PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM
MENGATASI KESULITAN BACA TULIS AL-QUR'AN
(STUDI KASUS DI SMP ISLAM PARUNG-BOGOR)
OLEH:
SITI TARWIYAH NIM: 103011026741
I
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SY ARIF HIDAY ATULLAH T AVA D'T'A
LEMBARPERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan:
I. Skripsi ini merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata I di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya has ii saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang Iain, maka saya bersedia
menerima sangsi yang berlaku di UIN SyarifHidayatullah Jakarta.
Jakarta, Januari 2008
Penulis uiu!lu-••110>
Siti T
/
PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGATASI
KESULITAN BACA TULIS AL-QUR' AN
(Studi Kasus Di SMP Islam Parung-Ilogor)
Skripsi Ini Diajukan Kepada Fakultas llmu Tarbiyah Dan Keguruan Untuk
1Hemenuhi Syarat-Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pdi)
p
OLER:
SITITARWIYAR NIM: 103011026741
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAR DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF RIDAYA TULLAR
JAKARTA .. ~"""' Y-...-•---- -
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi berjudul "Peranan Guru Pendidikan Agama Islam Dalam
Mengatasi Kesulitan Baca Tulis Al-Quran (Studi kasus siswa di SMP Islam
Parung-Bogor)" diajukan kepada Fakultas llmu Tarbiyah Dan Keguruan (FITK)
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian
Munaqasyah Pada, 02 Januari 2008 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis
berhak memperoleh gelar sarjana S l (S.Pd.l) dalam bidang Pendidikan Agama
Islam.
Jakarta, Januari 2008
Panitia Ujian Munaqasyah
Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Program Studi)
Drs. Abdul Fatah Wibisono, M.Ag NIP : 150 236 009
Sekretaris (Sekretaris Jurusan/Priodi)
Drs. Sapiudin Shidig, M.Ag NIP : 150 299 477
Penguji I
Muarif SAM., M.Pd NIP : 150 268 586
Penguji II
Drs. Rusdi Jamil, M.Ag NIP: 150 274, 762
Mengetahui : Dekan
Tanggal Tanda Tangan
<tJ/';;l ~ ) ·!l······ /.. ............. '::
/Q/Q>..::.68. ······-~*-·
MA
ABSTRAK
Siti Tarwiyah, NIM : 103011026741, peranan guru pendidikan agama Islam dalam mengatasi kesulitan baca tulis al-Qur'an, di SMP Islam Parung-Bogor.
Secara umum guru pendidikan agama Islam (PAI) mempunyai tugas untuk mengajarkan atau memindahkan ilmu. Kemampuan baca tulis al-Qur'an (BTQ) merupakan ha! yang sangat penting di kalangan umat Islam, dalam pengajaran alQur'an tidak dapat disamakan dengan pengajaran membaca dan menulis di sekolah dasar, karena dalam pengajaran al-Qur'an anak-anak belajar huruf-huruf dan kata-kata yang tidak mereka fahami, biasanya anak-anak hanya belajar· membaca dan tidak menulisnya. Karena wujud pengertiannya tidak difahami mereka, gambaran pengertian tidak dapat diperlihatkan.
Dalam ha! ini mungkin dapat mempersulit dan memperlambat berhasilnya pengajaran al-Qur'an. Meskipun demikian, orang Islam hams belajar membaca alQur'an. Karena kepandaian membaca al-Qur'an itu merupakan kebutuhan seharihari bagi kehidupan seorang muslim dalam kegiatan pengalaman ajaran agamanya.
Yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah apa saja upaya yang dilakukan guru pendidikan agama Islam (PAI) dalam mengatasi kesulitan baca tulis al-Qur'an (BTQ) siswa di SMP Islam Parung-Bogor.
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan peranan guru pendidikan agama Islam (PAI) dalam mengatasi kesulitan baca tulis al-Qur' an ditinjau dari berbagai segi strategi, kesulitan-kesulitan yang dapat diatasi serta hasil belajar dan untuk mengetahui apakah siswa mampu membaca al-Qur'an dengan fasih.
Sedangkan langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian ini adalah menentukan lokasi penelitian yaitu di SMP Islam Parung-Bogor, · populasi penelitian adalah seluruh siswa yang belajar di SMP Islam mulai kelas VII sampai IX. Yang menjadi sample adalah seluruh siswa kelas VIII yang berjumlah 240 siswa dan diambil secara acak yaitu dengan menggunakan pola kocokan, dan penulis mengambil 25% dari 240 orang, maka didapat hasilnya yaitu 60 orang dari 6 kelas, di mana tiap kelas terdiri dari 10 orang.
Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis. Metode ini penulis dukung dengan teknik-teknik pengumpulan data yang meliputi teknik observasi, angket dan wawancara. Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan rumus persentase.
Dari pengolahan data yang didapat langkah selanjutnya adalah mengkategorikan setiap aspek sehingga menghasilkan data akhir dengan kategori baik yaitu sebesar 80,232%. Dengan demikin dapat disimpulkan bahwa peranan guru pendidikan agama Islam dalam mengatasi kesulitan baca tulis al-Qur' an berkateori baik.
KATAPENGANTAR
l"'P'->11 LJ.<i:i.->11 Ali 1 ~ Penulis memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, karena
hanya dengan pertolongan-Nya skripsi ini dapat penulis selesaikan tepat pada
waktunya. Rahmat dan salam semoga selalu dilimpahkan kepada Nabi-Nya yang
terakhir Muhammad SAW. Pembimbing seluruh umat manusia, juga kepada
segenap keluarga, para sahabat dan semua pengikutnya yang setia.
Skripsi yang berjudul peranan guru pendidikan agama Islam dalam
mengatasi kesulitan baca tulis al-Qur'an, di SMP Islam Parung-Bogor.
Merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam
(S.Pd.I) Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
(DIN) SyarifHidayatullah Jakarta.
Sangat disadari bahwa dalam proses dan hasil penelitian ini masih terdapat
berbagai kel..'Urangan. Namun demikian paling tidak hasil penelitian yang tertuang
dalam skripsi ini bermanfaat bagi penulis sendiri, dab bagi lembaga pendidikan
yang menjadi objek penelitian sebagai masukan dalam meningkatkan
pelaksanaan pengelolaan kelas.
Banyak pihak yang membimbing dan membantu dalam proses penulisan
skripsi ini, tanpa dukungan mereka rasanya mustahil penulisan skripsi ini dapat
terselesaikan. Oleh karena itu ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya dan
penghargaan yang setinggi tingginya penulis sampaikan kepada pihak-pihak
tersebut, terutama kepada :
1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Ketua dan sekertaris Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN SyarifHidayatullah Jakarta.
3. Bapak Prof Drs. H. Rifat Syauqi Nawawi, MA, Dosen pembimbing skripsi
yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga dan fikiran dalam
membimbing dan memberikan pengarahan kepada penulis dengan penuh
4. Drs. Abdul Haris M.Ag. Dosen penasehat akademik yang telah memberikan
nasehat dan arahan serta bimbingan selama perkuliahan berlangsung.
5. Bapak Ibu dosen UIN SyarifHidayatullah Jakarta yang telah mendidik dan
membimbing selama perkuliahan berlangsung.
6. Pimpinan Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang dalam penulisan skripsi ini
memberikan andil besar dalam ha! penyediaan pustaka dan sumber-sumber
bacaan untuk kelancaran penulisan skripsi ini.
7. Yang tercinta Ayahanda H. Toto Sugito dan Ibunda Hj. Siti Zanibah, yang
telah susah payah mengasuh, mendidik, dan membantu penulis dengan
setulus-tulusnya sejak kecil sampai dewasa.
8. Bapak Yayan Herdiyana Yazid, Kepala Sekolah SMP Islam Parung, dan
Bapak/Ibu guru SMP Islam Parung yang telah mengizinkan penulis untuk
mengadakan penelitian di sekolah tersebut, serta membantu penulis dalam
penyediaan data dan wawancara, sehingga penulis dapat menyelesaikan
jenjang S 1 UIN SyarifHidayatullah Jakarta.
9. Teman-teman mahasiswa Jurusan PAI kelas C angkatan 2003 yang telah
memberikan motivasi, membantu penulis untuk berbagi pendapat dan
tenaganya berkaitan dengan penulisan skripsi ini.
10. Saudara Imam Setiadi, S.Ag, yang selalu memberikan motivasi serta sugesti
yang amat berarti kepada penulis, terutama dalam penyelesaian skripsi ini.
Akhirnya, hanya kepada Allah jualah semuanya dikembalikan.
Semoga segala amal yang telah mereka sumbangkan mendapat balasan yang
lebih baik dan menjadi tabungan kebaikan di akhirat kelak, Amin.
Jakarta, November 2007
Penulis
DAFTARISI
LEMBAR PERNY ATAAN ............................................................................ .
LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................. n
ABSTRAK......................................................................................................... 111
KATA PENGANTAR...................................................................................... iv
DAFTARISI..................................................................................................... VJ
DAFTAR TABEL ............................................................................................. vii
DAFTAR LAMPIRAN ···················································································· IX
BABI PENDAHULUAN .......................................................................... I
A. La tar Belakang Masalah ..... ................. ...................................... 6
B. Identifikasi masalah ....... ........................................................... 6
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah........................................ 7
D. Tujuan dan Signifikansi Penelitian............................................ 8
BAB II KAJIAN TEORITIS...................................................................... 9
A. Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur'an.......................................... 9
1. Pengertian Baca Tulis Al-Qur'an ........................................ 9
2. Strategi Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur' an ...................... 11
B. Problematika dalam Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur'an ........ 13
1. Kesulitan dalam Baca Tulis Al-Qur' an . ................. ............. 13
2. Faktor-faktor Penyebab Kesulitan Baca Tulis Al-Qur'an... 15
C. Peranan Guru Pendidikan Agama Islam.................................... 17
1. Pengertian Guru Pendidikan Agama ................................... 17
2. Peranan dan Tugas Guru Agama......................................... 22
3. Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam ...................... 28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN................................................... 37
A. Waktu dan Tempat Penelitian.................................................... 37
D. Teknik Pengumpulan Data........................................................ 38
E. Teknik Pengolahan dan Teknik Analisa Data........................... 39
BAB IV HASIL PENELITIAN ................................................................... 41
A. Gambaran Umum Objek Penelitian........................................... 41
I . Latar Belakang Berdirinya SMP Islam Parung .................. 41
2. Visi dan Misi SMP Islam Parung ........................................ 43
3. Keadaan Guru, Karyawan, Siswa dan Fasilitas Sekolah ..... 44
4. Potensi Lingkungan atau Masyarakat yang Mendukung
Program Sekolah.................................................................. 45
5. Sarana dan Prasarana........................................................... 46
B. Analisa Data .............................................................................. 48
C. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................... 58
BAB V PENUTUP ...................................................................................... 62
A. Kesimpulan .... .. ...... ........... ....... ....... ........ ............. .......... ............ 62
B. Saran.......................................................................................... 64
DAFT AR PUSTAKA ...................................................................................... 66
LAMP IRAN
DAFT AR LAMPIRAN
1. Angket penel itian
2. Hasil wawancara dengan guru bidang studi baca tulis al-Qur' an
3. Struktur organisasi sekolah
4. Surat permohonan riset atau wawancara dari fakultas
5. Surat keterangan telah melakukan penelitian dan wawancara dari pihak
sekolah
BABI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Al-Qur'an merupakan pedoman umat Islam dalam setiap aspek kehidupan.
Langkah awal untuk dapat memahami pesan yang terkandung di dalamnya
adalah dengan membacanya. Untuk dapat membaca al-Qur'an dengan fasih
(baik dan benar) sesuai dengan kaidah ilmu tajwid, diperlukan pengajaran,
latihan dan pembiasaan. Hal ini sangat penting karena membaca al-Qur'an
tidak sama dengan membaca kitab suci lain, buku atau tulisan yang lainnya.
Wahyu al-Qur'an yang pertama kali diturunkan Allah SWT kepada nabi
Muhammad SAW melalui malaikat jibril di gua hiro ialah surat Al-Alaq
berbunyi:
: t. ~I '. xiJ1 ~- . j· ·1 ~1:.. '· •. Lllll ·~ 1: ·"1: ~I Z:!.G. ' L 1· ·1 I '-? · f' Y" · .JJ Y (.Y'-" 0"' i.J • t>=- t>=- '-? · · .J F · Y
;.i;y e-i L., i:JLl).l I ;JC rill\.: "Baca/ah dengan menyebut nama Tuhan-mu yang menciptakan(J) dia
yang telah menciptakan manusia dari segumpal darah(2) bacalah, dan Tuhan-mulah yang maha pemurah(3) yang mengajarkan manusia denagn perantara kalam(4) dan mengajarakan manusia apa yang tidak diketahuinya(5)" (Q.S. AJ-Alaq 1-5)
Dari ayat di atas diambil kesimpulan bahwa Allah SWT mengajar manusia
dengan perantara membaca. Oleh karena itu, langkah awal untuk dapat
memahami pesan dan ajaran yang terkandung di dalamnya.
Agar mampu membaca dan menulis al-Qur'an dengan benar, maka
pelajaran membaca dan menulis huruf al-Qur'an harus dimulai sejak usia
anak-anak, sebab dengan cara demikian berarti telah memberi keterampilan
dasar yang selanjutnya akan dikembangkan pada usia dewasa. Jika anak sejak
dini sudah diajarkan membaca al-Qur'an, mereka akan mudah untuk membaca
al-Qur'an
Secara psikologis usia anak-anak cukup kondusif untuk menenma
bimbingan membaca dan menghafal al-Qur'an, serta penanaman nilai-nilai
2
dan pengaruh sangat besar dalam mempelajari al-Qur'an, tidak hanya puas
sampai anak amapu membacanya saja. Justru pengaruh besar yang akan
membentuk dan menjiwai anak akan didapat ketika dia sudah mampu
memahami kandungan isi al-Qur' an.
Bagi orang tua janganlah sepenulmya melepas tanggung jawab pendidikan
anak kepada guru atau pengajar (khususnya pendidikan baca tulis al-Qur'an),
akan tetapi harus ada kerja sama antara orang tua dengan guru/pengajar.
Orang tua harus selalu menyempatkan diri dan memberi perhatian terhdap
pendidikan baca tulis al-Qur'an anak di rumah. Kenyataan yang sada pada
masa sekarang. Masih saja ada orang tu yang melepaskan tanggung jawab
pendidikan anak sepenuhnya kepada guru.
Guru pendidikan agama Islam mempunyai tanggung jawab yang besar
dalam mengupayakan perkembangan seluruh potensi anak didik. Baik potensi
kognitif, afektif dan psikomotorik berdasarkan ajaran Islam kearah
terbentuknya kepribadian yang utama. Tidak semua tugas mendidik dapat
dilaksanakan oleh orang tua dalam keluarga, terutama dalam hal ilmu
pengetahuan dan keterampilan di sekolah merupakan dari pendidikan dalam
keluarga.
Di sisi lain, tugas guru sekedar mengajar atau memindahkan ilmu kepada
anak didiknya, namun harus memberikan contoh, teladan dan panutan kepada
murid-muridnya. Maksudnya, semua nilai kebaikan yang telah disampaikan.
Sudah dan sedang dilaksanakan oleh guru tersebut, sehingga ucapan seorang
guru selaras dengan perbuatannya. Hal demikian akan memberi pengaruh dan
dampak yang sangat kuat kepada anak didik, sehingga mendorong mereka
untuk mengikuti dan meneladani guru mereka.
Oleh karena itu tidak heran bila guru agama Islam dituntut banyak
berinteraksi dengan al-Qur'an, walau sebenarnya tuntutan berinteraksi dengan
al-Qur'an bukan hanya tugas guru agama Islam, melainkan orang Islam pada
umumnya dan tidak dikhususkan pada profesi tertentu.
Tnterak~i t~rhacl::in al-()11r'an rlan:;"tt hP:rhP:ntl1k- tilawah (mP:mhars1nvfl)
3
interaksi ini memang membutuhkan kemampuan ekstra dan tidak bisa
dilakukan oleh sembarang orang, tetapi pada tataran membacanya adalah ha!
yang mudah bagi siapa saja, apalagi kaum terpelajar dan intelektual.
Banyak sekali fadilah yang kita dapatkan dengan membaca al-Qur'an,
diantaranya adalah al-Qur;an akan menjadi syafa'at bagi para pembaca kelak
di hari kiamat. Sebagaimana hadist yang diriwayatkan oleh muslim.
( _\ ... _\I ol ) .w~Y 1~·,a;t :\:.~I-. - ·t .U\J -.1· -~'I'.- ·1 r- .J.J __ _ __ _ -- f' ~ ~ , • u ...J"' .JY.
"Baca/ah Al-Quran, sebab di hari kiamat ia akan datang menjadi syafa 'at bagi pembacanya." (HR. Muslim)'
Kamampuan baca tulis al-Qur'an merupakan ha! yang sangat penting dan
urgen di kalangan umat Islam, dalam pengajaran al-Qur;an tidak dapat
disamakan dengan pengajaran membaca adab menulis di sekolah dasar, karena
dalam pengajaran al-Qur;an, anak-anak belajar huruf-huruf dan kata-kata yang
tidak mereka fahami artinya, apalagi umumnya anak-anak hanya belajar
membaca, tidak menuliskannya. Karena wujud pengertiannya tidak difahami
mereka, gambaran pengertian tidak dapat diperlihatkan. Mereka belajar kata
kata yang mati, mereka belajar simbol huruf (bunyi) dan kata yang tidak ada
wujudnya bagi mereka. Mereka belajar bahasa tidak praktis dapat digunakan
dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini mungkin dapat mempersulit dan
memperlambat berhasilnya pengajaran al-Qur' an itu. Meskipun demikian,
orang (anak) Islam mesti belajar membaca al-Qur'an, karena kepandaian
membaca al-Qur'an itu merupakan kebutuhan sehari-hari bagi kehidupan
seorang muslim dalam kegiatan pengalaman ajaran agamanya.2
Fenomena yang ada di masyarakat dalam ha! baca tulis al-Quran
dihadapkan pada dua kondisi yang berlawanan. Satu kondisi adalah
masyarakat yang telah sadar akan pentingnya baca tulis al-Qur'an sebagai
langkah awal untuk dapat memahami isi yang terkandung di dalamnya,
sehingga banyak para bapak atau ibu yang pergi ke majlis ta'lim atau tempat
1 Imam Muslim, Shahih Muslim, Kitab Sholat Mufasirin Wa Qosoruha. Bab 56, Fadhlu Qiro'at Wa Suroh Al-Baqarah. Hadist No. 1337, h.154
4
pengajian yang lainnya untuk belajar al-Qur'an, yang dilakukan sore maupun
malam hari. Selain itu, tidak sedikit orang tua yang memasukkan anaknya ke
MI, MTs, MA, pesantren maupun ke TP A dengan harapan anaknya dapat
memperoleh pendidikan agama yang memadai, lebih khusus lagi mampu
dalam hal baca tulis al-Qur'an dengan baik dan benar.
Di sisi lain, ada masyarakat yang belum menyadari akan pentingnya baca
tulis al-Qur'an, sehingga mereka mengesampingkan pendidikan agama dan
mementingkan pendidikan umum, serta mereka malas belajar al-Qur'an.
Padahal seharusnya mereka menyeimbangkan antara pendidikan agama dan
umum. Adanya dukungan dari semua pihak merupakan harapan positif demi
terwujudnya kesadaran baca tulis al-Qur'an di kalangan umat Islan1.
Kemampuan baca tulis al-Qur'an harus ditanamkan pada anak sedini
mungkin, karena masa anak adalah masa yang paling tepat untuk menanamkan
berbagai kemampuan. Alasan penulis lebih menyoroti kemampuan baca tulis
al-Quran pada SMP karena SMP merupakan jenjang pendidikan perantara
antara SD dan SMU. Jenjang pendidikan SMP merupakan medium pengontrol
antara pendidikan di SD dan di SMU. Pada jenjang pendidikan di SMP-lah
kesempatan yang paling baik untuk lebih mengasah segala kemampuan siswa
setelah lulus SD dan sebagai tempat persiapan menuju pendidikan selanjutnya,
sehingga pada jenjang pendidikan SMU siswa sudah kompeten dan lebih
mengembangkan kemampuannya.
Seorang guru (khususnya guru agama) harus professional dalam mengajar,
ketika proses belajar mengajar sedang berlangsung, dan semangat siswa mulai
menurun untuk belajar al-Qur'an, makla seorang guru harus selalu memotivasi
siswa dalam membaca al-Qur'an, sehingga siswa berminat untuk membaca al
Qur'an. Dalam mengajarkan al-Qur'an, seorang guru tidak hanya memulai
dengan membacakan ayat-ayat al-Qur'an, kemudian menutup kembali
pembelajaran, akan tetapi guru agama mempunyai tanggung jawab yang
sangat besar dalam menyajikan materi al-Qur'an, agar siswa bisa membaca
dan menulis avat. serta memahami isi kandum.>:an avat al-Our'an vanrr sedan!:!
5
SMP Islam Parung dengan status sekolah swasta/disamakan yang terletak
di jalan raya Parung Bogar, telah memiliki staf pengajar yang cukup banyak,
dengan jumlah siswa yang banyak pula dan memiliki minat yang berbeda
dalam membaca dan menulis al-Qur'an. Oleh karena itu, guru pendidikan
agama Islam mempunyai tanggung jawab yang besar dalam mendidik dan
mengajar, khususnya pendidikan baca tulis al-Qur'an agar siswa dapat
membaca dan menulis al-Qur'an dengan fasih dan benar. Guru pendidikan
agama Islam harus mempunyai upaya untuk memdorong minat siswa dalam
membaca al-Qur'an, sehingga tidak ditemukan lagi siswa sekolah lanjutan
tingkat pertama yang tidak berminat dan tidak mampu membaca dan menulis
al-Qur'an.
SMP Islam parung-Bogor telah banyak memiliki alat bantu pengajaran
yang bisa digunakan para guru untuk memperjelas materi pelajaran yang
disampaikan. Selain itu juga didukung dengan sarana dan prasarana yang
cukup memadai keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Mata pelajaran
yang diajarkan di SMP Islam Parung meliputi mata pelajaran yang ada di SMP
umum ditambah dengan mulok (bahasa sunda, jasa pembukuan, komputer dan
baca tulis al-Qur'an).2
Mulok baca tulis al-Qur'an inilah yang membedakan antara SMP Islam
dengan SMP urnurn la}nnya. Keberhasilan siswa dalam baca tulis al-Qur'an
tidak dapat bergantung sepenuhnya kepada mata pelajaran mulok baca tulis al
Qur' an, karena selain keterbatasan jam pelajaran untuk mata pelajaran mulok
baca tulis al-Qur'an saja, akan tetapi diajarkan pula ilmu tajwid, dasar-dasar
bahasa arab dan sebagainya.
Selama pelaksanaan Praktek Profesi Keguruan Terpadu (PPKT), penulis
menjumpai di lapangan masih banyak siswa SMP Islam parung-Bogor yang
mengalami keulitan membaca dan menulis al-Qur'an, adapun kesulitan yang
dailami siswa dalam membaca al-Qur'an ialah pengucapan makharijul huruf,
belum mengenal tanda baca/sayakal pada huruf, pemahaman ilmu tajwid yang
6
masih kurang, serta kelancaran bacaan yang masih terbata-bata. Kesulitan
kesulitan siswa dalam membaca dan menulis al-Qur'an tersebut, disebabkan
oleh beberapa faktor diantaranya: asal lulusan siswa sekolah (lulusan sekolah
dasar/umum) yang kurang akan pengajaran al-Qur'an, mereka tidak mengikuti
kegiatan tambahan belajar al-Qur'an seperti mengikuti pengajian TPA di
tempat ia tinggal, kemudain kurangnya motivasi dari keluarga khususnya
orang tua, serta kurangnya minat dan latihan juga pembiasaan Tadarrus al
Qur'an di rumah.
Berdasarkan pemikiran di atas, penulis mencoba untuk membahas satu
permasalahan yang berkaitan dengan proses belajar mengajar di SMP Islam
Parung-Bogor, yaitu mengenai: "PERANAN GURU PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM DALAM MENGATASI KESULITAN BACA TULIS
AL-QURAN (Studi kasus siswa di SMP Islam Parung-Bogor)"
B. Identifikasi masalah
Berdasarkan latar belakang masalah sebagaimana telah diuraikan,
diketahui bahwa peranan guru pendidikan agama islam sangat penting dalam
pelaksanaan mengajar. Dengan demikian, masalah-masalah yang terkait
dengan ha! tersebut dapat didentifikasi sebagai berikut :
I. kurangnnya motivasi siswa untuk membaca al-Qur'an
2. kelancaran siswa dalam membaca al-Qur'an masih terbata-bata
3. pemahaman siswa tentang ilmu tajwid masih kurang
4. keterbatasanjam pelajaran untuk mata pelajaran baca tulis al-Qur'an
5. masih banyak siswa yang belum mengenal tanda baca/syakal pada huruf
C. Pembatasan Dan Perumusan Masalah
I. Pembatasan Masalah
7
Untuk menghindari perluasan dan salah tafsir terhadap judul
penelitian tersebut penulis memberi batasan sebagai berikut:
b. Membatasi pada masalah tentang peranan guru pendidikan agama
Islam dalam mengatasi kesulitan baca tulis al-Qur'an di SMP Islam
Parung-Bogor
c. Untuk mengetahui kesulitan apa saJa bentuk-bentuk peranan guru
pendidikan agama Islam dalam mengatasi kesulitan baca tulis al
Qur'an di SMP Islam Parung-Bogor
d. Variasi strategi pembelajaran dalam mengatasi kesulitan baca tulis al
Qur'an di SMP Islam Parung-Bogor
e. Siswa yang dimaksud adalah siswa SMP Islam Parung-Bogor
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka pokok masalah
skripsi ini adalah bagaimana peranan guru pendidikan agama Islam dalam
mengatasi kesulitan baca tulis al-Qur'an?. Terkait dengan masalah pokok
tersebut perlu pula dicarikan jawabannya hal-hal yang berikut :
a. Bagaimanakah hasil belajar baca tulis al-Qur'an siswa di SMP Islam
Parung-Bogor.
b. Apa saja upaya yang dilakukan guru Pendidikan Agama Islam dalam
mengatasi kesulitan baca tulis al-Qur'an siswa di SMP Islam Parung
Bogor.
c. Faktor-faktor penunjang dan penghambat dalam mengatasi kesulitan
baca tulis al-Qur'an siswa di SMP Islam Parung-Bogor.
8
D. Tujuan Dan Signifikansi Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Mendeskripsikan peranan guru pendidikan agama Islam dalam
mengatasi kesulitan baca tulis al-Qur'an ditinjau dari berbagai seg1
strategi, kesulitan-kesulitan yang dapat diatasi serta hasil belajar
b. Agar siswa dapat membaca al-Qur'an dengan fasih dan dapat dilihat
bagaimana kemampuan siswa dalam membaca
2. Manfaat Penelitian
a. Sebagai temuan tentang variasi model dalam mengatasi kesulitan baca
tulis al-Qur' an
b. Sebagai masukan bagi guru agama dalam mengatasi kesulitan baca
tulis al-Qur'an
c. Sebagai bahan alternatif bagi guru agama dalam mengatasi kesulitan
baca tulis al-Qur'an
d. Sebagai evaluasi bagi sekolah yang bersangkutan dalam mengatasi
kesulitan baca tulis al-Qur'an
IO
seseorang dalam melisankan dan menyembunyikan serta melambangkan
huruf-huruf al-Qur'an.
Untuk dapat membaca, ada beberapa faktor yang menentukan dan
sangat mempengaruhi kesiapan siswa untuk membaca. Diantaranya
sebagai berikut:
I) Kesiapan Mental Seseorang yang mentalnya sehat akan terhindar dari gejala gangguan jiwa, hatinya akan tenag, tentram dan bahagia. Ia dapat mendayagunakan segala potensi dan bakat yang dimilikinya secar maksimal. Mental yang sehat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan membaca dan sebaliknya, kalau mental yang kurang sehat akan timbnl beberapa gejala, seperti sering lupa, kemampuan berfikir mennrun, snlit berkonsentrasi ketika membaca dan lain-Iain.2
Kesiapan mental merupakan factor yang penting dalam diri
seseorang menuju keberhasilannya membaca al-Qur'an karena dengan
kesehatan mental yang dimilikinya dia dapat mendayagunakan dan
memaksimalkan segala potensi dan bakatnya untuk membaca al
Qur' an.
2) Kesiapan F isik Kesehatan pertumbnhan fisik sangat mempengarnhi minat baca seorang siswa yang sering sakit-sakitan, kurang istirahat, terlaln Ielah, tidak memiliki kondisi yang optimal untuk membaca secara spesifik, dalam ha! ini berhubungan dengan kesiapan fisik, di antara faktor tersebut adalah yang berhubungan dengan kapasitas atau kemapuan penglihatan dan pendengaran.3
Minat membaca sangat erta hubungannya dengan kesehatan
pertumbuhan fisik yang seseorang. Hal ini sangat berpengarnh pada
aspek yang berhubungan dengan kapasitas ( daya tampung) atau
kemampnan penglihatan dan pendengaran.dengan membaca mata kita
harus sehat dan pendengaran kitapun juga harus sehat.
2 Departemen Agama RI Direktorat Jendral Pembinaan Agama Islam, Madu/ Pendidikan Bahasa Dan Satra Indonesia Program Sertifikasi D-11, (Jakarta: 1999), h. 53
11
3) Kesiapan Emosi Gangguan emosi JUga mempengaruhi keberhasilan dalm membaca seseorang yang memiliki sifat pemalu, terlalu takut untuk menunjukkan gejala kesulitan emosi. Begitu juga dengan anak yang terlau menggantungkan dirinya kepada kedua orang tua atau terlau merasa ketakutan, meras cemas, meras kurang aman, semuanya itu menunjukkan bahwa anak tersebut tidak siap untuk membaca dan sangat mempengaruhi keberhasilan dalam membaca.4
Perlunya menjaga riteme emosi dalam keberhasilan membaca
membaca seseorang. Karena, dengan emosi yang tidak stabildan tidak
bergantung kepada orang lain atau orang tua, menunjukkkan bahwa
anak tersebut tidak siap untuk membaca dan sanagt mempengaruhi
keberhasilan dalam membaca.
4) Kesiapan Pengalaman Pengalaman dalam membaca, sering tidaknya membaca, luas tidaknya pengetahuan yang dimiliki seseorang akan mempengaruhi keberhasilan dalam membaca. Siswa yang mengerti istilah-istilah atau kata-kata sulit akan lebih cepat dan lebih berhasil dalm membaca. Apabila dibandingkan dengan siswa yang kurang mengerti istilah-istilah atau kata-kata tersebut. 5
Pengalaman dalam membaca merupakan factor lain yang juga
ikut menunjang di samping siswa tersebut memiliki pengetahuan yang
luas dalam membaca. Semakin banyak kosakata dan istilah yang
dikuasainya melalui proses pengalaman, maka semakin besar
penghasilan yang akan dicapai.
Mengenai keterampilan menulis, ada 2 pendekatan yaitu
pendekatan proses dan produk. Dengan berlandaskan teori belajar
yang menyatakan bahwa setiap anak berbeda baik dari segi
kemampuan, minat, membutuhkan gaya belajar dan sebagainya.
Pendekatan proses memandang kegiatan menulis harus dilakanakan
berdasrkan perbedaan tersebut. Siswa membentuk sendiri topik dan
4 Departemen Agama RI Direktorat Jendral Pembinaan Agama Islam, Madu/ Pendidikan Bahasa Dan Satra ...................... h. 53 ·-..
12
gaya menulis. Pendekatan produk siswa diberi rambu-rambu oleh
guru. 6
Menulis bukan hanya melukiskan lambang-lambang grafik
melainkan proses berfikir sehingga orang lain dapat memahaminya.
Menulis sangat penting bagi pendidikan. Tulisan dapat menolong
manusia dalam melatih dan berfikir kritis.
2. Strategi Pembelajaran Baca Tulis AI-Qur'an
Secara umum Strategi mempunyai pengertian sebagi suatu garis besar
haluan dalam bertindak untuk memcapai sasarn yang telah ditentukan.
Dihubungkan dengan belajar mengajar, strategi bisa diartikan sebagai pola
umum kegiatan guru-murid dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar
untnk memcapai tujuan yang telah digariskan.7
Muhibbin Syah menerangkan bukunya Psikologi Pendidilwn Dengan
Pendelwtan Baru, bahwa strategi mengajar adalah "Sejumlah langkah yang
direkaysa sedemikian rupa untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu."8
Ada empat strategi dasar dalam mengajar yang meliputi hal-hal berikut:
I. Mengidentifikasi serta menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan
tingkah laku dan kepribadian anak didik sebagaimana yang diharapkan
2. Memilih system pendekatan belajar mengajar berdasarkan aspirasi dan
pandangan hidup masyarakat
3. Memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik belajar mengajar
yang dianggap paling teapat dan efektif sehingga dapat dijadikan pegangan
oleh guru dalam menuanaikan kegiatan mengajarnya
4. Menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan atau criteria
serta standar keberhasilan sehingga dapat dijadikan pedoman oleh guru
6 Departemen Agama RT Direktorat Jendral Pembinaan Agama !slam, Modul Pendidikan Bahasa ... ,h. 53
7 Abu Ahmadi dan Joko Prasetya, Strategi Be/ajar Mengajar, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 1997), h. 11
13
dalam melakukan evaluasi basil kegiatan belajar mengaJar yang
selanjutnya akan dijadikan umpan balik untuk menyempurnakan system
instruksional yang bersangkutan secara keseluruhan.9
Seorang guru jika ingin berhasil dalam proses belajar mengajar ia
harus memilih strategi dan metode penyampaian yang sesuai dengan
materiilya yang akan disampaikan. Salah satu faktor keberhasilan guru
dalam penyampaian materi adalah dengan pemilihan strategi dan metode
yang tepat, di samping faktor lain yang juga harus dikuasai guru.
Tujuan utama pemilihan strategi adalah untuk memberikan
kemudahan kepada siswa untuk belajar sehingga siswa meyakini bahwa
dengan belajar dirinya akan menjadi terampil, menjadi pandai melakukan
segala hal dalam rangka mempermudah melakukan berbagai aktivitas
kehidupan.
Banyak sekali metode yang dapat digunakn dalam proses belajar
mengajar menurut Prof. Dr. Zakiyah Darajat, metode adalah suatu cara
atau suatu penyampaian bahn pelajaran tertentu dari suatu mata pelajaran
agar siswa dapat mengetahui, memahami, mempergunakan dan dengan
kata lain menguasai bahan pelajaran tersebut. 10
Tidak ada suatu metode mengajar yang lebih baik daripada metode
lain. Tiap-tiap metode mengajar memiliki kelemahan dan kelebihan. Ada
metode yang tepat digunakan terhadap pelajaran dalam jumlah besar, ada
pula yang tepat digunakan di dalam kelas, ada pula yang tepat digunakan
di luar kelas. Kadang-kadang guru tampil mengajar lebih baik dengan
menggunakan metode ceramah dibanding memberi kebebasan bekerja
kepada pelajar. Kadang-kadang pula suatu bahan pengajaran Iebih baik
disampaikan dengan kombinasi beberapa metode ketimbang dengan hanya
satu metode. Atas dasar itu, tugas guru adalah memilih metode yang tepat
untuk digunakan dalam menciptakan proses belajar mengajar.
9 Abu Ahmadi dan Joko Prasetya, Strategi Be/ajar ... h. 11-13
14
Dalam pembelajaran al-Qur'an antara lain metode proyek, tugas,
resitasi, diskusi, Tanya jawab, ceramah demonstrasi, keteladanan,
pembiasaan dan lain sebagainya. Penggunaan suatu metode hendaknya
diintegralkan atau dimodifikasi sedemikian rupa agar proses belajar
mengajar lebih terarah dan tercapai.
B. Problematika Dalam Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur'an
1. Kesulitan Dalam Baca Tulis AI-Qur'an
Kesulitan adalah perihal (keadaan) sulit, kesukaran, kesulitan.
Sedangkan kata sulit mempunyai arti susah ( diselesaikan, dikerjakan dan
sebagainya). Jadi kesulitan baca tulis al-Qur'an adalah perihal atau
keadaan sulit atau susah untuk dikerjakn dalam baca tulis al-Qur'an.
Dalam memahami bacaan al-Qur'an dibuthkan pengajaran dan
metode pembelajaran sebagai alat untuk memudahkan membaca al
Qur'an. Pada dasamya inti dari pengajaran membaca al-Qur'an adalah
suatu usaha memberikan ilmu pengetahuan tentang membaca al-Qur'an
dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah ilmu tajwid dan nantinya
diharapkan dapat memahami, meresapi dan dapat mengamalkannya.
Menurut Prof. Dr. Zakiyah Darajat dalam bukunya Metodik Khusus
Pengajaran Agama Islam beliau menerangkan bahwa umurnnya isi
pengajaran al-Qur'an meliputi:
1. Pengenalan huruf, yaitu dari alif sampai ya
2. Cara membunyikan masing-masing hruf hijaiyah dan sifat-sifat huruf
itu dibicarakan dalam ilmu makhraj
3. Bentuk dan fungsi tanda baca seperti syakal, syaddah, mad dan tan win
dan sebagainya
4. Bentuk dan fungsi tanda berhenti baca (waqaf), seperti: waqaf
mutlak,waqafjawaz, dan sebagainya
5. Cara membaca, melagukan dengan bermacam-macam 1rama dan
16
Modemisasi dalam segala bidang terutama teknologi membuat
sebagian orang berfikir pragmatis dan instan, sehungga mengarahkan
sesuatu kepada kebendaan dan gengsi pribadi, hal ini membuat
pergeseran nilai yang cukup signifikan terutama dalm hal dalam ha!
membaca dan menulis al-Qur'an yang mereka nilai tidak ada prestise
yang menunjang dalam kehidupan modem. Padahal disisi lain
pengetahuan tentang baca tulis al-Qur'an memerlukan sistem dan
metode tersendiri untuk menguasainya.
2. Kesempatan dan Tenaga Arab berfikir yang materialistis telah mendudukan status wajib belajar al-qur'an ke propinsi yang lebih kecil. Pengaruh ini telah menimbulkan kondisi asal-asalan. Akibatnya terjadi kpenyediaan kesempatan dan kelangkaan tenaga. Waktu yang disediakan untuk belajar al-qur'an sangat sedikit jika dibandingkan dengan waktu mereka gunakan untuk meunutut pengetahuan lain. Akhimya tenaga pengajar teresdia tidak sempat berkembang seimbang dengan kebutuhan. 14
Materialistisme mengarahkan pergeseran nilai pada arah
berfikir konsumtif. Sehingga kesempatan dan tenaga yang diluangkan
untuk belajar al-Qur'an menjadi ha! yang tidak penting dan
seimbang.dibandingkan dengan waktu yang disediakan untuk belajar
membaca dan menulis al-Qur'an yang sedikit ha! ini juga menjadi
factor kesulitan siswa untuk biasa membaca dan menulis al-Qur'an.
3. Metode Perkembangan teknologi telah merubah kecendrungan masyarakat untuk menuntut pengetahuan secara lebih cepat. Untuk menampung minat ini dalam berbagai disiplin ilmu para ahli telah memanfaatkan jasa teknologi dalam media pendidikan baik media visual, audio visual, computer dengan cara yang tepat guna. Khusus dalam pendidikan al-qur' an cara ini masih langka dan mahal. Metode lama dalam beberapa seginya mungkin sudah kurang serasi dengan keinginan dan kecendrungan tepat guna ini. Akibatnya metode berangsur kurang diminati. 15
Perlu adanya yang demikian penyempumaan metode dalam
pendidikan al-Qur' an dengan menggunakan teknologi yang maju dan
17
terjangkau oleh semua lapisan masyarakat. Dalam artian, metode yang
diajarkan lebih kepada bagaimana menarik minat siswa untuk mau
membaca dan menulis al-Qur'an dengan cara pendekatan yang simple
dan mudah dipelajari dengan teknologi tepat guna.
4. Aksara Kitab suci al-Qur'an ditulis dengan aksara dan bahasa arab. Faktor ini menyulitkan bagi mereka yang berpendidikan non pesantren/madrasah karena pengetahuan ini tidak dikembangkan secara khusus di sekolah umum. Akibatnya pelajar yang berpendidikan umum sebagian besar buta aksara kitab sucinya. Kebutaan 'ini membuat jarak makin lama makin jauh antara mereka dengan kitab sucinya. 16
Aksara bahasa arab merupakan salah satu factor kesulitan
dalam membaca kitab suci al-Qur'an. Hal ini terjadi kepada mereka
yang mempunyai latar belakang pendidikan umum. Karenanya siswa
menjadi malas dan tidak mau belajar. Akibatnya setelah mereka lulus
berhadapan dengan masyarakat dalam bentuk aplikasi bacaan al
Qur' an yang baik dan benar menurut ilmu tajwid dan Qira'at menjadi
kesulitan tersendiri dan cenderung masa bodo dan kurang perhatian.
Faktor-faktor di atas menurut Prof. Dr. Jalaludin banyak
mempengaruhi kecendrungan yang menimbulkan sikap masa bodoh
dan anggapan bahwa belajar membaca Al-Qur'an sulit."17
Belajar Al-Qur'an dapat dibagi beberapa tingkatan, yaitu
"Belajar membacanya sampai lancar dan baik, menunutt kaidah
kaidah yang berlaku dalam tajwid qira'at, belajar arti dan maksudnya
sampai mengerti akan maksud yang terkandung di dalamnya, belajar
menghafalnya di luar kepala."18
16 Jalaludin, Met ode Tunjuk ... ,h. 6-7
17 Jalaludin, Metode Tunjuk ... ,h. 6-7
18
C. Peranan Guru Pendidikan Agama Islam
1. Pengertian Guru Pendidikan Agama Islam
Dalam dimensi dunia pendidikan guru sosok manusia mulia yang
mempunyai tanggung jawab berat dan besar yaitu membawa siswanya
pada satu taraf kematangan tertentu.
Sejalan dengan ini adalah Allah SWT mengisyaratkan dalam al
Qur'an surat Al-Mujadalah ayat 11:
· x.~<: Gu JJll- ..:.6.- :i :1_11 I • I-. ~r ·-<~- I •-r -. ~I JJll •· -(.)y-=-> • J , . ...J "'"' -" J U:L J ~ _,,... ~ U:L t!' .):l
"Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat, dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (Al-Mujadalah:ll)
Guru merupakan salah satu faktor pendidikan yang sangat
berperan, karena guru itulah yang akan bertanggung jawab dalam upaya
membina dan membimbing prilaku anak didik guna pembentukan
pribadinya, terlebih-lebih guru agama, karena mempunyai tanggung jawab
yang lebih berat yaitu selain ia bertanggung jawab terhadap pembinaan
sikap siswa yang sesuai dengan ajaran agama Islam juga bertanggung
jawab kepada Allah SWT.
Untuk membahas pengertian guru pendidikan agama Islam, penulis
akan memaparkan terlebih dahulu pengertian guru dan pengertian
pendidikan agama Islam. Yang pertama pengertian guru. Dari segi bahasa
guru sebagaimana yang dijelaskan oleh W.J.S Poerwadaminta, bahwa guru
adalah orang uang mendidik. 19
Guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing,mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi
19 \\T IC> n-~-··-..l--:_ .. _ l/ ___ _
h.58
19
peserta didik pad a pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,
pendidikan dasar dan pendidikan menengah. 20
Selanjutnya pengertian pendidikan agama Islam. Pendidikan agama
terdiri atas dua kata, yaitu "Pendidikan" dan "Agama",. Kata "Pendidikan"
secara etimologi berasal dari kata didik yang berarti "Proses perubahan
tingkah laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan
manusia melalui pendidikan dan latihan." Istilah pendidikan ini semula
berasal dari bahasa Yunani, yaitu Paedagogie yang berarti bimbingan
yang diberikan kepada anak. Istilah ini kemudian diterjemahkan ke dalam
bahasa Inggris dengan kata Education yang berarti pengembangan atau
b. b" 21 1m mgan.
Dalam Bahasa Arab istilah ini dikenal dengan kata Tarbiyah
dengan kata kerjanya rabba-yurabbi yang berarti "Mengasuh, mendidik
dan memelihara. "22
Adapun pendidikan secara terminologi, banyak pakar yang
memberikan pengertian secara berbeda, antara Iain Prof. Langeveld
mengatakan, "Pendidikan adalah suatu bimbingan yang diberikan oleh
orang dewasa kepada anak yang belum dewasa untuk mencapai
kedewasaan."
Sementra itu, John Dewey mengatakan, "Pendidikan adalah proses
pembentukan kecakapan-kecakapan yang fundamental secara intelektual
dan emosional kearah alam dan sesama manusia. "23
Dalam perkembangannya istilah pendidikan berarti bimbingan atau
pertolongan yang diberikan dengan sengaja terhadap anak didik oleh orang
20 Tim Fokusmedia,Undang-Undang Guru Dan Dasen, (Bandung: Fokus Media, 2006),
21 Abdul Rahman Shaleh, Pendidikan Agama Dan Pengembangan Watak Bangsa, (Jakarta: PT .. ~aja Grafindo Persada, 2005), Cet. Ke-I, h. l-2
22 A. Warson Munir, Kamus Munawir, (Yogyakarta: Unit Pengadaian Buku-Buku llmiah V 4 ,,,,..,,,m"'"'" 1 OOA\ f"',..._ V ~ 1 !.. Cl\A
20
dewasa agar ia menjadi dewasa. Dalam perkembangan selanjutnya,
pendidikan berarti usaha yang dijalankan oleh seseorang atau sekelompok
orang untuk mempengaruhi seseorang atau kelompok oarng agar menjadi
dewasa atau mencapai tingkat kehidupan yang lebih tinggi dalam arti
mental.24 Dengan demikian pendidikan berarti, segala usaha orang dewasa
dalam pergaulan dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan
jasmani dan rohaninya kea rah kedewasaan. "25
Kemudian menurut Ors. Ahmad D. marimba mengemukakan
bahwa 'pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh si
pendidik terhadap perkembanagan jasmani dan rohani si terdidik menuju
terbentuknya kepribadian yang utama."26
Kemudian pengertian agama, agama secara bahasa berasal dari
bahasa latin relegere yang berarti kumpulan atau bacaan. Sedangkan
menurut istilah adalah pengakuan terhadap adanya hubungan manusia
dengan kekuatan ghaib yang harus diketahui ghaib tersebut menguasai
manusia, berarti pula mengikat diri pada suatu bentuk hidup yang
mengandung pengakuan pada sumber yang berada di luar diri manusia
yang mempengaruhi perbuatan-perbuatan manusia. Agama dapat pula
berarti ajaran-ajaran yang diwahyukan tuhan kepada manusia melalui
seorang rasul."27
Menurut Nasrudin Razak dalam bukunya yang berjudul Dienul
Islam, memberikan pengertian agama disini dalam ha! adalaha agama
Islam, merupakan "Addin" yang di bawa oleh nabi Muhammad SAW
adalah apa yang diturunklan Allah SWT di dalm al-Qur'an yang terdapat
dalam sunnah yang shohih, berupa perintah-perintah, larangan-larangan
24 Sudinnan, I/mu Pendidikan, (Bandung: CV. Remaja Karya, 1987), h. 4
25 Ramayulis, I/mu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 1994), Cet. Ke-I, h. I
26 Ahmad D. Marimba, Pengantar Filasafat Pendidikan Islam, (Bandung: Al-Ma'arif, 1980), h. 6
21
dan petunjuk-petunjuk untuk kesejahteraan serta kebahagiaan hidup
manusia di dunia dan di akhirat. 28
Dengan demikian, pendidikan agama adalah pendidikan yang
materi bimbingan dan arahannya adalah ajaran agama yang ditujukan agar
manusia mempercayai dengan sepenuh hati akan adanay tuhan, patuh dan
tunduk melaksanakan perintah-Nya dalam bentuk beribadah, dan
berakhlak mulia. Pendidikan agama adalahpendidikan yang diarahkan
unutk menumbuhkembangkan rasa intuisi keagamaan yang ada dalam diri
seseorang kemudian melaksanakan ajaran-ajarannya dengan penuh
ketundukan.
Sementara itu, pengertian "Islam" secara etimologi dapat diartikan
selamat, menyerah, tunduk dan patuh. Secara terminologi Islam adalah
tunduk dan menyerah diri sepenubnya kepada Allah lahir maupun batin
dengan melaksanakan perintah-perintah-Nya."29
Dengan demikian, pengertian kata "Pendidikan" dan kata "Agama
Islam" yang masing-masing telah diuraikan di atas dapat disatukan
menjadi suatu pengertian pendidikan agama Islam secara integral.
Mengenai pengertian Pendidikan Agama Islam banyak pakar
pendidikan yang meberikan definisi yang berbeda diantaranya adalah
sebagai berikut:
Menurut Prof. Dr. Zakiyah Darajat bahwa "Pendidikan agama
Islam adalah usaha berupa bimbingan dan asuhan terhdap anak didik agar
kelakpendidikannya dapat memahami dan mengamalkan ajaran agama
islam serta meajadikannya sebagi pandangan hidup (Way Of Life)."30
Drs. Ahmad D. marimba juga memberikan pengertian "Pendidikan
Agama Islam yaitu suatu bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan
28 Nasrudin Razak, Dienul Islam, (Bandung: Al-Ma'arif, 1986), Cet. ke-2, h. 78
29 Abdul Rahman Shaleh, Op. cit, h. 5
22
hukum-hukum agama Islam menuju kepada terbentuknya kepribadian
utama menurut ukuran dalam Islam. "31
Sedangkan menurut Prof. H. M. Arifin, M. Ed, berdsarkan hasil
rumusan seminar pendidikan Islam se-Indonesia tahun 1960, memberikan
pengertian "Pendidikan Islam yaitu sebagai bimbingan terhadap
pertumbuhan rohani dan jasmani menurut ajaran Islam dengan hikmah
mengarahkan, mengajarkan, melatih, mengasuh, dan mengawasai
berlakunya semua ajaran Islam."
Istilah membimbing, mengarahkan dan mengasuh serta
mengajarkan atau melatih mengandung pengertian usaha mempengaruhi
jiwa anak didik melalui proses setingkat demi setingkat menuju tujuan
yang ditetapkan yaitu "Menanamkan taqwa dan akhlak serta menegakkan
kebenaran sehingga terbentuklah manusia yang berpribadi dan berbudi
luhur sesuai ajaran Islam."32
Sedangkan pengertian Pendidikan Agama Islam secara formal
dalam kurikulumberbasis kompetensi disebutkan bahwa:
"Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami dan menghayati hingga beriman, bertaqwa dan berakhlak mulia, dalam mengamalkan ajaran agama islam dari sumber utamanya kitab suci al-Qur'an dan hadits. Melalui kegiatan bimbingan, pengajran, latihan, serta penggunaan pengalaman. Dibarengi tuntutan untuk menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan anatr ummat berafama dalam masyarakat hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa."3
Beberapa pengertian di atas, penulis dapat mengambil kesimpulan
bahwa guru pendidikan agama Islam adalah orang yang telah
mengkhususkan dirinya atau menspesialisasikan diri untuk melakukan
31 Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat ... , h. 6
32 Muhammad Arifin, Filsafat Pendidikanls/am, (Jakarta: PT. Bina Aksara, 1987), Cet. Ke-1, h. 13-14
33 Departemen Pendidikan Nasional, Kuriulum 2004 Standar Kompetensi Pendidikan ~ ,.., . . . . . . . - -
23
kegiatan menyampaikan ajaran-ajaran agama Islam kepada murid sebagai
pelaksanaan dari system pendidikan nntuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
2. Peran Dan Tugas Guru Agama Islam
a. Peran Guru Agama
Menurut Drs. M. Uzer Usman, peranan guru dalam kegiatan
belajar mengajar adalah "Terciptanya serangkaian tingkah laku yang
saling berkaitan yang dilakukan dalm suatu situasi tertentu serta
berhubnngan dengan kemajuan perubahan tingkah laku dan perkembangan
siswa menjadi tujuannya."34
Dalam kurikulum pendidikan agama Islam 2002 pendidikan agama
Islam di sekolah atau madrash bertujuan untuk menumbuhkan dan
meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan,
penghayatan, pengamalan serta pengalaman peserta didik tentang agama
islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam ha!
keimanan, ketaqwaannya, berbangsa dan bemegara, serta untuk dapat
melanjutkan padajenjang pendidikan yang lebih tinggi.35
Dalam penjelasan UU RI nomor 20 tahun 2003 tentang system
pendidikan nasional bab X pasal 37, dijelaskan bahwa pendidikan agama
dimaksudkan nntuk membantu peserta didik menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak
mulia.36
Dalam kegiatan belajar mengajar, dapat disebutkan bahwa peran
guru adalah sebagi berikut:
34 Muhammad. Uzer Usman, Me'!iadi Guru Professional, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1994), Cet. ke- 5, h. I
" Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasi.' Kompetensi (Konsep Dan Kurikulum 2004), (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2004), Cet. ke- I, h. 135
24
a. Iriformator, yaitu guru menjadi sumber informasi bagi murid baik
dalam kegiatan akademik maupun umum
b. Organisator, yaitu guru mengelola semua komponen yang berkaitan
dengan kegiatan belajar mengajar. Semua komponen diorganisasikan
sedemikian rupa, sehingga dapoat mencapai efektivitas dan efisiensi
dalam belajar pada diri siswa
c. Motivator, yaitu guru harus dapat merangsang dan memberikan
dorongan serta reinforcement untuk mendinamisasikan potendi siswa,
menumbuhkan swadaya (aktivitas) dan daya cipta (kreatifitas),
sehingga akan terjadi di dalam proses belajar mengajar
d. Pengaruh/director, yaitu guru harus dapat membimbing dan
mengarahkan kegiatan bealajar mengajar siswa dengan tujuan yang
dicit-citakan
e. lnisiator, yaitu guru sebagi pencetus ide-ide tersebut merupakan ide
ide kreatif yang dapat dicontoh oleh anak didik
f. Transmilitter, yaitu guru sebagai penyebar kebijaksanaan pendidikan
dan pengetahuan
g. Fasilitator, yaitu guru memberikan fasilitas atau kemudahan dalam
proses belajar mengajar, misalnya dengan menciptakan suasana belajar
mengajar yang sedemikian rupa, serasi dengan perkembanagn siswa
dengan perkembangan siswa, sehingga interaksi belajr mengajar akan
berlangsunag secara efektif
h. Mediator, yaitu guru sebagai penegah dalam pkegiatan belajar siswa.
Mediator dapat diartikan juga penyediaan media. Bagaimana cara
memakia dan mengorganisasikan penggunaan media
1. Evaluator, yaitu guru mempunyai otoritas untuk menilai prestasi anak
didik bidang akademis maupun tingkah laku sosialnya, sehingga dapat
menentukan anak didiknya berhasil atau tidak. 37
37("1_..I~.--·---- ~ .... y
25
b. Tugas Guru Agama
Tugas guru Sebenarnya bukan hanya di rumah saja, tetapi bisa
dikatakan dimana saja mereka berada, di rumah, guru sebagai orang tua
atau ayah ibu adalah pendidik bagi para putra putrinya. di dalam
masyarakat sekitar yaitu masyarakat kampung, desa tempat tinggalnya
guru sering kali terpandang sebagi tokoh suri teladan bagi orang-orang di
sektarnya, baik dalam sikap dan perbuatannya. Misalnya cara dia
berpakaian, berbicara, bergaul, maupun pandangan-pandangannya,
pendapatnya atau buah pikirannya sering kali menjadi ukuran atau
pedoman kebenaran bagi orang di sekitarnya karena dianggap guru
memiliki pengetalman yang luas dan mendalam tentang berbagai hal.
Walaupun anggapan masyarakat sekitar, terutama masyarakat desa yang
demikian itu adalah berlebih-lebihan dan tidak tepat.
Tugas guru mempunyai arti yang sangat luas, guru bertugas untuk
memberikan ilmu, memberikan nasehat, juga membimbing dan mendidik
anak.dalam firman Allah SWT bersabda:
"Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang Te/ah kami turunkan berupa keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk, setelah kami menerangkannya kepada manusia dalam Al kitab, mereka itu dila'nati Allah dan dila'nati (pula) oleh semua (mahluk) yang dapat mela'nati" (Al-Baqarah:159)38
Guru daam tugasnya mendidik dan mengajar murid-muridnya
adaah berupa membimbing memberikan petunjuk, teladan, bantuan,
latihan, penerangan, pengetahuan, pengertian, kecakapan, keterampilan,
nilai-nilai, norma-norma, kesusilaan, kebenaran, kejujuran, sikap-sikap
dan sifat-sifat yang baik dan terpuji dan sebagainya.
38 Http://www. Slide share.net!Rasidi!Pendidikan Is/am.com/2007 _ 08 _ 01
27
belajar mengajar siswa berkaitan era! dengan berbagai masalah di luar
yang sifatnya non akademis.
Tugas guru sebagai administrator mencakup ketatalaksanaan
bidang pengajaran dam ketatalaksanaan pada umumnya seperti mengelola
sekolah memanfaatkan prosedur dan mekanisme pengelolaan tersebut
untuk melancarkan tugasnya, serta bertindak sesuai dengan etikajabatan.40
Sedangakan dalam bukunya Ors. H. Hamdani dan Ors. H. A. Fuad
Ihsan mengenai tugas pendidik lebih diperjelas lagi, yaitu:
a. Membimbing si terdidik
Mencari pengenalan terhadapnya mengenm kebutuhan,
kesanggupan, bakat, minat, dan sebagainya
b. Menciptakan situasi untuk pendidikan
Situasi pendidikan, yaitu suatu keadaan dimana tindakan-tindakan
pendidikan dapat berlangsung dengan baik dan hasil yang dirumuskan.
Tugas lain diantaranya telah memiliki pengetahuan yang
diperlukan, pengetahuan-pengetahuan keagamaan, dan lain sebagainya.
Pengetahuan ini tidak sekedar diketahui, tetapi juga diamalkan dan
diyakininya sendiri.41
Adapun tugas guru agama menurut Zuhairini dkk, dalam bukunya
Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam adalah, "Mengajarkan ilmu
pengetahuan anak agar taat menjalankan agama dan mendidik anak agar
berbudi pekerti mulia. "42
Guru agama tidak hanya bertugas melaksanakan pendidikan agama
dengan baik, akan tetapi guru agama juga harus bisa memperbaiki
40 Departemen Agama RI, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Direktoral
Jendral Kelembagaan Agama Islam, 2002), h. 2
41 Hamdani dan Fuad Ihsan, Filsafal Pendidikan Islam, (Bandung: CV. Pustaka Setia,
1998), Cet. ke- I, h. 94
42 rJ' • • • • U • 0 I
28
pendidikan agama terlanjur salah diterima oleh anak didik, baik dalam
keluarga pembinaan kembali terhadap pribadi anak.43
Menurut Slameto dalam bukunya Be/ajar Dan Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhinya, menerangkan bahwa tugas guru adalah "a) Mendidik
dengan titik berat memberikan arah motivasi pencapaian tujuan baik
jangka pendek maupunjangka peanjang, b) Memberikan fasilitas
pencapaian tujuan pengalaman belajar yang memadai, c) Membantu
perkembangan aspek-aspekpribadi seperti sikap, nilai-nilai dan
penyesuaian diri."44
Adapun tugas pendidik agama ialah :
I. Mengajarkan ilmu pengetahuan agama Islam.
2. Menanamkan keimanan dalamjiwa anak.
3. Mendidik anak agar taat menjalankan agama
4. Mendidik anak agar berbudi pekerti yang mulia
Agar supaya para guru agama dapat melaksankan tugas tersebut
dengan sebaik-baiknya, maka dibutuhkan adanya syarat-syarat tertentu, di
samping syarat-syarat yang harus dimliki oleh guru-guru pada umumya.
Di samping syarat-syarat yang harus dimiliki oleh guru pada
umumnya. Direktorat pendidikan agama menetapkan bahwa syarat untuk
menjadi guru agama adalah sebagai berikut:
I. Memiliki pribadi mukmin, muslim dan mukhsin
2. Taat untuk untuk menjalankan agama (menjalankan syari'at Islam,
dapat memberi contoh tauladan yang baik untuk anak didiknya)
3. Memiliki jiwa pendidik dan rasa kasih sayang kepada anak didiknya
dan ikhlas jiwanya
4. Mengetahui dasar-dasar ilmu pengetahuan tentang keguruan terutama
didaktik dan metodik
5. Menguasai ilmu pengetahuan agama
43 Zakiyah Darajat, I/mu Jiwa Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 1993), Cet. ke-14, h. l 03
29
6. Tidak mempunyai cacat rohaniyah danjasmaniyah dalam dirinya.45
Guru selain memiliki beberapa peran dan tugas juga mempunyai
fungsi. Sadirman menerangkan sebagai berikut:
Guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik dan pembimbing minimal ada dua fungsi guru, yakni fungsi moral dan fungsi kedinasan. Tinjauan secara umum, guru dengan fungsi moralnya, sebab walaupun dalam situasi kedinasanpun guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik dan pembimbing juga diwamai oleh fungsi moral itu, yakni dengan wujud bekerja secara sukarela, tanpa pamrih dan sematamata demi panggilan hati nurani.46
3. Kompetensi Guru Agama
Suatu profesi memer!ukan kompetensi khusus, yaitu
kemampuan dasar berupa keterampilan menjalankan rutinitas sesuai
dengan petunjuk aturan, dan prosedur teknis. Gurupun demikian
memerlukan kompetensi khusus yang berkenaan dengan tugasnya.
Kompeteni guru dimaksud ialah kemampuan dasar yang dimiliki guru,
baik di bidang kognitif (intelektual) seperti penguasaan bahan, bidang
sikap seperti mencintai profesinya, dan bidang prilaku seperti
keterampilan mengajar, menilai hasil belajar pelajar dan lain-lain. Hal
itu karena pendidikan tidak terjadi secara alami, tetapi dengan
disengaja ( disadari). Hubungan yang sederhana dan aka! sehat saja
belum cukup melaksanakan pengajaran yang baik.
Pengerian kompetensi bukunya Drs. Moh. Uzer Usman
menurut Charles E. Johnson mengemukakan pendapatnya adalah
merupakan gambaran hakikat kualitatif dari prilaku guru yang tampak
sangat berarti.47
45 Zuhairini, Metodik Khusus Pendidikan Agama, Di/engkapi Sistem Madu! Dan Permainan Simu/asi, (Surabaya: Usaha Offset, 1983), Cet ke-8, h. 35-36
46 Sadinnan A.M, lnteraksi Dan Motivasi .. ., h. 140
30
Sedangkan menurut Roestiyah. NK dalam bukunya Masalah
Masalah I/mu Keguruan mengutip pendapat W. Robert, bahwa
"Kompetensi adalah sebagai suatu tugas yang memadai atau pemilikan
pengetahuan keterampilan dan kemampuan yang dituntut oleh jabatan
seseorang."48
Adapun kompetensi guru adalah merupakan kemampuan
seorang guru dalam melaksanakan kewajiban-kewajiban secar
bertanggungjawab dan layak.
Dengan demikian penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa
yang dimaksud kompetensi guru pendidikan agama Islam adalah
kecakapan guru pendidikan agama Islam dalam melaksanakan
tugasnya dalam pengertian pemilikan pengetahuan, keterampilan dan
kemampuan yang dituntut oleh jabatan guru pendidikan agama Islam.
Ada sepuluh dasar kompetensi guru adalah sebagai berikut:
1. Pengusaan Bahan Pelajaran
Sebelum guru itu tampil di depan jelas mengelola interaksi
belajar mengajar interaksi belajar mengajar terlebih dahulu harus
sudah menguasai bahan apa yang dikontrakan dan sekaligus bahan
bahan apa yang dapat mendukungjalannya proses belajar mengajar.
Dengan modal penguasaan bahan, maka guru akan dapat
menyampaikan materi pelajaran secara dinamis, ada 2 lingkup
penguasaan materi, yakni: (1) menguasai bahan bidang studi dalam
kurikulum sekolah (2) menguasai bahan pengayaan atau penunjang.
2. Mengelola Program Belajar Mengajar
Guru yang kompeten harus juga amampu mengelola program
belajar mengajar, ada beberapa langkah yang harus ditempuh oleh
guru, adalah:
a. Merumuskan tujuan instruksional atau pembelajaran
b. Mengenal dan dapat menggunakan proses instruksional yang tepat
31
c. Melaksanakan program belajar mengajar
d. Mengenal kemampuan anak didik
e. Merencanakan dan melaksanakan program remedial49
3. Mengelola Kelas
Pengelolaan kelas adalah salah satu tugas guru yang tidak pernah
ditinggalkan. Guru selalu mengelola kelas ketika dia melaksanakan
tuganya. Pengelolaan kelas dimaksud untuk menciptakan lingkungan
belajar yang kondusif bagi anak didik sehingga tercapai tujuan
pengajaran secara efektif dan efisien. Ketika kelas terganggu, guru
berusaha mengembalikan agar tidak menjadi penghalang bagi proses
belajar mengajar.50
Untuk mengajar suatu kelas, guru dituntut mampu mengelola kelas,
yakni menyediakan kondisi yang kondusif untuk berlangsungnya proses
belajar mengajar.
Ada beberapa langkah yang dapat diambil oleh guru yakni:
a. langkah-langkah siswa yang sudah sesuai dengan tujuan perlu
dikembangkan dengan memberi dukungan yang positif
b. guru mengambil tindakan yang tepat bila siswa menyimpang dari tugas
c. sikap siswa ynag keras ditanggapi dengan memadai dan tenang
d. guru harus selalu memperhentikan dan memperhitungkan reaksi-reaksi
yang tidak diharapkan. 51
4. Menggunakan Media Atau Sumber
W. S. Winkel dalam bukunya Psikologi Pengajaran mengatakan,
media pengajaran secara luas adalah setiap orang materi atau peristiwa
yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh
pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Sedangkan media pengajaran secara
49 Sadinnan. A. M, lnteraksi Dan Motivasi ... , h. 166-167
'0 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Be/ajar Mengajar, (Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 2006), Cet. ke-3, h. 195-196
32
sempit adalah alat-alat elektromekanis yang menjadi perantara antara
siswa dan materi pelajaran.52
Ada beberapa langkah yang perlu di perhatikan oleh guru dalam
menggunakan media, yaitu:
a. Mengenal, memilih dan menggunakan media
b. Membuat alat-alat bantu pelajaran sederhana
c. Menggunakan dan mengelola laboratorium dalam proses belajar
menga1ar
d. Mengembangkan laboratorium
e. Menggunakan perpustakaan dalam proses belajar mengajara
f. Menggunakan micro teaching unit dalam program pengalaman
lapangan. 53
5. Menguasai Landasan-Landasan Kependidikan
Ada beberapa langkah daalm menguasai landasan-landasan
kependidikan, yaitu:
a. Mengenal tujuan pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan
nasional, diantaranya: mengkaji tujuan pendidikan nasional,
mengkaji tujuan pendidikan dasar dan menengah dengan tujuan
pendidikan nasional, mengkaji kegiatan-kegiatan yang menunjang
pencapaian tujuan pendidikan nasional
b. Mengenal fungsi sekolah dalam masyarakat, diantaranya: mengkaji
peranan sekolah sebagai pusat pendidikan dan kebudayaan,
mengkaji peristiwa-peristiwa yang mencerminkan sekolah sebagai
pusat pendidikan dan kebudayaan, mengelola kegiatan yang
mencerminkan sekolah sebagai pusat pendidikan dan kebudayaan.
c. Mengenal prinsip-prinsip psikologi pendidikan yang dapat
dimanfaatkan dalam proses belajar mengajar, diantaranya:
mengkaji jenis perbuatan untuk memperoleh pengetahuan,
keterampilan dan sikap, mengkaji prinsip-prinsip belajar,
33
menerapkan prinsip-prinsip belajar dalam kegiatan belajar . 54 menga3ar.
6. Mengelola Interaksi Belajar Mengajar
Di dalam proses belajar mengajar, kegiatan interaksi antara guru
dan siswa merupakan kegiatan yang cukup dominant. Kemudian di dalam
kegiatan interaksi antara
Guru dan siswa dalam rangka Transfer Of Knowledge dan bahkan
juga Transfer Of Value, akan senantiasa menuntut komponen yang serasi
anatara komponen yang satu dengan yang lain. Serasi dalam ha! ini berarti
komponen-komponen yang ada pada kegiatan proses belajar mengajar itu
akan saling menyesuaikan dalam rangka mendukung pencapaian tujuan
belajar bagi anak didik.
7. Menilai Prestasi Siswa Untuk Kepentingan Pengajaran
Ada bebrapa langkah yang hams ditemouh oleh guru dalam
menilai prestasi siswa, yaitu:
a. Mengumpulkan Data Hasil Belajar Siswa:
1. Setiap kali ada usaha mengevaluasi selama pelajaran
berlangsung
2. Pada akhir pelajaran
b. Menganalisa data basil belajar siswa, dengan langkah ini guru akan
mengetahui:
1. Siswa yang menemukan pola-pola belajar yang lain
2. Keberhasilan atau tidaknya siswa dalm belajar
c. Menggunakan data basil belajar siswa, dalam ha! ini menyangkut:
I. Lahirnya feed back untuk masing-masing siswa dan ini perlu
diketahui oleh guru
2. Adanya feed back itu maka guru menganalisa dengan tepat
follow up atau kegiatan-kegiatan berikutnya. 55
54 Mohammad Uzer Usman, Menjadi Guru ... , h. 17-18
34
8. Mengenal fungsi dan program layanan bimbingan dan penyuluhan di
sekolah, diantaranya:
a. Mengenal fungsi dan program layanan bimbibngan dan penyuluhan
di sekolah
b. Penyelenggaraan program layanan bimbingan di sekolah
9. Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah
Adapun langkah-langkah yang harus ditempuh oleh guru sebagai
berikut:
a. Mengenal penyelenggaraan administrasi sekolah
b. Menyelenggarakan administrasi sekolah. 56
10. Memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil penelitian
pendidikan guna keprluan pengajaran
Di samping bertugas sebagi pendidik dan pembimbing guru juga
harus dapat membaca dan menafsirkan hasil penelitian pendidikan.
Dengan ini berarti guru akan mendapatkan mesukan sehingga bisa
diterapkan untuk keperluan proses belajar mengajar.
Hal ini sesuai dengan tugas ilmu dan penelitian itu sendiri. Tugas
tugas itu adalah:
a. Mencandra atau mengadakan deskripsi maksudnya memberikan
gambaran secara jelas mengenai hal-hal yang dipersoalkan
b. Menerangkan (eksplanasi), maksudnya menerangkan kondisi-kondisi
yang mendasari terjadinyaperistiwa-peristiwa
c. Menyusun teori maksudnya penelitian itu akan mencari dan
merumuskan hukum-hukum atau mengenai hubungan antara kondisi
yang satu dengan kondisi yang lain atau hubungan peristiwa yang satu
dengan peristiwa yang lain
d. Prediksi, maksudnya ilmu dan penelitian bertugas membuat prediksi
atau ramalan, estimasi dan proyeksi mengenai peristiwa-peristiwa yang
balk terjadi atau gejala-gejala yang akan muncul
35
e. Pengendalian, maksudnya dengan penelitian berarti melakukan
tindakan-tindakan guna mengendalikan peristiwa-peristiwa atau gejala
gejala.57
Kompetensi guru dalam ha! mengajar yang harus dibina, karena
melalui cara atau metode mengajar yang baik dan disesuaikan dengan
materi yang akan disampaikan, anak akan dapat menerima pelajaran
dengan baik metode menagajar merupakan sistem penggunaan di dalam
interaksi dan komunikasi antara guru dengan murid dalam proses belajar
mengajar sebagai proses pendidikan. Metode mengajar mempunyai dua
aspek, di antaranya sebagai berikut:
7. Aspek ideal, secara ideal harus diingat bahwa program belajar
mengajar adalah sarana untuk mencapai tujuan pendidikan yang
menjadi pedoman uatama adalah: bagaimana mengusahakan agar
tercapai perkembangan peserta didik secara optimal. Dan ini harus
tertanam dalam sikap dasar guru agama, yang diwujudkan dalam
pendekatan guru terhadap peserta didik sesuai dengan tahap
perkembangannya
8. Aspek teknis, terhadap bermacam-macam teknik yang dapat digunakan
dalam interaksi dan komunikasi itu, anatara lain: bermain, tanya jawab,
ceramah, diskusi, demonstrasi eksperimen, kerja kelompok,
sosiodarama, karya wisata dan modul. 58
Prinsip dan konsep pendidikan agama Islam mengacu kepada
kaidah-kaidah dasar-dasar yang diterapkan dengan jelas pada masa Nabi
Muhammad SAW dan sahabat Khulafa Al-Rasyidin dan para pengikutnya
termasuk orang-orang yang mengamalkan Islam dengan ikhlas sampai
sekarang dan mas yang akan datang.
Guru (mu'allimi), khususnya guru pendidikan agama Islam
hendaknya menyadari betul ciri-ciri pendidikan agama Islam agar dapat
57 Sadirman. A. M, lnteraksi Dan Motivasi ... , h. 177-178
36
menjalankan tugas mengajarnya sesuai dengan misi pendidikan itu sendiri.
Pendidikan Islan1 berdasar pada seperangkat dasar dan prinsip yang
bersumber pada rukun iman dan syari' at Islam yang dapat diterapkan
secara praktis dalam kehidupan. Menurut Abdul Majid dalam bukunya
"Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi: Konsep Dan
Implementasi Kurikulum 2004" cirri-ciri pendidikan agama Islam sebagai
berikut:
Pertama: Pendidikan Kehutauau (tauhid/aqidah) yaitu
pendidikan yang bukan buatan manusia, akan tetapi prinsip-prinsip yang
diturunkan Allall Ta' ala. Pendidikan yang bersumber dari tuhan, dengan
prinsip yang telall ditentukan oleh tuhan itu sendiri. Seperti terciptanya
dunia, alam semesta dan beserta isinya, atau disebut juga ilmu laduni.
Kedua: Peudidikan Faktual (tarbiyall) yaitu: pendidikan yang
serasi dengan kenyataan manusia yang tersusun dengan komponen jisim
(tubuh), nafs/qolb/hati. Pendidikan ini mengakui adanya "gharizah"
(insting" yang menggerakkan prilaku manusia. Pendidikan ini menjelaskan
tentang struktur yang tercipta dalam diri manusia, serta selain aka! dan
fisik yang mendorong manusia untuk bersikap dan berprilaku ada dalam
diri manusia yang disebut dengan insting, sehingga manusia bisa
melakukannya di luar dari pertimbangan aka!.
Ketiga: Pendidikau Yang Kontinyu, yaitu pendidikan yang tidak
terikat oleh waktu tertentu di keluarga dan di sekolah saja, melainkan
kewajiban bagi orang Islam sampai meninggal dunia.59 Dalam dunia
pendidikan sekarang lebih dikenal dengan sebutan long life education.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu Dan Tempat Penelitian
37
Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret 2007 sampai Mei 2007 di
SMP Islam Parung-Bogor.
Penelitian ini dilakukan di lokasi SMP Islam Parung, dengan alasan
SMP Islam parung yang terletak di JI. Raya Parung Bogor No. 684 Kabupaten
Bog or.
B. Metode Penelitian
Metode yang penulis gunakan adalah metode deskriptif analisis, yaitu
penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan keadaaan , status fenomena
ecara sistematis, actual, dan akurat, untuk mempeeroleh data yang lengkap dan
obejktif (apa adanya sesuai realitas yang sebenarnya). Maka penulis
menggunakan penelitian lapangan (Field Reseach), yaitu untuk memperoleh
data yang ada di lapangan mengenai berbagai gejala yang ada kitannya dengan
masalah ang akan di bahas, dan didukung library reseach yaitu membaca
buku-buku yang ada hubungannya dengan permasalahan ini guna memperoleh
kajian teoritis yag kuat. Metode pengumpulan data berupa angket, observasi,
dan wawancara.
C. Populasi Dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian. 1 Dalam penelitian ini,
penulis mengambil populasi yaitu semua siswa yang belajar di SMP Islam
Parung mulai dari kelas VII sampai kelas IX yaitu sebanyak 717 orang.
Sample adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dalam
penelitian ini yang dijadikan oleh penulis sebagai sampel adalah siswa SMP
Islam parung-Bogor kelas VIII-A sampai dengan kelas VIII-F, dimana tiap
kelasnya berjumlah 40 siswa. Sampel diambil secara acak atau random
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu Dan Tempat Penelitian
37
Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret 2007 sarnpai Mei 2007 di
SMP Islam Parung-Bogor.
Penelitian ini dilakukan di lokasi SMP Islam Parung, dengan alasan
SMP Islam parung yang terletak di JI. Raya Parung Bogor No. 684 Kabupaten
Bog or.
B. Metode Penelitian
Metode yang penulis gunakan adalab metode deskriptif analisis, yaitu
penelitian yang bertujuan untuk menggarnbarkan keadaaan , status fenomena
ecara sistematis, actual, dan akurat, untuk mempeeroleh data yang lengkap dan
obejktif (apa adanya sesuai realitas yang sebenarnya). Maka penulis
menggunakan penelitian lapangan (Field Reseach), yaitu untuk memperoleh
data yang ada di lapangan mengenai berbagai gejala yang ada kitannya dengan
masalab ang akan di babas, dan didukung library reseach yaitu membaca
buku-buku yang ada hubungannya dengan permasalaban ini guna memperoleh
kajian teoritis yag kuat. Metode pengumpulan data berupa angket, observasi,
dan wawancara.
C. Populasi Dan Sampel
Populasi adalab keseluruhan objek penelitian. 1 Dalarn penelitian ini,
penulis mengambil populasi yaitu semua siswa yang belajar di SMP Islam
Parung mulai dari kelas VII sarnpai kelas IX yaitu sebanyak 717 orang.
Sample adalab sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dalam
penelitian ini yang dijadikan oleh penulis sebagai sampel adalah siswa SMP
Islam parung-Bogor kelas VIII-A sampai dengan kelas VIII-F, dimana tiap
kelasnya berjumlah 40 siswa. Sampel diarnbil secara acak atau random
38
sampling. Karena pengambilan sampel penelitian ini sebanyak 25 %, maka
penulis mengambil sample sebanyak 60 orang.
D. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data tentang peranan guru dalam mengatasi
kesulitan baca tulis al-Qur'an di SMP Islam parung, digunakan instrument
penelitian primer kuisioner, dan untuk memperoleh data penunjang digunakan
instrument penelitian yang meliputi observasi, wawancara dan dokumentasi.
Keempat instrument tersebut digunakan untuk memperoleh data penelitian
yang akurat.
Secara rinci penggunaan instrument pengumpulan instrument
pengumpulan data dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Kuisioner,
yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh data
tentang hal-hal yang terkait mengenai peranan guru pendidikan agama
Islam dalam mengatasi kesulitan baca tulis Al-Qur'an yang disebarkan
kepada siswa.
b. Wawancara
Wawancara digunakan untuk data penunjang yaitu untuk mendapatkan
informasi data melalui Tanya jawabdengan objek penelitian yang
ditujukan kepada guru pendidikan agama Islam, dan khususnya guru BTQ.
Mengenai kemampuan baca tulis Al-Qur'an dan faktor-faktor yang
menyebabkan siswa tidak mampu membaca dan menulis Al-Qur'an.
c. Dokumentasi
Adalah mencari data mengenai hal-hal yang berupa catatan, buku,
majalah, agenda dan sebagainya. Dalam penelitian ini penulis mencari data
tentang sejarah berdirinya SMP Islam Parung-Bogor dan data guru SMP
Islam Parung-Bogor.
d. Observasi
39
E. Teknik Pengolahan Dan Analisa Data
1. Teknik Pengolahan Data
Setelah diperoleh data berdasarkan hasil angket yang diberikan kepada
siswa, kemudian data tersebut diolah dalam bentuk table dengan menggunakan
teknik deskriftif prosentase. Dari angket yang telah terkumpulkan, diperoleh data
yang kemudian diolah dengan beberapa tahapan sebagai berikut:
a. Editing, yaitu memeriksa jawaban-jawaban responden untuk diteliti,
ditelaah dan dirumuskan. Pada tahap ini penulis mngecek kelengkapan
dan kebenaran pengisian angket agar terhindar dari kekeliruan atau
kesalahan yaitu memilih angket yangdiisi dengan tepat (valid) dan
menyisihkan yang tidak valid
b. Tabulating, yaitu perhitungan terhadap data yang sudah diberi skor
dengan menggunakn rumus statistik sederhana. Dengan cara
mentabulasikan atau memindahkan jawaban responden dalam table
kemudian dicari prosentase untuk dianlisa dan diprosentasikan.
Memindahkan jawaban responden dalam tabel kemudian dicari
prosentase untuk dianalisa dan diprosentasikan.
2. Teknik Analisa Data
Untuk menganalisa data, penulis menggunakan anlisa deskriftif,
yang bertujuan untuk membuat deskriftif atau gambaran secara sistematis,
factual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat yang diteliti. Teknik
perhitungan dari angket. Akan dianalisa dengan menggunakan teknik
prosentase untuk memperoleh dengan rumus:
P=J: x100%
N
Keterangan:
P= Angka prosentase
F= Frekwensi yang sedang dicari
40
Tabel I
KISI-KISI ANGKET
Variabel lndikator Nomoritem Jumlah Pertanvaan Item
I. Kesulitan a. Sikap siswa terhadap 1-3 3
siswa dalam pelajaran baca tulis al-
belajar baca Qur'an
tulis al- b. Konsentrasi s1swa dalam 4-6 3
Qur'an belajar baca tulis al-Qur'an
c. Tanggapan s1swa terhadap 7,8 2
pelajaran baca tulis al-
Qur'an
d. Kemampuan siswa dalam 9,10 2
membaca al-Qur'an
e. Pemahaman SISWa tentang 11-14 4
ilmu tajwid
f. Minat siswa dalam membaca 15 1
al-Qur'an
2. Peranan guru a. Sikap SISWa ketika guru 16,17 2
dalm mengajar menyampaikan materi
Baca tu I is al- b. Siswa menyenanggi metode 18 1
Qur'an bervariasi
c. Guru memberikan motivasi 19 1
kepada siswa
d. Tanggapan siswa terhadap 20 1
kondisi saran a dan
prasarana pembelajaran al-
Qur'an
BABIV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Latar Belakang Berdirinya SMP Islam Parung-Bogor
Yayasan Al-Mansyuriah didirikan sejak tahun 1956, di pelopori oleh tokoh-tokoh
masyarakat parung yang memiliki dedikasi yang tinggi terhadap masalah pendidikan dan
mempunyai semangat yang membara dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa,
diantaranya :
a. KH. Ahmad Mansyur, seorang tokoh pejuang dan ulama.
b. H. Mas Mohammad Yatim, seorang tokoh pejuang dan umaro.
c. H. Adung Abdul Muhyi, seorang tokoh pejuang dan umaro.
d. H. Abdul Halim, seorang tokoh masyarakat.
e. H. Abdul Fatah, seorang ulama ahli qira'at.
f. H. Juhri, seorang tokoh masyarakat.
Selain dari tokoh-tokoh diatas masih banyak lagi tokoh-tokoh masyarakat di
wilayah parung dan sekitamya. Kesemua di antara para tokoh pendiri tersebut sudah
wafat, kecuali Bapak H. Mas Mohammad Yatim (yang sekarang masih menjabat sebagai
ketua umum yayasan ).
Tujuan didirikannya yayasan Al-Mansyuriah adalah dalam mencerdaskan
kehidupan bangsa Indonesia pada umumnya dan masyarakat parung pada khususnya,
karena pada masa itu belum ada lembaga pendidikan yang bersifat formal apalagi untuk
tingkat lanjutan pertama dan tingkat lanjutan atas sehingga merupakan suatu beban bagi
masyarakat parung, baik secara moral maupun material dalam upaya mendidik atau
menyekolahkan anak-anak mereka kepada jenjang yang lebih tingg, sebab kalaupun mau
memaksa untuk bersekolah maka harus pergi ke Bogor atau ke Jakarta dengan kendaraan
yang masih sulit dan langka, apalagi untuk kalangan menengah kebawah.
Profil Sekolah
1. ldentitas
Nama Sekolah
Alamat
: SMP ISLAM PARUNG
a. Jalan : Jalan Raya Parung Bogor No.648
b. Desa
c. Kecamatan
d. Kabupaten
e. Propinsi
f. Kode Pos
g. Norn or telepon
2. Sejarah
: Parung
: Parung
: Bogor
:Jawa Barat
: 16310
: (0251) 611451
a. Sekolah dibuka tahun : 1967
b. Bentuk Sekolah : Biasa I konvensional
c. Status Sekolah : Swasta I Terakreditasi A
d. SK BAS kabupaten bogor : No :142 /167 -DIKMEN Tgl. 23-01-2006
e. Waktu Penyelenggaraan : Pagi
f. Nomor Statistk Sekolah : 204020519133
g. Nomor Data Sekolah : 2002050148
h. Kepala sekolah yang pernah memimpin adalah sbb:
Tabel 2
Nama-nama kepala sekolah yang pernah memimpin SMP Islam Parung
No Nama Periode
I K.H. Mansyur 1967 - 1973
2 A. Kami! Amirullah.BA 1973-1974
3 Mahmudi 1974-1976
4 Zaenal Abidin A.S 1976-1977
5 Drs. H.A.Kamil Amirullah 1977- 1996
6 H.E. Djamhoer, Sag 1996- 1998
7 Ahmad Amsori, S.Pd 1998-2002
8 Yavan Herdiana Yazin ?00? - .~Plt-!lr~no
42
44
3. Keadaan Guru dan Tenaga Administrasi, Siswa, Masyarakat
dan Fasilitas Sekolah.
No.
I.
2.
3.
4.
5.
6.
a. Keadaan Guru dan Tenaga Administrasi
I). Keadaan Guru
SMP Islam Parung terdiri dari I orang kepala sekolah, 50 orang
guru, 6 orang tenaga administrasi, I orang satpam, 2 orang pembantu dan
penjaga sekolah jadi jumlah keseluruhan tenaga kependidikan adalah 56
orang.
Adapun data terperincinya sebagai berikut :
Tabel 3
Data Guru Serta Bidang Studi Mengajar Tahun Ajaran 2006-2007
Namaguru Pend. Jurusan Tahun Asal Bidang
terakhir Iulus pend. Stu di
terakhir
H. Saimin SI PAI I990 UIK PAI
Rukhiyat,S.Ag Bogor
H. Jarkasih, S. SI PAI 1993 IAIN PAI
Ag Jakarta
Drs. Muslim SI PAI I995 IAIN PAI,
Jakarta BTQ
Ahmad Dahlan SI PAI I997 UIK PAI,
S.Ag Bogor BTQ
Rahm at D3 TEHNIK 1994 STIE BTQ
hermawan Setia Budi
AgungW. SJ PAI 1997 IAIN PAI,
Kusuma.S. Ag Cirebon BTQ
2). Keadaan Pegawai I Karyawan
Tabel 4
Jumlah karyawan SMP Islam Parung tahun 2006-2007
No Jabatan Personil
I Ka.TU I Orang
2 StafTU 2 Orang
3 Bendahara 1 Orang
4 Satpam I Orang
5 Pembantu Sekolah 1 Orang
6 Penjaga Sekolah 1 Orang
Jumlah 7 Orang
3) Keadaan siswa (2006/2007)
45
Siswa SMP Islam sebagian besar warga kecamatan parung dan sebagian
kecil dari wilayah sekitarnya yaitu : Duren Mekar, Bojong Sari, dan lain
sebagainya
Tabel 5
Jumlah Siswa Siswi Tahun Ajaran 2006-2007
No Kelas L p jumlah
1 Kelas 1 121 105 226
2 Kelas 2 130 110 240
3 Kelas 3 146 106 251
Jumlah 397 321 717
4. Potensi Iingkungan atau masyarakat diharapkan mendukung
program sekolah, diantaranya :
a. Kualifikasi tenaga kependidikan yang memadai.
b. Kedisiplinan tenaga kependidikan yang baik.
c. Adanya hubungan yang baik antara teman sejawat.
d. Kreatifitas tenaga kependidikan dalam mengembangkan program sekolah.
47
13 Ruang Kantin I baik
14 Ruang Kelas Belajar 21 baik
15 Toilet Guru I baik
16 Toilet Siswa 3 baik .. . . . ..
Semua fas1htas yang d1m1hk1 sekolah tersebut d1hhat dan fis1knya masih dalam
keadaan baik. Sehingga dapat mendukung dalam kegiatan belajar mengajar di SMP Islam
Parung-Bogor.
Kegiatan yang dilaksanakan di luar jam pelajaran yang ada di SMP Islam
Parung sudah mencatat prestasi yang di banggakan, kegiatan tersebut antara lain :
I. Terpilih Peserta Jambore Nasional tahun 2001
2. Lomba Pramuka di Rangkapan Jaya Depokjuara I tahun 2002
3. Kompetisi Sepak Bola antar Pelajar Juara II tahun 2003
4. Lomba Teknik Kepramukaan di SMK YKTB Bogor Juara I tahun 2003
5. Kompetisi Futsal antar Pelajar di SMK Pariwisata Ciputat Juara II tahun 2004
6. Geladi Tangguh Penggalang Pramuka Tingkat Kabupaten Juara 11 tahun 2004
7. Lomba PMR antar Pelajar di Depok Juara III tahun 2004
8. Kompetisi Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Tingkat Kabupaten Juara II dan
III tahun 2003
9. Raport Sekolah Nilai Baik ( B) tahun 2004
I 0. L TUB Tingkat Kabupaten Juara II tahun 2005
I I. Kompetisi Futsal HUT Y adika Tingkat Kabupaten dan Kotamadya Juara I tahun
2006
12. Lomba Cepat Tepat ( LCT) se Komisariat Parung Juara I tahun 2006
13. Lomba Pramuka, PMR dan Paskibra se Wilayah Pamulang Ciputat Juara I ( Juara
Umum ) tahun 2006
14. Lomba Nasyid antar Pelajar di SMA Yadika Bogor Juara I tahun 2007
15. Lomba Paskibra antar Pelajar di SMK Pariwisata Ciputat Juara II tahun 2007.
48
B. Analisa Data
Dalam penelitian ini terdapat 2 variabel, yaitu variable tentang kesulitan siswa
dalam belajar baca tulis al-Qur'an dan keduan peranan guru Pendidikan Agama Islam
dalam mengajar baca tulsi Al-Qur'an d SMP Islam Parung-Bogor. Data-dat penulis
peroleh dari penyebaran angket kepada 60 siswa ke kelas VIII, yang diambil secara
acak, dalam jumlah item soalnya 20, dengan tipe di beri skor lalu dijumlah totalkan
masing-masing siswa. Pada penulisan skor ini akan penulis tampilkan dalam table
distribusi frekuensi terlampir dalam laporan penelitian ini. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada table berikut:
Tabel 7
Kehadiran siswa mengikuti pelajaran baca tulis al-qur'an
No. Pertanyaan F %
1. Apakah anda sering mengikuti pelajaran baca tulis al-Qur'an?
a. Selalu mengikuti 53 88,3% b. mengikuti - -c. kadang-kadang mengikut 7 J 1,7% d. tidak mengikuti - -
Jumlah 60 100%
Table diatas menggambarkan kehadiran siswa mengikuti pelajaran baca tulis al
Qur'an, sebagian besar responden menjawab selalu mengikuti sebanyak 88,3% dan
responden yang menjawab kadang-kadang sebanyak I J, 7%, tidak ada responden yang
menjawab tidak mengikuti pelajaran baca tulis Al-Qur'an
Tabel 8
Tanggapan siswa tentang pentingnya pelajaran al-Qur'an
No. Pertanvaan F % 2. Menurut anda, apakah pelajaran al-Qur'an itu
penting 60 100% a. Sangat penting - -b. penting - -c. Kurang penting - -d. Tidak penting
Jumlah 60 100%
49
Melihat table diatas dapat diketahui semua responden menjawab penting
sebanyak I 00%, dengan ini menyatakan bahwa pelajaran baca tulis Al-Qur'an itu
penting. Tidak ada responden yang menyatakan bahwa pelajaran baca tulis Al
Qur'an itu tidak penting.
Tabel 9
Kegiatan Siswa Ketika Guru Tidak Hadir
No. Pertanyaan F O/o
3. Apa yang anda lakukan ketika guru mata pelajaran pendidikan agama Islam tidak hadir ? 50 83,4% a. belajar 8 13,4% b. duduk I 1,6% c. ngobrol I 1,6% d. jalan-jalan
Jumlah 60 100%
Berdasarkan tabel di atas di dapatkan informasi tentang sikap siswa
terhadap guru pendidikan agama Islam yang tidak hadir bahwa mayoritas siswa
memilih untuk tetap belajar. Hal ini dibuktikan berdasarkan 83,4% responden
memilih belajar ketika guru pendidikan agama Islam tidak hadir. 13,4%
responden memilih duduk ketika guru pendidikan agama Islam tidak hadir. 1,6%
responden memilih ngobrol ketika guru pendidikan agama Islam tidak hadir. 1,6%
responden memilih jalan-jalan ketika guru pendidikan agama Islam tidak hadir.
Dalam belajar BTQ membutuhkan konsentrasi penulis akan meneliti
seberapa besar konsentrasi siswa dalam belajar baca tulis al-Qur'an berikut label
di bawah ini :
Tabel 10
Konsentrasi Siswa Dalam Belajar B2ca Tulis Al-Qur'an
No. Pertanyaan F % 4. Apakah anda selalu berkonsentrasi dalam belajar
baca tulis al-Qur' an ? a. Selalu berkonsentrasi 21 35% b. konsentrasi 38 63,8% c. kadang-kadang konsentrasi 1 1,6% d. tidak nemah herkonsentr~si - -
50
Dari table diatas menunjukkan bahwa 63,8% responden menjawab
berkonsentrasi dalam belajar baca tulis al-Qur'an, 35% responden yang menjawab
selalu berkonsentrasi dalam belajar baca tulis al-Qur'an dan 1,6% responden
menjawab tidak pemah berkonsentrasi dalam belajar BTQ.
Tabet 11
Sikap Siswa Mengikuti Pelajaran Baca Tulis al-Qur'an
No. Pertanvaan F 0/o 5. Bagaimana sikap anda dalam mengikuti pelajaran
baca tulis al-Qur'an? a. sangat aktif 43 72% b. aktif 3 5% c. kurang aktif 14 23% d. tidak aktif - -
Jumlah 60 100%
Pada label 11 diperoleh gambaran bahwa sebagian besar siswa
aktif dalam mengikuti pelajaran baca tulis al-Qur'an sebanyak 72%
responden, sebagian lagi siswa aktif dalam mengikuti pelajaran baca tulis
al-Qur'an sebanyak 5% responden, dan sikap siswa yang kurang aktif
dalam mengikuti pelajaran baca tulis al-Qur'an sebanyak 23%
responden. Hal ini membuktikan bahwa mereka sangat antusias dalam
mengikuti pelajaran baca tulis al-Qur'an.
Tabel 12
Perhatian Siswa Terhadap Keadaan Guru Baca Tulis al-Qur'an
No. Pertanvaan F % 6. <\pakah and a memperhatikan ketika guru
tnenerangkan pelajaran pelajaran baca tulis al-Qur'an? 37 61,6%
a. selalu memperhatikan 18 30% b. memperhatikan 2 3% c. kurang memperhatikan - -d. tidak pemah memoerhatikan
Jumlah 60 100% Perhatian siswa ketika guru sedang menerangkan pelajaran baca
guru sedang menjelaskan materi seanyak 61,6%, siswa yang hanya
memperhatikan saja sebanyak 30%, sedangkan siswa yang kadang
kadang memperhatikan sebanyak 3%, dan tidak ada siswa yang tidak
memperhatikan ketika guru sedang menjelaskan materi BTQ.
Tabel 13
Keadaan Siswa Ketika Mengikuti Pelajaran Baca Tulis al-Qur'an
No. Pertanvaan F 0lo
7. Apa yang anda rasakan ketika mengikuti pelajaran baca tulis al-Qur'an?
a. selalu jenuh 6 10% b. jenuh 22 36, 7% c. kadang-kadangjenuh 27 45% d. tidak jenuh 5 8,3%
Jumlah 60 100%
51
Begitu bervariasi ekspresi siswa ketika pelajaran baca tulis al-Qur'an
dimulai, 45% responden yang menjawab kadang-kadang merasakan jenuh ketika
mengikuti pelajaran baca tulis al-Qur'an. 36,7% responden yang menjawab jenuh
ketika mengikuti pelajaran baca tulis al-Qur'an. 10% responden menjawab selalu
jenuh ketika mengikuti pelajaran baca tulis al-Qur'an. dan sebanyak 8,3 %
responden yang menjawab tidak jenuh ketika mengikuti pelajaran baca tulis al
Qur'an.
Table 14
Sikap Siswa Ketika Guru Menyampaikan Materi
No. Pertanvaan F 010
8. Bagaimana sikap anda ketika guru pendidikan agama Islam memberikan tugas ? a. Selalu memperhatikan 56 93,4% b. Memperhatikan 3 5% c. Kadang-kadang memperhatikan 1 1,6% d. Tidak oemah memoerhatikan - -
Jumlah 60 100%
Pada tabel d1 atas telah terbukti terdapat 93,4% responden yang selalu
memperhatikan guru Pendidikan Agama Islam ketika menyampaikan materi,
5% responden yang memperhatikan guru Pendidikan Agama Islam ketika
menyampaikan materi, 1,6% responden kadang-kadang memperhatikan guru
Pendidikan Agama Islam ketika menyampaikan materi, dan tidak ada satupun
responden yang menjawab tidak pernah memperhatikan guru Pendidikan
Agama Islam ketika menyampaikan materi.
Tabet 15
Frekuensi siswa dalam membaca al-Qur'an
No. Pertanvaan F 010
9. Apakah anda sering membaca al-Qur'an di rumah ? 15 25%
a. selalu membaca 40 66,7% b. membaca 3 5% c. kadang-kadang membaca 2 3,3% d. tidak pernah membaca
Jumlah 60 100%
Pada table di atas sebanyak 66,7% responden yang menjawab
membaca al-Quran di rumah. Sebanyak 25% responden yang menjawab
selalu membaca al-Qur'an di rumah. Sebanyak 5% responden yang
menjawab kadang-kadang membaca al-Qu'an di rumah. Dan sebanyak
3,3%responden yang menjawab tidak perah membaca al-Qur'an di rumah.
Hal ini membuktikan bahwa sebagian siswa sudah mampu membaca al
Qur'an.
Tabel 16
Kemampuan siswa dalam membaca al-Qur'an
No. Pertanvaan F 0lo 10. Bagaimanakah kemampuan anda dalam
membaca al-Qur' an ? a. sangat fasih 4 6,6% b. fasih 13 21,6% c. kurang fasih 43 7,8% d. tidak fasih - -
Tnmloh ,,,. .. n.n.n"
52
11. Apakah anda selalu lancar membaca al-Qur'an? a. selalu lancar 3 5% b. Ian car 31 51,7% c. kuranglancar 20 33,3% d. tidak lancar 6 10%
Jumlah 60 100% Begitu banyak Jumlah s1swa d1 SMP Islam parung, kemampuan
masing-masing siswa dalam membaca al-Qur'an begitu beragam baik cara
membacanya serta tajwidnya. Siswa yang menjawab kurang fasih dalam
membaca al-Qur'an sebanayak 71,8% responden. Siswa yang menjawab
fasih dalam membaca al-Qur'an sebanyak 21,6% responden. Siswa yang
menjawab sangat fasih dalam membaca al-Qur'an sebanyak 6,6%
responden. Tidak ada siswa yang menjawab tidak fasih dalam membca al
Qur'an.
Dalam membaca al-Qur'an tentunya beragam cara membacaya ada
yang lancar dann ad yang tidak, setelah dihat dari table di atas sebanyak
51,7% responden yang menjawab lancar dalam membaca al-Qur'an. 33,3%
responden yang menjawab kurang lancar dalam membaca al-Qur'an. 10%
responden yang menjawab tidak pernah lancar dalam membaca al-Qur'an.
5% responden yang menjawab sangat lancar dalam membaca al-Qur'an.
Terbukti bahwa ketidaklancaran siswa dalam membaca al-Qur'an karena
kurangnya latihan di rurnah serta kurangnya perhatian orang tua terhadap
anaknya dalam ha! membaca al-Qur'an.
Tabel 17
Kemampuan siswa dalam memahami al-Qur'an
No. Pertanyaan F % 12. '\pakah anda memahami isi kandungan al-Qur'an
'ang di baca ? a. selalu memahami 15 25% b. memahami 40 66,7% c. kadang-kadang memahami 3 5% d. tidak memahami 2 3,3%
Jumlah 60 100%
53
Berdasarkan tabel di atas bahwa sebgian besar memperoleh
pemahaman tentang isi kandunggan al-Qur'an sebanyak 66,7% responden
memahami isi kandungan al-Qur'an, 25% responden yang selalu memahami
isi kandungan al-Qur'an. 5% responden yang kadang-kadang memahami isi
kandungan al-Qur'an, dan yang terakhir 3,3% responden tidak memahami
isi kandungan al-Qur'an.
Tabel 18
Pemahaman siswa tentang ilmu tajwid
No. Pertanyaan F % 13. Apakah anda memahami ilmu tajwid yang
diajarkan oeh guru baca tulis al-Qur'an? a. selalu memahami 31 51,7% b. memahami 26 43,3% c. kadang-kadang memahami 3 5% d. tidak pemah memahami - -
Jumlah 60 100% No. Pertanyaan F % 14. Jikalau anda tidak mmahami ilmu tajwid, apa yang
dilakukan oleh guru pendidikan agama Islam ? a. memberikan bimbingan 7 11,7% b. mengadakan Jes 47 78,4% c. menyuruh teman mengajarkan 4 6,6% d. dibiarkan saja 2 3,3%
Jumlah 60 100%
Pada tabel di atas diperoleh gambaran bahwa pemahaman siswa
tentang ilmu tajwid adalah 51,7% responden selalu memahami ilmu tajwid
yang diajarkan oleh guru baca tulis al-Qur'an, 43,3% responden yang
memahami ilmu tajwid yang diajarkan oleh guru baca tulis al-Qur'an. 5%
yang kadang-kadang tidak memahami ilmu tajwid yang diajarkan oleh guru
baca tulis al-Qur'a.fl. Dan tidak ada responden yang tidak pemah memahami
ilmu tajwid yang diajarkan oleh guru baca tulis al-Qur'an.
Ilmu tajwid adalah gerbang pertama untuk bisa membaca al-Qur'an
dengan baik dan benar, maka dari tabel di atas diperoleh gambaran bahwa
sebagian siswa memerlukan adanya Jes sebanyak 78,4% responden, 11,7%
54
responden yang menyuruh teman mengajarkan ilmu tajwid, 3,3% responaen
dibiarkan saja.
Keberhasilan siswa menerima pelajaran yang diberikan gurunya,
tergantung penguasaan guru terhadap materi yang disampaikan. guru BTQ
di SMP Islam Parung-Bogor menurut persepsi siswanya telah mampu
memberikan penjelasan yang cukup baik khususnya materi ilmu tajwid.
Tabel 19
Minat siswa dalam membaca al-Qur'an
No. Pertanvaan F 0/o 15. Seberapa besar minat siswa untuk membaca al-
Qur'an? 22 36,7% a. sangat berminat 28 46,6% b. berminat 10 16,7% c. kurang berminat - -d. tidak berminat
Jumlah 60 100%
Setelah melihat tabel di alas bahwa minat siswa untuk membaca al
Qur' an sangat besar sebanyak 46,6% responden yang menyatakan berminat
untuk membaca al-Qur'an. 36,7% sangat berminat untuk membaca al
Qur'an. 16,7% responden kurang berminat untuk membaca al-Qur'an, tidak
ada responden yang menyatakan tidakberminat untuk membaca al-Qur' an.
Tabel 20
Tanggapan Siswa Tentang Pelajaran Baca Tulis al-Qur'an
55
No. Pertanvaan F % 16. Menurut anda, apakah materi membaca al-Qur'an
yang diberikan sudah dirasakan cukup? a. sangat cukup 23 38,4% b. cukup 25 41,6% c. kurang cukup 12 20% d. tidak cukuo - -
Jumlah 60 100%
Pada pertanyaan selanjutnya, terdapat sebanyak 41,6 % responden
yang menjawab sudah dirasakan cukup materi membaca al-Qur'an yang
diberikan oleh guru baca tulis al-Qur'an. sebanyak 38, 4% rersponden yang
menjawab sudah diasakan sangat cukup materi membaca al-Qur'an yang
diberikan oleh guru baca tulis al-Qur'an. Dan 20% responden yang menjawac
kurang cukup materi membaca al-Qur'an yang diberikan oleh guru baca tufo
al-Qur'an. Hal ini terbukti bahwa materi membaca al - Qur'an yang diajarkan
oleh guru BTQ sudah dirasakan cukup.
Dalam mengajar guru memakai bermacam-macam metode
diantaranya, metode ceramah, metode diskusi, metode tanya jawab, metode
pemberian tugas, dan lain sebagainya. Dalam kaitannya dengan tabel
dibawah ini bagaimana tanggapan siswa ketika guru PAI dalam memberikan
tugas, berikut tabel di bawah ini:
Tabet 21
Tanggapan siswa ketika guru PAI menyampaikan materi
No. Pertanvaan F % 17. Bagaimana guru mata pelajaran pendidikan agama
Islam memberikan tugas ? a. sangat jelas 45 75% b. jelas 8 13,3% c. kurang jelas 7 11,7% d. tidak jelas - -
Jumlah 60 100%
56
Dari tabel di atas sebanyak 75% responden yang menjawab sangat jelas
ketika guru pendidikan agama Islam dalam memberikan tugas. 13,3% responden
57
tugas. 11, 7% responden yang menjawab kurang jelas ketika guru pendidikan
agama Islam dalam memberikan tugas. Tidak ada responden yang menjawab tidak
jelas ketika guru pendidikan agama Islam dalam memberikan tugas.
Table22
Metode pembelajaran al-Qur'an
No. Pertanyaan F % 18. (etika guru mata pelajaran pendidikan agama Islam
inengajarkan anda, metode apa yang anda senangi ? a. metode ceramah 4 6,6% b. metode Tanyajawab 16 26,7% c. metode demonstrasi 40 66,7% d. metode bervariasi - -
Jumlah 60 100°/o
Pada table di atas diperoleh gambaran bahwa sebagian besar s1swa
menyenang1 mtode demonstrasi sebanyak 66,7% responden. Sebagian lagi
menyenangi metode Tanyajawab sebanyak 26,7% responden. Dan yang teerakhir
siswa menyenangi metode ceramah sebanyak 6,6% responden dan tidak ada siswa
yang menyenangi metode bervariasi. Hal ini membuktikan bahwa metode
demonstrasi adalah yang terbaik.
Tabe123
Implikasi motivasi dari guru
No. Pertanyaan F % 19. Apakah guru pendidikan agama Islam memberikan
motivasi setiap kali menyampaikan pelajaran? a. selalu memberikan motivasi 43 71,8% b. memberikan motivasi 14 23,2% c. kadang-kadang memberikan motivasi 3 5% d. tidak pernah memberikan motivasi - -
Jumlah 60 100%
Berdasarkan tabel di atas diperoleh gambaran tentang betapa pentingnya
guru pendidikan agama Islam memberikan motivasi kepada siswa sebelum
menyampaikan pelajaran, ha! ini terbukti berdasarkan prosentase sebanyak 71,8%
responden guru selalu memberikan motivasi setiap menyampaikan pelajaran.
58
responden guru kadang-kadang memberikan motivasi setiap menyampaikan
pelajaran. Dan tidak ada responden yang menjawab guru tidak pemah
memberikan motivasi setiap menyampaikan pelajaran.
Tabel24
Kondisi sarana dan prasarana pembelajaran al-Qur'an
No. Pertanyaan F O/o
20. Apakah menurut anda kondisi sarana dan prasarana dalam kegiatan mata pelajaran baca tulis al-Qur'an sudah memadai ?
a. Sangat memadai 16 26,7% b. Memadai 29 48,4% c. Kurang memadai 13 21,6% d. Tidak memadai 2 3,3%
Jumlah 60 100%
Setelah melihat tabel di atas di dapatkan informasi sarana dan prasarana
yang ada di SMP Islam parung sudah cukup memadai dalam melaksanakan
kegiatan baca tulis al-Qur'an. Dapat dibuktikan dari tabel diatas bahwa 48,4%
responden menyatakan bahwa kondisi sarana dan prasarana dalam kegiatan baca
tulis al-Qur'an sangat memadai. 26,7% responden menyatakan bahwa kondisi
sarana dan prasarana dalam kegiatan baca tulis al-Qur'an memadai. 21,6%
responden menyatakan bahwa kondisi sarana dan prasarana dalam kegiatan baca
tulis al-Qur'an kurang memadai. 3,3% responden menyatakan bahwa kondisi
sarana dan prasarana dalam kegiatan baca tulis al-Qur'an tidak memadai.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Dari beberapa sebaran data yang merupakan hasil perhitungan
statistik deskritif, yang perlu di bahas adalah niai mean atau nilai rata-ratanya.
Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui kondisi atau gambaran masing-masing
aspek yang diteliti berdasarkan tanggapan responden.
Untuk memberikan interpretasi alas nilai rata-rata yang diperoleh
digunakan pedoman interprretasi seagimana yang dikemukakan oleh
suharsimi Arikunto, yaitu sebagai berikut :
59
b. Cukup baik,jika nilai diperoleh berada pada interval 56-75%
c. Kurang baik, jika nilai diperoleh berada pada interval 40-50%
d. Tidak baik, jika nilai diperoleh kurang dari 40%
Untuk menentukan presentase, digunakan perhitungan sederhana
dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Menentukan nilai harapan (NH). Nilai ini dapat diketahui dengan
mengembalikanjumlah item pertanyaan dengan skor tertinggi
b. Mehitung skor (NS). Nilai ini erupakan nilai rata-rata sebenarnya yang
diperoleh dari hasil penelitian
c. Menentukan kategorinya, yaitu dengan menggunakan rumus :
NS X 100%
NH
Berikut dihasilkan data hasil penyebaran kuisioner terhadap 60
responden. Dari hasil penyebaran kuisioner tersebut diperoleh data
tentang peranan guru pendidikan agama Islam dalam mengatasi
kesulitan baca tulis al-Qur'an di SMP Islam Parung-Bogor terdiri dari
10 aspek dalam 2 variabel yang pertama adalah kesulitan siswa dalam
belajar baca tulis al-Qur'an yaitu terdiri dari : Aspek sikap siswa ,
terhadap pelajaran baca tulis al-Qur'an terdiri dari 3 item dengan skor
700, aspek konsentrasi siswa dalam belajar baca tulis al-Qur'an terdiri
dari 3 item dengan skor 61 I, aspek Tanggapan siswa terhadap
pelajaran baca tulis al-Qur'an terdiri dari 2 item dengan skor 384,
kemampuan siswa dalam membaca al-Qur'an terdiri dari 4 item
dengan skor 658, aspek pemahaman siswa tentang ilmu tajwid terdiri
dari 2 item dengan skor 384, minat siswa membaca al-Qur'an terdiri
dari 1 item dengan skor I 92. variable kedua adalah peranan guru
dalam mengajar baca tulis al-Qur'an terdiri dari aspek sikap siswa
ketika guru menyampaikan materi terdiri dari 2 item dengan skor 409,
aspek siswa menyenangi metode yang bervariasi terdiri dari I item
dengan skor 144, aspek guru memberikan motivasi varnz terdiri cfari 1
60
item dengan skor 220, aspek tanggapan siswa kondisi sarana dan
prasarana pembelajaran al-Qur'an terdiri dari 1 atem dengan skor 179.
Tabel 25
Deskripsi Data Peranan Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Mengatasi
Kesulitan Baca Tulis Al-Qur'an di SMP Islam Parung-Bogor
Jumlah Aspek penelitian Jumlah skor respond en item
60
Sikap siswa terhadap pelajaran baca tulis 3 700
al-Qur'an
Konsentrasi siswa dalam belajar baca tulis 3 611
al-Qur'an
Tanggapan siswa terhadap pelajaran baca 2 384
tulis al-Qur'an
Kemampuan s1swa dalam membaca al- 4 658
Qur'an
Pemahaman siswa tentang ilmu tajwid 2 387
Minat siswa dalam membaca al-Qur'an 1 192
Sikap siswa ketika guru menyampaikan 2 409
materi
Siswa mcnyenanggi mctodc bervariasi 1 144
Guru memberikan motivasi kepada siswa 1 220
Tanggapan siswa terhadap kondisi sarana 1 179
dan prasarana pembelajaran al-Qur'an
10 aspek 20 item 3884
Selanjutnya untuk mengetahui keadaan atau kondisi atau
gambaran tiap-tiap aspek digunakan perhitungan sebagaimana tabel di
bawah ini:
61
Tabel 26
Nilai rata-rata skor penelitian
Asp ck Skor Nilai Nilai skor NS x100% Kategori Hara NH Nilai pan
(NH) Sikap siswa terhadap 700 3x4 700: 60 = 11,67 x 100% = 7,25 Baik pelajaran baca tulis =12 11,67 12 ll-Qur'an K.onsentrasi siswa 611 3x4 611:60= 10,18 x 100% = 84,83 Baik ialam belajar baca = 12 10,18 12 ulis al-Qur'an anggapan siswa 384 2x4 384: 60 = 6,4 Mx 100%=80 Baik
erhadap pelajaran =8 8 Jaca tulis al-Qur'an c..emampuan s1swa 658 4x4 658; 60- I 0,96 x I 00% - 68,5 Cukup ialam membaca al- = 16 10,96 16 baik )ur'an Pemahaman siswa 387 2x4 387 ; 60 = 6,45 6,45 x I 00% = 80,62 Baik tentang ilmu tajwid =8 8
Ylinat siswa dalam 192 lx4 192: 60 = 3,2 11x100%= 80 Baik membaca al-Qur'an =4 4 Sikap siswa ketika 409 2x4 409: 60 = 6,81 6,81x100% = 85,12 Baik $Um menyampaikan =8 8 materi Siswa menyenanggi 144 lx4 144: 60=2,4 2_dx 100%=60 Baik metode bervariasi =4 4 Juru memberikan 220 lx4 220; 0 = 3,66 3,66 x 100% = 91,5 Baik motivasi kepada =4 4 siswa fanggapan siswa 179 1x4 179: 60 = 2,98 2,98 x 100% = 74,5 Cukup erhadap kondisi =4 4 baik
sarana dan prasarana )embelajaran al-)ur'an Rata - rata 3884 802,32 xl00%=80,232 Baik
IO
BABY
KESIMPULAN
Dari hasil pembahasan dan hasil penelitian di SMP Islam parung mengenai
"Peranan guru Pendidikan Agama Islam dalam mengatasi kesulitan baca tulis Al
Qur'an' "di atas, maka dalam bab ini dikemukakan beberapa kesimpulan dan
saran sebagai berikut:
A. Kesimpulan
I . Secara umum Peranan guru pendidikan agama Islam di SMP Islam parung
dalam mengatasi kesulitan baca tulis al-Qur'an pada kategori baik, ini
terlihat dari perhitungan nilai rata-rata skor penelitian sebesar
80,232%.meskipun demikian ada dua aspek dari peranan guru pendidikan
agama Islam di SMP Islam parung dalam mengatasi kesulitan baca tulis
al-Qur'an berada pada pada kategori cukup baik yaitu pada aspek
kemampuan siswa dalam membaca al-Qur'an dan aspek tanggapan siswa
terhadap kondisi sarana dan prasarana pembelajaran al-Qur'an, yang
pertama aspe ini disebabkan kurangya latihan siswa dalam membaca al
Qur' an di rumah serta kurangna dukungan dari orang tua di rumah agar
anaknya membaca al-Qur'an di rumah. Kemudian aspek yang kedua
kurangnya sarana dan prasarana disekolah karena minimnya biaya yang
dikeluarkan.tetapi sejauh ini peranan guru pendidikan agama Islam di
SMP Islam Parung dalam mengatasi kesulitan baca tulis al-Qur'an baik,
hal ini teerlihat dari guru dalam menyampaikan pelajaran sampai
memberikan motivasi dan memberikan bimbingan kepada siswa untuk
mampu membaca al-Qur'an dengan baik dan benar.
2. Dari hasil belajar baca tulis al-Qur'an, dapat dilihat bahwa peranan guru
pendidikan agama Islam dalam mengatasi kesulitan baca tulis al-Qur'an
terdapat kesulitan meskipun kemajuannya belum begitu signifikan dan
tidak sepesat yang diinginkan. Adapun macam-macam kesulitan yang
dapat diatasi adalah sebagai berikut:
63
a. Pengetahuan tentang huruf hijaiyah, dengan mereka bisa membedakan
lafal setiap huruf.
b. Pengetahuan tentang ilmu tajwid, dengan mereka bisa membedakan
panjang pendek bacaan dan hukum bacaan nun mati dan tanwin.
3. Upaya yang dilakukan PAI dalam mengatasi kesulitan baca tulis al-Qur'an
adalah sebagai berikut:
a. Bekerja sama dengan guru BTQ dengan membuat program khusus
meningkatkan kemampuan baca tulis Al-Qur'an, kerja sama tersebut,
seperti, bimbingan baca al-Qur'an, Qira'at, Tadarus, praktek sholat.
b. Mencontohkan siswa bagaimana car membaya ayat al-Qur'an dengan
baik dan benar dan siswa mengikuti.
c. Hafalan, yaitu guru menutut siswa untuk dapat menghafalkan dan
mengerti maksud stiap ayat yang menjadi pokok bahasan. Hal ini
bertujuan untuk meajawab soal-soal tes.
d. Metode yang dipakai adalah metode demonstrasi dengan menjelaskan
hukum bacaan tajwid ayat yang dibalias
4. Yang menjadi faktor penunjang dan penghambat dalm membatasi
kesulitan baca tulis al-Qur'an dapat dilihat dari kemampuan siswa SMP
Islam Parung-Bogor dalam membaca al-Qur'an begitu beragam
kemampuan teresbut dapat didentifikasi sebagai berikut:
a. Kemampuan membaca al-Qur'an baik dilihat dari segi bacaan sesuai
dengan tajwid, fasih pengucapan huruf (makharijul huruf) serta lancar
dalam membaca, pengetahuan ilmu tajwid cukup.
b. Kurangnya latihan dalam membaca al-Qur'an sehingga masih ada
siswa yang belum bisa baca, meskipun bisa membacanya masih
terbata-bata.
c. Pengetahuan tentang ilmu tajwid masih kurang.
65
3. Untuk Siswa
a. Hendaknya lebih giat lagi dalam membaca al-Qur'an, karena membaca
al-Qur'an merupakan ibadah kepada Allah SWT, dan akan menjadi
penolong pada hari akhirat nanti.
b. Apabila tidak fasih membaca al-Qur'an jangan merasa malu untuk
belajar membaca al-Qur'an.
c. Membiasakan diri untuk selalu membaca al-Qur'an, karena al-Qur'an
merupakan sumber pengetahuan.
DAFTAR PUST AKA
Alunadi, Abu dan Joko Prasetya, Strategi Be/ajar Mengajar, Bandung: CV. Pustaka Setia, 1997
Arifin, Muhammad, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: PT. Bina Aksara, , Cet. Ke-I, 1987
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelilian Sua/u Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta, 2002
Ash-shiddieqy, Teungku Muhammad Hasbi, Sejarah Dan Pengantar Ilmu AlQur'an Dan Tajsir, Semarang: Pustaka Rizki Putra, Cet. ke-3,2000
Daradjat, Zakiah, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta: PT. Bumi Aksara, Cet. ke-2, 2001
----~' Ilmu Jiwa Agama, Jakarta: Bulan Bintang, Cet. ke-14, 1993
_____ , Pendidkan Islam Dalam Keluarga Dan Sekolah, Jakarta: Ruhama, Cet. ke-2, 1995
Departemen Pendidikan Nasional, Kuriulum 2004 Standar Kompetensi Pendidikan Agama Islam Dan Sekolah Menengah Atas Dan Madrasah Aliyah, Jakarta: Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas, 2003
Departemen Agama RI, Metodologi Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam, 2002
Departemen Agama RI Direktorat Jendral Pembinaan Agama Islam. Madu! Pendidikan Bahasa Dan Satra Indonesia Program Sertifikasi D-11, Jakarta: 1999
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. Stralegi Be/ajar Mengajar, Jakarta: PT. Rineka Cipta, Cet. ke-3, 2006
Hamdani dan Fuad Ihsan, Filsfat Pendidikan Islam, Bandung: CV. Pustaka Setia, Cet. ke- I, 1998
Jalaludin. Metode Tuniuk Silanf( Belaiar Membaca Al-Qur'an, Jakarta: Kalam
67
Khallaf, Abdul Wahab, Ilmu Ushul Fiqh, Semarang: Dina Utama Semarang, Cet. ke-1, 1994
Marimba, Ahmad D. Pengantar Filasafat Pendidikan Islam, Bandung: AlMa'arif, 1980
Majid, Abdul, Dian Andayani. Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi: Konsep Dan Implementasi Kurikulum 2004,(Bandung: Remaja Rosda Karya, Cet. ke-1, 2004
Muslim, Imam Shahih Muslim, Kitab Sholat Mufasirin Wa Qosoruha. Bab 56, Fadhlu Qiro'at Wa Suroh Al-Baqarah. Hadist No. I337,
Nawawi, Maria Ulfah, Pedoman Ilmu Tajwid, Bandung: CV. Diponegoro, Cet. ke-1, 1995
Poerwadaminta, W.J.S. Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, , Cet. Ke-12, 1991
Ramayulis. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, Cet. Ke-I, I 994
Razak, Nasrudin. Dienul Islam, Bandung: Al-Ma'arif, Cet. ke-2, 1986
Roestiyah NK. Masalah-Masalah Ilmu Keguruan, Jakarta: Bina Aksara, Cet. ke-3, 1998
Shabuni, Muhammad Ali. Al-Tibyan Fi 'Ulum Al-Qur 'an, Damsyik Siriya: Maktabah Al-Ghazali, 140 H/198 I M
Slameto. Be/ajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta, Cet. ke-4, 2003
Sadirman A. M. lnteraksi Dan Motivasi Be/ajar Mengajar, Jakarta: Raja Grafindo Persada, Cet. ke-11, 2004
Shaleh, Abdul Rahman, Pendidikan Agama Dan Pengembangan Watak Bangsa, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, , Cet. Ke-I, 2005
Sudirman. Ilmu Pendidikan, Bandung: CV. Remaja karya, 1987
68
Tim Fokusmedia, Undang-Undang Guru Dan Dasen, Bandung: Fokusmedia, Cet. Ke-I, 2006
Tim Didaktik Metodik Kurikulum IKIP Surabaya, Pengantar Didaktik Metodik Kurikulum PBM, Jakarta: PT. Grafindo Persada, 1993
Usman, Muhammad Uzer, Menjadi Guru Professional, Bandung: Remaja Rosda Karya, Cet. ke- 5, 1994
Winkel, W. S. Psikologi Pengajaran, Jakarta: PT. Gramedia, Cet. ke-2, 1989
Zuhairini, dkk, Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam, Dilengkapi System Madu! Dan Permainan Simulasi, Surabaya: Usaha Nasional, Cet. Ke-8, 1986
Zuhri, Mohammad dkk. Tarjamah Sunan At-Tirmidzi Ji/id JV, Semarang: CV. Asy-Syifa', 1992
ANGKET PENELITIAN MENGENAI PERANAN GURU PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM DALAM MENGATASI KESULITAN BACATULIS AL
QUR'AN
(Studi kasus di SMP Islam Parung)
Nama:
Umur:
I. Petunjuk Pengisian
Pendidikan
Alam at
1. Kami mengharap kesediaan anda untuk menjawab pertanyaan dengan
sebenarnya, karena kejujuran anda dapat membantu kami dalam
menumpullkan data yang dapat dipertanggungjawabkan dalam penelitian.
