PENGEMBANGAN FUNGSIONAL PENGLIHATAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jika hasil pemeriksaan terhadap anak seperti ini:·Masih memiliki
hambatan pada fungsi penglihatan meskipun telah dilakukan pengobatan
misalnya dengan operasi dan atau koreksi refraksi standard (kaca mata,
lensa kontak)·Tajam penglihatan kurang dari 6/18 hingga persepsi cahaya,
atau luas pandang dalam melihat kurang dari 10o dari titik fiksasi·Potensial
dapat menggunakan penglihatannya untuk merencanakan dan atau
melakukan suatu pekerjaan. maka Menurut Badan Kesehatan Dunia WHO
ini tergolong LOW VISION,
Banyak anak tunanetra yang masih meiliki sisa penglihatan, yang bisa
dimanfaatkan untuk memperoleh pengetahuan, pemahaman dan
keterampilan dalam menggunakan sisa penglihatan. Memungkinkan bagi
mereka yang Low Vision harapan bisa lebih berkembang kemampuannya
dengan mengoptimalkan sisa penglihatan.
Dalam kelompok tunanetra terdapat 90% yang masih menangkap
cahaya walaupun hingga bisa membedakan terang dan gelap.
Tentunya dalam melayani mereka tidak akan sama dengan yang buta
total. Sisa penglihatan perlu diberikan peran dalam merangsang cahaya
agar dapat dikembankan funsional penglihatannya sehingga bermafaat
dalam membantu kegiatan sehari-hari meraka.
B. Tujuan
Mereka yang Low Vision bukan berarti tidak boleh menggunakan
media yang digunakan oleh tunanetra buta total, tetapi inpormasi mata tidak
bisa diterjemahkan oleh kata-kata, pendenganran, perabaan atau
penciuman.
Mereka yang Low Vsion perlu diberikan adanya kesadaran melihat,
dengan tujuan bisa membantu mereka dalam kegiatan sehari-hari serta
diharapkan dapat mengubah paradigma pelayanan dan pendekatan
terhadap mereka yang Low Vision selanjutnya.
C. SISTEMATIKA
Dalam menguraikan tentang pengembangan fungsional penglihatan
akan dibagi mengjadi dua bagian yang merupakan kaitan fungsi-fungsi
penglihatan dengan latihan yang diberikan kepada mereka yang Low Vision
Pada Bab II akan menjelaskan tentang keterampilan penglihatan yang
digunakan untuk penglihatan fungsional dan Pada Bab III akan membahas
pelatihan pengembangan kemampuan visual. Sebagai bahan acuan
dalam melayani low vision. Dan bab IV adalah saran dan
penutup.
BAB II
KETERAMPILAN PENGLIHATAN YANG DIGUNAKAN UNTUK
PENGLIHATAN FUNGSIONAL
Ketrampilan penglihatan yang digunakan untuk penglihatan fungsional
ditampilkan disini berurutan sesuai dengan urutan penilaian.
Seseorang yang kurang awas (Low Vision) (Low Vision) mungkin tidak dapat
terus mengikuti semua langkah tanpa latihan khusus. Beberapa ketrampilan
mungkin tidak dapat dicapai (misalnya tracking benda bergerak) tapi orang itu
masih dapat terus melanjutkan ke langkah berikutnya.
Ada 7 (tujuh) ketrampilan yang harus dinilai dan semuanya akan dijelaskan dan
diberi contoh bagaimana menggunakannya. Ketrampilan penglihatan ini
digunakan untuk melakukan tugas sehari-hari.
Tujuh keterampilan tersebut diuraikan sebagai berikut:
1. Kesadaran dan perhatian pada benda
Mencari sebuah benda atau target dan melihat pada benda itu (fixating) cukup
lama untuk menyadari atau mengenalinya.
Alasan untuk penilaian : Apakah orang itu dapat melihat benda yang dekat
dengannya? Apakah dia mencari benda dengan penglihatannya atau dengan
tangannya (meraba)? Apa yang membuat benda itu lebih mudah atau lebih
mungkin dilihat?
Hal-hal yang mempengaruhi mudahnya benda didapati atau dikenali adalah:
ukuran, jarak, kontras dan cahaya. Jika benda sudah diketahui, maka lebih
mudah untuk mengenalinya.
2. Kontrol gerakan mata ( tracking)
Dapat mengikuti benda bergerak dengan gerak mata atau kepala.
Alasan untuk penilaian : Dapatkah orang itu mengikuti gerakan benda tanpa
"kehilangan" arah? Arah gerakan yang berbeda harus dicoba : atas dan bawah,
sisi ke sisi, miring dan ke depan dan belakang.
Gerakan itu mungkin dibuat orang atau binatang yang sedang berlari atau
sesuatu yang dijatuhkan ke lantai atau digulirkan. Tracking diperlukan untuk
mengikuti gerak lalu-lintas. Tracking orang atau benda (seperti bola) diperlukan
untuk bermain.
3. Kontrol gerakan mata - scanning
Menggerakkan mata dengan tepat dari satu benda ke benda lainnya.
Alasan untuk penilaian : Beberapa orang yang kurang awas (Low Vision)
harus mencari ke sekelilingnya untuk waktu yang lama sebelum dapat
menemukan benda. Beberapa orang mungkin mengalami kesulitan untuk
mengalihkan pandangan dari benda dekat ke benda yang lebih jauh.
Ketrampilan 'scanning' diperlukan untuk mencari orang atau benda di
lingkungan
penglihatan.
Contohnya: mencari sebuah toko tertentu di pasar.
4. Membedakan benda
Pengenalan benda-benda dari garis besar atau bentuk umumnya.
Alasan untuk penilaian : Untuk mempelajari apakah orang itu dapat
membedakan antara orang dan benda, mengenali benda yang sudah diketahui,
mengenali benda-benda serupa atau berlainan.
Benda dapat dibedakan berdasarkan warna, bentuk, kontras, posisi atau
ukuran - misalnya berbagai makanan di pasar. Perincian di dalam benda tidak
perlu terlihat. Seseorang dapat melihat sebuah benda dan mengitarinya tanpa
menubruk atau terjatuh. Benda besar atau kecil dapat memberikan petunjuk
bagaimana dan dimana harus bergerak dengan aman. Pohon atau pintu dapat
memberi petunjuk arah.
Mencari benda-benda di berbagai situasi. Mungkin ada perincian yang
membingungkan di, atau disekitar, benda atau mungkin kontras dengan benda
lain tidak terlalu baik. Mencari benda dengan latar belakang benda lain mungkin
sulit. Kemampuan scanning dan ketrampilan membedakan yang baik, sangat
diperlukan.
