PENGEMBANGAN BUKU GURU DAN BUKU SISWA MATA
PELAJARAN MATEMATIKA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
DENGAN PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
REALISTIK INDONESIA (PMRI)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Desti Listyaningsih
NIM: 131134186
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PENGEMBANGAN BUKU GURU DAN BUKU SISWA MATA
PELAJARAN MATEMATIKA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
DENGAN PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
REALISTIK INDONESIA (PMRI)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Desti Listyaningsih
NIM: 131134186
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan kepada:
1. Allah Bapa, Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberkati dan
mencurahkan segala rahmatnya selama menyusun skripsi.
2. Kepada kedua orangtua saya Bapak Mujiono dan Ibu Dwi Hartati Puji
Lestari yang selalu menyayangi, mengasihi dan menasehati ketika saya
merasa lelah dan putus asa
3. Kedua kakak saya Luis Cahyaningsih dan Dwi Handoko yang sangat besar
bantuannya khususnya penyediaan materi yang lancar sampai saya lulus
dan si kecil Tisha dengan keceriaannya.
4. Keluarga besar, om, tante, pakdhe, budhe, (Alm.) simbah,yang sudah
memotivasi agar selalu bersemangat dan segera lulus, serta kakak-kakak
dan adik-adik yang selalu menganggu ketika menyusun skripsi.
5. Sahabat termanis Angel, Nur, Atikah, yang selalu ada untuk sayadan
memberi motivasi ketika saya malas, mas Arifin yang selalu membantu
saya sewaktu masih kuliah, dan tak lupa sahabat terkasih Eko Rudianto
yang selalu memberi dukungan, membantu dalam menyusun produk dan
menjadi penyemangat menyusun skripsi.
6. Teman-teman terdekat yang selalu berbagi kegembiraan suka dan duka
selama kuliah, dan anak-anak peleton inti Kusumajaya yang selalu
menghiburku dengan tawa dan canda.
7. Teman sepayung PMRI yang selalu memberi arahan dan masukan dalam
penyusunan skripsi
8. SD N Plaosan 1 yang memberi ruang dan waktu, terlebih untuk izin, serta
bimbingan baik dari kepala sekolah maupun para guru yang telah
memberikan segala kebutuhan selama penyusunan skripsi.
9. Almamater, para dosen dan karyawan PGSD USD yang banyak memberi
pembelajaran berharga serta pengalaman yang luar biasa.
10. Para pembaca yang budiman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
“Jangan pernah berhenti berusaha, sebelum waktu menghentikan usahamu”
“Jangan pernah tanyakan apa yang negara berikan kepadamu, tetapi tanyalah
pada dirimu sendiri apa yang bisa kamu berikan untuk negaramu”
“Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; Carilah, maka kamu akan mendapat;
ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.” (Matius 7: 7)
“Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil” (Lukas 1: 37)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
PENGEMBANGAN BUKU GURU DAN BUKU SISWA MATA
PELAJARAN MATEMATIKA KELAS I SEKOLAH DASAR DENGAN
PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK
INDONESIA (PMRI)
Desti Listyaningsih
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2017
Latar belakang masalah dari penelitian ini adalah adanya keterbatasan buku
pegangan yang sesuai dengan tingkat perkembangan anak sekolah dasar kelas I
pada mata pelajaran matematika khususnya materi bangun ruang. Tujuan dari
penelitian ini adalah mendeskripsikan proses pengembangan buku guru dan buku
siswa mata pelajaran matematika kelas I sekolah dasar serta mendeskripsikan
kualitas produk buku guru dan buku siswa dengan pendekatan PMRI.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan
(Research and Development). Penelitian dan pengembangan ini dimodifikasi dari
tahap-tahap model Sugiyono dan Borg dan Gall menjadi lima tahap yaitu: 1)
Potensi Masalah 2) Desain Produk buku guru dan buku siswa 3) Validasi Produk
oleh ahli, 4) Instrumen Uji coba dan 5) Uji coba terbatas. Pengembangan buku
guru dan buku siswa menggunakan pendekatan PMRI yang memuat lima
karakterisik PMRI yaitu penggunaan konteks, penggunaan model konkrit,
konstruksi siswa, interaktivitas, dan keterkaitan.
Hasil validasi terhadap buku guru hasilnya “baik” dengan rata-rata 4,08,
sedangkan hasil validasi terhadap buku siswa hasilnya juga “baik” dengan rata-
rata 4,13 dari rentangan 1-5; setelah direvisi selanjutnya produk diujicobakan.
Hasil uji coba produk menunjukkan bahwa produk membawa dampak atau
pengaruh positif bagi pembelajaran khususnya materi bangun ruang. Hal itu
ditunjukkan dari hasil belajar siswa yang menunjukkan adanya peningkatan, dari
hasil prestest yang awalnya rata-rata nilai lima siswa hanya 70 meningkat pada
hasil posttest rata-ratanya menjadi 96. Ada peningkatan nilai rata-rata sebesar 26
(37%) dari sebelum menggunakan produk dan setelah menggunakan produk.
Kata kunci: Penelitian dan pengembangan, Pendekatan PMRI, Matematika,
Bangun ruang, Buku guru dan Buku siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
THE DEVELOPMENT OF TEACHER’S BOOK AND STUDENT’S BOOK
MATHEMATICS SUBJECT FOR FIRST GRADE ELEMENTARY
SCHOOL BASED ON PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK
INDONESIA (PMRI) APPROACH
Desti Listyaningsih
Sanata Dharma University
2017
The background of the research was from the limited of the teacher‟s book
and student's book that suitable to the level of child development for first grade
elementary school children in mathematics, especially on geometry. The aimed of
this research was to describe the process of development Teacher‟s book and
Student‟s Book and to describe the qualities of teacher‟s book and student‟s book
based on PMRI approach.
This research used research and development method. Research and
development was modified from 10 stages (by Sugiyono and Borg and Gall) into
five stages: 1) the potential for problems, 2) design for product, 3) validation
product by experts, 4) test instrument and 5) limited test. Development of
teacher‟s book and student‟s book used PMRI approach includes five
characteristics: the use of context, the use of models, construction students,
interactivity and correlation.
The result of validation of the teacher‟s book was 'good' with 4.08 average
score, while for student's was 'good' too with 4.13 average score with a score
range 1 – 5, and then the product was to be tried out. The result of the try out
pointed, that the product had possitive influence for geometry learning process
especially. It was proved the student's had increased learning result from the grade
of 5 student's got 70 in pretest to 96 in posttest average. It had increased 26 or 37
percent before and after to used the productions.
Key word: Research and development, PMRI approach, Mathematics, Geometry,
Teachers'book and Student‟s book.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala curahan
rahmat, kecerdasan, ketelitian, kesabaran dan kesehatan selama penyusunan
sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul:
“PENGEMBANGAN BUKU GURU DAN BUKU SISWA MATA
PELAJARAN MATEMATIKA KELAS I SEKOLAH DASAR DENGAN
PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA”
Skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana
di Universitas Sanata Dharma, Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan, Program
Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
Penulis menyadari bahwa banyak pihak yang telah terlibat dalam
penyusunan skripsi ini, baik melalui bantuan secara langsung, arahan, dukungan,
serta motivasi, untuk itu dengan segenap ketulusan dan kerendahan hati peneliti
mengucapkan terimakasih kepada:
1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Christiyanti Aprinastuti S.Si., M.Pd., selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Apri Damai Sagita Krissandi S.S., M.Pd., selaku Wakil Ketua Program
Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
4. Drs. Paulus Wahana, M.Hum., selaku dosen pembimbing I dan Andri
Anugrahana, S.Pd., M.Pd. selaku dosen pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan, dorongan dan arahan selama proses penelitian
dan penulisan skripsi.
5. Seluruh dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas
Sanata Dharma yang telah memberikan pengalaman, pelajaran dan
pendidikannya.
6. Sekertariat PGSD Sanata Dharma yang telah memberikan bantuan
pelayanan kepada peneliti selama kuliah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................................. iv
HALAMAN MOTTO ................................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...................................................................... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ................................................................. vii
ABSTRAK ................................................................................................................. viii
ABSTRACT ................................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ................................................................................................... x
DAFTAR ISI ............................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ....................................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. xvi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ xvii
BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 1
1.2 Identifikasi Masalah ...................................................................................... 7
1.3 Batasan Masalah ............................................................................................. 8
1.4 Rumusan Masalah .......................................................................................... 8
1.5 Tujuan Penelitian ............................................................................................ 8
1.6 Manfaat Penelitian .......................................................................................... 9
1.7 Definisi Operasional ....................................................................................... 9
1.8 Spesifikasi Produk ........................................................................................ 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
BAB 2 LANDASAN TEORI ...................................................................................... 13
2.1 Teori yang Mendukung.................................................................................. 13
2.1.1 Pengertian Matematika ........................................................................ 13
2.1.1.1 Bangun Ruang ......................................................................... 14
2.1.2 Tahap Perkembangan Anak ................................................................ 16
2.1.3 Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) ...... 19
2.1.3.1 Sejarah PMRI .......................................................................... 20
2.1.3.2 Prinsip PMRI ........................................................................... 21
2.1.3.3 Karakteristik PMRI ................................................................. 23
2.1.4 Pengertian Buku Ajar .......................................................................... 25
2.2 Penelitian yang Relevan ................................................................................ 26
2.3 Kerangka Berpikir ......................................................................................... 31
2.4 Pertanyaan Penelitian..................................................................................... 33
BAB 3 METODE PENELITIAN ............................................................................... 34
3.1 Jenis Penelitian .............................................................................................. 34
3.2 Seting Penelitian ............................................................................................ 35
3.2.1 SubyekPenelitian ................................................................................. 35
3.2.2 Obyek Penelitian ................................................................................. 35
3.2.3 Lokasi Penelitian ................................................................................. 36
3.2.4 Waktu Penelitian ................................................................................. 36
3.3 Prosedur Penelitian ........................................................................................ 36
3.4 Teknik Pengumpulan Data ............................................................................ 46
3.4.1 Tes ....................................................................................................... 47
3.4.2 Non Tes ............................................................................................... 47
3.4.2.1 Wawancara .............................................................................. 47
3.4.2.2 Kuesioner ................................................................................ 48
3.5 Instrumen Penelitian ...................................................................................... 49
3.5.1 Soal Tes ............................................................................................... 49
3.5.2 Pedoman Wawancara .......................................................................... 50
3.5.3 Lembar Kuesioner ............................................................................... 51
3.6 Teknik Analisis Data ..................................................................................... 53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
3.6.1 Tes ....................................................................................................... 53
3.6.1.1 Uji Validitas dan Reliabilitas .................................................. 53
3.6.1.2 Soal Tes ................................................................................... 56
3.6.2 Non Tes ............................................................................................... 57
3.6.2.1 Kuesioner ................................................................................ 57
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................................. 61
4.1 Hasil Penelitian .............................................................................................. 61
4.1.1 Proses dan Kualitas Produk ................................................................. 61
4.1.1.1 Proses Pengembangan Buku Guru dan Buku Siswa ............... 61
4.1.1.2 Kualitas Buku Guru dan Buku Siswa...................................... 78
4.2 Pembahasan ................................................................................................... 91
BAB 5 PENUTUP ........................................................................................................ 96
5.1 Kesimpulan .................................................................................................... 96
5.2 Keterbatasan Penelitian ................................................................................. 97
5.3 Saran .............................................................................................................. 98
DAFTAR REFERENSI .............................................................................................. 99
LAMPIRAN ............................................................................................................... 101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Soal Pretest dan Posttest ............................................................... 46
Tabel 3.2 Kisi-kisi Wawancara Guru ............................................................................ 46
Tabel 3.3 Kisi-kisi Wawancara Siswa .......................................................................... 47
Tabel 3.4 Kuesioner Validasi Buku Guru ..................................................................... 47
Tabel 3.5 Kuesioner Validasi Buku Siswa .................................................................... 48
Tabel 3.6 Kualifikasi Reliabilitas .................................................................................. 52
Tabel 3.7 Konversi Data Kuantitatif Ke Data Kualitatif............................................... 54
Tabel 3.8 Hasil Konversi skala lima ............................................................................. 56
Tabel 4.1 Rekapitulasi Hasil Wawancara Guru ............................................................ 63
Tabel 4.2 Rekapitulasi Hasil Wawancara Siswa ........................................................... 65
Tabel 4.3 Hasil Validasi Buku Guru ............................................................................. 79
Tabel 4.4 Hasil Validasi Buku Siswa ............................................................................ 80
Tabel 4.5 Rekapitulasi Validitas Soal ........................................................................... 88
Tabel 4.6 Rekapitulasi Reliabilitas Soal ....................................................................... 89
Tabel 4.7 Hasil pretest dan posttest .............................................................................. 90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Cover Buku Guru Tampak Depan ............................................................. 12
Gambar 1.2 Cover Buku Siswa Tampak Depan ........................................................... 12
Gambar 2.1 Macam-macam Bangun Ruang ................................................................. 14
Gambar 2.2 Literature map ........................................................................................... 27
Gambar 3.1 Langkah-langkah Penggunaan Metode Research and Development ........ 33
Gambar 3.2 Langkah-langkah Pengembangan Menurut Bord and Gall....................... 35
Gambar 3.3 Tahap Penelitian dan Pengembangan Produk ........................................... 39
Gambar 4.1 Sampul Buku Guru .................................................................................... 69
Gambar 4.2 Sampul Buku Siswa ................................................................................. 69
Gambar 4.3 Petunjuk Buku Guru .................................................................................. 70
Gambar 4.4 Petunjuk Buku Siswa ................................................................................ 71
Gambar 4.5 Daftar Isi .............................................................................................. 72
Gambar 4.6 Karakteristik PMRI: Penggunaan Konteks ............................................... 73
Gambar 4.7 Karakteristik PMRI: Penggunaan Model Konkrit ..................................... 74
Gambar 4.8 Karakteristik Pmri: Penggunaan Model Konkrit (semi konkrit) ............... 75
Gambar 4.9 Karakteristik PMRI: Interaktivitas Siswa ................................................. 76
Gambar 4.10 Karakteristik PMRI: Konstruksi Siswa ................................................... 77
Gambar 4.10 Saran Ahli untuk Penggunaan Kalimat ................................................... 84
Gambar 4.11 Revisi Penggunaan Kalimat .................................................................... 85
Gambar 4.12 Revisi Penggunaan Benda ....................................................................... 86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
1. ADMINISTRASI PENELITIAN
1.1 Surat Ijin Penelitian ....................................................................................... 102
1.2 Surat Untuk Validator ................................................................................... 103
2. INTRUMEN VALIDASI
2.1 Validasi Buku Guru Ahli 1 ............................................................................ 104
2.2 Validasi Buku Guru Ahli2 ............................................................................. 108
2.3 Validasi BukuSiswaAhli 1 ............................................................................. 112
2.4 Validasi BukuSiswaAhli2 .............................................................................. 116
3. UJICOBA LAPANGAN TERBATAS
3.1 Soal dan Kunci Jawaban ................................................................................ 120
3.2 Hasil Validasi Soal ......................................................................................... 125
3.3 Hasil Reliabilitas Soal .................................................................................... 128
3.4 Rencana Program Pembelajaran .................................................................... 129
4. DOKUMENTASI
4.1 Foto Kegiatan Ujicoba ...................................................................................... 133
5. ANALISIS KEBUTUHAN
5.1 Pertanyaan Pengalaman Mengajar ................................................................... 135
5.2 Pertanyaan Kesulitan Belajar ........................................................................... 136
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB 1
PENDAHULUAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai (1) latar belakang, (2) identifikasi
masalah, (3) batasan masalah (4), rumusan masalah, (5) tujuan penelitian, (6)
manfaat penelitian, (7) spesifikasi produk yang dikembangkan dan (8) definisi
operasional.
1.1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah proses perubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau
kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran
dan pelatihan, proses, cara, perbuatan mendidik (Pusat Bahasa Departemen
Pendidikan Nasional, 2002: 263). Pendidikan sebenarnya merupakan suatu
rangkaian peristiwa yang kompleks. Peristiwa tersebut merupakan rangkaian
kegiatan komunikasi antar manusia sehingga manusia itu bertumbuh sebagai
pribadi yang utuh (Hudojo, 1988: 1). Kebutuhan siswa antara lain adalah
memperoleh pendidikan untuk mencapai prestasi tertentu demi mempersiapkan
diri mereka kelak hidup bermasyarakat. Salah satu upaya untuk memberikan
pendidikan adalah melalui sekolah. Sekolah memberikan pendidikan untuk
membantu siswa dalam memperoleh prestasi belajar dan pengalaman berharga
sebagai bekal hidup bermasyarakat melalui kegiatan belajar (Ahmadi, 2014: 82).
Salah satu mata pelajaran wajib yang diajarkan di SD adalah pelajaran
Matematika. Matematika adalah bahasa numerik yang melambangkan serangkaian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
hitungan dari pertanyaan yang ingin disampaikan (Wahana, 2010: 115). Fungsi
dari mata pelajaran matematika adalah sebagai alat, pola pikir, dan ilmu atau
pengetahuan. Tujuan diberikannya matematika di jenjang sekolah dasar adalah 1)
menumbuhkan dan mengembangkan keterampilan berhitung (menggunakan
bilangan) sebagai alat dalam kehidupan sehari-hari, 2) menumbuhkan kemampuan
siswa yang dapat dialihgunakan melalui kegiatan matematika, 3) membentuk
sikapp logis, kritis, cermat, kreatif dan disiplin. Kemampuan yang dapat
dialihgunakan tidak hanya kemampuan praktis atau kemampuan menerapkan
matematika tetapi juga kemampuan berpikir secara matematik dalam menghadapi
masalah (Soedjadi, 2000: 43-44). Matematika diajarkan di sekolah karena
memang berguna, berguna untuk kepentingan matematika itu sendiri dan
memecahkan persoalan dalam masyarakat. Kegunaan matematika dalam
memecahkan persoalan yang ada di dalam masyarakat itu banyak, dengan belajar
matematika siswa dapat berhitung; siswa dapat melakukan pengukuran; siswa
dapat mengumpulkan, mengolah dan menyajikan data;dapat menggunakan
kalkulator dan komputer sehingga perhitungannya lebih cepat dan praktis.
Pembelajaran seharusnya tentang matematika yaitu anak dihadapkan pada
kenyataan sehari-hari yang memuat masalah-masalah matematis yang
berhubungan dengan hitungan sehingga anak dapat memecahkannya.
Tahap perkembangan kognitif anak menurut Piaget, anak usia sekolah dasar
(SD) kelas I berada pada tahap operasional konkret yaitu usia 7 sampai 11 tahun.
Tahapan operasional konkret ditandai dengan pertumbuhan kognitif yang luar
biasa, karena ini masanya bahasa dan penguasaan keterampilan-keterampilan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
dasar anak-anak bertambah cepat. Cara berpikir anak-anak dalam tahapan ini tidak
lagi didominasi oleh persepsi, tetapi anak-anak dapat menggunakan pengalaman
mereka sebagai acuan dan tidak selalu bingung dengan apa yang mereka temui
dan segala hal baru yang mereka pahami. Keabstrakan objek-objek matematika
perlu diupayakan agar dapat diwujudkan secara lebih konkret, sehingga akan
mempermudah siswa memahaminya. Oleh sebab itu pendidik harus dapat memilih
atau menggunakan metode dan media pembelajaran yang sesuai dengan tahap
perkembangan anak yaitu konkret. Dengan demikian pembelajaran matematika
yang seharusnya dapat sesuai dengan tujuan dari pembelajaran matematika, dan
sesuai dengan tahap perkembangan anak SD yaitu operasional konkret sehingga
siswa merasa tertarik dan mampu mengikuti proses kegiatan pembelajaran dengan
aktif. Di samping itu pembelajaran matematika yang konkret juga akan terasa
lebih nyata bagi siswa.
Masalah utama dalam pendidikan Matematika adalah “Mengapa murid yang
tidak dapat atau tidak mau belajar matematika meskipun kurikulum yang mereka
tempuh menuntut mereka belajar matematika”. Menurut pengalaman mengajar 3
bulan di SDN Plaosan 1 (PPL), ketika pembelajaran matematika berlangsung
tidak jarang ada anak yang asik bermain sendiri, mengantuk bahkan ada yang
membuat keributan dengan mengganggu teman-temannya. Pembelajaran
berlangsung dengan menggunakan buku dan LKS tanpa media konkret. Buku
referensi yang digunakan guru selama proses belajar mengajar matematika di
kelas menggunakan buku BSE dan tambahan materi dari sumber lain misalkan
internet, dan untuk menambah pemahaman siswa menggunakan LKS. Namun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
yang terjadi selama di kelas anak-anak masih kurang berminat dalam membaca
buku maupun LKS yang dibagikan oleh guru. Buku pegangan menjadi salah satu
daya tarik belajar bagi siswa. Salah satu siswa kelas I SDN Plaosan 1 mengatakan
bahwa,
“Buku yang aku miliki hanya LKS sedangkan buku paket hanya ada di sekolah
tidak boleh dibawa pulang, bukunya juga tidak menarik banyak tulisannya, malas
jadinya buat baca buku” (Komunikasi pribadi, 5 November 2016).
Berdasarkan hasil analisis kebutuhan yang telah dilakukan peneliti kepada
empat guru kelas I SD di empat sekolah dasar daerah Sleman Barat yang meliputi
SDN Plaosan 1, SDN Plaosan 2, SDN Susukan, dan SDK Jetis Depok, ada
permasalahan mengenai pembelajaran matematika di sekolah dasar. Menurut hasil
wawancara analisis kebutuhun di sekolah dasar, salah satu guru mengatakan:
“Matematika untuk kelas I itu tidak terlalu sulit, kesulitan secara umum sering
terjadi jika anak melakukan kegiatan diskusi kelompok, anak cenderung
berbicara di luar konteks diskusi, namun ada hal yang lebih menyenangkan bagi
anak ketika belajar matematika yaitu ketika mereka belajar menggunakan benda-
benda konkrit yang membuat anak melakukan banyak aktivitas gerak.”
(Komunikasi Pribadi, 5 November 2016).
Peneliti juga menanyakan materi yang dianggap sulit bagi siswa terkait
penggunaan barang-barang nyata selama pembelajaran berlangsung. Siswa
mengatakan bahwa,
“Matematika itu yang sulit adalah pengurangan, kalau yang membingungkan
itu adalah bangun ruang, bedanya balok sama kubus aku bingung kalau tidak
menggunakan barang soalnya bentuknya sama di gambar”.
