PENGARUH PENYALURAN PEMBIAYAAN MUDHARABAH,
PEMBIAYAAN MUSYARAKAH, PEMBIAYAAN MURABAHAH, DAN NON
PERFORMING FINANCING (NPF) TERHADAP KINERJA BANK
PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DI INDONESIA
PERIODE JANUARI 2010 – MARET 2015
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum
Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Syariah
OLEH:
REVALIA AYUNDA
NIM: 1110046100124
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1436 H / 2015
i
ii
iii
iv
ABSTRAK
Nama : Revalia Ayunda
NIM : 1110046100124
Judul : Pengaruh Penyaluran Pembiayaan Mudharabah, Pembiayaan
Musyarakah, Pembiayaan Murabahah dan Non Performing
Financing Terhadap Kinerja Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Di
Indonesia Periode Januari 2010 – Maret 2015
Konsentrasi : Perbankan Syariah. Program Studi Muamalat. Fakultas Syariah
dan Hukum. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 1436 H / 2015 M
Dalam laporan pertumbuhan perbankan syariah (LPPS) yang dipublikasikan
oleh Bank Indonesia tahun 2014, perkembangan BPRS pada tahun 2014 berada
dalam kondisi yang cukup baik. Perkembangan tersebut dikarenakan BPRS telah
dapat melakukan konsolidasi pasca kritis keuangan global tahun 2009 dengan
melakukan ekspansi usaha baik pada sisi penghimpunan dana (funding) maupun pada
sisi penyaluran dana atau pembiayaan (financing). Namun pada tahun belakangan ini
yaitu 2015 tingkat Return On Assets BPRS di Indonesia mengalami penurunan
dikarenakan jumlah NPF yang cukup tinggi, maka dari itu perlunya penelitian dan
pengukuran sejauh mana kinerja Bank Pembiayaan Rakyat Syariah yang diliat dari
Return On Assets (ROA. Data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari
Bank Indonesia dan Badan Pusat Statistik. Metode analisi yang digunakan yaitu
menggunakan Vector Autoregresive (VAR) yang berlanjut ke Vector Error
Correction Model (VECM).
Hasil penelitian menyatakan bahwa pembiayaan Mudharabah dan NPF
memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap ROA pada jangka panjang.
Dan pembiayaan Musyarakah dan Murabahah memiliki pengaruh yang negative
dalam jangka panjang terhadap ROA. Sedangkan dalam jangka pendek yang
berpengaruh positif signifikan hanya pembiayaan Murabahah, sedangkan
pembiayaan Mudharabah, pembiayaan Musyarakah dan NPF memiliki pengaruh
negatif signifikan terhadap ROA dan pada Analisis Impulse Response Funtions (IRF)
hasilnya adalah pembiayaan Mudharobah, pembiyaan Murabahah dan NPF memiliki
Respon yang postif dan permanen. Sedangkan pembiayaan Musyarakah memiliki
pengaruh negatif permanen terhadap ROA.
Kata kunci : Pembiayaan Mudharabah, Pembiayaan Musyarakah, Pembiayaan
Murabahah dan Non Performing Financing (NPF), ROA, VAR dan VECM
v
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh
Alhamdulillah, puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT atas segala rahmat,
hidayah serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Pengaruh Pembiayaan Mudharabah, Pembiayaan Musyarakah, Pembiayaan
Murabahah dan Non Performing Financing (NPF) Terhadap Kinerja Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia Periode Januari 2010 – Maret 2015” ini.
Shalawat serta salam tidak lupa penulis sanjungkan kepada tauladan semua
umat, baginda Muhammad SAW. Sebagaimana beliau telah menyempurnakan akhlak
dan mengubah dunia yang dulu penuh dengan kejahiliyahan menjadi dunia yang
penuh dengan ilmu pengetahuan seperti sekarang ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini bias selesai dengan baik berkat do’a,
dukungan, bimbingan, semangat, dan bantuan dari berbagai pihak, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Maka dari itu penulis mengucapkan terima kasih
yang seluas-luasnya kepada :
1. Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta,
Bapak Dr.Asep Saepudin Jahar, MA, Ph.D
2. Bapak AM. Hasan Ali, M.A. dan Bapak Abdurrouf, Lc, MA selaku Ketua dan
Sekretaris Prodi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Syarif
Hidayatullah Jakarta
vi
3. Bapak Dr. Abdul Malik., MM, sebagai dosen pembimbing akademik yang
telah mencurahkan waktu dan tempatnya untuk membimbing selama kuliah
hingga akhir penulisan skripsi ini.
4. Bapak Dr. H. Zainul Arifin Yusuf, M.Pd selaku dosen pembimbing yang telah
mengorbankan waktu dan ilmunya serta membimbing penulis dari awal
penulisan skripsi sampai akhir penulisan skripsi ini.
5. Petugas penjaga Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum dan Perpustakaan
Utama Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah
menyediakan literatur kepada penulis, sehingg dapat membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
6. Seluruh dosen yang selama ini telah memberikan banyak ilmu yang sangat
bermanfaat kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan jenjang
pendidikan ini dengan baik.
7. Cinta dan kasih yang teramat dalam untuk ayahanda H. Aswar Adik SH dan
ibunda Hj Elly yang selama ini memberikan kasih, cinta dan sayangnya, dan
selalu memberikan dukungan yang tiada hentinya untuk membahagiakan
putrinya. Baik moril maupun materil, kesabaran, keikhlasan, perhatian, serta
cinta dan kasih sayangnya yang tiada tara, walaupun tidak akan pernah bisa
membalas jasa beliau yaitu kedua orangtua, penulis akan tetap melakukan
yang terbaik untuk selalu membahagiakan kedua orang tua tercinta. Semoga
Allah selalu melimpahkan kesehatan, rasa kasih dan sayangNya untukmu,
Papa dan Mama.
vii
8. Adik-adikku tercinta untuk Munawaratusahdina, Muhammad Irvan, dan
Muhammad Ihsan yang setiap hari memberikan semangat baru dan
mendoakanku dalam diam, semoga adik-adik bisa mencontoh apa-apa yang
baik pada diri penulis.
9. Keluarga besar yang selalu memberikan dukungan dan doa.
10. Teman hidupku yang selalu menemaniku dalam senang dan susah baik di
dalam perkuliahan maupun di luar, mewarnai di setiap hari-hariku, yang telah
banyak memberikan pelajaran hidup yang berharga, selalu sabar
mendengarkan segala keluh kesah, dan selalu memberikan nasihat dan
motivasi untuk diriku menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Its always u my
beloved, Arfan Zuhdi. Thankyou so much Dy.
11. Kakak-kakakku di Kantor Unity Agency Prudential Life Assurance yaitu Ina
Herliani, Niya Julistine, Anggi Siska, Iff Chotib, Elny Putri, Arya Ahmad
Neka pak Dokter Edwin Andrito yang selalu memberiku semangat untuk
diriku, serta kakak Agency Managerku di kantor yang baik dan peduli padaku
yaitu Terry Shintawati Latif beserta suaminya tercinta yaitu Jimmy Rochadi.
12. Partner seperjuangan ku di kantor yaitu Aulia Rahmi, Roby Nursikin, Norma
Gustiani, Sri, dan Juwarti, terimakasih atas semangat yang diberikan serta
dukungan yang membuat diriku tetap terus bersemangat dalam menyelesaikan
skripsi ini.
13. Untuk para sahabat : Ria, Mentari, Syifa dan Novi yang telah berbagi suka
dan duka, yang turut serta mendukung dan memberikan semangat agar bisa
menyelesaikan skripsi ini. Serta para sahabat Perbankan Syariah C 2010 yang
viii
telah memberikan canda tawa, bahagia dan sedih bersama. Semoga tali
silaturahmi kita tidak terputus sampai kapanpun.
14. Untuk sahabat SMP – SMA ku di Pondok Pesantren Darunnajah yaitu anatra
lain: Nadia Iffatul Ulya, Debby Julia, Sofadiyati Ruqiyah S, Nur Hamimah,
Chika Agnia, M. Rezza Hidayat dan Rifanny Fathia terimakasih atas
semangat dan dukungan yang diberikan.
15. Semua pihak yang tidak dapat dituliskan satu persatu. Namun tanpa
mengurangi rasa hormat dan terima kasih penulis.
Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda kepada
semua pihak atas seluruh bantuan dan amal baik yang telah diberikan kepada
penulis dalam penyusunan skripsi ini. Semoga karya ini bermanfaat bagi para
akademisi, praktisi, dan bagi masyarakat pada umumnya.
Wassalaamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh
Jakarta, Juli 2015
Revalia Ayunda
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN PANITIA UJIAN ................................................ ii
LEMBAR PERNYATAAN .................................................................................. iii
ABSTRAK ............................................................................................................. iv
KATA PENGANTAR ........................................................................................... v
DAFTAR ISI .......................................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. x
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xi
DAFTAR GRAFIK ............................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ....................................................................... 8
C. Pembatasan Masalah ...................................................................... 8
D. Rumusan Masalah .......................................................................... 9
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...................................................... 9
F. Study Terdahulu ............................................................................. 11
G. Sistematika Penulisan ..................................................................... 15
BAB II TINJAUAN TEORITIS .......................................................................... 16
A. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah .............................................................. 16
B. Pembiayaan ................................................................................................. 20
C. Fungsi Pembiayaan ..................................................................................... 21
D. Jenis-jenis Pembiayaan ............................................................................... 22
E. Pengertian Pembiayaan Mudharabah ......................................................... 23
F. Pengertian Pembiayaan Musyarakah .......................................................... 24
x
G. Pengertian Pembiayaan Murabahah ........................................................... 24
H. NPF ............................................................................................................. 25
I. ROA ............................................................................................................ 26
J. Keterkaitan Antar Variabel ......................................................................... 28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................................... 33
A. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................................... 33
B. Sumber Data ................................................................................................ 33
C. Pendekatan Penelitian ................................................................................. 33
D. Definisi Operasional Variabel Penelitian .................................................... 34
E. Metode Analisis Data .................................................................................. 35
F. Kerangka Pemikiran .................................................................................... 41
G. Hipotesis Pemikiran .................................................................................... 42
HASIL IV HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................... 44
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................................ 44
B. Hasil dan Pembahasan................................................................................. 59
BAB V PENUTUP ................................................................................................. 74
A. Kesimpulan ................................................................................................. 74
B. Saran ............................................................................................................ 77
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 79
LAMPIRAN ........................................................................................................... 81
xi
DAFTAR GAMBAR
3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian ...................................................................... 41
xii
TABEL
4.1 ROA pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia ........................ 45
4.2 Pembiayaan Mudharabah pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
di Indonesia ................................................................................................. 46
4.3 Pembiayaan Musyarakah pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
di Indonesia ................................................................................................. 51
4.4 Pembiayaan Murabahah pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
di Indonesia ................................................................................................. 54
4.5 NPF Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia ................................. 57
4.6 Hasil Uji ADF pada Tingkat Level ............................................................. 60
4.7 Hasil Uji ADF pada Tingkat 1 st Difference ............................................... 61
4.8 Penentuan Lag Optimal ............................................................................... 63
4.9 Hasil Uji Kointegrasi ................................................................................... 64
4.10 Hasil Estimasi VECM ................................................................................. 65
4.11 Hasil Uji IRF ............................................................................................... 68
4.12 Respon Return On Assets (ROA) pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah 71
4.13 Hasil Uji Variance Decomposition ............................................................. 72
xiii
DAFTAR GRAFIK
1.1 Jumlah Kantor Bank Pembiayaan Rakyat Syariah tahun 2009-2014 ............ 3
1.2 Pertumbuhan Pembiayaan di Bank Pembiayaan Rakyat Syariah .................. 4
1.3 Pertumbuhan NPF pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah .......................... 5
4.1 ROA pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia .......................... 46
4.2 Pembiayaan Mudharabah Bank Pembiayaan Rakyat Syariah ....................... 49
4.3 Pembiayaan Musyarakah Bank Pembiayaan Rakyat Syariah ........................ 52
4.4 Pembiayaan Murabahah Bank Pembiayaan Rakyat Syariah ......................... 55
4.5 NPF Bank Pembiayaan Rakyat Syariah ......................................................... 58
xiv
LAMPIRAN
Lampiran 1 : Data Bulanan Pembiayaan Mudharabah BPRS di Indonesia ........... 81
Lampiran 2 : Data Bulanan Pembiayaan Musyarakah BPRS di Indonesia ............ 82
Lampiran 3 : Data Bulanan Pembiayaan Murabahah BPRS di Indonesia ............. 83
Lampiran 4 : Data Bulanan NPF BPRS di Indonesia ............................................. 84
Lampiran 5 : Data Bulanan ROA BPRS di Indonesia ............................................ 85
Lampiran 6 : Hasil Uji Stasioneritas Tingkat Level Mudharabah .......................... 86
Lampiran 7 : Hasil Uji Stasioneritas Tingkat Level Musyarakah........................... 87
Lampiran 8 : Hasil Uji Stasioneritas Tingkat Level Murabahah ............................ 88
Lampiran 9 : Hasil Uji Stasioneritas Tingkat Level NPF ....................................... 89
Lampiran 10 : Hasil Uji Stasioneritas Tingkat Level ROA .................................... 90
Lampiran 11 : Hasil Uji Stasioneritas Tingkat 1 st Difference Murabahah ........... 91
Lampiran 12 : Hasil Uji Stasioneritas Tingkat 1 st Difference NPF ....................... 92
Lampiran 13 : Hasil Uji Stasioneritas Tingkat 1 st Difference ROA ...................... 93
Lampiran 14 : Hasil Uji Lag Optimum ................................................................... 94
Lampiran 15 : Hasil Uji Kointegrasi Johansen Test ............................................... 95
Lampiran 16 : Estimasi VECM ............................................................................... 96
Lampiran 17 : Tabel Hasil Uji Impulse Response Function (IRF) ......................... 98
Lampiran 18 : Grafik Hasil Uji Impulse Response Function (IRF) ........................ 100
Lampiran 19 : Tabel Uji Forecast Error Decomposition Variance (FEDV) ......... 101
Lampiran 20 : Grafik Hasil Uji Forecast Error Decomposition Variance (FEDV) 103
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
.
Perkembangan lembaga-lembaga keuangan syariah saat ini cukup
signifikan, seiring jalan dengan tanggapan masyarakat yang sangat positif dengan
keberadaan lembaga keuangan syariah yang ada. Hal tersebut memang tidak bisa
dilepaskan dari peranan Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS). Lembaga
ini dapat menjangkau masyarakat kalangan ekonomi mikro kecil dan menengah.
Kedudukan LKMS (Lembaga Keuangan Mikro Syariah) yang antara lain
dipresentasikan oleh Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS), Baitul Mal wat-
Tamwil (BMT) dan Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren), lembaga ini
mempunyai peran yang cukup strategis dalam menjangkau transaksi syariah
mikro kecil dan menengah.
Dari banyaknya lembaga keuangan yang berkembang. BPR Syariah
merupakan salah satu lembaga keuangan yang masih diminati oleh masyarakat
khususnya masyarakat di daerah pedesaan. Berdirinya BPR Syariah di Indonesia
selain didasari oleh tuntutan bermualamah secara Islam yang merupakan
keinginan kuat dari sebagian besar umat Islam di Indonesia, juga sebagai langkah
aktif dalam rangka rekstukturisasi perekonomian Indonesia yang dituangkan
dalam berbagai paket kebijaksanaan keuangan, moneter, dan perbankan secara
umum.
2
Dalam Undang-undang No. 7 Tahun 1992, Bank syariah diposisikan
sebagai Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS). Dalam pasal
6 Undang-undang No. 7 Tahun 1992 di pertegas bahwa: pertama, Bank Umum
adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau
berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatan usahanya memberikan jasa
dalam lalu lintas pembayaran. Kedua, Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang
melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip
syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa lalu lintas pembayaran.1
Pertumbuhan BPRS dari tahun 2009 sampai 2014 terus mengalami
peningkatan yang cukup pesat, ini di karenakan persyaratan pendirian yang relatif
lebih ringan, dan dengan melayani operasi perbankan lokal, jumlah BPRS
meningkat relatif cepat dibandingkan dengan bank syariah maupun unit usaha
syariah. Dalam laporan pertumbuhan perbankan syariah (LPPS) yang
dipublikasikan oleh Bank Indonesia tahun 2014, perkembangan BPRS pada tahun
2014 berada dalam kondisi yang cukup baik. Perkembangan tersebut dikarenakan
BPRS telah dapat melakukan konsolidasi pasca kritis keuangan global tahun 2009
dengan melakukan ekspansi usaha baik pada sisi penghimpunan dana (funding)
maupun pada sisi penyaluran dana atau pembiayaan (financing). Dapat dilihat dari
perkembangan dari jumlah kantor BPRS di Indonesia pada tahun 2009 sampai
tahun 2014 dibawah ini.
1 Undang-Undang Republik Indonesia tentang Perbankan Syariah No. 10/1998,9-10
3
Grafik 1.1
Jumlah Kantor Bank Pembiayaan Rakyat Syariah tahun 2009-2014
Sumber : Bank Indonesia (data diolah)
Dari grafik 1.1 diatas dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan BPRS dari
tahun 2009 sampai dengan tahun 2014 mengalami peningkatan yang cukup baik
dari tahun ke tahun, mulai tahun 2009 berjumlah 225 kantor dan138 bank, 2010
286 kantor dan 150 bank, sampai pada tahun 2014 mencapai 477 kantor dan 163
bank, hal tersebut menunjukkan bahwa BPRS terus mengalami pertumbuhan yang
baik di masyarakat dilihat dari jumlah kantor yang terus meningkat dan
bertambah disetiap tahunnya.
Di dalam jasa-jasa perbankan, pembiayaan adalah satu satu jasa yang
paling diminati oleh masyarakat akhir-akhir ini. Pembiayaan yang terkenal pada
bank syariah yaitu pembiayaan mudharabah dan pembiayaan musyarakah, serta
ada juga pembiayaan dengan cara jual beli. Pertumbuhan penyaluran pembiayaan
pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah cukup mengalami kemajuan disetiap
120
160
200
240
280
320
360
400
440
480
2009 2010 2011 2012 2013 2014
jumlah bank jumlah kantor
4
bulannya, bisa dilihat dari tabel pertumbuhan penyaluran pembiayaan pada Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah sebagai berikut.
Grafik 1.2
Pertumbuhan Pembiayaan di Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
Sumber : Bank Indonesia (data diolah)
Dapat dilihat dari grafik 1.2 di atas bahwa pembiayaan pada Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah tiap bulannya mengalami peningkatan yang cukup
signifikan, hal ini menunjukkan besarnya minat masyarakat khususnya masyarakat
menengah ke bawah dalam memakai jasa lembaga keuangan Bank Pembiayaan
Rakyat Syariah untuk meningkatkan dan mengembangkan usaha kecil menengah
(UKM).
Semakin meningkatnya penyaluran pembiayaan pada bank, maka semakin
besar pula resiko pembiayaan dalam menyalurkan dananya. Hal tersebut terjadi
ketika bank tidak dapat memperoleh kembali sebagian atau seluruh pembiayaan
yang disalurkan atau investasi yang sedang dilakukannya. Resiko pembiayaan
10
11
12
13
14
15
16
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I
2010 2011 2012 2013 2014
LN Mudharabah
LN Musyarakah
LN Murabahah
5
dapat mempengaruhi kinerja pada bank syariah. Hal ini disebabkan ketika tingkat
jumlah pembiayaan bermasalah (NPF) menjadi besar, semakin besar pula jumlah
kebutuhan biaya penyisihan penghapusan pembiayaan yang berpengaruh terhadap
kemampuan bank untuk menghasilkan keuntungan. NPF yang tinggi akan
memperbesar biaya, sehingga berpotensi terhadap kerugian bank.