Mengenali benda. Perbedaan dan persamaan pada benda harus terlihat
agar benda dapat dikenali. Misalnya sebuah ember, keranjang dan mangkuk,
dapat menampung benda-benda lain seperti makanan, tetapi mereka berbeda
bentuk dan dapat digunakan untuk tujuan yang berbeda. Benda-benda di
lingkungan (pohon, tanaman, binatang) perlu dibedakan dan dikenali. Seberapa
mudahnya benda dikenali tergantung pada ukuran dan jarak, jenis benda,
seberapa jauh dikenali, kontras dengan latar belakang, warna dan apakah
benda itu bergerak atau diam.
5. Membedakan perincian untuk mengenali tindakan dan mencocokkan benda
Membedakan perincian untuk mengenali benda lebih sukar dari pada
melihat benda itu sendiri. Ciri-ciri benda harus dikenali.
Alasan untuk penilaian : Pada umumnya, proses belajar terjadi melalui
penglihatan dan dengan meniru. Penting untuk mengetahui apa yang dapat
dilihat dan bagaimana lingkungan (seperti penerangan) mempengaruhi apa
yang dapat dilihat. Faktor jarak, ukuran, warna dan kontras sangat penting.
Untuk berhubungan dengan orang, penglihatan memberikan keterangan
berharga untuk mengenali orang, dan mengetahui ekspresi dan gerakan
badan pada saat tidak ada suara .
Mencocokkan benda. Benda mungkin harus dibedakan atau dicocokkan
menurut ukuran atau bentuknya. Misalnya - ambil tongkat yang terbesar
atau cari tongkat yang sama besar.
6. Membedakan perincian pada gambar
Mendapat keterangan melalui gambar. Gambar itu mungkin garis besar
atau gambar kompleks dan terperinci. Bagian-bagian terpenting pada
gambar harus dikenali sehingga arti dari gambar tersebut dapat dimengerti.
Alasan untuk penilaian: Gambar memberikan keterangan berarti pada
poster, iklan atau di buku. Gambar benda mungkin sulit untuk ditemukan
dan dikenali.
Mengenali gambar. Gambar digunakan untuk memberikan keterangan dan
perintah seperti pada poster pendidikkan kesehatan. Mereka lebih mudah
dikenali jika tampak seperti benda sebenarnya dan mempunyai garis besar
yang jelas. Kadang-kadang sukar untuk menemukan suatu benda pada
gambar jika terdapat banyak perincian dan ada banyak benda lain di
gambar itu.
7. Mengenali dan persepsi pola hurup, angka dan kata
Mencocokkan hurup dan angka menurut ciri-ciri yang sama atau
berbeda. Ketrampilan ini tidak memerlukan kemampuan membaca tapi
penting untuk ketrampilan membaca.
Alasan untuk penilaian : Untuk mengetahui apakah seseorang dapat
membedakan bentuk dan kata-kata yang sama dan yang berlainan.
Hasilnya akan membantu dalam membuat keputusan apakah seseorang
harus menggunakan cetakan biasa, cetakan besar, alat-alat bantu kurang
awas (Low Vision) atau mungkin memerlukan Braille.
Pastikan agar bentuk, kata atau angka, digambar atau ditulis dengan
pen warna gelap di atas kertas berwarna pucat (misalnya, putih). Mulai
dengan bentuk-bentuk yang sangat berlainan sehingga mudah dibedakan.
Perbedaan lebih sukar ditemukan jika bentuk hampir sama.
BAB II
PELATIHAN PENGEMBANGAN KEMAMPUAN VISUAL
A. KESADARAN PENGLIHATAN
Kesadaran penglihatan mengacu kepada suatu pengetahnan tentang sesuatu
yang dapat dilihat dalam bidang penglihatan. Tujuan utamanya adalah
mengembangkan kesadaran penglihatan terhadap suatu lingkungan. Sebagian
sisa penglihatan yang masih berguna mungkin ada pada setiap anak yang
matanya belum mendapat pemeriksaan. Karena itu perlu diberikan kepada
setiap anak kesempatan untuk menggunakan sisa penglihatannya dalam
rangka membangun kepercayaan dirinya.
Sasaran yang diharapkan berdasarkan kebutuhan anak hanya dapat ditentukan
setelah mengetahui tingkat penangkapan penglihatan anak terhadap sinar
lampu dan berapa jauh anak dapat menangkap rangsangan penglihatan melalui
suatu tes. Karenanya berikan semangat kepada anak untuk menanggapi
pelatihan ini dengan positif.
Kesadaran penglihatan mungkin dapat didemontrasikan di rumah melalui cara
anak menghindari atau bergerak menjauhi suatu benda yang disekelilingnya.
SASARAN
Kegiatan kongkrit yang berhubungan dengan kegiatan sehari-hari mungkin
diperlukan untuk mengembangkan beberapa tujuan yaitu:
1. Merasakan atau takut pada sinar lampu.
2. Memperlihatkan kesadaran rangsangan penglihatan yang memberikan
perasaan senang.
3. Memperlihatkan kesadaran dengan memperhatikan suatu gerakkan, reflaksi
cahaya dari suatu benda.
4. Mengarahkan mata, kepala atau tubuh ke arah sumber cahaya.
5. Pengetahuan tentang bentuk benda akan dapat didemonstrasikan dengan:
a. Mengenali wajah yang sudah dikenal.
b. Memperhatikan benda kecil yang warnanya terang.
c. Memperhatikan dengan pandangan yang baik terhadap gerakkan
seseorang.
d. Memperhatikan suatu bentuk benda yang terdapat di rumah.
e. Memperhatikan suatu benda pada tempat yang sempit dan luas.
6. Pengetahuan tentang abstraksi dan meningkatkan pengetahuan itu secara
detail akan diperlihatkan pada suatu hal yang berhubungan dengan:
Mengenali gambar, kerangka gambar dari suatu benda yang sudah dikenal
dan beberapa lambang.
KEGIATAN
Pemilihan sualu kegiatan mungkin akan berguna bag! pengembangan
kesadarari penglihatan.
1. Sebuah balon besar atau kecil digerakkan dengan cepat ke arah bidang
penglihalan. Perhatika pada siswa: Jika kedipan mata secara otomatis
terjadi, maka anak akan menjauh atau menghindari benturan tersebut.
