i
PENGEMBANGAN MATERI MEMBACA LEVEL BEGINNER
BERBASIS INTERKULTURAL UNTUK PEMBELAJAR BIPA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah
Disusun oleh:
Efisien Dakhi 071224026
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA, DAN DAERAH
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2011
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
SKRIPSI
PENGEMBANGAN MATERI MEMBACA LEVEL BEGINNER
BERBASIS INTERKULTURAL UNTUK PEMBELAJAR BIPA
Oleh :
Efisien Dakhi
071224026
Telah diperiksa dan disetujui oleh :
PEMBIMBING
Setya Tri Nugraha, S.Pd., M.Pd. 16 November 2011
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
MOTO
ORA ET LABORA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
Skripsi ini kupersembahkan untuk:
Tuhan Yang Maha Esa
Keluargaku: Mamaku, Sr.Yesika, I.Wolven, Yasniar, Literatur, dan Ayahku yang tercinta yang telah dipanggil oleh
Tuhan
Kekasih hatiku Tanti Wydia Rani dan keluarganya yang telah membantu saya dalam
menyelesaikan skripsi ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta,12 Desember 2011
Peneliti,
Efisien Dakhi
(071224026)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Efisien Dakhi
Nomor Mahasiswa : 071224026
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
Pengembangan Materi Membaca Level Beginner Berbasis Interkultural untuk
Pembelajar BIPA
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian, saya memberikan
kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan
dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,
mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain
untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan
royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 12 Desember 2011
Yang menyatakan
Efisien Dakhi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
Dakhi, Efisien. 2011. Pengembangan Materi Membaca Level Beginner Berbasis
Interkultural untuk Pembelajar BIPA. Skripsi. Yogyakarta: PBSID, FKIP,
USD.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan. Pengembangan yang
dimaksud adalah pengembangan materi membaca level beginner berbasis
interkultural untuk pembelajar BIPA. Rumusan masalah yang diangkat adalah materi
membaca seperti apakah yang sesuai dengan pembelajar BIPA level beginner? dan
bagaimana pengembangan materi membaca untuk pembelajar BIPA level beginner
berbasis interkultural?
Penelitian ini diawali dengan analisis kebutuhan. Analisis kebutuhan
dilakukan untuk mengetahui gambaran umum tentang materi dan model pembelajaran
yang diinginkan oleh pembelajar. Informasi itu diperoleh dari angket yang dibagikan
kepada lima orang pembelajar asing yang sedang belajar Bahasa Indonesia di Wisma
Bahasa. Selain itu, informasi juga diperoleh dari hasil wawancara langsung dengan
pengajar BIPA di Wisma Bahasa. Hasil analisis berupa angket dan wawancara itu
berfungsi sebagai pendukung dalam penyusunan materi membaca level beginner
berbasis interkultural untuk pembelajar BIPA.
Model pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah model
pengembangan Dick and Lou Carey. Prosedur pengembangan yang digunakan adalah
prosedur penelitian dan pengembangan Borg and Gall. Untuk mengetahui kualitas
silabus dan materi membaca level beginner berbasis interkultural ini, peneliti
melakukan uji coba terbatas. Produk yang telah disusun oleh peneliti diuji atau dinilai
kelayakannya oleh dua pengajar BIPA di Wisma Bahasa. Berdasarkan hasil penilaian
itu, peneliti merevisi produk. Produk yang telah direvisi diuji kembali oleh satu dosen
ahli dan dua pengajar BIPA di Wisma Bahasa. Produk revisi yang diuji itu menjadi
produk yang siap digunakan.
Produk yang dihasilkan adalah lima materi membaca level beginner untuk
pembelajar BIPA. Kelima materi itu adalah (1) Salam dan Sapa, (2) Perkenalan, (3)
Makan, (4) Arah dan Transportasi, dan (5) Berbelanja di Pasar Tradisional.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
Dakhi, Efisien. 2011. The Development of Reading Materials with Beginner Level
Based Intercultural for Learner BIPA. Thesis. Yogyakarta: PBSID, FKIP,
USD.
This research is a type of research development. The development in question
is the development of beginner-level reading materials for learners based intercultural
BIPA. The formulation of the issues raised is what kind of reading material in accor-
dance with BIPA learners beginner level? and how the development of reading ma-
terial for beginner level learners BIPA-based intercultural?
This study begins with a needs analysis. Needs analysis conducted to deter-
mine the general picture of the material and learning model desired by the learner.
The information was obtained from questionnaires distributed to five foreign learners
who are studying Indonesian in Wisma Bahasa. In addition, information was also ob-
tained from direct interviews with teachers BIPA at Wisma Bahasa. Results of analy-
sis of questionnaires and interviews it serves as a support in the preparation of begin-
ner-level reading materials for learners based intercultural BIPA.
Development model used in this study is to model the development of Dick
and Lou Carry. The development procedure used was the procedure of research and
development Borg and Gall.
To know the quality of the syllabus and reading materials based intercultural
beginner level, the researchers conducted a limited trial. Products that have been
compiled by researchers tested or assessed eligibility by two teachers at Wisma
Bahasa BIPA. Based on assessment results, the researchers revised the product. The
products have been tested again revised by a faculty of experts and two teachers at
Wisma Bahasa BIPA. Revision of the tested products into products ready for use.
The resulting product is a five beginner level reading materials for learners
BIPA. The fifth matter is (1) Greetings, (2) Introduction, (3) Eating (4) Directions
and Transportation, and (5) Shopping in Traditional Markets.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan kepada Kristus Tuhan yang telah
melimpahkan rahmat, dan karunia-Nya yang sangat besar, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul Pengembangan Materi Membaca Level
Beginner Berbasis Interkultural untuk Pembelajar BIPA. Skripsi ini ditulis sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Bahasa, Sastra
Indonesia, dan Daerah. Banyak pihak yang telah membantu penulis, baik secara
langsung maupun tidak langsung untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu,
penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Setya Tri Nugraha, S.Pd., M.Pd., selaku dosen pembimbing tunggal yang
dengan penuh kesabaran membimbing dan memberi semangat.
2. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sanata Dharma.
3. C. Tutyandari, S.Pd., M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan
Seni, Universitas Sanata Dharma.
4. Dr. Yuliana Setiyaningsih, selaku ketua Program Studi PBSID, Universitas
Sanata Dharma.
5. Para dosen PBSID yang dengan penuh semangat dan kesabaran telah
mendidik penulis selama belajar di Program Studi PBSID.
6. Agus Soehardjono, S.S., M.M., selaku Direktur Wisma Bahasa yang telah
mengijinkan penulis melakukan penelitian di Wisma Bahasa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
7. Agung Siswanto, S.Pd., selaku pengajar dan manajer pendidikan yang dengan
senang hati memberikan arahan dan selalu siap membantu penulis dalam
menjalankan penelitian di Wisma Bahasa.
8. Para guru di Wisma Bahasa yang telah membantu proses uji coba produk.
9. Bapak saya, Eduard Dakhi yang telah dipanggil Tuhan pada tanggal 21
November 2010, Ibu Yohana Yatiba Sarumaha, Kakak Suster Yesika, Kakak
I.Wolven, Adik Yasniar, Adik Literatur, dan semua keluarga saya yang telah
mendukung saya, baik dari segi materi maupun non materi.
10. Kekasih hatiku Tanti Wydia Rani yang dengan cintanya mendukung saya
hingga skripsi ini selesai.
11. Teman-teman sepenelitian, Rosalina Ayu, Hastri Eva Febrianti, Erni Dwi
Widowati, Yakobus Lanang Prakosa, dan Almendro Thio Lindra, yang selalu
bersama-sama dalam suka dan duka menyelesaikan penelitian ini.
12. Teman-teman Prodi PBSID angkatan 2007, terutama Ria, Yayuk, Eli, Ocha,
dan Kristin yang telah mendukung dan memberi semangat kepada penulis
untuk menyelesaikan skripsi ini.
13. Kepada semua pihak yang tidak dapat saya sebut namanya satu per satu.
Terima kasih atas segala bentuk dukungan yang telah kalian berikan selama
penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa penelitian ini jauh dari sempurna, namun penulis
berharap semoga penelitian ini bermanfaat bagi pembaca.
