STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR No Dokumen :
Tanggal :
Halaman :
Revisi :
PENGUKURAN DEBIT DAN
TOTAL PADATAN
TERLARUT
1
PENGUKURAN DEBIT DAN TOTAL PADATAN TERLARUT
Untuk Perkebunan Kelapa Sawit
Dibuat Oleh, Direview oleh, Disahkan oleh
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR No Dokumen :
Tanggal :
Halaman :
Revisi :
PENGUKURAN DEBIT DAN
TOTAL PADATAN
TERLARUT
41
Riwayat Perubahan Dokumen
Revisi Tanggal
Revisi Uraian Oleh
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR No Dokumen :
Tanggal :
Halaman :
Revisi :
PENGUKURAN DEBIT DAN
TOTAL PADATAN
TERLARUT
42
Daftar Isi
1. Tujuan ........................................................................................................................ 43
2. Ruang Lingkup ........................................................................................................... 43
3. Referensi ................................................................................................................... 43
4. Definisi ....................................................................................................................... 43
5. Tanggung Jawab ........................................................................................................ 44
6. Prosedur .................................................................................................................... 45
7. Pelaporan .................................................................................................................. 60
8. Lampiran.................................................................................................................... 60
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR No Dokumen :
Tanggal :
Halaman :
Revisi :
PENGUKURAN DEBIT DAN
TOTAL PADATAN
TERLARUT
43
1. Tujuan
Monitoring dan evaluasi kondisi hidrologi dari suatu DAS akibat
kegiatan pengelolaan suatu wilayah.
2. Ruang Lingkup
Monitoring dan evaluasi mencakup beberapa aspek aliran dan
sedimentasi, diantaranya :
2.1. Pengukuran luas penampang sungai dan kecepatan aliran air 2.2. Pengukuran tinggi muka air 2.3. Pengukuran debit aliran air 2.4. Pengukuran konsentrasi sedimen (Total Dissolve
Suspension/TDS) 2.5. Pembuatan lengkung debit aliran air 2.6. Pembuatan lengkung debit sedimen
3. Referensi
a. Undang-Undang No. 37 Tahun 2014 Tentang Konservasi Tanah dan Air
b. PP 37 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan Daerah Aliran Sungai
c. PP No. 7 Tahun 1999 Tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa
d. Permenhut P. 60 tahun 2014 tentang Kriteria Penetapan Klasifikasi
Daerah Aliran Sungai
4. Definisi
a. Debit aliran adalah banyaknya volume air yang melewati suatu penampang aliran per satuan waktu (m3/detik).
b. Sedimen adalah hasil proses erosi yang umumnya mengendap di bagian bawah bukit, di daerah genangan banjir, di saluran air, sungai dan waduk
c. Sedimen muatan dasar adalah endapan material dasar (pasir, tanah, batu/ kerikil dll) yang mengalir di bagian dasar suatu aliran air.
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR No Dokumen :
Tanggal :
Halaman :
Revisi :
PENGUKURAN DEBIT DAN
TOTAL PADATAN
TERLARUT
44
d. Sedimen suspensi/sedimen melayang adalah muatan partikel-partikel kecil yang tersuspensi/terlarut dalam aliran air dan akan ditentukan berat atau konsentrasinya setelah dilakukan proses tertentu.
e. TMA adalah tinggi muka air yang ditentukan dari dasar sungai hingga batas permukaan air pada posisi/tempat tertentu yang ditunjuk sebagai tempat pengukuran.
f. AWLR (Automatic Water Level Recorder) adalah alat yang dapat merekam TMA secara otomatis dalam satuan waktu.
g. SPAS (Stasiun Pengamat Arus Sungai) adalah alat pengukur/monitoring fluktuasi air dan suhu lingkungan dimana SPAS ditempatkan.
h. Current meter adalah alat pengukur kecepatan aliran yang berdasarkan putaran baling-baling persatuan waktu secara otomatis.
i. Debit sedimen adalah banyaknya sedimen yang terangkut pada suatu aliran air persatuan waktu (ton/hari)
5. Tanggung Jawab
1. Asisten kebun
Asisten Kebun dalam pemantauan debit dan total padatan terlarut bertanggung jawab atas alokasi tempat, kebenaran data serta penyajian dan pelaporan
2. SPO Officer
SPO Officer di Kebun untuk kegiatan pemantauan debit dan total padatan terlarut bertanggung jawab atas kebenaran pengambilan data, pengelolaan serta panyajian serta pelaporannya
3. Staf Lapangan
Staf lapangan pada kegiatan pemantauan debit dan total padatan terlarut bertanggung jawab atas pengambilan dan kebenaran data lapangan.
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR No Dokumen :
Tanggal :
Halaman :
Revisi :
PENGUKURAN DEBIT DAN
TOTAL PADATAN
TERLARUT
45
6. Prosedur
6.1 PERSIAPAN
a. Persiapan alat dan perlengkapan safety b. Tambang nilon ± 50 meter. c. Meteran 30 meter d. Tongkat ukur/galah berskala e. Cat f. Pelampung dan Current meter. g. Stopwatch. h. Peralatan tulis. i. Botol contoh air. j. Perlengkapan safety k. Penentuan Lokasi
Kebijakan penentuan lokasi pengukuran harus
mempertimbangkan :
1. Kondisi tempat
Kestabilan penampang sungai. Tidak ada arus balik. Dapat untuk mengukur aliran rendah sampai aliran tinggi. Penampang sungai reguler. Tidak ada tumbuhan atau penghalang lain Perubahan tinggi muka air nyata Keterwakilan DAS 2. Kepadatan stasiun air (misalnya dermaga,dsb)
6.2 PELAKSANAAN LAPANGAN
6.2.1 Pengukuran Luas Penampang dan Kecepatan Aliran Sungai
Mengukur Luas Penampang Sungai
1. Bentangkan tambang/tali yang sudah diberi tanda setiap 50 cm, dari pinggir sungai sampai ke pinggir sungai diseberangnya.
2. Ukur dan catat kedalaman sungai tiap 50 cm dengan menggunakan tongkat ukur/galah.
3. Petakan hasil pengukuran sehingga didapat gambaran penampang sungainya kemudian hitung luas penampang sungai (A) tersebut
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR No Dokumen :
Tanggal :
Halaman :
Revisi :
PENGUKURAN DEBIT DAN
TOTAL PADATAN
TERLARUT
46
4. A = Σ{(Hn + [Hn+1])/2}*B
Gambar 1. Contoh penampang melintang sungai
Keterangan : A = m²; H = meter; B = meter
Penentuan lebar/interval segmen (B) = 1/20 x lebar sungai
Mengukur tinggi muka air Tentukan metode yang dipakai sesuai dengan kedalaman tepi air Mengukur kecepatan air dengan metode yang cocok
6.1.1. Dengan metode pelampung.
1. Pasang patok kiri-kanan sungai dan bentangkan tali nilon pada kedua patok tersebut sebagai awal start pelepasan pelampung.
2. Tarik garis lurus dari awal start, tentukan garis kedua sebagai garis akhir. Jarak antar start awal dan akhir 10 m (semakin cepat aliran maka jarak semakin diperpanjang)
3. Lepas pelampung sebelum bentangan start/sebelah hulu garis start. 4. Hidupkan stop watch pada saat pelampung tepat pada bentangan
start awal. 5. Matikan stop watch pada saat pelampung tepat pada bentangan
akhir/garis akhir. 6. Catat waktu yang ditentukan oleh stop watch (waktu tempuh
pelampung dari star ke akhir).
B
HnHn+1
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR No Dokumen :
Tanggal :
Halaman :
Revisi :
PENGUKURAN DEBIT DAN
TOTAL PADATAN
TERLARUT
47
Pengukuran kecepatan dengan Velocity Head Rod
-. Alat diletakan sejajar dengan arah arus aliran, bila sudah tenang,
ketinggian muka air pada skala yang ada di baca (H1)
-. Lalu putar alat tersebut 90°, sehingga tegak lurus arah aliran.
-. Kemudian dengan hati-hati tinggi muka air yang ditunjukkan oleh
skalanya dibaca (H2). H dalam meter.
-. Hitung Kecepatan alirannya (m/detik) dengan rumus :
V = √2g*(H2-H1)
Gambar 3. Penentuan kecepatan aliran metode
papan
Pengukuran dengan Trupp’s Ripple Meter
- Alat pengukur dimasukkan ke dalam air, dan 2 buah riak yang
terbentuk di masing-masing batang tersebut diamati.
-. Ukur jarak antara titik pengukuran sampai titik potong kedua riak
tersebut.
-. Hitung Kecepatan alirannya dengan rumus :
V = C + XL
Keterangan : C = tetapan = 0,40
X = Variabel yang tergantung dari W,
H1Putar 90 drjt H2
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR No Dokumen :
Tanggal :
Halaman :
Revisi :
PENGUKURAN DEBIT DAN
TOTAL PADATAN
TERLARUT
48
W (inch) X
4
6
8
9
12
0.28
0.206
0.161
0.145
0.109
6.1.2. Dengan Current Meter
1. Menyiapkan current meter (periksa jalannya baling-baling dan bunyi siren horn/ alarmnya/counternya.
2. Mengukur jarak dari tepi air (titik o s/d titik seksi tempat pengukuran kecepatan).
3. Mengukur kedalaman air pada setiap seksi tersebut dengan mistar ukur/tongkat ukur.
4. Banyaknya titik pengukuran sesuai Tabel 1 di bawah ini :
Tabel 1. Ketentuan pengukuran kecepatan aliran menggunakan current meter
Catatan : S di ukur 0,3 dari permukaan air
B di ukur 0,3 dari dasar air
Cara Pengukuran dan Perhitungan Kecepatan Aliran Dengan Current
Meter
Tipe Kedalaman
(d)
Titik Pengamatan /
Pengukuran
Kecepatan Rata-rata pada
permukaan Vartikel ( V )
Satu Titik 0,3 – 0,6 m 0,6 dari permukaan V = V
Dua Titik 0,6 – 3 m 0,2 dan 0,8 d V = ½ ( V2 + V 8 )
Tiga Titik 3 – 6 m 0,2 ; 0,6 dan 0,8 d V = ½ (V2 + 2 V6 + V 8 )
Lima Titik > 6 m S; 0,2; 0,6; 0,8 & B V = 1/10 ( Vs + 3V2 +2V6 +3V8 + VB
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR No Dokumen :
Tanggal :
Halaman :
Revisi :
PENGUKURAN DEBIT DAN
TOTAL PADATAN
TERLARUT
49
a. Pasang current meter pada kedalaman yang telah ditentukan sesuai tipe pengukuran serta cacat waktunya
b. Kecepatan aliran di lihat berdasarkan jumlah putaran baling-baling per waktu putaran (n)
c. Kecepatan aliran di rumuskan V aliran = a n + d dimana a dan b adalah konstanta Current meter sesuai dengan tipe
current meter-nya.
contoh hitungan Bunyi ke 1 2 3 4 5
Stopwatch Stop watch
hidup mati
- Ada lima hitungan (dihitung dengan ordo cek) kalau pakai 1 : 1 atau kabel dipasang pasang pada titik A, berarti ada 1 x 5 dan kalau 1 : 5 atau kabel dipasang pada titik B maka jumlah putaran 5 x 5.
- Pekerjaan diulang sampai pada seksi yang terakhir. - Akhir dari pengukuran seksi, catat waktu (jam) dan TMA
a. Perhitungan kecepatan / seksi. 1. Cara Med Section. n-1 n+1
n Luas ( a ) =
dn x b
bn + 1 (b ) =
bn – bn + 1
b n 2
b
dn-1
dn + 1 V
= V n
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR No Dokumen :
Tanggal :
Halaman :
Revisi :
PENGUKURAN DEBIT DAN
TOTAL PADATAN
TERLARUT
50
Cara Mean Section
bn + 1 Luas ( a ) = ( dn + d n + 1 ) x
bn + 1
2
dn dn + 1
V = ( vn + v n H
)
Vn + 1 2
Vn
Form Pengukuran Debit Aliran dengan Current meter
Tangal : Sungai :
No Alat : Lokasi :
PENGUKURAN PERHITUNGAN
Jarak dr
titik awal
(m-)
kedalaman
( d ) M
d pengukur /
titik
pengamatan
∑
putaran
/ dt
Waktu
dt
Kecepatan m /
dt Lebar (
b ) M
Area
( a ) m²
debit
m² / dt
pd
titik
rata
Ver
0,5 4,70 0,2 119 40 0,779 0,75 0,75 2.25 1.688
0,8 98 40 0,643 0,904 0,50 2.35 2.124
Jumlah A Q
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR No Dokumen :
Tanggal :
Halaman :
Revisi :
PENGUKURAN DEBIT DAN
TOTAL PADATAN
TERLARUT
51
V (rataan) = Q / A
6.2.2 Pengukuran Debit Aliran Sungai
PROSEDUR
6.2.2.1. Penentuan lokasi pengukuran Kebijakan penententuan lahan tempat pengukuran dapat
dipertimbangkan berdasar :
a. kondisi tempat - untuk ketelitian - kestabilan penampang sungai - dapat untuk mengukur aliran rendah sampai aliran tinggi - penampang sungai reguler - tidak ada pengaruh arus balik - perubahan tinggi muka air nyata - tidak ada tumbuhan atau penghalang lain
b. kepadatan stasiun pengamat air 6.2.2.2. Persiapan alat dan perlengkapan safety 6.2.2.3. Pelaksanaan lapangan
a. Mengukur penampang sungai b. Mengukur tinggi muka air (TMA) c. Ukur kedalaman pada tipe aliran, sesuai dengan metode yang
dipakai d. Mengukur kecepatan aliran dengan metode yang cocok
e. Menghitung debit aliran (Q)
Q = V x A
Q = Debit aliran (m³/detik)
A = Luas penampang sungai (m²)
V = Kecepatan aliran sungai (m/detik
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR No Dokumen :
Tanggal :
Halaman :
Revisi :
PENGUKURAN DEBIT DAN
TOTAL PADATAN
TERLARUT
52
6.2.3 Pengukuran Debit Sedimen (Total Dissolve Suspension/TDS)
PROSEDUR
6.2.3.1 Persiapan a. Persiapan alat : kertas saring/kertas millipore (120 mm)
porositas. b. Botol sampel. c. Perlengkapan laboratorium (timbangan mas, oven, gelas ukur,
corong, dll). d. Perlengkapan safety.
6.2.3.2 Pelaksanaan Lapangan. a. Mengambil contoh air dengan botol sampel sebanyak
(600 ml). b. Pengambilan sampel air di tempat yang mengalir (1/3 bagian
kiri, tengah dan 1/3 bagian kanan sungai pada kedalaman 0,2 dan 0,8).
c. Keringkan kertas saring di dalam oven dengan suhu 102° ± 5 selama 2 jam
d. Kemudian keluarkan kertas saring tersebut dan dinginkan dengan derikator (gelas ukur tertutup).
e. Timbang kertas saring tersebut dan tetapkan sebagai berat awal (mg).
f. Aduk sampel air yang berada di botol sample, lalu saring dengan kertas saring yang telah dioven dan catat volume airnya dengan gelas ukur (liter).
g. Keringkan kertas saring yang berisi sedimen tersebut dengan oven pada suhu 102° ± 5 selama 2 jam.
h. Setelah dioven timbang kertas saring tersebut dan tetapkan sebagai berat akhir (mg).
i. Hitung nilai konsentrasi sedimen/TDS (Cs) dengan rumus :
Cs (mg/l) = berat akhir - berat awal
Volume contoh air
j. Bila tidak tersedia peralatan di atas, contoh air langsung dikirim ke laboratotium rujukan.
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR No Dokumen :
Tanggal :
Halaman :
Revisi :
PENGUKURAN DEBIT DAN
TOTAL PADATAN
TERLARUT
53
k. Bila tidak tersedia peralatan di atas, contoh air langsung dikirim ke laboratotium rujukan.
l. Tentukan besarnya beban endapan (QS) dengan rumus : QS (ton/hari) = 0,0864 * Cs * Q
Di mana : Q = debit (m3/detik)
Cs = konsentrasi sediment (mg/l)
m. Besarnya laju sedimentasi : ton/ha = QS (ton/hari) / luas catchment area (ha)
ton/ha/th = (ton/ha) x jumlah hari hujan setahun
mm/th = (ton/ha/th) / (berat jenis tanah x 10)
6.2.4 Pembuatan Lengkung Debit Aliran Sumgai
PROSEDUR
6.2.4.1 Mengumpulkan data hasil pengkuran debit,dan tinggi muka air di tempat tertentu dalam waktu I semester ( setengah tahun ).
6.2.4.2 Mengolah data yang ada dengan rumus bersamaan serta teknik statistik tertentu sehingga memperoleh persamaan lengkung aliran yang nyata ditempat tertentu.
6.2.4.3 Teknik pengolahan seperti di bawah ini. 6.2.4.4 Mensimulasikan persamaan lengkung debit aliran yang
didapat dengan memasukkan nilai-nilai tinggi permukaan air yang dari terendah sampai yang tertinggi, sehingga mendapatkan besaran atau nilai debit aliran.
6.2.4.5 Membuat grafik lengkung debit aliran debit aliran dari angka-angka yang didapat dari point 6.2. 4.4.
6.2.4.6 Menghitung koofisien korelasi (r) dari persamaan lengkung aliran yang didapat untuk mengetahui apakah data-data debit aliran yang diperoleh pada setiap tinggi permukaan mempunyai hubungan yang nyata sehingga dapat digunakan.
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR No Dokumen :
Tanggal :
Halaman :
Revisi :
PENGUKURAN DEBIT DAN
TOTAL PADATAN
TERLARUT
54
6.2.4.7 Untuk taraf signifikansi 5 % dan derajat kebenaran ( m-2 ) dari tabel distribusi (t tabel) yang nilainya jauh lebih kecil dari t hitung maka nilai (r) diperoleh bersifat nyata dengan rumus seperti contoh berikut.
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR No Dokumen :
Tanggal :
Halaman :
Revisi :
PENGUKURAN DEBIT DAN
TOTAL PADATAN
TERLARUT
55
CONTOH. PERHITUNGAN PERSAMAAN LENGKUNG DEBIT ALIRAN.
