1
PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA APARATUR PEMERINTAH DAERAH DENGAN BUDAYA ORGANISASI DAN KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI MODERATOR (STUDI KASUS PADA
PEMERINTAH KABUPATEN BARRU SUL-SEL)
Effect Of Participation On Budget Preparing To Performance Of Local Government Officials With Organizational Culture And Organizational Commitment As A Moderator (Case Study
On Gevernment of Barru Regency, Sul-Sel
MUHLIS, SYARIFUDDIN DAN MEDIATY
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh antara partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja aparatur pemerintah daerah, pengaruh budaya organisasi dalam hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja aparatur pemerintah daerah, dan pengaruh komitmen organisasi dalam hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dengan kinerja aparatur pemerintah daerah. Metoda analisis data yang digunakan dalam peneilitian ini adalah model regresi, dengan demikian maka untuk mendapatkan hasil yang lebih mutlak dalam penggunaan model regresi maka terlebih dahulu diadakan pengujian kualitas instrumen pengamatan, uji normalitas data dan uji asumsi klasik. Pengolahan data menggunakan software SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bukti bahwa parstisipasi penyusunan anggaran dengan kinerja manajerial mempunyai hubungan positif dan signifikan. Demikian pula interaksi antara partisipasi penyusunan anggaran dengan variabel moderasi dalam hal ini budaya organisasi dan komitmen organisasi terhadap kinerja manajerial juga menunjukkan hasil yang positif dan signifikan. Kata Kunci : Partisipasi penyusunan anggaran, budaya organisasi, komitmen
organisasi dan kinerja manajerial.
ABSTRACT
This study aims to examine the effect of participation in budget preparation to the performance of local government officials, the influence of organizational culture in the relationship between participatory budgeting to the performance of local government officials, and the influence of organizational commitment in the relationship between participatory budgeting with the performance of local government officials. Methods of data analysis used in this study is regression model, and thus to obtain a more absolute results in the use of regression models testing the first place the quality of observational instruments, the normality test data and test the classical assumption. Processing data using SPSS software. The results show evidence that participation in budgeting with managerial performance have a positive and significant relationship. Similarly, the interaction between budgetary participation with variable moderation in this organizational culture and organizational commitment on managerial performance also showed a positive and significant. Keywords: Participation of budgeting, organizational culture, organizational commitment and managerial performance.
2
PENDAHULUAN
Penyusunan anggaran merupakan suatu proses yang berbeda antara sektor swasta
dengan sektor pemerintah, termasuk diantaranya pemerintah daerah. Pada sektor swasta,
anggaran merupakan bagian dari rahasia perusahaan yang tertutup untuk publik, namun
sebaliknya pada sektor pemerintahan atau publik anggaran justru harus diinformasikan
kepada publik untuk dikritik dan didiskusikan dengan tujuan untuk mendapatkan masukan.
Anggaran sektor publik merupakan instrumen akuntabilitas atas pengelolaan dana publik dan
pelaksanaan program-program yang dibiayai dari uang publik (Mardiasmo, 2005; 61).
Penganggaran sektor publik terkait dalam proses penentuan jumlah alokasi dana untuk tiap-
tiap program dan aktivitas dalam satuan moneter. Tahap penganggaran menjadi sangat
penting, karena anggaran yang tidak efektif dan tidak berorientasi pada kinerja akan dapat
menggagalkan perencanaan yang telah disusun.
Perubahan paradigma anggaran daerah dilakukan untuk menghasilkan anggaran
daerah yang benar-benar mencerminkan kepentingan dan pengharapan masyarakat daerah
setempat terhadap pengelolaan keuangan daerah secara ekonomis, efisien dan efektif.
Reformasi anggaran daerah dimulai dengan penyusunan anggaran daerah yang tidak lagi
mengacu kepada PP No. 6 tahun 1975 tentang Cara Penyusunan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah, Pelaksanaan Tata Usaha Keuangan Daerah, dan Penyusunan Perhitungan
Anggaran Pendapatan dan Belanja. Perubahan kebijakan tentang anggaran mengikuti
perubahan kebijakan pengelolaan keuangan negara. Salah satu bentuk perubahan kebijakan
tersebut dengan mulai diberlakukannya PP No. 105 tahun 2000, tentang Pengelolaan dan
Pertanggung jawaban Keuangan Daerah (Yuwono dkk, 2005: 64), selanjutnya diganti
dengan PP No. 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, yang diikuti dengan
diterbitkannya Permendagri No. 13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan
Daerah.
