PENGARUH ANTARA TINGKAT PENDAPATAN PT XL AXIATA TERHADAP TINGKAT KEUNTUNGAN
YANG DIHASILKAN SELAMA 5 TAHUN
Oleh :
Hamdan Raihan 1111082000005 081283941012
Irfan Ardiyansah 1111082000107 087771038483
Dosen Pembina : Tony S. Chendrawan,ST.SE.,MSI
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Akuntansi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
ABSTRACT
This study is the inspecting between the revenue XL Axiata company to the profit earned in 5 years, the
abstracts of the chapter is how much the significant grades that effect to the profit when the revenue is increasing or
decresing, the more revenue grades that earned by the company the more profit grades earned by the company,
because the increasing of profit is very important for improving the bussines of the company.
The research that used with us is taken the sample of our research is XL Axiata company in 5 years, this
sample is make our research easily than we have to inspect all years from the beginning this company until now. We
use survey method and the prosedure of our research using time series because we inspect 1 company but in many
years that is 5 years.
The conclution of our research is in simultanly the inspecting between the revenue XL Axiata company to
the profit earned in 5 years is effecting positively and the significant to the profit grade that earned XL Axiata
company the amount is 80,6% , temporally in partially, and the other factors that effecting the amount grades is
19,4% influenced by count 287,212 while T table 3,535 equal T count is bigger than T table 2,776 of matter this
means that calculation expressing acceptable positive and strong relation.
Keyword : Pendapatan, Keuntungan
I. Pendahuluan
Dizaman yang modern seperti ini dimana setiap
pihak bisa melakukan apa saja yang diinginkannya.
Sehingga akibatnya perusahaan harus mampu
melakukan persaingan yang lebih ketat dengan para
pesaingnya yang mana jika perusahaan tersebut kalah
dengan pesaingnya maka akan mendapatkan kerugian
yang sangat besar bagi perusahaan tersebut. Dunia
bisnis yang merupakan dunia dimana pihak
perusahaan bersaing dengan lainnya bermula dari
pihak pesaing yang berada di tingkat lokal
perusahaan tersebut, meluas menjadi pesaing tingakat
nasional, regional bahkan internasional. Semakin
berat persaingan yang dialami perusahaan tersebut
maka semakin baik pila kinerja bisnis yang dilakukan
oleh perusahaan tersebut.
Perusahaan dikatakan memiliki keunggulan
apabila perusahaan tersebut memiliki sistem
manajemen dan informasi yang baik, menghasilkan
produk baik berupa barang maupun jasa yang
memiliki kualitas yang tinggi dan juga dapat bersaing
di tingkat yang lebih luas dan yang paling penting
penting utnuk kemajuan perusahaan tersebut dilihat
faktor pendapatan dan profit yang sangat berperan
penting dalam kemajuan perusahaan tersebut. Karena
semakin besar profit yang dihasilkan maka sebaik
baik pula perusahaan tersebut.
Karena kualitas produk lah yang menjadi
menjadi faktor utama dalam kemajuan perusahaan
maka pihak perusahaan harus mampu bersaing
dengan produk luar, sehingga pihak eksternal akan
berpikiran kritis terhadap apa yang akan dibelinya
nanti. Maka dengan adanya kondisi seperti ini yang
terjadi pada pihak eksternal, ini menjadikan acuan
setiap perusahaan untuk melakukan produktivitas
barang maupun jasa yang dihasilkan yang mana dapat
menambah pendapatan serta keuntungan dalam
perusahaan
Tingkat penggunaan telepon genggam di dunia
ini mulai meluas dikalangan umat manusia mulai dari
golongan terbawah dengan golongan teratas, namun
penggunaan telepon genggam tersebut sangatlah
berpengaruh terhadap penggunaan jasa dari pihak
perusahaan seluler yang mulai berkembang seiring
dengan berkembangnya tingakat pengguna telepon
genggam , maka kami mengambil dari banyaknya
perusahaan seluler di Indonesia yaitu PT XL
Axiata,perusahaan ini telah menjadi salah satu
perusahaan seluler terbesar yang ada di Indonesia
karena memang dari kualitas jasa yang dihasilkan
cukup memuaskan bagi pihak konsumen. Tingkat
konsumen penggunaan jasa perusahaan XL Axiata ini
akan berperan penting terhadap pendapatan yang
akan diterima nya. Kita bisa melihat pada tabel 1
menjelaskan tingkat pendapatan dan profit yang
dihasilkan selama periode 5 tahun :
Tabel.1
Pendapatan dan Profit PT XL AXIATA Tahun 2006-2010