Gunakan ukuran dan wama yangberbeda dari setiap benda untuk
mengetahui daya tangkap penglihatan anak.
2. Letakkan sepotong plastik berwarna dan lampu senter di depan anak
dengan jarak 5 cm. Maka perhatikan reaksi anak:ebagian anak harus
menarik lampu senter tersebut dan sebagian yang lain memusatkan
penglihatan terhadap sinar lampu tersebut. Mungkin juga diperlukan
untuk menyalakan dan mematikan lampu senter untuk menarik perhatian
dari anak.
3. Cobalah latih anak dengan warna larnpu yang berbeda.
Nyalakan lampu dan gerakan ke arah kiri anak dengan jarak 5 Cm,
Nyalakan lampu dan gerakkan ke arah kanan anak.
Gerakkan lampu ke atas dengan jarak 15 Cm dan nyalakan lampu
tersebut.
Gerakkan lampu ke arah bawah wajah anak dengan jarak 15 Cm dan
kemudian nyalakan lampu tersebut. Ulangilah setiap latihan yang
telah dilakukan dengan jarak yang berbeda. Daya tangkap
penglihatan anak akan mcnunjukkan bahwa anak dapat
membedakan warna dan melihat sinar lampu pada jarak tertentu.
4. Berikan anak refleksi cahaya dari sebuah cermin atau dari permukaan
dinding yang terang jika perlu gunakan sumber cahaya yang lebh
memperkuat sinar lampu tersebut.
B. ATENSI PENGLIHATAN
Atensi penglihatan mengacu kepada suatu kesadaran anak untuk
mengumpulkan informasi tentang suatu benda yang dilihat.
Ketika memberikan suatu benda mungkin pada awalnya anak tidak menyadari
bagaimana cara melihat suatu benda. Disamping itu anak juga harus
memperhatikan benda yang diliputi oleh sinar. Perhatiannya juga harus tertuju
pada karakteristik benda tersebut. Dalam hal ini anak harus memperlihatkan
atensi penglihatannya tidak hanya menunjukkan perubahan tingkah laku tetapi
untuk menunjukkan kesadaran dirinya.
Rasa keingin tahuan secara normal mengembangkan anak secara alamiah
untuk membangun kesadaran akan peningkatan penglihatan yang harus
dikembangkan. Namun, kekurangan yang ada menghalangi hal tersebut
sebaliknya perkembangan secara normal yang tidak tetap akan mempengaruhi
daya tangkap penglihatannya. Karenanya, adalah penting untuk mengawasi
daya tangkap penglihatan anak terhadap rangsangan penglihatan yang akan
mendorong kesadaran penglihatannya dan mampu memberikan perhatian pada
suatu benda yang tampak pada bidang penglihatannya.
Jika anak telah merasakan kemampuan penglihatannya, dia akan mengerti
bagaimana menggunakan sisa penglihatannya, sehingga anak dapat
mengetahui sesuatu dengan menyentuh, mendengar suara, dan sebaginya,
dan dia akan dapat menerima rangsangan penglihatan dengan memberikan
perhatian pada suatu benda yang dilihatnya. Jika ingin menggunakan
rangsangan penglihatan yang ada pada anak untuk menarik atensi
penglihatannya, perhatikan tingkat rangsangan penglihatan yang ada pada
masing-masing anak. Hal tersebut menjadi suatu yang produktif dan
mendorong anak dalam memunculkan rangsangan penglihatannya.
Jangka waktu yang dibutuhkan oleh anak dalam memberikan perhatian pada
suatu benda akan berubah, tergantung pada pengetahuan anak.
SASARAN
Kegiatan kongkrit yang berhubungan dengan kegiatan sehari-hari mungkin
diperlukan pengembangkan beberapa hal yang menjadi tujuan; yaitu:
1. Memunculkan daya tangkap yang konsisten setiap kali rangsangan
penglihatan digunakan oleh anak, sekali rangsangan penglihatan itu
digunakan, maka daya tangkap penglihatan anak, telah dapat diketahui.
2. Gunakan sumber cahaya dengan jarak yang biasa digunakan atau gunakan
rangsangan penglihatan anak tanpa membagi dengan suatu rangsangan
penglihatan yang lain dan perhatikan reaksi yang akan dilakukan oleh anak.
3. Kurangi pembagian antara satu rangsangan penglihatan dengan rangsangan
penglihatan yang lain sampai anak dapat melakukan pemusatan
penglihatan penglihatan sendiri.
4. Hindari penempatan rangsangan penglihatan langsung didepan anak, karena
hal itu mungkin tidak akan membantu anak memusatkan penglihatannya
pada suatu daerah tertentu.
5. Perhatikan bidang penglihatan yang mendapat perhatian atau tidak dari
anak.
6. Tingkatkan atensi penglihatan anak pada jarak tertentu.
7. Kembangkan kemampuan anak untuk memperhatikan berbagai jenis benda.
KEGIATAN
Pemilihan suatu kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan sehari-hari
mungkin bias berguna dalam mengembangkan atensi penglihatan anak.
1. Buatlah suatu kegaduhan di depan sumber lampu sementara lampu
dalam keadaan menyala. Ketika lampu dalam keadaan mati, hemikan
suara gaduh tersebut.
2. Carilah suatu kegiatan yang anak dapat menikmatinya (meskipun itu
dengan menggunakan batu), dan berikan kepada anak rangsangan
penglihatan. Dengan segera perhatian menjadi terhenti dan hilangkan
rangsangan penglihatan tersebut.
3. Gunakan lampu dengan warna yang berbeda. Latihlah anak dengan
warna yang sedikit terang, Cobalah nyalakan lampu tersebut (jika anak
tidak mengalamai penyakit epilepsi).
4. Berikan anak kesempatan untuk memusatkan rangsangan
penglihatannya kepada sinar lampu, baik lampu itu dalam keadaan mati
atau menyala.
5. Gunakan bahasa sebagai kelengkapan alat penglihatan, dan berikan
semangat kepada anak untuk menggunakan indra lain dalam mencari
suatu benda, kemudian perhatikanlah.
6. Gantilah warna latar belakang yang begitu kontras dan kurangi
penerangan pada suatu benda.
7. Gantilah ukuran, warna, bentuk benda yang dijadikan alat perangsang
penglihatan.
8. Gunakanlah cermin untuk memberikan semangat kepada anak
dalammemperhatikan bayangannya sendiri dan dengan otomatis
menggerakkan tubuh, tangan, dan sebagainya.
9. Perlihatkan kepada anak lampu yang berwarna hijau at au lampu yang
berwarna merah,
C. MEMUSATKAN PENGLIHATAN
Pusat penglihatan mengacu pada kemampuan mata untuk mengarahkan
penglihatan terhadap suatu tempat atau suatu benda.
Penggunaan mata dan tangan merupakan suatu perkembangan yang harus
bersamaan antara tangan dan gerakkan mata dalam memusatkan
penglihatannya kepada suatu benda. Seorang anak perlu mengetahui
bahwa mata dan tangan dapat bekerja bersamaan, yaitu mata melihat
sesuatu dan tangan sebagai penegas untuk melakukan hal yang telah
dilihat. Seorang anak yang mengalami kesulitan penglihatan, maka dia akan
sulit membaca tulisan yang ada di papan tulis dan akan tetap tidak mengerti
bacaan yang terdapat di papan tulis.
Membaca buku awas dengan cepat adalah suatu perkembangan yang
dapat diketahui saat anak memberikan perhatian pada suatu teks tertentu,
dengan suatu perhatian yang diberikan oleh anak kepada masing-maslng
baris dari bacaan tersebut, begitu juga gerakkan mata yang dilakukan anak
seharusnya tidak membingungkan dengan kemampuan anak memusatkan
penglihatannya.
SASARAN
Kegiatan kongkrit yang berhubungan dengan kegiatan sehari-hari mungkin
diperlukan bagi perkembangan kemampuan siswa; untuk:
1. Menjaga kontak mata dengan benda berwama yang sudah dikenal
selama 2 detik.
2. Menjaga pandangan dalam mengikuti gerakkan seseorang
3. Memusatkan penglihatan pada suatu benda dengan menggerakkan
kepala dan/atau mata untuk mengikuti ketika benda bergerak pada jarak
20 sampai 30 cm.
4. Meraih suatu benda.
5. Merubah perhatian dari satu benda pada dua benda atau lebih yang ada
pada bidang penglihatan.
6. Menghubungkan penglihatan terhadap pandangan diri sendiri.
7. Menghubungkan penglihatan dengan pandangan yang ada di luar
penglihatan.
8. Gunakan mata untuk mengikuti gerakkan tangan.
9. Melihat dari dekat ke jauh, dan dari jauh ke dekat.
10. Membayangkan benda pada jarak tertentu.
11. Memusatkan penglihatan benda atau orang berada pada jarak jauh
dan dekat.
12. (siswa dengan nystagmus) mendapatkan kemampuan menggerakkan
mata dengan kepala untuk melakukan proses membaca.
KEGIATAN
Pemilihan suatu kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan sehari-hari
mungkin diperlukan bagi perkembangan penglihatan.
1. Gunakan kartu, pola gambar sebagai rangsangan penglihatan; kemudian
maju ke depan untuk memperhatikan rangsangan penglihatan anak.
2. Peganglah suatu benda dan perlihatkan kepada anak, kemudian
gerakkan dan bunyikan benda itu untuk menarik perhatian anak. Berikan
semangat kepada anak ketika anak itu menggerakkan mata dan/atau
kepala untuk melihat kepada benda, dan biarkan anak meletakkan
benda itu sesuai dengan keinginannya sehingga dia merasa nyaman
dalam memperhatikan benda itu.
3. Ketika anak sedang memegang sebuah mainan, lampu senter, atau alat
musik, coba gerakkan salah satu dari tangannya untuk memegang
benda tersebut. Berikan semangat kepada anak ketika dia dapat
memusatkan penglihatannya pada suatu benda dan memperhatikannya
selama beberapa detik dan anak dapat mengetahui benda dari jarak
tertentu yang telah dibuat oleh guru.
4. Perlihatkan anak pada sekumpulan benda. Kemudian ambil satu benda
tersebut dan letakkan pada posisi yang berbeda di tempat yang mudah
dicapai oleh anak. Ketika anak sedang memusatkan penglihatannya,
ambilah satu benda yang lainnya lag! dan pegang benda tersebut daiam
posisi yang berbeda. Kemudian tunjukkan dua buah benda dan mintalah
anak untuk memilih salah satu dari benda tersebut.
5. Ibujari anak direntangkan dengan 30 sampai 40 Cm dari penglihatan.
Kemudian anak melihat ke arah ibujari tersebut dengan mengikuti
gerakkan irama yang ditentukan oleh tepukan tangan guru atau dengan
menggunakan metronom.
6. Anak memusatkan penglihatannya dengan mengikuti arah secara
horizontal, vertikal, dan diagonal.
7. Untuk memusatkan penglihatan dengan pandangan yang jauh atau
dekat terliadap pemandangan sebuah jalan raya yang ada di papan tulis;
berikan tanda pada bagian dari gambar yang berbeda misalnya dengan
menggambar rumah, pompa bensin, sekolah, dan sebagainya.
Kemudian gambarlah jalan raya pada selembar kertas dan berikan
kepada anak. Gunakan mobil-mobilan untuk menelusuri gambar jalan
raya yang ada pada papan lulls, kemudian berhentilah pada bagian
tertentu. Anak kemudian mengikuti dengan memberikan tanda pada rule
jalan yang ada pada gambar yang diberikan oleh guru; anak kemudian
melingkari pada tempat mobil-mobilan itu berhenti dan kemudian anak
kembali mengikuti guru menelusuri gambar yang ada pada papan tulis
tersebut.
8. Gambarlah sebuah bangun geometri di papan tulis, kemudian mintalah
anak untuk menirukan gambar tersebut.
9. Mulailah dengan satu bentuk, kemudian buatlah bentuk yang lain, dan
seterusnya.
10. Untuk mengembangkan pemusatan penglihatan dan merubah atensi
anak dengan cepat, anak kemudian memperluas pandangannya pada
suatu benda yang telah diperluas pula; dan anak memusatkan
pandangan dengan melihat dari satu benda pada benda yang lainnya.
11. Menggunakan memori penglihatan untuk mengurangi pusat penglihatan
yang sering kali pemusatan penglihatan anak pada suatu benda. Anak
memperhatikan gambar yang terdapat di papan tulis, dan anak mencoba
untuk membayangkan gambar yang dilihatnya dalam memori
penglihatannya, kemudian dia berusaha untuk mengingat-ingat gambar
lalu menuangkannya di atas kertas, dan mencocokannya dengan
gambar yang ada di papan tulis. Misalnya: Guru mengambar persegi
empat dipapan tulis,lalu anak menggambamya dibuku tulis.
