untuk membantu menjalankan tugas-tugas perkembangannya.
Pernikahan dibangun oleh dua orang individu yang memiliki persepsi dan
harapan yang berbeda tentang pernikahan. Pengalaman, kebutuhan, dan nilai
yang berbeda membuat masing-masing pasangan berbeda. Ikatan cinta akan
lebih menyenangkan apabila didasarkan pada persamaan-persamaan, saling
membagi perasaan, serta keterbukaan diri masing-masing pasangan.
Menyatukan perbedaan-perbedaan inilah yang harus diperhatikan oleh setiap
mahasiswa agar lebih siap menerima perbedaan yang ada pada setiap
individu.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Diah Krisnatuti dan Vivi
Oktaviani kepada 72 mahasiswa IPB menunjukkan bahwa mahasiswa
memiliki persepsi yang berbeda terkait pernikahan. Mereka menempatkan
pernikahan sebagai prioritas kedua. Prioritas pertama mereka adalah bekerja.
Para mahasiswa menganggap bahwa individu dikatakan siap menikah jika
telah memiliki pekerjaan dan pengetahuan yang cukup.
Kesiapan pernikahan adalah keadaan siap dalam berhubungan dengan
seorang wanita atau pria, siap bertanggungjawab sebagai seorang suami atau
istri, siap menghadapi perbedaan, siap mengatur keluarga, dan mengasuh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
anak. Kesiapan diperlukan seorang individu sebelum memasuki dunia
pernikahan agar dapat menuju pernikahan yang bahagia. Oleh karena itu
kesiapan merupakan hal yang paling penting dalam pernikahan.
Kesiapan memiliki dua aspek yaitu kesiapan menikah pribadi dan kesiapan
menikah situasi. Kesiapan pribadi meliputi kematangan emosi, kesiapan usia,
kematangan sosial, dan kesiapan model peran. Sedangkan kesiapan situasi
meliputi kesiapan finansial dan kesiapan waktu. Ditinjau dari kesiapan
pribadi yaitu kematangan emosi. Mahasiswa yang berada pada rentang usia
20-22 tahun termasuk pada masa dewasa awal. Tahap dewasa awal
merupakan suatu masa yang penuh dengan masalah dan ketegangan
emosional, periode komitmen, perubahan nilai-nilai, kreativitas dan
penyesuaian diri dengan pola-pola kehidupan hidup baru. Pada saat inilah
individu siap memasuki pernikahan namun juga siap memasuki dunia
pekerjaan.
Menurut Blood (Dewi, 2006) kematangan emosi berasal dari pengalaman
yang cukup terhadap perubahan dan perbedaan. Dengan kata lain,
kematangan usia seseorang, maka semakin bertambah pula kematangan emosi
seseorang. Semakin banyaknya pengalaman yang dimiliki maka membuat
orang sadar terhadap perasaannya sendiri dan ia akan mengendalikan dan
menyelesaikan permasalahan dengan baik. Pernikahan pada usia muda akan
banyak mengundang permasalahan yang tidak diinginkan, karena emosi yang
belum matang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Apabila kita meninjau kesiapan situasi yaitu kesiapan finansial maka
mahasiswa yang menjalani proses perkuliahan harus dituntut menyelesaikan
studinya. Namun, setelah menyelesaikan studinya bukan berarti mereka siap
menjalani pernikahan karena tentu saja mereka belum memiliki kehidupan
finansial yang baik. Setelah lulus mereka harus meniti kariernya terlebih
dahulu sehingga mereka memenuhi kesiapan tersebut dari penghasilan yang
didapat dari pekerjaannya.
Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 27 mahasiswa yang termasuk
dalam kategori sangat siap. Mahasiswa ini memiliki kemampuan untuk
berhubungan baik dengan orang banyak, bersedia dan mampu menjadi
pasangan dalam hubungan seksual, bersedia untuk membina hubungan
seksual yang intim, memiliki kelembutan dan kasih sayang kepada orang lain,
dapat berkomunikasi secara bebas mengenai pemikiran; perasaan; dan
harapan, bersedia menerima keterbatasan pada diri sendiri maupun orang lain,
bersedia menjadi suami atau istri yang bertanggung jawab, serta memiliki
kematangan emosi yang baik sehingga mereka lebih siap dalam menghadapi
pernikahan yang baik.
Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2012 baru
saja memasuki kuliah semester 6 yang masih harus menempuh kuliah sekitar
1 tahun lagi untuk menyelesaikan pendidikannya. Ini merupakan prioritas
utama mereke sebelum memutuskan untuk menjalani hidup pernikahan.
Sehingga mahasiswa diharapkan untuk tidak terburu-buru dalam mengambil
keputusan untuk menikah walaupun menurut hasil penelitian mereka sudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
siap karena prioritas utama mereka saat ini adalah menyelesaikan pendidikan
sarjana dengan sebaik-baiknya.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa mahasiswa Bimbingan dan
Konseling angkatan 2012 Universitas Sanata Dharma memiliki kesiapan
menikah tinggi yang artinya mereka sangat siap dalam menghadapi
pernikahan. Para mahasiswa memiliki kemampuan yang baik dalam
menjalankan tugas-tugas perkembangan selanjutnya. Namun, mereka juga
masih harus menyelesaikan prioritas utama mereka yaitu menyelasaikan
pendidikan.
C. Topik-Topik Bimbingan Keluarga Untuk Meningkatkan Kesiapan
Menikah Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Angkatan 2012
Universitas Sanata Dharma
Hasil analisis berdasarkan rata-rata skor total tiap-tiap butir item
terdapat 8 skor cukup dan kurang yang kemudian digolongkan pada aspek-
aspek kesiapan menikah. Butir-butir tersebut dapat dilihat pada tabel 12.
Dasar pemilihan butir terendah dilihat dari jumlah skor terendah dari
setiap butir. Alasannya agar mempermudah peneliti menemukan topik-topik
bimbingan keluarga yang dapat membantu mahasiswa BK angkatan 2012
USD meningkatkan kesiapan menikah.
Usulan topik-topik yang dipilih untuk mengembangkan tingkat
kesiapan menikah pada mahasiswa akan disajikan dalam silabus berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
TABEL 14
USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KELUARGA
No Tujuan Bimbingan Topik Waktu Bidang
Bimbingan
Metode Sumber
1 a. Mahasiswa dapat
mencari pengertian
dalam mengasihi orang
lain dan cara mengasihi
orang lain.
b. Mahasiswa dapat
mempererat hubungan
dengan sesama.
Aku Mampu
Mengasihi
Orang Lain
45 menit Pribadi Pemberian
Informasi, Sharing
http://id.wikihow.com/Menjalin-
Hubungan-dengan-Orang-Lain
diunduh pada tanggal 5 september
2015 pukul 09.31 WIB
2 a. Mahasiswa dapat
mengerti apa itu
perceraian.
b. Mahasiswa dapat
mengetahui faktor-
faktor apa saja yang
dapat menyebabkan
perceraian.
Perceraian!
Apa
Sebabnya?
45 menit Sosial Pemberian
Informasi, Sharing
Syaifuddin, Muhammad, dkk. 2013.
Hukum Perceraian. Jakarta. Sinar
Grafika.
http://dunia-
konseling.blogspot.co.id/2014/05/bab-
i-pendahuluan-a_9.html diunduh pada
tanggal 1 September 2015 pukul
16:02 WIB
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa kesiapan
menikah mahasiswa Bimbingan dan Konseling Angkatan 2012 Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta adalah tinggi. Namun, masih terdapat mahasiswa
yang berada pada kategori cukup, maka para mahasiswa Bimbingan dan
Konseling Angkatan 2012 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta perlu
dibantu untuk meningkatkan kesiapan menghadapi pernikahan. Serta
mahasiswa masih memiliki tugas yang harus diutamakan yaitu menyelesaikan
pendidikan sarjana dengan sebaik mungkin. Terdapat kelemahan dalam
instrumen yang dibuat oleh peneliti karena belum relevan untuk mengukur
kesiapan menghadapi pernikahan. Salah satu cara meningkatkan kesiapan
menghadapi pernkahan, yaitu dengan memberikan usulan topik bimbingan
keluarga yang relevan dengan kebutuhan para mahasiswa Bimbingan dan
Konseling Angkatan 2012 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Topik-topik bimbingan keluarga disusun berdasarkan jumlah skor
total terendah yang terdapat dalam 2 aspek yaitu pribadi dan situasional.
Topik-topik bimbingan tersebut adalah “Aku Mampu Mengasihi Orang Lain”
dan “Perceraian! Apa Sebabnya?”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
B. Saran-saran
Berikut ini dikemukakan saran untuk berbagai pihak yang berkaitan:.
1. Pihak Mahasiswa
a. Mahasiswa dapat meningkatkan kesiapan menikah dengan lebih baik
agar tidak terburu-buru dalam mengambil keputusan dengan cara
mengembangkan pengalaman dalam berhubungan dengan orang lain.
Serta dapat menyelesaikan studi sarjananya terlebih dahulu.
2. Peneliti Lain
a. Jika peneliti lain ingin melakukan penelitian dengan topik yang
serupa dapat dilakukan penelitian dengan subjek yang lebih luas dan
tidak hanya terbatas untuk mahasiswa.
b. Peneliti lain yang ingin mengadakan penelitian serupa hendaknya
menambahkan aspek-aspek kesiapan menikah yang cocok dengan
subjek penelitian sesuai dengan perkembangan subjek.
c. Peneliti lain yang ingin mengadakan penelitian yang serupa
hendaknya membuat instrumen kesiapan menghadapi pernikahan
yang benar-benar relevan sehingga tidak terjadi adanya kelemahan
dalam instrumennya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian (Edisi Revisi). Jakarta: Rineka
Cipta
Azwar. S., 2013. Penyusunan Skala Psikologi (Edisi II, Cetakan IV). Yogyakarta:
Penerbit Pustaka Pelajar.
Azwar. S., 2008. Reabilitas dan Validitas (Edisi ke-3). Yogyakarta: Penerbit
Pustaka Pelajar.
Dariyo, Agoes. 2004. Psikologi Perkembangan Dewasa Muda. Jakarta: Grasindo.
Desmita, 2007. Psikologi Perkembangan. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Dewi, I.S. 2006. “Kesiapan Menikah Pada Wanita Dewasa Awal yang Bekerja”.
didownload pada tanggal 13 Februari 2013 tersedia pada
www.library.usu.ac.id.
Geldard, Kathryn & David. 2011. Konseling Keluarga. Yogyakarta: Penerbit
Pustaka Pelajar.
Hurlock, B. Elizabeth. 2002. Psikologi Perkembangan (Edisi Kelima). Jakarta:
Erlangga.
Kertamuda, Fatchiah. E. 2009. Konseling Pernikahan Untuk Keluarga Indonesia.
Jakarta: Salemba Humanika.
Krisnatuti, Diah & Vivi Oktaviani. 2010. Persepsi dan Kesiapan Menikah Pada
Mahasiswa. Jurnal Ilmu Keluarga dan Konsumen. Volume IV, No. 1.
Marliany, Rosleny. 2010. Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia.
Monks, FJ. 2006. Psikologi Perkembangan. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Pramesti, Olivia L. 2012. “Nikah Muda, Persoalan Serius Dunia”, diakses pada
tanggal 12 Septembar 2013 pada
http://nationalgeographic.co.id/berita/2011/12/nikah-muda-persoalan-
serius-dunia
Pujosuwarno, Sayekti. 1994. Bimbingan dan Konseling Keluarga. Yogyakarta:
Menara Mas Offset.
S. Willis, Sofyan. 2009. Konseling Keluarga. Bandung: Alfabeta.
Salim, Muhamad. 2013. “Ketahui Resiko Pernikahan Dini”, diakses pada tanggal
12 September 2013 pada
http://sumbermakalah.blogspot.com/2013/02/ketahui-resiko-pernikahan-
dini.html
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka
Cipta.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan (Cetakan ke-12). Bandung:
Penerbit Alfabeta.
