PERANAN PENYULUH DALAM PENERAPAN PUPUK
ORGANIK CAIR PADA TANAMAN KACANG PANJANG
DI DESA GENTUNGAN KECAMATAN BAJENG
BARAT KABUPATEN GOWA
MAULUDDIN
105 9600617 10
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2014
PERANAN PENYULUH DALAM PENERAPAN PUPUK
ORGANIK CAIR PADA TANAMAN KACANG PANJANG
DI DESA GENTUNGAN KECAMATAN BAJENG
BARAT KABUPATEN GOWA
MAULUDDIN
105 9600617 10
SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Petanian
Strata Satu (S-1)
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2014
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI
DAN SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skriprsi yang berjudul :
Peranan Penyuluh Dalam Penerapan Pupuk Organik Cair Pada Tanaman
Kacang Panjang Di Desa Gentungan Kecamatan Bajeng Barat Kabupaten
Gowa
adalah benar merupakan hasil karya yang belum diajukan dalam bentuk apa pun
kepada perguruan tinggi mana pun. Semua sumber data dan informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di
bagian akhir skripsi ini.
Makassar, November 2014
MAULUDDIN
ABSTRAK
MAULUDDIN, 105960061710. Peran Penyuluh dalam Penerapan Pupuk
Organik Cair Pada Tanaman Kacang Panjang di Desa Gentungan Kecamatan
Bajeng Barat Kabupaten Gowa, Dibawah bimbingan AMRUDDIN dan
HASRIANI. Penelitian bertujuan untuk mengetahui peran penyuluh dalam penerapan
pupuk organik cair pada tanaman kacang panjang di Desa Gentungan Kecamatan
Bajeng Barat Kabupaten Gowa.
Waktu penelitian dilakukan selama dua bulan yaitu bulan Juli sampai
dengan September 2014. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Gentungan
Kecamatan Bajeng Barat Kabupaten Gowa.
Populasi diambil terdiri dari 2 kelompok tani yang ada di Desa Gentungan
Kecamatan Bajeng Barat Kabupaten Gowa yakni, Kelompok Tani Bontomarannu
15 petani dan Kelompok Tani Sinar Bajeng 15 petani, maka jumlah populasi
secara keseluruhan yakni 30 orang petani. Teknik pengambilan sampel dilakukan
dengan teknik full sampel (sampel jenuh ) dimana keseluruhan populasi dijadikan
sampel, sehingga sampel petani dalam penerapan kacang panjang sebanyak 30
orang petani
Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran penyuluh dalam penerapan
pupuk organik cair pada tanaman kacang panjang , dapat ditarik kesimpulan
bahwa peran penyuluh pertanian yang sesuai antara lain sebagai pembimbing
mendapat respon baik sebanyak 28 orang (93,00 %), sebagai organisator dan
dinamisator mengatakan baik sebanyak 19 orang (63,33%), sebagai teknisi
mengatakan baik sebanyak 18 orang (60%) serta sebagai konsultan petani
menyatakan sangat baik sebanyak 20 orang (66,67%), dimana semua peran
penyuluh memberikan dampak yang baik bagi petani dalam penggunaan pupuk
organik cair yang bermanfaat bagi tanaman kacang panjang, sehingga dapat
meningkatkan hasil produksi petani.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena
atas berkah dan hidayah-Nyalah sehingga skripsi ini dapat terselesaikan meskipun
dalam konteks yang sangat sederhana baik dari segi ketepatan pemaparan
maupun ketepatan penyajian hasilnya.
Skripsi ini disusun berdasarkan pedoman penulisan yang berlaku dan
dengan upaya pemanfaatan segala potensi yang penulis miliki seoptimal mungkin,
akan tetapi karena keterbatasan kemampuan penulis sebagai manusia biasa, bukan
hal yang tidak mungkin jika terdapat ketidaksempurnaan dalam pemaparan hasil
skripsi ini. Oleh karena itu, demi kesempurnaan dan dalam upaya membuat skripsi
ini menjadi karya ilmiah yang baik, penulis senantiasa bersedia menerima saran
dan kritikan dari berbagai pihak.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini bisa terselesaikan tanpa
keterlibatan bantuan dari berbagai pihak. Berbagai macam kendala yang penulis
hadapi dalam proses penyelesaian skripsi ini dapat terlewati berkat partisipasi dari
berbagai pihak. Olehnya itu penulis berkewajiban untuk berterima kasih kepada
pihak baik yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung, yaitu :
1. Kepada kedua orang tua yang telah membesarkan dan mendidik penulis dan
tidak bosan-bosannya memanjatkan doa kepada Allah Yang Maha Pengasih,
untuk kesuksesan penulis serta tidak henti-hentinya memberikan dorongan
moril dan materil.
2. Kepada Bapak Amruddin, S.Pt, M.Si dan Hasriani, S.TP, M.Si dosen
pembimbing penulis yang dengan ikhlas meluangkan waktunya untuk
membimbing penulis sampai pada penyempurnaan dan penyelesaian skripsi
ini.
3. Kepada Bapak dan Ibu dosen jurusan Agribisnis yang telah banyak
memberikan bekal ilmu pengetahuan, sehingga penulis berhasil
menyelesaikan skripsi ini.
4. Saudara-saudaraku, yang telah ikut membantu dan mendoakan penulis demi
keberhasilannya dalam studi.
5. Kepada teman-teman dan semua pihak yang tidak sempat penulis sebutkan
satu persatu yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
Semoga amal jerih payah Bapak/Ibu/saudara(i) kepada penulis mendapatkan
balasan yang berlipat ganda dan bernilai ibadah di sisi Allah SWT.
Akhirnya dengan segala kerendahan hati penulis berharap semoga skripsi ini
dapat memberikan manfaat, khususnya dalam rangka peningkatan mutu
pendidikan.
Makassar, November 2014
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………… i
HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………….. ii
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI....................................................... iii
KATA PENGANTAR ............................................................................... v
ABSTRAK .............................................................................................. vi
DAFTAR ISI ............................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ........................................................................................ ix
DAFTAR GAMBAR ............................................................................. x
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xi
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang …………………………………………. 1
1.2. Rumusan Masalah…………………………………………… 4
1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ………………………… 5
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Penyuluhan ........................................................ 6
2.2. Tujuan Penyuluhan Pertanian .......................................... 9
2.3. Peran Penyuluh Pertanian .............................................. 12
2.4. Pupuk organik cair ........................................................ 15
2.5. Kacang Panjang ................................................... 16
2.6. Kerangka Pikir........................................................................ 18
III. METODE PENELITIAN
.
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian …………………………… 20
3.2. Populasi dan Sampel ..............………………………….. 20
3.3. Teknik Pengumpulan Data .................................................. 20
3.4. Jenis dan Sumber Data .......................................................... 21
3.5. Analisis Data ............................................................. 21
3.6. Definisi Operasional................................................................ 22
IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ........................... 24
4.1 Letak Geografis dan Tofografi..................................................... 24
4.2 Tanah dan Iklim ................................................. 25
4.3 Keadaan Penduduk ................................................................ 25
4.4 Pemanfaatan Lahan Pertanian...................................................... 30
V. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................... 32
5.1 Identitas Responden .......................................................... 32
5.2 Peran Penyuluh dalam Penggunaan Pupuk Cair Pada Tanaman
Kacang Panjang ............................................................... 37
VI. KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 44
6.1 Kesimpulan ..................................................................... 44
6.2 Saran ........................................................................... 44
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
DAFTAR TABEL
No Teks Halaman
1. Jumlah Penduduk berdsarkan Umur dan Jenis Kelamin
di Desa Gentungan Kecamatan Bajeng Barat Kabupaten Gowa ………. 26
2. Jumlah Penduduk berdasarkan Tingkat Pendidikan di Desa Gentungan
Kecamatan Bajeng Barat Kabupaten Gowa . ……………………… 28
3. Jumlah Penduduk berdasarkan Mata Pencaharian di Desa Gentungan
Kecamatan Bajeng Barat Kabupaten Gowa ……………. …………. 29
4. Potensi Luas Lahan Pertanian Desa Gentungan Kecamatan Bajeng Barat 30
5. Responden Berdasarkan Kelompok Umur Petani
di Desa Gentungan Kecamatan Bajeng Barat Kabupaten Gowa ………. 33
6. Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Petani
di Desa Gentungan Kecamatan Bajeng Barat Kabupaten Gowa ……… 34
7. Responden Berdasarkan Pengalaman Berusahatani Petani
di Desa Gentungan Kecamatan Bajeng Barat Kabupaten Gowa …….. 35
8. Jumlah Tanggungan Keluarga di Desa Gentungan Kecamatan
Bajeng Barat Kabupaten Gowa ………………………………………. 36
9. Luas Lahan Responden di Desa Gentungan Kecamatan
Bajeng Barat Kabupaten Gowa`………………………………………….. 36
10. Penyuluh Pertanian Sebagai Pembimbing .............................................. 38
11. Penyuluh Pertanian Sebagai Organisator dan Dinamisator ...................... 39
12. Penyuluh Pertanian Sebagai Teknisi ...................................................... 40
13. Penyuluh Pertanian Sebagai Konsultan ................................................ 42
DAFTAR GAMBAR
No Teks Halaman
1. Kerangka Pikir Peran Penyuluh Dalam Penerapan Pupuk Organik Cair
Pada Tanaman Kacang Panjang di Desa Gentungan
Kecamatan Bajeng Barat Kabupaten Gowa ……………………… 19
DAFTAR LAMPIRAN
No Teks Halaman
1. Kuesioner Penelitian ………………………………………………. 47
2. Identifikasi Petani Kacang Hijau dalam Penggunaan Pupuk Cair …… 50
3. Rekapitulasi Data Penelitian Peran Penyuluh Pertanian …………… 51
4. Dokumnetasi Lapangan ……………………………………………. 53
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Para petani yang mengelola usahataninya sangat mengharapkan adanya
perubahan-perubahan dalam tingkat kesejahteraan hidupnya. Salah satu usaha
pemerintah dalam hal ini melalui usaha penyuluhan pertanian dalam
menyampaikan harapan pada petani dalam meningkatkan produksi usahataninya
yaitu melakukan penyuluhan pertanian agar terjadi perubahan-perubahan yang
positif dalam pengelolaan usahatani mereka. Aktif menyelenggarakan
penyuluhan-penyuluhan teknologi baru yang sesuai dengan perkembangan zaman
dan ilmu pengetahuan pertanian. Peningkatan produksi usahatani hanya bisa
dicapai kalau para petani mau dan mampu menerapkan teknologi baru yang akan
menguntungkan mereka (Kartasapoetra, 1997).
Pupuk merupakan bahan yang mengandung satu atau lebih zat hara yang
dibutuhkan tanaman untuk berkembang secara optimal. Tujuan utama dari
pemupukan pada dasarnya adalah untuk memelihara dan untuk memperbaiki
kesuburan tanah, pupuk memberikan berbagai jenis zat hara yang diperlukan
tanaman. Penempatan pupuk organik kedalam tanah dapat dilakukan seperti
pupuk anorganik, misalkan untuk kompos, pupuk kandang, azola, daun lamtoro,
limbah agroindustri (bumbu masak, limbah pengolahan minyak sawit, dll).
Pengelolaan usahatani yang baik perlu perencanaan yang tepat dalam
penggunaan faktor-faktor produksi, seperti penggunaan bibit, pupuk, pestisida,
tenaga kerja dan sebagainya. Peningkatan produksi pertanian adalah akibat dari
2
pemakaian teknik-teknik baru dalam usahatani. Untuk memperoleh hasil yang
banyak tidak mungkin dicapai hanya dengan menggunakan tanaman dan teknik-
teknik budidaya yang lama saja melainkan harus ada perubahan baru yang lebih
menguntungkan (Demanto, 2002)
Kacang panjang (Vigna spp.). di Indonesia merupakan mata dagangan
sehari-hari. Pendayagunaan kacang panjang sangat beragam, yakni dihidangkan
untuk berbagai masakan mulai dari bentuk mentah sampai masak. Prospek
ekonomi dan sosial kacang panjang sangat cerah, sehingga budidaya kacang
panjang cukup menjanjikan (Anonim, 2010).
Sentra penanaman kacang panjang di Indonesia didominasi oleh Pulau
Jawa terutama Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, DI Aceh,
Sumatra Utara, Lampung dan Bengkulu (Anonim, 2010).
Khusus di Kecamatan Bajeng Barat Kabupaten Gowa menunjukkan bahwa
luas areal pertanaman kacang panjang, yaitu 276 ha dan luas panen 262,2 ha. Dari
luas panen tersebut menghasilkan produksi 351,67 ton dengan rata-rata produksi
6,45 ton ha , sedangkan untuk Desa Gentungan luas areal pertanaman kacang
panjang yakni 24,7 ha untuk setiap musim tanam (Anonim, 2012).
Pertanian organik merupakan teknik budidaya pertanian yang
mengandalkan bahan-bahan alami tanpa menggunakan bahan-bahan kimia
sintetis. Tujuan utama pertanian organic adalah menyediakan produk-produk
pertanian, terutama bahan pangan yang aman bagi kesehatan produsen dan
konsumennya serta tidak merusak lingkungan. Gaya hidup sehat demikian telah
melembaga secara internasional yang mensyaratkan jaminan bahwa produk
3
pertanian harus beratribut aman dikonsumsi (food safety attributes), kandungan
nutrisi tinggi (nutritional attributes) dan ramah lingkungan (eco-labelling
attributes) (Anonim, 2008).
Penambahan pupuk organik pada kacang panjang juga mampu
memperbaiki kesuburan biologi, dimana mikroorganisme tanah saling berinteraksi
dengan bahan organik, yang berperan sebagai pendaur ulang hara dalam tanah,
sehingga hara akan lebih tersedia untuk tanaman. Dari aspek tanaman, hasil
perombakan bahan organik dapat menghasilkan asam amino yang dapat diserap
tanaman dengan segera, dan bahan organik banyak mengandung sejumlah zat
pengatur tumbuh dan vitamin yang dapat menstimulasi pertumbuhan tanaman.
Oleh karena itu, penggunaan pupuk organik ini mampu menjamin ketersediaan
hara dalam kurun relatif lama, membuat tanah lebih remah, sehingga menjamin
kelestarian kesuburan tanah, dan dapat menjamin keberlanjutan usaha tani
(Anonim, 2009).
Para penyuluh pertanian harus berorientasi kepada masalah yang dihadapi
petani, sesuai dengan kenyataan dan pemahaman mereka dan tidak lebih
berorientasi kepada teknologi pertaniannya. Kegiatan penyuluhan banyak
melibatkan pertimbangan nilai. Tidak jarang penyuluh dihadapkan pada keharusan
memberi informasi tidak saja demi kepentingan petani sendiri tetapi juga untuk
kepentingan masyarakatnya. Penyuluh diharapkan mempunyai wawasan yang luas
tentang dunia sekelilingnya sehingga dapat menafsirkan rangsangan dan pesan
yang diterima. Penyuluhan dapat membantu petani menganalisis situasi yang
sedang berkembang agar mereka selalu siap untuk memberikan peringatan kepada
4
petani secara “tepat waktu” mengenai hal-hal yang tidak diinginkan yang
mungkin terjadi dengan pemberian satu atau beberapa aspek permasalahan, petani
akan mampu memecahkan masalahnya, bahkan kadang-kadang cukup dengan
hanya penjelasan masalah analisis yang sistematis. Penyuluh seharusnya
menganalisis terlebih dahulu keadaan petani sebelum memutuskan untuk
membantunya.
Peran penyuluh pertanian di desa ini sangat dibutuhkan untuk usaha
peningkatan produksi kacang panjang yang kenyataannya belum mampu
meningkatkan usahatani pada masyarakat petani untuk memanfaatkan
sumberdaya lahan sesuai fungsinya. Hal ini disebebakkan oleh kurangnya
informasi penggunaan pupuk organic cair pada tanaman kacang panjang yang
diberikan oleh intansi setempat. Di samping itu petani di Desa Gentungan belum
mampu melepaskan diri dari penggunaan pupuk kimia dalam kegiatan
usahataninya. Hal tersebut tentunya juga berkaitan dengan informasi oleh
penyuluh pertanian dalam memanfaatkan pupuk organik cair pada kacang panjang
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan
masalah yang dapat diambil adalah bagaimana peran penyuluh dalam penerapan
pupuk organik cair pada tanaman kacang panjang di Desa Gentungan Kecamatan
Bajeng Barat Kabupaten Gowa ?
5
1.3 Tujuan dan Keguanaan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran penyuluh dalam
penerapan pupuk organik cair pada tanaman kacang panjang di Desa Gentungan
Kecamatan Bajeng Barat Kabupaten Gowa
Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah :
1. Bagi petani sebagai pelaku utama, hasil penelitian ini diharapkan dapat
digunakan sebagai informasi dan bahan pertimbangan dalam peran penyuluh
pertanian dalam menerapkan pupuk organik cair
2. Bagi dinas/ instansi pangan diharapkan dapat menjadi masukan dalam
penyusunan kebijakan teknis yang berkenaan dalam informasi penggunaan
pupuk organik cair terhadap kacang panjang
3. Bagi pihak yang berkompeten, diharapkan dapat menjadi informasi dalam
membangun koordinasi yang harmonis dalam kaitannya dengan peran
penyuluh pertanian dalam menerapkan pupuk organik cair.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Penyuluhan
Pengertian penyuluhan, menurut Suhardiyono (2004) adalah merupakan
pendidikan non formal bagi petani beserta keluarganya dimana kegiatan dalam
ahli pengetahuan dan ketrampilan dari penyuluh lapangan kepada petani dan
keluarganya berlangsung melalui proses belajar mengajar. Beberapa ahli
penyuluhan menyatakan bahwa sasaran penyuluhan yang utama adalah
penyebaran informasi yang bermanfaat dan praktis bagi masyarakat petani yang
berada di pedesaaan dan kehidupan pertaniannya, melalui pelaksanaan penelitian
ilmiah dan percobaan di lapang yang diperlukan untuk menyempurnakan
pelaksanaan suatu jenis kegiatan serta pertukaran informasi dan pengalaman
diantara petani untuk meningkatkan kesejahteraan mereka.
Menurut Van den Bann and Hawkins (1999), penyuluhan merupakan
keterlibatan seseorang untuk melakukan komunikasi informasi secara sadar
dengan tujuan membantu sesamanya memberikan pendapat sehingga bisa
membuat keputusan yang benar. Pendidikan penyuluhan adalah ilmu yang
berorientasi keputusan tetapi juga berlaku pada ilmu sosial berorientasi pada
kesimpulan. Ilmu ini mendukung keputusan strategi yang harus diambil dalam
organisasi penyuluhan. Penyuluhan juga dapat menjadi sarana kebijaksanaan yang
efektif untuk mendorong pembangunan pertanian dalam situasi petani tidak
mampu mencapai tujuannya karena keterbatasan pengetahuan dan wawasan.
7
Sebagai sarana kebijakan, hanya jika sejalan dengan kepentingan pemerintah
atau organisasi yang mendanai jasa penyuluhan guna mencapai tujuan petani.
Menurut Jack Ferner dalam Jabal (2003), penyuluhan pertanian
merupakan ilmu terapan yang secara khusus meempelajari teori, prosedur dan
cara yang dapat digunakan untuk menyampaikan teknologi baru kepada petani
melalui proses pendidikan sehingga petani mengerti, menerima dan menggunakan
teknologi baru untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi.
Penyuluhan pertanian juga dapat dipandang sebagai pendidikan di luar
sekolah yang berfungsi untuk menyebarluaskan pengetahuan dan teknologi
pertanian kepada petani atau nelayan beserta keluarganya dengan tujuan agar
mereka mampu, sanggup dan berswasembada untuk meningkatkan produksi dan
pendapatan dalam usahataninya sehingga hidupnya dapat lebih sejahtera
(Soedarmanto, 2002).
Pengertian penyuluhan pertanian yang menggunakan konsep pemasaran
yang diajukan oleh Mardikanto (1993) yang menyatakan bahwa penyuluhan
pertanian pada hakekatnya adalah proses pemasaran informasi atau inovasi.
Karena itu, setiap penyuluhan dapat menerapkan konsep pemasaran untuk
mengefektifkan kegiatan penyuluhan. Tanpa meninggalkan konsep penyuluhan
yang didasarkan pada konsep pendidikan dan komunikasi, para penyuluh bisa
menggali konsep-konsep ekonomi atau bisnis informasi untuk memperbaiki
kesejahteraan masyarakat.
8
Mosher, dalam Soedarmanto, (2002), mengemukakan bahwa dalam
penyuluhan pertanian mengandung arti aktivitas pendidikan diluar bangku sekolah
(non formal) yang sifat-sifatnya sebagai berikut:
1. Selalu berhubungan dengan masyarakat petani yang ada di pedesaan yang
sesuai dengan kepentingan atau kebutuhan pada waktu tertentu yang sangat
erat kaitannya dengan mata pencaharian atau usahataninya guna mencapai
tujuan peningkatan staraf hidup petani beserta keluarganya maupun
masyarakat sekitarnya.
2. Menggunakan cara-cara dan metode-metode pendidikan khusus yang
disesuaikan dengan sifat, perilaku dan kepentingan petaninya.
3. Keberhasilan pelaksanaannya memerlukan bantuan berbagai aktivitas baik
secara langsung menunjang pendidikan itu (seperti perencanaan penyuluhan,
penjadwalan waktu serta evaluasi) maupun yang tidak langsung
menunjangnya (penyediaan sarana produksi, serta fasilitas pengolahan hasil
yang memadai).
Berdasarkan definisi yang terurai di atas dapat ditarik suatu definisi
mengenai penyuluhan pertanian yaitu suatu jasa pendidikan non formal dan
informasi pertanian yang diberikan oleh pihak-pihak tertentu kepada petani
maupun pihak lain yang memerlukan untuk meningkatkan kesejahteraan petani
sesuai kebutuhannya. Pihak pelaksana penyuluhan tidak terbatas pada pemerintah
tetapi bisa juga dilaksanakan oleh organisasi non pemerintah maupun pihak
swasta lainnya (Ibrahim, 2003).
9
2.2 Tujuan Penyuluhan Pertanian
Pembangunan pertanian dewasa ini serta dimasa mendatang adalah
pembangunan pertanian yang berdimensi kerakyatan yang dirancang sedemikian
rupa sehingga berawal dari petani dan berakhir di petani. Permasalahan di bidang
penyuluhan pertanian yang sangat mendasar seiring dengan perkembangan
informasi dan teknologi adalah kualitas sumberdaya penyuluhan pertanian yang
dipandang perlu untuk terus ditingkatkan. Tugas dan fungsi penyuluh pertanian
antara lain; mengusahakan sarana produksi, merubah sikap dan perilaku petani,
mencarikan peluang pasar serta membantu dalam menerapkan teknologi baru.
Menurut Van den Bann and Hawkins Hawkins (1999) mengemukakan
bahwa tujuan penyuluhan adalah menjamin agar peningkatan produksi pertanian
yang merupakan tujuan utama kebijakan pembangunan pertanian dicapai melalui
cara merangsang petani untuk memanfaatkan teknologi produksi modern dan
ilmiah yang dikembangkan melalui penelitian.
Penyuluhan pertanian pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan dan taraf hidup masyarakat tani sehingga diperlukan kemampuan
untuk bertani lebih baik. Berarti merubah masyarakat tradisional menjadi
masyarakan modern.
Menurut Mosher, dalam Soedarmanto, (2002) merinci tujuan penyuluhan
menjadi tiga tujuan yakni:
1. Membantu petani untuk memperbaiki kehidupan fisiknya.
2. Membantu petani dalam usahataninya untuk mencari jenis usaha lain yang
berarti penciptaan lapangan kerja yang berbasis pertanian.
10
3. Mengembangkan masyarakat tani yang berarti meningkatkan peradaban
masyarakat tani.
Beberapa pakar penyuluhan pertanian memberikan pengertian tujuan
penyuluhan yang dapat dirangkum sebagai berikut:
1. Membentuk suatu masyarakat tani yang bangga akan pekerjaannya, bebas
dalam berfikir, konstruktif dalam pandangan, cakap, efisien dan percaya diri
sendiri.
2. Mendorong petani untuk menghasilkan bahan makanan yang diperlukan agar
mereka dapat makan dan hidup dengan baik.
3. Menambah pengetahuan petani sehingga petani dapat mengusahakan
usahataninya lebih efisien, sehingga akan memperbaiki atau mempertinggi
pendapatannya.
4. Membuka kesempatan bagi petani untuk mengembangkan bakat dan
kemampuannya agar disalurkan sehingga bakat tersebut dapat ditingkatkan.
5. Menambah kemampuan petani tentang keadaan-keadaan dan kesempatan
yang ada di luar desanya (Soedarmanto, 2002).
Dalam pelaksanaan penyuluhan pertanian harus mencakup tujuan jangka
pendek dan jangka panjang. Tujuan jangka pendek yaitu untuk menimbulkan
perubahan yang lebih terarah dalam aktivitas usahatani di pedesaan, perubahan
hendaknya menyangkut: tingkat pengetahuan, kecakapan atau kemampuan sikap
dan motif tindakan petani. Dengan terlaksananya perubahan itu pada diri masing-
masing petani, kini dapat diharapkan para petani akan lebih terbuka menerima
petunjuk dan bimbingan yang akan menguntungkannya, lebih aktif dan dinamis
11
dalam melaksanakan usahataninya. Inilah tujuan pokok penyuluhan. Tujuan
jangka panjang adalah agar tercapai peningkatan taraf hidup yang lebih terjamin.
Pada umumnya, tujuan penyuluhan pertanian adalah terciptanya
peningkatan kesejahteraan petani dan keluarganya. Menurut Soedarmanto (2002)
tujuan penyuluhan adalah membantu petani agar mereka mampu, sanggup dan
berswadaya untuk meningkatkan produksi dan pendapatan dalam usahataninya
sehingga hidupnya dapat lebih sejahtera.
Dalam sistem penyuluhan pembangunan pertanian, fungsi penyuluhan
pertanian tidaklah berdiri sendiri melainkan seiring dengan fungsi-fungsi lain
seperti fungsi penelitian, fungsi pelayanan, fungsi pengaturan, dan fungsi
pendidikan (Kartasapoetra, 1996).
Penyuluhan pertanian menjadi jembatan antara kegiatan penelitian dan
kegiatan usahatani yang dilakukan petani. Sebagai suatu kegiatan yang pada
dasarnya adalah kegiatan pendidikan, penyuluhan pertanian berfungsi
menyebarkan hasil-hasil penelitian yang berguna bagi perkembangan kehidupan
petani. Sebaliknya, kegiatan penyuluhan pertanian dituntut pula untuk dapat
mengalirkan informasi kebutuhan penelitian apa yang dirasakan petani untuk
diteliti di lembaga-lembaga penelitian.
Dari berbagai tujuan penyuluhan pertanian, semuanya bermuara pada
tujuan peningkatan kesejahteraan petani. Peningkatan kesejahteraan petani dapat
dicapai bila penyuluhan pertanian yang dilaksanakan oleh para penyuluh benar-
benar dapat memuaskan petani akan kebutuhan informasi dan pendidikan non
formal yang dirasakan untuk peningkatan usahataninya.
12
Secara umum tujuan penyuluhan adalah untuk menambah pengetahuan,
keterampilan dan merubah sikap petani dalam mengusahakan usahataninya
ke arah yang lebih baik, berusahatani lebih menguntungkan dan hidupnya lebih
sejahtera. Untuk itu penetapan tujuan perlu dilakukan, sebab tujuan akhir
penyuluhan pertanian merupakan kekuatan pendorong proses pelaksanaan
penyuluhan itu sendiri (Ibrahim, dkk, 2003).
2.3 Peran Penyuluh Pertanian
Suhardiyono (1999) menyatakan bahwa penyuluhan merupakan proses
interaksi antara 3 komponen pokok, yaitu adanya program/proyek, penyuluh
lapangan dan petani, yang mana prosesnya dapat dinyatakan sebagai berikut:
1. Proses pertama, dikenal adanya kesenjangan pengetahuan dan keterampilan
yang diperlukan untuk meningkatkan produktifitas usahatani antara petani dan
proyek/program pembangunan pertanian.
2. Proses kedua, program/proyek mengumpulkan informasi dari lembaga
penelitian untuk paket-paket bantuan kepada petani dalam rangka
meningkatkan usahatani mereka.
3. Proses ketiga, merupakan proses penyampaian paket teknologi yang telah
dirumuskan kepada penyuluh-penyuluh lapangan melalui latihan maupun
kursus, sehingga para penyuluh akan memiliki pengetahuan dan ketrampilan
yang memadai untuk melaksanakan alih dan pengetahuan.
4. Proses keempat, adalah proses penyampaian paket teknologi dari penyuluh
lapangan kepada petani melalui kelompok-kelmpok tani.
13
5. Proses kelima, yaitu proses umpan balik tentang hasil penerapan paket-paket
teknologi yang dilakukan petani.
Penyuluh pertanian adalah orang yang mengemban tugas memberikan
dorongan kepada petani agar mau mengubah cara befikir, cara kerja dan cara
hidup yang lebih sesuai dengan perkembangan jaman, perkembangan teknologi
pertanian yang lebih maju.
Seorang penyuluh membantu para petani didalam usaha mereka
meningkatkan produksi dan mutu produksinya guna meningkatkan kesejahteraan
mereka. Oleh karena itu para penyuluh memiliki peran antara lain sebagai
pembimbing, organisator dan dinamisator, pelatih teknisi, dan jembatan petani
dengan lembaga penelitian dibidang pertanian sebagai berikut:
1. Penyuluh sebagai pembimbing petani
Seorang penyuluh adalah pembimbing dan guru bagi petani dalam
pendidikan non formal, penyuluh memiliki gagasan yang tinggi untuk mengatasi
hambatan dalam pembangunan pertanian yang berasal dari petani maupun
keluarganya. Seorang penyuluh harus mengenal baik sistem usahatani, bersimpati
terhadap kehidupan petani serta pengambilan keputusan yang dilakukan petani
baik secara teori maupun praktek. Penyuluh harus mampu memberikan praktek
demontrasi tentang suatu cara atau metode budidaya suatu tanaman, membantu
petani menempatkan atau menggunakan sarana produksi pertanian dan peralatan
yang sesuai. Penyuluh harus mampu memberikan bimbingan kepada petani
tentang sumber dana kredit yang dapat digunakan untuk mengembangkan usaha
14
tani mereka dan mengikuti perkembangan terhadap kebutuhan-kebutuhan petani
yang berasal dari instansi-instansi terkait.
2. Penyuluh sebagai organisator dan dinamisator
Dalam penyelenggaraan kegiatan penyuluhan para Penyuluh Lapangan
tidak mungkin mampu untuk melakukan kunjungan ke masing-masing petani
sehingga petani harus diajak untuk membentuk suatu kelompok-kelompok tani
dan mengembangkan menjadi suatu lembaga ekonomi dan sosial yang memiliki
peran dalam mengembangkan masyarakat sekitarnya. Dalam membentuk dan
mengembangan kelompok tani, penyuluh sebagai dinamisator dan organisator.
3. Penyuluh sebagai teknisi
Seorang penyuluh harus memiliki pengetahuan dan ketrampilan teknis
yang baik karena pada suatu saat akan diminta petani memberikan saran maupun
demonstrasi kegiatan usahatani yang bersifat teknis. Tanpa adanya pengetahuan
dan ketrampilan teknis yang baik maka akan sulit untuk memberikan pelayanan
jasa konsultan yang diminta petani.
4. Penyuluh sebagai jembatan penghubung antara lembaga penelitian dengan
petani (konsultan)
Penyuluh bertugas menyampaikan hasil temuan lembaga penelitian kepada
petani. Sebaliknya, petani berkewajiban melaporkan pelaksanaan penerapan hasil
temuan lembaga penelitian yang dianjurkan tersebut sebagai penghubung,
selanjutnya penyuluh menyampaikan hasil penerapan teknologi yang dilakukan
oleh petani kepada lembaga penelitian yang terkait sebagai bahan referensi lebih
lanjut (Suhardiyono, 2000).
15
Van den ban dan Hawkins (1999) menyatakan peranan utama penyuluhan
dibanyak negara dahulu dipandang sebagai alih teknologi dari peneliti ke petani.
Sekarang peranan penyuluhan lebih dipandang sebagai proses membantu petani
untuk mengambil keputusan sendiri dengan cara menambah pilihan bagi mereka,
dan dengan cara menolong mereka mengembangkan wawasan mengenai
konsekuensi dari masing-masing pilihan itu.
2.4 Pupuk Organik Cair
Pupuk adalah bahan yang ditambahkan kedalam tanah untuk menyediakan
esensial bagi pertumbuhan tanaman. pupuk juga merupakan Vitamin bagi tanah
yang dapat membuat tanah lebih gembur dan subur. dengan tanah yang gembur
dan subur itulah, maka tanaman dapat tumbuh dan menghasilkan Buah dan Daun
yang besar, sehat, dan dalam jumlah banyak (Anonim, 2009).
Pupuk organik cair, adalah jenis pupuk yang berbentuk cair tidak padat
yang mudah sekali larut pada tanah dan membawa unsur-unsur penting guna
kesuburan tanah.
Pupuk organik cair adalah pupuk yang dapat memberikan hara yang sesuai
dengan Kebutuhan Tanaman pada tanah, karena bentuknya yang cair, maka jika
terjadi kelebihan kapasitas pupuk pada tanah maka dengan sendirinya tanaman
akan mudah mengatur penyerapan komposisi pupuk yang dibutuhkan.
Pupuk organik cair dalam pemupukan jelas lebih merata, tidak akan terjadi
penumpukan konsentrasi pupuk di satu tempat,sebab itu tadi pupuk ini 100 persen
larut dam merata. juga pupuk organik cair ini mempunyai kelebihan dapat secara
16
cepat mengatasi Defesiensi Hara dan tidak bermasalah dalam pencucian Hara juga
mampu menyediakan hara secara cepat (Anonim, 2009)
Pupuk Organik Cair tidak merusak humus Tanah walaupun seringkali
digunakan. selain itu pupuk ini juga memiliki zat pengikat larutan hingga bisa
langsung digunakan pada tanah yang tidak membutuhkan interval waktu untuk
dapat menanam tanaman. Penggunaan pupuk kandang atau kompos selama ini
diyakini dapat mengatasi permasalahan yang ditimbulkan oleh pupuk anorganik.
Pupuk kandang atau kompos disamping mempunyai kelebihan juga masih banyak
kekurangannya. Penggunaan pupuk organik alam yang dapat dipergunakan
untukmembantu mengatasi kendala produksi pertanian yaitu Pupuk Organik Cair.
Pupuk organik ini diolah dari bahan baku berupa kotoran ternak, kompos, limbah
alam, hormon tumbuhan dan bahan-bahan alami lainnya yang diproses secara
alamiah selama 4 bulan. Pupuk organik cair selain dapat memperbaiki sifat fisik,
kimia, dan biologi tanah, membantu meningkatkan produksi tanaman,
meningkatkan kualitas produk tanaman, mengurangi penggunaan pupuk
anorganik dan sebagai alternatif pengganti pupuk kandang (Indrakusuma, 2000).
2.5 Kacang Panjang
Tanaman ini membentuk bintil akar yang memfiksasi nitrogen, sehingga
pemupukan N untuk tanaman ini dapat dikurangi.
Spesies kacang panjang yang umum dibudidayakan antara lain:
1. Kacang panjang tipe merambat (V. sinensis var. sesquipedalis) yang kita kenal
sebagai kacang panjang biasa. Varietas yang ditanam adalah varietas unggul
17
KP1 dan KP2, varitas lokal Purwokerto, no 1494 Cikole, Subang, Super
Subang , Usus hijau Subang dll.
2. Kacang panjang tipe tegak yaitu kacang tunggak/tolo/dadap/sapu (V.
unguiculata L.), dan kacang uci/ondel (V. umbellata ). Varitas unggul adalah
KT1, KT2, KT3.
3. Kacang panjang hibrida (V. sinensis ssp. Hybridus) seperti kacang bushitao.
Varitas yang dirilis adalah No. 10/a, 12/a, 13/a, 14/a, 17/a, 18/a dan EG BS/2.
Syarat pertumbuhan tanaman kacang panjang yaitu
a) Suhu idealnya antara 20-30 derajat C.
b) Tempat terbuka (mendapat sinar matahari penuh).
c) Iklimnya kering, curah hujan antara 600-1.500 mm/tahun.
Media Tanam
a) Hampir semua jenis tanah cocok untuk budidaya kacang panjang, tetapi
yang paling baik adalah tanah Latosol/lempung berpasir, subur, gembur,
banyak mengandung bahan organik dan drainasenya baik.
b) Tanah kemasaman (pH) sekitar 5,5-6,5. Bila pH terlalu basa (diatas pH 6,5)
menyebabkan pecahnya nodula-nodula akar.
Tanaman ini tumbuh dan berproduksi dengan baik di dataran rendah dan
dataran tinggi ± 1500 m dpl, tetapi yang paling baik di dataran rendah. Penanaman
di dataran tinggi, umur panen relatif lama dari waktu tanam, tingkat produksi
maupun produktivitasnya lebih rendah bila dibanding dengan dataran rendah.
Ketinggian optimum adalah kurang dari 800 m dpl.
18
Pemupukan pada tanaman kacang panjang dimulai dengan menggunakan
pupuk dasar dimana pupuk tersebut diberikan di dalam lubang pupuk yang
terletak di kiri-kanan lubang tanam. Jumlah pupuk yang diberikan untuk satu
tanaman tergantung dari kondisi lahan, sebaiknya kacang panjang tidak
menggunakan urea tapi cukup pupuk Za 50/ ha kg dan NPK 100 kg/ha.
Pupuk susulan tanaman kacang panjang tipe merambat, diberikan 4 minggu
setelah tanam, pupuk berupa NPK 100 kg/ha.
2.5 Kerangka Pikir
Pertanian yang maju, efisien dan tangguh yang menjadi tujuan
pembangunan pertanian hanya akan dapat dicapai bila petani sebagai pelaksana
utama pembangunan juga semakin tinggi tingkat kemampuan suatu kelompok tani
apalagi sudah berkembang menjadi asosiasi, peranan penyuluh pertanian (PPL)
sebagai motivator, dinamisator dan katalisator dapat berkurang dan bergeser
kearah sebagai fasilitator dan akhirnya sebagai konsultan. Namun demikian,
sesuai dengan peranannya untuk membela kepentingan petani atas dasar
kebenaran haruslah tetap memonitor dan mengevaluasi keberadaan petani dalam
kelembagaan tersebut.
Petani mendapatkan informasi tidak hanya dari penyuluh, tetapi juga dari
beberapa sumber lain termasuk pengalaman mereka sendiri serta pengalaman
mitra mereka untuk mengembangkan wawasan ini. Dalam hal inilah kelompok
tani merupakan wadah atau tempat menampung aspirasi-aspirasi anggota tani
yang banyak tersebar. Dalam kelompok tani banyak disampaikan informasi-
informasi tentang perkembangan mengenai bidang pertanian. Sebagai mediator
19
penyampaian informasi baik secara langsung maupun tidak langsung, adanya
kelompok tani dapat mempermudah penyampaian informasi yang diperoleh
karena lebih mengirit biaya, waktu dan tenaga selain dapat membina hubungan
sosial yang baik antar sesama petani anggota. Akses informasi yang semakin baik
diterima oleh kelompok tani dapat menunjang tujuan kelompok tani untuk
melaksanakan kegiatan-kegiatan yang lebih inovatif.
Perubahan kebutuhan yang terjadi pada kelompok tani maupun pada
petaninya sendiri harus dapat diikuti dan dipenuhi oleh jasa penyuluh pertanian.
Dengan mengetahui perkembangan kelompok dan kebutuhan kelompok tani
dalam penyuluhan pertanian, maka diharapkan program penyuluhan pertanian
lebih berorientasi ke petani dan sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh petani
sehingga dapat meningkatkan perubahan sosial ekonominya. Adapun pernyataan
diatas yang dapat dijadikan sebagai kerangka berpikir dapat digambarkan seperti
pada skema dibawah ini:
Gambar 1 Kerangka Pikir Peran Penyuluh Dalam Penerapan Pupuk Organic Cair
Pada Tanaman Kacang Panjang di Desa Gentungan Kecamatan
Bajeng Barat Kabupaten Gowa
Sebagai Pembimbing
Sebagai Organisator
dan Dinamisator
Sebagai Teknisi
Sebagai Konsultan
Peran Penyuluh
Penerapan
pupuk organic cair pada
tanaman kacang panjang
III. METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Waktu penelitian dilakukan selama dua bulan yaitu bulan Juli sampai
dengan September 2014. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Gentungan
Kecamatan Bajeng Barat Kabupaten Gowa.
3.2 Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini yakni kelompok tani mengusahakan tanaman
kacang panjang yang terdiri dari 2 kelompok tani yang ada di Desa Gentungan
Kecamatan Bajeng Barat Kabupaten Gowa yakni, Kelompok Tani Bontomarannu
15 petani dan Kelompok Tani Sinar Bajeng 15 petani, maka jumlah populasi
secara keseluruhan yakni 30 orang petani. Teknik pengambilan sampel dilakukan
dengan teknik full sampel (sampel jenuh), dimana keseluruhan populasi dijadikan
sampel, sehingga sampel petani dalam penerapan kacang panjang sebanyak
30 orang petani (Sugiyono, 2004).
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan
metode sebagai berikut :
1. Observasi yaitu cara pengumpulan data dengan melakukan pengamatan
langsung terhadap sasaran penelitian untuk mendapatkan data-data yang
berhubungan dengan kegiatan proses penerapan pupuk organik kacang
panjang
21
2. Wawancara adalah pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
wawancara responden, sehingga antara peneliti dengan responden dapat
berkomunikasi secara langsung. Adapun para respondennya adalah petani
kacang panjang
3. Dokumentasi, teknik ini dilakukan melalui teknik pencatatan data yang
diperlukan baik dari responden maupun dari instansi terkait yang ada
hubungannya dengan penelitian ini, dokumentasi berupa foto-foto pada waktu
diadakan penelitian.
3.4 Jenis dan Sumber Data
Dalam penelitian ini, data yang diperlukan meliputi data primer dan data
sekunder yang bersifat kulitatif dan kuantitatif :
1. Data primer : data yang diperoleh melalui wawancara langsung dengan
responden dengan teknik wawancara berdasarkan daftar pertanyaan yang
telah disiapkan
2. Data sekunder : data yang dikumpulkan dengan cara mencatat data yang
telah ada pada instansi atau lembaga yang terkait, yang diperlukan dalam
penelitian.
3.5 Analisa Data
Data yang diperoleh baik data primer maupun data sekunder ditabulasi dan
diolah secara deskriptif yang bertujuan untuk memberikan gambaran tentang
sesuatu gejala pada masyarakat tani dan mengetahui variabel yang
menggambarkan karakter suatu kelompok. Setelah data-data dapat dikumpulkan
22
dan diolah secara sistematis, maka langkah berikutnya sebagai tahap yang sangat
penting adalah bagaimana data-data dianalisis sehingga dapat mewujudkan suatu
jawaban yang dikehendaki dalam penelitian tersebut.
Cara pengukuran indikator dilakukan dengan cara memberi nilai pada
tanggapan atau jawaban petani atas pernyataan yang dibuat peneliti. Tanggapan
pernyataan dibuat berjenjang 4 dengan diberi nilai atau skor yaitu: pernyataan
(SB)= sangat baik, diberi skor (4), pernyataan (B)= baik, diberi skor (3),
pernyataan (KB)= kurang baik, diberi skor (2), pernyataan (TB)= tidak baik,
diberi skor (1). Penelitian ini menggunakan rumus lebar interval sebagai berikut :
(Sugiyono, 2005) :
Interval kelas = skor tertinggi – skor terendah
k
3.6 Definisi Operasional
Definisi operasional dalam penelitian ini didefinisikan sebagai berikut:
1. Peran penyuluh adalah memberikan pengetahuan atau cara-cara baru dalam
budidaya tanaman agar petani lebih terarah dalam usahataninya, meningkatkan
hasil dan mengatasi kegagalan-kegagalan dalam usaha taninya.
2. Kelompok tani adalah kumpulan sejumlah petani yang terikat secara informal
dan mempunyai kepentingan dan tujuan yang bersama guna penerapan pupuk
organic cair pada kacang panjang
3. Penyuluh pertanian lapangan adalah petugas penyuluh pertanian pada tingkat
setempat yang membawahi beberapa desa dan bertanggung jawab untuk
melakukan kontak langsung dengan petani dengan memberikan penyuluhan
23
mengenai sesuatu hal yang akan dilaksanakan oleh petani untuk mengelola
usaha taninya demi meningkatkan kesejahteraannya.
4. Program penyuluhan adalah suatu rencana tujuan dan kelompok sasaran yang
hendak dicapai oleh organisasi atau unit penyuluhan dan cara-cara yang
hendak dilakukan untuk mencapainya.
5. Pembimbing adalah penyuluh harus mampu memberikan praktek demontrasi
tentang suatu cara atau metode budidaya suatu tanaman, membantu petani
menempatkan atau menggunakan sarana produksi pertanian dan peralatan
yang sesuai anjuran.
6. Organisator dan dinamisator adalah penyuluh mampu membentuk suatu
kelompok-kelompok tani dan mengembangkan menjadi suatu lembaga
ekonomi dan sosial yang memiliki peran dalam mengembangkan masyarakat
sekitarnya.
7. Konsultan adalah penyuluh bertugas menyampaikan hasil temuan lembaga
penelitian kepada petani. Sebaliknya, petani berkewajiban melaporkan
pelaksanaan penerapan hasil temuan lembaga penelitian yang dianjurkan.
8. Teknisi adalah penyuluh memberikan bimbingan teknis kepada petani
misalnya dalam penggunaan pupuk organic cair yang tepat dan berdasarkan
dosis sesuai anjuran pada kacang panjang.
24
IV. KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN
4.1. Letak Geografis dan Topografis
Secara geografis, posisi wilayah Desa Gentungan Kecamatan Bajeng Barat
terletak di sebelah utara ibu kota Kabupaten Gowa yang terletak kurang lebih
20 km dari ibu kota kabupaten 11 km dari kantor Kecamatan Bajeng Barat.
Berdasarkan letak wilayah administrasi, wilayah Desa Gentungan
Kecamatan Bajeng Barat Kabupaten Gowa berbatasan dengan empat wilayah
sebagai berikut :
a) Sebelah utara berbatasan dengan Desa Borimatangkasa
b) Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Bontobiraeng
c) Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Bulo Gading
d) Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Galesong
Secara keseluruhan luas wilayah Desa Gentungan Kecamatan Bajeng
Barat kurang lebih 4,26 km2 atau 4.072 Ha. Dari luas tersebut, Desa Garuntungan
terbagi atas 6 dusun yaitu Dusun Borisalama, Tuwini, Romanglompoa,
Bontomate’ne, Bontomarannu dan Kampung Pade’de.
Berdasarkan keadaan topografis, Desa Gentungan Kecamatan Bajeng
Barat terletak pada ketinggi 300–500 meter di atas permukaan laut, dimana
sebagian besar wilayahnya terdiri dari tanah datar.
25
4.2. Tanah dan Iklim
Jenis tanah yang ada di Desa Gentungan Kecamatan Bajeng Barat
Kabupaten Gowa berdasarkan klasifikasi tanah terdiri dari tanah alluvial, altisol
dan latosol dengan pH tanah berkisar antara 5–5,5.
Pembagian ini didasarkan atas besarnya nilai rasio rata-rata jumlah bulan
kering dan bulan basah pada kurung waktu tertentu. Bulan kering yang dimaksud
adalah bulan dengan jumlah curah hujan kurang dari 60 mm, bulan lembab antara
60-100 mm dan bulan basah lebih dari 100 mm.
Berdasarkan penjelasan tersebut, keadaan iklim Desa Gentungan
Kecamatan Bajeng Barat selama lima tahun terkhir menunjukkan bahwa bulan
Juni sampai September merupakan bulan kering, sedangkan musim hujan atau
bulan basa mulai pada bulan November sampai Mei. Keadaan ini bergantin setiap
tahun setelah melewati masa peralihan yaitu bulan April, Mei dan November
dengan suhu rata-rata 22–260C.
4.3. Keadaan Penduduk
Untuk mengetahui keadaan penduduk Desa Gentungan Kecamatan
Bajeng Barat dapat dilihat dari segi umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan
mata pencaharian.
4.3.1 Penduduk Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin
Berdasarkan registrasi penduduk akhir tahun 2013, penduduk di Desa
Gentungan Kecamatan Bajeng Barat Kabupaten Gowa mencapai 4.094 jiwa.
Menurut jenis kelamin jumlah penduduk laki-laki di wilayah ini sebanyak 2.012
jiwa atau 49,15% dari total jumlah penduduk, sedangkan perempuan sebanyak
26
2.082 jiwa atau 50,85% dari total jumlah penduduk, sehingga dengan demikian
sex ratio pada tahun 2013 adalah sebesar 97% yang berarti jumlah penduduk laki-
laki di daerah ini lebih kecil jika dibandingkan dengan jumlah penduduk
perempuan. Secara rinci jumlah penduduk berdasarkan umur dan jenis kelamin
dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Jumlah Penduduk berdsarkan Umur dan Jenis Kelamin di Desa
Gentungan Kecamatan Bajeng Barat Kabupaten Gowa
No Golongan Umur
Jenis Kelamin Jumlah
(Jiwa)
Persentase
(%) Laki-Laki
(Jiwa)
Perempuan
(Jiwa)
1 0 – 4 225 149 374 9,14
2 5 – 9 195 206 401 9,79
3 10 – 14 233 238 471 11,50
4 15 – 19 161 191 352 8,59
5 20 – 24 132 143 275 6,72
6 25 – 29 140 168 308 7,52
7 30 – 34 156 169 325 7,94
8 35 – 39 155 169 324 7,91
9 40 – 44 127 134 261 6,37
10 45 – 49 120 103 223 5,45
11 50 – 54 91 99 190 4,64
12 55 – 59 66 88 154 3,76
13 60 – 64 81 86 167 4,08
14 >65 130 139 269 6,57
Jumlah 2.012 2.082 4.094 100,00
Sumber : Kantor Desa Gentungan, 2013
27
Tabel 1, menunjukkan bahwa persentase terbesar jumlah penduduk
berada pada golongan umur 10 – 14 tahun sebesar 11,50%, sedangkan terkecil
dalam penduduk yang berada pada golongan umur 55-59 tahun. Namun secara
keseluruhan, jika golongan umur diklasifikasikan berdasarkan tingkat produktif,
maka penduduk yang berada pada golongan umur produktif yakni 15 – 54 tahun
sebesar 2258 jiwa atau 55,15%, penduduk yang berada pada golongan umur
belum produktif yakni 0–14 tahun sebesar 1.246 jiwa atau 30,43%, dan penduduk
yang berada pada golongan umur kurang/tidak produktif yakni 55 tahun keatas
sebesar 590 jiwa atau 14,41%.
Hal ini menunjukkan bahwa ketersediaan sumber daya manusia produktif
di wilayah Desa Gentungan sangat besar dan berpotensi untuk mengembangkan
berbagai sektor diantaranya adalah sektor pertanian.
4.3.2 Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Pembangunan pendidikan dititikberatkan pada peningkatan mutu dan
perluasan kesempatan belajar di semua jenjang pendidikan mulai dari taman
kanak-kanak sampai kepada perguruan tinggi. Upaya peningkatan pendidikan
yang ingin dicapai tersebut agar menghasilkan manusia seutuhnya, sedangkan
perluasan kesempatan belajar dimaksud agar penduduk usia sekolah setiap
tahunnya mengalami peningkatan sejalan dengan laju pertumbuhan penduduk.
Tingkat pendidikan penduduk Desa Gentungan Kecamatan Bajeng Barat
Kabupaten Gowa , umumnya merata dari tingkat pendidikan rendah sampai
tingkat pendidikan tinggi. Hal ini disebabkan karena banyak diantara mereka yang
menyadari betapa pentingnya pendidikan dalam kehidupan sehari-hari.
28
Pemahaman mereka tentang pendidikan digolongkan cukup tinggi, sehingga
dalam penyerapan suatu inovasi diharapkan dapat berjalan dengan cepat.
Tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor yang berhubungan
dengan tingkat pengetahuan. Dalam hal ini, pengetahuan yang dimaksud adalah
pengetahuan tentang penyuluhan pertanian yang ada di Desa Gentungan
Kecamatan Bajeng Barat. Untuk lebih jelasnya Tabel 2 berikut ini akan diuraikan
komposisi tingkat pendidikan penduduk Desa Gentungan Kecamatan Bajeng
Barat Kabupaten Gowa secara rinci.
Tabel 2. Jumlah Penduduk berdasarkan Tingkat Pendidikan di Desa Gentungan
Kecamatan Bajeng Barat Kabupaten Gowa
No Tingkat Pendidikan Jumlah
(orang)
Persentase
(%)
1 Tidak Sekolah 1.695 41,40
2 SD 1.213 29,63
3 SMP 567 13,85
4 SMA 435 10,63
5 Akademi 120 2,93
6 Perguruan Tinggi 55 1,34
Jumlah 4.094 100,00
Sumber : Kantor Desa Gentungan, 2013
Tabel 2 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan penduduk di Desa Desa
Gentungan Kecamatan Bajeng Barat Kabupaten Gowa dengan persentase terbesar
adalah penduduk yang tamat SD (29,63%), kemudian disusul berturut-turut
penduduk dengan tingkat pendidikan tidak tamat SD (23,08%), belum tamat SD
(18,32%), tamat SMP (13,95), tamat SMA (10,63%), tamat Akademi (2,93%) dan
tamat perguruan tinggi (1,34%).
29
Kondisi penduduk berdasarkan tingkat pendidikan tersebut pada
dasarnya masih tergolong rendah, karena umumnya berada pada golongan
penduduk tamat SD, namun secara keseluruhan tingkat pendidikan merata mulai
dari SD sampai Sarjana, sehingga penyebarluasan ilmu pengetahuan formal dapat
dilakukan melalui proses sosialisasi hubungan bermasyarakat.
4.3.3 Penduduk berdasarkan Mata Pencaharian
Desa Gentungan Kecamatan Bajeng Barat merupakan salah satu wilayah
Kabupaten Gowa dengan potensi lahan pertanian yang sangat luas dan siap diolah.
Hal ini yang menjadi penyebab utama sumber mata pencaharian sebahagian besar
penduduk berada pada sektor pertanian. Untul lebih jelasnya dapat dilihat pada
Tabel 3 berikut ini.
Tabel 3. Jumlah Penduduk berdasarkan Mata Pencaharian di Desa Gentungan
Kecamatan Bajeng Barat Kabupaten Gowa
No Jenis Mata Pencaharian Jumlah
(orang)
Persentase
(%)
1 Petani 3.921 85,08
2 PNS 42 2,89
3 Pegawai Swasta 20 3,24
4 Pedagang 50 4,26
5 Pertukangan 37 2,81
6 Buruh/Dll 24 1,71
Jumlah 4094 100,00
Sumber : Kantor Desa Gentungan, 2013
Tabel 3 menunjukkan bahwa jenis mata pencaharian penduduk Desa
Gentungan pada sektor pertanian mencapai 85,08% dari total penduduk
30
berdasarkan struktur mata pencahariannya, kemudian disusul sektor perdagangan
4,26%, pegawai swasta 3,24%, Pegawai negeri Sipil 2,89%, pertukangan 2,81%
dan buru 1,71%.
Hal ini memberi gambaran bahwa sektor pertanian merupakan sumber
pendapatan bagi sebagian besar penduduk, sehingga salah satu upaya
mengembangkan sektor pertanian adalah melaui upaya panganekaragaman
komoditi pangan untuk mendukung ketahanan pangan.
4.4. Pemanfaatan Lahan Pertanian
Potensi lahan sawah merupakan sumberdaya lahan bagi pengembangan
tanaman pangan khususnya padi dan palawija, potensi lahan kering umumnya
cocok untuk pengembangan ternak dan komoditi perkebunan, sedangkan potensi
lahan hutan digunakan dalam upaya pengembangan komoditi kayu-kayuan.
Secara rinci, potensi luas lahan pertanian di Desa Gentungan Kecamatan
Bajeng Barat Kabupaten Gowa disajikan dalam Tabel 4.
Tabel 4. Potensi Luas Lahan Pertanian Desa Gentungan Kecamatan Bajeng Barat
No Jenis Lahan Luas (Ha) Persentase (%)
1 Sawah 470,0 69,53
2 Tegalan 48,0 7,10
3 Perkebunan 102,0 15,09
4 Pekarangan 21,0 3,11
5 Hutan 35,0 5,18
Jumlah 676,0 100,00
Sumber : Kantor Desa Gentungan, 2013
31
Tabel 4 menunjukkan bahwa wilayah penelitian termasuk wilayah yang
potensial untuk pertanian tanaman pangan, perkebunan, perikanan, peternakan dan
kehutanan. Potensi pemanfaatan lahan terbesar adalah lahan sawah dengan luas
470 Ha atau 69,53% dari total lahan pertanian, kemudian perkebunan 102 Ha
(15,09%), tegalan 48 Ha (7,10%), hutan 35 Ha (5,18%) dan pekarangan 21 ha.
32
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Identitas Responden
Identitas seseorang menggambarkan kondisi atau keadaan serta status
orang tersebut. Responden dalam penelitian ini meliputi petani padi. Identitas
responden meliputi umur, tingkat pendidikan, lama berusahatani dan jumlah
tanggungan keluarga.
5.5.1 Umur
Seseorang yang masih muda lebih cepat menerima hal-hal yang baru, lebih
berani mengambil resiko dan lebih dinamis. Sedangkan seseorang yang relatif tua
mempunyai kapasitas pengelolaan yang matang dan memiliki banyak pengalaman
dalam mengelola usahanya, sehingga ia sangat berhati-hati dalam bertindak,
mengambil keputusan dan cenderung bertindak dengan hal-hal yang bersifat
tradisional, disamping itu kemampuan fisiknya sudah mulai berkurang. Petani
responden dalam mengelola usahataninya memiliki tingkat umur yang berbeda.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 5
Tabel 5. Responden Berdasarkan Kelompok Umur Petani di Desa Gentungan
Kecamatan Bajeng Barat Kabupaten Gowa
No Kelompok Usia Jumlah Petani
Responden (org) Persentase (%)
1. 25-31 9 30,00
2. 32-38 6 20,00
3. 39-45 7 23,34
4. 46-52 1 3,33
5. 53-59 1 3,33
6. ≥60 6 20,00
Jumlah 30 100,00
Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2014
33
Tabel 5 menunjukkan bahwa petani responden yang tergolong pada usia
terbanyak pada 25–31 tahun sebanyak 9 orang. dimana pada umur tersebut
kemampuan berfikir dan bekerja relatif lebih produktif karena mereka masih
mempunyai kondisi yang sehat dan kuat serta mampu menerima dengan cepat
informasi tentang penggunaan pupuk cair pada kacang panjang yang diberikan
sehingga berpotensi untuk senantiasa meningkatkan produksi usahataninya.
5.5.2 Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan seorang petani dapat menentukan produktif atau
tidaknya dalam melaksanakan kegiatan usahataninya. Pada umumnya pendidikan
petani responden merupakan faktor yang turut menentukan dalam pengelolaan
usahatani rumput laut, terutama dalam penerimaan informasi dan teknologi serta
inovasi yang relevan dengan kegiatannya. Jumlah petani responden berdasarkan
tingkat pendidikan petani dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Petani di Desa Gentungan
Kecamatan Bajeng Barat Kabupaten Gowa
No Tingkat Pendidikan Jumlah Petani (orang) Persentase (%)
1 Tidak Tamat SD 4 13,33
2 SD 15 50,00
3 SLTP 7 23,34
4 SLTA 4 13,33
Jumlah 30 100,00
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2014
Tabel 6 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan formal petani masih
tergolong rendah. Sebanyak 15 orang (50%) telah mengikuti pendidikan sampai
jenjang sekolah dasar sedangkan yang tidak tamat sekolah dasar hanya 4 orang
34
(13,33%). Selebihnya adalah telah mengenyam pendidikan sampai tingkat SLTP
dan SLTA. Namun, tidak ada responden yang lulusan diploma bahkan sarjana.
Walaupun tingkat pendidikan petani sebagian besar hanya setingkat
sekolah dasar bukan menjadi penghambat dalam melaksanakan kegiatan karena
usahatani tidak menuntut keahlian tertentu yang harus diperoleh melalui jenjang
pendidikan yang tinggi. Namun demikian, petani juga tetap berusaha
mendapatkan informasi tentang penggunaan pupuk cair untuk kacang panjang.
(Anonim, 2010).
5.5.3 Pengalaman Berusahatani
Pertambahan usia petani selalu akan diikuti oleh meningkatnya
pengalaman petani dalam berbagai aspek kehidupan termasuk pengalaman
pekerjaan yang ditekuni. Semakin lama petani menekuni usahatani yang
dilakukan maka semakin meningkat pula pengetahuan, keterampilan, dan
pengalamannya dalam mengelola usahataninya tersebut. Pengalaman
berusahatani responden dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Responden Berdasarkan Pengalaman Berusahatani Petani di Desa
Gentungan Kecamatan Bajeng Barat Kabupaten Gowa
No Pengalaman
Berusahatani (Org)
Jumlah Petani
Responden (org) Persentase (%)
1. 1-2 19 63,33
2. 3-4 9 30,00
3. ≥5 2 6,67
Jumlah 30 100
Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2014
Tabel 7 menunjukkan bahwa 19 orang yang mempunyai pengalaman
berusahatani selama 1-2 tahun sedangkan pengalaman berusahatani lebih dari
5 tahun sebanyak 2 orang. Dari data tersebut dapat disimpukan bahwa para petani
35
kacang panjang, memiliki pengalaman usahatani yang relatif lama, sehingga dapat
diharapkan mereka memiliki kematangan dalam pengambikan keputusan
sehubungan dengan usahatani yang ditekuninya
5.5.4 Tanggungan Keluarga
Jumlah tanggungan keluarga petani cenderung turut berpengaruh pada
kegiatan operasional usahatani, karena keluarga yang relatif besar merupakan
sumber tenaga keluarga. Keadaan tanggungan keluarga petani responden dapat
dilihat dari Tabel 8
Tabel 8. Jumlah Tanggungan Keluarga di Desa Gentungan Kecamatan Bajeng
Barat Kabupaten Gowa
No Jumlah Tanggungan Keluarga
(Orang)
Jumlah (jiwa) Persentase
(%)
1 1 – 2 13 43,33
2 3 – 4 11 36,67
3 5 – 6 6 20,00
Jumlah 30 100,00
Sumber : Data primer setelah diolah, 2014
Tabel 8 menunjukkan bahwa jumlah tanggungan keluarga petani
responden yang terbanyak mempunyai tanggungan yaitu 1–2 orang berjumlah
13 orang (43,33%), sedangkan jumlah tanggungan terkecil adalah jumlah
tanggungan 5–6 orang berjumlah 6 orang (20,00%). Keadaan demikian sangat
mempengaruhi terhadap tingkat kesejahteraan keluarga dan untuk peningkatan
produksi dalam memenuhi kebutuhannya, sehingga petani berusaha untuk
menambah pendapatan melalui usahatani kacang panjang bersama keluarganya.
36
5.5.5 Luas Lahan
Lahan dalam suatu usaha tani merupakan salah satu faktor produksi yang
sangat penting, tanpa mengabaikan kualitas lahan, luas lahan sangat menentukan
besar kecilnya hasil yang dapat di peroleh dari kegiatan usaha tani dan
mempengaruhi pendapatan petani. Semakin luas lahan yang dikelola petani, maka
semakin memberikan peluang hasil yang lebih, baik volume maupun jenis. Luas
lahan usaha tani yang dikelola responden dapat dilihat pada Tabel berikut:
Tabel 9. Luas Lahan Responden di Desa Gentungan Kecamatan Bajeng Barat
Kabupaten Gowa
No Luas Lahan (ha) Jumlah (jiwa) Persentase
(%)
1 0,25 – 0,66 15 50,00
2 0,67 – 1,08 11 36,67
3 1,09 – 1,50 4 13,33
Jumlah 30 100,00
Sumber :Data Primer Setelah diolah, 2014
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa luas lahan dari petani responden
menyebar dari kurang dari 0,25–0,1,50 hektar, luas dominan pemilikan lahan
0,25–0,66 hektar 15 orang responden (50,00%), dan luas 0,67 - 1,08 ha sebanyak
11 orang (36,67%). Luas yang sangat terbatas tersebut sangat membutuhkan suatu
sistem penanganan usahatani kacang panjang agar produktivitas lahan dapat
ditingkatkan, diantaranya pemanfaatan sumber makanan pada pertumbuhan dan
produksi kacang panjang.
37
5.2 Peran Penyuluh dalam Penggunaan Pupuk Cair Pada Tanaman
Kacang Panjang
Penyuluh pertanian adalah orang yang mengemban tugas memberikan
dorongan kepada petani agar mau mengubah cara befikir, cara kerja dan cara
hidup yang lebih sesuai dengan perkembangan jaman, perkembangan teknologi
pertanian yang lebih maju.
Penyuluh pertanian perlu merencanakan beberapa hal yang dapat
membantu petani dalam penggunaan pupuk organik cair pada tanaman kacang
panjang di Desa Gentungan Kecamatan Bajeng Barat Kabupaten Gowa
5.2.1. Penyuluh Pertanian sebagai Pembimbing
Peranan penyuluh pertanian sebagai pembimbing adalah membantu petani
membentuk pendapat yang sehat dan membuat keputusan yang baik dengan cara
berkomunikasi dan memberikan informasi yang mereka perlukan. Pendapat petani
dan keputusannya berdasarkan kepada citra mereka tentang kenyataan hidup dan
dugaan mereka terhadap konsekuensi tindakannya. Penyuluh pertanian bertugas
membantu petani untuk memberi pengalaman dan mencapai konsekuensi yang
diharapkan sehingga petani menjadi lebih baik dalam penyesuaian dirinya
di kehidupannya. Agar dapat berkomunikasi dengan petani, maka seorang
penyuluh harus memiliki dasar-dasar pengetahuan praktek usaha tani, dapat
memahami tentang keadaan petani, mau mendengarkan dan mengerti terhadap
keluhan-keluhan yang disampaikan oleh petani. Dari hasil penelitian diperoleh
tanggapan responden atas peranan penyuluh pertanian sebagai pembimbing
sebagai berikut:
38
Tabel 10 Penyuluh Pertanian Sebagai Pembimbing
No Kriteria Interval Jumlah (Orang) Persentase (%)
1
2
3
4
Tidak Baik
Kurang Baik
Baik
Sangat Baik
1.00 - 1.75
1.76 - 2.53
2.54 - 3.29
3.30 - 4.00
0
0
28
2
0,00
0,00
93,00
6,67
Total 30 100,00
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2014
Tabel 10 ditunjukkan bahwa responden yang menyatakan peranan
penyuluh pertanian yang bertindak sebagai pembimbing mendapat respon baik
sebanyak 28 orang (93,00 %) dan sangat baik sebanyak 2 orang (6,67%). Hal ini
disebabkan penyuluh pertanian di Desa Gentungan bersikap professional dalam
membimbing petani dan selalu memberikan pembinaan pada petani baik cara
penggunaan pupuk organik cair dan dosis yang diberikan kepada tanaman. Di
Desa Gentungan, biasanya kegiatan rutin pada 2 kelompok tani dilakukan
sebanyak 2 kali dalam sebulan. Ada yang melaksanakan pertemuan kelompok di
awal bulan namun ada juga yang mengadakan pada minggu ke-2 dan minggu ke-
4. Pelaksanakan penyuluhan penggunan pupuk organik cair pada kacang panjang
yang diadakan selama 2 kali dalam sebulan sudah dirasa optimal oleh kelompok
tani, jika pertemuan sering diadakan justru mereka akan merasa bosan.
Peran penyuluh pertanian dalam mengusahakan bantuan modal dan
memberi informasi mengenai sumber dana kredit sudah optimal, penyuluh
berusaha merekomendasi kelompok tani agar bisa mendapatkan bantuan dari
Dinas Pertanian maupun perusahaan-perusahaan terkait dan seringkali lewat
kredit usaha tani.
Namun, ada juga responden yang menyatakan kurang baik mengenai peran
penyuluh tersebut. Ini disebabkan karena kurang puasnya responden terhadap
39
usaha yang dilakukan penyuluh pertanian dalam mengupayakan peningkatan
produksi kacang panjang yang belum sebagian terlaksana. Tetapi jika dilihat dari
keseluruhan tanggapan dari beberapa responden anggota kelompok tani, maka
peran penyuluh pertanian cukup baik karena penyuluh dirasa telah cukup optimal
dalam memenuhi perannya sebagai pembimbing. Hal ini sesuai pendapat
Soedarmanto (2002) tujuan penyuluhan adalah membantu petani agar mereka
mampu, sanggup dan berswadaya untuk meningkatkan produksi dan pendapatan
dalam usahataninya sehingga hidupnya dapat lebih sejahtera
5.2.2. Penyuluh Pertanian sebagai Organisator dan Dinamisator
Peranan penyuluh pertanian sebagai organisator dan dinamisator adalah
membantu petani dalam memecahkan masalah mereka. Jika petani menghadapi
masalah mengenai pertanian, misalnya menganjurkan pemakaian teknologi
modern, pemakaian pupuk, memperkenalkan pada petani gejala beberapa penyakit
atau hama serta bagaimana tindakan yang harus diambil jika terjadi infeksi. Selain
itu, dapat juga membekali petani dengan buku acuan yang mengulas berbagai
jenis hama dan penyakit beserta cara pemberantasannya. Dari hasil penelitian
dapat diketahui tanggapan responden mengenai peran penyuluh pertanian sebagai
organisator dan dinamisator sebagai berikut:
Tabel 11 Penyuluh Pertanian Sebagai Organisator dan Dinamisator
No Kriteria Interval Jumlah (Orang) Persentase (%)
1
2
3
4
Tidak Baik
Kurang Baik
Baik
Sangat Baik
1.00 - 1.75
1.76 - 2.53
2.54 - 3.29
3.30 - 4.00
0
0
19
11
0,00
0,00
63,33
36,67
Total 30 100,00
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2014.
40
Tabel 11 dinyatakan bahwa tanggapan responden mengenai peran
penyuluh pertanian sebagai organisator dan dinamisator mengatakan baik
sebanyak 19 orang (63,33%) dan 11 orang mengatakan sangat baik (36,67%).
Karena dalam hal ini penyuluh sudah banyak menghidupkan kembali kelompok
tani yang sempat kurang aktif hingga berjalan aktif kembali. Penyuluh juga sering
memberi masukan kepada petani tentang penggunaan yang benar pada pupuk
organik cair pada tanaman kacng panjang serta penyakit atau hama yang harus
diwaspadai pada kacang panjang yang dapat menurunkan produksi. Hal ini sesuai
dengan pendapat Suhardiyono, (2004), bahwa penyuluh pertanian adalah orang
yang mengemban tugas memberikan dorongan kepada petani agar mau mengubah
cara befikir, cara kerja dan cara hidup yang lebih sesuai dengan perkembangan
jaman, perkembangan teknologi pertanian yang lebih maju.
5.3.3. Penyuluh Pertanian sebagai Teknisi
Suatu hal penting yang harus selalu diingat oleh penyuluh lapangan dalam
memilih metode penyuluhan yang sesuai yaitu keterlibatan petani dalam proses
belajar mengajarnya. Dalam menyelenggarakan penyuluhan, penyuluh lapangan
harus bertingkah laku wajar, tidak berlebihan dan jika mungkin kegiatan belajar
mengajar dalam penyelenggaraan penyuluhan harus dilakukan melalui diskusi,
praktek demonstrasi dan demonstrasi ulang yang dilakukan oleh petani serta
partisipasi aktif dari petani, sehingga petani akan belajar ketrampilan yang
diperlukan untuk melaksanakan kegiatan usaha lainnya secara maksimal. Berikut
ini adalah data hasil penelitian mengenai tanggapan responden tentang peranan
penyuluh pertanian sebagai teknisi:
41
Tabel 12 Penyuluh Pertanian Sebagai Teknisi
No Kriteria Interval Jumlah
(Orang)
Persentase
(%)
1
2
3
4
Tidak Baik
Kurang Baik
Baik
Sangat Baik
1.00 - 1.75
1.76 - 2.53
2.54 - 3.29
3.30 - 4.00
0
8
18
4
0,00
26,67
60,00
13,33
Total 30 100,00
Sumber : Data Primer Setelah diolah, 2014
Tabel 12 dinyatakan bahwa tanggapan responden mengenai tingkat
keahlian dan ketrampilan yang dimiliki oleh penyuluh baik sebanyak 18 orang
(60%) dan 4 orang (13,33%) menyatakan sangat baik. Hal ini disebabkan cara
penyuluh dalam menyampaikan informasi kepada petani mudah dipahami dan
cukup sering melakukan demonstrasi praktek penggunaan pupuk organik cair
pada kacang panjang kepada petani walaupun masih adanya keterbatasan alat-alat
teknologi yang digunakan, namun secara teori dan teknis cukup menguasai dan
optimal. Sedangkan sebanyak 8 orang (26,67%) menyatakan kurang baik, karena
dengan penggunaan pupuk organik cair dapat menambah biaya operasional lagi,
bagi menurut petani cukup dengan menggunakan pupuk urea dan KCL.
Pengaruh yang sangat kuat dari suatu praktek demonstrasi penggunaan
pupuk organik pada kacang panjang dapat dicapai jika hal ini dilakukan oleh
petani sendiri. Tanpa adanya keterlibatan petani anggota kelompok secara aktif
dalam kegiatan belajar mengajar, maka akan sulit untuk melakukan alih
ketrampilan yang diperlukan. Pada setiap kunjungan penyuluh kepada kelompok
tani, penyuluh harus mendorong kelompok tani tersebut untuk membahas
keberhasilan dan kekurangan kelompok dalam berusaha tani serta
mengarahkannya untuk mengatasi kekurang berhasilannya tersebut.
42
5.2.4. Penyuluh Pertanian sebagai Konsultan
Penyuluh pertanian sebagai konsultan yaitu penyuluh bertindak memberi
pengarahan dan memperkenalkan teknologi baru pada kelompok tani serta
bagaimana perbaikan-perbaikan yang perlu dibenahi dalam upaya pemecahan
masalah pertanian. Selain penyuluh pertanian, organisasi swasta atau Lembaga
Swadaya Masyarakat (LSM) semakin besar peranannya dalam pembangunan desa
dan pendidikan penyuluhan yang merupakan salah satu alat kebijakannya.
Organisasi tersebut sering menawarkan kesempatan pada petani untuk
berpartisipasi dalam merencanakan program penyuluhan. Data hasil penelitian
yang menyatakan respon penyuluh pertanian sebagai konsultan sebagai berikut:
Tabel 11 Penyuluh Pertanian Sebagai Konsultan
No Kriteria Interval Jumlah
(Orang)
Persentase
(Persen)
1
2
3
4
Tidak Baik
Kurang Baik
Baik
Sangat Baik
1.00 - 1.75
1.76 - 2.53
2.54 - 3.29
3.30 - 4.00
0
0
10
20
0,00
0,00
33,33
66,67
Total 30 100,00
Sumber : Data Primer Telah Diolah, 2014
Tabel 13 dinyatakan bahwa tanggapan responden mengenai peran
penyuluh pertanian sebagai konsultan menyatakan sangat baik sebanyak 20 orang
(66,67%) dan baik sebanyak 10 orang (33,33%). Hal ini menunjukkan bahwa
penyuluh selalu memberikan informasi dan memperkenalkan teknologi kepada
petani berupa penggunaan pupuk organic cair pada tanaman kacang panjang yang
lebih cepat diserap oleh tanaman, sehingga petani faham dan mengetahui dosis
pupuk cair yang baik dalam peningkatan produksi kacang hijau. Selain penyuluh
pertanian, ada juga organisasi pertanian atau LSM yang memberikan penyuluh
43
untuk menambah wawasan petani tantang manfaat pupuk organik bagi tanaman
dan hal ini memang disambut baik oleh masing-masing anggota kelompok tani.
Karena dengan adanya LSM, para petani dapat menambah wawasan dan bertukar
pikiran untuk menambah pengalaman bertani mereka. Organisasi pertanian swasta
memang semakin berkembang perannya karena sering dirasa memiliki lebih
banyak kelebihan daripada kekurangannya bila dibandingkan dari pemerintah
yang menjalankan tugas serupa misalnya pada media atau teknologi yang
digunakan pada saat penyuluhan.
44
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian mengenai peran penyuluh dalam penerapan pupuk
organik cair pada tanaman kacang panjang , dapat ditarik kesimpulan bahwa peran
penyuluh pertanian yang sesuai antara lain sebagai pembimbing mendapat respon
baik sebanyak 28 orang (93,00 %), sebagai organisator dan dinamisator
mengatakan baik sebanyak 19 orang (63,33%), sebagai teknisi mengatakan baik
sebanyak 18 orang (60%) serta sebagai konsultan petani menyatakan sangat baik
sebanyak 20 orang (66,67%).
6.2 Saran
Saran yang bisa disampaikan dalam penelitian ini adalah:
1. Penyuluh pertanian hendaknya lebih banyak memberikan informasi
bermanfaat bagi petani, khususnya penggunaan bahan organik yang dapat
memberikan yang baik bagi lingkungan dan peningkatan produksi kacang
panjang.
2. Penyuluhan dalam bidang pertanian dan teknologi baru hendakya sering
diadakan, baik oleh pemerintah atau swasta untuk lebih meningkatkan
wawasan dan pengetahuan petani mengenai hal tersebut.
45
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2008. Pertanian Organik. Litbang Departemen Pertanian. Jakarta.
Anonim, 2009. Pupuk Organik dan Hayati. Balai Besar Litbang Sumberdaya
Lahan Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
Anonim, 2012. Statistik Gowa dalam Angka. Biro Pusat Statistik Kabupaten
Gowa.
Anonim, 2010. Pembangun Pertanian yang Modern. Dirjen Tanaman
Hortikultura. Jakarta.
Anonim, 2010. Budidaya Kacang Panjang. Departemen Pertanian. Jakarta.
Demanto, A. 2002. Ilmu Usaha Tani. Penebar Swadaya, Jakarta
Indrakusuma. 2000. Proposal Pupuk Organik Cair Supra Alam Lestari. Surya
Pratama Alam. Yogyakarta
Jabal, Tarik, A Sudiyono dan Harpowo. 2003. Komunikasi dan Penyuluhan
Pertanian. Bayumedia Publishing dan UMM Press. Malang
Kartasapoetra, 1996. Teknologi Penyuluhan Pertanian. Bina Aksara. Bandung
Mardikanto, Totok dan Sri Utama., 1996. Pengantar Penyuluhan Pertanian. Bumi
Aksara. Jakarta.
Setyamidjaya M. Ed. 2006. Pupuk dan pemupukan. Simplex. Jakarta.
Soekartawi, 2005. Prinsip Dasar Komunikasi Pertanian. Universitas Indonesia
Press. Jakarta.
Soedarmanto, 2002. Dasar-Dasar Pengelolaan Penyuluhan Pertanian. Fakultas
Pertanian Unibraw. Malang
Suhardiyono, L. 2004. Penyuluhan Petunjuk bagi Penyuluh Pertanian. Erlangga.
Jakarta.
Sugiyono, 2005. Metode Penelitian. Alfabeta. Bandung.
Sutanto, 2004. Pertanian Organik. Kanisius. Yogyakarta
Van den Bann and Hawkins, H. S. 1999. Penyuluhan Pertanian. Kanisius.
Yogyakarta.
46
KUESIONER PENELITIAN
Lampiran 1
Identitas Responden
Nama :
Jenis kelamin : Wanita/ Laki-laki
Usia :
Pendidikan :
Nama Kelompok tani yang
dibimbing :
Beri tanda silang (x) pada jawaban yang anda anggap sesuai serta berikan alasan
saudara!
Keterangan:
SB: Sangat Baik KB: Kurang Baik
B : Baik TB : Tidak Baik
No Pernyataan SB B KB TB
1.
Peran Penyuluh Pertanian
Penyuluh sebagai Pembimbing Petani.
a. Bagaimana menurut anda pembinaan yang
diberikan penyuluh pada petani tentang
teknik usaha tani.
Alasan:
b. Apakah tanggapan anda tentang penyuluhan
yang dilaksanakan 2 kali dalam sebulan
cukup efektif?
Alasan :
c. Bagaimana peran penyuluh dalam
memberikan bimbingan dan mengusahakan
bantuan modal/ sumber dana kredit?
Alasan:
d. Apakah bimbingan dan pengarahan yang
disampaikan penyuluh tentang informasi
bantuan modal cukup relevan?
Alasan:
47
2
3.
4.
Penyuluh sebagai Organisator dan
Dinamisator
a. Bagaimana peran penyuluh dalam
pembentukan/ pengembangan kelompok
tani anda?
Alasan:
b. Bagaimana peran penyuluh dalam memberi
masukan tentang masalah yang dihadapi
serta upaya pemecahannya?
Alasan:
c. Bagaimana peran penyuluh dalam
pengambilan keputusan di kelompok tani?
Alasan:
d. Bagaimana presensi kunjungan yang
dilakukan penyuluh sudah optimal?
Alasan:
Penyuluh sebagai Teknisi
a. Bagaimana tingkat keahlian/ ketrampilan
yang dimiliki penyuluh dalam memberikan
demonstrasi yang bersifat teknis?
Alasan:
b. Apakah penyuluh dalam memberikan
demonstrasi/ pelatihan tentang teknik
usaha tani dan metode serta inovasinya
sudah optimal?
Alasan:
Penyuluh sebagai Konsultan
a. Bagaimana upaya penyuluh dalam
memperkenalkan teknologi baru pada
kelompok tani?
Alasan:
b. Jika ada LSM yang memberikan
penyuluhan, bagaimana tanggapan anda
dengan penyuluhan yang dilakukan oleh
pihak swasta tersebut?
Alasan:
c. Bagaimana juga respon saudara saat ada
perkenalan alat-alat baru pertanian yang
dilakukan penyuluh maupun LSM terkait?
Alasan:
48
III. Penerapan Pupuk Organik Cair Pada Kacang Panjang
a. Bagaimana teknis penggunaan pupuk organic cair pada kacang panjang yang
dilakukan oleh penyuluh ?
…………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………..
b. Bagaimana dosis pupuk organic cair yang tepat pada kacang panjang?
…………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………..
c. Bagaimana jenis pupuk organic cair yang tepat pada tanaman kacang
panjang?
…………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………..
d. Bagaiaman waktu yang tepat dalam memberikan pupuk organik cair ?
…………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………..
49
Lampiran 2 Identifikasi Petani Kacang Hijau dalam Penggunaan Pupuk
Cair di Desa Gentungan Kecamatan Bajemg Barat
Kabupaten Gowa
No Nama Umur Pendidikan Lama
Berusahatani
Jumlah Tanggungan
Keluarga
LuasLahan
1 S. Dg Kama 36 SMP 2 4 0,45
2 Hasan Dg Lili 60 SD 4 5 0,30
3 Rahim Dg
Temba
28 SMA 2 1 0,25
4 Dg Jowa 39 T.SD 2 3 0,50
5 Dg Nassa 29 SMA 3 1 0,55
6 Rafiuddin 30 SD 2 2 0,60
7 Dg Sila 35 SMP 2 3 0,30
8 Mustari 50 SD 2 5 0,40
9 Dg Tiro 40 SD 2 3 0,50
10 Dg Nompo 56 SD 3 6 0,50
11 Dg Bani 38 SD 2 2 0,65
12 Rusli 45 SD 2 3 0,30
13 Dg Baso 42 SMP 2 3 0,40
14 Dg Rani 35 SMA 2 2 0,50
15 Dg Gassing 58 T.SD 4 6 0,30
16 Dg Kulle 37 SD 2 2 0,70
17 Syarief 38 SD 2 3 0,68
18 Dg Serang 30 T.SD 2 2 1,00
19 Dg Lau 57 SD 3 5 0,80
20 Dg Nyarrang 41 T.SD 3 4 0,95
21 Mustafa 28 SMP 3 1 1,05
22 H. Manuju 29 SMP 2 1 0,75
23 Dg Sekre 60 SD 5 5 0,70
24 Dg Mile 37 SD 3 3 0,95
25 Dg Makmu 57 SD 4 4 1,00
26 R. Dg Nyallang 28 SMP 2 2 1,00
27 Dg Ngoyo 39 SD 1 3 1,10
28 Dg tawang 37 SMP 2 2 1,20
29 Dg Irate 27 SD 5 2 1,50
30 Sulaiman 25 SMA 1 3 1,10
52
Lampiran 3 Rekapitulasi Data Penelitian Peran Penyuluh Pertanian
No
PERAN PENYULUH PERTANIAN
Sbg Pembimbing
Jumlah
Sbg Organisator &
Dinamis
Jumlah
Sbg
Teknisi
Jumlah
Sbg
Konsultan
Jumlah a b c d a b c d a b a b c
1 4 3 3 3 13 4 3 3 3 13 3 3 6 3 3 3 9
2 3 3 3 3 12 4 3 3 3 13 3 3 6 4 4 3 11
3 3 3 4 2 12 3 3 3 3 12 2 3 5 3 3 3 9
4 3 3 3 2 11 4 3 3 3 13 3 2 5 3 3 3 9
5 3 3 3 3 12 3 4 4 3 14 4 3 7 3 3 3 9
6 3 3 3 3 12 4 3 3 4 14 3 3 6 3 2 4 9
7 3 3 3 3 12 4 3 3 4 14 3 3 6 3 3 3 9
8 4 3 3 3 13 3 4 3 4 14 4 3 7 4 3 3 10
9 4 4 3 3 14 4 3 3 3 13 3 3 6 4 4 3 11
10 3 3 4 3 13 4 3 3 3 13 4 3 7 4 3 4 11
11 3 3 3 3 12 4 3 3 4 14 3 3 6 3 3 3 9
12 4 3 3 3 13 4 4 3 4 15 3 3 6 4 4 4 12
13 3 3 3 2 11 3 3 4 3 13 2 3 5 4 3 3 10
14 4 3 3 2 12 4 3 3 3 13 3 3 6 4 3 3 10
15 4 3 3 3 13 4 3 3 3 13 3 3 6 3 3 3 9
16 4 3 3 4 14 4 3 4 4 15 3 3 6 4 4 3 11
17 4 3 3 3 13 3 4 3 3 13 3 3 6 3 4 4 11
18 3 3 3 2 11 4 4 3 4 15 2 3 5 2 4 4 10
19 4 3 3 3 13 4 3 3 4 14 3 3 6 3 3 3 9
20 3 3 3 3 12 4 3 3 4 14 3 3 6 3 4 3 10
21 4 3 3 3 13 4 3 3 3 13 3 3 6 3 3 3 9
22 4 3 3 3 13 3 3 3 4 13 3 3 6 4 4 4 12
23 3 3 3 3 12 4 3 3 3 13 3 4 7 3 4 4 11
24 4 3 3 3 13 4 3 3 3 13 3 3 6 3 3 4 10
25 4 4 3 2 13 4 4 3 3 14 3 2 5 2 4 4 10
26 4 3 2 3 12 3 3 2 3 11 3 2 5 3 4 4 11
27 4 3 3 3 13 4 4 2 3 13 3 3 6 3 4 4 11
28 3 3 3 2 11 4 3 3 3 13 3 2 5 3 4 4 11
29 4 3 3 2 12 3 4 2 3 12 3 2 5 3 4 3 10
30 4 3 3 2 12 3 3 3 3 12 3 3 6 3 3 4 10
Keterangan :
1 - 1.75 : tidak baik : TB
1.78 - 2.53 : kurang baik : KB
2.54 - 3.29 : baik : B
3.30 - 4.00 : sangat baik : SB
53
Lampiran 5 Dokumentasi Penelitian
Gambar 1. Peta Desa Gentungan
Gambar 2. Kantor Desa Gentungan
54
Gambar 3. Bersama Petani di lahan Kacang Panjang
Gambar 4. Jenis Pupuk Cair
55
Gambar 5 Proses penggunaan pupuk organic cair
Gambar 6 Pertanaman Kacang Panjang