KEBIJAKAN PENGELOLAAN LIMBAH
BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (LB3)
Direktur Verifikasi Pengelolaan Limbah B3 dan Limbah Non-B3
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
MISI ORGANISASI
Memastikan Kebijakan dan Program KLHK dapat mendukung dan
mewujudkan Visi Presiden
MISI DIRJEN SAMPAH, LIMBAH, DAN B3
Mendukung Menteri LHK dalam mewujudkan kehadiran Negara
dalam Pengelolaan Limbah B3 dan Limbah NonB3,
MISI DIREKTUR VERIFIKASI PENGELOLAAN LIMBAH B3 DAN LIMBAH NON B3 Mendukung Dirjen Sampah, Limbah, dan B3 dalam mewujudkan Visi & Misi Presiden
ISU PENGELOLAAN
LIMBAH B3 DAN LIMBAH NON B3
3
Terbatasnya pusat pengelolaan Limbah B3 yang terintegrasi di daerah
Belum adanya kebijakan yang mengatur pengelolaan Limbah NonB3
Meningkatnya tuntutan penghasil/jasa pengelola Limbah B3 terhadap layanan perizinan
Belum lengkapnya kebijakan pengelolaan Limbah B3 yang dihasilkan rumah tangga
Masih terjadinya pelanggaran peraturan-perundangan di bidang lingkungan hidup dan kehutanan oleh masyarakat dan pelaku usaha
PRINSIP-PRINSIP Yang Dianut dalam PLB3 4
Kehati-hatian
Tanggung Jawab Mutlak
Polluter Pays
R+3R (Reduce, Reuse, Recycle, Recovery)
Transboundary Polluters
Good Environmental Governance
APLIKASI PRINSIP-PRINSIP 5
SEMUA LIMBAH WAJIB DIKELOLA
PENGELOLAAN LIMBAH B3 DIDASARKAN PADA RISIKONYA TERHADAP KESEHATAN & LINGKUNGAN
PENGELOLAAN LIMBAH B3 DILAKUKAN SECARA TUNTAS (FROM CRADLE TO GRAVE)
PENGELOLAAN LIMBAH B3 DILAKUKAN SECARA HIERARKIS (PENGURANGAN PENIMBUNAN)
PELIBATAN STAKEHOLDERS DALAM PENYUSUNAN RPP, TIM AHLI LIMBAH B3
Minimisasi Resiko terhadapKesehatan Manusia dan
Lingkungan Hidup
PenetapanLimbah B3
(Kategorisasi)
PenguranganLimbah
(Reduce)
Penyimpanan
Limbah
Pengangkutan
Pengumpulan
Pemanfaatan(Reuse, Recycle,
Recovery)
Pengolahan
Transboundary
Pemulihan LahanTerkontaminasi
Sistem Tanggap
Darurat
Import# Non B3
Ekspor
PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN
PengelolaanLebih Lanjut
PENGELOLAAN LIMBAH B3 6
7
EKSPOR
SIKLUS
PENGELOLAAN
LIMBAH B3
Di setiap mata rantai pengelolaan dilakukan pencatatan dan pengendalian/pengawasan dengan izin untuk
memastikan dipenuhinya persyaratan lokasi, fasilitas, teknologi, dan baku mutu.
Setiap perpindahan limbah B3 disertai dengan manifes untuk memastikan pengelolaan dilakukan sesuai prinsip
from cradle to grave.
Khusus 3 R didekati dengan prinsip cradle to cradle
LIMBAH INDUSTRI SEBAGAI SUMBER
DAYA BARU
Masalah :
1. Daya Tampung Lingkungan Menurun
Akibat Limbah Industri.
2. Biaya pengelolaan Limbah Tinggi
sehingga mengakibatkan biaya produksi
tinggi (belum dilakukan internalisasi
biaya lingkungan).
3. Jumlah limbah industri semakin hari
meningkat sesuai pertumbuhan industri
1. Industri penghasil limbah wajib
mengelola limbahnya.
2. Limbah harus dipandang
sebagai sumber daya baru.
3. Teknis pegelolaan limbah harus
memenuhi standar dan
ekonomis
Prinsip : Target :
1. Limbah yang dihasilkan
terkelola 100% dengan
mengutamakan prinsip
3R.
2. Menurunnya beban
pencemaran
lingkungan akibat
limbah.
8
JUMLAH LIMBAH B3 YANG DIHASILKAN 9
NO. NAMA LIMBAH JUMLAH LIMBAH (TON)
PERSEN (%)
1 Katalis Bekas 10.982 0,01 2 Aki Bekas 329.411 0,17
3 E-Waste 144.886 0,08 4 Spent Earth (bleaching earth) 3.815.276 1,98 5 Copper Slag 800.000 0,41
6 Slag Besi (iron slag) 700.000 0,36 7 Sludge IPAL 47.815.388 24,76 8 Oli Bekas 6.161.131 3,19
9 Fly Ash/Bottom Ash/Tailing 113.349.665 58,70 10 Sludge Oil (limbah proses tank cleaning) 29.722 0,02 11 Dan lain lain (Dll) 19.931.242 10,32
TOTAL 193.087.702 100
Data : 2014
11
PENIMBUNAN DENGAN FASILITAS LANDFILL PENGOLAHAN DENGAN INSINERATOR
BENTUK-BENTUK PENGELOLAAN LIMBAH INDUSTRI
2 3
525 555
633
821
400
450
500
550
600
650
700
750
800
850
2011 2012 2013 2014
JUMLAH PERUSAHAAN PENGELOLAAN LIMBAH B3
1. Periode 2013 – 2014 jumlah usaha pengelola Limbah B3 meningkat 77%
2. Jumlah tenaga kerja 14.738 orang
12
PRAKIRAAN NILAI MONETER (RP.)
DALAM PEMANFAATAN LIMBAH B3
13
NO. NAMA LIMBAH JUMLAH LIMBAH DIMANFAATKAN(TON)
NILAI TRANSAKSI (RUPIAH)
1 Oli Bekas 6.161.131 21.6 Triliun 2 Fly Ash (High Quality) 1.500.000 300 Miliar 3 Copper Slag 800.000 160 Miliar 4 Aki Bekas 120.000 39.5 Miliar 5 Katalis Bekas 10.982 20 Miliar 6 Sludge IPAL 47.815.388 N/A 7 Spent Earth 3.815.276 N/A 8 Slag Besi 700.000 N/A 9 E waste 144.886 N/A
10 Sludge Oil 29.722 N/A TOTAL --- 22,1 Triliun
N/A: Tidak Ada Data
SUMUT
Pengumpulan: 8
Pemanfaatan: 5
Pengangkutan: 10
RIAU
Pengumpulan: 2
Pengolahan: 1
Pengangkutan: 4
SUMBAR Pemanfaatan: 1
Pengangkutan: 1
KEPRI
Pengumpulan: 15
Pemanfaatan: 14
Pengolahan: 4
Pengangkutan: 28
JAMBI
Pengumpulan: 1
SUMSEL
Pengumpulan: 3
Pemanfaatan: 1
Pengangkutan: 1
LAMPUNG
Pengumpulan: 2
Pemanfaatan: 2
Pengangkutan: 3
BANTEN
Pengumpulan: 14
Pemanfaatan: 25
Pengolahan: 4
Pengangkutan: 47
DKI JAKARTA
Pengumpulan: 14
Pemanfaatan: 6
Pengolahan: 6
Pengangkutan: 181
BALI
Pengumpulan: 2
Pengangkutan: 1
KALBAR
Pengumpulan: 1
Pengangkutan: 1
KALTIM
Pengumpulan: 17
Pemanfaatan: 1 Pengolahan: 2
Pengangkutan: 24
NTB
Pengumpulan: 2
Pengangkutan: 1
JOGJA
Pengumpulan: 1
Pemanfaatan: 2
JABAR
Pengumpulan: 28
Pemanfaatan: 62 Pengolahan: 4
Penimbunan: 1
Pengangkutan:149
SULTENG
Pengumpulan: 1
SULSEL
Pengumpulan: 3
Pemanfaatan: 1 Pengangkutan: 6
PETA SEBARAN JASA PENGELOLAAN LIMBAH B3 2011-2014
JATENG
Pengumpulan: 2
Pemanfaatan: 3
Pengangkutan: 6
KALSEL
Pengumpulan: 4
Pemanfaatan: 1
Pengangkutan: 4
JATIM
Pengumpulan: 16
Pemanfaatan: 40
Pengolahan: 1
Pengangkutan: 79
SULUT
Pengumpulan: 4 Pengangkutan: 1
DISTRUBISI JASA
PENGELOLAAN LIMBAH
B3 YANG RELATIF
SEMAKIN MERATA
[KHUSUSNYA DI
INDONESIA BAGIAN
BARAT] TELAH
MENURUNKAN BIAYA
PENGELOLAAN LIMBAH
B3 ~50%.
PENURUNAN BIAYA
ANTARA LAIN DARI
BIAYA TRANSPORTASI.
14
FILOSOFI PERUBAHAN
MENCIPTAKAN KEPASTIAN HUKUM (DAFTAR LIMBAH B3, PROSEDUR DAN TATA
LAKSANA IZIN, JENIS IZIN PLB3, MASA BERLAKU IZIN, SANKSI ADMINISTRATIF)
MENCIPTAKAN REGULASI YANG APLIKATIF DAN IMPLEMENTATIF (TATA CARA
PENGELOLAAN LIMBAH B3-penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan,
pemanfaatan, pengolahan, penimbunan, dan dumping)
MENCIPTAKAN RUANG PERUBAHAN, PERBAIKAN, DAN INOVASI (PENGUNAAN
TEKNOLOGI BARU DALAM PENGELOLAAN LIMBAH B3, PENAMBAHAN DAN
PENGECUALIAN LIMBAH B3, PRODUK SAMPING, PENIMBUNAN-penimbusan akhir,
sumur injeksi, penempatan kembali di area tambang, dam tailing)
MENGATUR DAN MEMBERIKAN ARAH PENGATURAN YANG LEBIH RINCI
(TENORM-RADIOAKTIVITAS, STANDAR PENGOLAHAN, STANDAR PEMULIHAN,
PERPINDAHAN LINTAS BATAS, SISTEM TANGGAP DARURAT)
15
PERBANDINGAN...[1] 17
NO. PP LAMA (PP 18 JO. PP 85/1999) PP BARU (PP 101/2014)
1 Tidak ada pembagian LB3
berdasarkan tingkat bahaya
Ada limbah B3 dengan kategori 1,
kategori 2
2 Tata cara penetapan limbah B3
(Daftar, Uji karakteristik, TCLP, LD50,
uji kronis -491 senyawa, 11 kriteria-)
Tata cara penetapan limbah B3
(Daftar, Uji karakteristik, TCLP,
LD50, subkronis)
3 Tidak ada limbah B3 dari sumber
spesifik khusus
Ada pengaturan limbah B3
kategori bahaya B dari sumber
spesifik khusus (slag, kapur, dll)
4 Penyimpanan limbah B3 <50 kg/hari 180 hari
Penyimpanan limbah B3 kategori-2 <50 kg/hari 365 hari
5 Tidak ada uji coba Ada uji coba (pemanfaatan &
pengolahan limbah B3)
6 Tidak ada kode karakteristik LB3 Ada kode karakteristik LB3
PERBANDINGAN...[2] 18
NO. PP LAMA (PP 18 JO. PP 85/1999) PP BARU (PP 101/2014)
7 Tidak ada kodifikasi limbah B3 Ada kodifikasi dan nama setiap
limbah B3
8 Tidak ada pengaturan produk
samping (by-product)
Ada pengaturan produk samping
(by-product)
9 Tidak ada ketentuan dana jaminan
lingkungan
Ada ketentuan mengenai dana
jaminan lingkungan
10 Belum ada rincian perpindahan
lintas batas
Ada rincian perpindahan lintas
batas
11 Tidak ada pengaturan dumping Ada pengaturan dumping
12 Tidak ada rincian pemulihan Ada rincian & kriteria pemulihan
13 Belum ada rincian pengaturan
tanggap darurat
Ada rincian pengaturan tanggap
darurat
14 Belum jelas pengaturan
penghentian Izin
Ada pengaturan penghentian Izin
LIMBAH B3
KATEGORI 2
(KRONIS)
KATEGORI 1
(AKUT)
SIMPAN SIMPAN
ANGKUT ANGKUT
TIMBUN TIMBUN
RISIKO LIMBAH B3 BERBEDA,
PENGELOLAANNYA BERBEDA
Limbah B3 berdasarkan kategori: 19
Klik
Limbah B3 berdasarkan sumber:
Limbah B3 dari sumber tidak spesifik
Limbah B3 dari bahan kimia kedaluwarsa,
tumpahan, bekas kemasan, dan buangan produk
yang tidak memenuhi spesifikasi
Limbah B3 dari sumber spesifik:
Sumber spesifik umum
Sumber spesifik khusus
20
PENGELOLAAN LIMBAH B3
BERDASARKAN RISIKO
21
LB3
KATEGORI 1
LB3
KATEGORI 2
Berdampak secara
langsung terhadap
kesehatan
manusia (akut)
Dapat
berdampak
secara langsung
terhadap
kesehatan manusia
Berdampak
terhadap
lingkungan
(kronis)
RISIKO
• Asam, basa,
garam kimia B3
• PCBs,dll
• Steel slag,
copper slag
• Karbon aktif
bekas
• Aki bekas
• Filter bekas, dll
CONTOH
TATA
CA
RA
PEN
GELO
LAA
N
BER
BED
A-B
ED
A
KELOLA
KATEGORI 1
KATEGORI 2
APA BEDA
PENGELOLAAN
MASING-MASING
KATEGORI LIMBAH?
• PENYIMPANAN?
• PENGUMPULAN?
• PENGANGKUTAN?
• PEMANFAATAN?
• PENGOLAHAN?
• PENIMBUNAN?
• DUMPING?