Tahun Pendapatan dalam Triliun Rupiah Profit dalam Milyar Rupiah
2006 8.4 721
2007 12.2 304
2008 13.9 1364
2009 17.6 3036
2010 18.9 3168
Gambar 1 Pendapatan (Dalam Triliun Rupiah) PT XL AXIATA 2006-2010
Sumber : www.xl.co.id (diolah)
Gambar 2 Profit (Dalam Milyar Rupiah) PT XL AXIATA 2006-2010
Sumber : www.xl.co.id (diolah)
721304
1364
3036 3168
0
1000
2000
3000
4000
2006 2007 2008 2009 2010
Profit (Dalam Milyar Rupiah)
Profit (Dalam Milyar Rupiah)
8.412.2 13.9
17.6 18.9
0
10
20
2006 2007 2008 2009 2010
Pendapatan (Dalam Triliun Rupiah)
Pendapatan (Dalam Triliun Rupiah)
Dari tabel diatas kita bisa lihat tingkat kenaikan
pendapatan perusahaan PT XL Axiata yang mana
setiap tahunnya sehingga ini merupakan
perkembangan yang baik jika tidak terjadi penurunan,
namun ketika tahun 2007 walaupun tingkat
pendapatan naik dan lebih besar dari tahun
sebelumnya akan tetapi, profit bersih yang
dihasilkan lebih kecil, mungkin karena adanya
pertambahan biaya ataupun pengurangan penjualan
dalam perusahaannya, bahkan bisa terjadi
diakibatkan karena kelalaian pihak internal
perusahaan tersebut. Namun pada tahun berikutnya
kita bisa lihat terjadi peningkatan pada pendapatan
maupun profit, bahkan peningkatan profit ini
meningkat 300% dari tahun sebelumnya, mungkin
karena adanya evaluasi dari tahun sebelumnya
sehingga PT XL Axiata memiliki tingkat keuntungan
yang terus menerus setiap tahunnya, bahkan pada
tahun selanjutnya yaitu tahun 2009 terjadi
peningkatan profit sebesar 100% lebih, jadi prinsip
semakin besar pendapatan maka semakin besar pula
profit yang dihasikan asalkan mampu mengimbangi
biaya yang dikeluarkan perusahaan tersebut.
Pendapatan dalam perusahaan sangatlah penting
karena semakin besar pendapatan semakin besar pula
keuntungan yang dihasilkannya. Pendapatan
merupakan unsur yang sangat penting dari laporan
keuangan, karena dalam melaksanakan aktifitas
perusahaan ingin mengetahuin nilai atau jumlah
pendapatan yang diperoleh dalam masa periode
tertentu. Pendapatan bisa diibaratkan sebagai
keuntungan kotor yang belum dikurangi dengan
biaya atau beban yang dikeluarkan dalam
memproduksi barang atau menciptakan jasa setelah
adanya pengurangan segala beban yang dikeluarkan
serta Harga Pokok Produksi yang berperan penting
dengan pendapatan karena acuan Harga Pokok
Produksi merupakan besar kecilnya pendapatan yang
akan dihasilkan tergantung mark up yang telah
diberikan oleh pihak perusahaan. Jika pendapatan
tersebut telah dikurangi oleh unsur –unsur yang
memang harus mengurangi pendapatan maka
dapatlah keuntungan yang bersih atau bisa disebut
dengan laba. Jadi sangatlah kuat hubungan antara
pendapatan dengan laba yang dihasilkan, semakin
besar laba maka semakin besar pula pendapatan yang
dihasilkan oleh perusahaan tersebut. Karena dengan
adanya peningkatan terhadap laba maka bergantung
dengan kemajuan perusahaan tersebut. Semakin besar
lab maka perusahaan tersebut yang dapat disebut
sebagai perusahaan yang memiliki solvabilitas,
liquiditas dan kredibilitas yang baik.
II. Identifikasi Masalah
1. Apakah pendapatan dapat mempengaruhi
keuntungan?
2. Mengapa pendapatan dapat mempengaruhi
keuntungan?
III. Kajian Pustaka
A. Teori Pengaruh tingkat pendapatan
terhadap tingkat keuntungan
Dalam ilmu akuntansi untuk mendapatkan
tingkat keuntungan atau laba yang baik dan real
adalah laba yang dihasilkan setelelah suatu
perusahaan telah mendapatkan pendapatan baik itu
berupa hasil dari penjualan produk atau atas
pemberian jasa yang telah diberikan suatu
perusahaan baik pendapatan yang diterima ketika
produksi, setelah produksi, penjualan maupun ketika
setelah penjualan secara kredit. Setelah pendapatan
dari berbagai sektor, maka pendapatan tersebut harus
di kurangi dengan semua pendapatan baik yang
berlaku di zaman sekarang maupun masa lalu.
Semakin besar pendapatan yang dihasilkan maka
tingkat signifikansi besarnya laba ataupun
keuntunganpun akan semakin besar, dan apabila
semakin kecil pendapatan yang dihasilkan maka
tingkat signifikansi besarnya laba ataupun
keuntunganpun akan semakin kecil, itu pun juga
berpengaruh terhadap semakin besar beban-beban
yang dikeluarkan maka tingkat signifikansi besarnya
laba ataupun keuntunganpun akan semakin kecil dan
semakin kecil beban-beban yang dikeluarkan maka
tingkat signifikansi besarnya laba ataupun
keuntungan pun akan semakin besar.