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL....................................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBINGii
HALAMAN PENGESAHAN..iii
HALAMAN MOTO .................................................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN: .................................................................................. v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................. vi
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN ........................................................ vii
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ............... vii
ABSTRAK ................................................................................................................. viii
ABSTRACT ................................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR .................................................................................................. x
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................ 4
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................................. 4
1.4 Spesifikasi Produk Yang Diharapkan .................................................................. 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
1.5 Pentingnya Pengembangan .................................................................................. 5
1.6 Definisi Istilah ..................................................................................................... 6
1.7 Sistematika Penulisan .......................................................................................... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................................ 8
2.1 Pengertian, Fungsi, dan Tujuan Pengajaran BIPA .............................................. 8
2.1.1 Pengertian BIPA ....................................................................................... 8
2.1.2 Fungsi BIPA ........................................................................................ 8
2.1.3 Tujuan Pengajaran BIPA ..................................................................... 9
2.2 Penyusunan Materi Membaca BIPA Berbasis Interkultural ................................ 9
2.3 Prinsip-Prinsip Pengajaran Membaca ............................................................... 11
2.4 Pendekatan Interkultural .................................................................................... 16
2.5 Kompetensi dan Performansi ............................................................................. 19
2.6 Kajian Hasil-hasil Penelitian Terdahulu Yang Relevan .................................... 21
2.7 Disain Pengembangan ....................................................................................... 22
BAB III METODE PENELITIAN.............................................................................. 28
3.1 Jenis Penelitian ...................................................................................................... 28
3.2 Model pengembangan ........................................................................................... 28
3.3 Prosedur Penelitian dan Pengembangan ............................................................... 30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
3. 4 Uji Coba Produk ................................................................................................... 32
3. 5 Desain Uji Coba ................................................................................................... 32
3.6 Subjek Penelitian ................................................................................................... 32
3.7 Jenis Data ............................................................................................................. 33
3.8 Instrumen Pengumpulan data ................................................................................ 33
3.9 Teknik Analisis Data ............................................................................................. 35
BAB IV HASIL PENGEMBANGAN ....................................................................... 37
4.1 Paparan Analisis Kebutuhan Melalui Angket.................................................... 37
4.2 Penjabaran Analisis Kebutuhan Melalui Wawancara........................................ 44
4.3 Paparan Hasil Uji Coba Produk Pengembangan oleh Pengajar BIPA di Wisma
Bahasa dan Dosen Ahli Bahasa Indonesia Universitas Sanata Dharma ............ 47
4.3.1 Paparan Hasil Uji Coba Pertama oleh Pengajar BIPA di Wisma
Bahasa...47
4.3.2 Paparan Hasil Uji Coba kedua oleh Satu Dosen ahli dan Dua Pengajar
BIPA di Wisma Bahasa .................................................................................... 49
BAB V PENUTUP ..................................................................................................... 52
5.1 Kajian Produk Yang Telah Direvisi .................................................................. 52
5.2 Saran .................................................................................................................. 54
5.2.1 Saran untuk keperluan pemanfaatan produk ........................................... 54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
5.2.2 Saran untuk keperluan pengembangan lebih lanjut ................................. 55
5.2.3 Saran untuk para penulis bahan pembelajaran ........................................ 56
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 58
LAMPIRAN-LAMPIRAN .......................................................................................... 61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Tema-tema Alternatif.................................................................................14
Tabel 3.1 Kriteria Penilaian Produk Pengembangan..................................................34
Tabel 3.2 Kriteria Revisi Komponen Materi Pembelajaran.......................................35
Tabel 4.1 Hasil Analisis Kontak Bahasa....................................................................37
Tabel 4.2 Persentase Analisis Kontak Bahasa............................................................38
Tabel 4.3 Topik-Topik Pilihan...................................................................................39
Tabel 4.4 Hasil Wawancara........................................................................................45
Tabel 4.5 Hasil Penilaian Silabus Awal......................................................................47
Tabel 4.6 Hasil Penilaian Materi Awal........................................................................48
Tabel 4.7 Hasil Penilaian Silabus Revisi ....................................................................49
Tabel 4.8 Hasil Penilaian Materi Revisi .....................................................................50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
BAGAN-BAGAN
Halaman
Bagan 1 Model Pengembangan Sistem Instruksional dari Dick dan Carey................27
Bagan 2 Prosedur Penelitian dan Pengembangan........................................................31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Surat ijin penelitian 2. Surat ijin perpanjangan penelitian 3. Pertanyaan panduan wawancara 4. Kuesioner analisis kebutuhan 5. Hasil analisis kebutuhan kelima pembelajar BIPA di Wisma
Bahasa
6. Hasil penilaian produk 7. Produk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengajaran bahasa adalah suatu tugas atau pekerjaan yang melibatkan aspek
inteligensia, imaginasi, latihan pengetahuan bahasa, dan pengalaman, serta sejumlah
pengalaman lainnya yang sangat berperan, bahkan mempunyai nilai yang sangat
tinggi (Rombepajung, 1988 : 1-2). Maksudnya, pengajaran bahasa tidak dapat diajar-
kan tanpa persiapan. Persiapan yang perlu dilakukan dapat berupa penyusunan mate-
ri, persiapan media, dan mental serta berbagai pengetahuan dan pengalaman dalam
berbagai bidang. Oleh karena itu, seorang pengajar bahasa Indonesia yang profesional
harus memiliki banyak pengetahuan umum.
Seorang pengajar Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) harus memi-
liki pengetahuan tentang Indonesia terutama tentang ragam budaya yang ada di Indo-
nesia. Hal ini penting untuk mendukung penyusunan materi pembelajaran BIPA. Ma-
teri pembelajaran BIPA sebaiknya dilandasi oleh pengetahuan dan pengalaman bu-
daya penduduk asli (WNI) karena bahasa dan budaya merupakan satu ikatan yang
holistik. Ini mengindikasikan bahwa materi bahasa Indonesia tidak hanya sekadar
mengajarkan tata bahasa Indonesia dan penggunaan bahasa Indonesia, tetapi juga
mengajarkan budaya Indonesia yang mana melandasi pembentukan Bahasa Indone-
sia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
2
Penyusunan materi merupakan unsur yang sangat penting yang harus dis-
iapkan oleh guru. Seorang guru BIPA harus menyusun materi pembelajaran yang
bervariasi. Tersedianya sejumlah materi yang bervariasi itu memungkinkan juga para
pengajar mengadakan pilihan-pilihan yang dapat disajikan kepada pembelajar (Rom-
bepajung, 1988 : 13). Materi yang bervariasi ini dilakukan juga semata-mata untuk
penyediaan materi berdasarkan kebutuhan para pembelajar.
Pada kenyataannya, materi BIPA masih sangat kurang. Penyusunan materi
BIPA kebanyakan masih seputar gramatikal saja. Pengembangan materi BIPA berba-
sis interkultural yang akan dikembangkan oleh peneliti dalam penelitian ini diha-
rapkan dapat menjadi salah satu solusi dalam mengatasi kekurangan bahan pengaja-
ran BIPA. Pengembangan materi BIPA berbasis interkultural ini juga dimaksudkan
agar pembelajar asing dapat lebih memahami budayanya sendiri bersama dengan bu-
daya yang sedang dipelajarinya (budaya-budaya yang ada di Indonesia).
Pengenalan huruf, kata, dan kalimat-kalimat sederhana dapat dilakukan mela-
lui empat keterampilan berbahasa, yakni: menyimak, berbicara, membaca, dan menu-
lis. Karena membaca merupakan bagian dari pengajaran Bahasa Indonesia (Tarigan,
Djago & Tarigan, H.G,1987 : 136), materi BIPA berbasis interkultural yang akan di-
kembangkan dalam penelitian ini adalah materi membaca. Materi membaca berbasis
interkultural ini akan diperuntukkan kepada pembelajar asing level beginner (tingkat
pemula). Oleh karena itu, penyusunan materi membaca akan disusun dalam bentuk
percakapan dan teks monolog yang sederhana. Percakapan yang sederhana ini meru-
pakan rangkaian kata yang dapat menjadi awal pengenalan bahasa Indonesia bagi pe-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
3
nutur asing level beginner. Selain itu, pembelajar asing juga dapat lebih mudah me-
mahami konteks budaya yang tersaji secara implisit dalam materi.
Untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran berdasarkan aspek keterampilan
membaca, ketiga keterampilan berbahasa lainnya tidak dapat dikesampingkan. Me-
nyimak, berbicara, dan menulis memiliki hubungan yang sangat penting terhadap as-
pek membaca pembelajar. Empat keterampilan berbahasa itu pada dasarnya merupa-
kan satu kesatuan, merupakan catur tunggal (Dawson, [et al] 1963 : 27 via Tari-
gan,1984 : 1). Keterampilan menyimak merupakan dasar atau faktor penting bagi
suksesnya seseorang dalam belajar membaca secara efektif (Tarigan, 1984 : 2). Me-
nemukan ide atau tahu maksud penulis bacaan melalui kegiatan membaca harus dida-
sari oleh kegiatan menyimak bacaan dengan sungguh-sungguh.
Kemampuan berbicara dan kemampuan membaca pembelajar memiliki hu-
bungan yang saling melengkapi. Kemampuan berbicara pembelajar akan semakin
baik bila kemampuan membacanya baik, dan kemampuan membaca pembelajar hen-
daknya selalu diasah melalui kegiatan berdiskusi. Kegiatan berbicara berupa diskusi
tentang kosa kata yang kurang dipahami oleh pembelajar akan membantu pembelajar
untuk semakin mahir membaca.
Kegiatan menulis adalah kegiatan yang dapat mengevaluasi apa yang telah di-
baca oleh pembelajar. Untuk pembelajar level beginner, kegiatan menulis lebih dik-
hususkan dalam menulis kembali isi bacaan, melengkapi, dan menulis apa yang dida-
pat dari bahan bacaan. Keterampilan menulis ini dapat membuat para pembelajar be-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
4
ginner lebih ingat huruf, kosa kata, dan kalimat-kalimat bahasa Indonesia yang seder-
hana dengan waktu yang cukup lama.
1.2 Rumusan Masalah
Peneliti akan memecahkan persoalan-persoalan berikut.
1. Materi membaca seperti apakah yang sesuai dengan pembelajar BIPA level be-
ginner?
2. Bagaimana pengembangan materi membaca untuk pembelajar BIPA level be-
ginner berbasis interkultural?
1.3 Tujuan Penelitian
Pengembangan materi ini bertujuan untuk:
1. mengetahui materi membaca yang sesuai dengan pembelajar BIPA level begin-
ner, dan
2. mengembangkan materi pembelajaran membaca level beginner berbasis inter-
kultural untuk pembelajar BIPA.
1.4 Spesifikasi Produk Yang Diharapkan
Produk yang dihasilkan adalah materi pembelajaran membaca level beginner berbasis
Interkultural untuk pembelajar BIPA. Di dalam meteri pembelajaran membaca terda-
pat enam bagian penting dalam penyusunannnya, yakni: (1) Topik-topik pembelaja-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
5
ran, (2) alokasi waktu, (3) tujuan pembelajaran, (4) kegiatan pembelajaran, (5) lati-
han-latihan, (6) catatan budaya, dan (7) refleksi.
1.5 Pentingnya Pengembangan
1. Produk pengembangan ini digunakan sebagai salah satu contoh pengemban-
gan materi membaca level beginner berbasis Interkultural untuk pembelajar
BIPA.
2. Menyediakan materi membaca level beginner berbasis Interkultural untuk
pembelajar BIPA dengan komponen penting yang mendukung pembelajaran
materi membaca.
3. Produk pengembangan materi membaca ini dapat menciptakan situasi belajar
yang lebih aktif, menyenangkan, dan menarik bagi pembelajar BIPA.
