Download - PERENCANAAN PELABUHAN PETI KEMAS - BAB II
YOGA DWI SAPUTRA2013310019
BAB II
STUDI PUSTAKA2.1 Latar belakang
2.1.1 Nusa Tenggara Timur
Setelah pemekaran, Nusa Tenggara Timur adalah sebuah provinsi
Indonesia yang terletak di bagian tenggara Indonesia. Provinsi ini terdiri dari
beberapa pulau, antara lain Pulau Flores, Pulau Sumba, Pulau Timor, Pulau Alor,
Pulau Lembata, Pulau Rote, Pulau Sabu, Pulau Adonara, Pulau Solor, Pulau
Komodo dan Pulau Palue. Ibukotanya terletak di Kupang, di bagian barat pulau
Timor.
Provinsi ini terdiri dari kurang lebih 550 pulau, tiga pulau utama di Nusa
Tenggara Timur adalah Pulau Flores, Pulau Sumba dan Pulau Timor Barat (biasa
dipanggil Timor).
Provinsi Nusa Tenggara Timur terdiri dari 22 kabupaten dan kota yang
mana total jumlah penduduk dari provinsi ini sekitar 600 ribu jiwa pada tahun
2014 dan memiliki potensi perekonomian yang baik serta didukung inflasi dan
pembangunan yang pesat, sehingga diperlukan sumber daya manusia yang
mumpuni untuk menunjang pembangunan tersebut. Salah satu penunjang
pembangunan itu adalah melalui laut, sebagaimana kita ketahui Indonesia
merupakan negara kepulauan sehingga diperlukan adanya sumber daya manusia
untuk mengelola laut Indonesia.
2.1.2 Kota Kupang
Ibu kota dari provinsi Nusa Tenggara Timur ini adalah salah satu ibu kota
dengan kepadatan penduduk yang bias dibilang padat, dimana setiap tahunnya
mengalami kenaikan potensi dalam pembangunan dan infrastruktur.
Memiliki kesibukan sebagai ibu kota provinsi, maka untuk menunjang
pembangunannya penyusun memiliki opsi yaitu pembangunan container di kota
kupang yang mana nantinya dari kota kupang ini bias disalurkan atau di kirim ke
kota-kota lainnya di Nusa Tenggara Timur. Pelabuhan container memiliki potensi
perkembangan yang baik, karena setiappembangunan harus di dukung oleh unsur
transportasi dan perdagangan.
PERENCANAAN PELABUHAN CONTAINER – KOTA KUPANG 7
YOGA DWI SAPUTRA2013310019
Dari data pembangunan yang dimiliki oleh Badan Pusat Statistik mengenai
grafik pembangunan di Nusa Tenggara Timur potensi pembangunan dan
perkembangan mengalami kenaikan yang cukup pesat, maka dari itu pelabuhan
container adalah salah satu sarana penunjang yang cukup mempengaruhi dalam
pembangunan dan perkembangan untuk Kota Kupang serta daerah-daerah
sekitarnya
Gambar 2.1. Grafik Pembangunan di Nusa Tenggara Timur
2.2 Pengertian Pelabuhan
Menurut Peraturan Pemerintah No.69 Tahun 2001 Pasal 1 ayat 1, tentang
Kepelabuhanan, pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan di
sekitarnya dengan batas - batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan
kegiatan ekonomi yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, berlabuh,
naik turun penumpang dan/atau bongkar muat barang yang dilengkapi dengan
fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai
tempat perpindahan intra dan antar moda transportasi.
Menurut Triatmodjo (1992) pelabuhan (port) merupakan suatu daerah
perairan yang terlindung dari gelombang dan digunakan sebagai tempat
berlabuhnya kapal maupun kendaraan air lainnya yang berfungsi untuk menaikkan
PERENCANAAN PELABUHAN CONTAINER – KOTA KUPANG 8
Sumber : Badan Pusat Statistik
YOGA DWI SAPUTRA2013310019
atau menurunkan penumpang, barang maupun hewan, reparasi, pengisian bahan
bakar dan lain sebagainya yang dilengkapi dengan dermaga tempat menambatkan
kapal, kran-kran untuk bongkar muat barang, gudang transito, serta tempat
penyimpanan barang dalam waktu yang lebih lama, sementara menunggu
penyaluran ke daerah tujuan atau pengapalan selanjutnya. Selain itu, pelabuhan
merupakan pintu gerbang serta pemelancar hubungan antar daerah, pulau bahkan
benua maupun antar bangsa yang dapat memajukan daerah belakangnya atau juga
dikenal dengan daerah pengaruh. Daerah belakang ini merupakan daerah yang
mempunyai hubungan kepentingan ekonomi, sosial, maupun untuk kepentingan
pertahanan yang dikenal dengan pangkalan militer angkatan laut.
2.3 Macam-Macam Pelabuhan
Menurut Triatmodjo (1992), Pelabuhan dapat dibedakan menjadi beberapa
macam segi tinjauan, yaitu segi penyelenggaraannya, segi pengusahaannya, fungsi
dalam perdangangan nasional dan internasional, segi kegunaan dan letak
geografisnya.