Tingkat keuntungan maupun laba akan berpengaruh
terhadap nilai ekuitas bagi suatu perusahan karena
dalam persamaan akuntansi Profit=Pendapatan-
Beban
B. Teori Pendapatan
Pendapatan merupakan unsur yang sangat pentung
dalam laporan keuangan, karena dalam melakukan
segala aktifitas usaha, manajemen perusahaan tentu
ingin mengetahui nilai atau jumlah pendapatan yang
dihasilkan oleh setiap perusahaan dalam masa
periode akuntansi tertsntu.
Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) (2007:23)
pendapatan adalah arus masuk bruto manfaaat
ekonomi yang timbul dari aktifitas normal
perusahaan selama periode yang dapat menigkatkan
tingkat equitas dalam suatu perusahaan yang tidak
berasal dari kontribusi modal. Pendapatan hanya
terdiri dari arus masuk bruto manfaat ekonomi yang
diterima oleh perusahaan untuk dirinya sendiri.
Jumlah yang ditagih untuk atau dan atas nama pihak
ketiga bukan merupakan pendapatan karena tidak
menghasilkan manfaat ekonomi bagi perusahaan dan
tidak mengakibatkan kenaikan ekuitas.
Menurut Skouseb dan Stice (Akbar, 2009:563)
pengertian pendapatan adalah :arus masuk atau
peningkatan aktiva lainnya sebuah entitas atau
pembentukan utang (sebuah kombinasi dari
keduannya) dari pengantaran barang atau penghasilan
barang ,memberikan pelayanan atau melakukan
aktivitas lain yang membentuk operasi pokok atau
bentuk entitas yang terus berlangsung.
Menurut Munandar (2006:18) pendapatan adalah
suatau pertambahan assets yang mengakibatkan
bertambahnya owners equity, tetapi bukan karena
pertambahan modal baru dari pemiliknya dan bukan
pula meupakan pertambahan assest yang disebabkan
bertambahan liabilities.
Konsep Pendapatan adalah proses arus yaitu
penciptaan barang atau jasa oleh perusahaan selama
jarak waktu tertentu. Prosesnya yaitu :
1. Pada waktu penyelesaian kegiatan utama ,
pelaporan diharapkan dapat memberikan
informasi yang bermanfaat dalam rangka
pengambilan usaha dan dapat dipahami oleh
orang-orang yang dipercaya mengenai
aktivitas utama perusahaan.
2. Pada saat disajikan kejadian teoritis,
pelaporan keuangan harus dapat
memberikan informasi mengenai sumber
ekonomi suatau perusahaan dan layak sesuai
dengan yang dibutuhkan oleh pemakai
3. Setelah pertukaran terjadi,pembebanan
beban dapat dihibungkan dengan pendapatan
namun untuk beban tertentu meskipun tidak
dihubungkan dengan pendapatan.
Menurut Accounting Principles Board Statement
(Assegaf,2001:9) ada tiga unsur pendapatan sebagia
berikut :
1. Penjualan hasil produksi barang dan jasa
merupakan unsur pendapatan pokok
perusahaan
2. Imbalan yang diterima atas penggunaan
aktiva atau sumber –sumber ekonomi
perusahaan oleh pihak lain dapat menjadi
unsure pendapatan lain-lain bagi perusahaan
jenis lain.
3. Penjuaan aktiva diluar barang dagang
merupakan unsure pendaoatan lain-lain
suatu perusahaan.
Menurut IAI(2007:23) mendefinisikan pengukuran
pendapatan adalah proses penempatan jumlah uang
untuk mengajui dan memasukan setiap unsure
laporan keuangan dalam lapoaran laba rugi
Menurut Skousen dan Stice (Akbar, 2009:568)
terdapat lima dasra pengukurab dalam pendapatan :
1. Biaya historis (historical cost) merupakan
nharga tunai ekuivalen yang diperlukan
untuk barang dan jasa pada tanggal
perolehan (akuisisi)
2. Biaya Pengantian saat ini (Current
replacement cost), merupakan harga tunai
yang kan dibayarkan sekarang untuk
membeli natau mengganti jenis barang atau
jasa yang sama yang tidak didiskontokan
yang mungkin akan diperlukan untuk
menyelesaiakan kewajiban.
3. Nilai pasara saat ini (Current market value),
merupakan harga tunai ekuivalen yang dapt
diperoleh dengan menjual aktiva dalam
likuidasi sebelumnya atau yang
dilaksanakan searah.
4. Nilai bersih yang dapat di realisasikan (Net
realizable value), merupakn jjumlah kas
yang diharapkan akan diterima atau
dibayarkan dari hasil pertukaran aktiva atau
kewajiban dalam kegiatan normal suatu
perusahaan.
5. Nilai sekarang atau diskonto, merupakan
aktiva yang dinyatakan sebesar arus kas
masuk bersih dimasa depan yang
didiskontokan dari nilai yang diharapkan
dapat memberikan hasil.