4. Produk pengembangan materi membaca ini diharapkan memberikan motivasi
dan wawasan bagi pengajar BIPA untuk mengembangkan materi-materi ber-
basis Interkultural yang lebih inovatif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
6
1.6 Definisi Istilah
1. Pengembangan adalah suatu proses secara sistematis dan logis untuk mempe-
lajari masalah-masalah agar mendapatkan pemecahan yang teruji validitasnya
dan praktis bisa dilaksanakan (Elly melalui Gafur, 1980 : 21).
2. Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran adalah isi yang diberikan kepada siswa pada saat ber-
langsungnya proses belajar mengajar (Sudjana, 1989 : 67).
3. Keterampilan Membaca
Keterampilan membaca merupakan suatu keterampilan yang kompleks, yang
rumit, yang mencakup atau melibatkan serangkaian keterampilan-
keterampilan yang lebih kecil, yang terdiri dari 3 komponen, yakni: (1) pen-
genalan terhadap aksara serta tanda-tanda baca; (2) korelasi aksara beserta
tanda-tanda baca dengan unsur-unsur linguistik yang formal; dan (3) hubung-
an lebih lanjut dari A dan B dengan makna atau meaning (Tarigan, 1984: 10).
4. Interkultural
Interkultural adalah proses, sebuah aksi antar individu milik kelompok yang
berbeda atau sama dan antara kelompok yang berbeda bertujuan untuk mem-
promosikan fertilisasi silang di semua batas, antara "mayoritas" dan "minori-
tas", "dominan" dan "sub-budaya", lokalitas, kelas, agama, disiplin dan genre,
sebagai sumber budaya, sosial, kewarganegaraan dan ekonomi inovasi
(Intercultural_ Methodolguide_final.pdf).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
7
1.7 Sistematika Penulisan
Skripsi ini terdiri dari lima bab. Bab I adalah pendahuluan. Pendahuluan ini
berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, spesefikasi produk
yang diharapkan,pentingnya pengembangan, dan defenisi istilah.
Bab II adalah kajian pustaka. Kajian pustaka ini berisi tentang kajian teori-
teori terdahulu yang relevan, kajian hasil-hasil penelitian terdahulu yang relevan, dan
desain pengembangan.
Bab III adalah metodologi pengembangan. Metodologi pengembangan ini
berisi tentang model pengembangan, prosedur pengembangan, uji coba produk,
desain uji coba, jenis data, instrumen pengumpulan data, dan teknik analisis data.
Bab IV adalah Hasil Pengembangan. Hasil pengembangan ini
mengungkapkan paparan analisi kebutuhan melalui angket, penjabaran analisis
kebutuhan melalui wawancara, paparan hasil uji coba produk pengembangan yang
pertama dan kedua.
Bab V adalah penutup. Bab ini berisi tentang kajian produk yang telah direvisi
dan saran. Kajian produk yang dihasilkan berisi tentang jawaban atas permasalahan
yang ada di rumusan masalah, dan kelebihan dan kelemahan produk. Saran berisikan
tentang keperluan pemanfaatan produk, keperluan pengembangan lebih lanjut, dan
saran untuk para penulis bahan pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengertian, Fungsi, dan Tujuan Pengajaran BIPA
Para ahli bahasa telah merumuskan pengertian, fungsi, dan tujuan pengajaran
BIPA dalam GBPP. Hal ini menjadi patokan bagi setiap pengajar BIPA untuk
melakukan pengajaran BIPA. Berikut perumusan pengertian, fungsi, dan tujuan
pengajaran BIPA yang ada dalam GBPP.
2.1.1 Pengertian BIPA
BIPA adalah bentuk singkat dari Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing. Seja-
lan dengan itu, pengajaran BIPA berarti pengajaran bahasa Indonesia yang dilakukan
terhadap para penutur asing (GBPP, 2004). Penutur asing merupakan orang-orang
yang bukan warga Negara Indonesia.
2.1.2 Fungsi BIPA
Bahasa Indonesia merupakan materi utama yang diajarkan di dalam kursus-
kursus BIPA ataupun di sekolah-sekolah yang pembelajarnya terdiri atas orang-orang
asing. Dalam kaitan itu, bahasa Indonesia berfungsi sebagai sarana komunikasi dan
sebagai alat untuk memahami berbagai aspek kehidupan dalam masyarakat Indonesia,
baik aspek ilmu pengetahuan, politik, ekonomi, maupun seni budaya Indonesia
(GBPP, 2004).
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
9
2.1.3 Tujuan Pengajaran BIPA
Tujuan pengajaran BIPA adalah agar pembelajar mampu berkomunikasi den-
gan menggunakan bahasa Indonesia secara baik dan benar, baik secara lisan maupun
tertulis, yang meliputi empat keterampilan. Keempat keterampilan yang dimaksud
adalah berbicara, menyimak, membaca, dan menulis. Keterampilan dan kemampuan
tersebut diharapkan dapat dicapai selama empat semester sesuai dengan jenjang kur-
sus yang ditempuh (GBPP, 2004).
2.2 Penyusunan Materi Membaca BIPA Berbasis Interkultural
Materi Pembelajaran BIPA merupakan tugas utama setelah mengadakan anali-
sis kebutuhan pembelajar yang harus dilaksanakan oleh pengajar BIPA. Penyusunan
Materi membaca BIPA selalu berdasarkan analisis kebutuhan yang telah dilakukan
terhadap pembelajar BIPA. Menurut Rombepajung, J.P (1988 : 13-14), penyusun ma-
teri pengajaran umumnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
1. Realistis : dapat digunakan oleh pengajar dan pembelajar serta mudah untuk
mendapatkannya.
2. Relevan : relevan terhadap kemajuan siswa, umur siswa, serta tujuan yang
hendak dicapai.
3. Menarik : bersifat variasi, mengandung hal-hal yang menarik perhatian siswa.
4. Memiliki daya pendorong : memiliki kualitas yang menyebabkan siswa men-
getahui bahwa apa yang dipelajarinya itu bermanfaat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
10
5. Sesuai : adanya kesesuaian antara pendekatan yang digunakan serta dengan si-
kap guru.
Materi yang akan dikembangkan peneliti bersifat realistis karena materi mem-
baca BIPA yang akan dikembangkan oleh peneliti berupa percakapan sederhana yang
sering terjadi dalam percakapan orang-orang Indonesia pada umumnya. Gambaran
budaya Indonesia yang otentik terimplisit dalam tuturan atau percakapan yang terjadi
antara penutur dan mitra tutur.
Materi yang akan dikembangkan ini juga relevan terhadap pembelajar karena
materi disusun berdasarkan tingkat kemampuan pembelajar setelah mengadakan ana-
lisis kebutuhan. Tarigan, Djago & Tarigan, H.G (1987 : 9) mengatakan bahan pela-
jaran harus pula sesuai dengan taraf perkembangan dan kemampuan pembelajar; me-
narik dan merangsang serta berguna bagi pembelajar baik untuk pengembangan pen-
getahuannya maupun untuk keperluan tugasnya di lapangan. Selain melihat kemam-
puan pembelajar, materi yang akan dikembangkan ini juga dilatarbelakangi oleh bu-
daya-budaya Indonesia. Oleh karena itu topik yang disajikan akan sangat bervariasi.
Topik yang bervariasi ini akan dapat membuat para pembelajar beginner dapat terta-
rik untuk membaca teks-teks yang ada.
Daya dorong yang dapat ditimbulkan oleh materi membaca berbasis interkul-
tural ini sangat besar karena pembelajar dapat belajar bahasa Indonesia, sekaligus
menyadari budayanya sendiri lewat pemahaman budaya Indonesia. Materi membaca
berbasis interkultural yang akan dikembangkan oleh peneliti ini juga dapat diajarkan
berdasarkan beberapa metode secara holistik sesuai dengan kemampuan pengajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
11
2.3 Prinsip-Prinsip Pengajaran Membaca
Pengajaran materi ajar Bahasa Indonesia untuk penutur asing berbeda penutur
asli. Penutur asli merupakan orang-orang yang menggunakan bahasa yang diajarkan,
sedangkan penutur asing adalah pembelajar yang belajar bahasa yang bukan baha-
sanya sendiri. Penutur asing memiliki bahasa dan budaya yang lain dari bahasa dan
budaya sasaran yang akan dipelajari.
Setiap pembelajar asing memiliki beragam tujuan untuk mempelajari bahasa
Indonesia.. Ada pembelajar yang bertujuan hanya untuk berwisata, bekerja, studi di
Indonesia, atau sebagai peneliti. Di samping itu, usia pembelajar yang beragam harus
menjadi perhatian dalam pembelajaran BIPA. Pendekatan pembelajaran (learning
approach) yang digunakan pengajar BIPA pada pembelajar asing berusia remaja ten-
tu berbeda dengan yang berusia setengah baya. Perbedaan pendekatan ini pun akan
berimbas pada metode, teknik, dan media yang digunakan.
Tempat kegiatan pembelajaran juga sangat mempengaruhi keberhasilan pen-
gajaran. Jika pembelajaran dilakukan di Indonesia, maka pembelajar asing dapat
langsung mempraktikkan di luar kelas hal-hal yang telah dipelajarinya di dalam kelas.
Pengajar juga dapat menggunakan metode langsung dengan membawa pembelajar
asing ke tempat-tempat penting untuk pembelajaran (pasar, rumah sakit, apotik, dll).
Hal ini tidak mungkin dilakukan di negara asing tempat pembelajar (Muliana, 2009).
Berdasarkan uraian di atas dapat disintesakan bahwa pengajaran BIPA meru-
juk pada kegiatan pengajaran bahasa Indonesia bagi orang asing (yang bukan penutur
bahasa Indonesia) dan memiliki latar belakang bahasa dan usia, profesi, kompetensi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
12
dan tujuan belajar berbeda. Dalam penelitian ini, yang akan dibicarakan adalah hal-
hal yang berkaitan dengan pengajaran membaca tingkat beginner. Sebagaimana pen-
gajaran keterampilan lain, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengem-
bangan materi membaca untuk pembelajar BIPA (Muliana, 2009):
a) tujuan pembelajar BIPA belajar bahasa Indonesia,
b) gradasi kesulitan materi,
c) variasi materi,
d) konteks materi, dan
e) integrasi materi (materi berbahasa, kebahasaan, dan budaya).
