Sanitasi.Net
Bangunan Pengolahan Air Limbah
Kombinasi
Modul D:
Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah
Pelatihan Perencanaan Teknis
Sistem Pengelolaan Limbah Terpusat (SPAL-T)
Juli, 2015
Rentek-D9
Sanitasi.Net
Pokok Bahasan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah
• Modul Rentek-04:
Sistem Pengolahan Air Limbah secara Fisik
• Modul Rentek-05:
Sistem Pengolahan Air Limbah secara Kimia
• Modul Rentek-06:
Sistem Pengolahan Air Limbah secara Biologi
• Modul Rentek-07:
Bangunan Pengolahan Air Limbah secara Aerobik
• Modul Rentek-08:
Bangunan Pengolahan Air Limbah secara Anaerobik
• Modul Rentek-09:
Bangunan Pengolahan Air Limbah Kombinasi
• Modul Rentek-10:
Bangunan Pengolahan Air Limbah Gabungan
Sanitasi.Net
Kolam Stabilisasi
• Pengolahan sistem ini menggunakan teknologi paling
sederhana yaitu proses mengandalkan O2 dari fotosintesa alga.
• Penguraian bakteri terhadap bahan organik menjadi posfat dan
amoniak memerlukan alga sebagai nutrisinya (fertilizer) untuk
pertumbuhannya.
Sanitasi.Net
Kolam Stabilisasi
• Kolam stabilisasi terdiri dari tiga unit kolam, yaitu :
1. kolam anaerobik,
2. kolam fakultatif, dan
3. kolam maturasi.
Sanitasi.Net
Kolam Stabilisasi
• Kolam anerobik yang ditempatkan sebelum kolam fakultatif,
untuk kawasan tropis dapat mencapai pengurangan BOD
antara 50 s/d 70 % untuk waktu detensi 1s/d 2 hari dengan
kedalaman kolam antara 2,5 s/d 4 m.
• Kolam selanjutnya adalah kolam fakultatif.
– Kebutuhan lahan kolam fakultatif yang cukup luas atara 250 s/d 300 kg
BOD/ ha hari.
– Untuk mencapai kondisi fakultatif di dalam kolam maka kedalaman
kolam berkisar antara 1,5 s/d 2m, sehingga dibagian permukaan terjadi
proses aerobik dan dibagian dasar kolam terjadi proses anaerobik.
Seperti gambaran
Sanitasi.Net
Kolam Stabilisasi
• Kolam maturasi digunakan untuk mengurangi bakteri fecal
coliform yang mungkin masih ada di effluen dari kolam
fakultatif. Kedalaman kolam 1 m dan waktu detensi 5 s/d 10
hari.
• Effluen dari kolam stabilisasi dapat digunakan untuk keperluan
irigasi, untk kolam ikan peliharaan, dan pingisian air tanah
(Ground water recharging).
Sanitasi.Net
Pengolahan Anoxic
• Pengolahan dengan cara anoxic digunakan apabila senyawa
nitrat dalam air limbah berlebih, sehingga perlu diubah menjadi
bentuk gas.
• Contoh pengolahan anoxic bisa dilakukan dengan
memodifikasi ASP.
• Supaya ASP dapat menjadi reaktor anoxic caranya adalah
setelah aerator dinyalakan untuk pengadukan, kemudian
hentikan aerator dan biarkan mikroba mengambil oksigen yang
terikat dalam air limbah.
• Ketika mikroba mengambil oksigen terikat inilah terjadi proses
anoxic atau lebih dikenal dengan denitrifikasi.
Sanitasi.Net
Referensi
Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman (PPLP)
Direktorat Jenderal Cipta Karya
Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Sanitasi.Net
Modul Perencanaan Teknis SPAL-T
Modul
A. Dasar-dasar Perencanaan Teknis SPAL-T
B. Unit Pelayanan
C. Unit Pengumpulan / Jaringan Perpipaan
D. Unit Pengolahan Air Limbah
E. Teknologi Pengolahan Lumpur
F. Konstruksi Bangunan
G. Rencana Anggaran Biaya
Sub-Modul
D1 Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah
D2 Pemilihan Lokasi IPAL
D3 Pemilihan Teknologi dan Sistem IPAL
D4-6 Sistem Pengolahan Air Limbah (secara Fisik, Kimia, Biologi) - 3 Sesi
D7-10 Pengolahan (Aerobik, Anaerobik, Gabungan dan Kombinasi) - 4 sesi