Peran penting anggaran dalam organisasi sektor publik berasal dari kegunaannya
dalam menentukan estimasi pendapatan atau jumlah tagihan atas jasa yang diberikan
(Nordiawan, 2006: 47). Anggaran adalah sebuah proses yang dilakukan oleh organisasi
sektor publik untuk mengalokasikan sumber daya yang dimilikinya ke dalam kebutuhan-
kebutuhan yang tidak terbatas. Pengertian tersebut mengungkap peran strategis anggaran
dalam pengelolaan kekayaan sebuah organisasi publik. Organisasi sektor publik tentunya
berkeinginan memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat, tetapi seringkali
terkendala oleh terbatasnya sumber daya yang dimiliki.
3
Mardiasmo (2005: 63) menyatakan bahwa terdapat beberapa alasan pentingnya
anggaran sektor publik yaitu: (a).anggaran merupakan alat bagi pemerintah untuk
mengarahkan pembangunan sosial-ekonomi, menjamin kesinambungan, dan meningkatkan
kualitas hidup masyarakat, (b).anggaran diperlukan karena adanya masalah keterbatasan
sumber daya (scarcity of resources), pilihan (choice) dan trade off. (c).anggaran diperlukan
untuk meyakinkan bahwa pemerintah telah bertanggungjawab terhadap rakyat. Dalam hal ini
anggaran publik merupakan instrumen pelaksanaan akuntabilitas publik oleh lembaga-
lembaga publik yang ada.
Mengingat pentingnya anggaran sektor publik, maka APBD harus disusun
berdasarkan prinsip-prinsip pokok anggaran sektor publik. Permendagri No. 26 tahun 2006
tentang Pedoman Penyusunan APBD tahun anggaran 2007 menyatakan bahwa dalam
penyusunan APBD harus memperhatikan prinsip-prinsip, sebagai berikut; (a).partisipasi
masyarakat; (b).transparansi dan Akuntabilitas Anggaran; (c). disiplin anggaran; (d).keadilan
anggaran; (e).efisiensi dan efektivitas anggaran, dan (f).taat azas.
Proses anggaran diawali dengan penetapan tujuan, target dan kebijakan. Kesamaan
persepsi antar berbagai pihak tentang apa yang akan dicapai dan keterkaitan tujuan dengan
berbagai program yang akan dilakukan, sangat penting bagi kesuksesan anggaran. Di tahap
ini, proses distribusi sumber daya mulai dilakukan. Pencapaian konsensus alokasi sumber
daya menjadi pintu pembuka bagi pelaksanaan anggaran. Proses panjang dari penentuan
tujuan ke pelaksanaan anggaran seringkali melewati tahap yang melelahkan, sehingga
perhatian terhadap tahap penilaian dan evaluasi sering diabaikan. Kondisi inilah yang
tampaknya secara praktis sering terjadi (Bastian, 2006a: 188).
Proses penyusunan anggaran merupakan kegiatan penting yang melibatkan berbagai
pihak, baik manajer tingkat atas maupun manajer tingkat bawah dimana masing-masing pihak
memainkan peran dalam rnempersiapkan dan mengevaluasi berbagai alternatif dan tujuan
anggaran. Anggaran yang dihasilkan senantiasa digunakan sebagai tolok ukur bagi kinerja
manajer dan para karyawan (Leslie, 1992). Oleh karenanya, penyusunan anggaran partisipatif
diharapkan akan meningkatkan kinerja para manajer, di mana ketika suatu tujuan dirancang
dan secara partisipasi disetujui, maka karyawan akan menginternalisasi tujuan yang
ditetapkan, dan memiliki rasa tanggungjawab pribadi untuk mencapainya karena mereka ikut
terlibat dalam penyusunan anggaran tersebut.
Penelitian mengenai partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial
masih menunjukkan hasil yang bertentangan. Beberapa peneliti menunjukkan bukti bahwa
partisipasi penyusunan anggaran mempunyai efek positif yang kuat terhadap kinerja
4
manajerial (Argyris,1952). Penelitian lain juga melaporkan bahwa hubungan tersebut positif
(Brownell, 1982; Brownell dan Mohines, 1986). Penelitian yang menunjukkan bahwa
partisipasi penyusunan anggaran mempengaruhi kinerja secara tidak signifikan adalah
penelitian yang dilakukan oleh Cherrington dan Cherrington (1973); Milani (1975); dan
Kenis (1979). Sementara Govindarajan (1986) menyatakan bahwa kemungkinan belum
adanya kesatuan hasil penelitian anggaran disebabkan karena hubungan antara partisipasi
anggaran terhadap prestasi kerja dan kepuasan kerja karyawan adalah tergantung pada faktor
kondisional, dimana faktor- faktor tersebut disebut juga sebagai variabel kontinjensi. Prestasi
kerja merupakan faktor yang dapat memperbaiki keefektifan organisasi. Prestasi kerja
ditentukan atas dasar fungsi- fungsi manajemen yang dibahas dalam teori manajemen klasik
yang meliputi prestasi manajerial dalam planning, investigating, coordinating, evaluating,
supervising, staffing, negotiating and representing. Oleh karena beberapa hasil penelitian
menunjukkan partisipasi dalam penyusunan anggaran mempunyai pengaruh positif terhadap
prestasi kerja (Brownell, 1982, Brownell dan Mannes, 1986). Beberapa hasil penelitian
(French, dkk, 1989; Frucot dan Shearon, 1991), menunjukkan bahwa partisipasi anggaran
mempunyai pengaruh positif terhadap kepuasan kerja. Menurut mereka kepuasan kerja sangat
tergantung pada tingkat masukan instrinsik dan ekstrinsik serta bagaimana seseorang
memandang masukan tersebut.
Penelitian mengenai hubungan antara partisipasi dalam proses penyusunan anggaran
terhadap kinerja manajerial merupakan penelitian yang masih banyak diperdebatkan.
Beberapa penelitian mengenai hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dengan
kinerja manajerial menunjukkan hasil yang tidak konsisten; Indriantoro (1993) menemukan
hubungan positif dan signifikan antara partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja
manajerial. Berbeda dengan penelitian yang telah dilakukan Brownell 1986, dan Sukardi
(2002), di mana mereka menemukan hasil yang tidak signifikan antara partisipasi penyusunan
anggaran dengan kinerja manajerial. Hal ini terjadi karena hubungan partisipasi penyusunan
anggaran dengan kinerja manajerial tergantung pada faktor-faktor situasional atau lebih
dikenal dengan istilah variabel kontinjensi (contingency variable).
Penelitian yang dilakukan oleh Frucot dan Shearon (1991) dan Indriantoro (1999)
menemukan pengaruh dimensi budaya terhadap efektivitas partisipasi penyusunan anggaran
dalam peningkatan kinerja manajerial. Penelitian oleh Mustikawati (1999) juga menunjukkan
bahwa interaksi partisipasi dalam penyusunan anggaran dengan budaya paternalistik
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kinerja manajerial. Sementara
penelitian Supomo (1998) dalam Susanti (2002) juga menemukan kondisi yang sama, yaitu
5
interaksi antara anggaran partisipatif dan budaya organisasional memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap kinerja manajerial. Sedangkan berkaitan dengan variabel komitmen
organisasi, penelitian Randall (1990) dalam Nouri dan Parker (1998) menunjukkan komitmen
organisasi sebagai variabel moderating mempengaruhi secara signifikan hubungan partisipasi
anggaran terhadap kinerja manajerial.
Tujuan Penelitian.
Sesuai dengan perumusan masalah tersebut di atas, maka penelitian ini dilakukan
dengan tujuan sebagai berikut :
1.Untuk menguji pengaruh antara partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja
aparatur pemerintah daerah
2.Untuk menguji pengaruh budaya organisasi dalam hubungan antara partisipasi
penyusunan anggaran terhadap kinerja aparatur pemerintah daerah.
3.Untuk menguji pengaruh komitmen organisasi dalam hubungan antara partisipasi
penyusunan anggaran dengan kinerja aparatur pemerintah daerah.
METODA PENELITIAN
Obyek dan Lokasi Penelitian
Obyek dari penelitian ini adalah seluruh satuan kerja perangkat daerah (SKPD) pada
pemerintah Kabupaten Barru Propinsi Sulawesi Selatan dengan dibatasi pada manajerial
SKPD dalam penyusunan anggaran SKPD, yaitu kepala satuan kerja selaku pengguna
anggaran dan pejabat penatausahaan keuangan.
Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah merupakan
penelitian kausal ( causal ) atau hubungan sebab akibat. Umar (2008) mengungkapkan
desain kausal berguna untuk menganalisis bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel
yang lain, dan juga berguna pada penelitian yang bersifat eksperimen di mana variabel
independennya diperlakukan secara terkendali oleh peneliti untuk melihat dampaknya pada
variabel dependennya secara langsung.