Prinsip pertama yang harus menjadi perhatian adalah tujuan pembelajar bela-
jar BIPA. Materi membaca bagi pembelajar asing yang hanya tinggal sementara wak-
tu, berbeda dengan pembelajar asing yang ingin tinggal menetap di Indonesia. Pem-
belajar yang hanya tinggal sementara tidak perlu diajarkan seluruh aspek bahasa In-
donesia yang terjadi dalam konteks masyarakat bahasa Indonesia. Pembelajar asing
yang menetap, perlu diperkenalkan konteks-konteks kebahasaan yang lebih kom-
pleks. Maksudnya, bahasa baku dan non baku perlu diperkenalkan kepada pembelajar
asing yang ingin menetap.
Pembelajar asing yang hanya bertujuan untuk berkomunikasi ketika berwisata
di Indonesia, tentunya tidak membutuhkan materi membaca pemahaman puisi, cer-
pen, atau drama. Yang dibutuhkan mereka adalah membaca petunjuk arah, membaca
menu, membaca artikel tempat-tempat wisata, dan wacana lain yang relevan. Hal ter-
sebut tentu berbeda dengan pembelajar BIPA yang bertujuan akan bekerja di Indone-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
13
sia. Untuk mereka, pengajar harus mempersiapkan wacana yang relevan dengan du-
nia bekerja, misalnya, surat-surat resmi, pengumuman resmi, surat perjanjian kerja,
dan sebagainya.
Prinsip kedua, gradasi kesulitan materi. Tingkat kesulitan materi membaca
untuk pembelajar BIPA level beginner akan berbeda dengan materi untuk level in-
termediate dan advance. Materi membaca yang digunakan untuk setiap level tentu
saja berbeda. Untuk level advance, bacaan-bacaan yang disajikan memiliki kosa kata
yang baku dan non baku yang lebih beragam. Untuk tingkat intermediate, bacaan-
bacaan yang disajikan merupakan kosa kata yang baku dan non baku, tetapi dalam
bentuk kalimat yang sederhana. Pembelajar level beginner disediakan teks yang
memiliki kosa kata dan kalimat-kalimat yang lebih sederhana. Materi membaca untuk
level beginner sebaiknya disajikan dalam bentuk percakapan dan teks monolog yang
sederhana agar pembelajar dapat memahami konteksnya dengan lebih cepat. Perca-
kapan dan teks monolog sederhana yang dimaksud adalah kalimat-kalimat sederhana
yang terdiri dari maksimal lima kata. Untuk tingkat beginner, pengajar harus memili-
ki pemahaman yang lebih mendalam tentang teks agar dalam pembelajaran, pembela-
jar dapat memahami dan menerima konteks yang terdapat dalam teks.
Prinsip ketiga adalah variatif. Materi yang tidak bervariasi akan menimbulkan
kejenuhan. Variasi materi membaca untuk level beginner dapat dilakukan dengan
menyajikan topik-topik tuturan yang sehari-hari terjadi dalam lingkungan masyarakat
bahasa Indonesia. Topik-topik itu pula mengandung berbagai unsur budaya atau ke-
biasaan yang terjadi dalam masyarakat Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
14
Prinsip keempat, konteks materi. Materi yang dikembangkan harus dikaitkan
dengan konteks agar lebih bermakna. Oleh karena itu, dalam pengembangan materi
harus ada tema yang mengikat keseluruhan materi. Tema-tema pun harus disesuaikan
dengan kompetensi pembelajar. Tema harus mulai dari yang konkret ke abstrak.
Pemberian konteks memudahkan pengajar untuk mengintegrasikan berbagai materi.
Konteks yang dimaksud dalam materi membaca berbasis interkultural ini adalah kon-
teks budaya. Berikut ini adalah alternatif tema-tema yang dapat diberikan untuk ting-
kat dasar, menengah, dan mahir. Perhatikan tingkat kekonkretan dan variasi tema ter-
sebut (Muliana, 2009).
Tabel 2.1 Tema-tema Alternatif
Beginner Intermediate Advance
Perkenalan Kesehatan Gaya hidup
Keluarga Jenjang pendidikan Kesenian Indonesia
Kegiatan sehari-hari Kegiatan ekonomi Sains dan Teknologi
Kegemaran Imigrasi Biografi
Transportasi Kegaiatan di kantor Perekonomian
Profesi Bencana alam Politik dan Hukum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
15
Dalam penelitian ini, peneliti akan menyajikan materi membaca berbasis in-
terkultural untuk level beginner dengan topik-topik: perkenalan, keluarga, kegiatan
sehari-hari, berbelanja di pasar tradisional, transpotasi, dan profesi.
Variasi topik di atas, selain membantu pembelajar memahami materi juga da-
pat membantu pembelajar asing memahami realitas kehidupan masyarakat Indonesia.
pembelajar asing yang belajar di Indonesia tentunya akan melakukan kegiatan berke-
nalan, bertetangga, aktivitas di lingkungannya, bepergian dengan alat transportasi di
Indonesia, dan sebagainya. Melalui topik-topik tersebut, pembelajar dapat memahami
apa yang harus diucapkannya jika berkenalan, jika bertemu dengan tetangga, jika
pergi berbelanja, dan sebagainya. Oleh karena itu, berbagai budaya masyarakat Indo-
nesia dalam bergaul atau menjalin relasi pun akan dimasukkan dalam materi-materi
membaca.
Prinsip terakhir yang wajib diperhatikan adalah integrasi materi. Penyajian
materi yang hanya bersifat gramatikal dapat menimbulkan kejenuhan terutama bagi
pembelajar beginner. Oleh karena itu, materi membaca untuk pembelajar asing lebih
variatif agar pembelajar tidak bosan. Menurut Kramsch (2001: 34) mengatakan bah-
wa pedagogi bahasa asing telah menambahkan kesadaran akan kebutuhan pengajaran
bahasa. Konteks yang dimaksud adalah konteks budaya, tempat pembelajar belajar
bahasa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
16
Di samping itu, materi pengajaran yang baik menurut Breen and Candlin ada-
lah materi yang bermanfaat bagi pembelajar. Ciri-ciri materi yang baik mengandung
hal-hal berikut (Muliana, 2009).
a) Sesuai tujuan (instruksional, kurikuler, dst.).
b) Ada tugas yang dikerjakan pembelajar .
c) Memperhatikan minat pembelajar.
d) Memperhatikan pengembangan kegiatan komunikasi.
e) Memperhatikan cara belajar dan konsep siswa tentang bahasa.
f) Mengandung keleluasaan menentukan pilihan.
g) Jelas apa yang telah dan akan dipelajari .
h) Memperhatikan cara penyajian.
i) Menggunakan sumber-sumber belajar lain di dalam kelas.
j) Menggambarkan situasi belajar-mengajar di dalam kelas.
k) Mengandung evaluasi terhadap prosedur dan isi pelajaran.
2.4 Pendekatan Interkultural
Belajar antar budaya adalah daerah penelitian, pengkajian dan penerapan pen-
getahuan tentang budaya yang berbeda, perbedaan dan persamaan mereka
(http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://en.wikipedia.o
rg/wiki/Intercultural_learning, di akses tanggal 23 Februari 2011.). Maksudnya, pem-
belajar diajarkan tentang berbagai latar budaya sasaran (Indonesia) melalui teks-teks
bacaan yang disajikan dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu pengajar harus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Intercultural_learninghttp://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Intercultural_learning
17
17
benar-benar mengetahui latar budaya Indonesia. Pengajaran budaya sasaran diajarkan
secara bertahap dengan memperhatikan latar budaya pembelajar. Pengajar tidak boleh
mengharuskan pembelajar melakukan berbagai kebiasaan yang ada di negara sasaran
tanpa terlebih dahulu memberi pengertian yang jelas kepada pembelajar.
Secara rinci yang lebih besar, keterampilan, nilai, dan sikap yang merupakan
kompetensi antar budaya termasuk (http://translate.google.co.id/ translate?hl=id&
langpair=en|id&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Intercultural_learning, diakses tanggal
23 Februari 2011).
1. Intercultural attitudes (like openness, curiosity, readiness)
Sikap antarbudaya (seperti keterbukaan, kesiapan, rasa ingin tahu,) harus di-
perhatikan dalam penyajian materi bacaan. Suatu kebiasaan negara sasaran ti-
dak dapat dipaksakan kepada pembelajar. Pengajar hanya menyampaikan dan
menjelaskan beberapa budaya negara sasaran kepada pembelajar melalui teks-
teks bacaan yang disajikan.
2. General knowledge (of the theoretical aspects of how social
groups/products/practices work and interact)
Pengetahuan umum (aspek teoritis tentang bagaimana kelompok-kelompok
sosial / produk / praktek kerja dan berinteraksi) tentang negara sasaran harus
disampaikan lewat teks-teks bacaan.
Contoh :
WNI : Rambut kamu bagus sekali.
Orang Amerika : Ouwterus mengapa?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
http://translate.google.co.id/%20translate?hl=id&%20langpair=en|id&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Intercultural_learninghttp://translate.google.co.id/%20translate?hl=id&%20langpair=en|id&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Intercultural_learning
18
18
Kebiasaan memuji ini, bagi orang Indonesia merupakan bentuk sikap yang
akrab, tapi bagi orang Amerika, itu merupakan bentuk sikap yang aneh. Orang
Amerika itu berpikir, kalau rambut saya bagus, urusanmu apa?. Tugas pen-
gajar adalah menjelaskan kebiasaan yang belum diketahui oleh pembelajar
agar pembelajar akhirnya bisa menerima kebiasaan orang Indonesia itu den-
gan baik.
3. Skills of interpreting and relating (a document of another culture to one's own
culture)
Interpretasi dan keterampilan yang berkaitan (dokumen dari budaya lain untuk
budaya sendiri) merupakan kemampuan yang harus dimiliki oleh pengajar da-
lam menyusun dan menyajikan materi. Budaya-budaya dari pembelajar se-
baiknya dipahami secara baik agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam proses
pembelajaran.
