KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUE>AYAAN ~ UNIVE~SITAS ~EGERI Mt,\W\NG
lEMBAGA PENELITIAN
~~v k.l'·! .t. r.,. N' I I
PIAG~ PENGHAR6AAN Nemer: 161/UN32.10/LT/2012
Ketua Lembaga Penelitian Universitas Negeri Malang dengan ini
menyampaikan penghargaan kepada:
Nama Ora. Suparti, MP
NIP 195506291,983032001
Jabatan f)osen FE Universitas Negeri Malang
Sebagai : Anggota
/
HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN AKBIR BIBAH PENELITI.AN STRATEGIS NA8IONAL
1. Judul Penelitian
2. Nama Ketua a.Peneliti b. NIP c. Jabatan F~ d. Jabatan Struktura1 e. Bidaog Keahlian £ FakuItasIJurusan g. P'erguruan Tinggi i. Tim Peoeliti
: PeqeBIbupa MocW PRibiay... do PeBlbi.... Kea••p_ Usalla Keel oIeIa LemINlp Keu•• 170..... di Saltn-Seatra IIIdIlltri Keeil di Jaw. rmar.
: Ely Siswanto, S.Sos#~M
: 19750426 200501 1 001 : Lektor : PenatallIIc : Manajemen Produksi : EkoaomiI Manajemen : Universitas Negeri malang
FakultaslJurusan Ekooom' en Ekooomi/ Akuntansi
3. Pendanaan danjangka waktu penelitian a. Jangka waktu penelitian : 2 taboo b. Biaya penelitian : Rp lOCU)OO.OO(M)O (tahap I)
MaJang, Nopember 2009 Mengetahui, Dekan Fakultas Ekonomi KetuaPlit4
,~~ Dr. Ery Tri Dj ·0 R.WW, M.Ed Ely Siswanto, S.Sos.,MM NIP: 1961061 198601 1001 NIP: 19750426 200501 1 001
SUMMARY
, Jedul : Pengemhangan Model Pembiayaan dan Pembinaan Keuangan Usaha Keeil
oleh Lembaga Keuangan Formal di Sentra-Sentra Industri Kecil di Jawa Timur.
Penelitian ini mencoba mengembangkan model penyaluran kredit (pembiayaan) dan pembinaan keuangan usaha kecil di sentra-sentra industri kecil yang ada di Jawa Timur yang dilakukan oleh lembaga-Iembaga keuangan fonnaJ. Dengan adanya gambaran yang jelas mengenai model-model penyaluran kredit dan pembinaan baik yang efektif maupun yang tidak efektif oleh lembaga-Iembaga yang berbeda, dapat dilakukan kombinasi tertentu guna menemukan fonnula terbaik dalam melakukan penyaluran kredit dan pembinaan keuangan usaha kecil tersebut.
Penelitian ini dirancang dalam dua tahap $ebagai berikut : 1) Tahap pertama (tahun 2009) merupakan tahap pengembangan dan uji terbatas model pembiayaan dan pembinaan keuangan (untuk memperoleh model yang paling efektif); 2) Tahap kedua (tahun 20] 0) merupakan tahap penerapan model dan melakukan evaluasi serta perbaikan
, untuk menyempumakan model penyaluran kredit dan pembinaan keuangan t~rsebut oleh . lembaga keuangan fonnal pada sentra-sentra industri keci!.
Industri keci] di Indonesia dikembangkan dalam sentra-sentra industri kecil yang salah satunya bertujuan mempennudah ;'embinaan . Penelitian ini dilakukan di Sentrasentra industri kecil di Jawa Timur yang meliplJti Sentra Industri Mebel Kayu Pasuruan. Sentra Industri Tempe di Malang, Sentra Industri Kerajinan Perak di Lumajang serta Sentra Industri Sandai O&Jl SepatlJ di Mojok~rto.
Dengan metode prosentase dengan narasi bennakna diperoleh gambaran bahwa periu adanya model pembiayaan dan pembinaan keuangan yang terpadu dengan pengembangan non keuangan seperti pemasaran, teknologi, manajemen dan sebagainya. Dengan melakukan eksploarasi lebih lanjut diperoleh bahwa telah ada model pembiayaan dan pembinaan keuangan dalam sentra yang disebut dengan Model MAP.
Dengan melakukan observasi dana wawancara ~ebih lanjut diperoleh adanya beberapa kelemahan dari sisi pelaksanaan program ini. Dari berbagai kelemahan yang ada direkomendasikan adanya suatu model pelengkap model yang sudah ada yaitu model pengukuran kinerja pihak-pihak terkait dalam MAP ini. Hal'apannya dcngan penerap&n
.model penilaian kinerja pihak terkait, dalam jangka panjang akan bennanfaat dalam penentuan pihak-pihak yang benar-benar profesional dan layak untuk melaksanakan program tersehut.
Kala Kunci : Model Pembiayaan dan Pembinaan Keuangan, Usaha Kecil, Sentra lndustri Kecil
11
SUMMARY
Theme: Development of Financing anf Financial Supervisory Model by Formal Financial Institutions in Centers of Small Medium Entrprise in East Java
This research tried to develop financing and financial supervisory for small and medium enterprises scattered in centers of SMEs in East Java. The good description in financing and financial supervisory models would be the basic for determining the best formulation in financing and financial supervisory programs.
This studi would be held in two stage : I) the first stage is developing and evaluating the early model to gain the efective model; 2) the second stage is implementing, evaluating and improvement of the model.
Small and medium enterprises (SMEs)in Indonesia are developed in centers of small and medium enterprises (sentra UMKM) to supervisory efectively. The centers of SMEs in this research involved Sentra lndustri Mebel Kayu Pasuruan, Sentra Industri Tempe Malang, Sentra Industri Kerajinan Perak Lumajang and Sentra Industri Sandal Sepatu Mojokerto.
The result of this research indicating the need for financing and financial supervisory which accommodate non financial development such as marketing, technology, and management. Furthermore, exploratory for this research indicated that there are financing and financial supervisory established in the centers known as MAP model.
Observation and interview in this research resulted indication the weakness of the model. Based on the weakness, we recom::tend to develop a more silm model and measurement modei for ~sessed ihe performance of parties acommpanied to this program, so in long run would be professional and viable.
Keyword : Financing and Financial Supervisory Model, Small and Medium Business Enterprise, The Centers ofSME
DAFfARISI
HALAMAN PENGESAHAN ~ .
SUMMARy . 11
PRAKATA . III
DAFTAR ISI. . IV
DAFTAR TABEL . V
DAFTAR GAMBAR .. VI
DAFTAR LAMPIRAN .
BAB j PENDAHULUAN A Latar Belakang . )
B Tujuan Khusus . 2 C Urgensi Penelitian . 3
. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A Lembaga Keuangan Bank " . . . . . . . . . . . . . 4 I3 Lembaga Keuangan Non Bank.............. 5 C Lembaga Keuangan Mikro........ 6 D Konsep Dasar Usaha Kecil..................................................... 9 E Konsep Sentra UKM I I F Strategi Pemberdayaan Usaha Kedl 12
BAB III METODE PENELITIAN ., A Rancangan Penelitian '" 15 B Lokasi Penelitian.......................................................... IS C Instrurnen Penelitian........................................................................... 16 D Teknik Pengumpu1an Data................................................................. 16 E Teknik Analisis Data........................................................................... 16
A Sentra UMKM di Jawa Timur . BAB IV BASIL DAN PEMBAHASAN
17
D Permasalahan UMKM Khusus Berkaitan dengan Pengelolaan
B Profil Pengusaha Sentra Industri Keeil Sampel .. 21 C Permasalahan Pengusaha di Sentra UMKM yang Bersifat Umum . 28
Keuangan . 32 E PennasaJahan UMKM Khusus Berkaitan dengan
Pembiayaan/Pendanaan Usaha . 38
iv
K L
F Opini Pengusaha di Sentra UMKM atas Permodalan, Pembiayaan dan Pembinaan Keuangan Lembaga Keuangan Formal..................... 41
G Pembahasan Mengenai Permasalahan Pengusaha dan Model Pembiayaan dan Pembinaan Keuangan Sentra UMKM 54
H Oeberapa Kebijakan dan Program Pembiayaan Usaha Kecil dan Menengah oleh Lembaga Keuangan Formal...................................... 55 Program P2LK-MAP (Pcrkualan Permodalan dan Lcmhaga
Implementasi Program MAP di Wilayah-wilayah yang Menjadi Keuangannya - Modal Awal dan Padanan) 57
Objek Penelitian 80 Evaluasi Seputar Pelaksanaan Program MAP 82 Rekomendasi 87
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 88
DAFTAR PUSTAKA 89
LAMPIRAN 90
v
BABI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakaog
Lembaga keuangan memiliki fungsi utama dalam intermediasi keuangan yakni
menyalurkan dana dari pihak yang memiliki kelebihan likuiditas (unit surplus)kepada
pihak yang kekurangan Iikuiditas (unit dejisit) dalam rangka meningkatkan pertumbuhan
ekonomi. Fungsi intermediasi yang diemban oleh lembaga keuangan terhadap industri
kecil adalah pembiayaan dan sekalig-us melakukan pembinaan manajemen baik dari sisi
keuangan maupun non keuangan seperti produksi, pemasaran dan sebagainya.
Usaha keeil merupakan tulang punggung perekonomian masyarakat Indonesia.
IkIim investasi yang menguntungkan, lingkungan bisnis yang kondusif serta kemudahan
akses keuangan merupakan faktor utarna yang dapat mengembangkan aktivitas usaha
keci!. Krisis ekonomi yang memporak-porandakan perekonomian nasional tahun 1997
yang lalu membangkitkan kesadaran pentingnya peran Usaha Keeil dan Menengah
(UKM~. sebagai tulang punggung perekonomian Indonesia.
Berdasarkan kriteria BPS, jumlah usaha yang ada di Indonesia tahun 2007
sebanyak 49.845.016 dan 99,99 persen di antaranya atau 49.840.489 mer\lpakan usaha
mBcro, kecil dan menengah. Sementara itu, perkembangan nilai investasi usaha kecil
menengah meneapai 195.048.761 juta di tahun 2007, meningkat 7,31% dibandingkan
dengan tahun 2006 yang mencapai 781.766.970 juta. Jumlah penyerapan tenaga kerja
oleh industri keeil dan menengah sebesar 91.752.318 orang atau 97,33% dari total
penyerapan tenaga kerja yang ada, meningkat 2,42% dibandingkan dengan tahun 2006
sebesar 89.547.762 orang.
Pengembangan UMKM saat ini dan mendatang menghadapi berbagai hambatan
dan tantangan dalam menghadapi persaingan dunia usaha yang semakin ketal. Namun
demikian dengan berbagai keterbatasan yang ada, UMKM masih diharapkan mampu
menjadi andalan perekonomian Indonesia.
Alas dasar potensi dan karakteristik tersebut, maka pemberdayaan usaha mikro,
.keeiJ dan menengah diniJai masih strategis dan sangat penting dalam mendukung
perekonomian nasional. Peran strategis tersebut antara lain (Sutrisno dan Lestari, 2004) :
a. Dengan jumlah yang sangat banyak usaha kecil berpotensi menciptakan lapangan
kerja yang luas bagi masyarakat
b. Kontribusi terhadap PDB menurut harga berlaku sebesar 63, I I %
c. Usaha keeil merupakan pelaku .ekonomi utama yang berinteraksi langsung dengan
konsumen
d. Mempunyai implikasi langsung untuk meredarn persoalan-persoalan --yang
berdimensi sosial politik, terbukti pada waktu krisis usaha kecil menengah
memegang peran kunci dalam kegiatan produksi dan distribusi.
Dalam praktiknya, masih terdapat banyak pennasalahan seputar efektivitas penyaluran
kredit/pembiayaan dan pembinaan oleh lembaga keuangan fonnal terhadap
pengembangan usaha keeil baik dari sisi pengusaha kecilnya, lembaga keuangannya,
maupun model pembiayaan dan pembinaannya. Kelemahan utama yang dimillki usaha
keeil cukup beragam mulai dari sisi pemasaran, produksi, maupun pennodalan. Khusus
kelemahan yang berhubungan dengan pennodalan, kelemahan yang paling menonjol
yang dimiliki sebagian besar usaha keeiJ adalah pengelolaar. dana dan alokasi modal.
(Yunus,2oo7). ~,
B. Tuju3n Kbusus
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan dan mengimplementasikan
model penyaluran kredit (pembiayaan) dan pembinaan keuangan usaha keeil oleh
Jembaga-Iembaga keuangan fonnal pada sentra-sentra industri kecil di Jawa Timur.
Pada tahap pertama (tahun 2009) penelitian ini bertujuan " !.Jntuk melakukan
pengembangan model pembiayaan dan pembinaan keuangan sentra-sentra industri kecil
oleh lembaga keuangan fonnal dengan tahapan sebagai berikut :
a. Mendeskripsikan model awal pembiayaan dan pembinaan keuangan yang telah
dilakukan oleh lembaga-lembaga keuangan fonnal
b. Mengidentifikasi keunggulan dan kelemahan model awal pembiayaan dan
pembinaan keuangan oleh lembaga keuangan fonnal
c. Memberikan rekomendasi tentang restrukturisasi model baru berdasark.an
kelemahan yang ada pada model awal
2
a. Mengidentifikasi lebih lanjut keunggulan dan kelemahan model pembiayaan
dan pembinaan keuangan ol~h lembaga keuangan fonnal dalam sekup yang
lebih luas tetapi dalam fokus ·yang lebih dalam.
b. Merancang suatu model tambahan dalam rangka mengefektitkan kineIja
model awal
c. Menguji penerapan model tambahan dalam wilayah yang terbatas
C Urgensi PeneJitisn
Penelitian ini penting dalam rangka pengembangan usaha kecil khususnya yang
berada di sentra-sentra industri kecil. Jika industri kecil berkembang dengan baik
diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, mengurangi pengangguran
dan membuka lapangan kerja baru serta menurunkan angka kemiskinan.
Perkembangan industri keeil sangat terganttong pada iklim usaha yang baik, akses
permodalan yang mudah serta pengelolaan usaha yang profesional. Untuk mewujudkan
hal itu perlu adanya niat baik dari semua pihak baik pemerintah maupun swasta untuk
melakukan pembinaan secara berkesinambungan, tepat sasaran dan tepat metode. Untuk
itu perlu adanya evaluasi dan pembenahan model-model pembinaan khususnya dalam
IISpek keuangan dan pennodaIan, karena kelemahan utama disamping masalah sulitnya
permodalan, lebih dan itu adalah lemahnya pengelolaan modal secara efekti f.
Dntuk melakukan pengelolaan modal secara efektif inilah perlu adanya pendampingan
dan pembinaan agar usaha kecil mampu beroperasi secara profesional.
3