Grafik 1.3
Pertumbuhan NPF pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
Sumber : Bank Indonesia (data diolah)
Daapat dilihat dari grafik 1.3 diatas bahwa semakin banyak penyaluran
pembiayaan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah justru berdampak banyaknya
pembiayaan bermasalah (NPF) pada setiap tahunnya, walaupun mengalami
peningkatan yang fluktuatif naik dan turun, akan tetapi tingkat NPF semakin naik
dari tahun sebelumnya hingga pada tahun terakhir ini.
Semakin tinggi rasio NPF maka akan semakin buruk kualitas pembiayaan
bank yang menyebabkan jumlah pembiayaan bermasalah semakin besar, dan oleh
6
7
8
9
10
11
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I
2010 2011 2012 2013 2014
NPF
6
karena itu bank harus menanggung kerugian dalam kegiatan operasionalnya
sehingga berpengaruh terhadap penurunan laba yang selanjutnya disebut ROA
dalam perbankan syariah) yang diperoleh bank.2
Dapat dilihat pada grafik 1.3 NPF diatas, bahwa resiko pembiayaan
bermasalah yang didapatkan oleh Bank Pembiayaan Rakyat Syariah setiap
tahunnya mengalami fluktuatif yang cukup tajam, namun pada periode 2010
hingga 2015 NPF pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah terus mengalami
peningkatan, hal ini tentu saja dapat mempengaruhi laba bank dan profitabilitas
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia.
Semakin tinggi rasio NPF dalam penyaluran pembiayaan pada bank,
perlunya prinsip kehati-hatian dalam pengelolaan dana bank. Bank Indonesia
membuat ketentuan mengenai kecukupan Modal atau Capital Adequecy Ratio
(CAR) untuk memenuhi kewajiban modal minimum guna menjaga resiko yang
mungkin terjadi dan Bank Indonesia menetapkan 8% sebagai kewajiban
penyediaan modal minimum.3
Maka kecukupan modal sangat penting guna
menjaga stabilitas pendanaan dan menjaga kinerja pada Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah.
Dilihat dari pertumbuhan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah yang semakin
mengalami kemajuan yang positif pada setiap tahunnya, maka diperlukan untuk
mengukur kinerja pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah, hal ini diharapkan dapat
2Kasmir. “Bank dan Lembaga Keuangan Lain”, Edisi 6, 2005 (Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada). h. 82 3 Peraturan Bank Indonesia No. 10/26/PBI/2008
7
menunjukkan kinerja yang lebih baik dibandingkan bank berbasis bunga. Salah
satu indikator untuk menilai kinerja keuangan bank adalah melihat tingkat
profitabilitasnya serta tingkat efisiennya. Ukuran profitabilitas yang digunakan
adalah Return On Assets (ROA). ROA memfokuskan kemampuan perusahaan
untuk memperoleh earning dalam operasi perusahaan. Semakin besar ROA
menunjukkan kinerja keuangan semakin baik, karena tingkat kembalian (return)
semakin besar.
Memperhatikan hal-hal yang telah diidentifikasi di atas, mendorong minat
dan gagasan penulis untuk mengangkatnya menjadi bahan dan judul skripsi. Atas
dasar itulah penulis memilih judul “ Pengaruh Penyaluran Pembiayaan
Mudharabah, Pembiayaan Musyarakah, Pembiayaan Murabahah, dan NPF
Tehadap Kinerja Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (Januari 2010 – Maret
2015)” dalam sebuah skripsi sebagai tugas akhr jenjang S1 yang ditempuh penulis.
8
B. Identifikasi Masalah
1. Fluktuasi tingkat kredit bermasalah (NPF) yang tidak terkendali/sulit
diprediksi.
2. Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya kredit bermasalah
(NPF).
3. Kinerja Bank Pembiayaan Rakyat Syariah dilihat pada return on assets
(ROA) setiap tahunnya mengalami penurunan.
4. Penyaluran Pembiayaan jual beli murabahah lebih banyak diminati
masyarakat dibandingkan pembiayaan bagi hasil (mudharabah dan
musyarakah).
5. Seberapa besar pengaruh pembiayaan bagi hasil, pembiayaan jual beli dan
NPF terhadap kinerja Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan uraian pada masalah diatas maka dalam hal ini penulis
membatasi permasalahan sebagai berikut :
1. Studi kasus pada Bank Pembiayaan rakyat Syariah di Indonesia.
2. Periode yang diteliti dari 2010-2015 (data bulanan).
3. Variabel dependen adalah Return On Assets (ROA).
4. Variabel independen adalah pembiayaan mudharabah, pembiayaan
musyarakah, pembiayaan murabahah, Non Performing Financing data
(NPF).
9
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, penulis
merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah pembiayaan mudharabah, pembiayaan musyarakah, pembiayaan
murabahah, dan NPF berpengaruh secara signifikan dalam jangka pendek
terhadap return on assets (ROA) Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di
Indonesia periode 2010-2015?
2. Apakah pembiayaan mudharabah, pembiayaan musyarakah, pembiayaan
murabahah, dan NPF berpengaruh secara signifikan jangka panjang
terhadap return on assets (ROA) Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di
Indonesia periode 2010-2015?
3. Apakah respon return on assets (ROA) Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
di Indonesia akibat guncangan (shock) dari variabel pembiayaan
mudharabah, pembiayaan musyarakah, pembiayaan murabahah dan NPF
periode 2010-2015?
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan penelitian
Tujuan penelitian yang dilakukan adalah
a. Untuk mengetahui pengaruh pembiayaan mudharabah, pembiayaan
musyarakah, pembiayaan murabahah, dan NPF terhadap return on assets
(ROA) dalam jangka pendek.
10
b. Untuk mengetahui pengaruh pembiayaan mudharabah, pembiayaan
musyarakah, pembiayaan murabahah, dan terhadap return on assets
(ROA) dalam panjang.
c. Untuk mengetahui seberapa besar respon yang ditimbulkan akibat
guncangan (shock) dari variabel pembiayaan mudharabah, pembiayaan
musyarakah, pembiayaan murabahah, dan NPF terhadap return on assets
(ROA).
2. Manfaat penelitian
Berdasarkan tujuan penulis di atas, maka penelitian ini diharapkan dapat
bermanfaat bagi :
a. Bagi penulis
Penelitian ini menjadi salah satu sarana bagi penulis untuk menyalurkan
dan mengembangkan ilmu yang telah didapat pada masa perkuliahan di
Jurusan Perbankan Syariah, serta dapat menambah pengetahuan penulis
mengenai Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia.
b. Bagi akademisi
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber referensi
bagi penelitian sejenis dan dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan
dari penelitian yang telah ada maupun yang akan dilakukan. Penelitian ini
juga dapat memperluas khazanah ilmu pengetahuan mahasiswa,
khususnya mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tentang Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah.
11
c. Bagi kalangan praktisi
Dengan adanya penelitian ini diharapkan menjadi tolak ukur dan acuan
bagi para investor dalam memilih dan menentukan jenis dan tempat
berinvestasi yang baik.
F. Studi Terdahulu
1) Pengaruh Pembiayaan Mudharabah dan Murabahah Terhadap Return On
Assets BMI (Abdul Badrudin, NIM 106046101574, Konsentrasi Perbankan
Syariah, Prodi Muamalat, Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Jakarta, 2011).
Skripsi ini meneliti mengenai tentang peranan produk pembiayaan
mudharabah dan murabahah untuk memaksimalkan Return On Assets pada
Bank Muamalat Indonesia. penelitian ini menyimpulkan bahwa pembiayaan
mudharabah memiliki pengaruh yang lebih besar dibandingkan pembiayaan
murabahah, meskipun harus menanggung resiko yang besar.
Perbedaan dengan penelitian ini yaitu lebih memperbanyak variabel dan
objek penelitian yaitu pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah yang
berpengaruh terhadap Return On Assets pada Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah.
2) Analisa Pengaruh Strategi Pemasaran Pembiayaan Murabahah Terhadap
Peningkatan Pendapatan Murabahah di BPRS AL SALAM AMAL SALMAN
(M.Syaidil Mursalin, Konsentrasi Perbankan Syariah, Prodi Muamalat,
Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Jakarta, 2010).
12
Skripsi ini meneliti tentang strategi pemasaran pembiayaan
murabahah guna untuk meningkatkan pendapatan murabahah pada BPRS Al
Salam Amal Salman, penelitian ini menyimpulkan secara keseluruhan bahwa
variabel tenaga marketing, biaya promosi, dan ekuivalen imbalan murabahah
mempengaruhi tingkat pendapatan margin murabahah yang dillakukan oleh
BPRS Al Salam Amal, sehingga jumlah pendapatan dari hasil penjualan
pembiayaan murabahah mengalami peningkatan besar.
Perbedaan dengan penelitian ini adalah melihat kinerja Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah yaitu dilihat dari Return On Assets, dan
penambahan variabel selain Murabahah, yaitu pembiayaan Mudharabah,
Musyarakah, NPF, dan CAR.
3) Strategi Pembiayaan Murabahah dalam Rangka Meningkatkan Jumlah
Pendapatan di BPRS Harta Insan Karimah ( Muhammad Ilham Khairudin,
NIM. 202046101290, Konsentrasi Perbankan Syariah, Prodi Muamalat,
Fakultas Syariah dan Hukum. 2007)
Skripsi ini meneliti bagaimana startegi pemasaran, prosedur
pembiayaan murabahah, proses pembiayaan murabahah dan pengawasan
pembiayaan murabahah serta menyimpulkan bahwa BPRS Harta Insan
Karimah melaporkan bahwa kinerja operasional yang diterapkan berjalan
efektif dan efesien dan dilihat dari jumlah pendapatan BPRS Harta Insan
13
Karimah dalam kurun waktu 3 tahun terakhir ini cukup mengalami
peningkatan.
Perbedaan dengan penelitian ini adalah melihat kinerja Bank
pembiayaan Rakyat Syariah yaitu dari Return On Assets , bukan dari penilaian
pada operasional dan strategi pada BPRS Harta Insan Karimah melainkan dari
rasio laporan keuangan pada BPRS di Indonesia.
4) Analisis Pengaruh Margin pembiayaan Murabahah BPRS, Dana Pihak
Ketiga, Pembiayaan Mudharabah dan Tingkat Inflasi terhadap Pembiayaan
Murabahah pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia ( Annisa
Rizka Amalia, NIM. 109084000002, Konsentrasi Ilmu Ekonomi dan Studi
Pembangunan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UIN Jakarta, 2014)
Skripsi ini meneliti bagaimana pengaruh margin pembiayaan
murabahah, dana pihak ketiga, pembiayaan mudharabah dan tingkat inflasi
terhadap pembiayaan murabahah pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di
Indonesia, hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial
diketahui bahwa dana pihak ketiga dan pembiayaan mudharabah berpengaruh
signifikan positif terhadap pembiayaan murabahah, sedangkan margin
pembiayaan murabahah dan tingkat inflasi tidak berpengaruh yang signifikan
terhadap pembiayan murabahah.
Perbedaan dengan penelitian ini adalah untuk mengetahui variabel
pembiayaan mudharabah, musyarakah, murabahah , npf dan car bepengaruh
14
terhadap return on assets serta mengetahui pengaruh dalam jangka panjang
dan pendek.
5) Analisis Pengaruh CAR, FDR, BOPO dan NPF terhadap profitabilitas pada
PT Bank Muamalat Indonesia Tbk (Januari 2005- April 2008)
Skripsi ini meneliti pengaruh CAR,FDR,BOPO dan NPF terhadap
profitabilitas pada Bank Muamalat Indonesia dihitung dari Return On Assets
(ROA) dan menyimpulkan bahwa semua variabel independent secara
bersama-sama mempengaruhi variabel dependent. Secara parsial terdapat
pengaruh yang signifikan variabel CAR,BOPO terhadap profitabilitas Bank
Muamalat Indonesia, sedangkan variabel FDR dan NPF secara parsial tidak
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas bank Muamalat
Indonesia.
Perbedaan pada penelitian ini adalah dari objek penelitian yaitu melihat
kinerja pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah yang dilihat dari Return On
Assets, dan penambahan variabel yaitu pembiayaan mudharabah, musyarakah
dan murabahah.
15
G. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Terdiri dari Latar Belakang Masalah, Identifikasi Masalah , Pembatasan Masalah
dan Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, dan Sistematika
Penulisan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Terdiri dari teori yang berkaitan dengan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah,
Pembiayaan, Mudharabah, Pembiayaan Musyarakah, Pembiayaan Murabahah,
Non Performing Financing (NPF) dan Return On Assets (ROA).
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Teori dari penjelasan mengenai : Ruang Lingkup Penelitian, Metode Penentuan
Sampel, Sumber Data, Metode Analisis, Variabel Penelitian, Pedoman Penulisan.
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Terdiri dari : Gambaran Umum Objek Penelitian, Analisis Pengaruh Pembiayaan
Mudharabah, Musyarakah, Murabahah, dan NPF terhadap ROA dalam Jangka
Pendek dan Jangka Panjang serta besarnya guncangan (shock) Variabel
Pembiayaan Mudharabah, Musyarakah, Murabahah, dan NPF terhadap kinerja
(ROA ) pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
BAB V KESIMPULAN
Terdiri dari Kesimpulan dan Saran.
16
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
1. Pengertian Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
Sebelumnya disebut sebagai Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS)
disebut juga Bank At-Tamwil as-Sya’bi al-islami, yaitu bank yang melakukan
kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang
dalam kegiatan usahanya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran. Undang-undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang perbankan
syariah mendefinisikan Bank Perkreditan Rakyat Syariah sebagai Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah.4
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) sebagai salah satu lembaga
keuangan perbankan syariah, yang pola operasionalnya mengikuti prinsip-
prinsip syariah ataupun muamalah Islam. BPR Syariah didirikan sebagai
langkah aktif dalam rangka restrukturisasi perekonomian Indonesia yang
dituangkan dalam berbagai paket kebijakan keuangan, moneter, dan
perbankan secara umum, dan secara khusus mengisu peluang terhadap
kebijakan bank konvensional dalam penetapan tingkat suku bunga (rate of
4Ahmad Ifham Sholihin. “ Buku Pintar Ekonomi Syariah” 2010 (Jakarta : PT Gramedia Pusta
Utama). h. 149
17
interest), yang selanjutnya BPRS secara luas dikenal sebagai system
perbankan bagi hasil atau system perbankan Islam.
Menurut Undang-undang (UU) Perbankan No. 7 Tahun 1992, Bank
Perkreditan Rakyat adalah lembaga keuangan yang menerima simpanan uang
hanya dalam bentuk deposito berjangka tabungan, dan atau bentuk lainnya
yang dipersamakan dalam bentuk itu dan menyalurkan dana sebagai usaha
BPR. Sedangkan pada Undang-undang Perbankan No. 10 Tahun 1998,
disebutkan bahwa BPR adalah lembaga keuangan bank yang melaksanakan
kegiatan usahanya secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah.5
Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) merupakan perbankan yang
unik, dimana bank ini beroperasi dalam skala kecil, diperuntukkan melayani
Usaha Kecil dan Mikro (UMK), dan tidak diperkenankan melayani simpanan
dalam bentuk rekening giro. BPRS beroperasi pada wilayah Kabupaten
ataupun Kotamadya dengan jangkauan yang terbatas sebagaimana
permodalannya yang relative kecil.6
2. Landasan Hukum
Pendirian BPR Syariah pada mulanya mempunyai tujuan utama yakni
menghindari riba dan mengamalkan prinsip-prinsip syariah dalam perbankan
khususnya, akan tetapi BPRS dibentuk untuk tujuan kemaslahatan umat.
5Lukman Hakim dan Muhammad Sholahuddin. “Lembaga Ekonomi dan Keuangan Syariah
Kontemporer”. 2008 (Surakarta : Muhammadiyah University Press) hal.109 6
Siregar Sapruddin, “ Performance Appraisal pada BPRS”. Jurnal Manajemen Bisnis,
Voulume 1 Nomor 1tahun 2008 hal.27
18
Di dalam Al-Quran, beberapa ayat yang berhubungan dengan
pelarangan riba, diantaranya Q,S, Ar-Rum [30] : 39, Q,S, Al-Baqarah [2] :
275, Q,S, Al-Baqarah [2] : 278 dan Q,S, An-Nisa [4] : 146.
1) Al-Qur’an :
Artinya : “ Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah
dan tinggalkan sisa Riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang
yang beriman” (Q,S, Al-Baqarah [2] : 278)
2) Al-Hadits
“Dikatakan Muhammad ibn ash-shobbah dan zuhairu ibn harb dan
ustman ibn abi syaibah mereka berkata diceritakan husyaim dikabarkan
abu zubair dari jabir r.a beliau berkata : Rasulullah SAW mengutuk
makan riba, wakilnya dan penulisnya, serta dua orang saksinya dan
beliau mengatakan mereka itu sama-sama dikutuk. Diriwayatkan oleh
Muslim7
3. Perbedaan BPR Syariah dengan BPR Konvensional
Pada dasarnya aktifitas Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS)
tidak jauh berbeda dengan BPR pada umumnya, perbedaan terletak pada
konsep dasar operasionalnya yang berlandaskan pada ketentuan-ketentuan
7
As-shanani, “subulussalam”, terjemahan Abu Bakar Muhammad (Surabaya: Al-Ikhlas)
1995, h. 126-128
19
Islam. Hal pokok yang menjadi faktor pembeda BPR Syariah dengan BPR
konvensional yaitu adanya insentif bunga pada BPR konvensional dan
insentif bagi hasil pada BPR Syariah. Selain itu, penyaluran dana pada
BPR Konvensional ke masyarakat disebut dengan “kredit” serta dalam
menentukan harga atau cara penentuan keuntungan yang akan diperoleh
manajemen bank menggunakan prinsip bunga.
Sedangkan pada BPR Syariah, penyaluran dana ke masyarakat
disebut dengan “pembiayaan” serta menggunakan prinsip-prinsip yang
sesuai dengan ajaran Islam.
Prinsip-prinsip tersebut adalah prinsip bagi hasil (mudharabah).
Prinsip penyertaan modal (musyarakah), prinsip jual beli barang dengan
memperoleh keuntungan (murabahah) atau pembiayaan barang modal
berdasarkan prinsip sewa murni tanpa pilihan (ijarah) atau dengan adanya
pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh
pihak lain (ijarah wa iqtina).
Perbedaan BPR Syariah dengan BPR Konvensional :8
1) Untuk Akad, BPRS memiliki akad yang sesuai dengan hukum Islam
dimana segala macam bentuk perjanjian atau perikatan dibuat di awal
transaksi.
8
Budisantoso Totok.”Bank dan Lembaga Keuangan Lain”. 2006 (Jakarta : Salemba
Empat),hal. 100
20
2) Untuk Prinsip, merupakan landasan awal terjadinya akad yang
berbasis syariah.
3) Untuk Pola Operasi, dimana dalam BPRS tidak menempatkan sistem
bunga sebagai pijakan peminjaman (kredit) melainkan menggunakan
sistem “bagi hasil” sebagai dasarnya. Sedangkan BPR Konvensional
menggunakan sistem bunga.
