Download - Penyakit Kedelai (Glycine Max ) & Buncis
PENYAKIT KEDELAI (Glycine
max ) & BUNCIS (Phaseolus
vulgaris )
Oleh :
Muhammad Ali Alfi
E1J010089
MACAM-MACAM PENYAKIT
KEDELAI1. Penyakit Karat (Phakopsora pachyrhizi)
– Phakopsora pachyrhizi
Phakopsora pachyrhizi adalah parasitobligat, jaringan hijau untuk bertahan hidup.Patogen ini adalah penyakit udara dan ia mamputetap di udara di seluruh bagian besar dari daerahkedelai tumbuh. Hal ini juga disesuaikan untukpenyebaran jarak jauh oleh angin. Kedelai karatadalah penyakit polisiklik, gejala pertama munculdi kanopi rendah.
Phakopsora pachyrhizi
– Gejala Serangan
Pada daun pertama berupa bercak-bercak berisi uredia (badan
buah yang memproduksi spora). Bercak ini berkembang ke daun-daun di
atasnya dengan bertambahnya umur tanaman. Bercak terutama terdapat
pada permukaan bawah daun. Warna bercak coklat kemerahan seperti
warna karat. Bentuk bercak umumnya bersudut banyak berukuran sampai
1 mm. Bercak juga terlihat pada bagian batang dan tangkai daun.
– Pengendalian
1. Penggunaan varietas tahan.
2. Pengaplikasian fungisida mankoseb, triadimefon, bitertanol dan
difenokonazol
2. Penyakit Pustul Bakteri (Xanthomonas
axonopodis pv glycines)
• Xanthomonas axonopodis pv glycines
Xanthomonas axonopodis pv. glycines adalah agen kasual
bintil bakteri kedelai (Glycine max ). Patogen ini menginfeksi
melalui stomata dan luka pada daun kedelai dan menyebabkan
hipertrofi sel inang. X.axonopodis pv. glycines disebarkan oleh
angin, hujan dan dapat bertahan di puing-puing tanaman dan
benih. Bakteri bertahan pada biji, sisa-sisa tanaman dan di
daerah perakaran.
• Gejala Serangan
Gejala awal berupa bercak kecil berwarna hijau pucat, tampak pada
kedua permukaan daun, menonjol pada bagian tengah lalu menjadi bisul
warna coklat muda atau putih pada permukaan bawah daun. Gejala ini
sering dikacaukan dengan penyakit karat kedelai. Tetapi bercak karat lebih
kecil dan sporanya kelihatan jelas. Bercak bervariasi dari bintik kecil
sampai besar tak beraturan, berwarna kecoklatan. Bercak kecil bersatu
membentuk daerah nekrotik yang mudah robek oleh angin sehingga daun
berlubang-lubang. Pada infeksi berat menyebabkan daun gugur.
• Pengendalian
– Menanam benih bebas patogen.
– Membenamkan sisa tanaman terinfeksi.
– Hindari rotasi dengan buncis dan kacang tunggak.
3. Penyakit Antraknose (Colletotrichum
dematium var truncatum dan C. destructivum)
• Siklus Penyakit dan Epidemiologi
Patogen bertahan dalam bentuk miselium pada residu tanamanatau pada biji terinfeksi. Miselium menjadi penyebab tanamanterinfeksi tanpa menimbulkan perkembangan gejala sampai tanamanmenjelang masak. Infeksi batang dan polong terjadi selama fasereproduksi apabila cuaca lembab dan hangat.
• Gejala Serangan
Penyakit Antraknose menyerang batang, polong dan tangkaidaun. Akibat serangan adalah perkecambahan biji terganggu, kadang-kadang bagian-bagian yang terserang tidak menunjukkan gejala.Gejala hanya timbul bila kondisi menguntungkan perkembanganjamur. Tulang daun pada permukaan bawah tanaman terserangbiasanya menebal dengan warna kecoklatan. Pada batang akan timbulbintik-bintik hitam berupa duri-duri jamur yang menjadi ciri khasnya.