12. Untuk mengembangkan pemusatan penglihatan anak pada suatu benda
dan merubah potensi penglihatan dengan cepat, anak perlu
merentangkan tangan dan melihat dari satu tangan ke tangan lainnya
dengan mengerti arah yang dimaksud. Latihan tersebut dapat
dimodifikasi dengan mengangkat satu tangan ke atas dan tangan yang
satu berada di bawah.
13. Guru meletakkan 4 buah benda dengan posisi yang tidak beraturan.
Anak memusatkan perhatiannya pada ke 4 buah benda tersebut, dan
menyebutkan benda-benda tersebut sesuai nama dan nomor yang
diberikan oleh guru; anak mencoba untuk mengetahui ke 4 buah benda
tersebut dengan segera.
14. Dengan satu mata tertutup, anak merentangkan ibujarinya
meletakkannya dekat hidung yang mengarah ke tangan; kemudian
tangan tersebut merentang sekitar 90 derajat, dengan posisi hampir
seperti lingkaran; mempraktekan gerakan dengan lembut dan
mengetahui latar belakang dari suatu benda.
15. Anak mencoba membayangkan seolah-olah memegang kelereng, dan
pemusatan penglihatannya tertuju pada hal tersebut;
16. anak memejamkan kedua matanya, dan gerakkan tangannya seolah-
olah membentuk suatu Ungkaran; sesekali dia membuka matanya untuk
mengetahui apakah dia telah menghasilkan hal terrsebut dengan baik.
17. Anak memusatkan perhatiannya penglihatan pada suatu benda yang
berjarak sekitar 3 meter yang berada di bawah matanya; pusat
perhatiannya tetap pada benda itu dan dia lalu memperhatikannya dari
satu benda ke benda yang lain.
D. GERAKKAN PENGLIHATAN
Gerakkan penglihatan adalah kemampuan menggerakkan mata dan/atau
kepala untuk mengikuti benda yang bergerak, baik dengan gerakan tubuh atau
diam.
SASARAN
Aktvitas kongkrit yang berhubungan dengan kegiatan sehari-hari mungkin
diperlukan untuk mengembangkan kemampuan siswa; untuk:
1. Menolehke arah benda jatuh,
2. Mengikuti gerakkan lampu,
3. Mengikuti tata gerak lampu
4. Mengikuti gerakkan lampu dengan gerakkan yang terus menerus.
5. Memusatkan penglihatan, memahami, dan meletakkan benda di tempat
yang telah diberi taliu.
6. Menunjuk dan/atau menyentuh sambfl melaluinya.
7. Menggelindingkan bola, memperhatikannya, dan bergerak ke arah bola
berhenti.
8. Mengikuti gerakan orang atau benda
9. Bergerak secara diagonal
10. Bergerak secara horizontal
11. Bergerak secara mengeliling.
KEGIATAN
Perhatikan dengan efisiennya anak meletakkan lampu sebagai objek, apakah
anak itu sedang memperhatikannya dan berapa lama perhatiannya itu.
Perhatikan apakah gerakkan tersebut halus atau kasar dan apakah anak itu
mengalami kesulitan bergerak di depannya,
Kegiatan harus disajikan disisi luar anak dan bidang sentralnya.
1. Gunakanlah lampu, mainan, baton, wayang golek, dan benda kecil apa
saja yang dapat mengundang perhatian anak. Tetapkan posisi lampu
atau benda pada jarak kemampuan penglihtan anak, gerakkan ke kiri,
kanan, atas, bawah, diagonal, dan melingkar.
2. Lepaskan balon-balon itu dan suruhlah anak untuk meraihnya.
3. Pikirkan permainan tempat anak-anak menggerakkan garis, jenis
permainan, warna dan sebagainya.
4. Praktekkan kemampuan persiapan membaca
5. Praktekkan kemampuan persiapan menulis
6. Anak bergerak jauh seperti lemparan bola atau tulisan di papan tulis.
7. Gunakan kegiatan yang telah disarankan agar dapat membentuk mata
dan/atau tepuk dengan baik sambil memperhatikan penglihatannya
terhadap suatu benda. Jika anak tidak melihat ke arah benda jatuh,
mungkin guru perlu menggerakkan kepala anak itu ke arah benda
tersebut dengan perlahan berikan konpensasi lain sebagai alternatif,
apakah anak menggerakkan kepala agar melihat ke arah benda jatuh
tersebut (dan tidak ada nystagmus, mata juling, atau kehilangan pusat
penglihatannya). Doronglah anak menggerakkan matanya dari pada
kepalanya untuk melihat dan berikan konpensasi dari setiap kerja
samanya tapi jangan desak anak agar kepak tetap tidak bergerak
sampai kemampuan melihat terhadap benda berkembang.
a. Mengikuti
Gantungkan bola dari langit-langit atau dari kait yang melengkung di depan
rumah. Suruhlah anak menggeser kursinya sehingga anak dapat melihat bo la
tersebut dan gerakkan bo la dapat diikuti tanpa harus menggerakkan kepala.
Guru mengayunkan bola. Anak memperhatikannya dan mengikuti gerakkan
bola dari kanan ke kiri.
b. Mengejar
Guru memilih tempat di dcpan ruangan, di sisi (bagian luar) daerah penglihatan
anak, dan Ictakkan sebuah lingkaran yang terpotong dari kertas bcrwarna di
tempat tersebut. Kemudian anak duduk sehingga dapat melihat ke seluruh
tempat itu tanpa hams menggerakkan kepala. Guru berdiri sehingga tidak -
menghalangi pandangan anak untuk melihat lingkaran tersebut kemudian
sebutkanlah satu warna, ketika guru melakukan itu, anak melihat ke arah warna
yang disebut oleh guru tanpa menggerakkan kepala. Mulailah kegiatan ini
dengan 3 buah lingkaran yang warnanya berbeda. Bila anak menjadi trampil
pada periode tertentu, tambahkan lingkaran berwarna yang lebih banyak lagi.
Teruskan kegiatan ini dengan hati-hati.
c. Latihan mengikuti gerak berputaran
Guru menggerakkan pointer ke dalam formasi delapan di hadapan anak.
Kemudian anak harus melihat ujung arah panah tersebut tanpa menggerakkan
kepala. Beri warna yang terang pada ujung panah itu, atau gunakan warna
yang mengkilap agar membantu anak melihat ujung panah tersebut. Jika anak
mendapat kesulitan bila menggerakkan matanya saja, maka bolehkan untuk
meletakkan sikunya di atas meja, dengan sedikit santai untuk mendapatkan
kestabilan.
D. Gerakkan Penglihatan Untuk Mencari Suatu Stimulusi Penglihatan
di Antara yang Lain
Kemampuan dalam bagian ini adalah kemampuan untuk mencari stimulasl
penglihatan utama diantara stimulasi lainnya.
Gerakkan yang efisien, yang mengembangkan otot-otot penglihatan dari luar,
merubah gerakkan perbaikan persepsi dengan cepat. Hal tersebut memberikan
fasilitas membedakan gambar dari belakang, dan dari dalamnya, karena itu
termasuk gerakkan mata dengan gerakkan benda yang terus menerus;
gerakkan benda dengan mata yang konstan, atau kedua hal tersebut, Itu
penting untuk menyadarkan anak untuk melihat latar belakang benda yang
sedang dilihatnya.
Kegiatan
a. Mencari
Anak diberi selembar halaman buku atau koran, kemudian guru menyuruh anak
untuk melingkari setia hurup "e" atau huruf lain yang terdapat di halaman tsb.
Atau gambar seekor anak kuncing sedang bermain di halaman.
Anak-anak senang bermain di halaman rumahnya, Tetapi Linda kalau
bermain Senang dengan binatang kucing dan selaiu membawa kucing
kalau ia pergi.
b. Mencari kata
Guru menyuruh anak untuk melingkari kata tertentu, mis: anak kucing sedang
menangkap bola.
Guru mempersiapkan selembar kertas yang berisi kata-kata yang akan di
lingkari anak.
Ayah saya senang melatih kucing menagkap bola. Waktu itu, saya baru
pulang sekolah dan saya heran Karena anak kucing sedang menangkap
bola. Ternyata kucing saya itu sudah lama dilatih ayah saya.
c. Menentukan
buatlah gambar segitiga, segi empat, lingkaran yang berhimpitan (lhat gambar)
Berikan pertanyaan kepada anak misalnya:
Mana hurup yang terdapat di dalam lingkaran tapi tidak ada
di dalam segitiga ?
Mana hurup yang terdapat di dalam segitiga tapi tidak ada didalam lingkaran?
Mana hurup yang terdapat di dalam lingkaran dan segitiga?
Mana hurup yang tidak ada didalam, baik segitiga maupun lingkaran? Tutup
tiga buah angka dan lakukan hal yang sama.
f a c
7
h
b
k
Tutuplah jenis gambar yang lain. Untuk memperjelas berilah warna yang
berbeda dan lakukan hal yang sama.
Misalnya, angka berapa terdapat di dalam gambar rumah tapi tidak ada dalam
gambar hiasan, anak akan senang melakukan hal tersebut dengan caranya
sendiri.
F. DISKRIMINASI PENGLIHATAN
Diskriminasi penglihatan adalah kemampuan untuk membedakan terhadap
benda yang terlihat.
1. Kemampuan membedakan benda berkembang dari buruk menjadi baik.
Misalnya:
- Membedakan pinsil milikmu dan pinsil milik orang lain.
- Membedakan meja dan kursi
2. Diskriminasi juga berkembang dari benda yang bersifat abstrak kepada
benda yang kongkrit, misalnya:
- antara gambar dan kerangka gambar,
- Diskriminasi penglihatan yang baik adalah mengenali;
• ungkapan bahasa tubuh
• gerakkan tangan
• bagian gerakkan tubuh
Diskriminasi penglihatan juga termasuk membedakan bagian luar
gambar dan bagian dalam gambar pada suatu benda.
SASARAN
Aktifitas kongkrit yang berhubungan dengan kegiatan sehari-hari mungkin
diperlukan untuk mengembangkan kemampuan siswa;
1. Mengikuti gerakan lampu.
2. Mengenali benda yang sudah dikenal.
3. Membedakan antara orang dan benda.
4. Mengenali benda yang serupa.
5. Membandingkan bentuk benda.
6. Membandingkan bentuk benda yang sebenarnya pada benda masih
dalam bentuk kerangka.
7. Membandingkan benda yang memiliki 3 dimensi kepada benda yang
memiliki 2 dimensi.
8. Mengenali benda yang tidak berubah, mengenali foto.
9. Mengenali gambar; mengenali kerangka gambar.
10. Mengenali suatu kegiatan.
11. Mengenali bentuk.
12. Mengenali gambar dengan detil.
13. Menyusun cerita, dengan menggunakan urutan gambar.
14. Membandingkan benda dengan menggunakan ukuran panjang dan
lebar.
15. Mengkelompokan gambar menurut katagorinya.
16. Membedakan dan mengenali lambang-Iambang abstrak.
17. Membandingkan lambang-Iambang abstrak.
18. Melihat hubungan antara gambar dan pola gambar, dan antara gambar
abstrak dan lambang-larnbang.
19. Membandingkan gambar yang sudah dikenal,
20. Mengenali nama sendiri.
21. Mengenali kata yang tersembunyi setelah membacanya pada sebuah
teks.
22. Membuat deduksi dari sebuah gambar dengan melihat lambang abstrak.
G. DISKRIMINASI VISUAL FIGURE GROUND
Diskriminasi visual figure ground adalah kemampuan melihat benda tertentu
dari belakang atau disekitar stimulasi penglihatan.
Diskriminasi visual ground adalah suatu kemampuan melihat dan mengatur
bidang penglihatan terhadap suatu benda atau yang mewakili benda.
Integrasi dari suatu bagian yang terputus (tepi, batas,yang merubah suatu
permukaan) terhadap suatu perbaikan persepsi yang terisolasi.
Hal tersebut bukan hanya suatu proses pembedaan suatu benda. Melainkan
suatu pengamatan terhadap bagian gambar yang sedang dilihatnya.
SASARAN
Aktifitas kongkrit yang berhubungan dengan kegiatan sehari-hari mungkin
diperlukan untuk mengembangkan kemampuan siswa;
1. Mengembangkan minat dalam menggarnbar .
2. Mengenali gambar yang mempunyai kekhususan.
3. Mengenali gambar dengan menunjuk warna suatu benda dalam gambar.
4. Membedakan antara bacaan dan gambar pada sebuah buku.
5. Mengenali suatu adegan di dalam gambar.
6. Membandingkan gambar dengan pengamatan yang teliti.
7. Mengurutkan gambar dengan ukuran, waktu, dan sebagainya.
8. Mengenali gambar yang bersifat kompleks.
9. Mengapresiasi perspektif dalam gambar
10. Mencari lambang-lambang yang telah diketahui pada latar belakang
suatu gambar.
11. Memilih kata baik yang di halaman buku maupun yang ada pada papan
tulis.
12. Membedakan benda yang bergerak cepat atau lambat.
13. Mengenali kata yang telah diketahui dalam suatu kumpulan kata-kata.
KEG I AT AN
Menentukan suatu kegiatan mungkin akan berguna bagi perkembangan
diskriminasi visual figure ground.
1. Lingkarilah
Berikan anak sebuah gambar. Kemudian perintahkan anak untuk melingkari
benda tertentu pada gambar tersebut. Pertama, biarkan anak hanya melingkari
satu benda dari masing-masing gambar. Untuk berikutnya perintahkan anak
untuk melingkari 3 atau 4 benda dari masing-masing gambar.
Baca kemudian lingkarilah
1. Gambarlah beberapa benda di papan tulis kemudian perintahkan anak
untuk melingkarinya.
2. Gambarlah 3 buah benda atau lebih, agar anak menjadi lebih kreatif,
misalnya: Lingkarilah gambar anak-anak yang ada dalam gambar
tersebut, dan beri garis dibawah gambar pohon, lingkarilah gambar
buah dan berilah garis silang pada gambar bunga, lingkarilah benda-
benda yang berawalan P dan beri garis bawah benda-benda yang
berawalan .
2. Memotong Gambar
Selain melingkari, perintahkan anak untuk memotong gambar dan meletakkan
suatu benda pada gambar tersebut.
3. Membuat
Berikan anak sebuah majalah. Perintahkan anak untuk memotong salah satu
gambar kemudian menempelkannya pada selembar kertas, perintahkan anak
untuk mewarnai gambar tersebut. Kemudian perintahkan anak untuk memotong
lebih dari satu gambar, misalnya gambar mobil, bus, dan motor, lalu mintalah
anak untuk menggambar sesuatu disekitar gambar-gambar tersebut.
Biarkan anak bekerja berkelompok dalam memotong dan menempelkan
gambar di atas kertas kemudian mereka membuat suatu gambar dari potongan
gambar tersebut.
4. Benda dan gambar yang tersembunyi
Berikan anak sebuah gambar yang pada gambar tersebut ada bagiannya yang
hilang. Kemudian mintalah anak mencari bagian yang hilang dari gambar
tersebut. Anak-anak tentu senang melakukan kegiatan ini.
Mintalah seorang anak menggambar sesuatu benda yang pada gambar
tersebut ada bagian yang hilang kemudian berikan gambar tersebut kepada
anak yang lain agar mencari bagian yang hilang itu. Biarkan mereka bergantian
melihatnya dan perhatikan siapa diantara anak-anak itu yang menjadi "detektif'
terbaik.
Guru memperlihatkan beberapa benda misalnya penghapus. Perintahkan anak-
anak memejamkan matanya sementara guru menyembunyikan penghapus
tersebut di atas rak buku, kemudian mintalah anak-anak untuk mencari
penghapus itu.
Tulislah beberapa daftar benda di papan tulis. Benda-benda itu meliputi "pinsil,
perangko, dsb." Kemudian perintahkan anak-anak keluar ruangan
(memejamkan matanya) lalu sembunyikanlah misalnya pinsil, selipkan di dalam
penjilid buku, lalu perangko samarkanlah dengan menempelkannya di sebuah
gambar yang ada di dinding. Kemudian suruhlah anak-anak masuk ke ruangan
dan mencari daftar benda itu.
4. Mewarnai gambar
Anak membuat beberapa rancangan atau gambar, lalu mewarnainya dengan
menggunakan pens!!.
Hasilnya tentunya akan menarik. Hal itu juga efektif untuk menyuruh anak
menggunakan rancangan dasar kemudian mewarnainya.
Anak-anak yang lebih lama akan senang melakukan kegiatan tersebut bila
menggunakan nama dan kata-kata mereka sendiri.
Kegiatan Melihat untuk mengurutkan
Ada banyak bentuk latihan yang dapat digunakan dalam beberapa situasi,
karena anak-anak memerlukan praktek dari sekedar tes-tes biasa. Hal itu juga
dapat mendorong anak-anak untuk mengatakan urutan yang benar dan
membahas sesuatu yang sedang berlangsung sebelum melanjutkan pada
langkah yang berikutnya.
1. Mengurutkkan Gambar
Anak-anak diminta untuk membawa potongan kartun ke sekolah. Potongan
kartun tersebut kemudian dipotong hingga membentuk potongan bingkai kecil.
Salah seorang anak kemudian menggabungan potongan kartun tersebut ke
dalam susunan yang benar.
2. Mengurutkan Cerita
Guru menulis cerita di papan tulis dengan urutan yang tidak beraturan. (berikan
hal yang mudah dicontoh oleh setiap anak,) Urutan yang masih belum
beraturan tersebut, kemudian dikopi atau disalin oleh anak, tapi sudah dalam
urutan yang beraturan.
BANYAK BUAH DURIAN
BERSAMA IBU
UDARANYA SEJUK
KEKAMPUNG HALAMAN
NAIK KERETA API
ADA DANAU
Anak-anak membuat cerita dalam gambar, kemudian memo.tong-motongnya
menjadi beberapa bagian. Kemudian anak-anak mencoba kembali
menyusunnya ke dalam susunan cerita "sastra" yang beraturan.
Tulislah nama hari pada kartu.
SENIN
SELASA
RABU
KAMIS
JUM'AT
SABTU
MINGGU
3. Urutan Abjad yang tidak beraturan
Berikan anak beberapa huruf dengan urutan yang tidak beraturan, kemudian
suruhlah anak menyusun huruf-huruf tersebut dengan urutan yang benar tanpa
melihat daftar huruf-huruf. g-d-e-a-c-h-f, selain anak-anak senang menyusun
kalimat yang tidak beraturan, kata-kata yang digunakan harus dari kata-kata
yang mereka pernah baca.
Misalnya:
menangkap kucing tikus besar kecil.
Kcuing besar menangkap tikus kecil.
Kucing kecil menangkap tikus besar,
Variasinya barang kali dapat disesuaikan.
4. Menyusun cerita
Suruhlah anak-anak membawa sebuah artikel ke kelas. Artikel tersebut
dipotong menjadi 4 atau 5 bagian. Kemudian potongan tersebut dibagikan ke
satu sama lainnya. Kemudian mintalah anak-anak menyusunnya dalam urutan
yang benar.
