PERBANDINGAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI SEBELUM DAN SESUDAH
LATIHAN FISIK PADA ANAK OBESITAS DAN TIDAK OBESITAS
Oleh
FEBRINA ZULHIDAYATI SIREGAR
T E S I S
Untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar
Dokter Spesialis Anak
BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2007
Febrina Zulhidayati Siregar : Perbandingan Arus Puncak Ekspirasi Sebelum dan Sesudah Latihan Fisik Pada Anak…, 2007 USU e-Repository © 2008
Febrina Zulhidayati Siregar : Perbandingan Arus Puncak Ekspirasi Sebelum dan Sesudah Latihan Fisik Pada Anak…, 2007 USU e-Repository © 2008
PERBANDINGAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI SEBELUM DAN SESUDAH
LATIHAN FISIK PADA ANAK OBESITAS DAN TIDAK OBESITAS
Telah disetujui dan disahkan oleh :
Dr. H. Ridwan M. Daulay, SpA(K)
Pembimbing I
Dr. H. Chairul Yoel, SpA(K)
Pembimbing II
Medan, 14 September 2007
Ketua Program Studi
Ilmu Kedokteran Anak Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
Prof. Dr. H. Munar Lubis, SpA(K)
NIP. 140 087 999
Febrina Zulhidayati Siregar : Perbandingan Arus Puncak Ekspirasi Sebelum dan Sesudah Latihan Fisik Pada Anak…, 2007 USU e-Repository © 2008
Dengan ini diterangkan bahwa :
Febrina Zulhidayati Siregar
Telah menyelesaikan Tesis sebagai persyaratan untuk mendapatkan gelar
Dokter Spesialis Anak pada Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Tesis ini telah dipertahankan di depan Tim Penguji pada hari Sabtu,
tanggal 22 September 2007.
Dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima.
Tim Penguji :
Penguji I Prof. Dr. Bistok Saing, SpA(K) ..................................
Penguji II Prof. Dr. Dr. H. Syahril Pasaribu, DTM&H, MSc(CTM),SpA(K)................................. Penguji III Dr. Melda Deliana, SpA(K) ..................................
Medan, 22 Oktober 2007
Ketua Departemen
Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
Dr. H. Ridwan M. Daulay, SpA(K)
NIP. 140 092 152
Febrina Zulhidayati Siregar : Perbandingan Arus Puncak Ekspirasi Sebelum dan Sesudah Latihan Fisik Pada Anak…, 2007 USU e-Repository © 2008
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Puji syukur saya ucapkan ke hadirat Allah SWT, karena atas segala rahmat dan
karunia-Nya saya dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan tesis ini. Karya
tulis ini dibuat untuk memenuhi persyaratan dan merupakan tugas akhir dalam
memperoleh keahlian dalam bidang Ilmu Kesehatan Anak di Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Pada kesempatan yang berbahagia ini, saya menyampaikan terima kasih
dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :
1. Yang terhormat pembimbing utama, Dr. H. Ridwan M. Daulay, SpA(K), Dr. H.
Chairul Yoel, SpA(K), serta pembimbing lainnya Dr. Helmi M. Lubis, SpA(K)
dan Dr. Gabriel Panggabean, SpA(K), yang telah memberikan bimbingan,
bantuan, dan saran-saran yang sangat berharga selama saya melaksanakan
penelitian dan penulisan tesis ini.
2. Yang terhormat Prof Dr. Guslihan Dasa Tjipta, SpA(K) dan Dr. H. Ridwan M.
Daulay, SpA(K) selaku Kepala Departemen Ilmu Kesehatan Anak; Prof. Dr.
H. Munar Lubis, SpA(K) dan Dr. Hj. Bidasari Lubis, SpA(K) / Dr. Melda
Deliana, SpA(K) selaku Ketua dan Sekretaris Program Pendidikan Dokter
Spesialis Anak FK-USU, yang telah banyak membantu selama saya dalam
masa pendidikan.
3. Seluruh staf pengajar di Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK-USU / RSUP H.
Adam Malik Medan, yang telah memberikan sumbangan pikiran dalam
pelaksanaan penelitian dan penulisan tesis ini.
Febrina Zulhidayati Siregar : Perbandingan Arus Puncak Ekspirasi Sebelum dan Sesudah Latihan Fisik Pada Anak…, 2007 USU e-Repository © 2008
4. Yang terhormat Rektor Universitas Sumatera Utara Prof. Dr. H. Chairuddin P.
Lubis, SpA(K), DTM&H; Dekan FK-USU serta Ketua TKP PPDS yang telah
memberikan kesempatan untuk mengikuti Program Pendidikan Dokter
Spesialis Anak di FK-USU.
5. Pimpinan RSUP H. Adam Malik Medan, RSUD Dr. Pirngadi Medan, dan RS
Tembakau Deli yang telah memberikan izin untuk menggunakan fasilitas
yang ada selama saya menempuh pendidikan.
6. Kepala Sekolah Dasar Yayasan Pendidikan Harapan 1 beserta staf dan guru-
guru di mana penelitian ini dilakukan yang telah memberikan izin dan fasilitas
pada penelitian ini sehingga dapat terlaksana dengan baik.
7. Fatimah DA, Hendy Zulkarnain, Nurzahara Siddik, dan Purnama Fitri, terima
kasih atas dukungan selama melaksanakan penelitian.
8. Seluruh rekan sejawat peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis yang
setiap hari mendampingi dan saling mengingatkan selama menempuh
pendidikan keahlian ini, saya sangat berterima kasih.
Untuk yang sangat berarti dalam hidup saya, keluarga yang sangat saya
cintai. Untuk orangtua saya; (Alm.) Dr. H. Zakaria Siregar, SpA(K) yang menjadi
inspirasi bagi saya, dan Hj. Halimah Hutagalung yang tak putus-putusnya
mendukung dan mendoakan saya; mertua saya (Alm.) H. Juhro Panjaitan dan
Hj. Tirahma Pasaribu, saya ucapkan terima kasih dan hormat saya yang
sebesar-besarnya atas pengertian dan pengorbanan selama ini. Yang tersayang
kakak saya Dr. Nurchaliza Hazaria Siregar, SpM dan adik saya Siti Dini
Maisyarah Siregar, ST ; juga Bou Saleha, Bou Alida, dan Bou Ferial, yang selalu
Febrina Zulhidayati Siregar : Perbandingan Arus Puncak Ekspirasi Sebelum dan Sesudah Latihan Fisik Pada Anak…, 2007 USU e-Repository © 2008
memperhatikan dan memberikan dukungan kepada saya, terima kasih yang tak
terhingga atas bantuan dan dorongan selama ini.
Teristimewa untuk suami tercinta, Irsan Parulian Panjaitan, SE, yang
selalu menjadi sumber kekuatan saya, terima kasih atas pengertian, cinta kasih,
pengorbanan, dan doronganmu sehingga semua ini dapat tercapai. Dan untuk
kedua belahan jiwa saya, M. Firza Akbar Panjaitan dan M. Kafie Yadaska
Panjaitan, kalian adalah anugerah yang tak terhingga dari Allah SWT untuk saya,
terima kasih atas kehadiran kalian yang telah menjadi penyemangat hingga saya
dapat menyelesaikan pendidikan ini.
Kepada semua pihak yang tidak dapat saya tuliskan satu-persatu, yang
telah membantu saya baik moril dan materiil selama saya menempuh pendidikan
keahlian ini, tiada kata yang dapat saya ucapkan selain terima kasih setulus-
tulusnya, semoga Allah SWT membalas semua kebaikan ini.
Penulis menyadari bahwa penelitian dan penulisan ini masih jauh dari
sempurna dan masih banyak kekurangan, maka dengan segala kerendahan hati
diharapkan masukan yang berharga dari semua pihak guna penyempurnaan di
masa yang akan datang. Akhirnya penulis mengharapkan semoga tulisan ini
dapat bermanfaat bagi kita semua, Amin.
Medan, Agustus 2007
Febrina Zulhidayati Siregar
Febrina Zulhidayati Siregar : Perbandingan Arus Puncak Ekspirasi Sebelum dan Sesudah Latihan Fisik Pada Anak…, 2007 USU e-Repository © 2008
DAFTAR ISI
Halaman
Persetujuan pembimbing ……………………………………………………….. i
Tim penguji .................................................................................................. ii
Kata pengantar ............................................................................................ iii
Daftar isi ....................................................................................................... vi
Daftar tabel .................................................................................................. ix
Daftar gambar ............................................................................................. x
Daftar singkatan .......................................................................................... xi
Daftar lambang ............................................................................................ xiii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang ......................................................................... 1
1.2. Perumusan masalah ............................................................... 4
1.3. Tujuan penelitian ..................................................................... 4
1.4. Hipotesis nol ............................................................................ 4
1.5. Manfaat penelitian .................................................................. 4
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Disfungsi pernafasan pada anak obesitas .............................. 6
2.2. Pengaruh latihan fisik pada anak obesitas .............................. 10
2.3. Uji fungsi paru .......................................................................... 12
2.4. Kerangka konsep ..................................................................... 17
BAB III. METODE PENELITIAN
3.1. Desain penelitian ................................................................. 18
Febrina Zulhidayati Siregar : Perbandingan Arus Puncak Ekspirasi Sebelum dan Sesudah Latihan Fisik Pada Anak…, 2007 USU e-Repository © 2008
3.2. Tempat dan waktu penelitian ............................................. 18
3.3. Populasi penelitian ............................................................. 18
3.4. Sampel dan cara pemilihan sampel .................................... 18
3.5. Perkiraan besar sampel ....................................................... 19
3.6. Kriteria inklusi dan eksklusi ................................................. 19
3.7. Bahan dan cara kerja ........................................................... 20
3.8. Defenisi operasional ............................................................ 21
3.9. Analisa data ......................................................................... 21
3.10. Identifikasi variabel .............................................................. 22
3.11. Masalah etik ........................................................................ 22
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil ....................................................................................... 23
4.2. Pembahasan ........................................................................... 26
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan ........................................................................... . 30
5.2. Saran ...................................................................................... 30
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 31
LAMPIRAN
1. Surat pernyataan kesediaan ........................................................... 35
2. Lembar format penelitian ............................................................... 36
3. Data sampel penelitian ................................................................. . 37
4. Nilai baku arus puncak ekspirasi ................................................... 39
5. Konversi nilai APE (L/mnt) dari mini wright flowmeter ke
Febrina Zulhidayati Siregar : Perbandingan Arus Puncak Ekspirasi Sebelum dan Sesudah Latihan Fisik Pada Anak…, 2007 USU e-Repository © 2008
spirometri AS-800 (MINATO) ………………………………………… 46
6. Tabel indeks masa tubuh CDC NCHS WHO 2000 …….………… 47
RINGKASAN ................................................................................................... 48
SUMMARY ...................................................................................................... 49
RIWAYAT HIDUP ........................................................................................... 50
Febrina Zulhidayati Siregar : Perbandingan Arus Puncak Ekspirasi Sebelum dan Sesudah Latihan Fisik Pada Anak…, 2007 USU e-Repository © 2008
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Symptoms of exercise-induced bronchospasm ...................................... 10
2. Mechanism of exercise intolerance in obese patients ............................. 11
3. Karakteristik dasar subjek penelitian ..................................................... 23
4. Perbandingan nilai arus puncak ekspirasi sebelum latihan fisik............ 24
5. Perbandingan nilai arus puncak ekspirasi sesudah latihan fisik............. 24
6. Perbandingan APE sebelum dan sesudah latihan fisik pada
masing-masing kelompok ..................................................................... 25
Febrina Zulhidayati Siregar : Perbandingan Arus Puncak Ekspirasi Sebelum dan Sesudah Latihan Fisik Pada Anak…, 2007 USU e-Repository © 2008
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Penumpukan lemak pada dada dan perut pada obesitas ...................... 7
2. Skema patogenesis obesitas dengan disfungsi dinding dada
terhadap gagal nafas ............................................................................. 8
3. Penampang bujur mini wright flow meter dan bagian-bagiannya.......... 13
4. Pola pernafasan normal ....................................................................... 16
5. Perbandingan kapasitas dan volume paru pada keadaan normal,
penyakit restriktif, dan penyakit obstruktif ............................................... 16
6. Kerangka konsep ................................................................................... 17
Febrina Zulhidayati Siregar : Perbandingan Arus Puncak Ekspirasi Sebelum dan Sesudah Latihan Fisik Pada Anak…, 2007 USU e-Repository © 2008
DAFTAR SINGKATAN
APE : arus puncak ekspirasi
BB : berat badan
BMI : body mass index
CDC : centre for disease control
cm : centimeter
dkk : dan kawan-kawan
EIA : exercise-induced asthma
EIB : exercise-induced bronchospasm
ERS : European respiratory society
ERV : expiratory reserve volume
FEV1 : forced expiratory volume in 1 second
FEV 25-75 : forced expiratory volume in 25 – 75 second
FK USU : Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
FRC : functional residual capacity
FVC : forced vital capacity
IMT : Indeks masa tubuh
IRV : inspiratory reserve volume
Kg : kilogram
L/mnt : liter per menit
m : meter
NCHS : National Centre for Health Statistics
NHMRC : National Health and Medical Research Council
MVV : maximal voluntary ventilation
Febrina Zulhidayati Siregar : Perbandingan Arus Puncak Ekspirasi Sebelum dan Sesudah Latihan Fisik Pada Anak…, 2007 USU e-Repository © 2008
SD : Sekolah Dasar
SD* : Standard Deviasi
SPSS : Statistical Package for Social Science
TB : tinggi badan
TLC : total lung capacity
VC : vital capacity
WHO : World Health Organisation
Febrina Zulhidayati Siregar : Perbandingan Arus Puncak Ekspirasi Sebelum dan Sesudah Latihan Fisik Pada Anak…, 2007 USU e-Repository © 2008
DAFTAR LAMBANG
n : besar sampel
μ : perkiraan selisih mean
α : tingkat kepercayaan
ß : kekuatan uji
σ : harga varians di populasi
Z : deviat baku normal
p : tingkat kemaknaan
< : lebih kecil dari
> : lebih besar dari
% : persentase
CO2 : karbondioksida
O2 : oksigen
Febrina Zulhidayati Siregar : Perbandingan Arus Puncak Ekspirasi Sebelum dan Sesudah Latihan Fisik Pada Anak…, 2007 USU e-Repository © 2008
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Obesitas adalah gangguan nutrisi yang paling sering pada anak dan merupakan
masalah kesehatan dan epidemi tidak terkontrol di seluruh dunia. 1 Di Amerika
Serikat, 1 dari 5 anak didiagnosis dengan obesitas, dan kejadiannya meningkat
sebanyak 55% pada anak usia 6 – 17 tahun dari tahun 1981 sampai 1999. 2
Pada tahun 1998 Djer dkk mendapatkan 9,6% kasus obesitas di SD Negeri di
kawasan Jakarta Pusat. Tahun 2002, Meilany dkk mendapatkan 27,5% kasus
pada anak SD di kawasan Jakarta Timur. Dikutip dari 3 Di Medan pada tahun
1999, Kamelia mendapatkan kejadian obesitas sebesar 20% pada anak SD
swasta dan 9% anak SD Negeri. 4 Data-data ini menegaskan, angka kejadian
obesitas semakin meningkat tahun dari tahun ke tahun.
Pada masa kanak-kanak dan remaja, penumpukan lemak terjadi jika total
energi yang masuk lebih besar dari energi yang dikeluarkan. Ketidakseimbangan
energi ini dapat disebabkan masukan energi yang berlebihan dan / atau
menurunnya energi yang dipakai untuk metabolisme tubuh, termoregulasi, dan
aktivitas fisik. Lebih dari 90% kasus obesitas disebabkan oleh faktor idiopatik
(primer/nutrisional), sedangkan hanya sekitar 10% yang disebabkan oleh faktor
endogen (kelainan hormonal, sindroma, atau defek genetik). 1,2
Obesitas adalah penumpukan lemak tubuh yang berlebihan. Cara paling
umum dan sederhana untuk menghitung dan menentukan obesitas adalah
dengan indeks masa tubuh (IMT) atau body mass index = BMI yang
didefenisikan sebagai perbandingan massa tubuh (kg) / tinggi badan (m)². Indeks
Febrina Zulhidayati Siregar : Perbandingan Arus Puncak Ekspirasi Sebelum dan Sesudah Latihan Fisik Pada Anak…, 2007 USU e-Repository © 2008
masa tubuh berkorelasi dengan total lemak tubuh pada anak overweight dan
obesitas. Nilai normal bervariasi menurut umur dan jenis kelamin, dan
dipresentasikan dalam kurva antara persentil 5 – 95. Rekomendasi dari National
Health and Nutrition Examination Surveys, dikatakan overweight bila BMI >
persentil 85 dan obesitas bila BMI > persentil 95 atau > 30 kg/m² dalam segala
usia. 1,2,5,6
Obesitas masa anak berlanjut hingga dewasa dan berhubungan dengan
angka kesakitan dan kematian yang lebih tinggi. Penelitian dari National Health
and Medical Research Centre, 50% anak obesitas akan tetap obesitas hingga
dewasa. Komplikasi jangka pendek obesitas berhubungan dengan pertumbuhan
tulang, sistem endokrin, kardiovaskular, dan pencernaan. 7,8
Obesitas berhubungan dengan komplikasi respiratorik seperti obstructive
sleep apnoe, sindroma hipoventilasi, dan penurunan fungsi (faal) paru. Obesitas
anak dan remaja juga mengakibatkan peningkatan frekuensi saluran respiratorik,
gangguan toleransi saat latihan fisik, meningkatnya beban kerja respirasi dan
konsumsi oksigen. 9,10
Obesitas mengakibatkan stres tambahan ventilasi saat latihan fisik,
bahkan dapat mengakibatkan gangguan fungsi paru. Kenyataannya, latihan fisik
lebih memberatkan pada anak obesitas dibandingkan anak sehat tanpa
obesitas. Anak obesitas akan lebih mudah sesak selama latihan fisik. 9
Beberapa penelitian, kebanyakan secara sekat lintang. mendapatkan
hubungan yang positif antara obesitas atau indeks masa tubuh dengan
gangguan respiratorik, asma, dan hiperresponsif saluran respiratorik. 10,11 Li
dkk meneliti 64 anak obesitas, mendapatkan penurunan functional residual
capacity (FRC) dan gangguan difusi merupakan kelainan yang paling sering
Febrina Zulhidayati Siregar : Perbandingan Arus Puncak Ekspirasi Sebelum dan Sesudah Latihan Fisik Pada Anak…, 2007 USU e-Repository © 2008
dijumpai, dan penurunan volume statis paru berhubungan dengan derajat
obesitas. 12 Namun, Tang dkk tidak menemukan perbedaan bermakna pada
hasil pengukuran faal paru antara anak obesitas dan tidak obesitas setelah uji
lompat selama 10 menit. 9 Basisio dkk dan Chaussain dkk juga tidak
menjumpai kelainan paru yang bermakna pada anak obesitas. Dikutip dari 12
Uji faal paru adalah sebutan umum terhadap deretan studi atau manuver
yang dilakukan dengan peralatan standarisasi untuk mengukur faal paru. Uji ini
sejak lama dikenal orang sebagai sarana penting untuk penanganan berbagai
kelainan paru. Dimasa kini, kekerapan penyakit paru dan saluran respiratorik
semakin meningkat sehingga peranan uji faal paru semakin penting baik untuk
diagnosis, penilaian keberhasilan terapi maupun meramalkan berbagai penyakit
paru dan saluran respiratorik. Uji faal paru dapat dilakukan dengan spirometri,
pengukuran volume paru, kapasitas difusi karbon monoksida dan analisa gas
darah arteri. 13
Pengukuran faal paru sering sulit dilakukan pada anak karena kurang
kooperatif sehingga dibuat suatu uji sederhana yang tidak membutuhkan
partisipasi aktif anak. Peak flow meter (PFM) merupakan sebuah instrumen kecil,
portable, murah dan mudah digunakan sebagai suatu alternatif untuk mengukur
arus puncak ekspirasi. Alat ini secara luas telah digunakan pada penderita asma
atau sebagai uji tapis penyakit respiratorik. 13,14
1.2. Perumusan masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang tersebut diatas, maka dirumuskan
masalah : apakah terdapat perbedaan nilai arus puncak ekspirasi sebelum dan
sesudah latihan fisik pada anak obesitas dan tidak obesitas?
Febrina Zulhidayati Siregar : Perbandingan Arus Puncak Ekspirasi Sebelum dan Sesudah Latihan Fisik Pada Anak…, 2007 USU e-Repository © 2008
1.3. Tujuan penelitian
Untuk membandingkan nilai arus puncak ekspirasi sebelum dan sesudah latihan
fisik pada anak obesitas dan tidak obesitas
1.4. Hipotesis nol
Hipotesis nol penelitian ini adalah tidak ada perbedaan nilai arus puncak
ekspirasi sebelum dan sesudah latihan fisik pada anak obesitas dan tidak
obesitas.
1.5. Manfaat penelitian
1.5.1. Untuk ilmu pengetahuan
Diharapkan penelitian ini akan menambah pengetahuan tentang efek
obesitas dan latihan fisik terhadap nilai arus puncak ekspirasi pada anak
1.5.2. Untuk bidang akademik
Penelitian ini diharapkan menjadi suatu pelatihan bagi peneliti, sehingga
di waktu yang akan datang peneliti dapat memiliki kemampuan untuk
melakukan penelitian lainnya.
Febrina Zulhidayati Siregar : Perbandingan Arus Puncak Ekspirasi Sebelum dan Sesudah Latihan Fisik Pada Anak…, 2007 USU e-Repository © 2008
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Disfungsi saluran respiratorik pada obesitas anak
2.1.1. Efek mekanik / compliance paru
Proses pernafasan dibedakan atas 4 keadaan yaitu : 1.) Ventilasi pulmonal yaitu
masuk dan keluarnya udara dari atmosfir ke paru-paru, 2.) difusi oksigen dan
CO2 dari udara yang masuk ke pembuluh darah di paru, 3.) transport O2 dan CO2
dari darah ke sel, dan 4.) pengaturan ventilasi. 15
Ventilasi pulmonal terjadi akibat peristiwa mekanik respirasi yang dikenal
sebagai inspirasi dan ekspirasi. Inspirasi merupakan fase aktif dari ventilasi oleh
kontraksi otot-otot pernafasan dan diafragma mengakibatkan volume rongga
dada meningka, tekanan alveolar menurun sehingga udara mengalir ke paru
dan paru mengembang. Pada ekspirasi terjadi relaksasi diafragma dan elastic
recoil, volume paru menurun dan tekanan alveolar meningkat sehingga udara
terdorong keluar dari paru dan paru menguncup. Peristiwa ini tergantung pada
adekuatnya pompa respirator (otot-otot dan dinding dada), alat-alat mekanik
saluran respiratorik dan unit penukar gas.
Otot terpenting untuk inspirasi adalah diafragma, sedangkan untuk
ekspirasi otot-otot dinding abdomen. Pada saat kontraksi, tekanan
intraabdominal meningkat dan mendorong diafragma keatas. Dinding dada,
pleura, dan otot-otot pernafasan merupakan komponen terpenting dari pompa
respirator dan harus berfungsi normal untuk menghasilkan ventilasi efektif.
Gangguan struktur komponen ini dapat mengakibatkan restriksi paru, gangguan
fungsi ventilasi, dan gagal nafas. 16,17
Pada obesitas terjadi penumpukan berlebihan dari lemak tubuh.
Penumpukan lemak di dada dan abdomen membatasi pergerakan dinding dada
dan diafragma, berkurangnya compliance (daya kembang) paru dan
meningkatkan kerja pernafasan, terutama saat anak berbaring. Lemak akan
memaksa otot-otot inspirasi bekerja lebih keras untuk mengembangkan paru.
Compliance paru berkurang karena alveoli kolaps, menyebabkan paru semakin
kaku dan sulit mengembang selama inspirasi. Kombinasi ini mengakibatkan
meningkatnya kerja respirasi. 18,19
Gambar 1. Penumpukan lemak pada dada dan perut pada obesitas
Disfungsi dinding dada akan mengakibatkan gangguan paru-paru restriktif
dengan pengurangan volume paru-paru, penurunan nilai arus absolut, rasio
forced expiratory volume in 1 second (FEV1) / forced vital capacity (FVC) normal,
berkurangnya kekuatan otot-otot pernafasan, dan penurunan respon ventilasi
terhadap aktivitas fisik. Infiltrasi lemak pada otot dan penumpukan lemak
subkutan menyempitkan saluran nafas atas dan membatasi visualisasi terhadap
laring. Jika keadaan ini berkombinasi dengan tonsil dan adenoid yang besar,
Febrina Zulhidayati Siregar : Perbandingan Arus Puncak Ekspirasi Sebelum dan Sesudah Latihan Fisik Pada Anak…, 2007 USU e-Repository © 2008
dapat mengakibatkan obstruksi saluran nafas. Obesitas pada anak dapat
menjadi penyulit tambahan pada saat intubasi. 19,20
IMPAIRMENT OF UPPER AND LOWER MOTOR SCOLIOSIS
OVERINFLATED CHEST
OBESITY
MUSCULAR DISEASES
DECREASED IN STRENGTH AND/OR EFFICIENCY OF
P1 MAX , PE MAX
REDUCED VENTILATORY RESPONSES TO :
- CO2 TESTS - EXERCISE TESTS - SUSTAINED MVV TEST
REDUCED LUNG VOLUME (especially ERV and IRV
MISMATCH V/Q (VP/VT )
INCREASED MINUTE VENTILATION
CHEST WALL COMPLIANCE
HYPOXIA - HYPERCAPNIA
PULMONAL HYPERTENSION
with age or pulmonary complications
RESPIRATORY FAILURE
Gambar 2. Skema patogenesis obesitas dengan disfungsi dinding dada terhadap
gagal nafas. 20
2.1.2. Resistensi sistem pernafasan
Resistensi total sistem respirasi meningkat pada obesitas sebesar 30 – 100%
selama inspirasi. Peningkatan ini berhubungan dengan meningkatnya resistensi
Febrina Zulhidayati Siregar : Perbandingan Arus Puncak Ekspirasi Sebelum dan Sesudah Latihan Fisik Pada Anak…, 2007 USU e-Repository © 2008
Febrina Zulhidayati Siregar : Perbandingan Arus Puncak Ekspirasi Sebelum dan Sesudah Latihan Fisik Pada Anak…, 2007 USU e-Repository © 2008
pada tingkat saluran respiratorik kecil. Resistensi respiratorik lebih meningkat
pada keadaan berbaring, kemungkinan akibat penumpukan lemak di saluran
respiratorik supralaring dan meningkatnya aliran darah intrapulmonal yang
mengakibatkan saluran respiratorik semakin menyempit. 21 Ülger dkk
mendapatkan resistensi pernafasan dan saluran nafas meningkat secara
bermakna sesuai derajat obesitas, menegaskan bahwa dengan penambahan
beban elastis, anak obesitas mengalami peningkatan resistensi respiratorik
diakibatkan penurunan volume paru. 22
2.1.3. Kerja pernafasan
Kerja pernafasan adalah kerja yang harus dilakukan otot-otot respiratorik
menghasilkan kekuatan elastik, aliran resistif paru dan dinding dada. Pada
obesitas, kerja pernafasan diperkirakan 60% lebih besar dibanding normal,
karena meningkatnya energi yang digunakan untuk menggerakkan diafragma.
Otot respiratorik bekerja 2 kali lebih keras sehingga otot menjadi lebih cepat
lelah. 18,21
2.1.4. Kekuatan dan daya tahan otot-otot pernafasan
Kekuatan otot-otot inspirasi dan ekspirasi sedikit terganggu pada obesitas,
diperkirakan oleh karena adanya infiltrasi lemak pada otot dan regangan
diafragma yang berlebihan. Daya tahan otot pernafasan yang diukur dengan
maximal voluntary ventilation (MVV) berkurang pada obesitas. 19,21
2.2. Pengaruh latihan fisik terhadap anak obesitas
Uji latihan fisik dilakukan untuk mengetahui adanya hiperreaktifitas bronkus,
prinsipnya adalah terjadi bronkokonstriksi akibat hilangnya panas dan cairan
pada mukosa saluran nafas selama latihan fisik. 23 Bronkokonstriksi yang
terjadi selama atau segera setelah latihan fisik disebut sebagai exercise -
induced asthma (EIA). Para ahli juga menggunakan istilah exercise – induced
bronchospasm (EIB) untuk menggambarkan adanya gejala-gejala ataupun
terjadinya penurunan FEV1 secara bermakna sehubungan dengan latihan fisik.
Biasanya, EIA terjadi beberapa menit setelah aktivitas fisik dan mencapai
puncaknya 5 – 10 menit. Aerobik atau lari bebas selama 6 – 8 menit dapat
mengidentifikasi EIA anak. Prevalensi EIA pada asma anak berkisar 60% - 95%,
dapat tejadi pada sekitar 10% anak tanpa riwayat asma. 24,25
Tabel 1. Symptoms of Exercise - Induced Bronchospasm 24
Shortness of breath or wheezing
Decreased exercise endurance
Chest pain or tightness with exercise
Cough
Upset stomach or stomachache
Sore throat
Anak obesitas dapat mengalami dispnu hebat selama latihan fisik akibat
kerja berlebihan untuk menggerakkan dada dan perut yang berat serta kondisi
tidak baik secara keseluruhan. Pola takipnu sewaktu latihan fisik
menggambarkan kombinasi akibat penumpukan massa lemak dan berkurangnya
compliance paru-paru. Penurunan volume paru meningkatkan resistensi
respiratorik yang mengakibatkan exercise-induced dispnea pada anak obesitas.
Febrina Zulhidayati Siregar : Perbandingan Arus Puncak Ekspirasi Sebelum dan Sesudah Latihan Fisik Pada Anak…, 2007 USU e-Repository © 2008
18,24 Kaplan dkk mendapatkan bahwa EIA sering terjadi pada anak obesitas.
dikutip dari 9 Ülger dkk menemukan 31,6% anak obesitas positif terhadap uji latihan
fisik, dibandingkan hanya 3,3% pada kelompok kontrol. 22
Tabel 2. Mechanism of exercise intolerance in obese patients. 21
Increased resting and exercise metabolic rate
High metabolic cost to move body mass
Altered mechanics of chest and abdomen
Low ventilatory and cardiovascular reserve
Low anaerobic threshold relative to body weight
Dyspnea
Deconditioning
Pulmonary hypertension
Diastolic dysfunction
Cardiac ischemia
Claudication microvascular disease
Musculoskeletal disturbances
Anxiety
2.3. Uji fungsi paru
Dispnu pada obesitas dapat menyerupai berbagai penyakit respiratorik dan
jantung. Anak obesitas sering dispnu disertai mengi yang sering disalahartikan
sebagai asma dan diberi terapi tanpa konfirmasi uji faal paru. Diagnosis akurat
sangat penting karena dispnu dapat disebabkan berbagai mekanisme dan jenis
penyakit yang memerlukan penanganan berbeda sehingga penatalaksanaan
sebaiknya tidak hanya berdasarkan gejala, harus dikonfirmasi dengan uji faal
paru. 18
Febrina Zulhidayati Siregar : Perbandingan Arus Puncak Ekspirasi Sebelum dan Sesudah Latihan Fisik Pada Anak…, 2007 USU e-Repository © 2008
Febrina Zulhidayati Siregar : Perbandingan Arus Puncak Ekspirasi Sebelum dan Sesudah Latihan Fisik Pada Anak…, 2007 USU e-Repository © 2008
Uji faal paru pada anak digunakan untuk : (1) mendeteksi disfungsi
mekanik dari saluran nafas, (2) menentukan derajat disfungsi, dan (3)
menentukan apakah disfungsi termasuk obstruktif, restriktif, ataupun gabungan
keduanya. Uji fungsi paru juga berguna untuk pemantauan proses perjalanan
penyakit dan menilai efek interfensi terapi akut maupun jangka panjang. 25
Pada saat ini, berbagai alat canggih telah dikembangkan untuk menilai
berbagai aspek faal paru seseorang. Uji faal paru yang paling sering dilakukan
pada anak adalah spirometri ekspirasi paksa yang dipakai untuk mengukur
volume udara ekspirasi dan angka saat udara di ekspirasi. Pengukuran ini dapat
dilakukan dengan spirometer ataupun pengukur arus ekspirasi seperti
pneumotachometer dan peak flow meter. Spirometer merupakan salah satu alat
penting dalam penanganan penyakit paru, namun alat ini semakin rumit dan
canggih sehingga harganya menjadi lebih mahal dan operasionalnya relatif relatif
terbatas pada sebagian besar pelayanan kesehatan di negara kita. 26,27
2.3.1. Prinsip kerja mini wright peak flow meter
Salah satu cara untuk menilai faal paru adalah dengan ”Peak Flow Meter ”
(PFM). Alat ini hanya dapat mengukur APE, tetapi sudah memadai untuk
melakukan pemantauan penyakit paru obstruktif seperti asma atau untuk
melakukan uji tapis massal. Pengukuran dapat dilakukan penderita sendiri atau
dengan bantuan orangtua di rumah. Sampai saat ini, alat baku yang dipakai
untuk mengukur APE adalah Wright Peak Flow Meter yang dirancang oleh BM
Wright dan CB McKerrow (1959). Mini Wright Flow Meter adalah
penyederhanaan dan modifikasi Wright PFM. Cara kerja alat ini berdasarkan
azas mekanika, dimana deras arus udara diukur dengan gerakan piston yang
terdorong oleh arus udara yang ditiupkan melalui pipa peniup. Piston akan
mendorong jarum penunjuk (marker). Karena piston dikaitkan dengan sebuah
pegas, maka setelah arus berhenti, oleh gaya tarik balik (recoil) piston tertarik ke
kedudukan semula dan jarum penunjuk tertinggal pada titik jangkauan piston
terjauh. Nilai APE dibaca pada titik tunjuk jarum penunjuk tersebut. 14,27
Gambar 3. Penampang bujur Mini Wright Flow Meter dan bagian-bagiannya. 14
2.3.2. Pengukuran APE dengan peak flow meter
Arus puncak ekspirasi adalah nilai kecepatan maksimum arus yang dihasilkan
saat ekspirasi, biasanya terjadi pada 150 milidetik pertama dari manuver
ekspirasi paksa. Arus puncak ekspirasi yang diukur dengan satuan liter / menit
dapat memberi peringatan dini adanya penurunan fungsi paru dan
menggambarkan adanya penyempitan atau sumbatan saluran nafas. Tekanan
akibat ekspirasi paksa mennyebabkan diafragma bergerak dan membuka area
orifisium lebih luas. Nilai APE dipengaruhi oleh beberapa ratus mililiter udara
yang dimulai dari inflasi penuh dari paru dan oleh kekuatan otot dada dan perut.
26-29
Febrina Zulhidayati Siregar : Perbandingan Arus Puncak Ekspirasi Sebelum dan Sesudah Latihan Fisik Pada Anak…, 2007 USU e-Repository © 2008
Febrina Zulhidayati Siregar : Perbandingan Arus Puncak Ekspirasi Sebelum dan Sesudah Latihan Fisik Pada Anak…, 2007 USU e-Repository © 2008
Keadaan patologis tersering mempengaruhi APE adalah gangguan
struktur ataupun fungsi saluran respiratorik intratorakal yang meningkatkan
resistensi arus udara. Arus puncak ekspirasi juga terganggu dengan adanya
obstruksi saluran nafas ekstratorakal, kondisi yang membatasi pergerakan
dinding dada ataupun fungsi otot-otot pernafasan dan integritas sistem saraf.
Pada proses restriktif oleh karena penyakit paru interstisial, hilangnya volume
paru disebabkan meningkatnya elastic recoil paru. 29
Dari beberapa penelitian didapatkan bahwa nilai APE berkorelasi baik
dengan FEV1. Pengukuran APE di rumah dengan menggunakan PFM sederhana
lebih mudah dibandingkan mengukur FEV1, sehingga pengukuran APE setiap
harinya direkomendasikan secara internasional untuk penderita asma. 28 The
Working Party of the European Respiratory Society (ERS) menegaskan bahwa
secara teknis dan fisiologis, APE menggambarkan nilai perubahan volume paru.
29 Aditama dkk mendapatkan bahwa pemeriksaan APE dengan PFM
memberikan hasil yang berkorelasi kuat sekali dengan nilai volume ekspirasi
paksa (VEP)1 dan kapasitas volume paksa (KVP) yang diperiksa dengan
autospirometri. 27 Namun Gharagozlou dkk menyatakan bahwa nilai APE
bukanlah alternatif yang setara dengan FEV1 dalam mendiagnosa EIA, dimana
perubahan bermakna dari FEV1 dapat terjadi tanpa perubahan bermakna dari
nilai APE pada penderita asma. 30
Hasil pengukuran APE dalam bentuk angka dibandingkan dengan nilai
APE prediksi anak yang dibuat sesuai jenis kelamin, usia, ukuran tubuh dan
kelompok etnis, yang diinterpretasikan dengan sistem zona ’traffic light’. Zona
hijau bila nilai APE 80% – 100% dibandingkan nilai prediksi, mengindikasikan
fungsi paru baik. Zona kuning 50% – 80%, menandakan mulai terjadinya
penyempitan saluran respiratorik, dan zona merah ≤ 50% berarti saluran
respiratorik besar telah menyempit. Nilai normal dan prediksi ini berbeda pada
anak di Eropa, Amerika, Afrika, dan Asia. 27-29
Beberapa studi telah dilakukan untuk menghubungkan obesitas dengan
fungsi paru, dimana sebagian besar peneliti mendapatkan bukti adanya restriksi
dengan penurunan bermakna dari functional residual capacity (FRC), total lung
capacity (TLC), dan vital capacity (VC). Penurunan FRC berkombinasi dengan
rendahnya expiratory reserve volume (ERV) dimana penurunan ERV merupakan
uji faal paru yang paling sensitif pada obesitas.
Gambar 4. Pola pernafasan normal
Febrina Zulhidayati Siregar : Perbandingan Arus Puncak Ekspirasi Sebelum dan Sesudah Latihan Fisik Pada Anak…, 2007 USU e-Repository © 2008
Gambar 5. Perbandingan kapasitas dan volume paru pada keadaan normal,
penyakit restriktif, dan penyakit obstruktif.
2.4. Kerangka konsep
Gambar 6. Kerangka konsep
OBESITAS
Febrina Zulhidayati Siregar : Perbandingan Arus Puncak Ekspirasi Sebelum dan Sesudah Latihan Fisik Pada Anak…, 2007 USU e-Repository © 2008
BB
Camry®
digital Weighing
scale (Kg)
TB
Heigh®
Stature Meter (cm)
BMI
APE
LATIHAN FISIK
APE APE
APE TIDAK OBESITAS
LAKI-LAKI
6–12 THN Volume
Febrina Zulhidayati Siregar : Perbandingan Arus Puncak Ekspirasi Sebelum dan Sesudah Latihan Fisik Pada Anak…, 2007 USU e-Repository © 2008
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Desain penelitian
Penelitian ini menggunakan uji eksperimental dengan disain pre dan post
test untuk membandingkan arus puncak ekspirasi sebelum dan sesudah
latihan fisik pada anak obesitas dan tidak obesitas.
3.2. Tempat dan waktu
Penelitian dilakukan di Sekolah Dasar Yayasan Pendidikan Harapan I
Medan – Sumatera Utara. Kegiatan penelitian dilakukan pada bulan Juli
2005.
3.3. Populasi peneltian
Populasi adalah anak Sekolah Dasar (SD) yang berusia 6 – 12 tahun
3.4. Sampel dan cara pemilihan sampel
3.4.1. Sampel penelitian adalah anak SD yang berusia 6 – 12 tahun yang diambil
berdasarkan BMI dimana dimasukkan dalam kelompok anak obesitas bila
BMI > persentil ke-95, dan kelompok anak tidak obesitas jika BMI antara
persentil ke-5 – 85.
3.4.2. Jumlah anak SD yang diikutkan dalam penelitian diambil sesuai dengan
perkiraan besar sampel.
3.5. Perkiraan besar sampel
Adapun besarnya sampel ditentukan dengan rumus :
n = 2 σ² ( Z1 - α / 2 + Z1 – ß) ²
( μ1 - μ2 ) ²
n = besar sampel minimum
Z1 - α / 2 = tingkat kepercayaan = 90% = 1,96
Z1 – ß = kekuatan uji = 90% = 1,28
σ² = harga varians di populasi = 2,25
μ1 - μ2 = perkiraan selisih mean diteliti dengan mean populasi = 2
Dengan memakai rumus diatas, diperoleh jumlah sampel : 27 anak untuk satu
kelompok.
3.6. Kriteria inklusi dan eksklusi
3.6.1. Kriteria inklusi
1. Anak sehat berdasarkan pemeriksaan fisik
2. Mendapat persetujuan tertulis dari orang tua
3. Disetujui komite medik.
3.6.2. Kriteria eksklusi
1. Menderita penyakit metabolik / kardiovaskular
2. Riwayat menderita batuk berulang, sesak nafas, atau mengi
2. Tidak mampu menyelesaikan latihan fisik
3.7. Bahan dan cara kerja
3.7.1. Bahan :
1. Timbangan digital Camry® dalam Kg (sensitivitas hingga 0,1 Kg)
2. Stature meter Heigh® dalam cm (akurasi hingga 0,1 cm)
Febrina Zulhidayati Siregar : Perbandingan Arus Puncak Ekspirasi Sebelum dan Sesudah Latihan Fisik Pada Anak…, 2007 USU e-Repository © 2008
Febrina Zulhidayati Siregar : Perbandingan Arus Puncak Ekspirasi Sebelum dan Sesudah Latihan Fisik Pada Anak…, 2007 USU e-Repository © 2008
3. Tabel Indeks Masa Tubuh dari CDC NCHS WHO 2000
4. Peak Flow Meter Mini Wright APS (Low range)
3.7.2. Cara kerja
1. Data dasar anak dicatat dalam satu lembaran isian (lampiran).
2. Anak mengisi kuesioner yang disediakan peneliti.
3. Berat badan anak ditimbang dengan hanya memakai seragam sekolah tanpa
sepatu. Tinggi badan diukur dengan cara anak berdiri tegak tanpa sepatu
dengan tumit rapat ke dinding.
4. Indeks masa tubuh anak dihitung. Anak dimasukkan kedalam kelompok
obesitas jika IMT > persentil ke-95 dan kelompok tidak obesitas jika IMT
diantara persentil ke-5 - 85
5. Dilakukan pemeriksan fisik untuk menentukan anak dalam keadaan sehat dan
mampu untuk melakukan latihan fisik yang akan diikuti.
6. Anak diajarkan cara menggunakan peak flow meter.
7. Kemudian anak dengan posisi berdiri tegak lurus disuruh menarik nafas dalam
kemudian menghembus peak flow meter dengan ekspirasi maksimal. Hal ini
dilakukan sebanyak 3 kali dan nilai tertinggi dicatat sebagai nilai APE.
8. Anak disuruh berlari bebas dengan pengawasan selama 8 menit.
9. Lima menit kemudian dilakukan kembali pengukuran arus puncak ekspirasi
dengan prosedur seperti diatas (nomor 7).
3.8. Defenisi operasional
3.8.1. BMI adalah body mass index : berat badan dalam kilogram dibagi tinggi
badan dalam meter kuadrat
3.8.2. Obesitas : IMT > persentil ke-95
Febrina Zulhidayati Siregar : Perbandingan Arus Puncak Ekspirasi Sebelum dan Sesudah Latihan Fisik Pada Anak…, 2007 USU e-Repository © 2008
3.8.3. Tidak obesitas : IMT antara persentil ke-5 - 85
3.8.3. APE adalah arus puncak ekspirasi : nilai udara maksimal, dengan
manuver setelah inspirasi maksimal diukur saat mulai hingga akhir
ekspirasi maksimal
3.8.4. Latihan fisik : bentuk aktifitas fisik yang sifatnya formal, terencana dan
terstruktur, yang melibatkan gerakan tubuh berulang-ulang dan bertujuan
untuk meningkatkan kebugaran jasmani.
3.9. Analisa data
Data diolah dengan SPSS for WINDOWS 12 (SPSS Inc, Chicago). Uji statistik
yang dipakai untuk membandingkan antara kedua kelompok adalah t
independent, Chi square, Mann Whitney, dan exact Fisher. Uji dinyatakan
bermakna bila p < 0,05.
3.10. Identifikasi variabel
3.10.1. Variabel bebas
Obesitas
Latihan fisik
3.10.2. Variabel terikat
APE
3.11. Masalah etika
3.11.1. Izin dari orangtua
3.11.2. Izin penelitian Komite Etik FK USU
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Tabel 3. Karakteristik dasar subjek penelitian
Obesitas (n = 30)
Tidak obesitas (n = 30)
p Karakteristik
Mean SD Mean SD
Usia 10.46 1.01 9.97 1.22 0.076
Berat badan 58.45 13.34 37.27 6.02 0.001
Tinggi badan 147.72 11.02 142.78 6.33 0.037
BMI 27.32 4.62 18.23 2.31 0.001
Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 60 anak, dimana 30 anak berada
dalam kelompok obesitas dan 30 anak kedalam kelompok tidak obesitas. Tidak
terdapat perbedaan yang bermakna pada kedua kelompok dalam hal usia dan
tinggi badan, tetapi berat badan dan BMI berbeda bermakna (p < 0,005) (tabel
3).
Febrina Zulhidayati Siregar : Perbandingan Arus Puncak Ekspirasi Sebelum dan Sesudah Latihan Fisik Pada Anak…, 2007 USU e-Repository © 2008
Febrina Zulhidayati Siregar : Perbandingan Arus Puncak Ekspirasi Sebelum dan Sesudah Latihan Fisik Pada Anak…, 2007 USU e-Repository © 2008
Tabel 4. Perbandingan nilai arus puncak ekspirasi sebelum latihan fisik
Obesitas (n = 30)
Tidak obesitas (n = 30)
p
Mean ± SD Mean ± SD
APE 236,83 ± 41,91 276,13 ± 37,87 0,0001
Persentase
80-100% 20 (33,3%) 30 (50%)
50-79% 10 (16,7%) 0 (0%)
0,001
Tabel 4 menunjukkan bahwa sebelum latihan fisik, rerata nilai APE pada
kelompok anak obesitas adalah 236,83 l/mnt sedangkan pada kelompok anak
tidak obesitas adalah 276,13 l/mnt. Pada kelompok obesitas, 10 (33,3%) anak
berada di zona kuning, sedangkan pada kelompok anak normal seluruhnya
berada pada zona hijau. Terdapat perbedaan bermakna nilai APE pada kedua
kelompok.
Tabel 5. Perbandingan nilai arus puncak ekspirasi sesudah latihan fisik
Obesitas (n = 30)
Tidak obesitas (n = 30)
p
Mean ± SD Mean ± SD
APE 222,03 ± 41,35 266,37 ± 38,57 0,0001
Persentase
80-100% 16 (26,7%) 27 (45,0%)
50-79% 14 (23,3%) 3 (5%)
0,0002
Dari tabel 5 terlihat bahwa setelah uji latihan fisik, rerata nilai APE pada
kelompok anak obesitas menurun menjadi 222,03 l/mnt, sedangkan pada
Febrina Zulhidayati Siregar : Perbandingan Arus Puncak Ekspirasi Sebelum dan Sesudah Latihan Fisik Pada Anak…, 2007 USU e-Repository © 2008
kelompok anak tidak obesitas menjadi 266,37 l/mnt. Ada 14 anak dari kelompok
obesitas dan 3 anak dari kelompok anak tidak obesitas yang berada pada zona
kuning.
Tabel 6. Perbandingan APE sebelum dan sesudah latihan fisik pada
masing-masing kelompok
Sebelum Sesudah p
Obesitas
(n = 30)
APE 236,83 ± 41,91 222,03 ± 41,35 0,0001
Persentase
80-100% 20 (33,3%) 16 (26,7%) 0,292
50-79% 10 (16,7%) 14 (23,3%)
Tidak obesitas
(n = 30)
APE 276,13 ± 37,87 266,37 ± 38,57 0,0002
Persentase
80-100% 30 (50,0%) 27 (45,0%) 0,237
50-79% 0 (0%) 0 (0%)
Terdapat perbedaan yang bermakna pada penurunan APE pada kedua
kelompok sampel, walaupun penurunan pada kelompok anak tidak obesitas tidak
sebesar penurunan pada kelompok anak obesitas (tabel 6).
4.2. Pembahasan
Obesitas adalah keadaan dimana seseorang mempunyai berat badan yang
berlebih dibandingkan orang lain dalam kelompok jenis kelamin dan tinggi yang
Febrina Zulhidayati Siregar : Perbandingan Arus Puncak Ekspirasi Sebelum dan Sesudah Latihan Fisik Pada Anak…, 2007 USU e-Repository © 2008
sama. 7 Dalam penelitian ini sampel adalah anak laki-laki dengan usia dan
tinggi badan yang tidak berbeda bermakna, namun berat badan berbeda
bermakna secara statistik.
Masalah pernafasan yang berhubungan dengan obesitas terjadi ketika
beban tambahan pada dinding dada menekan paru dan mengakibatkan restriksi
pernafasan. Obesitas menyebabkan gangguan pada mekanik pernafasan,
resistensi aliran udara, pola pernafasan, dan pertukaran gas, yang berhubungan
dengan ketidaknormalan pada hasil uji faal paru. Perubahan faal paru ini
berhubungan dengan pertambahan berat badan progresif, yang terutama
disebabkan berkurangnya daya kembang dinding dada akibat bertambahnya
tumpukan jaringan lemak. 21
Banyak peneliti mencoba mendapatkan hubungan antara komposisi tubuh
dengan fungsi pernafasan. Fungsi paru terganggu pada penderita obesitas, dan
gangguan meningkat seiring dengan peningkatan berat badan. 15 Zerah dkk
mendapatkan bahwa frekuensi pernafasan pada penderita obesitas lebih tinggi
25 – 40% dibandingkan orang normal. 32 Luder dkk pada studinya di suatu
klinik asma mendapatkan hubungan obesitas dengan penggunaan obat-obatan
lebih banyak, nilai APE lebih rendah, dan lebih sering tidak masuk sekolah. Dikutip
dari 10 Ülger dkk meneliti efek obesitas terhadap uji faal pernafasan dan
hubungan antara derajat obesitas dengan parameter uji fungsi pernafasan pada
30 anak obesitas . Hasil yang didapat adalah nilai dasar FVC, FEV1, APE, dan
FEV25-75 pada kelompok anak obesitas lebih rendah dibanding kelompok kontrol.
22 Studi ini mendapatkan bahwa APE pada anak obesitas lebih rendah secara
bermakna dibandingkan dengan anak normal, bahkan sebelum dilakukan latihan
fisik.
Febrina Zulhidayati Siregar : Perbandingan Arus Puncak Ekspirasi Sebelum dan Sesudah Latihan Fisik Pada Anak…, 2007 USU e-Repository © 2008
Penurunan berat badan mengakibatkan peningkatan bermakna dari fungsi
paru, dimana diet dan tindakan bedah pada obesitas morbid dapat digunakan
untuk meningkatkan parameter spesifik paru dan fungsi otot-otot pernafasan.
Hakala dkk pada penelitiannya pada pasien asma yang obesitas mendapatkan
bahwa penurunan berat badan dapat mengurangi obstruksi saluran nafas dan
variabilitas APE, yang memberi kesan bahwa penurunan berat badan
meningkatkan mekanik paru-paru dan merupakan kontrol yang baik terhadap
obstruksi saluran nafas. 33 Penelitian lain mendapatkan bahwa setelah
penurunan berat badan, didapati peningkatan bermakna dari FRC, volume
residual, TLC, dan volume arus ekspirasi. Dikutip dari 18
Sesak nafas, batuk, dan mengi setelah latihan fisik merupakan
pertanda dari exercise-induced bronchospasm, yang disangkakan dengan
adanya riwayat gejala dan dikonfirmasi dengan uji latihan fisik. Beberapa jenis
latihan fisik telah digunakan seperti treadmill, sepeda dan dayung ergometer,
tetapi respon tertinggi didapatkan dari lari bebas. 34 Beberapa peneliti
mempertimbangkan treadmill sebagai pencetus respon bronkial yang paling baik
karena intensitas dan kondisi lingkungan dimana uji dilakukan dapat lebih
terkontrol. Namun De la Rubia dkk berpendapat bahwa lari bebas merupakan
latihan fisik yang paling mencetuskan asma. Dalam studinya dimana kondisi
lingkungan, intensitas latihan fisik dan status saluran respiratorik diawasi selama
latihan fisik, tidak ada perbedaan yang bermakna dari nilai spirometri setelah uji
lari bebas dan treadmill. 35
Selama latihan fisik, fungsi paru sedikit berubah, bahkan terkadang
membaik. Mendekati akhir latihan atau beberapa menit setelahnya, fungsi paru
mulai menurun. Penurunan maksimum fungsi paru terjadi 5 sampai 10 menit
Febrina Zulhidayati Siregar : Perbandingan Arus Puncak Ekspirasi Sebelum dan Sesudah Latihan Fisik Pada Anak…, 2007 USU e-Repository © 2008
setelah akhir latihan, dan akan mengalami pemulihan dalam 30 – 45 menit. 24
Uji latihan fisik yang dilakukan pada penelitian ini berupa lari bebas dibawah
pengawasan selama 8 menit. Latihan fisik dilakukan pada pagi hari yaitu pukul
08.00 – 09.00 WIB dimana kondisi lingkungan masih dapat terjaga. Pengukuran
APE dilakukan sesaat sebelum dan 5 menit setelah latihan fisik dilakukan.
Mengingat tehnik dan alat yang sederhana, pemeriksaan APE dengan
PFM dapat dipergunakan secara luas. Namun harus diingat beberapa
kelemahan dari pemeriksaan APE dengan PFM seperti kemasan, daya tahan
alat, terbatasnya fungsi paru yang diukur, dan lain-lain. Setelah pemakaian
berulang kali, ada kemungkinan terjadi metal fatique pada pegas Mini Wright
Flow Meter. 14,27 Wirjodiardjo dkk menganggap perlu dilakukan penelitian
mengenai banyaknya pemakaian terhadap ketepatan dan reprodusibilitas alat
Mini Wright Flow Meter. 14 Kotses dkk melaporkan bahwa antara sesama Mini
Wright Flow Meter pun terdapat perbedaan yang harus diperhitungkan, sehingga
dalam pengukuran sebaiknya dipakai alat yang sama dan jangan diganti-ganti.
Dikutip dari 14 Peak flow meter yang dipakai pada penelitian ini masih baru dan
setiap anak menggunakan PFM yang sama untuk pengukuran APE sebelum dan
sesudah latihan fisik.
Peniupan PFM dilakukan sesuai cara baku, yakni posisi berdiri tegak,
terlebih dahulu menghirup nafas sedalam-dalamnya kemudian menghembuskan
nafas sekuat-kuatnya melalui alat pengukur. Pada penelitian ini tidak digunakan
penjepit hidung dan setiap anak melakukan sedikitnya 3 kali pengukuran.
Masalah yang dihadapi ialah perbedaan nilai APE berdasarkan pengukuran
dengan Mini Wright PFM dan spirometer elektronik. Menurut Wirjodiardjo, nilai
APE berdasarkan PFM cenderung lebih besar. 14 Menurut Goldberg dkk,
Febrina Zulhidayati Siregar : Perbandingan Arus Puncak Ekspirasi Sebelum dan Sesudah Latihan Fisik Pada Anak…, 2007 USU e-Repository © 2008
meskipun APE merupakan cara yang penting pada penatalaksanaan asma,
namun tidak sensitif dalam mendeteksi fungsi saluran nafas kecil, dan sebaiknya
penggunaan di rumah diikuti dengan pengukuran spirometri secara regular. 36
Wirjodiardjo dkk merekomendasikan bahwa hasil pengukuran APE dengan alat
sederhana (misalnya Mini Wright Flow Meter), terutama pada anak, harus
dikonversikan kepada nilai baku yang diukur dengan spirometer elektronik. 14
Pada penelitian ini, nilai APE yang didapat dengan menggunakan Mini Wright
Peak Flow Meter dikonversikan kepada nilai baku spirometer elektronik AS-800.
Pada kesimpulannya, dari penelitian ini didapat bahwa nilai APE anak
obesitas lebih rendah sebelum maupun setelah latihan fisik dibandingkan
dengan anak yang tidak obesitas.
Febrina Zulhidayati Siregar : Perbandingan Arus Puncak Ekspirasi Sebelum dan Sesudah Latihan Fisik Pada Anak…, 2007 USU e-Repository © 2008
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Arus puncak ekspirasi pada anak obesitas lebih rendah sebelum ataupun
sesudah latihan fisik dibandingkan anak tidak obesitas.
5.2. Saran
Diperlukan penelitian lebih lanjut dengan sampel yang lebih besar dan waktu uji
latihan fisik yang lebih lama dan berkesinambungan untuk meneliti adanya
penurunan fungsi paru serta faktor-faktor yang mempengaruhinya pada anak
obesitas.
Febrina Zulhidayati Siregar : Perbandingan Arus Puncak Ekspirasi Sebelum dan Sesudah Latihan Fisik Pada Anak…, 2007 USU e-Repository © 2008
DAFTAR PUSTAKA
1. Flodmark CE, Lissau I, Moreno LA, Pietrobelli A, Widhalm K. New insight
into the field of child and adolescents’ obesity : the european perspective.
Intern J Obes 2004;28:1189-96
2. Moran R. Evaluation and treatment of childhood obesity. Am Fam Physician
1999;59:859-73
3. Sjarif DR. Obesitas pada anak dan permasalahannya. Dalam : Trihono PP,
Pudjiarto SP, Sjarif DR, penyunting. Hot Topics in Pediatrics II. Pendidikan
Kedokteran Berkelanjutan Ilmu Kesehatan Anak XLV, 18 – 19 Februari
2002. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2002. h. 219-32
4. Kamelia E. Kejadian obesitas pada anak usia 10 – 13 tahun di tiga sekolah
dasar negeri dan tiga sekolah dasar swasta Kotamadya Medan. Medan :
Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK USU, 1999. Tesis
5. Donohoue PA. Obesity. Dalam : Behrman RE, Kliegman RM, Jenson HB,
penyunting. Nelson Textbook of Pediatrics. Edisi ke-17. Philadelphia:
Saunders; 2004. h. 173-7
6. Deane S, Thomson A. Obesity and the pulmonologist. Arch Dis Child
2006;91:188-91
7. McLennan J. Obesity in children : tackling a growing problem. Austr Fam
Physic 2004;33:33-6
8. Collins LC, Walker JF, Peiris AN. The effect of body fat distribution on
pulmonary function tests. Chest 1995;107:1298-302
9. Tang RB, Chao T, Chen SJ, Lai CC. Pulmonary function during exercise in
obese children. Chinese Med J 2001;64:403-7
10. Belamarich PF, Luder E, Kattan M, Mitchell H, Islam S, Lynn H, et al. Do
obese inner-city children with asthma have more symptoms than nonobese
children with asthma?. J Pediatr 2000;106:1436-41
11. Von Mutius E, Schwartz J, Neas LM, Dockery D, Weiss ST. Relation of
body mass index to asthma and atopy in children : the National Health and
Nutrition Examination Study III. Thorax 2001;56:835-8
12. Li AM, Chan D, Wong E, Yin J, Nelson EAS, Fok TF. The effects of obesity
on pulmonary function. Arch Dis Child 2003;88:361-3
Febrina Zulhidayati Siregar : Perbandingan Arus Puncak Ekspirasi Sebelum dan Sesudah Latihan Fisik Pada Anak…, 2007 USU e-Repository © 2008
13. Haddad GG, Palazzo RM. Diagnostic approach to respiratory disease.
Dalam : Behrman RE, Kliegman RM, Jenson HB, penyunting. Nelson
Textbook of Pediatrics. Edisi ke-17. Philadelphia: Saunders; 2004. h. 1375-
9
14. Wirjodiardjo M, Said M, Boediman HI. Perbandingan hasil pengukuran peak
flow rate antara mini Wright peak flow meter dengan spirometer elektronik
pada anak. Majalah Kedokteran Indonesia 1992;42:575-84
15. Effendi H, Yazir Y. Ventilasi pulmonal. Dalam : Effendi H, Yazir Y,
penyunting. Fisiologi pernafasan dan patofisiologinya. Bandung : Penerbit
Alumni, 1980. h. 1 - 23
16. Chernick V, West JB. The functional basis of respiratory disease. Dalam :
Chernick V, Boat TF, Wilmott RW, Bush A, penyunting. Kendig’s Disorders
of the Respiratory Tract in Children. Edisi ke-7. Philadelphia: Elsevier Inc;
2006. h. 29 – 64
17. Fontán JJP, Haddad GG. Respiratory pathophysiology. Dalam : Behrman
RE, Kliegman RM, Jenson HB, penyunting. Nelson Textbook of Pediatrics.
Edisi ke-17. Philadelphia: Saunders; 2004. h. 1362-73
18. Poulain M, Doucet M, Major GC, Drapeau V, Sèriés F, Boulet LP, et al. The
effect of obesity on chronic respiratory diseases : pathophysiology and
therapeutic strategies. CMAJ 2006;174:1293-9
19. Charlebois D, Wilmoth D. Critical care of patients with obesity. Crit Care
Nurse 2004;24:19-27
20. Praud JP, Canet E. Chest wall function and dysfunction. Dalam : Chernick
V, Boat TF, Wilmott RW, Bush A, penyunting. Kendig’s Disorders of the
Respiratory Tract in Children. Edisi ke-7. Philadelphia: Elsevier Inc; 2006. h.
733-43
21. Sharma G, Rochester CL. Respiratory complications of obesity. Chest
2004;18:16-26
22. Ülger Z, Demir E, Tanaç R, Gökşen D, Gülen F, Darcan Ş, Can D, Çoker M.
The effect of childhood obesity on respiratory function tests and airway
hyperresponsiveness. Turk J Pediatr 2006;48:43-50
23. Munasir Z. Uji fungsi paru. Dalam : Akib AP, Matondang SC, penyunting.
Buku Ajar Alergi Imunologi Anak. Jakarta: IDAI; 1996. h. 315-8
Febrina Zulhidayati Siregar : Perbandingan Arus Puncak Ekspirasi Sebelum dan Sesudah Latihan Fisik Pada Anak…, 2007 USU e-Repository © 2008
24. Sinha T, David AK. Recognition and management of exercise-induced
bronchospasm. Am Fam Physician 2003;67:769-74
25. Liu AH, Spahn JD, Leung DYM. Childhood asthma. Dalam : Behrman RE,
Kliegman RM, Jenson HB, penyunting. Nelson Textbook of Pediatrics. Edisi
ke-17. Philadelphia: Saunders; 2004. h. 760-74
26. Castile RG. Pulmonary function testing in children. Dalam : Chernick V,
Boat TF, Wilmott RW, Bush A, penyunting. Kendig’s Disorders of the
Respiratory Tract in Children. Edisi ke-7. Philadelphia: Elsevier Inc; 2006. h.
168-85
27. Aditama YT, Mangunnegoro H, Fachrurodji H, Depari, Saharawati.
Penggunaan arus puncak ekspirasi maksimal dalam penilaian faal paru.
Medika 1987;7:670-1
28. Eid N, Yandell B, Howell L, Eddy M, Sheikh S. Can peak expiratory flow
predict airflow obstruction in children with asthma?. Pediatrics
2000;105:354-8
29. Quanjer PH, Gregg LI, Miller MR, Pedersen OF. Peak expiratory flow :
conclusion and recommendations of a Working Party of the European
Respiratory Society. Eur Respir j 1997;10:Suppl.24,2s-8s
30. Gharagozlou M, Kompani F, Movahedi M. Comparison between peak
expiratory flow rate and forced expiratory volume in one second in the
evaluation of children suspected to have asthma. Iran J Allergy, Asthma
Immunol 2004:3(1):21-4
31. Custovic A, Arifhodzic N, Robinson A, Woodcock A. Exercise testing
revisited. Chest 1994;105:1127-32
32. Zerah F, Harf A, Perlemuter L, Lorino H, Lorino AM, Atlan G. Effects of
obesity on respiratory resistance. Chest 1993;103:1470-6
33. Hakala K, Aarniala BS, Sovijarvi A. Effects of weight loss on peak flow
variability, airways obstruction, and lung volumes in obese patients with
asthma. Chest 2000;118:1315-21
34. Lorenzo A, Maiolo C, Mohammed EI, Andreoli A, De-Luca PP, Rossi P.
Body composition analysis and changes in airways function in obese adults
after hypocaloric diet. Chest 2001;119:1409-15
Febrina Zulhidayati Siregar : Perbandingan Arus Puncak Ekspirasi Sebelum dan Sesudah Latihan Fisik Pada Anak…, 2007 USU e-Repository © 2008
35. De la Rubia SG, Fernandez MJP, Solis MS, Moro IMG, Flores DP,
Ahumada MP. Exercise-induced asthma in children : a comparative study of
free and treadmill running. Ann Allergy Asthma Immunol 1998;80:232-6
36. Goldberg S, Springer C, Avital A, Godfrey S, Bar-Yishay E. Can peak
expiratory flow measurement estimate small airway function in asthmatic
children?. Chest 2001;120:482-8
Febrina Zulhidayati Siregar : Perbandingan Arus Puncak Ekspirasi Sebelum dan Sesudah Latihan Fisik Pada Anak…, 2007 USU e-Repository © 2008
Lampiran 1
SURAT PERNYATAAN KESEDIAAN
Dengan ini, saya / orangtua dari :
Nama : ....................................................................
Usia : .................Tahun .....................Bulan .........
Jenis kelamin : LK / PR
Alamat : .....................................................................
Sudah mempelajari dan mendapat penjelasan yang sejelas-jelasnya mengenai
penelitian dengan judul :
” PERBANDINGAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI SEBELUM DAN SESUDAH
LATIHAN FISIK PADA ANAK OBESITAS DAN TIDAK OBESITAS ”
Dan sesudah mengetahui dan menyadari sepenuhnya risiko yang
mungkin terjadi, saya menyatakan bahwa saya mengizinkan dengan rela, anak
saya menjadi subyek penelitian dengan catatan sewaktu-waktu bisa
mengundurkan diri apabila merasa tidak mampu mengikuti penelitian ini.
Demikian pernyataan ini saya perbuat dengan sebenarnya dengan penuh
kesadaran dan tanpa paksaan dari siapapun.
Medan, .............................. 2005
Yang membuat pernyataan
(..........................................)
Saksi :
Kepala Sekolah Pimpinan Penelitian
(..........................................) (Dr. Febrina Z. Siregar)
Lampiran 2
Tanggal : No. :
LEMBAR FORMAT PENELITIAN
PERBANDINGAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI SEBELUM DAN SESUDAH LATIHAN FISIK PADA ANAK OBESITAS DAN TIDAK OBESITAS
I. IDENTIFIKASI SAMPEL
1. NAMA :
2. JENIS KELAMIN : LAKI-LAKI / PEREMPUAN *
3. USIA : TAHUN
4. NAMA AYAH :
5. NAMA IBU :
II. DATA PENELITIAN
1. Berat badan : kg
2. Tinggi badan : cm
3. BMI : kg/m²
4. Tekanan darah : mmHg
5. Frekuensi jantung : kali / menit
6. Frekuensi napas : kali / menit
III. KUESIONER
1. Apakah ada menderita batuk selama 3 bulan terakhir ?
A. Ya b. Tidak
2. Apakah pernah menderita sesak nafas ?
A. Ya b. Tidak
3. Apakah ada keluarga (ayah / ibu / kakak / adik) yang menderita sesak
nafas ?
A. Ya b. Tidak
Keterangan :
*) Coret yang tidak perlu
Lampiran 3.
Febrina Zulhidayati Siregar : Perbandingan Arus Puncak Ekspirasi Sebelum dan Sesudah Latihan Fisik Pada Anak…, 2007 USU e-Repository © 2008
Febrina Zulhidayati Siregar : Perbandingan Arus Puncak Ekspirasi Sebelum dan Sesudah Latihan Fisik Pada Anak…, 2007 USU e-Repository © 2008
Lampiran 4
Daftar nilai baku fungsi paru anak usia SD 28
Umur 6 tahun
Laki-laki Perempuan
Tinggi Badan APE FEV1 FVC
Tinggi Badan APE FEV1 FVC
110 139 947 1122 110 120 881 1047 111 140 954 1131 111 123 893 1062
112 142 961 1140 112 126 905 1077
113 144 968 1148 113 129 917 1092
114 145 974 1157 114 132 929 1107
115 147 981 1165 115 135 942 1123
116 149 988 1174 116 138 954 1138
117 150 995 1183 117 141 966 1153
118 152 1001 1191 118 144 978 1168
119 154 1008 1200 119 147 990 1184
120 155 1015 1209 120 150 1003 1199
121 157 1022 1217 121 153 1015 1214
122 159 1028 1226 122 156 1027 1229
123 160 1035 1235 123 159 1039 1244
124 162 1042 1243 124 162 1051 1260
125 164 1049 1252 125 165 1063 1275
126 165 1055 1261 126 168 1076 1290
127 167 1062 1269 127 171 1088 1305
128 169 1069 1278 128 174 1100 1321
129 170 1076 1286 129 177 1112 1336
130 172 1082 1295 130 180 1124 1351
131 174 1089 1304 131 183 1137 1366
132 175 1096 1312 132 186 1149 1381
133 177 1103 1321 133 189 1161 1397
134 179 1109 1330 134 192 1173 1412
Febrina Zulhidayati Siregar : Perbandingan Arus Puncak Ekspirasi Sebelum dan Sesudah Latihan Fisik Pada Anak…, 2007 USU e-Repository © 2008
Umur 7 tahun
Laki-laki Perempuan
Tinggi Badan APE FEV1 FVC
Tinggi Badan APE FEV1 FVC
110 140 892 1071 110 138 983 1172 111 142 911 1094 111 139 994 1186
112 144 930 1116 112 141 1005 1199
113 146 949 1139 113 142 1016 1213
114 148 968 1162 114 144 1027 1227
115 151 987 1185 115 146 1038 1240
116 153 1006 1208 116 147 1049 1254
117 155 1025 1231 117 149 1060 1268
118 157 1044 1254 118 150 1071 1281
119 159 1064 1277 119 152 1082 1295
120 161 1083 1300 120 153 1093 1308
121 163 1102 1323 121 155 1104 1322
122 166 1121 1346 122 157 1115 1336
123 168 1140 1368 123 158 1126 1349
124 170 1159 1391 124 160 1137 1363
125 172 1178 1414 125 161 1148 1377
126 174 1197 1437 126 163 1159 1390
127 176 1216 1460 127 164 1170 1404
128 178 1235 1483 128 166 1181 1418
129 181 1254 1506 129 168 1192 1431
130 183 1273 1529 130 169 1203 1445
131 185 1292 1552 131 171 1214 1458
132 187 1312 1575 132 172 1225 1472
133 189 1331 1588 133 174 1236 1486
Febrina Zulhidayati Siregar : Perbandingan Arus Puncak Ekspirasi Sebelum dan Sesudah Latihan Fisik Pada Anak…, 2007 USU e-Repository © 2008
Umur 8 tahun
Laki-laki Perempuan
Tinggi Badan APE FEV1 FVC
Tinggi Badan APE FEV1 FVC
112 150 931 1117 112 142 991 1185 113 153 956 1146 113 144 1007 1203
114 155 980 1176 114 147 1022 1222
115 158 1005 1205 115 149 1038 1241
116 160 1029 1235 116 151 1053 1259
117 162 1054 1264 117 153 1069 1278
118 165 1078 1294 118 156 1084 1297
119 167 1103 1323 119 158 1100 1315
120 170 1127 1353 120 160 1115 1334
121 172 1152 1382 121 162 1130 1353
122 175 1177 1412 122 165 1146 1371
123 177 1201 1441 123 167 1161 1390
124 179 1226 1471 124 169 1177 1409
125 182 1250 1500 125 171 1192 1427
126 184 1275 1530 126 173 1208 1446
127 187 1299 1559 127 176 1223 1465
128 189 1324 1589 128 178 1239 1483
129 191 1348 1618 129 180 1254 1502
130 194 1373 1648 130 182 1269 1521
131 196 1398 1677 131 185 1285 1540
132 199 1422 1707 132 187 1300 1558
133 201 1447 1736 133 189 1316 1577
134 203 1471 1766 134 191 1331 1596
135 206 1496 1795 135 194 1347 1614
136 208 1520 1825 136 196 1362 1633
Febrina Zulhidayati Siregar : Perbandingan Arus Puncak Ekspirasi Sebelum dan Sesudah Latihan Fisik Pada Anak…, 2007 USU e-Repository © 2008
Umur 9 tahun
Laki-laki Perempuan
Tinggi Badan APE FEV1 FVC
Tinggi Badan APE FEV1 FVC
114 139 923 1101 114 151 996 1191 115 143 949 1133 115 153 1017 1217
116 147 976 1165 116 156 1039 1243
117 151 1002 1197 117 158 1068 1269
118 155 1029 1229 118 160 1081 1295
119 159 1055 1261 119 162 1102 1320
120 163 1082 1293 120 165 1124 1346
121 167 1108 1325 121 167 1145 1372
122 171 1135 1357 122 169 1166 1398
123 175 1161 1389 123 171 1187 1424
124 179 1188 1421 124 174 1208 1450
125 183 1214 1453 125 176 1230 1476
126 186 1241 1485 126 178 1251 1502
127 190 1267 1517 127 180 1273 1527
128 194 1294 1549 128 183 1294 1553
129 198 1320 1581 129 185 1315 1579
130 202 1347 1613 130 187 1336 1605
131 206 1373 1645 131 189 1358 1631
132 210 1400 1677 132 192 1379 1657
133 214 1426 1709 133 194 1400 1683
134 218 1453 1741 134 196 1421 1708
135 222 1479 1773 135 198 1443 1734
136 226 1506 1808 136 201 1464 1760
137 230 1532 1837 137 203 1485 1786
138 234 1559 1869 138 205 1507 1812
139 238 1585 1901 139 207 1528 1838
140 242 1612 1933 140 210 1549 1864
141 245 1638 1965 141 212 1570 1890
142 249 1665 1997 142 214 1592 1915
143 253 1691 2029 143 216 1613 1941
Febrina Zulhidayati Siregar : Perbandingan Arus Puncak Ekspirasi Sebelum dan Sesudah Latihan Fisik Pada Anak…, 2007 USU e-Repository © 2008
Umur 10 tahun
Laki-laki Perempuan
Tinggi Badan APE FEV1 FVC
Tinggi Badan APE FEV1 FVC
117 180 1030 1226 117 153 1022 1217 118 184 1056 1258 118 157 1047 1248
119 187 1082 1290 119 160 1073 1279
120 191 1108 1321 120 164 1098 1310
121 194 1134 1353 121 167 1124 1341
122 197 1161 1385 122 171 1149 1372
123 201 1187 1416 123 174 1174 1403
124 204 1213 1448 124 178 1200 1434
125 207 1239 1480 125 181 1225 1464
126 211 1266 1511 126 185 1251 1495
127 214 1292 1543 127 189 1276 1526
128 217 1318 1575 128 192 1301 1557
129 221 1344 1606 129 196 1327 1588
130 224 1371 1638 130 199 1352 1619
131 228 1397 1670 131 203 1378 1650
132 231 1423 1701 132 206 1403 1681
133 234 1449 1733 133 210 1429 1712
134 238 1475 1765 134 213 1454 1743
135 241 1502 1796 135 217 1479 1774
136 244 1528 1828 136 220 1505 1805
137 248 1554 1860 137 224 1530 1836
138 251 1580 1891 138 227 1556 1867
139 254 1607 1923 139 231 1581 1898
140 258 1633 1955 140 235 1606 1929
141 261 1659 1986 141 238 1632 1960
142 264 1685 2018 142 242 1657 1991
143 268 1712 2050 143 245 1683 2022
144 271 1738 2081 144 249 1708 2053
145 275 1764 2113 145 252 1733 2083
146 278 1790 2145 146 256 1759 2114
147 281 1816 2176 147 259 1784 2145
Febrina Zulhidayati Siregar : Perbandingan Arus Puncak Ekspirasi Sebelum dan Sesudah Latihan Fisik Pada Anak…, 2007 USU e-Repository © 2008
Umur 11 tahun Laki-laki Perempuan
Tinggi Badan APE FEV1 FVC
Tinggi Badan APE FEV1 FVC
117 241 1044 1243 117 228 1031 1231 118 242 1074 1279 118 229 1061 1268
119 243 1103 1315 119 230 1092 1304
120 243 1133 1351 120 232 1122 1348
121 244 1163 1386 121 233 1153 1377
122 244 1182 1422 122 234 1183 1413
123 246 1222 1458 123 235 1213 1450
124 246 1252 1494 124 236 1244 1486
125 247 1281 1530 125 237 1274 1523
126 248 1311 1586 126 238 1305 1569
127 249 1341 1602 127 239 1335 1596
128 249 1370 1637 128 240 1365 1632
129 250 1400 1673 129 242 1396 1669
130 251 1430 1709 130 243 1426 1705
131 252 1459 1745 131 244 1457 1742
132 252 1489 1781 132 245 1487 1778
133 253 1518 1817 133 246 1517 1815
134 254 1548 1833 134 247 1548 1851
135 255 1578 1888 135 248 1578 1887
136 256 1608 1934 136 249 1609 1904
137 257 1637 1989 137 250 1639 1936
138 257 1687 2005 138 251 1669 1997
139 258 1697 2032 139 253 1700 2033
140 259 1725 2088 140 254 1730 2070
141 259 1756 2104 141 255 1761 2106
142 260 1786 2135 142 256 1791 2143
143 260 1815 2175 143 257 1821 2179
144 261 1845 2211 144 258 1852 2216
145 262 1874 2247 145 259 1882 2252
146 263 1904 2283 146 260 1913 2289
147 263 1934 2319 147 261 1943 2326
148 264 1983 2355 148 263 1973 2381
149 265 1993 2390 149 264 2004 2398
150 266 2023 2426 150 265 2034 2434
Febrina Zulhidayati Siregar : Perbandingan Arus Puncak Ekspirasi Sebelum dan Sesudah Latihan Fisik Pada Anak…, 2007 USU e-Repository © 2008
Umur 12 tahun Laki-laki Perempuan
Tinggi Badan APE FEV1 FVC
Tinggi Badan APE FEV1 FVC
124 249 1103 1313 124 244 1073 1254 125 251 1138 1355 125 246 1107 1306
126 253 1173 1397 126 248 1142 1348
127 254 1208 1440 127 249 1176 1390
128 256 1243 1482 128 251 1210 1432
129 258 1278 1525 129 252 1245 1475
130 260 1313 1567 130 254 1279 1517
131 262 1348 1609 131 256 1313 1559
132 264 1383 1652 132 257 1348 1601
133 266 1418 1694 133 259 1382 1643
134 268 1453 1737 134 261 1416 1685
135 269 1489 1779 135 262 1451 1727
136 271 1524 1822 136 264 1485 1769
137 273 1559 1864 137 266 1519 1811
138 275 1594 1906 138 267 1554 1853
139 277 1629 1949 139 269 1588 1895
140 279 1664 1991 140 271 1623 1937
141 281 1699 2034 141 272 1657 1980
142 283 1734 2076 142 274 1691 2022
143 284 1769 2118 143 275 1726 2064
144 286 1804 2161 144 277 1760 2106
145 288 1839 2203 145 279 1794 2148
146 290 1874 2246 146 280 1829 2190
147 292 1910 2288 147 282 1863 2232
148 294 1945 2330 148 284 1897 2274
149 296 1980 2373 149 285 1932 2316
150 298 2015 2415 150 287 1966 2358
151 299 2050 2458 151 289 2000 2400
152 301 2085 2500 152 290 2035 2442
153 303 2120 2542 153 292 2069 2484
154 305 2155 2585 154 294 2103 2527
155 307 2190 2627 155 295 2138 2589
156 309 2225 2670 156 297 2172 2611
157 311 2260 2712 157 298 2206 2653
Febrina Zulhidayati Siregar : Perbandingan Arus Puncak Ekspirasi Sebelum dan Sesudah Latihan Fisik Pada Anak…, 2007 USU e-Repository © 2008
Lampiran 5.
Konversi nilai APE (L/mnt) dari Mini Wright Flowmeter ke Spirometri AS-800
(MINATO) 29
Mini Flowmeter AS-800 Mini Flowmeter AS-800 150 91 300 238 155 96 305 243 160 101 310 248 165 106 315 253 170 111 320 258 175 116 325 263 180 121 330 267 185 125 335 272 190 130 340 277 195 135 345 282 200 140 350 287 205 145 355 292 210 150 360 297 215 155 365 302 220 160 370 307 225 165 375 312 230 169 380 316 235 174 385 321 240 179 390 325 245 184 395 331 250 189 400 336 255 194 405 341 260 199 410 346 265 204 415 351 270 209 420 356 275 214 425 361 280 218 430 365 285 223 435 370 290 228 440 375 295 233
Lampiran 6 Tabel indeks masa tubuh CDC NCHS WHO 2000 usia 2 – 20 tahun
Febrina Zulhidayati Siregar : Perbandingan Arus Puncak Ekspirasi Sebelum dan Sesudah Latihan Fisik Pada Anak…, 2007 USU e-Repository © 2008
Febrina Zulhidayati Siregar : Perbandingan Arus Puncak Ekspirasi Sebelum dan Sesudah Latihan Fisik Pada Anak…, 2007 USU e-Repository © 2008
RINGKASAN
Obesitas berhubungan dengan komplikasi pernafasan dan penurunan volume
paru. Obesitas meningkatkan stres pernafasan pada ventilasi selama latihan
fisik dan dapat menimbulkan gangguan fungsi paru. Uji faal paru dapat
digunakan untuk konfirmasi diagnostik, respon terhadap terapi ataupun
prediksi penyakit paru dan saluran respiratorik. Salah satu cara praktis untuk
menilai faal paru adalah dengan menggunakan ”Peak Flow Meter ” (PFM)
untuk mengukur arus puncak ekspirasi (APE) yang dapat memberikan
peringatan dini adanya penurunan fungsi paru.
Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan nilai arus puncak ekspirasi
sebelum dan sesudah latihan fisik pada anak obesitas dan tidak obesitas usia
6 – 12 tahun.
Suatu uji eksperimental dengan disain pre dan post test dilakukan pada
30 anak Sekolah Dasar dengan Body Mass Index (BMI) antara persentil ke- 5
– 85 (kelompok tidak obesitas), dan 30 anak dengan BMI > persentil ke-95
(kelompok obesitas). Arus puncak ekspirasi diukur dengan peak flow meter
sebelum dan 5 menit setelah latihan fisik selama 8 menit. Berat badan, tinggi
badan dan BMI diukur sebelum latihan fisik.
Pada penelitian ini dijumpai perbedaan yang bermakna secara statistik
penurunan arus puncak ekspirasi sebelum dan sesudah latihan fisik pada
kelompok anak obesitas (p > 0,05).
Febrina Zulhidayati Siregar : Perbandingan Arus Puncak Ekspirasi Sebelum dan Sesudah Latihan Fisik Pada Anak…, 2007 USU e-Repository © 2008
SUMMARY
Obesity has been associated with respiratory complications and it is believed
to reduce lung volume. Obesity imposes additional stress to ventilation during
exercise and it may even result in pulmonary function impairment. Lung
function tests can be useful to confirmed the diagnostic, respons of therapy or
predicting the lung and respiratory diseases. The peak flow meter is an
inexpensive, practical way to measure lung function, can serve as an early
warning sign of a decrease in lung function.
The aim of this study is to compare the Peak Expiratory Flow Rate before
and after physical exercise on obese and non obese primary – school boys
(age 6 – 12 years).
An experimental study using pre and posttest design was performed on 30
obese children (BMI above the 95th percentile) and 30 non obese children
(BMI between the 5th – 85th percentile), by using Mini Wright Peak Flow Meter
to evaluate the Peak Expiratory Flow Rate (PEFR) before and after 8 minutes
physical exercise. Height, weight, and Body Mass Index were determined
before testing.
There is a significant in the decreased of PEFR mean value between
obese and non obese children (p > 0.05). The PEFR before and after physical
exercise on obese children significantly lower than non obese children.
Febrina Zulhidayati Siregar : Perbandingan Arus Puncak Ekspirasi Sebelum dan Sesudah Latihan Fisik Pada Anak…, 2007 USU e-Repository © 2008
RIWAYAT HIDUP
Nama lengkap : Febrina Zulhidayati Siregar
Tanggal lahir : 6 Februari 1972
Tempat lahir : Medan
NIP : -
Alamat : Jl. Karya I N0. 14 Medan
Nama suami : Irsan Parulian Panjaitan, SE
Nama anak : 1. M. Firza Akbar Panjaitan
2. M. Kafie Yadaska Panjaitan
Pendidikan
1. Sekolah Dasar di SD Yayasan Pendidikan Harapan I Medan, tamat tahun
1984
2. Sekolah Menengah Pertama di SMP Yayasan Pendidikan Harapan I
Medan, tamat tahun 1987
3. Sekolah Menengah Atas di SMAN 11 Medan, tamat tahun 1990
4. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, tamat tahun 1997
Riwayat Pekerjaan
1. Dokter PTT di Puskesmas Muliorejo, Kabupaten Deli Serdang, Propinsi
Sumatera Utara, tahun 1997 – 2000
Pendidikan Spesialis
1. Adaptasi di BIKA FK USU : 01 – 12 – 2002 s/d 31 – 12 – 2002
Febrina Zulhidayati Siregar : Perbandingan Arus Puncak Ekspirasi Sebelum dan Sesudah Latihan Fisik Pada Anak…, 2007 USU e-Repository © 2008
2. Pendidikan Tahap I : 01 – 01 – 2003 s/d 31 – 12 – 2003
3. Pendidikan Tahap II : 01 – 01 – 2004 s/d 31 – 12 – 2004
4. Pendidikan Tahap III : 01 – 01 – 2005 s/d 31 – 12 – 2005
5. Penelitian dan tesis : Juli 2005 dan September 2007