4. Skills of discovery and interaction (like the ability to discover information
about another culture and the ability to communicate in real-time interaction)
keterampilan penemuan dan interaksi (seperti kemampuan untuk menemukan
informasi tentang budaya lain dan kemampuan untuk berkomunikasi dalam
interaksi real-time) menjadi isi yang sebaiknya terdapat dalam materi pembe-
lajaran. Teks-teks bacaan disusun dan disajikan untuk membuka wawasan
pembelajar tentang budaya negara sasaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
19
5. Critical cultural awareness (that there are different cultures next to one's
own)
Melalui teks-teks bacaan yang disusun, pembelajar diarahkan untuk dapat
menghormati dan menerima budaya Negara sasaran. Maksudnya, pengajar
memberi pengertian kepada pembelajar untuk tidak menganggap perbedaan
budaya yang ada sebagai pemisah, melainkan sebagai suatu kekayaan yang
harus dimiliki.
2.5 Kompetensi dan Performansi
Dalam second-generation transformational grammar (G-2) istilah kompe-
tensi mengandung makna sebagai berikut: pengetahuan pembicara-pendengar asli
secara tidak sadar, diam-diam, tidak diucapkan, intrinsik/hakiki, implisit, intuitif, dan
tidak terbatas terhadap bahasanya... (Chomsky 1965, 1966, 1968; Palmetier 1972:
25 via Tarigan, 1990: 21-22). Bila hal ini dihubungkan dengan pembelajaran bahasa
Indonesia, pembelajar asli akan jauh lebih memiliki pengetahuan yang cukup untuk
mempelajari bahasa Indonesia daripada penutur asing yang memiliki latar bahasa, dan
budaya yang berbeda.
Performansi adalah teori penggunaan bahasa; penggunaan aktual baha-
sa.(Chomsky, 1965 via Tarigan, 1990: 23). Suatu perbedaan dibuat antara pengeta-
huan seseorang mengenai bahasa (kompetensi) dan bagaimana seseorang mengguna-
kan pengetahuan itu dalam upaya menghasilkan dan memahami kalimat-kalimat (per-
formansi) (Tarigan, 1990: 23). Berkaitan dengan hal itu pengetahuan akan bahasa dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
20
budaya bahasa Indonesia dalam teks-teks bacaan untuk level begginer seharusnya
ditanamkan secara baik dan benar agar dalam praktiknya menjadi baik dan benar.
Materi-materi membaca yang akan dikembangkan oleh peneliti bertujuan un-
tuk mengembangkan kompetensi dan performansi pembelajar karena pembelajar akan
memperoleh pengetahuan tentang struktur tuturan bahasa Indonesia, budaya Indone-
sia, dan mempraktikan bahasa tuturan dalam masyarakat bahasa Indonesia. Hal ini
sejalan dengan pendapat Canale dan Swain (1980: 27-31) via Eva Alcn Soler dan
Maria Pilar Safont Jord (2007 : 60-61) mengusulkan bahwa kompetensi komunikatif
adalah minimal terdiri dari:
1. Grammatical competence includes the knowledge of lexical items and rules of morphology, syntax, sentence grammar semantics, and pho-
nology (Kompetensi gramatikal meliputi pengetahuan unsur leksikal
dan aturan morfologi, sintaksis, semantik kalimat tata bahasa, dan fo-
nologi).
2. Sociolinguistic competence is made up of two different sets of rules: sociocultural and discourse. The former focuses on the extent to which
certain propositions and communicative functions are appropriate
within a given sociocultural context, and the extent to which appropri-
ate attitude and register or style are conveyed by a particular gram-
matical form within a given sociocultural context. Rules of discourse
are concerned with cohesion and coherence of groups of utterances
(Kompetensi sosiolinguistik terdiri dari dua peraturan yang berbeda:
sosial budaya dan wacana. Yang pertama berfokus pada sejauh mana
proposisi tertentu dan fungsi komunikatif sesuai dalam konteks sosial
budaya tertentu, dan sejauh mana sikap yang tepat dan mendaftar atau
gaya yang disampaikan oleh bentuk gramatikal tertentu dalam konteks
sosial budaya tertentu. Aturan wacana berhubungan dengan kohesi dan
koherensi kelompok tuturan).
3. Finally, strategic competence is made up of verbal and nonverbal communication strategies that the speaker may resort to whenbreak-
downs in communication take place due to performance variables or
to insufficient competence. These strategies may relate to grammatical
competence (how to paraphrase, how to simplify, etc.) or to sociolin-
guistic competence (for instance, how to address strangers when un-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
21
sure of their social status) (Akhirnya, kompetensi strategis terdiri dari
strategi komunikasi verbal dan nonverbal bahwa pembicara dapat be-
rusaha ketika kesalahan dalam komunikasi terjadi karena variabel per-
formansi atau kompetensi mencukupi. Strategi ini mungkin berhubun-
gan dengan kompetensi gramatikal (bagaimana parafrase, bagaimana
untuk menyederhanakan, dll) atau untuk kompetensi sosiolinguistik
(misalnya, bagaimana menempatkan orang asing ketika tidak yakin
dengan status sosial mereka)).
2.6 Kajian Hasil-hasil Penelitian Terdahulu Yang Relevan
Penelitian pengembangan ini telah dilakukan oleh banyak orang. Pengemban-
gan materi pembelajaran BIPA merupakan salah satu kajian penelitian pengembangan
yang sangat penting dilakukan oleh para peneliti yang prihatin akan materi pembela-
jaran BIPA. Ada tiga skripsi yang diambil oleh peneliti sebagai hasil-hasil penelitian
terdahulu yang relevan dengan penelitian ini.
Skripsi Kusumawati (2007) berjudul Pengembangan Materi Pembelajaran
Berbicara Bermuatan Pragmatik dalam Bidang Studi Bahasa Indonesia Berdasarkan
Pendekatan Kompetensi untuk Siswa Kelas X, Semester II, SMA Pangudi Luhur 1
Yogyakarta. Penelitian pengembangan yang dilakukan oleh peneliti menghasilkan
produk silabus dan materi pembelajaran berbicara yang bermuatan pragmatik dan
berdasarkan KBK. Hasil pengembangan materi ini dihasilkan setelah malakukan ana-
lisis kebutuhan. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan komunikatif dan stu-
dent active learning.
Skripsi Susilo, Donatus Eko (2005) berjudul Pengembangan Silabus dan Ma-
teri Berbicara Kemampuan Berbahasa Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
Berdasarkan Kurikulum Berbasis Kompetensi untuk Siswa Kelas 1 SMP Stella Duce
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
22
2 Yogyakarta. Skripsi ini mengembangkan materi berbicara berdasarkan KBK dan
analisis kebutuhan. Produk yang dihasilkan adalah silabus dan materi berbicara ke-
mampuan berbahasa mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia berdasarkan KBK
untuk siswa kelas 1 SMP Stella Duce 2 Yogyakarta. Penelitian ini belum diterapkan
dalam kelas.
Skripsi Nurani, Monika Dewi (2009) berjudul Pengembangan Silabus dan
Materi Pembelajaran Keterampilan Menulis dengan Media Audio-Visual untuk Siswa
Kelas VII Semester II SMP Pangudi Luhur Santo Vincentius Seday. Skripsi ini
menggunakan model pengembangan model Jerold Kemp. Analisis kebutuhan dilaku-
kan dengan menggunakan angket. Produk yang dihasilkan dalam penelitian pengem-
bangan ini adalah silabus dan materi pembelajaran keterampilan menulis dengan me-
dia audio-visual untuk kelas VIII dan IX.
2.7 Disain Pengembangan
Disain atau model atau perancangan pengembangan pembelajaran adalah sua-
tu cara yang memuaskan untuk membuat suatu kegiatan dapat berjalan dengan baik,
disertai dengan berbagai langkah antisipati guna memperkecil kesenjangan yang ter-
jadi sehingga kegiatan tersebut mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Uno, 2008:
83). Disain pembelajaran dilakukan agar proses pembelajaran dapat berjalan berda-
sarkan tujuan atau pencapaian pembelajaran yang telah ditentukan. Pengembangan
pembelajaran terdiri dari beragam disain seperti model 4-D, model Kemp, dan model
Dick Carey.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
23
1. Model 4-D (define, design, develop dan desseminate) (Trianto, 2009:190-192)
a. Define (pendefenisian)
Tahap pendefinisian bertujuan untuk menetapkan dan mendefinisikan syarat-
syarat pembelajaran. Tahap ini meliputi lima langkah pokok, yaitu: analisis
ujung depan, analisis siswa, analisis tugas, analisis konsep, dan perumusan tu-
juan pembelajaran.
b. Design (perancangan)
Tahap perancangan ini bertujuan untuk menyiapkan prototipe perangkat pembe-
lajaran. Tahap ini terdiri dari tiga langkah, yaitu: penyusunan tes acuan patokan,
pemilihan media yang sesuai tujuan, dan pemilihan format.
c. Develop (Pengembangan)
Tahap ini bertujuan untuk menghasilkan perangkat pembelajaran yang sudah di-
revisi berdasarkan masukan dari para pakar. Tahap ini meliputi: validasi perang-
kat oleh para pakar diikuti dengan revisi, simulasi, dan uji coba terbatas dengan
siswa yang sesungguhnya.
d. Disseminate (pendiseminasian)
Tahap ini merupakan tahap penggunaan perangkat yang telah dikembangkan pa-
da skala yang lebih luas.
2. Kemp (1994) via Trianto (2009: 179-186) mengatakan bahwa pengembangan
perangkat pembelajaran merupakan suatu lingkaran yang kontinuum. Pengem-
bangan model Kemp ini meliputi identifikasi masalah pembelajaran; analisis
pembelajar: tingkah laku awal pembelajar, karakteristik pembelajar; analisis tu-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
24
gas: analisis struktur isi, analisis konsep, analisis prosedural, analisis pemrosesan
informasi; merumuskan indikator; penyusunan instrumen evaluasi; strategi pem-
belajaran: pemilihan model, pendekatan, dan metode pembelajaran, pemilihan
format; pemilihan media atau sumber pembelajaran; pelayanan pendukung; eva-
luasi formatif; evaluasi sumatif; dan revisi perangkat pembelajaran.