PENGELOLAAN LIMBAH B3 22
RISIKO
PRODUK SAMPING (BY PRODUCT)
Setiap orang yang menghasilkan limbah B3 dari sumber spesifik sebagai produk samping dapat mengajukan permohonan penetapan limbah B3 dari sumber spesifik sebagai produk samping kepada Menteri.
Limbah B3 dari sumber spesifik yang dapat diajukan permohonan penetapan sebagai produk samping berasal dari satu siklus tertutup produksi yang terintegrasi.
Permohonan penetapan limbah B3 dari sumber spesifik sebagai produk samping diajukan secara tertulis kepada Menteri dan dilengkapi dengan persyaratan yang meliputi:
identitas pemohon;
profil usaha dan/atau kegiatan;
nama limbah B3;
bahan baku dan/atau bahan penolong yang digunakan dalam proses produksi yang menghasilkan limbah B3;
proses produksi yang menghasilkan limbah B3 yang diajukan untuk ditetapkan sebagai produk samping; dan
nama produk samping serta sertifikat standar produk yang dipenuhi yang ditetapkan oleh menteri/kepala lembaga pemerintah nonkementerian yang membidangi usaha dan/atau kegiatan.
23
TATA CARA PERIZINAN PLB3 24
PENYIMPANAN
PENGUMPULAN
PENGANGKUTAN PEMANFAATAN
PENGOLAHAN
PENIMBUNAN DIUBAH MENJADI 1
IZIN YANG TERINTEGRASI
IZIN PENGELOLAAN
LIMBAH B3
Contoh:
O Izin pengelolaan limbah B3 untuk
kegiatan penyimpanan limbah B3
oleh PT. ABCDEFGH
O Izin pengelolaan limbah B3 untuk
kegiatan pengumpulan dan
penimbunan limbah B3 oleh PT.
IJKLMNOP
PERIZINAN SAAT INI
PERIZINAN KE DEPAN
25 STANDAR PEMULIHAN TANAH
TERKONTAMINASI
JIKA:
1. Angka TCLP dan/atau TK > dari
TCLP-A dan/atau TK-A dikelola
sesuai dengan limbah B3
kategori-1
2. Angka TCLP dan/atau TK < TCLP-A
dan/atau TK-A dan/atau > TCLP-B
dan/atau TCLP-B dikelola
sesuai dengan limbah B3
kategori-2
3. Angka TCLP dan/atau TK < TCLP-B
dan/atau TK-B dan/atau > TCLP-C
dan/atau TCLP-C dikelola
sesuai dengan limbah nonB3
4. Angka TCLP dan/atau TK < TCLP-
C dan/atau TK-C dapat
digunakan sebagai tanah pelapis
dasar
30 MUDAH MELEDAK
(EXPLOSIVE – E)
MUDAH MENYALA
(IGNITABLE – I)
REAKTIF
(REACTIVE – R)
INFEKSIUS
(INFECTIOUS – X)
KOROSIF
(CORROSIVE – C)
BERACUN
(TOXIC – T)
PENGGUNAAN ANGKA TCLP
DASAR KATEGORI LIMBAH
Jika angka TCLP > dari TCLP-A
Limbah B3 Kategori 1
Jika angka TCLP < dari TCLP-A
dan TCLP > dari TCLP-B Limbah
B3 Kategori 2
Jika angka TCLP < dari TCLP-B
Limbah nonB3
PERSYARATAN SOLIDIFIKASI
Limbah B3 yang dilakukan
solidifikasi dinyatakan telah
memenuhi syarat jika angka TCLP-
nya < TCLP dalam Lampiran IV PP
101/2014 (angka tersebut setara
dengan TCLP-B), sebelum
ditempatkan di fasilitas
penimbusan akhir (landfill).
31
PENETAPAN UJI TOKSIKOLOGI
LD50
LD50 (oral) selama 7 (tujuh) hari menggunakan hewan uji mencit dengan nilai LD50 < 50 mg/kg berat badan hewan uji
Besaran LD50 sesuai dengan PP 85/1999, RCRA, GHS, WHO dan standar internasional lainnya
Banyak laboratorium yang dapat melakukan
Ketersediaan mencit
Penetapan angka di laboratorium menggunakan analisis probit
Sub-kronis Uji sub-kronis dilakukan selama 90
(sembilan puluh) hari menggunakan hewan uji mencit
Tidak ada referensi yang secara pasti menetapkan lama waktu tertentu untuk uji sub-kronis, karena dapat dilakukan dari 7 – 200 hari (GHS) disesuaikan dengan tujuan uji
Pengamatan dilakukan terhadap akumulasi/ biokonsentrasi, studi perilaku (respon antar individu hewan uji), dan/atau histopatologis
Beberapa lab dapat melakukan PUSARPEDAL
33