• Pengendalian
Menanam benih kualitas tinggi dan bebas patogen.
Perawatan benih terutama pada benih terinfeksi.
Membenamkan sisa tanaman terinfeksi.
Aplikasi fungisida benomil, klorotalonil, captan pada
fase berbunga sampai pengisian polong.
Rotasi dengan tanaman selain kacang-kacangan.
4. Downy Mildew (Peronospora
manshurica)
• Siklus Penyakit dan Epidemiologi
Peronospora manshurica mampu bertahan sampaibeberapa musim dalam bentuk oospora pada daun ataubiji, menginfeksi tanaman dalam kondisi dingin dengangejala klorotik pada daun. Apabila terjadi embun makasporangium akan terbentuk dan selanjutnya tersebar padadaun baru dengan perantara udara. Perkembanganpenyakit didukung oleh kelembaban tinggi dan suhu 20-22 °C. Sporulasi terjadi pada suhu 10-25 °C. Pada suhu diatas 30 °C atau di bawah 10 °C sporulasi tidak terjadi.Daun-daun lebih tahan terhadap infeksi denganbertambahnya umur tanaman dan pada suhu tinggi.Apabila jumlah bercak kuning bertambah maka ukurandaun makin menyusut.
• Gejala Serangan
Pada permukaan bawah daun timbul bercak warna putih
kekuningan, umumnya bulat dengan batas yang jelas,
berukuran 1-2 mm. Kadang-kadang bercak menyatu
membentuk bercak lebih lebar yang selanjutnya dapat
menyebabkan bentuk daun abnormal, kaku dan mirip penyakit
yang disebabkan oleh virus. Pada permukaan bawah daun
terutama di pagi hari yang dingin timbul miselium dan
konidium.
• Pengendalian
– Perawatan benih dengan fungisida.
– Membenamkan sisa tanaman terinfeksi.
– Rotasi tanam selama 1 tahun atau lebih.
5. Penyakit Target Spot (Corynespora
cassiicola)
• Siklus Penyakit dan Epidemiologi
Patogen bertahan pada batang, akar, biji dan mampu bertahan di
dalam tanah yang tidak diusahakan selama lebih dari 2 tahun. Infeksi hanya
terjadi bila kelembaban udara relatif 80% atau lebih atau terjadi air bebas di
atas daun. Cuaca kering menghambat pertumbuhan jamur pada daun dan
akar. Infeksi pada batang dan akar terjadi pada awal fase pertumbuhan
tanaman. Gejala terlihat pada 3 minggu setelah tanaman tumbuh. Suhu
tanah optimal untuk menginfeksi dan perkembangan penyakit selanjutnya
adalah 15-18 °C. Pada suhu 20 °C gejala penyakit tidak terlalu parah dan
akar terbentuk normal. Patogen dapat hidup dan menyerang bermacam-
macam tumbuhan (kosmopolitan) dan di negara tropis keberadaannya
sangat melimpah.
• Gejala Serangan
Bercak coklat kemerahan timbul pada daun, batang, polong, biji,
hipokotil dan akar dengan diameter 10-15 mm. Kadang-kadang mengalami
sonasi, yaitu membentuk lingkaran seperti pada papan tembak (target).
• Pengendalian
Perawatan benih terutama pada biji terinfeksi.
Membenamkan sisa tanaman terinfeksi.
Aplikasi fungisida benomil, klorotalonil dan kaptan.