4) Untuk Pendapatan, hal ini dapat dibuktikan dengan pesatnya hasil
yang diperoleh pada pola bagi hasil yang sudah diperhitungkan dengan
baik.
5) Untuk Sistem Pengawasan, BPRS mempunyai Dewan Syariah
Nasional dan Dewan Pengawas Syariah yang langsung di audit oleh
tenaga-tenaga professional, dibawah BI (Bank Indonesia) dan IB
(Islamic Bank)
6) Untuk Hubungan, antara nasabah dengan pegawai memiliki kesamaan
hak, berbeda dengan BPR Konvensional.
B. Pembiayaan
1. Pengertian Pembiayaan
Pembiayaan merupakan salah satu tugas pokok bank yaitu pemberian
fasilitas dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang merupakan deficit
unit. Sedangkan menurut UU No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan
menyatakan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah penyediaan uang
21
atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang
dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka
tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.9
Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa pembiayaan
adalah pemberian fasilitas penyediaan dana untuk mendukung investasi yang
telah direncanakan berdasarkan kesepakatan antara bank dengan pihak lain
yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau
tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.
C. Fungsi Pembiayaan
Keberadaan bank syariah yang menjalankan pembiayaan berdasarkan
prinsip syariah bukan hanya untuk mencari keuntungan dan meramaikan bisnis
perbankan di Indonesia, tetapi juga untuk menciptakan lingkungan bisnis yang
aman, diantaranya :10
1) Memberikan pembiayaan dengan prinsip syariah yang menerapkan sistem
bagi hasil yang tidak memberatkan debitur.
2) Membantu kaum dhu’afa yang tidak tersentuh oleh bank konvensional karena
tidak mampu memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh bank konvensional.
9 Muhammad Syafi’I Antonio, “ Bank Syariah (dari teori ke praktik”.2001. (Jakarta : Gema
Insani). h. 160 10
Yusuf Ayus Ahmad dan Abdul Aziz. “ Manajemen Operasional Bank Syariah”.2009
(Cirebon : STAIN Press) hal. 68
22
3) Membantu masyarakat ekonomi lemah yang selalu dipermainkan oleh rentenir
dengan membantu melalui pendanaan untuk usaha yang dilakukan.
D. Jenis-jenis Pembiayaan
Pembiayaan di bank syariah terbagi atas beberapa jenis berdasarkan
bentuk akadnya. Namun, secara umum ada tiga jenis transaksi pembiayaan di
bank syariah, yaitu:
1) Pembiayaan Jual-Beli
Kata kunci dari pembiayaan jual-beli adalah adanya barang yang
diperjual-belikan. Dalam pembiayaan jual-beli bank bertindak sebagai
penjual dan nasabah bertindak sebagai pembeli. Pembiayaan ini terdiri
dari tiga macam, yaitu: murabahah, salam dan istishna.
2) Pembiayaan Sewa-menyewa
Pengertian pembiayaan sewa-menyewa dapat didefinisikan sebagai
transaksi terhadap penggunaan manfaat suatu barang dan jasa dengan
pemberian imbalan. Jenis pembiayaan ini terdiri dari ijarah dan ijarah
mumtahiyah bittamlik.
3) Pembiayaan Bagi Hasil
Dalam pembiayaan dengan pola bagi hasil, bank dan nasabah akan
berkerja sama dalam suatu usaha, bank sebagai lembaga keuangan akan
terlibat dalam permodalan dan nasabah sebagai pelaku kegiatan ekonomi
akan terlibat sebagai pelaksana usaha.
23
Pembiayaan bagi hasil meliputi pembiayaan mudharabah dan
musyarakah.
E. Pengertian Pembiayaan Mudharabah
1. Pengertian al-Mudharabah
Mudharabah adalah bentuk kerja sama antara dua atau lebih pihak di
mana pemilik modal (shahib al-maal) mempercayakan sejumlah modal
kepada pengelola (mudharib) dengan suatu perjanjian pembagian keuntungan.
Bentuk ini menegaskan kerja sama dalam paduan kontribusi 100% modal kas
dari shahibul al-maal dan keahlian dari mudharib.11
Berdasarkan kewenangan yang diberikan oleh pihak penyimpan dana,
prinsip mudharabah terbagi dua yaitu :
a. Mudharabah mutlaqah atau URIA (Unrestricted Investmen Accaount)
Mudharabah mutlaqah adalah untuk kegiatan usaha yang
cakupannya tidak dibatasi oleh spesifikasi jenis usaha, waktu, dan daerah
bisnis sesuai permintaan pemilik dana.12
b. Mudharabah muqayyadah atau RIA (Restricted Investmen Account)
11
Ir. Adiwarman A.Karim, “Bank Islam (Analisis Fiqh dan Keuangan). Jakarta : PT
Rajagrafindo. h. 103 12
Wangsawidjaja Z. “ Pembiayaan Bank Syariah “. 2012 (Jakarta : Kompas Gramedia).
h.193
24
Mudharabah muqayyadah adalah mudharabah untuk kegiatan
usaha yang cakupannya dibatasi oleh spesifikasi jenis usaha, waktu, dan
daerah bisnis sesuai permintaan pemilik dana.13
F. Pengertian Pembiayaan Musyarakah
Bentuk umum dari usaha bagi hasil adalah musyarakah (syirkah atau
syarikah). Transaksi musyarakah dilandasi adanya keinginan para pihak yang
berkerja sama untuk meningkatkan nilai asset yang mereka miliki secara bersama-
sama. Semua bentuk usaha yang melibatkan dua pihak atau lebih di mana mereka
secara bersama-sama. Semua bentuk usaha yang melibatkan dua pihak atau lebih
di mana mereka secara bersama-sama memadukan seluruh bentuk sumber daya
baik yang berwujud maupun tidak berwujud.14
Dalam penyaluran pembiayaan bagi hasil berdasarkan akad musyarakah,
Undang-undang Perbankan Syariah memberikan penjelasan bahwa yang
dimaksud dengan Akad Musyarakah adalah akad kerja sama di antara dua pihak
atau lebih untuk suatu usaha tertentu yang masing-masing pihak memberikan
porsi dana dengan ketentuan bahwa keuntungan akan dibagi sesuai dengan
13
Wangsawidjaja Z. “ Pembiayaan Bank Syariah “. h.193 14
Wangsawidjaja Z. “ Pembiayaan Bank Syariah “ h. 102
25
kesepakatan, sedangkan kerugian ditanggung sesuai dengan porsi dana masing-
masing.15
G. Pengertian Pembiayaan Murabahah
Murabahah (al-bai’ bi tsaman ajil) lebih dikenal sebagai murabahah saja.
Murabahah yang berasal dari kata ribhu (keuntungan), adalah transaksi jual beli
di mana bank menyebut jumlah keuntungannya. Bank bertindak sebagai penjual,
sementara nasabah sebagai pembeli. Harga jual adalah harga beli bank dari
pemasok ditambah keuntungan (marjin).16
Kedua belah pihak harus menyepakati harga jual dan jangka waktu
pembayaran. Harga jual dicantumkan dalam akad jual beli dan jika telah
disepakati tidak dapat berubah selama berlakunya akad. Dalam perbankan
murabahah selalu dilakukan dengan cara pembayaran cicilan (bi tsaman ajil, atau
muajjal). Dalam transaksi ini barang diserahkan segera setelah akad, sementara
pembayaran dilakukan secara tangguh atau cicilan.17
H. NPF (Non Performing Financing)
Perkembangan pemberian pembiayaan yang paling tidak menggembirakan
bagi pihak bank adalah apabila pembiayaan yang diberikannya ternyata menjadi
15
Penjelasan Pasal 19 ayat (1) huruf c UU Perbankan Syariah 16
Adiwarman A.Karim, “Bank Islam (Analisis Fiqh dan Keuangan). Jakarta : PT
Rajagrafindo. h. 98 17
Adiwarman A.Karim, “Bank Islam (Analisis Fiqh dan Keuangan) h. 98
26
bermasalah. Hal ini terutama disebabkan oleh kegagalan pihak debitur memenuhi
kewajibannya untuk membayar angsuran (cicilan) pokok pembiayaan beserta bagi
hasil yang telah disepakati kedua belah pihak dalam perjanjian pembiayaan.18
NPF (Non performing Financing) adalah tingkat pengembalian
pembiayaan yang diberikan deposan kepada bank dengan kata lain NPF
merupakan tingkat pembiayaan macet pada bank tersebut. NPF diketahui dengan
cara menghitung pembiayaan non lancar terhadap total pembiayaan. Apabila
semakin rendah NPF maka bank tersebut akan semakin mengalami keuntungan,
sebaliknya bila tingkat NPF tinggi bank tersebut akan mengalami kerugian yang
diakibatkan tingkat pengembalian pembiayaan macet.
Perhitungan Non Performing Financing (NPF) sesuai dengan Peraturan
Bank Indonesia No 13 Tahun 2011 yaitu perbandingan antara pembiayaan yang
memiliki Kualitas Kurang Lancar (Kol 2), Diragukan (Kol 3), dan Macet (Kol 4)
dibandingkan dengan Total Pembiayaan yang disalurkan.19
Rumus :
NPF = Pembiayaan kol 2-4
x 100% Total Pembiayaan
I. ROA (Return On Asset)
18
Lukman Dendawijaya,” Manajemen Perbankan Ed. 2” , (Galia Indonesia : Bogor), 2005.
h.81 19
www.bi.go.id di akses pada 10 Januari 2010
27
Laba merupakan tujuan utama bank dalam mengelola dana yang tersedia.
Semakin banyak dana yang dikelola maka diharapkan semakin banyak pula
keuntungan yang didapat. Dalam menghitung laba, ada banyak rasio yang
digunakan. Dalam pengukuran profitabilitas ini penulis memilih pendekatan
Return On Assets (ROA), karena dengan menggunakan ROA dapat
mempertimbangkan bagaimana kemampuan manajemen bank dalam memperoleh
laba secara keseluruhan. Tingkat profitabilitas dengan pendekatan ROA ini
bertujuan untuk mengukur kemampuan bank dalam mengelola aktiva yang
dikuasainya untuk menghasilkan income.
Salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat profitabilitas
adalah ROA. ROA penting bagi bank karena ROA digunakan untuk mengukur
efektifitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan
aktiva yang dimilikinya. ROA merupakan rasio antara laba sesudah pajak
terhadap total asset. Semakin besar ROA menunjukkan kinerja perusahaan
semakin baik, karena tingkat pengembalian (return) semakin besar.20
Rumus untuk menghitung Return On Assets (ROA) tersebut adalah :
=
x 100%
20
Dahlan Siamat, “Manajemen Lembaga Keuangan Kebijakan Moneter dan Perbankan”,
Edisi ke 5. 2005 (Jakarta : Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia). h. 102
28
ROA penting bagi bank karena ROA digunakan untuk mengukur
efektivitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan
asset yang dimiliki. Menurut ketentuan Peraturan Bank Indonesia No. 6/23/DPNP
tahun 2004, bahwa standar yang paling baik untuk ROA dalam ukuran bank-bank
Indonesia minimal 1,5%. Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula
tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank
tersebut dari segi penggunaan asset.21
J. Keterkaitan Antar Variabel
1. Pengaruh Pembiayaan Mudharabah Terhadap Return On Assets (ROA) Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah
Pembiayaan bagi hasil pada bank syariah dilakukan melalui akad
musyarakah dan mudharabah. Muhammad menyatakan bahwa dalam
praktiknya ternyata signifikansi bagi hasil dalam memainkan operasional
investasi dana bank perannya sangat lemah. Menurut beberapa pengamatan
perbankan syariah lemahnya peranan bagi hasil dalam memainkan operasional
investasi dana bank dikarenakan beberapa alasan antara lain: pertama,
terdapat anggapan bahwa standar moral yang berkembang di kebanyakan
komunitas muslim tidak member kebebasan pengguna bagi hasil sebagai
mekanisme investasi, sehingga mendorong bank untuk mengadakan
21
Peraturan Bank Indonesia No. 6/23/DPNP tahun 2004
29
pemantauan lebih intensif terhadap setiap investasi yang diberikan. Hal ini
membuat operasional perbankan tidak berjalan secara ekonomi dan tidak
efisien. Kedua, keterkaitan bank dalam pembiayaan sistem bagi hasil untuk
membantu perkembangan usaha lebih banyak melibatkan pengusaha secara
langsung daripada sistem lainnya pada bank konvensional. Besar
kemungkinan pihak bank turut mempengaruhi setiap pengambilan keputusan
mitranya.
Pada sisi lain, keterlibatan yang tinggi ini akan mengecilkan naluri
pengusaha yang sebenarnya menurut kebebasan yang luas daripada campur
tangan dalam penggunaan dana yang dipinjamkan. Ketiga, pemberian
pembiayaan berdasarkan sistem bagi hasil, memerlukan kewaspadaan yang
lebih tinggi dari pihak bank. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah kemungkinan
besar akan meningkatkan kualitas pegawainya dengan cara memperkerjakan
para teknisi dan ahli manajemen untuk mengevaluasi proyek usaha yang
dipinjami untuk mencermati lebih teliti dan lebih jeli daripada teknis
peminjaman pada bank konvensional. Hal ini akan meningkatkan biaya yang
dikeluarkan oleh para banker dalam menjaga efesiensi kinerja perbankannya.
Serta yang terakhir, pada pemberian pembiayaan dengan sistem bagi hasil,
apabila terjadi kerugian maka bank akan ikut menanggung kerugian bisnis
30
yang dijalankan pengusaha. Kesanggupan untuk turut menanggung resiko ini,
kemungkinan akan mendorong investasi lebih berisiko.22
2. Pengaruh Pembiayaan Musyarakah terhadap Return On Assets (ROA) Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah
Pembiayaan bagi hasil pada bank syariah dilakukan melalui akad
mudharabah dan musyarakah. Muhammad menyatakan bahwa dalam
praktiknya ternyata signifikansi bagi hasil dalam memainkan operasional
investasi dana bank perannya sangat lemah. Menurut beberapa pengamatan
perbankan syariah lemahnya peranan bagi hasil dalam memainkan operasional
investasi dana bank dikarenakan beberapa alasan antara lain: pertama,
terdapat anggapan bahwa standar moral yang berkembang di kebanyakan
komunitas muslim tidak member kebebasan pengguna bagi hasil sebagai
mekanisme investasi, sehingga mendorong bank untuk mengadakan
pemantauan lebih intensif terhadap setiap investasi yang diberikan. Hal ini
membuat operasional perbankan tidak berjalan secara ekonomi dan tidak
efisien. Kedua, keterkaitan bank dalam pembiayaan sistem bagi hasil untuk
membantu perkembangan usaha lebih banyak melibatkan pengusaha secara
langsung daripada sistem lainnya pada bank konvensional. Besar
kemungkinan pihak bank turut mempengaruhi setiap pengambilan keputusan
mitranya.
22
Muhammad. “Manajemen Bank Syariah” 2004 (Yogyakarta : UPP AMP YKPN) hal. 11
31
Pada sisi lain, keterlibatan yang tinggi ini akan mengecilkan naluri
pengusaha yang sebenarnya menurut kebebasan yang luas daripada campur
tangan dalam penggunaan dana yang dipinjamkan. Ketiga, pemberian
pembiayaan berdasarkan sistem bagi hasil, memerlukan kewaspadaan yang
lebih tinggi dari pihak bank. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah kemungkinan
besar akan meningkatkan kualitas pegawainya dengan cara memperkerjakan
para teknisi dan ahli manajemen untuk mengevaluasi proyek usaha yang
dipinjami untuk mencermati lebih teliti dan lebih jeli daripada teknis
peminjaman pada bank konvensional. Hal ini akan meningkatkan biaya yang
dikeluarkan oleh para banker dalam menjaga efesiensi kinerja perbankannya.
Serta yang terakhir, pada pemberian pembiayaan dengan sistem bagi hasil,
apabila terjadi kerugian maka bank akan ikut menanggung kerugian bisnis
yang dijalankan pengusaha. Kesanggupan untuk turut menanggung resiko ini,
kemungkinan akan mendorong investasi lebih berisiko.23
3. Pengaruh Pembiayaan Murabahah terhadap Return On Assets (ROA) Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah
Pengelolaan pembiayaan jual beli (murabahah) yang merupakan salah
satu komponen penyusun asset terbesar pada perbankan syariah akan
menghasilkan pendapatan berupa margin/mark up. Dengan diperolehnya
pendapatan mark up tersebut, maka akan mempengaruhi besarnya laba yang
23
Muhammad. “Manajemen Bank Syariah” 2004 (Yogyakarta : UPP AMP YKPN) hal. 11
32
diperoleh bank syariah. Serta pada akhirnya mampu mempengaruhi
peningkatan profitabilitas yang tercermin return on assets (ROA).
Murabahah adalah suatu mekanisme investasi jangka pendek dan
cukup memudahkan dibandingkan dengan sistem profit and loss sharing
(PLS), mark up dalam murabahah dapat ditetapkan sedemikian rupa sehingga
memastikan ahwa bank dapat memperoleh keuntungan yang sebanding
dengan keuntungan bank-bank berbasis bunga yang menjadi saingan bank-
bank syariah. Murabahah menjauhkan ketidakpastian yang ada pada
pendapatan dari bisnis-bisnis dengan sistem PLS dan murabahah tidak
memungkinkan bank-bank syariah untuk mencampuri manajemen bisnis
karena bank bukanlah mitra nasabah, sebab hubungan mereka dalam
murabahah adalah hubungan antara kreditur dan debitur.
Resiko yang rendah dari pembiayaan jual beli memungkinakan bank
untuk lebih mudah mengelola pembiayaan dengan prinsip jual beli melalui
akad murabahah. Pengelolaan yang mudah ini, memungkinkan bank syariah
untuk meningkatkan kemampuannya dalam menghasilkan laba melalui
pendapatan mark up yang bersumber dari pembiayaan jual beli yang
disalurkan kepada masyarakat akan berpengaruh dalam meningkatkan
profitabilitas bank pembiayaan rakyat syariah (BPRS) dalam hal ini diukur
dengan return on assets (ROA).
33
4. Pengaruh Non Performing Financing (NPF) terhadap Return On Assets
(ROA) Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
Bank syariah dan lembaga keuangan syariah lainnya tentu tidak dapat
menghindari risiko pebiayaan dalam menyalurkan dananya. Hal tersebut
terjadi ketika bank tidak dapat memperoleh kembali sebagian atau seluruh
pembiayaan yang disalurkan atau investasi yang sedang dilakukannya. Risiko
pembiayaan dapat mempengaruhi profitabilitas bank syariah. Hal ini
disebabkan ketika tingkat jumlah pembiayaan bermasalah (NPF) menjadi
besar, semakin besar pula jumlah kebutuhan biaya penyisihan penghapusan
pembiayaan yang berpengaruh terhadap kemampuan bank untuk
menghasilkan keuntungan. NPF yang tinggi akan memperbesar biaya,
sehingga berpotensi terhadap kerugian bank.
34
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini membahas tentang pengaruh penyaluran
pembiayaan mudharabah, musyarakah, murabahah, dan NPF terhadap kinerja
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia. Objek penelitian ini adalah
pembiayaan mudharabah, pembiayaan musyarakah, pembiayaan murabahah,
NPF, dan ROA pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.
B. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua (bukan orang
pertama, bukan asli) yang memiliki informasi atau data tersebut.24
Data-data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data yang bersumber dari Badan Pusat
Statistik.
C. Pendekatan Penelitian
Jenis pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
bersifat kuantitatif.penelitian kuantitatif bersifat terinci, luas, banyak
menggunakan literatur yang terkait dengan tema yang diajukan sebagai
pendukung, memiliki prosedur yang terinci jelas, hipotesis telah sejak awal
24
Muhammad Idrus, “Metode Penelitian Sosial”, (Jakarta: Erlangga, 2009), hlm. 86
35
dirumuskan dan ditulis secara lengkap sebelum melaksanakan penelitian di
lapangan. Penelitian kuantitatif dimaksudkan untuk melihat fenomena yang ada,
kemudian dibandingkan dengan teori yang dimiliki.25
D. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Variabel-variabel yang menjadi objek penelitian ini adalah:
1. Variabel terikat ( Dependent Variabel)
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain
yang sifatnya tidak dapat berdiri sendiri.26
Variabel terikat dari penelitian ini
adalah Return on Asset (ROA), ROA merupakan rasio yang menggambarkan
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan profit atas aktiva, rasio ini
mengukur operasional manajemen perusahaan atau bank.
2. Variabel Bebas ( Independent Variabel )
Variable bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain yang
sifatnya dapat berdiri sendiri.27
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah:
a. Pembiayaan mudharabah
b. Pembiayaan musyarakah
c. Pembiayaan murabahah
d. NPF
25
Muhammad Idrus, “Metode Penelitian Sosial”, h. 29 26
Dwi Priyatno,” Paham Analisa Statistik data dengan Spss”, (Jakarta: Mediakom, 2010), h.8 27
Dwi Priyatno,” Paham Analisa Statistik data dengan Spss”, h.8
36
E. Metode Analisis Data
Metode analisis yang dipakai untuk penelitian ini adalah vector error
correction model (VECM). VECM adalah bentuk vector autoregressive (VAR)
yang terestriksi. Retriksi diberikan karena data tidak stasioner namun
terkointegrasi.28
Spesifikasi VECM merestriksi hubungan jangka panjang antara
variabel yang ada agar konvergen ke dalam hubungan kointegrasi namun tetap
membiarkan perubahan-perubahan dinamis dalam jangka pendek.29
1. Uji Stasioneritas
Langkah pertama yang harus dilakukan dalam estimasi model ekonomi
dengan data time series adalah dengan menguji stasioneritas pada data
(stasionery stochastic process). Data stasioner adalah data yang varians nya
tidak terlalu besar dan punya kecendrungan untuk mendekati nilai rata-
ratanya. Tujuan uji ini adalah agar nilai rata-rata stabil dan random error nya
sama dengan nol.
a. Uji akar unit (unit root test)
Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah data stasioner atau
tidak. Uji ini dilakukan dengan menggunakan augmented dickey-fuller
(ADF) pada derajat yang sama (level atau difference) hingga diperoleh
suatu data yang stasioner.
28
Bambang Juanda dan Junaidi,” Ekonometrika Deret Waktu”, (Bogor: PT Penerbit IPB Press,
2012) h. 165 29
Agus Widarjono,” Ekonometrika, Pengantar dan Aplikasinya”, (Jogjakarta : Ekonisia
Fakultas Ekonomi UII, 2009), h. 349
37
Hipotesis :
H0 : data tidak stasioner
H1 : data stasioner
Dengan mengikuti pernyataan bahwa :
1) Nilai t-statistik ADF < nilai kritis ADF pada level 5% maka H0
diterima.
2) Nilai t-statistik ADF > nilai kritis ADF pada level 5% maka H1
diterima.
Pada penelitian ini nilai kritis yang digunakan adalah 5% yang
mana tidak terlalu rendah dan tidak terlalu tinggi. Cara yang cukup cepat
dalam menentukan data yang sudah stasioner atau belum adalah dengan
melihat probabilitasnya, apabila lebih kecil dari 0,05 maka data sudah
stasioner.
b. Uji derajat integrasi
Pada data time series umumnya tidak stasioner pada level,
sehingga harus di uji kembali pada derajat berapakah data menjadi
stasioner. Uji ini dilakukan apabila data tidak stasioner pada level, uji ini
mirip dengan uji akar unit dengan cara mendiferensasi data pada tingkat
tertentu hingga stasioner.
Hipotesis :
38
H0 : data tidak stasioner
H1 : data stasioner
Dengan mengikuti pernyataan bahwa :
3) Nilai t-statistik ADF < nilai kritis ADF pada level 5% maka H0 diterima.
4) Nilai t-statistik ADF > nilai kritis ADF pada level 5% maka H1 diterima.
2. Uji lag length
Salah satu permasalahan yang terjadi dalam uji stasioneritas adalah
penentuan lag optimal. Jika lag yang digunakan dalam stasioneritas terlalu
sedikit, maka residual dari regresi tidak akan menampilkan proses white noise
sehingga model tidak dapat mengestimasi actual error secara tepat. Namun
jika lag yang digunakan terlalu banyak, maka dapat mengurangi kemampuan
untuk menolak H0 karena tambahan parameter terlalu banyak akan
mengurangi derajat bebas. Dalam penentuan lag optimal dilakukan melalui
likelihood ratio test, tentukan criteria yang mempunyai Final Frediction Error
(FPE), Akaike Information Criterion (AIC), Schwarz Criterion (SC), dan
Hannan-Quinn (HQ).
39
3. Uji Kointegrasi
Kestasioneran data melalui diferensiasi dinilai masih belum cukup
apabila peneliti meneruskan uji VECM. Model harus memiliki kointegrasi
atau hubungan jangka pendek dan jangka panjang. Pendeteksian ini dapat
dilakukan dengan Metode Johansen. Pengujian kointegrasi dalam penelitian
ini dilaksanakan dengan derajat kepercayaan 5% dengan cara membandingkan
trace statistic atau max eigen statistic dengan critical value-nya.30
Hipotesis :
H0 : terdapat hubungan jangka panjang antara variabel independen dan
variabel dependent
H1 : tidak terdapat hubungan jangka panjang antara variabel independen dan
variabel dependen
Dengan mengikuti pernyataan bahwa:
1. Jika nilai trace statistic > nilai critical value maka H0 diterima, model
terkointegrasi
2. Jika nilai trace statistic < nilai critical value maka H1 diterima, model
tidak terkointegrasi.
30
Moch. Doddy Ariefianto, “Ekonometrika : Esensi dan Aplikasi Dengan Menggunakan
Eviews”, (Jakarta: Erlangga, 2012), h. 113
40
4. Uji Vector Error Correction Model (VECM)
VECM merupakan suatu model analisis ekonometrika yang digunakan
untuk mengetahui tingkah laku jangka pendek dari suatu variabel jangka
panjangnya (Kostov dan Lingard, 2000).31
Insukindro (1992) berpendapat
VECM dapat digunakan pada variabel runtun waktu yang tidak stasioner dan
regresi atau korelasi lancing.32
Gujarati berpendapat VECM ini dinilai kurang cocok jika digunakan
dalam menganalisis suatu kebijakan. Hal ini dikarenakan analisis VECM yang
ateori dan terlalu menekankan pada forecasting atau peramalan pada suatu
ekonometrika.33
Apabila variabel-variabel tidak terkointegrasi pada stasioner atau ordo
yang sama, maka VECM tidak dapat diterapkan. Sebagai gantinya peneliti
dapat menggunakan VAR standar yang hasilnya identik dengan ordinary least
square (OLS) . Pelaku dinamis VECM dapat dilihat dari respon dari setiap
variabel terikat terhadap shock pada variabel tersebut maupun terhadap
variabel bebas lainnya. Ada dua cara untuk melihat karakteristik dinamis
VECM, yaitu melalui IRF (impulse response function) dan variance
decomposition.
31
Shochrul R. Ajija, Dkk., “Cara Cerdas Menguasai Eviews”, (Jakarta: Salemba Empat,
2011), h. 180 32
Shochrul R. Ajija, Dkk., “Cara Cerdas Menguasai Eviews”. h. 180 33
Damodar N.Gujarati, “Basic Econometric’s, 4th
Edition”, (New York: Megraw-Hill, 2003),
h.853
41
1) Impulse response function (IRF)
Analisis IRF dapat melacak respon dari variabel terikat di dalam
sistem VECM karena adanya shock dari variabel bebas pada persamaan
variabel terikat dalam suatu system VECM. Misalnya variabel bebas
mengalami kenaikan sebesar x maka akan mempengaruhi variabel terikat
untuk saat ini atau masa depan. Menurut Sims (1992) fungsi IRF
menggambarkan ekspektasi periode ke depan dari kesalahan prediksi
suatu variabel akibat inovasi dari variabel yang lain. Sehingga lamanya
pengaruh shock pada suatu variabel terhadap variabel lain hingga
pengaruhnya hilang atau kembali pada titik keseimbangan dapat dilihat.34
2) Variance decomposition
Disebut juga forecast error variance decomposition, merupakan
perangkat yang dapat menggambarkan relatif pentingnya variabel-variabel
bebas pada model VECM karena shock dan menjelaskan seberapa kuat
peranan variabel tertentu terhadap variabel lainnya. Analisis ini
dilaksanakan dengan cara pemisahan variasi dari sejumlah variabel yang
diestimasi menjadi komponen-komponen shock, dengan asumsi bahwa
komponen-komponen tidak saling berkolerasi.
34
Shochrul R. Ajija, Dkk., “Cara Cerdas Menguasai Eviews” (Jakarta: Salemba Empat,
2011), h. 168.
42
F. Kerangka Pemikiran Penelitian
Gambar 3.1
Kerangka pemikiran penelitian
Tidak Stasioner
Input data time series ( retun on assets, pembiayaan mudharabah, pembiayaan murabahah,
pembiayaan musyarakah dan non performing financing (NPF) )
Uji Stasioneritas
1. Uji Akar Unit
2. Uji Derajat Integrasi
( eviews 7.0 dan excel 2007)
Stasioner
VAR (Vector
Autoregressive)
bentuk level
Stasioner
didiferensasi
data
Terjadi Kointegrasi
VECM (Vector Error
Correction Model)
IRF (Impulse
Response Function)
atau Variance
Decomposition
Kesimpulan
Bank Indonesia
(www.bi.go.id tahun 2010-2015)
43
G. Hipotesis penelitian
Hipotesis adalah pernyataan yang didefinisikan dengan baik mengenai
karakteristik populasi.35
Sehubungan dengan permasalahan penelitian ini, maka
hipotesisnya adalah:
1. Pengaruh jangka pendek pembiayaan mudharabah, pembiayaan musyarakah,
pembiayaan murabahah, NPF tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA.
H0 : Pembiayaan mudharabah, musyarakah, murabahah, dan NPF tidak
berpengaruh signifikan terhadap ROA dalam jangka pendek
H1 : Pembiayaan mudharabah, musyarakah, murabahah, dan NPF
berpengaruh signifikan terhadap ROA terhadap jangka pendek.
2. Pengaruh jangka panjang pembiayaan mudharabah, musyarakah, murabahah,
dan NPF terhadap ROA
H0 : Pembiayaan mudharabah, musyarakah, murabahah, dan NPF tidak
berpengaruh signifikan terhadap ROA dalam jangka panjang.
H1 : Pembiayaan mudharabah, musyarakah, murabahah, dan NPF
berpengaruh signifikan terhadap ROA terhadap jangka panjang.
3. H0 : diduga guncangan (shock) yang terjadi pada variabel pembiayaan
mudharabah, musyarakah, murabahah dan NPF tidak direspon oleh return on
assets (ROA) pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia.
35
Ety Rochaety, Dkk, “Metodologi Penelitian Bisnis”. (Jakarta: Mitra Wacana Media,
2009),h. 108
44
4. H1 : diduga guncangan (shock) yang terjadi pada variabel pembiayaan
mudharabah, musyarakah, murabahah dan NPF direspon oleh return on
assets (ROA) pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia.
45
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Perkembangan Return On Assets (ROA)
Perkembangan Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia saat ini
banyak diminati oleh lapisan masyarakat, khususnya masyarakat menengah ke
bawah, salah satu Lembaga Keuangan Syariah selain Bank Umum adalah
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah atau lebih di kenal dengan sebutan BPRS.
Salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat
profitabilitas atau kinerja suatu lembaga khususnya lembaga keuangan adalah
ROA. ROA penting bagi bank karena ROA digunakan untuk mengukur
efektifitas perusahaaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfatkan
aktiva yang dimilikinya. ROA merupakan rasio antara laba sesudah pajak
terhadap total asset. Semakin besar ROA menunjukkan kinerja perusahaan
semakin baik, karena tingkat pengembalian (return) semakin besar. Berikut
tabel perkembangan Return On Asset (ROA) pada Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah di Indonesia dari Januari 2010 hingga Maret 2015.
46
Tabel 4.1
ROA pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
Bulan ROA (dalam %)
2010 2011 2012 2013 2014 2015
Januari 3.55 2.83 2.65 3.07 2.78 2.31
Februari 3.48 2.84 2.70 3.05 2.81 2.23
Maret 3.57 2.71 2.73 3.06 2.71 2,07
April 3.67 2.65 2.66 3.14 2.56
Mei 3.97 2.73 2.59 3.10 2.47
Juni 3.71 2.72 2.74 2.98 2.77
Juli 3.68 2.74 2.67 2.87 2.45
Agustus 3.52 2.72 2.57 2.63 2.49
September 3.47 2.80 2.58 2.85 2.26
Oktober 3.61 2.39 2.82 2.90 2.18
November 3.59 2.53 2.76 2.89 2.21
Desember 3.49 2.67 2.64 2.79 2.26
Sumber : Bank Indonesia
Dari tabel 4.1 diatas dapat tercatat return on assets tertinggi terjadi
pada bulan Mei 2010 yaitu sebesar 3.97% . namun peningkatan ini tidak terus
terjadi. dan return on assets terendah terjadi pada bulan Maret 2015 yaitu
sebesar 2.07%, ini merupakan penurunan yang cukup tajam dan merupakan
nilai terendah selama tahun penelitian.
47
Grafik 4.2
ROA pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia
Sumber : Bank Indonesia (data diolah)
Dari grafik 4.2 di atas dapat dilihat perkembangan return on assets
(ROA) mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. Terlihat pada bulan Januari
2010 tercatat return on assets sebesar 3.55% namun pada bulan Oktober 2011
tercatat return on assets mengalami penurunan, yaitu sebesar 2.39%, dan
meningkat kembali pada bulan April 2013 yaitu sebesar 3.14%.
Penurunan jumlah return on assets (ROA) ini disebabkan oleh suku
bunga perbankan konvensional yang meningkat dan menjadi daya saing
tersendiri bagi bank syariah. Oleh karena itu laba yang dihasilkan oleh
perbankan syariah dialokasikan untuk bagi hasil kepada nasabah.
2.0
2.4
2.8
3.2
3.6
4.0
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I
2010 2011 2012 2013 2014
ROA
48
Pada tahun selanjutnya return on assets (ROA) terus mengalami
peningkatan, dari Oktober 2014 yaitu sebesar 2.18% meningkat sedikit demi
sedikit menjadi 2.26% di Desember 2014. Hal ini membuktikan bahwa BPR
Syariah meskipun masih baru masuk dalam salah satu lembaga keuangan
masyarakat, tetapi sudah mampu mengatasi masalah internal maupun
eksternal dengan baik.
2. Tingkat pembiayaan mudharabah pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di
Indonesia
Pembiayaan mudharabah adalah akad kerja sama usaha antara dua
pihak dimana pihak pertama menyediakan seluruh modal, sedangkan pihak
lainnyaa menjadi pengelola. Keuntungan usaha secara mudharabah dibagi
menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak, sedangkan apabila rugi
ditanggung oleh pemilik modal selama kerugian itu bukan akibat kelalaian si
pengelola. Seandainya kerugian itu diakibatkan karena kecurangan atau
kelalaian si pengelola, si pengelola harus bertanggung jawab atas kerugian
tersebut.
Mudharabah biasanya diterapkan pada produk-produk pembiayaan
dan pendanaan. Produk-produk tersebut dapat diterapkan untuk pembiayaan
modal kerja, seperti modal kerja perdagangan dan jasa.
Faktor yang menjadi sumber utama pendapatan utama bank syariah
sampai saat ini adalah asset produktif dalam bentuk pembiayaan. Semakin
49
banyak dana yang bisa disalurkan dalam pembiayaan berarti semakin tinggi
earning assets, artinya dana yang dihimpun dari masyarakat dapat disalurkan
dalam bentuk pembiayaan yang produktif sehingga tidak banyak asset yang
menganggur.
Berikut tabel pertumbuhan penyaluran pembiayaan mudharabah di
Indonesia dari bulan Januari tahun 2010 sampai dengan Maret tahun 2015
Tabel 4.2
Pembiayaan Mudharabah pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di
Indonesia
Bulan Pembiayaan Mudharabah (dalam jutaan rupiah)
2010 2011 2012 2013 2014 2015
Januari 53.283 63.569 73.856 95.465 100.689 118.415
Februari 55.735 63.080 74.985 91.994 105.018 118.353
Maret 58.421 64.963 77.306 93.794 109.039 123.975
April 58.065 68.145 81.099 97.595 111.776
Mei 59.665 69.188 85.799 101.908 111.637
Juni 63.453 72.177 90.665 106.968 117.505
Juli 64.044 76.442 88.533 115.038 120.765
Agustus 64.635 79.774 93.411 113.784 120.617
September 66.693 77.476 94.931 120.376 123.717
Oktober 69.549 77.644 94.929 114.559 123.691
November 67.443 75.325 96.085 112.799 124.847
Desember 65.471 75.807 99.361 106.851 122.467
Sumber : Bank Indonesia
Dari tabel 4.2 diatas dapat tercatat penyaluran pembiayaan
mudharabah tertinggi terjadi pada bulan November 2014 yaitu sebesar
124.847 juta rupiah dan penyaluran pembiayaan mudharabah terendah terjadi
pada bulan Januari 2010 yaitu sebesar 53.283 juta rupiah.
50
Grafik 4.2
Pembiayaan Mudharabah
Sumber : Bank Indonesia (data diolah)
Dari grafik 4.2 diatas dapat dilihat bahwa pembiayaan mudharabah
terus mengalami peningkatan di setiap tahunnya dan dapat dilihat bahwa
pembiayaan tertinggi pada tahun 2014. Pada quartal III 2013 jumlah
pembiayaan mudharabah menurun, namun keadaan tersebut tidak
berlangsung lama, Bank Pembiayaan Rakyat Syariah masih memiliki daya
tahan yang sangat baik dengan dapat meningkatkan fungsi intermediasi bank
syariah yang terus berjalan efektif sebagaimana tercermin dari komposisi asset
yang didominasi pembiayaan kepada sektor rill terutama sektor usaha kecil
dan menengah.
10.8
11.0
11.2
11.4
11.6
11.8
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I
2010 2011 2012 2013 2014
LN Mudharabah
51
Hal ini terbukti pada bulan Januari 2013 pembiayaan mudharabah
terus mengalami peningkatan yaitu sebesar 95.465 juta rupiah, dan
pembiayaan mudharabah terus mengalami peningkatan hingga Maret 2015
yaitu sebesar 123.975 juta rupiah.
3. Tingkat Pembiayaan Musyarakah di Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di
Indonesia
Musyarakah adalah akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk
suatu usaha tertentu di mana masing-masing pihak memberikan kontribusi
dana dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan risiko akan ditanggung
bersama sesuai dengan kesepakatan.
Akad musyarakah biasanya diaplikasikan untuk pembiayaan suatu
proyek dimana nasabah dan bank bersama-sama menyediakan dana untuk
membiayai proyek tersebut. Setelah proyek itu selesai, nasabah
mengembalikan dana tersebut bersama bagi hasil yang telah disepakati untuk
bank.
Menurut data Bank Indonesia, penggunaan akad musyarakah di
Indonesia hingga Maret 2015 adalah sebesar 572.606 juta rupiah. Berikut
adalah data perkembangan akad musyarakah dari Januari 2010 hingga Maret
2015.
52
Tabel 4.3
Pembiayaan Musyarakah pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia
Bulan Pembiayaan Musyarakah ( dalam jutaan rupiah )
2010 2011 2012 2013 2014 2015
Januari 136060 215144 238496 312475 394772 537.147
Februari 141483 221510 240671 327014 412607 551.971
Maret 146010 224816 245889 340097 431663 572.606
April 157879 225507 251945 366134 469876
Mei 171155 232499 264210 392032 494356
Juni 178137 239430 283352 402825 505405
Juli 189606 246849 290704 416194 516556
Agustus 195530 255598 297996 412185 531182
September 211680 257560 308354 425588 556451
Oktober 223120 263986 320615 422013 562979
November 225719 264445 335117 434527 567939
Desember 217954 246796 321131 426528 567658
Sumber : Bank Indonesia
Dari tabel 4.3 diatas dapat tercatat penyaluran pembiayaan
musyarakah tertinggi terjadi pada bulan Maret 2015 yaitu sebesar 572.606
juta rupiah dan penyaluran pembiayaan musyarakah terendah terjadi pada
bulan Januari 2010 yaitu sebesar 136.060 juta rupiah.
53
Grafik 4.3
Pembiayaan Musyarakah
Sumber : Bank Indonesia (data diolah)
Dari grafik 4.3 diatas menunjukkan bahwa pembiayaan yang
disalurkan kepada nasabah dalam bentuk akad musyarakah mengalami
kenaikan di setiap tahunnya. Terbukti pada bulan Januari 2010 jumlah
pembiayaan musyarakah yang disalurkan adalah sebesar 136.060 juta rupiah,
dan pada bulan Maret 2015 total pembiayaan musyarakah yang disalurkan
adalah sebesar 572.606 juta rupiah.
Pembiayaan dengan prinsip musyarakah, lebih mengutamakan
aplikasinya di sektor rill karena menutup kemungkinan disalurkannya dana
pada kepentingan konsumtif dan hanya pada usaha produktif.
Dampak lain dari tingginya sistem bagi hasil seperti musyarakah akan
mendorong timbulnya pengusaha atau investor yang mengambil keputusan
11.8
12.0
12.2
12.4
12.6
12.8
13.0
13.2
13.4
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I
2010 2011 2012 2013 2014
LN Musyarakah
54
bisnis yang berisiko. Hal ini akan menyebabkan berkembangnya berbagai
inovasi baru, yang pada akhirnya akan meningkatkan jumlah pembiayaan
yang akan disalurkan kepada para nasabah.
4. Tingkat pembiayaan Murabahah di Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di
Indonesia
Murabahah adalah akad jual beli barang pada harga asal dengan
tambahan keuntungan yang disepakati. Selanjutnya Undang-Undang No.21
tahun 2008 tentang Perbankan Syariah juga memberikan definisi tentang
murabahah dalam penjelasan Pasal 19 ayat (1) huruf D. menurut Penjelasan
Pasal 19 ayat (1) huruf D tersebut, yang dimaksud dengan akad murabahah
aalah akad pembiayaan suatu barang dengan menegaskan harga belinya
kepada pembeli dan pembeli membayarnya dengan harga yang lebih sebagai
keuntungan yang disepakati.
Menurut data bank Indonesia, penggunaan akad murabahah di
Indonesia paling banyak diminati oleh masyarakat dibandingkan dengan akad
mudharabah dan musyarakah, sehingga jumlah pembiayaan yang diberikan
kepada nasabah paling besar. Hingga Maret 2015 adalah sebesar 4.132.430
miliar rupiah. Berikut tabel data perkembangan pembiayaan murabahah pada
Bank Pembiayaan rakyat Syariah di Indonesia dari bulan Januari tahun 2010
hingga Maret tahun 2015.
55
Tabel 4.4
Pembiayaan Murabahah pada Bank Pembiayaan rakyat Syariah di Indonesia
Bulan Pembiayaan Murabahah ( dalam jutaan rupiah )
2010 2011 2012 2013 2014 2015
Januari 1277588 1648173 2206455 2875131 3569175 3.990.394
Februari 1331195 1692259 2287665 2949093 3650853 4.054.034
Maret 1359346 1706035 2362617 3015982 3718012 4.132.430
April 1406532 1753431 2430331 3120674 3769009
Mei 1448029 1848734 2509860 3221051 3810577
Juni 1487086 1930667 2586517 3314377 3857695
Juli 1519599 1984548 2665612 3388590 3865210
Agustus 1540553 2044532 2686926 3374622 3854672
September 1549744 2031305 2742817 3424416 3899660
Oktober 1595058 2079543 2784644 3468913 3918522
November 1595644 2148849 2826537 3515764 3940199
Desember 1621526 2154494 2854646 3546361 3965543
Sumber : Bank Indonesia
Dari tabel 4.4 diatas dapat tercatat penyaluran pembiayaan
murabahah tertinggi terjadi pada bulan Maret 2015 sebesar 4.132.430 miliar
rupiah dan penyaluran pembiayaan murabahah terendah terjadi pada bulan
Januari 2010 yaitu sebesar 1.277.588 juta rupiah. Berikut grafik yang
menunjukkan pertumbuhan penyaluran pembiayaan murabahah di Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia.
56
Grafik 4.4
Pembiayaan Murabahah Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
Sumber : Bank Indonesia (data diolah)
Dari grafik 4.4 diatas dapat diketahui bahwa jumlah pembiayaan
dengan akad murabahah terus mengalami peningkatan di setiap tahunnya.
Pada grafik diatas menjelaskan adanya kenaikan di setiap tahunnya, dapat
dilihat dari tahun 2010 bulan Januari jumlah penyaluran pembiayaan
murabahah sebesar 1.277.588 miliar rupiah hingga Maret 2015 jumlah
pembiayaan murabahah terus meningkat sebesar 4.132.430 miliar rupiah.
Dari grafik1.6 pembiayaan mudharabah dan pembiayaan musyarakah
terdapat perbedaan dengan grafik pembiayaan murabahah, yaitu pada
pembiayaan murabahah di setiap bulannya mengalami kenaikan yang
signifikan, karena pembiayaan murabahah banyak diminati oleh masyarakat.
5. Tingkat NPF pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia
14.0
14.2
14.4
14.6
14.8
15.0
15.2
15.4
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I
2010 2011 2012 2013 2014
LN Murabahah
57
Pasa bank syariah istilah Non Performing Loan (NPL) diganti dengan
Non Performing Financing (NPF) karena dalam bank syariah menggunakan
prinsip pembiayaan non lancar atau yang juga di kenal dengan dengan istilah
Non Performing Financing (NPF) dalam perbankan syariah adalah jumlah
pembiayaan yang tergolong lancar yaitu dengan kualitas kurang lancar.
Diragukan dan macet berdasarkan ketentuan Bank Indonesia tentang kualitas
aktiva produktif. Jadi, pembiayaan non lancar merupakan pembiayaan yang
ada pada awalnya tergolong lancar, akan tetapi dalam perjalanannya
pembiayaan tersebut dapat tergolong kepada pembiayaan yang kurang lancar,
diragukan bahkan macet.
NPF merupakan tingkat rasio yang dihadapi bank. NPF adalah jumlah
pembiayaan yang bermasalah dan kemungkinan tidak dapat ditagih. Semakin
besar nilai NPF maka semakin buruk kinerja bank tersebut. Berikut data
perkembangan NPF pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia dari
Januari 2010 hingga Maret 2015.
58
Tabel 4.5
NPF Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia
Bulan NPF ( dalam % )
2010 2011 2012 2013 2014 2015
Januari 7.36 6.79 6.68 6.91 7.77 8.97
Februari 7.48 7.04 6.61 7.33 7.71 9.11
Maret 7.37 7.15 6.42 7.21 7.74 10.36
April 7.19 7.02 6.50 7.32 8.00
Mei 7.13 6.82 6.47 7.69 8.23
Juni 6.92 7.09 6.39 7.25 8.18
Juli 7.16 7.00 6.68 7.35 8.62
Agustus 7.18 7.05 6.91 7.89 8.63
September 7.43 7.05 6.87 7.58 8.68
Oktober 7.48 7.05 6.83 7.48 8.94
November 7.53 7.05 6.80 7.34 8.81
Desember 6.50 7.05 6.15 6.50 7.89
Sumber : Bank Indonesia
Dari tabel 4.5 diatas dapat tercatat pembiayaan bermasalah (NPF)
tertinggi terjadi pada bulan Maret 2015 sebesar 10.36% hal ini
mengindikasikan bahwa mungkin Bank Pembiayaan Rakyat Syariah kurang
berhati-hati dalam memberikan pinjaman, sedangkan pembiayaan bermasalah
(NPF) terendah terjadi pada bulan Desember 2012 yaitu sebesar 6.15% hal ini
membuktikan bahwa pada bulan Desember 2012 bank pembiayaan rakyat
syariah dapat menyalurkan dananya secara tepat kepada peminjam. Sehingga
jumlah pengembalian sesuai dengan akad yang telah ditentukan. Berikut
grafik yang menunjukkan pembiayaan bermasalah pada Bank Pembiayaan
Rakyat Syariah di Indonesia.
59
Grafik 4.5
NPF Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia
Sumber : Bank Indonesia (data diolah)
Dari grafik 4.5 yang disajikan diatas, terlihat bahwa perkembangan
nilai Non Performing Financing (NPF) mengalami fluktuasi setiap tahunnya.
Hal ini dapat dilihat dari tidak stabilnya nilai Non Performing Financing
(NPF) di setiap tahunnya. Ketidakstabilan ini disebabkan jumlah pembiayaan
yang disalurkan cukup banyak namun tingkat pengembaliannya sedikit.
Meskipun jumlah pembiayaan yang dikeluarkan semakin banyak. Namun
tingkat risiko pengembalian juga meningkat.
Pembiayaan non lancar hal yang selalu ditemukan dalam setiap
lembaga keuangan syariah. Pembiayaan non lancar bukan merupakan suatu
hal yang harus dihindari dan tidak boleh sama sekali terjadi, karena setiap
pembiayaan adalah melibatkan nasabah dalam praktiknya, dan setiap nasabah
menjalankan kegiatan dengan kondisi dan tingkat keberhasilan yang berbeda-
beda.
6
7
8
9
10
11
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I
2010 2011 2012 2013 2014
NPF
60
B. Hasil dan Pembahasan
1. Analisis Deskriptif
Pengelolaan data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
Software Eviews v.7.0 dan Microsoft Excel 2007, untuk mengolah data serta
memperoleh hasil dari variabel-variabel yang akan diteliti. Variabel yang akan
diteliti yaitu pembiayaan mudharabah, pembiayaan musyarakah, pembiayaan
murabahah, NPF (Non Performing Financing), dan Profitabilitas Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah yaitu ROA (Return On Assets).
2. Analisis pengujian statistik
a. Uji stasioner data
Langkah pertama dalam melakukan analisis data time series yaitu
uji stasioneritas, uji stasioneritas dilakukan untuk mengetahui apakah
variabel-variabel yang diuji stasioner atau tidak. Uji stasioneritas data
dapat dilakukan dengan menggunakan uji akar unit yaitu dengan
menggunakan augmented dickey-fuller (ADF) pada derajat yang sama
(level atau difference) hingga diperoleh suatu data yang stasioner. Pada
penelitian ini menggunakan uji augmented dickey –fuller (ADF).
Berikut adalah hasil uji stasioneritas dengan menggunakan
augmented dickey-fuller (ADF) dari setiap data.
61
Tabel 4.6
Hasil uji ADF pada tingkat Level
Variabel Adf t-
Statistics
Critical
Value
Probabilitas Keterangan
Mudharabah -3.901883 -3.486509 0.0179 Stasioner
Musyarakah -3.801526 -3.485218 0.0231 Stasioner
Murabahah -0.190588 -3.485218 0.9919 Tidak stasioner
NPF -1.583154 -3.483970 0.7885 Tidak stasioner
ROA -2.178308 -3.483970 0.4928 Tidak stasioner
Keterangan : Adf t-statistik < critical value = tidak stasioner, adf t-statistik
> critical value = stasioner
Dari hasil tabel 4.6 uji stasioneritas dengan uji ADF pada tingkat
level diatas, dengan a=0.05 dapat dilihat bahwa terdapat beberapa data
variabel yang tidak stasioner, yaitu variabel murabahah, NPF, dan ROA.
Pada variabel mudharabah dapat dikatakan stasioner karena ADF t-
statistik > titik kritis pada taraf nyata 5% yaitu adf t-statistik sebesar-
3.901883 > test critical value sebesar -3.486509, lalu pada variabel
musyarakah data dikatakan stasioner karena ADF t-statistik > titik kritis
pada taraf nyata 5% yaitu ADF t-statistik sebesar -3.801526 > test critical
value sebesar -3.485218. Sedangkan pada variabel nilai pembiayaan
murabahah dikatakan tidak stasioner karena ADF t-statistik < titik kritis
pada taraf nyata 5% yaitu ADF t-statistik sebesar-0.190588 < test critical
value sebesar -3.485218. pada variabel NPF dapat dikatakan tidak
stasioner karena ADF t-statistik < titik kritis pada taraf 5% yaitu ADF t
62
statistik sebesar -1.583154 < test critical value sebesar -3.483970 . dan
pada variabel ROA dapat dikatakan tidak stasioner karena ADF t-statistik
< titik kritis pada taraf nyata 5% yaitu adf t statistik sebesar-2.178308 <
test critical value sebesar -3.483970.
Karena dari lima variabel yang di uji hanya ada dua variabel yang
stasioner pada tingkat level, dan terdapat tiga variabel yang belum
stasioner, maka perlu dilakukan uji lanjutan pada tingkat 1st difference.
Seperti uji sebelumnya, untuk mengetahui data yang diteliti stasioner atau
tidak adalah dengan uji ADF.
Pada tabel berikut merupakan hasil uji ADF pada tingkat 1st difference.
Tabel 4.7
Hasil Uji ADF pada tingkat 1 st Difference
Variabel Adf t-
Statistics
Critical
Value
Probabilitas Keterangan
Murabahah -6.025233 -3.485218 0.0000 Stasioner
NPF -9.795614 -3.485218 0.0000 Stasioner
ROA -8.788606 -3.485218 0.0000 Stasioner
Sumber : data diolah
Keterangan : ADF t-statistik < critical value = tidak stasioner, ADF t-
statistik > critical value = stasioner.
Dari hasil uji stasioneritas dengan uji ADF pada tingkat 1 st
difference diatas, dengan a=0.05 dapat dilihat bahwa variabel murabahah
data dikatakan stasioner, karena ADF t-statistik > critical value yaitu adf
t-statistik sebesar -6.025233 > critical value sbesar -3.485218 . Pada
63
variabel NPF data dikatakan stasioner , karena ADF t-statistik > critical
value , yaitu ADF t-statistik sebesar -9.795614 > critical value sebesar -
3.485218 . Pada variabel ROA data dikatakan stasioner , karena ADF t-
statistik > critical value , yaitu ADF t-statistik sebesar-8.788606 > critical
value sebesar -3.485218.
b. Uji lag length
Permasalahan yang terjadi pada uji stasioneritas adalah penentuan
lag yang optimal. Pada pendekatan VAR maupun VECM sangat sensitif
terhadap panjangnya lag yang digunakan. Penentuan panjangnya lag
dimaksudkan untuk mengetahui panjangnya periode keterpengaruhan
suatu variabel terhadap variabel masa lalunya maupun variabel endogen
lainnya.
Untuk menentukan panjang lag yang optimal dapat dilihat dari
beberapa criteria yaitu: Final Prediction Error (FPI), Akaike Information
Criterion (AIC), Schwarz Information Criterion (SC), dan Hanna-Quinn
Information Criterion (HQ). hasil uji panjang lag optimal dapat dilihat
pada tabel 4.8.
64
Tabel 4.8
Penentuan Lag Optimal
lag LogL LR FPE AIC SC HQ
0 109.1666 NA 1.67e-08 -3.720237 -3.539402 -3.650128
1 439.9789 590.7363* 3.02e-13* -14.64210 -13.55710* -14.22145*
2 455.6938 25.25600 4.30e-13 -14.31049 -12.32131 -13.53929
3 481.3005 36.58104 4.45e-13 -14.33216 -11.43880 -13.21041
4 496.6385 19.17252 7.02e-13 -13.98709 -10.18956 -12.51479
5 517.6148 22.47453 9.83e-13 -13.84338 -9.141675 -12.02054
6 545.9063 25.26031 1.20e-12 -13.96094 -8.355056 -11.78755
7 598.4473 37.52930 7.40e-13 -14.94455* -8.434489 -12.42061
Sumber : output eviews 7(data diolah)
Dari tabel 4.8 di atas dapat dilihat hasil dari tabel tersebut
memberikan lag yang berbeda-beda. Dari hasil tabel 4.8 terlihat bahwa
dengan kriteria LR, FPE, SC dan HQ. Kandidat lag yang disarankan
adalah lag 1, sedangkan kriteria AIC menyarankan kandidat lag 7. Dapat
dilihat dari tanda bintang yang paling banyak dan nilai yang paling kecil.
Berdasarkan tabel 4.8 di atas, didapatkan kandidat lag adalah 1
dan 7. Untuk menentukan lag yang optimal adalah dengan cara
mengestimasi sistem VAR baik pada lag 1 dan 7. Nilai Adj.R squared
tertinggilah yang merupakan sistem var dengan lag optimal. Maka
didapatilah nilai Adj. R squared pada lag 1 sebesar 0.870950 dan lag 7
sebesar 0.801530 . Dengan demikian, lag optimal yang disarankan adalah
lag 1.
65
c. Uji Kointegrasi
Setelah kedua uji diatas dilakukan, langkah selanjutnya yang harus
dilakukan dalam uji Vector Autoregressive (VAR) adalah uji kointegrasi.
Uji kointegrasi dilakukan untuk mengetahui terjadinya kestabilan jangka
panjang terhadap variabel-variabel yang diteliti. Uji kointegrasi pada
penelitian ini menggunakan uji kointegrasi Multivariate Johansen Test.
Tabel 4.9
Hasil Uji Kointegrasi (Johansen Test)
Unrestricted Cointegration Rank Test (Trace)
Hypothesized Trace 0.05
No. of CE(s) Eigenvalue Statistic Critical Value Prob.**
None * 0.388104 95.89352 88.80380 0.0140
At most 1 * 0.325679 65.93072 63.87610 0.0333
At most 2 0.283356 41.89370 42.91525 0.0631
At most 3 0.185135 21.56995 25.87211 0.1565
At most 4 0.138322 9.081282 12.51798 0.1754
Sumber : output eviews 7 (data diolah)
Berdasarkan tabel 4.9 , nilai trace statistic, lebih besar dari nilai
kritis yaitu 95.89352 > 88.80380 pada tingkat keyakinan 5%. Dan
persamaan kointegrasi (cointegration equition) yang terbentuk melalui uji
kointegrasi ini berjumlah satu persamaan, terlihat dari tanda (*). Artinya, di
antara variabel pembiayaan mudharabah, pembiayaan musyarakah,
66
pembiayaan murabahah, NPF dan ROA terdapat satu persamaan linear
jangka panjang yang terkandung di dalam model. Maka dari itu dapat
dilanjutkan dengan model VECM.
d. Estimasi VECM
Berikut ini merupakan tabel hasil estimasi VECM
Pengujian VECM (Vector Error Correction Model)
Setelah melakukan beberapa uji sebelumnya, maka langkah yang
dilakukan selanjutnya adalah uji VECM (Vector Error Correction Model).
Uji VECM dilakukan karena terdapat kointegrasi pada saat uji kointegrasi.
Uji VECM dilakukan dengan Impulse Response Function atau IRF dan
Forecast Error Decomposition Variance atau FEDV. Hasil yang diperoleh
adalah:
Tabel 4.10
Estimasi VECM Jangka Panjang dan Jangka Pendek
VARIABEL KOEFISIEN T-STATISTIK
Jangka Pendek
C0intEq1 (0.00047) (1.45228)
MUDHARABAH (-1) (0.84966) (-0.16108)
MUSYARAKAH (-1) (0.76462) (-0.82914)
MURABAHAH (-1) (2.30078) (1.69225)
NPF (-1) (0.05854) (1.01735)
Jangka panjang
MUDHARABAH (-1) (1.391618) (5.07391)
MUSYARAKAH (-1) (-2.465135) (-1.44212)
MURABAHAH (-1) (-6.627566) (-3.61933)
NPF (-1) (1.542858) (0.62723)
Sumber : output eviews 7 (data diolah)
67
Berdasarkan tabel 4.10 di atas dalam jangka panjang, pembiayaan
mudharabah dan NPF memiliki pengaruh yang positif dan signifikan
terhadap return on assets. Artinya, setiap kenaikan 1% maka akan terjadi
peningkatan return on assets sebesar 1.391618 dan NPF sebesr 1.542858.
sedangkan penyaluran pembiayaan pada musyarakah dan murabahah
dalam jangka panjang memiliki pengaruh negatif tidak signifikan terhadap
return on assets (ROA).
Pada analisis jangka pendek, terdapat koreksi kesalahan sebesar
0.00047 yang signifikan secara statistik. Hal ini menunjukkan bahwa setiap
bulan kesalahan dikoreksi sebesar 0,00047 persen untuk menuju
keseimbangan jangka panjang., dimana sekitar 0,47% proses adjustment
terjadi pada bulan pertama (karena data bulanan) dan 99,53% proses
adjustment terjadi pada tahun-tahun berikutnya. Pada jangka pendek ini
variabel yang mempengaruhi return on assets pada Bank Pembiayaan
Rakyat Syariah secara signifikan adalah pembiayaan murabahah,
sedangkan untuk variabel lainnya tidak berpengaruh secara signifikan
dalam jangka pendek terhadap return on assets (ROA) Bank Pembiayaan
Raakyat Syariah di Indonesia.
1. Impulse Rensponse Function (IRF)
Berikut grafik-grafik hasil analisis impulse response function (IRF)
68
-.02
-.01
.00
.01
.02
.03
.04
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Response of ROA to LN_MUDHARABAH
-.02
-.01
.00
.01
.02
.03
.04
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Response of ROA to LN_MUSYARAKAH
-.02
-.01
.00
.01
.02
.03
.04
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Response of ROA to LN_MURABAHAH
-.02
-.01
.00
.01
.02
.03
.04
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Response of ROA to NPF
Response to Cholesky One S.D. Innovations
69
Tabel 4.11
Nilai Impulse Response ROA (Return On Assets)
Response
of ROA:
Period ROA
LN_MUDHARA
BAH
LN_MUSYARA
KAH
LN_MURABAHA
H NPF
1 0.167996 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000
2 0.141043 0.019435 -0.004097 0.026602 0.027447
3 0.145932 0.029829 -0.011125 0.027673 0.014365
4 0.145087 0.031968 -0.007444 0.025471 0.021303
5 0.144691 0.031538 -0.006115 0.026416 0.021192
6 0.144986 0.030054 -0.005571 0.026870 0.021012
7 0.145182 0.028442 -0.005608 0.027402 0.020374
8 0.145395 0.027195 -0.005928 0.027739 0.019678
9 0.145534 0.026441 -0.006282 0.027905 0.019173
10 0.145605 0.026117 -0.006565 0.027949 0.018875
Sumber : output eviews 7 (data diolah)
Jika grafik impulse response menunjukkan pergerakan yang
semakin mendekati titik keseimbangan (convergence) atau kembali
keseimbangan sebelumnya, ini berarti respon suatu peubah akibat suatu
guncangan makin lama akan menghilang sehingga guncangan tersebut
tidak meninggalkan pengaruh permanen terhadap peubah tersebut.36
Dari tabel 4.11 diatas, dapat dilihat bahwa variabel ROA (Return
On Assets) merespon shock yang diberikan variabel muharabah,
murabahah, dan NPF adalah positif diawal hingga akhir periode atau
36
Bambang Juanda dan Junaidi, ”Ekonometrika Deret Waktu”, (Bogor: IPB Press, 2012), h.
157
70
positif permanen. Shock yang dihasilkan oleh variabel Mudharabah
murabahah dan NPF adalah positif diawal hingga akhir periode atau positif
permanen. Sedangkan shock yang diberikan oleh variabel pembiayaan
musyarakah adalah negatif permanen atau negatif di awal dan akhir
periode. Hal tersebut dapat dilihat dari grafik yang ada pada lampiran,
grafik cenderung berada di atas garis horizontal jika terhadap variabel
mudharabah, murabahah, dan NPF, sedangkan grafik IRF yang dihasilkan
variabel ROA terhadap variabel pembiayaan musyarakah adalah negatif,
dibawah garis horizontal.
Selanjutnya akan dibahas mengenai respon ROA (Return on Assets)
terhadap shock yang ditimbulkan oleh variabel mudharabah, musyarakah,
murabahah, dan NPF. Pertama akan dibahas mengenai respon ROA
terhadap shock yang ditimbulkan oleh variabel pembiayaan mudharabah.
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat dari grafik bahwa respon yang
diberikan variabel ROA akibat shock yang ditimbulkan variabel
mudhrabah pada periode ke 4 sebesar 0.031968, artinya kenaikan
penyaluran pembiayaan mudharabah sebesar 1% akan meningkatkan
return on assets sebesar 0,031%.
Selanjutnya akan dibahas mengenai respon return on assets
terhadap pembiayaan musyarakah. Pada tabel dapat dilihat respon yang
diberikan return on assets terhadap shock yang diberikan pembiayaan
musyarakah adalah negatif dan permanen, dapat dilihat pada tabel pada
71
periode ke 3 shock yang diberikan adalah sebesar -0,011125, artinya,
melemahnya penyaluran pembiayaan musyarakah sebesar 1% akan
mengakibatkan penurunan return on assets Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah sebesar 0,011%.
Pada variabel pembiayaan murabahah respon yang diberikan
variabel return on assets akibat shock yang ditimbulkan variabel
pembiayaan murabahah adalah positif permanen, dapat dilihat pada tabel
diperiode ke 2 shock yang diberikan adalah sebesar 0,026602 yang berarti
kenaikan penyaluran pembiayaan murabahah sebesar 1% mengakibatkan
kenaikan return on asset sebesar 0,026%. Semakin besar penyaluran
pembiayaan murabahah maka semakin tinggi pula return on asset yang
akan didapatkan oleh Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.
Selanjutnya, berdasarkan tabel respon yang diberikan variabel
return on assets BPRS terhadap shock yang ditimbulkan oleh tingkat NPF
adalah positif di awal hingga akhir periode, shock yang diberikan pada
periode ke 3 sebesar 0.014365, artinya kenaikan NPF sebesar 1% akan
mengakibatkan kenaikan return on assets BPRS sebesar 0.014%.
Rangkuman hasil analisis impulse response function untuk model
return on assets pada BPRS terhadap pembiayaan mudharabah,
pembiayaan musyarakah, pembiayaan murabahah dan NPF dapat dilihat
pada tabel dibawah ini.
72
Tabel 4.12
Respon return on assets (ROA) pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di
Indonesia
Guncangan Variabel Respon return on assets BPRS di Indonesia
Pembiayaan mudharabah Positif dan permanen
Pembiayaan musyarakah Negatif pada periode dua dan selanjutnya
Pembiayaan murabahah Positif dan permanen
NPF Positif dan permanen
Sumber : data diolah
Dari hasil uji IRF diketahui bahwa pembiayaan mudharabah,
pembiayaan murabahah dan NPF memiliki respon positif terhadap return
on assets (ROA) pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia.
Artinya jika return on assets pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
meningkat, maka akan memperbaiki kinerja pada Bank Pembiayaan
Rakyat Syariah di Indonesia, serta dapat membantu perekonomian di
Indonesia.
Berbeda dengan ketiga variabel lainnya, pembiayaan musyarakah
memiliki respon negatif pada return on assets pada Bank Pembiayaan
Rakyat Syariah di Indonesia, hal ini diduga karena pembiayaan bagi hasil
(pembiayaan musyarakah) karena mungkin terlalu banyak mengeluarkan
biaya operasional untuk mengadakan pemantauan lebih intensif terhadap
setiap investasi yang diberikan. Sehingga hal ini akan meningkatkan biaya
yang dikeluarkan oleh para banker dalam menjaga efisiensi kinerja
lembaga keuangan itu sendiri, selain itu, apabila terjadi kerugian maka
73
bank akan ikut menanggung kerugian mitra dan bisnis yang dijalankan oleh
pengusaha, sehingga akan berpengaruh terhadap jumlah return on assets
(ROA) yang akan diterima oleh bank.
2. Variance decomposition
Tabel 4.13
Nilai Variance Decomposition Return On Assets (ROA)
Varian
ce
Decom
position
of
ROA:
Period S.E. ROA
LN_MUDH
ARABAH
LN_MUSY
ARAKAH
LN_MURAB
AHAH NPF
1 0.167996 100.0000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000
2 0.223543 96.28682 0.755891 0.033589 1.416139 1.507563
3 0.270653 94.75628 1.730259 0.191870 2.011484 1.310105
4 0.310618 93.75940 2.372839 0.203111 2.199612 1.465037
5 0.345829 93.14359 2.745929 0.195118 2.357974 1.557392
6 0.377779 92.78436 2.934011 0.185259 2.481915 1.614458
7 0.407186 92.57889 3.013415 0.178435 2.589225 1.640032
8 0.434594 92.46280 3.036889 0.175245 2.680344 1.644726
9 0.460366 92.39371 3.036253 0.174794 2.756056 1.639186
10 0.484768 92.34762 3.028520 0.175981 2.817970 1.629911
Sumber : ouput eviews 7 (data diolah)
Tabel 4.13 diatas menggambarkan hasil variance decomposition
yang menggambarkan hasil olah data ke lima variabel dalam kurun waktu
10 periode kedepan. Hasil dari uji ini menerangkan mengenai proporsi
74
dari pergerakan pengaruh shock pada sebuah variabel lainnya yang dapat
dilihat pada periode saat ini dan periode yang akan datang.
Dari tabel diawal periode pembiayaan mudharabah, pembiayaan
musyarakah, pembiayaan murabahah, dan NPF tidak memberikan
pengaruh terhadap Return on Assets (ROA), hal ini dapat dilihat bahwa
nilai pengaruh dari Return on Assets (ROA) itu sendiri adalah 100%. Pada
periode kedua hingga ke sepuluh pun return on assets (ROA) masih tetap
memimpin dibandingkan variabel lainnya, dapat dilihat pada periode dua
yaitu pembiayaan mudharabah hanya 0,75% , musyarakah 0,33%,
murabahah 1,41%, dan NPF 1,50%.
Hasil uji variance decomposition tingkat pembiayaan mudharabah
mempengaruhi nilai return on assets (ROA) sebesar 3,02% di akhir
periode. Nilai pengaruh yang ditunjukkan sangat besar, karena nilai
pengaruh terlihat dari periode awal hingga akhir periode menunjukkan
pergerakan naik dan stabil. Nilai pembiayaan musyarakah mempengaruhi
nilai return on assets sebesar 0,17%, nilai pembiayaan murabahah
mempengaruhi nilai return on assets sebesar 2,81%, dan nilai NPF
mempengaruhi nilai return on assets sebesar 1,62% di akhir periode.
75
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari pengujian vector error correction model (VECM)
tentang pengaruh pembiayaan mudharabah, pembiayaan musyarakah,
pembiayaan murabahah dan NPF terhadap return on assets pada Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia selama periode 2010-2015, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Berdasarkan pengujian dengan menggunakan uji VECM menunjukkan
bahwa variabel independen pembiayaan mudharabah, pembiayaan
musyarakah, pembiayaan murabahah dan NPF secara bersama-sama
mempengaruhi Return On Assets (ROA) dalam jangka pendek dan jangka
panjang pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.
2. Pengaruh jangka pendek antara variabel pembiayaan mudharabah,
pembiayaan musyarakah, pembiayaan murabahah dan NPF terhadap
return on assets (ROA) pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di
Indonesia dapat dilihat dari hasil uji estimasi VECM, kesimpulannya
adalah :
a. Pengaruh pembiayaan mudharabah terhadap return on assets Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah dalam jangka pendek adalah negatif dan
tidak signifikan.
76
b. Pengaruh pembiayaan musyarakah terhadap return on assets Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah dalam jangka pendek adalah negatif dan
tidak signifikan.
c. Pengaruh pembiayaan murabahah terhadap return on assets Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah dalam jangka pendek adalah positif dan
signifikan.
d. Pengaruh NPF terhadap return on assets Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah dalam jangka pendek adalah negatif dan tidak signifikan.
3. Pengaruh jangka panjang antara variabel pembiayaan murabahah,
pembiayaan musyarakah, pembiayaan murabahah dan NPF terhadap
return on assets Bank Pembiayaan Rakyat Syariah dapat dilihat dari hasil
uji estimasi VECM, kesimpulannya adalah :
a. Pengaruh pembiayaan mudharabah terhadap return on assets Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah dalam jangka panjang yaitu positif dan
signifikan.
b. Pengaruh pembiayaan musyarakah terhadap return on assets Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah dalam jangka panjang yaitu negatif dan
tidak signifikan.
c. Pengaruh pembiayaan murabahah terhadap return on assets Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah dalam jangka panjang yaitu negatif dan
tidak signifikan.
77
d. Pengaruh NPF terhadap return on assets Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah dalam jangka panjang yaitu positif dan signifikan
4. Hasil analisis Impulse Response Function (IRF) terhadap respon return on
assets (ROA) Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia akibat
guncangan (shock) dari variabel pembiayaan mudharabah, pembiayaan
musyarakah, pembiayaan murabahah dan NPF periode 2010-2015 adalah
sebagai berikut :
a. Pembiayaan mudharabah memiliki respon positif dan permanen di
awal periode hingga akhir periode terhadap return on assets (ROA)
pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia.
b. Pembiayaan musyarakah memiliki respon negatif dan permanen di
awal periode hingga akhir periode terhadap return on assets (ROA)
pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia.
c. Pembiayaan murabahah memiliki respon positif dan permanen di awal
periode hingga akhir periode terhadap return on assets (ROA) pada
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia.
d. NPF memiliki respon positif dan permanen di awal periode hingga
akhir periode terhadap return on assets (ROA) pada Bank Pembiayaan
Rakyat Syariah di Indonesia.
78
B. Saran
Saran yang dapat penulis berikan setelah melakukan penelitian dan
mendapatkan hasil dari penelitian ini adalah :
1. Bagi Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia haruss lebih
meningkatkan pembiayaan dalam bentuk bagi hasil (mudharabah dan
musyarakah) dan pembiayaan jual beli (murabahah), karena bagaimanapun
juga pembiayaan bagi hail merupakan produk unggulan yang dimiliki oleh
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah, oleh karena itu bagi para praktisi
diharapkan mampu untuk meningkatkan kinerja Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah masing-masing sehingga BPRS di Indonesia terus mengalami
peningkatan. Peningkatan kinerja dapat berupa peningkatan dalam
menganalisa calon nasabah yang harus memiliki tingkat kredibilitas yang
tinggi, sehingga mengurangi resiko pembiayaan bermasalah.
2. Bagi para nasabah, khususnya yang melakukan pembiayaan bagi hasil
(mudharabah dan musyarakah) seharusnya memiliki modal moral dan
tanggung jawab yang besar terlebih dahulu sebelum melakukan kontrak
kerjasama. Sehingga dapat mengurangi resiko berupa pembiayaan bermasalah
yang akan dialami oleh pihak bank syariah. Jika di antara pihak bank dan
nasabah memiliki rasa kepercayaan (trust), kehati-hatian (prudent) dan tingkat
pengembalian sesuai dengan kesepakatan, maka semua produk yang
dikeluarkan oleh Bank Pembiayaan Rakyat Syariah dapat berjalan dengan
baik.
79
3. Bagi penelitian berikutnya agar dapat melanjutkan dan memperpanjang
periode waktu penelitian serta dapat menggunakan variabel-variabel yang
mungkin dapat mempengaruhi pembiayaan BPRS di Indonesia. sehingga
dapat memberikan hasil penelitian yang lebih akurat dan lebih baik.
80
DAFTAR PUSTAKA
Ajija, Shochrul R. Dkk. Cara Cerdas Menguasai Eviews. Jakarta: Salemba Empat,
2011
Antonio, Muhammad Syafi’i. Bank Syariah dati Teori Praktek. Jakarta: Gema Insani
Press 2010
Ariefianto, Moch. Doddy. Ekonometrika: Esensi Dan Aplikasi Dengan Menggunakan
Eviews. Jakarta: Erlangga, 2012
As-shanani, Subulussalam, Terjemahan Abu Bakar Muhammad. Surabaya: Al-Ikhlas,
1995
Dendawijaya, Lukman. Manajemen Perbankan Edisi ke-2. Bogor : Galia Indonesia,
2005
D.Nachrowi dan Hardius Usman. Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah.
PustakaAlvabet, Jakarta 2006
Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) No. 04/DSN-MUI/N/2000
Gujarati, Damodar N. Basic Econometric’s, 4th
Editions. Newyork: Mcgraw-Hill.
2003
Idrus, Muhammad. Metode Penelitian Sosial. Jakarta: Erlangga, 2009
Juanda, Bambang dan Junaidi, Ekonometrika Deret Waktu. Bogor: Pt Penerbit IPB
Pres, 2012
Karim, Adiwarman A.Bank Islam, Analisis Fiqih dan Keuangan. Jakarta: IIIT.
Persada, 2004
Priyatno, Dwi. PahamAnalisa Statistik Data dengan SPSS. Jakarta: Mediakom, 2010
Radoni. Ahmad. Panduan Penulisan Skripsi. Jakarta : FEIS UIN Press, 2010
Sholahuddin, Muhammad dan Lukman Hakim. Lembaga Ekonomi dan Keuangan
SyariahKontemporer. Surakarta: Muhammadiyah University Press, 2008
Sholihin, Ahmad Ifham. Buku Pintar Ekonomi Syariah. Jakarta : PT Gramedia
Pustaka Utama, 2010
Siamat, Dahlan. Manajemen Lembaga Keuangan: Kebijakan Moneter dan
Perbankan, Edisi ke-5,Jakarta : Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia,
2005
81
Siregar, Sapprudin, Performance Appraisal Pada BPRS. Jurnal Manajemen Bisnis,
Volume 1, Nomor 1 tahun 2008
Statistik Perbankan Syariah dalam www.bi.go.id
Sudarsono, Heri. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah : Deskripsi dan ILustrasi”.
Ekonisia : Yogyakarta, 2008
Totok, Budisantoso. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta : Salemba Empat,
2006
Wahyu Winamo. Wing. Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews.
Yogyakarta : Penerbit UPP STIM YKPN, 2009
Wangsawidjaja. Pembiayaan Bank Syariah. Jakarta : Kompas Gramedia, 2012
Widarjono, Agus Ekonometrika, Pengantar Dan Aplikasinya. Yogyakarta: Ekonisia
Fakultas Ekonomi UII Yogyakarta, 2009
Wiroso. Jual Beli Murabahah. Yogyakarta : UII Press, 2005
Yusuf, Ayus Ahmad dan Abdul Aziz. Manajemen Operasional Bank Syariah.
Cirebon : STAIN Press, 2009
82
81
Lampiran 1 : Data Bulanan Pembiayaan Mudharabah BPRS di Indonesia
Bulan Pembiayaan Mudharabah (dalam jutaan rupiah)
2010 2011 2012 2013 2014 2015
Januari 53.283 63.569 73.856 95.465 100.689 118.415
Februari 55.735 63.080 74.985 91.994 105.018 118.353
Maret 58.421 64.963 77.306 93.794 109.039 123.975
April 58.065 68.145 81.099 97.595 111.776
Mei 59.665 69.188 85.799 101.908 111.637
Juni 63.453 72.177 90.665 106.968 117.505
Juli 64.044 76.442 88.533 115.038 120.765
Agustus 64.635 79.774 93.411 113.784 120.617
September 66.693 77.476 94.931 120.376 123.717
Oktober 69.549 77.644 94.929 114.559 123.691
November 67.443 75.325 96.085 112.799 124.847
Desember 65.471 75.807 99.361 106.851 122.467
Sumber : Bank Indonesia
82
Lampiran 2 : Data Bulanan Pembiayaan Musyarakah BPRS
Bulan Pembiayaan Musyarakah ( dalam jutaan rupiah )
2010 2011 2012 2013 2014 2015
Januari 136060 215144 238496 312475 394772 537.147
Februari 141483 221510 240671 327014 412607 551.971
Maret 146010 224816 245889 340097 431663 572.606
April 157879 225507 251945 366134 469876
Mei 171155 232499 264210 392032 494356
Juni 178137 239430 283352 402825 505405
Juli 189606 246849 290704 416194 516556
Agustus 195530 255598 297996 412185 531182
September 211680 257560 308354 425588 556451
Oktober 223120 263986 320615 422013 562979
November 225719 264445 335117 434527 567939
Desember 217954 246796 321131 426528 567658
Sumber : Bank Indonesia
83
Lampiran 3 : Data Bulanan Pembiayaan Murabahah BPRS
Bulan Pembiayaan Musyarakah ( dalam jutaan rupiah )
2010 2011 2012 2013 2014 2015
Januari 1277588 1648173 2206455 2875131 3569175 3.990.394
Februari 1331195 1692259 2287665 2949093 3650853 4.054.034
Maret 1359346 1706035 2362617 3015982 3718012 4.132.430
April 1406532 1753431 2430331 3120674 3769009
Mei 1448029 1848734 2509860 3221051 3810577
Juni 1487086 1930667 2586517 3314377 3857695
Juli 1519599 1984548 2665612 3388590 3865210
Agustus 1540553 2044532 2686926 3374622 3854672
September 1549744 2031305 2742817 3424416 3899660
Oktober 1595058 2079543 2784644 3468913 3918522
November 1595644 2148849 2826537 3515764 3940199
Desember 1621526 2154494 2854646 3546361 3965543
Sumber : Bank Indonesia
84
Lampiran 4 : Data Bulanan NPF BPRS
Bulan NPF ( dalam % )
2010 2011 2012 2013 2014 2015
Januari 7.36 6.79 6.68 6.91 7.77 8.97
Februari 7.48 7.04 6.61 7.33 7.71 9.11
Maret 7.37 7.15 6.42 7.21 7.74 10.36
April 7.19 7.02 6.50 7.32 8.00
Mei 7.13 6.82 6.47 7.69 8.23
Juni 6.92 7.09 6.39 7.25 8.18
Juli 7.16 7.00 6.68 7.35 8.62
Agustus 7.18 7.05 6.91 7.89 8.63
September 7.43 7.05 6.87 7.58 8.68
Oktober 7.48 7.05 6.83 7.48 8.94
November 7.53 7.05 6.80 7.34 8.81
Desember 6.50 7.05 6.15 6.50 7.89
Sumber : Bank Indonesia
85
Lampiran 5 : Data Bulanan ROA pada BPRS
Bulan ROA (dalam %)
2010 2011 2012 2013 2014 2015
Januari 3.55 2.83 2.65 3.07 2.78 2.31
Februari 3.48 2.84 2.70 3.05 2.81 2.23
Maret 3.57 2.71 2.73 3.06 2.71 2,07
April 3.67 2.65 2.66 3.14 2.56
Mei 3.97 2.73 2.59 3.10 2.47
Juni 3.71 2.72 2.74 2.98 2.77
Juli 3.68 2.74 2.67 2.87 2.45
Agustus 3.52 2.72 2.57 2.63 2.49
September 3.47 2.80 2.58 2.85 2.26
Oktober 3.61 2.39 2.82 2.90 2.18
November 3.59 2.53 2.76 2.89 2.21
Desember 3.49 2.67 2.64 2.79 2.26
Sumber : Bank Indonesia
86
Lampiran 6 : Uji stasioneritas Pembiayaan Mudharabah Tingkat Level
Null Hypothesis: LN_MUDHARABAH has a unit root
Exogenous: Constant, Linear Trend
Lag Length: 2 (Automatic - based on SIC, maxlag=10)
t-Statistic Prob.*
Augmented Dickey-Fuller test statistic -3.901883 0.0179
Test critical values: 1% level -4.118444
5% level -3.486509
10% level -3.171541
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation
Dependent Variable: D(LN_MUDHARABAH)
Method: Least Squares
Date: 06/14/15 Time: 20:48
Sample (adjusted): 2010M04 2015M03
Included observations: 60 after adjustments
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
LN_MUDHARABAH(-1) -0.329361 0.084411 -3.901883 0.0003
D(LN_MUDHARABAH(-1)) 0.362213 0.124974 2.898294 0.0054
D(LN_MUDHARABAH(-2)) 0.253989 0.133336 1.904877 0.0620
C 3.611742 0.922656 3.914505 0.0003
@TREND(2010M01) 0.004432 0.001178 3.763025 0.0004
R-squared 0.265714 Mean dependent var 0.012540
Adjusted R-squared 0.212312 S.D. dependent var 0.033616
S.E. of regression 0.029834 Akaike info criterion -4.106654
Sum squared resid 0.048955 Schwarz criterion -3.932126
Log likelihood 128.1996 Hannan-Quinn criter. -4.038387
F-statistic 4.975684 Durbin-Watson stat 2.016846
Prob(F-statistic) 0.001701
sumber : output eviews 7 (data diolah)
87
Lampiran 7 : Uji stasioneritas Pembiayaan Musyarakah Tingkat Level
Null Hypothesis: LN_MUSYARAKAH has a unit root
Exogenous: Constant, Linear Trend
Lag Length: 1 (Automatic - based on SIC, maxlag=10)
t-Statistic Prob.*
Augmented Dickey-Fuller test statistic -3.801526 0.0231
Test critical values: 1% level -4.115684
5% level -3.485218
10% level -3.170793
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation
Dependent Variable: D(LN_MUSYARAKAH)
Method: Least Squares
Date: 06/14/15 Time: 20:50
Sample (adjusted): 2010M03 2015M03
Included observations: 61 after adjustments
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
LN_MUSYARAKAH(-1) -0.214695 0.056476 -3.801526 0.0004
D(LN_MUSYARAKAH(-1)) 0.470452 0.110595 4.253808 0.0001
C 2.585614 0.675276 3.828972 0.0003
@TREND(2010M01) 0.004365 0.001209 3.612098 0.0006
R-squared 0.342452 Mean dependent var 0.022918
Adjusted R-squared 0.307844 S.D. dependent var 0.035102
S.E. of regression 0.029203 Akaike info criterion -4.165744
Sum squared resid 0.048612 Schwarz criterion -4.027326
Log likelihood 131.0552 Hannan-Quinn criter. -4.111497
F-statistic 9.895221 Durbin-Watson stat 2.066869
Prob(F-statistic) 0.000024
Sumber : Output eviews 7 (data diolah)
88
Lampiran 8 : Uji Stasioneritas Pembiayaan Murabahah Tingkat Level
Null Hypothesis: LN_MURABAHAH has a unit root
Exogenous: Constant, Linear Trend
Lag Length: 1 (Automatic - based on SIC, maxlag=10)
t-Statistic Prob.*
Augmented Dickey-Fuller test statistic -0.190588 0.9919
Test critical values: 1% level -4.115684
5% level -3.485218
10% level -3.170793
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation
Dependent Variable: D(LN_MURABAHAH)
Method: Least Squares
Date: 06/14/15 Time: 20:52
Sample (adjusted): 2010M03 2015M03
Included observations: 61 after adjustments
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
LN_MURABAHAH(-1) -0.005921 0.031069 -0.190588 0.8495
D(LN_MURABAHAH(-1)) 0.243497 0.133362 1.825832 0.0731
C 0.103781 0.437315 0.237313 0.8133
@TREND(2010M01) -7.88E-05 0.000633 -0.124584 0.9013
R-squared 0.197764 Mean dependent var 0.018570
Adjusted R-squared 0.155541 S.D. dependent var 0.012447
S.E. of regression 0.011438 Akaike info criterion -6.040446
Sum squared resid 0.007457 Schwarz criterion -5.902028
Log likelihood 188.2336 Hannan-Quinn criter. -5.986199
F-statistic 4.683804 Durbin-Watson stat 1.969309
Prob(F-statistic) 0.005414
Sumber :output eviews 7 (data diolah)
89
Lampiran 9 : Uji Stasioneritas NPF Tingkat Level
Null Hypothesis: NPF has a unit root
Exogenous: Constant, Linear Trend
Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=10)
t-Statistic Prob.*
Augmented Dickey-Fuller test statistic -1.583154 0.7885
Test critical values: 1% level -4.113017
5% level -3.483970
10% level -3.170071
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation
Dependent Variable: D(NPF)
Method: Least Squares
Date: 06/14/15 Time: 20:53
Sample (adjusted): 2010M02 2015M03
Included observations: 62 after adjustments
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
NPF(-1) -0.145412 0.091849 -1.583154 0.1187
C 0.863417 0.615958 1.401748 0.1662
@TREND(2010M01) 0.008028 0.003524 2.278215 0.0264
R-squared 0.081823 Mean dependent var 0.048387
Adjusted R-squared 0.050698 S.D. dependent var 0.406142
S.E. of regression 0.395713 Akaike info criterion 1.030922
Sum squared resid 9.238735 Schwarz criterion 1.133848
Log likelihood -28.95858 Hannan-Quinn criter. 1.071333
F-statistic 2.628872 Durbin-Watson stat 2.203863
Prob(F-statistic) 0.080600
Sumber : Output eviews 7 (data diolah)
90
Lampiran 10 : Uji Stasioneritas ROA BPRS Tingkat Level
Null Hypothesis: ROA has a unit root
Exogenous: Constant, Linear Trend
Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=10)
t-Statistic Prob.*
Augmented Dickey-Fuller test statistic -2.178308 0.4928
Test critical values: 1% level -4.113017
5% level -3.483970
10% level -3.170071
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation
Dependent Variable: D(ROA)
Method: Least Squares
Date: 06/14/15 Time: 20:55
Sample (adjusted): 2010M02 2015M03
Included observations: 62 after adjustments
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
ROA(-1) -0.152088 0.069819 -2.178308 0.0334
C 0.497348 0.241016 2.063549 0.0435
@TREND(2010M01) -0.002719 0.001654 -1.643179 0.1057
R-squared 0.074627 Mean dependent var -0.023871
Adjusted R-squared 0.043258 S.D. dependent var 0.165929
S.E. of regression 0.162300 Akaike info criterion -0.751562
Sum squared resid 1.554138 Schwarz criterion -0.648636
Log likelihood 26.29843 Hannan-Quinn criter. -0.711151
F-statistic 2.379025 Durbin-Watson stat 2.114443
Prob(F-statistic) 0.101473
Sumber : Output eviews 7 (data diolah)
91
Lampiran 11 : Uji Stasioneritas Pembiayaan Murabahah BPRS 1st Difference
Null Hypothesis: D(LN_MURABAHAH) has a unit root
Exogenous: Constant, Linear Trend
Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=10)
t-Statistic Prob.*
Augmented Dickey-Fuller test statistic -6.025233 0.0000
Test critical values: 1% level -4.115684
5% level -3.485218
10% level -3.170793
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation
Dependent Variable: D(LN_MURABAHAH,2)
Method: Least Squares
Date: 06/14/15 Time: 20:52
Sample (adjusted): 2010M03 2015M03
Included observations: 61 after adjustments
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
D(LN_MURABAHAH(-1)) -0.763751 0.126759 -6.025233 0.0000
C 0.020439 0.004730 4.320873 0.0001
@TREND(2010M01) -0.000198 9.12E-05 -2.171983 0.0340
R-squared 0.386253 Mean dependent var -0.000360
Adjusted R-squared 0.365089 S.D. dependent var 0.014235
S.E. of regression 0.011342 Akaike info criterion -6.072596
Sum squared resid 0.007462 Schwarz criterion -5.968783
Log likelihood 188.2142 Hannan-Quinn criter. -6.031911
F-statistic 18.25072 Durbin-Watson stat 1.964836
Prob(F-statistic) 0.000001
Sumber : Output eviews 7 (data diolah)
92
Lampiran 12 : Uji Stasioneritas NPF BPRS Tingkat 1st Difference
Null Hypothesis: D(NPF) has a unit root
Exogenous: Constant, Linear Trend
Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=10)
t-Statistic Prob.*
Augmented Dickey-Fuller test statistic -9.795614 0.0000
Test critical values: 1% level -4.115684
5% level -3.485218
10% level -3.170793
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation
Dependent Variable: D(NPF,2)
Method: Least Squares
Date: 06/14/15 Time: 20:54
Sample (adjusted): 2010M03 2015M03
Included observations: 61 after adjustments
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
D(NPF(-1)) -1.311307 0.133867 -9.795614 0.0000
C -0.133227 0.103616 -1.285781 0.2036
@TREND(2010M01) 0.005918 0.002854 2.073610 0.0426
R-squared 0.624593 Mean dependent var 0.018525
Adjusted R-squared 0.611648 S.D. dependent var 0.623813
S.E. of regression 0.388747 Akaike info criterion 0.996154
Sum squared resid 8.765204 Schwarz criterion 1.099967
Log likelihood -27.38269 Hannan-Quinn criter. 1.036839
F-statistic 48.24959 Durbin-Watson stat 1.952732
Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber : Output eviews 7 (data diolah)
93
Lampiran 13 : Uji Stasioneritas ROA BPRS Tingkat 1 st Difference
Null Hypothesis: D(ROA) has a unit root
Exogenous: Constant, Linear Trend
Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=10)
t-Statistic Prob.*
Augmented Dickey-Fuller test statistic -8.788606 0.0000
Test critical values: 1% level -4.115684
5% level -3.485218
10% level -3.170793
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation
Dependent Variable: D(ROA,2)
Method: Least Squares
Date: 06/14/15 Time: 20:56
Sample (adjusted): 2010M03 2015M03
Included observations: 61 after adjustments
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
D(ROA(-1)) -1.147045 0.130515 -8.788606 0.0000
C -0.019861 0.044783 -0.443492 0.6591
@TREND(2010M01) -0.000201 0.001223 -0.164442 0.8700
R-squared 0.571321 Mean dependent var -0.001475
Adjusted R-squared 0.556539 S.D. dependent var 0.252553
S.E. of regression 0.168182 Akaike info criterion -0.679610
Sum squared resid 1.640542 Schwarz criterion -0.575796
Log likelihood 23.72810 Hannan-Quinn criter. -0.638924
F-statistic 38.64964 Durbin-Watson stat 1.992087
Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber : Output eviews 7 (data diolah)
94
Lampiran 14 : Hasil Uji Lag Optimum
VAR Lag Order Selection Criteria
Endogenous variables: ROA LN_MUDHARABAH LN_MUSYARAKAH LN_MURABAHAH NPF
Exogenous variables: C
Date: 06/14/15 Time: 20:59
Sample: 2010M01 2015M03
Included observations: 56
Lag LogL LR FPE AIC SC HQ
0 109.1666 NA 1.67e-08 -3.720237 -3.539402 -3.650128
1 439.9789 590.7363* 3.02e-13* -14.64210 -13.55710* -14.22145*
2 455.6938 25.25600 4.30e-13 -14.31049 -12.32131 -13.53929
3 481.3005 36.58104 4.45e-13 -14.33216 -11.43880 -13.21041
4 496.6385 19.17252 7.02e-13 -13.98709 -10.18956 -12.51479
5 517.6148 22.47453 9.83e-13 -13.84338 -9.141675 -12.02054
6 545.9063 25.26031 1.20e-12 -13.96094 -8.355056 -11.78755
7 598.4473 37.52930 7.40e-13 -14.94455* -8.434489 -12.42061
* indicates lag order selected by the criterion
LR: sequential modified LR test statistic (each test at 5% level)
FPE: Final prediction error
AIC: Akaike information criterion
SC: Schwarz information criterion
95
Lampiran 15 : Uji Kointegrasi Johansen Test
Date: 06/14/15 Time: 21:01
Sample (adjusted): 2010M03 2015M03
Included observations: 61 after adjustments
Trend assumption: Linear deterministic trend (restricted)
Series: ROA LN_MUDHARABAH LN_MUSYARAKAH LN_MURABAHAH NPF
Lags interval (in first differences): 1 to 1
Unrestricted Cointegration Rank Test (Trace)
Hypothesized Trace 0.05
No. of CE(s) Eigenvalue Statistic Critical Value Prob.**
None * 0.388104 95.89352 88.80380 0.0140
At most 1 * 0.325679 65.93072 63.87610 0.0333
At most 2 0.283356 41.89370 42.91525 0.0631
At most 3 0.185135 21.56995 25.87211 0.1565
At most 4 0.138322 9.081282 12.51798 0.1754
Trace test indicates 2 cointegrating eqn(s) at the 0.05 level
* denotes rejection of the hypothesis at the 0.05 level
**MacKinnon-Haug-Michelis (1999) p-values
Unrestricted Cointegration Rank Test (Maximum Eigenvalue)
Hypothesized Max-Eigen 0.05
No. of CE(s) Eigenvalue Statistic Critical Value Prob.**
None 0.388104 29.96280 38.33101 0.3289
At most 1 0.325679 24.03703 32.11832 0.3462
At most 2 0.283356 20.32375 25.82321 0.2250
At most 3 0.185135 12.48867 19.38704 0.3710
At most 4 0.138322 9.081282 12.51798 0.1754
Max-eigenvalue test indicates no cointegration at the 0.05 level
* denotes rejection of the hypothesis at the 0.05 level
**MacKinnon-Haug-Michelis (1999) p-values
Sumber : Output eviews 7 (data diolah)
96
Lampiran 16 : Estimasi VECM
ESTIMASI VECM
Vector Error Correction Estimates
Date: 06/14/15 Time: 21:03
Sample (adjusted): 2010M03 2015M03
Included observations: 61 after adjustments
Standard errors in ( ) & t-statistics in [ ]
Cointegrating Eq: CointEq1
ROA(-1) 1.000000
LN_MUDHARABAH(-1) 1.391618
(274.270)
[ 5.07391]
LN_MUSYARAKAH(-1) -2.465135
(170.938)
[-1.44212]
LN_MURABAHAH(-1) -6.627566
(183.116)
[-3.61933]
NPF(-1) 1.542858
(24.5981)
[ 0.62723]
C -3069.030
Error Correction: D(ROA) D(LN_MUDHA
RABAH) D(LN_MUSYAR
AKAH) D(LN_MURABA
HAH) D(NPF)
CointEq1 0.000681 -0.000278 -6.57E-05 -9.32E-05 -0.000252
(0.00047) (7.4E-05) (8.2E-05) (3.1E-05) (0.00115)
[ 1.45228] [-3.75952] [-0.80320] [-2.98882] [-0.21882]
D(ROA(-1)) -0.190465 -0.004668 -0.002434 0.002102 -0.187041
(0.13343) (0.02101) (0.02329) (0.00888) (0.32765)
[-1.42747] [-0.22212] [-0.10448] [ 0.23682] [-0.57086]
D(LN_MUDHARABAH(-1)) -0.136867 0.296900 0.205518 0.089363 -0.272910
(0.84966) (0.13382) (0.14833) (0.05653) (2.08645)
[-0.16108] [ 2.21872] [ 1.38555] [ 1.58083] [-0.13080]
D(LN_MUSYARAKAH(-1)) -0.633972 0.237376 0.306616 -0.033268 -1.236235
(0.76462) (0.12042) (0.13348) (0.05087) (1.87761)
97
[-0.82914] [ 1.97119] [ 2.29703] [-0.65397] [-0.65841]
D(LN_MURABAHAH(-1)) 3.893498 0.025839 0.259168 0.150342 2.391233
(2.30078) (0.36236) (0.40166) (0.15308) (5.64986)
[ 1.69225] [ 0.07131] [ 0.64524] [ 0.98214] [ 0.42324]
D(NPF(-1)) 0.059557 0.029087 0.038612 0.001164 -0.276041
(0.05854) (0.00922) (0.01022) (0.00389) (0.14375)
[ 1.01735] [ 3.15487] [ 3.77817] [ 0.29876] [-1.92022]
C -0.086304 0.002348 0.007124 0.015331 0.037770
(0.04387) (0.00691) (0.00766) (0.00292) (0.10773)
[-1.96724] [ 0.33978] [ 0.93018] [ 5.25252] [ 0.35059]
R-squared 0.091385 0.442797 0.371731 0.274253 0.086193
Adj. R-squared -0.009572 0.380886 0.301923 0.193614 -0.015342
Sum sq. resids 1.524027 0.037802 0.046447 0.006746 9.190002
S.E. equation 0.167996 0.026458 0.029328 0.011177 0.412535
F-statistic 0.905190 7.152102 5.325065 3.401008 0.848903
Log likelihood 25.97505 138.7257 132.4444 191.2897 -28.82614
Akaike AIC -0.622133 -4.318876 -4.112932 -6.042286 1.174628
Schwarz SC -0.379901 -4.076644 -3.870701 -5.800055 1.416859
Mean dependent -0.023115 0.013106 0.022918 0.018570 0.047213
S.D. dependent 0.167198 0.033626 0.035102 0.012447 0.409407
Determinant resid covariance (dof adj.) 2.36E-13
Determinant resid covariance 1.29E-13
Log likelihood 472.5469
Akaike information criterion -14.18187
Schwarz criterion -12.79769
sumber : output eviews (data diolah)
98
Lampiran 17 : Tabel Uji Impulse Response Function (IRF)
Response of ROA:
Period ROA LN_MUDHAR
ABAH LN_MUSYAR
AKAH LN_MURABA
HAH NPF
1 0.167996 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000
2 0.141043 0.019435 -0.004097 0.026602 0.027447
3 0.145932 0.029829 -0.011125 0.027673 0.014365
4 0.145087 0.031968 -0.007444 0.025471 0.021303
5 0.144691 0.031538 -0.006115 0.026416 0.021192
6 0.144986 0.030054 -0.005571 0.026870 0.021012
7 0.145182 0.028442 -0.005608 0.027402 0.020374
8 0.145395 0.027195 -0.005928 0.027739 0.019678
9 0.145534 0.026441 -0.006282 0.027905 0.019173
10 0.145605 0.026117 -0.006565 0.027949 0.018875
Response of
LN_MUDHARA
BAH:
Period ROA LN_MUDHAR
ABAH LN_MUSYAR
AKAH
LN_MURABAHAH NPF
1 -0.000659 0.026450 0.000000 0.000000 0.000000
2 -0.001755 0.026974 0.010803 -0.000687 0.009718
3 -0.001403 0.018807 0.015255 0.003069 0.008799
4 7.57E-05 0.008951 0.015588 0.006232 0.005136
5 0.001356 0.000812 0.013942 0.008521 0.000971
6 0.002296 -0.004400 0.011776 0.009745 -0.002392
7 0.002812 -0.006875 0.009943 0.010146 -0.004464
8 0.002994 -0.007409 0.008741 0.010057 -0.005397
9 0.002972 -0.006883 0.008151 0.009757 -0.005545
10 0.002858 -0.005992 0.008004 0.009436 -0.005283
Response of
LN_MUSYARAKAH:
Period ROA LN_MUDHAR
ABAH LN_MUSYAR
AKAH LN_MURABA
HAH NPF
1 -0.000267 0.009077 0.027887 0.000000 0.000000
2 -0.001248 0.015165 0.040275 -0.001194 0.014730
3 -0.001879 0.013973 0.044839 0.001625 0.015972
4 -0.001080 0.008879 0.046571 0.003553 0.015057
99
5 -0.000317 0.003241 0.046413 0.005360 0.012789
6 0.000415 -0.001151 0.045309 0.006549 0.010379
7 0.000905 -0.003813 0.044064 0.007137 0.008590
8 0.001156 -0.004962 0.043068 0.007294 0.007539
9 0.001230 -0.005094 0.042451 0.007202 0.007116
10 0.001200 -0.004711 0.042174 0.007017 0.007099
Response of
LN_MURABAH
AH:
Period ROA LN_MUDHAR
ABAH LN_MUSYAR
AKAH LN_MURABA
HAH NPF
1 0.002083 0.001743 0.004153 0.010015 0.000000
2 0.002899 0.000956 0.004731 0.012170 -0.000107
3 0.003309 -0.002350 0.005108 0.013485 -0.001152
4 0.003824 -0.005734 0.004739 0.014480 -0.002712
5 0.004238 -0.008195 0.003989 0.015104 -0.004124
6 0.004501 -0.009568 0.003232 0.015384 -0.005120
7 0.004622 -0.010069 0.002672 0.015424 -0.005654
8 0.004644 -0.010027 0.002351 0.015340 -0.005830
9 0.004614 -0.009738 0.002227 0.015219 -0.005791
10 0.004567 -0.009408 0.002228 0.015112 -0.005661
Response of NPF:
Period ROA LN_MUDHAR
ABAH LN_MUSYAR
AKAH LN_MURABA
HAH NPF
1 -0.027419 -0.010312 0.056616 -0.112392 0.391778
2 -0.045155 -0.030112 0.018648 -0.055310 0.282109
3 -0.030592 -0.046073 0.012448 -0.066820 0.282517
4 -0.032853 -0.053758 0.007763 -0.063679 0.277683
5 -0.031595 -0.054484 0.003444 -0.064310 0.273717
6 -0.031873 -0.052144 0.001887 -0.065568 0.274094
7 -0.032326 -0.048876 0.001581 -0.066632 0.275097
8 -0.032762 -0.046034 0.002064 -0.067465 0.276520
9 -0.033100 -0.044132 0.002778 -0.067924 0.277697
10 -0.033293 -0.043169 0.003416 -0.068097 0.278457
Sumber : output eviews 7 (data diolah)
100
Lampiran 18 : Grafik hasil uji IRF (Impulse response function)
Sumber : output eviews 7 (data diolah)
- .05
.00
.05
.10
.15
.20
2 4 6 8 10
Response of ROA to ROA
- .05
.00
.05
.10
.15
.20
2 4 6 8 10
Response of ROA to LN_MUDHARABAH
- .05
.00
.05
.10
.15
.20
2 4 6 8 10
Response of ROA to LN_MUSYARAKAH
- .05
.00
.05
.10
.15
.20
2 4 6 8 10
Response of ROA to LN_MURABAHAH
- .05
.00
.05
.10
.15
.20
2 4 6 8 10
Response of ROA to NPF
- .01
.00
.01
.02
.03
2 4 6 8 10
Response of LN_MUDHARABAH to ROA
- .01
.00
.01
.02
.03
2 4 6 8 10
Response of LN_MUDHARABAH to LN_MUDHARABAH
- .01
.00
.01
.02
.03
2 4 6 8 10
Response of LN_MUDHARABAH to LN_MUSYARAKAH
- .01
.00
.01
.02
.03
2 4 6 8 10
Response of LN_MUDHARABAH to LN_MURABAHAH
- .01
.00
.01
.02
.03
2 4 6 8 10
Response of LN_MUDHARABAH to NPF
- .02
.00
.02
.04
.06
2 4 6 8 10
Response of LN_MUSYARAKAH to ROA
- .02
.00
.02
.04
.06
2 4 6 8 10
Response of LN_MUSYARAKAH to LN_MUDHARABAH
- .02
.00
.02
.04
.06
2 4 6 8 10
Response of LN_MUSYARAKAH to LN_MUSYARAKAH
- .02
.00
.02
.04
.06
2 4 6 8 10
Response of LN_MUSYARAKAH to LN_MURABAHAH
- .02
.00
.02
.04
.06
2 4 6 8 10
Response of LN_MUSYARAKAH to NPF
- .02
- .01
.00
.01
.02
2 4 6 8 10
Response of LN_MURABAHAH to ROA
- .02
- .01
.00
.01
.02
2 4 6 8 10
Response of LN_MURABAHAH to LN_MUDHARABAH
- .02
- .01
.00
.01
.02
2 4 6 8 10
Response of LN_MURABAHAH to LN_MUSYARAKAH
- .02
- .01
.00
.01
.02
2 4 6 8 10
Response of LN_MURABAHAH to LN_MURABAHAH
- .02
- .01
.00
.01
.02
2 4 6 8 10
Response of LN_MURABAHAH to NPF
- .2
- .1
.0
.1
.2
.3
.4
2 4 6 8 10
Response of NPF to ROA
- .2
- .1
.0
.1
.2
.3
.4
2 4 6 8 10
Response of NPF to LN_MUDHARABAH
- .2
- .1
.0
.1
.2
.3
.4
2 4 6 8 10
Response of NPF to LN_MUSYARAKAH
- .2
- .1
.0
.1
.2
.3
.4
2 4 6 8 10
Response of NPF to LN_MURABAHAH
- .2
- .1
.0
.1
.2
.3
.4
2 4 6 8 10
Response of NPF to NPF
Response to Cholesky One S.D. Innovations
101
Lampiran 19 : Tabel Uji Forecast Error Decomposition Variance ( FEDV )
Variance Decomposition of ROA:
Period S.E. ROA LN_MUDHAR
ABAH LN_MUSYAR
AKAH
LN_MURABAHAH NPF
1 0.167996 100.0000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000
2 0.223543 96.28682 0.755891 0.033589 1.416139 1.507563
3 0.270653 94.75628 1.730259 0.191870 2.011484 1.310105
4 0.310618 93.75940 2.372839 0.203111 2.199612 1.465037
5 0.345829 93.14359 2.745929 0.195118 2.357974 1.557392
6 0.377779 92.78436 2.934011 0.185259 2.481915 1.614458
7 0.407186 92.57889 3.013415 0.178435 2.589225 1.640032
8 0.434594 92.46280 3.036889 0.175245 2.680344 1.644726
9 0.460366 92.39371 3.036253 0.174794 2.756056 1.639186
10 0.484768 92.34762 3.028520 0.175981 2.817970 1.629911
Variance Decomposition of
LN_MUDHARABA
H:
Period S.E. ROA LN_MUDHAR
ABAH LN_MUSYAR
AKAH
LN_MURABAHAH NPF
1 0.026458 0.061965 99.93804 0.000000 0.000000 0.000000
2 0.040526 0.214024 86.90082 7.105667 0.028755 5.750738
3 0.048141 0.236598 76.84421 15.07674 0.426709 7.415735
4 0.052018 0.202856 68.77730 21.89292 1.800674 7.326250
5 0.054556 0.246246 62.55059 26.43418 4.076715 6.692272
6 0.056924 0.388882 58.05219 28.55992 6.675382 6.323623
7 0.059306 0.583041 54.82566 29.12221 9.076841 6.392250
8 0.061545 0.778111 52.35891 29.05934 11.09896 6.704676
9 0.063532 0.949024 50.30780 28.91549 12.77411 7.053567
10 0.065280 1.090589 48.49305 28.89154 14.18878 7.336036
Variance Decomposition of
LN_MUSYARAKA
H:
Period S.E. ROA LN_MUDHAR
ABAH LN_MUSYAR
AKAH
LN_MURABAHAH NPF
1 0.029328 0.008276 9.579827 90.41190 0.000000 0.000000
2 0.054149 0.055564 10.65342 81.84234 0.048615 7.400062
102
3 0.073479 0.095575 9.401584 81.68386 0.075282 8.743704
4 0.088810 0.080214 7.435256 83.41305 0.211626 8.859852
5 0.101214 0.062739 5.827059 85.24881 0.443427 8.417969
6 0.111576 0.053010 4.805636 86.63969 0.709394 7.792269
7 0.120545 0.051046 4.217248 87.58959 0.958350 7.183761
8 0.128537 0.052986 3.858080 88.26197 1.164855 6.662111
9 0.135845 0.055640 3.594787 88.78666 1.323942 6.238972
10 0.142674 0.057518 3.367952 89.22878 1.442101 5.903645
Variance Decomposition of
LN_MURABAHAH:
Period S.E. ROA LN_MUDHAR
ABAH LN_MUSYAR
AKAH LN_MURABA
HAH NPF
1 0.011177 3.473753 2.433146 13.80373 80.28937 0.000000
2 0.017457 4.182432 1.297194 13.00253 81.51405 0.003789
3 0.023033 4.466999 1.786148 12.38821 81.10632 0.252324
4 0.028592 4.687837 5.180727 10.78691 78.28075 1.063769
5 0.034112 4.836865 9.411017 8.945351 74.59788 2.208892
6 0.039355 4.941865 12.98195 7.395351 71.32853 3.352305
7 0.044142 5.024321 15.52204 6.244490 68.90408 4.305065
8 0.048430 5.093655 17.18172 5.423293 67.27560 5.025737
9 0.052266 5.152861 18.22392 4.837993 66.24227 5.542949
10 0.055736 5.202678 18.87455 4.414207 65.60282 5.905746
Variance Decomposition of
NPF:
Period S.E. ROA LN_MUDHAR
ABAH LN_MUSYAR
AKAH LN_MURABA
HAH NPF
1 0.412535 0.441751 0.062477 1.883484 7.422456 90.18983
2 0.506086 1.089627 0.395526 1.387284 6.126404 91.00116
3 0.586189 1.084540 0.912582 1.079137 5.865829 91.05791
4 0.654836 1.120772 1.405225 0.878796 5.646084 90.94912
5 0.715433 1.133983 1.757214 0.738550 5.538142 90.83211
6 0.771369 1.146216 1.968581 0.635920 5.486613 90.76267
7 0.823750 1.159071 2.078223 0.557985 5.465312 90.73941
8 0.873371 1.171820 2.126598 0.496942 5.458642 90.74600
9 0.920628 1.183872 2.143670 0.448144 5.456967 90.76735
10 0.965772 1.194620 2.147750 0.408478 5.455903 90.79325
Sumber : output eviews 7 (data diolah)
103
Lampiran 20 : Grafik hasil Uji Variance Decomposition
Sumber : output eviews 9 (data diolah)
0
20
40
60
80
100
2 4 6 8 10
Percent ROA variance due to ROA
0
20
40
60
80
100
2 4 6 8 10
Percent ROA variance due to LN_MUDHARABAH
0
20
40
60
80
100
2 4 6 8 10
Percent ROA variance due to LN_MUSYARAKAH
0
20
40
60
80
100
2 4 6 8 10
Percent ROA variance due to LN_MURABAHAH
0
20
40
60
80
100
2 4 6 8 10
Percent ROA variance due to NPF
0
20
40
60
80
100
2 4 6 8 10
Percent LN_MUDHARABAH variance due to ROA
0
20
40
60
80
100
2 4 6 8 10
Percent LN_MUDHARABAH variance due to LN_MUDHARABAH
0
20
40
60
80
100
2 4 6 8 10
Percent LN_MUDHARABAH variance due to LN_MUSYARAKAH
0
20
40
60
80
100
2 4 6 8 10
Percent LN_MUDHARABAH variance due to LN_MURABAHAH
0
20
40
60
80
100
2 4 6 8 10
Percent LN_MUDHARABAH variance due to NPF
0
20
40
60
80
100
2 4 6 8 10
Percent LN_MUSYARAKAH variance due to ROA
0
20
40
60
80
100
2 4 6 8 10
Percent LN_MUSYARAKAH variance due to LN_MUDHARABAH
0
20
40
60
80
100
2 4 6 8 10
Percent LN_MUSYARAKAH variance due to LN_MUSYARAKAH
0
20
40
60
80
100
2 4 6 8 10
Percent LN_MUSYARAKAH variance due to LN_MURABAHAH
0
20
40
60
80
100
2 4 6 8 10
Percent LN_MUSYARAKAH variance due to NPF
0
20
40
60
80
100
2 4 6 8 10
Percent LN_MURABAHAH variance due to ROA
0
20
40
60
80
100
2 4 6 8 10
Percent LN_MURABAHAH variance due to LN_MUDHARABAH
0
20
40
60
80
100
2 4 6 8 10
Percent LN_MURABAHAH variance due to LN_MUSYARAKAH
0
20
40
60
80
100
2 4 6 8 10
Percent LN_MURABAHAH variance due to LN_MURABAHAH
0
20
40
60
80
100
2 4 6 8 10
Percent LN_MURABAHAH variance due to NPF
0
20
40
60
80
100
2 4 6 8 10
Percent NPF variance due to ROA
0
20
40
60
80
100
2 4 6 8 10
Percent NPF variance due to LN_MUDHARABAH
0
20
40
60
80
100
2 4 6 8 10
Percent NPF variance due to LN_MUSYARAKAH
0
20
40
60
80
100
2 4 6 8 10
Percent NPF variance due to LN_MURABAHAH
0
20
40
60
80
100
2 4 6 8 10
Percent NPF variance due to NPF
Variance Decomposition
104
105