2. Kami juga memberitahukan bahwa angket ini untuk keperluan ilmiah dan
semua jawaban anda kami jamin keberhasilannya.
3. Jawablah pertanyaan tersebut dengan memilih salah satu alternative
jawaban yang ada dengan membubuhkan tanda silang (X) sesuai dengan
keadaan dan pendapat anda.
II. Pertanyaan
I. Apakah anda sering mengikuti pelajaran baca tulis al-Qur' an ?
a. selalu mengikuti c. kadang-kadang mengikuti
b. mengikuti d. tidak pemah mengikuti
2. Menurut anda, apakah pelajaran baca tulis al-Qur'an itu penting?
a. sangat penting c. kurang penting
b. penting d. tidak penting
3. Apa yang anda lakukan ketika guru mata pelajaran pendidikan agama Islam
tidak hadir ?
a. belajar c. ngobrol
b. duduk d. jalan-jalan
4. Apakah anda selalu berkonsentrasi dalam belajar baca tulis al-Qur'an?
a. selalu berkonsentrasi c. kadang-kadang berkonsentrasi
b. berkonsentrasi d. tidak pemah berkonsentrasi
5. Bagaimana sikap anda dalam mengikuti oelaiaran baca tulis al-Our' an?
b. aktif d. tidak aktif
6. Apakah anda memperhatikan ketika guru menerangkan pelajaran baca tulis al
Qur'an?
a. selalu memperhatikan c. kadang-kadang memperhatikan
b. memperhatikan d. tidak pernah memperhatikan
7. Apa yang anda rasakan ketika mengikuti pelajaran baca tulis al-Qur'an?
a. selalu jenuh
b. jenuh
c.kadang-kadangjenuh
d. tidak jenuh
8. Bagaimana sikap anda ketika guru mata pelajaran pendidikan agama Islam
memberikan tugas ?
a. selalu memperhatikan c. kadang-kadang memperhatikan
b. memperhatikan d. tidak pernah memperhatikan
9. Apakah anda sering membaca al-Qur'an di rumah?
a. selalu membaca c. kadang-kadang membaca
b. membaca d. tidak pernah membaca
I 0. Bagaimanakah kemampuan anda dalam membaca al-Qur'an?
a. sangat fasih c. kurang fasih
b. fasih d. tidak fasih
I I. Apakah anda selalu lancar membaca al-Qur'an ?
a. selalu lancar c. kadang-kadang lancar
b. lancar d. tidak pernah lancar
12. Apakah anda memahami isi kandungan al-Qur'an yang dibaca?
a. selalu memahami c. kadang-kadang memahami
b. memahami d. tidak memahami
13. Apakah anda memahami ilmu tajwid yang diajarkan oleh guru baca tulis al
Qur'an?
a. selalu memahami c. kadang-kadang memahami
b. memahami d. tidak pernah memahami
14. Jikalau anda tidak memahami ilmu tajwid, apa yang dilakukan oleh imru
a. memberikan bimbingan c. menyuruh teman mengajarkan
b. mengadakan !es d. dibiarkan saja
15. Seberapa besar minat siswa untuk membaca al-Qur'an?
a. sangat berminat c. kurang berminat
b. berminat d. tidak berminat
16. Menurut anda, apakah materi membaca al-Qur'an yang diberikan sudah
dirasakan cukup ?
a. sangatcukup c. kurang cukup
b. cukup d. tidak cukup
17. Bagaimana guru mata pelajaran pendidikan agama Islam ketika
menyampaikan materi ?
a. sangat jelas c. kurangjelas
b. jelas d. tidakjelas
18. Ketika guru mata pelajaran pendidikan agama Islam mengajarkan anda,
metode apa yang anda senangi ?
a. metode ceramah c. metode demonstrasi
b. metode tanyajawab d. metode bervariasi
19. Apakah guru pendidikan agama Islam memberikan motivasi setiap kali
menyampaikan pelajaran ?
a. selalu memberikan motivasi
motivasi
b. memberikan motivasi
c. kadang-kadang memberikan
d. tidak pemah memberikan motivasi
20. Apakah menurut anda kondisi sarana dan prasarana dalam kgiatan mata
pelajaran baca tulis aI-Qur'an sudah memadai?
a. sangat memadai c. kurang memadai
b. memadai d. tidak memadai
SEKOLAH MENENGAl-I PERTAMA
SMP ISLAM PAR UNG NSS : 204020519133 NOS : 2002050148
Status : TERAKREDITASI "A" SK BAS Nomor: 4211167-Dikmen Tgl. 23 Januari 2006 Alamat: JI. Raya Parung Bogar No. 648 Telp./Fax. (0251) 611451 Kade Pas 16330
Dengan
Jabatan
Tanggal
Tern pat
Hasil Wawancara Tentang
Peranan Gnrn Pendidikan Agama Islam
Dalam Mengatasi Kesulitan Baca Tulis Al-Our' an
: Drs. Muslim
: Guru BTQ
: 25 September 2007
: JI. Raya Parung Bogar No. 648
Pertanyaan Dan Jawaban (- dan +)
Pada sekolah-sekolah umum biasanya pelajaran al-Qur'an merupakan salah
satu aspek dari bidang studi pendidikan agama Islam, mengapa di S.MP Islam
parung pelajaran baca tulis al-Qur' an terpisah dari bidang studi pendidikan
agama Islam?
+ Karena SMP Islam parung mempunyai ciri khas sendiri juga merupakan
MULOK atau muatan lokal, agar mereka kelak mampu membaca dan menulis
baca tu I is al-Qur' an dengan baik dan benar
Dalam ~elajaran baca tulis al-Qur'an mempunyai beberapa fungsi, apa saja
fungsi dari pengajaran bidang studi baca tulis al-Qur'an tersebut?
+ Fungsi dari pelajaran baca tulis al-Qur'an :
1. Mengcover anak-anak yang pendidikan agama dalam tingkat yang pertama
dan utama keluarga yang kurang yaitu dengan adanya pendidikan baca
tulis al-Qur'an di sekolah agar dimana pada pendidikan yang pertama di
rumah tangga orang tua tidak sempat memberikan, diharapkan di sekolah
ini setelah anak keluar dapat membaca dan menulis al-Qur'an walaupun
banyak kendala terutama pada factor keluarga, ada keluarga yang
lingkungannya kental suasana kegamaannya, dan ada juga suasana
keagamaan di keluarganva tidak kPnta I
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
SMP ISLAM PAR UNG NSS: 204020519133 NOS : 2002050148
Status: TERAKREDITASI "A" SK BAS Nomor: 421/167-Dikmen Tgl. 23 Januari 2006 Alamat: JI. Raya Parung Bogar No. 648 Telp./Fax. (0251) 611451 Kode Pos 16330
Dalam proses kegiatan belajar mengajar baca tulis al-Qur'an pasti. bapak
menemukan kesulitan, kesulitan-kesulitan apa saja yang bapak temukan pada
siswa di kelas?
+ Memang setiap suatu kegiatan pasti menemukan kesulitan baik dari peserta
didik, karena memang dari keberagaman faktor keluarga, lingkungan,
individunya. jika anak yang tinggal di keluarga yang harmonis kemudian
lingkungannya juga mendukung suasana agamisnya kental, sudah pasti anak
tersebut mudah dan pasti mempunyai dasar, yang memang dalam tingkatan
dasamya sama sekali tidak kenal huruf pada Sekolah Dasar (SD), disinipun
terkadang kami selaku guru baca tulis al-Qur'an menglami kesulitan walaupun
sudah diadakan kegiatan ekstrakurikuler berupa pelajaran baca tulis al-Qur' an.
Kepada orang tua, lingkungan yang kurang mendorong sehinga terkadang
anak ada juga anak yang sudah selesai kelas 3 masih ada membaca al-Qur'an
t.erbata-bata karena dari faktor lingkungan, keluarga, individunya serta
motivasi anaknya dan berbagai macam ha!.
Begitu banyak metode dalam pengajaran agar materi tersebut mencapai
tujuan, met ode apa yang bapak Jakukan dalam mengatasi baca tulis al-Qur' an
siswa?
+ Strategi yang kami lakukan dengan metode cerita, agar anak setiap pelajaran
baca tulis al-Qur' an itu menyenangkan dan juga anak itu tertarik untuk
mempelajari al-Qur' an.
Berdasarkan pengalaman bapak mengajar, faktor apa saja yang menjadf
penyebab kesulitan siswa dalam membaca dan menulis al-Qur'an?
+ Faktor penyebab kesulitan siswa dalam membaca dan menulis al-Qur'an
diantaranya adalah :
1. Faktor individunya, kurangnya motivasi anak dalm belajar baca tulis al
Qur'an
2. Fak"tor keluarga
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
SMP ISLAM PARUNG NSS : 204020519133 NOS : 2002050148
Status: TERAKREDITASI "A" SK BAS Nomor: 421/167-Dikmen Tgl. 23 Januari 2006 Alamat: JI. Raya Parung Bogor No. 648 Telp./Fax. (0251) 611451 Kode Pos 16330
3. Faktor lingkungan yang kurang mendukung untuk mempelajari baca tulis
al-Qur"an
Berdasarkan pengamatan bapak, bagaimana kemampuan s1swa dalam
membaca dan menulis al-Qur'an?
+ Kemampuan anak dalam mempelajari baca tulis al-Qur'an setiap kela, setiap
individu tidak sama, karena memang dari dasar sekali mereka tidak mengenal,
karena dari tindakan SD-nya mereka tidak menekankan untuk membaca al
Qur' an. Di smp ada yang sebagian dari mereka tidak kenal baca tulis al
Qur' an, aksara Arab, sehingga pembinan dari sekolah SMP Islam parung kelas
I sampai kelas 3 yang mengalami kesulitan terkadang karena dari tiga faktor
tadi. Ketika mereka menjelang dewasa ada sifat malu dengan temannya karena
belum bisa membaca al-Qur' an. Terkadang, kami suka memerintah kepada
siswa untuk membaca al-qur'an dasar. Misalnya: mulai dari tahap dasar guru
memberikan tugas kepada siswa untuk membaca iqro di rumah, kemudian
membaca ulang di sekolah.
Menurut pengamatan bapak, seberapa besar minat siswa yang mengalami
kesulitan membaca dan menulis al-Qur'an untuk memperbaikinya?
+ Hampir setiap kelas dari kelas I sampai kelas 3 mempunyai minat untuk
membaca al-Qur' an, walaupun kami telah berupaya agr anak setelah lulus
rnampu membaca al-Qur' an, tetapi masih ada atau 2 orang dalam setiap kelas
yang membacanya masih terbata-bata, membutuhkan bimbingan yang cukup,
terkadang kami sebagai pembimbing terbatas waktu di sekolah, dan kami
selalu memberikan tugas di luar sekolah agar mereka belajar melalui orang
tua, keluarga atau teman sebayanya agar mereka jangan sampai tertinggal
terhadap teman-temannya di kelas. Secara prosentase terdapat 20% minat
siswa yang mengalami kesulitan membaca dan menulis al-Qur' an untuk
memperbaikinya.
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
SMP ISLAM PAR UNG NSS: 204020519133 NOS : 2002050148
Status: TEAAKAEDITASI "A" SK BAS Nomor: 421/167-Dikmen Tgl. 23 Januari 2006 Alamat: JI. Raya Parung Bogar No. 648 Telp./Fax. (0251) 611451 Kade Pas 16330
Seberapa besar perhatian sekolah terhadap kemampuan membaca al-Qur'an?
+ Perhatian sekolah terhadap kemampuan siswa dalam membaca al-Qur'an
cukup besar, apalagi baca tulis al-Qur' an merupakan ciri khas SMP Islam.
Terkadang ketika sekolah mengadakan peringatan hari-hari besar islam
ditampilkan lomba-lomba: nasyid, kaligrafi, pidato,cerdas cermat. Lomba
lomba ini diadakan ketika maulid nabi.
+ Besar kita Muhammad SAW, Isra' Mi'raj. Dan sekolah memberikan
penghargaan, bahkan siswa yang telah khatam al-qur'an diberikan
penghargaan berupa sertifikat.
Kesulitan apa yang sudah bapak atasi dan yang belum bapak atasi dalam baca
tulis al-Qur' an?
+ Ketika saya temui dalam proses belajar mengaJar baca tulis al-Qur'an
berlangsung begitu bervariasi, karena kemampuan siswa dalam membaca al
Qur'an memiliki perbedaan masing-masing. Ada siswa yang fasih dalam
membaca al-Qur'an, ada juga yang belum fasih, bahkan ada juga yang belum
mengenal huruf al-Quran. Kesulitan yang sudah kami atasi yaitu dengan
memberikan bimbingan secara perlahan-lahan sampai siswa bisa membaca al
Qur'an, tetapi tidak semudah yang kita bayangkan semua tergantung dari
minat siswa itu sendiri untuk membaca al-Qur' an, dan kami sebagai guru
baca tulis al-Qur' an juga bekerja sama oleh oang tua di rumah agar siswa
brlatih membaa al-Qur' an di rumah, oleh karena itu kerja sama antara guru
dan orang tua siswa harus selalu berjalan dengan baik. Dan yang belum kami
atasi yaitu karena keterbatasn waktu sehingga tidak maksimal dalam
memberikan materi pengajaran tentang baca tulis al-Qur'an.
Dalam ha! ini, apa saran bapak untuk sekolah khususnya dan untuk siswa pada
umumnya dalam meningkatkan kemapuan siswa dalam membaca dan menulis
al-Qur'an?
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
SMP ISLAM PARUNG NSS: 204020519133 NOS : 2002050148
Status: TERAKREDITASI "A" SK BAS Nomor: 4211167-Dikmen Tgl. 23 Januari 2006
Alamat : JI. Raya Parung Bogor No. 648 Telp./Fax. (0251) 611451 Kode Pos 16330
+ Saran kami untuk sekolah dan siswa adalah sebagai berikut :
1. Diintensifkan lagi kepada siswa agar dalam membaca dan menulis al-
Qur' an menjadi lebih baik yang sesuai dengan kaidah ilmu tajwid
2. Penambahan alokasi waktu di luar jam belajar sekolah
3. Membuka bimbingan tambahan di luar jam belajar, seperti:privat di rumah
4. Motivasi dari berbagai pihak seperti sekolah, keluarga dan lingkungan
sekitar.
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
SMP ISLAM PAR UNG NSS: 204020519133 NOS : 2002050148
Status: TERAKREDITASI "A" SK BAS Nomor: 421/167-Dikmen Tgl. 23 Januari 2006
Alamat: JI. Raya Parung Bogar No. 648 Telp./Fax. (0251) 611451 Kode Pos 16330
SURAT KETERANGAN Nomor: 067 /102.5/SMP.IS/S.Ket/2007
Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala Sekolah Menengah Pertama (SMP) Islam
Parung Kabupaten Bogar menerangkan bahwa :
Nama
NIM/ NIRM
Tingkat / Semester
Jurusan
Judul Pel'!elitian/Skrips!
: SITI TARWIYAH
: 103011026741
: IV/ VIII
: Pendidikan Agama Islam
: Peranan Guru Pendidikan Agama Islam Dalam
Mengatasi Kesulitan Baca Tulis Al-Qur'an.
Nama tersebut di atas adalah benar telah mengadakan Penelitian/Pengumpulan
Data di Sekolah kami terhitung mulai tanggal 15 September s.d. 29 September 2007.
Demikian Surat Keterangan ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
Parung, 20 November 2007 ."'u'"''"-' •
B. Struktur Organisasi Sekolah
Bid. Kurikulum - Komite Sekolah
Sadikin, S.Pd. H. Saimin, S.Ag. H. Zarkasih, S.Ag.
Acep Haryadi
Pemb. OSIS
Drs. Edi Susanto Rahmat mustofa, S.Ag
Azat Munazat, SE Ahmad Dahlan. SA2.
l BP
Dra. Sri Sunaryati Rahmat Mustofa, S.A~
l Sarana Prasarana H Humas
H. Saimin, S.Ag. Drs.Muslim Supriadi Drs. Rusdi
[ YAYASAN I I
-- - --- --!Kepala Sekolah W akil Kepala Sekolah
,Yayan Herdiana Yazid Drs. Murdiantoro
Wali Kelas
l Guru
l Siswa
Keterangan: Kepala instalasi: I. Lab. Komputer: Fazar Syah Alam 2. Lab. Bahasa: Sodikin, S.Pd. 3. Perpus: Mursinah, S.Ant 4. Tata Usaha: Liliyani Pembimbing Osis: I. Koordinator: Drs. Edi Susanto 2. Wakil Koordinator: Rahmat Hermawan 3_ Pe:mhimhlno D~THnl,..,,. D ... 1...--.i. '1'.1 •• -<._.L"_