2.3.1 Segi Penyelenggaraan
1. Pelabuhan Umum
Pelabuhan ini diselenggarakan untuk kepentingan palayanan
masyarakat umum, yang dilakukan oleh pemerintah dan pelaksanaannya
diberikan kepada badan usaha milik negara yang didirikan untuk maksud
tersebut. Di indonesia, dibentuk empat badan usaha milik negara yang
berwenang mengelola pelabuhan umum diusahakan, yaitu PT. Pelindo I
berkedudukan di Medan, PT. Pelindo II di Jakarta, PT. Pelindo III di
Surabaya dan PT. Pelindo IV di Ujung Pandang. Pelabuhan pada
perencaaan ini masuk pada kawasan operasi PT. Haw Conctruction di
Kupang – Nusa Tenggara Timur sebagai pelabuhan container.
2. Pelabuhan Khusus
Pelabuhan ini merupakan pelabuhan yang digunakan untuk
kepentingan sendiri guna menunjang suatu kegiatan tertentu dan hanya
digunakan untuk kepentingan umum dengan keadaan tertentu dan dengan
ijin khusus dari Pemerintah. Pelabuhan ini dibangun oleh suatu perusahaan
PERENCANAAN PELABUHAN CONTAINER – KOTA KUPANG 9
YOGA DWI SAPUTRA2013310019
baik pemerintah ataupun swasta yang digunakan untuk mengirim hasil
produksi perusahaan tersebut, salah satu contoh adalah Pelabuhan LNG
Arun di Aceh, yang digunakan untuk mengirim gas alam cair ke
daerah/negara lain, Pelabuhan Pabrik Aluminium di Sumatra Utara (Kuala
Tanjung), yang melayani import bahan baku bouksit dan eksport
aluminium ke daerah/negara lain.
2.3.2. Segi Kegunaan
1. Pelabuhan Barang
Pelabuhan ini mempunyai dermaga yang dilengkapi dengan
fasilitas untuk bongkar muat barang, seperti:
a. Dermaga harus panjang dan mampu menampung seluruh panjang
kapal sekurang-kurangnya 80% dari panjang kapal. Hal ini
disebabkan oleh proses bongkar muat barang melalui bagian depan
maupun belakang kapal dan juga di bagian tengah kapal.
b. Pelabuhan barang harus memiliki halaman dermaga yang cukup
lebar, untuk keperluan bongkar muat barang, yang berfungsi untuk
mempersiapkan barang yang akan dimuat di kapal, maupun barang
yang akan di bongkar dari kapal dengan menggunakan kran.
Bentuk halaman dermaga ini beranekaragam tergantung pada jenis
muatan yang ada, seperti:
1. Barang-barang potongan (general cargo), yaitu barang yang
dikirim dalam bentuk satuan seperti mobil, truk, mesin, serta
barang yang dibungkus dalam peti, karung, drum dan lain
sebagainya.
2. Muatan lepas (bulk cargo), yaitu barang yang dimuat tanpa
pembungkus, seperti batu bara, biji besi, minyak dan lain
sebagainya.
3. Peti kemas (Container), yaitu peti yang ukurannya telah
distandarisasi dan teratur yang berfungsi sebagai pembungkus
barang-barang yang dikirim.
c. Mempunyai transito dibelakang halaman dermaga
PERENCANAAN PELABUHAN CONTAINER – KOTA KUPANG 10
YOGA DWI SAPUTRA2013310019
d. Memiliki akses jalan maupun halaman untuk
pengambilan/pemasukan barang dari gudang maupun menuju
gudang, serta adanya fasilitas reparasi.
2. Pelabuhan Penumpang
Seperti halnya pelabuhan barang, pelabuhan penumpang juga
melayani bongkar muat barang, namun pada pelabuhan penumpang,
barang yang dibongkar cenderung lebih sedikit. Pelabuhan penumpang,
lebih melayani segala kegiatan yang berhubungan dengan kebutuhan orang
bepergian, oleh karena itu daerahbelakang dermaga lebih difungsikan
sebagai stasiun/terminal penumpang yang dilengkapi dengan kantor
imigrasi, keamanan, direksi pelabuhan, maskapai pelayaran dan lain
sebagainya.
3. Pelabuhan Campuran
Pelabuhan campuran ini lebih diutamakan untuk keperluan
penumpang dan barang, sedangkan untuk minyak masih menggunakan
pipa pengalir. Pelabuhan ini biasanya merupakan pelabuhan kecil atau
pelabuhan yang masih berada dalam taraf perkembangan.
