PENGARUH SUHU RUANG DAN LAMA PENYIMPANAN
TERHADAP VIGOR BENIH DAN KECAMBAH
SORGUM VARIETAS SUPER-2
(Skripsi)
Oleh
DIANA PANGASTUTI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
ABSTRAK
PENGARUH SUHU RUANG DAN LAMA PENYIMPANAN
TERHADAP VIGOR BENIH DAN KECAMBAH
SORGUM VARIETAS SUPER-2
Oleh
DIANA PANGASTUTI
Tanaman sorgum merupakan salah satu sumber bahan pangan alternatif. Sorgum
dapat dijadikan sebagai salah satu tanaman pangan alternatif di masa depan yang
mempunyai banyak manfaat untuk memenuhi kebutuhan pangan Indonesia. Salah
satu cara pengembangan sorgum yaitu penyediaan benih bermutu dan memiliki
vigor benih dan vgor kecambah yang tinggi pasca penyimpanan. Kemunduran
benih selama penyimpanan berbanding lurus dengan lamanya penyimpanan itu
sendiri. Laju kemunduran benih selama penyimpanan dipengaruhi oleh suhu
ruang simpannya. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui pengaruh suhu ruang
simpan dan lama penyimpanan terhadap vigor benih dan vigor kecambah sorgum
varietas Super-2. Penelitiaan ini dilaksanakan di Laboratorium Benih dan
Pemuliaan Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung yang berlangsung
dari Februari 2017 sampai dengan Februari 2018. Penelitian ini disusun dengan
strip plot lengkap (SPL) 2x4 dengan 3 ulangan. Petak utama yaitu suhu ruang
Diana Pangastuti
simpan (T) yang terdiri dari 2 taraf yaitu suhu ruang simpan ±180C (T1) dan suhu
ruang simpan ±260C (T2). Anak petak yaitu lama penyimpanan (P) yang terdiri
dari 4 taraf yaitu 0 bulan (P1), 4 bulan (P2), 8 bulan (P3), dan 12 bulan (P4).
Suhu ruang simpan tidak berpengaruh nyata pada vigor benih dan kecambah
sorgum varietas Super-2. Lama penyimpanan berpengaruh nyata pada vigor benih
dan kecambah sorgum varietas Super-2. Vigor benih sudah nyata menurun
setelah lama penyimpanan 4 bulan, sedangkan vigor kecambah baru nyata
menurun setelah lama penyimpanan 8 bulan. Efek interaksi suhu ruang simpan
dan lama penyimpanan tidak berpengaruh pada vigor benih dan kecambah sorgum
varietas Super-2.
Kata kunci: Lama simpan, sorgum, suhu ruang simpan, vigor benih, vigor
kecambah
PENGARUH SUHU RUANG DAN LAMA PENYIMPANAN
TERHADAP VIGOR BENIH DAN KECAMBAH
SORGUM VARIETAS SUPER-2
Oleh
DIANA PANGASTUTI
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA PERTANIAN
pada
Jurusan Agroteknologi
Fakultas Pertanian Universitas Lampung
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Kota Medan, Provinsi Sumatra Utara 23 Maret 1996.
Penulis merupakan anak ketiga dari empat bersaudara dari pasangan Bapak Andi
Trenggono dan Ibu Marliyana.
Pendidikan formal penulis diawali dari pendidikan TK Methodist-8, Medan,
Sumatra Utara lulus pada tahun 2002, kemudian melanjutkan pendidikan dasar di
SDN 3 Wonomarto, Kotabumi, Lampung Utara lulus pada tahun 2008, SMPN 11
Kotabumi, Lampung Utara lulus pada tahun 2011, SMAN 2 Jalawiyata
Kotabumi, Lampung Utara lulus tahun 2014. Pada tahun 2014 penulis
melanjutkan studi dan diterima di Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian,
Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Nilai Masuk Perguruan Tinggi Negri
(SNMPTN).
Penulis memilih bidang Agronomi sebagai kosentrasi dari perkuliahan dan penulis
memilih Ilmu Benih sebagai fokus penelitian. Juli 2017 penulis melakukan
Praktik Umum di PD Jaya Mandiri Farm Kecamatan Lembang, Kabupaten
Bandung Barat. Januari 2018 penulis melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di
Desa Sukaraja Tiga, Kecamatan Margatiga, Kabupaten Lampung Timur.
Selama perkuliahan penulis aktif magang penelitian di Laboratorium Ilmu Benih
dan Pemuliaan Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada
tahun 2016/2017. Penulis dipercaya sebagai asisten praktikum matakuliah
Produksi Benih (2016/2017), dan Teknologi Benih (2016/2017. Penulis aktif
beberapa organisasi kemahasiswaan yaitu LS-MATA (Lembaga Studi Mahasiswa
Pertanian) sebagai anggota bidang PSDA (2015/2016) dan MENWA UNILA
(Resimen Mahasiswa Universitas Lampung) sebagai wakil kesekretariatan
(2015/2017).
KUPERSEMBAHKAN KARYA KECILKU INI
UNTUK KEDUA ORANG TUAKU TERCINTA
DAN ALMAMATERKU
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG
“Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang
dikehendaki Allah didalam Kristus Yesus bagi kamu”
(1 Tesalonika 5:18)
“Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenaran-Nya,
maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu”
(Matius 6:33)
“Hidup yang berguna adalah hidup yang
mencerminkan kemuliaan Tuhan”
(Diana Pangastuti)
i
SANWACANA
Puji syukur Penulis sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan anugerah, curahan kasih-Nya, karunia, ilmu serta memberikan
kemudahan dan kelancaran kepada penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi
dengan judul “Pengaruh Suhu Ruang dan Lama Penyimpanan Terhadap
Vigor Benih dan Kecambah Sorgum Varietas Super-2”.
Dalam penulisan skripsi ini penulis banyak mendapat petunjuk, bimbingan, dan
saran berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan
ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si., selaku Dekan Fakultas
Pertanian Universitas Lampung;
2. Ibu Prof. Dr. Ir. Sri Yusnaini, M.Si., selaku Ketua Jurusan Agroteknologi
Fakultas Pertanian Universitas Lampung;
3. Bapak Prof. Dr. Ir. Kukuh Setiawan, M.Sc.,selaku Dosen pembimbing
pertama, yang telah memberikan bimbingan, saran, nasehat serta motivasi
dalam penulisan skripsi ini;
4. Bapak Ir. Eko Pramono, M.S., selaku Dosen pembimbing kedua, yang telah
memberikan ide penelitian, bimbingan, saran, nasehat serta motivasi dalam
penulisan skripsi ini;
ii
5. Ibu Dr. Nyimas Sa’diyah, M.P.,selaku pembahas terimakasih atas saran,
bimbingan dan motivasi dalam penulisan skripsi ini;
6. Bapak Prof. Dr. Ir. F.X. Susilo, selaku dosen pembimbing akademik,
yang telah memberikan bimbingan, arahan dan motivasi selama penulis
melaksanakan kegiatan akademik di Fakultas Pertnian;
7. Bapak Andi Trenggono, Ibu Marlyana, Kakak Ira Puspita Andriana, Mas
Benny Kristianto dan Adik Fransisca Damayanti yang selalu memberi
semangat, doa, dan dukungan kepada penulis;
8. Seluruh dosen mata kuliah Jurusan Agroteknologi atas semua ilmu, didikan,
dan bimbingan yang penulis peroleh selama masa studi konversi di Universitas
Lampung;
9. Teman-teman sesama peneliti sorgum Maharani, Tantia, Iska, Indah, Nia,
Azizah, Imam, Rizky, Nasrul, Afriansyah atas kebersamaan, motivasi,
semangat, serta bantuan selama penelitian yang diberikan kepada penulis;
10. Sahabat-Sahabat Anselmus andriyanto, Rifky Hartoni, Anggun Rahma
Dwiyani, Maharani, Marida Arista Tantia, Iska Hartina Anggraini, Febe Atalia,
Hani Listiyani, Aditya Kuncahyo, Andino yang selalu memberikan
kebahagiaan, semangat, dan kebersamaan dari awal perkuliahan hingga saat
ini.
11. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini,
terkhusus untuk rekan-rekan agroteknologi 2014.
iii
Penulis berharap semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu membalas semua kebaikan
yang telah diberikan dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak
yang membutuhkan.
Bandar Lampung, Desember 2018
Penulis
Diana Pangastuti
iv
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ..................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. viii
I. PENDAHULUAN ................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................. 1
1.2 Tujuan .......................................................................................... 6
1.3 Kerangka Pemikiran ...................................................................... 7
1.4 Hipotesis ....................................................................................... 10
II. TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 11
2.1 Klasifikasi dan Deskripsi Tanaman Sorgum ................................. 11
2.2 Faktor-faktor Penyebab Kemunduran Benih ................................ 12
2.3 Suhu Ruang Penyimpanan Benih, Vigor Benih, dan
Vigor Kecambah .......................................................................... 13
III. METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 17
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian .................................................... 17
3.2 Bahan dan Alat ........................................................................... 17
3.3 Rancangan Percobaan dan Analisis Data ...................................... 18
3.4 Pelaksanaan Penelitian .................................................................. 20
3.4.1 Persiapan Benih Sorgum .................................................... 20
3.4.2 Pengemasan Benih Sorgum ............................................... 20
3.4.3 Penyimpanan Benih Sorgum .............................................. 21
3.5 Pegukuran Vigor Benih ................................................................. 21
3.6 Pengukuran Vigor Kecambah ....................................................... 22
3.7 Variabel Pengamatan .................................................................... 22
3.7.1 Kecepatan Perkecambahan (KP) ....................................... 22
3.7.2 Persentase Kecambah Normal Total (KNT) ...................... 23
3.7.3 Persentase Kecambah Abnormal (KAN) ........................... 24
v
3.7.4 Persentase Benih Mati (BM) ............................................. 24
3.7.5 Persentase Kecambah Normal Kuat (KNK) ...................... 25
3.7.6 Persentase Kecambah Normal Lemah (KNL) .................... 25
3.7.7 Panjang Tajuk Kecambah Normal (PTKN) ........................ 26
3.7.8 Panjang Akar Primer Kecambah Normal ........................... 26
3.7.9 Bobot Kering Kecambah Normal (BKKN) ........................ 26
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................... 27
4.1 Hasil Penelitian ............................................................................. 27
4.1.1 Pengaruh suhu ruang terhadap vigor benih dan
kecambah sorgum varietas Super 2 ..................................... 28
4.1.2 Pengaruh lama penyimpanan terhadap vigor benih dan
kecambah sorgum varietas Super 2 ..................................... 29
4.2 Pembahasan .................................................................................. 31
4.2.1 Pengaruh suhu ruang terhadap vigor benih dan
kecambah sorgum varietas Super 2 ..................................... 32
4.2.2 Pengaruh lama penyimpanan terhadap vigor benih dan
kecambah sorgum varietas Super 2 ..................................... 33
V. SIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 37
5.1 Simpulan .................................................................................... 37
5.2 Saran ............................................................................................ 37
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 38
LAMPIRAN ............................................................................................ 41
Tabel 5-22 ................................................................................................... 42-50
vi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Keterkaitan suhu simpan, lama simpan, dan kadar air serta nilai daya
berkecambah benih sorgum……………………………………………... 4
2. Nilai F-hit hasil analisis ragam pengaruh dari suhu ruang simpan (T),
lama penyimpanan (P), dan interaksi suhu dan lama penyimpanan
(TxP) pada vigor benih dan kecambah…………………………………. 27
3. Pengaruh suhu ruang terhadap vigor benih dan vigor kecambah
sorgum varietas Super-2………………………………………………… 28
4. Pengaruh lama penyimpanan terhadap vigor benih dan vigor kecambah
sorgum varietas Super-2………………………………………………… 29
5. Uji Bartlett untuk pengaruh suhu ruang dan lama penyimpanan pada
varietas Super-2 terhadap kecambah normal total…………………….... 42
6. Uji Bartlett untuk pengaruh suhu ruang dan lama penyimpanan pada
varietas Super-2 terhadap kecepatan perkecambahan............................... 42
7. Analisis ragam data pengaruh suhu ruang dan lama penyimpanan pada
vigor benih sorgum varietas Super-2 terhadap kecambah
normal total…………………………………………………................... 43
8. Analisis ragam data pengaruh suhu ruang dan lama penyimpanan pada
vigor benih sorgum varietas Super-2 terhadap kecepatan
perkecambahan…………………………………………………............. 43
9. Uji Bartlett untuk pengaruh suhu ruang dan lama penyimpanan pada
varietas Super-2 terhadap benih mati………………………………….… 44
10. Uji Bartlett untuk pengaruh suhu ruang dan lama penyimpanan pada
varietas Super-2 terhadap kecambah abnormal…………………………. 44
11. Analisis ragam data pengaruh suhu ruang dan lama penyimpanan pada
vigor benih sorgum varietas Super-2 terhadap benih mati………….….. 45
vii
12. Analisis ragam data pengaruh suhu ruang dan lama penyimpanan pada
vigor benih sorgum varietas Super-2 terhadap kecambah
Abnormal……………………………………………………………....... 45
13. Uji Bartlett untuk pengaruh suhu ruang dan lama penyimpanan pada
varietas Super-2 terhadap kecambah normal kuat………………........… 46
14. Uji Bartlett untuk pengaruh suhu ruang dan lama penyimpanan pada
varietas Super-2 terhadap kecambah normal lemah………………….… 46
15. Analisis ragam data pengaruh suhu ruang dan lama penyimpanan pada
vigor kecambah benih sorgum varietas Super-2 terhadap kecambah
normal kuat………………………………………………………....…… 47
16. Analisis ragam data pengaruh suhu ruang dan lama penyimpanan pada
vigor kecambah benih sorgum varietas Super-2 terhadap kecambah
normal lemah………………………………………………………......... 47
17. Uji Bartlett untuk pengaruh suhu ruang dan lama penyimpanan pada
varietas Super-2 terhadap panjang tajuk kecambah normal………......... 48
18. Uji Bartlett untuk pengaruh suhu ruang dan lama penyimpanan pada
varietas Super-2 terhadap panjang akar primer kecamabah
Normal………………………………………………………………..…. 48
19. Analisis ragam data pengaruh suhu ruang dan lama penyimpanan pada
vigor kecambah benih sorgum varietas Super-2 terhadap panjang tajuk
kecambah normal…………………………………………………….…. 49
20. Analisis ragam data pengaruh suhu ruang dan lama penyimpanan pada
vigor kecambah benih sorgum varietas Super-2 terhadap panjang akar
primer kecamabah normal………………………………………………. 49
21. Uji Bartlett untuk pengaruh suhu ruang dan lama penyimpanan pada
varietas Super-2 terhadap bobot kering kecambah
normal…………………………………………………………………... 50
22. Analisis ragam data pengaruh suhu ruang dan lama penyimpanan pada
vigor kecambah benih sorgum varietas Super-2 terhadap bobot kering
kecambah normal……………………………………………………….. 50
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Tata alir kerangka pemikiran……………………………………… 9
2. Tata letak percobaan……………………………………………… 19
3. Kriteria kecambah normal: akar dan tajuk tumbuh normal……… 23
4. Kriteria kecambah abnormal: tajuk normal sedangkan akar tidak
normal……………………………………………………………. 24
5. Kriteria benih mati: Tidak berkecambah sampai akhir 5 hari setelah
Pengamatan…………………………………………………….… 25
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tanaman sorgum merupakan salah satu sumber bahan pangan alternatif. Menurut
Direktorat Serealia (2013), tanaman sorgum merupakan salah satu tanaman
sumber pangan yang sangat berpotensi dikembangkan di Indonesia dan dapat
menjadi salah satu solusi dari permasalahan krisis pangan. Sorgum mempunyai
daya adaptasi tinggi dan dapat tumbuh dihampir semua jenis tanah di Indonesia,
dengan demikian sorgum dapat dijadikan sebagai salah satu tanaman pangan
alternatif di masa depan yang mempunyai banyak manfaat untuk memenuhi
kebutuhan pangan Indonesia.
Manfaat tanaman sorgum diantaranya adalah batang sorgum dapat dijadikan
sebagai salah satu sumber bioethanol, daunnya dapat dimanfaatkan sebagai pakan
ternak ruminansia dan biji sorgum dapat diolah menjadi tepung sorgum dan
digunakan sebagai bahan pangan substitusi seperti roti (Rismunandar, 2006).
Sorgum memiliki kandungan nutrisi yang lebih tinggi dibandingkan dengan beras.
Menurut Widowati (2012), kandungan nutrisi sorgum jika dibandingkan dengan
beras lebih tinggi sorgum, sorgum mengandung protein 8-12% setara dengan
terigu atau lebih tinggi dibandingkan dengan beras 6-10%, dan kandungan
2
lemaknya 2-6% lebih tinggi dibandingkan dengan beras 0,5-1,5%. Kandungan
nutrisi sorgum yang lebih tinggi dibandingkan dengan beras sehingga mampu
menopang kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan . Salah satu varietas sorgum
varietas unggul adalah varietas Super-2, varietas ini memiliki produktivitas 6,3
ton/ha, kandungan karbohidratnya 75,6%, kandungan proteinnya 9,2%, dan
kandungan lemaknya 3,1%.
Pengembangan sorgum secara luas membutuhkan ketersediaan benih sorgum
yang bermutu. Mutu benih yang tinggi ditentukan oleh tingginya viabilitas dan
vigor benih. Vigor benih yang rendah dapat disebabkan oleh beberapa faktor
yaitu faktor genetis, morfologis, sitologis, mekanis, fisiologis, mikrobia dan
kerusakan benih akibat hama saat penyimpanan. Penggunaan benih bermutu
rendah menyebabkan daya beradaptasi tanaman dilapang menjadi berkurang,
sekaligus berakibat pada produksi tanaman yang rendah. Selain itu, rendahnya
produksi suatu tanaman karena adanya penurunan viabilitas benih yang
disebabkan oleh kemunduran benih (Jyoti dan Malik, 2013).
Untuk menghambat kemunduran benih khususnya vigor benih dan vigor
kecambah maka benih harus disimpan dengan metode tertentu. Penyimpanan
benih adalah usaha mempertahankan viabilitas benih tetap tinggi, sampai ditanam
kembali. Maksud penyimpanan benih adalah agar benih dapat ditanam pada
musim yang sama di tahun berikutnya atau untuk tujuan pelestarian benih dari
suatu jenis tanaman (Sutopo, 2002).
3
Menurut Sukarman dan Raharjo (2000), suhu ruang simpan berperan dalam
mempertahankan vigor benih selama penyimpanan, yang dipengaruhi oleh kadar
air benih dan kelembaban nisbi ruangan. Pada suhu rendah, respirasi berjalan
lambat dibanding suhu tinggi. Dalam kondisi tersebut, vigor benih lebih tahan
disimpan.
Menurut Sutopo (2014), vigor benih adalah kemampuan benih untuk tumbuh
normal pada keadaan lingkungan yang suboptimal. Lot benih yang mempunyai
vigor tinggi akan mampu bertahan pada kondisi yang ekstrim dan proses penuaan
lambat dibandingkan dengan lot benih yang mempunyai vigor rendah. Lot benih
yang mempunyai vigor tinggi akan tetap memiliki daya berkecambah tinggi,
sedangkan lot benih yang mempunyai vigor rendah daya berkecambahnya akan
berkurang ( ISTA, 2009).
Vigor kecambah adalah vigor yang ditunjukan oleh kinerja kecambah normal.
Kecambah yang bervigor tinggi menunjukkan fisik komponen kecambah yg lebih
unggul daripada yg kecambah kurang vigor (less vigor).
Saling keterkaitan antara lama simpan, kadar air, suhu penyimpanan genotipe, dan
viabilitas secara ringkas disajikan pada Tabel 1.
4
Tabel 1. Keterkaitan suhu simpan, lama simpan, dan kadar air serta nilai daya
berkecambah benih sorgum.
No. Genotipe/
Varietas
Kadar
Air
Suhu
Simpan
Lama
simpan
Daya
Berkecambah Sumber
1. Kawali
10% 18 0
C 10 dan
12 bulan
78 % dan
59,5%
Asih,
2017
2. UPCA 10% 170C
10 dan
12 bulan
86,67% dan
84,44%
Yosita,
2017
3. Samurai-1 10% 260C 12 bulan 39,56%
Hananto,
2017
4. GH-6 10% 260C 9 bulan 75%
Hakim,
2017
Permasalahan dalam penyimpanan benih adalah bagaimana memperlambat
kemunduran benih agar memperpanjang lama simpan dengan viabilitas tetap
tinggi. Jadi upaya untuk mengatasi masalah dalam penyimpanan benih adalah
dengan a) menurunkan kadar air benih, b) menurunkan suhu ruang simpan,
c) memilih varietas tahan.
Berdasarkan hasil dari beberapa penelitian yang disajikan pada data Tabel 1
bahwa terdapat masalah yang muncul saat proses penyimpanan benih yaitu
meningkatnya kemunduran benih yang ditunjukan dengan semakin menurunnya
daya berkecambah benih. Daya berkecambah benih yang semakin menurun maka
vigor benih dan vigor kecambah juga akan semakin menurun.
Vigor benih bisa dilihat dari kemampuan benih untuk berkecambah normal pada
lingkungan suboptimal. Kadar air merupakan salah satu hal penting yang harus
diperhatikan. Kadar air benih yang tinggi dapat meningkatkan laju kemunduran
benih pada tempat penyimpanan. Laju kemunduran benih dapat diperlambat
5
dengan cara kadar air benih harus dikurangi sampai kadar air benih optimum,
sehingga benih dapat disimpan lebih lama.
Pada Tabel 1 yang ditunjukan oleh data 1 sampai 4 bahwa benih yang disimpan
dengan kadar air awal 10 % dapat disimpan selama 9-12 bulan dengan penurunan
daya berkecambah dari 84,44% menjadi 39,56%. Dengan begitu penurunan kadar
air dapat memperpanjang lama simpan namun semakin lama benih disimpan maka
vigor benih dan vigor kecambah akan semakin menurun.
Kemudian dari hasil pada Tabel 1 menunjukan bahwa perbedaan suhu ruang
simpan 17 – 260C yang disimpan dengan kadar air awal 10 % dapat disimpan
selama 9-12 bulan dengan daya berkecambah 39,56 – 84,44%. Dengan begitu
menunjukan bahwa suhu ruang simpan yang rendah dan kadar air yang rendah
dapat memperpanjang lama simpan benih dan mempertahankan daya
berkecambah normal benih. Benih yang mampu mempertahankan daya
berkecambah normalnya dijadikan tolok ukur vigor benih dan kecambah.
Vigor benih dan kecambah sangat penting dalam bidang budidaya pertanian yaitu
untuk memperkirakan kedalaman lubang tanam pada saat pertanaman. Selain itu
juga vigor benih dan kecambah yang tinggi sangat berpengaruh terhadap hasil
produksi tanaman yang dibudidayakan. Dengan begitu pada penelitian ini benih
sorgum disimpan pada suhu ruang simpan ±180C dan ±26
0C serta menurunkan
kadar air awal hingga 8% agar lama simpannya mencapai 12 bulan dengan daya
berkecambah yang masih tinggi dan dapat digunakan untuk pertanaman di periode
tanam berikutnya.
6
Berdasarkan uraian diatas , dalam penelitian ini dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut:
1. Apakah vigor benih dan kecambah benih sorgum varietas Super-2 yang
disimpan pada suhu ±180C lebih tinggi dibandingkan yang disimpan pada
suhu ±260C?
2. Berapa vigor benih dan kecambah sorgum varietas Super-2 menurun secara
signifikan setelah disimpan 0, 4, 8, dan 12 bulan?
3. Berapa vigor benih dan kecambah benih sorgum varietas Super-2 menurun
secara signifikan setelah disimpan pada suhu ruang simpan ±180C dan ±26
0C
selama penyimpanan 0, 4, 8, dan 12 bulan?
1.2 Tujuan
Tujuan penelitian ini dilakukan adalah untuk:
1. Mengetahui vigor benih dan kecambah pada sorgum varietas Super-2 setelah
disimpan pada suhu ruang simpan ±180C dan ±26
0C.
2. Mengetahui pada lama simpan berapa bulan vigor benih dan kecambah
menurun secara signifikan selama penyimpanan 0, 4, 8, dan 12 bulan pada
sorgum varietas Super-2.
3. Mengetahui vigor benih dan kecambah benih sorgum varietas Super-2
menurun secara signifikan untuk benih yang disimpan pada suhu ruang
simpan ±180C dan ± 26
0C selama penyimpanan 0, 4, 8, dan 12 bulan.
7
1.3 Kerangka Pemikiran
Sorgum merupakan salah satu komoditas pangan yang potensial untuk
dikembangkan di Indonesia. Menurut Suarni dan Firmansyah (2013) sorgum
memiliki kandungan pati sebesar 82,42%, sehingga sorgum juga memiliki potensi
sebagai bahan pangan, daunnya sebagai campuran ransum pakan ternak, nira dari
batangnya dapat dimanfaatkan sebagai bioetanol maupun bahan baku pembuatan
gula. Hal ini menjadikan sorgum potensial untuk dikembangkan di Indonesia
sebagai komoditas alternatif untuk memenuhi kebutuhan pangan nasional.
Pengembangan sorgum mengalami kendala yaitu ketersediaan benih sorgum yang
bermutu. Rendahnya daya simpan benih sangat berpengaruh terhadap
ketersediaan benih. Benih merupakan salah satu faktor yang menentukan hasil
suatu tanaman. Benih bermutu merupakan benih yang memiliki mutu fisik, mutu
fisiologis, dan mutu genetis yang sesuai dengan standar mutu pada kelasnya.
Salah satu faktor pembatas produksi sorgum di daerah tropis adalah cepatnya
kemunduran benih selama penyimpanan hingga mengurangi penyediaan benih
berkualitas tinggi. Pengadaan benih sorgum dalam jumlah yang memadai dan
tepat pada waktunya sering menjadi kendala karena daya simpan yang rendah.
Sementara itu, pengadaan benih bermutu tinggi merupakan unsur penting dalam
upaya peningkatan produksi tanaman.
Kemunduran benih selama penyimpanan dapat diperlambat dengan menurunkan
kadar air benih sampai kadar air benih optimum. Penggunaan bahan pengemas
8
yang tepat juga dapat melindungi benih agar kondisinya tetap baik dan stabil
sehingga dapat disimpan lebih lama. Pada penelitian ini bahan pengemas yang
digunakan yaitu plastik polyetilen (klip) karena kedap udara dan dapat menjaga
kadar air benih tetap stabil. Selain itu untuk memperlambat laju kemunduran,
benih dapat disimpan pada suhu ruang berpendingin (AC). Dengan kondisi suhu
dan kelembaban nisbi yang terkontrol laju respirasi benih dapat diperlambat
sehingga kemunduran benih diperlambat dan dapat memperpanjang waktu
penyimpanan.
Pada penelitian digunakan benih sorgum varietas Super-2 dengan kadar air 8%
yang disimpan pada suhu ruang simpan ±180C dan ±26
0C. Kemudian vigor benih
dan vigor kecambah akan diamati mulai dari 0, 4, 8, 12 bulan.
Variabel pengamatan dari pengujian vigor benih yang diamati pada penelitian ini
yaitu kecepatan perkecambahan, kecambah normal total, kecambah abnormal,
dan benih mati. Variabel pengamatan dari pengujian vigor kecambah yaitu
kecambah normal kuat, kecambah normal lemah, panjang tajuk kecambah normal,
panjang akar primer kecambah normal, dan bobot kering kecambah normal.
Berdasarkan kerangka pemikiran diatas maka tata alir penelitian dapat dilihat
pada Gambar 1 yang telah disajikan.
9
dikeringkan
disimpan
Keterangan :
Vg :Vigor Benih dan Vigor Kecambah
T : Suhu Ruang
P : Lama Simpan
Gambar 1. Tata alir penelitian
Benih sorgum varietas Super-2
Nilai Kadar Air awal 8%
Dimasukkan dalam plastik polyetilen (klip). pada 2 ruang simpan berbada:
- Pada ruang simpan dengan suhu ± 180C (T1)
- Pada suhu ruang simpan dengan suhu ±260C (T2)
Lama Simpan 0
bulan (P1)
Vg1T1 vs Vg1T2
Lama Simpan 4
bulan (P2)
Vg2 T1 vs Vg2T2
Lama Simpan 8
bulan(P3)
Vg3 T1 vs Vg3T2
Lama Simpan 12
bulan(P4)
Vg4T1 vs Vg4T2
P1T2
)
Vg1 Vg2 Vg3 Vg4
Variabel Pengamatan Diamati
Vg_T1 > Vg_T2
Vg P1 ≠VgP2 ≠ VgP3 ≠VgP4
Pada P berapa (Vg_T1 < Vg_T2)
10
1.4 Hipotesis
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
1. Vigor benih dan kecambah sorgum varietas Super-2 pada suhu ruang simpan
±180C lebih tinggi dari pada suhu ruang simpan ±26
0C.
2. Vigor benih dan kecambah sorgum varietas Super-2 akan berbeda antara
lama simpan 0, 4, 8, dan 12 bulan.
3. Penurunan vigor benih dan kecambah sorgum varietas Super-2 secara
signifikan akan terjadi pada suhu ruang simpan berbeda selama penyimpanan
0, 4, 8, dan 12 bulan.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Klasifikasi dan Deskripsi Tanaman Sorgum
Klasifikasi sorgum menurut United States Departement of Agriculture (2008),
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Genus : Sorghum
Spesies : Sorghum bicolor [L.] Moench.
Tanaman sorgum memiliki toleransi terhadap kekeringan maupun kondisi basah, dan
masih bisa tumbuh baik di lahan yang kurang subur. Batang tanaman sorgum
berwarna hijau bentuknya silinder terdiri dari buku-buku. Tanaman sorgum tumbuh
tegak, pada beberapa varietas bisa tumbuh hingga 5 meter. Daunnya panjang dengan
ujung meruncing. Bila dilihat sekilas dari penampakannya sangat mirip dengan
12
tanaman jagung. Permukaannya memiliki lapisan lilin yang berfungsi sebagai daya
pertahanan terhadap kekeringan (Hendarto, 2007).
Tanaman sorgum bisa tumbuh di daerah beriklim tropis hingga subtropis. Suhu rata-
rata yang diperlukan tanaman ini berkisar 23-30°C dengan curah hujan 375-425 mm
per tahun. Pada lahan di atas ketinggian 500 meter dari permukaan laut
pertumbuhannya akan melambat. Sorgum bisa tumbuh di tanah yang kurang subur.
Rentang toleransi terhadap tingkat keasaman tanah juga cukup tinggi mulai dari pH 5
(asam) hingga pH 7,5 (basa) (Rahayu dan Widajati, 2007).
2.2 Faktor-faktor Penyebab Kemunduran Benih
Kemunduran benih merupakan suatu proses merugikan yang dialami oleh
setiap jenis benih yang dapat terjadi segera setelah benih masak dan terus
berlangsung selama benih mengalami proses pengolahan, pengemasan dan
penyimpanan (Justice and Bass, 2002).
Kadar air benih yang tinggi dapat meningkatkan laju kemunduran benih dalam tempat
penyimpanan Laju kemunduran benih dapat diperlambat, dengan cara kadar air benih
harus dikurangi sampai kadar air benih optimum. Kadar air benih optimum, yaitu
kadar air tertentu dimana benih tersebut disimpan lama tanpa mengalami penurunan
mutu benih. Kadar air optimum dalam penyimpanan bagi sebagian besar benih
adalah antara 6-9% (untuk benih kangkung, kubis bunga, caisin, ketimun, cabai,
tomat, bayam), 10%-12% untuk benih kacang-kacangan (kadar air untuk benih
13
kedelai, harus dibawah 11% , kadar air untuk kacang panjang 12%), kadar air untuk
benih serealia (padi, gandum, jagung dll), sebaiknya dibawah 14%.
Menurut Nurhasybi dan Suita (2012) yang mengatakan bahwa kadar air awal benih
juga sangat menentukan kemampuan benih untuk disimpan atau memperpanjang
waktu penyimpanan benih. Hal tersebut sejalan dengan hasil penelitian Ahmed dan
Alama (2010) benih yang disimpan dengan kadar air awal 12 % kemudian diturunkan
menjadi 8% menjadikan benih yang awalnya bertahan 12 bulan menjadi 24 bulan
dalam penyimpanan, yang disimpan pada ruang berpendingin (AC).
2.3 Suhu Ruang Penyimpanan Benih, Vigor Benih, dan Vigor Kecambah
Penyimpanan benih pada kondisi kamar memiliki kadar air rata-rata nyata lebih
tinggi dibandingkan dengan kondisi ruang AC dan kulkas. Hal ini karena pada
kondisi kamar selama penyimpanan menunjukkan suhu dan RH yang cukup tinggi
(suhu 26.5-31 0C dan RH 64-80%) sedangkan pada kondisi ruang AC
menunjukkan suhu dan RH yang rendah (suhu 17.5-19 0C dan RH 53-58%) dan
kondisi ruang simpan kulkas menunjukkan suhu dan RH yang lebih rendah (suhu
1-4 0C dan RH 49-69%) (Rahayu dan Widajati, 2007).
Justice dan Bass (2002) menyatakan bahwa setiap kenaikan suhu
penyimpanan 5 0C dan setiap kenaikan 1% kadar air benih, maka masa hidup
benihnya diperpendek setengahnya. Secara umum viabilitas dan vigor benih
menurun sejalan dengan meningkatnya suhu dan semakin lamanya benih terkena
14
suhu tinggi serta dengan meningkatnya kandungan air benih. Pada suhu tertentu,
kerusakan berkurang dengan berkurangnya kadar air benih.
Harrington (1972) menyatakan untuk penyimpanan benih selama mungkin tanpa
menghilangkan daya berkecambah dan vigor benih dapat dilakukan dengan
mengkondisikan lingkungan yang kering dan dingin. Untuk memperpanjang daya
berkecambah dan vigor benih dapat dilakukan dengan cara penyimpanan dalam
kamar dingin, penyimpanan dalam ruang simpan yang dihumidifikasi dan
penyimpanan dalam wadah kedap uap air atau wadah yang resisten terhadap
kelembaban.
Benih dari hampir semua tanaman pertanian paling memerlukan penyimpanan dari
saat panen sampai tanam berikutnya. Penyimpanan perlu dilakukan untuk
mempertahankan mutu benih dan menekan laju kemunduran benih. Menurut Justice
dan Bass (2002), tujuan utama penyimpanan benih tanaman bernilai ekonomis ialah
untuk mengawetkan cadangan bahan tanam dari satu musim ke musim berikutnya.
Selama penyimpanan, karena pengaruh beberapa faktor, keadaan atau mutu benih
akan mengalami kemunduran atau deteriorasi.
Temperatur yang tinggi pada saat penyimpanan dapat mengakibatkan kerusakan
pada benih karena akan memperbesar terjadinya penguapan zat cair dari dalam
benih, hingga benih akan kehilangan daya imbibisi dan kemampuan untuk
berkecambah. Temperatur yang tinggi dapat meningkatkan kegiatan respirasi dan
menghasilkan panas, air, dan CO2, sehingga laju kemunduran viabilitas benih juga
15
semakin cepat terjadi (Sutopo dalam Utamako, 2014).
Berdasarkan tipe benih terhadap penyimpanan maka dibedakan macam tipe benih
yaitu benih ortodoks bila benih menghendaki kondisi penyimpanan kering dan
dingin, benih rekalsitran bila benih menghendaki kondisi penyimpanan lembab dan
dingin, sedangkan tipe benih intermediate berada antara kedua sifat ortodoks dan
rekalsitran. Tujuan dari penyimpanan ialah menjaga agar benih selama waktu
tertentu masih tetap baik kemampuan tumbuhnya (Hasanah, 2002).
Maksud utama penyimpanan benih adalah untuk mempertahankan mutu fisiologis
benih guna keperluan tanam pada musim berikutnya. Selama penyimpanan, benih
akan mengalami kemunduran yang kecepatannya dipengaruhi oleh faktor genetik dan
mutu awal benih (daya berkecambah, indeks vigor, kecepatan berkecambah, kadar air
benih, dan suhu ruang simpan (Sukarman dan Hasanah, 2003).
Schmidt (2000) menggambarkan beberapa hal yang berhubungan dengan daya
simpan yaitu:
1. Peka pengeringan, kadar air terendah yang aman adalah 60-70% untuk jenis
rekalsitran ekstrim dan 12-14% untuk beberapa jenis intermediate
2. Peka suhu rendah, kerusakan terjadi pada suhu penyimpanan <20oC
3. Metabolisme aktif, hal ini berhubungan dengan kadar air
4. Tanpa dormansi, proses perkecambahan segera terjadi setelah benih menyebar
16
Meskipun kondisi penyimpanan normal bertujuan untuk mencegah perkecambahan,
ada beberapa kasus viabilitas hilang begitu cepat sehingga penyimpanan harus
dilakukan lebih ketat. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan benih dalam
mempertahankan viabilitasnya yaitu: kadar air benih pada awal periode simpan,
kelembaban nisbi dari tempat penyimpanan, suhu tempat penyimpanan, sifat-sifat
keturunan, kerusakan mekanis pada waktu panen dan pengolahan, serangan hama dan
jasad renik, kemudian oleh panas dan susunan kimia dari benih (Sadjad, 1980).
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Benih dan Pemuliaan Tanaman
Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Waktu penelitian dimulai pada
Februari 2017 sampai dengan Februari 2018.
3.2 Bahan dan Alat
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih sorgum
varietas Super-2 pada taraf lama simpan 0, 4, 8, dan 12 bulan, kadar air
8%, Kertas Merang, Kertas CD, dan Larutan Aquades.
Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah Germinator Tipe IPB
73 2A/2B, alat Penghitung Benih (Seed counter ) Tipe Seedburo, alat
Pengukur Kekuatan Kecambah Normal, Oven Tipe UMB 500, alat
Pengukur Kadar Air dengan metode tidak langsung (Moisture tester),
Timbangan Elektrik Tipe Scount pro, Nampan, Plastik, Plastik klip, Label,
Straples, Penggaris, dan Alat tulis.
18
3.3 Rancangan Percobaan dan Analisis Data
Perlakuan disusun dengan strip plot lengkap (SPL) 2x4) dengan 3 ulangan.
Petak utama yaitu suhu ruang simpan (T) yang terdiri dari 2 taraf yaitu suhu
ruang simpan 18 ±1,580C (T1) dan suhu ruang simpan 26 ±1,08
0C (T2).
Anak petak yaitu lama penyimpanan (P) yang terdiri dari 4 taraf yaitu 0
bulan (P1), 4 bulan (P2), 8 bulan (P3), dan 12 bulan (P4). Satuan
percobaannya (2x4) x 3 ulangan adalah 24.
Asumsi untuk analisis ragam, yaitu homogenitas ragam antar perlakuan
dilihat dengan Uji Bartllet, dan sifat kemenambahan data dilihat dengan Uji
Tukey, masing-masing pada taraf 5%. Pengaruh antar perlakuan dilihat
dengan analisis ragam pembandingan nilai tengah perlakuan menggunakan
uji Beda Nyata Jujur (BNJ) masing-masing pada taraf nyata 5%.
Bentuk dari model linear aditif adalah sebagai berikut :
Keterangan :
= Nilai pengamatan dari suhu ruang simpan
= 1,2..a, lama simpan = 1,2,3,4..b, dan ulangan = 1,2,3..r,
= Nilai tengah umum
= Pengaruh faktor suhu ruang simpan ke-
Ɛ = Galat suhu ruang simpan ke-
Pengaruh faktor lama simpan ke-
Ɛ = Galat lama simpan ke-
= Pengaruh interaksi suhu ruang simpan ke- dan lama simpan ke-
= Galat percobaan pengaruh suhu ruang simpan ke- lama simpan ke-
, dan ulangan ke-
19
P1 P2 P3 P4
T1
T1P1U2 T1P2U1 T1P3U2 T1P4U3
T1P1U1 T1P2U3 T1P3U3 T1P4U1
T1P1U3 T1P2U2 T1P3U1 T1P4U2
T2
T2P1U1 T2P2U2 T3P3U1 T3P4U3
T2P1U2 T2P2U3 T3P3U3 T3P4U2
T2P1U3 T2P2U1 T3P3U2 T3P4U1
Gambar 2. Tatat letak percobaan
Keterangan :
T1 = Suhu Ruang Simpan ±180C
T2 = Suhu Ruang Simpan ±260C
P1 = Lama Simpan 0 Bulan
P2 = Lama Simpan 4 Bulan
P3 = Lama Simpan 8 Bulan
P4 = Lama Simpan 12 Bulan
U1= Ulangan ke-1
U2= Ulangan ke-2
U3= Ulangan ke-3
20
3.4 Pelaksanaan Penelitian
3.4.1 Persiapan Benih Sorgum
Benih sorgum dipanen pada akhir November 2016 dari hasil pertanaman
penelitian bapak Ir. Eko Pramono. Benih yang dipanen memiliki kadar air
awal 10%. Benih sorgum yang digunakan yaitu varietas Super-2 dengan
kadar air 8% . Cara untuk mendapatkan kadar air 8% yaitu dengan
pengeringan benih dilakukan dengan menggunakan oven tipe UMB 500.
Benih sorgum dimasukkan ke dalam oven menggunakan kertas amplop
selama ± 30 jam. Selama dioven benih diamati setiap 4 jam sekali untuk
melihat berapa persen kadar air yang turun. Kadar air 8% didapatkan
setelah pengeringan selama ± 30 jam dengan suhu oven 40o C. Setelah
didapatkan kadar air 8% lalu dimasukkan ke dalam plastik klip masing-
masing 3 blok dan disimpan pada suhu ruang simpan ±180C dan ±26
0C.
3.4.2 Pengemasan Benih Sorgum
Pengemasan akan dilakukan dengan menggunakan plastik klip masing-
masing 130 butir per plastik yang terdiri dari 3 ulangan. Setiap ulangan
terdiri dari 4 taraf lama simpan 0, 4, 8, dan 12 bulan pada masing-masing
kadar air 8%. Kemudian diberi label yang menjelaskan nama varietas, lama
simpan, kadar air, dan ulangan.
21
3.4.3 Penyimpanan Benih Sorgum
Benih sorgum disimpan pada suhu ruang simpan ±180C dan ±26
0C dengan
kondisi suhu dan kelembaban nisbi yang dikontrol (setiap harinya dilakukan
pencatatan suhu dan kelembaban nisbi). Benih akan disimpan dalam
keadaan terbungkus plastik klip dan diletakkan di atas nampan sesuai
dengan ulangannya.
3.5 Pengukuran Vigor Benih
Vigor benih dievaluasi dengan uji perkecambahan. Uji perkecambahan ini
dilakukan dengan media kertas merang dengan metode uji kertas digulung
(UKD). Sebanyak 25 butir benih disusun diatas 2 lembar kertas merang
lembab yang diberi alas selembar plastik kemudian digulung (ISTA, 2009).
Benih yang dikecambahkan dalam gulungan diletakkan pada germinator tipe
IPB 73 2A/2B dengan suhu 28,17 ± 1,79 0C. Kecambah normal yang
muncul dari benih tersebut diamati mulai hari ke-2 sampai hari ke-5 setelah
perkecambahan. Kecambah yang sudah dinyatakan normal dalam
pengamatan pada hari ke-2 dihitung dengan mengambil dari media
pengecambahan tersebut. Kecambah yang belum dinyatakan normal atau
belum berkecambah dibiarkan dalam media perkecambahan untuk diamati
pada hari berikutnya sampai dengan hari ke-5 setelah perkecambahan.
Benih mati dan kecambah abnormal dievaluasi pada hari ke-5 setelah
perkecambahan.
22
3.6 Pengukuran Vigor Kecambah
Vigor kecambah dievaluasi dengan uji perkecambahan. Pada uji
perkecambahan menggunakan metode uji kertas digulung (UKD) dengan
media kertas CD. Sebanyak 25 butir benih sorgum varietas Super-2 yang
dikecambahkan pada 2 kertas CD lembab yang diberi alas selembar plastik
kemudian digulung (ISTA, 2009). Benih yang sudah dikecambahkan dalam
gulungan diletakkan pada germinator tipe IPB 73 2A/2B dengan suhu 28,17
± 1,79 0C. Kemudian diamati mulai hari ke-4 setelah perkecambahan. Dari
hasil UKD digunakan untuk pengamatan persentase kecambah normal kuat,
persentase kecambah normal lemah, panjang tajuk kecambah normal,
panjang akar primer kecambah normal, dan bobot kering kecambah normal.
3.7 Variabel Pengamatan
3.7.1 Kecepatan Perkecambahan
Kecepatan perkecambahan adalah presentase tingkat kecepatan benih dalam
berkecambah yang dilakukan dengan menghitung persentase kecambah
normal setiap hari dan diperhitungkan sebagai kecepatan perkecambahan
setiap harinya. Kecepatan perkecambahan dihitung dengan akumulasi
kecepatan tumbuh benih yang berkecambah setiap hari dalam unit tolak
ukur persentase perhari. Jumlah benih yang berkecambah mulai hari ke-2
hingga hari ke-5 diakumulasikan dan dihitung dengan menggunakan rumus
menurut (Copeland dan Donald, 1985):
23
Keterangan :
KP = Kecepatan Perkecambahan (%/hari)
KN = Persen Kecambah Normal (%)
t = Jumlah hari sejak penanaman benih hingga hari pengamatan ke t
(2,3,4,dan 5).
3.7.2 Persentase Kecambah Normal Total
Kecambah normal total adalah total seluruh kecambah normal yang
diperoleh dari perkecambahan, dengan 25 butir benih untuk diamati
persentase kecambah normal total (KNT) dihitung menggunakan rumus
sebagai berikut:
Persentase KNT =
Keterangan:
KNT = Kecambah Normal Total
KN = Kecambah Normal
I = Hari pengamatan ke i; {i=2, 3, 4, dan 5}
Gambar 3. Kriteria kecambah normal: akar dan tajuk tumbuh normal
TAJUK
AKAR PRIMER
24
3.7.3 Persentase Kecambah Abnormal
Kecambah abnormal adalah kecambah yang tidak memperlihatkan potensi
untuk tumbuh dan berkembah menjadi kecambah normal (Dirjen TPH,
2000). Jumlah kecambah abnormal didapat dengan menghitung seluruh
kecambah abnormal pada hari ke-5 setelah dikecambahkan. Kecambah
dapat dikatakan abnormal apabila salah satu struktur esensialnya berupa
plumula dan radikula tidak tumbuh dengan baik.
Gambar 4. Kriteria kecambah abnormal: tajuk normal sedangkan
akar tidak normal
3.7.4 Persentase Benih Mati
Benih mati adalah benih yang sampai pada akhir masa pengujian tidak
keras, tidak segar, dan tidak berkecambah (Dirjen TPH, 2000). Jumlah
benih mati diperoleh dengan menghitung seluruh benih mati pada hari ke-5
setelah dikecambahkan. Benih dapat dikatakan sebagai benih mati apabila
hingga hari terakhir pengujian benih tidak menunjukan gejala
perkecambahan.
25
Gambar 5. Kriteria benih mati: Tidak berkecambah sampai akhir 5 hari
setelah pengamatan
3.7.5 Persentase Kecambah Normal Kuat
Kecambah normal kuat adalah 5 kecambah normal yang diambil secara acak
dari 25 benih yang dikecambahkan. Nilai kecambah normal kuat dengan
mengukur panjang tajuk dan panjang akarnyanya yang diamati pada hari
ke- 4 setelah dikecambahkan. Kecambah dapat dikatakan normal kuat
apabila memiliki kriteria panjang tajuk dan panjang akar primer baik ≥ 4cm,
dan tumbuh dengan baik.
3.7.6 Persentase Kecambah Normal Lemah
Kecambah normal lemah adalah kecambah yang keadaan fisiknya tidak
serempak dengan kecambah lainnya ( kecambah lebih pendek dari yang
lainnya namun dalam kondisi normal). Kecambah dapat dikatakan normal
lemah apabila memiliki kriteria panjang tajuk dan panjang akar primer
≤ 4cm. Nilai kecambah normal lemah didapatkan dari Perkecambahan benih
yang diamati pada hari ke- 4 setelah dikecambahkan.
26
3.7.7 Panjang Tajuk Kecambah Normal
Panjang Tajuk Kecambah Normal adalah nilai dari pengukuran 5 kecambah
normal yang diambil secara acak dari hasil 25 benih yang dikecambahkan
pada hari ke-4 setelah perkecambahan, masing-masing tajuk kecambah
diukur menggunakan mistar.
3.7.8 Panjang Akar Primer Kecambah Normal
Panjang Akar Primer Kecambah Normal adalah nilai dari pengukuran 5
kecambah normal yang diambil secara acak dari hasil 25 benih yang
dikecambahkan pada hari ke-4 setelah perkecambahan, masing-masing akar
pimer kecambahnya diukur dengan menggunakan mistar.
3.7.9 Bobot Kering Kecambah Normal
Bobot Kering Kecambah Normal, yang ditunjukkan dengan kemampuan
mengoptimalkan cadangan makanan dalam benih ke dalam bentuk
akumulasi bobot kering kecambah. Bobot Kering Kecambah Normal
adalah hasil penimbangan 5 kecambah normal yang telah di oven selama
3 x 24 jam pada suhu 800C ( ISTA, 2006).
V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, kesimpulan yang dapat diperoleh
yaitu:
1. Penyimpanan benih pada ruang simpan 180C atau 26
0C tidak menyebabkan
perbedaan vigor benih dan kecambah sorgum varietas Super-2.
2. Vigor benih dan kecambah sorgum varietas Super-2 signifikan menurun
setelah lama penyimpanan 4 bulan, sedangkan vigor kecambah menurun
secara nyata setelah lama penyimpanan 8 bulan.
3. Pengaruh interaksi suhu ruang dan lama penyimpanan tidak nyata pada
vigor benih dan kecambah sorgum varietas Super-2.
5.2 Saran
Disarankan bagi peneliti sorgum selanjutnya untuk meneliti tentang pengaruh
kadar air benih yang lebih tinggi dari 10% untuk penyimpanan 180C dan 26
0C
pada viabilitas benih sehingga dapat diketahui teknik penyimpanan benih yang
lebih cepat dan lebih murah tetapi efektif dalam memperlambat kemunduran
benih.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmed, E.E.A. and S.H.A. Alama. 2010. Sorgum (Sorgum bicolor L. Moench).
seed quality as affected by type and duration of storage. Agriculture and
Biology Journal of Notrh America. ISSN Print 2151, ISSN online: 2151–
7525.
Copeland, L. O. And Mc. Donald. 1985. Seed Science and Technology. Kluwer
Academic Publisher. London. 321 pp.
Dinarto. 2010. Teknologi Pemrosesan Pengemasan dan Penyimpanan Benih.
Kanisius. Yogyakarta. 127 hlm.
Direktorat Serealia. 2013. Kebijakan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dalam
Pengembangan Komoditas Serealia untuk Mendukung Pertanian Bioindustri.
Makalah Disampaikan pada Seminar Nasional Serealia. Maros Sulawesi
Selatan
Dirjen TPH (Direktorat Jendral Tanaman Pangan dan Hortikultura). 2000.
Pedoman Umum Analisa Mutu Benih. Direktorat Bina Perbenihan. 100 hlm.
Fitriningtyas. 2008. Laporan Akhir Tahun RPTP Proses Pascapanen pada Tanaman
Jagung dan Sorgum. Balai Tanaman Serealia. Maros, Sulawesi Selatan.
Fikri, M. N. A., Zuhry, dan Nurbaiti. 2015. Uji daya hasil dan mutu benih beberapa
genotipe sorgum manis ( Sorghum bicolor [L.] Moench.) Koleksi BATAN.
Jom Faperta 2(1): 1-11.
Hakim, F. A. 2017. Pengaruh Genotipe Pada Produksi dan Mutu Benih Sorgum
(Sorghum bicolor [L.] Moench) Pasca Simpan 3 dan 9 Bulan. Skripsi.
Universitas Lampung. Lampung.
43
Hananto.S. 2017. Pengaruh Lama Simpan Pada Mutu Benih Dan Mutu Fisiologis
Empat Genotipe Sorgum (Sorghum bicolor [L.] Moench.) Skripsi. Universitas
Lampung.
Harington, J.C., 1973. Problem of Seed Storage p. 251-263. In: Heydecker (Ed).
Seed Ecologi Academy Press–London.
Hasanah, M. 2002. Peran mutu fisiologik benih dan pengembangan industri benih.
tanaman industri. Jurnal Litbang Pertanian.
Hendarto Kuswanto. 2007. Teknologi Pemrosesan Pengemasan dan Penyimpanan
Benih. Kanisius. Yogyakarta.
[ISTA] International Seed Testing Association. 2006. International rules for seed
testing: rules 1999. Seed Sci. Technol. 27:37-40 (Supplement).
[ISTA] International Seed Testing Association, 2009. Handbook on seedling
evaluation. Third edition with amendmends 2009.
Justice, O.L. dan L.N. Bass. 2002. Prinsip Praktek Penyimpanan Benih.
Diterjemahkan oleh Rennie Roesli.PT. Raja Grafindo Persada.Jakarta
Jyoti and C.P. Malik. 2013. Seed detioration. Internasional Journal of Life Sciences
Biotechnology and Pharma Reasearch. 2(3):374-385.
Nurhasybi, S. E. 2012. Perkecambahan dan vigor benih suren (Toonasureni (blume)
merr). Pada berbagai metode perkecambahan dan pengeringan. Teknologi
perbenihan jenis-jenis potensial untuk rehabilitasi lahan bekas tambang di
provinsi kepulauan bangka belitung. Prosiding Seminar Hasil - hasil
Penelitian. Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Tanaman Hutan. Pangkal
Pinang.
Rahayu, E., E Widajati. 2007. Pengaruh kemasan, kondisi ruang simpan
terhadap viabilitas benih Caisin brassica chinensis (L). Bul. Agron. (35)(3)
191-196. (2007).
Schmidt, L. 2000. Pedoman Penanganan Benih Tanaman Hutan Tropis dan
Subtropis. Direktorat Jenderal Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial
Departemen Kehutanan.
Suarni. 2013. Struktur, Komposisi Nutrisi dan Teknologi Pengolahan Sorgum.
Balai Penelitian Tanaman Serealia. Balitsereal.litbang.pertanian.go.id.
Diakses pada 19 Desember 2017. 21 hlm.
44
Sukarman dan Hasanah. 2003. Karakter fisik, kimia dan fisiologis benih beberapa
varietas kedelai. Buletin Plasma Nutfah 6 (2) : 31-36.
Sutopo, L. 2002. Teknologi Benih. Raja Grafindo Persada. Jakarta. 238 hlm.
Sutopo, L. 2014. Teknologi Benih (Edisi Revisi Fakultas Pertanian UNIBRAW).
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Sukarman dan Raharjo. 2000. Perbaikan mutu benih aneka tanaman melalui cara
panen dan penanganan benih. Jurnal Litbang Pertanian (8):57-62.
Tatipata, A. 2008. Pengaruh Kadar Air Awal, kemasan dan lama simpan terhadap
protein membrane dalam mitokondria benih kedelai. Bul. Agron. (36) (1) 7-
16 (2008).
Timotiwu, P.B., Eko, P., Agustiansyah and Ni Wayan, S.A. 2017. Effect of Storage
Periods on Physical Quality and Seed Vigor of Four Varieties of Sorghum.
Sorghum bicolor [L.] Moench). Research in Agriculture Journal 2(2): 30-40.
Tuwu. 2012. Pengaruh wadah , Ruang dan Periode Simpan terhadap Viabilitas
Benih Kilemo (Litsea cubeba Persoon L.). Balai Penelitian Teknologi
Perbenihan Tanaman Hutan. Bogor.
Umar. 2012. Kajian suhu ruang simpan terhadap kualitas benih kedelai hitam dan
kedelai kuning. Ilmu Pertanian. 11(1): 22-31.
USDA. 2008. Classification For Kingdom Plantae Dwon to Species Sorghum
bicolour (L) Moench (online).
Http://plants.usda.gov/java/ClassificationServlet?source=display&classid=SOR
GH2. Diakses pada 17 Oktober 2017. Pukul 20.34 WIB.
Widowati. 2012. Karakteristik Mutu Gizi dan Diversifikasi Pangan Berbasis
Sorgum (Sorghum vulgare). Balai Besar penelitian dan Pengembangan Pasca
Panen Pertanian. Bogor.
Yosita. R. 2017. Pengaruh Tingkat Kemasakan Dan Periode Simpan Terhadap
Viabilitas Benih Sorgum Varietas UPCA (Sorghum bicolor [L.] Moench).
Skripsi. Universitas Lampung. Lampung.