3. Dick & Carey
Secara umum penggunaan disain pembelajaran menurut Dick & Carey (via Uno,
2008: 90), yaitu:
a. Model Dick & Carey terdiri dari 10 langkah,
b. Kesepuluh langkah dalam model Dick & Carey menunjukkan hubungan yang
sangat jelas, dan tidak terputus antara langkah yang satu dengan langkah
lainnya. Dengan kata lain, sistem yang terdapat pada Dick & Carey sangat
ringkas, namun isinya padat dan jelas dari satu urutan ke urutan berikutnya.
c. Langkah awal pada model Dick & Carey adalah mengidentifikasi tujuan pem-
belajaran.
Berdasarkan ketiga hal di atas, model pengembangan model Dick & Carey san-
gatlah cocok untuk mengembangkan suatu materi pembelajaran BIPA. Untuk le-
bih mendalami model ini, berikut akan diurutkan kesepuluh langkah model pen-
gembangan Dick & Carey.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
25
a. Identify instructional goals
Model pengembangan Dick & Carey diawalai dengan menentukan apa tujuan
umum pembelajar berdasarkan analisis kebutuhan yang telah dilakukan (Tri-
anto,2009; Uno, 2008).
b. Conduct instructional analysis
Langkah ini bertujuan untuk menentukan tipe belajar apa yang dibutuhkan
atau yang cocok untuk pembelajar.
c. Identify entry behavior
Setelah menetukan tipe belajar pembelajar, selanjutnya adalah menganalisis
karakteristik atau kebiasaan pembelajar. Identifikasi karakteristik pembelajar
perlu dilakukan untuk mengetahui kualitas perseorangan sehingga dapat di-
jadikan petunjuk dalam mengekspresikan strategi pengelolaan pembelajaran
(Uno, 2008: 93).
d. Write performance goals
Perumusan tujuan-tujuan performansi ini perlu untuk menentukan apa yang
harus dilakukan oleh pembelajar setelah mengikuti pembelajaran. Dick &
Carey (via Uno, 2008: 93) menguraikannya dalam tiga tujuan, yakni: tujuan
harus menguraikan apa yang akan dapat dikerjakan atau diperbuat oleh pem-
belajar, menyebutkan tujuan, memberikan kondisi atau keadaan yang menja-
di isyarat, yang hadir pada waktu pembelajar berbuat, dan menyebutkan kri-
teria yang digunakan untuk menilai unjuk perbuatan pembelajar yang dimak-
sudkan pada tujuan. Patokan-patokan yang dipakai untuk merumuskan tu-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
26
juan-tujuan performansi ini dapat dikonsultasikan dengan para ahli (Soekam-
to, 1993: 47).
e. Develop criterion reverence test
Langkah yang kelima ini bertujuan untuk mengetahui ketercapaian tujuan
yang telah ditentukan.
f. Develop instructional strategi
Langkah keenam ini adalah pengembangan strategi instruksional yang akan
memberikan kegiatan-kegiatan dan pengalaman belajar kepada siswa (Soe-
kamto, 1993: 47). Pengembangan strategi ini dilakukan dengan berbagai tu-
gas yang diberikan kepada pembelajar dalam bentuk pengalaman lapangan
dan non lapangan.
g. Develop instructional material
Langkah yang ketujuh ini merupakan usaha untuk mengembangkan dan me-
nyeleksi bahan berdasarkan strategi pembelajaran (Uno, 2008).
h. Develop formative evaluation
Pengembangan evaluasi formatif ini bertujuan untuk mengumpulkan infor-
masi atau data dalam merevisi pembelajaran.
i. Revise instruction
Berdasarkan informasi atau data yang telah ditemukan dari hasil tes sumatif,
pembelajara direvisi. Perevisian bahan pembelajaran bertujuan untuk me-
nyempurnakan bahan pembelajaran yang sudah disusun dan hal-hal yang
berkaitan dengan pembelajaran seperti teknik atau strategi pembelajaran, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
27
media-media yang digunakan (Uno, 2008: 98; Dick & Carey via Uno, 2008:
99).
j. Develop summative evaluation
Evaluasi sumatif ini diarahkan pada keberhasilan pencapaian tujuan yang te-
lah ditetapkan (Uno, 2008: 99).
Bagan 1
Model Pengembangan Sistem Instruksional dari Dick and Carey (Sanjaya, 2008 : 76)
Write per-
formance
goals 1
2
4
5
6
7
8
Develop for-
mative evalu-
ation
Identify in-
structional goals
Develop
summative
evaluation
Conduct instructional
analysis
Develop in-
structional stra-
tegi
Revise in-
struction
Develop
criterion
reverence
test
Identify
entry beha-
vior
Develop in-
structional ma-
terial
10
3
9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
28
BAB III
METODE PENELITIAN
Dalam bab ini dikemukakan tentang metode penelitian. Hal-hal yang berkai-
tan dengan metode penelitian meliputi: (1) jenis penelitian, (2) model pengembangan,
(3) prosedur pengembangan, (4) penilaian produk dan uji coba produk, (5) desain uji
coba, (6) subjek uji coba, (7) jenis data, (8) instrumen pengumpulan data, (9) analisis
data.
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian pengembangan. Penelitian mengem-
bangkan materi pembelajaran membaca level begginer berbasis interkultural untuk
pembelajar BIPA. Produk yang dihasilkan berupa materi pembelajaran membaca
level beginner berbasis interkultural.
3.2 Model pengembangan
Penelitian pengembangan ini akan menggunakan model pengembangan Walter Dick
dan Lou Carey. Ada sepuluh langkah yang tercakup dalam model ini, yakni sebagai
berikut.
a. Analisis kebutuhan (Assess needs to identify goals) bertujuan untuk menganali-
sis tujuan pembelajar belajar bahasa Indonesia, dan mengetahui identitas pem-
balajar.
28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
29
b. Analisis instruksional (conduct instructional analysis) untuk mengidentifikasi
keahlian khusus, prosedur, learning task yang berperan dalam pencapaian tujuan
instruksional.
c. Analisis pembelajar dan konteks (analyze learner and contexts) bertujuan untuk
mengetahui latar belakang pembelajar. Tahap ketiga ini sangat bermanfaat
untuk menyusun materi membaca yang mengandung unsur-unsur budaya
Indonesia, yang tentunya berbeda dengan latar budaya yang dimiliki oleh pem-
belajar.
d. Merumuskan tujuan-tujuan performatif (write performance objectives) yang
teramati dalam tindak berbahasa pembelajar.
e. Mengembangkan instrumen asesmen (develop assessment instrument) yang
berkaitan dengan pengetahuan dan keterampilan yang terumuskan dalam per-
formance objective.
f. Mengembangkan strategi instruksional (develop instructional strategi) untuk
membantu pembelajar dalam mencapai performance objective.
g. Mengembangkan dan memilih materi-materi instruksional (develop and select
instructional materials).
h. Mendesain dan melakukan evaluasi formatif (design and conduct formative
evaluation of instruction) untuk mengukur perkembangan kompetensi dan per-
formansi yang dicapai oleh pembelajar.
i. Merevisi (revisi instruction) bertujuan untuk memperbaiki materi-materi yang
kurang cocok untuk pembelajar level beginner.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
30
j. Mendesain dan melakukan evaluasi sumatif (design and conduct summative
evaluation).
3.3 Prosedur Penelitian dan Pengembangan
Prosedur penelitian dan pengembangan yang akan dilaksanakan menggunakan
prosedur yang dikemukakan Borg & Gall (1983). Prosedur ini pada dasarnya terdiri
dari dua tujuan, yaitu: (1) mengembangkan produk, dan (2) menguji keefektifan
produk dalam mencapai tujuan. Tujuan pertama disebut sebagai fungsi
pengembangan, sedangkan tujuan kedua disebut fungsi validasi. Prosedur penelitian
dan pengembangan ini terdiri dari sepuluh langkah yaitu:
a. Melakukan penelitian pendahuluan dan mengumpulkan informasi (kajian pustaka,
pengamatan kelas, persiapan laporan tentang pokok persoalan).
b. Melakukan perencanaan (pendefinisian keterampilan, perumusan tujuan,
penentuan urutan pembelajaran, dan ujicoba skala kecil)
c. Mengembangkan bentuk produk awal ( penyiapan materi pembelajaran,
penyusunan buku kerja, dan perancangan instrumen asesmen).
d. Melakukan uji lapangan permulaan. Pada tahap ini, data wawancara, observasi,
dan kuesioner dikumpulkan dan dianalisis.
e. Melakukan revisi terhadap produk utama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
31
f. Melakukan ujicoba lapangan utama. Data kuantitatif mengenai unjuk kerja subjek
dikumpulkan. Hasil dinilai sesuai dengan tujuan kursus.
g. Melakukan revisi terhadap produk operasional.
h. Melakukan uji lapangan operasional.
i. Melakukan revisi terhadap produk akhir.
j. Mendesiminasikan dan mengimplementasikan produk.
Bagan 2 Prosedur Penelitian dan Pengembangan
Subjek Penelitian
Analisis Kebutuhan
Draf Silabus Pembelajaran
Draf Materi Pembelajaran
Uji Coba I
Revisi
Uji Coba II
Kuesioner
Pembelajar
Wawancara
Pengajar
bahasa In-
donesia
Konsultasi
Para Ahli
Revisi
Konsultasi
Para Ahli
Produk Materi Pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
32
3. 4 Uji Coba Produk
Penilaian produk pengembangan dilakukan oleh satu dosen dan dua pengajar
BIPA. Penilaian dilakukan untuk mengetahui tingkat kelayakan produk materi pem-
belajaran yang disusun oleh peneliti. Hasil pengembangan materi berupa materi pem-
belajaran. Draf tersebut dinilai dengan menggunakan kriteria penilaian produk pen-
gembangan yang telah ditentukan.
3. 5 Desain Uji Coba
Uji coba produk akan dilaksanakan oleh peneliti terhadap pembelajar BIPA
level beginner. Jumlah pembelajar tidak ditentukan karena jumlah pembelajar
beginner yang sedang belajar di lembaga dan bersedia menjadi subjek uji coba belum
diketahui oleh peneliti. Materi membaca berbasis interkultural ini akan diuji coba
langsung oleh peneliti apabila diberi kesempatan oleh lembaga. Apabila peneliti tidak
dapat melakukan uji coba penuh, yakni dengan menguji coba langsung kepada para
pembelajar, produk ini akan diuji coba terbatas, yaitu hanya dianalisis oleh para ahli
(orang-orang yang sudah biasa menyusun materi pembelajaran BIPA).
3.6 Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah pembelajar BIPA level beginner yang sedang belajar
di Wisma Bahasa, Yogyakarta. Jumlah pembelajar yang menjadi subjek penelitian
berjumlah lima orang. Kelima orang yang menjadi subjek penelitian itu hanya
sebagai sumber pengumpulan data. Mereka tidak dijadikan sebagai subjek uji coba
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
33
produk karena keterbatasan waktu mereka untuk belajar di wisma bahasa. Subjek
penelitian untuk uji coba produk akan disesuaikan dengan persetujuan dari pihak
Wisma Bahasa.
3.7 Jenis Data
Data dalam penelitian ini adalah data kualitatif. Data kualitatif ini berupa, (1)
informasi tentang kenyataan pembelajaran di kelas beginner dan kemampuan pem-
belajar BIPA dalam menguasai keterampilan membaca yang diperoleh melalui
wawancara pengajar BIPA. (2) Materi membaca yang sesuai dengan kebutuhan dan
minat pembelajar BIPA melalui wawancara dan angket, dan (3) Masukan dari hasil
konsultasi dengan dosen dan pengajar BIPA.
3.8 Instrumen Pengumpulan data
Instrumen pengumpulan data dari penelitian ini berupa observasi di kelas me-
lalui wawancara dan angket dengan pembelajar BIPA dan pengajar BIPA di kelas.
Pengumpulan data dilakukan di Wisma Bahasa.
Observasi pembelajaran di kelas dilakukan melalui wawancara dengan
seorang guru. Guru menjelaskan proses pembelajaran BIPA di Wisma Bahasa berda-
sarkan pertanyaan panduan yang telah disusun oleh peneliti. Pertanyaan-pertanyaan
panduan ini disusun untuk mengetahui materi dan tugas-tugas berbasis interkultural
seperti apa yang cocok untuk pembelajar BIPA tingkat beginner. Berikut pertanyaan-
pertanyaan panduan yang telah disusun oleh peneliti. (Lampiran 4)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
34
Angket disusun dalam tiga bagian. Bagian pertama adalah data diri dan
analisis kebutuhan pembelajar secara umum. Analisis kebutuhan pembelajar scara
umum bertujuan untuk mengetahui identitas pembelajar, bahasa pertama pembelajar,
tujuan pembelajar belajar Bahasa Indonesia, latar belakang pendidikan pembelajar,
dan bahasa yang telah diketahui oleh pembelajar. Hal-hal itu perlu diketahui agar
materi yang disiapkan tidak jauh dari harapan pembelajar. Berikut format analisis ke-
butuhan pembelajar secara umum. (Lampiran 4)
Bagian kedua, adalah object. Pada bagian kedua ini, peneliti menawarkan
beberapa objek yang akan dijadikan sebagai bahan materi pembelajaran kepada pem-
belajar. Objek-objek yang ditawarkan oleh peneliti merupakan hal-hal yang menurut
peneliti sangat penting untuk diketahui oleh pembelajar level beginner. (Lampiran 4)
Untuk mengetahui lebih mendalam kebutuhan pembelajaran tentang objek
yang sangat ingin dipelajari atau diketahui terlebih dahulu, peneliti meminta para
pembelajar yang menjadi objek penelitian untuk menuliskan enam objek dari kedua
belas objek di atas. Objek-objek yang ditawarkan oleh peneliti dan objek-objek
pilihan pembelajar akan menjadi dasar penyusunan materi pembelajaran.
Bagian ketiga adalah methodological preferences. Dalam bagian ketiga ini
peneliti mengajukan beberapa pertanyaan kepada pembelajar yang menjadi objek
penelitian. Pertanyaan-pertanyaan ini berupa informasi tentang model pembelajaran
yang disukai oleh pembelajar, bentuk tugas-tugas yang disukai oleh pembelajar,
kegiatan pembelajaran yang diinginkan, media pembelajaran yang disukai pem-
belajar, teknik pembelajaran, keterampilan berbahasa yang ingin dicapai oleh pem-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
35
belajar, dan penilaian seperti apa yang diharapkan. Berikut format analisis methodo-
logical preference yang disusun oleh peneliti. (Lampiran 4)
3.9 Teknik Analisis Data
Analisis data digunakan untuk mengetahui informasi mengenai kebutuhan dan
minat pembelajar BIPA, serta umpan balik yang diberikan pembelajar BIPA terhadap
produk. Informasi tersebut sangat diperlukan untuk memperoleh gambaran tentang
proses pembelajaran di kelas yang dilakukan oleh pembelajar BIPA. Data yang di-
gunakan dalam analisis data berupa data kuantitatif yang diperoleh dari hasil analisis
kebutuhan pembelajar BIPA akan materi dan umpan balik pembelajar BIPA terhadap
uji coba produk. Hitungan yang digunakan sebagai berikut.
Sementara itu, penilaian produk pengembangan berupa materi membaca level
beginner berbasis interkultural yang dilakukan oleh satu dosen pengembangan materi
pembelajaran bahasa Indonesia dan dua pengajar di Wisma Bahasa Yogyakarta di-
nilai dengan kriteria penilaian berikut.
Jumlah kebutuhan siswa
------------------------------------- X 100%
Jumlah seluruh siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
36
Tabel 3.1 Kriteria Penilaian Produk Pengembangan
Interval Persentase
Tingkat Pencapaian
Nilai Kualifikasi
90% - 100% 5 Baik sekali
80% - 89% 4 Baik
65% - 79% 3 Cukup baik
55% - 64% 2 Kurang baik
0 % - 54% 1 Sangat kurang
Setelah mendapatkan persentase skor penilaian, dicari interval persentase
yang sesuai untuk menentukan nilai akhir atau pada skala lima. Nilai akhir yang
diperoleh oleh peneliti akan dijadikan sebagai alasan direvisi atau tidak direvisi
materi yang telah disusun. Berikut kriteria yang digunakan untuk mengetahui
komponen-komponen dalam materi membaca level beginner berbasis interkultural
direvisi atau tidak.
Tabel 3.2 Kriteria Revisi Komponen Materi Pembelajaran
Interval Persentase
Tingkat Pencapaian
Nilai Keterangan
90% - 100% 5 Baik sekali. Tidak perlu dilakukan revisi.
80% - 89% 4 Baik. Tidak perlu dilakukan revisi.
65% - 79% 3 Cukup baik. Komponen yang mendapat nilai
ini harus dipertimbangkan untuk dilakukan re-
visi. Pertimbangan didasarkan pada beberapa
hal, yaitu (1) penilaian produk pengembangan
oleh dosen dan pengajar di Wisma Bahasa Yo-
gyakarta terhadap uji coba, dan (3) umpan ba-
lik pembelajar asing.
55% - 64% 2 Kurang baik. Komponen yang mendapat nilai
ini perlu dilakukan revisi.
0 % - 54% 1 Sangat kurang. Komponen yang mendapat ni-
lai sangat perlu diadakan revisi dan dilakukan
pengkajian ulang produk.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
37
BAB IV
HASIL PENGEMBANGAN
Dalam bab IV ini, peneliti akan memaparkan data analisis kebutuhan yang di-
peroleh melalui angket dan wawancara. Angket diberikan kepada lima orang pembe-
lajar asing yang sedang belajar di Wisma Bahasa. Pemberian angket ini dimaksudkan
untuk menganalisis identitas pembelajar, topik-topik materi berbasis interkultural
yang ingin dipelajari pembelajar, dan metode pembelajaran yang dikehendaki (ini
berhubungan dengan tugas-tugas yang akan dilakukan pembelajar). Sedangkan anali-
sis kebutuhan melalui wawancara ditujukan kepada guru BIPA yang sedang mengajar
di Wisma Bahasa. Wawancara ini bertujuan untuk mengetahui pendekatan, teknik,
dan metode pembelajaran yang digunakan di Wisma Bahasa, materi-materi seperti
apa yang telah disusun oleh pihak Wisma Bahasa, pengalaman guru dalam memberi-
kan tugas kepada pembelajar, dan berbagai bentuk pemahaman budaya yang biasa
dilakukan oleh guru dalam kelas. Informasi itu semua berguna sebagai landasan pene-
liti dalam menyusun materi-materi pembelajaran berbasis interkultural.
4.1 Paparan Analisis Kebutuhan Melalui Angket
Angket diberikan kepada lima orang pembelajar asing yang sedang belajar di
Wisma Bahasa. Angket ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang identitas
pembelajar, berbagai topik pembelajaran yang diminati, dan bentuk-bentuk penuga-
37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
38
san serta proses pembelajaran yang dinginkan oleh pembelajaran. Berikut data identi-
tas kelima pembelajar yang menerima angket (dilampirkan).
Data analisis kebutuhan selanjutnya adalah analisis kontak bahasa. Analisi
kontak bahasa ini berisi tentang topik-topik materi pembelajaran berbasis interkultur-
al yang menurut peneliti sangat penting untuk dipelajari oleh pembelajar BIPA level
beginner dan topik-topik yang menjadi pilihan yang menurut pembelajar merupakan
topik-topik yang utama dipelajari di level beginner. Berikut hasil analisis kontak ba-
hasa dari kelima pembelajar asing di Wisma Bahasa.