Waktu pengakuan pendapatan menurut Donald
(Salim, 2007:25), pengakuan pendapatan dapat diakui
apabila :
1. Pada saat selama Produksi , pengakuan
pendapatan diakui pada saat proses produksi
dan biasanya dilakukan oleh perusahaan
yang menjalankan perusahaan yang
menjalankan produksi untuk kontrak jangka
panjang. Terdapat dua metode yaitu metode
presentase penyelesaian dan metode kontrak
selesai.
2. Pada saat akhir Produksi, pengakuan
pendapatan setelah siklus produksi berakhir
tepat sebelum penjualn terjadi . ini dapat
dilakukan jika harga jual dan jumlah
penjualan dapat dihasilkan, dalam
pengakuan ini terdapat criteria yaitu :
Adanya harga jual yang dapat ditentukan
atau harga pasar yang stabil, Biaya
pemasaran yang tidak besar, Unit-unit yang
dipertukarkan pelporan pendapatan pada
waktu penyelesaian produksi tergantung
pada tingkat kepastian dimana harga jual
dan biaya tambahan dapat diestimasikan.
3. Pada saat penjualan untuk tujuan pengakuan
pendapatan saat terjadinya penjualan
merupakan dasar yang paling utama, hal
tersebut didukung dengan alasan antara lain
: harga produk sekarang sudah lebih pasti,
produk telah berada diluar perusahaan dab
aktiva baru sudah menggantikannya,
penjualan diasumsikan sebagai peristiwa
keuangan yang paling penting dalam
kegiatan ekonomi perusahaan, sebagian
besar biaya yang menyangkut pembuatan
ataua perolehan produk dan biaya
peleppasan sekarang bsudah ditentukan.
4. Pada saat penerimaan kas, pendekatan dasar
kas hanya digunakan apabila tidak
memungkinkan untuk menentukan angka
pendapatan pada saat penjualan karena
ketidakpastian penagihan, walaupun
digunakan dengan metode kinerja khusus,
kinerja pofesional, kinerja selesai,
penagihan.
C. Teori Keuntungan
Secara umum para pakar dalam bidang
akuntansi mendefiniskan pengertian laba dengan
berbagai macam deskripsi seperti, Commite On
Terminology (Sofyan Syafri H.,2004) dalam Aliyal
Azmi (2007:12) mendefinisikan laba sebagai jumlah
yang berasal dari pengurangan harga pokok produksi,
biaya lain dan kerugian dari penghasilan atau
penghasilan operasi. Kemudian menurut Stice, Stice,
Skousen (2009:240) laba adalah pengambilan atas
investasi kepada pemilik. Hal ini mengukur nilai
yang dapat diberikan oleh entitas kepada investor dan
entitas masih memiliki kekayaan yang sama dengan
posisi awalnya.
Selanjutnya menurut Suwardjono (2008 :
464) laba dimaknai sebagai imbalan atas upaya
perusahaan menghasilkan barang dan jasa. Ini berarti
laba merupakan kelebihan pendapatan diatas biaya
(biaya total yang melekat dalam kegiatan produksi
dan penyerahan barang / jasa). Dan menurut
Soemarso SR (2004 : 227) angka terakhir dalam
laporan laba rugi adalah Laba Bersih (net income).
Jumlah ini merupakan kenaikan bersih terhadap
modal. Sebaliknya, apabila perusahaan menderita
rugi, angka terakhir dalam laporan laba rugi adalah
rugi bersih (net loss)
Menurut Smith Skousen (1989:119) Laba
Bersih merupakan perbedaan antara jumlah
pendapatan yang diperoleh suatu satuan usahan
selama periode tertentu dan jumlah biaya yang dapat
diaplikasikan kepada pendapat. Kemudian menurut
Belkaoui (1993) Laba merupakan suatu pos dasar dan
penting dari ikhtisar keuangan yang merniliki
berbagai kegunaan dalam berbagai konteks. Laba
pada umumnya dipandang sebagai suatu dasar bagi
perpajakan,determinan pada kebijakan pembayaran
dividen, pedoman investasi, dan pengambilan
keputusan, dan unsur prediksi.
Sedangkan menurut Rahmat (2006:9) Laba
dipandang sebagai suatu peralatan prediktif yang
membantu dalam peramalan laba mendatang dan
peristiwa ekonomi yang akan datang. Laba terdiri
dari hasil operasional, atau luar biasa, dan hasil-hasil
non-operasional, atau keuntungan dan kerugian luar
biasa, dimana jumlah keseluruhannya sama dengan
laba bersih. Laba biasa dianggap bersifat masa kini
(current) dan berulang, sedangkan keuntungan dan
kerugian luar biasa tidak demikian.
Namun berbeda dengan IAI yang memiliki
pengertian sendiri mengenai income, IAI justru tidak
menerjemahkan income dengan istilah laba, tetapi
dengan istilah penghasilan. Dalam Konsep Dasar
Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan,
(IAI,1994) mengartikan income (penghasilan) yakni
Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat
ekonomi selama satu periode akuntansi dalam bentuk
pemasukan atau penambahan aktiva atau penurunan
kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas
yang tidak berasal dari konstribusi penanam modal.
(paragrap. 70). Selanjutnya dalam paragrap 74
disebutkan bahwa, definisi penghasilan baik
pendapatan (revenue) maupun keuntungan (gains).
Tidak adanya persamaan pendapat untuk
mendefinisikan laba secara tepat disebabkan oleh
luasnya penggunaan konsep laba. Para pemakai
laporan keuangan mempunyai konsep laba sendiri
yang dianggap paling cocok untuk pengambilan
keputusan mereka. Fisher (1912) dan Bedford (1965)
meyatakan bahwa pada dasarnya ada tiga konsep laba
yang secara umum dibicarakan dan digunakan dalam
bidang ekonomi. Konsep laba tersebut adalah:
1. Psychic income, yang menunjukkan
konsumsi barang/jasa yang dapat memenuhi
kepuasan dan keinginan individu.
2. Real income, yang menunjukkan kenaikan
dalam kemakmuran ekonomi yang
ditunjukkan oleh kenaikan cost of living.
3. Money income, yang menunjukkan kenaikan
nilai moneter sumber-sumber ekonomi yang
digunakan untuk konsumsi sesuai dengan
biaya hidup cost of living.
Ketiga konsep tersebut semuanya penting,
meskipun pengukuran terhadap Pschic Income sulit
untuk dilakukan. Hal ini dapat disebabkan Pschic
Income adalah konsep psikologi yang tidak dapat
diukur secara langsung, namun dapat ditaksir dengan
menggunakan real income. Keinginan manusia
tersebut hanya dapat dipenuhi pada berbagai
tingkatan, sebagaimana seseorang memperoleh Real
Income. Dipihak lain, Money Income meskipun
mudah diukur, tetapi tidak mempertimbangkan
perubahan nilai suatu unit moneter. Atas dasar alasan
ini, para ekonom memeusatkan perhatiannya pada
penentuan real income. Fisher (1912) juga
berpendapat bahwa real income adalah konsep
income yang praktis bagi akuntan.
Karena cara pengukuran dan pendefinisian
laba seperti di atas, laba akuntansi sering tidak
konsisten dengan pengertian laba ekonomi. Menurut
Mitchel (dikutip Bedford, 1965) perbedaan antara
laba ekonomi dan laba akuntansi disebabkan oleh
perbedaan konsep yang melandasinya. Ekonom
mendefinisikan laba dari sudut pandang orang,
sekelompok orang atau masyarakat keseluruhan laba
ekonomi dipandang sebagai tambahan kemakmuran
yang ditimbulkan kegiatan ekonomi dengan
perusahaan sebagai wadah yang akan dinikmati oleh
seluruh pihak yang ada dalam kegiatan ekonomi
tersebut.
Disisi lain, akuntan mendefinisikan laba dari
sudut pandang perusahaan sebagai satu kesatuan.
Laba akuntansi (accounting income) secara
operasional didefinisikan sebagai perbedaan antara
pendapatan yang direalisasi dari transaksi yang
terjadi sselama satu periode dengan biaya yang
berkaitan dengan pendapatan tersebut. Belkaoui
(1993) menyebutkan bahwa laba akuntansi memiliki
lima karakteristik sebagai berikut:
1. Laba akuntansi didasarkan pada transaksi
aktual terutama yang berasal dari penjualan
barang/jasa.
2. Laba akuntansi didasarkan pada postulat
periodisasi dan mengacu pada kinerja
perusahaan selama satu periode tertentu.
3. Laba akuntansi didasarkan pada prinsip
pendapatan yang memerlukan pemahaman
khusus tentang definisi pengukutan dan
pengakuan pendapatan.
4. Laba akuntansi memerlukan pengukuran
tentang biaya (expenses) dalam bentuk cost
historis.
5. Laba akuntansi menghendaki adanya
penandingan (matching) antara pendapatan
dengan biaya yang relevan dan berkaitan
dengan pendapatan tersebut.
Keunggulan laba akuntansi dapat dirumuskan sebagai
berikut (Belkaoui, 1993):
1. Laba akuntansi teruji dalam sejarah dimana
pemakai laporan keuangan masih
mempercayai bahwa laba akuntansi masih
bermanfaat untuk membantu pengambilan
keputusan ekonomi.
2. Laba akuntansi diukur dan dilaporkan secara
obyektif dapat diuji kebenarannya, karena
didasarkan pada transaksi/fakta aktual, yang
didukung bukti obyektif.
3. Atas dasar prinsip realisasi dalam mengakui
pendapatan, laba akuntansi memenuhi
kriteria konservatisme. Artinya, akuntansi
tidak mengakui perubahan nilai tetapi hanya
mengakui untung yang direalisasi (realized
gains).
4. Laba akuntansi dipandang bermanfaat untuk
tujuan pengendalian terutama
pertanggungjawaban manajemen.
Untuk kelemahan laba akuntansi dapat dirumuskan
sebagai berikut (Belkaoui, 1993):
1. Laba akuntansi gagal mengakui kenaikan
nilai aktiva yang belum direalisasi dalam
satu periode karena prinsip cost historis dan
prinsip realisasi.
2. Laba akuntansi yang didasarkan pada cost
historis mempersulit perbandingan laporan
keuangan karena dengan adanya perbedaan
metode perhitungan cost dan metode
alokasi.
3. Laba akuntansi yang didasarkan prinsip
realisasi, cost historis dan konservatisme
dapat menghasilkan data yang menyesatkan
dan tidak relevan.
Tujuan pelaporan laba adalah untuk menyediakan
informasi yang bermanfaat bagi pihak yang
berkepentingan dalam pelaporan keuangan. Adapun
informasi tentang laba perusahaan dapat digunakan:
1. Sebagai indikator efisiensi penggunaan dana
yang tertanam dalam perusahaan yang
diwujudkan dalam tingkat kembalian (rate
of return on invested capital)
2. Sebagai pengukur prestasi manajemen
3. Sebagai dasar penentuan besarnya
pengenaan pajak
4. Sebagai alat pengendalian alokasi sumber
daya ekonomi suatu negara
5. Sebagai dasar kompensasi dan pembagian
bonus
6. Sebagai alat motivasi manajemen dalam
pengendalian perusahaan
7. Sebagai dasar untuk kenaikan kemakmuran
8. Sebagai dasar pembagian deviden
Pengukuran terhadap laba merupakan penentuan
jumlah rupiah laba yang dicatat dan disajikan dalam
laporan keuangan. Dalam Konsep Dasar Penyusunan
dan Penyajian Laporan Keuangan, IAI (1994)
menyebutkan bahwa, laba (income) akan diakui
apabila kenaikan manfaat ekonomi di masa
mendatang yang berkaitan dengan peningkatan aktiva
atau penurunan kewajiban telah terjadi dan
jumlahnya dapat diukur dengan andal. (paragrap 92).
Laba dapat dijadikan untuk menilai keberhasilan
perusahaan. Pengukuran terhadap laba tidak akan
memberikan informasi yang bermanfaat bila tidak
menggambarkan sebab-sebab timbulnya laba. Ada
dua konsep yang digunakan untuk menentukan
elemen laba perusahaan, yaitu:
a. Konsep Laba Periode (Earnings)
Konsep laba periode dimaksudkan untuk mengukur
efisiensi suatu perusahaan. Efisiensi berhubungan
dengan penggunaan sumber-sumber ekonomi
perusahaan untuk memperoleh laba. Konsep laba
periode memusatkan perhatiannya pada laba operasi
periode berjalan yang berasal dari kegiatan normal
perusahaan. Oleh karena itu, yang termasuk elemen
laba adalah peristiwa atau perubahan nilai yang dapat
dikendalikan manajemen dan berasal dari keputusan-
keputusan periode berjalan.
b. Laba Komprehensif (Comprehensif Income)
FASB dalam SFAC No. 3 dan 6 menyebutkan bahwa
yang dimaksud dengan laba komprehensif adalah
total perubahan aktiva bersih (ekuitas) perusahaan
selama satu periode, yang berasal dari semua
transaksi dan kegiatan lain dari sumber selain sumber
yang berasal dari pemilik. Atau dengan kata lain, laba
komprehensif terdiri atas seluruh perubahan aktiva
bersih yang berasal dari transaksi operasi. FASB
menjelaskan bahwa alasan utama digunakannya
istilah laba komprehensif adalah untuk membedakan
laba komprehensif dengan laba periode.
D. Teori Hipotesis
Teori hipotesis merupakan elemen penting dalam
penelitian ilmiah, khususnya penelitian kuantitatif.
Terdapat tiga alasan utama yang mendukung
pandangan ini, di antaranya.
1. Hipotesis dapat dikatakan sebagai piranti
kerja teori. Hipotesis ini dapat dilihat dari
teori yang digunakan untuk menjelaskan
permasalahan yang akan diteliti. Misalnya,
sebab dan akibat dari konflik dapat
dijelaskan melalui teori mengenai konflik.
2. Hipotesis dapat diuji dan ditunjukkan
kemungkinan benar atau tidak benar atau di
falsifikasi.
3. Hipotesis adalah alat yang besar dayanya
untuk memajukan pengetahuan karena
membuat ilmuwan dapat keluar dari dirinya
sendiri. Artinya, hipotesis disusun dan diuji
untuk menunjukkan benar atau salahnya
dengan cara terbebas dari nilai dan pendapat
peneliti yang menyusun dan mengujinya.
Walaupun hipotesis penting sebagai arah dan
pedoman kerja dalam penelitian, tidak semua
penelitian mutlak harus memiliki hipotesis.
Penggunaan hipotesis dalam suatu penelitian
didasarkan pada masalah atau tujuan penelitian.
Dalam masalah atau tujuan penelitian tampak apakah
penelitian menggunakan hipotesis atau tidak.
Contohnya yaitu Penelitian eksplorasi yang tujuannya
untuk menggali dan mengumpulkan sebanyak
mungkin data atau informasi tidak menggunakan
hipotesis. Hal ini sama dengan penelitian deskriptif,
ada yang berpendapat tidak menggunakan hipotesis
sebab hanya membuat deskripsi atau mengukur
secara cermat tentang fenomena yang diteliti, tetapi
ada juga yang menganggap penelitian deskriptif
dapat menggunakan hipotesis. Sedangkan, dalam
penelitian penjelasan yang bertujuan menjelaskan
hubungan antar-variabel adalah keharusan untuk
menggunakan hipotesis.
Fungsi penting hipotesis di dalam penelitian, yaitu:
1. Untuk menguji teori
2. Mendorong munculnya teori
3. Menerangkan fenomena sosial,
4. Sebagai pedoman untuk mengarahkan
penelitian,
5. Memberikan kerangka untuk menyusun
kesimpulan yang akan dihasilkan.
IV. Metode Penelitian
A. Sampel dan Prosedure
Populasi dalam penelitian ini
adalah PT XL Axiata. Karena kami
melaksanakan penelitian ini kepada
perusahaan pusat dari XL , namun kami
menggunakan interval tahun yang digunakan
adalah 5 tahun yaitu 2006-2010 yang
dimana dianggap sample karena merupakan
bagian dari tahun-tahun yang bisa disebut
populasi. Kami mengambil sample hanya 5
tahun dari banyak tahun untuk
mempermudah peneliti dalam melakukan
penilitian dan pengambilan data. Unit
analisis pada penelitian ini difoukuskan pada
pendapatan dan keuntungan yang dihasilkan
oleh perusahan PT XL Axiata.
B. Pengujian Hipotesis
Untuk menguji hipotesis dalam
penilitian ini analisis jalur untuk
memperlihatkan hubungan antara variable
dependent dengan variable independent
bersifat orelatif dan kasualitas.
Untuk mengetahui pengaruh masing-masing
variabel yaitu variabel X dan Y dalam
perusahaan PT XL Axiata yang berupa
Pendapatan dan merupakan variabel
dependent dan keuntungan atau profit yang
merupakan variabel independent. Adapun
uji statistik yang digunakan dalam penelitian
ini adalah analisis jalur (path analysis) dan
menggunakan time series yang mana dilihat
dari satu perusahaan namun terdiri dari
beberapa tahun sample dari populasi tahun.
Y=a+Bx
C. Model Penelitian
Hubungan Struktur jalur antara variabel X
dan variabel Y dapat dijelaskan sebagain
berikut :
Gambar 3 Model Hubungan Antar Variabel
V. Hasil Penelitian
a. Pengaruh- Pengaruh antara Pendapatan PT
XL Axiata terhadap keuntungan yang
dihasilkan selama periode 5 tahun secara
simultan.
Analisis dalam data dalam penelitian ini
menggunakan metode analisi jalur (path analysis).
Adapun persamaan yang diperoleh dari proses analis
adalah sebagai berikut :
Y= 287,212*X
Errorvar=0,194
R2=0,806
Nilai R2 atau koefisien determinasi multiple
sebesar 0,806 memperlihatkan besarnya pengaruh
pendapatan PT XL Axiata terhadap profit atau
keuntungan yang dihasilkan selam periode 5 tahun.
Sementara itu nilai errorvar yaitu sebesar 0,194
memperlihatkan besarnya pengaruh faktor lain diluar
pendapatan yang secara keseluruhan terhadap
keuntungan yang dihasilkan yaitu sebesar 0,194.
Untuk mengetahui signifikan atau tidaknya
pengaruh tingkat pendapatan secara keseluruhan
X Y
Ɛ
terhadap tingkat keuntungan yang dihasilkan secara
keseluruhan, maka dilakukan uji F. Adapun hasilnya
adalah sebagai berikut :
F = (n-k-1) R2
k(1- R2)
F = (5-1-1) 0,806
1(1- 0,806)
F = 2,418 = 12,463918
0,194
Nilai F hitung kemudian dibandingkan dengan
dengan nilai F tabel yaitu 7,71. Nilai F hasil
perhitungan diatas ternyata lebih besar daripada nilai
F pada tabel yaitu nilai 12,463918 dengan 7,71, jadi
dapat disimpulkan bahwa H1 diterima dan H0
ditolak dan tingkat signifikansi uji F bisa dilihat dari
tabel SPSS yaitu sebesar 0,039 < 0,05 yang artinya
memiliki tingkat signifikansi. Dengan kata lain secara
simultan tingkat pendapatan memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap tingkat keuntungan. Hal ini juga
berpengaruh terhadap asumsi yang sudah pasti,
bahwa tingkat pendapatan berperan penting dalam
peningkatan profit. Berdasarkan konsep
kesatuanusaha diatas, konsep tersebut
mempunyai konsekuensi yaitu bahwa pendapatan
dan laba harus dipandang sebagai kenaikan maupun
kekayaan perusahaan, sedangkan biaya dan
rugi sebagai pengurang kekayaan perusahaan.
Oleh karena itu, menurut Zaki Baridwan dalam
Bukunya (1997:8) mengungkapkan Standar
Akuntansi harus menyelesaikan
pengertian pendapatan dan biaya dengan
memendangnya sebagai perubahan kekayaan, bukan
sebagai kenaikan atau penurunan kekayaan pemilik
atau pemegang saham..Ikatan akuntan Indonesia
dalam Pernyataan (Standar Akuntansi Keuangan
PSAK) No. 23 mendefinisikan pendapata sebagai
berikut:“Pendapatan adalah arus masuk bruto
dari manfaat ekonomi yang timbuldari aktivitas
normal perusahaan selama suatu periode bila arus
masuk mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak
berasal dari kontribusi penanaman modal.
Tabel.2
Nilai F hitung Nilai F tabel Kesimpulan
12,463918 7,71 Signifikan
Dari tabel diatas menjelaskan bahwasanya
hubungan antara tingkat pendapatan dengan tingkat
bunga memiliki tingkat yang signifikan.
a. Pengaruh Pengaruh antara Pendapatan PT
XL Axiata terhadap keuntungan yang
dihasilkan selama periode 5 tahun secara
parsial.
Koefesien regresi tingkat pendapatan (X) adalah
287,212, hal ini menunjukan bahwa setiap
peningkatan variabel variabel tingkat keuntungan
sebesar satu satuan nilai akan meningkatkan tingkat
keuntungan (Y) sebesar 287,212. Satu satuan nilai
dengan asumsi variabel lainnya adalah konstant.
Dari persamaan yang didapat kita dapat
mengetahui hasil pengujian secara parsial antara
tingkat keuntungan (Y) dengan tingkat dengan
pendapatan (X), dengan cara membandingkan T
hitung dengan T tabel. Jika T hitung nilainya lebih
besar dibanding dengan nilai T tabel, maka Hipotesis
yang diajukan adalah signifikan. Artinya bahwa
tingkat pendapatan memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap tingkat keuntungan. Sebaliknya
apbila nilai T hitung nilainya lebih kecil dibanding
dengan nilai T tabel, maka Hipotesis yang diajukan
adalah tidak signifikan.
Dari persamaan diatas dapat kita lihat nilai T
hitung nilainya sebesar 3,535. Bila kita bandingkan
dengan nilai T tabel (2,776) yang diperoleh dari 5-
1=4 dan dilihat di tabel T maka diperoleh nilai
sebesar 2,776 dapat kita simpulkan bahwa secara
parsial variabel tingat pendapatan (X) berpengaruh
secara signikfikan terhadap tingkat keuntungan (Y) .
b. Uji Hipotesis
Dari hasil perhitungan diatas dan perbandingan
antara T hitung dengan T tabel. Jika T hitung
nilainya lebih besar dibanding dengan nilai T tabel,
serta pada uji F hitung lebih besar dari pada uji F
tabel dan tingkat signifikansinya 0,039 < 0,05 maka
Hipotesis yang diajukan adalah signifikan. Artinya
bahwa tingkat pendapatan memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap tingkat keuntungan. Sehingga
dapat disimpulkan bahwasanya Ho ditolak dan H1
diterima, karena sesuai dengan tabel T, Ho ditolak
dan H1 diterima apabila nilai signifikansinya lebih
dari 0,5 atau setengah dari 1.
VI. Implikasi Penelitian
Implikasi penelitian hubungan antara tingkat
pendapatan terhadap tingkat keuntungan selama
periode 5 tahun terhadap perusahaan PT XL Axiata
memiliki tingkat signifikansi yang baik karena dalam
hipotesis dijelaskan bahwasanya Ho ditolak dan H1
diterima. Nilai Fhitung dibandingkan dengan dengan
nilai F tabel yaitu 7,71. Nilai F hasil perhitungan
diatas ternyata lebih besar dari pada nilai F pada tabel
yaitu nilai 12,463918 dengan 7,71 maka sudah
dipastikan pengaruh tingkat pendapatan dengan
tingkat laba sangatlah berpengaruh kuat. Koefesien
regresi tingkat pendapatan (X) adalah 287,212, hal
ini menunjukan bahwa setiap peningkatan variabel
variabel tingkat keuntungan sebesar satu satuan nilai
akan meningkatkan tingkat keuntungan (Y) sebesar
287,212. Satu satuan nilai dengan asumsi variabel
lainnya adalah konstant. Jadi jika terjadi perubahan X
sebesar mungkin akan berpengaruh terhadap nilai Y
karena dalam persamaan statisitk Y=a+Bx.
REFERENSI
Chendrawan, Tony. Pengaruh Penerapan Total
Equity Management Terhadap Perilaku Produktif
Karyawan. Vol. 121 edisi Februari 2011.
DAFTAR PUSTAKA
Ghozali Imam dan Anis Chariri. 2007. Teori
Akuntansi: Badan Penerbit Universitas
Diponegoro
Kieso E. Donald, Weygart J. Jerry, Warfield
D. Terry. 2002. Intermediate Accounting,
Ed. 10. Jakarta: Erlangga
Stice K. Earl, Stice D. James, Skosusen
Fred. K. 2004. Intermediate Accounting,
Ed 15. Jakarta: Salemba Empat