Susanto, Cornelius Eko. 2013. “Jumlah Pernikahan Dini Indonesia Terbanyak
Kedua di ASEAN”, diakses pada tanggal 12 September 2013 pada
http://www.metrotvnews.com/
Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan
Walgito, Bimo. 1999. Psikologi Sosial, Suatu Pengantar. Yogyakarta: Andi
Yusnawati. 2007. Kesiapan Berwirausaha. Yogyakarta: UNY Press
Yusuf, Samsul. 2004. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung:
Remaja Rosda Karya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 2
CORRELATIONS
/VARIABLES=ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8
ITEM9 ITEM10 ITEM11 ITEM12 ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM
17 ITEM18 IT
EM19 ITEM20 ITEM21 ITEM22 ITEM23 ITEM24 ITEM25 ITEM26 ITE
M27 ITEM28 ITEM29 ITEM30 ITEM31 ITEM32 ITEM33 ITEM34 ITEM35
ITEM36 ITEM37 ITEM38 ITEM39 ITEM40 ITEM41 ITEM42 JUMLAH
/PRINT=TWOTAIL NOSIG
/MISSING=PAIRWISE. VALIDITAS
Item-Total Statistics
Scale
Mean if
Item
Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Pernyataan 1 122.82 57.495 .269 .701
Pernyataan 2 124.05 59.652 -.021 .715
Pernyataan 3 122.93 57.413 .295 .700
Pernyataan 4 123.77 57.636 .211 .706
Pernyataan 5 123.30 56.652 .346 .697
Pernyataan 6 123.34 61.028 -.064 .728
Pernyataan 7 123.68 59.531 -.053 .722
Pernyataan 8 123.11 58.825 .110 .708
Pernyataan 9 124.46 56.726 .259 .705
Pernyataan 10 123.48 56.363 .325 .699
Pernyataan 11 123.16 57.592 .227 .704
Pernyataan 12 122.79 55.626 .451 .692
Pernyataan 13 123.27 55.763 .388 .695
Pernyataan 14 122.95 57.761 .239 .703
Pernyataan 15 123.05 54.888 .491 .689
Pernyataan 16 123.46 55.381 .372 .696
Pernyataan 17 123.54 56.581 .313 .699
Pernyataan 18 123.43 57.086 .267 .702
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pernyataan 19 123.00 55.455 .445 .690
Pernyataan 20 123.04 57.526 .236 .703
Pernyataan 21 123.80 58.852 .024 .710
Pernyataan 22 123.38 56.166 .370 .696
Pernyataan 23 123.38 55.475 .374 .696
Pernyataan 24 122.80 54.197 .522 .684
Pernyataan 25 122.73 57.254 .290 .700
Pernyataan 26 124.12 56.839 .265 .703
Pernyataan 27 122.68 57.568 .258 .702
Pernyataan 28 123.46 56.617 .380 .696
Pernyataan 29 123.14 56.379 .324 .695
Pernyataan 30 123.73 59.072 .002 .711
Pernyataan 31 123.48 55.963 .361 .696
Pernyataan 32 123.82 60.513 -.145 .721
Pernyataan 33 123.57 55.958 .340 .698
Pernyataan 34 122.98 56.091 .363 .694
Pernyataan 35 123.27 55.945 .367 .693
Pernyataan 36 123.09 56.083 .394 .693
Pernyataan 37 122.75 54.991 .465 .688
Pernyataan 38 123.66 56.992 .269 .702
Pernyataan 39 123.02 55.036 .399 .690
Pernyataan 40 124.48 60.945 -.178 .724
Pernyataan 41 123.23 55.927 .347 .694
Pernyataan 42 123.43 57.958 .090 .708
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3
RELIABILITY
/VARIABLES=Item1 item3 item5 item9 item10 item12 item13 it
em15 item16 item17 item18 item19 item22 item23 item24 item25
item26 item
27 item28 item29 item31 item33 item34 item35 item36 item3
7 item38 item39 item41
/SCALE('ALL VARIABLES') ALL
/MODEL=ALPHA
/SUMMARY=TOTAL.
Reliability
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 56 100.0
Excludeda 0 .0
Total 56 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.797 29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4
KUESIONER KESIAPAN MENGHADAPI PERNIKAHAN
PADA MAHASISWA BIMBINGAN DAN KONSELING ANGKATAN
2012
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
Jenis Kelamin Responden
................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Halo..... teman-teman..... dibawah ini terdapat beberapa
pernyataan yang berisi tentang seluruh kesiapan dalam menghadapi
pernikahan. Berikut ini terdapat 42 pernyataan untuk teman-teman isi.
Teman-teman diminta untuk memberikan tanda centang (V) pada kolom
yang telah disediakan.
Contoh:
No Pernyataan SS S TS STS
1. Saya menganggap diri saya
cantik/ganteng V
Artinya : teman-teman sangat setuju kalau kalian cantik atau ganteng
Keterangan:
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
Karena jawaban diharapkan sesuai dengan keadaan teman-teman
sendiri, maka tidak ada jawaban yang dianggap benar atau salah.
Perhatian:
Jawablah semua pernyataan, jangan sampai ada nomor yang
terlewatkan.
SELAMAT MENGISI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
NO PERNYATAAN SS S TS STS
1 Saya mampu menerima dukungan dan saran dari
orang lain secara seimbang.
2 Saya menyalahkan orang lain setiap ada masalah
3 Saya mudah bosan saat berhubungan dengan
orang lain.
4 Perceraian orangtua akan mempengaruhi kesiapan
menikah anak-anaknya.
5 Pendapatan saya tidak akan mempengaruhi
kesiapan menikah.
6 Pernikahan berarti sanggup membuat komitmen
jangka panjang.
7 Saya belum mampu mengerti perasaan orang lain.
8 Saya mampu mempertahankan hubungan dengan
orang lain.
9 Semakin muda seseorang menikah maka semakin
tinggi kemungkinan perceraian yang terjadi.
10 Mengabaikan lawan jenis yang kurang begitu
dekat membuat saya lebih nyaman.
11 Saya mampu mengatur takdir saya sendiri.
12 Peran dalam pernikahan berkaitan dengan
tanggungjawab seseorang.
13 Waktu yang diberikan kepada pasangan akan
membuat pernikahan berlangsung baik.
14 Peran suami hanya boleh dilakukan oleh suami.
15 Saya harus mengetahui identitas pribadi saya
sendiri secara jelas sebelum menikah.
16 Saya ingin bekerja dengan mapan terlebih dahulu
baru memikirkan pernikahan
17
Saya mampu menerima perasaan orang lain
dibanding mengasihi orang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Saya memilih lari dari masalah karena itu
merupakan cara yang terbaik dalam menghadapi
masalah.
19 Saya mampu mengatasi kesukaran secara
konstruktif.
20 Selesai studi saya akan memikirkan pernikahan
terlebih dahulu.
21 Saya cenderung selektif (pilih-pilih)dalam
membangun hubungan pribadi dengan orang lain.
22 Orangtua masih harus membantu kehidupan
pernikahan anaknya.
23
Rencana pernikahan harus dibuat sebaik mungkin
karena akan berpengaruh pada kehidupan
pernikahan.
24 Peran orangtua akan mempengaruhi kehidupan
pernikahan.
25 Saya masih memikirkan orang tuanya terlebih
dahulu sebelum menikah.
26 Pernikahan berarti sanggup membangun suatu
tanggung jawab.
27 Pasangan harus menuruti saran yang saya berikan.
28 Saya mampu membangun hubungan bersama orang
lain dengan baik.
29 Saya mampu memahami perasaan sendiri.
NOTE: Sebelum mengembalikan kuisoner ini kepada saya, periksalah
kembali jawaban anda. Pastikan tidak ada yang terlewat.
TERIMA KASIH
ATAS
KERJASAMANYA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI