PENGARUH RISIKO KREDIT, RISIKO LIKUIDITAS TERHADAP
PROFITABILITAS DENGAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE
SEBAGAI VARIABEL MODERASI
(Studi pada Industri Perbankan)
Tesis
Oleh :
Deni Wahyudi
PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
i
THE EFFECT OF CREDIT RISK, LIQUIDITY RISK ON
PROFITABILITY WITH GOOD CORPORATE GOVERNANCE
AS A MODERATION VARIABLE
ABSTRACK
Deni Wahyudi
Banks in carrying out their business activities cannot be separated from potential
risks, including credit risk and liquidity risk. If the risk is not managed properly, it
can have an impact on the decline in company income. One way to minimize risk
exposure is to apply the principles of good corporate governance.
This study is to determine whether credit risk affects negative on profitability,
whether liquidity risk affects positive on profitability and to determine whether
good corporate governance can moderate the effect of credit risk and liquidity risk
on profitability. The sample of this study is a bank categorized as BOOK 3 and 4.
This study was conducted with multiple linear regression techniques.
The research results that credit risk does not affect profitability, liquidity risk
affects positive on profitability and good corporate governance is not a
moderating variable and is not able to moderate the influence of credit risk and
liquidity risk on profitability.
Keywords : Credit Risk, Liquidity Risk, Profitabilitas, Good Corporate
Governance, Non Performing Loan, Loan To Deposit Ratio.
ii
PENGARUH RISIKO KREDIT, RISIKO LIKUIDITAS TERHADAP
PROFITABILITAS DENGAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE
SEBAGAI VARIABEL MODERASI
ABSTRAK
Deni Wahyudi
Bank dalam menjalankan kegiatan bisnisnya tidak terlepas dari potensi risiko
antara lain risiko kredit dan risiko likuiditas. Apabila risiko tersebut tidak dikelola
dengan baik maka dapat berdampak pada menurunnya pendapatan perusahaan.
Adapun salah satu cara untuk meminimalisir eksposur risiko tersebut adalah
dengan menerapkan prinsip good corporate governance.
Penelitian ini untuk mengetahui apakah risiko kredit berpengaruh negative
terhadap profitabilitas, apakah risiko likuiditas berpengaruh positive terhadap
profitabilitas dan untuk mengetahui apakah good corporate governance dapat
memoderasi pengaruh risiko kredit dan risiko likuiditas terhadap profitabilitas.
Sampel penelitian ini adalah Bank berkategori BUKU 3 dan 4 Penelitian ini
dilakukan dengan teknik regresi linier berganda.
Adapun penelitian ini menghasilkan bahwa risiko kredit tidak berpengaruh
terhadap profitabilitas, risiko likuiditas berpengaruh positive terhadap
profitabilitas dan good corporate governance bukan sebagai variabel moderasi dan
tidak mampu memoderasi pengaruh risiko kredit dan risiko likuiditas terhadap
profitabilitas.
Kata kunci : Risiko Kredit, Risiko Likuiditas, Profitabilitas, Good Corporate
Governance, Non Performing Loan, Loan To Deposit Ratio.
iii
PENGARUH RISIKO KREDIT, RISIKO LIKUIDITAS TERHADAP
PROFITABILITAS DENGAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE
SEBAGAI VARIABEL MODERASI
(Studi pada Industri Perbankan)
Oleh
Deni Wahyudi
(Tesis)
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
MAGISTER MANAJEMEN
Pada
Program Pascasarjana Magister Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung
PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
vii
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bandar Lampung, Lampung, pada tanggal 25 Desember
tahun 1993, sebagai anak ke tiga dari tiga bersaudara, pasangan Bapak H. Lihan
A. Husin, S.E dan Ibu Hj. Herniwati, S.E.
Pendidikan yang telah ditempuh penulis adalah SD Negeri 1 Beringin Raya
Bandar Lampung (2005), SMP N 9 Bandar Lampung ( 2008 ), SMA YP UNILA
Bandar Lampung (2011 ) dan memperoleh gelar Sarjana di Universitas Lampung
(2015).
Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Magister Manajemen Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Lampung pada tahun 2015.
viii
MOTTO
“ Ketika tidak bisa menjadi yang terbaik, jadikanlah dirimu seseorang yang diperhitungkan dan dipertimbangkan, kelak orang lain akan menghargai dan
tidak akan meremehkanmu”
- Deni Wahyudi -
Jika ragu dalam melakukan sesuatu, sebaiknya tanya kepada diri sendiri, apa yang kita inginkan esok hari dari apa yang telah kita lakukan sebelumnya”
- Jonh Lubbock –
“Tak seorangpun pernah dihormati karena apa yang dia terima. kehormatan adalah penghargaan bagi orang yang telah memberikan sesuatu yang berarti”
- Calvin Coolidge -
ix
PERSEMBAHAN
Segala puja dan puji hanya bagi Allah SWT. atas Rahmat, Hidayah dan Nikmat-
Nya yang tidak terhingga. Shalawat serta salam yang selalu dicurahkan kepada
Panglima Tertinggi Umat Islam yang telah menyinari hidup umat Islam dengan
menyempurnakan Agama Islam sehingga membawa manusia menuju keimanan
dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang ESA, Allah SWT, pilihan yang membawa kita
kepada keselamatan dunia dan akhirat, Rasul yang selalu dirindukan
kehadirannya, penutup para Nabi dan Rasul, Baginda Rasulullah Muhammad
SAW. Kepada Imam yang selalu dinantikan kehadirannya, Imam Mahdi.
Ku persembahkan karya ini sebagai wujud tanda kasih sayang , cinta kasih , serta
baktiku kepada : Ayah H. Lihan A Husin dan Ibu Hj. Herniwati yang selama ini
telah mendidik dan membersarkanku dengan segala kasih dan sayangnya, jiwa
dan raganya, serta kerja keras dan kesabarannya semata-mata agar aku menjadi
anak yang berguna bagi agama, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.
Khususnya kupersembahkan karya ini sebagai persembahan terakhir untuk Ibuku
yang telah kembali kepada sang khalik sebagaimana beliau lah yang selalu tiada
henti mendorong dan mendukungku untuk selalu menuntut ilmu sehingga ku
dapat menyelesaikan perkuliahan ini. Semoga Beliau tenang dan bangga atas
selesainya pendidikanku.
Almamater tercinta, Universitas Lampung.
x
KATA PENGANTAR
Segala puja dan puji syukur saya haturkan kepada Allah SWT. yang telah
melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga saya mampu menyelesaikan
skripsi ini. Shalawat serta salam semoga semoga tercurahkan kepada Nabi
Muhammad S.A.W. Skripsi ini berjudul pengaruh atribut produk terhadap
keputusan pembelian konsumen Mama Lemon di Bandar Lampung, yang
merupakan salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan
Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
Saya menyadari dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan dan
bantuan banyak pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sangat
mendalam kepada :
1. Prof. Dr. Satria Bangsawan, S.E., M.Sc., selaku Dekan FEB Universitas
Lampung;
2. Dr. Ernie Hendrawaty, S.E., M.Si, selaku Ketua Program Pascasarjana
Magister Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung dan
selaku penguji utama yang telah memberikan saran, bimbingan dan
semangatnya agar penulis dapat menyelesaikan penelitian. ;
3. Prof. Dr. mahatma Kufepaksi, S.E., M.Sc selaku Pembimbing I yang telah
dengan sabar memberikan bimbingan, ilmu, motivasi dan mengajarkan
bagaimana menyelesaikan penelitian yang benar.
4. Dr. Sri Hasnawati, S.E., M.Si selaku Pembimbing II yang telah dengan sabar
memberikan bimbingan, ilmu, motivasi dan mengajarkan bagaimana tata cara
penulisan yang baik dalam melakukan penelitian.
5. Dr. Irham Lihan, S.E., M.Si. selaku penguji yang telah memberikan saran,
bimbingan dan semangatnya agar penulis dapat menyelesaikan penelitian.
6. Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung yang telah
menuntunku dari ketidak tahuan hingga tahu segalanya selama hampir empat
tahun penulis menuntut ilmu di Unila, serta seluruh staff Fakultas dan Jurusan
Manajemen Universitas Lampung.
xi
7. Teristimewa untuk Ayah ( Lihan A. Husin ) dan Ibu (Herniwati). Ayah yang
selalu mendoakan dan mendukung serta memfasilitasi setiap jenjang
pendidikan yang saya jalani hingga pendidikan Akhir ini. Ibu yang selalu
berdoa dan merawat serta membesarkan saya dengan tulus dan ikhlas.
8. Untuk Kakakku Dedi , Ira, Imelda yang telah memberikan dukungan serta
saran disaatku menuntut ilmu hingga selesainya pendidikan pascasarjana. Tak
lupa untuk kedua Keponakanku , Najla dan Althaf yang memberikanku
keceriaan disaat rasa lelah dan jenuh datang.
9. Keluarga besar yang selalu mendukung dan mendoakan untuk kesuksesan ku.
10. Untuk Mira yang telah mendukung, membantu, menemani serta memberikan
saran dari awal perkuliahanku hingga akhirnya dapat menyelesaikan tesis ini.
11. Terima kasih juga untuk teman satu angkatan yang sejak awal duduk
dibangku perkuliahan sampai dengan akhir yang menjadikan perkuliahan
tidak menjenuhkan.
12. Terima kasih juga kepada seluruh pribadi yang membantu terselesaikannya
tesis ini, terima kasih atas dukungannya.
Bandar Lampung, 20 Desember 2018
Penulis
Deni Wahyudi
xii
DAFTAR ISI
Abstract ........................................................................................................... i
Abstrak ............................................................................................................ ii
Cover Dalam ................................................................................................... iii
Persetujuan ...................................................................................................... iv
Pengesahan ...................................................................................................... v
Pernyataan ....................................................................................................... vi
Riwayat Hidup ................................................................................................ vii
Motto ............................................................................................................... viii
Persembahan ................................................................................................... ix
Kata Pengantar ................................................................................................ x
Daftar Isi .......................................................................................................... xii
Daftar Tabel .................................................................................................... xiv
Daftar Gambar ................................................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................... 5
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................... 6
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Perbankan ................................................................................. 7
2.2 Risiko ....................................................................................... 8
2.3 Risiko Kredit ............................................................................ 8
2.3.1 Non-Performing Loan .................................................... 10
2.4 Risiko Likuiditas ...................................................................... 11
2.4.1 Loan to Deposit Ratio .................................................... 12
2.5 Good Corporate Governance ................................................... 14
2.6 Profitabilitas ............................................................................. 17
2.6.1 Return On Asset ............................................................. 18
2.7 Kerangka dan Pengembangan Hipotesis .................................. 19
2.7.1 Kerangka Pikir ................................................................ 19
2.7.2 Pengembangan Hipotesis ................................................ 21
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian ...................................................................... 25
3.2 Populasi dan Sampel................................................................. 25
3.3 Jenis dan Sumber Data ............................................................ 27
xiii
3.4 Definisi Operasional Variabel .................................................. 27
3.5 Metode Analisis ........................................................................ 29
3.5.1 Uji Asumsi Klasik ........................................................... 29
3.5.2 Uji Normalitas ................................................................. 30
3.5.3 Uji Multikolinearitas ....................................................... 30
3.5.4 Uji Auto Korelasi ............................................................ 31
3.5.5 Uji Heteroskedastisitas .................................................... 32
3.6 Pengujian Hipotesis .................................................................. 33
3.6.1 Uji T ............................................................................... 33
3.6.2 Moderated Regression Analysis (MRA) ........................ 34
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Analisis Data ........................................................................... 36
4.2 Hasil Analisis ........................................................................... 36
4.2.1 Statistik Deskriptif ......................................................... 36
4.2.1.1 Analisis Deskriptif Profitabilitas ........................ 37
4.2.1.2 Analisis Deskriptif Risiko Kredit ....................... 37
4.2.1.3 Analisis Deskriptif Risiko Likuiditas ................. 40
4.2.1.4 Analisis Deskriptif Good Corporate Governance 41
4.3 Uji Asumsi Klasik ................................................................... 42
4.3.1 Uji Normalitas ................................................................ 42
4.3.2 Uji Multikolinearitas ...................................................... 43
4.3.3 Uji Autokorelasi ............................................................. 43
4.3.4 Uji Heteroskedastisitas ................................................... 44
4.4 Uji Hipotesis ............................................................................ 45
4.5 Pembahasan ............................................................................. 48
BAB V KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan ............................................................................... 53
5.2 Saran ......................................................................................... 54
DAFTAR PUSTAKA
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Penilaian Good Corporate Governance ........................................... 16
Tabel 3.1 Penentuan Sampel ........................................................................... 26
Tabel 3.2 Sampel ............................................................................................. 26
Tabel 4.1 Profitabilitas pada Perbankan Tahun 2011-2015 ............................ 37
Tabel 4.2 Risiko Kredit pada Perbankan Tahun 2011-2015 ........................... 39
Tabel 4.3 Risiko Likuiditas pada Perbankan Tahun 2011-2015 .................... 40
Tabel 4.4 Good Corporate Governance pada Perbankan Tahun 2011 -2015 41
Tabel 4.5 1-Sample K-S .................................................................................. 42
Tabel 4.6 Multikolinearitas ............................................................................. 43
Tabel 4.7 Durbin Watson ................................................................................ 43
Tabel 4.8 Heteroskeditisitas ............................................................................ 45
Tabel 4.9 Hasil Koefisien Regresi .................................................................. 45
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran .................................................................... 21
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap kegiatan yang dilakukan dalam aktivitas sehari-hari pasti
mengandung risiko. Begitu pula dalam kegiatan Bank. Bank adalah lembaga
keuangan yang tugas pokoknya adalah menghimpun dana masyarakat dalam
bentuk tabungan, giro dan deposito serta menyalurkan dana tersebut kepada
masyarakat yang membutuhkan dana dalam bentuk kredit.
Bank dalam menjalankan kegiatan bisnisnya mengandung risiko yang
melekat (inherent risk) yang dapat menimbulkan kehancuran perekonomian
secara besar-besaran sehingga menyebabkan dampak kerugian yang secara
langsung dihadapi oleh pegawai, nasabah dan pemegang saham yang
dikenal dengan risiko sistemik. Semakin tinggi kompleksitas usaha yang
dijalankan oleh Bank, maka akan semakin meningkat pula risiko yang
dihadapi Bank.
Guna menghadapi, meminimalisir danmengendalikan risiko yang dihadapi,
Bank Indonesia melalui PBI Nomor 5/8/PBI/2003 mewajibkan perbankan
untuk menerapkan fungsi manajemen risiko. Manajemen risiko merupakan
suatu proses mengidentifikasi, mengukur, memantau serta mengendalikan
risiko yang dihadapidan kemungkinan risiko lainnya yang dapat
menyebabkan kerugian yang bersifat financial maupun non-financial.
2
Melalui penerapan manajemen risiko yang baik, Bank diharapkan senantiasa
untukdapat meminimalisir kerugian yang mungkin timbul, sebab risiko tidak
mungkin dapat dihilangkan dari aktivitas yang dilakukan.
Menurut Darmawi (dalam Attar,2014) ada beberapa risiko yang sering
dihadapi bank antara lain: risiko kredit, risiko likuiditas dan risiko
operasional.
Risiko kredit merupakan risiko yang timbul sebagai akibat dari kegagalan
nasabah dalam memenuhi kewajibannya. Indikator yang digunakan untuk
mengukur risiko kredit adalah NPL (Non Performing Loan) yaitu
perbandingan antara total kredit bermasalah dengan total kredit yang
diberikan bank kepada debitur. Menurut Attar dkk. (2014) bahwa semakin
tinggi kredit macet (NPL) maka akan menurunkan tingkat pendapatan dan
laba bank sehingga ROA dan ROE pun ikut menurun.
Hal tersebut didukung oleh hasil penelitian sebelumnya, Hidayati dan Yuvia
(2015) yang menghasilkan bahwa NPL berpengaruh terhadap ROA.
Namun, hal berbeda diungkapkan pada penelitian Hayati dan Musdholifah
(2014) bahwa NPL tidak berpengaruh terhadap ROA.
Risiko likuiditas merupakan risiko yang disebabkan oleh ketidakmampuan
bank memenuhi kewajiban yang telah jatuh tempo. LDR (Loan to Deposit
Ratio) adalah indikator yang digunakan untuk risiko likuiditas. LDR
menggambarkan kemampuan bank membayar kembali penarikan yang
dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai
3
sumber likuiditas. LDR dirumuskan dengan membandingkan jumlah kredit
yang disalurkan dengan dana pihak ketiga.
Syamsuddin (2007) mengemukakan bahwa semakin tinggi rasio likuiditas
makasemakin baik suatu perusahaan, karena semakin tinggi rasio ini berarti
jumlah kredit yang diberikan meningkat sehingga menyebabkan pendapatan
bunga dan laba yang diterima meningkat, akhirnya ROA dan ROE pun ikut
meningkat. Hasil penelitian sebelumnya Hudayati dan Yuvia (2015)
menyimpulkan bahwa LDR berpengaruh terhadap ROA. Namun, berbeda
dengan hasil penelitian Dewi et.al (2016) bahwa LDR tidak berpengaruh
terhadap ROA.
Terhadap risiko-risiko yang mungkin timbul seperti diatas, diharapkan
fungsi manajemen risiko dapat mengelola risiko-risiko tersebut, sehingga
kerugian dapat diminimalisir. Bank Indonesia selain merumuskan penerapan
manajemen risiko untuk mengelola risiko yang dihadapi agar kinerja Bank
tidak menurun, juga merumuskan penerapan Good Corporate Governance.
Penerapan corporate governance bermanfaat untuk mengurangi konflik
keagenan, menurunkan biaya yang dikeluarkan untuk pengelolaan
perusahaan secara sehat dan bertanggung jawab serta menambah nilai
perusahaan dengan meningkatkan nilai saham dan menciptakan dukungan
para stakeholders terhadap perusahaan (Wantera dan Mertha, 2015).
4
Dalam buku tingkat 1 sertifikasi manajemen risiko yang dialih bahasakan
oleh Badan Sertifikasi Manajemen Risiko, Good Corporate Governance
adalah serangkaian keterkaitan antara dewan komisaris, direksi dan pihak-
pihak yang berkepentingan lainnya serta pemegang saham. Good Corporate
Governance dirumuskan untuk membantu Bank dalam menetapkan sasaran,
menjalankan kegiatan usaha, memastikan Bank beroperasi secara aman dan
sehat serta melindungi kepentingan nasabah.
Penerapan corporate governance bagi perusahaan perbankan diharapkan
dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat bagi bank yang bersangkutan,
sehingga masyarakat akan lebih banyak menggunakan jasa-jasa yang telah
disediakan oleh Bank (Wantera dan Mertha, 2015).
Merujuk bahwa penelitian sebelumnya mengenai Risiko Kredit dan Risiko
Likuiditas terhadap Profitabilitas masih terdapat perbedaan hasil, maka
penulis berinisiatif untuk melakukan penelitian lebih lanjut untuk
mendapatkan hasil yang dapat mendukung hasil penelitian terdahulu.
Adapun untuk melakukan inovasi dan berbeda dari penelitian sebelumnya,
penulis menambahkan variabel Good Corporate Governance untuk
dilakukan penelitian lebih lanjut bersama-sama dalam satu penelitian.
Berdasarkan hal tersebut, maka penulis mengajukan judul penelitian yaitu
“Risiko kredit, Risiko likuiditas terhadap Profitabilitas dengan Good
Corporate Governance sebagai variabel pemoderasi Pada Industri
Perbankan ”.
5
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka penulis merumuskan
masalah sebagai berikut:
“Apakah Risiko Kredit berpengaruh negatif terhadap Profitabilitas Pada
Industri Perbankan?.
“Apakah Risiko Likuiditas berpengaruh positif terhadap Profitabilitas Pada
Industri Perbankan?.
“Apakah Good Corporate Governance dapat memoderasi pengaruh Risiko
Kredit dan Risiko Likuiditas terhadap pada Industri Perbankan?
1.3 Tujuan penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan,
maka tujuan penelitian ini
1. Untuk mengetahui apakah Risiko Kredit berpengaruh negatif terhadap
Profitabilitas Pada Industri Perbankan.
2. Untuk mengetahui apakah Risiko Likuiditas berpengaruh positif
terhadap Profitabilitas Pada Industri Perbankan.
3. Untuk mengetahui apakah Good Corporate Governance dapat
memoderasi pengaruh Risiko Kredit dan Risiko Likuiditas terhadap
Profitabilitas.
6
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat adalah
1. Dapat mendukung hasil penelitian terdahulu yang masih terdapat
perbedaan hasil.
2. Untuk lebih mengetahui besaran pengaruh dari tiap-tiap variabel yang
diteliti dalam mempengaruhi tingkat profitabilitas.
3. Menjadi referensi dan bahan acuan untuk penelitian selanjutnya .
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Perbankan
Menurut Bank Indoneisa, Perbankan Indonesia dalam menjalankan
fungsinya berasaskan prinsip kehati-hatian. Fungsi utama perbankan
Indonesia adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat serta
bertujuan untuk menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam
rangka meningkatkan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya,
pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional, kearah peningkatan taraf
hidup rakyat banyak.
Berdasarkan undang-undang, struktur perbankan di Indonesia, terdiri atas
bank umum dan BPR. Perbedaan utama bank umum dan BPR adalah dalam
hal kegiatan operasionalnya. BPR tidak dapat menciptakan uang giral, dan
memiliki jangkauan dan kegiatan operasional yang terbatas. Selanjutnya,
dalam kegiatan usahanya dianut dual bank system, yaitu bank umum dapat
melaksanakan kegiatan usaha bank konvensional dan atau berdasarkan
prinsip syariah. Sementara prinsip kegiatan BPR dibatasi pada hanya dapat
melakukan kegiatan usaha bank konvensional atau berdasarkan prinsip
syariah.
8
Adapun berdasarkan struktur perbankan di Indonesia, Bank Umum terdiri
dari Bank Pemerintah (BUMN) dan Bank Swasta.Sedangkan BPR terdiri
dari BPR Konvensional dan BPR Syariah.
2.2 Risiko
Dalam Buku Manajemen Risiko Tingkat I yang dialih bahasakan oleh Badan
Sertifikasi Manajemen Risiko, Risiko merupakan peluang terjadinya
kerugian atau terjadinya hasil yang buruk. Definisi tersebut menyatakan
bahwa risiko terkait dengan situasi dimana hasil negative dapat terjadi dan
besar-kecilnya kemungkinan terjadinya outcome tersebut dapat diperkirakan.
Menurut Badan Sertifikasi Manajemen Risiko dalam buku Manajemen
Risiko Level I, Risiko yang berpengaruh dalam aktivitas Perbankan yaitu
Risiko Kredit dan Risiko Likuiditas yang dapat dijelaskan lebih rinci pada
variable Risiko Kredit dan Risiko Likuiditas.
2.3 Risiko Kredit
Menurut Bank Indonesia dalam PBI Nomor 15/ 12 /PBI/2013, Risiko Kredit
adalah risiko akibat kegagalan debitur dan atau pihak lain dalam memenuhi
kewajiban kepada Bank. Sementara menurut Darmawi (dalam Attar,2014)
Risiko kredit merupakan risiko yang timbul sebagai akibat dari kegagalan
nasabah dalam memenuhi kewajibannya.
Sedangkan Ali (dalam Attar,2014) melihat risiko kredit sebagai “risiko dari
kemungkinan terjadinya kerugian bank sebagai akibat dari tidak dilunasinya
9
kembali kredit yang diberikan bank kepada debitur maupun counterparty
lainnya”.
Menurut Siamat (dalam Farida,2016) menyatakan “risiko kredit
didefinisikan sebagai risiko yang dikaitkan dengan kemungkinan kegagalan
klien membayar kewajibannya atau risiko dimana debitur tidak dapat
melunasi hutangnya.”
Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa risiko kredit
merupakan kemungkinan terjadinya kerugian yang dialami Bank
dikarenakan nasabah/debitur tidak mampu atau gagal membayar kembali
kewajiban kredit/hutangnya baik pokok maupun bunga.
Risiko kredit merupakan suatu risiko akibat kegagalan atau ketidak
mampuan nasabah dalam mengembalikan jumlah pinjaman yang diterima
beserta bunganya, sesuai jangka waktu yang telah ditentukan. Risiko kredit
terjadi ketika bank memberikan pinjaman kepada nasabah sesuai dengan
jangka waktu yang telah disepakati, kemudian nasabah tersebut tidak
mampu untuk mengembalikan pinjaman yang telah diterimanya pada saat
jatuh tempo beserta bunganya, hal itu bisa disebabkan karena kesengajaan
maupun tanpa disengaja, seperti nasabah mengalami bencana alam atau
bangkrut, jadi bank terpaksa harus menanggung resikonya.
Dengan adanya risiko kredit yang harus ditanggung oleh bank tersebut maka
akan menyebabkan hilangnya kesempatan oleh bank untuk memproleh
pendapatan dari kredit yang diberikan sehingga berpengaruh buruk terhadap
profitabilitas perbankan itu sendiri.
10
Menurut Darmawi (dalam Attar, 2014) Indikator yang digunakan untuk
mengukur risiko kredit adalah NPL (NonPerforming Loan) yaitu
perbandingan antara total kredit bermasalah dengan total kredit yang
diberikan bank kepada debitur, hal tersebut didukung pula oleh Capriani dan
Dana (2016) yang menyatakan bahwa rasio untuk menghitung risiko kredit
adalah Non Performing Loan (NPL) yang merupakan perbandingan total
kredit bermasalah dengan total kredit yang diberikan. NPL yang meningkat
mengindikasikan kinerja perbankan semakin menurun. Setelah mendapatkan
Non performing Loan sebagai indikator utama dalam penilaian Risiko
Kredit, pembahasan lebih lanjut berkenaan dengan Non Performing
Loanakan dijabarkan lebih lanjut pada sub variabel Non Performing Loan.
2.3.1 Non Performing Loan
Risiko kredit yang dapat dikatakan sebagai kredit bermasalah (Non
Performing Loan) dapat diartikan sebagai pinjaman yang mengalami
kesulitan pelunasan akibat adanya faktor kesenjangan dan karena faktor
eksternal di luar kemampuan kendali debitur, dengan ketentuan nilai NPL
perbankan tidak melebihi dari 5%. NPL merupakan rasio yang digunakan
untuk menghitung persentase jumlah kredit yang bermasalah dengan total
kredit yang disalurkan bank (Siamat,2005).
Menurut Kasmir (2010) salah satu risiko yang muncul akibat semakin
kompleksnya kegiatan perbankan adalah munculnya Non Perfoming Loan
(NPL) yang semakin besar, atau dengan kata lain, semakin besar skala operasi
suatu bank maka aspek pengawasan semakin menurun, sehingga NPL
11
semakin besar atau risiko kredit semakin besar. Menurut SE BI Nomor
13/24/DPNP tanggal 25 oktober 2011 standart NPL yang sehat jika jumlah
kredit bermasalah tidak lebih dari 5% dari total kredit yang diberikan kepada
debitur.
NPL (Non Performing Loan) merupakan rasio yang menunjukkan
kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah yang
diberikan oleh bank. NPL dihitung berdasarkan perbandingan antara jumlah
kredit yang bermasalah dibandingkan dengan total kredit (Dewiet.al., 2016).
NPL yang tinggi akan memperbesar biaya, sehingga berpotensi terhadap
kerugian bank. Semakin tinggi rasio ini maka akan semakin buruk kualitas
kredit bank yang menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin besar dan
oleh karena itu bank harus menanggung kerugian dalam kegiatan
operasionlanya sehingga berpengaruh terhadap penurunan laba (ROA) yang
diperoleh bank (Kasmir dalam Capriani dan Dana , 2016).
Berdasarkan konsep-konsep tersebut, penulis menyimpulkan bahwa Non
Performing Loan merupakan pinjaman yang sulit untuk dibayar oleh nasabah
pada tepat waktu yang disebabkan oleh faktor internal maupun eksternal
sehingga pinjaman tersebut termasuk kedalam kategori pinjaman bermasalah,
semakin besar NPL maka risiko kredit juga semakin besar.
2.4 Risiko Likuiditas
Menurut Capriani dan Dana (2016), Risiko likuiditas adalah risiko yang
disebabkan oleh ketidakmampuan bank memenuhi kewajiban yang telah jatuh
12
tempo. Risiko likuiditas merupakan salah satu faktor yang memengaruhi
profitabilitas.
Martono (2002) mendefinisikan bahwa risiko likuiditas adalah risiko yang
mungkin dihadapi Bank untuk memenuhi kebutuhan likuiditasnya dalam
rangka memenuhi permintaan kredit dan semua penarikan dana oleh
penabung pada suatu waktu.
Dapat disimpulkan bahwa Risiko Likuiditas merupakan risiko yang timbul
akibat Bank tidak mampu memenuhi kebutuhan likuiditasnya untuk
membayar kewajiban jatuh temponya.
Menurut Attar et. Al (2014) bahwa Risiko likuiditas merupakan risiko yang
disebabkan oleh ketidakmampuan bank memenuhi kewajiban yang telah
jatuh tempo. LDR (Loan to Deposit Ratio) adalah indikator yang digunakan
untuk risiko likuiditas. Adapun pembahasan lebih lanjut berkaitan dengan
Loan to Deposite Ratio dapat dijelaskan pada sub variabel selanjutnya.
2.4.1 Loan To Deposit Ratio (LDR)
Pengertian Loan to Deposit Ratio (LDR) menurut Martono (2002)
menyatakan bahwa Loan to Deposit Ratio adalah rasio untuk mengetahui
kemampuan bankdalam membayar kembali kewajiban kepada nasabah yang
telah menanamkan dananya dengan kredit-kredit yang telah diberikan kepada
para debiturnya.
Menurut Mulyono (2001), Loan to Deposit Ratio (LDR) merupakan rasio
perbandingan antara jumlah dana yang disalurkan ke masyarakat (kredit)
13
dengan jumlah dana masyarakat dan modal sendiri yang digunakan. Rasio ini
menggambarkan kemampuan bank membayar kembali penarikan yang
dilakukan nasabah deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan
sebagai sumber likuiditasnya.
Dendawijaya (dalam Putri, 2015) mendifinisikan Loan to Deposit Ratio
adalah ukuran seberapa jauh kemampuan bank dalam membiayai kembali
penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang
diberikan sebagai sumber likuiditasnya.
Berdasarkan Peraturan Bank Indoneisa (PBI) Nomor.12/19/PBI/2010 tanggal
4 Oktober 2010 dan berlaku 1 Maret 2011, tingkat LDR yang dianggap sehat
oleh Bank Indonesia adalah berkisar antara 80% s/d 94%. Bank Indonesia
perlu menetapkan kisaran LDR karena selain bisa mempengaruhi likuiditas
bank, LDR juga merupakan indikator keberhasilan bank menjalankan fungsi
sebagai financial intermediary.
Menurut Konsep-konsep diatas, Penulis menyimpulkan bahwa Loan To
Deposit Ratio merupakan rasio untuk membandingkan penerimaan dan
masyrakat terhadap penyaluran dana kepada masyarakat yang dijadikan suatu
gambaran kemampuan bank dalam memelihara likuiditas untuk membayar
kembali dana deposan dan mendapatkan keuntungan dari kredit yang
disalurkan.
LDR menunjukkan tingkat kemampuan bank dalam menyalurkan dana pihak
ketiga yang dihimpun bank. Besar kecilnya rasio LDR suatu bank akan
mempengaruhi profitabilitas bank tersebut. Semakin besar jumlah dana yang
14
disalurkan kepada nasabah dalam bentuk kredit maka jumlah dana yang
menganggur berkurang dan penghasilan bunga yang diperoleh akan
meningkat. Hal ini tentunya akan meningkatkan LDR sehingga profitabilitas
bank juga meningkat (Setiadi,2010). Menurut Riyadi (2006) semakin tinggi
LDR maka laba perusahaan semakin meningkat dengan asumsi bank tersebut
mampu menyalurkan kredit dengan efektif.
2.5 Good Corporate Governance
Menurut Bank Indonesia dalam PBI nomor 8/4/PBI/2006 Good Corporate
Governance adalah suatu tata kelola Bank yang menerapkan prinsip-prinsip
keterbukaan (transparency), akuntabilitas (accountability),
pertanggungjawaban (responsibility), independensi (independency), dan
kewajaran (fairness).
Menurut Monks (dalam Kaihatu,2006) Good Corporate Governance (GCG)
merupakan sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan yang
menciptakan nilai tambah (value added) untuk semua stakeholder. Dengan
kata lain, GCG adalah seperangkat peraturan yang menatur hubungan antara
pemegang saham, pengurus perusahaan, pihak kreditur, pemerintah,
karyawan serta para pemegang kepentingan intern dan ekstern lainnya yang
berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka atau dengan kata lain suatu
sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan, dengan tujuan untuk
meningkatkan nilai tambah bagi semua pihak yang berkepentingan.
15
Penerapan Good Coorporate Governance (GCG) pada bank dimaksudkan
untuk meningkatkan kinerja bank dan meminimumkan kemungkinan manajer
sebagai pengelola bank mengubah angka akuntansi terutama laba untuk
kepentingan pribadinya sehingga dapat mengurangi kualitas informasi
keuangan bank yang bersangkutan.
Corporate Governance merupakan konsep yang diajukan guna peningkatan
kinerja perusahaan melalui supervise atau monitoring kinerja manajemen
serta menjamin akuntabilitas manajemen terhadap stakeholder dengan
mendasarkan pada kerangka peraturan, menurut M. Nasution dan D. Setiawan
(dalam Tjondro dan Wilopo ,2011).
FCGI (2003) mendefinisikan corporate governance sebagai susunan aturan
yang menentukan hubungan antara pemegang saham, manajer, kreditor,
pemerintah, karyawan dan stakeholder internal dan eksternal yang lain sesuai
dengan hak dan tanggung jawabnya.
Dapat disimpulkan bahwa Good Corporate Governance merupakan system
yang diciptakan untuk mengatur dan mengendalikan perusahaan guna
peningkatan kinerja perusahaan dengan menghubungkan pemegang saham,
manajer, pemerintah, karyawan, nasabah dan stakeholder.
Penerapan corporate governance bermanfaat untuk mengurangi konflik
keagenan, menurunkan biaya yang dikeluarkan untuk pengelolaan
perusahaan secara sehat dan bertanggung jawab serta menambah nilai
perusahaan dengan meningkatkan nilai saham dan menciptakan dukungan
para stakeholders terhadap perusahaan.
16
Penerapan corporate governance bagi perusahaan perbankan diharapkan
dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat bagi bank yang bersangkutan,
sehingga masyarakat akan lebih banyak menggunakan jasa-jasa yang telah
disediakan oleh bank. Semakin banyak masyarakat yang menanamkan
dananya maupun menggunakan jasa bank lainnya dapat meningkatkan laba
perusahaan, sehingga akan berdampak pula pada profitabilitas perusahaan
yang semakin meningkat (Wantera dan Mertha, 2015).
Penilaian Good Corporate Governance diatur dalam Surat Edaran Bank
Indonesia Nomor 15/15/DPNP/2013, dengan melakukan penilaian sendiri
terhadap faktor-faktor yang telah ditentukan seperti berikut :
Tabel 2.1 Penilaian Good Corporate Governance
No Faktor-Faktor Peringkat
1 Pelaksanaan Tugas Dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris
2 Pelaksanaan Tugas Dan Tanggung Jawab Direksi
3 Kelengkapan Dan Pelaksanaan Tugas Komite
4 Penanganan Benturan Kepentingan
5 Penerapan Fungsi Kepatuhan
6 Penerapan Fungsi Audit Intern
7 Penerapan Fungsi Audit Ekstern
8 Penerapan Manajemen Risiko Termasuk Sistem Pengendalian Intern
9 Penyediaan Dana Kepada Pihak Terkait (Related Party) Dan
Penyediaan Dana Besar (Large Exposures)
10 Transparansi Kondisi Keuangan Dan Non Keuangan Bank, Laporan
Pelaksanaan Gcg Dan Pelaporan Internal
11 Rencana Strategis Bank
PERINGKAT KOMPOSIT
17
Dari seluruh penilaian faktor-faktor diatas, akan timbul nilai akhir yang
disebut sebagai peringkat komposit yang dijadikan sebagai penilaian terhadap
self assessment Good Corporate Governance.
2.6 Profitabilitas
Menurut Tjondro dan Wilopo (2011) Profitabilitas adalah kemampuan bank
dalam menghasilkan keuntungan atau kemampuan bank dari berbagai sumber
daya yang digunakan dalam kegiatan operasional.
Sedangkan Rasio Profitabilitas menurut Hanafi dan Halim (dalam Tjondro
dan Wilopo, 2011) adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan
menghasilkan keuntungan (profitabilitas) pada tingkat penjualan, asset dan
modal saham tertentu.
Dapat disimpulkan bahwa Profitabilitas merupakan kemampuan Bank dalam
menghasilkan keuntungan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya
dengan menggunakan seluruh sumber daya yang tersedia.
Menurut Tjondro dan Wilopo (2011) pada umumnya rasio profitabilitas bank
dapat diukur dengan menggunakan beberapa rasio antara lain Return on
Asset, Return on Equity, dan Net Interest Margin. Adapun dalam penelitian
ini rasio yang digunakan sebagai indikator adalah Return On Asset. Adapun
penetapan indikator tersebut dikarenakan Regulator lebih cenderung menilai
kemampuan Perusahaan mendapatkan laba dari Asset dan bukanlah dari
modal. Adapun penjelasan lebih lanjut berkaitan dengan Return On Asset
dapat dijelaskan pada sub variabel selanjutnya.
18
2.6.1 Return On Assets (ROA)
Hidayati dan Yuvia (2015), Return OnAsset (ROA) merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh
keuntungan (laba) secara keseluruhan dan menunjukan tingkat efisiensi
kinerja.
Menurut Farida et. al (2016) ROA menunjukkan kemampuan manajemen
bank dalam menghasilkan pendapatan dari pengelolaan aset yangdimiliki.
Perlu dicatat disini bahwa dalam penentuan tingkat kesehatan suatubank,
Bank Indonesia lebih mementingkan penilaian besarnya Return On Asset dan
tidak memasukkan unsur Return On Equity. Menurut Dendawijaya (dalam
Putri, 2015). Hal inidikarenakan karena bank Indonesia,sebagai Pembina dan
pengawas perbankan, lebih mengutamakan nilai profitabilitas suatu bank
yang diukur dengan aset yang dananya sebagian besar dari dana simpanan
masyarakat.
ROA adalah rasio yang dapat memberikan ukuran produktivitas aktiva dalam
memberikan pengembalian kedua penanam modal. Semakin besar rasio ini
semakin baik. Hal ini berarti bahwa aktiva dapat lebih cepat berputar dan
meraih laba (Paramitha et.al, 2014). Penulis menyimpulkan bahwa Return On
Asset (ROA) merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
keuntungan dengan memanfaatkan Asset yang tersedia.
19
2.7 Kerangka Pikir dan pengembangan hipotesis
2.7.1 Kerangka pikir
Risiko Kredit yang diproksikan dengan menggunakan Non-Performing Loan
dapat disebabkan oleh analisa kredit yang kurang akurat dari petugas Bank,
perekonomian yang menurun, serta meningkatnya pengangguran.
Meningkatnya Non-Performing Loan dapat mengakibatkan suatu kerugian
bagi Bank karena Bank wajib membentuk Cadangan Kerugian Penurunan
Nilai (CKPN) atas kredit yang diambil dari modal sehingga dana yang
seharusnya dapat disalurkan kepada calon debitur lainnya harus mengendap
untuk mengcover risiko kredit tersebut, serta memburuknya kualitas kredit
Bank dapat mengurangi kinerja Bank dalam menghasilkan laba.
Menurut (Dewi et.al.2016) semakin tinggi risiko kredit, mencerminkan lebih
tingginya risiko yang dihadapi bank dalam kegiatan operasional dan investasi
bank.Selain itu mencerminkan juga kualitas kredit bank yang buruk ataupun
adanya kredit macet. Adanya kredit macet pada bank menghambat
keuntungan bank yang seharusnya dapat diperoleh dari laba kredit sehingga
profitabilitas menjadi menurun. Hal tersebut didukung oleh penelitian
sebelumnya, Hudayati dan Yuvia (2015) yang menghasilkan bahwa NPL
berpengaruh terhadap ROA dan Putri (2015) yang juga mendapatkan hasil
bahwa meningkatnya NPL akan mempengaruhi menurunkan tingkat
profitabilitas yang tercermin dari ROA.
Risiko Likuiditas yang diproksikan dengan menggunakan Loan To Deposit
Ratio, menurut Kuncoro dan Suhardjono (dalam Putri,2015) Loans to
20
Deposits Ratio(LDR) merupakan perbandingan antara jumlah pinjaman yang
diberikan dengan simpanan masyarakat.Muljono (dalam Attar,2014)
mengungkapkan bahwa LDR yang rendah akan mengakibatkan bank dalam
keadaan likuid sehingga menyebabkan idle fund akibatnya profitabilitas
(ROA dan ROE) rendah.
Hasil penelitian sebelumnya mendukung statement diatas, dimana Hudayati
dan Yuvia (2015) menyimpulkan bahwa LDR berpengaruh positif terhadap
ROA dan Putri (2015) yang didalam penelitiannya mengungkapkan bahwa
LDR berpengaruh sehingga dapat disimpulkan bahwa peningkatan rasio LDR
mencerminkan ada kecenderungan membaiknya fungsi intermediasi yang
semakin tinggi rasio ini kemungkinan untuk memperoleh laba dari ekspansi
kredit akan semakin besar,meskipun dengan risiko yang lebih besar.
Good Corporate Governance harus diimplementasikan pada perusahaan
perbankan dan menjadi perhatian oleh regulator dengan mengeluarkan
peraturan nomor 8/14/PBI/2006. Hal ini dimaksudkan bahwa pengeloaan
dana investor dapat dikelola dengan baik dan benar oleh manajemen
perusahaan sehingga akan menciptakan nilai tambah bagi semua stakeholder
(Monks dalam Kaihatu, 2006).
Penerapan GCG meliputi pengawasan terhadap kinerja manajer. Dengan
adanya pengawasan yang baik dari manajemen maka diharapkan bank akan
memberikan keuntungan kepada pemilik perusahaan dan dimaksudkan juga
untuk meningkatkan kinerja keuangan bank (Dewi et.al, 2016).
21
Menurut Wantera dan Mertha (2015) penerapan corporate governance
bermanfaat untuk mengurangi konflik keagenan, menurunkan biaya yang
dikeluarkan untuk pengelolaan perusahaan secara sehat dan bertanggung
jawab serta menambah nilai perusahaan dengan meningkatkan nilai saham
dan menciptakan dukungan para stakeholders terhadap perusahaan. Hal
tersebut didukung oleh hasil penelitian sebelumnya Tjondro dan Wilopo
(2011) serta Setiawaty (2016) menghasilkan bahwa Good Corporate
Governance berpengaruh terhadap ROA.
Berdasarkan uraian diatas yang menjelaskan pengaruh langsung dari masing-
masing variabel dependen yaitu Risiko Kredit, Risiko likuiditas terhadap
Variabel Independen yaitu Profitabilitas yang diproksikan oleh Return On
Asset (ROA) dan dimoderasi Good Corporate Governance, maka kerangka
pemikiran pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
2.7.2 Pengembangan Hipotesis
Hubungan Risiko Kredit terhadap Profitabilitas (ROA)
Dendawijaya (dalam Putri,2015) menyatakan bahwa dampak yang akan
ditimbulkan dari adanya kredit bermasalah (NPL) dalam jumlah besar tidak
hanya berdampak pada bank yang bersangkutan, akan tetapi meluas dalam
cakupan nasional apabila tidak ditangani secara tepat. Dampak yang akan
22
ditimbulkan dari adanya Non Perfoming Loan (NPL) yang tidak wajar
adalah hilangnya kesempatan memperoleh income (pendapatan) dari kredit
yang diberikan, sehingga mengurangi perolehan laba dan berpengaruh buruk
bagi profitabilitas bank.
Dari penjelasan tersebut dapat simpulkan bahwa Non Performing Loan
dapat mempengaruhi kemampuan bank untuk memperoleh profitabilitas
yang artinya profitabilitas akan terpengaruh pada besar kecilnya Non
Performing Loan yang dihadapi oleh pihak bank.
Menurut Kasmir (dalam Capriani dan Dana , 2016) NPL yang tinggi akan
memperbesar biaya, sehingga berpotensi terhadap kerugian bank. Semakin
tinggi rasio ini maka akan semakin buruk kualitas kredit bank yang
menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin besar dan oleh karena itu
bank harus menanggung kerugian dalam kegiatan operasionalnya sehingga
berpengaruh terhadap penurunan laba (ROA) yang diperoleh Bank.
Statement diatas didukung oleh penelitian Cimkono et. Al(2016), Bhattarai
(2016), Lata (2016),Hudayati dan Yuvia (2015) yang menghasilkan bahwa
NPL berpengaruh terhadap ROA dan Putri (2015) yang juga mendapatkan
hasil bahwa meningkatnya NPL akan mempengaruhi penurunan tingkat
profitabilitas yang tercermin dari ROA.
23
Hipotesis 1 (H1) :Risiko Kredit berpengaruh negatif terhadap Profitabilitas.
Hubungan Risiko Likuiditas terhadap Profitabilitas (ROA)
Taswan (2010) Likuiditas adalah besarnya dana yang likuid yang disediakan
oleh bank dalam memenuhi penarikan dana para nasabahnya. Dana yang
disediakan ini meliputi penarikan dana tabungan maupun penarikan dana
untuk pencairan kredit yang telah disetujui. Semakin besar dana yang
disediakan (aktiva likuid) membuat bank semakin baik karena mampu
memenuhi permintaan nasabahnya. Selain itu likuiditas yang tinggi akan
memaksa manajemen untuk menanamkan dananya dalam bentuk aktiva
likuid, sehingga bank kesulitan untuk menciptakan kredit baru. Hal ini
sangat berbahaya karena akan mengurangi kemampuan bank untuk
memperoleh profit.
Menurut Setiadi (2010) besar kecilnya rasio LDR suatu bank akan
mempengaruhi profitabilitas bank tersebut. Semakin besar jumlah dana yang
disalurkan kepada nasabah dalam bentuk kredit maka jumlah dana yang
menganggur berkurang dan penghasilan bunga yang diperoleh akan
meningkat. Hal ini didukung oleh penelitian oleh Rengasamy (2015),
Hudayati dan Yuvia (2015) serta Putri (2015) menyimpulkan bahwa LDR
berpengaruh terhadap ROA.
24
Hipotesis 2 (H2): Risiko Likuiditas positif berpengaruh terhadap
Profitabilitas.
Peran Good Corporate Governance (GCG) dalam memoderasi Risiko
Kredit, Risiko Likuiditas terhadap Profitabilitas.
Implementasi GCG merupakan salah satu ketentuan yang semakin
ditekankan pada perusahaan perbankan. Hal ini dimaksudkan bahwa
pengeloaan dana investor dapat dikelola dengan baik dan benar oleh
manajemen perusahaan akan menciptakan nilai tambah bagisemua
stakeholder (Monks dalam Kaihatu, 2006).
Penerapan GCG meliputi pengawasan terhadap kinerja manajer. Dengan
adanya pengawasan yang baik dari manajemen maka diharapkan Risiko
yang melekat pada aktivitas Bank dapat dikendalikan dan diminimalisir
yang akan memberikan keuntungan kepada pemilik perusahaan dan
dimaksudkan juga untuk meningkatkan kinerja keuangan bank. Hal diatas
didukung oleh hasil penelitian sebelumnya oleh Ratih (2014), yang
menghasilkan bahwa Good Corporate Governance memoderasi pengaruh
Risiko terhadap kinerja perusahaan.
Hipotesis 3 (H3): Good Corporate Governance dapat menjadi variabel
moderasi dan dapat memoderasi pengaruh Risiko Kredit dan Risiko
Likuiditas terhadap Profitabilitas.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis
deskriptif dan verifikatif. Model analisis deskriptif merupakan metode yang
memberikan deskripsi tentang data setiap variabel-variabel penelitian yang
digunakan di dalam penelitian ini. Sedangkan verifikatif dilakukan untuk
menguji hipotesis dengan menggunakan alat uji statistik.
3.2 Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah perbankan yang telah Go Public dan
tercatat di Bursa Efek Indonesia pada Tahun 2010 - 2015. Sampel dipilih
dengan menggunakan metode purposive sampling dengan kriteria sebagai
berikut:
1. Perbankan yang telah go public dan terdaftar di BEI pada tahun 2011 -
2015.
2. Tidak akuisisi atau merger dengan Bank lain selama tahun penelitian.
3. Perbankan memiliki data laporan keuangan yang lengkap pada tahun
2011-2015 dan telah dipublikasikan.
26
4. Masuk dalam Kriteria Bank Umum Kegiatan Usaha Kategori 3 dan 4
pada tahun 2011-2015.
Penentuan sampel yang masuk kedalam kategori Bank Umum Kegiatan
Usaha 3 dan 4 dikarenakan menurut Regulator bahwa Bank dimaksud dapat
melakukan seluruh kegiatan usaha yang lebih luas dari Bank yang masuk
dalam kategori BUKU 1 dan 2. Menurut Bank Indonesia, semakin tinggi
aktivitas Bank, maka semakin tinggi pula eksposure risiko yang ada pada
aktivitas Bank tersebut.
Tabel 3.1 Penentuan Sampel
NO KETERANGAN JUMLAH
1 Perbankan go public yang tedaftar di BEI 29
2 Tidak akuisisi atau merger dengan Bank lain dan
publikasi laporan keuangan
19
3 Masuk dalam Kriteria Bank Usaha kegiatan Usaha 3
dan 4
10
Dengan demikian, bahwa terdapat 10 Perusahaan yang akan diteliti.
Berikut adalah daftar perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini:
Tabel 3.2 Sampel
No Nama Bank
1 Mandiri
2 BNI
3 BRI
4 BTN
5 Bank Central Asia
6 Bank CIMB
7 Bank Danamon
8 Bank PAN
9 Bank Permata
10 Bank OCBC
27
3.3 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data
yang berupa rasio-rasio keuangan Industri Perbankan yang dilihat dari
laporan keuangan periode 2011-2015 yang telah diaudit dan kemudian
dipublikasikan. Data-data yang diperoleh diakses melalui website
www.idx.co.id.
3.4 Definisi Operasional Variabel
Variabel yang dianalisis dalam penelitian ini terdiri dari variabel independen
dan variabel dependen, dimana variabel-variabel tersebut akan menjelaskan
tentang pengaruh Risiko kredit , Risiko Likuiditas Terhadap Profitabilitas
dan Good Corporate Governance sebagai moderasi.
3.4.1 Variabel Independen
Terdapat dua variabel independen dalam penelitian ini, yaitu:
3.4.1.1 Risiko Kredit
Risiko Kredit adalah kegagalan suatu debitur untuk membayar kewajiban
utangnya pada saat jatuh tempo, baik pokoknya maupun bunganya. Risiko
Kredit diproksikan dengan Kredit bermasalah. Perhitungan Non Performing
Loan (NPL) dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Surat
Edaran Bank Indonesia No13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011):
NPL =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝐵𝑒𝑟𝑚𝑎𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡𝑥 100%
28
3.4.1.2 Risiko Likuiditas
Risiko Likuiditas adalah Kegagalan suatu Bank untuk memenuhi kewajiban
jangka pendeknya. Risiko Likuiditas ini diproksikan oleh Loan to Deposite
Ratio. Perhitungan Loan to Deposit Ratio (LDR) dilakukan dengan
menggunakan rumus sebagai berikut (Surat Edaran Bank Indonesia
No13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011) :
3.4.2 Variabel Moderasi
3.4.2.1 Good Corporate Governance
Good Corporate Governance adalah suatu tata kelola perusahaan yang
ditujukan untuk mengaitkan Dewan komisaris, Direksi, Karyawan serta
pihak eksternal untuk menciptakan perusahaan yang baik. Indikator
penilaian pada GoodCorporate Governance yaitu menggunakan bobot
penilaian berdasarkan nilai komposit dari ketetapan Bank Indonesia menurut
PBI No. 13/ 1/ PBI/ 2011 Tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank
Umum. Berikut adalah tingkat penilaian GCG yang dilakukan secara Self
Asessment oleh Bank:
KRITERIA NILAI
- NILAI KOMPOSIT <1,5
- 1,5>NILAI KOMPOSIT<2,5
- 2,5>NILAI KOMPOSIT<3,5
- 3,5>NILAI KOMPOSIT<4,5
- 4,5> NILAI KOMPOSIT
SANGAT BAIK
BAIK
CUKUP BAIK
KURANG BAIK
TIDAK BAIK
LDR =total kredit
𝑑𝑎𝑛𝑎 𝑝𝑖ℎ𝑎𝑘 𝑘𝑒𝑡𝑖𝑔𝑎𝑥 100%
29
3.4.3 Variabel Dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Profitabilitas yang diukur
dengan Return On Asset (ROA). Return on Asset digunakan dalam
penelitian ini karena Return on Asset mampu mengukur kemampuan
manajemen dalam menghasilkan laba dengan menggunakan seluruh asset
yang dimiliki. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen
bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan
(Siamat,2005). Perhitungan Return On Asset (ROA) dilakukan dengan
menggunakan rumus sebagai berikut (Surat Edaran Bank Indonesia
No13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011) :
R =
100%
3.5 Metode Analisis Data
Penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi linier berganda, melalui
program SPSS 23.0. Teknik analisis regresi linier berganda memungkinkan
peneliti menguji hubungan kausalitas variabel dependent (variabel terikat)
dengan variabel independent (variabel bebas). Berikut Uji Validitas
Instrumen yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
3.5.1 Uji Asumsi Klasik
Penelitian ini menggunakan model regresi linear berganda sebagai alat
analisis, sehingga terlebih dahulu harus lolos uji asumsi klasik agar syarat
asumsi dalam regresi terpenuhi. Uji asumsi klasik yang diperlukan ialah uji
normalitas, multikolinearitas, autokorelasi dan heteroskedastisitas.
30
3.5.2Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal
atau tidak. Model regresi yang baik adalah apabila keduanya mempunyai
distribusi normal atau mendekati normal. Pada prinsipnya normalitas dapat
dideteksi dengan melihat tabel histogram dan penyebaran data (titik) pada
sumber dari grafik normal probability plot. Data berdistribusi normal jika
titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal (Ghozali, 2013).
Untuk megetahui apakah suatu data tersebut normal atau tidak secara
statistik maka dilakukan uji statistik menurut Kolmogorov-Smirnov satu
arah atau analisis grafis. Uji Kolmogorov-Smirnov dua arah menggunakan
kepercayaan 5%.
Dasar pengambilan keputusan normal atau tidaknya data yang akan diolah
berdasarkan Ghozali (2013) adalah sebagai berikut:
a. Apabila hasil signifikansi lebih besar (>) dari 0.05 maka data terdistribusi
normal.
b. Apabila hasil signifikansi lebih kecil (<) dari 0.05 maka data tidak
terdistribusi secara normal.
3.5.3Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel
independen (Ghozali, 2013).
31
1. Nilai yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi sangat tinggi,
tetapi secara individual variabel-variabel independen banyak yang tidak
signifikan mempengaruhi variabel dependen.
2. Menganalisis matriks kolerasi variabel-variabel independen. Jika antar
variabel independen terdapat nilai korelasi yang cukup tinggi (umumnya
di atas 0.90), maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolinearitas.
3. Mengamati nilai tolerance dan varian inflation factor (VIF). Tolerance
mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak
dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai cut-off yang umum
dipakai adalah nilai tolerance < 0.10 atau sama dengan VIF di atas 10.
Bila hasil regresi memiliki nilai VIF tidak lebih dari 10, maka dapat
disimpulkan tidak ada multikolineritas dalam model regresi.
3.5.4Uji Autokorelasi
Autokorelasi terjadi apabila munculnya suatu data dipengaruhi oleh data
sebelumnya. Dengan kata lain, pengujian ini dimaksudkan untuk melihat
adanya hubungan data satu dengan data yang lainnya dalam satu variable
(Ghozali, 2013).
Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi dapat menggunakan uji Durbin
Watson (DW). Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah:
Bila nilai DW terletak antara batas atas atau upper bound (du) dan (4-
du) maka koefisien autokorelasinya sama dengan nol, berarti tidak ada
autokorelasi.
32
Bila nilai DW lebih rendah dari batas bawah atau lower bound (dl) maka
koefisien autokorelasi lebih besar daripada nol, berarti ada autokorelasi
positif.
Bila nilai DW lebih besar dari (4-dl) maka koefisien autokorelasinya
lebih kecil daripada nol, berarti ada autokorelasi negatif.
Bila nilai DW terletak antara batas atas (du) dan di bawah batas bawah
(dl) atau DW terletak antara (4-du) dan (4- dl) maka hasilnya tidak
dapat disimpulkan.
3.5.5Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke
pengamatan lain. Jika variance dari residual suatu pengamatan ke
pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika beda
disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang
Homoskedastisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas.
Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat grafik plot antara nilai
prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residualnya (SRESID) (Ghozali,
2013), ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada
tidaknya pola tertentu pada grafik scatter plot antara ZPRED dan SRESID
dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu X adalah
residual. Dasar analisis uji heteroskedastisitas berdasarkan Ghozali (2013)
adalah sebagai berikut:
33
1. Jika ada pola tertentu,seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu
yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka
mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik yang menyebar di atas dan
di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
Uji Heterokedastisitas dapat juga dilakukan dengan menggunakan uji
glejser yang mewajibkan tingkat signifikansi diatas 5% untuk
menandakan bebas heterokedastisitas.
3.6 Pengujian Hipotesis
3.6.1 Uji t
Uji statistik t digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh variabel penjelas
atau independen secara individual menerangkan variasi variabel dependen
(Ghozali, 2013). Pengujian ini dilakukan untuk menguji variabel independen
secara parsial dengan tingkat probabilitas 5%. Apabila tingkat probabilitas
lebih kecil dari 5% maka hipotesis diterima. PadaUji t dapat dilihat pula
nilai koefisien atau beta yang menunjukkan seberapa besar masing-masing
variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen, serta pengaruh
positif atau negatif berdasarkan tanda positif atau negatif pada koefisien.
a. Jika taraf signifikansi < 0.05 maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya
ada pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Dengan
demikian hipotesis dapat diterima/terbukti.
34
b. Jika taraf signifikansi > 0.05 maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya
tidak ada pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat.
Dengan demikian hipotesis tidak diterima/tidak terbukti.
3.6.2Moderated Regression Analysis (MRA)
Uji interaksi atau sering disebut dengan Moderated Regression Analysis
(MRA) merupakan aplikasi khusus regresi berganda linier dimana dalam
persamaan regresinya mengandung unsure interaksi. Analisis MRA ini
selain untuk melihat apakah ada pengaruh variable bebas terhadap variable
tak bebas juga untuk melihat apakah dengan diperhatikannya variable
moderasi dalam model, dapat meningkatkan pengaruh dari variable bebas
terhadap variable tak bebas atau malah sebaliknya.
Sebelum dilakukan analisis lebih lanjut, terlebih dahulu dilakukan pengujian
terhadap variable moderator dengan melakukan regresi terhadap persamaan
berikut :
Y = + X1+ X2 ………………………………….(1)
Y = + X1+ X2+ M……………………...….. (2)
Y = + X1+ X2+ M + X1M + X2M …… (3)
Keterangan :
β = koefisien regresi (beta)
X = variable independen (variable bebas)
Y = variable dependen (variable terikat)
M = variable moderasi (variable moderator)
X1M = variable interseksi (perkalian antara variable bebas 1 dan variable
moderator)
35
X2M = variable interseksi (perkalian antara variable bebas 2 dan variable
moderator)
Dari hasil regresi persamaan – persamaan diatas dapat terjadi beberapa
kemungkinan sebagai berikut :
1. Jika dari hasil uji variabel Risiko Kredit dan/atau Risiko Likuiditas pada
persamaan 1 atau persamaan 2 signifikan atau sebaliknya pada
persamaan 1 dan 2 tidak signifikan dan uji variabel interseksi pada
persamaan 3 signifikan, maka Good Corporate Governance merupakan
variabel moderator.
2. Jika dari hasil uji variabel Risiko Kredit dan/atau Risiko Likuiditas pada
persamaan 1 atau persamaan 2 signifikan atau sebaliknya pada
persamaan 1 dan 2 tidak signifikan dan uji variabel interseksi pada
persamaan 3 tidak signifikan, maka Good Corporate Governance bukan
variabel moderator.
3. jika hasil uji variabel Risiko Kredit dan/atau Risiko Likuiditas pada
persamaan 1 tidak signifikan dan hasil uji variabel Good Corporate
Governance pada persamaan 2 dan uji variabel interseksi pada
persamaan 3 signifikan, maka Good Corporate Governance merupakan
variabel moderator.
4. jika hasil uji variabel Risiko Kredit dan/atau Risiko Likuiditas pada
persamaan 1 signifikan dan hasil uji variabel Good Corporate
Governance pada persamaan 2 dan uji variabel interseksi pada
persamaan 3 tidak signifikan, maka Good Corporate Governance bukan
variabel moderasi.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh Risiko Kredit dan Risiko
Likuiditas terhadap Profitabilitas dengan Good Corporate Governance
sebagai variabel moderasi, dapat disimpulkan bahwa:
A. Hipotesis yang menyatakan bahwa Risiko Kredit berpengaruh
negative terhadap Profitabilitas tidak terdukung oleh hasil uji,sehingga
hipotesis ditolak.
B. Hipotesis yang menyatakan Risiko Likuiditas berpengaruh positive
terhadap Profitabilitas terdukung oleh hasil uji, sehingga hipotesis
diterima.
C. Hipotesis yang menyatakan Good Corporate Governance mampu
memoderasi Good Corporate Governance tidak terdukung oleh hasil
uji, dimana hasil uji menghasilkan bahwa bukan variabel moderator
dan tidak mampu memoderasi pengaruh Risiko Kredit (NPL) dan
Likuditas (LDR) terhadap Profitabilitas, sehingga hipotesis ditolak.
54
5.2 Saran
1. Perusahaan disarankan untuk tetap memperhatikan laju perkembangan
NPL tetap berada dibawah nilai 5%, sebagaimana terjadi peningkatan
nilai rata-rata NPL pada Tahun 2013-2015.
2. Dalam hal melakukan pengendalian likuiditas, Bank disarankan terus
mempertahankan penghimpunan dana dan menyalurkannya dalam
bentuk kredit, sehingga beban bunga simpanan dapat dicover oleh
bunga kredit.
3. Penerapan Good Corporate Governance belum sepenuhnya dapat
meminimalisir potensi risiko yang dapat mengurangi profitabilitas,
sehingga disarankan untuk mengevaluasi penerapan Good Corporate
Governance agar lebih efektif dalam memoderasi Risiko yang timbul.
Disarankan dalam menerapkan Good Corporate Governace untuk
fokus mengevaluasi indikator/parameter yang berkaitan dengan Risiko
Kredit dan Likuiditas, dikarenakan risiko tersebut merupakan risiko
utama dalam aktivitas perbankan.
4. Disarankan kepada peneliti selanjutnya yang memiliki topik yang sama
untuk dapat menambahkan Variabel lainnya yang belum diteliti seperti
Risiko Operasional yang dapat diproksikan dengan BOPO serta
menambah periode tahun penelitian sebagaimana pada penelitian ini
menghasilkan nilai yang signifikan hanya pada variabel Risiko
Likuiditas, namun variabel lainnya tidak signifikan dan bertentangan
dengan teori.
1
DAFTAR PUSTAKA
Attar, Dini., islahuddin., Shabri, M. 2014. Pengaruh Penerapan Manajemen Risiko
Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia.
Bhattarai, Hyuga Raj. 2016. Effect of Non-Performing Loan on the Profitability of
Commercial Banks in Nepal. Tribhuvan University.
Capriani, Ni wayan Wita., Dana, I made. 2016. Pengaruh Risiko Kredit Risiko
Operasional Dan Risiko Likuiditas Terhadap Profitabilitas Bpr Di Kota
Denpasar
Cimkono, Eston Eston., Muturi, Willy., Njeru, Agnes. 2016. Effect Of Non-
Performing Loans And Other FactorsOn Performance Of Commercial
Banks In Malawi. University of Agriculture and Technology.
Dewi, Farida Shinta., Arifati, Rina., Andini, Rita. 2016. Analysis Of Effect Of Car,
Roa, Ldr, Company Size, Npl, And GcgTo Bank Profitability (Case Study
On Banking Companies Listed In Bei Period 2010-2013)
Faizati, Ulfah., 2015. Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Hubungan
Credit Risk Dengan Profitability. Surabaya : Universitas Sebelas Maret.
Forum for Corporate Governance in Indonesia, 2003.,Indonesian Company Law.
(http://www.fcgi.org.id).
Ghaffar, Aimen. 2014. Corporate Governance and Profitability of Islamic Banks
Operating in Pakistan. The Islamia University of Bahawalpur.
Halimatusadiah, Elly., Sofianty,Dianamonalisa., Ermaya, Husnah Nurlaela. 2015.
Effects Of The Implementation Of Good Corporate GovernanceOn
Profitability. Unisba
Hayati, Nur., Musdholifah. 2014. Determinan Profitabilitas Perbankan Nasional
Di Indonesia
Hidayati., Yuvia. 2015. Pengaruh Capital Adequacy Ratio (Car), Net Interest
Margin (Nim), Loan To Deposit Ratio (Ldr) dan Non Performing Loan
(Npl) Terhadap Return On Assets(Roa) Pada Pt. Bank Mandiri (Persero).
Tbk
2
Kaihatu, Thomas S. 2006. Analisis Pengaruh GCG Terhadap Nilai Perusahaan.
Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol. 12, No. 1, Maret 2006:100 –
112
Kasmir. 2010. Manajemen Perbankan.Edisi Revisi 9. Jakarta:Rajawali Pers.
Lata, Rabeya Sulatana. 2015. Non-Performing Loan and Profitability: The Case
of State Owned Commercial Banks in Bangladesh. Northern University
Bangladesh.
Martono. 2002. Bank dan Lembaga Keuangan lain. Yogyakarta:Ekonisia.
Mulyono. 2001. Aktivitas Belajar. Bandung: Yrama.
Paramitha, Ni Nym. Karisma Dewi., Suwendra, I Wayan., Yudiatmaja, Fridayana.
2014. Pengaruh Risiko Kredit Dan Likuiditas Terhadap Profitabilitas
Pada Perusahaan Perbankan Yang Go Public Periode 2010 – 2012.
Putri, Chandra Chintya. 2015. Pengaruh Npl, Ldr, CarTerhadap Profitabilitas
Bank UmumSwasta Nasional Devisa. STIE Indonesia Surabaya.
Rengasamy, Dhanuskodi. 2014. Impact of Loan Deposit Ratio (LDR) on
Profitability:Panel Evidencefrom Commercial Banks in Malaysia. Curtin
University.
Riyadi, Slamet, 2006. Banking Asset dan Liability Management.Jakarta:Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia.
Setiadi, Pompong B. 2010. Analisis Hubungan Spread of Interest Rate, Fee Based
Income, dan Loan to Deposit Ratio dengan ROA pada Perbankan di Jawa
Timur.Jurnal Mitra Ekonomi dan Manajemen Bisnis, Vol.1, No. 1, April
2010, 63-82 STIAMAK, Surabaya.
Syamsuddin, L., 2007. Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Taswan. 2010. Manajemen Perbankan. Edisi 2. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Tjondro, David., Wilopo, R. 2011. Pengaruh Good Corporate Governance (Gcg)
Terhadap Profitabilitas Dan Kinerja Saham Perusahaan Perbankan Yang
Tercatat Di Bursa Efek Indonesia
Wantera, Ni Luh Kunthi Pranyanti Sentana Madri., Mertha, I Made. 2015.
Pengaruh Penerapan Corporate Governance, Dpk,C ar Dan Npl
Terhadap Profitabilitas Bank