Selain itu menurut pendapat para guru, tidak semua materi dapat dipelajari
dengan menggunakan benda konkrit. Selain karena keterbatasan alat peraga, para
guru harus pandai-pandai memilih benda-benda sekitar untuk dapat digunakan
sebagai media pembelajaran yang tepat. Guru kelas I SDN Plaosan 2 mengatakan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
“Alat peraga hanya digunakan beberapa materi saja mbak, tidak semua
materi karena keterbatasan waktu di samping itu juga saya kerepotan kalau harus
setiap saat menggunakan benda-benda konkrit, selain itu buku-buku pegangan
kami juga belum sepenuhya bersifat kontekstual jadi saya kerepotan untuk
memilih dan menemukan benda-benda secara nyata yang sesuai dengan materi”.
Salah satu cara yang menjanjikan keberhasilan untuk memecahkan masalah
utama yaitu mengubah citra matematika sebagai sekumpulan konsep menjadi
matematika sebagai kegiatan murid untuk memecahkan masalah-masalah dari
dunia kehidupan atau alam pikiran murid-murid sendiri (Suryanto, 2010: 6).
Pendidikan matematika yang berdasarkan paham matematika sebagai
kegiatan manusia adalah Realistic Mathematics Education (Suryanto, 2010: 6).
Realistic Mathematic Education (RME) telah lama dikembangkan di Belanda
sejak tahun 1970-an dengan berlandaskan pada filosofi matematika sebagai
aktivitas manusia (mathematics as human activity) yang dicetuskan Hans
Freudenthal (Wijaya, 2012: 3). Realistic Mathematic Education (RME) mengacu
pada pendapat Freudenthal yang mengatakan bahwa matematika harus dikaitkan
dengan realitas dan matematika merupakan aktivitas manusia, berarti harus dekat
dengan anak dan relevan dengan situasi sehari-hari (Shoimin, 2014: 147). Bahan
pelajaran hendaknya diatur sedemikian rupa sehingga para siswa berpeluang
menemukan kembali matematika atau rumus-rumus matematika. Ini menuntut
inisiatif dan kreativitas dari siswa, membuat siswa menjadi pembelajar yang aktif
(Suryanto, 2010: 14). Suatu ilmu pengetahuan akan bermakna bagi pembelajar
jika proses belajar melibatkan masalah realistik (Freudenthal dalam Wijaya, 2012:
3). Prinsip utama dalam belajar mengajar yang berdasarkan pada pengajaran
realistik adalah 1) Constructing and Concretizing, 2) Levels and Models, 3)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Reflection and Special Assignment, 4) Social Context and Interaction, 5)
Structuring and intertwining. Berdasarkan situasi realistik siswa didorong untuk
mengonstruksi sendiri masalah realistik karena masalah yang dikonstruksi oleh
siswa akan menarik siswa lain untuk memecahkannya (Shoimin, 2014: 149).
Di Indonesia, Realistic Mathematic Education (RME) sudah mulai
diterapkan dengan nama Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI)
sejak tahun 2001. PMRI dikembangkan oleh Institut Pengembang PMRI yang
diketuai oleh Prof. Dr. R. K Sembiring dengan melibatkan empat universitas di
Indonesia yaitu, Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Negeri Surabaya,
Universitas Pendidikan Indonesia dan Universitas Sanata Dharma (Wijaya, 2012:
3). Gerakan PMRI adalah suatu upaya meningkatkan mutu pembelajaran
matematika di sekolah. Gerakan ini mengadaptasi Realistic Mathematic
Education (RME) berdasarkan paham bahwa matematika di sekolah harus
diajarkan sebagai kegiatan manusia bukan sebagai produk jadi yang siap pakai.
Pendidikan Matematika Realistik Indonesia merupakan suatu inovasi dalam
pembelajaran matematika. Bagi sebagian besar guru matematika di Indonesia teori
pembelajaran yang menekankan pada penggunaan soal-soal kontekstual dan
memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan eksplorasi terhadap soal-
soal tersebut untuk mengembangkan pengetahuan mereka (Suryanto, 2010: 7-10).
Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) sesuai dengan
pembelajaran matematika yang seharusnya, karena dalam pendekatan PMRI
kegiatan pembelajarannya menggunakan konteks; konteks yang dimaksud adalah
sesuatu yang dapat dibayangkan atau dipikirkan oleh siswa (tidak harus nyata),
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
selain itu model yang digunakan dalam pendekatan PMRI adalah benda-benda
yang dekat dengan anak dan bersifat konkret.
Berkaitan dengan permasalahan hasil analisis kebutuhan yang telah
dipaparkan tersebut di atas, maka peneliti akan melakukan suatu penelitan terkait
pengembangan suatu media pembelajaran yang berbentuk buku ajar kontekstual;
untuk membantu siswa kelas I di sekolah dasar dalam memahami materi bangun
ruang agar siswa dapat belajar secara realistik. Penelitian ini menggunakan
metode Research and Development (R&D) dengan judul “Pengembangan Buku
Guru dan Buku Siswa Mata Pelajaran Matematika Kelas I Sekolah Dasar dengan
Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia”. Pendidikan Matematika
Realistik Indonesia selanjutnya akan disingkat menjadi PMRI. Penelitian dibatasi
oleh mata pelajaran matematika materi bangun ruang SK 3. Mengelompokkan
benda benda berdasarkan bentuk bangun ruang, KD 3.1 Mengenal bermacam-
macam bangun ruang (balok, kubus, tabung, bola dan kerucut) untuk kelas I
semester 1 tahun ajaran 2016/2017 di Sekolah Dasar Negeri Plaosan I dengan
menggunakan pendekatan PMRI.
1.2. Identifikasi Masalah
Permasalahan yang ada dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Dilihat dari hasil analisis kebutuhan melalui wawancara kepada guru
kelas 1, ditemukan adanya keterbatasan buku pegangan yang digunakan
guru dalam mengajar matematika secara konkret.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
2. Pembelajaran matematika terasa membosankan, karena kegiatan atau
aktivitas pembelajaran tidak membuat siswa aktif menemukan dan
memecahkan persoalan matematika.
1.3 Batasan Masalah
Penelitian ini dibatasi hanya pada pengembangan buku guru dan buku siswa
mata pelajaran matematika materi bangun ruang kelas I sekolah dasar dengan
menggunakan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI).
1.4 Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses pengembangan buku guru dan buku siswa mata
pelajaran matematika kelas I sekolah dasar dengan pendekatan
Pendidikan Matematika Realistik Indonesia?
2. Bagaimana kualitas buku guru dan buku siswa mata pelajaran
matematika kelas I sekolah dasar dengan pendekatan Pendidikan
Matematika Realistik Indonesia?
1.5 Tujuan Penelitian
1. Mendeskripsikan proses pengembangan buku guru dan buku siswa mata
pelajaran matematika kelas I sekolah dasar dengan pendekatan
Pendidikan Matematika Realistik Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
2. Mendeskripsikan kualitas buku guru dan buku siswa mata pelajaran
matematika kelas I sekolah dasar dengan pendekatan Pendidikan
Matematika Realistik Indonesia menurut pakar matematika.
1.6 Manfaat Penelitian
1. Bagi Siswa
Siswa mampu mengembangkan kemampuan berpikir dari konkret
menuju abstrak secara bertahap dalam dirinya selama proses
pembelajaran di kelas, selain itu juga siswa akan lebih mudah memahami
materi yang dipelajari.
2. Bagi Guru
Guru mempunyai tambahan referensi buku pegangan yang dapat
membantu guru agar lebih mudah dalam menyampaikan materi
pembelajaran dengan menggunakan benda-benda konkrit dan kegiatan
yang lebih mendorong keaktifan siswa.
3. Bagi Peneliti
Peneliti mendapat pengalaman berharga mengenai kebutuhan pendukung
proses pembelajaran bagi siswa dan guru di sekolah.
1.7 Definisi Operasional
1. Matematika adalah ilmu ilmu pengetahuan tentang bilangan yang
melambangkan serangkaian hitungan dengan numerik atau angka
yang berfungsi sebagai sebagai alat, pola pikir, dan ilmu atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
pengetahuan yang dapat digunakan untuk membantu siswa
menyelesaikan masalah matematika dalam kehidupan sehari-hari.
2. Bangun Ruang adalah bangun matematika yang memiliki ruang dan
dibatasi oleh sisi dengan jumlah tertentu sehingga menghasilkan
bentuk yang bermacam-macam sesuai jumlah sisi.
3. Siswa SD adalah anak-anak sekolah dasar yang berusia sekitar 7-11
tahun yang aktif belajar pada suatu lembaga formal.
4. Pendekatan PMRI adalah pendekatan untuk pembelajaran
matematika dengan menekankan keaktifan siswa mencari,
menemukan dan memecahkan masalah dengan memberi pengalaman
langsung kepada anak serta mengkaitkan pada kehidupan anak
sehari-hari, sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna.
5. Buku Guru adalah petunjuk penggunaan buku siswa dan sebagai
acuan pembelajaran di kelas.
6. Buku Siswa adalah buku panduan sekaligus buku aktivitas yang akan
memudahkan paa siswa terlibat aktif dalam pembelajaran.
1.8 Spesifikasi produk
Produk yang dihasilkan dalam penelitian dan pengembangan ini
adalah buku siswa dan buku guru. Berikut spesifikasi buku guru dan buku
siswa yang meliputi:
1. Pendekatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Buku guru dan buku siswa didesain menggunakan pendekatan
Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) yang memuat lima
karakteristik PMRI yaitu penggunaan konteks, penggunaan model,
interaktivitas siswa, konstruksi siswa dan keterkaitan. Pengembangan
buku guru dan buku siswa tidak mengacu pada salah satu kurikulum
sehingga dapat digunakan untuk sekolah yang menggunakan Kurikulum
2013 maupun Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
2. Cover
Cover buku guru bagian depan dan belakang berwarna hijau tosca
gradasi hijau muda, sedangkan cover buku siswa bagian depan dan
belakang berwarna biru gradasi putih gelap. Komponen dalam cover
meliputi nama penulis, sasaran buku yaitu guru dan siswa kelas 1, judul
buku, gambar bangun ruang yang merupakan gambaran materi dalam
buku, dan pendekatan yang digunakan dalam buku dituliskan di bagian
bawah yaitu PMRI.
3. Isi
Buku guru dan buku siswa disusun secara terpisah, namun edua buku
sama-sama berisi tentang materi bangun ruang untuk kelas 1 sekolah
dasar. Buku siswa berisi materi tentang bangun ruang yang dikemas dalam
kegiatan-kegiatan sederhana untuk dilakukan siswa baik secara individu
maupun kelompok. Buku guru berisi kegiatan-kegiatan yang disertai
petunjuk dan langkah-langkah kegiatan serta alat-alat maupun bahan yang
perlu disiapkan oleh guru dalam mengajar dengan pendekatan PMRI.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Kedua buku memiliki petunjuk penggunaan masing-masing buku, untuk
mempermudah penggunaan buku. Selain itu juga disertai dengan daftar isi
untuk memudahkan mencari halaman suatu materi atau kegiatan. Gambar-
gambar yang disediakan di dalam buku penuh dengan warna, dan juga
gambar benda-bendanya sangat sederhana dan sering dijumpai oleh anak-
anak di sekitar mereka.
4. Ukuran
Buku guru dan buku siswa mempunyai ukuran yang sama yaitu lebar
21 cm, panjang 29,02 cm dan memiliki ketebalan 0,3 cm. Jadi kedua buku
memiliki ukuran 21 cm x 29,02 cm x 0,3 cm.
Berikut ini adalah gambar cover buku guru dan buku siswa tampak depan.
Gambar 1.1 Buku Guru Gambar 1.2 Buku Siswa
21 cm 21 cm
29,02 cm
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
BAB 2
LANDASAN TEORI
Pada bagian ini akan membahas mengenai tinjauan teori, penelitian yang
relevan, kerangka berfikir, dan pertanyaan penelitian.
2.1 Teori yang Mendukung
2.1.1 Pengertian Matematika
Salah satu mata pelajaran wajib yang dipelajari oleh siswa sekolah dasar
adalah matematika. Matematika adalah bahasa numerik yang melambangkan
serangkaian hitungan dari pertanyaan yang ingin disampaikan (Wahana, 2010:
115). Matematika adalah pengetahuan tentang bilangan dan kalkulasi (Soedjadi,
2000: 11). Fungsi dari mata pelajaran matematika adalah sebagai alat, pola pikir,
dan ilmu atau pengetahuan. Pertama, fungsi sebagai alat artinya matematika
sebagai penghubung suatu informasi tertentu. Informasi yang dihubungkan dalam
matematika seperti melalui tabel dalam model matematika. Kedua, fungsi sebagai
pola pikir artinya matematika dapat membentuk pola pikir dalam memahami suatu
pengertian dan penalaran tertentu. Ketiga, fungsi sebagai ilmu atau pengetahuan,
artinya matematika selalu mencari kebenaran serta meralatnya sebagai usaha
mengembangkan pengetahuan. Mempelajari matematika berarti belajar secara
terus menerus karena kebenaran atas pengetahuan matematika akan terus
berkembang (Ferryansyah, 2011: 237).
Pembelajaran matematika yang diharapkan di sekolah dasar merupakan
pembelajaran yang menyenangkan dan menghadapkan anak dengan kehidupan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
nyata, serta dapat membantu siswa dalam menyelesaikan masalah hitungan
matematika. Objek-objek matematika perlu diwujudkan secara lebih konkret,
sehingga memudahkan siswa dalam memahaminya (Soedjadi, 2000: 7). Hal-hal
yang bersifat abstrak dan sulit dibayangkan oleh siswa dapat dibantu dengan
media pembelajaran yang ditemukan di lingkungan sekitar siswa. Pembelajaran
yang terjadi juga menciptakan suatu interaktivitas, sehingga setiap siswa dapat
terlibat aktif di dalamnya. Tujuan dari pembelajaran matematika di sekolah dasar
adalah 1)menumbuhkan dan mengembangkan keterampilan berhitung
(menggunakan bilangan) sebagai alat dalam kehidupan sehari-hari,
2)menumbuhkan kemampuan siswa yang dapat dialihgunakan melalui kegiatan
matematika, 3)membentuk sikap logis, kritis, cermat, kreatif dan disiplin
(Soedjadi, 2000: 44).
Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa matematika adalah ilmu
pengetahuan tentang bilangan yang melambangkan serangkaian hitungan dengan
numerik atau angka yang berfungsi sebagai sebagai alat, pola pikir, dan ilmu atau
pengetahuan yang dapat digunakan untuk membantu siswa menyelesaikan
masalah matematika dalam kehidupan sehari-hari.
2.1.4.1 Bangun Ruang
Bangun ruang disebut juga bangun tiga dimensi. Bangun ruang adalah
bangun matematika yang mempunyai isi atau volume. Bangun ruang merupakan
sebuah bangun yang memiliki ruang yang dibatasi oleh beberapa sisi. Jumlah dan
model sisi yang membatasi bangun tersebut menentukan nama dan bentuk bangun
tersebut. Macam-macam bangun ruang sederhana meliputi 1)Balok, 2)Kubus, 3)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Tabung, 4)Bola dan 5)Kerucut. Berikut ini pengelompokkan bangun ruang
sederhana.
1. Bangun Ruang Balok
Ana sedang melipat baju, baju yang ia lipat dimasukkan ke dalam almari.
Almari merupakan contoh bangun ruang balok. Benda lain yang berbentuk
balok adalah penghapus, buku, kulkas.
2. Bangun Ruang Kubus
Adik setiap pagi minum susu. Susu yang ia minum adalah susu kaleng.
Kaleng bekas susu merupakan contoh bangun ruang tabung. Benda lain
yang berbentuk tabung adalah celengan, kaleng roti, kaleng minuman.
3. Bangun Ruang Bola 2
Olahraga baik untuk kesehatan. Ada berbagai permainan dalam olahraga,
misalnya kasti. Bola kasti merupaka contoh bangun ruang bola. Benda lain
yang berbentuk bola adalah bola basket, bola voli, kelereng, globe.
4. Bangun Ruang Kubus
Bermain ular tangga menggunakan dadu. Cara bermainnya dengan
mengocok dadu. Dadu merupakan contoh bangu ruang kubus. Benda lain
yang berbentuk kubus adalah rubik, kotak tisu.
5. Bangun Ruang Kerucut
Es krim ada berbagai macam bentuknya. Waffle es krim yang berbentuk
lancip merupakan contoh bangun ruang kerucut. Benda lain yang
berbentuk kerucut adalah topi ulangtahun, gunung, tumpeng.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Gambar 2.1 Macam-macam Bangun Ruang
Dilihat dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa bangun ruang
adalah bangun matematika yang memiliki ruang dan dibatasi oleh sisi dengna
jumlah tertentu sehingga menghasilkan bentuk yang bermacam-macam sesuai
jumlah sisi.
2.1.2 Tahap Perkembangan Anak
Perkembangan dapat diartikan sebagai proses perubahan kuantitatif dan
kualitatif individu dalam rentang kehidupannya, mulai dari masa konsepsi, masa
bayi, masa kanak-kanak, masa anak, masa remaja, sampai masa dewasa (Yusuf &
Sugandhi, 2011: 1). Perkembangan dapat diartikan sebagai suatu proses
perubahan dalam diri individu atau organisme, baik fisik (jasmaniah) maupun
psikis (rohaniah) menuju tingkat kedewasaan atau kematangan yang berlangsung
secara sistematis, progresif dan berkesinambungan (Yusuf & Sugandhi, 2011: 1).
. Piaget menyebutkan bahwa perkembangan kognitif anak-anak berjalan
melalui sebuah rangkaian tetap (Schunk, 2012: 332). Pola operasi yang dapat
dilakukan anak-anak dapat dikatakan sebagai sebuah level atau tahapan. Beberapa
tahapan yang dikemukakan Piaget adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
1. Tahap Sensorimotor
Pada tahapan ini anak berusia dari lahir sampai 2 tahun, dalam tahapan ini
tindakan-tindakan anak secara spontan dan menunjukkan usaha untuk memahami
dunia. Pemahaman bersumber dari tindakan di saat sekarang.
2. Tahap Pra-operasional
Usia anak dalam tahapan ini adalah 2-7 tahun. Pada tahapan ini anak-anak
mampu membayangkan masa mendatang dan berpikir tentang masa yang telah
lewat, meskipun persepsi mereka masih sangat berorientasi pada masa sekarang.
Anak-anak pada tahapan pra-operasional memperlihatkan ireversibilitas, yaitu
ketika sesuatu telah dilakukan, sesuatu tersebut tidak dapat diubah. Mereka
kesulitan untuk membedakan antara fantasi dan kenyataan. Tahapan ini adalah
periode perkembangan bahasa yang pesat. Karakteristik lainnya adalah anak-anak
menyadari bahwa orang-orang lain mungkin berpikir dan merasakan hal yang
berbeda de ngan yang mereka pikirkan dan rasakan.
3. Tahap Operasional Konkret
Usia anak dalam tahapan ini adalah 7 sampai 12 tahun. Tahapan
Operasional Konkret ditandai dengan pertumbuhan kognitif yang luar biasa dan
merupakan tahapan formatif dalam pendidikan sekolah, karena ini masanya
bahasa dan penguasaan ketrampilan-ketrampilan dasar anak-anak bertambah cepat
secara dramatis. Cara berpikir anak-anak dalam tahapan ini tidak lagi didominasi
oleh persepsi, anak-anak dapat menggunakan pengalaman mereka sebagai acuan
dan tidak selalu bingung dengan apa yang mereka pahami.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
4. Tahap Operasional Formal
Usia anak dalam tahapan operasional formal adalah 12 tahun sampai
dewasa. Tahapan operasional formal mengembangkan pikiran operasional
konkret. Pikiran anak-anak pada tahapan ini tidak lagi hanya terfokus pada hal-hal
yang dapat dilihat, anak-anak mampu berpikir tentang situasi-situasi hipotesis atau
pengandaian. Egosentrisme muncul pada diri remaja dimana mereka
membandingkan antara kenyataan dan kondisi ideal sehingga mereka sering
memperlihatkan cara berpikir yang idealistik.
Dalam belajar, menurut Piaget struktur kognitif yang dimiliki seseorang
terjadi karena proses asimilasi dan akomodasi. Asimilasi adalah proses
mendapatkan informasi dan pengalaman baru yang langsung menyatu dengan
struktur mental yang sudah dimiliki seseorang. Adapun akomodasi adalah proses
menstruktur kembali mental sebagai akibat adanya informasi dan pengalaman
baru (Hudojo, 1988: 47). Jadi belajar tidak hanya menerima informasi dan
pengalaman lama yang dimiliki anak didik untuk mengakomodasikan informasi
dan pengalaman baru. Oleh sebab itu yang perlu diperhatikan pada tahap
operasional konkret adalah pembelajaran yang didasarkan pada benda-benda
konkret agar mempermudah anak didik dalam memahami konsep-konsep
matematika. Hal ini yang mendukung peneliti untuk melakukan penelitian
pembelajaran matematika menggunakan pendekatan PMRI.
Penelitian ini menggunakan teori perkembangan kognitif dari Piaget
sebagai dasar untuk menentukan metode pembelajaran yang sesuai dengan usia
anak Sekolah Dasar. Teori ini memberi pedoman bagi peneliti untuk menerapkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
metode pembelajaran yang menyediakan kegiatan-kegiatan nyata. Anak pada
tahap operasional konkret membutuhkan kegiatan-kegiatan yang langsung
melibatkan dirinya pada objek-objek nyata untuk memahami lingkungannya.
Berdasarkan tahap perkembangan kognitif anak menurut Piaget, anak usia
Sekolah Dasar (SD) kelas I berada pada tahap operasional konkret yaitu usia 7
sampai 12 tahun. Anak usia Sekolah Dasar sudah memiliki kemampuan untuk
berpikir melalui urutan sebab akibat dan mulai mengenali banyaknya cara yang
bisa ditempuh dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya.
2.1.3 Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI)
Matematika selalu dihadapi secara nyata oleh setiap orang dalam
kehidupan sehari-hari. Matematika merupakan bentuk aktivitas manusia
melandasi pengembangan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia. Aktivitas
manusia dalam kesehariannya tidak pernah lepas dengan masalah hitungan,
sehingga hal tersebut yang melandasi adanya Pendidikan Matematika Realistik
Indonesia (Freudenthal dalam Wijaya, 2012: 20). Menurut Freudenthal, aktivitas
pokok yang dilakukan dalam RME meliputi menemukan masalah dan soal
kontekstual, memecahkan masalah, menata materi dan bahan ajar.