Tabel 4.1 Hasil Analisis Kontak Bahasa
Num. Topics Very Useful Useful Not Useful
A B C D E A B C D E A B C D E
1. Greetings
2. Introduce yourself
3. Family
4. Transportation
5. Find new place in the city
6. Shopping in traditional mar-ket
7. Breakfast, lunch, and dinner
8. Telephone
9. Daily activity
10. Talk to your boss
11. Talk to neighbors
12. Borrow something
Ket:
A: Gabriella Kristoffersen
B: Candice
C: Alice
D: Dennis Malone
E: Debra
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
39
Berdasarkan data di atas, peneliti menyimpulkan sebagai berikut.
Tabel 4.2 Persentase Analisis Kontak Bahasa
Num. Topics Very
Useful
Useful
Not Use-
ful
1. Greetings 100% - -
2. Introduce your self 100% - -
3. Family 100% - -
4. Transportation 80% 20% -
5. Find new place in the city 80% 20% -
6. Shopping in traditional market 100% - -
7. Breakfast, lunch, and dinner 100% - -
8. Telephone 80% 20% -
9. Daily activity 100% - -
10. Talk to your boss 100% - -
11. Talk to neighbors 100% - -
12. Borrow something 40% 60% -
Data selanjutnya adalah topik-topik pilihan yang ingin dipelajari oleh pembe-
lajar. Topik- topik ini merupkan topik-topik yang menurut pembelajar perlu dipelajari
terlebih dahulu dalam proses pembelajaran BIPA level beginner.
Tabel 4.3 Topik-topik Pilihan
Pem-
belajar Topik-topik pilihan
A Greetings Introduce myself
Breakfast,
lunch, and
dinner
Shopping Talk to my boss
Talk to
my neigh-
bors B Greetings Introduce
yourself Find new
place in the
city
Talk to
neighbors Talk to
boss Transpor-
tation
C Greetings Introducing Shopping Transport Daily ac-tivity
Talking to
boss D Work place
communication Questions
and answer Technical
terminology
E Greetings Introduce Talk to boss Daily ac-tivity
Breakfast,
lunch, and
dinner
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
40
Berdasarkan data-data yang telah disajikan di atas, peneliti menyimpulkan
bahwa topik-topik yang ditawarkan sangat diminati oleh para pembelajar. Hal ini ter-
bukti dari presentase kebergunaan topik-topik yang tinggi. Peneliti memahami bahwa
pembelajar sangat mengharapkan agar topik-topik di atas dapat diajarkan dalam
proses pembelajaran karena sangat penting untuk digunakan dalam kehidupan sehari-
hari pembelajar. Berikut peneliti memaparkan susunan topik materi pembelajaran dan
alasan-alasannya.
a. Salam dan Sapa
Topik Salam dan Sapa menjadi tahap pertama yang harus dipelajari
oleh pembelajar karena berdasarkan angket, pertama, semua pembelajar me-
milih topik ini diajarkan dalam proses pembelajaran. Kedua, menurut peneliti
topik ini akan sangat bermanfaat bagi pembelajar karena akan sering diguna-
kan dalam kehidupan sehari-hari, baik di tempat kerja maupun di lingkungan
masyarakat bahasa pembelajar. Dan alasan yang ketiga, menurut topik ini me-
rupakan topik yang paling mudah.
Berdasarkan kegunaannya dalam komunikasi, topik Salam dan Sapa
ini akan disajikan dalam dua situasi, yakni situasi formal dan tidak formal.
Pembelajar-an topik salam dalam situasi formal dan tidak formal ini bertu-
juan untuk membelajarkan pembelajar tentang kebiasaan orang-orang Indone-
sia dalam menyampaikan dan menanggapi salam dalam situasi formal dan ti-
dak formal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
41
Dalam topik Salam dan Sapa ini juga akan menyajikan pembelajaran
sapaan yang biasa terjadi dalam lingkungan masyarakat pada umumnya.
Pembelajaran sapaan dimasukkan dalam topik ini karena ucapan salam dapat
menjadi sapaan bagi yang ditemui, begitu juga sebaliknya.
b. Perkenalan
Topik Perkenalan berada diurutan yang kedua karena kebanyakan
pembelajar memilih topik ini untuk diajarkan dalam proses pem-belajar. Pene-
leti juga mempertimbangkan bahwa topik ini adalah topik yang mudah untuk
dipahami oleh pembelajar dan akan sering digunakan dalam komunikasi seha-
ri-hari.
Topik ini akan dibelajarkan dengan situasi yang berbeda, yakni situasi
formal dan tidak formal. Pembelajaran topik ini dengan situasi yang formal
bertujuan untuk membelajarkan pembelajar bagaimana kebiasaan orang-orang
Indonesia memperkenalkan diri dalam situasi yang formal, seperti saat rapat,
saat seminar, dan berbagai kegiatan formal lainnya. Pembelajaran dengan
situasi yang tidak formal bertujuan untuk membelajarkan pembelajar bagai-
mana kebiasaan orang-orang Indonesia memperkenalkan diri dalam situasi
yang tidak formal, seperti berkenalan di jalan, berkenalan dengan orang yang
baru, dan situasi tidak formal lainnya.
Selain itu, pembelajar juga akan belajar membaca huruf-huruf dalam
bahasa Indonesia. Diharapkan, melalui topik ini, pembelajar dapat lebih cepat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
42
melafalkan huruf-huruf dalam bahasa Indonesia dengan benar. Pembelajaran
huruf-huruf ini akan disajikan juga dalam bentuk percakapan.
c. Makan
Dalam topik yang ketiga ini, pembelajaran akan diajarkan kebiasaan
makan, dan jenis-jenis makanan di Indonesia. Oleh karena itu dalam topik ini,
peneliti akan memasukan berbagai kebiasaan orang-orang Indonesia dalam sa-
rapan, makan siang, dan makan malam. Kebiasaan-kebiasaan itu akan di-
gambarkan dalam percakapan yang akan disajikan oleh peneliti dan men-
jelaskan dalam catatan budaya tentang kebiasaan-kebiasaan beberapa suku
yang ada di Indonesia tentang sarapan, makan siang, dan makan malam yang
diketahui oleh peneliti. Selain itu, kata-kata sifat yang berkaitan dengan rasa
makanan dan kalimat dalam bahasa Indonesia akan disajikan dalam topik ini.
d. Arah dan Transportasi
Topik Arah dan Transportasi merupakan materi pembelajaran yang
selanjutnya karena berdasarkan hasil analisis kebutuhan, sebagian besar pem-
belajar membutuhkannya. Arah dan Transportasi akan menjadi bagian yang
tidak dapat dipisahkan dari hidup pembelajar. Pembelajar yang berada di In-
donesia dengan berbagai alasan akan sangat membutuhkan transportasi dalam
melakukan kegiatannya sehari-hari.
Dalam topik yang keempat ini, pembelajar akan dibelajarkan tentang
bagaimana menanyakan tranportasi yang dibutuhkan, menanyakan arah, dan
sikap ketika bertanya. Sejumlah kebiasaan orang-orang Indonesia pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
43
umumnya yang berkaitan dengan transportasi akan disajikan dalam topik yang
keempat ini. Selain itu, pembelajaran angka dalam bahasa Indonesia akan di-
sajikan dalam topik ini.
e. Berbelanja di Pasar Tradisional
Kegiatan berbelanja merupakan hal yang sangat dibutuhkan oleh pem-
belajar selama berada di Indonesia. Hal ini terbukti dalam hasil analisis kebu-
tuhan, sebagian pembelajar membutuhkan topik yang kelima ini. Oleh karena
itu, dalam topik ini, pembelajar akan dibelajarkan tentang berbagai teknik
berbelanja yang biasa dilakukan orang-orang Indonesia pada umumnya.
Berbelanja di pasar tradisional akan menjadi fokus dalam topik ini.
Alasannya, sejumlah interaksi sosial akan terjadi di pasar tradisional. Dalam
materi yang akan disajikan, pembelajar akan diajarkan bagaimana cara tawar-
menawar harga dan bagaimana sikap orang-orang Indonesia dalam berbelanja
pada umumnya. Selain itu, pembelajaran kata tunjuk ini dan itu akan dis-
ajikan dalam topik ini.
Berdasarkan penjelasan topik-topik di atas, peneliti mengharapkan agar para
pembelajar tidak hanya mampu berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia, tetapi juga
mampu memahami sejumlah kebiasaan orang-orang Indonesia dalam berkomunikasi.
Sejumlah kebiasaan orang-orang Indonesia dalam berkomunikasi akan dijelaskan da-
lam catatan budaya sesuai dengan topik yang sedang dipelajari. Pembelajaran
abjad, angka, dan sejumlah tata bahasa yang menurut peneliti perlu diketahui oleh
pembelajar akan disajikan dalam materi secara terintegrasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
44
4.2 Penjabaran Analisis Kebutuhan Melalui Wawancara
Wawancara dilakukan terhadap Ibu Poppy, guru BIPA di Wisma Bahasa. Pe-
milihan narasumber dipilihkan oleh Bapak Agung Siswanto, manajer pengajaran
Wisma Bahasa. Ibu Poppy dipilih sebagai narasumber karena sudah dua tahun meng-
ajar dan menurut Pak Agung, dia sudah mengetahui banyak hal tentang proses pem-
belajaran yang ada di Wisma Bahasa.
Analisis kebutuhan melalui wawancara ini bertujuan untuk mengetahui pen-
dekatan, metode pembelajaran membaca, teknik pembelajaran membaca, media-
media pembelajaran membaca, proses pembelajaran Bahasa Indonesia dalam aspek
membaca, dan berbagai pengalaman lapangan guru-guru BIPA di Wisma Bahasa
yang diwakili oleh Ibu Poppy. Analisis kebutuhan melalui wawancara ini juga ber-
tujuan untuk membantu peneliti dalam menentukan model-model penugasan, teknik
pembelajaran, dan media-media yang menurut peneliti dapat membantu para pem-
belajar dalam mempelajari topik-topik yang dipelajari. Berikut tabel hasil wawancara
yang telah dilakukan oleh peneliti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
45
Tabel 4.4 Hasil Wawancara
No. Pertanyaan Jawaban
1 Pendekatan pembe-
lajaran