5. Menyusun gambar dan kata-kata
Suruhlah seorang anak mencari gambar di majalah atau surat kabar. Kemudian
potonglah gambar tersebut menjadi 4 atau 5 bagian. Lalu suruhlah anak lainnya
menyusun kembali dalam susunan yang benar.
Beberapa huruf yang dicetak dengan ukuran besar dipotong menjadi 4 atau 5
bagian, kemudian anak-anak disuruh untuk menyusun kembali dengan susunan
yang benar.
6. Visual closure
Visual closure adalah kemampuan melihat gambar atau benda ketika gambar
atau benda hanya sebagian yang terlihat.
SASARAN
Aktifitas kongkrit yang berhubungan dengan kegiatan sehari-hari mungkin
diperlukan untuk mengembangkan kemampuan sisvva; untuk:
- mencari bagian dari mainan yang tersembunyi;
- mengenali suatu gambar;
- mengumpulkan benda yang sudah dikenal dari bagian suatu komponen;
- mengenali bagian benda yang hiiang;
- mengenali bagian elemen suatu benda yang dapat dilihat;
- mcmbandingkan gambar suatu benda terhadap gambar benda yang
kompleks;
- mengumpulkan bagian suatu benda menjadi benda yang bisa dikenali;
- menghubungkan bagian benda menjadi bentuk yang sepenuhnya.
Kegiatan
Buatlah suatu gambar baik gambar orang atau gambar suatu
benda yang
tudak lengkap
Tugaskan anak untuk mencari gambar yang tidak lengkap
.
7. Memori Penglihatan
Memori penglihatan adalah kemampuan untuk menyimpan dan mengingat
kembali kejadian yang telah terjadi dan memadukannya dengan kejadian
sekarang untuk mengenali aspek-aspek lingkungan atau menghubungkan satu
aspek dengan aspek lain. Memori penglihatan adalah suatu kejadian yang
pernah dilihat, yang kemudian dapat memodifikasi suatu kejadian yang dilihat
dan mengulangi kejadian yang lalu.
SASARAN
Aktifitas-aktifitas kongkrit yang berhubungan dengan kegiatan sehari-hari
mungkin diperlukan untuk mengembangkan kemampuan siswa; untuk;
1. Menggunakan suatu benda untuk tujuan tertentu.
2. Mencari mainan yang tersembunyi.
3. Menirukan adegan orang dewasa.
4. Mengenali seseorang yang sudah dikenal pada sebuah foto.
5. Menampilkan sesuatu dalam sebuah gambar.
6. Mencontoh gambar dari bentuk aslinya.
7. Menggambar sesuatu dari ingatannya.
8. Membuat kembali sesuatu yang dianggap sulit dengan hasil yang lebih
baik.
9. Menampilkan kembali sesuatu dengan hasil yang baik.
10. Membuat kembali lambang-lambang abstrak.
11. Mengenali lingkungan dan orang yang sudah dikenal pada sebuah foto.
12. Membuat kembali suatu benda abstrak
Kegiatan
Memilih suatu kegiatan mungkin berguna bagi perkembangan memori
penglihatan.
1. Seorang anak berdiri di depan kelas. Anak-anak yang lainnya mengawasi
seorang kemudian keluar dari kelas mendekati anak itu lalu mengganti
sesuatu yang lain pada penampilannya. Misalnya, ikat pinggangnya dilepas.
Anak tersebut kemudian masuk ke kelas dan anak-anak yang lain
memperhatikan apa yang berbeda pada anak itu.
2. Anak-anak memejamkan matanya. Guru atau seorang anak merubah
sesuatu di ruangan tersebut. Jika ada tanaman misalnya, yang dipindahkan
ke tempat lain,
a. Permainan Kim
Ada 4-5 benda pada sebuah baki
Waktu 1 setengah menit
Tutuplah baki itu.
Anak harus mengumpulkan benda sebanyak mungkin.
Variasi 1. (ambillah satu buah benda) tanyakan benda apa yang hilang?
Variasi 2. (anak-anak pada satu barisan) kemudian seorang anak bersembunyi.
Tanyakan siapa yang tidak ada?
8. KOORDINASI PENGGERAK PENGLIHATAN
Koordinasi penggerak penglihatan adalah kemampuan untuk memanipulasi
benda kongkrit, dengan menggunakan tangan dan mata secara harmonis.
Kegiatan
Pemilihan suatu kegiatan mungkin berguna bagi perkembangan koordinasi
gerakkan penglihatan.
1. Menirukan gerakkan kepala, tangan dan tubuh. Mengacak permainan
scribble
2. Memperhatikan dua buah garis dan berjalan diantara garis tersebut.
3. Letakkan benda yang berpasangan di atas kertas, topi dan sarung
tangan, sepatu dan kaus kaki, cangkir dan lepeknya.
4. Menirukan meletakkan benda.
a, Meletakkan balok di tempat yang sama seperti yang dicontohkan.
b. Letakkan gantungan baju digermen (gantungan baju) dan kemudian
taruhlah ditempatnya.
5. Sesuaikan benda pada tempatnya seperti: Pasta gigi dan penutupnya,
kendi dan tutupnya.
6. Berilah tanda dan contohlah garis panjang dan pendek, juga garis
lengkung dan garis lurus. Hubungkan titik-titik untuk membentuk garis
lurus dan garis lengkung.
Dari kedua hal ini diharapkan dapat mengubah paradigma
pelayanan dan pendekatan terhadap mereka yang Low Vision
selanjutnya.
PENGEMBANGAN FUNGSI PENGLIHATAN
Disampaikan pada kegiatan Sosialisasi Pendidikanm Inklusi kerjasama antara Direktorat Jendral Manajmen Pendidkan Dasar dan Menengah
dengan Inter National Council for Education of People with Visual
Impairment Di Holtel Golden View Jl. Bengkong Laut Batam
tanggal 24 s/d 28 Juli 2007
\
Oleh :
Sutan Syapruddin
BALAI PUSAT PELAYANAN TERPADU LAW VISION
KERJASAMA YAYASAN PENYANTUN WYATA GUNA,
DINAS PENDIDIDKAN PROPINSI JAWA BARAT RUMAH SAKIT MATA CICENDO
2007
Nama: Usia: L/P Diagnosis: Latihan:
Nama: Usia: L/P Diagnosis: Latihan:
Nama: Usia: L/P Diagnosis: Latihan: