Download - PENGARUH MANAJEMEN LABA TERHADAP NILAI …
PENGARUH MANAJEMEN LABA TERHADAP NILAI PERUSAHAAN
DENGAN MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE SEBAGAI
VARIABEL MODERASI
(Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode Tahun 2014-2018)
Nersiyanti; Halim Usman; Hapid
Universitas Muhammadiyah Palopo
Email: [email protected]
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini untuk memberikan bukti pengaruh manajemen laba terhadap nilai perusahaan.
Mekanisme Corporate Governance dengan indikator pengukuran antara lain; kepemilikan manajerial,
kepemilikan institusional, dewan komisaris independen dan komite audit mempengaruhi hubungan antara
manajemen laba dengan nilai perusahaan. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode observasi tahun 2014-2018. Teknik yang digunakan adalah
purposive sample dengan metode analisis yang digunakan adalah regresi sederhana dan regresi moderasi.
Hasil penelitian menemukan bahwa manajemen laba berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.
Kepemilikan manajerial tidak mampu memoderasi hubungan antara manajemen laba dengan nilai
perusahaan. Kepemilikan institusional tidak mampu memoderasi hubungan antara manajemen laba dengan
nilai perusahaan. Dewan Komisaris Independen tidak mampu memoderasi hubungan antara manajemen laba
dengan nilai perusahaan. Sedangkan Komite Audit memiliki kemampuan memoderasi hubungan antara
manajemen laba dengan nilai perusahaan.
Kata Kunci: Manajemen Laba, Nilai Perusahaan, Mekanisme Corporate Governance, Kepemilikan
Manajerial, Kepemilikan Institusional, Dewan Komisaris Independen, dan Komite Audit.
Abstrack
The objective of study was to provide empirical evidence of the influence of earnings management on
corporate value. Managerial ownership affected the relationship between earning management with
corporate values, and institutional ownership affected the relations between earning management to the
corporate value.The population of this study was manufacturing companies listed on the Indonesia Stock
Exchange, the observation period from the year 2004-2018. The technique used was purposive sample with
the analysis method used was a simple regression for hypothesis one, and moderate analyst regression for
hypotheses two and three. The study found that earnings management had no effect on corporate value.
Managerial ownership did not affect the relationship between earnings management to corporate value.
Institutional ownership affected the relationship between earnings management to corporate value.
Ownership of shares held by institutional parties could weaken the influence of earnings management on
corporate value. It was because the institutional ownership could control the company more closely so that
the possibility of management performed earnings management could be reduced.
Key words: earnings management, corporate governance, managerial ownership, institutional ownership,
corporate value.
1. PENDAHULUAN
Sebuah perusahaan didirikan pastinya memiliki suatu tujuan yang jelas.
Mencapai keuntungan yang maksimum merupakan tujuan setiap perusahaan
karena merupakan tolak ukur nilai perusahaan itu sendiri. Nilai perusahaan
mencerminkan kinerja suatu perusahaan namun juga memberikan gambaran
tentang prospek perusahaan dimasa yang akan datang.
Berikut ini adalah data empiris perkembangan nilai perusahaan pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014-2017.
Grafik 1
Perkembangan Nilai Perusahaan 2014-2017
Sumber : data diolah oleh peneliti
Berdasarkan grafik tersebut terlihat bahwa perkembangan nilai perusahaan
dari tahun 2014-2017 mengalami fluktuasi. Dimana pada tahun 2014 Nilai
perusahaan menunjukkan angka 1.020, tahun 2015 menunjukkan angka 1.771,
tahun 2016 menunjukkan pada 1.801, sedangkan di tahun 2017 menunjukkan 2.
0
0.5
1
1.5
2
2.5
2014 2015 2016 2017
Nilai Perusahaan
Tobins'Q
008. Hasil tersebut disimpulkan bahwa setiap tahunnya Nilai Perusahaan
mengalami peningkatan.
Pada praktiknya, dalam sebuah entitas bisnis seringkali memunculkan
perbedaan informasi atau asimetri informasi antara manajemen (agent) dengan
pemilik (principal) yang mengharuskan manajer untuk mengambil sebuah
kebijakan manajemen laba (earnings management) terkait dengan kinerja
perusahaan selama periode berjalan Triyuwono, (2018). Tujuan utama manajemen
melakukan manajemen laba adalah untuk mengelabui pemakai laporan keuangan
sehingga manajemen mendapatkan keuntungan pribadi (obtaining privat gains).
Fenomena manajemen laba yang terjadi di Bursa Efek Indonesia, antara lain dapat
dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1 Kasus Manajemen Laba di Indonesia
No Nama Perusahaan Tahun
Terjadinya
Kasus
Penyebab terjadinya manajemen laba
1. Kimia Farma 2001 Perusahaan diduga melakukan mark
up laporan keuangan, yang
menggelembungkan laba sebesar Rp
32.668 miliar. Kasus ini menyeret
KAP yang mengaudit perusahaan ini
meskipun KAP ini yang berinisiatif
melakukan adanya overstated itu.