4. Pelabuhan Minyak
Pelabuhan minyak merupakan pelabuhan yang menangani aktivitas
pasokan minyak. Letak pelabuhan ini biasanya jauh dari keperluan umum
sebagai salah satu fakltor keamanan. Pelabuhan ini juga biasanya tidak
memerlukan dermaga/pangkalan yang harus dapat menampung muatan
vertikal yang besar, karena cukup dengan membuat jembatan perancah
atau tambatan yang lebih menjorok ke laut serta dilengkapi dengan pipa-
pipa penyalur yang diletakkan persis dibawah jembatan, terkecuali pada
pipa yang berada di dekat kapal harus diletakkan diatas jembatan guna
memudahkan penyambungan pipa menuju kapal. Pelabuhan ini juga
dilengkapi dengan penambat tambahan untuk mencegah kapal bergerak
pada saat penyaluran minyak.
PERENCANAAN PELABUHAN CONTAINER – KOTA KUPANG 11
YOGA DWI SAPUTRA2013310019
5. Pelabuhan Ikan
Pelabuhan ini lebih difungsikan untuk mengakomodasi para
nelayan. Biasanya pelabuhan ini dilengkapi dengan pasa lelang, alat
pengawet, persediaan bahan bakar, hingga tempat yang cukup luas untuk
perawatan alat penangkap ikan. Pelabuhan ini tidak membutuhkan perairan
yang dalam, karena kapal penambat yang digunakan oleh para nelayan
tidaklah besar.
6. Pelabuhan Militer
Pelabuhan ini lebih cenderung digunakan untuk aktivitas militer.
Pelabuhan ini memiliki daerah perairan yang cukup luas serta letak tempat
bongkar muat yang terpisah dan memiliki letak yang agak berjauhan.
Pelabuhan ini berfungsi untuk mengakomodasi aktifitas kapal perang.
2.3.3 Segi Usaha
Jika ditinjau dari segi pengusahaannya, maka pelabuhan dapat dibedakan
menjadi 2, yaitu:
1. Pelabuhan yang diusahakan
Pelabuhan ini sengaja diusahakan untuk memberikan fasilitas-
fasilitas yang diperlukan oleh setiap kapal yang memasuki pelabuhan,
dengan aktifitas tertentu, seperti bongkar muat, menaik-turunkan
penumpang, dan lain sebagainya. Pemakaian pelabuhan ini biasanya
dikenakan biaya jasa, seperti jasa labuh, jasa tambat, jasa pandu, jada
tunda, jasa dermaga, jada penumpukan, dan lain sebagainya.
2. Pelabuhan yang tidak diusahakan
Pelabuhan ini hanya merupakan tempat singgah kapal tanpa
fasilitas bea cukai, bongkar muat dan lain sebagainya. Pelabuhan ini
merupakan pelabuhan yang disubsidi oleh pemerintah serta dikelola oleh
Unit Pelaksana Teknis Direktorat Jendral perhubungan Laut.
2.3.4 Segi Fungsi Perdagangan Nasional Dan Internasional
Pelabuhan jika ditinjau dari segi fungsi dalam perdagangan nasional dan
internasional dapat dibedakan menjadi :
PERENCANAAN PELABUHAN CONTAINER – KOTA KUPANG 12
YOGA DWI SAPUTRA2013310019
1. Pelabuhan Laut
Pelabuhan laut adalah pelabuhan yang bebas dimasuki oleh kapal-
kapal berbendera asing. Pelabuhan ini biasanya merupakan pelabuhan
utama dan ramai dikunjungi oleh kapal-kapal yang membawa barang
ekspor/impor dari luar negri.
2. Pelabuhan pantai
Pelabuhan pantai adalah pelabuhan yang lebih dimanfaatkan untuk
perdagangan dalam negeri. Kapal asing yang hendak masuk harus
memiliki ijin husus.
2.3.5 Segi Letak Geografis
Ditinjau dari segi letak geografis, pelabuhan dapat dibedakan sebagai
berikut :
1. Pelabuhan buatan
Pelabuhan buatan adalah suatu daerah perairan yang dilindungi
dari pengaruh gelombang dengan membuat bangunan pemecah gelombang
(breakwater), yang merupakan pemecah perairan tertutup dari laut dan
hanya dihubungkan oleh satu celah yang berfungsi untuk keluar masuknya
kapal. Di dalam daerah tersebut dilengkapi dengan alat penambat.
(Sumber : Triatmodjo, 1992)
Gambar 2.1. Bentuk Pelabuhan Buatan
2. Pelabuhan alam
Pelabuhan alam merupakan daerah perairan yang terlindung dari
badai dangelombang secara alami, misalnya oleh suatu pulau, jazirah atau
PERENCANAAN PELABUHAN CONTAINER – KOTA KUPANG 13
YOGA DWI SAPUTRA2013310019
terletak di teluk, estuari dan muara sungai. Di daerah ini pengaruh
gelombangnya sangat kecil.
(Sumber : Triatmodjo, 1992)
Gambar 2.2. Bentuk Pelabuhan Alam
3. Pelabuhan semi alam
Pelabuhan semi alam merupakan campuran antara pelabuhan
buatan dan pelabuhan alam, misalnya pelabuhan yang terlindungi oleh
pantai tetapi pada alur masuk terdapat bangunan buatan untuk melindungi
pelabuhan, contohnya pelabuhan ini di Indonesia adalah pelabuhan
bengkulu.