Rancangan penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan bukti empiris dan
menganalisis penyusunan partisipasi anggaran, budaya organisasi, dan komitmen organisasi
sebagai variabel independen terhadap kinerja aparatur pemerintah Kabupaten Barru sebagai
variabel dependen.
6
Populasi dan Sampel Penelitian.
Dalam penelitian ini, jumlah populasi adalah 86 (delapan puluh enam) orang yang
diambil dari 43 (empatpuluh tiga) satuan kerja perangkat daerah (SKPD) yang ada di
Kabupaten Barru, yang terdiri dari 14 (empat belas) dinas, 5 (lima) badan, 1 (satu)
inspektorat, 4 (empat) kantor, 10 (sepuluh) bagian, 7 (tujuh) kecamatan, 1 (satu) sekretariat
daerah dan 1 (satu) sekretariat dewan. Kemudian yang menjadi sampel adalah 43 (empat
puluh tiga) orang yang terkait dalam penyusunan anggaran pada lingkungan pemerintah
Kabupaten Barru yaitu kepala SKPD sebagai pengguna anggaran dan pejabat penatausahaan
keuangan (PPK-SKPD), dengan demikian total populasi yang menjadi sampel adalah 43
populasi (43 SKPD).
Model Analisis.
Model yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan model penelitian regresi
linier berganda dan analisis regresi bertingkat dengan pendekatan uji interaksi, yang
dijabarkan dibawah ini :
Model yang digunakan dalam penelitian ini disajikan dalam persamaan sebagai berikut:
Model I : Y = α + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + e
Model II : Y = α + β1 X1 + β2 X2 + β3[{X1-X2} + e
Model III : Y = α + β1 X1 + β3 X3 + β3{X1-X3}] + e
Keterangan :
Y = Kinerja aparatur pemerintah daerah
α = Konstanta
β = Koefisien regresi
X1 = Partisipasi penyusunan anggaran
X2 = Budaya organisasi
X3 = Komitmen organisasi
{X1-X2} = Interaksi antara partisipasi penyusunan anggaran dengan budaya organisasi
{X1-X3} = Interaksi antara partisipasi penyusunan anggaran dengan kommitmen organisasi
Metoda Analisis Data
Metoda analisis data yang digunakan dalam peneilitian ini adalah model regresi.
Kemungkinan-kemungkinan munculnya masalah dalam model regresi cukup sering dalam
mencocokkan model prediksi ke dalam sebuah model yang dimasukkan dalam serangkaian
data. Oleh karena itu untuk mendapatkan hasil yang lebih mutlak dalam penggunaan model
7
regresi maka terlebih dahulu diadakan pengujian kualitas instrumen pengamatan, uji
normalitas data dan uji asumsi klasik. Pengolahan data menggunakan software SPSS.
Definisi Operasional Variabel
Terdapat empat variabel yang digunakan dalam penelitian ini:
1. Partisipasi Anggaran, adalah tingkat seberapa jauh keterlibatan dan pengaruh individu
(manajer) didalam menentukan dan menyusun anggaran yang ada dalam divisi atau
bagiannya, baik secara periodik maupun tahunan. Instrumen yang digunakan untuk
mengukur variabel ini diadopsi dari Millani (1975) yang banyak digunakan oleh
peneliti-peneliti sebelumnya. Ada 6 (enam) item pertanyaan yang dipakai untuk
mengukur partisipasi dengan menggunakan skala lima poin, di mana skor terendah
(poin 1) menunjukkan partisipasi rendah, sedangkan skor tinggi (poin 5)
menunjukkan partisipasi tinggi.
2. Budaya Organisasi, adalah nilai-nilai dari keyakinan yang dimiliki para anggota
organisasi yang dimanifestaikan dalam bentuk norma-norma perilaku para individu
atau kelompok organisasi yang bersangkutan (pendekatan dimensi praktek) (Hofstede
dkk, 1990).
Secara spesifik variabel budaya menjelaskan orientasi budaya perusahaan pada level
departemen atau bagian. Pengukuran variabel dengan instrument yang dikembangkan
Supomo (1998) berdasarkan analisi faktor pada instrumen Hofstede dkk, (1990)
3. Komitmen Organisasi, didefinisikan sebagai keyakinan dan dukungan yang kuat
terhadap nilai dan sasaran yang ingin dicapai organisasi. Variabel komitmen
organisasi diukur dengan instrumen yang digunakan oleh Mowday dkk, 1979. Item-
item disesuaikan dengan konteks pemerintah daerah oleh Darma (2004) dan
Dwianasari (2004). Jumlah item pertanyaan adalah 9 item dengan skala ordinal 1-5.
4. Kinerja Aparatur. Pemerintah daerah mengadopsi pertanyaan yang dikembangkan
oleh Mahoney dkk (1963) diukur dengan menggunakan 9 (sembilan) item. Setiap
responden diminta untuk menjawab sembilan item pertanyaan yang menyangkut
tingkat kinerja manajerial di setiap bidang yang meliputi: perencanaan, investigasi,
pengkoordinasian, evaluasi, pengawasan, pengaturan staff (staffing), negosiasi,
perwakilan/representasi dan kinerja secara keseluruhan. Pada variabel dependen
kinerja aparatur ini juga menggunakan skala ordinal 1-5.
8
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penyajian Data
Obyek penelitian ini adalah satuan kerja perangkat daerah (SKPD) pada pemerintah
Kabupaten Barru, maka sebelumnya diuraikan perkembangan manajerial SKPD dalam
penyusunan anggaran SKPD sebagai pendukung penelitian.
Hasil Penelitian
Setelah melalui berbagai tahapan penelitian yang telah direncanakan, penelitian ini
menghasilkan berbagai hal terkait dengan masalah yang diajukan pada bagian awal. Hasil
statistik deskriptif akan memberikan gambaran umum terhadap data yang digunakan dalam
penelitian ini. Sebelum melakukan pengujian hipotesis melalui pengujian model, penelitian
ini terlebih dahulu melakukan pengujian terhadap kualitas data yang digunakan. Pengujian ini
digunakan untuk menjamin terpenuhinya asumsi yang diperlukan dalam melakukan
pengujian terhadap model regresi.
Data yang telah dikumpulkan berupa hasil jawaban responden yaitu pada seluruh SKPD
pada pemerintah Kabupaten Barru dengan sasaran kami batasi pada manajerial SKPD dalam
penyusunan anggaran SKPD, yaitu kepala satuan kerja selaku pengguna anggaran dan pejabat
penatausahaan keuangan. Hasil pengolahan data berupa informasi untuk mengetahui
bagaimana pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja aparatur pemerintah
daerah,bagaimana pengaruh budaya organisasi dalam hubungan antara partisipasi
penyusunan anggaran dengan kinerja aparatur pemerintah daerah, dan bagaimana pengaruh
komitmen organisasi dalam hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dengan
kinerja aparatur pemerintah daerah. Jumlah kuesioner yang disebar sebanyak 43 kuesioner.
Pembahasan Hipotesis I
Pada hipotesis I dilakukan untuk melihat pengaruh partisipasi penyusunan anggaran
terhadap kinerja aparatur, dan hipotesis yang dikemukakan dalam hal ini adalah :
H1 : Semakin tinggi tingkat partisipasi penyusunan anggaran, semakin tinggi tingkat kinerja
aparat pemerintah daerah.
Untuk mengetahui hasil dari adanya pengaruh partisipasi penyusunan anggaran
dengan kinerja aparat, maka diadakan uji regresi sederhana. Berdasarkan pengujian yang
dilakukan dengan menggunakan SPSS, maka dapat dijelaskan bahwa ternyata terdapat
pengaruh antara partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial, yang
ditunjukkan dengan nilai t hitung sebesar 4,823 dengan signifikansi sebesar 0,000 yang lebih
kecil dari α = 0,05. Adanya pengaruh positif antara partisipasi penyusunan anggaran terhadap
9
kinerja aparat pemerintah daerah menunjukkan bahwa semakin tinggi partisipasi penyusunan
anggaran, maka akan semakin meningkatkan kinerja aparat pemerintah daerah.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Schuler
dan Kim (1976), Brownell (1982), Brownell dan Mc. Innes (1986) serta Nur Indriantoro
(1993). Dengan demikian, maka hipotesis pertama yang menyatakan adanya pengaruh antara
partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja aparat terbukti.
Pembahasan Hipotesis II
Hipotesis II dalam penelitian diungkapkan :
H2: Semakin tinggi tingkat kesesuaian antara partisipasi penyusunan anggaran dengan
budaya organisasi orientasi pada orang, semakin tinggi kinerja aparat pemerintah daerah.
Untuk mengetahui adanya pengaruh antara variabel budaya organisasi dalam
memoderasi hubungan partisipasi penyusunan anggaran dengan kinerja manajerial,
digunakan uji interaksi atau disebut moderated regretion analysis. Berdasarkan hasil
pengujian yang dilakukan (budaya organisiasi sebagai variabel moderat) menunjukkan t
hitung sebesar 8,603 dengan signifikasi sebesar 0,000 yang lebih kecil dari α = 0,05, berarti
hipotesis 2 yang diajukan dapat diterima. Dengan demikian, hasil penelitian ini mendukung
hipotesis yang menyatakan semakin tinggi tingkat kesesuaian antara partisipasi penyusunan
anggaran dan budaya organisasi yang berorientasi pada orang akan semakin tinggi kinerja
aparat. Sebaliknya semakin rendah tingkat kesesuaian antara partisipasi penyusunan anggaran
dan budaya organisasi berorientasi pada pekerjaan, semakin rendah kinerja aparat. Kombinasi
kesesuaian antara partisipasi penyusunan anggaran dan budaya organisasional yang
berorientasi pada orang merupakan kesesuaian terbaik yaitu faktor budaya organisasi
memenuhi prasarat kondisional atau efektif dari partisipasi penyusunan anggaran yang dapat
meningkatkan kinerja aparat.
Hal ini berarti partisipasi anggaran dapat meningkatkan kinerja aparat jika disertai
dengan budaya organisasi yang berorientasi pada orang. Dengan kata lain, budaya organisasi
secara signifikan mampu bertindak sebagai variabel moderating yang mempengaruhi
hubungan partisipasi anggaran dalam meningkatkan kinerja aparat. Temuan penelitian ini
seperti halnya penelitian Supomo (1998) mengindikasikan bahwa partisipasi bawahan dalam
penyusunan anggaran lebih efektif jika keputusan-keputusan yang penting dalam organisasi
lebih sering dibuat secara kelompok. Partisipasi anggaran akan meningkatkan kinerja
manajerial para anggota organisasi jika atasan setingkat kepala dinas peduli dan perhatian
terhadap masalah pribadi para bawahan, serta lebih tertarik pada orang (yang mengerjakan)
daripada hasil pekerjaan orang tersebut. Hasil penelitian ini memberikan bukti empiris
10
mengenai pentingnya aspek hubungan antara bawahan dan atasan dalam upaya meningkatkan
kinerja para pegawai.
Pembahasan Hipotesis III
Pada Hipotesis III dijelaskan :
H3: Semakin tinggi tingkat kesesuain partisipasi penyusunan anggaran dengan
komitmen organisasi, semakin tinggi kinerja aparat pemerintah daerah.
Untuk mengetahui adanya pengaruh antara variabel komitmen organisasi dalam
memoderasi hubungan partisipasi penyusunan anggaran dengan kinerja manajerial,
digunakan uji regresi berganda dengan variabel moderasi. Berdasarkan hasil pengujian yang
dilakukan, maka terdapat pengaruh antara variabel komitmen organisasi dalam memoderasi
partisipasi penyusunan anggaran dengan kinerja aparat yang ditunjukkan dengan nilai t
hitung sebesar 2,027 dengan signifikasi sebesar 0,004 yang lebih kecil dari α = 0,05. Dengan
demikian, hasil penelitian ini mendukung hipotesis yang menyatakan peningkatan komitmen
organisasi akan menyebabkan peningkatan kinerja aparat pemerintah yang berpatisipasi
dalam penyusunan anggaran. Sebaliknya, penurunan komitmen organisasi dapat berakibat
pada terjadinya kecenderungan untuk menurunnya kinerja aparat. baik kepala SKPD maupun
PPK dalam berpartisipasi menyusun anggaran.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Randall, (1990) dalam
Nouri dan Parker (1998). Partisipasi anggaran akan meningkatkan kinerja manajerial para
anggota organisasi, jika atasan setingkat kepala dinas peduli dan perhatian terhadap
komitmen para bawahan dalam berpartisipasi untuk menyusun anggaran. Oleh karenanya,
maka tujuan sasaran anggaran dapat dicapai. Komitmen organisasi yang tinggi akan
meningkatkan kinerja yang tinggi pula, sementara komitmen yang rendah dari aparat
pemerintah daerah akan berimplikasi pada rendahnya kinerja komitmen untuk
bertanggungjawab terhadap tujuan sasaran anggaran yang hendak dicapai.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dianalisis dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut :
1. Terdapat pengaruh yang signifikan partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja
aparat pemerintah daerah, dengan demikian maka semakin tinggi partisipasi penyusunan
anggaran, akan semakin meningkatkan kinerja aparat pemerintah daerah.
11
2. Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel budaya organisasi dalam memoderasi
partisipasi penyusunan anggaran dengan kinerja aparat pemerintah daerah. Hasil ini
menunjukkan semakin tinggi tingkat kesesuaian partisipasi penyusunan anggaran dengan
budaya organisasi yang berorientasi pada orang, akan semakin tinggi kinerja aparat
pemerintah daerah.
3. Terdapat pengaruh signifikan antara variabel komitmen organisasi dalam memoderasi
partisipasi penyusunan anggaran dengan kinerja aparat pemrintah daerah. Hasil ini
menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat komitmen organisasi akan menyebabkan
peningkatan kinerja aparat pemerintah daerah dalam berpatisipasi atas penyusunan
anggaran.
DAFTAR PUSTAKA
Adoc, M, H, 2002, Pengaruh Karakteristik Tujuan Anggaran Terhadap Perilaku dan Kinerja
Pemerintah Daerah diprovensi Nusa Tenggara Timur, Tesis Program Pasca Sarjana UGM, Yogyakarta.
Argyris, C,(1952), The Impact Budget on People, The Controllership Foundation, Inc, The Scool of Business and Public Administration, Cornell University.
Bashaw dan Grant, 1994. Exploring the Distinctive Nature of Work Commitment, Journal of personal
Bastian, Indra, 2006, Sistem Akuntansi Sektor Publik, Edisi 2, Jakarta, Salemba empat
Beynon P. & Davies (2004). Database systems. Houndmills, Basingstoke, UK: Palgrave.
Gozali, Imam, 2002, Aplikasi analisis Multifariat dengan program SPSS, BP, Undip
Halim, Andul, 2007, Akuntansi Sektor Publik, Akuntansi Keuangan Daerah, Edisi 3, Jakarta , Salemba Empat
Hassan, Iqbal, 2008, Pokok-pokok Materi Statistik 2, Statistik Inferensif, Edisi kedua, Jakarta, Bumi Aksara.
Hansen Dan Mowen. 2001. Akuntansi Manajemen. Salemba Empat. Jakarta.
Henry Simamora. 1999. Akuntansi Manajemen. Salemba Empat. Jakarta.
Irene Rini. DP. 2003. Analisis Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Kultur Organisasi dan Locus Of Control Sebagai Variabel Moderating. Jurnal Bisnis Strategi. Vol. 11. pp 23-33.
Ikhsan, Arfan, 2008, Metodologi Penelitian Akuntansi Keperilakuan, Edisi pertama, Yogyakarta, Graha Ilmu.
Irvan H 2008. Pendekatan Budaya Organisasi untuk Employee Engagement, Portalhr.com.
Kusnadi. 2005. Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Peran kecukupan Anggaran dan Komitmen Organisai Sebagai variabel Intervening. JMK. Vol. 3 No. 1. pp 75-97.
Leslie, 1992, Keuangan Dan Akunting, diterjemahkan oleh Dra. Dyah Ratna Permatasari, Penerbit Binarupa aksara, Jakarta.
12
Luthans, Fred. (2002). Organization Behavior. Ninth Edition. McGraw Hill Book Company. Boston 3
Mardiasmo, 2005. Akuntansi Sektor Publik : Penentuan harga pelayanan publik, jokjakarta Mayer, J.P., N.J. Allen and A.C. Smith, 1993. Commitment to Organization and Occupation:
Extension and Test of A Three-Component Conceptualization. Journal of Applied Psychology, vol. 78, p.538-551.
Milani, K. W. ,The Relationship of Participation in Budget-Setting to Industrial Supervisor Performance and Attitudes: A Field Study, The Accounting Review (April 1975), pp. 274-284.
Mathis, dan Jackson, 2002, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi pertama, Cetakan Pertama, Yogyakarta : Salemba Empat
Moreland, R., Levine, J., & Cini, M., (1993) Group Socialization: The Role of Commitment. Dalam Group Motivation Social Psychology Perspectives. Editor. Michael A Hogg & Dominic Abrams. New York: Harvester Wheatsheaf.
Mowday R.T. 1992. Commitment Propensity, Organizational Commitment and Voluntary Turnover: A longitudional Study of Organizational Entry Process. Journal of Management, 18 (1):15-32
Munawar, 2001, Pendapatan Asli Daerah Dalam Otonomi Daerah, Vol II. No 1. Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya.
Mathieu, J.E and Zajac, DM, 1990, A review and meta analisys of the antecendents, correlates, and consequences of organizational commitment, Pcycological Bulletin, Vol 108.
Mayer, Allen J. (1994). The Measurement and Antecedents of Affective, Continuance,and Normative Commitment to the Organization. Journal of Occupational Psychology. London
M. Nafarin. 2004. Penganggaran Perusahaan. Edisi Revisi. Salemba Empat. Jakarta.
Mulyadi. 1997. Akuntansi Manajemen. Edisi 2, Penerbit Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi. Yogyakarta.
Mia, L, 1989, The Impact of Participation in Budgeting and Job Difficulty on managerial performance, work motivation, a research note, Accounting Organizational and Society, Vol 13.
Nordiawan,. 2006. Akuntansi Sektor Publik. Jakarta : Salemba Empat.
Nouri H. and Parker R. J. (1996), The Effect of Organizational Commitmenton The Relation Between Budgetary Participation and Budgetary
Osborne, . 1999. Mewirausahakan Birokrasi, Jakarta : Pustaka Binaman Pressindo.
O’Reilly,(1989), Organizational Commitmeent and Psychological Attachment ; The Affective Complience Identification, and Internalizen on Pro Social Behavior, Journal of Applied Psychology, Vol IV,471-493.
Pareek.1994.Perilaku Organisasi, Jakarta : PT Pustaka Binaman Pressindo
Randall D.M, 1990, The Consekuencess of Organization Commitment: Methodological Investigation, Journal of Organization Behavior. Pp 361-378
R.A. Supriyono. 2005. Pengaruh Variabel Perantara Kecukupan Anggaran dan Partisipasi Penganggaran terhadap Hubungan Antara Komitmen Organisasi dan Kinerja Manajerial di Indonesia. Jurnal Ekonomi Perusahaan. Vol. 12. No. 1 pp 13-29.
R.A. Supriyono. 2005. Pengaruh Usia, Keinginan Sosial, Kecukupan Anggaran dan Partisipasi Penganggaran terhadap Kinerja Manajerial di Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia”. Vol. 21. No. 1 pp 59-74.
Steers, Richard, 1995. Efektivitas Organisasi II, Jakarta. Penerbit Erlangga
13
Sutarto, 1997, Dasar-Dasar Organisasi, Gajah Mada University Press, Jogjakarta.
Santrock, John W. Educational Psychology. 2nd Edition. Terjemahan Tri Wibowo B.S. Jakarta: Prenada Media Group, 2008.
Siagian, Sondang P. Filsafat Administrasi. Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008.
Simamora, Henry, Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarya: STIE YKPN, 2004.
Soeprihanto, 1996 John. Penilaian Kinerja dan Pengembangan Karyawan. Yogyakarta: BPFE.
Sopiah, Perilaku Organisasional. Yogyakarta: Penerbit Andi. 2008
Sumadi Suryabrata. 1992. Metodologi Penelitian. Rajawali Pers. Jakarta.
STAR, ADB, 2007, Laporan Sektor Tentang Akuntabilitas dan Audit di Indonesia, State Audit Reform-Sector Development Program, Program Loan Monitoring Unit (PLMU).
Steers, R.M. (1979), Factors Affecting Job Attitudes in a Goal-Setting Environment”, dalam Kenis; “Effect of Budgetary Goal Characteristics on Management Attitudes and Performance, The Accounting Review, October, P. 707-721
Vroom, V. H. & Jago, A. G. 1988, The new leadership: Managing participation in organizations. Englewood Cliffs, N. J. Prentice Hall.
Wentzel, Kristin, 2002, The Influence of Fairness Perceptions and Goal commitment on Managers Performance in A Budget Setting, Behavior Research in Accounting, 14: 247- 271.
Wignyosoebroto, Sritomo, 2000. Ergonomi Studi Gerak dan Waktu. Surabaya: Guna Widya. Edisi I, Cetakan II. 2000.
Yuki, G. A. 2006, Leadership In Organization, 5th ed. New York: Pearson Prentice Hall. 2006.
Yuki H. 2004. Hubungan antara kesenjangan iklim kerja dan motivasi kerja. Skripsi sarjana fakultas Psikologi Unpad, Bandung.