2. Lippo Bank 2002 Menerbitkan 3 versi laporan keuangan
sekaligus yang saling berbeda antara
satu dengan yang lain, yaitu laporan
keuangan yang dipublikasikan dalam
media masssa, laporan keuangan yang
dilaporkan kepada Bapepam, dan
laporan keuangan yang disampaikan
akuntan public kepada manajer
perusahaan ini. Selain itu, perusahaan
ini dinilai telah mencantumkan
pendapatan audit secara tidak hati-
hati.
3. Toyota 2017 Tingginya biaya dan fluktuasi nilai
tukar
4. Sinar Mas Group 2018 Melakukan pelanggaran kegaggalan
mengumumkan kepada public
informasi material berupa
penandatanganan perjanjian
penyelesaian dengan krediturnya,
tidak mengumumkan laporan
keuangan tahunan, dan tidak
menginformasikan kepada Bapepam
mengenai gugatan piutang dagang
dalam jumlah yang cukup material.
5. PT. Garuda Indonesia 2019 sejak bulan Juni 2015 keuangan PT
Garuda Indonesia sudah dimanipulasi.
PT Garuda Indonesia (persero) diduga
melakuakan perubahan dalam laporan
keuangan agar terlihat sehat. Dugaan
perubahan ini terlihat dari salinan
percakapan sebuah grup Whatsapp. Di
dalam salinan percakapan itu sangat
terlihat jajaran direksi atau BOD
memberikan perintah kepada kepala
unit dan kepala bagian akunting PT
Garuda Indonesia untuk
memundurkan semua pembayaran
hutang. Pemunduran ini dimaksudkan
membuat laporan keuangan menjadi
bagus.
Selain data di atas, berikut ini adalah data empiris perkembangan nilai perusahaan
pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014-
2017.
Grafik 2
Perkembangan Grafik Manjemen Laba
Sumber : data diolah peneliti
Berdasarkan grafik 1.2 tersebut terlihat bahwa perkembangan rata-rata
manajemen laba pada perusahaan manufaktur periode 2014-2017 mengalami
penurunan selama dua tahun berturut-turut yaitu di tahun 2016 mengalami
penurunan dari tahun 2015, penurunannya sebesar 0.5436 atau sebesar 54.36%
dan pada tahun 2017 mengalami penurunan dari tahun 2016, turun sebesar 1.549
atau 154.977%. Hal ini sesuai dengan teori secara umum yang menyatakan bahwa
semakin meningkat praktik manajemen laba maka akan semakin tinggi nilai
perusahaannya yang kemudian akan turun.
Dirangkum dari investor.id, “di zaman globalisasi saat ini banyak
perusahaan menerapkan prinsip-prinp tata kelola perusahaan yang baik (Good
Corporate Governance) dalam menjalankan fungsi manajemen perusahaan.
Perusahaan yang mampu menerapkan Good Corporate Governance dapat
bersaing ditengah persaingan yang ketat dan nilai perusahaan di mata publik”.
Berdasarakan fenomena tersebut dapat diketahui betapa pentingnya tata kelola
yang baik dalam menjalankan bisnis di era modern ini. Sumber dari Tempo.co Sri
Mulyani Indrawati selaku Menteri Keuangan menyampaikan bahwa
“pelaksanaan good corporate governance berdasarkan azas transparansi dan
akuntabilitas serta check and balance. Hal-hal tersebut harus diperhatikan
apalagi masyarakat kini sangat responsif dan perduli terhadap isu korupsi”. Hal
0
500
1,000
1,500
2,000
2,500
3,000
2014 2015 2016 2017
Earnings Management
EM
lain yang menjadi pertimbangan peneliti adalah masih terdapat perbedaan hasil
penelitian-penelitian sebelumnya mengenai variabel manajemen laba, nilai
perusahaan dan mekanisme corporate governance diantaranya adalah penelitian
yang dilakukan oleh Darwis, (2012) Variabel moderating kepemilikan manajerial
tidak berpengaruh terhadap hubungan antara manajemen laba dengan nilai
perusahaan yang mengindikasikan bahwa perusahaan dalam sampel tidak
menggunakan kepemilikan manajerial untuk mengurangi tindakan manajemen
laba.
Berdasarkan konten fenomena yang ada disertai dengan perbedaan hasil
penelitian terdahulu, maka peneliti mengangkat sebuah judul penelitian yaitu:
“Pengaruh Manajemen Laba terhadap Nilai Perusahaan dengan Mekanisme
Corporate Governance sebagai variabel moderasi (Studi pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2014-2018”.
2. TINJAUAN LITERATUR
Agency Theory (Teori Keagenan)
Jensen dan Meckling (1976) mengemukakan bahwa hubungan keagenan adalah
kontrak antara manajer (agen) dan investor (prinsipal). Terdapat benturan
kepentingan antara pemilik dan agen karena agen tidak selalu dapat bertindak
untuk kepentingan prinsipal, yang memicu biaya agen (agency cost).
Perspektif hubungan keagenan merupakan dasar yang digunakan untuk
memahami good corporate governance. Good corporate governance (GCG)
memiliki pengaruh besar terhadap Nilai Perusahaan. Good corporate governance
(GCG) merupakan prinsip yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan
agar mencapai keseimbangan antara kekuatan serta kewenangan perusahaan
dalam memberikan pertanggungjawaban kepada pihak-pihak yang
berkepentingan, shareholder pada khususnya dan stakeholder pada umumnya
(Marini & Marina, 2019).
Manajemen Laba
Suatu usaha manajer perusahaan untuk mengintervensi atau memengaruhi
informasi dalam sebuah laporan keuangan dengan tujuan agar pihak yang
berkepentingan di dalamnya memandang bahwa kinerja perusahaan telah dalam
kondisi yang stabil merupakan definisi dari manajemen laba. Hal tersebut bukan
tanpa sebab melainkan agar laporan keuangan yang disajikan dapat
mempengaruhi keputusan investor dalam pengambilan keputusan (Putri, 2019).
Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan adalah persepsi masyarakat terhadap pengelolaan sumber
daya pada akhir tahun berjalan. Semakin berhasil perusahaan selama beroperasi,
semakin tinggi pula persepsi masyarakat yang tercermin pada harga saham
perusahaan. Investor menilai dengan bersedia membeli saham perusahaan dengan
harga tertentu sesuai dengan persepsi dan keyakinannya, Tambalean et al., (2018).
Mekanisme Corporate Governance
Corporate governance merupakan konsep yang didasarkan pada teori
keagenan, dan diharapkan bisa berfungsi sebagai alat untuk memberikan
keyakinan kepada para investor bahwa mereka akan menerima return atas dana
yang telah mereka investasikan, Restuningdiah (2010). Corporate governance
berkaitan dengan bagaimana para investor yakin bahwa manajer akan memberikan
keuntungan bagi mereka, yakin bahwa manajer tidak akan mencuri/menggelapkan
atau menginvestasikan ke dalam proyek-proyek yang tidak menguntungkan
berkaitan dengan dana/kapital yang telah ditanamkan oleh investor, dan berkaitan
dengan bagaimana para investor mengontrol para manajer.
1. Komisaris Independen
Menurut Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG) dalam rangka
memberdayakan fungsi pengawasan dewan komisaris, keberadaan komisaris
independen adalah sangat diperlukan. Secara langsung keberadaan komisaris
independen menjadi penting, karena di dalam praktik sering ditemukan transaksi
yang mengandung benturan kepentingan yang mengabaikan kepentingan
pemegang saham publik (pemegang saham minoritas) serta stakeholder lainnya,
terutama pada perusahaan di Indonesia yang menggunakan dana masyarakat di
dalam pembiayaan usahanya.
2. Kepemilikan Institusional
Semakin tinggi kepemilikan institusional maka semakin kuat kontrol
eksternal terhadap perusahaan. Keadaan dimana lembaga atau institusional
memiliki saham dalam sebuah perusahaan disebut kepemilikan institusional,
dimana setiap keputusan yang diambil oleh seorang manager dianggap dapat
menjadi mekanisme monitoring yang efektif dengan adanya kepemilikian
institusional tersebut, Tambalean et al., (2018).
3. Kepemilikan Manajerial
Dari sudut pandang teori akuntansi, manajemen laba sangat ditentukan oleh
motivasi manajer perusahaan. Motivasi yang berbeda akan menghasilkan besaran
manajemen laba yang berbeda, seperti antara manajer yang juga sekaligus sebagai
pemegang saham dan manajer yang tidak sebagai pemegang saham.
4. Komite Audit
Keberadaan Komite Audit merupakan bagian penting dalam perusahaan
dalam rangka pengendalian internal. Para pengguna laporan keuangan menilai
perusahaan yang membentuk Komite Audit memiliki kualitas laba yang lebih baik
dari pada laba yang dilaporkan oleh perusahaan yang tidak membentuk komite
audit. Komite Audit juga berfungsi sebagai mekanisme fungsi pengawasan untuk
mengatasi terjadinya konflik kepentingan antara agen dan principal.
Kerangka Konseptual
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
3. Metode Penelitian
Mekanisme Corporate Governance
1. Komite Audit
2. Komisaris Independen
3. Kepemilikan Institutional
4. Kepemilikan Manajerial
Earning Management
(EM)
Value of Firm
(VoFirm)
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif explanatory research
dengan tujuan menjelaskan pengaruh antar variabel melalui pengujian hipotesis
yang digunakan untuk membuktikan pengaruh antar variabel yang digunakan
dalam penelitian ini dengan menggunakan uji statistik.
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini tidak memilik lokasi yang tepat. Penelitian ini mengambil data
di website ojk.go.id dengan melihat daftar Perusahaan Manufaktur yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia (BEI). Waktu penelitian dilakukan mulai bulan Maret
sampai dengan bulan Maret 2020 dengan meneliti laporan keuangan perusahaan
yang memenuhi kriteria dalam penelitian ini selama lima tahun periode yaitu
tahun 2014- 2018.
Polulasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah Perusahaan manufaktur yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2014-2018. Pengambilan sampel
dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling dengan tujuan untuk
mendapatkan sampel yang representatif
Tabel 3
Kriteria Penentuan Sampel
No Kriteria sampel Jumlah
perusahaan
1. Perusahaan yang terbit di Bursa Efek Indonesia pada periode
2014-2018
117
2. Laporan tahunan perusahaan yg tidak menggunakan nilai mata
uang rupiah selama periode 2014-2018
(34)
3. Mengungkapkan informasi tentang struktur kepemilikan
perusahaan (kepemilikan manajerial dan kepemilikan
instituisional), komisaris independen secara konsisten, komite
audit, dan data dari variabel manajemen laba dan nilai
perusahaan selama tahun 2014-2018
(62)
4. Jumlah perusahaan yang masuk kriteria periode 2014-2018 21
5. Total keseluruhan sampel selama 5 periode skala tahun (21 x
5)
105
Sumber: data diolah 2020
Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data panel, yaitu gabungan dari
time series dan croos-sectional. Chandrarin (2018) menyatakan runtun waktu
merupakan jenis data yang nilainya diambil secara beruntun atau reguler selama
periode waktu yang ditentukan. Data cross-cectional merupakan jenis data yang
nilainya diambil pada saat tertentu dalam batasan yang sesuai dengan atribut
pengukuran tertentu.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan data
dokumentasi yaitu data sekunder yang diperoleh dari sampel perusahaan sesuai
dengan kebutuhan dalam penelitian, berupa laporan keuangan yang sudah
dipublikasikan.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Uji Multikolinearitas
Tabel 4 Uji Multikolinearitas
EM MNJR INST DKI KA
EM 1 -0.0559 -0.07342 -0.04518 0.037957
MNJR -0.0559 1 0.387326 0.03692 0.041845
INST -0.07342 0.387326 1 -0.01738 0.038195
DKI -0.04518 0.03692 -0.01738 1 0.125951
KA 0.037957 0.041845 0.038195 0.125951 1
Sumber : data diolah eViews10
Dalam uji multikolinaeritas diatas dapat dilihat nilai korelasinya pada variabel
independensi di atas < 0,7 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
masalah multikolinaeritas pada variabel penelitian tersebut.
Uji Heteroskedastisitas
Tabel 5 Uji Heteroskedastisitas
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 0.144372 0.319663 0.451639 0.6525
EM 0.413352 0.26546 1.557115 0.1226
MNJR -0.11972 0.198031 -0.60457 0.5468
INST -0.00042 0.001697 -0.24913 0.8038
DKI 0.035126 0.089488 0.392525 0.6955
KA 0.0824 0.110982 0.74246 0.4596
Sumber : data diolah eViews 10
Nilai p-value variabel Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Dewan
Komisaris Independen dan Komite Audit sebesar 0.1226; 0.5468; 0.8038; 0.6955;
0.4596 hasil ini menujukkan; Pada tabel diatas menunjukkan nilai yang lebih besar
dari tingkat alpha 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa data ini terbebas dari
masalah heteroskedastisitas.
Regresi Moderasi Menggunakan Pendekatan Interaksi
Sedangkan hasil persamaan regresi moderasi yaitu:
Tabel 6
Regresi Moderasi
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 0.361501 0.454742 0.794958 0.4291
EM 9.342277 2.49967 3.737404 0.0004
MNJR -0.36072 0.384959 -0.93704 0.3517
INST -0.06805 0.039904 -1.7054 0.0923
DKI 0.024544 0.118264 0.207534 0.8362
KA 0.028811 0.154747 0.186182 0.8528
EM_MNJR -2.34943 4.609198 -0.50973 0.6117
EM_INST -0.80563 0.471179 -1.70981 0.0914
EM_DKI -3.81269 3.413581 -1.11692 0.2676
EM_KA -1.57738 0.462924 -3.40743 0.0011
Sumber : data diolah 2020
Qit = α + b1 EMit + b2 Mnjrit + b3 Instit + b4 DKIit + b5 KAit + b6 EM*MNJRit
+ b7 EM*INSTit + b8 EM*DKIit+ b9 EM*KAit + e
Qit = 0.361 + b1 9.342 + b2 -0.360 + b3 -0.068 + b4 0.024 + b5 0.028 + b6 -2.349
+ b7 -0.805 + b8 -3.812 + b9 -1.577 + e
a. Pada model regresi di atas memiliki nilai konstanta sebesar 0.361.
Menunjukkan bahwa jika variabel independen (Manajemen Laba) bernilai tetap
atau konstan, maka variabel dependen (Nilai Perusahaan) adalah sebesar 0.361.
b. Nilai koefisien regresi variabel Manajemen Laba sebesar 9.342,
mengindikasikan bahwa setiap kenaikan satu variabel Manajemen Laba akan
meningkatkan praktik Nilai Perusahaan sebesar 9.342
c. Nilai koefisien regresi variabel Kepemilikan Manajerial sebesar -0.360.
Mengindikasikan bahwa setiap kenaikan satu variabel Kepemilikan Manajerial
akan menurunkan praktik Nilai Perusahaan sebesar 0.360.
d. Nilai koefisien regresi variabel Kepemilikan Institusional sebesar -0.068.
Mengindikasikan bahwa setiap kenaikan satu variabel Manajemen Laba akan
menurunkan praktik Nilai Perusahaan sebesar -0.068.
e. Nilai koefisien regresi variabel Dewan Komisaris Independen sebesar 0.024.
Mengindikasikan bahwa setiap kenaikan satu variabel Manajemen Laba akan
meningkatkan praktik Nilai Perusahaan sebesar 0.024
f. Nilai koefisien regresi variabel Komite Audit sebesar 0.028. Mengindikasikan
bahwa setiap kenaikan satu variabel Manajemen Laba akan meningkatkan
praktik Nilai Perusahaan sebesar 0.028.
g. Nilai koefisien regresi interaksi antara Manajemen Laba dengan Kepemilikan
Manajerial diperoleh sebesar -2.349. Mengindikasikan bahwa setiap kenaikan
satu variabel Kepemilikan Manajerial dapat menurunkan Nilai Perusahaan
sebesar -2.349.
h. Nilai koefisien regresi interaksi antara Manajemen Laba dengan Kepemilikan
Institusional diperoleh sebesar -0.805. Mengindikasikan bahwa setiap kenaikan
satu variabel Kepemilikan Institusional dapat menurunkan Nilai Perusahaan
sebesar -0.805.
i. Nilai koefisien regresi interaksi antara Manajemen Laba dengan Dewan
Komisaris Independen diperoleh sebesar -3.812. Mengindikasikan bahwa
setiap kenaikan satu variabel Dewan Komisaris Independen dapat menurunkan
Nilai Perusahaan sebesar -3.812.
1. Nilai koefisien regresi interaksi antara Manajemen Laba dengan Komite Audit
diperoleh sebesar -1.577. Mengindikasikan bahwa setiap kenaikan satu variabel
Kepemilikan Institusional dapat menurunkan Nilai Perusahaan sebesar -1.577.
Koefisien Determinasi
Tabel 4.2
Uji Koefisien Determinasi
R-squared 0.610614 Mean dependent var 0.342147
Adjusted R-
squared 0.460051 S.D. dependent var 0.545281
Berdasarkan tabel di atas nilai R adalah 0.46 atau 46 %. Hasil ini menunjukkan
bahwa Manajemen Laba, dan Mekanisme Corporate Governance yang diukur
dengan Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Dewan Komisaris
Independen, dan Komite Audit mampu mempengaruhi Nilai Perusahaan sebesar
46%, sedangkan 64% lainnya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk
dalam pengukuran ini.
Hasil Uji T
Penelitian ini menggunakan jumlah sampel sebanyak 105 dengan 1 variabel
independen dengan tingkat signifikansi atau nilai kritis sebesar 5%. Dengan
demikian perhitungan nilai ttabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
T tabel = {α ; df = ( n – k )}
= 5% ; df = (21 – 1)
= 0,05 ; df = 20
= 2.085
Manajemen Laba berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan
Hipotesis Pertama (H1) yang diajukan dalam penelitian ini adalah manajemen
laba berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil ini
menunjukan bahwa perusahaan manufaktur di Indonesia menggunakan earnings
management sebagai sarana untuk meningkatkan nilai perusahaan mereka. Hal ini
berarti manajemen laba berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai
perusahaan. Hasil penelitian ini menujukkan dengan adanya manajemen laba akan
meningkatkan nilai perusahaan. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian
Helmayunita dan Sari (2013) manajemen laba berpengaruh terhadap nilai
perusahaan, tindakan ini dapat menguntungkan manajer ataupun perusahaan untuk
jangka pendek, namun dapat menurunkan nilai perusahaan untuk jangka panjang.
Kepemilikan Manajerial mampu memoderasi hubungan antara Manajemen
Laba terhadap Nilai Perusahaan
Hipotesis Pertama (H2) yang diajukan dalam penelitian ini adalah
kepemilikan manajerial mampu memoderasi hubungan antara manajemen laba
terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan hasil uji t menggunakan pendekatan
interaksi ditemukan bahwa kepemilikan manajerial tidak mampu memoderasi
hubungan antara manajemen laba terhadap nilai perusahaan. Hasil tersebut sejalan
dengan penelitian dari Darwis (2010) yang menyatakan bahwa Kepemilikan
Manajerial tidak memiliki pengaruh terhadap hubungan antara Manajemen Laba
dengan Nilai Perusahaan.
Hasil ini tidak sejalan dengan Jensen dan Meckling (1976) dalam teori
agency yang menemukan bukti bahwa kepemilikan manajerial dapat digunakan
untuk mengurangi masalah keagenan dengan cara menyelaraskan kepentingan
manajer dan para pemilik modal. Semakin besar manajer memiliki jumlah
kepemilikan di dalam perusahaan maka akan mengurangi kecenderungan
terjadinya earnings management.
Kepemilikan Institusional mampu memoderasi hubungan antara
Manajemen Laba terhadap Nilai Perusahaan
Hipotesis Pertama (H3) yang diajukan dalam penelitian ini adalah kepemilikan
institusional mampu memoderasi hubungan antara manajemen laba terhadap nilai
perusahaan. Berdasarkan hasil uji t menggunakan pendekatan interaksi ditemukan
bahwa kepemilikan institusional tidak mampu memoderasi hubungan antara
manajemen laba terhadap nilai perusahaan.
Kepemilikan institusional oleh beberapa peneliti dipercaya dapat mempengaruhi
jalannya perusahaan, yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap kinerja
perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan, yaitu meningkatkan nilai
perusahaan. Semakin tinggi kepemilikan institusional, maka semakin kuat kontrol
terhadap perusahaan. Schleiver dan Vishny (1986), Coffe (1991) dalam
Siswantaya (2007) berpendapat bahwa kepemilikan institusional sangat berperan
dalam mengawasi perilaku manajer dan membuat manajer untuk lebih berhati-hati
dalam mengambil keputusan yang oportunis. Dengan lebih terkendalinya
tindakan-tindakan yang dilakukan oleh manajerial, maka akan mempengaruhi
kinerja perusahaan yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap nilai
perusahaan.
Dewan Kommisaris Independen mampu memoderasi hubungan antara
Manajemen Laba terhadap Nilai Perusahaan
Hipotesis Pertama (H4) yang diajukan dalam penelitian ini adalah Dewan
Komisaris Independen mampu memoderasi hubungan antara manajemen laba
terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan hasil uji t menggunakan pendekatan
interaksi ditemukan bahwa dewan kommisaris independen tidak mampu
memoderasi hubungan antara manajemen laba terhadap nilai perusahaan.
Meskipun demikian, berdasarkan hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa
komisaris independen secara parsial memiliki pengaruh negatif terhadap nilai
perusahaan. Hal ini dimungkinkan karena pasar menganggap keberadaan
komisaris independen bukan merupakan jaminan bahwa kinerja perusahaan akan
semakin membaik, dan bukanlah faktor pertimbangan dalam melihat nilai
perusahaan.
Komisaris independen merupakan bagian dari dewan komisaris yang
dimiliki oleh suatu perusahaan yang bertujuan untuk melakukan fungsi
pengawasan terhadap operasional perusahaan oleh pihak manajemen. Menurut
Boediono (2005), karakteristik dewan komisaris secara umum dan khususnya
komposisi dewan komisaris dapat memberikan kontribusi yang efektif terhadap
hasil dari proses penyusunan laporan keuangan yang berkualitas atau
kemungkinan terhindar dari kecurangan laporan keuangan.
Komite Audit mampu memoderasi hubungan antara Manajemen Laba
terhadap Nilai Perusahaan
Hipotesis Pertama (H5) yang diajukan dalam penelitian ini adalah Dewan
Komite Audit mampu memoderasi hubungan antara manajemen laba terhadap
nilai perusahaan. Berdasarkan hasil uji t menggunakan pendekatan interaksi
ditemukan bahwa dewan Komite Audit mampu memoderasi hubungan antara
manajemen laba terhadap nilai perusahaan. Namun apabila Komite audit berperan
sebagai variabel independen maka tidak dapat mempengaruhi nilai perusahaan.
Hasil ini bertolak belakang dengan penelitian Teoh dan Wong (1993); Piot
(2001); Jang dan Lin dalam Herawaty (2008); dan Herawaty (2008) yang
menyatakan bahwa kualitas audit berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hal ini
berarti bahwa mekanisme fungsi pengawasan dan kontrak yang bertujuan untuk
mengatasi terjadinya konflik kepentingan antara agent dan principal melalui audit
atas laporan keuangan agar tingkat kepercayaan pihak eksternal perusahaaan
terhadap pertanggungjawaban semakin tinggi dapat dilakukan melalui
penggunaan jasa pihak ketiga (auditor) yang berasal dari KAP yang berkualitas
(KAP Big 4).
5. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui pengaruh variable independen
yaitu manajemen labaterhadap terhadap variable dependen yaitu nilai perusahaan
dan adanya interaksi variable moderasi yaitu good corporate governance.
a. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa manajemen laba berpengaruh
positif terhadap nilai perusahaan, dimana tindakan ini dapat menguntungkan
manajer ataupun perusahaan untuk jangka pendek, namun dapat menurunkan
nilai perusahaan untuk jangka panjang.
b. Variabel Kepemilikan Manajerial tidak mampu memoderasi hubungan antara
manajemen laba terhadap nilai perusahaan, hal ini mengindikasikan bahwa
Kepemilikan Manajerial tidak mampu meningkatkan Nilai Perusahaan pada
saat Manajemen Laba tinggi.
c. Variabel Kepemilikan Institusional tidak mampu memoderasi hubungan antara
Manajemen Laba terhadap Nilai Perusahaan, dimana Kepemilikan Institusional
tidak mampu meningkatkan Nilai Perusahaan pada saat Manajemen Laba
meningkat. d. Variabel Dewan Komisaris Independen tidak mampu memoderasi hubungan
antara Manajemen Laba terhadap Nilai Perusahaan, dimana Kepemilikan
Institusional tidak mampu meningkatkan Nilai Perusahaan pada saat
Manajemen Laba meningkat. e. Komite Audit memiliki kemampuan memoderasi hubungan antara Manajemen
Laba terhadap Nilai Perusahaan. 2. Saran
Dengan segala keterbatasan dalam penelitian ini maka penulis memberikan
beberapa saran yang diajukan untuk penelitian selanjutnya agar hasil penelitian
selanjutnya dapat memberikan hasil yang lebih baik.
a. Diharapkan penelitian selanjutnya dapat dilakukan pada objek lain di luar
objek penelitian yang digunakan oleh penulis, sehingga dapat memberikan
implikasi lain yang dapat dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang berkepentingan.
b. Peneliti diharapkan untuk penelitian selanjutnya dapat menginterpretasikan
hasil uji yang lebih lengkap.
DAFTAR RUJUKAN
Aman, N., Jan, F. A., Ullah, N., & Mujtaba, A. (2019). An Inquiry into Earning
Management Motives : Evidence from Pakistani Distressed and Non-
Distressed Firms. 12(2), 12–38.
Apsari, L., & Setiawan, P. E. (2018). Pengaruh Tax Avoidance terhadap Nilai
Perusahaan dengan Kebijakan Dividen sebagai Variabel Moderasi. E-Jurnal
Akuntansi, 3(1), 1765. https://doi.org/10.24843/eja.2018.v23.i03.p06
Christiani, I., & Nugrahanti, Y. W. (2014). Pengaruh Kualitas Audit Terhadap
Manajemen Laba. Jurnal Akuntansi Dan Keuangan, 16(1), 52–62.
https://doi.org/10.9744/jak.16.1.52-62
Darmawan, I. P. E., T, S., & Mardiati, E. (2019). Accrual Earnings Management
and Real Earnings Management: Increase or Destroy Firm Value?
International Journal of Multicultural and Multireligious Understanding,
6(2), 8. https://doi.org/10.18415/ijmmu.v6i2.551
Darwis, H. (2012). Manajemen Laba Terhadap Nilai Perusahaan Dengan
Corporate Governance Sebagai Pemoderasi. Jurnal Keuangan Dan
Perbankan, 16(1), 45–55. https://doi.org/10.1016/0009-2509(79)85024-1
Helmayunita, N., & Sari, V. F. (2016). Pengaruh Manajemen Laba dan Struktur
Kepemilikan Bank Terhadap Nilai Perusahaan. Junal WRA, 1(1), 1–10.
Hermuningsih, S., & Wardani, D. K. (2009). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Nilai Perusahaan pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Malaysia
dan Bursa Efek Indonesia. Jurnal Siasat Bisnis, 13(2), 173–183.
https://doi.org/10.20885/jsb.vol13.iss2.art5
Indriani, P., Darmawan, J., & Nurhawa, S. (2014). Analisis Manajemen Laba
Terhadap Nilai Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.
JURNAL Akuntansi & Keuangan, 5(1), 19–32.
Kamil, F., & Hapsari, D. W. (2014). Pengaruh Manajemen Laba Terhadap Nilai
Perusahaan Dengan Mekanisme Corporate Governance Sebagai Variabel
Pemoderasi. 1–24.
Kristanti, E. W. (2016). Pengaruh Good Corporate Governance sebagai
Pemoderasi Hubungan Manajemen Laba Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal
Ilmu Dan Riset Akuntansi :, 5, 1–16.
Latif, K., Bhatti, A. A., & Raheman, A. (2017). Earnings Quality: A Missing Link
between Corporate Governance and Firm Value. Business & Economic
Review, 9(2), 255–279. https://doi.org/10.22547/BER/9.2.11
Machmuddah, Z., Syafruddin, M., Muid, D., & Utomo, S. D. (2017). Manajemen
Laba, Pengungkapan Lingkungan Perusahaan dan Mekanisme Tata Kelola
Perusahaan. Jurnal Dinamika Akuntansi Dan Bisnis, 4(1), 57–72.
https://doi.org/10.24815/jdab.v4i1.6559
Marini, Y., & Marina, N. (2019). PENGARUH GOOD CORPORATE
GOVERNANCE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN. Jurnal Humaniora :
Jurnal Ilmu Sosial, Ekonomi Dan Hukum, 1(1), 7–20.
https://doi.org/10.30601/humaniora.v1i1.37
Nisasmara, P. W., & Musdholifah, M. (2016). Cash Holding, Good Corporate
Governance And Firm Value. Jurnal Dinamika Manajemen, 7(2), 117–128.
https://doi.org/10.15294/jdm.v7i2.8196
Ontorael, R., & Geraldina, I. (2017). Trade-Off Antara Manajemen Laba Akrual
Dan Riil Pada Bank Konvensional Publik Di Indonesia. Jurnal Akuntansi
Dan Keuangan Indonesia, 14(1), 46–61.
https://doi.org/10.21002/jaki.2017.03
Perwitasari, D., Maret, U. S., & Sutami, J. I. (2013). Struktur kepemilikan,
karakteristik perusahaan, dan manajemen laba.
Prasasti, B., & Ardianto, J. (2011). Pengaruh mekanisme corporate governance
terhadap manajemen laba (studi empiris pada perusahaan yang termasuk
dalam indeks kompas 100 tahun 2008-2009. Ultima Accounting, 3(1), 46–65.
Putri, H. T. (2019). Pengaruh Manajemen Laba Terhadap Nilai Perusahaan pada
Industri Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2015-
2017. J-MAS (Jurnal Manajemen Dan Sains), 4(1), 51.
https://doi.org/10.33087/jmas.v4i1.70
Restuningdiah, N. (2010). Mekanisme GCG dan Pengungkapan Tanggung Jawab
Sosial Terhadap Koefisien Respon Laba. 14(3), 377–390.
Sari, N. H., & Ahmar, N. (2014). Revenue Discretionary Model Pengukuran
Manajemen Laba: Berdasarkan Sektor Industri Manufaktur di Bursa Efek
Indonesia. Jurnal Akuntansi Dan Keuangan, 16(1), 43–51.
https://doi.org/10.9744/jak.16.1.43-51
Shirley Tanadi, T., & Widjaja, I. (2017). Analisis Pengaruh Manajemen Laba
Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Good Corporate Governance Sebagai
Variabel Moderasi (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2015-2017). In Intergovernmental
Panel on Climate Change (Ed.), Climate Change 2013 - The Physical
Science Basis (Vol. 3, Issue 3, pp. 1–30). Cambridge University Press.
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Susanto, Y. K. (2017). Accrual earnings management, real earnings management,
firm value. International Journal of Business, Economics and Law, 14(1), 1–
6. http://ijbel.com/wp-content/uploads/2018/01/ACC-2.pdf
Tambalean, F. A. K., Manossoh, H., & Runtu, T. (2018). Pengaruh Kepemilikan
Manajerial Dan Kepemilikan Institusional Terhadap Nilai Perusahaan Pada
Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi Di Bei. Going Concern :
Jurnal Riset Akuntansi, 14(1), 465–473.
https://doi.org/10.32400/gc.13.04.21255.2018
Triyono, F., & Setyadi, E. D. I. J. (2015). Pengaruh Good Corporate Governance,
Dan Pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai
Perusahan (Pada Perusahaan Property and Real Estate Yang Terdaftar Di
Bei). Kompartemen, 13(1), 64–82.
Triyuwono, E. (2018). Proses Kontrak, Teori Agensi dan Corporate Governance
(Contracting Process, Agency Theory, and Corporate Governance). SSRN
Electronic Journal, 1–11. https://doi.org/10.2139/ssrn.3250329
Ustman, Subekti, I., & Ghofar, A. (2016). Analisis Pengaruh Manajemen Laba
Terhadap Nilai Perusahaan Sebelum Dan Saat Implementasi IFRS. Jurnal
Ekonomi Dan Bisnis, 10(1), 49–61.
Yuliyanti, L. (2019). Pengaruh Good Corporate Governance Dan Pengungkapan
Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal
Pendidikan Akuntansi & Keuangan, 2(2), 21.
https://doi.org/10.17509/jpak.v2i2.15464