6. Rebah Kecambah, Busuk Daun,
Batang dan Polong (Rhizoctonia solani)
• Siklus Penyakit dan Epidemiologi
Jamur R. solani membentuk sklerotia warna coklat hinggahitam dengan bentuk tidak beraturan dengan ukuran sampai 0,5 mm.Jamur ini mempunyai banyak tanaman inang dari tanaman pangan,sayuran, buah dan tanaman hias sehingga sulit dikendalikan. R.solani tinggal di tanah yang mempunyai kemampuan saprofit tinggi,mampu hidup 3 bulan pada kultur kering dan 4 bulan pada kulturcair. R. solani bertahan hidup tanpa tanaman inang serta hidupsaprofit pada semua jenis sisa tanaman. R. solani dapatmenimbulkan epidermi pada daerah dengan kelembaban tinggi dancuaca hangat. Jamur dapat hidup bertahan lama di dalam tanah yangmerupakan sumber inokulum yang penting.
• Gejala Serangan
Penyakit-penyakit yang disebabkan R. solani mencakup rebahkecambah, busuk atau hawar daun, polong dan batang. Padatanaman yang baru tumbuh terjadi busuk (hawar) di dekat akar,kemudian menyebabkan tanaman mati karena rebah. Pada daun,batang dan polong timbul hawar dengan arah serangan dari bawahke atas. Bagian tanaman yang terserang berat akan kering. Padakondisi yang sangat lembab timbul miselium yang menyebabkandaun-daun akan lengket satu sama lain menyerupai sarang laba-laba(web blight).
• Pengendalian
– Perawatan benih dengan fungisida dan aplikasi fungisidasistemik.
– Mempertahankan drainase tetap baik.
7. Penyakit Hawar Batang (Sclerotium
rolfsii)
• Siklus Penyakit dan Epidemiologi
Tanaman kedelai peka terhadap jamur ini sejak mulai
tumbuh sampai pengisian polong. Kondisi lembab dan panas
memacu perkembangan miselium yang kemudian hilang bila
keadaan berubah menjadi kering. Pada keadaan lembab sekali
akan terbentuk sklerotia yang berbentuk bulat seperti biji sawi
dengan diameter 1-1,5 mm. Karena mempunyai lapisan
dinding yang keras, sklerotium dapat dipakai untuk
mempertahankan diri terhadap kekeringan, suhu tinggi dan hal
lain yang merugikan. Penyakit banyak terjadi tetapi jarang
berakibat serius, namun pernah mengakibatkan penurunan
hasil yang cukup tinggi pada kedelai yang ditanam secara
monokultur atau rotasi pendek dengan tanaman yang peka.
• Gejala Serangan
Infeksi terjadi pada pangkal batang atau sedikit di bawahpermukaan tanah berupa bercak coklat tua/warna gelap dan meluassampai ke hipokotil. Gejala layu mendadak merupakan gejalapertama yang timbul. Daun-daun yang terinfeksi mula-mula berupabercak bulat berwarna merah sampai coklat dengan pinggirberwarna coklat tua, kemudian mengering dan sering menempelpada batang mati. Gejala khas patogen ini adalah miselium putihyang terbentuk pada pangkal batang, sisa daun dan pada tanah disekeliling tanaman sakit. Miselium tersebut menjalar ke atas batangsampai beberapa centimeter.
• Pengendalian
– Memperbaiki pengolahan tanah dan drainase.
– Perawatan benih dengan fungisida.
Misselium putih
8. Penyakit Hawar, Bercak Daun dan Bercak
Biji Ungu (Cercospora kikuchii)
• Siklus Penyakit dan Epidemiologi
C. kikuchii bersporulasi melimpah pada suhu 23-27 °C dalamwaktu 3-5 hari pada jaringan terinfeksi termasuk biji. Penyakit initidak menurunkan hasil secara langsung tetapi mampu menurunkankualitas biji dengan adanya bercak ungu yang kadang-kadangmencapai 50% permukaan biji. Inokulum pertama dari biji ataujaringan tanaman terinfeksi yang berasal dari pertanamansebelumnya. Di lapangan dengan temperatur 28-30 °C disertaikelembaban tinggi cukup lama akan memacu perkembanganpenyakit bercak dan hawar daun. Di ruang dengan kelembabantinggi, infeksi penyakit maksimum terjadi dalam kondisi bergantianantara 12 jam terang dan gelap pada suhu 20-24 °C. Infeksi penyakitmeningkat dengan bertambah panjangnya periode embun dan padavarietas yang berumur pendek penyakit akan lebih parah.
• Gejala Serangan
Gejala pada daun, batang dan polong sulit dikenali sehingga pada
polong yang normal mungkin bijinya sudah terinfeksi. Gejala awal pada
daun timbul saat pengisian biji dengan kenampakan warna ungu muda yang
selanjutnya menjadi kasar, kaku dan berwarna ungu kemerahan. Bercak
berbentuk menyudut sampai tidak beraturan dengan ukuran yang beragam
dari sebuah titik sebesar jarum sampai 10 mm dan menyatu menjadi bercak
yang lebih besar. Gejala mudah diamati pada biji yang terserang yaitu
timbul bercak berwarna ungu. Biji mengalami diskolorasi dengan warna
yang bervariasi dari merah muda atau ungu pucat sampai ungu tua dan
berbentuk titik sampai tidak beraturan dan membesar.
• Pengendalian
– Menanam benih yang sehat/bersih.
– Perawatan benih dengan fungisida.
– Aplikasi fungisida sistemik.
Biji Berwarna Ungu
9. Penyakit Virus Mosaik (Soebean mosaik
virus)• Siklus Penyakit dan Epidemiologi
SMV dapat menginfeksi tanaman kacang-kacangan: kedelai, buncis,kacang panjang, kapri (Pisum sativum), orok-orok (Crotalaria sp.) danberbagai jenis kara (Dolichos lablab, Canavalia encitormis dan Mucanasp.). Virus SMV tidak aktif pada suhu 55-70 °C dan tetap infektif padadaun kedelai kering selama 7 hari pada suhu 25-33 °C. Partikel SMV sukardimurnikan kerena cepat mengalami egregasi.
• Gejala Serangan
Tulang daun pada daun yang masih muda menjadi kurang jernih.Selanjutnya daun berkerut dan mempunyai gambaran mosaik dengan warnahijau gelap di sepanjang tulang daun. Tepi daun sering mengalami klorosis.Tanaman yang terinfeksi SMV ukuran bijinya mengecil dan jumlah bijiberkurang sehingga hasil biji turun. Bila penularan virus terjadi padatanaman muda, penurunan hasil berkisar antara 50-90%. Penurunan hasilsampai 93% telah dilaporkan pada lahan percobaan yang dilakukaninokulasi virus mosaik kedelai.
• Pengendalian
– Mengurangi sumber penularan virus.
– Menekan populasi serangga vektor.
– Menanam varietas toleran.
MACAM-MACAM PENYAKIT BUNCIS
1. Penyakit Antraknosa disebabkan oleh cendawan(Colletotrichum lindemuthianum)
Colletotrichum lindemuthianum merupakan agenpenyebab antraknos pada buncis, memiliki variabilitasgenetik yang luas. Karakteristik seperti indeks dari tingkatpertumbuhan miselia, diameter koloni, kapasitas sporulasi,dan persentase perkecambahan menunjukkan variabilitasgenetik tinggi C. lindemuthianum.
• Gejala :
Polong Buncis muda terdapat bercak-bercak kecil dengan
bagian tepi warna coklat karat dengan warna kenerah-
merahan. Bentuknya tidak beraturan antara yang satu dengan
yang lain, bila udara lembab akan terdapat spora yang
berwarna kemerah-merahan.
• Pengendaliannya :
– Memakai benih yang benar-benar bebas dari penyakit
– Pergiliran tanaman, maksudnya untuk memotong siklus
hidup cendawan tersebut.
– Dan penyemprotan pestisida organik.
2. Penyakit bercak daun disebabkan oleh
cendawan (Cercospora canescens)
• Cercospora canescens, termasuk dalam famili Dematiaceae.Sporanya dapat disebarkan melalui air hujan, angin, serangga, alat-alat pertanian, manusia dan lain-lain.
• Gejala yang timbul akibat serangan penyakit ini adalah daunberbercak-bercak kecil berwarna cokelat kekuningan. Lama-kelamaan bercak akan melebar dan bagian tepinya terdapat pitaberwarna kuning. Akibat lebih parah, daun menjadi layu laluberguguran. Bila sampai menyerang polong, maka polong berbercakkelabu serta biji yang terbentuk kurang padat dan ringan.
• Sementara itu,untuk mengendalikannya dengan cara sbb :– Sebelum ditanam benih buncis direndam air panas dengan suhu 48 derajat
C selama 30 menit,
– Rotasi tanaman,
– Rotasi tanaman,
– Memotong bagaian tanaman yang telah terserang,dan
– Penyemprotan dengan pestisida organik. Penyemprotan diulang denganselang waktu 5-15 hari agar lebih efektif.
3. Penyakit embun tepung disebabkan
oleh cendawan (Erysiphe polygoni)
• Erysiphe polygoni ini sebelumnya dianggap memilikikisaran inang yang luas, namun sekarang dianggapsebagai yang terbatas pada tanaman di Polygonaceae.
• Gejala tanaman buncis yang terserang penyakit ini :daun, batang, bunga dan buah berwarna putih keabuan(seperti beludru). Apabila serangan pada bunga ringan,maka polong masih dapat terbentuk. Namun bila gagalserangannya berat akan dapat menggagalkan prosespembuahan, bunga menjadi kering dan akhirnya mati.Bila polong yang diserang maka polong tidak gugur,tetapi akan meninggalkan bekas berwarna cokelat suratsehingga kualitasnya menurun.
• Dalam upaya mengendalikan penyakit ini yang harusdilakukan petani yakni: bagian-bagian yang sudah terserangsebaiknya dipotong atau dibakar,dan dapat juga disemprotdengan pstisida organik. Atau dapat juga dilakukanpenghembusasn dengan tepung belerang.
5. Penyakit ujung keriting disebabkan
kehadiran (virus mosaik keriting)
• Penyakit ujung keriting disebabkan kehadiran virusmosaik keriting, yang penularannya biasanya melaluivektor serangga yaitu sejenis kutu loncat dari familiYassidae. Dari tingkat muda sampai dewasa, kutu inidapat menjadi pembawa (carrier) virus tersebut.
• gejala berupa daun-daun muda menjadi keriting danberwarna kuning, sedangkan daun yang sudah tuamenggulung atau memilin. Biasanya daun-daun terasalebih kaku, tangkai daun mengeriting ke bawah danbatang tidak normal. Tanaman muda yang terserangmenjadi kerdil.
• Pengendalian terhadap penyakit ini yang harusdilakukan adalah menanam bibit yang tahan penyakitseperti spurt dan strike,mencabut dan membakartanaman yang telah terserang penyakit,dan melakukanpenyemprotan pestisida organik
6. Penyakit busuk lunak umumnya disebabkan
oleh bakteri (Erwinia carotopora)
• Bakteri ini hanya menyerang bila ada bagian tanamanyang luka, misalnya,karena gigitan ulat atau memangsudah sakit akibat penyakit lain. Serangan ini dapatterjadi di lapangan atau penyimpanan.
• Gejala serangan penyakit busuk lunak ini yakni daunberbercak, berair dan warnanya menjadi kecokelatan.Gejala ini akan cepat menjalar ke seluruh bagiantanaman sehingga tanaman menjadi lunak, berlendirdan berbau busuk. Kadang-kadang juga bisa roboh bilayang terserang batangnya.
• Dalam upaya mengendalikannya antara lain: membakar danmembuang tanaman yang telah terjangkit penyakit; menjagakebersihan lingkungan tanaman,dan penyemprotan denganpestisida organik Penyemprotan dapat dilakukan setiap 7-10hari sekali. Penggunaan pestisida dapat dengan dioleskanpada bagian tanaman yang sakit sudah cukup efektif.