No Q h log Q = Y log h = X (XY) (Yˆ2) (Xˆ2)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
0.10
0.28
0.62
0.65
1.03
0.89
0.93
0.84
1.03
1.08
1.05
1.11
1.20
1.35
1.33
1.39
1.42
1.87
1.78
1.75
2.15
2.25
2.75
3.06
0.37
0.57
0.75
0.79
0.81
0.83
0.84
0.87
0.88
0.89
0.90
0.93
0.94
0.98
1.02
1.04
1.07
1.12
1.13
1.18
1.21
1.35
1.39
1.49
1.000
0.553
0.208
0.187
0.013
0.051
0.032
0.076
0.013
0.033
0.021
0.045
0.079
0.130
0.124
0.143
0.152
0.272
0.250
0.246
0.332
0.352
0.439
0.486
0.432
0.244
0.125
0.102
0.092
0.081
0.076
0.060
0.056
0.051
0.046
0.032
0.027
0.009
0.009
0.017
0.029
0.049
0.053
0.072
0.083
0.130
0.143
0.173
0.432
0.135
0.026
0.019
0.001
0.004
0.002
0.005
0.001
0.002
0.001
0.001
0.002
0.001
0.001
0.002
0.004
0.013
0.013
0.018
0.028
0.046
0.063
0.084
1.0000
0.3056
0.0431
0.0350
0.0002
0.0025
0.0010
0.0057
0.0002
0.0011
0.0004
0.0021
0.0063
0.0170
0.0153
0.0205
0.0232
0.0739
0.0627
0.0603
0.1105
0.1240
0.1930
0.2359
0.1864
0.0596
0.0156
0.0105
0.0084
0.0065
0.0057
0.0037
0.0031
0.0026
0.0021
0.0010
0.0007
0.0001
0.0001
0.0003
0.0009
0.0024
0.0028
0.0052
0.0069
0.0170
0.0205
0.0330
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR No Dokumen :
Tanggal :
Halaman :
Revisi :
PENGUKURAN DEBIT DAN
TOTAL PADATAN
TERLARUT
56
E(Y) = m log a – b E (X) = 0
E(XY) = E(X) log a – b E(Xˆ2) = 0
1.026 – 24 log a + 0.672 b = 0
0.886 + 0.672 log a – 0.392 b = 0
0.690119 – 16.13772log a + 0.4521289 b = 0
- 21.27201 – 16.13772 log a + 9.405663 b = 0
+
21.962137 – 8.953534 b = 0
b = 2.452901 ~ b = 2.45
1.028 – 24 log a + 1.6415 = 0
log a = 0.1111458
a = 1.291653 ; a = 1.29
Q = 1.29 ( h ) ^ 2.45
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR No Dokumen :
Tanggal :
Halaman :
Revisi :
PENGUKURAN DEBIT DAN
TOTAL PADATAN
TERLARUT
57
PERHITUNGAN KOEFISIEN KORELASI (r)
PERSAMAAN LENGKUNG ALIRAN
m ∑ (XY ) - ∑ (X) x ∑ (Y)
r = (
Sudjana,1991 : 46 )
( m ∑ (X^ 2) - ∑ (X) ^2 ) x ( y ^ 2 ) - ∑(Y) ^ 2)
Dimana :
m = 24
∑ E(XY) = 0.886
∑ E(X) = (0.672)
∑ E(Y) = 1.026
∑ E(X^2) = 0.392
∑ E(X) ^2 = 0.452
∑ E(Y^2) = 2.340
∑ E(Y) ^2 = 1,053
21.95347
r =
22.21630
r = 0.988169
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR No Dokumen :
Tanggal :
Halaman :
Revisi :
PENGUKURAN DEBIT DAN
TOTAL PADATAN
TERLARUT
58
r = 0.988
Pengujian nilai r dengan “ Student test distribution” dengan rumus
r m – 2
t Hit = ( Sudjana, 1991 : 48 )
1 – r ^ 2
Maka
4,634130
T Hit =
0,151153
= 30,00333
Untuk taraf signifikasi 5 % dan derajat kebebasan (m -2) dari tabel
distribusi t diperoleh t tabel = 2.074 yang nilainya jauh lebih kecil dari t
hitung, dengan demikian Ho ditolak arti nilai r yang diperoleh bersifat nyata
( nilai r berarti ).
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR No Dokumen :
Tanggal :
Halaman :
Revisi :
PENGUKURAN DEBIT DAN
TOTAL PADATAN
TERLARUT
59
8
7 6 5
Q ( M ^3/dt ) 4 3 2
QQQ 1 0 0.3 0.5 0.7 0.9 1.1 1.3 1.5 0.4 0.6 0.8 1.0 1.2 1.4 TMA ( Meter
Gambar 4. Grafik lengkung debit aliran sungai
Keterangan : Hubungan sampel perhitungan debit dilapangan
dengan TMA pengukur
Hubungan persamaan lengkung debit aliran dengan TMA
Sama halnya dengan lengkung debit aliran, maka lengkung debit
sedimen pun dapat ditentukan. Lengkung debit sedimen dibuat
berdasarkan hubungan antara debit aliran (Q) dengan debit
sedimen (Qs).
Qs = a Q b
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR No Dokumen :
Tanggal :
Halaman :
Revisi :
PENGUKURAN DEBIT DAN
TOTAL PADATAN
TERLARUT
60
7. Pelaporan
7.1. Pengukuran debit dilakukan setiap hari 7.2. Data lapangan dimasukan ke dalam format yang telah
ditentukan. 7.3. Data lapangan dilaporkan ke PIC Kebun setiap hari Sabtu
8. Lampiran
1. Tally sheet Pengambilan Contoh Air
Kebun : …………….. Afdeling : …………….. SPL : …………….. LOKASI : …………….. BULAN : ……………..
No Tanggal
Pengambilan
Jam
Pengambilan
No.
Sempel
Keterangan kondisi lingkungan
pada saat pengambilan
sample
Tulisan Pada Botol Sempel :
SPL :
Tanggal :
Jam :
Tinggi muka air :
No Sample :
Lokasi :
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR No Dokumen :
Tanggal :
Halaman :
Revisi :
PENGUKURAN DEBIT DAN
TOTAL PADATAN
TERLARUT
61
2. Tally Sheet pengukuran debit sedimen dan TDS
BULAN :
S P L :
LOKASI :
Kebun :
Afdeling :
NO
PENGUKURAN
Debit
NOMOR
SAMPLE
JUMLAH
AIR
SAMPLE
BERAT
KERTAS
BERAT
TOTAL
BERAT
SEDIME
N
PADATAN
TERLARUT
DEBIT
DESKRIPSI SITUASI
SAAT
PENGAMBILAN
SAMPLE
SEDIMEN
TGL JAM
( 7-6 ) ( 8 : 5 )
Qs =
0,0864*4*1
0 )
(m3/dt
) ( ml ) (gr) (gr) (gr) (mg/ltr) (Ton / Hari)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1
2
3
4
5
Keterangan: Debit sedimen (ton/hari) = 0,0864 x Debit (m3/det) x konsentrasi
sedimen (mg/l)
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR No Dokumen :
Tanggal :
Halaman :
Revisi :
PENGUKURAN DEBIT DAN
TOTAL PADATAN
TERLARUT
62
. 3. Tally Sheet Pengukuran Debit
Kebun : …………..
Afdeling : …………..
NAMA SUNGAI : …………..
SPL : …………..
LOKASI : …………..
TANGGAL PENGUKURAN : …………..
JAM PENGAMATAN : …………..
No Kedalaman
Lebar
segmen Luas per
Lebar
sungai
Waktu Jarak Kecepatan
segmen (m) (M) segmen (m) menit detik (m) (m/detik)
1 2 3 5 6 7 8 9 10
0 ke 1
1 ke 2
2 ke 3
3 ke 4
4 ke 5
5 ke 6
n ke
n+1
Total
Debit = ……………m3/detik
Keterangan :
Luas per segmen (m2) = kedalaman pada titik ke [n + (n+1)]/2 x lebar segmen
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR No Dokumen :
Tanggal :
Halaman :
Revisi :
PENGUKURAN DEBIT DAN
TOTAL PADATAN
TERLARUT
63
Kecepatan = jarak : waktu detik
waktu detik = menit x 60
kecepatan rata-rata = jumlah kecepatan per segmen / jumlah segmen
Debit = Jumlah dari Luas per segmen : kecepatan rata-rata
Q = [(Σ(hn+hn+1)/2]*B )* V]
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR No Dokumen :
Tanggal :
Halaman :
Revisi :
PENGUKURAN DEBIT DAN
TOTAL PADATAN
TERLARUT
41
4. Rekapitulasi Data konsentrasi sedimen/TDS
No Lokasi TSS(Mg/ltr) pada TANGGAL PENGUKURAN
Pengukuran 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
5.