(Sumber : Triatmodjo, 1992)
Gambar 2.3. Bentuk Pelabuhan Semi Alam
2.4 Sistem Pelabuhan
Berdasarkan PP No 11 tahun 1983, disebutkan bahwa pelabuhan adalah
tempat berlabuh dan atau bertambatnya kapal laut serta kendaraan air lainnya
PERENCANAAN PELABUHAN CONTAINER – KOTA KUPANG 14
YOGA DWI SAPUTRA2013310019
untuk menaikkan dan menurunkan penumpang, bongkar muat barang dan hewan
serta merupakan daerah lingkungan kerja kegiatan ekonomi.
Dengan demikian pengertian pelabuhan mencakup pengertian prasarana
dan sistem transportasi yaitu pelabuhan adalah suatu lingkungan kerja yang terdiri
dari area daratan dan perairan serta dilengkapi dengan fasilitas untuk berlabuh dan
bertambat kapal, guna terselenggaranya kegiatan bongkar muat barang serta turun
naiknya penumpang dari satu moda transportasi laut ke moda transportasi lainnya.
2.5 Fungsi Pelabuhan
Sebagaimana pengertian sistem pelabuhan menurut PP No 11 tahun 1983,
maka pelabuhan mempunyai beberapa fungsi sebagai berikut :
a. interface, yaitu pelabuhan sebagai tempat pertemuan dua moda/sistem
transportasi darat dan laut sehingga pelabuhan harus dapat
menyediakan berbagai fasilitas dan pelayanan jasa yang dibutuhkan
untuk perpindahan barang/penumpang ke angkutan darat atau
sebaliknya.
b. Link (mata rantai) yaitu pelabuhan merupakan mata rantai dari sistem
transportasi, sehingga pelabuhan sangat mempengaruhi kegiatan
transportasi keseluruhan.
c. Gateway, yaitu pelabuhan berfungsi sebagai pintu gerbang dari suatu
negara/daerah, sehingga dapat memegang peranan penting bagi
perekonomian suatu negara atau daerah.
d. Industri entity, yaitu perkembangan industri yang berorientasi kepada
ekspor dari suatu negara atau daerah.
Disamping itu, pelabuhan juga sebagai terminal pengangkutan, yang dapat
dibagi dalam beberapa fungsi berikut:
1. Fungsi pelayanan dan pemangkalan kapal, seperti:
Bantuan kepada kapal yang masuk, meninggalkan dan berolah gerak di
pelabuhan.
a. Perlindungan kapal dari ombak selama berlabuh dan tambat.
b. Pelayanan untuk pengisian bahan bakar, perbekalan dan sebagainya.
c. Pemeliharaan dan perbaikan kapal.
2. Fungsi pelayanan kapal penumpang, seperti :
PERENCANAAN PELABUHAN CONTAINER – KOTA KUPANG 15
YOGA DWI SAPUTRA2013310019
a. Penyediaan prasarana dan sarana bagi penumpang selama menunggu
kapal dan melakukan aktivitas persiapan keberangkatannya.
b. Penyediaan sarana yang dapat memberikan kenyamanan, penyediaan
makanan dan keperluan penumpang.
3. Fungsi penanganan barang, seperti :
a. Penyediaan prasarana dan sarana untuk penyimpanan sementara,
pengepakan, penimbunan barang, konsentrasi muatan dalam
kelompok yang berukuran ekonomis untuk diangkut.
b. Bongkar muat barang dari dan ke kapal dan penanganan barang di
darat.
c. Penjagaan keamanan barang.
d. Fungsi pemrosesan dokumen dan lain-lain, seperti :
1. Penyelenggaraan dokumen kapal oleh syahbandar.
2. Penyelenggaraan dokumen pabean, muatan kapal laut dan
dokumen lainnya.
3. Penjualan dan pemeriksaan tiket penumpang.
4. Penyelesaian dokumen imigrasi penumpang untuk pelayaran luar
negeri.