Banyak yang mengartikan kata “realistik” sebagai “real-world” yang
berarti dunia nyata dan beranggapan bahwa PMRI merupakan pendekatan
pembelajaran matematika yang selalu menggunakan masalah sehari-hari. Van den
Heuvel-Panhuizen mengungkapkan penggunaan kata realistik tidak sekedar
menunjukkan adanya suatu koneksi dengan dunia nyata, tetapi lebih mengacu
pada fokus pendidikan matematika realistik dalam menempatkan penggunaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
penekanan suatu situasi yang bisa dibayangkan siswa (Wijaya, 2012: 20).
Permasalahan yang terdapat pada PMRI bukan hanya sekedar permasalahan yang
memang senyatanya ada dan dihadapi oleh siswa, namun permasalahan tersebut
dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari dan dapat dibayangkan oleh siswa.
Jadi, pendekatan PMRI merupakan pendekatan pembelajaran pada matematika
yang menggunakan situasi nyata dalam kehidupan sehari-hari.
2.1.3.1 Sejarah Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI)
Pada tahun 1970-an, universitas Utrecht, yang memiliki lembaga penelitian
tentang pendidikan matematika, melakukan upaya pembaharuan pendidikan
matematika yang dipelopori oleh Hans Freudental. Lembaga tersebut diberi nama
dengan Freudental Institute, dan karya pembaharuannya diberi nama dengan
“Realistic Mathematics Education (RME)” yang bertumpu pada realitas dalam
kehidupan sehari-hari (Suryanto, 2010: 37). Realistic Mathematics Education
(RME) merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran matematika di Belanda.
Indonesia adalah satu negara yang mengadaptasi Realistics Mathematics
Educations (RME) dan memberi nama Pendidikan Matematika Realistik
Indonesia (PMRI). PMRI awalnya terbentuk sebagai usaha sekelompok pendidik
matematika yang peduli terhadap masalah pendidikan matematika. Kerjasama
matematika antara Belanda dengan Indonesia dimulai pada tahun 1990-an
(Suryanto, 2010: 13). PMRI mulai dikenalkan dan diuji coba pada tahun 2000.
Hasil yang diperoleh sangat mengagumkan. Ketakutan guru pada penurunan hasil
ternyata tidak terbukti. Suasana belajar yang tidak membuat tegang terlihat pada
pembelajaran matematika. Guru pun merasa tertantang dengan penggunaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
kreativitas dan inisiatif mereka dalam mengajar. Rasa percaya diri dan kerjasama
antara siswa dengan guru juga membuat pembelajaran lebih bermakna. Akhirnya
pada tahun 2011, nama Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) lahir
sebagai suatu gerakan peduli matematika yang mengusahakan peningkatan
kualitas pendidikan matematika di Indonesia (Suryanto, 2010: 14). Pendidikan
Matematika Realistik Indonesia (PMRI) kini mulai dikenal oleh dunia pendidikan
sebagai salah satu pendekatan belajar yang digunakan dalam mata pelajaran
matematika.
Dari penjelasan terkait dengan PMRI di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
Pendekatan PMRI adalah pendekatan untuk pembelajaran matematika dengan
menekankan keaktifan siswa mencari, menemukan dan memecahkan masalah
dengan memberi pengalaman langsung kepada anak serta mengkaitkan pada
kehidupan anak sehari-hari, sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna.
2.1.3.2 Prinsip Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI)
PMRI mengadaptasi tiga prinsip dari RME seperti yang diungkapkan oleh
Gravemeijer (Marpaung, 2008: 4) yaitu meliputi “Guide reinvention and
progressive mathematization, didactical phenomenology, and from informal to
formal mathematics.”
Prinsip pertama yaitu guide reinvention (penemuan kembali secara
terbimbing) merupakan penekanan terhadap penemuan kembali secara terbimbing
melalui masalah-masalah kontekstual yang dapat dipahami oleh siswa (Suryanto,
2010: 41). Progressive mathematization (matematisasi progesif) adalah pemberian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
penekanan pada pematematikaan yang dapat diartikan sebagai upaya untuk
mengarahkan ke pemikiran matematis.
Prinsip kedua yaitu didactical phenomenology (fenomenologi didaktis) yang
menekankan penekanan pada pembelajaran yang mendidik serta memberikan
pengenalan terhadap topik-topik matematika pada siswa. Hal ini selaras dengan
tujuan pembelajaran PMRI yaitu menciptakan pengalaman belajar yang bermakna
dan sikap positif terhadap matematika pada anak (Gravemeijer dalam Marpaung,
2008: 4)
Prinsip ketiga yaitu from informal to formal mathematics (dari matematika
formal ke matematika informal) yang menunjukan adanya fungsi jembatan berupa
model. PMRI berpangkal pada masalah kontekstual yang mampu membuat siswa
mengembangkan model belajarnya sendiri. Model yang masih mirip dengan
masalah kontekstual disebut dengan matematika informal. (Gravemeijer dalam
Marpaung, 2008: 4).
Dapat disimpulkan bahwa PMRI memiliki tiga prinsip, yang mengadaptasi
dari RME yaitu 1) penemuan kembali secara terbimbing; merupakan penekanan
terhadap penemuan secara terbimbing melalui masalah kontekstual yang dapat
dipahami oleh siswa, 2) fenomenologi didaktis; menekankan pada pembelajaran
yang mendidik serta memberikan pengenalan terhadap topik-topik matematika
pada siswa, 3) dari matematika formal ke informal; menunjukan adanya jembatan
berupa model yang membuat siswa mengembangkan model belajarnya sendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
2.1.3.3 Karakteristik PMRI (Pendidikan Matematika Realistik Indonesia)
Pendidikan Matematika Realistik Indonesia mempunyai 5 karakteristik yang
dikemukakan oleh Treffers (1987). Lima karakteristik PMRI itu adalah
penggunaan konteks, penggunaan model, kontruksi siswa, interaktivitas dan
keterkaitan.
a. Penggunaan konteks
Karakteristik pertama PMRI yaitu penggunaan konteks. Konteks
tidak harus berupa masalah dunia nyata namun bisa dalam bentuk
permainan, penggunaan alat peraga, atau situasi lain selama hal tersebut
bermakna dan bisa dibayangkan dalam pikiran siswa. Melalui penggunaan
konteks siswa dilibatkan secara aktif untuk melakukan kegiiatan eksplorasi
permasalahan (Wijaya, 2012: 21).
b. Penggunaan Model
Karakteristik kedua yaitu penggunaan model. Model berfungsi
untuk menjembatani pengetahuan dan matematika tingkat konkret menuju
matematika tingkat formal (Wijaya, 2012: 22). Model yang dimaksud
adalah benda konkret ataupun semi konkret seperti gambar dan skema.
Penggunaan model tidak harus berupa benda yang menjadi media dengan
harga mahal, tetapi cukup menggunakan benda di sekitar yang mampu
dimanfaatkan sedemikian rupa (Siswono, 2006: 5).
c. Konstruksi atau Kontribusi Siswa
Karakteristik ketiga merupakan kontruksi siswa. Dalam
pembelajaran perlu sekali diperhatikan sumbangan atau kontribusi siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
yang berupa ide, variasi jawab atau variasi pemecahan masalah (Suryanto,
2010: 44). Siswa memiliki kebebasan untuk mengembangkan strategi
pemecahan masalah sehingga diharapkan akan diperoleh strategi yang
bervariasi. Karakteristik ini tidak hanya bermanfaat dalam membantu
siswa memahami konsep matematika, tetapi juga sekaligus
mengembangkan aktivitas dan kreativitas (Wijaya, 2012: 22).
d. Interaktivitas
Karakteristik yang keempat adalah adanya interaktivitas yang
merupakan proses sosial dalam pembelajaran. Dalam pembelajaran jelas
bahwa sangat diperlukan adanya interaksi baik antara siswa dan siswa,
siswa dan guru, Interaksi mungkin terjadi antara siswa dan sarana, antara
siswa dengan matematika atau lingkungan (Suryanto, 2010: 45).
e. Keterkaitan
Karakteristik lima adalah keterkaitan antar konsep matematika.
Keterkaitan dalam pelajaran matematika mampu mengenalkan dan
membangun lebih dari satu konsep matematika secara bersama walaupun
tetap ada konsep yang mendominasi (Wijaya, 2012: 23). Matematika
adalah suatu ilmu yang terstruktur dengan konsistensi yang ketat.
Keterkaitan antara topik dan konsepnya sangat kuat sehingga sangat
dimungkinkan adanya integrasi antara topik-topik.
Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat lima
karakteristik dalam PMRI yaitu 1) penggunaan konteks; konteks yang dimaksud
adalah hal bermakna dan dapat dibayangkan oleh pikiran anak, 2)penggunaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
model; model yang dimaksud adalah benda konkret ataupun semi konkret,
3)konstruksi siswa; kebebasan untuk mengembangkan strategi pemecahan
masalah sehingga diharapkan akan diperoleh strategi yang bervariasi,
4)interaktivitas; interaksi mungkin terjadi antara siswa dan sarana, antara siswa
dengan matematika atau lingkungan, dan 5)keterkaitan; adanya keterkaitan antara
topik dan konsep dalam materi pembelajaran.
2.1.4 Pengertian Buku Ajar
Buku ajar adalah buku teks yang digunakan sebagai rujukan standar pada
mata pelajaran tertentu (Akbar, 2013: 33). Sedangkan menurut Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional no.2 tahun 2008 (dalam Kurniasih dan Sani, 2014: 66)
mengungkapkan bahwa buku teks adalah buku acuan wajib untuk digunakan
dalam satuan pendidikan dasar dan menengah atau perguruan tinggi. Menurut
Akbar (2012: 33), ciri-ciri buku ajar adalah sumber materi ajar, menjadi referensi
buku untuk mata pelajaran tertentu, disusun secara sistematis dan sederhana, dan
disertai petunjuk pembelajaran
Buku ajar yang dikembangkan dalam penelitian ini meliputi dua buku
yaitu buku guru dan buku siswa. Buku Guru adalah petunjuk penggunaan buku
siswa dan sebagai acuan kegiatan pembelajaran di kelas (Kementrian Pendidikan
dan Kebudayaan, 2014). Buku guru merupakan buku pegangan yang digunakan
oleh guru sebagai petunjuk dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran di kelas.
Buku Siswa adalah buku panduan sekaligus buku aktivitas yang akan
memudahkan para siswa terlibat aktif dalam pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Dari pernyataan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa buku ajar yang
terdiri dari buku guru dan buku siswa merupakan buku yang berisi sebuah
panduan pembelajaran yang digunakan oleh guru maupun siswa, yang disusun
sebagai petunjuk pelaksanaan kegiatan pembelajaran di kelas.
2.2 Penelitian yang Relevan
Kusumaningtyas, dkk (2012) meneliti tentang penerapan PMRI terhadap
kemampuan pemecahan masalah matematika berbantuan alat peraga materi
pecahan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil tes belajar peserta
didik aspek kemampuan pemecahan masalah dengan pembelajaran PMRI
berbantuan alat peraga pada materi pecahan mencapai KKM individu sebesar 60
dan KKM klasikal sebesar 75% serta untuk mengetahui rata-rata hasil tes belajar
peserta didik aspek kemampuan pemecahan masalah dengan pembelajaran PMRI
berbantuan alat peraga pada materi pecahan lebh tinggi daripada dengan
menggunakan pembelajaran ekspositori. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
hasil tes belajar peserta didik aspek kemampuan pemecahan masalah dengan
pembelajaran PMRI berbantuan alat peraga pada materi pecahan mencapai KKM
individu sebesar 60% dan KKM klasikal sebesar 75% serta rata-rata hasil tes
belajar peserta didik aspek kemampuan pemecahan masalah dengan pembelajaran
PMRI berbantuan alat peraga pada materi pecahan lebih tinggi daripada dengan
pembelajaran ekspositoris.
Mayasari (2014) meneliti peningkatan kreativitas dan prestasi belajar
matematika siswa kelas III SD Negeri 1 Kebondalem Lor dengan menggunakan
pendekatan PMRI. Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui penerapan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
pendekatan PMRI dalam pembelajaran matematika untuk meningkatkan
kreativitas dan prestasi belajar siswa kelas IIIA SD Negeri 1 Kebondalem Lor.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan dalam 1
siklus. Subjek penelitian adalah siswa kelas IIIA SD Negeri 1 Kebondalem Lor
yang berjumlah 25 siswa. Objek penelitian adalah kreativitas dan prestasi belajar
siswa pada mata pelajaran matematika. Teknik pengumpulan data yang digunakan
adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan
bahwa penggunaan konteks, model, konstruksi siswa, interaktivitas, dan
keterkaitan pada pembelajaran dapat meningkatkan kreativitas dan prestasi
belajar. Kreativitas ditunjukan oleh kemampuan mengemukakan ide, mengajukan
ide yang tidak biasa, menghasilkan ide berdasarkan pemikirannya sendiri, serta
menguraikan ide secara rinci, sedangkan prestasi belajar ditunjukan oleh rata-rata
nilai dan jumlah siswa lulus KKM. Hasil observasi menunjukan adanya
peningkatan rata-rata tiap indikator kreativitas yaitu indikator kelancaran dari 2,84
menjadi 4,64, indikator keluwesan dari 2,32 menjadi 3,67, indikator keaslian dari
1,52 menjadi 2,97, dan indikator keterperincian dari 2,08 menjadi 3,68. Rata-rata
keseluruhan skor kreativitas siswa meningkat dari 8,76 menjadi 14,96. Rata-rata
nilai siswa juga mengalami peningkatan dari 69,9 menjadi 81,36. Persentase
jumlah siswa yang lulus KKM juga meningkat dari 76,5% menjadi 92%.
Pendekatan PMRI terlihat dalam kegiatan pembelajaran yang ditunjukan ketika
melakukan tanya jawab, demonstrasi, bekerja kelompok, dan presentasi. Guru
diharapkan menggunakan pendekatan PMRI dalam pembelajaran matematika agar
meningkatkan kreativitas dan prestasi belajar siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Penelitian yang dilakukan oleh Kurbaita, dkk (2013) ini adalah penelitian
yang bertujuan untuk menghasilkan buku ajar matematika tematik integratif
dengan materi pengukuran benda. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas I SD
IT Al-Furqon yang berjumlah 27 siswa. Metode yang digunakan adalah
pengembangan atau Research and Development. Prototipe buku ajar yang
dikembangkan memiliki efek potensial untuk menggali kemampuan siswa kelas I
SD IT Al-Furqon Palembang. Dapat dilihat dari hasil uji coba, dari empat kali
pertemuan yang dilakukan peneliti rata-rata nilai tes siswa adalah 81,1 dan berada
dalam kategori baik. Ditunjukkan dari hasil tes 9 siswa yaitu (33,3%) termasuk
dalam kategori sangat baik, 11 orang siswa (40,7%) termasuk dalam kategori
baik, 4 orang siswa (14,8%) termasuk dalam kategori cukup dan 3 orang siswa
(11,1%) termasuk dalam kategori kurang.
Janitasari (2016). Pengembangan buku ajar Math-Stories merupakan salah
satu sarana guna membantu memahamkan siswa dalam pembelajaran matematika.
Buku ajar ini dikhususkan untuk siswa kelas V SD/MI, mengenai materi bangun
datar dan bangun ruang. Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan dan
memvalidasi buku ajar Math-Stories materi bangun datar dan bangun ruang
dengan objek siswa kelas V SDN Windurejo II Mojokerto. Jenis penelitian ini
adalah Research and Development atau pengembangan dan penelitian yang
mengacu pada model pengembangan prosedural yang bersifat deskriptif,
dikembangkan oleh Borg and Gall. Hasil dari penelitian pengembangan buku ajar
Math-Stories dalam mata pelajaran matematika kelas V memenuhi kriteria sangat
valid dan hasil uji ahli materi mencapai tingkat kevalidan 95,7 % hasil uji ahli
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
desain mencapai 96%, ahli mata pelajaran mencapai 90.9% dan uji coba lapangan
mencapai 97,5%. Hasil belajar siswa sebelum menggunakan buku dan sesudah
menggunakan buku hasilnya meningkat, hal itu dapat dilihat dari hasil rata-rata
pretest yang hasilnya lebih rendah dibandingkan dengan hasil rata-rata posttest
yaitu rata-rata pretest adalah 62,39 sedangkan untuk rata-rata posttest dalah 84,78.
Dari empat penelitian relevan di atas, dua di antaranya merupakan hasil
penelitian mengenai penggunaan pendekatan PMRI yaitu penerapan pendekatan
PMRI dengan alat peraga, kemudian peningkatan kreativitas dan prestasi siswa
dengan pendekatan PMRI. Sedangkan dua penelitian lainnya merupakan hasil
penelitian mengenai pengembangan buku yaitu pengembangan buku ajar
matematika tematik integratif dan pengembangan buku ajar Math-Stories. Oleh
sebab itu maka dari hasil penelitian yang relevan tersebut, peneliti kemudian
tertarik untuk melakukan penelitian dengan menggabungkan keduanya yaitu
mengenai pengembangan buku dan pendekatan PMRI dengan judul
“Pengembangan Buku Guru dan Buku Siswa Mata Pelajaran Matematika Kelas
Satu Sekolah Dasar Dengan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik
Indonesia”.
Kerangka penelitian relevan tersebut dapat dilihat secara ringkas dalam
literature map berikut ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Bagan 2.1 Literature map
Gambar 2.2 Literature map
Kusumaningtyas (2012)
Penerapan PMRI-Pemecahan
masalah matematika dengan
bantuan alat peraga pecahan
Mayasari (2014)
Peningkatan kreativitas dan prestasi
siswa-Pendekatan PMRI
Janitasari (2016)
Pengembangan buku ajar Math-
Stories-pemahaman matematika
bangun ruang
Kurbaita (2013)
Pengembangan buku ajar-Matematika
tematik integratif materi Pengukuran
berat
Yang diteliti:
Pengembangan buku guru dan buku siswa
mata pelajaran matematika kelas I sekolah
dasar dengan pendekatan PMRI
Penelitian PMRI
Pengembangan Buku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
2.3 Kerangka Berpikir
Matematika adalah Matematika adalah ilmu ilmu pengetahuan tentang
bilangan yang melambangkan serangkaian hitungan dengan numerik atau angka
yang berfungsi sebagai sebagai alat, pola pikir, dan ilmu atau pengetahuan yang
dapat digunakan untuk membantu siswa menyelesaikan masalah matematika
dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran matematika yang seharusnya dapat
sesuai dengan tujuan dari pembelajaran matematika, dan sesuai dengan tahap
perkembangan anak SD yaitu operasional konkret sehingga siswa merasa tertarik
dan mampu mengikuti proses kegiatan pembelajaran dengan aktif. Keabstrakan
objek-objek matematika perlu diupayakan agar dapat diwujudkan secara lebih
konkret, sehingga akan mempermudah siswa memahaminya. Pembelajaran
matematika lebih tepat apabila memberikan pengalaman langsung kepada siswa
sehingga siswa mampu memecahkan permasalahan dengan caranya sendiri
melalui pengalaman yang ada pada kehidupan sehari-hari, sehingga pembelajaran
menjadi menyenangkan.
Pendekatan PMRI dianggap sebagai pendekatan yang paling tepat dalam
pembelajaran matematika karena menekankan kemampuan siswa dalam
menemukan jawabannya sendiri dari suatu pertanyaan melalui serangkaian
kegiatan yang dirancang oleh guru. Terdapat lima karakteristik pada penndekatan
PMRI yang dapat membantu siswa dalam mempelajari pelajaran matematika
supaya menjadi lebih mudah dalam memahami materi. 5 (lima) karakteristik
PMRI tersebut antara lain penggunaan konteks, penggunaan model, kontruksi
siswa, interaktivitas dan keterkaitan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Buku guru dan buku siswa dikembangkan menggunakan pendekatan PMRI
agar dapat menjawab kebutuhan belajar bagi siswa sesuai dengan usia dan tahap
perkembangannya. Melalui buku guru dan buku siswa yang dikembangkan
menggunakan pendekatan PMRI, guru dapat menarik perhatian siswa melalui
kegiatan-kegiatan yang membuat siswa lebih aktif, misalnya kegiatan mengamati
benda nyata atau menemukan benda-benda di sekitarnya. Selain itu, siswa
menjadi lebih mudah dalam memahami materi pembelajaran matematika.
Berdasarkan studi literatur yang dilakukan oleh peneliti terdapat
permasalahan dalam pembelajaran matematika di SD, yaitu materi pembelajaran
matematika di sekolah dasar dianggap terlalu abstrak dan membosankan bagi
siswa. Selain itu minimnya buku pelajaran yang dapat membantu siswa dalam
memahami materi secara konkret. Salah satu materi pembelajaran matematika
yang masih membingungkan bagi siswa ketika belajar tanpa menggunakan benda
konkret adalah materi bangun ruang. Buku yang digunakan untuk kegiatan
belajar belum sepenuhnya menggunakan benda-benda konkret. Oleh karena itu,
dengan adanya pengembangan buku guru dan buku siswa dengan pendekatan
Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) ini, dapat menjadi salah satu
solusi dari permasalahan yang ada di sekolah. Salah satunya untuk membantu
guru dalam mengajarkan materi bangun ruang secara realistik, dengan
menggunakan benda-benda yang terdapat di lingkungan sekitarnya serta untuk
meningkatkan pemahaman siswa saat belajar matematika.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
2.4 Pertanyaan Penelitian
1. Prosedur Pengembangan Buku
a. Bagaimana situasi pembelajaran di lapangan khususnya pada sekolah
dasar di wilayah Sleman Barat berdasarkan proses pembelajaran di
kelas?
b. Bagaimana prosedur penyusunan buku guru dan buku siswa pelajaran
matematika kelas I sekolah dasar dengan pendekatan Pendidikan Mat
ematika Realistik Indonesia?
2. Kualitas Buku Guru dan Buku Siswa
a. Bagaimana kualitas buku guru dan buku siswa kelas I sekolah dasar
dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia?
b. Bagaimana dampak penggunaan buku guru dan buku siswa kelas I
sekolah dasar dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik
Indonesia terhadap hasil belajar siswa di kelas?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
Pada bagian ini akan dibahas (1) jenis penelitian; (2) setting penelitian; (3)
prosedur pengembangan; (4) instrumen penelitian; (5) teknik pengumpulan data;
(6) teknik analisis data.
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan
(Research and Development). Metode penelitian dan pengembangan atau dalam
bahasa inggrisnya Research and Development (R&D) adalah metode penelitian
yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan
produk tersebut (Sugiyono, 2010: 407). Research and Development (R&D) juga
dapat diartikan sebagai suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan
suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada dan dapat
dipertanggungjawabkan (Sukmadinata, 2011: 164). Berdasarkan dua pengertian
penelitian dan pengembangan di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian dan
pengembangan merupakan metode penelitian untuk menghasilkan produk tertentu
atau menyempurnakan produk yang ada. Jenis penelitian ini merupakan jenis
penelitian yang praktis dalam mengembangkan atau menghasilkan suatu produk.
Penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan buku guru dan buku siswa
pelajaran matematika kelas I sekolah dasar menggunakan pendekatan Pendidikan
Matematika Realistik Indonesia (PMRI).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
3.2 Setting Penelitian
3.2.1 Subjek penelitian
Subjek dalam penelitian R&D ini merupakan seseorang yang terlibat
dalam pengembangan objek penelitian. Subjek penelitian terdiri dari pakar
Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) yaitu dosen ahli PMRI dan
guru ahli PMRI. Empat guru kelas I dari empat SD wilayah Sleman Barat,
kemudian delapan siswa kelas I yang terdiri dari dua siswa masing-masing
sekolah. Subjek untuk ujicoba terbatas adalah 5 siswa SD Negeri Plaosan 1, kelas
I semester 1 tahun ajaran 2016/2017. Sebelumnya peneliti melakukan
pembelajaran kepada seluruh siswa di kelas 1 sebanyak 30 anak, dengan membuat
kelompok sebanyak 5 kelompok. Setiap kelompok dipilih perwakilan satu siswa
yang ditunjuk oleh guru, karena dianggap nilai matematikanya di bawah Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM). 5 anak tersebut yang kemudian menjadi subyek
ujicoba penggunaan produk. Jadi subyek penelitian ikut serta dalam kegiatan
pembelajaran bersama 25 anak lainnya di dalam kelas.
3.2.2 Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah buku pembelajaran yang terdiri dari buku guru
dan buku siswa pelajaran matematika kelas I materi bangun ruang dengan
menggunakan pendekatan PMRI. Buku guru dan buku siswa ini dirancang untuk
membantu proses kegiatan pembelajaran matematika di kelas khususnya pada
materi bangun ruang secara kontekstual.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
3.2.3 Lokasi Penelitian
Peneliti melakukan wawancara untuk analisis kebutuhan di empat SD
wilayah Sleman Barat yaitu SD Negeri Plaosan 1, SD Negeri Plaosan 2, SD
Negeri Susukan dan SD Kanisius Jetis Depok, yang merupakan sekolah dasar di
daerah pedesaan. Dari empat SD tersebut ditentukan salah satu SD untuk
dijadikan tempat uji coba terbatas. Pemilihan SD tempat ujicoba disesuaikan
dengan kebutuhan yang paling mendesak, yaitu SD Negeri Plaosan 1 yang
beralamat di Plaosan, Tlogoadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta.
3.2.4 Waktu Penelitian
Penelitian dan pengembangan ini dilakukan pada bulan Juni hingga bulan
Desember 2016. Secara keseluruhan, penelitian pengembangan ini berlangsung
selama kurang lebih 7 bulan.
3.3 Prosedur Pengembangan
Model pengembangan buku guru dan buku siswa dalam penelitian ini
mengadopsi dari dua model yaitu menurut Sugiyono dan Borg and Gall. Model
pengembangan yang pertama yaitu menurut Sugiyono yang terdiri dari sepuluh
langkah yang harus dilakukan dalam Research and Development (R&D).
Langkah-langkah tersebut meliputi 1) Potensi Masalah, 2) Mengumpulkan
Informasi, 3) Desain Produk, 4) Validasi Desain, 5) Perbaikan Desain, 6) Uji
Coba Produk, 7) Revisi Produk, 8) Ujicoba Pemakaian, 9) Revisi Produk, 10)
Pembuatan Produk Massal (Sugiyono, 2010: 409-426).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Berikut ini adalah langkah-langkah pengembangan menurut Sugiyono:
Gambar 3.1 Langkah-langkah penggunaan metode Research and Development
Langkah-langkah yang dikemukakan oleh Sugiyono pada gambar 3.1
dimulai dari adanya potensi dan masalah. Potensi adalah segala sesuatu yang bila
disalahgunakan akan memiliki nilai tambah. Sedangkan masalah adalah sesuatu
hal yang tidak sesuai atau tidak sama dengan apa yang telah dibayangkan atau
diharapkan. Setelah potensi dan masalah dapat ditunjukkan secara faktual maka
selanjutnya perlu dikumpulkan berbagai informasi yang dapat digunakan sebagai
bahan untuk perencanaan produk tertentu yang diharapkan dapat mengatasi
masalah tersebut. Selanjutnya adalah membuat desain produk yang akan
dikembangkan. Desain produk harus diwujudkan dalam gambar atau bagan
sehingga dapat digunakan sebagai pegangan untuk menilai dan membuatnya.
Setelah desain produk selesai maka selanjutnya peneliti melakukan validasi yang
merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan produk efektif atau
tidak untuk digunakan dalam proses pembelajaran. Validasi dapat dilakukan
Potensi dan
Masalah
Desain
Produk
Pengumpulan
Data
Validasi Desain
Revisi
Desain
Ujicoba
Produk
Revisi Produk Ujicoba
Pemakaian
Revisi Produk Produksi Massal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
dengan cara menghadirkan beberapa pakar atau ahli yang sudah berpengalaman
untuk menilai produk yang telah dirancang. Setiap pakar diminta untuk menilai
agar diketahui kelemahan dan kelebihannya. Setelah desain produk divalidasi oleh
pakar atau ahli maka dapat diketahui kelemahannya yang selanjutnya dicoba
dikurangi dengan cara memperbaiki produk tersebut. Langkah berikutnya uji coba
produk. Uji coba awal dilakukan dengan simulasi baru setelah itu dapat
diujicobakan pada kelompok yang terbatas.
Setelah pengujian terbatas menunjukkan bahwa produk tersebut ternyata
efektif maka ujicoba dapat dilakukan pada kelas yang lebih luas. Jika masih ada
kelemahannya atau kekurangan maka perlu segera diperbaiki lagi. Ketika
pengujian terhadap produk dinyatakan berhasil, produk selnjutnya dapat
diterapkan untuk lembaga yang lebih luas dan tetap harus dinilai agar diketahui
kekurangan dan kelebihannya. Langkah berikutnya jika masih ada kekurangan
ketika digunakan oleh lembaga yang lebih luas maka perlu dilakukan langkah
perbaikan. Langkah terakhir adalah pembuatan produk massal jika produk telah
melalui beberapa ujicoba dan dinyatakan efektif atau layak digunakan dalam
beberapa kali pengujian.
Model yang kedua yaitu menurut Borg dan Gall. Borg dan Gall
(1983:775-787) juga menguraikan sepuluh langkah dalam penelitian dan
pengembangan yang digambarkan sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Gambar 3.2 Langkah-langkah pengembangan menurut Bord and Gall
1. Penelitian dan pengumpulan data merupakan teknik pengumpulan data
yang dapat dilakukan melalui studi literatur, observasi, dan sebagainya.
Hal ini dilakukan untuk mengetahui informasi terkait dengan kondisi
nyata di lapangan dan produk yang akan dikembangkan.
2. Perencanaan meliputi menentukan keterampilan yang akan dikembangkan
melalui perangkat yang dihasilkan dan tujuan penelitian yang hendak
dicapai dari perangkat yang dihasilkan. Selain itu, perencanaan juga
meliputi perkiraan biaya, tenaga kerja, dan waktu untuk menyelesaikan
penelitian dan pengembangan yang akan dilakukan.
3. Pengembangan bentuk awal produk, merupakan pengembangan bentuk
lengkap dari perangkat yang dikembangkan sebelum dilakukan
serangkaian pengujian dan perbaikan berdasarkan saran dari beberapa
Research and information collection
Planning Devellopment
Preliminary
Form a Product
Preliminary
Field Testing
Main
Product
Revision
Main
Field
Testing
Disemination and
Implementasionn
Operational
Field Testing
Operational
Product
Revision
Final
Product
Revision
1 2
3 4 5
10 7 8 9 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
ahli. Apabila yang dikembangkan merupakan perangkat pembelajaran,
maka pada langkah ini juga sudah dikembangkan bahan pembelajaran,
buku pegangan, dan alat evaluasinya.
4. Uji coba lapangan awal merupakan pengujian tahap awal yang dilakukan
untuk mengumpulkan data terhadap hasil pengembangan produk. Hal ini
dapat membantu peneliti melakukan analisis dan perbaikan berdasarkan
komentar dan masukan tentang kelemahan dari produk yang
dikembangkan.
5. Revisi produk berdasarkan hasil uji coba lapangan merupakan proses
perbaikan berdasarkan saran atau masukan berdasarkan hasil uji coba
lapangan awal. Revisi tersebut menjadi bentuk produk yang siap diujikan
lebih lanjut.
6. Uji coba lapangan dilakukan dengan perluasan jumlah sekolah, antara 5-10
sekolah atau dengan jumlah siswa sebanyak 30-100 anak. Pengujian ini
dilakukan dengan tujuan mengetahui peningkatan penggunaan perangkat
yang dikembangkan.
7. Revisi produk berdasarkan hasil uji coba lapangan menjadi bahan untuk
melakukan revisi pada tahap ini. Revisi tersebut bersifat penyempurnaan
yang selanjutnya diujicobakan kembali pada tahap selanjutnya.
8. Uji pelaksanaan lapangan yang melibatkan lebih banyak sekolah antara
10-30 unit dengan jumlah siswa sebanyak 40-200 anak. Uji coba ini
dilakukan dengan beberapa teknik pengumpulan data yaitu tes, kuesioner,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
dan wawancara. Selanjutnya, ketiga data tersebut dianalisis sebagai saran
dalam penyempurnaan tahap akhir.
9. Penyempurnaan produk akhir dilakukan berdasarkan saran dari hasil uji
coba pada langkah ke delapan. Penyempurnaan produk ini selanjutnya
dapat diproduksi secara massal yang menjadi produk akhir.
10. Diseminasi dan implementasi dilakukan dengan tujuan untuk membuat
laporan hasil penelitian dari produk yang dikembangkan berdasarkan
tahapan pengembangan. Peneliti juga dapat bekerjasama dengan penerbit
untuk memproduksi dan memasarkan produk secara lebih luas.
Berikut ini adalah gambar perbandingan tahap penelitian kedua model
yang telah diuraikan di atas.
No. Sugiyono Borg and Gall
1 Potensi dan Masalah Penelitian dan pengumpulan data
2 Pengumpulan Data Perencanaan
3 Desain Produk Pengembangan bentuk awal produk
4 Validasi Desain Ujicoba lapangan awal
5 Revisi Desain Revisi Produk
6 Ujicoba Produk Ujicoba lapangan
7 Revisi Produk Revisi Produk
8 Ujicoba Pemakaian Ujicoba pelaksanaan lapangan
9 Revisi Produk Penyempurnaan produk akhir
10 Produksi Massal Diseminasi
Kedua model pengembangan di atas memiliki kelebihan dan kekurangan
masing-masing. Model yang ditawarkan oleh Borg dan Gall (1983) nampaknya
terlalu sulit untuk dilakukan karena dalam pengujianya produk dilakukan dengan
jumlah responden yang sangat banyak. Meskipun demikian, model ini memiliki
kelebihan pada sistematisasi langkah pengujian produk pada siswa sehingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
memungkinkan peneliti untuk benar-benar menciptakan produk yang relevan
dengan kebutuhan siswa. Model dari Sugiyono (2011) merupakan model yang
sederhana dan nampak mudah untuk dipahami. Meskipun demikian, model ini
belum menunjukkan langkah-langkah yang jelas dalam proses pengumpulan data
tahap kedua, instrumen pengumpulan data apa yang sebaiknya digunakan oleh
peneliti. Kedua model tersebut juga belum dilengkapi dengan tahap penyusunan
instrumen penelitian.
Tahap-tahap penelitian dan pengembangan Sugiyono dan Borg and Gall
tersebut kemudian dimodifikasi oleh peneliti menjadi lima tahap yaitu 1) Potensi
Masalah yang meliputi analisis kebutuhan guru dan siswa di sekolah dasar yang
dilakukan di empat sekolah dasar dengan mengumpulkan data-data melalui
wawancara, 2) Desain Produk terkait dengan rancangan buku guru dan buku
siswa, gambar-gambar, serta kegiatan dalam produk yang didesain dengan
memperhatikan lima karakteristik PMRI, 3) Validasi Produk, validasi buku guru
dan buku siswa dilakukan oleh ahli PMRI, kemudian 4) Instrumen Uji coba, yang
meliputi pembuatan soal tes sebagai instrumen pretest dan posttest, 5) Uji coba
tahap awal atau ujicoba terbatas yang dilakukan secara terbatas di sekolah dasar.
. Prosedur penelitian dan pengembangan buku guru dan buku siswa
pelajaran matematika kelas I sekolah dasar dengan pendekatan PMRI materi
bangun ruang, yang meliputi lima tahapan pengembangan, digambarkan oleh
peneliti pada gambar 3.3 yang terdapat pada halaman berikutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Gambar 3.3 Tahap penelitian dan pengembangan produk
Tahap Pertama
Potensi Masalah
Analisis
Kebutuhan Wawancara
Guru
Siswa
Tahap Keempat
Instrument Uji coba
Instrumen Tes Uji validitas dan
reliabilitas secara
empiris
Revisi
Instrumen
siap
digunakan
Tahap Kedua
Desain Produk
Konsep Desain buku
Buku guru
Buku siswa
Pembuatan buku
Tahap Ketiga
Validasi Produk
Validasi buku
Validasi oleh ahli pembelajaran PMRI 1
Validasi oleh ahli pembelajaran PMRI 2
Uji
Keterbacaan
dengan siswa
Revisi
Produk
Tahap Kelima
Ujicoba terbatas
Pretest Ujicoba terbatas posttest Revisi
produk
Pengembangan buku guru dan buku siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Prosedur pengembangan buku guru dan buku siswa dalam penelitian ini
melalui lima tahap yang dijelaskan sebagai berikut:
1. Potensi Masalah
Tahap pertama dimulai dengan melakukan analisis kebutuhan. Analisis
kebutuhan dilakukan dengan cara wawancara. Teknik wawancara yang dipilih
oleh peneliti adalah wawancara tidak terstruktur. Peneliti melakukan wawancara
di empat sekolah yang berbeda. Wawancara dilakukan kepada guru dan siswa di
empat sekolah, masing-masing sekolah diambil satu guru kelas I dan dua siswa
kelas I. Hal ini bertujuan untuk mencari tahu permasalahan atau kebutuhan yang
dialami oleh guru dan siswa di sekolah dasar terutama pada pelajaran matematika
kelas I.
2. Desain Produk
Tahap kedua dalam penelitian ini adalah desain produk. Peneliti
mengembangkan buku berdasarkan hasil analisis kebutuhan guru dan siswa.
Pengembangan buku dibagi menjadi dua yaitu buku guru dan buku siswa yang
dikembangkan berdasarkan lima karakteritik PMRI yaitu (1) penggunaan konteks
(siswa dilibatkan aktif untuk melakukan kegiatan eksplorasi permasalahan), (2)
penggunaan model (tahapan konkret, semi konkret, abstrak), (3) konstruksi siswa
(siswa dibebaskan untuk mengembangkan strategi pemecahan masalah serta
membantu siswa memahami konsep matematika), (4) interaktivitas (proses belajar
siswa akan menjadi lebih singkat dan bermakna ketika siswa saling
mengkomunikasikan hasil kerja dan gagasan mereka), (5) keterkaitan (keterkaitan
antar pokok bahasan). Desain buku dimulai dari melihat SK, KD dan membuat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
indikator pembelajaran, kemudian membuat kerangka materi yang akan dimuat
dalam buku dan mendesain materi sesuai dengan karakteristik PMRI. Setelah itu
peneliti mendesain cover buku guru dan buku siswa dengan memperhatikan
perpaduan warna, gambar dan kesesuaian materi dalam buku.
3. Validasi Produk
Tahap ketiga dalam penelitian ini adalah validasi produk. Produk yang
berbentuk buku guru dan buku siswa dengan materi bangun ruang yang telah
dibuat kemudian di validasi oleh beberapa ahli. Validasi ini dilakukan untuk
menilai kelayakan produk buku guru dan buku siswa sebelum diujicobakan secara
terbatas di lapangan. Validasi produk ini dilakukan oleh dua ahli di antaranya ahli
PMRI yaitu dosen (sebagai ahli 1) dan ahli pembelajaran PMRI yaitu guru
(sebagai ahli 2). Peneliti juga melakukan uji keterbacaan kepada siswa dengan
cara wawancara tidak terstruktur. Wawancara dilakukan dengan memperlihatkan
buku siswa kepada anak SD yang setara dengan anak kelas 1 yang akan menjadi
subyek penelitian, kemudian dilakukan tanya jawab mengenai komponen yang
ada di buku terutama bahasa dan petunjuk kegiatan. Hal ini bertujuan untuk
mengetahui apakah produk yang peneliti kembangkan dapat dibaca dan menarik
bagi siswa.
4. Instrumen Uji coba
Tahap keempat dalam prosedur penelitian dan pengembangan ini adalah
instrumen uji coba. Peneliti membuat instrumen yang digunakan dalam penelitian
menggunakan tes. Instrumen tes yang disiapkan oleh peneliti perlu dilakukan uji
empiris sebelum digunakan untuk ujicoba penelitian. Hasil dari uji empiris
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
tersebut selanjutnya diolah untuk mengetahui validitas dan reliabilitas setiap item
soal yang dihitung dengan menggunakan SPSS 22 (Statistic Package for Social
Studies 22). Peneliti selanjutnya memilah item soal yang valid untuk digunakan
dan yang tidak valid dibuang dan tidak digunakan. Item soal yang valid dipilih
sebanyak 20 item soal yang berbentuk pilihan ganda untuk soal pretest dan
posttest. Setelah mengetahui item soal yang valid dan tidak valid selanjutnya soal
direvisi, dan item untuk tes siap digunakan.
5. Uji Terbatas
Tahap kelima adalah ujicoba terbatas. Ujicoba terbatas dilakukan kepada 5
siswa kelas I SD tempat dilakukannya penelitian. Sebelum produk diujicobakan,
peneliti terlebih dahulu memberikan pretest untuk menguji pemahaman siswa
mengenai materi yang akan diajarkan. Pretest diberikan kepada lima siswa kelas I
SD yang menjadi subyek penelitian ujicoba terbatas. Selanjutnya produk buku
siswa diujicobakan secara terbatas kepada sekelompok siswa yang telah diberi
pretest. Setelah peneliti selesai melakukan ujicoba terbatas, siswa kemudian
diberikan posttest untuk mengetahui dampak dari penggunaan buku PMRI yang
telah dikembangkan. Penelitian ini hanya dibatasi sampai pada pengembangan
buku guru dan buku siswa pelajaran matematika kelas I SD dengan menggunakan
pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI).
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai
sumber dan berbagai cara. Bila dilihat dari segi cara atau teknik maka teknik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
pengumpulan data dapat dilakukan dengan wawancara, kuesioner, observasi dan
gabungan (Sugiyono, 2012: 137).
3.4.1 Tes
Tes adalah seperangkat rangsangan (stimuli) yang diberikan kepada
seseorang dengan maksud untuk mendapatkan jawaban yang dapat dijadikan
dasar penetapan skor angka (Margono, 2010: 170). Bentuk tes yang digunakan
adalah tes tertulis bentuk tes objektif tipe pilihan ganda (multiple choice items).
Tes tertulis adalah sejumlah pertanyaan yang diajukan secara tertulis tentang
aspek-aspek yang ingin diketahui keadaannya dari jawaban yang diberikan secara
tertulis pula, sedangkan tes objektif adalah tes yang disusun dimana setiap
pertanyaan tes disediakan alternatif jawaban yang dapat dipilih (Margono, 2010:
170). Soal tes disusun berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat dengan indikator
yang sesuai materi dan tujuan yang telah ditetapkan. Soal yang dibuat digunakan
untuk pretest dan posttest. Pretest dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal
siswa sebelum mendapatkan materi pembelajaran melalui buku siswa yang telah
dibuat. Sehingga nanti dapat digunakan untuk membandingkan hasil posttest yang
dilakukan di akhir pembelajaran. Pretest dan posttest digunakan untuk melihat
dampak dari penggunaan buku siswa dan buku guru dalam pembelajaran.
3.4.2 Non Tes
3.4.2.1 Wawancara
Wawancara merupakan salah satu bentuk teknik pengumpulan data yang
banyak digunakan dalam penelitian. Wawancara digunakan sebagai teknik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk
menemukan permasalahan yang harus diteliti dan juga apabila peneliti ingin
mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah
respondennya sedikit atau kecil. Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur
maupun tidak terstruktur dan dapat dilakukan melalui tatap muka maupun dengan
menggunakan telepon (Sugiyono, 2012: 137-138). Sebelum melaksanakan
wawancara para peneliti menyiapkan instrumen wawancara yang disebut
pedoman wawancara. Pedoman ini berisi sejumlah pertanyaan yang meminta
untuk dijawab atau direspon oleh responden. Hal penting lain yang perlu
mendapatkan perhatian serius dari pewawancara adalah perekaman atau
pencatatan data. Dalam pembuatan catatan hasil wawancara selain dicatat jawaban
atau respon-respon dari responden yang langsung berhubungan dengan
pertanyaan, juga dicatat reaksi-reaksi lainnya baik yang dinyatakan secara verbal
dan non verbal (Sukmadinata, 2008: 217-218).
3.4.2.2 Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden
untuk dijawabnya. Kuesioner dapat berupa pertanyaan atau pernyataan tertutup
atau terbuka, dapat diberikan kepada responden secara langsung atau dikirim
melalui pos atau internet (Sugiyono, 2012: 142).
Kuesioner merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan data secara
tidak langsung (peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan reponden).
Instrumen atau alat pengumpulan datanya datanya juga disebut angket, berisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
sejumlah pertanyaan atau pernyataan yang harus dijawab atau direspon oleh
responden (Sukmadinata, 2008: 219). Kuesioner yang digunakan oleh peneliti
adalah kuesioner kombinasi berstruktur dan tidak berstruktur. Kuesioner
kombinasi adalah kuesioner yang memberikan alternative jawaban yang harus
dipilih, dilain pihak juga memberi kebebasan kepada responden untuk menjawab
secara bebas lanjutan dari jawaban pertanyaan sebelumnya (Margono,2012:168).
Kuesioner dibuat untuk memvalidasi buku guru dan buku siswa yang telah dibuat.
Validasi ini dilakukan oleh ahli yang berguna untuk mengetahui kualitas dari
produk yang dibuat.
3.5 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah sesuatu yang digunakan untuk mengukur
fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua fenomena ini
disebut variabel penelitian (Sugiyono, 2013: 148).
3.5.1 Soal Tes
Tes yang dilakukan pada penelitian ini adalah tes dalam bentuk pretest
dan posttest saat uji coba terbatas. Bentuk soal tes adalah pilihan ganda dengan
jumlah soal 20. Materi yang dites dalam penelitian ini adalah tentang bangun
ruang kelas I SD dari standar kompetensi 3. Mengelompokkan benda-benda
berdasarkan bentuk bangun ruang, kompetensi dasar 3.1 Mengenal bermacam-
macam bangun ruang (balok, kubus, tabung, bola dan kerucut). Berikut ini adalah
kisi-kisi soal tes.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Tabel 3.1 Kisi-kisi soal pretest dan posttest
No Indikator Item
1 Mengelompokkan berbagai macam benda 1, 2, 3, 13, 14, 15, 16
2 Menyebutkan berbagai macam benda berbentuk bangun ruang 21, 22, 23, 24, 25
3 Mengidentifikasi benda yang berbentuk bangun ruang
4, 5, 6, 7, 17, 18, 19,
20
4 Memberi nama pada bangun ruang 8, 9, 10, 11, 12
3.5.2 Pedoman Wawancara
Wawancara yang dipilih oleh peneliti adalah wawancara tidak terstruktur,
dimana peneliti tidak menyiapkan pertanyaan-pertanyaan untuk mewawancarai
narasumber. Peneliti menyiapkan beberapa poin garis besar yang akan ditanyakan.
Beberapa poin yang akan ditanyakan antara lain mengenai pembelajaran
matematika di sekolah, perencanaan pembelajaran, pemanfaatan media belajar,
kesulitan materi, pengalaman mengajar & menilai, dan tentang kebutuhan buku.
Dari beberapa garis besar tersebut peneliti dapat menganalisis permasalahan yang
terjadi di sekolah terkait pembelajaran matematika dari berbagai sudut pandang.
Berikut ini kisi-kisi wawancara guru yang digunakan oleh peneliti sebagai
pedoman wawancara.
Tabel 3.2 Tabel Kisi-kisi Wawancara Guru
Daftar Pertanyaan Wawancara Nomor
Aitem
Identitas 1
Pelatihan pendidikan yang pernah diikuti 2
Kurikulum matematika 3
Cara mengajar matematika di kelas 4,5,6,10,11
Materi yang sulit untuk diajarkan 7,8,9
Kesulitan mengajar matematika 12
Solusi untuk mengatasi kesulitan 13
Usulan buku pegangan guru dan siswa yang digunakan untuk
pembelajaran 14,15,16,17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Selain kisi-kisi wawancara guru peneliti juga menyiapkan kisi-kisi
wawancara untuk siswa yang tedapat pada tabel berikut ini.
Tabel 3.3 Kisi-kisi wawancara siswa
Daftar Pertanyaan Wawancara Nomor Aitem
Identitas 1
Alasan menyukai atau tidak menyukai mata pelajaran matematika 2
Proses pembelajaran matematika dikelas 3
Cara siswa memahami materi pelajaran 4
Kesulitan materi 5
Buku yang digunakan dalam pembelajaran 6,7,8,9,10
3.5.3 Lembar Kuesioner
Lembar kuesioner berisi pernyataan-pernyataan berdasarkan aspek-aspek
buku guru dan buku siswa kelas I sekolah dasar dengan pendekaan PMRI.
Kuesioner disusun sebagai bahan validasi buku guru dan buku siswa. Kuesioner
antara buku guru dan buku siswa berbeda karena memiliki tujuan dari pembuatan
buku guru dan buku siswa ini juga memiliki perbedaan. Kuesioner ini diisi oleh
satu orang ahli Pendekatan PMRI dan satu guru sekolah dasar yang memahami
tentang pendekatan PMRI. Dibawah ini adalah instrument penelitian kuesioner
validasi buku guru dan buku siswa yang digunakan oleh peneliti.
Tabel 3.4 Kuesioner validasi buku guru
No Aspek Indikator Nomor
Item
1 Tujuan dan
Pendekatan
Pembelajaran dalam buku guru dibuat menarik. 1
Buku guru dibuat sesuai dengan karakteristik PMRI. 2
Buku guru memberikan kesempatan guru untuk
menggunakan konteks yang nyata dalam mengajar.
3
Buku guru membantu guru untuk berpikir kreatif. 4
2 Cover Gambar sesuai dengan materi. 5
Komposisi unsur tata letak (judul, pengarang, ilustrasi,
logo, dan lain-lain seimbang dan seirama dengan tata
letak isi)
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Memiliki kekontrasan yang baik (pewarnaan halaman
depan).
7
Ukuran judul lebih dominan dibandingkan nama
pengarang dan tulisan lainnya
8
Judul dapat memberikan informasi secara cepat dan
tepat tentang materi isi buku.
9
Cover menarik. 10
3 Isi Komponen dalam buku guru lengkap (cover, kata
pengantar, petunjuk penggunaan buku, daftar isi, daftar
pustaka).
11
Materi buku sesuai dengan judul buku 12
Petunjuk pada buku guru jelas dan mudah dipahami 13
Alat dan bahan yang digunakan dalam setiap kegiatan
mudah disiapkan oleh guru.
14
Materi disusun secara runtut 15
Buku memuat karakteristik PMRI: Penggunaan
konteks
16
Buku memuat karakteristik PMRI : Penggunaan model 17
Buku memuat karakteristik PMRI : Konstruksi siswa 18
Buku memuat karakteristik PMRI : Interaktivitas 19
Buku memuat karakteristik PMRI : Keterkaitan 20
4 Bahasa Kalimat yang digunakan singkat dan jelas. 21
Bahasa yang digunakan mudah dipahami 22
Bahasa yang digunakan sesuai dengan ejaan yang
disempurnakan (EYD)
23
Ukuran dan bentuk huruf menarik 24
Tabel 3.5 Kuesioner validasi buku siswa
No Aspek Indikator Nomor
Item
1 Cover Gambar sesuai dengan materi. 1
Komposisi unsur tata letak (judul, pengarang,
ilustrasi, logo, dll seimbang dan seirama dengan tata
letak isi).
2
Memiliki kekontrasan yang baik (pewarnaan halaman
depan).
3
Ukuran judul lebih dominan dibandingkan nama
pengarang dan tulisan lainnya.
4
Judul dapat memberikan informasi seeara cepat dan
tepat tentang materi isi buku.
5
Cover menarik perhatian siswa untuk belajar. 6
2 Isi Buku Siswa Menggunakan konteks yang nyata dan relevan dengan
siswa (karakteristik 1).
7
Menggunakan model yang membantu siswa untuk
memahami materi (karakteristik 2).
8
Memberikan kesempatan siswa untuk berkontribusi
dalam pembelajaran (karakteristik 3).
9
Terdapat interaktifitas antara guru dan siswa maupun 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
siswa dengan siswa dalam beraktivitas (karakteristik
4).
Terdapat keterkaitan dengan materi lain
(karakteristik 5).
11
3 Konsistensi Penempatan unsur tata letak judul, sub judul, ilustrasi,
pada awal setiap bab konsisten.
12
Tata letak gambar tepat dan tidak mengganggu. 13
Bidang cetak dan margin proporsional. 14
Jenis dan ukuran huruf pada kalimat konsisten dan
sesuai untuk anak.
15
4 Bahasa Menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah
dipahami.
16
Berisi perintah yang jelas. 17
Bahasa berdasarkan EYD. 18
Bahasa tidak mengandung makna ganda. 19
5 Gambar Menarik perhatian siswa untuk belajar. 20
Sesuai dengan materi yang dibahas. 21
Warna gambar memiliki kekontrasan yang sesuai. 22
Ukuran gambar tepat. 23
3.6 Teknik Analisis Data
3.6.1 Tes
3.6.1.1 Uji Validitas dan Reliabilitas
a. Validitas
Validitas dan reliabilitas instrumen penelitian merupakan hal yang utama
dalam meningkatkan efektivitas proses pengumpulan data. Validitas adalah suatu
konsep yang berkaitan dengan sejauh mana tes telah mengukur apa yang
seharusnya diukur. Ketentuan penting dalam evaluasi adalah bahwa hasilnya
harus sesuai dengan keadaan yang dievaluasi. Data evaluasi yang baik sesuai
dengan kenyataan disebut data valid. Agar diperoleh data yang valid, instrumen
atau alat untuk mengevaluasinya harus valid. Instrumen yang valid berarti
instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
dan bisa menampilkan apa yang harus ditampilkan (Sugiyono, 2015: 176-178).
Untuk menentukan validitas butir soal dapat dilakukan dengan menggunakan
rumus Product Moment dari Pearson (Arikunto, 2006: 170), dengan rumus
sebagai berikut:
N ∑ – ( ∑ ) ( ∑ )
Keterangan:
rxy = koefisien korelasi
∑x = jumlah skor dalam sebaran x (skor item per butir)
∑y = jumlah skor dalam sebaran y (skor item per total)
N = jumlah responden
∑xy = jumlah skor dalam sebaran x dikali skor dalam sebaran y
Harga r product moment pada tabel taraf signifikansinya adalah 0,05. Bila
rxy > rtab maka item tersebut dinyatakan valid.
b. Reliabilitas
Reliabilitas adalah taraf sampai dimana suatu tes mampu menunjukkan
konsistensi hasil pengukurannya yang diperlihatkan dalam taraf ketepatan dan
ketelitian hasil. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang
tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Seandainya hasilnya
berubah-ubah, perubahan yang terjadi dapat dikatakan tidak berarti. Instrumen
yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk
mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama. Untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
memperoleh reliabilitas digunakan rumus Alpha Cronbach (Arikunto, 2012: 122),
yaitu:
r11 =
Keterangan:
r11 : reliabilitas yang dicari
: jumlah varians skor tiap item
: varians total
Dengan menggunakan instrumen yang valid dan reliabel dalam
pengumpulan data maka diharapkan hasil penelitian akan menjadi valid dan
reliabel. Jadi instrumen yang valid dan reliabel merupakan syarat mutlak untuk
mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel (Sugiyono, 2012: 122).
Peneliti akan menggunakan program komputer IBM SPSS Statistics 22 for
Windows dengan tingkat kepercayaan 95% untuk menguji validitas konstruk. Dari
pengolahan tersebut akan diketahui mana aitem yang valid dan layak untuk
digunakan dengan cara membandingkan r hitung dan r tabel. Jika r hitung > r
tabel maka aitem tersebut dikatakan valid atau jika harga sig. (2-tailed) < 0,05
aitem dikatakan valid. Kemudian untuk penghitungan reliabilitas instrumen
menggunakan teknik Alpha Cronbach dengan program IBM SPSS 22 for
Windows. Nunnally menyatakan bahwa suatu konstruk atau variabel dikatakan
reliabel jika memenuhi nilai Cronbach Alpha > 0,60 (dalamGhozali, 2006: 42).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Kualifikasi reliabilitas dari Arikunto (2008: 100) dapat dilihat pada tabel di bawah
ini.
Tabel 3.6 Kualifikasi Reliabilitas
Koefisien korelasi Kualifikasi
0.8 – 1.00 Sangat tinggi
0.6 – 0.79 Tinggi
0.4 – 0.59 Sedang
0.2 – 0.39 Rendah
0,0 – 0.19 Sangat rendah
3.6.1.2 Soal Tes
Instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal pilihan
ganda. Soal tes digunakan untuk pretest dan posttest yang jumlahnya 20 soal. Soal
tes diberikan sebelum melakukan uji coba (pretest) untuk mengetahui kemampuan
awal siswa melalui nilai yang diperoleh siswa. Kemudian sesudah uji coba
dilakukan tes kembali menggunakan soal tes yang sama (posttest) untuk menguji
kemampuan siswa setelah diberikan perlakuan menggunakan produk yang dibuat.
Perhitungan soal tes dilakukan untuk mengetahui nilai yang diperoleh siswa saat
melakukan uji coba terbatas produk buku guru dan buku siswa. Nilai setiap anak
dihitung dengan cara total skor yang diperoleh dibagi skor maksimal kemudian
dikali 100.
Kemudian setelah diperoleh nilai dari hasil pretest maupun postest, nilai
rata-rata dapat dihitung menggunakan rumus rata-rata nilai akhir seperti pada
gambar 3.4.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Presentase kenaikan nilai dari sebelum (pretest) dan sesudah (posttest)
melakukan uji coba terbatas dapat diketahui dengan rumus presentase kenaikan
nilai pada gambar 3.5 di bawah ini. Presentase kenaikan nilai dapat dihitung
dengan mengurangi rerata posttest dengan rerata pretest kemudian dibagi dengan
rerata pretest, setelah itu dikali 100 % .
3.6.2 Non Tes
3.6.2.1 Kuesioner
Kuesioner digunakan untuk melakukan validasi buku guru dan buku
siswa. Data yang dianalisi adalah nilai yang diperoleh dari validator mengenai
produk yang dibuat. Sebelum data validasi buku siswa dan buku guru di masukan
dalam bentuk tabel dilakukan perhitungan terlebih dahulu menggunakan rumus
perhitungan nilai setiap aspek seperti pada gambar 3.6. Nilai setiap aspek
diperoleh dari jumlah skor yang diperoleh dibagi jumlah item pada setiap
aspeknya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Kemudian dihitung nilai rata-rata dari buku siswa dan buku guru
menggunakan rumus nilai dari setiap ahli. Nilai dari ahli diperoleh dari skor total
dari semua aspek dibagi jumlah aspek.
Setelah diketahui nilai rata-rata dari ahli satu dan ahli dua dilakukan
perhitungan untuk mengetahui nilai akhir dari validasi produk, dengan
menggunakan rumus rerata nilai validasi pada gambar 3.8. Nilai rerata dari buku
guru dan buku siswa adalah nilai dari ahli 1 ditambah nilai dari ahli 2 kemudian
dibagi 2.
Gambar rumus nilai dari setiap ahli
Data yang diperoleh dari validasi produk oleh para ahli berupa data
kuantitatif. Data tersebut berbentuk skor (yang berada dalam rentangan 1 sampai
5) untuk setiap pernyataan dalam kuesioner validasi produk. Alasan dilakukan
konversi data kuantitatif ke data kualitatif adalah untuk mengetahui kualitas
produk.
Tabel 3.7 Konversi Data Kuantitatif ke Kualitatif Skala Lima Sukardjo (2008: 101)
Interval skor Kategori
X > i + 1,80 Sbi Sangat baik
i + 0,60 SBi < X< i + 1,80 Sbi Baik
i – 0,60 SBi < X< i + 0,60 Sbi Cukup
i + 1,80 SBi < X< i – 0,60 Sbi Kurang
X < i – 1,80 Sbi Sangat kurang
Keterangan:
Rerata ideal ( i) : (skor maksimal ideal + skor minimal ideal)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Simpangan baku ideal (SBi) : (skor maksimal ideal– skor minimal ideal)
X : skor aktual
Rumus Konversi diatas digunakan untuk menghitung dari kuantitatif
menjadi kualitatif. Rumus konversi yang digunakan adalah sebagai berikut.
Diketahui:
Skor maksimal ideal : 5
Skor minimal ideal : 1
Rerata ideal ( i) : (5+1) = 3
Simpangan baku ideal (SBi) : (5–1) = 0,67
Ditanya:
Interval skor kategori sangat baik, baik, cukup, kurang, sangat kurang.
Jawab:
Kategori sangat baik = X > i + 1,80 SBi
= X >3 + (1,80.0,67)
= X >3 + (1,21)
= X >4,21
Kategori baik = i + 0,60 SBi < X< i + 1,80 SBi
= 3 + (0,60. 0,67)< X <3+ (1,80. 0,67)
= 3 + (0,40)< X <3+ (1,21)
= 3,40< X <4,21
Kategori cukup = i –0,60 SBi < X < i + 0,60 SBi
= 3 – (0,60. 0,67) < X < 3 +( 0,60. 0,67)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
= 3 – (0,40) < X < 3 +( 0,40)
= 2,60< X < 3,40
Kategori kurang = i + 1,80 SBi < X< i – 0,60 Sbi
= 3 – (1,80. 0,67) < X < 3 – ( 0,60. 0,67)
= 3 – (0,60. 0,67) < X < 3 – ( 0,60. 0,67)
= 3 – (1,21) < X < 3 – ( 0,40)
= 1,79< X < 2,60
Kategori sangat kurang =X < i – 1,80 Sbi
= X <3 – (1,80. 0,67)
= X <3– (1,21)
= X <1,79
Berdasarkan perhitungan tersebut, diperoleh konversi data kuantitatif
menjadi data kualitatif skala lima sebagai berikut:
Tabel 3.8 Hasil Konversi Skala Lima
Perhitungan Kriteria
X > 4,21 Sangat Baik
3, 40 < X < 4, 21 Baik
2, 60 < X < 3,40 Cukup
1, 79 < X < 2,60 Kurang
X < 1, 79 Sangat kurang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Pada bagian ini akan dibahas lebih lanjut mengenai hasil penelitian dan
pembahasan yang meliputi prosedur pengembangan buku guru dan buku siswa,
kualitas buku dan dampak dari penggunaan produk.
4.1.1 Proses dan Kualitas Pengembangan Produk
4.1.1.1 Proses Pengembangan Buku Guru dan Buku Siswa Kelas I Sekolah
Dasar dengan Pendekatan PMRI.
Proses pengembangan buku guru dan buku siswa kelas I dengan
mengunakan pendekatan PMRI dimulai dengan menganalisis kebutuhan di
sekolah. Analisis kebutuhan dilakukan dengan wawancara terhadap guru dan
siswa di empat sekolah dasar wilayah Sleman Barat. Analisis kebutuhan
dilakukan untuk mengetahui situasi dan kondisi pembelajaran di kelas khususnya
pada pelajaran matematika. Selain itu juga analisis kebutuhan berguna untuk
mengetahui kebutuhan atau permasalahan para guru dan siswa sehingga peneliti
dapat mencari solusi yang tepat.
a. Situasi Pembelajaran Matematika di Kelas
Sebelum melakukan penelitian, peneliti harus mengetahui situasi dan
kondisi pembelajaran di sekolah yang menjadi subjek penelitian. Terkait dengan
situasi pembelajaran maka peneliti dapat menemukan permasalahan serta
kebutuhan-kebutuhan di sekolah dasar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
1. Potensi Masalah
Masalah adalah kesenjangan antara harapan dengan kenyataan atau dapat
dikatakan sebagai suatu kesenjangan yang terjadi antara kondisi ideal yang
didambakan dengan kenyataan yang tengah dijalani. Sedangkan Potensi itu sendiri
adalah suatu kemampuan atau suatu kekuatan, sehingga dapat disimpulkan bahwa
potensi masalah merupakan kekuatan dari suatu kesenjangan yang ditimbulkan.
Penelitian pengembangan diawali dengan melakukan analisis kebutuhan di empat
SD wilayah Sleman Barat. Sekolah yang dipilih oleh peneliti adalah SDN Plaosan
1, SDN Plaosan 2, SDN Susukan, dan SDK Jetis Depok yang dianggap masih
berada di daerah pedesaan yang jauh dari fasilitas yang modern. Analisis
dilakukan dengan menggunakan metode wawancara tidak terstruktur, peneliti
melakukan wawancara hanya menggunakan poin-poin pertanyaan yang dapat
dikembangkan lebih luas oleh peneliti sesuai kebutuhannya. Hasil dari analisis
tersebut peneliti mencari solusi mengenai produk apa yang akan dikembangkan
guna memenuhi kebutuhan yang menjadi masalah di sekolah dasar.
Peneliti telah melakukan observasi pembelajaran di tempat PPL yaitu SDN
Plaosan 1 (sekaligus sebagai tempat uji coba produk) saat guru melakukan proses
pembelajaran. Peneliti menemukan berbagai permasalahan guru saat melakukan
kegiatan belajar-mengajar. Mulai dari guru kesulitan mengkondisikan siswa saat
melakukan kegiatan karena siswanya terlalu ramai, ada juga anak yang susah
memahami materi pembelajaran, ditemukan juga anak-anak yang mudah bosan
ketika pembelajaran berlangsung tanpa menggunakan media atau alat peraga. 5
diantara 30 siswa sibuk sendiri dengan kegiatannya, 3 diantaranya lari-larian tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
bisa duduk, 4 orang sibuk dengan bercerita di luar konteks pembelajaan. Selain itu
peneliti juga telah melakukan wawancara terhadap guru kelas 1 dan siswa kelas 1
di empat sekolah dasar wilayah Sleman barat yang meliputi SDN Plaosan 1, SDN
Plaosan 2, SDN Susukan dan SDK Jetis Depok.
Berikut ini adalah rekapan hasil wawancara peneliti dengan guru terkait
analisis kebutuhan di sekolah dasar. Peneliti bertanya mengenai pembelajaran
matematika di kelas dan kesulitan-kesulitan yang dialami oleh para guru ketika
mengajarkan materi yang dianggap sulit oleh siswa.
Tabel 4.1 Rekapitulasi Hasil Wawancara Guru
No. Nama
Sekolah
Hasil Wawancara
Pembelajaran Matematika Kesulitan Materi
1 SDN
Plaosan 1
Guru mengajarkan materi
matematika sesuai dengan silabus,
buku pegangan yang digunakan
adalah BSE dan LKS.
“Saya mengajar ya sesuai dengan SK
KD pada silabus mbak, materinya
dari buku BSE, tetapi tidak selalu
menjadi pegangan utama saya juga
harus mencari sumber lain, kalau
LKS saya hanya menggunakan
sebagai bahan latihan siswa di
rumah kalau di sekolah anak-anak
kurang efektif kalau hanya membaca
dan mengerjakan soal-soal saja”.
Materi yang dianggap sulit dalam
mengajarkan untuk siswa adalah
pengurangan, bilangan loncat, dan
bangun ruang.
“Ya kalau yang paling sulit itu kalau
mengajarkan pengurangan, bilangan
loncat sama bangun ruang, karena
materi tersebut kalau hanya
diajarkan secara abstrak atau
ngawang-awang anak bingung
karena belum hafal”. “Apalagi
bangun ruang kalau hanya disuruh
membayangkan lalu menggambarkan
anak-anak biasane bingung.”
2 SDN
Plaosan 2
Mengajarkan materi itu lebih
menyenangkan daripada mengajar
pelajaran lain.
“Matematika itu mudah mbak
diajarkan daripada Bahasa
Indonesia atau Bahasa Jawa,
bukunya juga lebih sederhana, cuma
ya kadang kalau anak-anak bingung
materinya ya jadi menegangkan trus
pada diam semua di kelas kalau
gabisa menghitung atau menjawab
soal. Nilai anak-anak juga bisa
dibilang tidak terlalu anjlok”.
Kesulitan terletak pada bangun ruang
dan pengurangan.
“Dibilang sulit itu tidak, tapi banyak
anak yang masih pada bingung yaitu
materi bangun ruang soalnya kubus
sama balok itu hampir sama kata
anak-anak, lalu kerucut sama
segitiga itu di gambar sama
bentuknya padahal itu bangun ruang
dan bangun datar. Ada lagi
pengurangan, kalau tidak pakai
benda ya lama ngitungnya”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
3 SDN
Susukan
Matematika itu paling disenangi oleh
anak-anak yang pandai berhitung dan
paling ditakuti oleh anak yang malas
menghitung.
“Saya sudah puluhan tahun mengajar
matematika dengan berbagai macam
kurikulum berbagai macam metode
beserta anak-anak yang berbeda
namun materinya ya sama saja,
apalagi kesulitannya..anak yang
pandai berhitung ya mudah lha yang
gak bisa ya seperti hal yang
menakutkan. Kurikulum 2013 ini
saya baru sekali mengajar ya tahun
ini, bukunya pakai buku guru dan
siswa, tetapi hanya dipakai ketika di
sekolah, gak boleh dibawa pulang.”
Kesulitannya menjelaskan kepada
anak yang pemahamannya lambat.
“Anak yang pemahamannya kurang
mau dijelaskan beberapa kali pun
masih susah mbak nek gak pakai alat
bantu penjelasan misalnya kalau
bangun ruang ya benda nyata,
penjumlahan ya lidi, kerikil, ha ning
nek setiap saat harus pakai ya saya
repot ngurusi anak saja sudah butuh
waktu lama. Jadi harus pakai alat
peraga yang sederhana dan mudah
didapatkan”. Saya butuh referensi
alat peraga, media atau apa yang
memudahkan siwa belajar secara
nyata jadi mereka bener-bener
ngrasain gitu lho dengan
pembelajarannya”.
4 SDK Jetis
Depok
Matematika salah satu pelajaran
wajib di sekolah yang harus benar-
benar dikuasai oleh siswa.
“Biasanya matematika itu
menakutkan ya mbak? Tetapi ini
adalah mata pelajaran wajib yang
harus dikuasai oleh siswa kalau gak
ya akan kesulitan karena ini ilmu
dasar. Saya jarang sekali
menggunakan media, paling cuma
pakai lidi, kerikil atau tak suruh
belajar di luar kelas repot mbak
kalau harus bawa barang-barang.
Buku yang saya gunakan ya buku
guru dan buku siswa itu, tapi
penilaiannya masih
membingungkan”.
Kesulitan terletak pada materi bangun
ruang.
“Saya paling bingung caranya
menjelaskan balok dengan kubus
angel tenan mbak, sudah berkali-kali
dijelaskan lha kok masih salah nek
jawab soal, opo meneh disuruh
gambar kubus sama balok,
gambaranne balok kabeh”. Di buku
juga hanya begitu saja gambarnya
gak bisa dimengerti oleh
siswa,seolah pelajaran itu menjadi
abstrak dan siswanya pasif kalau
saya hanya terpaku pada buku, lha
wong anak-anak punya buku saja
tidak mau membaca soalnya
tulisannya panjang”.
Hasil dari wawancara guru keempat sekolah menunjukkan bahwa ada
beberapa materi pelajaran matematika atau ilmu hitung yang dianggap sulit oleh
kelas I yaitu operasi hitung pengurangan, bangun ruang, dan bilangan loncat.
Materi-materi tersebut membutuhkan waktu yang lebih lama dan butuh
pengulangan untuk disampaikan kepada siswa agar mereka memahami materi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
yang disampaikan oleh guru. Selanjutnya peneliti melakukan wawancara terhadap
delapan siswa kelas I di empat sekolah dasar di Sleman Barat untuk mencari tahu
apakah materi yang dianggap sulit oleh guru juga dianggap sulit oleh siswa.
Berikut adalah hasil wawancara analisis kebutuhan oleh siswa di empat sekolah.
Tabel 4.2 Hasil Rekapitulasi Wawancara Siswa
No. Nama Sekolah Hasil Wawancara
1. SDN Plaosan 1 Kedua siswa mengatakan bahwa matematika:
- “Matematika itu asik, tapi kadang bingungi, aku kalo
itungan bisa tapi kalo suruh gambar bangun ruang males
soalnya gabisa bedain balok sama kubus.”
- “Matematika itu susah, apalagi kalau disuruh ngitung aku
gak bisa ngitung cepet”
2. SDN Plaosan 2 - “ Aku males pelajaran matematika mbak, soalnya aku gak
hafal hitung mundur, nanti takut dimarahi guru kalau gak
bisa. Bu guru jarang pakai apa itu namanya, alat bantu
atau apa itu padahal kalau di rumah diajarin ibuk pakai
benda gitu kalau ngerjain PR kan enak bisas buat mainan
juga:.
- “Matematika itu enak kok aku bisa semua materinya, tapi
nilaiku gak pernah dapet seratus”.
3. SDN Susukan Perbedaan pendapat mengenai kesulitan memahami materi
namun sama-sama kesulitannya di satu materi yaitu bangun
ruang.
- Itu lho mbak matematika itu susah dii bangun apa itu,
bangun ruang ya? aku gak bisa bedain gambar kerucut
sama segitiga kalau di buku, terus bola sama bulat susah
itu”.
- Kalau aku susahnya bangun ruang itu gambar balok sma
kubus pasti kata bu guru aku gambar balok semua gak ada
kubusnya, terus kalau suruh nyebutin contoh benda
berbentuk bangun ruang aku cuma tau sedikit”.
4. SDK Jetis Depok Kedua siswa mengatakan hal yang sama mengenai pembelajaran
yang susah kalau harus dibayangkan.
- Matematika itu soal hitung ya bu? Aku suka tapi kalau
suruh mikir gitu bayangin sesuatu ak gak bisa.”
- Bu guru kalau ngajar selalu pakai buku, kita disuruh
memperhatika, membaca trus mengerjakan, pelajaran asik
itu kalau waktu bu guru bawa benda ke kelas trus kita
mainan aku semangat belajar”.
Dari hasil wawancara delapan siswa, ada yang berpendapat bahwa
matematika itu bukan pelajaran yang paling sulit, hanya saja mereka kadang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
bingung dengan soal cerita yang berhubungan dengan pengurangan karena susah
dimengerti. Materi bangun ruang juga sulit dipahami jika hanya melihat gambar
tanpa melihat benda nyata, terutama saat membedakan kubus dengan balok dan
juga bingung ketika melihat gambar nampaknya segitiga (bangun datar) padahal
kerucut. Selain itu siswa juga menyebutkan bahwa bangun ruang sedikit
membingungkan, ketika belajar bangun ruang hanya dengan gambar tanpa benda
nyata, anak-anak kesulitan membedakan apakah benda itu bangun ruang atau
bangun datar. Beberapa materi yang dianggap sulit oleh guru dan siswa tersebut
peneliti kemudian tertarik untuk mencari solusi pada materi bangun ruang karena
materi tersebut banyak mengecoh anak-anak sehingga anak merasa kebingungan
saat belajar tanpa alat peraga.
b. Pengembangan Produk
Pengembangan buku guru dan buku siswa ini melalui lima tahap penelitian
yaitu potensi masalah, desain produk, instrumen uji coba, validasi produk dan
ujicoba terbatas. Potensi masalah pada tahap pertama diawali dengan analisis
kebutuhan yang dilakukan oleh peneliti melalui wawancara tidak terstruktur.
Wawancara dilakukan dua tahap yaitu wawancara guru dan wawancara siswa di
empat sekolah, masing-masing sekolah satu guru dan dua siswa. Hasil dari
wawancara kemudian dianalisis oleh peneliti. Selanjutnya peneliti melakukan
tahap kedua yaitu desain produk. Sebelum mendesain produk peneliti memikirkan
konsep produk yang akan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan guru dan siswa
yang telah dianalisis dari hasil wawancara. Buku guru dan buku siswa didesain
mulai dari sampul hingga isi materi kegiatan, dengan memperhatikan lima
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
karakteristik PMRI. Setelah desain selesai dibuat, buku diproduksi untuk
dikonsultasikan oleh dosen pembimbing. Tahap berikutnya peneliti menyiapkan
instrumen penelitian yang meliputi instrumen tes, dan kuesioner validasi produk.
Peneliti menyusun soal sebanyak 30 soal pilihan ganda kemudian di validasi
menggunakan aplikasi SPSS for Windows 22. Hasil validasi diambil 20 soal yang
valid kemudian digunakan untuk soal tes ujicoba terbatas. Sedangkan kuesioner
validasi untuk buku guru dan buku siswa meliputi penilaian cover, isi, bahasa,
hingga tata letak. Setelah semua instrumen siap maka langkah selanjutnya adalah
validasi oleh ahli. Ada dua ahli sebagai validator yaitu dosen PMRI sebagai ahli 1
dan guru pembelajaran PMRI sebagai ahli 2. Buku guru dan buku siswa divalidasi
oleh ahli selama kurang lebih 3 minggu. Tahap berikutnya adalah merevisi hasil
validasi produk dari ahli. Pendapat dari ahli 1 dan ahli 2 tidak harus semua
diterima, peneliti berhak untuk mempertahankan pendapatnya dan menolak
pendapat ahli. Setelah produk selesai divalidasi langkah selanjutnya adalah
melakukan uji coba terbatas di salah satu sekolah dasar tempat peneliti melakukan
analisis kebutuhan yaitu di SD N Plaosan 1. Uji coba terbatas dilakukan kepada 5
siswa yang dipilih berdasarkan kesepakatan antara guru dengan peneliti. Sebelum
melakukan uji coba, peneliti melakukan pretest untuk mengetahui kemampuan
awal siswa sebelum melakukan pembelajaran dengan menggunakan produk yang
telah dibuat oleh peneliti selama kurang lebih 70 menit. Selanjutnya peneliti
melakukan kegiatan belajar mengajar menggunakan produk buku guru dan buku
siswa selama 9 jam pelajaran (termasuk pretest dan posttest) selama 3 hari, setiap
hari kurang lebih 3 jam pelajaran. Setelah selesai menggunakan produk peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
memberikan posttest kepada 5 anak tersebut untuk mengetahui pengaruh
penggunaan produk. Hasil nilai pretest dan posttest dianalisis oleh peneliti untuk
melihat adanya peningkatan sebelum dan sesudah menggunakan produk.
Berdasarkan hasil analisis diperoleh dampak positif yaitu terbukti dengan adanya
peningkatan antara hasil belajar siswa sebelum menggunakan buku dan setelah
menggunakan buku tentang materi bangun ruang.
Buku ajar Matematika ini terdiri dari buku guru dan buku siswa yang
dikembangkan untuk pembelajaran matematika kelas I. Dari segi kurikulum, buku
dapat digunakan untuk berbagai jenis kurikulum karena tidak terbatas pada salah
satu kurikulum. Dari segi isi materi buku ini memuat materi tentang bangun ruang
yang meliputi pengelompokkan benda menurut bentuk bangun ruang, mengenal
bentuk-bentuk bangun ruang, mengamati benda-benda bangun ruang di sekitar
kita dan mengidentifikasi benda berbentuk bangun ruang. Pengembangan buku
guru dan buku siswa merupakan solusi dari permasalahan pembelajaran
matematika kelas I yang dapat membantu guru dan siswa untuk belajar
matematika realistik khususnya materi bangun ruang. Standar Kompetensi 3.
Mengenal beberapa bangun ruang dan Kompetensi Dasar 3.1 Mengelompokkan
berbagai bangun ruang sederhana (balok, kubus, tabung, bola dan kerucut). Materi
kegiatan dibuat dengan memenuhi lima karakteristik PMRI dan benda-benda yang
digunakan disesuaikan dengan lingkungan sekitar.
Buku didesain penuh gambar dan berwarna. Adapun pendekatan yang
digunakan dalam buku ini adalah pendekatan PMRI. Sampul buku guru dan buku
siswa didesain dengan warna yang berbeda, namun gambarnya sama. Desain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
warna pada buku guru sedikit lebih pucat daripada buku siswa yaitu perpaduan
warna tosca dan cream. Untuk buku siswa di desain dengan warna yang lebih
cerah yaitu biru dan dipadukan dengan warna putih agar lebih terlihat menarik
untuk belajar siswa. Tulisan yang terdapat pada sampul meliputi nama penulis,
sasaran, judul buku dan materi terkait. Kedua sampul buku sama yaitu gambar
balok kayu yang berbentuk macam-macam bangun ruang. Buku ini dilengkapi
dengan daftar isi untuk mempermudah siswa atau guru menemukan halaman dan
petunjuk penggunaan buku, untuk mempermudah dalam menggunakan buku guru
dan buku siswa. Berikut adalah desain buku guru dan buku siswa tampak depan.
Gambar 4.1 Sampul buku guru Gambar 4.2 Sampul buku siswa
Sampul pada buku guru dan buku siswa tersebut hampir sama, tetapi
terdapat beberapa perbedaan. Dapat dilihat pada warna sampul yang sengaja
dibuat berbeda, kemudian sasaran buku dimana buku siswa ditujukan kepada
siswa dan buku guru ditujukan kepada guru. Desain gambar, judul buku, materi,
dan nama pengarang sama.
Nama Pengarang
Judul Buku
Sasaran Buku
Materi Buku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Selanjutnya adalah gambar petunjuk penggunan buku guru dan buku
siswa, yang isinya didesain sedikit berbeda. Gambar petunjuk penggunaan buku
guru seperti terlihat pada gambar 4.3
Gambar 4.3 Petunjuk Buku Guru
Sedangkan gambar petunjuk penggunaan buku siswa terlihat pada
gambar 4.4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Gambar 4.4 Petunjuk Buku Siswa
Petunjuk penggunaan buku guru dan buku siswa hampir sama isinya,
hanya saja pada buku guru terdapat keterangan-keterangan yang lebih jelas seperti
misalnya penjelasan mengenai perbedaan warna tulisan yang terdapat di dalam
buku guru. Selain itu juga terdapat keterangan mengenai tulisan yang berbeda,
misalnya tulisan yang dicetak miring.
Daftar isi yang terdapat pada buku guru dan buku siswa sama. Hal itu
dikarenakan penyusunan buku siswa telah disesuaikan dengan penyusunan buku
guru, agar pada saat digunakan guru dan siswa dapat membuka materi pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
halaman yang sama. Berikut adalah gambar daftar isi yang terdapat pada buku
guru dan buku siswa.
Gambar 4.5 Daftar isi
Selanjutnya adalah gambar-gambar kegiatan pembelajaran yang terdapat
pada buku siswa yang menunjukkan lima karakteristik PMRI.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Gambar 4.6 Karakteristik PMRI: Penggunaan konteks
Karakteristik PMRI penggunaan konteks tampak pada kegiatan awal
dengan penggunakan alat peraga yang sederhana dan sering dilihat, bahkan sering
ditemukan di sekitar lingkungan rumah maupun sekolah, sehingga anak-anak
mudah mengenalinya. Konteks tidak harus selalu nyata namun juga dapat
diartikan sebagai sesuatu yang mudah dibayangkan sehingga seolah-olah nyata.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Gambar 4.7 Karakteristik PMRI: Penggunaan model konkrit
Karakteristik PMRI yang kedua adalah penggunaan model konkrit.
Kegiatan selanjutnya didesain menggunakan benda-benda nyata. Dalam
pelaksanaan, siswa mengamati bentuk benda-benda nyata yang telah disiapkan
oleh guru maupun yang dibawa oleh siswa. benda-benda tersebut menuntun siswa
dalam kegiatan pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Gambar 4.8 Karakteristik PMRI: Penggunaan model konkrit (semi konkrit)
Pada karakteristik PMRI penggunaan model ada tahap perpindahan
kegiatan pembelajaran secara halus dari penggunaan benda nyata ke gambar atau
dari konkrit ke semi konkrit. Hal ini dilakukan untuk melatih siswa mengenal
bangun ruang dengan tepat tanpa harus menggunakan benda nyata.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Gambar 4.9 Karakteristik PMRI: Interaktivitas siswa
Kegiatan berikut ini adalah kegiatan yang menggunakan karakteristik
PMRI yaitu interaktivitas siswa, dimana siswa diharapkan dapat bekerjasama
dengan siswa lain untuk menemukan bangun ruang dengan berdiskusi bersama.
Karakteristik ini mendorong siswa untuk dapat bersosialisasi dan bekerjasama
dengan teman-temannya di dalam pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Gambar 4.9 Karakteristik PMRI: Konstruksi siswa
Kegiatan terakhir yang terdapat dalam buku menujukkan karakteristik
PMRI yang paling besar peranannya bagi siswa yaitu konstruksi. Pembelajaran
menuntut siswa agar lebih aktif dan berpikir sesuai dengan apa yang mereka
temukan dan mereka pelajari. Siswa memiliki kebebasan untuk mengembangkan
strategi pemecahan masalah sehingga diharapkan akan diperoleh strategi yang
bervariasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Karakteristik kelima dari PMRI adalah keterkaitan, dimana setiap
pembelajaran materi saling terkait dan terus menerus diulang-ulang. Materi
pembelajaran dalam buku ini dari awal hingga akhir kegiatan materi diulang-
ulang.
Seluruh materi pembelajaran dan kegiatan yang terdapat pada buku guru
dan buku siswa di desain sama, hanya saja pada buku guru diberi petunjuk khusus
untuk membimbing dan mengarahkan siswa dalam melakukan kegiatan. Ada
keterangan karakteristik di setiap kegiatan yang dicantumkan di buku guru agar
guru mengetahui karakteristik PMRI dari setiap kegiatan. Di samping itu dalam
buku guru terdapat alat dan bahan yang harus disiapkan oleh guru maupun siswa
sebagai media pembelajaran yang mudah ditemui atau sering dijumpai.
4.1.1.2 Kualitas Buku Guru dan Buku Siswa Kelas I Sekolah Dasar dengan
Pendekatan PMRI
a. Validasi Produk
Setelah buku guru dan buku siswa selesai dirancang maka buku divalidasi
kepada pakar PMRI, yaitu dosen ahli PMRI dan guru sekolah dasar yang juga ahli
PMRI. Dosen sebagai ahli 1 sedangkan guru sebagai ahli 2. Validasi dilakukan
untuk mengetahui kualitas buku guru yang meliputi tujuan dan pendekatan, cover,
isi, dan bahasa, sedangkan pada buku siswa meliputi cover, isi, konsistensi,
bahasa dan gambar. Validasi dilakukan oleh kedua ahli yang dilakukan dengan
cara mengisi kuesioner yang telah disiapkan oleh peneliti. Berikut ini adalah tabel
hasil validasi buku guru menurut ahli 1 dan ahli 1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Tabel 4.3 Hasil Validasi Buku Guru
No Aspek yang dinilai Validator
Ahli 1 Ahli 2
1 Pembelajaran dalam buku guru dibuat menarik. 4 4
2 Buku guru dibuat sesuai dengan karakteristik PMRI. 4 4
3 Buku guru memberikan kesempatan guru untuk menggunakan
konteks yang nyata dalam mengajar.
4 4
4 Buku guru membantu guru untuk berpikir kreatif. 4 4
5 Gambar sesuai dengan materi. 4 4
6 Komposisi unsur tata letak (judul, pengarang, ilustrasi, logo, dan lain-
lain seimbang dan seirama dengan tata letak isi)
5 4
7 Memiliki kekontrasan yang baik (pewarnaan halaman depan). 4 4
8 Ukuran judul lebih dominan dibandingkan nama pengarang dan
tulisan lainnya
4 4
9 Judul dapat memberikan informasi secara cepat dan tepat tentang
materi isi buku.
4 4
10 Cover menarik. 5 5
11 Komponen dalam buku guru lengkap (cover, kata pengantar, petunjuk
penggunaan buku, daftar isi, daftar pustaka).
4 5
12 Materi buku sesuai dengan judul buku 4 4
13 Petunjuk pada buku guru jelas dan mudah dipahami 4 4
14 Alat dan bahan yang digunakan dalam setiap kegiatan mudah
disiapkan oleh guru.
4 4
15 Materi disusun secara runtut 4 4
16 Buku memuat karakteristik PMRI: Penggunaan konteks 4 4
17 Buku memuat karakteristik PMRI : Penggunaan model 4 4
18 Buku memuat karakteristik PMRI : Konstruksi siswa 4 4
19 Buku memuat karakteristik PMRI : Interaktivitas 4 4
20 Buku memuat karakteristik PMRI : Keterkaitan 4 4
21 Kalimat yang digunakan singkat dan jelas. 4 4
22 Bahasa yang digunakan mudah dipahami 4 4
23 Bahasa yang digunakan sesuai dengan ejaan yang disempurnakan
(EYD)
4 4
24 Ukuran dan bentuk huruf menarik 4 4
Total 98 98
Rata-rata 4,08 4,08
Total rata-rata 4,08
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Dilihat dari hasil validasi produk buku guru dapat diketahui bahwa skor
dari ahli 1 totalnya adalah 98 dengan rata-rata 4,08. Selanjutnya untuk skor dari
ahli 2 pada kuesioner mempunyai kesamaan pada total skor ahli 1 yaitu 98 dengan
rata-rata 4,08. Hasil kedua rata-rata nilai dari ahli 1 dan ahli 2 diambil total rata-
ratanya dan hasilnya adalah 4,08 kemudian dikonversikan ke dalam tabel skor
rata-ratanya t termasuk dalam kategori “baik”. Menurut penilaian ahli 1 dan ahli 2
hasilnya menunjukkan bahwa buku guru kelas I SD materi bangun ruang dengan
pendekatan PMRI masuk dalam kategori “baik” dan layak untuk diujicobakan ke
lapangan.
Selanjutnya adalah hasil validasi dari ahli 1 dan ahli 2 terhadap buku
siswa. Berikut tabel hasil validasi buku siswa.
Tabel 4.4 Hasil Validasi Buku Siswa
No Aspek yang dinilai Validator
Ahli 1 Ahli 2
1 Gambar sesuai dengan materi. 4 4
2 Komposisi unsur tata letak (judul, pengarang, ilustrasi, logo, dll
seimbang dan seirama dengan tata letak isi). 4 4
3 Memiliki kekontrasan yang baik (pewarnaan halaman depan). 4 4
4 Ukuran judul lebih dominan dibandingkan nama pengarang dan tulisan
lainnya. 4 4
5 Judul dapat memberikan informasi seeara cepat dan tepat tentang
materi isi buku. 4 4
6 Cover menarik perhatian siswa untuk belajar. 5 5
7 Menggunakan konteks yang nyata dan relevan dengan siswa
(karakteristik 1) 4 4
8 Menggunakan model yang membantu siswa untuk memahami materi
(karakteristik 2) 4 4
9 Memberikan kesempatan siswa untuk berkontribusi dalam
pembelajaran (karakteristik 3) 4 4
10 Terdapat interaktifitas antara guru dan siswa maupun siswa dengan
siswa dalam beraktivitas (karakteristik 4) 4 4
11 Terdapat keterkaitan dengan materi lain (karakteristik 5) 4 4
12 Penempatan unsur tata letak judul, sub judul, ilustrasi, pada awal setiap
bab konsisten. 5 4
13 Tata letak gambar tepat dan tidak mengganggu. 5 4
14 Bidang cetak dan margin proporsional. 4 4
15 Jenis dan ukuran huruf pada kalimat konsisten dan sesuai untuk anak. 4 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
16 Menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami. 4 4
17 Berisi perintah yang jelas. 4 4
18 Bahasa berdasarkan EYD. 4 4
19 Bahasa tidak mengandung makna ganda. 4 4
20 Menarik perhatian siswa untuk belajar. 4 5
21 Sesuai dengan materi yang dibahas. 4 4
22 Warna gambar memiliki kekontrasan yang sesuai. 4 4
23 Ukuran gambar tepat. 4 5
Total 95 95
Rata-rata 4,13 4,13
Total Rata-rata 4,13
Berdasarkan hasil validasi buku siswa, dapat diketahui bahwa skor dari
ahli 1 totalnya adalah 95 dengan rata-rata 4,13. Selanjutnya untuk skor dari ahli 2
pada kuesioner mempunyai kesamaan pada total skor ahli 1 yaitu 95 dengan rata-
rata 4,13. Total rata-rata skor dari ahli 1 dan ahli 2 adalah 4,13 yang kemudian
dikonversikan ke dalam tabel konversi, hasilnya masuk dalam kategori “baik”.
Ahli 1 dan ahli 2 menyatakan bahwa buku siswa kelas I SD materi bangun ruang
dengan pendekatan PMRI kualitasnya baik dan layak untuk diujicobakan.
Dilihat dari kedua hasil validasi buku guru dan buku siswa oleh ahli 1 dan
ahli 2 diperoleh hasil bahwa kedua buku tersebut mempunyai kualitas yang baik
dan layak untuk diujicobakan dengan melakukan beberapa revisi yang telah
disarankan oleh para ahli. Oleh sebab itu peneliti perlu melakukan revisi atau
perbaikan dari kekurangan-kekurangan menurut para ahli. Berikut ini adalah
saran-saran dari ahli untuk perbaikan buku guru maupun buku siswa.
- Revisi Produk
Setelah mendapatkan hasil validasi, selanjutnya peneliti melakukan tahap
revisi dimana produk yang telah divalidasi dan dianggap memiliki kekurangan
oleh para ahli perlu diperbaiki untuk menyempurnakan produk sehingga dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
digunakan untuk tahap berikutnya yaitu tahap ujicoba. Namun tidak semua saran
dari ahli dianggap sebagai kekurangan dan perlu dilakukan perbaikan, peneliti
dapat memilih saran-saran yang dianggap perlu untuk diperbaiki. Meskipun ada
bagian dari produk yang dianggap kurang pas atau memiliki kekurangan menurut
para ahli, peneliti tetap dapat mempertahankannya.
Ada beberapa saran dan komentar terhadap buku guru dan buku siswa
menurut para ahli (validator). Menurut ahli 1 terhadap buku guru, tujuan dan
pendekatan pada buku guru tidak ada masalah, buku guru dibuat menggunakan
pendekatan PMRI dengan lima karakteristik PMRI, pembelajaran dalam buku
guru membantu guru agar lebih berpikir kreatif. Kemudian untuk cover buku
sudah menarik. Kemudian untuk isi buku guru, komponen sudah lengkap, alat dan
bahan yang dibutuhkan mudah diperoleh. Petunjuk buku mudah dipahami namun
ada kalimat yang perlu diperjelas, dan beberapa materi yang perlu diperbaiki
seperti garis putus-putus pada bangun ruang. Sedangkan untuk ahli 2 memberi
pendapat bahwa tujuan dan pendekatan buku guru jelas dan trmuat dalam buku,
cover menarik dan warnanya kontras. Saran dari ahli 2 untuk mengganti gambar-
gambar pada materi kegiatan yang berlabel dengan gambar polos yang tidak
berlabel. Kemudian ahli 2 menyarankan untuk lebih memperhatikan penggunaan
tanda baca (konsisten) dengan penggunaan tanda titik di akhir kalimat. Dari
beberapa saran dari dua ahli terkait empat aspek yang dinilai pada buku guru,
peneliti mengambil saran dari ahli 1 dan 2 yaitu mengenai perbaikan penulisan
serta tanda baca. Saran dari ahli 2 mengenai pemilihan benda-benda yang tidak
berlabel tidak digunakan oleh peneliti dengan alasan peneliti meyakini bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
“anak-anak akan lebih mudah memahami benda tersebut jika membaca label”
selain itu juga memperhatikan ketertarikan anak terhadap benda tersebut yang
lebih berwarna daripada hanya polos tidak bergambar.
Selain buku guru, kedua ahli juga memberisaran terhadap buku siswa. saran
dari ahli 1 dan ahli 2 mengenai cover, konsistensi, bahasa dan gambar tidak ada
masalah semua sudah baik dan dapat dipertahankan. Namun ada saran dari ahli 2
mengenai isi materi, agar mengganti benda bangun ruang berbentuk kerucut (di
dalam buku tertulis waffle) diganti dengan benda berbentuk kerucut yang mudah
ditemui oleh siswa agar siswa tidak kesulitan. Saran ahli 2 tersebut diterima oleh
peneliti karena memang sedikit sulit untuk menemukan benda tersebut khususnya
untuk sekolah dasar di daerah pedesaan.
Saran untuk revisi buku siswa yang telah divalidasi oleh ahli hampir sama
dengan saran revisi buku guru, maka peneliti melakukan revisi yang sama antara
buku siswa dan buku guru. Berikut adalah beberapa revisi dari peneliti atas saran
ahli yang diterima dan diikuti oleh peneliti.
Berikut ini adalah salah satu gambar yang mendapat masukan dari ahli
untuk diperbaiki dalam penyusunan kalimat perintah bagi anak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Gambar 4.10 Saran Ahli untuk Penggunaan Kalimat
Diperjelas lagi kalimatnya agar anak tidak bingung
dengan kalimat perintahnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Setelah direvisi menjadi seperti pada gambar berikut :
Gambar 4.11 Revisi Penggunaan Kalimat
Selain pada kalimat petunjuk, peneliti juga merevisi benda yang berbentuk
kerucut sesuai dengan saran dari ahli untuk diganti dengan benda yang mudah
ditemukan oleh siswa maupun guru.
Kalimatnya menjadi “Tuliskan benda apa
yang sama bentuknya dengan gambar di atas?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Gambar 4.12 Revisi Penggunaan benda
Berdasarkan hasil revisi dari saran ahli 1 dan 2, buku guru dan buku
siswa telah dapat digunakan untuk ujicoba terbatas. Ada beberapa saran yang
diterima dan ada beberapa saran yang tidak diterima oleh peneliti. Saran yang
diterima kemudian direvisi dan saran yang tidak diterima tetap dipertahankan. Hal
tersebut sesuai dengan kebutuhan dan pertimbangan peneliti setelah melakukan
kajian ulang mengenai buku guru dan buku siswa tersebut.
Kalau bisa diganti benda
bentuk kerucut yang banyak
ditemui misalkan topi ulang
tahun
Waffle diganti dengan topi
ulang tahun bentuk kerucut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
b. Dampak Produk
Setelah produk divalidasi oleh ahli dan kualitas dianggap baik atau layak
untuk digunakan, maka buku guru dan buku siswa selanjutnya diujicobakan di
lapangan. Setelah diujicoba langkah selanjutnya adalah mencari tahu dampak
penggunaan produk buku guru maupun buku siswa. Dalam penelitian ini dampak
adanya penggunaan buku dilihat melalui perbandingan hasil belajar atau nilai
siswa sebelum dan sesudah pemakaian buku. Untuk melihat adanya dampak yang
ditimbulkan pada penggunaan produk peneliti mengukur pemahaman siswa
terhadap materi bangun ruang sebelum dan sesudah menggunakan buku siswa.
Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui peranan buku dalam membantu siswa
memahami materi bangun ruang dengan lebih mudah. Sebelum melakukan
ujicoba peneliti benar-benar memastikan bahwa kualitas buku memang baik dan
layak digunakan, bahkan telah melalui tahap revisi untuk membenahi kekurangan-
kekurangan yang terdapat pada buku.
Dampak dari penggunaan produk dapat diketahui melalui uji coba terbatas
pada lima siswa kelas I. Peneliti memilih SDN Plaosan I untuk melakukan uji
coba khususnya pada kelas I. Sebelum melakukan uji terbatas kelima siswa
tersebut harus melalui uji soal yaitu (pretest) dan setelah uji coba (posttest). Soal
yang digunakan untuk uji pretest dan posttest sama. Soal terdiri dari 20 soal
pilihan ganda untuk uji pretest dan posttest yang sebelumnya telah diuji secara
empiris di kelas II. Uji empiris dilakukan untuk menguji apakah soal setiap item
valid atau ada yang tidak valid. Peneliti membuat 30 soal yang kemudian diambil
20 soal valid untuk menjadi instrumen tes uji coba terbatas. Soal diujikan kepada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
25 anak di kelas II SDN Plaosan I. Soal tes yang akan digunakan sebagai soal
pretest dan posttest harus melalui tahap validasi, sehingga soal-soal tes tersebut
valid dan reliabel.
Berikut adalah hasil validasi setiap item soal yang telah dihitung
menggunakan menggunakan IBM SPSS Statistics 22 for Windows.
Tabel 4.5 Rekapitulasi Validitas Soal
No
Item
Pearson
Correlation
r
tabel
2-
Tailed
Hasil
Validitas
No
Item
Pearson
Correlation r tabel
2
Tailed
Hasil
Validitas
1 ,853** 0,396 0,000 Valid 16 ,568** 0,396 0,003 Valid
2 ,853** 0,396 0,000 Valid 17 ,427* 0,396 0,033 Valid
3 ,853** 0,396 0,000 Valid 18 ,127 0,396 0,546 Tidak Valid
4 ,853** 0,396 0,000 Valid 19 ,012 0,396 0,956 Tidak Valid
5 ,853** 0,396 0,000 Valid 20 ,347 0,396 0,089 Tidak Valid
6 ,853** 0,396 0,000 Valid 21 ,867** 0,396 0,000 Valid
7 ,260 0,396 0,209 Tidak Valid 22 ,290 0,396 0,160 Tidak Valid
8 ,867** 0,396 0,000 Valid 23 ,181 0,396 0,388 Tidak Valid
9 ,853** 0,396 0,000 Valid 24 ,238 0,396 0,252 Tidak Valid
10 ,853** 0,396 0,000 Valid 25 ,853** 0,396 0,000 Valid
11 ,508** 0,396 0,009 Valid 26 ,867** 0,396 0,000 Valid
12 ,853** 0,396 0,000 Valid 27 ,052 0,396 0,806 Tidak Valid
13 ,128 0,396 0,541 Tidak Valid 28 ,598** 0,396 0,002 Valid
14 ,587** 0,396 0,002 Valid 29 ,469* 0,396 0,018 Valid
15 ,448* 0,396 0,025 Valid 30 ,761** 0,396 0,000 Valid
Dari tabel rekapitulasi validasi item soal dapat diketahui bahwa ada 21
soal yang valid dan bisa digunakan untuk uji terbatas yaitu 1,2,3,4,5,6,
8,9,10,11,12,14,15,16,17,21,25,26,28,29 dan 30. Setiap item soal yang memiliki
tanda (*) menunjukkan bahwa aitem soal tersebut signifikansinya 0,01 sedangkan
aitem soal yang memiliki tanda (**) menujukkan bahwa aitem soal tersebut
signifikansinya 0,05.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Perhitungan reliabilitas yang dilakukan dengan program IBM SPSS 22 for
Windows dengan rumus Alpha Cronbach hasilnya sebagai berikut:
Tabel 4.6 Reliabilitas Instrumen
Reliability Statistics
Cronbach‟s Alpha N of items
,964 21
Hasil penghitungan reliabilitas menurut Alpha Cronbach adalah 0,964
(berada dalam rentangan 0,800-1,00). Hal itu menunjukkan bahwa 21 soal
tersebut dinyatakan reliabel dan jika dikonversikan dalam tabel koefisien
reliabilitas maka 21 soal tersebut memiliki reliabilitas yang sangat tinggi.
Selanjutnya dari 21 soal yang valid dipilih 20 soal yang akan digunakan
untuk uji empiris. Soal yang tidak dipakai adalah item nomor 15 karena masih ada
3 soal yang bentuknya sama dengan soal nomor 15. Soal yang telah melalui uji
empiris selanjutnya dapat dipakai untuk kepentingan pretest dan posttest.
Ujicoba dilaksanakan pada tanggal 7 Desember 2016 sampai pada tanggal
9 Desember 2016 di SD Negeri Plaosan I. Uji coba terbatas dilakukan di kelas I
dengna jumlah siswa 5 anak. Sebelum melakukan uji coba terlebih dahulu
dilakukan pretest untuk mengetahui sejauh mana pemahaman anak terhadap
materi yang akan diujicobakan yaitu tentang bangun ruang. Siswa diberi waktu 70
menit untuk mengerjakan pretest yang berjumlah 20 soal pilihan ganda. Setelah
selesai peneliti melakukan simulasi kepada seluruh siswa kelas I yang berjumlah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
30 siswa termasuk 5 anak yang menjadi subyek penelitian selama kurang lebih 3x
pertemuan. Setiap pertemuan terhitung 3 jam pelajaran.
Setelah ujicoba terlaksana dan kegiatan-kegiatan dalam buku siswa telah
dikerjakan maka selanjutnya mencari tahu dampaknya apakah nilainya meningkat,
tetap atau justru menurun melalui posttest.
Adapun hasil perhitungan nilai sebelum dan sesudah menggunakan produk
adalah sebagai berikut.
Tabel 4.7 Hasil pretest dan posttest
No. Nama Nilai
pretest posttest
1 Fjr 70 95
2 Ajng 65 100
3 Okt 70 95
4 Ln 70 90
5 Ysa 75 100
Total Nilai 350 480
Rata-rata 70 96
Peningkatan 26
Presentase 37%
Kelima anak tersebut dipilih karena nilainya lebih rendah dibandingkan 25
anak lainnya. Menurut hasil rekapitulasi nilai pretest dan posttest yang dilakukan
kepada 5 anak kelas I sekolah dasar yang menjadi subyek penelitian, setelah
diamati diperoleh hasil bahwa ada peningkatan di hasil pretest dan posttest.
Masing-masing anak mengalami peningkatan dari sebelum mendapat perlakuan
penggunaan produk hingga setelah mendapatkan perlakuan dari penggunaan
produk. Rata-rata nilai hasil pretest menunjukkan 70, sedangkan rata-rata nilai
pada hasil posttest menunjukkan 96. Penggunaan produk membawa dampak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
perubahan positif yang ditunjukkan dari hasil belajar yang berubah menjadi lebih
baik, ada peningkatan nilai sebanyak 26 atau 37% setelah menggunakan produk.
Siswa kelas I sangat antusias dan aktif dalam mengikuti pembelajaran, hal itu
menunjukkan bahwa siswa lebih mudah paham dengan proses pembelajaran yang
peneliti lakukan bersama dengan mereka sehingga nilai mereka meningkat.
4.2 Pembahasan
Proses pengembangan buku guru dan buku siswa kelas I dengan
mengunakan pendekatan PMRI dimulai dengan menganalisis kebutuhan di
sekolah. Analisis kebutuhan dilakukan dengan wawancara terhadap guru dan
siswa di empat sekolah dasar wilayah Sleman Barat. Analisis kebutuhan
dilakukan untuk mengetahui situasi dan kondisi pembelajaran di kelas
khususnya pada pelajaran matematika. Selain itu juga analisis kebutuhan
berguna untuk mengetahui kebutuhan atau permasalahan para guru dan siswa
sehingga peneliti dapat mencari solusi yang tepat. Sekolah yang dipilih oleh
peneliti adalah SDN Plaosan 1, SDN Plaosan 2, SDN Susukan, dan SDK Jetis
Depok yang dianggap masih berada di daerah pedesaan yang jauh dari fasilitas
yang modern. Analisis dilakukan dengan menggunakan metode wawancara tidak
terstruktur, peneliti melakukan wawancara hanya menggunakan poin-poin
pertanyaan yang dapat dikembangkan lebih luas oleh peneliti sesuai
kebutuhannya. Peneliti menemukan berbagai permasalahan guru saat melakukan
kegiatan belajar-mengajar. Mulai dari guru kesulitan mengkondisikan siswa saat
melakukan kegiatan karena siswanya terlalu ramai, ada juga anak yang susah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
memahami materi pembelajaran, ditemukan juga anak-anak yang mudah bosan
ketika pembelajaran berlangsung tanpa menggunakan media atau alat peraga.
Peneliti melakukan analisis kebutuhan dengan wawancara kepada guru
dan siswa di empat sekolah. Peneliti menemukan berbagai permasalahan guru
saat melakukan kegiatan belajar-mengajar. Mulai dari guru kesulitan
mengkondisikan siswa saat melakukan kegiatan karena siswanya terlalu ramai,
ada juga anak yang susah memahami materi pembelajaran, ditemukan juga anak-
anak yang mudah bosan ketika pembelajaran berlangsung tanpa menggunakan
media atau alat peraga. Pembelajaran di kelas cenderung mengikuti buku,
sedangkan tidak semua kegiatan dalam buku membuat siswa mampu berpikir
konkret sesuai tahapan anak usia 7 tahun. Selain itu buku yang ada lebih banyak
tulisan daripada gambar sehingga anak kurang tertarik untuk membacanya.
Pengembangan buku guru dan buku siswa kelas I sekolah dasar dengan
pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia adalah solusi dari
pemasalahan yang telah dianalisis oleh peneliti berdasarkan wawancara di empat
sekolah wilayah Sleman Barat yang meliputi SDN Plaosan 1, SDN Plaosan 2,
SDN Susukan dan SDK Jetis Depok.
Penelitian dan pengembangan buku ini menggunakan metode Research
and Development (RnD) menggunakan tahap-tahap atau prosedur pengembangan
menurut Sugiyono dan Borg and Gall. 10 langkah pengembangan Sugiyono
meliputi 1) Potensi Masalah, 2) Mengumpulkan Informasi, 3) Desain Produk, 4)
Validasi Desain, 5) Perbaikan Desain, 6) Uji Coba Produk, 7) Revisi Produk, 8)
Ujicoba Pemakaian, 9) Revisi Produk, 10) Pembuatan Produk Massal. Kedua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
sepuluh langkah menurut Borg and Gall yang meliputi 1) Penelitian dan
pengumpulan data, 2) Perencanaan, 3) Pengembangan bentuk awal produk, 4)
Revisi produk, 6) Uji coba lapangan, 7) Revisi produk, 8) Uji pelaksanaan
lapangan, 9) Penyempurnaan produk akhir, 10) Diseminasi dan implementasi.
Dari kedua model tersebut kemudian di modifikasi menjadi lima tahap yang
meliputi 1) Potensi Masalah 2) Desain Produk buku guru dan buku siswa 3)
Validasi Produk oleh ahli 4) Uji coba lapangan awal, 5) Instrumen Penelitian dan
5) Ujicoba terbatas. Buku guru dan buku siswa memuat kegiatan-kegiatan
pembelajaran matematika yang di di desain menggunakan pendekatan PMRI
dengan lima karakterisik dari PMRI yaitu interaktivitas, penggunaan konteks,
penggunaan model konkrit, konstruksi siswa dan keterkaitan. Langkah awal
dalam penelitian ini adalah mencari potensi masalah, peneliti menganalisis
kebutuhan yang ada di sekolah dasar dan mengumpulkan data-data yang
diperlukan. Peneliti melakukan wawancara untuk mengetahui masalah dan
kebutuhan guru maupun siswa di sekolah. Analisisis kebutuhan dilakukan di
empat SD wilayah Sleman Barat yang meliputi SDN Plaosan 1, SDN Plaosan 2,
SDN Susukan dan SDK Jetis Depok. Setelah menemukan masalah dan
mengumpulkan data-data langkah kedua membuat desain pengembangan produk
yang akan digunakan untuk penelitian yaitu buku guru dan buku siswa. Kedua
buku disusun sesuai dengan materi yang dibutuhkan, namun tidak terikat pada
salah satu kurikulum. Buku yang dikembangkan dapat digunakan untuk semua
jenis kurikulum. Penelitian ini hanya dibatasi untuk siswa kelas I sekolah dasar
materi bangun ruang dengan pendekatan PMRI. Setelah mendesain produk buku,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
peneliti mempersiapkan semua kebutuhan penelitian termasuk mempersiapkan
instrumen penelitian. Langkah selanjutnya adalah melakukan validasi terhadap
buku guru dan buku siswa kepada ahli dengan menggunakan kuesioner. Setelah
bukudivalidasi langkah terakhir adalah ujicoba terbatas. Ujicoba terbatas
dilakukan di sekolah dasar dengan subyek 5 anak kelas 1 dengan melakukan
pembelajaran menggunakan pendekatan PMRI sesuai kegiatan yang ada di buku
siswa.