2.6 Prasarana dan Sarana Pelabuhan
Fasilitan pelabuhan terbagi menjadi dua bagian yaitu fasilitas daratan dan
fasilitas perairan, yang mana kebutuhan ini disesuaikan dengan pelabuhan
Container, berikut perencanaan kebutuhan fasilitas pelabuhan :
A. Fasilitas Daratan
1. Fasilitas Pokok meliputi :
a. Dermaga
b. Lapangan penumpukan Container
c. Alat bongkar muat Container
d. Fasilitas bunker (bahan bakar)
e. Fasilitas pemadam kebakaran
f. Fasilitas pemeliharaan dan perbaikan peralatan
g. Fasilitas pokok lainnya sesuai perkembangan teknologi
2. Fasilitas Penumjang meliputi :
PERENCANAAN PELABUHAN CONTAINER – KOTA KUPANG 16
YOGA DWI SAPUTRA2013310019
a. Kawasan perkantoran
b) Fasilitas pos dan telekomunikasi
c) Instalasi air bersih, listrik, dan telekomunikasi
d) Jaringan jalan dan rel kereta api
e) Jaringan air limbah, drainase, dan sampah
f) Areal pengembangan pelabuhan
g) Tempat tunggu kendaraan bermotor
h) Kawasan perdagangan
i) Kawasan industri dan
j) Fasilitas umum lainnya antara lain tempat peribadatan, taman, tempat
rekreasi, olah raga, jalur hijau dan kesehatan
B. Fasilitas Perairan
1. Fasilitas Pokok meliputi :
a. Alur-pelayaran
b. Perairan tempat labuh
c. Kolam pelabuhan untuk kebutuhan sandar dan olah gerak kapal
d. Perairan tempat alih muat kapal
e. Perairan untuk kapal yang mengangkut bahan/barang berbahaya dan
beracun (b3)
f. Perairan untuk kegiatan karantina
g. Perairan alur penghubung intra-pelabuhan
h. Perairan pandu, dan
i. Perairan untuk kapal pemerintah
2. Fasilitas Penunjang meliputi :
a. Perairan untuk pengembangan pelabuhan jangka panjang
b. Perairan untuk fasilitas pembangunan dan pemeliharaan kapal
b) Perairan tempat uji coba kapal (percobaan berlayar)
c) Perairan tempat kapal mati
d) Perairan untuk keperluan darurat
2.7 Dermaga
PERENCANAAN PELABUHAN CONTAINER – KOTA KUPANG 17
YOGA DWI SAPUTRA2013310019
Menurut KBBI (2009), dermaga dapat diartikan sebagai tembok rendah yg
terletak memanjang di tepi pantai dan menjorok ke laut serta berada di kawasan
pelabuhan yang biasa digunakan sebagai pangkalan dan bongkar muat barang.
Menurut Triatmodjo (1996) dermaga adalah bangunan pelabuhan yang
digunakan untuk merapatnya kapal dan menambatkannya pada waktu bongkar
muat barang.
Dermaga merupakan tempat kapal ditambatkan di pelabuhan. Pada
dermaga
dilakukan berbagai kegiatan bongkar muat barang dan orang dari dan keatas
kapal. Di dermaga juga dilakukan kegiatan untuk mengisi bahan bakar untuk
kapal, air minum, air bersih, saluran untuk air kotor/limbah yang akan diproses
lebih lanjut di pelabuhan.
Dermaga dapat dibagi dalam 3 macam:
1. Quay/Wharf
Demaga jenis ini merupakan dermaga yang letaknya digaris pantai
serta sejajar dengan pantai.
(Sumber : Triatmodjo, 1992)
Gambar 2.4. Bentuk Dermaga Jenis Quay/Wharf
2. Jetty/Pier (Jembatan)
Dermaga jenis ini merupakan dermaga yang menjorok (tegak
lurus) dengan garis pantai.
PERENCANAAN PELABUHAN CONTAINER – KOTA KUPANG 18
YOGA DWI SAPUTRA2013310019
(Sumber : Triatmodjo, 1992)
Gambar 2.5. Bentuk Dermaga Jenis Jetty/Pier
3. Dolphin/Trestle
Dermaga dolphin/trestle merupakan tempat sandar kapal berupa
dolphin diatas tiang pancang. Biasanya dilokasi dgn pantai yang landai,
diperlukan jembatan trestel sampai dengan kedalaman yang dibutuhkan.
(Sumber : Triatmodjo, 1992)
Gambar 2.6. Bentuk Dermaga Jenis Dolphin/Trestle
2.8 Kapal
Menurut KBBI (2009), kapal adalah kendaraan pengangkut penumpang
dan barang di laut, sungai dan lain sebagainya.
2.8.1 Jenis kapal
Selain dimensi kapal, karakteristik kapal, dalam hal ini tipe dan fungsinya
juga berpengaruh terhadap bentuk pelabuhan. Perencanaan pembangunan
pelabuhan harus meninjau pengembangan pelabuhan dimasa datang, tidak terlepas
dari perhatian akan daerah perairan untuk arus pelayaran, kolam putar,
penambatan, dermaga, tempat pembuangan bahan pengerukandaerah penempatan
di daratan, serta tempat untuk menyimpan ataupun pengankutan barang.
PERENCANAAN PELABUHAN CONTAINER – KOTA KUPANG 19
YOGA DWI SAPUTRA2013310019
Kedalaman serta lebar alur pelayaran dipengaruhi oleh dimensi kapal yang
menggunakan pelabuhan. Berdasar fungsinya kapal dapat dibedakan menjadi
beberapa tipe berikut ini (Triatmodjo, 2009) :
1. Kapal penumpang
Di Indonesia yang merupakan negara kepulauan dan taraf hidup sebagian
penduduknya relatif masih rendah, kapal penumpang masih mempunyai peranan
yang cukup besar. Jarak antar pulau yang relatif dekat masih bisa dilayani oleh
kapal-kapal penumpang. Pada umumnya kapal penumpang mempunyai ukuran
yang relatif kecil.
2. Kapal Barang
Kapal barang khususnya dibuat dibuat untuk mengangkut barang. Pada
umumnya kapal barang mempunyai ukuran yang lebih besar dari pada kapal
penumpang. Kapal ini juga dapat dibedakan menjadi beberapa macam sesuai
dengan barang yang diangkut seperti biji-bijian, barang-barang dimasukkan dalam
peti kemas, benda cair (minyak, bahan kimia, gas alam, gas alam cair, dan lain
sebagainya).
3. Kapal barang umum (general cargo ship)
Kapal ini digunakan untuk mengangkut muatan umum. Muatan tersebut
biasa terdiri dari macam-macam barang yang di bungkus dalam peti, karung dan
sebagainya yang dikapalkan oleh banyak pengirim untuk banyak penerima
dibeberapa pelabuhan tujuan. Kapal jenis ini antara lain :
a. Kapal peti kemas
Kapal yang membawa peti kemas yang mempunyai ukuran yang telah
distandarisasi. Berat masing-masing peti kemas antara 5 ton - 40 ton.
b. Kapal barang curah (bulk cargo ship)
Kapal ini digunakan untuk mengangkut muatan curah yang dikapalkan
dalam jumlah banyak sekaligus. Muatan curah ini bisa berupa beras,
gandum, batu-bara, bijih besi dan sebagainya.
4. Kapal khusus
Kapal ini hanya digunakan untuk mengangkut barang tertentu, seperti
daging dalam keadaan beku, gas alam, minyak dan lain sebagainya.
5. Kapal ikan
PERENCANAAN PELABUHAN CONTAINER – KOTA KUPANG 20
YOGA DWI SAPUTRA2013310019
Kapal ini digunakan untuk menagkap ikan di laut. Dimensi kapal ini
tergantung pada jenis ikan yang tersedia, karakteristik alat tangkap, jarak daerah
tangkapan, dan lain sebagainya.
2.9 Pelabuhan Peti Kemas
Menurut Keputusan Menteri Perhubungan Republik Indonesia No. 33
Tahun 2001 tentang Penyelenggaraan dan Pengusahaan Angkutan Laut, kegiatan
bongkar muat adalah kegiatan bongkar muat barang dari dan/atau ke kapal
meliputi kegiatan pembongkaran barang dari palka kapal ke dermaga di lambung
kapal atau sebaliknya (stevedoring), kegiatan pemindahan barang dari dermaga
dilambung kapal ke gudang lapangan penumpukan atau sebaliknya (cargodoring)
dan kegiatan pengambilan barang dari gudang/lapangan menggunakan truk atau
sebaliknya (receiving/delivery).
Kegiatan pelabuhan peti kemas yaitu perpindahan arus barang angkutan
darat ke angkutan laut dengan sistem angkutan full container dengan kegiatannya
(Morlok, 1985) :
1. Peti Kemas (PK) diangkut oleh angkutan darat (trailer) sampai ke
pelabuhan kemudian PK diangkut dengan rubber tyred gantry
(RTG) diletakkan di lapangan penumpukan.
4. Dengan menggunakan RTG, PK tersebut diangkat dan ditata untuk
menunggu kapal pengangkutnya.
2. Setelah kapal pengangkut datang dan siap di dermaga, PK dari
lapangan penumpukan tadi diangkat dengan RTG diletakkan ke
atas head truck (HT) diangkat ke apron dermaga kapal tersebut
bersandar.
3. Dengan menggunakan gantry crane, PK diangkat dari HT dan
dimasukkan ke kapal.
4. Setelah barang tersebut diangkut ke kapal, kapal meninggalkan
dermaga menuju Negara atau daerah yang dituju.
2.9.1 Fasilitas pelabuhan peti kemas
Menurut Triatmodjo (1996), proses bongkar muat peti kemas
membutuhkanbeberapa fasilitas sebagai berikut :
PERENCANAAN PELABUHAN CONTAINER – KOTA KUPANG 21
YOGA DWI SAPUTRA2013310019
1. Dermaga, yaitu tambatan yang diperlukan untuk sandar kapal.
Mengingat kapal-kapal peti kemas berukuran besar, maka dermaga
harus cukup panjang dan dalam. Panjang dermaga antara 250 m
dan 350 m, sedang kedalamannya dari 12 m sampai 15 m, yang
tergantung pada ukuran kapal.
2. Apron, yaitu daerah diantara tempat penyandaran kapal dengan
Marshaling Yard, dengan lebar 20-50 meter. Pada apron ini
ditempatkan peralatan bongkar muat peti kemas seperti gantry
crane, rel-rel kereta api dan jalan truk trailer, serta pengoperasian
peralatan bongkar muat peti kemas lainnya.
3. Marshaling yard (lapangan penumpukan sementara) digunakan
untuk menempatkan secara sementara peti kemas yang akan
dimuatkan ke dalam kapal. Luas lapangan kurang lebih 20-30%
container yard.
4. Container yard adalah lapangan penumpukan peti kemas yang
berisi muatanfull container load (FCL) dan peti kemas kosong
yang akan dikapalkan. Cara penumpukan dapat mengurangi luasan
container yard.
5. Container freight station (CFS) adalah gudang yang disediakan
untuk barang-barang yang diangkut secara Less Than Container
Load (LCL).
6. Menara pengawas digunakan untuk melakukan pengawasan di
semua tempatdan mengatur serta mengarahkan semua kegiatan di
terminal.
7. Bengkel pemeliharaan digunakan untuk memperbaiki peti kemas
kosong yang akan dikembalikan.
8. Fasilitas lain seperti sumber tenaga listrik untuk peti kemas khusus
berpendingin, suplai bahan bakar, suplai air tawar, penerangan
untuk pekerjaan malam hari, peralatan untuk membersihkan peti
kemas kosong dan peralatan bongkar muat, listrik tegangan tinggi
untuk mengoperasikan kran.
2.9.2 Peralatan Bongkar Muat Peti Kemas
PERENCANAAN PELABUHAN CONTAINER – KOTA KUPANG 22
YOGA DWI SAPUTRA2013310019
1. Gantry crane yaitu kran peti kemas yang berada di dermaga untuk
bongkar muat peti kemas dari dan ke kapal container, yang
dipasang di atas rel di sepanjang dermaga. Gantry crane juga
disebut container crane.
2. Forklift adalah peralatan penunjang pada terminal peti kemas untuk
melakukan bongkar muat dalam tonase kecil, biasanya banyak
digunakan pada CFS serta kegiatan delivery atau interchange.
3. Head truck atau chasis adalah trailer yang digunakan untuk
mengangkut peti kemas dari dermaga ke lapangan penumpukan
atau sebaliknya serta dari lapangan penumpukan peti kemas ke
gudang CFS atau sebaliknya.
4. Straddle carrier, digunakan untuk bongkar muat peti kemas ke/dari
chasis dan dapat menumpuk sampai tiga tingkat.
5. Side loader, digunakan untuk mengangkat peti kemas dan
menumpuknya sampai tiga tingkat.
6. Transtainer, yaitu kran peti kemas yang berbentuk portal dan dapat
berjalanpada rel atau mempunyai ban karet. Alat ini dapat
menumpuk peti kemas sampai empat tingkat dan menempatkannya
di atas gerbong kereta api atauchasis.
2.9.3 Peti kemas
Peti kemas adalah peti yang terbuat dari logam yang memuat barang-
barang yang lazim disebut muatan umum yang dikirimkan melalui laut (Amir MS,
1997). Menurut Kramadibrata (2002), peti kemas adalah suatu bentuk kemasan
satuan muatan yang terbaru yang mulai diperkenalkan pada tahun 1960 dan
diawali dengan ukuran 20 kaki (twenty feet container). Pada umumnya peti kemas
dibuat dari bahan-bahan yang berupa baja, aluminium, dan polywood atau FRP
(fiber lass reinforced plastics). Pemilihan bahan peti kemas ini berdasarkan pada
pemakaian peti kemas bersangkutan.
Ukuran peti kemas didasarkan pada International Standard Organization
(ISO). Unit ukuran yang lazim digunnakan adalah TEU’s (Twenty Feet Square
Units). Peti kemas dengan ukuran 20 feet kuadrat sama dengan 1 TEU’s,
sedangkan peti kemas dengan ukuran 40 feet kuadrat sama dengan dua TEU’s.
PERENCANAAN PELABUHAN CONTAINER – KOTA KUPANG 23
YOGA DWI SAPUTRA2013310019
Dalam pencatatan di lapangan seringkali juga digunakan istilah BOX yang
menunjukkan satu kotak peti kemas dengan ukuran tertentu. Ukuran ini lebih
mudah dipakai dari pada penggunaan ukuran TEU’s.
Container mempunyai standard dimension dan keistemewaan dalam hal
penangannya dan untuk aliran perpindahan dari satu cara pemindahan ke yang
lainnya.
A. Macam – macam container berdasarkan ukuran panjang
1. Container ukuran 20” (Feet)
(Sumber : Triatmodjo, 1992)
Gambar 2.7. Container ukuran 20” (Feet)
2. Container ukuran 40” (Feet)
(Sumber : Triatmodjo, 1992)
Gambar 2.8. Container ukuran 40” (Feet)
3. Container ukuran 45” (Feet)
PERENCANAAN PELABUHAN CONTAINER – KOTA KUPANG 24
YOGA DWI SAPUTRA2013310019
(Sumber : Triatmodjo, 1992)
Gambar 2.9. Container ukuran 45” (Feet)
B. Macam – macam container berdasarkan muatnan
1. Dry Container Standard
Kontainer standar yang digunakan untuk mengangkut semua jenis
muatan umum (Kargo kering)
(Sumber : Triatmodjo, 1992)
Gambar 2.10. Dry Container (Kargo Kering)
2. Open Top Container
Container digunakan terhadap semua jenis kargo umum (kargo
kering), khususnya digunakan untuk muatan dengan kriteria sebagai
berikut:
a. Muatan Berat
b. Muatan tinggi
c. Muatan yang proses pemuatanya tidak dapat dilakukan
secara normal ( loading dari atas )
PERENCANAAN PELABUHAN CONTAINER – KOTA KUPANG 25
YOGA DWI SAPUTRA2013310019
(Sumber : Triatmodjo, 1992)
Gambar 2.11. Open Top Container
3. Flatrack Container
Flatracks digunakan khususnya untuk mengangkut muatan berat
( Alat berat Heavy lift dan kargo overheight atau overwidth )
(Sumber : Triatmodjo, 1992)
Gambar 2.12. Flatrack Container
4. Refrigerated Container
Refrigerated Container digunakan untuk mengangkut muatan yang
memerlukan penanganan suhu tertentu / di atas atau di bawah titik beku.
Barang-barang dibagi menjadi barang dingin dan barang beku, tergantung
pada suhu yang diinginkan. Umumnya meliputi produk buah-buahan,
sayuran, daging dan susu, seperti mentega dan keju.
PERENCANAAN PELABUHAN CONTAINER – KOTA KUPANG 26
YOGA DWI SAPUTRA2013310019
(Sumber : Triatmodjo, 1992)
Gambar 2.13. Refrigerated Container
5. Tank Container
Container tangki digunakan untuk mengangkut muatan cair,
seperti: Bahan pangan: jus buah, minyak manis. Kimia: bahan berbahaya,
seperti bahan bakar, zat beracun, agen perlindungan korosi
(Sumber : Triatmodjo, 1992)
Gambar 2.14. Tank Container
6. Hanger Tainer
Digunakan untuk muatan pakaian yang cara penyimpanannya
dengan cara digantung.
PERENCANAAN PELABUHAN CONTAINER – KOTA KUPANG 27
YOGA DWI SAPUTRA2013310019
(Sumber : Triatmodjo, 1992)
Gambar 2.15. Hanger Tainer
7. Fantainer / Ventilation
Kontainer berventilasi digunakan terutama untuk mengangkut
muatan yang memerlukan sirkulasi udara yang cukup. Salah satu yang
paling signifikan dari komoditas tersebut adalah biji kopi
(Sumber : Triatmodjo, 1992)
Gambar 2.16. Fantainer / Ventilation
9. Bulk Container
Bulk Container digunakan terutama untuk mengangkut muatan
dalam bentuk curah, seperti butiran, bahan pakan, rempah-rempah.
(Sumber : Triatmodjo, 1992)
Gambar 2.17. Bulk Container
10. Open Side Container
Jenis container yang didesignt untuk dapat melakukan pemuatan
muatan dari sisi samping.
PERENCANAAN PELABUHAN CONTAINER – KOTA KUPANG 28
YOGA DWI SAPUTRA2013310019
(Sumber : Triatmodjo, 1992)
Gambar 2.18. Open Side Container
11. Platforms
Jenis container yang dipergunakan untuk muatan dengan ukuran
lebih besar dan beratnya melebihi standar muatan pada umumnya.
(Sumber : Triatmodjo, 1992)
Gambar 2.18. Open Side Container
2.10 Kapal Peti Kemas
Pelayaran Kapal peti kemas adalah kapal barang yang digunakan untuk
pengangkut peti kemas. Kapal peti kemas dapat dibedakan menjadi beberapa jenis
berikut ini (Triatmodjo, B., 1996) :
a. Full container ship, yaitu kapal yang dibuat secara khusus untuk
mengangkut peti kemas. Ruangan muatan kapal dilengkapi dengan sel-sel
yang keempat sudutnya diberi pemandu untuk memudahkan masuk dan
keluarnya peti kemas.
b. Partial container ship, yaitu kapal yang sebagian ruangannya
diperuntukkan bagi muatan peti kemas dan sebagian lainnya untuk muatan
konvensional. Kapal ini biasa disebut dengan semi container.
c. Convertible container ship, yaitu kapal yang sebagian atau seluruh
ruangannya dapat dipergunakan untuk memuat peti kemas atau muatan
PERENCANAAN PELABUHAN CONTAINER – KOTA KUPANG 29
YOGA DWI SAPUTRA2013310019
lainnya. Pada saat yang lain, kapal ini dapat diubah sesuai dengan
kebutuhan untuk mengangkut muatan konvensional atau peti kemas.
d. Ship with limited container carrying ability, yaitu kapal yang
mempunyai kemampuan mengangkut peti kemas dalam jumlah terbatas.
Kapal ini dilengkapi dengan perlengkapan khusus untuk memungkinkan
mengangkut peti kemas dalam jumlah terbatas. Dilihat dari segi
konstruksinya, kapal ini adalah kapal konvensional.
e. Ship without special container stowing or handling device, yaitu
kapal yang tidak mempunyai alat-alat bongkar muat dan alat pemadatan
(stowing) secara khusus, tetapi juga mengangkut peti kemas. Muatan peti
kemas diperlakukan sebagai muatan konvensional yang berukuran besar
dan diikat dengan cara-cara konvensional.
PERENCANAAN PELABUHAN CONTAINER – KOTA KUPANG 30