Kualitas buku guru dan buku siswa diketahui dari nilai kuesioner hasil
validasi oleh para ahli. Validasi dilakukan untuk menguji kualitas dan kelayakan
produk oleh para ahli yaitu satu orang dosen ahli PMRI sebagai ahli 1 dan satu
guru pembelajar PMRI sebagai ahli 2. Produk divalidasi selama kurang lebih 3
minggu. Hasil penilaian produk dari ahli 1 dan ahli 2 untuk buku guru skornya
sama yaitu 98 dengan rata-rata 4,08. Setelah dikonversikan ke dalam tabel data
menurut Sukardjo nilai tersebut masuk dalam kategori “baik”. Sedangkan hasil
penilaian dari ahli 1 dan ahli 2 untuk buku siswa juga sama skornya yaitu 95
dengan rata-rata 4,13. Setelah dikonversikan ke dalam tabel data, skor tersebut
masuk dalam kategori “baik”. Kedua ahli menyatakan bahwa produk buku guru
dan buku siswa mempunyai kualitas yang baik dan layak untuk diuji cobakan
setelah melalui tahap revisi atau perbaikan.
Setelah diujicoba langkah selanjutnya adalah mencari tahu dampak
penggunaan produk buku guru maupun buku siswa. Dalam penelitian ini dampak
adanya penggunaan buku dilihat melalui perbandingan hasil belajar atau nilai
siswa sebelum dan sesudah pemakaian buku. Untuk melihat adanya dampak yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
ditimbulkan pada penggunaan produk peneliti mengukur pemahaman siswa
terhadap materi bangun ruang sebelum dan sesudah menggunakan buku siswa.
Sebelum melakukan uji coba produk, peneliti melakukan pretest untuk
mengetahui sejauh mana siswa memahami materi bangun ruang dan untuk
mengetahui pemahaman siswa setelah menggunakan produk maka dilakukan
posttest. Hasil dari pretest dan posttest digunakan untuk mengukur adanya
dampak dari penggunaan produk buku guru dan buku siswa. Dari hasil penilaian
pretest menunjukkan bahwa rata-rata nilai 5 siswa sebelum menggunakan produk
adalah 70 dan rata-rata nilai posttest 5 siswa setelah menggunakan produk
menjadi 96. Hal itu menunjukkan bahwa produk buku guru dan buku siswa
memberikan dampak atau pengaruh positif terhadap pembelajaran matematika
materi bangun ruang di kelas I karena dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
BAB 5
PENUTUP
Bab 5 membahas tentang (1) kesimpulan, (2) keterbatasan penelitian, dan
(3) saran bagi penelitian selanjutnya.
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut.
5.1.1 Proses pengembangan buku guru dan buku siswa kelas I sekolah dasar
dengan pendekatan PMRI melalui lima tahap yaitu potensi masalah,
desain produk, validasi produk, instrumen penelitian dan uji coba
terbatas. Potensi masalah pada tahap pertama diawali dengan analisis
kebutuhan yang dilakukan oleh peneliti melalui wawancara tidak
terstruktur. Selanjutnya peneliti melakukan tahap kedua yaitu desain
produk, buku guru dan buku siswa didesain mulai dari sampul hingga isi
materi kegiatan, dengan memperhatikan lima karakteristik PMRI.
Selanjutnya peneliti menyiapkan validasi oleh ahli. Ada dua ahli sebagai
validator yaitu dosen PMRI sebagai ahli 1 dan guru pembelajaran PMRI
sebagai ahli 2. Setelah produk selesai di validasi langkah selanjutnya
adalah menyiapkan instrumen untuk pretest dan posttest. Kemudian
peneliti melakukan uji coba terbatas yang dilakukan kepada 5 siswa kelas
I sekolah dasar yang telah dipilih mewakili 30 anak di kelas I.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
5.1.2 Kualitas buku guru dan buku siswa kelas I sekolah dasar dengan
pendekatan PMRI dilihat dari hasil validasi oleh ahli. Buku guru dan
buku siswa divalidasi kepada pakar PMRI, yaitu dosen ahli PMRI dan
guru sekolah dasar yang juga ahli PMRI. Validasi oleh ahli dilakukan
dengan dengan mengisi kuesioner yang telah disiapkan oleh peneliti.
Hasil validasi produk buku guru dari ahli 1 dan ahli dua mendapatkan
rata-rata 4,08 dan dikonversikan dengan tabel konversi kriteria penilaian
skala lima hasilnya menunjukkan bahwa buku guru kelas I SD dengan
pendekatan PMRI masuk dalam kategori “baik”. Sedangkan berdasarkan
hasil validasi buku siswa, diketahui bahwa nilai rata-rata kedua ahli
adalah 4,13 dan dikonversikan ke dalam tabel konversi, hasilnya
menyatakan bahwa buku siswa kelas I SD dengan pendekatan PMRI
masuk dalam kategori “baik”. Jadi buku guru dan buku siswa kelas I SD
dengan pendekatan PMRI materi bangun ruang mempunyai kualitas yang
baik dan layak untuk diujicobakan. Dari penelitian ini juga dapat dilihat
adanya dampak penggunaan produk. Produk buku guru dan buku siswa
ternyata memberikan dampak atau pengaruh positif terhadap
pembelajaran matematika khususnya materi bangun ruang di kelas I
karena dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Rata-rata nilai hasil
pretest menunjukkan 70, sedangkan rata-rata nilai pada hasil posttest
menunjukkan 96, ada peningkatan nilai sebanyak 26 atau 37% setelah
menggunakan produk.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
5.2 Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki keterbatasan, diantaranya adalah,
5.2.1 Ujicoba hanya sampai pada ujicoba terbatas dan belum pada tahap ujicoba
efektivitas produk dalam kelompok yang lebih luas.
5.2.2 Materi dalam buku guru dan buku siswa terbatas hanya pada satu materi
saja yaitu bangun ruang, sehingga tidak bisa digunakan untuk materi
yang lain.
5.2.3 Data yang diperoleh oleh peneliti sebatas wawancara kepada guru kelas
dan siswa kelas I di empat sekolah karena keterbatasan waktu untuk izin
di sekolah lain.
5.3 Saran
Berdasarkan keterbatasan pada penelitian pengembangan ini, maka peneliti
memiliki saran untuk penelitian pengembangan selanjutnya, yaitu
5.3.1 Penelitian selanjutnya agar sampai pada tahap ujicoba yang lebih luas.
5.3.2 Penelitian selanjutnya dapat dikembangkan untuk beberapa materi dan sub
bab agar dapat mencakup materi yang lebih banyak dan dapat digunakan
untuk pembelajaran matematika selain bangun ruang.
5.3.3 Penelitian selanjutnya agar melakukan pengumpulan data dari sekolah
yang lebih banyak supaya data analisis kebutuhan yang diperoleh lebih
meyakinkan dan lebih akurat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
DAFTAR REFERENSI
Akbar, Sa‟dun. 2013. Instrument Perangkat Pembelajaran. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Ahmadi, R. 2014. Pengantar Pendidikan Asas dan Filsafat Pendidikan.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Arikunto, Suharsimi. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara.
Ferryansyah. (2011). Perbandingan Prestasi Belajar Matematika Siswa Antara
Pembelajaran yang Disertai Penciptaan kondisi Alfa dan Tanpa Disertai
Penciptaan Kondisi Alfa. Jurnal Ilmu-Ilmu sosial 3 (2), hlm 235-242.
Hudojo, Herman. 1988. Mengajar Belajar Matematika. Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.
Janitasari, Lisa. (2012). Pengembangan Buku Ajar Math-Stories Materi Bangun
Datar dan Bangun Ruang Kelas V Semester II SDN Windurejo 2 Mojokerto.
Skripsi. Malang: Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah,
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim. Diakses pada tanggal 12
Desember 2016 dari http://etheses.uin-malang.ac.id/3792/1/12140149.pdf
Kurbaita,dkk. (2013). Pengembangan Buku Ajar Matematika Tematik Integratif
Materi Pengukuran Berat Badan untuk Kelas 1 SD. Jurnal Kresno 4 (1).
Diakses pada tanggal 12 Desember 2016 dari
file:///C:/Users/caro%20n%20rol/Downloads/2877-6398-1-PB.pdf
Margono. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
Marpaung, Y. (2008). Pendidikan Matematika Realistik Indonesia. Pelatihan
guru-guru SMP di USD, Hotel LPP dan P4TK Matematika pada bulan juli
2008.
Mayasari, Dwi Dian. (2014). Peningkatan Kreativitas dan Prestasi Belajar
Matematika Siswa Kelas IIIA SD Negeri 1 Kebondalem Lor dengan
Menggunakan Pendekatan PMRI. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma. Diakses pada
tanggal 18 Oktober 2015 dari www.library.ac.id
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Pitadjeng. 2015. Pembelajaran Matematika yang Menyenangkan.Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Runtukahu, Tombokan dan Kandou, Selpius. 2014. Pembelajaran Matematika
Dasar Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Russefendi. 1990. Pengajaran Matematika Modern dan Masa Kini. Bandung:
Tarsito.
Sani dan Kurniasih. 2014. Panduan Membuat Bahan Ajar Buku Teks Pelajaran
Sesuai dengan Kurikulum 2013. Surabaya: Kata Pena
Schunk. D. H. (2012). Learning Theories: An Educational. (Terj). Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
Soedjadi, R. (2000). Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia-Konstansi
Keadaan Masa Kini Menuju Harapan Masa depan. Jakarta: Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian dan Pengembangan (Research and
Development/ R&D). Bandung: Alfabeta.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Pt
Remaja Rosdakarya.
Suryanto. 2010. Sejarah Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI).
Yogyakarta: Koleksi Pustaka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Susilo, Frans. 2008. Sumbangan Matematika Dalam Memadukan Keunggulan
Akademik dan Nilai-Nilai Humanistik. Yogyakarta: Universitas Sanata
Dharma
Wijaya, A. (2012). Pendidikan Matematika Realistik Suatu Alternatif Pendekatan
Pembelajaran Matematika. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Yamin, Moh. 2015. Teori dan Metode Pembelajaran. Malang: Madani.
Yusuf & Sugandi. (2011). Psikologi perkembangan anak dan remaja. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Lampiran 1.1 Surat Izin Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Lampiran 1.2 Surat
Validator
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Lampiran 2.1 Validasi Buku Guru Ahli 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Lampiran 2.2 Hasil Validasi Buku Guru Ahli 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Lampiran 2.3 Hasil Validasi Buku Siswa Ahli 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Lampiran 2.4 Hasil Validasi Buku Siswa Ahli 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
Lampiran 3.1 Soal dan Kunci Jawaban
No
. Soal
1. Manakah benda yang bentuknya sama ?
a. dan
b. dan
c. dan
Jawab: C
2. Manakah benda yang bentuknya sama ?
a. dan
b. dan
c. dan
Jawab: A
3. Benda di samping sama bentuknya dengan gambar.......
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
a. b. c.
Jawab: B
4.
Benda di samping sama bentuknya dengan gambar......
a. b. c.
Jawab: A
5.
Benda di samping sama bentuknya dengan gambar.......
a. b.
c
Jawab: C
6.
Nama bangun ruang di samping adalah......
a. Tabung
b. Balok
c. Kerucut
Jawab: C
7.
Nama bangun ruang di samping adalah....
a. Tabung
b. Balok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
c. Kubus
Jawab: A
8.
Nama bangun ruang di samping adalah...
a. Balok
b. Bola
c. Kubus
Jawab: A
9.
Benda di samping bentuknya sama dengan bangun
di bawah, kecuali...
a. b. c.
Jawab: A
10. Benda di bawah ini berbentuk tabung, kecuali....
a. b. c.
Jawab: B
11. Benda di bawah ini berbentuk bola, kecuali....
a. b. c.
Jawab: C
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
12. Manakah benda yang berbentuk kubus?
a. b. c.
Jawab: A
13. Kaleng susu, sedotan dan gelas merupakan contoh bangun ruang.....
a. Kubus
b. Balok
c. Tabung
Jawab: C
14. Adi membeli penghapus. Penghapus merupakan contoh bangun ruang....
a. Balok
b. Bola
c. Kubus
Jawab: A
15. Rini menemukan dadu di bawah meja. Dadu merupakan bangun ruang....
a. Bola
b. Kubus
c. Kerucut
Jawab: B
16. Ana meletakkan buah di kulkas. Kulkas merupakan bangun ruang....
a. Kerucut
b. Bola
c. Balok
Jawab: C
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
17. Ada berapa jumlah bangun ruang di samping?
a. 1 kubus 2 balok
b. 1 bola 2 kubus
c. 2 bola 1 kubus
Jawab: B
18. Ada berapa jumlah bangun ruang di samping?
a. 2 balok 2 tabung
b. 2 balok 2 bola
c. 2 kubus 2 tabung
Jawab: A
19. Yang termasuk benda berbentuk tabung adalah....
a. Bola kasti, bola basket, dadu
b. Drum, jeruk, almari
c. Gelas, sedotan, Kaleng susu
Jawab: C
20. Yang termasuk benda berbentuk kerucut adalah....
a. Semangka, es krim, buku
b. Gunung, caping, topi ulang tahun
c. Kemasan sabun, melon, tumpeng
Jawab: B
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
Lampiran 3.2 Hasil Validasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
Lampiran 3.3 Hasil Reliabilitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
Lampiran 3.4 RPP
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Sekolah : SD N PLAOSAN
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : I / I
Materi : Bangun Ruang
Alokasi Waktu : 9 x 35 menit
A. Standar Kompetensi
3. Mengelompokkan benda benda berdasarkan bentuk bangun ruang,
B. Kompetensi Dasar
3.1 Mengenal bermacam-macam bangun ruang (balok, kubus, tabung, bola
dan kerucut)
C. Indikator
a. Kognitif
3.1.1 Menyebutkan berbagai macam benda berbentuk bangun ruang.
3.1.2 Mengidentifikasi benda yang berbentuk bangun ruang
b. Afektif
3.1.3 Menunjukkan ketelitian dalam memberi nama pada bangun ruang
c. Psikomotorik
3.1.4 Mengelompokkan berbagai macam benda berdasarkan bentuk
D. Tujuan Pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
a. Kognitif
3.1.1.1 Secara berkelompok, siswa mampu menyebutkan berbagai macam
benda yang berbentuk bangun ruang dengan tepat.
3.1.2.1 Siswa mampu mengidentifikasi benda yang berbentuk bangun ruang
melalui sebuah pengamatan dengan benar
b. Afektif
3.1.3.1 Siswa mampu menunjukkan sikap teliti dalam memberikan nama
pada benda berbentuk bangun ruang dengan benar
c. Psikomotorik
3.1.4.1 Siswa mampu mengelompokkan benda berbentuk bangun ruang
melalui diskusi bersama teman dengan benar.
E. Materi Pembelajaran
Macam-macam bangun ruang
F. Media, Alat dan Sumber Belajar
A. Media & Alat
Buku Guru dan Buku Siswa
Benda-benda berbentuk bangun ruang (balok, kubus, bola, kerucut,
tabung)
Buku tulis
Alat tulis
B. Sumber Belajar
Listyaningsih, Desti.2016.Matematika Bangun Ruang dengan
Pendekatan PMRI.
Purnomosidi, dkk. 2007. Matematika 2: untuk SD/MI kelas II. Jakarta:
Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
G. Pendekatan dan Metode Pembelajaran
Pendekatan Pembelajaran : PMRI
Metode Pembelajaran : Pengamatan, Diskusi, tanya jawab, ceramah,
unjuk kerja
H. Kegiatan Pembelajaran
No Kegiatan Runtutan kegiatan Waktu
1. Kegiatan
awal
Guru memberikan salam kepada siswa.
Guru menanyakan kabar siswa.
Salah satu siswa memimpin doa sebelum memulai
pelajaran.
Guru melakukan presensi.
Guru mengkoordinasi siswa agar siap menerima
pembelajaran
Siswa mengerjakan soal pretest.
Apersepsi
Guru memberi pertanyaan untuk memancing
pengetahuan siswa.
- “Apakah kalian pernah melihat dadu?”
- “Apakah bentuknya sama dengan bola kasti?”
Motivasi
Guru mengajarkan lagu kepada siswa
Mari kita kenal bangun ruang
Ada balok kubus juga bola
Ada tabung dan juga kerucut
Mari pelajari dengan penuh smangat
Guru bersama siswa bernyanyi bersama
Orientasi
Siswa mendapat penjelasan dari guru mengenai
70 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
materi yang akan dipelajari dan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai serta pentingnya
mempelajari materi tersebut.
2. Kegiatan
inti
Pertemuan 1 (1 x 35 menit)
Guru mengeluarkan satu benda (bola).
Siswa menyebutkan bentuk dari benda tersebut
Guru mengeluarkan benda bermacam-macam dan
siswa menyebutkan bentuknya.
Setelah semua benda disebutkan, siswa mendapat
arahan dari guru.
Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok, satu
kelompok terdiri dari 6 siswa.
Guru menjelaskan kegiatan
yang akan dilakukan siswa di dalam kelompok.
Siswa mengeluarkan benda-benda yang dibawa
dari rumah sesuai tugas kelompoknya.
Guru membagikan buku siswa kepada masing-
masing siswa.
Siswa mengamati benda-benda yang ada dalam
kelompok masing-masing.
Siswa menuliskan nama-nama benda yang ada
dalam kelompoknya.
Siswa mengerjakan kegiatan 1 dan 2 di dalam
buku siswa secara individu.
Setelah selesai, guru menukar berbagai benda
dari masing-masing kelompok.
Secara berdiskusi, siswa mengelompokkan benda
yang sama bentuknya di dalam kelompok masing-
masing.
Siswa mengerjakan aktivitas individu di buku
210 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
siswa.
Guru memberikan penguatan terhadap materi
yang telah dipelajari oleh siswa.
Pertemuan 2 (3 x 35 menit)
Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok. Satu
kelompok terdiri dari 5 siswa.
Siswa membuka buku siswa
tentang mengenal bangun ruang.
Siswa menyebutkan macam-macam bangun
ruang yang telah dipelajari.
Siswa mengerjakan lembar kerja kelompok.
Siswa bersama guru membahas pekerjaan siswa.
Siswa mencari pasangan (dua orang).
Siswa mengerjakan kegiatan 1 dan 2.
Guru memberikan penguatan materi yang telah
dipelajari agar anak lebih memahami bangun
ruang.
Pertemuan 3 ( 2 x 35 menit)
Guru menyiapkan benda yang bermacam-macam
bentuknya.
Masing-masing siswa mengerjakan bagian „ayo
berlatih‟ di buku siswa.
Siswa diberi arahan untuk melakukan kegiatan
pengamatan.
Secara individu siswa mengamati benda-benda di
sekitar kelas yang berbentuk bangun ruang.
Siswa membuat tabel nama benda dan
bentuknya.
Siswa menuliskan benda apa saja yang berbentuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
bangun ruang.
Siswa mengerjakan posttest.
3. Penutup Siswa menjawab pertanyaan dari guru mengenai
kesulitan yang dialami ketika pembelajaran.
Siswa menyampaikan perasaan mereka ketika
mengikuti pembelajaran.
Siswa dan guru membuat kesimpulan dari
pembelajaran yang sudah dilakukan.
Guru menutup pembelajaran.
Siswa menjawab salam dari guru.
35 menit
Praktikan
Desti
Listyaningsih
Lampiran 4.1 Foto-foto Kegiatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
Lampiran 5.1
PERTANYAAN PENGALAMAN MENGAJAR MATEMATIKA DI SD
1. Identitas Guru
a. Nama Guru :
b. Tempat mengajar :
c. Mengajar di kelas :
d. Lama mengajar : Tahun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
2. Pelatihan pendidikan apa sajakah yang pernah diikuti selama menjadi guru
SD
3. Pendapat narasumber tentang
a. Mata pelajaran matematika
b. Kurikulum matematika
4. Perencanaan yang biasa dilakukan sebelum mengajar matematika di SD
5. Metode yang biasa digunakan dalam mengajar matematika SD
6. Pemanfaatan media dalam mengajar matematika SD
7. Materi apa saja dalam mata pelajaran matematika yang oleh siswa
dianggap sulit
8. Mengapa materi itu dianggap sulit oleh siswa?
9. Dalam mengajar matematika, materi apa yang paling sulit diajarkan
kepada siswa? Mengapa?
10. Pengalaman menilai hasil belajar siswa dalam mata pelajaran matematika
11. Hal- hal yang menggembirakan/menyenangkan ketika mengajar
matematika
12. Kesulitan- kesulitan / kendala- kendala yang dialami dalam mengajar
matematika di SD
13. Upaya mengatasi kesulitan – kesulitan dalam mengajar matematika
14. Apakah ada buku pegangan guru yang digunakan untuk pembelajaran?
15. Apakah buku tersebut cukup membantu ibu dalam menyampaikan materi?
bagaimana dampaknya bagi siswa?
16. Menurut ibu, apakah buku itu sudah mengandung hal atau benda yang
dekat dengan siswa?
17. Menurut ibu, apakah jika ada buku guru dan siswa yang menggunakan hal-
hal konkret di sekitar siswa akan membantu dalam pembelajaran ?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
Lampiran 5.2
PERTANYAAN KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA
1. Identitas
Nama:
Kelas:
2. Apakah kamu suka dengan pelajaran matematika? mengapa?
3. Bagaimanakah proses pembelajaran dikelas? apakah menggunakan alat
peraga atau menggunakan buku dan menjelaskan di depan kelas?
4. Bagaimana cara kalian dapat memahami materi dengan mudah?
5. Materi apa yang dianggap sulit?
6. Apakah sudah ada LKS Matematika atau buku paket?
7. Apakah buku yang digunakan itu menarik?
8. Apakah buku yang digunakan itu mudah dipahami?
9. Apakah buku yang digunakan itu lebih banyak gambar atau tulisannya?
10. Menurut kamu, lebih mudah memahami yang banyak gambarnya atau
tulisannya?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI